Perjamuan Malam Tuan dan Makna Teologinya
dalam Saksi-saksi Yehuwa
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Syarah Muthia Maghfiroh
1113032100069
JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
Perjamuan Malam Tuan dan Makna Teologinya
dalam Saksi-saksi Yehuwa
Slaipsi
Diajukan ke Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sa{ana Agama (S. Ag)
Oleh:
Svarah Muthia MashfirohNIM: 1113032100069
PROGRAM STUDISTUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDINT]NIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAt44tEt 2019M
10312 198903 1003
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul "PERJAMUAN MALAM TUAN DAN MAKNATEOLOGINYA DALAM SAKSI-SAKSI YEHUWA" telah diujikan dalarnsidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta padalanggal 24 Juni 2019. Skipsi ini telah diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Agama-Agama.
Iakata,24 Juni 2019
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Halimah SM. MA.NIP. 19590413 t99603 2 001
Anggota,
Penguji 2,
NIP.19560417 1Dr. Media Zainul Ba}ri. MA.NIP. 19751019 200312 1 003
NIP. 197s1019 200312t 003
I
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Nim
Fakultas
: Syarah Muthia Maghfiroh
: I113032100069
:Ushuluddin
Jur-usan/Prodi : Studi Agan.ra-Agama
Alamat : Bekasi
No HP : 089636411392
Judul Skripsi : Perjamuan Malarn Tuan dan Makna Teologinya dalar.n Saksi-Saksi Yehuwa
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
2.
3.
1. Skr-ipsi ini merupakan hasilkarya asli saya yang diajukan untuk menrenuhi
salah satu persyaratan rnernperoleh gelar strata I di UIN SyarifHidayatullah Jakarla.
Semua sumlrer yang saya gunakan dalam penulisan ini telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakafta.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya ataumerupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lairr, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarla.
Crpr:1at, 27 Mei 201 9
iv
ABSTRAK
Syarah Muthia Maghfiroh
Perjamuan Malam Tuan dan Makna Teologinya dalam Saksi-Saksi Yehuwa
Perjamuan Kudus adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang Kristen
Protestan dan Katolik, kegiatan ini disebut sebagai kegiatan ibadah oleh para
penganutnya. Pengertian Perjamuan Kudus yaitu memperingati kematian Yesus,
Yesus telah mengorbankan tubuhnya demi pengikutnya untuk dibunuh oleh orang
Yahudi agar pengikutnya terbebas dari dosa Adam.
Akan tetapi ada pandangan lain yang mengatakan bahwa Perjamuan
Kudus hanyalah kegiatan untuk berterimakasih kepada Yesus tanpa arti yang
lainnya, juga dalam agama tersebut prosesi dan makna teloginya berbeda dengan
kristen lainnya. Hal ini membuat Peneliti ingin meneliti lebih dalam mengenai
Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-Saksi Yehuwa.
Subyek yang diteliti oleh Peneliti yaitu Agama Saksi-Saksi Yehuwa yang
dimana agama ini dikatakan berasal dari perpecahan Kristen Protestan. Peneliti
melakukan penelitian ini melalui wawancara dengan Penganutnya langsung
membahas tentang bagaimana prosesi kegiatan tersebut serta membahas makna
teologinya.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta
alam yang telah mempermudah atas segala kesulitan melalui rahmat dan hidayah-
Nya kepada Penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring
salam juga Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa hambatan terbesar dalam menyusun skripsi ini
adalah kemalasan dan ketidak konsistenan. Namun, dukungan, motivasi, dan
saran juga datang seiring hambatan menguji penulis. Oleh karena itu, sekiranya
penulis perlu mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukung
untuk menyelesaikan skripsi ini, mereka adalah:
1. Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Yusuf Rahman, MA. dan segenap jajaran
dosen dan staf di Ushuluddin serta Program Studi Agama-Agama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan waktunya untuk
membantu Penulis selama fase perkuliahan.
2. Kepada Ketua Jurusan Studi Agama-Agama, Dr. Media Zainul Bahri, MA dan
Sekretaris Jurusan, Drs Halimah Mahmudi, MA yang bersedia menyediakan
waktunya untuk saya konsultasi mengenai skripsi ini.
3. Kepada Drs. M. Nuh Hasan, MA sebagai Dosen Pembimbing. Terimakasih
atas waktu, kesempatan, dan kesabaran yang telah didedikasikan kepada
Penulis selama menulis skripsi ini.
4. Keluarga Penulis, Ayahanda Saeroji Abdurrahman S.Pd.I dan Ibunda Eem
Masliah S.Pd.I dan adik-adik sekalian yang telah mendukung, memotivasi,
hingga “memaksa” Penulis untuk menyelesaikan skripsi.
vi
5. Kepada suami, Abdullah Chaniago, S.Sos yang selalu memberi dukungan,
dorongan, dan doa. Serta kesabaran dalam membantu setiap kesulitan.
6. Kepada teman-teman Studi Agama-Agama angkatan 2013 khususnya kelas
PA.b.
7. Kepada teman-teman kontrakan Nia, Syifa, Anisa, dan Pipit yang telah
memberikan dukungan.
Tidak ada yang dapat penulis berikan selain doa kepada Allah SWT
agar diberikan balasan yang setimpal, aamiin. Terakhir, penulis meminta kritik
dan saran untuk bahan pertimbangan perbaikan skripsi. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan mampu memberikan
sumbangsih bagi Program Studi Agama-Agama.Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Ciputat, 9 Mei 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 7 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7 E. Metodologi Penelitian .................................................................................. 8
BAB II: SAKSI-SAKSI YEHUWA DI INDONESIA
A. Siapakah Saksi-Saksi Yehuwa ................................................................... 12 B. Sejarah Masuknya Saksi-Saksi Yehuwadi Indonesia ................................ 14 C. Perkembangan Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia ..................................... 20 D. Ajaran-ajaran Pokok Saksi-Saksi Yehuwa................................................. 23
BAB III: PROSESI PERJAMUAN MALAM TUAN DALAM SAKSI-SAKSI
YEHUWA
A. Sejarah Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-Saksi Yehuwa ................... 34 B. Syarat-syarat dalam Perjamuan Malam Tuan ............................................ 39 C. Tata Cara dalam Perjamuan Malam Tuan .................................................. 44 D. Perbandingan Prosesi Perjamuan antara Saksi-Saksi Yehuwa dengan
Kristen Protestan dan Katolik .................................................................... 49
BAB IV: MAKNA TEOLOGI PERJAMUAN MALAM TUAN DALAM
SAKSI-SAKSI YEHUWA
A. Makna Memperingati Perjamuan Malam Tuan ......................................... 54 B. Makna Roti dan Anggur dalam Perjamuan Malam Tuan Saksi-Saksi
Yehuwa ...................................................................................................... 58
C. Perbandingan Perjamuan Malam Tuan Saksi-Saksi Yehuwa denganKatolik dan Kristen Protestan ................................................................................. 61
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 73 B. Saran-saran ................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Perkembangan Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia ..................... 83 2. Lampiran Legalitas Wawancara Saksi-Saksi Yehuwa 1 ............................ 85 3. Lampiran Legalitas Wawancara Saksi-Saksi Yehuwa 2 ............................ 93 4. Lampiran Legalitas Wawancara Protestan ............................................... 102 5. Lampiran Legalitas Wawancara Katolik .................................................. 110 6. Lampiran Gambar .................................................................................... 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Kristen masuk ke Indonesia pada abad ke 7 di Indonesia bagian
Timur seperti Tanah Batak, Nias, Nusa Tenggara Timur dan lain-lain. Gereja
pertama yang telah ditemukan yaitu Gereja Katolik Roma. Asal mula datangnya
Gereja ini dengan adanya Prajurit Portugis di Indonesia melalui perdagangan,
Kristen menyebar di Indonesia sangat pesat pada abad ke 17 namun ketika
Belanda menjajah Indonesia, mereka datang membawa misi kekeristenan
Protestan, pada saat penyebaran Protestan, Belanda banyak merekrut orang-orang
yang tidak beragama agar masuk ke dalam Agama Protestan begitu pula dengan
yang beragama Katolik.1
Pada abad 17 Gereja Protestan mulai memasuki Indonesia melalui jalan
perdagangan serta kemiliteran Belanda, Belanda menyebarkan Kristen Protestan
dengan cara mengkristenkan orang-orang yang beragama Katolik masuk ke dalam
Kristen yang dibawa oleh prajurit Belanda tersebut. Pada saat itu Kristen di
Indonesia perkembangannya sangat pesat sehingga memiliki 3 bagian yaitu :
Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Protestan.
Disamping perkembangannya itu, lahir pula aliran-aliran Gereja lainnya
seperti Aliran Lutheran, Calvinis, Methodis, Penthakostalisme, Karismatik,
1Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 2010), h. 12.
2
Adventis, dan Saksi-Saksi Yehuwa. Munculnya aliran ini disebabkan oleh
menurunnya kepercayaan orang-orang Gereja terhadap ketua Gereja, mereka
menolak apa yang sudah ditetapkan dalam Gereja dan membuat Aliran Gereja
sendiri didasarkan ajaran yang menurut mereka benar, dalam aliran-aliran ini tentu
ada yang membedakan entah itu dari ajaran, penafsiran, serta ibadah mereka.
Pada penelitian ini akan fokus membahas pada Saksi-Saksi Yehuwa.
Saksi-Saksi Yehuwa dipimpin oleh Charsel Taze Russell (1852-1916)2, awal mula
terbentuknya aliran ini ketika Russell mulai berminat untuk menguasai tentang
Agama dan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Ia sangat bersemangat dalam
mempelajari hal tersebut. Kemudian ia bertemu dengan N. H Barbour (1824-
1905). Barbour adalah seorang penulis dan penerbit Aliran Advent yang
berpengaruh. Mereka mulai bertemu ketika Barbour dan Russel saling membantu
satu sama lain untuk menerbitkan buklet kecil oleh Russell yang berjudul Object
and Manner of Our God (1877). Seiring berjalannya waktu mereka berdiskusi
tentang mengenai doktrin Ransom (teori penebusan) dan Korban Tebusan, Russell
seringkali mendukung pemahaman Barbour akan tetapi ada salah satu pemahaman
yang menurut Russell tidak sesuai atau dengan kata lain menolak pemahaman
Barbour yaitu tentang datangnya Yesus pada tahun 1878 pada Bulan April.
Lalu Russell dan Barbour pun kemudian semakin lama berpisah karena
ada pemahaman yang tidak sejalan, yaitu paham tentang neraka, bahwa tidak ada
siksa yang kekal untuk manusia yang jahat, dan ditiadakannya penebusan dosa
2JW. ORG Saksi-Saksi Yehuwa, Siapa Pendiri Saksi-Saksi Yehuwa? Artikel diakses pada
29 Des 2017 dari https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/pendiri/
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/pendiri/
3
karena Yesus telah membatalkan dosa warisan kepada umatnya.3 Adanya Aliran
ini disebabkan penolakan terhadap ajaran Gereja baku. Banyak ajaran baru yang
Russel kemukakan dan dijadikan buku, yakni dalam buku atau majalah“Menara
Pengawal” yang terbit pada tahun 1951 di Indonesia dengan nama Menara
Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa. Menurut para Saksi-Saksi Yehuwa
Russell bukanlah pendiri ajaran tersebut akan tetapi ia yang membuat buku
Menara Pengawal yang pertama.
