DIET LUKA BAKAR, INTERAKSI OBAT DAN MAKANANunivbsi.id/pdf/2017/903/903-P07.pdfPada fase akut, asam...

41
DIET LUKA BAKAR, INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN Nunis Retia Mustika, S. Gz.

Transcript of DIET LUKA BAKAR, INTERAKSI OBAT DAN MAKANANunivbsi.id/pdf/2017/903/903-P07.pdfPada fase akut, asam...

DIET LUKA BAKAR,

INTERAKSI OBAT DAN

MAKANAN

Nunis Retia Mustika, S. Gz.

DIET LUKA BAKAR

LUKA BAKAR

• Luka bakar adalah keadaan luka yang terjadi sebagai akibat adanya paparan

oleh sumber panas, bahan kimiawi, radiasi, atau arus listrik.

• Efek paparan panas pada tubuh: respon inflamasi lebih cepat, perpindahan

dan akumulasi cairan dengan cepat, hipermetabolisme, katabolisme protein

otot, heat loss, peningkatan kadar glukosa darah, shock luka bakar.

Klasifikasi Luka Bakar

• Berdasarkan kedalaman luka:

• Derajat ke satu (superficial)

• Derajat ke dua (superficial partial tickness)

• Derajat ke empat (full thickness)

Kategori luka bakar: berat/kritis (major burn)

(men. American Burnt Association)

a. Derajat II – III >20% pada pasien umur <10 tahun atau >15 tahun

b. Derajat II – III >25% pd kelompok usia selain poin A

c. Luka bakar pada muka, telinga, kaki, dan perineum.

d. Adanya cedera inhalasi tanpa memperhitungkan luas luka bakar.

e. Luka bakar listrik tegangan tinggi

f. Disertai dengan trauma

g. Pasien dengan risiko tinggi

Kategori luka bakar: sedang (moderate burn)

(men. American Burnt Association)

• Luka bakar 15-25% pada dewasa, dengan luka bakar derajat III <10%

• Luka bakar 10-20% pada anak usia <10 tahun atau dewasa >40 tahun,

dengan luka bakar derajat III <10%

• Luka bakar derajat III <10% pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai

bagian muka, tangan, kaki, dan perineum.

Kategori luka bakar: ringan

(men. American Burnt Association)

• Luas luka bakar <15% pada dewasa

• Luas luka bakar <10% pada anak dan usia lanjut

• Luas luka bakar <2% pada segala usia yang tidak mengenai bagian muka,

tangan, kaki, dan perineum.

Tujuan Diet

• Memacu penyembuhan luka

• Memelihara lean body mass

• Memperbaiki keseimbangan cairan tubuh.

Kebutuhan Energi

• Curreri (1979), Dewasa:

• E = (24 Kal x BB biasanya)+(40 Kal x % TBSA)

• % TBSA (Total Burnt Surface Area) maksimal 50%

• Anak:

Umur %TBSA Kal /hari

0-1 tahun <50% Basal + (15 x %TBSA)

1-3 tahun <50% Basal + (25 x %TBSA)

4-25 tahun <50% Basal + (40 x %TBSA)

Faktor Stress

Burn Factor (%TBSA) Stress Factor

20 1.2

20 – 25 1.6

25 – 30 1.7

30 – 35 1.8

35 – 40 1.9

40 2.0

Kebutuhan Protein

• Pasca luka bakar, metabolisme protein akan berubah cepat. Pada fase akut, asamamino akan dijadikan sumber energi. Asam amino juga merupakan substrat yang diperlukan untuk penyembuhan luka.

• 1.5-2 g protein / kg BB dewasa atau 20-25% dari TEE

• 2.5-3 g protein / kg BB anak atau 20-23% dari TEE

• Tambahkan asam amino arginin untuk penyembuhan luka dan imunitas

• Tambahkan asam amino glutamin untuk penyembuhan, antioksidan, imunitas, berperan dalam metabolisme.

Cairan diberikan cukup tinggi.

Formula Parkland: 4 mL x % TBSA x kg BB

Karbohidrat akan terjadi hiperglikemi

CHO merupakan sparing protein yang baik

Pada hipermetanolik berat, pemberian CHO akan mengurangi ekskresi

nitrogen.

Anjuran pemberian CHO adalah 60-65% atau tidak lebih dari 4-5 mg/kg

BB/menit.

CHO diberikan sedang (45-55%) jika terdapat trauma inhalasi.

Lemak diberikan sedang 15-20% dari total energi.

Vitamin dan mineral: A, C, Ca, Zn, Se

Manajemen Diet

• Pada pasien moderate burn s.d major burn, bentuk makanan tergantung kondisipasien, mulai dari MED (makanan enteral dini) s.d. makanan biasa.

• Porsi kecil tapi sering.

• Makanan via oral atau enteral bila tidak ditemukan retensi lambung atau ileum.

• Hari 1-4 MED secara bertahapa

• Hari 4-7 enteral 50%, lunak 50%

• Hari 7-10 enteral 25%. Lunak 75%

• Hari 10 atau lebih lunak, biasa

Makanan Enteral Dini (MED)

• Pemberian makanan enteral yang dilaksanakan dalam 24 jam pertama cedera,

dapat diberikan melalui pipa/selang.

• Bila asupan makan pasien via oral <80% bisa diberikan dukungan makanan

enteral.

• Bila pemberian MED dapat ditoleransi dengan baik, maka setiap jam, jumlah

makanan enteral dinaikkan menjadi 2 kali hingga mencapai energi sesuai

kebutuhan.

Keuntungan MED

• Mencegah terjadinya stress ulcer

• Meningkatkan aliran darah di mukosa GI tract

• Menyediakan energi bagi gaster dan usus

• Mencegah translokasi bakteri

• Mencegah proses hipermetabolisme

• Meningkatkan imunitas.

• Menghambat penurunan BB

• Meningkatkan survival rate.

Beberapa penyulit

• Komplikasi penyakit penyerta

• Tekanan psikis

• Demam

• Komplikasi akibat luka bakar sepsis, MODS, SIRS

Pengkajian Status Gizi

• Kadar pre-albumin

• Kadar albumin

• BUN, creatinin

• Penurunan BB

• Asupan makan/zat gizi.

INTERAKSI OBAT DAN

MAKANAN

Obat dan Zat Gizi

• Obat dan zat gizi memiliki beberapa karakteristik yang serupa:

• Tempat absorbsi di usus yang sama

• Kemampuan mengubah proses fisiologis

• Kapasitas untuk menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada jumlah/dosis tinggi

Macam Interaksi

• Interaksi zat gizi terhadap obat terjadi saat makanan, atau salah satu

komponen dalam makanan, mempengaruhi proses kerja penggunaan obat

dalam tubuh.

• Interaksi obat terhadap zat gizi terjadi saat obat mempengaruhi

penggunaan zat gizi di dalam tubuh.

Faktor Resiko

• Resiko interaksi antara obat dan zat gizi dapat dipengaruhi oleh faktor:

• Usia

• Jenis kelamin

• Riwayat medik

• Komposisi tubuh

• Status gizi

• Jumlah dan lama medikasi yang digunakan

Obat dan Makanan di Dalam Tubuh

Obat

Larut dalam Lambung

Diserap ke darah dan diedarkan kebagian yang membutuhkan

Digunakan

Dibuang

Makanan

Dicerna dalam lambung

Diserap ke darah dan diedarkan kebagian yang membutuhkan

Digunakan

Disimpan atau dibuang (jika tidakdigunakan)

Pengaruh Makanan terhadap Terapi

Pengobatan

• Makanan dapat mengganggu kerja obat pada berbagai tahapan aksi obat.

• Efek paling umum:

1. Mengganggu absorpsi obat

2. Mempengaruhi penggunaan obat dalam tubuh

3. Mempengaruhi ekskresi obat dari dalam tubuh

Pengaruh Makanan terhadap Terapi

Pengobatan

1. Pengaruh pada absorpsi obat

• Merubah keasaman saluran cerna

• Menstimulasi ekskresi enzim pencernaan sehingga obat dapat diserap lebih baik (co: griseofulvin)

• Mengubah laju absorpsi (co: aspirin diserap lebih lambat saat dikonsumsi bersamaandengan makanan)

• Pengikatan pada obat (co: kalsium berikatan dengan tetracycline sehingga membatasiabsorpsi obat)

• Kompetisi pada situs absorbsi di usus (co: asam amino mengganggu absorpsi levodopamelalui mekanisme ini)

Food-Drug Interactions:

Medication Metabolism

• Contoh:

• Komponen di dalam grapefruit

• Grapefruit menginaktifkan beberapa metabolisme obat yang nantinya semakin meningkatkan dosis obat

• Inactivate enzymes that metabolize many medications which can result in increased medication levels

• Makanan yang difermentasi atau awetan

• Mengandung bahan chemical yang disebut tiramin yang dapat berinteraksi dengan obat. Monoamine oxidaseinhibitor yang dapat meningkatkan tekanan darah tinggi.

• Vitamin K

• Vitamin K memiliki struktur yang mirip dengan antikoagulan warfarin, sehingga dapat menurunkanefektifitas warfarin di dalam tubuh.

Pengaruh Makanan terhadap Terapi Pengobatan

2. Pengaruh pada metabolisme obat

• Obat yang dimetabolisme di hati dapat dipengaruhi oleh makanan akibat peningkatan aliran

darah ke hati sehingga meningkatkan laju obat yang melewati hati menuju sirkulasi sistemik.

• Beberapa jenis makanan dapat menstimulasi enzim yang memetabolisme obat, seperti sayuran

hijau (brokoli, bayam, kol).

• Pada beberapa obat, penting untuk menghindari mengkonsumsi makanan dan medikasi secara

bersamaan karena makanan dapat mengurangi keefektifan obat.

• Pada beberapa jenis obat lain, akan lebih baik untuk mengkonsumsi obat bersama makanan

untuk mencegah iritasi lambung.

Ketahuilah Kapan Obat Harus Dikonsumsi

Pada Saat Lambung Kosong atau Penuh

Pengaruh Makanan terhadap Terapi

Pengobatan

3. Pengaruh pada ekskresi obat

• Perubahan keasaman urin (co: vitamin C dapat mengubah

pH urin dan membatasi ekskresi aspirin)

Contoh interaksi makanan terhadap obat

Jenis Obat Makanan yang

berinteraksi

Efek dari makanan Yang harus dilakukan

Analgesik

Acetaminophen Alkohol Meningkatkan resiko keracunan

hati

Hindari alkohol

Antibiotik

-Tetracyclines

- amoxiciline, penisilin,

zithromax, erythromycin

- nitrofurantoin

-Dairy product;

suplemen besi

- makanan

- makanan

-Mengurangi absorpsi obat

-Mengurangi absorpsi obat

- mengurangi sakit pada

gastrointestinal, memperlambat

absorpsi obat

-Gunakan obat 1 jam

sebelum atau 2 jam setelah

makan/minum susu

-Gunakan obat 1 jam

sebelum atau 2 jam setelah

makan

- Gunakan obat bersama

makanan atau susu

Contoh interaksi makanan terhadap obatJenis Obat Makanan yang

berinteraksi

Efek dari makanan Yang harus dilakukan

Antikoagulan

warfarin Makanan tinggi vitamin

K

Mengurangi keefektifan obat Batasi makanan yang

mengandung tinggi vitamin K

(hati, brokoli, bayam)

Anticonvulsant

Phenobarbital,

primidone

Alkohol

Vitamin C

-Meningkatkan rasa letih

- mengurangi efektivitas obat

Hindari alkohol

Hindari vitamin C berlebih

Antifungal

Griseofulvin Makanan tinggi lemak -Meningkatkan absorpsi obat - Gunakan berbarengan dengan

makanan tinggi lemak

Diuretic makanan Mengurangi iritasi

gastrointestinal

Gunakan bersama makanan

Contoh interaksi makanan terhadap obat

Jenis Obat Makanan yang

berinteraksi

Efek dari makanan Yang harus dilakukan

Antihistamin

Diphenhydramine,

chlorphrniramine

Alkohol Meningkatkan rasa letih Hindari alkohol

Antihyperlidemic

Lovastatin Makanan Meningkatkan absorpsi obat Meningkatkan absorpsi obat

Antihypertensive

Felodipine, nifedipine Grapefruit -Meningkatkan absorpsi obat

Anti-inflammatory

Naproxen, ibuprofen -Makanan atau susu

-Alkohol

-Mengurangi iritasi

gastrointestinal

- meningkatkan resiko pada

hati

- Gunakan bersama

makanan/susu

- hindari alkohol

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

• Penggunaan obat dapat mempengaruhi hal-hal berikut:

1. Asupan makanan dapat menurun

2. Perubahan berat badan

3. Absorpsi zat gizi tidak efektif

4. Metabolisme zat gizi terganggu

5. Ekskresi zat gizi dapat meningkat

Interaksi Obat terhadap makanan: Asupan

Makan

• Menurunkan nafsu makan

• Mual dan muntah

• Rasa kering dan tidak nyaman di mulut

• Inflamasi gastrointestinal

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

1. Pengaruh terhadap asupan makanan

• Berbagai macam obat dapat menyebabkan anoreksia, memengaruhi indra

perasa, emnyebabkan mual dan muntah.

Contoh: methylphenidate yang memengaruhi central nervous system sehingga mengurangi

nafsu makan

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

2. Pengaruh terhadap berat badan

• Beberapa jenis obat seperti anticonsulvants, antihistamines, dan kortikosteroid dapat meningkatkan nafsu makan yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan berat badan

• Obat jenis lainnya, seperti lorazepam dan morfin, dapatmemengaruhi berat badan dengan menurunkan energy expenditure tubuh.

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

3. Pengaruh pada absorbsi zat gizi

• Merubah keasaman saluran cerna (co: antacid dapat mengganggu absorpsi besi).

• Memengaruhi enzim pencernaan (co: cimetidine dapat meningkatkan absorpsi lemak)

• Memengaruhi motilitas saluran cerna (co: obat laksatif mempercepat motilitas sehinggaterjadi malabsorpsi beberapa zat gizi)

• Menonaktifkan sistem enzim (co: neomycin dapat menguragi aktivitas lipase)

• Merusak sel mukosa (co: kemoterapi dapat merusak sel mukosa)

• Ikatan terhadap zat gizi (co: antacid berikatan dengan phosphor)

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

4. Pengaruh pada metabolisme zat gizi

• Salah satu fungsi mineral dan vitamin adalah sebagai koenzim/kofaktor

dalam proses metabolisme. Beberapa jenis obat menyerang koenzim tersebut

untuk mengurangi aktivitas beberapa enzim yang terlibat dalam proses

metabolisme tubuh.

Pengaruh Obat terhadap Zat Gizi

5. Pengaruh pada ekskresi zat gizi

• Perubahan reabsorpsi pada ginjal (co: beberapa diuretik meningkatkan

ekskresi natrium dan kalium)

• Menggantikan zat gizi dari plasma protein pembawa (co: aspirin

menggantikan folat)

Contoh interaksi obat terhadap zat gizi

Jenis Obat Makanan yang

berinteraksi

Efek pada makanan Yang harus dilakukan

Acid Blocker

Ranitidine, cimetidine,

famotidine, nizatdine

Vitamin B12 Menurunkan absorpsi vitamin Konsultasikan untuk

penggunaan suplemen

Antihyperlipemic

Cholestyramine, colestipol Vitamin larut lemak (A,

D, E, K)

-Menurunkan absorpsi vitamin Masukkan makanan yang

kaya akan vitamin larut

lemak dalam diet

Antineoplastic

methotrexate Asam folat, vitamin B12 -Menurunkan absorpsi vitamin Konsultasikan untuk

penggunaan suplemen

Contoh interaksi obat terhadap zat gizi

Jenis Obat Makanan yang

berinteraksi

Efek pada makanan Yang harus dilakukan

Diuretic

Furosemide,

hydrochlorothiazide

Berbagai mineral Meningkatkan kehilangan

mineral melalui urin

Masukkan buah dan

sayuran segar dalam diet

Laxative

Fibercon, Mitrolan Vitamin dan mineral -Menurunkan absorpsi zat gizi Konsultasikan untuk

penggunaan suplemen

Thank You