PENGELOLAAN KAPAL PERANG TENGGELAM
DI PERAIRAN INDONESIA
oleh:Ir. Agus Dermawan, M.Si
Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia
- Perlakuan Berdasar Hukum Internasional
- Perlakuan Berdasar Hukum Nasional
- Hukum Internasional
- Hukum Nasional
- Kawasan Konservasi Maritim- BMKT
- Hukum Internasional- Hukum Nasional
PENGATURAN KAPAL PERANG
Hukum Internasional
1. UNCLOS (article 95 dan 96) menyebutkan- Warships on the high seas have complete immunity from
the jurisdiction of any State other than the flag State.- Ships owned or operated by a State and used only on
government non-commercial service shall, on the high seas, have complete immunity from the jurisdiction of any State other than the flag State
Article 303- States have the duty to protect objects of an
archaeological and historical nature found at sea and shall cooperate for this purpose.
2. Convention on Salvage 1989- Article 4 “…this Convention shall not apply to warships or other non-
commercial vessels owned or operated by a State and entitled, at the time of salvage operations, to sovereign immunity under generally recognized principles of international law unless that State decides otherwise.
3. Convention on The Removal of Wreck 2007- Article 4 Exclusion “This Convention shall not apply to any warship or
other ship owned or operated by a State and used, for the time being, only on Government non-commercial service, unless that State decides otherwise.
- “Where a State Party decides to apply this Convention to its warships or other ships as described in paragraph 2, it shall notify the Secretary-General, thereof, specifying the terms and conditions of such application”
Lanjutan…
Hukum Internasional
4. Convention on Underwater Cultural Heritage 2001
Artikel 1 dan 2 (8) kapal perang/ kapal milik pemerintah yang peruntukannya non komersial, apabila sesuai dengan kriteria, dikategorikan underwater cultural heritage dan pengaturan oleh konvensi ini tidak memodifikasi apa yang tertuang dalam UNCLOS.
State vessels and aircraft means warships, and other vessels or aircraft that were owned or operated by a State and used, at the time of sinking, only for governmental non-commercial purposes, that are identifiable as such, and that meet the definition of underwater cultural heritage.
Lanjutan…
Hukum Internasional
Hukum Nasional
PENGATURAN KAPAL PERANG
1. UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya
- Mengatur perlindungan terhadap cagarbudaya.
- Cagar Budaya adalah warisan budaya yangbersifat kebendaan berupa benda cagarbudaya, Bangunan Cagar Budaya, StrukturCagar Budaya, Situs Cagar Budaya, danKawasan Cagar Budaya di darat dan/atau diair yang perlu dilestarikan keberadaannyakarena memiliki nilai penting bagi sejarah,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,dan/atau kebudayaan melalui prosespenetapan.
2. PP No 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian dan turunannyaPermenhub No. 71/2013 dan Permenhub No. 33/2016 tentangSalvage dan/atau Pekerjaan Bawah Air mengatur salah satunyapembersihan kerangka kapal dan muatannya yang dianggapmengganggu alur pelayaran
3. Keppres No. 19/2007 tentang Panitia Nasional BMKT- Mengatur mengenai pembentukan kelembagaan yang
mengelola muatan kapal yang memiliki nilai ekonomi, sejarah dan budaya yang berusia diatas 50 tahun
Lanjutan…
Hukum Nasional
4. Permen Kelautan dan Perikanan No. 17/2008 tentangKawasan Konservasi di Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
- Mengatur mengenai kawasan konservasi maritim
- Mencakup perlindungan kawasan adat dan budayamaritim yang memiliki nilai historis dan arkeologis.
Lanjutan…
Hukum Nasional
- Berdasar Hukum Internasional- Berdasar Hukum Nasional
PERLAKUAN KAPAL PERANG TENGGELAM
Perlakuan berdasar Hukum Internasional:
1. Kapal Perang memiliki kekebalan (immunity) dimanahukum yang berlaku adalah hukum pemilik bendera danberhak atas innocent passage.
2. Kekebalan sebagaimana dalam UNCLOS melekat padakapal perang yang masih berfungsi dan bukan dead ship yang sudah tidak melakukan fungsi navigasi (dead ship doctrine).