Saksi-saksi Yehuwa di Indonesia telah terdaftar di Departemen kehakiman
pada bulan Juli 1964 pada awal mula muculnya aliran ini mereka menggunakan
nama dengan siswa-siswa Alkitab ketika di Indonesia pun mereka memakai nama
tersebut dan mengaku sebagai aliran Kristen di Indonesia pada tahun 1968 bulan
Mei. Setelah saksi-aksi Yehuwa berada di Indonesia, setelah lama mereka
menetap di Indonesia telah diketahui bahwa mereka berbeda dengan kristen pada
umumnya, namun pada akhirnya mereka diizinkan untuk menetap di Indonesia
dan sudah tercatat di Departemen Agama.4
Dalam beberapa Aliran keagamaan terdapat ajaran-ajaran yang berbeda,
misalnya Katolik Roma membagi sakramen menjadi 7 yaitu : pembaptisan,
ekaristi, penguatan, pernikahan, imamat, rekonsiliasi, pengurapan orang sakit.5
Sedangkan dalam Protestan Sakramen terbagi menjadi dua yaitu : Pembaptisan
3Saksi-Saksi Yehuwa, Menara PengawalMemberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi-Saksi Indonesia, 2012), h. 16. 4JW.ORG Saksi-Saksi Yehuwa, Pekerjaan ini mencapai puncaknya diakses pada 05 Nov
2017.dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku/tahunan-2016/indonesia/pertumbuhan-jw/ 5G. C. Van Nitrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masakini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1967), h. 241.
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku/tahunan-2016/indonesia/pertumbuhan-jw/
4
dan Perjamuan Kudus. Sakramen ini menurut Gereja suatu yang sakral dan suci,
arti sakramen sendiri yakni tanda yang suci, sakramen diadakan agar selalu
menambah iman umat Kristen.
Sakramen adalah upacara keagamaan yang membawa perubahan
kehidupan bagi yang mengikuti upacara tersebut atau alat yang digunakan Tuhan
untuk meneguhkan kepercayaan. Kata sakramen telah digunakan sejak awal abad
yang mengajak kelompok orang yang diperbolehkan untuk hadir dalam acara
sakramen. Sakramen adalah suatu yang berkaitan erat dengan pelayanan Yesus
dan dengan peran perdamaian Gereja dalam kehidupan pribadi umat Kristen.6
ajaran-ajaran Sakramen muncul pada tahun 1439 di Konsili Florence.
Dalam Gereja-gereja Kristen ada perbedaan dalam menjalankan ritual
keagamaannya, dalam buku Sejarah Gereja (2012) dituliskan didalamnya Gereja
adalah tempat persekutuan dimana persekutuan tersebut dengan Kristus dan
persekutuan dengan manusia lain jika tidak ada persekutuan di dalamnya maka
tidak bisa disebut dengan Gereja, hal ini akan terlihat indah keduanya ketika ikut
dalam Perjamuan Kudus dimana ketika perayaan tersebut jemaat akan merasakan
pertalian seerat-eratnya dengan Kristus juga dengan jemaat lainnya, oleh karena
itu Paulus menyebutnya dengan Gereja ”Tubuh Krsitus”.7
Perjamuan Kudus adalah memperingati Yesus akan kematiannya, dalam
ritual ini ada yang harus dibedakan dari dua hal yakni tanda dan ditandai, maksud
6Linwood Urban, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2009),
h.331-332. 7H. Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. Vii.
5
dari tanda ini adalah Air, Anggur, dan Roti.8 Banyak paham-paham yang berbeda
tentang makna darah dan tubuh Yesus, perbedaan-perbedaan ini menyebabkan
perbandingan-perbandingan ayat dalam Alkitab, ada yang mengartikan secara
harfiah, ruhiyah, dan fisik. Seperti dalam buku Ekaristi tahun 2005, dituliskan
bahwa Roti dan Anggur adalah Tubuh dan Darahnya Yesus Kristus, semuanya
akan menjadi roti kehidupan dan minuman keselamatan, namun pada zaman
sekarang pengertian ini sudah terbawa arus sehingga menyebabkan hati yang
kosong serta kehidupan yang tidak berarti dan tidak bermakna.9
Dalam Saksi-saksi Yehuwa, mereka menamai Perjamuan Kudus dengan
Perjamuan Malam Tuan10 arti dalam Perjamuan Malam Tuan ini ialah untuk
perayaan yang menghormati Allah, aliran ini menolak kedua arti dari tubuh dan
darah Yesus tersebut dan aliran ini mengartikan bahwa Roti dan Anggur bukanlah
darah dan daging Kristus dalam Alkitab Yoh 6:1-57,11 aliran ini pun
berpandangan bahwasannya ini bukan bagian dari sakramen.
Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempercayai adanya Tritunggal.12 Dalam
(Korintus 8.6) terjemahan baru, berbeda dengan Kristen lainnya. Saksi Yehuwa
hanya mempunyai Tuhan satu yakni Yehuwa dan Yesus bukanlah bagian dari
Tritunggal, karena Yesus lebih rendah dari Allah Bapak, dan Yesus pun
8Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), h. 235. 9Kanisius, Ekaristi (Yogyakarta: Percetakan Kanisius, 2005), h. 63. 10JW.Org Saksi-saksi Yehuwa, Memperingati Perjamuan Malam Tuan diakses pada 05
Nov 2017 dari https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-kudus/ 11Perpustakaan Online Menara Pengawal, Perjamuan Malam Tuan diakses pada 5 Nov
2017 dari https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2003123. 12Saksi-saksi Yehuwa, “Tritunggal” dalam
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201308/tritunggal/artikel diunduh pada tahun 2013.
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-kudus/https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2003123https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201308/tritunggal/
6
menyembah Bapak dalam (Yohanes 4:23). Konsep Pengampunan dosa dalam
Saksi-Saksi Yehuwa pun ditebus oleh Yesus karena Allah telah menghapus dosa-
dosanya. Dalam Kristen pada umumnya sakramen adalah keselamatan, dengan
merayakan sakramen tersebut umat kristiani akan memperoleh keselamatan dunia
dan keselamatan dari dosa-dosa, namun Saksi Yehuwa menolaknya karena,
sakramen dan keselamatan itu berbeda, tidak ada sakramen yang bertujuan untuk
keselamatan.
Dalam penelitian ini Penulis membahas tentang Sakramen yang dimana
dalam Kristen pada umumnya sakramen membawa keselamatan umat, namun
dalam Saksi-Saksi Yehuwa Perjamuan Kudus bukanlah Sakramen, dan sakramen
tidak membawa pada keselamatan. Karena dalam Saksi Yehuwa hanya Allah lah
juru selamat mereka, Untuk itu penulis terinspirasi untuk membuat judul Skripsi
tentang “Perjamuan Malam Tuan dan makna teologinya, dalam Saksi-saksi
Yehuwa”.
B. Rumusan Masalah
Dari sekian masalah yang penulis kemukakan dalam identifikasi masalah
diatas, maka penulis tertarik untuk menulis “Perjamuan Malam Tuan dan makna
Teologinya, dalam Saksi-saksi Yehuwa” dalam penelitian ini penulis membuat
rumusan masalah agar penelitian lebih terarah. Adapun rumusan yang penulis
buat yaitu “ Bagaimana Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-saksi
Yehuwa?” dan “Apa Makna Teologi Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-
Saksi Yehuwa?”
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari Penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk memenuhi persyaratan akhir perkuliahan meraih gelar Sarjana Agama
(S. Ag) dalam jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin (UIN)
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Untuk mengetahui Bagaimana Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-Saksi
Yehuwa, hal ini penting karena ada perbedaannya dengan kristen lainnya
c. Tujuan lainnya adalah agar mengetahui Makna Teologi Perjamuan Malam Tuan
dalam Saksi-saksi Yehuwa.
Sedangkan untuk manfaat dari skripsi ini yaitu untuk menambah wawasan
wawasan mahasiswa maupun khalayak umum. Kemudian memberikan perspektif
baru dan berbeda yang belum diketahui sebelumnya dari penelitian-penelitian
lain.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
Penulis ajukan.
D. Tinjauan Pustaka
Untuk melengkapi penelitian ini, penulis melakukan penelitian awal dari
karya-karya sebelumnya yang berkaitan dengan pokok bahasan dan beberapa
pokok diantaranya yaitu
8
Pertama, Skripsi dari saudari Ayuda Berliana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan Judul “Darah dalam Pandangan Saksi-saksi Yehuwa” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007, dalam pembahasannya Saksi-saksi Yehuwa sangat
dilarang oleh Allah memakan darah, darah sangat suci bagi mereka dalam
Kejadian 9:4. Darah hanya untuk menyelamatkan kehidupan banyak orang, para
saksi-saksi Yehuwa tidak boleh memakan darah atau menggunakan darah apapun
walaupun itu untuk medis, mereka juga tidak melakukan transfusi darah karena
menurut mereka sama saja dengan memakan darah. Sedangkan dalam penelitian
ini penulis akan membahas tentang Perjamuan Malam Tuan dalam Perspektif
Saksi-saksi Yehuwa.
Dari sebagian besar kajian pustaka yang ditulis dan yang saya temukan
belum ada yang membahas secara spesifik mengenai Perjamuan malam Tuan,
oleh karena itu saya tertarik ingin menulis dan membahas Judul tersebut.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
beberapa hal yang meliputi :
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan Jenis Penelitian Kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang menghasilkan data
Deskriptif berupa kata-kata tertulis dan Lisan dari orang-orang serta perilaku yang
9
diamati.13 Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan, adapun objek
penelitian ini adalah komunitas Saksi-saksi Yehuwa di Pondok Cabe.
2. Referensi Penelitian
a. Sumber Primer adalah sumber sumber yang diperoleh langsung dari Peneliti
dari hasil penelitian atau observasi lapangan pada lokasi penelitian dengan
instrumen yang sesuai.14 Sumber Primer diperoleh dari hasil pengamatan,
pemahaman buku-buku tentang Perjamuan Malam Tuan dan Makna
Teologinya dalam Saksi saksi Yehuwa.
b. Sumber Sekunder adalah sumber yang diperoleh dari buku-buku, Jurnal
penelitian, makalah penelitian, skripsi, dan tesis.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian untuk memperoleh
data, baik untuk data primer dan data sekunder, yang bersumber dari buku,
majalah, artikel, jurnal, dan lain-lain, berdasarkan hasil bacaan, catatan, dan
bahan-bahan yang lainnya yang diolah untuk dikumpulkan.
b. Interview atau Wawancara, merupakan metode pengumpulan data dengan
cara tanya jawab sepihak yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan-tujuan
tertentu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data langsung dari sumber-
sumber yang dianggap kompeten dan memiliki informasi serta data-data
13Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h.4. 14Syaifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998), h.36.
