PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan ijin dan RidhaNya kami
dapat menyelesaikan tugas ini. Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas laporan kasus PPK di puskesmas Secang Kabupaten
Magelang.
Penugasan laporan kasus ini disusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di
puskesmas Secang Kabupaten Magelang . Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
penugasan ini masih banyak kekurangan, karena dalam penyusunan penugasan ini kami
masih belajar sehingga masih banyak kekurangan bahkan kesalahan dalam pembuatan
laporan penugasan ini, dan selesainya penugasan ini bukanlah hasil pribadi dari kelompok
kami melainkan dari banyak pihak yang memberikan dukungan maupun bantuan kepada
kelompok kami.Besar harapan kami semoga seluruh kebaikannya mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Amin.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan laporan ini jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan, pengalaman dan pelajaran baru di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga laporan penugasan kasus PPK ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi banyak pihak terutama untuk perkembangan ilmu pengetahuan
Wassalamualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 8 oktober 2012
Penulis
1
I. STATUS KELUARGA
A. IDENTITAS
KEPALA KELUARGA PASANGAN
Nama Tn. T Ny. S
Umur 70 th 60 th
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status perkawinan Kawin Kawin
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Tidak bekerja IRT
Alamat Krajan I RT 10 Krajan I RT 10
Profil Keluarga
No Nama Umur
(th)
Pend. pekerjaan Hub.
Keluarga
Status
perkawina
n
Ket.
kesehatan
1 Tn. T 70 SMP Tidak
bekerja
KK Kawin DM, HT,
TIA,
myalgia
2 Ny. S 60 SMP IRT Istri KK Kawin Sehat
3 Ny. W 43 SMA IRT Anak Kawin Sehat
4 Tn. SU 45 S1 PNS Menantu Kawin Sehat
5 An. P 24 S1 Pelajar Cucu Belum
kawin
Sehat
6 An. E 17 SMA Pelajar Cucu Belum
kawin
Sehat
7 An. A 8 SD pelajar cucu Belum
kawin
sehat
2
Genogram
B. DENAH RUMAH DARI PUSKESMAS
C. EKONOMI KELUARGA
Rumah Semipermanen
Barang mewah Ada TV 20’, kulkas, setrika
Daya listrik PLN daya 900 watt
Penghasilan dan pengeluaran keluarga
/bln
Pasien tidak berkenan menginformasikan
D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA
Pelayanan promotif dan preventif bayi dan
balita
Tidak ada bayi dan balita dalam keluarga
Pembinaan kesehatan anggota keluarga Pengetahuan kesehatan didapatkan dari
penyuluhan-penyuluhan yang sering
diadakan oleh mahasiswa jurusan
kesehatan setempat.
Pelayanan pengobatan Dokter umum, puskesmas
3
Jaminan kesehatan Pasien dan istri pasien tidak mengikuti
ASKES maupun jamkesmas, namun anak
yang pertama mengikuti ASKES.
E. POLA MAKAN KELUARGA
Anak, dewasa, usia lanjut Pola makan 3 kali sehari menggunakan
nasi, sayur, lauk-pauk seperti tahu, tempe.
F. AKTIVITAS KELUARGA
Aktivitas fisik Pasien bangun jam 04.30, kemudian sholat
subuh. Setelah itu pasien melakukan
aktivitas kecil seperti jalan-jalan subuh
secara rutin dari jam 05.00 sampai 05.30.
pasien jarang piknik bersama keluarga
Aktivitas mental Keluarga pasien rajin ikut pengajian yang
diadakan di desa setempat setiap malam
ahad untuk ibu-ibu dan tiap malam jumat
untuk bapak-bapak. Tidak ada jadwal
rekreasi/liburan keluarga secara khusus.
G. LINGKUNGAN
Sosial rumah asal Jarak antara rumah yang satu dengan yang
lain berdekatan, pasien tinggal satu rumah
dengan istri, 1 anak kandung, 1 menantu
dan 3 cucu perempuan. Hubungan antar
tetangga baik, tidak pernah ada konflik
dalam hubungan kemasyarakatan. Acara
pertemuan penduduk kampung seperti
PKK ibu-ibu selalu hadir, kecuali jika ada
halangan.
