NAMA : MUZAFFARTUGAS IKM
ECONOMIC GROWTH(PERTUMBUHAN EKONOMI)
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih
banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : tingkat
pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih
banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah,
pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap
saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle
up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang
mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua
istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada
pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan
perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru
dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam
sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah
melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan
ruasa jalan.
Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan
naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita.
Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus.
BAB II
PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktorproduksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.(Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
· Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
· Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:1. Kenaikan penawaran tenaga kerja Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.3. Kenaikan produktivitas Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi1. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4. Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
B. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :
(1) Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c) peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP).
(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.
Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomiPDBs = PDB riil tahun sekarangPDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
C. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
PERTUMBUHAN EKONOMIPertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami
dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia
telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa binatang
peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama.
Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk
pergi kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang
nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau
tiga abad yang lalu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia
menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i)
kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia dapat
menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk
menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu
peristiwa yang terjadi di semua negara. Negara-negara di Asia dan Afrika tidak
menikmati sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi
dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu
periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.
Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah
sebagai akibat dari perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan
pendidikan menambah keterampilan mereka. (sadono sukirno).
Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator
untuk melihat
keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan ( necessary
condition) bagi
penurunan pengangguran . Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa
pertumbuhan ekonomi
tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya,
pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan,
termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti
pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana penduduk
miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya. Adapun
secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif
mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor
modern seperti jasa yang padat modal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum,
adalah:
1. faktor produksi
2. faktor investasi
3. faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. faktor keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis
bahwa di dalam teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat
ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti
SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan
tetapi, faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang,
bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik,
sama atau lebih buruk dari tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor-
faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam
faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor Internal
a) Faktor ekonomi, antara lain:
Buruknya fundamental ekonomi nasional
Cadangan devisa
Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
Sektor perbankan
Pengeluaran konsumsi
b) Faktor non ekonomi, antara lain:
Kondisi politik, sosial dan keamanan
Pelarian modal ke luar negeri
Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam jangka panjang,
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor itu berinteraksi satu dengan yang
lainnya, sehingga menimbulkan terjadinya proses pertumbuhan (Arsyad, 1992 :
191). Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan
dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan
jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan
yang bersifat kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur dengan
menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan output
perkapita. Produk domestik bruto (PDB) adalah total nilai pasar (total market
value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang
dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan
pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan
pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Nanga, 2001: 273-274).
TEORI PERTUMBUHAN KLASIK
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal , luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi
yang digunakan. Walau menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung
pada banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan
perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka , dimisalkan luas tanah dan kekayaan
alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh
pertambahan penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam
relatif berlebihan, tingkat penegembalian modal dari investasi yang dibuat
adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan keuntungan
keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan
pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus-menerus
berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan
menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena peroduktivitas setiap penduduk
telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali.
Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang rendah. Apabila keadaan
ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang
(stationary State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai
tingkat cukup hidup (subsistence).
Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a. Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez
Faire) artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi
keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar bebas
dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi “full employment” atau
kesempatan kerja penuh (tidak ada pengangguran).
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada
masalah penegakan hukum, menjaga keamanan serta pembangunan
infrastruktur.
c. Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.
d. Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Apabila kelebihan tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila
kekurangan tenaga kerja maka akan
meningkatkan upah.
TEORI SCHUMPETER
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori
pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan
system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang
pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam
jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang
menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya
adalah para innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi
suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para
entrepreneur. Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter
membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output
masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan
“teknologi” produksi itu sendiri. pembangunan ekonomi adalah kenaikan out
put yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi
ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar, miasalnya penemuan produk
baru, pembukaan pasar baru, dsb.
TEORI HARROD-DOMAR
Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar
pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap
atau steady growth dalam jangka panjang di dalam pertumbuhan mantap semua
variabel seperti output, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi, masing-
masing tumbuh secara konstant atau pada laju yang lurus secara eksponensial.
ΔY / Y = s / k
Dimana:
ΔY / Y = tingkat pertumbuhan output
Persamaan tersebut merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan
bahwa
tingkat pertumbuhan output ( ΔY / Y ) ditentukan secara bersama oleh rasio
tabungan (s) dan rasio modal output (COR = K). Makin tinggi tabungan yang
diinvestasikan maka makin tinggi pula output yang dihasilkan. Sedangkan
hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan adalah negative (makin
besar COR, makin rendah tingkat pertumbuhan output).
TEORI ADAM SMITH
Adam Smith menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang
secara sistematis ada tiga aspek, yaitu (Arsyad, 1992 : 42) :
1. Pertumbuhan Output Total
Sumber alam yang tersedia (masih diwujudkan sebagai faktor produksi tanah).
Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling
mendasar dari
kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia
merupakan batas maya bagi pertumbuhan perekonomian, maksudnya jika
sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan
stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.
2. Stok barang modal
Stok modal menurut Smith merupakan unsur produksi yang secara aktif
menentukan
tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output,
sehingga jumlah
dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok
pengaruh stok modal
terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh
langsung,
maksudnya adalah karena pertambahan modal akan langsung meningkatkan
output, sedangkan pengaruh tidak langsung maksudnya adalah peningkatan
produktifitas perkapita
yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang
semakin tinggi.