10
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, wawancara ini
dilakukan di tempat Balai Kerajaan Saksi-saksi Yehuwa di Pondok Cabe.
c. Observasi, mengumpulkan data atau keterangan dalam suatu penelitian
dalam pengamatan secara langsung di tempat atau objek yang diteliti.15
d. Studi Dokumentasi, pengumpulan data yang didapat dari dokumen-
dokumen, catatan-catatan, video-video atau foto-foto yang berkaitan dengan
penyusunan skripsi.
4. Teknik Penulisan
Penulis dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada prinsip-prinsip
yang diatur dan dibukukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Thesis, dan Disertasi), yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development
and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi dari skripsi ini, maka Penulis
membagi dalam lima bab yang disusun secara sistematis sebagai berikut :
Bab Pertama, mendeskripsikan tentang Pendahuluan,Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian,
Sumber, Sistematika Penulisan.
Bab Kedua, mendeskripsikan tentang Saksi-saksi Yehuwa mengenai sejarahnya,
dan bagaimana tersebarnya di Indonesia serta memaparkan ajaran-ajaran Saksi-
saksi Yehuwa.
15Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 124.
11
Bab Ketiga, mendeskripsikan tentang Prosesi Perjamuan Malam Tuan dalam
Perspektif Saksi-saksi Yehuwa mengenai tentang bagaimana sejarah Perjamuan
Malam Tuan, dan bagaimana berjalannya proses Perjamuan Malam Tuan di Balai
Kerajaan Saksi Yehuwa.
Bab Keempat, tentang Makna Teologi Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi saksi
Yehuwa.
Bab Kelima sebagai bab terakhir atau bab Penutup yang berisikan tentang
kesimpulan dari pokok permasalahan dalam kajian skripsi ini, dan saran-saran
yang sifatnya membangun dari penulis.
12
BAB II
SAKSI-SAKSI YEHUWA DI INDONESIA
A. Siapakah Saksi-Saksi Yehuwa
Sebelum nama Saksi-Saksi Yehuwa tersebar di Indonesia Charles
Taze Russell menamakannya dengan Siswa-Siswa Alkitab yang artinya
murid yang menjalankan perintah Yesus untuk menebarkan berita bahwa
Kerajaan Surga telah datang, dan nama itu diganti dengan nama Saksi-
Saksi Yehuwa yang diartikan sebagai Yehuwa adalah nama Allah, dan
Saksi yang diartikan sebagai yang menyaksikan kebenaran. Jadi, mereka
adalah orang-orang yang menyebarkan kebenaran sesuai dengan apa yang
mereka pelajari dari Alkitab.16 Saksi-Saksi Yehuwa adalah sekelompok
orang yang mengikuti ajaran Yesus Kristus, mereka menyebut diri mereka
sebagai orang Kristen, namun mereka tidak menganut ajaran yang sama
seperti Kristen pada umumnya. Menurut pengakuan dari sumber primer
milik Saksi-Saksi Yehuwa, mereka berbeda dengan agama Kristen lainnya
karena mereka berusaha untuk mengikuti kebenaran yang Alkitab ajarkan.
Seperti pada umumnya ajaran di Kristen lain mereka mempunyai
ajaran tentang trinitas, sedangkan dalam Saksi-Saksi Yehuwa mereka tidak
mempercayai ajaran tersebut sebab Alkitab tidak mengajarkannya, Alkitab
mereka hanya mengajarkan kepada mereka Tuhan itu satu yaitu Yehuwa,
16JW.ORG, Pertanyaan Umum diunduh pada 3 Mei 2019 dari
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/nama-saksi-
yehuwa/#?insight[search_id]=ad98bb53-7064-40e1-92b6-
c5e2e3b34c43&insight[search_result_index]=2
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/nama-saksi-yehuwa/#?insight[search_id]=ad98bb53-7064-40e1-92b6-c5e2e3b34c43&insight[search_result_index]=2https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/nama-saksi-yehuwa/#?insight[search_id]=ad98bb53-7064-40e1-92b6-c5e2e3b34c43&insight[search_result_index]=2https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/nama-saksi-yehuwa/#?insight[search_id]=ad98bb53-7064-40e1-92b6-c5e2e3b34c43&insight[search_result_index]=2
13
penyebutannya pun bukanlah Tuhan melainkan Allah Yehuwa. Saksi-
Saksi Yehuwa mempercayai Yesus itu putra Allah akan tetapi sebutan
putra Allah ini bukan berarti Yesus adalah anak Allah melainkan Yesus
adalah malaikat yang diciptakan oleh Yehuwa yang pertama kalinya17.
Kemudian mereka tidak merayakan natal, seluruh orang yang menganut
agama Kristen pasti merayakan natal, namun tidak dengan Saksi-Saksi
Yehuwa. Hal ini membuat mereka dipandang sebelah mata oleh umat
Kristen pada umumnya, mereka sering kali disebut dengan bid’ah atau
sesat sebab mereka tidak mempercayai konsep trinitas dan merayakan
natal/kelahiran Yesus. Saksi-Saksi Yehuwa tidak merayakan
natal/kelahiran Yesus dengan alasan Alkitab tidak memerintahkan umat
Kristen untuk merayakan ulang tahun kelahiran, itu yang dilarang oleh
Yehuwa. Perayaan natal hanyalah sebuah ajaran yang dimasukkan oleh
orang non Kristen pada waktu itu, namun mereka memasukkan hari raya
itu dengan berbau Kristen.18
Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai terjemahan Alkitab sendiri yaitu
dengan sebutan “Alkitab Terjemahan Dunia Baru”. Alkitab yang mereka
pegang yaitu Alkitab yang murni dari Allah Yehuwa, dalam artian Alkitab
yang masih memakai nama Tuhan mereka dengan sebutan Yehuwa dan
tidak diubah, berbeda dengan Alkitab yang dimiliki oleh Kristen lainnnya.
Awal mula terbentuknya Saksi-Saksi Yehuwa pada tahun 1930 dibawa
17 Wawancara dengan Saudara Ivan Novianto Penatua di Pondok Cabe pada 23 April
2019. 18 JW.ORG, diakses pada 3 Mei 2019.dari
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/sadarlah-no1-2016-februari/what-is-a-jehovah-witness/
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/sadarlah-no1-2016-februari/what-is-a-jehovah-witness/
14
oleh para Misionaris Belanda, Jerman, dan Australia lalu dibawa masuk ke
Indonesia.
B. Sejarah Masuknya Saksi-saksi Yehuwa di Indonesia
Penyebaran ajaran Saksi-saksi Yehuwa atau yang disebut sebagai
“Pengabaran” adalah perintah terbesar yang harus dilakukan oleh umatnya
karena hal tersebut adalah bukti bahwa mereka memuliakan Yehuwa.
Charles Taze Russell (Presiden Menara Pengawal pertama, 16 Febuari
1852-31 Oktober 1916) sangat gembira ketika memberitahu tentang
kerajaan Allah akan datang dan menyeru orang-orangnya untuk segera
bergegas menyebarkan ajaran Saksi-saksi Yehuwa.
Berbagai cara dilakukan komunitas Saksi-saksi Yehuwa untuk
menebarkan ajarannya tersebut dari melalui radio, fonograf, pidato secara
langsung dan brosur-brosur mereka tebarkan19, hal yang dilakukan mereka
semata-mata juga karena ingin memenuhi apa yang Yesus perintah, seperti
pada zaman dahulu Yesus selalu membicarakan tentang Kerajaan Allah
kepada umat-Nya.
Pengabaran ini dilakukan oleh orang Saksi-saksi Yehuwa secara
ikhlas dan tanpa pamrih, karena mereka tahu bahwa perbuatannya itu
semata-mata karena mengikuti perintah Yesus akan pemberitahuan kabar
baik mengenai Kerajaan Allah yang akan datang. “Pelayanan Kristen
adalah pekerjaan pengabaran akan menjangkau seluruh bumi pada hari-
hari akhir.” (Mat. 24:14).
19 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Kerajaan Allah memerintah
(Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa, 2014), h: ii
15
Pada Tahun 1931 Gereja Saksi-Saksi Yehuwa dibawa masuk ke
Indonesia oleh perintis dari Australia yang bernama Frank Rice (28 tahun),
ia adalah seorang perintis atau kolportir yang menyebarkan Gereja Saksi-
saksi Yehuwa atau disebut dengan mengabar di daerah Australia selama
sepuluh tahun, Frank mendapatkan perintah dari atasannya yaitu
MacGillivray, MacGilivray adalah seorang ketua Gereja Saksi-Saksi
Yehuwa yang berada di Australia, ia memerintahkan Frank untuk
menyebarkan berita gembira yakni menyebarkan Saksi-saksi Yehuwa ke
pulau-pulau yang belum pernah mengenal ajaran Gereja ini atau dalam
bahasa mereka yang disebut kabar baik dari Kerajaan Allah20.
Setelah Frank menerima perintah dari MacGillivray, lalu Frank
memutuskan untuk pergi ke pulau-pulau tersebut dengan berdoa kepada
Yehuwa Frank berhasil sampai di tempat tersebut. Pulau-pulau tersebut
adalah kepulauan Indonesia. Frank Rice mengawali penyebarannya di
daerah Jawa, pada saat itu Frank hanya sendiri yang berada di Indonesia
lebih tepatnya di Jakarta, dengan berbekal buku-buku menara pengawal
Frank berhasil mengabarkan berita tersebut di Indonesia. Sejak itu pula
rekannya yang berada di Australia datang ke Indonesia untuk membantu
Frank mengabarkan di Indonesia pada tahun 1931 bulan November setelah
pengkabaran di Jawa yang telah menarik perhatian orang-orang disana
Frank Rice melanjutkan pengabarannya di Sumatera dengan membawa 4
dus bacaan buku Saksi-saksi Yehuwa siap untuk melanjutkan tugasnya itu.
20 JW.org Saksi-Saksi Yehuwa, Awal Pengabaran diakses pada 25 September 2018 dari
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/awal-pengabaran/
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/awal-pengabaran/
16
Setelah pengabaran pulau Jawa dan Sumatera diselesaikan oleh
Frank dan perintis lainnya disamping itu pada tahun 1933 tepatnya di
Jakarta, dibuatlah radio dengan tujuan untuk lebih meluasnya pengabaran
di Indonesia isi pengabaran di radio ini adalah khotbah dari Joseph
Franklin Rutherford (8 November 1869 - 8 Januari 1942) adalah presiden
kedua Menara Pengawal yang mengisi khotbah bahasa Inggris di Jakarta
dengan menggunakan radio. Menggunakan metode pengabaran lewat radio
tersebut ternyata banyak mengundang ketertarikan orang-orang akan
khotbah yang disiarkan oleh Franklin21, khotbah yang disiarkan oleh
Joseph Franklin Rutherford yakni berjudul “ Effect of Holy Year on Peace
and Prosperity” yang artinya Pengaruh Tahun Kudus atas Perdamaian dan
Kemakmuran.
