GIZI
• Gizi Gidza/Qizzi (Bahasa Arab)
Makanan
• ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari
makanan dan berhubungan dengan
kesehatan.
• Zat Gizi: Komponen Kimiawi yang
diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya.
Kelompok Zat Gizi Makro
Karbohidrat Protein Lemak
• Sumber Tenaga untuk
bergerak
• Nasi
• Menyokong
Pertumbuhan badan,
pengganti sel rusak.
• Ikan, Kacang
• Cadangan Energi.
•Minyak dan Lemak
Kelompok Zat Gizi Mikro
• Vitamin dan Mineral : Pengatur
Metabolisme, keseimbangan air dalam
tubuh, zat bioaktif antioksidan.
• Garam, Sayur dan Buah.
Keadaan Gizi
Keadaan Gizi : Prosesinteraksi antaramakanan, tubuh
manusia, dan lingkungan.
Makanan
LingkunganTubuhManusia
Kecukupan dan Kebutuhan
• Kecukupan: Jumlah zat gizi yang
dibutuhkan rata-rata oleh kelompok umur.
• Kebutuhan: Jumlah zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dan bersifat individual.
• Kebutuhan tergantung: keadaan tubuh,
usia, jenis kelamin, aktifitas, BB, TB.
Diet
• Makanan: Bahan selain obat yang
mengandung zat gizi, berguna bagi tubuh.
• Diet:
– Makanan yang dimakan sehari-hari.
– Makanan yang dimakan menurut aturan
tertentu.
– Makanan yang ditentukan macam, jumlah,
waktunya u/ memenuhi kebutuhan gizi atau
proses penyembuhan.
Dietetika
• Ilmu Gizi : gabungan sains dan seni
mengenai makanan dan kesehatan.
• Dietetika: sains dan seni tentang
penggunaan makanan berdasar ilmu gizi,
metabolisme tubuh dan kesehatan, serta
memperhatikan sosekbud dan nafsu
makan.
Dietetika
• Sains: Pengetahuan tentang penyusunan
makanan dan pemilihan bahan makanan
pada tingkat kesehatan dan penyakit.
• Termasuk:
– Perhitungan energi, protein, lemak, vitamin,
karbohidrat, vitamin, mineral.
– Pemilihan b.m. yang sesuai keadaan
kesehatan seseorang.
Dietetika
• Seni: Cara menerapkan hidangan diet
pada tingkatan sosial, ekonomi, budaya,
nafsu makan seni kuliner.
• Termasuk:
– Penyusunan menu, pemilihan menu.
– Cara pengolahan dan penyajian.
– Kesinambungan bahan makanan satu dengan
lainnya.
Pelayanan Gizi
• PELAYANAN yang membantu masyarakat
dalam keadaan sehat/saki u/ memperoleh
makanan yang sesuai, guna mencapai
status gizi normal.
• 2 aspek pelayanan gizi:
– Asuhan gizi
– Food Service
Asuhan Gizi
• NCP (Nutrition Care Proccess):
Proses Asuhan Gizi berkesinambungan
untuk memperoleh kebutuhan gizi dan diet
pada individu.
• Pelayanan Paripurna RS:
– Medical Care (Asuhan Medis)
– Nursing Care (Asuhan Keperawatan)
– Nutrition Care ( Asuhan Gizi)
– Asuhan Layanan kesehatan lainnya (farmasi
dll)
Tujuan Terapi Diet
1. Memperoleh status gizi yang baik, ex: gizi
buruk.
2. Memperbaiki defisiensi gizi, ex: anemia.
3. Mengistirahatkan organ tubuh, ex: bedah.
4. Menyesuaikan asupan/intake dengan
kemampuan tubuh, ex: DM.
