TUGAS KELOMPOK
TEKNIK MESINUNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2012
TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP OPERASIONAL PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO
PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KELOMPOK MESIN ( 1 )
ANGGOTA
1. ANISMAN NPM : 09215210914
2. FAKHRUDIN ARRAZY NPM : 09215210476
3. SYEPY HIDAYAT NPM : 09215210478
4. RAHMAT HIDAYAT NPM : 09215210292
5. YUDI SUMANTRI NPM : 09215210300
Latar Belakang
Pulau Bangka merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia Pasir timah adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak
terbaharui, sehingga keberadaannya harus dijaga keberlangsungan atau sumber daya tersebut dapat dipertahankan
PT. Laba-Laba Multindo menggunakan pasir timah, antrasit dan kapur sebagai bahan baku utama dengan produksi per tahun 5000 ton.
Kegiatan operasional pabrik smelter ini diperkirakan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran udara.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal .. ayat .., menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian AMDAL.
Kajian AMDAL mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari operasional kegiatan terutama pencemaran udara yang diperkirakan punya pengaruh buruk terhadap kesehatan.
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian Identifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak pabrik
peleburan timah Prakiraan dampak terhadap komponen lingkungan terutama yang menimbulkan
dampak besar dan penting Evaluasi terhadap komponen llingkungan yang terkena dampak besar dan
penting.
Manfaat Penelitiana. Bagi Pemerintah
1). Sebagai masukan bagi perencanaan dan pembangunan wilayah
2). Integrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap perencanaan pembangunan
3). Sebagai Pedoman pemerintah dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
b. Bagi Pemrakarsa
1). Masukan dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2). Informasi kondisi lingkungan awal di sekitar lokasi kegiatan Bagi Masyarakat 1). Sumber informasi bagi masyarakat tentang rencana pabrik peleburan
timah 2). Ikut berperan serta dalam melakukan upaya pemantauan lingkungan
yang dilaksanakan oleh pemrakarsa kegiatan.
PENDAHULUAN
Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan pabrik peleburan timah (smelter). Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang
Isu-Isu Pokok Isu pokok pembangunan pabrik peleburan pasir timah (smelter)
pada tahap operasional adalah sebagai berikut : a. Penurunan kualitas udara b. Limbah padat (Slag) c. Peningkatan kebisingan d. Sikap dan persepsi masyarakat
RONA LINGKUNGAN AWAL
Kualitas udara dan kebisingan
METODE PENELITIAN
Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting
Untuk mempermudah evaluasi dampak perlu ditetapkan besarnya dampak, dengan menetapkan kriteria sebagai berikut :
A. Pentingnya dampak◦ Kurang penting◦ Cukup penting◦ Penting◦ Lebih Penting◦ Sangat Penting
B. Besarnya dampak◦ Dampak sangat kecil◦ Dampak kecil◦ Dampak sedang◦ Dampak besar◦ Dampak sangat besar
Tahap evaluasi di dasarkan pada Keputusan kepala Bapedal Nomor Kep-056 Tahun 1994 mengenai 6 (enam) Kriteria dampak penting dilakukan dengan menghubungkan setiap dampak penting sehingga dapat ditentukan penting tidaknya dampak :
* Jumlah manusia yang terkena dampak * Luas wilayah persebaran dampak * Intensitas dan lamanya dampak berlangsung * Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak * Sifat kumulatif dampak * Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
METODE PENELITIAN
Identifikasi Dampak Besar dan Penting
a. Metode pendekatan matrik interaksi antara kegiatan dengan komponen lingkungan
HASIL TELAAH PADA TAHAP OPERASIONAL
b. Metode Pendekatan Matrik Evaluasi Prakiraan Dampak dengan Komponen Lingkungan
HASIL TELAAH PADA TAHAP OPERASIONAL
Prakiraan dan Penentuan Dampak Besar dan Penting Penurunan Kualitas Udara
a. Pengangkutan bahan baku dan bahan pembantu Pengangkutan bahan baku berupa pasir timah, kapur dan antrasit dilakukan dengan menggunakan
truck atau dump truk dengan kapasitas 5-8 ton Hasil pengukuran kualitas udara dijalan Air Mawar Kelurahan Bacang parameter NO2 sebesar 215
g/m3/1 jam, SO2 sebesar 285 g/m3/1 jam, CO sebesar 11 g/m3/1 jam , HC sebesar 73 g/m3/3 jam, TSP sebesar 499 g/m3/24 jam dan Pb sebesar 0 g/m3/24 jam. Sedangkan di Jalan Ketapang parameter NO2 sebesar 310 g/m3/1 jam, SO2 sebesar 321 g/m3/1 jam, CO sebesar 10 g/m3/1 jam , HC sebesar 68 g/m3/3 jam, TSP sebesar 593 g/m3/24 jam dan Pb sebesar 0 g/m3/24 jam
b. Operasional Hasil pengukuran kualitas udara di lokasi pabrik parameter NO2 sebesar 275 g/m3/1 jam, SO2 sebesar 389
g/m3/1 jam, CO sebesar 140 g/m3/1 jam, HC sebesar 84 g/m3/3 jam, TSP sebesar 660 g/m3/24 jam dan Pb sebesar 0,02 g/m3/24 jam. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, kandungan SO2, CO, HC dan Pb di dua lokasi tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan.