3. UNCLOS menyebutkan kewajiban state parties untukmelindungi peninggalan arkeologi/bersejarah ygditemukan, tapi tidak secara jelas menyebutkan mengenaikerangka kapal perang.
4. Ketiga konvensi tidak secara jelas mengatur mengenaistatus kerangka kapal perang yang tenggelam di perairannegara lain.
5. Konvensi UNESCO 2001 tidak spesifik menyebutkan status terhadap kerangka kapal perang.
6. Dari 4 konvensi tersebut, Indonesia baru meratifikasiUNCLOS.
Lanjutan…
Perlakuan berdasar Hukum Internasional
PERLAKUAN KAPAL PERANG TENGGELAM
1. Peraturan perundangan nasional mengatur perlindungansecara umum terhadap peninggalan sejarah dan budaya.
2. Tidak secara spesifik mengatur mengenai perlindunganterhadap kerangka kapal perang yang memiliki nilaisignifikan terhadap negara pemilik bendera.
3. Pembersihan kerangka kapal dalam konteks safety navigation, bagaimana dengan kerangka kapal perangyang mengganggu alur ?.
Perlakuan berdasar Hukum Nasional
1. Kewenangan pemilik bendera kapal.
2. Illegal salvage dan pencurian kerangka kapal yang berpotensi memicu protes negara pemilik bendera –lesson learn protes Belanda ke Pemri atas hilangnya kapal Belanda di Laut Jawa.
3. Pemeliharaan kerangka dan muatannya, tugas siapa ?.
4. Status kerangka kapal tersebut dalam hukum nasional.
5. Keselarasan data kerangka kapal perang di Perairan Indonesia, antar instansi.
ISU PERLAKUAN KAPAL PERANG TENGGELAM
- Kawasan Konservasi Maritim- BMKT
1. Identifikasi kapal perang yang memiliki nilai sejarah tinggi.
2. Pengaturan pengelolaan kerangka kapal perang dari segi keselamatan pelayaran, pengangkatan muatan, konservasi dan pelestarian.
3. Integrasi lokasi dalam tata ruang laut nasional
4. Penetapan status yang legally binding terhadap perlindungan kawasan bersejarah di laut.
STRATEGI PENGELOLAAN KAPAL PERANG TENGGELAM
UPAYA PERLINDUNGAN & PELESTARIAN
KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN
(UU No 45/2009, PP 60/2007)
KSDI meliputi :
Konservasi Ekosistem
Konservasi Jenis Ikan
Konservasi Genetik Ikan
KONSERVASI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL
(UU No 27/2007, PERMEN KP 17/2008)
Konservasi WP3K meliputi :
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kawasan Konservasi Maritim
Daerah Perlindungan Adat Maritim
Daerah Perlindungan Budaya Maritim
Kawasan Konservasi Perairan
Sempadan Pantai
Kawasan Konservasi
Perairan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
(KKP3K)
Kawasan Konservasi
Perairan
(KKP)
Kawasan Konservasi
Maritim
(KKM)
Sempadan Pantai
Pengelolaan
Daerah/Provinsi
Tujuan
Penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan,
perikanan berkelanjutan,
wisata bahari, dan
rekreasi
Pengelolaan
Nasional/DaerahiPengelolaan
Daerah/Provinsi
Pengelolaan
Nasional/Daerah
Tujuan
Perlindungan adat
maritim dan budaya
maritim
Tujuan
Perlindungan dan
Pelestarian
keanekaragaman hayati
laut dan ekosistemnya
Tujuan
Perlindungan
sumberdaya pesisir dan
pantai
Fokus Utama
Keanekaragaman Hayati
Wisata bahari & Rekreasi
Perikanan Berkelanjutan
Fokus Utama
Masyarakat hukum
adat/Kearifan lokal, Hak
tradisional/Lembaga adat
Tempat tengelamnya kapal,
Nilai arkeologi-historis
khusus
Fokus Utama
Perlindungan jenis ikan
dan ekosistemnya
Fokus Utama
Perlindungan jenis ikan
dan ekosistemnya
KAWASAN KONSERVASI, PERIKANAN DAN PARIWISATA
Kawasan Konservasi Maritim
1
2
3
a b
Definisi
Daerah perlindungan adat dan budaya
maritim yang mempunyai nilai arkeologi
historis khusus, situs sejarah kemaritiman
dan tempat ritual keagamaan atau adat
dan sifatnya sejalan dengan upaya
konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil
Kategori
Lokasi yang dilindungi dimana terdapat benda
peninggalan sejarah dan/atau tempat ritual
keagamaan atau adat yang berkaitan dengan
budaya kemaritiman
• tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai
nilai arkeologi-historis khusus;
• situs sejarah kemaritiman bagi pelestarian dan
pemanfaatan guna memajukan kebudayaan
nasional;
• tempat ritual keagamaan atau adat.
Daerah perlindungan adat maritim
Daerah yang dilindungi yang masyarakatnya
mempunyai adat istiadat dan atau tradisi kemaritiman
yang sifatnya sejalan dengan upaya konservasi
pesisir dan pulau-pulau kecil serta tidak bertentangan
dengan hukum nasional
• memiliki kesatuan masyarakat hukum adat dan/atau
kearifan lokal, hak tradisional dan lembaga adat;
• mempunyai aturan lokal/kesepakatan adat
masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan;
• tidak bertentangan dengan hukum nasional
Daerah perlindungan budaya maritim
Pengelolaan KKMUNIT PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI
(Berdasarkan Peraturan MenteriKP No. 17 Tahun 2008
Daerah Perlindungan Adat Maritim
Kabupaten/Kota
Daerah Perlindungan Budaya Maritim
Kabupaten/Kota atau Propinsi
*Pasca terbitnya UU No. 23 Tahun 2014, maka
kewenangan KKM berada di Propinsi
KONSERVASI DI - WP3K• Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya
• Salah satu tujuan PWP3K : melindungi, MENGONSERVASI, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;
• Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil secara berkelanjutan.
UU No. 27 TAHUN 2007 jo. UU No. 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
No. Kategori Tujuan Pengelolaan Kewenangan
1. KawasanKonservasiPesisir danPulau-PulauKecil (KKP3K)
KonservasiSumberdayaKelautanmenitikberatkanpada keterkaitanekosistem
1. Nasional2. Provinsi
2. KawasanKonservasiPerairan (KKP)
KonservasiSumberdaya Ikanmenitik beratkanpadakeberlangsunganhabitat SDI
1. Nasional2. Provinsi3. Kabupaten
(PUD)
3. KawasanKonservasiMaritim (KKM)
Konservasi adat, situs bersejarah, ritual keagamaan
Provinsi
4. SempadanPantai
daratan sepanjangtepian pantai, yang lebarnyaproporsional denganbentuk dan kondisifisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasangtertinggi ke arahdarat.
Provinsi
JENIS KAWASAN KONSERVASI MARITIM
PERMEN KP NO. 17 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
a. Kawasan Konservasi Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil, yang selanjutnya disebut KKP3K;
b. Kawasan Konservasi Maritim(KKM); adalah daerahperlindungan adat danbudaya maritim yang mempunyai nilai arkeologihistoris khusus, situs sejarahkemaritiman dan tempatritual keagamaan atau adatdan sifatnya sejalan denganupaya konservasi pesisir danpulau-pulau kecil.
c. Kawasan Konservasi Perairan, yang selanjutnya disebutKKP; dan
d. Sempadan Pantai.
JENIS KRITERIA
Daerah perlindunganadat maritim
a. wilayah pesisir dan/atau pulau kecilyang memiliki kesatuan masyarakathukum adat dan/atau kearifan lokal, hak tradisional dan lembaga adat yang masih berlaku
b. mempunyai aturan lokal/kesepakatanadat masyarakat yang diberlakukanuntuk menjaga kelestarian lingkungan; dan
c. tidak bertentangan dengan hukumnasional
Daerah perlindunganbudayamaritim
a. tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai nilai arkeologi-historiskhusus
b. situs sejarah kemaritiman yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya yang perlu dilindungi bagi tujuanpelestarian dan pemanfaatan gunamemajukan kebudayaan nasional
c. tempat ritual keagamaan atau adat
TAHAPAN PENETAPAN KKM
NEXT STEP :1. Menetapkan organisasi
Pengelola (UPTD/CabangDinas)
2. Menyusun dan mengesahkanRencana Pengelolaan
3. Menyusun dan MenetapkanZonasi
4. Melaksanakan pengelolaan
2. PenilaianKelayakan
1. Usulan Inisiatif
3. Penetapan
KKM
Dilakukan oleh• orang perseorangan,• kelompok masyarakat,• perguruan tinggi,• lembaga penelitian,• badan hukum,• pemerintah, atau pemerintah daerah;
usulan inisiatif calonKKM
penilaian kelayakancalon KKM
penetapan KKM
Disampaikan kepada:• Menteri dengantembusan gubernur danbupati/walikotaterkait;
• Gubernur dengantembusan Menteri danbupati/walikotaterkait; atau
• Bupati/Walikota dengantembusan Menteri dangubernur
Gubernur ataubupati/walikota sesuaidengan kewenangannyamelakukan• penilaian kelayakan• pengumpulan data, informasi dan analisis.
• rekomendasi terhadapusulan inisiatif calonKKM
Menteri melakukanevaluasi terhadap aspek: a.kelengkapan data daninformasi mengenaipotensi nilai arkeologihistoriskhusus, situssejarah kemaritiman, dan tempat ritual keagamaan atau adat;
b.kelayakan usulan calonKKM untuk ditetapkanmenjadi satu jenis KKM;
c.tujuan pengelolaan KKM
Menteri menetapkan KKM yang memuat: a. jenis KKM;b. kewenangan
pengelolaan KKM; danc. posisi geografis
dan/atau wilayahadministratif KKM;
d. peta KKM skala 1 : 50.000 untuk kawasankonservasi pemerintahdaerahkabupaten/kota, dan skala 1 : 250.000 untuk kawasan konservasi pemerintah daerah provinsi ataupemerintah
Tahapan Penetapan KKM
RENCANA LOKASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI MARITIM (BANTEN)
FAKTA HMS PERTH LAYAK UNTUK
PENETAPAN KKM
berada pada kedalaman 20 – 40 meter
bagi pemerintah Australia merupakan
gravewar
kerangka kapal ini memiliki nilai penting baik dari
sisi sejarah maupun nilai sosial-psikologis bagi
negara dan keluarga korban
adanya peringatan rutin tahunan yang dilakukan
dengan mengunjungi dan tabur bunga di lokasi
tenggelamnya kapal
kondisi kapal dalam 2 tahun terakhir menunjukkan
penyusutan bagian hanya tinggal 40%
KELEMBAGAAN PENGELOLAANKAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
PP 60/2007
Kemitraan,KOLABORASI ...
KELEMBAGAAN
• Kelompok masyarakat
• masyarakat adat• LSM• korporasi• lembaga
penelitian• perguruan tinggi
PERMEN-KPNO. 21/PERMEN-KP/2015
TentangKemitraan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
KEMITRAAN
• pemantauan habitat dan populasi ikan; • perlindungan dan rehabilitasi habitat dan
populasi ikan; • peningkatan kapasitas sumber daya
manusia; • peningkatan pemahaman dan kesadaran
masyarakat; • penguatan sosial ekonomi masyarakat
sekitar kawasan; • penyediaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengelolaan kawasan; • peningkatan pengawasan kawasan; • pengembangan, penelitian dan pendidikan; • peningkatan pelayanan pemanfaatan
kawasan untuk pariwisata dan perikanan berkelanjutan;
• pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan; dan/atau
• pengumpulan dan pengembangan data dan informasi.
mengisi gap pengelolaan kawasan yang tidak tercover oleh pengelola.
membangkitkan rasa kepemilikan/ keterikatan dari pemangku kepentingan sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat akan kawasan konservasi dan pengelolaannya.
Salah satu bentuk pengelolaan KKP3K adalah dengan melalui KEMITRAANsebagaimana dimandatkan dalam Pasal 18 Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.
KEMITRAAN PENGELOLAAN
PROSESINISIASI
Pertemuan dengan SekdaProv. Banten dan Survey bersama (Arkenas, KKP, Kemdikbud dll)
Pertemuan Koordinasi dan Penyusunan Roadmap Penetapan
Perjanjian Kemitraanditandatangani
FGD PengelolaanKKM
Juni 2017
September 2017Oktober 2017
November 2017
Pengelolaan KKM oleh Mitra
April 2017
Mei 2017
Agustus 2017
ROADMAP PENETAPAN KKM HMAS PERTH
Juli 2017
Pembahasan Draft SK Penetapan KKM
RENCANA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KKM
Entrance
Memorial Site (KKM)
Recreation Site
Tercantum Dalam Dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi
JarakDesa Margasari ke HMAS 7kmDesa Margasari ke USS 5,5km
Ds. MargasariKec. Bojanegara
KESIAPAN DINAS KP PROVINSI BANTEN
1 unit speedboat
1 Penyidik PNS dan
302 Polsus WP3K
Pelabuhan / dermaga
Kelompok
Masyarakat Pengawas
Pos Pengawasan
Pelatihan dan sertifikasi
pengelola KKM
KESIAPAN DOKUMEN PENETAPAN KKM
No. TAHAPAN PENANGGUNG
JAWAB
DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN
STATUS TINDAK LANJUT
1. Usulan Inisiatif
ARKENAS/PEMPROV
Surat Usulan BELUM ADA Disiapkan oleh ARKENAS/PEMPROV
2. Penilaian Kelayakan
PEMPROV 1. Dokumen Penilaian Kelayakan
2. Surat Rekomendasi Penetapan
1. Hasil Kajian oleh Arkenas dan Australia Maritime Museum
2. BELUM ADA
1. Hasil kajian menjadi milik Pemprov
2. Gubernur
4. Penetapan KKP 1. Evaluasi Rekomendasi
2. Rancangan SK –Penetapan
3. Pengesahan Menteri
1. BELUM ADA2. BELUM ADA
1. Dit. KKHL2. Dit. KKHL, Bagian
Hukum dan Biro Hukum
3. Biro Hukum KKP
ENTRANCE GATE
CONTOH PENGELOLAAN SITUS KAPAL PERANG DUNIA KE – DUAPEARL HARBOUR - HAWAII
MUSEUM, VISITOR CENTER
CONTOH PENGELOLAAN SITUS KAPAL PERANG DUNIA KE – DUAPEARL HARBOUR - HAWAII
MEMORIAL SITE
CONTOH PENGELOLAAN SITUS KAPAL PERANG DUNIA KE – DUAPEARL HARBOUR - HAWAII
• Jalur Penyelaman Kapal Karam Wreck Diver Trail; Jalur ini dibuat untuk melindungi situs kapal karam dan juga penyelam yang menyelami situs tersebut. Sebuah jalur pemandu agar situs terlindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas penyelaman dan upaya untuk menghindari kecelakaan di dalam air
KEUNTUNGAN PENGELOLAAN KAWASAN KAPAL PERANG SEBAGAI ZONA LINDUNG
1. Penghargaan terhadap negara sahabat dan citra bangsa yang menghargai sejarah.
2. Pembelajaran dan penyadaran sejarah bagi generasi muda (Battle of Sunda Strait adalah salah satu sea battle terbesar era PD II, selain Pearl Harbour)
3. Pemanfaatan sumberdaya yang dapat dikelola bersama antara KKP, Dikbud, Pemda, TNI AL dan masyarakat.
4. Pilot project Kawasan Konservasi berbasis peninggalan sejarah PD II.
PENGELOLAAN BMKT
No Kategori Prinsip Pengelolaan Strategi
1. BMKT yang diangkat dan memiliki nilai sejarah tinggi
1. Pengayaan wawasanbahari
2. Objek edukasimaritim
3. Ekonomiberkelanjutan
Display dan galeri utk wisata; Objek studi maritim; Memperkaya koleksi Museum
2. BMKT yang diangkat dan tidak memiliki nilai sejarah tinggi
Dijual/dilelang
3. BMKT insitu (tidak diangkat) Sebagai kawasan konservasimaritim
Objek wisata bahari
TERIMA KASIH
Top Related