3. Pertumbuhan Penduduk.
Menurut Smith yang sangat menentukan jumlah penduduk pada suatu masa
tertentu
adalah tingkat upah pada saat itu. Jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi
dari pada tingkat upah subsisten (tingkat upah yang hanya cukup untuk hidup
pas-pasan), maka jumlah
penduduk akan meningkat. Smith juga menyatakan bahwa tingkat upah
ditentukan oleh stok
kapital dan tingkat pertumbuhan output. Oleh karena itu jumlah penduduk akan
meningkat
atau menurun tergantung pada stok modal dan tingkat pertumbuhan ekonomi
pada suatu masa
tertentu.
PENGHITUNGAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator
perkembangan PDB dari tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi di indonesia dilakukan dengan metode yaitu (Boediono, 2001 : 37):
PE
Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya
PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, NET EKSPOR, DANInflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini tidak
semuanya terbukti diterima. Konsumsi, investasi, dan net ekspor berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan
pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara parsial, konsumsi memiliki
pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara konsumsi terhadap
pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah
terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa
perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan
produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan
maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan konsumsi berarti telah terjadinya
penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan
mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi
karena kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan
penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau
pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan
jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan
menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan mengalami penurunan
karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau
pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan
produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya
peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau
perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin
lancar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan
jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran
pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah
infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi
barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan berdampak terhadap
penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan
net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami
peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan
karena net ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap
barang dan jasa di luar negeri lebih besar dari pada permintaan barang luar
negeri di dalam negeri. Oleh karena itu, perekonomian akan meningkatkan
jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan
menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya penurunan
permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih besar
dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang
dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
terdahulu (Gulo, 2008:66). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwasanya
secara parsial pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sedangkan dalam penelitian ini menemukan bahwasanya pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan model makroekonomi
yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X – M. Terjadinya
kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan
menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011-2014
A. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2011
Sepanjang 2011 lalu Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan
ekonomi yang cukup bagus, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 lalu sebesar 6,5%. Laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan
pembentukan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai
Rp 1.931,3 triliun. Secara kumulatif, PDB Indonesia pada 2011 berdasarkan
harga berlaku mencapai Rp 7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan
sebesar Rp 2.463,2 triliun. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor
ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan
komunikasi yang tumbuh 10,7%, sektor perdagangan, hotel dan restoran
tumbuh 9,2%, sedangkan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
tumbuh 6,8%.
B. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2012
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
sepanjang 2012 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut turun dibandingkan
sepanjang 2011 sebesar 6,5 persen. Penurunan ini disebabkan sektor pertanian
mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06 persen karena siklus
musiman. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan
tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen dan
terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49 persen. Sementara PDB
tanpa migas tahun 2012 sebesar 6,81 persen. Jumlah total produk domestik
bruto (PDB) sepanjang 2012 adalah Rp 8.241,9 triliun, sementara Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) adalah Rp 2.618,1 triliun. Dari sisi komponen
pertumbuhan ekonomi di 2012 adalah konsumsi tumbuh 5,28 persen, belanja
pemerintah 1,25 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh
9,8 persen, ekspor tumbuh 2,01 persen dan impor 6,65 persen. Pertumbuhan
ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh adanya moratorium PNS, sehingga
belanja pemerintah tidak terlalu tinggi. Ekspor memang rendah sehingga terjadi
defisit. Jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari
konsumsi dan investasi.
C. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2013
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Setelah mencapai
pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012,
pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 sebesar
hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2013 sebesar
6,23 persen. Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan terjadi di semua sektor
ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4 triliun. Berturut-turut
disusul sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan
7,56 persen, dengan nilai Rp 272,1 triliun. Sektor ketiga yang mengalami
pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di mana mencatat pertumbuhan 6,57
persen dengan nilai Rp 182,1 triliun. Sementara itu pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen dengan
nilai Rp 195,7 triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2014, dengan tahun dasar 2010 sebesar 5,02 persen. Hal itu tidak
sesuai dengan target pemerintah, yang mematok pertumbuhan ekonomi
sepanjang 2014 mencapai 5,5 persen. Pertumbuhan pertanian dibanding 2013
sedikit menurun tapi masih stabil, dipicu subsektor perkebunan, di mana masih
ada permintaan tinggi meski harga CPO turun. Perikanan dan hortikultura
masih cukup bagus, sehingga masih stabil.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya
alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan,
pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek
efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk
mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas.
KESIMPULAN
Perekonomian indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014 terjadi
terus mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu dalam perekonomian. Faktor tersebut terdiri dari faktor yang
mempengaruhi dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
tersebut. Faktor yang mempengaruhi antara lain ; faktor produksi, investasi ,
perdagangan luar negeri , neraca pembayaran , kebijakan moneter , inflasi , dan
keuangan negara. Selanjutnya faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
antara lain ; faktor SDA , SDM , Iptek , budaya , dan sumber daya modal. Dan
juga kondisi perekonomian global mempengaruhi perekonomian indonesia
seperti yang terjadi pada tahun 2011 silam. Kita patut bersyukur karena dalam
krisis tersebut perekonomian indonesia masih mampu tumbuh sebesar 6.5
persen. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi indonesia tahun-tahun berikutnya
terus mengalami penurunan yaitu berturut-turut , 6,23 persen pada tahun 2012,
5,78 persen pada tahun 2013, dan 5.02 persen pada tahun 2014.