Namun di samping mengundang ketertarikan banyak orang akan
khotbah tersebut, seseorang yang menyediakan rekaman khotbah
Rutherford yang bernama De Shumaker dituduh telah memfitnah dan
menghasut oleh Pemimpin Agama Katolik karena khotbah Rutherford
telah dianggap menyinggung Agama Katolik. Lalu Pemimpin Agama
Katolik ini menyuruh anak buahnya untuk menangkap De Schumaker dan
harus membayar denda 25 gulden.
Pengabaran di Indonesia dilakukan dengan memakai kapal
Lightbearer, kapal ini mulai memasuki Jakarta pada tahun 1935 berukuran
16 meter. Lalu pengabaran dimulai dengan kapal Lightbearer memasuki
21 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Radio dan Kapal Lightbearer, diakses pada 25 September
2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/siaran-radio-dan-
kapal-lightbearer/.
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/siaran-radio-dan-kapal-lightbearer/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/siaran-radio-dan-kapal-lightbearer/
17
pulau-pulau terpencil di Indonesia, pengabaran ini berisi khotbah-khotbah
dari Lembaga Menara Pengawal dan berhasil menarik perhatian penduduk
di Pulau-pulau tersebut sehingga para Pemimpin Agama yang lainnya
merasa kesal karena pengabaran tersebut. Pada akhirnya para Pemimpin
Agama lainnya tidak memperbolehkan Kapal Lighbearer memasuki
kepulauan di Indonesia, penggunaan kapal tersebut hanya bertahan satu
tahun, pada tahun 1937 Kapal Lightbearer kembali lagi ke tempat
semulanya yaitu Australia.
Para perintis di Indonesia pada zaman 1930-an ini disebut dengan
nama “Biblekring” dari asal kata belanda yang terjemahannya yaitu
“kelompok pelajar alkitab”. Para Biblekring ini terdiri dari sekelompok
orang salah satunya seorang wanita yang bernama Dame Simbolon, ia
telah menerima kebenaran yang berisi tentang “Tidak boleh mengikuti
upacara dan memperingati hari natal” anggota Biblekring ini muncul pada
tahun 1936 di Danau Toba setelah menerima bacaan dari Eric Ewins22,
seorang perintis yang mengabar di Daerah Danau Toba. Lalu kebenaran
yang lainnya berisi tentang “Perempuan tidak boleh berdandan dan
membuat kartu penduduk” setelah mendengar tentang kebenaran ini para
pemuka agama lain sangat kesal dan geram karena anggota Biblekring
sudah tidak lagi mengikuti aturan Allah, banyak yang mengikuti ajaran
22 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Pelajar Alkitab Bilberking diakses pada 25 September
2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pelajar-alkitab-
bibelkring/
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pelajar-alkitab-bibelkring/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pelajar-alkitab-bibelkring/
18
manusia. Setelah kejadian ini kelompok Biblekring terpecah belah dan
hanya meninggalkan kenangan di Danau Toba.
Perjuangan para Saksi-saksi Yehuwa tidak cukup sampai disana,
pada tahun 1963, seorang Saksi Yehuwa yang tinggal di Sukabumi
bersama keluarganya mendapat perlakuan yang tidak adil oleh tetangga-
tetangganya yang tinggal di daerah sana dengan mengobrak-abrik
rumahnya serta barang-barangnya. Namun, dengan keyakinannya berdoa
kepada Yehuwa keluarga Bapak Thio Sioe Nio tetap tekun dalam
mempelejari agamanya tersebut dengan ditemani tetangga-tetangga yang
mendukungnya serta keluarga dan keenam anaknya terebut Bapak Thio
membuka buku Alkitab Besar Sunda dan membacakan kepada mereka
semua. Lalu pada saat itu kerabat, tetangga, dan keluarganya menerima
kebenaran.
Pada tahun 1933 Frank Rice mengajak Theodorus Ratu yang
berasal dari Sulawesi untuk membantu mengabar di daerah Jakarta dan
Sumatera, sejak itu Theo sangat tertarik untuk membantu Frank Rice, dia
adalah orang yang pertama kali menerima kebenaran. Theo memulai
tugasnya sebagai perintis di Pulau Jawa, Sulawesi Utara, dan Sumatera, ia
memulainya dengan menggunakan Kapal Lightbearer.
Bill Hunter menempatkan buku yang berudul “Where are The
Dead?” dan membawanya ke Bandung dan memberikannya kepada
keluarga Felix Tan, tak lama kemudian keluarga Felix menerimanya dan
meyakini Allah Yehuwa sebagai satu-satunya pencipta bumi ini, melihat
19
perkembangan Saksi-saksi Yehuwa cukup meningkat23, para pengabar
akhirnya mengadakan sebuah sidang. Sidang terebut adalah sidang kedua
di Indonesia. Kemudian setelah diadakannya sidang di Bandung, pada saat
itu pula Frank Rice mendapat panggilan dari Departemen Agama dan
memintanya untuk menerangkan perihal pengabaran Saksi-saksi Yehuwa,
tak lama kemudian pengabaran mendapatkan izin untuk melanjutkan di
tempat selanjutnya.
Saat penyebaran di Jawa Timur para Anggota Saksi-saksi Yehuwa
mengabarkan berita dengan cara sembunyi-sembunyi, karena melihat
kondisi daerah yang tidak memungkinkan untuk para pengabar
menyebarkan berita tentang kerajaan Allah atau bisa dibilang para
penduduk menolak aksi penyebaran tersebut, disamping itu para pengabar
mencetak brosur-brosur mereka dengan mesin cetak yang berasal dari
Australia namun sayang sekali ketika Eropa dilanda perang dunia ke II
para pengabar tidak bisa mencetak bahan bacaan untuk mengirimnya ke
Indonesia lagi akan tetapi para pengabar telah merencanakan hal yang
lainnya sehingga terbitlah bacaan atau majalah yang berjudul “Sadarlah!”.
Majalah Sadarlah diterbitkan pada tahun 1939 disusul oleh majalah
Watchtower yang diterbitkan di Indonesia dan menggunakan bahasa
Indonesia, sejak itu para pengabar membawakan mesin cetak yang lebih
besar untuk mencetak buku-buku serta brosur-brosur di Indonesia ketika
tahun 1940. Aksi pengabaran ini cukup disebut mulia karena mereka
23JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Pengabaran di Jawa Barat Diakses pada 27 September
2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pengabaran-di-
jawa-barat/
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pengabaran-di-jawa-barat/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pengabaran-di-jawa-barat/
20
menyebarkan berita tentang Saksi-saksi Yehuwa menggunakan biaya
mereka sendiri tanpa dibiayai oleh siapapun.
Jadi, perjuangan Saksi-Saksi Yehuwa pada awal memasuki
Indonesia cukup dibilang sulit karena banyaknya rintangan atau halangan
yang menghadang mereka, namun hal ini menjadikan mereka semakin
bersemangat dan tetap menyebarkan ajaran murni mereka yang sesuai
dengan Alkitab.
C. Perkembangan Saksi-saksi Yehuwa di Indonesia
Perkembangan Saksi-saksi Yehuwa pada saat itu cukup dibilang
berani karena pengabarannya penuh dengan rintangan dan cobaan yang
menimpa, dicela, diusir dan hingga saat ini masih terbilang komunitas
yang tertutup. Pada saat para Saksi-saksi Yehuwa ingin mengadakan balai
pertemuan para kristen lainnya menolak mereka agar tidak mengadakan
balai pertemuan tersebut. Akan tetapi pada tahun 2003 banyak yang
berminat ingin mengetahui bacaan Alkitab setelah tersebarnya para
penduduk Saksi-saksi Yehuwa.
Ketika pada tahun 2003 banyak yang berminat untuk meminta
bacaan Alkitab serta banyak yang ingin mengikuti balai pertemuan.
Setelah mengalami larangan untuk mengadakan balai pertemuan justru
pemerintah mulai membolehkan Saksi-saksi Yehuwa untuk menyebarkan
ajarannya. Hal ini juga memicu anggota pengabar Saksi-saksi yehuwa
untuk datang lagi ke Indonesia. Kemudian pada tahun 2001 terbentuklah
21
tempat bagi anggota Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan pertemuan yang
berlokasi di Nias, Sumatera Utara24. Lokasi inilah tempat pertama anggota
Saksi-saksi Yehuwa mulai membangun balai kerajaannya. Ketika itu para
anggotanya sekitar 40 orang.
Sebelum didirikan balai kerajaan, para anggota Saksi-saksi
Yehuwa berkabar melalui rumah ke rumah. Pembangunan balai kerajaan
selanjutnya ditempatkan di Bandung yang diresmikan pada tahun 2010,
pembangunan balai kerajaan saksi-saksi yehuwa sudah mencapai 100 lebih
di Indonesia sejak 2001. Akan tetapi keberadaan Saksi-saksi Yehuwa
masih ditolak oleh kristen lainnya.
Perkembangan Saksi-saksi Yehuwa hingga sekarang melonjak
tinggi, pada tahun 2013 anggota saksi-saksi Yehuwa mendapat izin dari
badan pimpinan untuk melakukan pengabaran dengan 2 metode baru yaitu
kesaksian khusus kepada umum di daerah metropolitan dan kesaksian
umum di tempat umum yang diorganisasi sidang. Pemesanan buku
melonjak sangat pesat para peminat buku saksi-saksi yehuwa mencapai
8000 perbulan.25
Perkembangan Saksi-saksi Yehuwa dan keberadaan Saksi-saksi
Yehuwa pada tahun 2009 dari tahun sebelumnya semakin bertambah
walau penyebarannya tidak mudah akan tetapi pada tahun ini jumlah yang
24 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Pekerjaan ini Mencapai Puncaknya diakses pada 25
September 2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-
2016/indonesia/pertumbuhan-jw/ 25 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Kesaksian di Tempat Umum diakses pada 27 September
2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/penerjemahan-
kesaksian-di-tempat-umum/
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pertumbuhan-jw/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/pertumbuhan-jw/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/penerjemahan-kesaksian-di-tempat-umum/https://www.jw.org/id/publikasi/buku/buku-tahunan-2016/indonesia/penerjemahan-kesaksian-di-tempat-umum/
22
didapat untuk kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa yaitu terdaftar 118
cabang, negri yang melaporkan mencapai 236 dan rata-rata penyiar yang
mengabar setiap bulan berjumlah 7.046.419 orang dan orang yang sudah
dibaptis dalam Saksi-Saksi Yehuwa berjumlah 276.233 dengan jumlah
persentase kenaikan dari tahun 2008 3.2%26. Sedangkan perkembangan
Saksi-saksi Yehuwa pada tahun 2012 lebih meningkat jumlahnya dari
jumlah pada tahun 2011 dan bandingannya dengan tahun 2012 dri tahun
2011 yaitu 1.9%27 yaitu dengan jumlah kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa
96 cabang, sedangkan rata-rata penyiar yang berkabar setip bulan yaitu
mencapai 7.538.994 dan dengan jumlah yang dibaptis sekitar 268.777.