Soaial tempat kerja Pasien saat ini sudah tidak bekerja
4
Fisik rumah asal Luas tanah = 13m x 9m
Luas bangunan = 9m x 7m
Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang
Sampah dibuang di tempat sampah dan
selalu dibuang oleh petugas kebersihan
setempat setiap 2 hari sekali.
Jamban ada didalam rumah.
Keadaan jamban bersih
Rumah tidak punya halaman dan tidak ada
tempat bermain
Sumber Air Bersih dari sumur
H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit keturunan : DM (+)
Penyakit keluarga : tidak ada penyakit yang diderita anggota keluarga pasien.
5
II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama Tn. T
Umur 70 th
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Suku bangsa Jawa
Pendidikan SMP
Pekerjaan Tidak bekerja
Status perkawinan Kawin
Pasien datang sendiri/rujukan Datang sendiri
Waktu kunjungan awal Pasien hanya ingat pada tahun 2009
Alamat Krajan I Secang
B. RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama Nyeri tengkuk dan pegal-pegal
Keluhan tambahan Nyeri otot
RPS Sejak 2 hari yang lalu pasien merasa nyeri di bagian tengkuk.
Nyeri dirasakan kambuh-kambuhan. Selain itu pasien juga
merasa nyeri otot dan pegel-pegel pada kedua tungkainya.
Nyeri timbul saat beraktivitas berat dan membaik saat istirahat.
pasien juga mengeluh sering buang air kecil dan sering haus.
Pasien selalu memeriksakan ke puskesmas karena jarak antara
rumah dan rumah pasien sangat dekat.
RPD TIA (+)
HT (+)
DM (+)
6
RPK DM (+)
HT tidak diketahui pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan 155 cm
Berat badan 56 kg
Nadi 70x/menit
Nafas 21x/menit
Suhu 37o C
Tekanan darah 160/80 mm/hg
Keadaan umum Compos mentis, tampak sehat
Keadaan gizi Cukup
Mata Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Mulut Gigi sudah tanggal 5
THT Dbn
Leher Dbn
Jantung Dbn
Paru Dbn
Abdomen Dbn
Ekstremitas Dbn
D. LAIN-LAIN
Pola makan/minum Teratur, 3x sehari
Aktivitas mental dan fisik Rutin mengikuti pengajian yang diadakan kampung
Jalan kaki sehat setiap habis subuh selama setengah
jam setiap hari
Lingkungan sosial Hubungan dengan tetangga dan rekan kerja baik.
Ciri kepribadian Terbuka dan ramah
Hasil px penunjang CT-scan dan px darah pada tahun 2009 hilang.
7
III. DAFTAR PERMASALAHAN KELUARGA
No Jenis Pemasalahan Waktu
Terjadinya
Rencana
Penatalaksanaan
Sasaran
1 Pimpinan keluarga sudah
tidak memiliki pekerjaan
tetap
15 tahun
terakhir
Motivasi untuk
mengembangkan
suatu usaha kecil-
kecilan namun
berkelanjutan
Keluarga
2 Pimpinan keluarga
menderita penyakit kronis
3 tahun terakhir - Memberikan
perhatian lebih
pada lansia
- Mencegah
komplikasi
- Meningkatkan
kualitas hidup
Keluarga
3 Beban tanggungan fisik
dan finansial ditanggung
oleh menantu yang PNS
serta istri pasien yang
sambilan berjualan warung
kecil-kecilan
15 tahun
terakhir
- Menghemat
biaya hidup
sehari-hari
- Motivasi agar
generasi kedua
berpartisipasi
dalam
meringankan
beban finansial
Keluarga
4 Lingkungan rumah tempat
tinggal tidak memenuhi
syarat rumah sehat
- Memperbaiki
pencahayaan
rumah dan lebih
Keluarga
8
memperhatikan
kebersihan bak
mandi
IV. DAFTAR MASALAH PASIEN
Masalah Saat timbul Rencana Tindakan
Hipertensi sistolik
DM tipe 2
TIA (Transient Iscemic
Attack)
Myalgia
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu
- Px darah rutin dan kimia
darah (Kolesterol,
trigliserid, HDL, LDL)
- Px EKG
- Px Gula darah
- Captopril 25 mg 2x1
- Asam mefenamat
3x500mg
- Pola makan : kurangi
makan bersantan,
berlemak, jeroan dan
asin-asinan.