5. Mengubah berat badan bila diperlukan
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan
Psikologis
Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari
Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll)
Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll)
Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa
Putus asa mual, hilang nafsu makan
Bentuk diit (cair, lunak sesuai keadaan penyakit) bahagia/cemas
Perawat menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan
Sosial Budaya
Orang sakit kelompok berbeda,
adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan,
pandangan hidup
Macam hidangan netral
Kebiasaan makan bersama perlu
ditemani anggota keluarga
Pengaturan Makanan Orang Sakit
faktor yang perlu diperhatikan Keadaan Jasmani
Jasmani pasien menentukan konsistensi diit
Lemah, kesadaran menurun diit khusus
Gangguan pernafasan makan lebih lama
Tidak baik nafsu makan porsi kecil, sering
Usia lanjut porsi kecil, lunak
Penyakit kronis perawatan lebih lama membawa masalah makan
Orang sakit hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah
Dasar Penentuan Diet Bagi Orang
Sakit Memenuhi kebutuhan gizi
Diet khusus berpola makanan biasa
Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll)
Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari
Bahan makanan yang dapat diterima
Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah,lazim dimakan
Pasien tujuan diit
Diet khusus segera makanan biasa
Diet khusus indikasi kuat dan memang diperlukan
Bisa makan mulut berikan mulut
Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap :
1. Assement atau pengkajian gizi
2. Penatalaksanaan pelayanan gizi
3. Implementasi pelayanan gizi
4. Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi
Penatalaksanaan Pelayanan Gizi
Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: Data awal
1. Identitas2. Subyektif3. Obyektif4. Assesment5. Planning/Penatalaksanaan
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Keadaan Sosek :
Latar belakang suku, agama, suami/istri,
anak, penghasilan, status tempat tinggal
Keadaan /lingkungan hidup :
Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan
Kebiasaan hidup sebelum dirawat
Data Subyektif
Terapi diet
Macam dan bentuk diet
Prinsip diet
Tujuan diet
Syarat diet
Perhitungan kebutuhan energi dan
zat-zat gizi
Menu
Planning/Penatalaksanaan
Parameter yang perlu dimonitor untuk
memantau perkembangan penyakit
Misal :
Berat badan
Jumlah makanan yang masuk
Pemeriksaan laboratorium
Rencana penyuluhan dan konsultasi
gizi
Misal : Penjelasan diet dan cara
membuat variasi menu
Standar Makanan Rumah Sakit
Makanan Biasa
Makanan Lunak
Makanan Saring
Makanan Cair
Makanan Lewat Pipa
Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada
penderita yang tidak makanan khusus
sehubungan dengan penyakitnya.
Susunan makanan sama dengan
makanan orang sehat, hanya tidak
diperbolehkan makanan yang
merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan ini cukup energi, protein dan
zat-zat gizi lain.
Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan kepada penderitasesudah operasi tertentu dan padapenyakit infeksi dengan kenaikan suhuyang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunakdapat diberikan langsung kepada penderitaatau merupakan perpindahan darimakanan saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah seratdan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan Saring Diberikan kepada penderita sesudah
mengalami operasi tertentu, pada infeksiakut, termasuk infeksi saluran pencernaanseperti gastro enteritis dengan kenaikan suhubadan > 39 C serta pada kesukaran menelan.
Menurut keadaan penyakit makanan saringdapat diberikan langsung kepada penderitaatau merupakan perpindahan dari makanancair ke makanan lunak.
Makanan ini diberikan dalam jangka pendekkarena tidak memenuhi kebutuhan giziterutama energi.
Bahan makanan yang tidak boleh diberikansama dengan makanan lunak.
Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dansesudah operasi tertentu, dalam keadaanmual dan muntah, dengan kesadaranmenurun, dengan suhu badan sangat tinggiatau infeksi akut.
Makanan ini diberikan berupa cairan jernihyang tidak merangsang dan tidakmeninggalkan sisa.
Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberianhanya dibatasi selama 1–2 hari saja.
Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacanghijau, sari buah, sirop.
Makanan Lewat Pipa
Diberikan kepada penderita yang tidak bisamakan lewat mulut karena :
Gangguan jiwa, prekoma, anoreksianervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokandan gangguan saluran pencernaan.
Makanan diberikan berupa sari buah ataucairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin.
Cairan hendaknya dapat dimasukkan melaluipipa karet di hidung, lambung atau rektum.
Makanan Yang Diberikan Dengan
Cara Khusus Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit
berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll)
Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding) hidung lambung
Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan
Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran pencernaan, luka parah
Top Related