1). SO2
2). Karbon monoksida (CO)
3). Hidrokarbon (HC)
4). Plumbum (Pb)
5). Partikel Debu (TSP)
HASIL TELAAH PADA TAHAP OPERASIONAL
Pengelolaan Kualitas Udara a. Pendekatan teknologi
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
b. Pendekatan sosial ekonomi dan budaya Penyediaan tabung pemadam kebakaran Pemakaian baju tahan api Pemakaian perlengkapan K3 sepeti sarung tangan, helm, kaca mata, dll Membagikan penutup hidung (masker) kepada karyawan masyarakat yang berada disekitar lokasi
kegiatan. Memberikan pengarahan dan peringatan dini tentang gejala penurunan kualitas udara Memberikan penyuluhan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengantisipasi gejala yang tidak diinginkan. Check up kesehatan pekerja ke Dokter atau rumah sakit
Pengelolaan Kebisingana. Pendekatan teknologi Pembuatan ruangan kedap suara Penggunaa mesin kedap suara seperti merk Yanmar Pemakaian ear plug
b. Pendekatan sosial ekonomi 1). Penerapan pelaksanaan pendekatan keselamatan, kesehatan kerja (K3) 2). Pembuatan kawasan hijau Pendekatan pemanfatan sebagian areal lahan (dalam lokasi) untuk dijadikan kawasan penghijauan
dengan melakukan penanaman pohon pelindung seperti angsana, cemara laut, bambu dan lain sebagainya.
3). Penerapan sanksi terhadap pekerja yang tidak menggunakan peralatan kesehatan keselamatan kerja (K3)
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Pengelolaan Limbah Padat (Slag) a. Daur ulang limbah sebagai bahan baku campuran. b. Penempatan limbah padat slag pada tempat yang ditentukan yaitu jauh dari jangkauan pekerja
atau masyarakat (gudang tempat penimbunan slag). c. Slag ditempatkan didalam karung d. Pembuatan ruangan tempat penampung limbah padat (slag).
Pengelolaan Sikap dan Persepsi Masyarakat Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan pembangunan pabrik smelter
PT. Laba-Laba Multindo Pangkalpinang berikut operasional kegiatannya. Memasang pengumuman penerimaan tenaga kerja melalui media massa lokal (Bangka Pos, Babel
Pos, Rakyat Pos) maupun pengumuman resmi dipapan pengumuman Dinas Tenaga Kerja ataupun di Kantor Kelurahan Bacang.
Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian. Memberikan bantuan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan.
Pemantauan Kualitas Udara Pemantauan kualitas udara dapat dilakukan dengan metode pengumpulan dan analisis
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
a. Metode pengumpulan Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan
menggunakan gas sampler dan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium.
b. Metode analisis Metode analisis dilakukan membandingkan hasil pemeriksaan dengan PP No. 41 Tahun 1999
tentang Baku Mutu Udara Ambien.
Pemantauan Peningkatan Kebisingan Pemantauan peningkatan kebisingan dapat dilakukan dengan metode pengumpulan dan analisis
a. Metode pengumpulan Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan
menggunakan sound level meter.
b. Metode Analisis Metode analisis dilakukan dengan tabulasi, kemudian membandingkan dengan baku mutu tingkat
kebisingan berdasarkan KepMenLH Nomor 48/MenLH/II/1996.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Pemantauan limbah padat (slag) Pemantauan limbah padat (slag) dapat dilakukan dengan metode pengumpulan dan analisis
a. Metode pengumpulan Metode pengumpulan dilakukan dengan melakukan pengukuran dan pengamatan langsung di
lapangan tempat penampungan limbah padat (slag).
b. Metode analisis Metode analisis dilakukan dengan tabulasi, kemudian membandingkan dengan Peraturan
Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
Pemantauan Sikap dan Persepsi Masyarakat Pemantauan sikap dan persepsi masyarakat dapat dilakukan dengan metode pengumpulan dan
analisis
a. Metode pengumpulan Melakukan wawancara dan observasi langsung ke masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Wawancara
dilakukan dengan mewancarai masyarakat sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak, terutama terhadap tokoh masyarakat dan pemuka masyarakat.