- Rutin melakukan
aktivitas fisik untuk
melatih otot.
Tidak tersedia dana
kesehatan dan jaminan
kesehatan
Mengurus kartu jamkesmas/
Jamkesda
Rumah tidak memenuhi
standar rumah sehat
- Pencahayaan kurang
dapat memperbanyak
ventilasi / dengan
mengganti genting
transparan.
- Lebih memperhatikan
kebersihan bak
9
mandi.
V. DIAGNOSIS KELUARGA
- Keluarga majemuk dengan KK geriatri yang sudah tidak memiliki pekerjaan tetap dan
menderita penyakit kronik.
VI. DIAGNOSIS KERJA
- Aksis I : Tidak ada diagnosis aksis I
- Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian pada pasien
- Aksis III : Penyakit endokrin, nutrisi & metabolik, penyakit susunan saraf
- Aksis IV : Pasien sudah tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap dan
bergantung pada generasi kedua.
- Aksis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umummasih baik.
VII. PROGNOSIS
Dubia et bonam. Karena dukungan keluarga yang selalu perhatian dan mengerti keadaan satu
sama lain serta adanya kesadaran pasien dalam perilaku hidup sehat.
VIII. MEDIKAMENTOSA DAN ATAU TINDAKAN
No Permasalahan
Keluarga
Tindakan
Penyelesaian
Sasaran Hasil
1 KK menderita sakit
kronis yang lanjut dan
kompleks
- Peran anggota
keluarga untuk
memperhatikan
apa yang
Anggota
keluarga
Keluarga sudah
memahami
kondisi
kesehatan pasien
10
dibutuhkan dan
tidak dibutuhkan
oleh pasien.
Seperti selalu
mengingatkan
pasien untuk
rajin kontrol ke
puskesmas dan
mengatur pola
makan pasien
yang baik dan
benar.
dan sudah
mengerti cara
untuk mencegah
penyakit
tersebut agar
tidak menjadi
lebih parah
IX. TATA LAKSANA PASIEN
Masalah Tindakan Hasil
DM tipe 2
HT grade 2
Myalgia
Medikamentosa
Metformin 500mg 3x1
Captopril 25mg 2x1
Asam Mefenamat 3x500mg
Non-Medikamentosa
- Melakukan aktivitas fisik ringan
secara teratur untuk menurunkan
tekanan darah serta relaksasi otot.
- Memperhatikan pola makan yang
baik dan benar dengan mengurangi
makanan yang berlemak dan asin-
asin.
- Membiasakan pola hidup bersih
agar tercegah dari penyakit infeksi
Belum didapatkan perbaikan
kadar gula darah dan tekanan
darah yang sesuai.
11
X. EDUKASI DAN PEMBINAAAN KELUARGA
Tanggal
Pelaksanaan
Topik Sasaran Hasil Tindakan Nama
Pelaksana
29 September
2012
Memberikan
perhatian pada
pasangan lansia
dan
meningkatkan
kualitas hidup.
Keluarga Keluarga memahami
keadaan KK dan
bersedia membantu serta
memperhatikan
Semua
anggota
kelompok
Pola hidup
sehat
Keluarga Keluarga sudah
memahami apa saja
yang harus dilakukan
untuk mencegah
terjadinya penyakit
Partisipasi
generasi kedua
dalam
meringankan
beban finansial
Keluarga Generasi kedua lebih
memahami keadaan dan
mau berperan serta
mengurangi beban
tersebut
Motivasi
anggota
keluarga untuk
peduli dan
saling
memperhatikan
Keluarga Perhatian dari anggota
keluarga terhadap satu
sama lainnya sudah
lebih baik
Syarat rumah keluarga Memperbaiki/
12
sehat menambah ventilasi
rumah serta selalu
membersihkan dan
menguras bak mandi
agar terhindar dari jentik
penyebab penyakit.