Perbandingan perkembangan Saksi-saksi Yehuwa dengan tahun 2017:
Kantor Cabang Saksi-saksi Yehuwa ada sekitar 90. Negeri yang
melaporkan : 240. Jumlah sidang : 120.053. Hadirin peringatan di Seluruh
dunia : 20.175.477. Yang ambil bagian dalam peringatan :18.564. Puncak
penyiar : 8.457.107. Rata-rata penyiar yang mengabar setiap bulan :
8.248.82. Persentase kenaikan dari tahun 2016 : 1,4. Jumlah yang dibaptis
: 284.212. Rata-rata perintis Istimewa dan perintis biasa setiap bulan :
1.249.946. Rata-rata perintis ekstra setiap bulan : 439.571.28 Jumlah jam
dinas : 2.046.000.202. Rata-rata pelajaran Alkitab setiap bulan :
10.071.524.
Walaupun perkembangan Saksi-Saksi Yehuwa cukup menjadi
tantangan untuk para penyiar di berbagai daerah, para Saksi-Saksi Yehuwa
26 Lihat lampiran 27 Lihat lampiran
23
atau lebih khususnya para penyiarnya tetap bersikeras menjalankan
perintah Tuhan mereka untuk menebarkan berita kebaikan dan kebenaran
dari Alkitab yang mereka ajarkan. Sejauh ini perkembangan Saksi-Saksi
Yehuwa sudah terbilang besar, dan para penganutnya sudah ada dimana-
mana, sebab mereka membuka cabang di setiap daerah yang terletak di
Indonesia.
D. Ajaran-ajaran Pokok Saksi-saksi Yehuwa
1. Tuhan
Tuhan menurut Saksi-Saksi Yehuwa yaitu Allah Yehuwa, mereka
menggunakan nama Tuhannya dengan sebutan Yehuwa, sebagaimana
disebutkan dalam Alkitab yang mereka imani (Mazmur 83;18 “Semoga
orang-orang tahu bahwa Engkau, yang bernama Yehuwa. Engku saja yang
maha tinggi atau seluruh bumi.” Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Saksi-
Saksi Yehuwa diajarkan oleh Yehuwa untuk memanggil nama-Nya
dengan sebutan Yehuwa sebab hal ini bisa membedakan dari sebutan
Allah-Allah palsu.29 Ajaran Saksi-Saksi Yehuwa mengikuti ajaran Alkitab
yang sudah dibuat oleh Yehuwa, mereka menolak konsep trinitas yang
diajarkan kepada Kristen lainnya. Hal tersebut menurut mereka adalah
konsep yang tidak pernah diajarkan oleh Alkitab dan tidak tertulis di
dalamnya. Adapun mengenai Yesus, mereka mempercayai bahwa Yesus
putra Allah akan tetapi putra diartikan sebagai malaikat Yehuwa.
29JW.ORG Saksi-Saksi Yehuwa, Apa yang dipercayai Saksi Yehuwa diakses pada 25
September 2018 dari https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201008/apa-yang-dipercayai-saksi-yehuwa/
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201008/apa-yang-dipercayai-saksi-yehuwa/https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201008/apa-yang-dipercayai-saksi-yehuwa/
24
Tuhan dalam pandangan Saksi-Saksi Yehuwa yaitu mutlak hanya
satu, tidak ada yang lain, tidak dengan Allah Bapa ataupun Allah Anak.
Disebutkan dalam Yesaya 45;5,12,18 “Akulah Yehuwa, dan tidak ada
yang lain. kecuali aku tidak Allah. . . Akulah yang membuat bumi dan
menciptakan manusia di atasnya.” Menurut Saksi-Saksi Yehuwa, Yehuwa
adalah Allah yang menciptakan bumi dan menciptakan manusia di
atasnya. Ia mengetahui segala sesuatu dari yang awal sampai yang akhir.30
Saksi-Saksi Yehuwa memandang musibah atau bencana lainnya
bukan berasal dari Allah, Allah menurut mereka tidaklah memberi cobaan
kepada siapapun melainkan itu semua perbuatan manusia, Yehuwa
membiarkan itu bencana atau musibah itu terjadi begitu saja namun bukan
Allah yang penyebabnya. Yehuwa membiarkan manusia mengalami
kesesatan lalu kemudian ia akan memberi keselamatan pada umatnya juga
dengan memberi tanggung jawab apa yang telah mereka hadapi.31 Seperti
contoh Ayah dan Anaknya, anak membangkang Ayahnya dan kemudian
berbuat salah, hal ini bukan berarti salah Ayahnya melainkan anaknya
yang tidak patuh pada orang tuanya.
Saksi-Saksi Yehuwa menganut paham monoteisme, yang artinya
Tuhan mereka hanya satu dan tidak ada lainnya. Ia berdiri sendiri tanpa
dorongan siapapun, Ia mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui
oleh manusia atau Yesus sekalipun. Mereka memandang bahwa Allah
30 Watch Tower Bible abd Tract Society of Pennsylvania, Pencarian Manusia akan Allah
(Jakarta : Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, 2005), h.366-367. 31 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Apa yang Sebenarnya Alkitab
Ajarkan? (Jakarta : Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2005), h. 10-11.
25
sangatlah bijaksana, sifat-sifat Allah Yehuwa dalam Saksi-Saksi Yehuwa
semua mengandung arti kebaikan, tidak ada cobaan Allah atau ujian yang
diberikan Allah Yehuwa kepada mereka. Melainkan manusia sendiri yang
membuat kerusakan, Allah lah yang akan tanggung jawab atas kerusakan
yang mereka hadapi. Hal ini tentu berbeda dengan konsep Tuhan yang
dianut oleh agama Kristen lainnya, mereka menganut paham trinitas yang
dimana ada 1 Tuhan dalam 3 pribadi. Sedangkan Saksi-Saksi Yehuwa
tidak percaya akan hal tersebut.
2. Alkitab
Alkitab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kitab
agama kristen yang terdiri dari Perjanjian lama dan Perjanjian baru. Saksi-
saksi Yehuwa memiliki Alkitab yang sama seperti kristen lainnya hanya
saja terjemahan Alkitab milik Saksi-saksi Yehuwa terjemahan dunia
baru32, karena Kristen Saksi-saksi Yehuwa sangat mempercayai Allah
Yehuwa maka Alkitab dengan terjemahan dunia baru lebih akurat
dibanding dengan Alkitab yang lainnya karena Alkitab dengan terjemahan
dunia baru menggunakan kata “Allah” karena mereka meyakini bahwa
Alkitab murni dari Allah dan harus memakai kata “Allah”. Disamping itu
para Saksi-saksi Yehuwa menggunakan bahasa terbaru yang jelas, mudah
dimengerti dan mirip dengan Alkitab yang asli, dengan adanya Alkitab
terjemahan dunia baru orang-orang lebih mengerti dan paham.
32 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Apakah Saksi-saksi Yehuwa Punya Alkitab Sendiri?
diakses pada 25 September 2018 dari https://wwwjw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-
umum/ssy-alkitab-nwt/
https://wwwjw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/ssy-alkitab-nwt/https://wwwjw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/ssy-alkitab-nwt/
26
Adapun perbedaan Alkitab terjemahan dunia baru dengan Alkitab
yang lainnya yaitu tentang ayat yang tidak ada dalam Alkitab lain seperti
tambahan-tambahan yang ada pada Alkitab modern lainnya sedangkan
Alkitab Saksi-saksi Yehuwa tidak menambahkan hal tersebut, dan
perbedaan yang lainnya yakni perbedaan mengenai kata-kata dalam
Alkitab33. Mereka meyakini bahwa Alkitab tidak pernah diubah dari
kapanpun, seperti dalam kutipan 2 Timotius 3:16 “semua yang tertulis
dalam Alkitab, diilhami oleh Allah.”
Alkitab terjemahan dunia baru ditulis oleh beberapa orang yang
membuatnya, sekitar 70 nama yang tertulis di Alkitab tersebut, dalam 2
Timotius 3:16 “Seluruh isi kitab suci berasal dari Allah dan bermanfaat
untuk mengaajar, menunukan kesalahan, memperbaiki segala sesuatu dan
mendidik kita untuk melakukan apa yang benar” dan dalam 2 Petrus 1:20,
21 “kalian pasti tahu bahwa tidak ada nubuat dalam Kitab Suci yang
berasal dari penafsiran pribadi” “Nubuat tidak pernah disampaikan atas
keinginan manusia. Sebaiknya, apa yang disampaikan manusia berasal dari
Allah, karena mereka digerakkan oleh kuasa kudus.” Alkitab pada
terjemahan dunia baru dijelaskan didalamnya bahwa Alkitab ini murni
firman Allah dan tidak dibuat oleh seseorang walaupun banyak yang
mengarangnya namun Alkitab tersebut tetap Allah Yehuwa yg
menciptakannya tidak ada campur tangan manusia sedikit pun.
33 JW.org Saksi-saksi Yehuwa, Apakah Terjemahan Dunia Baru Akurat Diakses pada 25
September 2018 dari https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/terjemahan-
dunia-baru-akurat/
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/terjemahan-dunia-baru-akurat/https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/terjemahan-dunia-baru-akurat/
27
Penulis Alkitab terjemahan dunia baru terdiri atas nama Musa ia
menulis naskah Alkitab sejak 3.500 tahun yang lalu pada lima buku
pertama dan pada buku terakhir ditulis oleh Yohanes sejak 1.900 yang
lalu34. Penulisan Alkitab ini disampaikan melalui roh kudus yang
disampaikan oleh Allah Yehuwa kepada para penulis, jadi jelas bahwa
Alkitab ini murni dari pikiran Allah Yehuwa.
Alkitab pada terjemahan baru memiliki 66 surat dan buku.
Terdapat 2.300 bahasa dalam Alkitab terjemahan Dunia Baru35, sehingga
hampir semua penduduk mendapatkan Alkitab dengan berbagai bahasanya
masing-masing, dan Alkitab terjemahan dunia baru setiap minggunya
disebarluaskan. Saksi-saksi Yehuwa sangat meyakini Alkitab dapat
membuat hidup seseorang menjadi lebih baik, karena dalam Alkitab
mereka semua tertulis petunjuk-petunjuk untuk hidup bahagia dan lebih
baik. Isi-isi dalam Alkitab Terjemahan Dunia Baru milik Saksi-saksi
Yehuwa memiliki jawaban untuk setiap pertanyaan hidup seseorang, serta
menyebutkan penjelasan tentang kehidupan di bumi dan seisinya36.
Alkitab mengajarkan bahwa Allah akan membuat perubahan
seperti ini di bumi “Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,
dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan
atau jeritan atau rasa sakit.”-Penyikapan (Wahyu).
34 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Kabar baik dari Allah (Jakarta:
Saksi-saksi Yehuwa Indonesia, 2013), h. 7 35 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Apa yang Sebenarnya Alkitab
Ajarkan? (Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa Indonesia, 2005), h. 19. 36 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Asal Mula Kehidupan Lima
Pertanyaan yang Patut diRenungkan (Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa Indonesia, 2010), h. 30-31.
28
Dalam buku “Apa Tujuan Hidup ini? Bagaimana saudara dapat
menemukannya?” (2007) Ada suatu tulisan yang menjelaskan bahwa
terdapat doktrin-doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab yaitu seperti
adanya pembahasan tentang Tritunggal, kematian, neraka, dan siksaan
kekal. Mungkin dalam sebagian Alkitab kristen lainnya terdapat
pembahasan seperti ini namun dalam Alkitab terjemahan dunia baru tidak
terdapat pembahasan mengenai hal tersebut karena pembahasan hal yang
diatas tidak sesuai dengan sifat Allah yang pengasih, adanya siksaan
manusia yang kekal tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati
Allah37. Seperti yang dikatakan di 1 Yohanes 4:8 “Allah adalah Kasih”.
Dan dalam Yeremia 7:31; 19:;32:35 “Alkitab dengan jelas memberi tahu
bahwa ajaran demikian tidak pernah timbul dalam hati Allah Yang
Mahakuasa.”
Jadi menurut Saksi-Saksi Yehuwa Alkitab yang benar ialah
menggunakan bahasa Allah Yehuwa bukan dengan menggunakan kata
Tuhan Yesus dan mereka sendiri mempercayai Alkitab terjemahan baru
milik mereka yang disebut “Alkitab Terjemahan Dunia Baru” adanya
terjemahan baru ini agar sama persis seperti Alkitab yang Allah ajarkan
dahulu pada umat Kristiani.
3. Yesus Kristus
Ajaran Saksi-saksi Yehuwa selanjutnya yang terdapat pada Alkitab
yaitu tentang ajaran Yesus Kristus yang mana Yesus adalah Tuhan bagi
37 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Apa Tujuan Hidup Ini?
Bagaimana saudara dapat menemukannya?, (Jakarta, Saksi-saksi Yehuwa, 2007), h.17.
29
seluruh umat Kristen. Yesus juga termasuk dalam susunan Tritunggal
yakni yang disebut sebagai Anak Allah yang menyerupai manusia. Yesus
diciptakan dan dititipkan di dalam rahim Maria, Maria adalah seorang
perempuan yang perawan, sehingga Yesus tidak memiliki seorang Ayah.
Menurut Alkitab Terjemahan Dunia Baru dalam Saksi-saksi
Yehuwa Yesus sebelum diturunkannya ke Bumi dan sebelum sebagai
anak Maria, pernah tinggal di Surga sebagai makhluk roh. “Ia adalah
ciptaan Allah yang pertama. Tidak seperti manusia lain, Yesus hidup di
surga sebagai makhluk roh sebelum dilahirkan ke bumi.” (Yohanes 8:23).
Suatu hal yang dikerjakan Yesus semua adalah perintah Allah Yehuwa.
Yesus sangat gembira menjalankan semua pekerjaannya di bumi semata-
mata karena Allah Yehuwa dan membuat bahagia umatnya. Sejak Yesus
lahir banyak juga yang membencinya namun sifat dan karakter Yesus
tidak membuat dirinya merasa terbebani. Ajaran Alkitab Terjemahan
Dunia Baru, Yesus mempunyai sifat yang hampir sama dengan Allah
Yehuwa, hal ini membuat Yehuwa menganggap Yesus seperti putranya
sendiri karena ia mampu membuat Allah senang. Kedekatan Yesus dengan
Allah membuat Yesus rela berkorban demi umatnya yang dari lahir harus
menanggung dosa dari Adam. Namun Yesus tidak berkecil hati dalam
menyebarkan berita gembira38 yakni akan datangnya kerajaan Allah nanti
yang dimana semua umatnya akan kekal abadi di bumi tanpa penderitaan
dan kesengsaraan.
38 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Mari jadilah Pengikutku
(Jakarta : Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2007), h.77.
30
Ketika sebelum datangnya Yesus ke bumi, bumi dikuasai oleh
setan. Namun, ketika Yesus diutus oleh Yehuwa datang ke bumi ia sangat
senang karena Allah mengabulkan kehendaknya untuk turun ke bumi
sebagai seseorang yang akan memmpin di kerajaannya kelak. Sejak itu
Yesus selalu berbuat baik kepada saudara-saudaranya dan yang membenci
dia. Sifat baiknya diikuti oleh Saksi-Saksi Yehuwa dan Yesus dijadikan
sebagai panutan hidup umatnya. Yesus sering kali disebut Tuhan dalam
agama Kristen lainnya, berbeda dengan yang diajarkan Alkitab Saksi-
Saksi Yehuwa bahwa Yesus bukanlah Tuhan melainkan hanya malaikat
saja yang diciptakan pertama oleh Allah, ia sudah dianggap seperti anak
Allah karena sifatnya.39 Hal ini karena Yesus tidak pernah berkata bahwa
ia Tuhan maupun satu dengan Allah. Ketika Yesus berdoa kepada Allah,
dalam Yoh 17;3 “inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus,” para rasul yang dekat dengan Yesus pun
tidak ada yang berkata bahwa ia Tuhan atau Allah, dalam seruan Thomas
di Yohanes 20:28 “Ya Tuhanku dan Allahku!”, Yesus memang
mempunyai kedudukan tinggi daripada rasulnya, akan tetap dalam hal ini
Thomas bukan menyebut Yesus sebagai Tuhan, melainkan seorang
Mesias. Yesus berkorban demi umatnya dan mati di tiang, hari ketiga
setelah Yesus mati ia bangkit dan diangkat ke surga bersama Allah
Yehuwa.
39 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Bertukar Pikiran Mengenai
Ayat-Ayat Alkitab (Jakarta : Watch Tower Bible and Tract Society of New York, INC), h. 430-431.
31
4. Kerajaan Allah
Ajaran yang berbeda dengan kristen lainnya dan yang terdapat
dalam Alkitab yaitu Kerajaan Allah. Seperti yang dikatakan oleh Mas
Ivan, seorang penetua di Pondok Cabe ia mengatakan bahwa, Kerajaan
Allah yaitu sebuah tempat para anggota Saksi-saksi Yehuwa yang kekal di
bumi maupun di surga. Kerajaan Allah adalah kerajaan pemerintahan dari
segala-galanya yang di dunia. Dalam (Daniel 2:44) “Pada zaman raja-raja
itu, Allah yang berkuasa atas surga akan mendirikan kerajaan yang tidak
akan pernah musnah. Kerajaan itu tidak akan dikuasai bangsa lain.
Kerajaan itu akan menghancurkan dan mengakhiri semua kerajaan ini.
Hanya kerajaan itu yang akan tetap berdiri untuk selamanya.”
Sebelum anggota Saksi-saksi Yehuwa mengetahuin bahwa akan
adanya kerajaan Allah yang akan datang, Yesus terlebih dahulu sering
menceritakan hal ini kepada sahabat-sahabatnya, tidak ada yang Yesus
katakan dan bicarakan selain kerajaan Allah.
“Jadi berdoalah seperti ini: “Bapak kami yang di surga,
disucikanlah nama-Mu.” (Mat 6:9) “Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” (Mat 10) “Dan kabar baik tentang
kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bum, sebagai kesaksian bagi
semua bangsa, kemudian akhir itu akan datang.” (Mat 24:14). Seperti yang
dikatakan dalam Alkitab bahwa Kerajaan akan datang dan semua
bergembira menerima berita tersebut.
32
Kerajaan telah diperintah sejak 1914 dan ketika Yesus
mencampakan setan-setan ke bumi, Yesus adalah pemimpin di kerajaan
Allah yang pertama, Allah memerintahkan Yesus untuk memimpin karena
Yesus adalah pemimpin yang baik hati dan ciptaan Allah yang pertama,
kerajaan Allah juga akan dipimpin oleh orang-orang yang terpilih untuk
masuk ke surga seperti rasul-rasul yng setia dengan Yesus dan orang-
orang yang suci serta kudus. Orang-orang yang akan memasuki surga
terhitung jumlahnya yaitu mencapai 144.00040 orang yang terpilih atau
disebut dalam Alkitab yakni kaum terurap.
Setelah setan-setan membuat kekacauan di bumi pada saat itu juga
kerajaan Allah mulai dipimpin oleh Yesus, sejak itu penderitaan manusia
mulai meningkat dan merajalela. Pada konsep ini yang dilakukan untuk
mencapai Kerajaan Allah yaitu dengan cara menebarkan kabar baik
tentang ini ke seluruh umat di dunia, sehingga mereka akan tahu tentang
kerajaan Allah yang akan datang. Kerajaan Allah disiapkan untuk orang-
orang yang mau berbuat kebaikan di masa hidupnya serta menebarkan
berita bahagia tersebut dengan rasa lapang, hati yang lembut tanpa ingin
dibalas.
Alkitab menggambarkan kehidupan kerajaan Allah seperti pada
(Mazmur 37:29) “Orang-orang benar akan memiliki bumi, dan mereka
akan tinggal disitu selamanya.” Dan dalam (Yesaya 65: 21-23) “Mereka
akan membangun rumah dan tinggal di situ, mereka akan membuat kebun
40 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Kabar Baik dari Allah,
(Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa Indonesia, 2013), h. 15
33
anggur dan makan buahnya”, “ Mereka tidak akan membangun dan orang
lain yang tinggal,Ataupun menanam dan orang lain yang makan.Umur
umat-Ku akan seperti umur pohon dan orang-orang pilihan-Ku akan
benar-benar menikmati hasil kerja mereka”, “Mereka tidak akan banting
tulang dengan percuma, ataupun melahirkan anak hanya untuk menderita,
karena merekalah keturunan yang terdiri dari orang-orang yang diberkati
Yehuwa, dan anak cucu mereka ada bersama mereka.” Seperti itulah
penjelasan Kerajaan Allah dalam Alkitab, bahwa orang yang benar-benar
akan bertahan di bumi dan hidup selamanya di bumi.
Ajaran yang terdapat dari Saksi-saksi Yehuwa ini tidaklah ada di di
Agama yang lain, mereka tidak mempunyai konsep pembalasan dosa atau
bisa disebut dengan siksaan manusia, Allah Yehuwa mengajarkan
umatnya untuk cinta kasih sesuai yang diajarkan oleh Yehuwa sendiri.
Sehingga dalam kerajaan Allah tidak ada satupun orang yang akan masuk
neraka dan disiksa, semua akan bahagia ketika tiba waktunya. Orang
terurap akan memasuki surga dan yang lainnya akan tinggal di bumi
selamanya dengan sebutan suatu bumi tanpa penderitaan yang dimana rasa
sakit, busung lapar, kemiskinan, dan kejahatan41 bencana sudah tidak ada
lagi, yang ada hanyalah kebahagiaan untuk semua.
41 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Apakah Allah Benar-benar
Memperdulikan kita?, (Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa, 2006), h. 3.
34
BAB III
PROSESI PERJAMUAN MALAM TUAN DALAM SAKSI-SAKSI
YEWUHA
A. Sejarah Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-saksi Yehuwa
Pada tanggal 14 Nisan (bulan pada bahasa Ibrani) pada tahun 33M
Allah Yehuwa mengadakan Hari Paskah yang dilakukan setelah matahari
terbenam, kemudian umat Yahudi merayakan hari paskah atau dalam
bahasa latin disebut pascha. Perayaan paskah tersebut yaitu hari peringatan
dimana kebiasaan semua umat Yahudi memakan roti gandum tanpa ragi
dan memakan daging domba selama tujuh hari dengan sayur pahit42. Pada
saat tersebut setiap keluarga harus menyembelih domba atau kambing dan
memercikan darah ke pintu. Penentuan waktu Hari Paskah mengikuti
kalender Ibrani yang dimana hari dalam bangsa Ibrani diakhiri dan diawali
setelah matahari terbenam.
Orang-orang Yahudi pada saat itu dipaksa kerja oleh Firaun untuk
membangun kota-kota Firaun dalam kitab keluaran 1;11 “maka, orang
mesir mengangkat para pengawas untuk menindas orang Israel dan
menyuruh mereka kerja paksa. Orang-orang Israel disuruh membangun
Pitom dan Ramsees, yaitu kota-kota tempat Firaun menyimpan
persediaan.” Hal ini berhubungan dengan perayaan paskah hari dimana
42 Saksi-Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta :
WatchTower Bible, 2013), h.17.
35
orang-orang Israel dibebaskan dari perbudakan bangsa mesir oleh Musa,
yang saat itu diberi mukjizat oleh Allah Yehuwa untuk membebaskan
orang-orang Israel dari perbudakan.43 Disebutkan dalam Keluaran 3;9-10
“Aku sudah dengar tangisan orang Israel. Aku juga sudah lihat mereka
ditindas orang mesir dengan kejam. Sekarang aku akan mengutus kamu
untuk menghadap Firaun, dan kamu harus membawa umat-Ku, orang-
orang Israel, keluar dari Mesir.”
Oleh karena itu perayaan paskah tentu ada kaitannya dengan
Perjamuan Malam Tuan yang dimana ketika itu Yesus berkata 1 Korintus
5;7 “Buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru,
karena kalian sudah bebas dari ragi sejak dikorbankannya kristus, anak
domba Paskah kita.” Bukan hanya memperingati pembebasan dari bangsa
Mesir namun juga tentang Yesus akan meninggalkan umatnya untuk
dikorbankan. Allah yehuwa pun memperintahkan umat Yahudi untuk
selalu mengingat peristiwa pembebasan banga Israel dan mereka selalu
merayakan hari Paskah setahun sekali untuk mengingat peristiwa tersebut.
Peristiwa paskah adalah ketentuan hukum Taurat, kemudian Yesus
membuat ketentuan baru yang mana lebih mengajarkan cinta kasih pada
pengikutnya dan bukan di bawah naungan hukum taurat lagi akan tetapi
dibawah naungan hukum Yesus atau Alkitab umat Kristen, seperti ketika
pada hukum Musa yang dikorbankan binatang sedangkan ketika perjanjian
43 JW.ORG Saksi-Saksi Yehuwa, Musa Diserang diakses pada 16 Januari 2019 dari
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g20040408/musa-
diserang/#?insight[search_id]=d2d7e49c-724a-4487-97c3-
30c2eee06f77&insight[search_result_index]=0
https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g20040408/musa-diserang/#?insight[search_id]=d2d7e49c-724a-4487-97c3-30c2eee06f77&insight[search_result_index]=0https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g20040408/musa-diserang/#?insight[search_id]=d2d7e49c-724a-4487-97c3-30c2eee06f77&insight[search_result_index]=0https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g20040408/musa-diserang/#?insight[search_id]=d2d7e49c-724a-4487-97c3-30c2eee06f77&insight[search_result_index]=0
36
sudah berubah menjadi hukum Yesus makan yang dikorbankn bukan
binatang melainkan Yesus sendiri karena jika yang dikorbankan binatang
tidak akan sepadan dengan manusia. Disebutkan dalam Roma 6;16 “Dosa
tidak boleh menjadi majikan kalian, karena kalian tidak berada di bawah
hukum Taurat, tetapi di bawah kebaikan hati Allah Yehuwa yang luar
biasa”.
Dua hari sebelum hari raya Paskah, lebih tepatnya pada tanggal 11
Nisan, Yesus memberi kabar kepada para rasulnya bahwa dua hari lagi
akan ada perayaan Paskah dan Yesus ingin sekali memperingati hari raya
tersebut dengan para rasulnya sebelum ia pergi meninggalkan mereka.
Pada hari itu mereka baru selesai turun dari Gunung Zaitun, ketika mereka
turun hari sudah malam sehingga Yesus dan para rasulnya langsung
menghampiri kota Yerusalem, kejadian ini dibarengi dengan
pengkhianatan dari salah satu rasul Yesus sendiri yang bernama Yudas
Iskariot yang bersekongkol dengan orang yang membenci Yesus untuk
menculik Yesus. Pada tanggal 13 Nisan sebelum hari itu, Yudas bertanya
kepada Yesus dimana ia akan memperingari hari paskah, namun Yesus
sudah tahu apa yang dimaksud Yudas dan Yesus tidak menjawab
pertanyaannya, oleh sebab itu Yudas tidak bisa membocorkan keberadaan
Yesus kepada orang yang membenci Yesus tersebut. Kemudian pada hari
Paskah tiba Yesus dan rasulnya sedanga berada di rumah murid Yesus.
Perjamuan Malam Tuan pada peristiwa di atas tersebut merupakan
Perjamuan terakhir Yesus bersama para rasulnya. Ketika perjamuan
37
terakhir Yesus mencuci kaki para rasulnya, dan para rasul pun terkaget
melihat perbuatan Yesus. Hal ini karena Yesus ingin mengajarkan
kerendahan hati kepada para rasulnya, dengan perasaan yang tidak enak
kepada Yesus, para rasul menerimanya. Yesus bercerita tentang Yudas
Iskariot yang menkhianatinya setelah Yudas memakan roti darinya, hal ini
tentu membuat para rasul bertanya siapa yang akan melakukan hal tersebut
kepada Yesus, namun Yesus tidak memberitahu mereka siapa yang akan
mengkhianatinya. Disebutkan dalam Mazmur 41;9 “Bahkan teman
akrabku, yang aku percayai, yang makan roti aku, telah berbalik melawan
aku”.
Ketika perjamuan terakhir berlangsung Yudas memegang kotak
uang untuknya dan akan membawanya pergi. Sementara Yesus sudah
mengetahuinya, dalam Yoh 13;27-30 “ Setelah Yudas mengambil roti itu,
setan masuk ke dalam hatinya. Makan Yesus berkata kepadanya
“Lakukanlah apa yang sedang kamu lakukan itu dengan lebih cepat”.
Namun, tidak seorang pun diantara para rasul yang sadar akan yang
dilakukan Yudas, mereka berpikir bahwa Yudas mengambil kotak uang
untuk membeli apa yang dibutuhkan untuk perayaan Paskah. Jadi Yudas
pergi setelah mengambil potongan roti yang diberikan Yesus pada malam
tersebut.44
Yesus membagikan roti tak beragi dengan memotong roti tersebut
dengan kecil-kecil lalu membagikannya kepada para rasul, setelah
44 Yesus, Jalan, Kebenaran, Kehidupan, (Jakarta, Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2017),
h. 267.
38
membagikan roti lalu Yesus memberikan cawan yang berisi anggur.
Disebutkan dalam Matius 26;26-28 “Yesus mengambil roti dan,
setelahnya mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan sambil
memberikannya kepada murid-murid, ia mengatakan, ‘ambil, makanlah.
Ini mengartikan tubuhku.’ Juga ia mengambil cawan dan setelah
mengucapkan syukur, ia memberikannya kepada mereka, saambil
megatakan, ‘minumlah cawan ini, kamu semua; sebab ini mengartikan
darah perjanjianku’. Yang akan dicurahkan demi kepentingan banyak
orang untuk pengampunan dosa.” Pada malam itu Yesus dikorbankan dan
dihukum mati untuk penebusan dosa untuk umatnya dan Yesus
memberitahukan kepada umatnya untuk memperingati hari Perjamuan
Malam Tuan.
Pengertian dari Perjamuan Malam Tuan adalah memperingati
kematian Yesus. Kata perjamuan diambil dari kata menjamu dalam bahasa
Indonesia yaitu menyuguhi, kata ini diambil ketika Yesus menjamu para
rasul dengan roti dan anggur yang melambangkan tubuh Yesus ini yaitu
untuk menghormati Allah dan berterimakasih kepada Yesus. Sedangkan
Malam yaitu waktu dimana Yesus menjamu para rasul tersebut, dan juga
kata Tuan diambil dari sebutan Yesus oleh para Saksi-Saksi Yehuwa.45
Kegiatan ini pun dilandasi penghormatan kepada Allah Yehuwa juga
untuk memperingati kematian Yesus untuk menebus dosa waris Adam.46
45 Wawancara dengan saudara Ivan Novianto pada tanggal 27 Juni 2019. 46 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, Bertukar Pikiran Mengenai
Ayat-Ayat Alkitab (Jakarta: Watch Tower Bible and Tract Society of New York, 2012), h. 294.
39
Mengenai waktu dilakukannya Perjamuan Malam Tuan, Yesus
sendiri tidak memberitahunya secara detail ia hanya memerintahkan agar
umatnya selalu melakukannya untuk mengingatnya, namun walaupun
begitu hal ini dianggap penting bagi Saksi-Saksi Yehuwa karena hari
tersebut adalah bukti menghormati Allah, oleh sebab itu Saksi-Saksi
Yehuwa memperingatinya satu kali dalam setahun saja,47 hal ini juga
dijelaskan dalam Alkitab bahwa perayaan paskah sama dengan hari
dimana Yesus dikorbankan dan dilaksanakan hanya sekali dalam setahun.
Semua peristiwa tersebut diketik dan berada dalam website resmi milik
Saksi-Saksi Yehuwa.
B. Syarat-syarat dalam Perjamuan Malam Tuan
Pentingnya acara Perjamuan Malam Tuan menurut Saksi-Saksi
Yehuwa ini bertujuan untuk mengenang apa yang dihasilkan oleh Yesus
karena pengorbanannya yang memberikan nyawanya demi Saksi-Saksi
Yehuwa.48 Oleh karena itu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peserta Perjamuan Malam Tuan maupun peserta yang memakan roti dan
anggur tersebut. Mulai dari syarat-syarat peserta yang mengakui acara
Perjamuan Malam Tuan yaitu harus :
1. Berpakaian rapih dan bersih
Yesus menyukai umatnya yang berpakaian rapih dan bersih
dalam 1 Kor 10;31 “Jadi, tidak soal kalia makan atau minum,
47 Wawancara dengan saudara Ivan Novianto selaku Penatua Sakis-Saksi Yehuwa di
Pondok Cabe pada 25 Maret 2018. 48 Berdasarkan undangan Perjamuan Malam Tuan yang diberi Penatua Pondok Cabe.
40
atau melakukan apapun, lakukan segala sesuatu demi
kemuliaan Allah”. Saksi-Saksi Yehuwa menghadiri acara
Perjamuan Malam Tuan dengan berpakaian rapih dan bersih,
hal ini bukan hanya untuk para wanita dewasa ataupun pria,
anak-anak yang mengikuti acara Perjamuan Malam Tuan pun
ikut mematuhi aturan dalam berpakaian rapih.49 Seperti
disebutkan dalam 1 Timotius 2;9-10 “Juga, wanita-wanita
hendaknya menghias diri dengan pakaian yang pantas, dengan
kesederhanaan dan pertimbangan yang baik, tidak dengan gaya
rambut yang rumit dan dengan emas, mutiara, atau pakaian
yang mahal, tapi perbuatan yang baik, seperti yang sepantasnya
bagi wanita yang mengaku berbakti kepada Allah”. Para jemaat
Saksi-Saksi Yehuwa mengikuti apa yang diajarkan Alkitab
kepada mereka, dengan kesederhanaan dan tidak berlebihan
dalam berpakaian. Sedangkan, yang dipakai pria ialah kemeja
dan celana panjang, juga dengan anak-anak.50
2. Syarat orang yang memakan roti dan meminum anggur
Syarat dalam memakan roti dan meminum anggur dalam
Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan yang ada
di setiap gereja. Mereka meyakini bahwa yang ikut serta
memakan roti dan meminum anggur tersebut adalah orang-
orang yang mempunyai nat untuk abadi di surga Allah
49 Saksi-Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta :
WatchTower Bible, 2016), h.17. 50 Berdasarkan kunjungan penulis pada 31 Maret 2018.
41
Yehuwa, mereka disebut kaum terurap, kaum terurap adalah
kaum yang hanya termasuk dalam perjanjian baru, juga orang-
orang yang terpanggil khusus oleh Allah Yehuwa.51 Disebutkan
dalam Ibrani 9;15 “Maka, dia menjadi perantara sebuah
perjanjian baru, supaya orang-orang yang sudah dipanggil bisa
menerima janji berupa warisan yang abadi, karena melalui
kematiannya, mereka ditebus dan dibebaskan dari pelanggaran
yang mereka lakukan di bawah perjanjian sebelumnya”.
Kaum terurap adalah kaum yang dijanjikan Allah Yehuwa akan
memerintah di surga bersama kristus. Ciri-ciri kaum terurap ini
terdiri dari 144 ribu orang. Ciri-ciri kaum terurap sendiri tidak
disebutkan dalam Alkitab, akan tetapi ciri seseorang yang
diketahui bahwa mereka kaum terurap adalah yang hatinya
terpanggil oleh Allah.52 Disebutkan dalam 1 Petrus 2;11
“Saudara-saudara yang terkasih, saya mohon agar kalian,
sebagai orang asing dan penduduk sementara, terus menolak
keinginan tubuh yang berdosa, yang berperang melawan
kalian”. Kaum terurap disebut uga sebagai manusia yang hidup
hanya sementara di bumi, mereka akan kembali ke surga
51 JW.ORG Saksi-Saksi Yehuwa, Pertanyaan Umum Perjamuan Kudus diakses pada 17
Januari 2019 darihttps://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-
kudus/#?insight[search_id]=0f266dc2-fd9f-45d5-979a-
d5eb9395d2cc&insight[search_result_index]=2 52 Wawancara dengan Ivan Novianto salah satu Penatua Saksi-Saksi Yehuwa di Pondok
Cabe, pada 25 Maret 2018.
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-kudus/#?insight[search_id]=0f266dc2-fd9f-45d5-979a-d5eb9395d2cc&insight[search_result_index]=2https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-kudus/#?insight[search_id]=0f266dc2-fd9f-45d5-979a-d5eb9395d2cc&insight[search_result_index]=2https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/perjamuan-kudus/#?insight[search_id]=0f266dc2-fd9f-45d5-979a-d5eb9395d2cc&insight[search_result_index]=2
42
dengan Yesus.53 Berbeda dengan kaum pengamat pada acara
Peramuan Malam Tuan, mereka hidup kekal/abadi di bumi.
Perbedaannya dengan gereja yaitu mereka meyakini umatnya
semua sudah dibaptis, oleh karena itu mereka bisa memakan
roti dan meminum anggur dalam acara tersebut.54
3. Syarat hadirin yang mengikuti Perjamuan Malam Tuan
Para tamu hadirin pada acara Perjamuan Malam Tuan dalam
Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa diperbolehkan/terbuka
untuk siapa saja dan darimana saja, bukan hanya untuk acara
Perjamuan Malam Tuan saja tetapi juga untuk acara lainnya
seperti khotbah pada hari-hari tertentu. Hal ini karena dalam
setiap acara adalah tempat dimana merek amenyebarkan kabar
baik dari Allah tentang kerajaan Allah kepada seluruh manusia
di bumi ini. Hal tersebut yaitu guna untuk menghormati sang
pencipta mereka yaitu Allah Yehuwa dan malaikat mereka
yaitu Yesus karena telah dituliskan dalam Alkitab tentang
menebarkan berita gembira “ Pergilah sambil memberitakan,
‘kerajaan surga sudah dekat’ “. (Matius 10;7). “Ketika masuk
ke kota atau ke desa manapun, carilah orang yang mau
menerima kalian, dan tinggalah di rumah seseorang sampai
kalian pergi dari daerah itu”. Bukan hanya dari keseharian
mereka yang menebarkan berita baik melalui perorangan akan
53 Dipublikasikan oleh JW.ORG https://wol.jw.org/id/wol/pc/r25/li-in/200277077/1/0
diakses pada 17 Januari 2019. 54 Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), h. 245.
https://wol.jw.org/id/wol/pc/r25/li-in/200277077/1/0
43
tetapi dari acara Perjamuan Malam Tuan juga mereka
memberitakannya kepada semua yang ikut serta dalam
Perjamuan Malam Tuan walaupun berbeda agama melalu
undangan yang diberikan. Perjamuan Malam Tuan dalam Balai
Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa juga diperbolehkan membawa
bayi dan anak-anak.55
4. Tidak ada kolekte/pemungutan biaya
Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-Saksi Yehuwa tidak ada
syarat untuk mengumpulkan uang. Disebutkan dalam Matius
10;8 “Sembuhkan orang sakit, bangkitkan orang mati,
sembuhkan penderita kusta, dan usir roh jahat. Kalian sudah
menerima dengan gratis, jadi berikan juga dengan gratis”.
Maksud dari ayat Alkitab tersebut adalah Saksi-Saksi Yehuwa
tudak memungut biaya apapun dan mereka megerjakan apa
yang Allah perintahkan dengan suka rela dan tidak memaksa
orang lain untuk menyumbangkan uangnya Balai Kerajaan,
karena Allah juga memberi semuanya kepada penciptanya
dengan gratis dan tanpa dibayar. Adapun uang yang terkumpul
yaitu uang hasil sukarela para penatua atau yang lainnya namun
tidak dipinta. Sumbangan yang terkumpul juga untuk
membantu orang-orang yang terkena bencana, untuk
membangun tempat Balai Kerajaan, dan juga diberikan kepada
55 Wawancara dengan Saudara Ivan Novianto selaku Penatua dalam Saksi-Saksi Yehuwa
Pondok Cabe, pada 25 Maret 2018.
44
para rohaniawan keliling untuk menebarkan berita bahwa
kerajaan surga telah datang.56
Syarat-syarat mengikuti Perjamuan Malam Tuan dalam Saksi-
Saksi Yehuwa sangatlah sederhana, mereka tidak menentukan siapa saja
yang mengikuti acara Perjamuan Malam Tuan tersebut, menurut Saksi-
Saksi Yehuwa hal ini disebabkan adanya keterkaitan mereka dengan Allah
mereka akan perintah menyebarkan kabar baik dan berterima kasih kepada
Yesus , karena Yesus telah menyelamatkan seluruh umat manusia bukan
hanya penganut Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka juga tidak membutuhkan
kolekte dari para tamu hadirin selama acara berlangsung.
C. Tata Cara dalam Perjamuan Malam Tuan
Seperti yang sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya, Saksi-
Saksi Yehuwa memperingati Perjamuan Malam Tuan pada tanggal 14
Nisan, hal ini mengikuti tanggal dimana Yesus memperingati Perjamuan
Malam terakhirnya dengan para rasul. Diperintahkan oleh Yesus mengenai
peringatan Perjamuan Malam Tuan tersebut tertulis di dalam (Lukas
22;19-20) “Juga, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-
mecahkan roti, lalu memberikannya kepada mereka sambil berkata ‘ini
melambangkan tubuhku yang akan diberikan demi kalian. Teruslah
lakukan ini untk mengenang aku. Setelah mereka makan malam, dia juga
56 Saksi-Saksi Yehuwa, Bagaimana Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dibiayai? diakses pada
19 Januari 2019 dari https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kegiatan-dibiayai/#?insight[search_id]=81b861cf-23fa-4a17-b91d-
75fadf7ae62c&insight[search_result_index]=1
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kegiatan-dibiayai/#?insight[search_id]=81b861cf-23fa-4a17-b91d-75fadf7ae62c&insight[search_result_index]=1https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kegiatan-dibiayai/#?insight[search_id]=81b861cf-23fa-4a17-b91d-75fadf7ae62c&insight[search_result_index]=1https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kegiatan-dibiayai/#?insight[search_id]=81b861cf-23fa-4a17-b91d-75fadf7ae62c&insight[search_result_index]=1
45
melakukan hal yang sama atas cawan itu. Dia berkata ‘cawan ini
melambangkan perjanjian baru yang disahkan dengan darahku, yang akan
dicurahkan demi kalian’”.
Seperti itulah yang diperintahan oleh Yesus untuk umatnya agar
mereka selalu memperingati Perjamuan Malam Tuan. Saksi-Saksi Yehuwa
memperingati acara Perjamuan Malam Tuan hanya sekali dalam setahun.
Perbedaannya dengan Gereja lainnya yaitu tentang waktu perayaan acara
Perjamuan Malam Tuan dalam Gereja Protestan dilakukan setiap minggu
bulan pertama, dan ada pula yang dilakukan pada setahun sekali pada
Jumat Agung, disebut Jumat Agung karena Yesus disalib pada hari Jumat
sebelum paskah. Sedangkan Misa biasa dilakukan pada setiap minggu
pertama, dan yang mengikutinya hanya sebagian orang yang sudah
dibaptis
Top Related