Nunis Retia Mustika, S.Gz. ILMU DASAR KEPERAWATAN IIIunivbsi.id/pdf/2017/903/903-P01.pdfUsia lanjut...

30
RUANG LINGKUP & TERAPI DIET Nunis Retia Mustika, S.Gz. ILMU DASAR KEPERAWATAN III

Transcript of Nunis Retia Mustika, S.Gz. ILMU DASAR KEPERAWATAN IIIunivbsi.id/pdf/2017/903/903-P01.pdfUsia lanjut...

RUANG LINGKUP &

TERAPI DIET

Nunis Retia Mustika, S.Gz.

ILMU DASAR

KEPERAWATAN III

GIZI

• Gizi Gidza/Qizzi (Bahasa Arab)

Makanan

• ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari

makanan dan berhubungan dengan

kesehatan.

• Zat Gizi: Komponen Kimiawi yang

diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya.

Kelompok Zat Gizi Makro

Karbohidrat Protein Lemak

• Sumber Tenaga untuk

bergerak

• Nasi

• Menyokong

Pertumbuhan badan,

pengganti sel rusak.

• Ikan, Kacang

• Cadangan Energi.

•Minyak dan Lemak

Kelompok Zat Gizi Mikro

• Vitamin dan Mineral : Pengatur

Metabolisme, keseimbangan air dalam

tubuh, zat bioaktif antioksidan.

• Garam, Sayur dan Buah.

Keadaan Gizi

Keadaan Gizi : Prosesinteraksi antaramakanan, tubuh

manusia, dan lingkungan.

Makanan

LingkunganTubuhManusia

Kecukupan dan Kebutuhan

• Kecukupan: Jumlah zat gizi yang

dibutuhkan rata-rata oleh kelompok umur.

• Kebutuhan: Jumlah zat gizi yang

dibutuhkan tubuh dan bersifat individual.

• Kebutuhan tergantung: keadaan tubuh,

usia, jenis kelamin, aktifitas, BB, TB.

Diet

• Makanan: Bahan selain obat yang

mengandung zat gizi, berguna bagi tubuh.

• Diet:

– Makanan yang dimakan sehari-hari.

– Makanan yang dimakan menurut aturan

tertentu.

– Makanan yang ditentukan macam, jumlah,

waktunya u/ memenuhi kebutuhan gizi atau

proses penyembuhan.

Dietetika

• Ilmu Gizi : gabungan sains dan seni

mengenai makanan dan kesehatan.

• Dietetika: sains dan seni tentang

penggunaan makanan berdasar ilmu gizi,

metabolisme tubuh dan kesehatan, serta

memperhatikan sosekbud dan nafsu

makan.

Dietetika

• Sains: Pengetahuan tentang penyusunan

makanan dan pemilihan bahan makanan

pada tingkat kesehatan dan penyakit.

• Termasuk:

– Perhitungan energi, protein, lemak, vitamin,

karbohidrat, vitamin, mineral.

– Pemilihan b.m. yang sesuai keadaan

kesehatan seseorang.

Dietetika

• Seni: Cara menerapkan hidangan diet

pada tingkatan sosial, ekonomi, budaya,

nafsu makan seni kuliner.

• Termasuk:

– Penyusunan menu, pemilihan menu.

– Cara pengolahan dan penyajian.

– Kesinambungan bahan makanan satu dengan

lainnya.

Pelayanan Gizi

• PELAYANAN yang membantu masyarakat

dalam keadaan sehat/saki u/ memperoleh

makanan yang sesuai, guna mencapai

status gizi normal.

• 2 aspek pelayanan gizi:

– Asuhan gizi

– Food Service

Asuhan Gizi

• NCP (Nutrition Care Proccess):

Proses Asuhan Gizi berkesinambungan

untuk memperoleh kebutuhan gizi dan diet

pada individu.

• Pelayanan Paripurna RS:

– Medical Care (Asuhan Medis)

– Nursing Care (Asuhan Keperawatan)

– Nutrition Care ( Asuhan Gizi)

– Asuhan Layanan kesehatan lainnya (farmasi

dll)

Tujuan Terapi Diet

1. Memperoleh status gizi yang baik, ex: gizi

buruk.

2. Memperbaiki defisiensi gizi, ex: anemia.

3. Mengistirahatkan organ tubuh, ex: bedah.

4. Menyesuaikan asupan/intake dengan

kemampuan tubuh, ex: DM.

5. Mengubah berat badan bila diperlukan

Pengaturan Makanan Orang Sakit

faktor yang perlu diperhatikan

Psikologis

Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari

Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll)

Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll)

Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa

Putus asa mual, hilang nafsu makan

Bentuk diit (cair, lunak sesuai keadaan penyakit) bahagia/cemas

Perawat menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis

Pengaturan Makanan Orang Sakit

faktor yang perlu diperhatikan

Sosial Budaya

Orang sakit kelompok berbeda,

adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan,

pandangan hidup

Macam hidangan netral

Kebiasaan makan bersama perlu

ditemani anggota keluarga

Pengaturan Makanan Orang Sakit

faktor yang perlu diperhatikan Keadaan Jasmani

Jasmani pasien menentukan konsistensi diit

Lemah, kesadaran menurun diit khusus

Gangguan pernafasan makan lebih lama

Tidak baik nafsu makan porsi kecil, sering

Usia lanjut porsi kecil, lunak

Penyakit kronis perawatan lebih lama membawa masalah makan

Orang sakit hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah

Dasar Penentuan Diet Bagi Orang

Sakit Memenuhi kebutuhan gizi

Diet khusus berpola makanan biasa

Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll)

Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari

Bahan makanan yang dapat diterima

Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah,lazim dimakan

Pasien tujuan diit

Diet khusus segera makanan biasa

Diet khusus indikasi kuat dan memang diperlukan

Bisa makan mulut berikan mulut

Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap :

1. Assement atau pengkajian gizi

2. Penatalaksanaan pelayanan gizi

3. Implementasi pelayanan gizi

4. Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi

Penatalaksanaan Pelayanan Gizi

Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: Data awal

1. Identitas2. Subyektif3. Obyektif4. Assesment5. Planning/Penatalaksanaan

Nama

Umur

Seks

Alamat

Identitas

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga

Keadaan Sosek :

Latar belakang suku, agama, suami/istri,

anak, penghasilan, status tempat tinggal

Keadaan /lingkungan hidup :

Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan

Kebiasaan hidup sebelum dirawat

Data Subyektif

Terapi diet

Macam dan bentuk diet

Prinsip diet

Tujuan diet

Syarat diet

Perhitungan kebutuhan energi dan

zat-zat gizi

Menu

Planning/Penatalaksanaan

Parameter yang perlu dimonitor untuk

memantau perkembangan penyakit

Misal :

Berat badan

Jumlah makanan yang masuk

Pemeriksaan laboratorium

Rencana penyuluhan dan konsultasi

gizi

Misal : Penjelasan diet dan cara

membuat variasi menu

Standar Makanan Rumah Sakit

Makanan Biasa

Makanan Lunak

Makanan Saring

Makanan Cair

Makanan Lewat Pipa

Makanan Biasa

Makanan biasa diberikan kepada

penderita yang tidak makanan khusus

sehubungan dengan penyakitnya.

Susunan makanan sama dengan

makanan orang sehat, hanya tidak

diperbolehkan makanan yang

merangsang atau yang dapat

menimbulkan gangguan pencernaan.

Makanan ini cukup energi, protein dan

zat-zat gizi lain.

Makanan Lunak

Makanan lunak diberikan kepada penderitasesudah operasi tertentu dan padapenyakit infeksi dengan kenaikan suhuyang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.

Menurut keadaan penyakit, makanan lunakdapat diberikan langsung kepada penderitaatau merupakan perpindahan darimakanan saring ke makanan biasa.

Makanan ini mudah cerna, rendah seratdan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

Makanan Saring Diberikan kepada penderita sesudah

mengalami operasi tertentu, pada infeksiakut, termasuk infeksi saluran pencernaanseperti gastro enteritis dengan kenaikan suhubadan > 39 C serta pada kesukaran menelan.

Menurut keadaan penyakit makanan saringdapat diberikan langsung kepada penderitaatau merupakan perpindahan dari makanancair ke makanan lunak.

Makanan ini diberikan dalam jangka pendekkarena tidak memenuhi kebutuhan giziterutama energi.

Bahan makanan yang tidak boleh diberikansama dengan makanan lunak.

Makanan Cair

Diberikan kepada penderita sebelum dansesudah operasi tertentu, dalam keadaanmual dan muntah, dengan kesadaranmenurun, dengan suhu badan sangat tinggiatau infeksi akut.

Makanan ini diberikan berupa cairan jernihyang tidak merangsang dan tidakmeninggalkan sisa.

Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberianhanya dibatasi selama 1–2 hari saja.

Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacanghijau, sari buah, sirop.

Makanan Lewat Pipa

Diberikan kepada penderita yang tidak bisamakan lewat mulut karena :

Gangguan jiwa, prekoma, anoreksianervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokandan gangguan saluran pencernaan.

Makanan diberikan berupa sari buah ataucairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin.

Cairan hendaknya dapat dimasukkan melaluipipa karet di hidung, lambung atau rektum.

Makanan Yang Diberikan Dengan

Cara Khusus Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit

berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll)

Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding) hidung lambung

Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan

Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran pencernaan, luka parah