XI. PEMBINAAN HOME VISIT
A. EVALUASI KASUS
Dari anamnesis yang kami lakukan dengan bapak T yang berusia 70 tahun kami
mendapatkan keluhan utama adalah nyeri tengkuk yang sudah berlangsung sejak 2
hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dan kambuh-kambuhan selain itu bapak
T juga merasakan nyeri sendi di kedua lututnya terutama saat beraktivitas dan merasa
membaik dengan beristirahat. Bapak T selalu ke puskesmas bila mengalami keluhan
dan meminum obat yang diberikan dari puskesmas. Dari daftar masalah pasien, bapak
T sejak 3 tahun yang lalu mengalami hipertensi sistolik dan pernah pada saat pagi hari
setelah bangun tidur bapak T merasakan sebagian tubuhnya tidak bisa digerakan dan
juga bapak T memiliki riwayat diabetes mellitus.
B. EVALUASI FAKTOR RISIKO
Diabetes mellitus tipe 2 memiliki faktor risiko yaitu:
1. Genetik
Genetik sangat berpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus baik yang tipe
1 maupun yang tipe 2. Faktor riwayat kelurga menderita diabetes mellitus juga
mempengaruhi terjadinya penyakit ini. Apabila orangtua menderita diabetes maka
kemungkinan anak untuk menjadi diabetes sekitar 50%. Pada kasus yang kami
dapatkan, salah satu dari orangtua bapak T menderita diabetes mellitus tipe 2. Namun
saat kami ingin mengetahui apakah anak bapak T juga menderita diabetes mellitus,
anak bapak T menolak dengan alasan takut.
13
2. Obesitas
Obesitas khususnya obesitas sentral bentuk apel dapat menyebabkan diabetes
mellitus khusunya untuk diabetes mellitus tipe 2. Pada obesitas sentral terdapat
resistensi insulin. Insulin memiliki peran pada penyimpanan lemak maupun sintesis
lemak dalam jaringan adipose bila terjadi resistensi insulin dapat menganggu proses
penyimpanan lemak maupun sintesis lemak. Insulin juga berpengaruh merangsang
sistem saraf simpatis yang dapat meningkatkan reabsobsi natrium ginjal,
mempengaruhi transport kation dan dapat mengakibatkan hipertrofi sel otot polos
pembuluh darah. Bila obestitas tidak diturunkan dapat menyebabkan risiko sekunder
untuk terjadinya stroke.
Sejak mengalami sakit barat badan Bapak T megalami penurunan 10 kg,
sekarang Bapak T memiliki berat badan 56 kg dan tinggi badan 155 cm. sehingga
dapat disimpulkan dahulu bapak T mengalami obesitas.
3. Aktifitas fisik
Kurangnya olah raga dapat menyebabkan diabetes mellitus karena dapat
meyebabkan obesitas dan mengakibatkan penyakit. Aktivitas fisik yang menurun akan
mengakibatkan turunya jumlah reseptor insulin yang siap berikatan dengan insulin
sehingga kecepatan translokasi GLUT-4 akan menurun dan menyebabkan
menurunnya kecepatan maupun jumlah ambilan glukosa. Dan pada akhirnya akan
menyebabkan sel kekurangan bahan bakar (glukosa) sedangkan glukosa di pembuluh
darah meningkat yang nantinya akan menyebabkan diabetes mellitus tipe 2.
4. Rokok
Rokok dapat menyebabkan meningkatnya radikal bebas dalam tubuh , saat
tubuh sudah terlalu banyak radikal bebas dapat menyebabkan rusaknya sel termasuk
sel yang memproduksi insulin dan juga dapat merusak reseptor insulin. Bapak T
dulunya seorang perokok yang bisa menghabiskan setengah bungkus setiap harinya.
5. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
6. Hipertensi
14
Hipertensi dapat menyebabkan aterosklerosis yang nantinya akan mempercepat
timbulnya diabetes mellitus. Bila sudah terjadi aterosklerosis maka mudah terjadi
emboli pada pembuluh darah besar. Bila terus terusan dibiarkan dapat menyebabkan
perdarahan intraserebral yang nantinya akan menyebabkan terjadinya stroke.