Mendata langsung jumlah tenaga kerja yang diterima di PT. Laba-Laba Multindo Mewancarai masyarakat terhadap jumlah dana yang disalurkan langsung guna pembangunan
sarana dan prasarana Mewancarai masyarakat yang terkena PHK
b. Metode analisis Metode analisis dilakukan dengan melakukan inventarisasi dan tabulasi selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif – deskriftif
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Kesimpulan Hasil telaah didapatkan identifikasi dampak besar dan penting sebagai berikut :
a. Penurunan kualitas udara berasal pengangkutan bahan baku/ bahan pembantu dan kegiatan pengolahan bahan baku.
b. Komponen lingkungan yang terkena dampak relatif kecil sehingga pentingnya dampak negatif cukup penting (-2) dengan potensi dampak sangat kecil (1). Sedangkan pada kegiatan proses pengolahan bahan baku tergolong dampak negatif lebih penting (-4) dan besaran dampak sedang (3).
b. Kebisingan pada tahap operasional berasal dari pengangkutan bahan baku/ bahan pembantu serta kegiatan pengolahan bahan baku. Peningkatan kebisingan ini tergolong dampak negatif sangat penting (-5) dengan potensi dampak besar (4).
c. Limbah padat (slag) yang dihasilkan dapat dikategorikan mempunyai dampak negatif sangat penting (-4) dengan besaran dampak sedang (3).
d. Perubahan sikap/persepsi masyarakat pada tahap operasional yang berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang akan diterima tergolong dampak positif penting (+3) dengan besaran dampak tergolong besar (4). Selain berdampak positif, penerimaan tenaga kerja dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang berakibat kepada keresahan sosial. Namun dampak keresahan masyarakat ini tergolong negatif cukup penting (-2) dengan besaran dampak kecil (2). Dampak ikutan terhadap keresahan sosial juga berakibat kepada konflik sosial. Dampak ini diperkirakan negatif cukup penting (-2) dan besarnya dampak kecil (2).
PENUTUP
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya beberapa saran sebagai berikut :
a. Pengelolaan lingkungan kualitas udara dapat dilakukan dengan berdasarkan pendekatan teknologi dan sosial ekonomi. Pendekatan teknologi dilakukan dengan memasang alat treatment udara sebelum asap dibuang melalui cerobong asap. Sedangkan pendekatan sosial ekonomi dapat berupa pemberian alat proteksi diri serta penyuluhan.
b. Pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan dilakukan berdasarkan pendekatan teknologi dan sosial ekonomi. Pendekatan pengelolaan lingkungan peningkatan kebisingan dilakukan dengan : (1). Pembuatan ruangan kedap suara; (2).Penggunaa mesin kedap suara seperti merk Yanmar; dan (3). Pemakaian ear plug . Sedangkan Pendekatan sosial ekonomi dapat berupa : (1). Penerapan pelaksanaan pendekatan keselamatan, kesehatan kerja (K3); (2). Pembuatan kawasan hijau dengan pemanfatan sebagian areal lahan (dalam lokasi) untuk dijadikan kawasan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon pelindung seperti angsana, cemara laut, bambu dan lain sebagainya; (3). Penerapan sanksi terhadap pekerja yang tidak menggunakan peralatan kesehatan keselamatan kerja (K3)
PENUTUP
c. Upaya pengelolaan limbah padat (slag) dapat dilakukan dengan cara : * Daur ulang limbah sebagai bahan baku campuran. * Penempatan limbah padat slag pada tempat yang ditentukan yaitu jauh dari jangkauan pekerja
atau masyarakat (gudang tempat penimbunan slag). * Slag ditempatkan didalam karung * Pembuatan ruangan tempat penampung limbah padat (slag).
d. Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai berikut :
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan pembangunan pabrik smelter PT. Laba-Laba Multindo Pangkalpinang.
Memasang pengumuman penerimaan tenaga kerja melalui media massa lokal (Bangka Pos, Babel Pos, Rakyat Pos) maupun pengumuman resmi dipapan pengumuman Dinas Tenaga Kerja ataupun di Kantor Kelurahan Bacang.
Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian. Memberikan bantuan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan.
PENUTUP
Fandeli, C. 2000, AMDAL Prinsip Dasar dan Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta.
Marzali, A. 2002, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Salim, E. 1987, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3ES, Jakarta.
Sastrawijaya,T. 2000, Pencemaran Lingkungan, Reksa Cipta, Jakarta. Soeratmo, 1990, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada University, Yogyakarta.
Sugarimbun, 1985, Metode Penelitian Survey, LP3ES, PT. Matahari Tokatri, Jakarta.
Sumarwoto, 1987, Analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Suriawara, U. 2003, Mikrobiologi Air, Alumni, Bandung
DAFTAR PUSTAKA
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
MAJU TERUS ANAK MESIN