PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA DENGAN KLOROKUIN DAN KINA
DISUSUN OLEH :
NAMA : NINING RATNASARI
NIM : 109108000035
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah farmakologi ini, saya mengangkat tema MALARIA untuk
dibahas lebih lanjut. Makalah ini mengangkat perihal masalah pengertian, penyebab,
siklus hidup, gejala klinis serta pengobatan malaria itu sendiri. Malaria adalah penyakit
infeksi parasit utama diduniayang mengenai hampir 170 juta orang tiap tahunnya
dihampir 103 negara endemis. Untuk itu, perlu dipahami kerja dan cara penggunaan obat
malaria. Penyebaran penyakit ini di dunia sangat luas yaitu antara garis bujur 60o di
Utara dan 40o di selatan yang meliputi lebih dari 100 negara yang beiklim tropis dan sub
tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41 %
dari penduduk dunia setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan
mengakibatkan 1,5 sampai 2,7 juta jiwa mengalami kematian, terutama Afrika Sub Utara
(Harijanto, 2000, hal 12).
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah
yang padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut Pembukaan lahan-
lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah
memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah
tersebut. Selain itu, perubahan iklim, perubahan lingkungan seperti penelantaran tambak,
genangan air di bekas galian pasir juga penebanganhutan bakau, juga mempercepat
penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan perpindahan penduduk dari
daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya
B. TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI MALARIA
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata
lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil)
serta demam berkepanjangan. Malaria berasal dari kata mal area = udara buruk=bad air.
Cara infeksinya sendiri terjadi melalui dua cara, yaitu : 1) secara alamiah melalui vector ,
bila sporozoid dimasukan kedalam badan manusia dengan tusukan nyamuk dan 2) secara
induksi, bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk dalam badan
manusia melalui darahmisalnya dengan transfuse, suntikan, atau secara konginental.
JENIS PLASMODIUM MALARIA
Parasit malaria yang menyerang manusia ada 4 spesies : Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malaria dan Plasmodium ovale.
a. Plasmodium vivax : disebut juga malaria tersiana, eritrosit yang dihinggapi parasit
P.vivaxmengalami perubahan yaitu menjadi besar, berwarna pucat dan tampak titik-
titik halus berwarna merah, yang bentuk dan besarnyas\ sama dan disebut titik
Schuffner. Demam yang terjadi akibat plasmodium ini terjadi demam yang tidak
teratur pada 2-4 hari pertama, kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang
nyata pada pagi dan sore hari. Kemudian kurva demam menjadi teratur pada
periodisitas 48 jam.
b. Plasmodium malariae : menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana, sel
darah merah yang dihinggapi P.malariae tidak membesar. Namun akan tampak titik-
titik yang disebut titik-titik Zieman.
c. Plasmodium ovale : menyebabkan malaria ovale pada stadium ini eritrosit agak
membesar dan sebagaian besar berbentuk oval, pinggiran eritrosit bergerigi pada
salah satu ujungnya dan titik-titik Schuffner menjadi lebih banyak.
d. Plasmodium falciprum: menyebabkan penyakit malaria falciparum eritrosit yang
mengandung tropozoid tua dan skizon mempunyai titik-titik kasar yang tampak jelas
disebut titik Maurer tersebar pada dua pertiga bagian eritrosit.
Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan
seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya
malaria berat/komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. Ovale dan P. Malariae tidak
merusak organ tersebut.
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM PADA TUBUH MANUSIA
Manusia Nyamuk Anopheles ♀
Dalam Hati Dalam kelenjar liur
Sporozoid
-----------------------------------------
Dalam darah
Dalam lambung
hipnoziod
skizon
merozoid
tropozoid
skizon
merozoid
makrogametosit
mikrogametosit
makrogamet
mikrogametZigot=ookinet
ookista
PATOLOGI MALARIA
Perjalanan penyakit malaria terdiri dari serangan demam yang disertai gejala
laindiselingi oleh periode bebas penyakit . masa tunas instrinsik adalah waktu antara
sporozoid masuk dalam badan hospes sampai timbulnya gejala demam, biasanya
berlangsung antara 8-37 hari tergantung pada spesies parasit. Masa tunas instrinsik
malaria falciparum antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung
dan ekstremitas, perasaan dingin mual muntahatau diare ringan. Demam mungkin tidak
timbul atau ringan dan penderita tidak tampak sakit. Penyakit berlangsung terus skit
kepala, punggung, dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk. Demam
tidak teratur dan tidak menunjukan fase periodisitas yang jelas.keringat keluar banyak
walaupun demam tidak tinggi. Nadi dan nafas menjadi cepat. Mual, muntah, diare
menjadi lebih hebat. Kadang-kadang dalam urin ditemukan albumin dan torak hialin atau
torak glanular.
PATOFISIOLOGIS
Patofisiologis pada malaria masih belum diketahui secara pasti. Perubahan patofisiologis
pada malaria terutama mungkin berhubungan dengan aliran darahsetempat sebagai akibat
melekatnya eritrosit yang mengandung parasitpada endothelium kapiler. Patofisiologis
malaria adalah multifaktorial
GEJALA KLINIS
Manifestasi klinik malaria tergantung kepada immunitas penderita, tingginya
transmisi infeksi malaria. Berat ringan nya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium (P.
falcifarum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap
pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi
genetic, keadaan kesehatan dan nutrisi, kemoprovilaksis dan pengobatan sebelumnya.
a. Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan Plasmodium vivax dengan gejala
demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi
selama dua minggu setelah infeksi).
b. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria
tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar
kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
c. Malaria kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi
lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya
tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan
terulang lagi tiap tiga hari.
d. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA
Obat-obat malaria yang ada, dapat dibagi dalam 9 golongan menurut rumus kimianya :
1. Alkaloid cinchona (kina)
2. 8-aminokuinolin (primakuin)
3. 9-aminoakridin (mepakrin)
4. 4-aminokuinolin (klorokuin)
5. Biguanida
6. Diaminopirimodin
7. Sulfon dan sulfonamide
8. Antibiotic
9. Kuinolinmetanol dan fenantrenmetanol
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA DENGAN KLOROKUIN DAN KINA
Klorokuin dan kina (quinine) adalah dua contoh obat antimalria yang beredar di
Indonesia yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Pengawasan Obat. Kedua jenis obat ini
akan dibahas lebih jauh pada pembahasan berikut :
Nama Obat Farmakodinamik Farmakokinetik
1. KLOROKUIN - Sebagai obat antimalaria,
klorokuin juga
memperlihatkan efek anti
radang.
- Aktifitas antimalaria :
klorokuin hanya efektif
terhadap parasit dalam fase
eritrosit, tidak efektif terhadap
parasit di jaringan.
- Bersifat skizotosida untuk
semua jenis plasmodium
- Sangat efektif untuk serangan
Plasmodium vivax
- Memiliki efektifitas tinggi
untuk profilaksis
- A: PO=terjadi lengkap dan
cepat, ion K dan Mg, dapat
mengganggu absorpsi
klorokuin.
- D : Kadar puncak dalam
plasma terjadi setelah 3-5 jam,
55% dari jumlah obat terikat
pada non-diffusible plasma
- M : berlangsung lambat dalam
tubuh.
- E : Metabolit klorokuin
monodesetilklorokuin dan
bisdesetilklorokuin dieksresi
melalui urin.
2. KINA
(QUININE)
- Efek antimalaria : kina
bersama pirimetamin dan
sulfadoksin merupakan
regimen terpilih untuk
- A : Kina diserap baik melalui
usus halus bagian atas.
- D : kadar puncak plasma
dicapai setelah 1-3 jam
pengobatan P.falciparum yang
resisten terhadap klorokuin.
- Berefek skizontosid darah dan
juga gametositosid terhadap
P.vivax dan P.malariae.
- Efek terhadap otot rangka :
meningkatkan respon
rangsang tunggal maksimal
yang diberikan langsung
melalui saraf.
- Kina menurunkan kepekaan
lempeng saraf hingga
kepekaan berkurang
setelah disis tunggal.
Distribusinya luas, terutama
ke hati dan limpa; kina juga
melalui sawar uri.
- M : seebagian besar
metabolit kina dimetabolisme
di hati, sehingga hanya 20%
yang dieksresi dalam bentuk
utuh di urin.tidak terjadi
kumulasi dalam badan.
- E : dieksresi terutama
melalui urin dalam bentuk
metabolism hidroksi,
sebagian kecil melalui tinja,
getah lambung, empedu, dan
liur. Eksresi lengkap dalam
24 jam. Eksresi dalam urin
yang asam 2 X lebih cepat
dari urin alkali
DOSIS OBAT
HARI JENIS OBAT Jumlah tablet (dosis tunggal)
berdasarkan kelompok umur (th)
<1 1-4 5-9 10-14 ≥15
I KLOROKUI
N
½ 1 2 3 3-4
II ½ 1 2 3 3-4
II ¼ ½ 1 1½ 2
1 tablet 250 mg klorokuin sulfat atau difosfat = 150 mg basa klorokuin
JENIS
OBAT
Jumlah tablet (dosisi tunggal)
berdasarkan kelompok umur(th)
<1 1-4 5-9 10-14 ≥ 15
KINA
SULFAT - ½ 1 1 ½ 2
Diminum 3X sehari selama 7 hari
EFEK SAMPING OBAT DAN KONTRAINDIKASI
ESO Klorokuin : sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan dan
gatal-gatal. Pemberian 250 mg klorokuin pada waktu lama menyebabkan ototoksisitas
dan retinopati. Dosis tinggi parenteral menyebabkan toksisitas sistem kardiovaskular.
Kontra indikasi : penggunan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati atau pasien
gangguan saluran cerna.
ESO Kina : tinnitus, sakit kepala, gangguan pendengaran, pandangan kabur, diare dan
mual. Pada keracunan berat terlihat gangguan gastrointestinal, saraf, kardiovaskuler dan
kulit.
Kontraindikasi : pada orang yang hiperreaktif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Studi kasus :
Seorang anak perempuan, umur 9 tahun, berat badan 25 kg, datang dengan keluhan badan
panas sejak 6 hari yang lalu disertai dengan mual dan muntah. Keluhan panas datangnya
hilang timbul . Panas disertai dengan keluhan menggigil,setelah panas berkurang keluar
keringat dingin . Keluhan panas tidak disertai kejang dan penurunan kesadaran. Pasien tidak
pernah mengeluh mimisan dan bercak kemerahan di kulit. Selama sakit nafsu makan pasien
berkurang namun tidak ada penurunan berat badan yang berarti. Tekanan Darah : 110/70
mmHg, Nadi : 98 x/menit, Respirasi : 28 x/menit, dan Suhu : 38,5 ºC. Pasien sempat
bepergian ke daerah pantai Lempasing
Pengkajian :
Data Objektif
- Umur 9 th
- BB 25 kg
- TD 110/70 mmHg
- Nadi 98 x/menit
- HR 28x/menit
- Suhu 38,50C
- nafsu makan pasien berkurang namun tidak ada penurunan berat badan yang berarti
- Pasien sempat pergi ke daerah pantai
Data Subjektif
Pasien mengeluhkan :
- Tubuh terasa panas sejak 6 hari yang lalu
- Panas datang hilang dan timbul
- Panas tidak disertai kejang dan penurunan kesadaran
- