LAPORAN AKHIR
PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU
DI PROPINSI BENGKULU
Wahyuni Amelia Wulandari
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014
26/1801.019/011/A/RODHP/2014
ii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nyalah Laporan kegiatanPendampingan Program PSDSK di
Provinsi Bengkulu, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan
selama satu tahun ( januarisampai dengan bulan Desember 2014) pelaksanaan
kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten
Seluma dan Kepahiang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah (stake
holder) atas kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan PSDS/K, terimakasih juga
kami ucapkan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahan-
arahannya dalam melaksanakan kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan
anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk keberlanjutan
pelaksanaan kegiatan perternakan dimasa-masa yang akan datang.Kami
menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada
kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat
diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini
dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi peternakan
pada khususnya dan pertanian pada umumnya.
Bengkulu, Desember 2014 Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si NIP. 19750724 199903 2 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014
5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si
b. Pangkat/Golongan : Penata /IIIc
c. Jabatan : Peneliti Muda
7. Lokasi : Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang
8. Agroekosistem : Lahan kering
9. Tahun Mulai : 2010
10. Tahun Selesai : 2014
11. Output Tahunan : Adopsi inovasi teknologi meningkat pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang penggemukan sapi potong.
12. Output Akhir : Meningkatkan produktivitas sapi potong/kerbau
di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk
memenuhi swasembada daging sapi/kerbau.
13. Biaya TA. 2014 : Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).
Koordinator Program, Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP.Ph.D NIP. 19690427 199803 1 001
Penanggung Jawab RDHP
Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si NIP.19750724 199903 2 002
Mengetahui : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Abdul Basit, M.S NIP. 19610929 198603 1 001
Kepala Balai,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... iv RINGKASAN ............................................................................................. v I PENDAHULUAN .................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Dasar Pertimbangan ................................................................ 1.3 Tujuan ................................................................................... 1.4 Keluaran yang Diharapkan........................................................
1 1 3 4 4
II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
III PROSEDUR ....................................................................................... 3.1. Pendekatan (Kerangka pemikiran) ............................................... 3.2. Ruang Lingkup ........................................................................... 3.3 Tahapan Pelaksanaan .................................................................
7 7 7 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan ............................................. 4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Kepahiang ....... 4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Seluma ............ 4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi ........................... 4.5. Metode Desiminasi .................................................................... 4.5.1 Demplot Penggemukan Sapi .............................................. 4.5.2 Pelatihan .......................................................................... 4.6. Kalender Penggemukan .............................................................
10 10 15 18 21 30 30 35 48
V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 5.2. Saran .......................................................................................
49 49 49
VI KINERJA HASIL ................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53 ANALISIS RESIKO .................................................................................... 54 JADWAL KERJA ........................................................................................ 55 PEMBIAYAAN ........................................................................................... 55 REALISASI ANGGARAN ............................................................................. 56 PERSONALIA ............................................................................................ 57 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Populasi Sapi Potong Didesa Pekalongan Lokasi Pendampingan PSDSK ……… 15
2. Populasi Sapi Potong Didesa Sumber Arum Lokasi Pendampingan PSDSK...... 15
3. Materi Sosialisasi Kabupaten Kepahiang …………………………………………………. 15
4. Materi Sosialisasi Kabupaten Seluma ......................................................... 18
5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Sapi Bali di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang …………………………………………
31
6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang ………………………………...... 32
7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma ......................................................................
33
8. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma …..………………………………..... 34
vi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK ...................................... 55
2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat........................... 61
vii
RINGKASAN
1. Judul : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Propinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Tujuan :1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong.
2. Menyediakan kalender penggemukan,menyediakan informasi dan teknologi sapi potong.
3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.
4. Keluaran/Output : 1. Tersedianya rekomendasi teknologi spesifik
lokasi penggemukan sapi potong melalui
temu lapang, penyebaran informasi/media
budidaya sapi potong, menjadi narasumber
teknologi pada pelatihan dan pertemuan
kelompok serta membuat percontohan
teknologi penggemukan sapi potong.
2. Tersedianya kalender penggemukan,
informasi dan teknologi penggemukan sapi
potong.
3. Tersedianya juknis penggemukan sapi
potong.
5. Prosedur : 1. Pengawalan/pendampingan program PSDSK akan dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Kepahiang, yang kegiatannya dimulai dari bulan Januari - Desember 2014.
2.Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen pemeliharaan sapi potong Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali serta d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos),
viii
e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat.
3.Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang, 7). Menganalisis proksimat pakan yang diberikan.
6. Capaian : 1. Produktivitas ternak sapi potong meningkat
melalui teknologi penggemukan sapi potong.
6. Manfaat : 1. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknlogi penggemukan sapi potong.
2. Meningkatkan adopsi inovasi teknologi pada teknologi penggemukan sapi potong pada aspek on farm maupun off farm.
8. Dampak : 1. Peningkatan produktivitas ternak sapi melalui teknologi penggemukan sapi potong yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.
2. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh peternak dalam rangka mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
9. Jangka Waktu : 5 Tahun
10. Biaya : Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).
ix
SUMMARY
1. Title : Achieving Self-Sufficiency Assistance Program Beef/ Buffalo (PSDSK) in Bengkulu
2. Institution : Bengkulu Assessment Institute for Agriculture Technology
3. Objectives :1.Provide specific technology recommendations fattening beef catle through the open field, the dissemination of information/media beef cattle farming, a guest speaker on technology training and group meetings as well as making technology pilot fattening beef cattle.
2. Provides calendar fattening beef cattle. 3.Provides information and technology fattening
beef cattle.
4. Outputs : 1.Availability ofspecific
technologyrecommendationsfattening beef
cattlethrough theopen-field, the
dissemination of information/mediabeef
cattlefarming, a guest
speakerontechnologytraining andgroup
meetingsas well as
makingtechnologypilotfatteningbeef cattle.
2.Availabilitycalendarfattening,
informationandtechnologyfatteningbeef
cattle.
3. Availability ofguidelinesfatteningbeef cattle.
5. Procedures : 1. Escort/PSDSK mentoring program will be
implemented in two counties, whose
activities started in January-December 2013.
2.The scope of assistance activities include: a).
Preparation of Human Resources (HR)
activities include training and education, b).
Mentoring fattening technologies include:
improvement of Bali cattle breeding
management and PO (cages, feed and
animal health), c). Institutional Assistance
Bali cattle fattening and PO and
d).Introduction of sewage treatment
(compost).
3. Stages of implementation of assistance
activities include: 1). Coordination with the
Department of Animal Husbandry and
Animal Health Bengkulu province and DVO
x
Seluma and Kepahiang, 2). Identification of
needs assessment and dissemination to
explore the potential and problems at
location assistance, and the dissemination
and appreciation that will be introduced
technologies, 3). Preparation of guidelines
(guidelines), 4). Implementing the guidance
of an open-field (appreciation and
dissemination of technology), 5).Conducting
training of farmers and workers, 6).
Implement technology demonstration plots
bull fattening beef cattle in the district of
Seluma and Kepahiang.
6. Achievement : Increased cattle productivity through technology fattening beef cattle.
7. Benefits : 1. Increase productivity through technology
cattle fattening beef cattle. 2.Increasing adoption of technological
innovations in the technological aspects of fattening beef cattle on farm and off farm.
8. Impact : 1. Increased productivity through technological cattle fattening beef cattle according to the local socio-economic and agro-ecosystem.
2. Introduced the technology to be widely adopted by farmers in order to realize sustainable agriculture and environmentally friendly.
9. Periods : 5 Year
10. Cost : Rp. 100.000.000
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu
ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar
282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah
melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu
ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk
dan meningkatnya pendapatan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2014
diprediksi meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari
produksi local, 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Bahri S, 2011).
Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3
ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkanProgram Swasembada Daging
Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1)
Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan
reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina
produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam
negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional,
yaitu:(1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2)
Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternak-
tanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5)
Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan
dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi
dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina
produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha
pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village
breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program
KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan
distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri.
Pada bulan November 2010 dalam rangka launching Gerakan Aksi
Membangun Pertanian Rakyat Terpadu Provinsi Banten, Menteri Pertanian
menyatakan bahwa PSDS juga berasal dari daging kerbau, sehingga Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan revisi Blue Print Program
2
Swasembada Daging Sapi menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDSK) 2014.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih
rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi
di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam
upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (>61%), mengingat basis populasi
sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih
tergolong rendah, PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang
rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui
pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan
target output yaitu PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/Madura
>0,6 kg.
Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan
cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah
besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha
peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha
ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai
dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna.
Usaha penggemukan adalah usaha yang memiliki keunggulan dengan
tingkat perputaran modal usaha yang sangat tinggi.Tujuan usaha penggemukan
adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak pada hari-hari biasa (suplai untuk
RPH-RPH), hari raya kurban, idul fitri dan kebutuhan lainnya.Kelemahan dari
usaha penggemukan adalah keterbatasan penyediaan sapi bakalan.Selama ini
usaha penggemukan sapi di Bengkulu di kelompok tani belum berjalan secara
berkesinambungan.Sapi bakalan masih didatangkan dari Pulau Jawa sehingga
harga bakalan di peternak cukup mahal.
Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi
Bengkulu.Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup
tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT.Selain itu juga limbah pertanian
seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung),
jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah.Potensi pakan
konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu,
dan pelepah sawit.
3
1.2. Dasar Pertimbangan
Kegiatan pendampingan program PSDSK merupakan kegiatan yang
menunjang 4 sukses pembangunan pertanian di Kementerian Pertanian yaitu
swasembada dan swasembada berkelanjutan. Untuk mencapai swasembada
daging sapi/kerbau pada tahun 2014 maka akan dilakukan kegiatan
Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan pendampingan program PSDSK di Provinsi Bengkulu pada tahun
2014telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pendampingan PSDSK sudah
dilaksanakan di 7 kabupaten yaitu : Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Muko-
muko, Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Hasil kegiatan pada
empat tahun sebelumnya adalah : 1) melakukan pendampingan program PSDS
pada lembaga penerima bantuan LM3 di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa
Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan
berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator, Kegiatan
pendampingan PSDS di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten
Kepahiang yaitu kegiatan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi, kulit
kopi dan starbio pada sapi dewasa. Selain itu juga perbaikan instalasi biogas
yang saat ini gas yang dihasilkan hanya 15 menit selanjutnya gas habis. Untuk
itu BPTP akan mencoba memperbaiki instalasi biogas tersebut agar terbentuk gas
yang lebih banyak. 2)melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana
Membangun Desa (SMD) dipilih 11 kelompok dari 13 kelompok usaha
pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi bantuan dana SMD,
tersebar pada 5 (lima) kabupaten, kegiatan pendampingan diarahkan pada
kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu,
dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi
potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong
dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu. 3)
melakukan pendampingan program PSDS pada kelompok peternak sapi Brahman
Cross sebanyak 3 kelompok ternak di 3 kabupaten. Inovasi teknologi adalah
demplot penggemukan ternak dengan pelatihan pembuatan pakan tambahan,
demplot kompos. Pendampingan penggemukan sapi potong lokal dan
persilangan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong berbasis limbah kulit
kopi, di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah berbasis ampas tahu dan
limbah sawit (solid dan pelepah sawit).
4
1.3. Tujuan
Tujuan pendampingan program swasembada daging sapi/kerbau pada
tahun 2014 adalah :
1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi
potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi
potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan
kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi
potong.
2. Menyediakan kalender penggemukan, informasi dan teknologi
penggemukan sapi potong.
3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.
1.4.Keluaran yang Diharapkan
Keluaran tahunan
Rekomendasi pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan
pada ternak sapi potong,peningkatan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
ternak sapi potong lokal dari 0,2 kg/hari menjadi lebih dari 0,6 kg/hari
Keluaran jangka panjang
Meningkatkan produktivitas sapi potong /kerbau di Bengkulu dengan
dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi/kerbau.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun
peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang
memadai. Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lambat, yaitu 4,23%
pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kondisi tersebut
menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasionl rendah
(Mersyah, 2005; Santi, 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar
antara permintaan dan penawaran (Setiyono et al, 2007).
Budidaya ternak sapi potong dilakukan dalam dua tipe, yaitu tipe
peternakan rakyat dan tipe industri/swasta yang dikelola dalam skala besar dan
dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam
memeliharaternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi
(feedloter) dimana sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan
pakan berkualitas baik untuk memperoleh pertambahan berat badan yang
diinginkan, kemudian dijual. Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan
peternak/rakyat biasanya merupakan campuran (mix farming) antara
pembesaran dan pembibitan, dengan ciri skala usaha rumah tangga dan
kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi sederhana, bersifat padat
karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan (Aziz dalam Yusdja dan Ilham,
2004).
Usahaternak sapi potong pembibitan sampai saat ini masih diusahakan
secara tradisional, belum dilakukan sebagai tujuan usaha komersial dengan
target-target produksi yang jelas, belum dilakukan pencatatan (recording) untuk
mengetahui kinerja reproduksi ternak. Dengan demikian pemeliharaan dan
pengembangbiakan sapi masih merupakan bagian minor dari kegiatan usahatani,
dengan orientasi sebagai tabungan, dan penyedia tenaga kerja, atau untuk
mengisi wakyu luang, serta untuk meningkatkan produktivitas lahan (Hadiana, et
al., 2007).
Untuk memacu peningkatan kinerja usaha ternak sapi potong rakyat
diperlukan strategi atau dukungan teknologi yang tepat. Teknologi yang dapat
diimplementasikan pada peternakan rakyat antara lain perbaikan kualitas pakan
yang diberikan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lokasi seperti
pemberian gamal, lamtoro dan kaliandra yang memiliki kandungan protein lebih
6
tinggi dibandingkan dengan rumput atau jerami. Selain itu untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein diperlukan penggunaan probiotik untuk
meningkatkan efisiensi ransum. Probiotik adalah suplemen dalam bentuk jasad
renik hidup yang dapat meningkatkan bobot badan, efisiensi ransum (feed
conversion ratio) dan menambah kesehatan ternak. Peningkatan cadangan
energi tubuh yang biasanya ditandai dengan kenaikan bobot badan merupakan
usaha untuk menormalkan proses estrus pada induk sapi (Winugroho, 2002).
Akibat perbaikan bobot badan, status reproduksi sapi meningkat seperti kenaikan
persentase kebuntingan sapi SO di Sumba dari 25 menjadi 90% (Winugroho et
al., 1996) serta perpendekan jarak beranak sapi Bali dari 15 bulan menjadi 13
bulan (Winogroho et al., 1995).
Hasil demplot penggemukan sapi kegiatan Pendampingan PSDSK tahun
2012 di Kabupaten Seluma pada ternak sapi Simental menunjukkan bahwa
pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan C yaitu sebesar 0,72
kg/ekor/hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1
kg dan mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan B yang diberikan pakan
ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar
0,53 kg/ekor/hari dan terendah perlakuan A (kontrol) yaitu 0,30 kg/ekor/hari
dengan pemberian pakan berupa hijauan saja.Hal ini menunjukkan bahwa
formula ampas tahu 65% lebih banyak daripada dedak padi memberikan PBBH
tertinggi (Wulandari, et al., 2012).
7
III. PROSEDUR
3.1.Pendekatan (kerangka pemikiran)
Pengawalan/pendampingan PSDSK dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu di
Seluma dan Kepahiang untuk pelaksanaan demonstrasi plot Penggemukan Sapi
Potong.
Dalam rangka pencapaian swasembada daging sapi, Bengkulu sebagai
provinsi penunjang program PSDSK, maka untuk memenuhi kebutuhan daging di
Provinsi Bengkulu sendiri perlu dilakukan upaya agar pasokan daging dapat
dipenuhi dari dalam provinsi sendiri dan dapat memasok ke provinsi tetangga
seperti Sumsel dan Sumbar. Untuk itu perlu dilakukan usaha penggemukan sapi
dengan pakan yang banyak tersedia di Bengkulu terutama limbah tanaman
pertanian, perkebunan dan limbah pabrik CPO, tahu dan kopi.
Pendampingan terhadap Program PSDSK dilaksanakan secara
proporsional sesuai dengan jumlah kelompok ternak di kabupaten tersebut.
Pendampingan dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan.
Pada tahun 2014 pendampingan difokuskan pada usaha penggemukan sapi
potong. Waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1 (satu) tahun yaitu
dari bulan Januari – Desember 2014.
3.2. Ruang Lingkup
Pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak
sapi potong dilaksanakan di lapangan secara partisipatif. Kegiatan dilaksanakan
selama 1 (satu) tahun di 2 kabupaten.
Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b).
Pendampingan teknologi penggemukan meliputi perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c).
Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali. d). Introduksi
pengolahan kotoran (kompos).
3.3. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi
dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas
Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan
pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi
8
pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan
diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan
bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5).
Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi
penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kepahiang.
Kegiatan yang dilakukan pada demplot adalah:
a. Seleksi sapi bakalan
Jenis sapi yang digunakan untuk usaha penggemukan sapi potong yaitu
jenis sapi Bali di Kabupaten Seluma sebanyak 20 ekor dan untuk di Kabupaten
Kepahiang adalah sapi Bali sebanyak 21 ekor.
b. Manajemen Pakan
Pakan ternak berupa hijauan diberikan sekitar 10% (bahan segar) dari
bobot badan dan pakan konsentrat diberikan untuk mencapai konsumsi 3,5-4%
(bahan kering) dari bobot badan sapi. Kualitas pakan mengandung minimal 68%
jumlah energi dicerna (total digestible energy) dengan kandungan protein 12%.
Konsentrat yang dberikan berupa dedak padi ditambah limbah pertanian
ataupun perkebunan yang banyak tersedia dilokasi pendampingan. Air minum
diberikan secara ad libitum.
c. Manajemen kesehatan hewan
Persyaratan kesehatan hewan perlu dipenuhi dalam kegiatan usaha
penggemukan sapi potong. Kesehatan hewan tersebut berkaitan dengan
penyakit hewan menular, penyakit non-infeksius dan gangguan metabolisme
yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak. Pada dasarnya persyaratan dan
penanganan gangguan kesehatan hewan ini sama dengan usaha pembibitan,
namun harus aman dan sehat apabila dilakukan pemotongan untuk tujuan
konsumsi.
d. Pascapanen dan pemasaran
Sapi hasil penggemukan dijual berdasarkan per kg berat badan hidup dan
taksiran daging. Pemasaran sapi siap potong dilakukan oleh kelompok peternak
sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi.
Bahan dan Alat
Dedak padi serta pakan ternak lainnya
Probiotik
Vitamin dan obat-obatan ternak
9
Ember, terpal, plastik (peralatan pembuatan pakan dan kompos berbasis
limbah pertanian lokal: jerami, pelepah sawit).
Analisis data dan pelaporan
Data dari rangkaian hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan baik
berupa data teknis maupun ekonomi selanjutnya dianalisis sesuai dengan
kebutuhan penyusunan laporan akhir kegiatan.Pelaporan dibuat sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan yaitu
laporan bulanan, laporan tengah tahun dan laporan akhir tahun.
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan
Kabupaten Seluma
Kabupaten Seluma secara administrasi termasuk ke dalam wilayah
Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2003, tentang pembentukan Kabupaten Mukomuko, Seluma dan Kaur.
Secara Geografis Kabupaten Seluma terletak di Pantai Barat Sumatera
Bagian Selatan yang berada pada koordinat garis lintang dan bujur, yaitu
03º49’55,66”LS - 04º21’40,22” LS dan 101º17’27,57” BT - 102º59’40,54” BT.
Batas-batas wilayah Kabupaten Seluma adalah sebelah utara dengan Kota
Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah selatan dengan Kabupaten
Bengkulu Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera
Selatan dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Seluma antara 21ºC - 32ºC,
kelembaban udara relative antara 85 – 88%, jumlah curah hujan untuk setiap
tahunnya bervariasi antara 1.500 mm – 4.500 mm dengan jumlah hari hujan
antara 110 – 230 hari setiap tahunnya, rata – rata 16 hari hujan setiap bulannya.
Dari luas Kabupaten Seluma 240.044 Ha mempunyai beberapa jenis
tanah utama antara lain: Aluvial, Podsolik Merah Kuning. Latosol dan Podsolik
Coklat Litosol, sedangkan jenis tanah yang rata-rata di bawah 10% antara lain
Organosol Gley Humus, Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Podsolik Merah
Kuning Litosol. Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak
halus dengan luas 1.112,6ºkm2 (46,35%), tekstur sedang 607,92 km2, halus
336,28 km2 (14,01%), agak kasar 124,85 km2 (5,20%) dan kasar 218,79 km2
(9,11%).
Lokasi pendampingan PSDS/K berada di Kelompok Ternak Tunas Harapan
kabupaten Seluma dengan Bapak Wahyudi selaku ketua kelompok ternak Tunas
Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.Ketinggian
tempat Desa Sumber Arum adalah 8,5 m dpl, jumlah ternak sapi 130 ekor, ayam
kampung 200 ekor, ternak kambing berjumlah 60 ekor. Luas lahan perkebunan
kelapa sawit masyarakat desa adalah 465 Ha hal ini menyebabkan desa sumber
arum sangat berlimpah hasil samping buah sawit (solid), luas lahan HMT 1 Ha,
tegalan 75 Ha dan Pemukiman Penduduk 50 Ha.
11
Saran pendukung usahaternak pada kelompok cukup memadai, yaitu kelompok
mempunyai mesin copper untuk mencacah pakan hijauan, kelompok juga
mempunyai kebun HMT seluas 1 ha yang ditanami dengan rumput gajah, gamal,
setaria dan rumput lapang lainnya. Ketua kelompok juga memiliki pabrik tahu
yang mempunyai limbah ampas tahu untuk pakan ternak, perkiraan limbah
ampas tahu yang dapat dihasilkan setiap harinya adalah 300 – 350 kg.Jumlah ini
mencukupi untuk digunakan sebagai pakan tambahan di kelompok Tunas
Harapan.
Kabupaten Kepahiang
Secara geografis, wilayah Kabupaten Kepahiang terletak pada posisi
101055 19 sampai dengan 103001 29 bujur timur (BT) dan 02043 07 sampai
dengan 03046 48 Lintang Selatan (LS). Secara administratif, berdasarkan UU RI
No 39 Tahun 2003, Kabupaten Kepahiang berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan Sindang
Kelingi, dan Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong.
- Sebelah Selatan berbatasn dengan Kecamatan Taba Penunjang Kabupaten
Bengkulu Utara,
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lahat propinsi Sumatra Selatan,
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati Kabupaten Bengkulu
Utara, dan kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong.
Kabupaten Kepahiang memiliki 108 Desa / Kelurahan, dan 8 Kecamatan
diantaranya : Kecamatan Muara Kemumu, Kecamatan Bermani Ilir, Kecamatan
Seberang Musi, Kecamatan Tebat Karai, Kecamatan Kepahiang, Kecamatan Kaba
Wetan, Kecamatan Ujan mas, dan Kecamatan Merigi.
Kabupaten Kepahiang memiliki luas wilayah seluas 66.500 Ha , terdiri
dari Kecamatan Kepahiang seluas 7.192 Ha, Kecamatan Bermani ILir seluas
16.391 Ha dan merupakan Kecamatan yang terluas dikabupaten Kepahiang,
Kecamatan Tebet Kerai seluas 7.688 Ha, Kecamatan Ujan Mas seluas 9.308 Ha.
Sementara untuk Kecamatan pemekaran, kecamatan Muara Kemumu 9.507 Ha.
Sementara untuk Kecamatan Seberang Musi 7.665 Ha, Kecamatan Kabawetan
6.331 Ha dan Kecamatan Merigi memiliki luas paling kecil di Kabupaten
Kepahiang yaitu 2.418 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepahiang berada
ketinggian 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut.Sedangkan kedalaman
efektif tanah terluas berada antara 60 sampai 90 centimeter. Sebagian besar
12
tahan di kabupaten Kepahiang adalah Kompleks padsolik coklat, padsol dan
Lotosol dan berstruktur sedang serta 44,47 % wilayahnya masih hutan, waduk
rawa atau danau.
Komoditi unggulan Kabupaten Kepahiang yaitu sektor pertanian dan
jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman
perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, kakao, Kopi, kelapa, Lada dan Karet.
Sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa komoditi jagung dan Ubi
kayu. Sub sektor Jasa Pariwisata yaitu Wisata Alam dan Wisata Budaya.
Kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Kelompok
Tani Pekalongan Jaya Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas dan di Gapoktan
Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan.
Sinergisme Pendampingan PSDSK BadanLitbang Pertanian dengan Stakeholders
Kegiatan Sinergisme Pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA 2014
diselenggarakan di BPTP Bengkulu pada tanggal 19 Maret 2014 kegiatan ini di
hadiri oleh sekitar 60 orang peserta yaitu Peneliti Balitnak 2 orang, Kepala Dinas
Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi Bengkulu dan kepala bidang
produksi Perternakan Dinas Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi
Bengkulu, Sekretaris Dinas Pertanian, Perternakan dan Perkebunan Kabupaten
Seluma, Kepala Bidang Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten
Kepahiang, Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang dan Kepala Jabatan Fungsional
BP4K Kabupaten Kepahiang serta peneliti dan Penyuluh BPTP Bengkulu, hasil
penting dari kegiatan sinergisme pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA
2014 adalah sebagai berikut :
1. Untuk keberlanjutan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDS/K) maka perhatian pemerintah harus di titikberatkan pada :
A. Populasi : Mencegah kematian Pedet akibat kekurangan pakan/air dan
penyakit dari 20 % - 40 % menjadi 5 – 10 %
B. Produksi : Meningkatkan ADG dan bobot potong sesuai dengan potensi
genetik dan potensi ekonomi
C. Membangkitkan gairah berusaha ternak dengan tetap berusaha menjaga
kestabilan harga daging dalam negeri secara atraktif serta harus
didukung modal dan IPTEK
13
2. Upaya yang harus dilakukan petugas lapang bersama peternak adalah
dengan meningkatkan bobot potong (Penggemukan), menekan mortalitas
(Kematian pedet, Mengembangkan lumbung pakan, mencegah dan
mengendaliakan penyakit), Calving rate dan calf crop.
3. LL-PPSP adalah unit percontohan yang di kelola oleh kelompok peternak
yang menjalankan usaha pembibitan atau penggemukan sapi potong serta
fungsi sebagai tempat temulapang tempat belajar dan tempat praktek
penerapan teknologi maka dari itu harus di dukung dengan pasilitas yang
memadai.
4. Target PEMDA Provinsi Bengkulu populasi ternak sapi potong berjumlah
112.249 ekor dengan produksi daging 3.790,82 ton untuk tahun2014. Yang
tersebar pada 10 kabupaten/kota, untuk itu Dinas Perternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mengharap agar Badan Litbang (BPTP)
dapat mengambil bagian dalam pembangunan perternakan di Provinsi
Bengkulu sesuai dengan Tupoksi Badan Litbang Pertanian.
5. Kegiatan operasional pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu terdiri dari kegiatan operasional hulu dan di hilir berbentuk :
A. Kegiatan operasional di hulu
- Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumberdaya local.
- Peningkatan produksi pakan dengan pendayagunaan sumberdaya local.
- Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis
dan penyakit Zoonosis.
- Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dengan
mengoptimalkan sumberdaya local.
- Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan
persyaratan prodak hewan non pangan.
B. Kegiatan operasional di hilir
- Pengembangan pasar domestik
- Pengembangan pengolahan hasil pertanian/perternakan
C. Kegiatan operasional penunjang
- Pengolahan air Irigasi untuk pertanian/perternakan
- Perluasan Areal dan pengolahan lahan pertanian/perternakan
- Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian
14
6. Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mempunyai
kegiatan setiap kabupaten/kota dalam Provinsi Bengkulu untuk itu dukungan
yang dapat di lakukan oleh BPTP adalah :
a. Pendampingan menajeman kelompok tani ternak
b. Melakukan bimbingan teknis, menyampaikan teknologi sfesifik lokasi
dengan brosur, leafled dan juknis.
c. Menganalisis usaha ternak
7. Badan Litbang Pertanian (BPTP) Bengkulu Telah Melaksanakan Program
Pendampingan PSDS/K di Propinsi Bengkulu dengan berbagai teknologi
yang di sampaikan kepada peternak diseluruh kabupaten dalam Provinsi baik
melalui leafled, brosur maupun melalui LL-SL PPSP (demplot), yang di mulai
pada tahun 2010 sampai dengan sekarang yang rencananya akan
dilaksanakan pada Kabupaten Seluma dan Kepahiang.
8. Dukungan BPTP Bengkulu tahun 2014 terhadap program PSDS/K meliputi :
a. Meningkatkan PBBH dan Bobot Potong
b. Pengawalan teknologi di 2 Kabupaten Dalam Provinsi
c. Rekomendasi kebijakan pengembangan peternakan dan veteriner
d. Merancang teknologi pengolahan sumberdaya pakan local
e. Merakit dan merancang teknologi
- Teknologi reproduksi
- Teknologi budidaya
- Teknologi pakan
- Teknologi veteriner
9. Permasalahan pengembangan ternak sapi potong yang di hadapi adalah :
a. SDM peternak masih sangat terbatas sehingga potensi SDA yang ada
belum termanfaatkan dengan maksimal.
b. Kondisi ternak pada umumnya belum mengalami PBB yang maksimum,
hal ini di sebabkan oleh manajemen pemeliharaan, pakan, perkandangan
dan lingkungan usaha perternakan yang masih tergolong rendah.
c. Masih terbatasnya petugas perternakan dari pemerintah sehingga sulit
untuk menjangkau peternak secara keseluruhan untuk menyampaikan
inovasi teknologi kepada peternak
10. Kebutuhan teknologi pada lokasi pendampingan
a. Teknologi pakan tambahan berbasis sumberdaya pakan local
15
b. Mejemen pemeliharaan, perkandangan, kesehatan dan pengolahan hasil
c. Apresiasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, minat
dan keterampilan petugas/peternak dalam mengimplementasikan teknologi
11. Kondisi populasi ternak pada lokasi demplot penggemukan.
Tabel 1.Populasi sapi potong di Desa Pekalongan Kabupaten Kepahiang (ekor)
Bali PO Simental Limosin Brahman
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
46 - 3 25 11 1 3 0 1 5
Tabel 2.Populasi sapi potong di Desa Sumber Arum, Kabupaten Seluma (ekor)
Bali PO Simental Limosin Brahman
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
60 - 3 25 11 1 3 0 1 5
12. Dilihat dari konsep laboratorium lapang (LL) ada dukungan dari BPTP,
Bakorluh sebagai lembaga penyuluhan, dinas peternakan, BUMN/Swasta.
Sehingga ada peluang untuk pendampingan itu seperti yang di harapkan
yaitu sinergisme antar instansi.
13. Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah pertemuan kembali BPTP Bengkulu
dengan pejabat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi
Bengkulu dan Dinas Peternakan yang ada di Kota dan Kabupaten, Bakorluh,
BP4K yang ada di setiap Kabupaten membahas mengenai program PSDSK.
4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab.
Kepahiang
Sosialisasi rencana kegiatan PSDS/K di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
diselenggarakan di Rumah Bapak Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak Pekalongan
Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiag pada hari
Rabu tanggal 14 Mei 2014.Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan
Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di
kabupaten Kepahiang Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3. Materi sosialisasi Kabupaten Kepahiang
No Materi Narasumber
1 Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Ka. Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang
16
2 Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Penanggung jawab Pendampingan PSDS/K BPTP Bengkulu
Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk
menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya
jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi
dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan
ternak sapi.
Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir pada
kegiatan sosialisasi berjumlah 30 orang peserta yaitu Kepala Bagian Perternakan
Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Kepala Bagian
Kesehatan Ternak Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (Koorluh) BP3K Kecamatan Ujan Mas
Kabupaten Kepahiang, PPL Desa Pekalongan, perangkat Desa Pekalongan,
peternak desa setempat dan peternak desasekitar, pengurus dan anggota
Kelompok tani “Pekalongan Jaya” Desa Pekalongan Kec.Ujan Mas.
Pembukaan acara sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program
Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kepahiang dibuka secara
resmi oleh Kepala Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan
Kabupaten Kepahiang (Ir.Wawan Setiawan). Beliau mengucapkan terimakasih
atas kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di kabupaten Kepahiang,
dijelaskan juga bahwa Pemda Kabupaten Kepahiang melalui dinas Perternakan
dan Perikanan siap bekerjasama dengan pihak BPTP Bengkulu untuk kelancaran
kegiatan dalam pembangunan di Kab.Kepahiang, dijelaskan juga bahwa Dinas
Perternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang telah berupaya memajukan sektor
perternakan di Kab. Kepahiang dengan memberikan bantuan berupa pedet,
induk sapi potong yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Kepahiang.
Di sektor perternakan sapi perah, Dinas Perternakan dan Perikanan juga telah
memberikan bantuan berbentuk induk sapi perah laktasi.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa
Pekalongan (Edi Santoso), atas nama masyarakat Desa Pekalongan merasa
senang dengan adanya kegiatan pendampingan PSDS/K di desa Pekalongan,
masyarakat beserta aparat desa siap mendukung dan memfasilitasi agar
17
kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik mungkin,
untuk itu juga bapak Kepala Desa menghimbau kepada masyarakat untuk dapat
menyerap/mengadopsi, memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan
inovasi yang diberikan oleh pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu.
Katasambutan dariKabid.Kesehatan Hewan Dinas Perternakan dan
Perikanan Kabupaten Kepahiang.penyampaian terima kasih kepada BPTP
Bengkulu yang telah berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Kepahiang dengan
memberikan inovasi teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K yang pada
intinya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang sangat
mendukung kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang dan
memfasilitasi untuk kelancaran kegiatan pendampingan PSDS/K tersebut.
Sosialisasi rencana Kegiatan Pendampingan PSDS/K disampaikan oleh
Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si. selaku penanggung jawab kegiatan, Inovasi
teknologi penggemukan sapi potong di Provinsi Bengkulu dalam mendukung
swasembada daging nasional, padaKabupaten Kepahiang akan melaksanakankan
kegiatan yang sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang
akan di desiminasikan pada Kabupaten Kepahiang yaitu :
I. Ruang lingkup kegiatan :
a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan
penyuluhan.
b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan)
c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali, serta.
d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos).
II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:
1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Kepahiang.
2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi
dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi
dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.
3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).
4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).
5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.
a. Pengolahan kompos
b. Manajemen perkandangan
18
c. Fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak sapi potong
6. Demplot teknologi penggemukan sapi bali berumur lebih dari 1 tahun.
Penerapan perlakuan teknologi pada demplot di Gapoktan Prasetya Tani
Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetanadalah :
1. Seleksi sapi jantan bakalan : sapi Bali berumur lebih dari 1 tahun
2. Manajemen Pakan
3. Pemberian pakan :
I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 Ekor
II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot
badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi
39,9%+ ultra mineral 0,1% =7 Ekor
III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot
badan terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% +
starbio 0,25%+ garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 Ekor
7. Manajemen kesehatan hewan melalui pemberian obat cacing.
8. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi kulit kopi, serta
pembuatan biourine.
4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Seluma Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging
Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Seluma Tahun 2014 diselenggarakan di
Balai Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma hari Kamis
tanggal 24 April 2014. Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan
Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di
kabupaten Seluma Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 4. Materi sosialisasi Kabupaten Seluma
No Materi Narasumber
1. Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di
Kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Ka. BP4K Kabupaten
Seluma
2. Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
(PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Penanggung jawab
Pendampingan PSDS/K
BPTP Bengkulu
19
Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk
menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya
jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi
dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan
ternak sapi.
Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir dalam
pelaksanaan kegiatan sosialisasi berjumlah 40 orang peserta yaitu Kepala BP4K
Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan ( Koorluh ) BP3K
Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa
Sumber Arum, petugas inseminator Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber
Arum, peternak desa setempat dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota
Kelompok tani “Tunas Harapan” Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja.
Pembukaan acara sosialisasi kegiatan Pendampingan Program
Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Seluma dibuka oleh Kepala
BP3K Kabupaten Seluma (Ir.Wahidin Dahlan). Yang sebelumnya memberikan
kata-kata sambutan yang didalamnya adalah penyampaian ucapan terimakasih
atas kegiatan yang bersipat mendampingi peternak di kabupaten seluma, untuk
selanjutnya BP4K Kabupaten Seluma siap untuk bekerjasama denga pihak BPTP
Bengkulu untuk kelancaran kegiatan dalam pembangunan di Kabupaten Seluma.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa
Sumber Arum Bapak Purwanto, disampaikan bahwa atas nama masyarakat Desa
Sumber Arum merasa sangat senang dengan adanya kegiatan pendampingan
PSDS/K di desa Sumber Arum, masyarakat siap mendukung dan memfasilitasi
agar kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik
mungkin, dalam kesempatan itu juga bapak Kepala Desa Sumber Arum
menghimbau kepada masyarakat untuk dapat menyerap/mengadopsi,
memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh
pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu.
Acara selanjutnya adalah kata sambutan dariKepala BP3K Kecamatan
Sukaraja yang mewakili Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma. Dalam
kata sambutannya disampaikan terimaksih kepada BPTP Bengkulu yang telah
berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Seluma untuk memberikan inovasi dan
teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K, pada intinya Dinas Pertanian,
Perternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma sangat mendukung kegiatan
20
Pendampingan PSDS/K di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma serta siap
untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan yang tersebut.
Sosialisasi disampaikan oleh Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si yaitu
tentang kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
(PSDS/K) di propinsi Bengkulu, inovasi teknologi penggemukan sapi potong di
Provinsi Bengkulu dalam mendukung swasembada daging nasional,
padaKabupaten Seluma akan dilaksanakankan kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhan yang berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang
akan di desiminasikan pada Kabupaten Seluma, yaitu :
I. Ruang lingkup kegiatan :
a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan
penyuluhan.
b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan)
c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali dan PO serta.
d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos).
II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:
1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Seluma.
2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi
dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi
dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.
3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).
4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).
5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.
a. Pembuatan/perbanyakan aktifator pupuk kompos
b. Pengolahan Kompos
b. Manajemen Perkandangan
c. Fermentasi Solid dan Pelepah
6. Demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali berumur lebih
dari 1 tahun.Penerapan Perlakuan Teknologi pada demplot kelompok
ternak Tunas Harapan desa Sumber Arum adalah :
1. Seleksi sapi jantan bakalan : Bali Umur lebih dari 1 Th
2. Manajemen Pakan
3. Pemberian pakan :
21
I. Kontrol (5 ekor)
II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi
50% (5 ekor)
III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50%
(5 ekor)
IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid
fermentasi 50% (5 ekor)
4. Manajemen kesehatan hewan : pemberian obat cacing.
5. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi solid,
pembuatan fermentasi pelepah dan daun sawit serta pembuatan
biourine.
4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi
1. Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan
dukungan terhadap capaian sasaran produksi 7 komoditas utama
kementan
Kegiatan Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan
dukungan terhadap sasaran produksi 7 komoditas utama kementan diawali
dengan pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Badan SDMP Kementan.
Direktur Serelia Dirjen Tanaman pangan, Kepala Puslitbangtan Balitbangtan,
Kepala BBP2TP, dan Eselon II Badan litbang lainnya (Diwakilkan), Peserta
Raker yang terdiri dari Koordinator Program, Penjab Kegiatan Pendampingan
PTT, PSDSK, KRPL, pada 33 BPTP yang ada diseluruh Indonesia. Acara
pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan laporan
panitia pelaksana (Kepala BBP2TP), dilanjutkan dengan sambutan dan arahan
serta membuka secara resmi oleh Kepala Badan Litbang Kementerian
Pertanian yang diwakilkan oleh Kepala Puslitbangtan. Dalam sambutan Kepala
Puslitbangtan menyampaikan arahan bapak Kepala Badan agar seluruh
peserta memanfaatkan moment raker ini dengan semaksimal mungkin untuk
membuat suatu hasil dalam bentuk rumusan yang menjadi pedoman dalam
melaksanakan program kementan dalam hal ini capaian sasaran produksi 7
komoditas utama Kementan.
Acara dilanjutkan dengan arahan dan penyampaian program dari Kepala
Badan SDMP Kementerian Pertanian.Acara Raker dilanjutkan pada esok
harinya yang terdiri dari 3 sesi. Sesi pertama di mulai dengan materi Evaluasi
22
dan rencana aksi pelaksanaan PTT Padi, jagung dan kedelai oleh Dirjen
Tanaman Pangan dalam hal ini diwakilkan oleh Direktur Serelia Kementan dan
materi kedua rencanan aksi dukungan badan litbang terhadap PTT padi,
jagung dan kedelai 2014 oleh Kepala Puslitbangtan. Direktur serelia dan
Puslitbangtan menitikberatkan mengenai evaluasi kegiatan PTT tahun 2013
untuk menyempurnakan kegiatan PTT pada tahun 2014.
Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Rencana aksi
percepatan penerapan teknologi tebu terpadu oleh Kapuslitbangbun dan
materi kedua yaitu Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap
pendampingan PSDSK 2014 oleh Kapuslitbangnak.Materi yang disampaikan
menitik beratkan mengenai kesuksesan kegiatan pada tahun 2013 dan
strategi memaksimalkan pelaksanaan pada tahun 2014.
Sesi ketiga pada hari kedua ini yaitu koordinasi implementasi KATAM
2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama yang
disampaikan oleh Kepala BBSDLP dan materi kedua Koordinasi implementasi
kegiatan SDG 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas
utama oleh Kepala BB Biogen, materi ketiga Koordinasi implementasi Alsintan
2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama oleh
Kepala BB Mektan, dengan materi keempat pada sesi ketiga adalah koordinasi
implementasi Pasca panen 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7
komoditas utama yang disampaikan Kepala BB Pascapanen. Materi sesi ini
dirangkum menjadi suatu penyampaian mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2013 dan rencana aksi kegiatan pada tahun 2014.
Pada sesi ke empat yaitu sidang kelompok yang masing-masing peserta
dikelompokkan berdasarkan kegiatan, yaitu kelompok Kegiatan Pendampingan
PTT, PSDSK, PKAH, KRPL, P2T3. Di Kelompok Pendampingan PSDSK
disampaikan lesson learn Pendampingan PSDSK di Kalimantan Barat, Jateng,
Sumbar, Sumut, Bali dan NTB. Untuk ayam KUB juga ditampilkan lesson learn
dari BPTP Jabar dan Bengkulu. Kemudian perumusan kelompok.
Pada hari ketiga, acara raker diawali dengan penyampaian materi dari Dirjen
Hortikultura dari Kementan, dengan materi evaluasi dan rencana aksi
pelaksanaan PKAH (bawang merah dan cabai) 2014 dan materi kedua dengan
tema Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap pendampingan PKAH
(bawang merah dan cabai) 2014 yang disampaikan oleh Kapuslitbanghorti.
23
Materi yang disampaikan secara garis besar adalah mengenai dukungan
inovasi dan anggaran dalam kegiatan PKAH.
Pertemuan dilanjutkan dengan sesi kedua sidang kelompok dengan
mempresentasikan kegiatan pada tiap-tiap BPTP.Dalam hal ini khususnya
pada kelompok 1 adalah kegiatan pendampingan PTT. BPTP Bengkulu dapat
kesempatan mempresentasikan kegiatan pendampingan PTT dengan tema :
Evaluasi kegiatan Pendampingan PTT pada tahun 2013 dan rencana kegiatan
2013. BPTP Bengkulu mempresentasikan materi ini bersama dengan BPTP
BTB, BPTP Gorontalo dan BPTP Papua. Pada presentasi ini, BPTP Bengkulu
mendapatkan masukan dari Pembahas dari TIM Pendampingan PTT Pusat :
Prof. Dr. Arifin, Dr.Syahrul dan Dr. Trip. Pada umumnya tim pembahas
memberikan masukan dan saran kepada kegiatan BPTP Bengkulu.
Sesi ketiga pada hari ketiga ini adalan pembuatan dan pembahasan
rumusan raker khusus kelompok kegiatan Pendampingan PTT yang diramu
dalam forum sidang kelompok.
Sesi keempat pada hari ketiga ini yaitu pada malam hari. Sesi ini yang
sekaligus penutupan acara.Penutupan di hadiri oleh Kepala Badan Litbang
Kementan Dr.Haryono.Pada penutupan acara raker, Kepala Badan
menyampaikan arahan khususnya untuk hasil rumusan raker agar di jalankan
dan diimplementasikan dengan sebaik mungkin.Badanlitbang juga
menyampaikan mengenai pencapaian achievement yang diperoleh oleh Prof.
Dr. Ir. Syarifudin Baharsyah yang memperoleh penghargaan internasional
bernama UMALI AWARDS dengan judul Berani membalik arus.7 Hal penting
yang membalik arus tersebut adalah 1.)Memperluas sumberdaya lahan
khususnya LSO, 2.)Merubah dari Revolusi hijau menjadi konsep blue
economy, 3.)Re-orientasi Lembaga penelitian, 4.)Meningkatkan fungsi
penyuluh, 5.)Peningkatan nilai jual dan nilai tambah produk pertanian,
6.)Mengembalikan kemandirian Petani, 7.)Anggaran pembangunan pertanian
disesuaikan dengan kearifan lokal.
Kegiatan raker diakhiri pada hari keempat dengan fieldtrip ke Badan
Informasi Geospasial (BIG).Fieldtripini seluruh peserta mengunjungi lokasi di
BIG yang mengolah dan membuat Peta dasar atau tofograpi.Peserta
berkesempatan melihat proses-proses dalam pembuatan peta yang dilakukan
oleh BIG.Kegiatan diakhiri dengan masing-masing peserta diajak keruangan
24
pelayanan BIG yang menampilkan atau menyajikan produk-produk dalam hal
ini Peta dalam berbagai skala.
2. Pertemuan Konsolidasi Lanjutan Program Pendampingan PSDSK
Lingkup Puslitbang Peternakan
1. Rapat koordinasi tindak lanjut Pendampingan PSDSK 2014 dilaksanakan
pada hari Jumat – Minggu tanggal 24 – 26 Oktober 2014 di Swiss Bellinn
Hotel Pangkalan Bun Jl. Ahmad Yani Km. 2 Pangkalan Bun Kalimantan
Tengah. Acara dihadiri sekitar 50 orang yang berasal dari 24 Kepala BPTP
dan Penanggung Jawab PSDSK, peneliti dan panitia dari Puslitbangnak,
Kepala Puslitbang Peternakan Dr. Bess Tisnamurti, Kepala BBSDLP
(diwakili Dr. M. Nur), Kepala BB. Litvet (diwakili Dr. Bambang Ngadji
Utomo), Kepala BBP2TP (diwakili Dr. Ermin Widjaja), PT. Medco Agro
Pangkalan Bun (Nursyamsa Setiawan).
2. Arahan dan pembukaan rapat koordinasi oleh Kapuslitbang Peternakan
diwakili oleh Prof. Sjamsul Bachri. Dalam arahannya disampaikan bahwa
kegiatan pendampingan PSDSK tahun ini merupakan tahun terakhir dan
tahun depan akan dilanjutkan dengan pendampingan kawasan
peternakan, untuk di Bengkulu dengan Pendampingan Kawasan Kambing.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari diawali dengan presentasi
dari PT. Medco Agro, Kepala BBSDLP, Kepala BBP2TP kemudian
dilanjutkan dengan perkembangan PSDSK di 4 BPTP yaitu Bengkulu,
Banten, Kalsel dan Sulteng. Bahan tayang presentasi dari BPTP Bengkulu
disajikan terlampir.
3. Bahan presentasi dari PT. Medco Agro (PT. Kalteng Andinipalma Lestari/
PT. KAL) disampaikan oleh Bapak Nursyamsa. PT. KAL mulai tahun 2011
memasukan ternak sapi Brahman Cross dan Limousine dari Australia
dengan populasi awal 298 ekor dan saat ini sudah berkembang menjadi
456 ekor. Model pemeliharaan adalah dengan sapi digembalakan pada
perkebunan sawit yang sudah berumur lebih dari 8 tahun. Selain itu PT.
Medco juga menanan rumput paspalum untuk grassing oleh ternak. Hasil
keuntungan dari usaha ternak sapinya sebesar Rp. 5.220.000/ 18 bulan
dan PBBH 0,5 kg/ekor. PT KAL juga telah bekerjasama dengan Puslitbang
Peternakan sejak tahun 2013. Kotoran sapi telah dimanfaatkan sebagai
pupuk kompos dan pupuk organic cair.
25
4. Selanjutnya adalah presentasi dari BBSDLP dengan judul Program BBSLP
dalam Membangun Eko-Green di Lahan Sawit. Makalah disampaikan oleh
Dr. M. Noor yang mewakili Ka. BBSDLP Dr. Dedi Nursyamsi. Eko-Green
(Pertanian Ramah Lingkungan) adalah sistem pertanian yang mengelola
seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak,
berbasis inovasi teknologi untuk mencapai:Produktivitas
Berkelanjutan, Secara Ekonomi Menguntungkan, Secara Sosial-Budaya
Bisa Diterima, Risiko Rendah atau Tidak Merusak Fungsi Lingkungan.
Indicator lingkungan Eko-Green adalah : Rendah Emisi Gas Rumah Kaca,
Adaptif terhadap perubahan iklim, Bijak dalam pengendalian HPT, Rendah
cemaran logam berat dan residu agrokimia (on site dan off site), Zero
Waste, Terjaga kualitas lahan dari degradasi fisika, kimia dan biologi,
Terjaga keanekaragaman hayati.
5. Presentasi dari Kepala BBP2TP yang diwakili oleh Ibu Dr. Ermin Widjaja
menyampaikan tentang Pengembangan Integrasi Sapi Sawit dalam
Mewujudkan Pertanian Bioindustri. KONSEP PERTANIAN BIOINDUSTRI
BERKELANJUTAN : Lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga
industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan
pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep BIOREFINERY.
Kalau diambil poin-poinnya, bahwa prinsip dasar penerapan bioindustri
pertanian adalah: pertanian zero wastes, eksternal input rendah,
pertanian pengolah biomasa dan limbah jadi bio-produk bernilai
tinggiberbasis IPTEK (biorefinery), pertanian terpadu ramah
lingkungan.Strategi pengembangan pertanian bioindustri melalui usaha
peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit diarahkan pada: Industri
pakan ternak berbasis limbah dan produk samping kelapa sawit, Industri
perkembangbiakan sapi Industri penggemukan sapi potong, Industri
pupuk organik, Industri energi alternatif.
6. Pada hari kedua kunjungan (field trip) ke PT. Medco Agro untuk melihat
pemeliharaan sapi potong di bawah kebun sawit. Rombongan diterima
oleh Bapak Nursyamsa dan pegawainya. Di PT. Medco Agro melihat sapi
potong jenis Brahman Cross dan Limousine yang sehat-sehat dan gemuk-
gemuk dengan metode digembalakan dibawah pohon sawit yang
26
bergiliran dengan pembatas tali yang dialiri listrik menggunakan tenaga
surya.
7. Kunjungan berikutnya adalah ke pabrik CPO PT. Sabut Mas yang masih
dalam kepemilikan yang sama dengan PT. Medco Agro. Di pabrik CPO ini
kami berkesempatan melihat limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak yaitu bungkil inti sawit, solid, tandan buah kosong, dan
cangkang serta fibernya.
8. Sesudah dari PT. Sabut Mas kami mengunjungi kelompok tani Subur
Makmur, Maju Bersama.
9. Kunjungan berikutnya adalah ke kelompok Ternak di Kubu yang berhasil
mengintegrasikan sapi sawit dari nol hingga saat ini telah meraih
kesuksesan sebagai penghasil kompos dan pupuk organik cair, serta
pemasok sapi potong. Dalam acara ini Kapuslitbang peternakan hadir
bersama, Ibu Febri dan rombongan dari Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Kota Waringin Barat. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan
Tanya Jawab bersama kelompok ternak dan petugas dinas.
10. Acara selanjutnya adalah pertemuan internal dengan Kapuslitbang
peternakan membahas tindak lanjut dari kegiatan Pendampingan PSDSK
diantaranya adalah membuat sukses story dari tahun 2010 – 2014 dan
rencana kegiatan pendampingan kawasan di tahun 2015.
3. Seminar NasionalTeknologi Perternakan dan Veteriner
Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner merupakan kegiatan
tahunan yang di selenggarakan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Perternakan (PUSLITBANGNAK) dilaksanakan di Savana dan Convention
Hotel Jln. Letnan Jenderal Sutoyo No 32 – 34 Malang Jawa Timur Pada
tanggal 12 -14 Agustus 2014. yang dihadiri oleh berbagai kalangan
akademisi dan teknisi dari instansi penelitian, dinas/instansi pemerintah dan
perguruan tanggi terkait, para praktisi bidang perternakan dan wakil dari
beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat.
Tema seminar yang di laksanakan adalah ”Teknologi Perternakan dan
Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, dengan tujuan :
a. menghimpun informasi teknologi perternakan dan veteriner untuk
menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan.
27
b. Menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan
dan veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian
dibidang perternakan dan veteriner.
c. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara lembaga
penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna jasa
hasil penelitian perternakan dan veteriner.
Ketua pelaksana Seminar (Dr.Ir.Eko Handiwirawan,M.Sc.) menyampaikan
bahwa seminar kali ini mengangkat tema ”Teknologi Perternakan dan
Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, sesuai denga
tujuan seminar yaitu : menghimpun informasi teknologi perternakan dan
veteriner untuk menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan,
menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan dan
veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian dibidang
perternakan dan veteriner. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara
lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna
jasa hasil penelitian perternakan dan veteriner dan melihat fakta
perkembangan teknologi peternakan dan veteriner melalui kunjuangan
lapang dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi peternakan dan veteriner
oleh pengguna.
Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner menampilkan 6
(enam) makalah undangan dalam maupun makalah luar negeri. Disamping
itu makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral sebanyak 80
makalah, dan makalah yang presentasikan secara poster sebanyak 40
makalah, pemakalah undangan dari luar negeri adalah Dr.John Weafer dari
Australia Indonesia Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik
”The Impact Of Emerging Diseases On Livestock Farming” ; Dr.Victoria
Hatton dari NZ-AGGRC dengan topik Efficiency Of Carbon Cycling In Farming
System. Sedangkan pemakalah undangan dari dalam negeri antara lain dari
PT.Greenfields Indonesia dengan Topik ”Kesiapan Industri Susu Nasional
Memasuki Pasar Bebas ASEAN” Ketua KWT Mekar Tani, Batang Jawa
Tengah denga topik ”success story Pengembangan Perbibitan Ayam lokal
(Ayam KUB-1).
Acara Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner mendukung
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan dibuka secara resmi oleh Kepala Litbang
28
Pertanian Kementerian Pertanian diwakili oleh Ibu (Dr.Bess Tiesnamurti,
M.Sc.) Kepala Puslitbangnak Badan Litbang Pertanian, dinjelaskan bahwa,
sistem pertanian- bioindustri merupakan keterpaduan berjenjang sistem
pertanian terpadu pada tingkat mikro, sistem rantai nilai terpadu pada
tingkat industri atau rantai pasok dan sistem agribisnis terpadu pada tingkat
industri atau komoditas.sistem usaha pertanian terpadu yang berlandas kan
pada pemanfaatan berulang zat hara atau pertanian agro ekologi seperti
sistem integrasi tanaman-ternak-ikan dan sistem integrasi usaha pertanian
energi (biogas, bioelektrik) atau sistem integrasi usaha pertanian-biorefinery
yang termasuk pertanian hijau dan merupakan pilihan sistem pertanian masa
depan karena tidak saja meningkatkan nilai tambah dari lahan tetapi juga
rama lingkungan sehingga lebih berkelanjutan.
Kepala Badan Litbang Pertanian berharap dapat terhimpun gagasan
pemikiran dan teknologi terbaru yang dapat berkontribusi dalam percepatan
pembangunan pertanian pertanian bioindustri berkelanjutan sehingga visi
pembangunan pertanian Indonesia dapat terwujud, kepala Balitbang
Pertanian menaruh harapan besar dari hasil seminar terlaksanakan.
Makalah-makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral atau poster
berasal dari berbagai instansi yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia
seperti Ditjen PKH, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Perguruan Tinggi dan Badan Litbang Pertanian
termasuk Puslitbang/Balai Besar dan BPTP.
Makalah utama hari pertama tanggal 12 Agustus 2014 adalah :
a. Makalah Utama pertama Dr.John Weafer dari Australia, Indonesia
Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik ”The Impact Of
Emerging Diseases On Livestock Farming”
b. Makala utama kedua disampaikan oleh Bapak Prof.Dr.Fahmudin Agus.
yang berjudul Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian dan
Strategi Menghadapinya dalam Membangun Pertanian Bioindustri. Dari
Balai Penelitian Tanah, BBSDLP Bogor.
Sedangkan makalah penunjang di bagi kedalam 2 sistem
presentasi yaitu : makalah penunjang di presentasikan secara poster
berjumlah 20 makalah, untuk makalah dari BPTP Bengkulu di presentasikan
secara poster-02 AW-14 dengan topik Peningkatan Kualitas Kulit Kopi
29
Dengan Fermentasi Sebagai Pakan Penggemukan Sapi Bali Jantan di
Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Dengan penulis 1. Wahyuni Ameilia
Wulandari 2. Siswani Dwi Daliani dan 3. Erpan Ramon. Makalah-makalah
yang di presentasikan secara oral berjumlah 22 makalah :
a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral 1 - 16
b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral 17 - 24
c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 25 – 32
d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral 33 – 38
e. Ruang Cemara =Pembahasan makalah oral 39 - 44
f. Ruang Cempaka = Pembahasan makalah oral 45 – 50
g. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 51 – 56
Untuk hari ke dua seminar tanggal 13 Agustus 2014 di ruangan
Akasia ballroom dilakukan sidang pleno II dengan Pembahasan makalah
utama dengan topik :
1. Kesiapan Industri Susu Nasional Memasuki Pasak Bebas ASEAN (Dirut PT.
Greenfilds Indonesia) Bapak Heru Prabowo.
2. Success Story Pengembangan Perbibitan Ayam Lokal (Ayam KUB-1) oleh
Ibu Kusri Utami. (Ketua KWT Mekar Tani, Batang-Jateng).
Sedangkan makalah penunjang di presentasikan secara poster
berjumlah 20 makalah dan makalah yang di presentasikan secara oral
berjumlah 22 makalah.
a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral 57 - 62
b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral 63 - 68
c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral 69 – 74
d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral 75 – 80
Setelah seminar dilaksanakan dilanjutkan dengan kegiatan fiel trip
kunjungan lapangan ke PT. Santori Probolinggo dan Loka Peneliotian Sapi
Potong di Granti Pasuruan bersamaan dengan acara open hause loka
penelitian sapi potong. Di samping acara seminar juga di selenggarakan juga
perlombaan yaitu :
a. Lomba menyusun ransumberbasis produk Samping Pertanian. Yang
dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2014 di selenggarakan di ruang
cemata Hotel Savana malang Jawa Timur.
30
b. Lomba Judging (Penafsiran) sapi potong. Yang di laksanakan pada
tanggal 14 Agustus 2014 di selenggaran di lolit Sapi potong Granti
Pasuruan.
Tujuan perlombaan dilaksanakan untuk mendorong usaha
penggemukan sapi potong di wilayah sentra pertanian. Lomba menyusun
ransum yang telah di umumkan melalui website Puslitbang Peternakan dan
Pendaftaran dilakukan secara online beberapa waktu sebelum acara
dilaksanakan yang di tujukan kepada seluruh peserta dari kalangan
peternak/kelompok peternak, mahasiswa dan penyuluh.
Acara penutupan seminar dilaksanakan di Akasia Ballroom lantai 5
Hotel Savana, oleh Kepala Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan,
Ibu Dr.Bess Tiesnamurti, M.Sc. dalam pidato penutupan Kepala Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Perternakan sebagai ketua panitia
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas
terselenggaranya Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
tahun 2014 yang telah dilakukan terutama kepada :
1. Kepala Badan Litbang dan Pengembangan Pertanian.
2. Dr.John Weafer dari Australia Indonesia Program For Emerging Infectious
Disease
3. Dr.Victoria Hatton dari New Zealand – Agricultural Greenhause Gas
Research Centre
4. Dr.Heather Simmons dari National center For Foreign Animal and Zoonotic
Disease Defense, Texas United staties
5. Direktur Utama PT. Greenfields Indonesia
6. Ketua KWT. Mekar Tani, Batang Jateng
7. CV. Bina Laksana
8. PT. Indotech Scientific
9. PT. Nutrilab Pratama
10. PT. Santori
4.5. Metode Diseminasi
4.5.1. Demplot penggemukan sapi
Demplot penggemukan sapi jantan yang dilakukan dalam pendampingan
PSDSK bertujuan untuk menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
penggemukan sapi potong, dan sebagai lokasi percontohan untuk kunjungan
31
lapang bagi kelompok ternak lainnya dengan formula pakan memanfaatkan
limbah pertanian sebagai pakan tambahan selain hijauan rumput. Jenis ternak
pada demplot penggemukan pada ternak sapi lokal (Sapi Bali)di kabupaten
Kepahiang berjumlah 21ekor dandi Kabupaten Seluma 20 ekor. Umur ternak
jantan yang digemukan > 1,5 tahun, denga lama penggemukan 4 bulan (120
hari) di Kabupaten Kepahiang dan 4 bulan (120 hari) di Kabupaten Seluma.
Pemberian pakan konsentrat setiap harinya untuk sapi Bali/sapi lokal diberikan 3
kg/ekor/hari.Pada pagi hari sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi
pakannya.
Kabupaten Kepahiang
Demplot penggemukan di Kabupaten Kepahiang dilaksanakan pada
Gapoktan Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan menggunakan
formula pakan sebagai berikut:
I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 ekor
II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan
terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi 39,9%+ ultra
mineral 0,1% = 7 ekor
III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan
terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% + starbio 0,25%+
garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 ekor
Pelaksanaan demplot dilaksanakan pada bulan Juli 2014.Data Hasil
penimbangan bobot badan pada kelompok Gapoktan Prasetia Tani diambil satu
bulan sekali selama 4 bulan, Dengan hasil PBBH perlakuan petani (Kontrol)
perekor adalah 0.19 Kg, sedangkanPerlakuan II adalah 0.45 kg dan Perlakuan
ke III adalah 0.40 pertambahan bobot badan harian dapat di lihat pada tabel 3
sebagai berikut :
Tabel 5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang
Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)
PBBH (kg/ekor/hari)
I (kontrol) 171 196 0,19
II 194,6 234,7 0,45
III 157,1 205,4 0,40
32
Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Kepahiang
Tabel 6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang
Perlakuan I (Hijauan)
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 171 Kg 40,000 6840000
Pakan
Rumput lapangan 17 Kg 250 4,250 495,000
Kulit Kopi
Kulit Kopi Fermentasi
Dedak Padi
Mineral
Total biaya pakan 495,000
Total pengeluaran 7,335,000
Ouput
Sapi Finishing 194.14 Kg 55,000 10,677,700
Pendapatan kotor/periode 1,537,500 3,342,700
Pendapatan kotor(Rp/hari) 17,083 27,856
PERLAKUAN II fermentasi
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 194.57 Kg 40,000 7782800
Pakan
Rumput lapangan 19 Kg 250 4,750 570,000
Kulit Kopi
Kulit Kopi Fermentasi 3 Kg 1000 3,000 360,000
Dedak Padi
Mineral
Total biaya pakan 930,000
Total pengeluaran 8,712,800
Ouput
Sapi Finishing 249 Kg 55,000 13,695,000
Pendapatan kotor/periode 4,982,200
Pendapatan kotor(Rp/hari) 41,518.33
PERLAKUAN III Non fermentasi
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 157.14 Kg 40,000 6285.600
Pakan
Rumput lapangan 16 Kg 250 4,000 480,000
Kulit Kopi 1.75 Kg 500 875 105,000
Kulit Kopi Fermentasi
Dedak Padi 1.2 Kg 2,000 2,400 288,000
Mineral 0.05 Kg 7,500 375 45,000
Total biaya pakan 918,000
Total pengeluaran 7,203,600
33
Ouput
Sapi Finishing 205.43 Kg 55,000 11,298,650
Pendapatan kotor/periode 4,095,050
Pendapatan kotor(Rp/hari) 34,125
Kabupaten Seluma
Demplot penggemukan di Kabupaten Seluma menggunakan formula
pakan sebagai berikut :
1. Kelompok Ternak Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kec. Sukaraja
Kabupaten Seluma.
I. Kontrol (5 ekor)
II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi 50% (5
ekor)
III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50%
(5 ekor)
IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid
fermentasi 50% (5 ekor)
Data Hasil penimbangan bobot badan pada kelompok ternak Tunas
Harapan diambil satu bulan sekali selama 4 bulan, bobot badan awal kegiatan
demplot penggemukan sapi jantan dikelompok ternak Tunas Harapan untuk
perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 147,8 kg/ekor, perlakuan II sebesar 127,2
kg, perlakuan III sebesar 148 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 146,4 kg/ekor.
Penimbangan bobot badan bulan terakhir kegiatan pada demplot penggemukan
sapi jantan dikelompok ternak Tunas HarapanDesa Sumber Arum untuk
perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 179 kg/ekor, perlakuan II sebesar 165,6
kg/ekor, perlakuan III sebesr 199,2 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 195,2
kg/ekor. Sedangkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) masing-masing
perlakuan dapat di lihat selengkapnya pada tabel 3 berikut.
Tabel 7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma
Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)
Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)
PBBH (kg/ekor/hari)
1 147,8 179,0 0,26
2 127,2 165,6 0,32
3 148,0 199,2 0,43
4 146,4 195,2 0,41
34
Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Seluma
Tabel 7. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma
Perlakuan I (Kebiasaan Petani)
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 147.8 Kg 40.000 5.912.000
Pakan
Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000
Solid 2 Kg 250 500 60.000
Ampas tahu 2 Kg 800 1.600 192.000
Total biaya pakan 702.000
Total pengeluaran 6.614.000
Ouput
Sapi Finishing 179,4 Kg 55.000 9.867.000
Pendapatan kotor/periode 3.253.000
Pendapatan kotor(Rp/hari) 27.108 Perlakuan II
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 127 Kg 40.000 5.088.000
Pakan
Rumput lapangan 13 Kg 250 3.250 390.000
Solid Non fermentasi 1.5 Kg 250 375 45.000
Ampas tahu 0.9 Kg 600 540 64.800
Kulit kopi 0,6 Kg 500 300 36.000
Total biaya pakan 535.800
Total pengeluaran 5.623.800
Ouput
Sapi Finishing 165.6 Kg 55.000 9.108.000
Pendapatan kotor/periode 3.484.200
Pendapatan kotor(Rp/hari) 29.000 Perlakuan III
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 148 Kg 40.000 5.920.000
Pakan
Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000
Solid
Solid fermentasi 1,5 Kg 1.000 1.500 180.000
Ampas tahu 0,9 Kg 600 540 64.000
Kulit kopi 0.6 Kg 500 300 36.000
Total biaya pakan 730.000
Total pengeluaran 6.650.000
Ouput
Sapi Finishing 199,2 Kg 55.000 10.956.000
Pendapatan kotor/periode 4.305.200
Pendapatan kotor(Rp/hari) 35.000
35
Perlakuan IV
Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp/Hr
Total (Rp/Pedrioode)
Input
Sapi Bakalan 146.4 Kg 40.000 5.856.000
Pakan
Rumput lapangan 15 Kg 250 3.750 450.000
Solid fermentasi 1.5 Kg 1.000 1.500 180.000
Ampas tahu 0,6 Kg 600 360 43.200
Dedak Padi 0,3 Kg 250 75 9.000
Kulit kopi 0,6 Kg 500 300 36.000
Total biaya pakan 718.200
Total pengeluaran 6.574.200
Ouput
Sapi Finishing 195,2 Kg 55.000 10.736.000
Pendapatan kotor/periode 4.161.800
Pendapatan kotor(Rp/hari) 46.242
4.5.2. Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan/minat peternak dan petugas
terhadap inovasi teknologi, dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas.
Pelatihan dilakukan dengan cara, pertemuan dan praktek langsung di lapangan.
Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dilokasi peternak.
1. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai Pakan Ternak
Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Sumber Arum Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Seluma pada hari Kamis tanggal 24 April 2014.berjumlah
40 orang peserta yaitu Kepala BP4K Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh
Pertanian Lapangan (Koorluh ) BP3K Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala
Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa Sumber Arum, petugas inseminator
Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber Arum, peternak desa setempat
dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota Kelompok tani “Tunas
Harapan” Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja.
Penyampaian materi Teknik Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai
Pakan Ternak disampaikan oleh Ibu Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt,
M.Si.Teknik pembuatan solid fermentasi untuk kebutuhan 20 ekor ternak
selama 3 bulan di perlukan solid 4 ton, dedak padi berjumlah 1.485 Kg,
Kapur berjumlah 112,5 Kg, Garam berjumlah 56 Kg, dan gula merah
sebanyak 112,5 Kg. dengan langkah kerja pertama adalah melarutkan gula
merah kemudian menghamparkan tumpukan solid, selanjutnya dedak diatas
solid secara merata setelah itu disiram air gula, kemudian taburkan kapur dan
36
garam secara merata diatasnya. Setelah semua selesai melakukan
pengadukan merata, setelah semuanya menjadi rata maka dilakukan
pengepakan kedalam plastik besar untuk proses fermentasi selama 7 hari
masing-masing plastik diisi adonan solid 150 kg. Setelahwaktu yang di
tentukan tiba plastik di buka dan langsung dapat di berikan kepada ternak
atau dapat juga di tambah bahan pakan lain agar nilai gizi solid lebih komplit
sersuai kebutuhan ternak.
2. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Kulit Kopi
Pelatihan dilaksanakan di Rumah Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak
Pekalongan Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten
Kepahiag pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014.
Penyampaian materi teknik pembuatan fermentasi kulit kopi sebagai
pakan ternak disampaikan oleh Erpan Ramon, S.Pt. Teknik pembuatan kulit
kopi adalah untuk kebutuhan 7 ekor ternak selama 3 bulan di perlukan kulit
kopi fermentasi sejumlah 2,5 ton. Alat yang dibutuhkan
adalahsekop/cangkul, plastik besar, ember, gembor, dan timbangan. Bahan
yang dibutuhkan adalah kulit kopi 60 %, dedak padi 39 %, probiotik 0,25
%, garam dapur 0,25 %, dan gula merah 0,5 %.
Cara pembuatan fermentasi kulit kopi adalah : 1). Kulit kopi, dedak
padi, garam dan starbio dicampur menjadi satu secara merata selanjutnya
gula merah dilarutkan kedalam air 20 liter. Selanjutnya perciki dengan air
gula merah secara merata dengan menggunakan gembor.Setelah tercampur
merata campuran kulit kopi, dedak padi, garam, starbio dan air gula merah,
dimasukan kedalam plastik dan di ikat agar udara luar tidak masuk,
selanjutnya di peram selama 4 – 5 hari. Setelah proses fermentasi kulit kopi
selesai, maka dapat di masukan ke dalam karung dan siap untuk di berikan
kepada ternak sapi. Ataudapat juga di berikan dengan di tambah bahan
pakan yang lain agar nilai gizi pakan konsentrat lebih komplit sersuai dengan
kebutuhan ternak.
3. Pelatihan Pembuatan Aktifator Kompos
Pelatihan perbanyakan mikroba sebagai aktifator pembuatan pupuk
organik (kompos) dilaksanakan pada Gapoktan Prasetia tani desa Suka Sari
yang di sampaikan oleh Erpan Ramon S.Pt, di jelaskan bahwa aktivator
37
adalah kumpulan mikroba yang di pergunakan untuk mempercepat proses
fermentasi bahan organic, mikroba terdiri dari beberapa jenis bakteri dan
jamur sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan
pupuk organic yang sudah matang, peroses pembuatan activator dalam
pembuatan kompos di demplot penggemukan sapi potong desa Sumber Sari
pada Gabungan kelompok Tani Prasetia Tani dengan cara, perbanyakan
dalam suspensi cairan nutrisi atau tepung pati karbohidrat sehingga di
peroleh activator berbentuk cairan atau tepung. Cara pembuatan activator
cair adalah : 1.) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras
dan gula merah/gula aren 2.) memasukkan selagi panas kedalam botol
sirup, 3.) menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang 4.)
mendinginkan selama 2 – 3 jam, 5.) memasukkan 50 ml suspensi mikroba
6.) memfermentasikan atau mendiamkan selama 7 hari (satu minggu),
Kemudian aktivator sudah siap untuk di gunakan membuat kompos.
4. Pelatihan Pembuatan Kompos
Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan pembuatan kompos
kegiatan program Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma yang hadir
berjumlah15 orang, kegiatan acara dibuka oleh Ir. Siswani Dwi Daliani
peserta Kepala Desa Sumber Arum, masyarakat desa SumberArum, Pengurus
beserta anggota Kelompok ternak Tunas Harapan,kata sambutan bapak
kepala desa Sumber Arum yang menyampaikan terimakasih kepada tim
PSDS/K BPTP Bengkulu yang telah meluangkan waktunya untuk
mendidik/membina masyarakat desa Sumber Arum terutama Kelompok
ternak tunas Harapan tentang teknologi pembuatan pupuk organik kompos
dan teknologi-teknologi perternakan yang lainnya.
Teknonlogi pembuatan pupuk kompos yang di sampaikan adalah
menggunakan aktifator EM4 yang di larutkan dengan menggunakan 10 liter
air 0,5 glas gula pasir dan 1/3 glas aktifator kemudian diaduk hingga rata,
kemudian di percikan ke tumpukan 900 kg kotoran sapi, 100 kg skam padi
yang telah di aduk rata, demikian juga untuk lapisan berikutnya di tarok di
atasnya setelah itu tumpukan kompos di tutup rapat dengan menggunakan
terpal, di anjurkan dengan para petani untuk melakukan pembalikan dengan
rata setiap 3 – 5 hari sekali sampai dengan hari ke 21.
38
Materi dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos
disampaikan oleh Zul Efendi, S.Pt. Dalam kesempatan Kegiatan berikutnya
adalah Demonstrasi pembuatan pupuk organik kompos yang juga
disampaikan oleh ibu Ir.Siswani Dwi Daliani yang di bantu olehWahyuni
Ameilia Wulandari, S.Pt. M.Si. dan Ibu Ir. Siswani Dwi Daliani.yang berlokasi
di kandang ternak milik ketua kelompok Tunas Harapan ( Bapak Wahyudi ).
Untuk pembuatan fermentasi pelepah sawit pelaksanaannya di tunda,
karena bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan demonstrasi belum di
siapkan oleh para peternak. Tetapi dalam penyampaian materi teknologi
pembuatan fermentasi pelepah sawit di sampaikan oleh Ibu Ir. Siswani Dwi
Daliani. Tanpa demonstrasi, dalam kesempatan itu di anjurkan oleh tim
PSDS/K agar para peternak untuk dapat menyiapkan bahan terlebih dahulu
baru dapat di laksanakan demonstrasinya.
5. Pelatihan Pembuatan Kandang
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan
kandang koloni ternak sapi pada kelompok ternak Pekalongan jaya yang di
koordinir oleh pengurus kelompok Pekalongan jaya, hadir pada kegiatan
pembuatan kandang tersebut adalah di hadiri oleh petugas dari PosKeswan
Kabupaten kepahiang yaitu Bapak Joko Sutrisno, Spt. Dalam kegiatan
pembuatan kandang koloni tersebut hadir juga Bapak Topian Edi, S.Pt. Ka
Seksi Penyuluhan Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten
Kepahiang.
Sebelum pelaksanaan pembuatan kandang koloni, tim BPTP Bengkulu
menjelaskan persyaratan dalam pembuatan kandang ternak sapi dewasa
kepada semua peserta yang hadir bahwa kandang ternak yang sehat harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kandang di upayakan harus ada sumber air bersih.
b. Posisi kandang sedapat mungkin menghadap kearah matahari.
c. Dekat dengan sumber pakan
d. Transportasi mudah terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran
e. Jauh dari rumah minimal 10 meter
f. Tidak mengganggu kesehatan lingkungan
g. Agak jauh dari jalan umum.
39
h. Upayakan air limbah tertampungi
Kegiatan berikutnya adalah pembuatan kandang ternak sesuai dengan
bahan yang telah di siapkan oleh anggota kelompok ternak Pekalongan
Jaya.
6. Pelatihan Pembuatan Bio Urine
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan Bio
Urine dilaksanakan di Desa Sumber Arum kelompok Peternak Tunas
Harapan,alat yang digunakan adalah drum plastik kapasitas 150 liter, pompa
air dantalang plastik, sedangkan bahanyang diperlukanadalah urine sapi/
kambing 100 - 130 liter, tetes tebu/molasses 750 ml, empon-empon
(temulawak, temuireng, kunyit dll) 5 kg dan bacteri R Bacillus dan Azobacter
sebagai starter fermenter 250 ml. Kaulitan mencari bakteri tersebut, maka
dapat diganti dengan EM4 sebagai starter fermenter.
Cara Membuat ;
Bakteri EM-4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter
kemudian dituangkan ke dalam drum urine, empon-empon dihancurkan
dan dimasukan ke dalam drum.Setelah tercampur antara urine dan bahan-
bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit,
kemudian drum plastik ditutup rapat. Lakukan pengadukan setiap hari
selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh
hari.
Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang
biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui talang plastik
dengan panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan
proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia,
agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan dberi pupuk bio urine
tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.
Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiramkan
dan atau disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih
dahulu dengan menggunakan kotoran kambing.
Berikut cara pemakaian bio urine:
1. Untuk tanaman semusim dan rumput campur bio urine + air dengan
perbandingan 1 : 2.
2. King grass : Pemakaian dengan disiram setiap setelah rumput diarit.
40
3. Jagung, Ubi, Singkong, Cabe dll : Pemakaian dengan disiramkan dan
disemprotkan 2 minggu sekali.
4. Untuk tanaman industri dengan asumsi tanamannya baru ditanam
dengan ketinggian rata-rata 80 cm, campur bio urine + air dengan
perbandingan 1:1.
5. Sengon (Albasia), Turi, Mahoni, Nangka, Ketapang dll : Pemakaian
dengan cara disiram dan disemprotkan 2 minggu sekali.
7. Temulapang/Pekan Agroinovasi
Kegiatan temulapang yang di laksanakan pada tanggal 18 September
2014 dengan tujuanadalah untuk mengapresiasikan inovasi teknologi peternakan
kepada pengguna di Kabupaten Kepahiang dan mendapatkan umpan balik dari
pengguna didaerah tentang teknologi yang telah dihasilkan oleh BPTP Bengkulu.
Sambutan Bapak Kepala BPTP Bengkulu.
Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP)dalam kata sambutannya
menyampaikan terima kasih kepada pada hadirn yang telah memenuhi undangan
dari BPTP Bengkulu dalam acara sosialisasi/apresiasi ini. Ada tiga kegiatan BPTP
Bengkulu pada tahun 2014 ini di Kabupaten Kepahiang yaitu pendampingan
program swasembada dagaing sapi dan kerbau (PSDSK), model pengembangan
pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-P3BI) integrasi kopi-sapi potongdan
pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan.
Lebih lanjut kepala Balai mengatkan bahwa BPTP menginginkan masukan
dari stakeholder dan peternak terkait dengan kegiatan apa saja yang dibutuhkan
di Kabupaten Kepahiang, yang berkaitan dengan kebijakan pembangunan
peternakan besar khususnya. Kepala Balai juga menyampaikan permohonan
maaf, mungkin selama berintegrasi dengan stakeholder dan peternak ada hal
yang kurang berkenan dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama selama ini.
Sambutan dan Pembukaan acara oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.
Sambutan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang
dibacakan langsung oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Kepahiang (Ramlan A. Gani, MAA). Dalam sambutannya Kepala Dinas
mengatakan bahwa saat ini angka pemotongan sapi di rumah potong hewan
41
(RPH) adalah sebanyak 2 ekor/hari. Jika dilakukan dalam satu tahun jumlah
ternak sapi yang dipotong di Kabupaten Kepahiang lebih kurang 800 ekor.
Lebih lanjut kepala dinas mengatakan bahwa yang menjadi kendala bagi
peternak yang ada di Kabupaten Kepahiang yaitu adanya sifat malas untuk
mengarit rumput sehingga ternak yang mereka miliki bobot badannya masih
rendah/ dibawah rata-rata bobot potong. Beliau juga mengatakan bahwa jika
melihat peternak yang ada di pulau Jawa, mereka sangat berani untuk
memelihara sapi dalam jumlah banyak tanpa repot memikirkan bagaimana
mencari pakannya. Mereka hanya menanam jagung sampai umur 70 hari lalu
dipotong dan diberikan pada ternak sapinya. Disamping itu juga mereka telah
memanfaatkan teknologi yang ada dalam mengembangkan usahanya. Diakhir
sambutannya Kepala Dinas mengucapkan terima kasih kepada BPTP Bengkulu
yang telah memberikan sentuhan teknologi dalam pengelolaan pakan untuk
ternak sapi di Kabupaten Kepahiang.
Penyampaian Materi
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian Kab. Kepahiang (Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang).
Materi kebijakan perencanaan pembangunan pertanian Kabupaten
Kepahiang disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang (R.A. Deni,
SH, MH). Dalam makalahnya disampaikan visi pembangunan daerah Kabupaten
Kepahiang yaitu Kabupaten Kepahiang terdepan dalam industri dan pariwisata
berbasis pertaniandan sumber daya manusia. Berbasis Pertanian: pertanian
dalam arti luas (pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan), perlu
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi guna mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat dan bahan baku industri. IKUTT SELUNA (ikan,kebun, tanaman
pangan hortikultura dan ternak serta pengembangan sengon, kopi luwak dan
buah naga).
Program/ Kegiatan Dinas Pertanian Berdasarkan Plafond Anggaran (PPA) APBD
Kabupaten Kepahiang Tahun 2014 yaitu kegiatan penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian, kegiatan pengembangan desa mandiri pangan,
kegiatan pengembangan pangan pada lahan kering, kegiatan penelitian dan
pengembangan teknologi budidaya dan kegiatan peningkatan produksi,
42
produktivitas dan mutu produk perkebunan pertanian serta kegiatan infrastruktur
pertanian.
Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang.
Materi Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam
pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Kepala
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang (Ir. Romlan. A. Gani,
MAA). Dalam makalahnya beliau menyampaikan strategi dan implementasi
program bidang peternakan di Kabupaten Kepahiang adalah pengembangan
kawasan sapi potong, perbibitan ternak sapi Bali, perbibitan kambing Peranakan
Ettawah (PE), budidaya sapi perah, integrasi ternak tanaman kopi, penyelamatan
betina produktif, pemberantasan penyakit menular, program asuh, IB.
Pada sektor ternak sapi perah, susu sebagai salah satu sumber protein
hewani semakin dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan kecerdasan bangsa Indonesia. Sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan susu tersebut adalah dengan meningkatkan populasi dan
produktivitas sapi perah sehingga bibit sapi perah mempunyai peranan penting
dalam upaya pengembangan pembibitan sapi perah.
Indikator keberhasilan yang akan dicapai terbagi dalam tiga aspek yaitu
aspek teknis yang meliputi meningkatnya populasi dan mutu bibit sapi perah dan
terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi perah.Aspek kelembagaan yang
meliputi terbentuknya gapoktan, koperasi maupun usaha berbadan hukum
lainnya dan menguatnya kelembagaan perbibitan sapi.Dan Aspek usaha meliputi
meningkatnya skala usaha kelompok dan berkembangnya usaha agribisnis
lainnya pada kelompok tersebut.
Integrasi ternak dengan tanaman meliputi kawasan perkebunan kopi,
disamping menghasilkan produk utama berupa biji kopi juga memiliki potensi
besar untuk menghasilkan berbagai produk samping yang memilikl nilai ekonomi
namun hingga kini belum banyak termanfaatkan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kopi rakyat
dari hasil produksi kopi dan ternak kambing/sapi/domba serta pengolahan
limbahnya juga mengurangi biaya pengendalian gulma dan sekaligus
43
memanfaatkan sumberdaya hayati terbarukan berupa hijauan gulma yang
umumnya melimpah di perkebunan kopi.
Untuk penyelamatan betina produktif adalah Setiap tahun diperkirakan
lebih dari 426 ekor sapi dan kerbau betina yang masih produktif telah dipotong
baik di Rumah Potong Hewan (RPH) maupun diluar RPH dalam wilayah
kabupaten Kepahiang. Oleh karena itu sapi/kerbau yang masih produktif perlu
dilakukan Penyelamatan seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang telah
mengatur tentang pelarangan pemotongan ternak betina produktif. Pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memfasilitasi
Kegiatan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif (PBP).
Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan (BP4K Kabupaten Kepahiang).
Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan di Kabupaten
Kepahiang disampaikan oleh Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang (Aidil Fitri. S,
SH). Dalam makalahnya disampaikan bahwa di Kabupaten Kepahiang terdapat 8
kecamatan yang ditempat oleh penyuluh di berbagai bidang keahlian. Kepala
BP4K mengatakan bahwa sumber daya yang ada di BP4K sebaiknya berasal dari
sekolah kejuruan dan minimal tamatan SPP sederajat. Peran penyuluh dalam
menunjang pengembangan peternakan pada khususnya dan pertanian pada
umumnya di Kabupaten Kepahiang adalah (i) menyampaikan teknologi yang
berasal dari peneliti (BPTP, Balit dan lembaga penelitian lainnya) kepada
petani/peternak di daerah, (ii) merubah perilaku petani/peternak dalam
menerapkan inovasi pertanian dan (iii) mengajak petani/peternak dalam
merepakna inovasi teknologi yang baru dan berdaya guna.
Kendala yang dihadapi oleh BP4K di Kabupaten Kepahiang adalah
banyaknya sumberdaya manusia yang terdapat di lingkungan kerja (BP3K) yang
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh daerah untuk dapat mengatasi
permasalah bidang pertanian.
Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas ternak sapi di Kabupaten Kepahiang (BPTP Bengkulu)
Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas
ternak sapi di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Ir. Ruswendi, MP. Dalam
makalahnya disampaikan bahwa kegiatan sektor peternakan BPTP Bengkulu pada
44
tahun 2014 ada tiga yang dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang yaitu (i)
pendampingan pegram swasembada daging sapi/kerbau, (ii) model
pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-P3BI) integrasi kopi-
sapi potongdan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra
pengembangan.
Kegiatan pendampingan PSDSK yang akan dilaksanakan adalah
melanjutkan demplot penggemukan sapi potong, pelatihan pembuatan kompos,
pelatihan penaksiran bobot badan dan umur sapi dan sebagai narasumber
berbagai pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan, BP4K dan BPP.
Sedangkan untuk kegiatan m-P3BI adalah melakukan demplot aplikasi pakan sapi
fermentasi kulit kopi, melakukan Demplot aplikasi pupuk organik berbasis limbah
kotoran sapi pada lahan kopi, pendampingan implementasi integrasi kopi-kulit
kopi melalui pelatihan, petemuan, penyebaran media informasi dan sinergi
kegiatan dengan program daerah untuk meningkatkan pendapatan petani
peternak pada daerah sentra kopi Kab. Kepahiang,
Pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan tujuan
kegiatan adalah mengkaji potensi dan peluang pengembangan usaha ternak
sapi perah di Kabupaten Kepahiang, menganalisis kelayakan finansial usaha
ternak sapi Perah di Kabupaten Kepahiang dan menganalisis dampak ekonomi
usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani/peternak sapi perah.
Saran kebijakan dalam pengembangan usaha sapi perah adalah
meningkatkan pengetahuan peternak dalam menyusun pakan tambahan
berbahan baku lokal, meningkatkan keterampilan petani dan pengetahuan
terhadap produk olahan susu sapi dan meningkatkan promosi produk susu sapi
perah.
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI Cabang Curup).
Dalam makala disampaikan definisi KKPE adalah kredit investasi modal
kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan
Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.
Besarnya plafon kredit per petani paling banyak Rp. 100 juta, dan untuk
koperasi dalam rangka pengadaan pangan (padi, jagung, kedelai) paling
banyak Rp. 500 juta.
45
Petani yang mengajukan kredit lebih dari Rp 50 juta harus memiliki NPWP.
Besarplafon kelompok tani dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan
mesin mendukung pengembangan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan paling banyak Rp. 500 juta.
Sedangkan usahatani yang dibiayai Bank Rakyat Indonesia melalui KKPE adalah:
1. Pengembangan Tanaman Pangan yaitu padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi
jalar, kacang tanah, koro, kacang hijau, sorgum, perbenihan (padi, jagung
dan atau kedelai).
2. Pengembangan Hortikultura adalah bawang merah, cabai, kentang, bawang
putih, tomat,buncis, sawi, kubis, jamur tiram, jahe, kunyit, kencur,
temulawak,pisang, salak, nenas, buah naga, melon, semangka,
pepaya,strawberi, pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel
dan/atau melinjo.
3. Pengembangan Perkebunan adalah budidaya tebu, pemeliharaan teh, kopi
robusta, kopi arabika, lada, dan/atau pala.
4. Pengembangan Peternakansapi potong, sapi perah, kerbau, kambing,
domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh, kelinci dan atau babi
5. Pengadaan Pangan adalah gabah, jagung, kedelai, pembelian ikan hasil
tangkapan dan ikan hasil budidaya.
6. Pengadaan / Peremajaan alat dan mesin adalah traktor, power threser,
tracer (alat tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper,
mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler), mesin
penyiang padi bermotor (power weeder), alat tanam biji-bijian (seeder),
mesin panen (paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan
padi (rice miling unit), mesin perontok polong kacang tanah (sleader), mesin
pengupas kacang tanah (peanut shell), mesin penyawut singkong, alat
pembuat alur (ridger), mesin sortasi buah, mesin juicer, mesin pengolah biji
jarak, mesin pengolah pakan (mixer, penepung, pelet) dan atau kepras tebu.
7. Perikanan
Kegiatan usaha pembenihan :
a. Air tawar, yaitu ikan lele, mas, nila, patin, dan gurame .
b. Air payau, yaitu udang dan bandeng
c. Air laut, yaitu rumput laut, kerapu, dan kakap
46
Kegiatan usaha pembesaran :
a. Air tawar, yaitu ikan lele, nila, mas, patin, gurame dan ikan hias.
b. Air payau, yaitu udang, kerapu, kakap dan bandeng.
c. Air laut, yaitu rumput laut (eucheuma atau gracillaria), kerapu dan kakap
Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi secara Simbolis Kepada Kelompok Tani.
Pada acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis pakan
tambahan ternak sapi berupa kulit kopi yang difermentasi dengan campuran
dedak padi 40%, kulit kopi 60% ditambahkan dengan garam dapur sebanyak
0,25 %, mollases 0,25% dan bioaktivator 0,2% dari berat bahan dasar. Pakan
tambahan ini adalak hasil kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, dimana BPTP Bengkulu
menyediakan teknologi fermentasi kulit kopi sedangkan Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Kepahiang menyediakan bahannya. Penyerahan secara
simbolis dilakukan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Kepahiang didampingi oleh Kepala BPTP Bengkulu yang diterima langsung oleh
Ketua Kelompok Tani Sido Mulyo sebanyak 1,2 ton pakan jadi. Hingga saat ini
pakan fermentasi yang telah dibuat adalah sebanyak 20 ton yang telah dibagikan
kepada 16 kelompok tani di Kabupaten Kepahiang.
8. Pelatihan Penghitungan Analisis Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan Analisis Usaha perternakan
kelompok Tunas Harapan desa Sumber Arum dihadiri oleh Bapak Syahrial
selaku Kepala Pertanian Kecamatan, Petugas Penyuluh Pertanian Desa
Sumber Arum, masyarakat desa Sumber Arum serta masyarakat desa Bukit
Peninjauan dan sekitarnya, materi bimbingan yang di berikan oleh tim BPTP
adalah tentang pakan hijauan rumput yang bernilai nutrisi berkualitas baik,
dan optomalisasi pemanfaatan lahan perkebunan untuk tanaman hijauan
pakan ternak yang bernilai nutrisi baik (rumput gajah, rumput benggala, king
res dll).
Dalam kesempatan pertemuan pembinaan ini tim BPTP Bengkulu
memberikan materi di kelompok ternak Tunas Harapan juga tentang
teknologi pemberian pakan tambahan terhadap ternak yang baru akan
mengkomsumsi pakan tambahan berbasisi Solid dan solid
47
fermentasi.TimPSDS/K BPTP Bengkulu juga menyampaikan materi tentang
peralatan kandang ternak sapi serta dan kebersihan kandang.
Dalam upaya peningkatan pendapatan perternak tim PSDS/K Selanjutnya
melakukan analisis usaha perternakan pada kelompok Peternak Tunas
Harapan bersama dengan anggota dan pengurus kelompok serta di hadiri
oleh tokoh masyarakat setempat, untuk mengetahui suatu usaha beruntung
atau tidak di perlukan analisis usahanya yaitu dengan melihat jumlah total
penerimaan dengan mengurangi pendapatan total dengan modal yang di
keluarkan ( biaya Produksi ) dengan rincian komponen biaya yang di
keluarkan sebagai berikut :
a. Biaya pembelian Bakalan.
b. Biaya tenaga kerja
c. Sewa lahan
d. Biaya penyusutan kandang dan peralatan
e. Biaya pakan dan obat-obatan.
Komponen Pendapatan total adalah :
a. Hasil penjualan produk utama (daging) atau ternak dewasa.
b. Hasil penjualan produk sampingan (Kulit sapi, tanduk, kotoran
ternak/kompos)
Pendapatan bersih suatu usaha adalah :
Pendapatan total – Biaya produksi yang di keluarkan.
Dalam kesempatan diskusi dengan masyarakat desa Sumber Arum,
respon masyarakat yang belum tergabung dengan kelompok peternak Tunas
harapan agar tim BPTP dapat mengajari masyarakat yang bukan saja pada
desa Sumber Arum tetapi agar tim PSDS/K dapat melakukan pembinaan
kelompok peternak yang lain agar seluruh peternak mengetahui dan
menguasai inovasi teknologi yang di ajari oleh BPTP.
48
4.6. Kalender Penggemukan Sapi Potong
Kalender penggemukan sapi untuk penjualan di bulan Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha)
No Uraian Kegiatan
Bulan Muhar
am Safar
Rb. Awal
Rb Akhir
Jumadil Ula
Jumadil Tsaniah
Rajab
Sya’ban
Ramadha
n
Syawal
Zulkoida
h
Zulhijjah
1 Perencanaan
2 Persiapan
3 Pengadaan Bakalan
4 Pemasangan
Nomor Telinga
5 Pemberian Obat
Cacing
6 Pemberian Vaksinasi
7 Penimbangan
Ternak
8 Kastrasi
9 Pemberian Pakan
HMT dan Pakan Konsentrat
10 Pemasaran/Pemo
tongan
11 Pasca Panen
Kalender penggemukan sapi potong penjualan bulan syawal (Idul Fitri)
No Uraian
Kegiatan
Bulan Muharam
Safar
Rb. Awal
Rb Akhir
Jumadil Ula
Jumadil Tsaniah
Rajab
Sya’ban
Ramadha
n
Syawal
Zulkoidah
Zulhijjah
1 Perencanaan
2 Persiapan
3 Pengadaan
Bakalan
4 Pemasangan
Nomor
Telinga
5 Pemberian
Obat Cacing
6 Pemberian Vaksinasi
7 Penimbangan
Ternak
8 Kastrasi
9 Pemberian
Pakan HMT dan Pakan
Konsentrat
10 Pemasaran/Pemotongan
11 Pasca Panen
49
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan 1. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas
(penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi
potong melalui pelatihan, sosialisasi, pertemuan kelompok dan temu
lapang. Rekomendasi teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk
kabupaten Kepahiang adalah Hijauan 10% dari bobot badan + pakan
tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi
60% + dedak padi 39,9% + ultra mineral 0,1% sedangkan rekomendasi
teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk kabupaten Seluma
adalah adalah Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi
50%.
2. Kalender penggemukan sapi potong, digunakan sebagai acuan untuk
peternak memulai usaha penggemukan sapi poptong agar mendapatkan
keuntungan yang optimal.
3. Juknis penggemukan sapi potong telah di sosialisasikan kepada peternak,
petugas PPL,petugas peternakan,dan stake holder di kabupaten
kepahiang.
4. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk
pakan ternak melalui kegiatan demplot penggemukan.
5.2 Saran
Pemberian pakan tambahan berbahan baku hasil sampingan produk
pertanian sebaiknya diberikan secara kontinyu pada usahaperternakan sapi untuk
meningkatkan produksi daging dan kelestarian lingkungan pada usaha
penggemukan, Kalender penggemukan sapi potong, dan juknis penggemukan
sapi potong agar menjadi pedoman untuk berusahatani ternak sapi potong.
50
VI. KINERJA HASIL
1. Pendampingan PSDSK BPTP secara khusus memiliki peran sebagai berikut :
a. Membuat contoh unit LL-PSDS dan menjadikan sebagai demplot dan
tempat pelatihan bagi para penyuluh pendamping/ Mahasiswa/ Sarjana/
Pemuda Membangun Desa dan petani-peternak pada lokasi target SL
PSDS desa Sumber Arum dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma
dan desa Suka Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.
b. Melaksanakan koordinasi dan monitoring perkembangan pelaksanaan
pendampingan PSDS di wilayahnya masing-masing.
c. Menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan apresiasi PSDS di
Kabupaten.
d. Bertanggung jawab pada penyusunan 2 (dua) jenis laporan, yakni :
Laporan Kemajuan Kegiatan. Laporan ini diserahkan ke BPTP pada
setiap akhir bulan. Adapun data penting yang harus disampaikan
dalam laporan ini diantaranya adalah : (1) Komponen teknologi dan
kelembagaan yang diimplementasikan, (2) Parameter bioteknis,
ekonomis dan kelembagaan di LL dan SL-PSDS.
Laporan akhir Kegiatan. Laporan ini berisi laporan teknis dan analisis
financial di lokasiLL dan SL-PSDS.
2. Koordinasi pendampingan PSDS oleh BPTP dilakukan secara intensif di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun Desa. pembangun koordinasi
yang intensif.
3. Koordinasi dilaksanakan pada Dinas/instansi terkait baik ditingkat Provinsi
maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten,
masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi serta metoda
dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Dengan terkoordinasinya
rencana pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten,
diharapkan program pendampingan pengkajian dan diseminasi PSDS dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan untuk mengetahui karakteristik
setiap kelompok sasaran yang akan dilakukan pendampingan, potensi,
51
permasalahan yang dihadapi para peternak dalam usaha ternaknya, terutama
permasalahan yang berkaitan dengan teknologi pakan ternak, reproduksi,
manajemen dan hambatan teknis lainnya.
Data-data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi:
a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi
dan rencana implemementasi teknologi & pengembangan usaha sapi
potong.
b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah
kebutuhan pakan, bibit ternak, pupuk organik dan stimulan untuk
mendukung usaha sapi potong di setiap kelompok sasaran.
c. Skala usahaternak sapi potong, orientasi usahaternak, tingkat
pemanfaatan limbah usahaternak (pupuk organik, biogas) dan
kelembagaan pendukung yang akan dikembangkan di setiap kelompok
sasaran.
5. Apresiasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan
keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi Penunjang
Keberhasilan Pembibitan yang terdiri dari teknologi pakan, manajemen
pemeliharaan dan pengolahan kompos. Apresiasi dilaksanakan secara
partisipatif dengan melibatkan dinas/instansi terkait, petugas lapang, tokoh
masyarakat dan petani/peternak.
6. Bimbingan penerapan teknologi terhadap sapi potong yang dilakukan oleh
peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu, bersama-sama dengan Petugas Dinas
setempat yang dilakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan
untuk memberikan bekal ketrampilan terhadap peternak dalam hal
manajemen pemeliharaan induk bunting, penggunaan pakan, serta teknologi
reproduksi untuk menunjang peningkatan angka peningkatan PBBH anak pra
sapih > 0,4 kg. . Bimbingan penerapan teknologi dilakukan baik secara teori di
dalam kelas maupun praktek dilapangan.
7. Pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga
terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak sapi potong
seperti pakan, kesehatan hewan, pemanfaatan kotoran sapi untuk pembuatan
pupuk organik, padat dan pupuk cair, pelatihan pembuatan pakan konsentrat,
tatalaksana perkandangan. Upaya tersebut berbentuk kegiatan in-doordan
52
out-door untuk aspek teknik, manajemen dan organisasi produksi. Tujuan
Pelatihan petani dan petugas adalah:
1. Mengembangkan pengetahuan petani sapi potong dalam aspek pakan,
manajemen dan pengolahan limbah kotoran sapi.
2. Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai jenis
pakan (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat, dll)
3. Mengembangkan keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha
ternak sapi potong, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian untuk
produksi pakan dan pupuk organik.
8. Demplot dilakukan untuk memperkenalkan berbagai teknologi untuk
meningkatkan PBBH ternak sapi potong jantan berumur > 1 tahun dari 0,2 kg
menjadi > 0,4 kg.
9. Kegiatan demplot yang dilakukan antara lain : (1) Pemberian pakan tambahan
(konsentrat) terhadap sapi potong yang disesuaikan dengan kebutuhan
kondisi fisiologis ternak, (2) Pemberian HMT berimbang (Rumput dan legum)
terhadap sapi potong, (3) Pemberian suplemen berupa mineral.
10. Bahan dan materi penyuluhan yang disediakan berupa Juknis, Leaflet dan
Poster. Juknis yang disediakan mengenai pemeliharaan sapi potong, leaflet
tentang pengolahan pakan, pengolahan kompos, penggunaan, penggunaan
suplemen, pengolahan limbah untuk pakan. Poster yang dibuat mengenai
pengolahan kompos, pengolahan limbah untuk pakan, jenis dan komposisi
pakan tambahan (konsentrat).
11. Kegiatan monitoring & evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui
keragaan teknologi, adopsi teknologi dan dampak aplikasi teknologi pada
setiap lokasi sasaran. Secara umum kegiatan Monev direncanakan akan
dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan
akhir kegiatan pendampingan. Aspek yang di monitoring & evaluasi meliputi
aspek teknis, sosial ekonomis dan kelembagaannya.
53
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang Dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SL-PPSP)/Syamsul Bahri, dkk. – Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Statistik Peternakan. Dierektorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
Hadiana, H., Sri Rahayu, Sondi Kuswaryan, Andre Ravianda dan Ahmad Firman., 2007, Road Map Pengembangan Peternakan Provinsi Jawa Barat, kerjasama Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Mersyah, R. 2005. Desain studi budidaya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Santi, W.P. 2008. Respons Penggemukan Sapi PO dan Persilangannya sebagai hasil IB terhadap pemberian jerami padi fermentasi dan konsentrat di Kabupaten Blora. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor.
Setiyono, P.B.W.H.E., Suryahadi, T. Toharmat, dan R. Syarief. 2007. Strategi suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dan dedak padi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan 30 (3): 207 – 217.
Winugroho, M. 2002. Strategi Pemberian Pakan Tambahan untuk Memperbaiki Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Jurnal Litbang Pertanian.
Yusdja, Y dan N. Ilham, 2004. Tinjauan kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 2 (2): 167 – 182.
54
ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan
mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi
ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel
1 dan 2).
Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan
No. RESIKO PENYEBAB DAMPAK
1.
2
Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak
PBBH sapi jantan terlalu rendah
Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi
Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun
PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan
Jumlah ternak yang akan di gemukan tidak sesuai yang di harapkan
Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan
No. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN
Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak
PBBH sapi jantan terlalu rendah
Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi
Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun
PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan
Mencari ternak ke peternak lain diluar kelompok yang sesuai dengan kriteria, yaitu berumur lebih dari 1 tahun
55
JADWAL KERJA
PEMBIAYAAN
A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB)
No Uraian pengeluaran Volume Harga Satuan
(Rp.000,-)
Jumlah (Rp.000,-)
A Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu
100.000
1 Belanja Bahan 30.605
1. Bahan sarana produksi, demplot , bahan
pendukung lainnya
2. Penggandaan dan laminasi 3. ATK dan komputer supplies 4. Konsumsi dalam rangka pertemuan,
rapat
1 paket
1 paket
1 paket
100 OH
23.070
1.515
1.020
50
23.070
1.515
1.020
5.000
2 Honor Output Kegiatan 6.475
- Petugas Lapang - UHL
35 OH
85 OH
100
35
3.500
2.975
3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
5.000
- Analisis Laboratorium (pakan ternak dan kompos)
1 paket
5.000
5.000
4 Belanja Perjalanan Biasa 40.000
- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
0 OP 5.000 40.000
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
17.920
- Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi
- Perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
265 OH
2 OH
180
5.000
7.700
10.000
No. Uraian Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan RDHP X X
2. Penyusunan/pembahasan dan
perbaikan RODHP
X X
3. Koordinasi dan sosialisasi X X X
4. Pelaksanaan X X X X X X X X
6. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X
7. Laporan tengah tahun X
8. Laporan akhir tahun X
9. Seminar X
56
B. REALISASI ANGGARAN
No No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran
(Rp)
Persentase Keuangan
(%)
Persentase Fisik
(%)
1. Belanja Bahan
1. Bahan sarana produksi, demplot
2. Penggandaan dan laminasi
3. ATK, komputer supplies dan pelaporan
4. Konsumsi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi
23.039.300
1.515.000 1.016.000
5.000.000
99,7
100 99,8
100
100
100 100
100
Jumlah 30.570.300 99.9
2. Honor Output Kegiatan
1. Petugas lapang 2. UHL
3.500.000 2.945.000
100 98,8
100 100
Jumlah 6.445.000 99,4
3. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1. Analisa Lab
1.255.000
25.1
100
Jumlah 1.255.000 25,1
4 1. Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
39.885.000
99,7
100
Jumlah 39.885.000 99,7
5. 1. Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi
2. Perjalanan Luar Propinsi
7.920.000
9.824.100
100
98,2
100
100
Jumlah 17.744.100 99,1 100
TOTAL 95.899.400 95,9 100
57
PERSONALIA
No Nama/NIP Jabatan Fungsional/
Bidang keahlian
Jabatan dalam
Kegiatan
Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/
minggu)
1 Wahyuni Amelia W, SPt, MSi/ 197507241999032002
Peneliti Muda/Budidaya Ternak
Penanggung jawab
1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
2. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu.
3. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan
4. Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan).
10
2 Ir. Siswani Dwi Daliani/ 196007301989032001
PP Pertama /Produksi Ternak
Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan.
6
3 Zul Efendi, SPt. 196902272007011001
Peneliti Pertama/Budidaya Ternak
Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan
6
4. Erpan Ramon, SPt/ 19751210 2009121004
Peneliti Pertama /Budidaya Ternak
Anggota 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan
6
5. Marzan/ 196403211997031001
Calon Teknisi Anggota 1. Membantu teknis pelaksanaan kegiatan dilapangan
58
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan
Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma
Pembuatan Fermentasi Solid di Kabupaten Seluma
Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang
59
Pelatihan Fermentasi Kulit Kopi di Kepahiang
Pelatihan Pembuatan Kompos di kabupaten Seluma
Pelatihan Pembuatan Aktovator kompos di kabupaten Seluma
60
Foto 2. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP)
Foto 3
Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Kepahiang (Ir. Romlan A. Gani, MAA)
Foto 4. Kepala BAPPEDA Kab. Kepahiang (R.A. Deni, SH, MH)
Mempresentasikan Makalahnya
61
Foto 5. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang (Ir.
Romlan A. Gani, MAA) Menyampaikan Makalahnya.
Foto 6.
Kepala BP4K Kab. Kepahiang (Aidil Fitri. S, SH) Menyampaikan
Makalahnya.
Foto 7.
Ir. Ruswendi, MP Sedang Menyampaikan Makalahnya.
62
Foto 8.
Ardi (AAO BRI Cab.Curup) Sedang Menyampaikan Makalahnya.
Foto 9.
Bapak Norfriyadi (Mekarsari) Sedang menyampaikan pertanyaannya.
Foto 10. Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi Secara Simbolis
63
Foto 11.
Demo Pembuatan Pakan Tambahan Ternak Sapi
Foto 12 Demo Pembuatan Pupuk Kompos
Top Related