C. EVALUASI PENANGANAN
MEDIKAMENTOSA
Metformin
Efek utama metformin adalah menurunkan “hepatic glucose output” dan
menurunkan kadar glukosa puasa. Monoterapi dengan metformin dapat menurunkan A1C
sebesar ~ 1,5%. Pada umumnya metformin dapat ditolerir oleh pasien. Efek yang tidak
diinginkan yang paling sering dikeluhkan adalah keluhan gastrointestinal. Monoterapi
metformin jarang disertai dengan hipoglikemia; dan metformin dapat digunakan secara aman
tanpa menyebabkan hipoglikemia pada prediabetes. Efek nonglikemik yang penting dari
metformin adalah tidak menyebabkan penambahan berat badan atau menyebabkan
panurunan berat badan sedikit. Disfungsi ginjal merupakan kontraindikasi untuk pemakaian
metformin karena akan meningkatkan risiko asidosis laktik ; komplikasi ini jarang terjadi
tetapi fatal.
Captopril
Obat pilihan yang digunakan dalam terapi farmakologi pasien hipertensi adalah Angiotensin
Converting Enzyme (ACE) inhibitor. ACE inhibitor direkomendasikan sebagai obat pilihan
pertama didasarkan pada sejumlah studi yang menunjukkan penurunan morbiditas dan
mortalitas. Akan tetapi, diuretik juga menjadi bagian dari terapi lini pertama.
ACE inhibitor memiliki mekanisme aksi menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron
dengan menghambat perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II sehingga menyebabkan
vasodilatasi dan mengurangi retensi sodium dengan mengurangi sekresi aldosteron. Oleh
karena ACE juga terlibat dalam degradasi bradikinin maka ACE inhibitor menyebabkan
peningkatan bradikinin, suatu vasodilator kuat dan menstimulus pelepasan prostaglandin dan
nitric oxide. Peningkatan bradikinin meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari ACE
15
inhibitor, tetapi juga bertanggungjawab terhadap efek samping berupa batuk kering. ACE
inhibitor mengurangi mortalitas hampir 20% pada pasien dengan gagal jantung yang
simtomatik dan telah terbukti mencegah pasien harus dirawat di rumah sakit (hospitalization),
meningkatkan ketahanan tubuh dalam beraktivitas, dan mengurangi gejala.
ACE inhibitor harus diberikan pertama kali dalam dosis yang rendah untuk menghindari
resiko hipotensi dan ketidakmampuan ginjal. Fungsi ginjal dan serum potassium harus
diawasi dalam 1-2 minggu setelah terapi dilaksanakan terutama setelah dilakukan
peningkatan dosis. Salah satu obat yang tergolong dalam ACE inhibitor adalah Captopril
yang merupakan ACE inhibitor pertama yang digunakan secara klinis.
Asam Mafenamat
Asam mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan termasuk kedalam golongan obat
Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Dalam pengobatan,asam mefenamat digunakan untuk
meredakan nyeri dan rematik. Obat ini cukup toksik terutama untuk anak-anak dan janin,
karena sifat toksiknya, Asam mefenamat tidak boleh dipakai selama lebih dari 1 minggu dan
sebaiknya jangan digunakan untuk anak-anak yang usianya di bawah 14 tahun. Asam
mefenamat mempunyai khasiat sebagai analgetik dan anti inflamasi. Asam mefenamat
merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan kerja pusat dan juga kerja perifer.
Mekanisme kerja asam mefenamat adalah dengan menghambat kerja enzim sikloogsigenase.
Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering timbul adalah diare,
diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat juga
menyebabkan eritema kulit, memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal
NON MEDIKAMENTOSA
1). Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang perjalanan penyakit DM,
makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM, penyulit DM dan resikonya,
intervensi farmakologis dan non farmakologis serta target perawatan, interaksi antara
( asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat anti hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obat
lain)
2). Terapi gizi medis
16
Terapi gizi medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total,
Setiap penderita diabetes sebaiknya mendapat TGM sesuai dengan kebutuhannya guna
mencapai target terapi, prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu, juga perlu ditekankan pentingnya keteraturan
makan ( jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin).
3). Latihan jasmani
Kegiatan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit),
merupakan salah satu pilar dalam penatalaksanaan DM tipe 2.
17
LAMPIRAN DOKUMENTASI
18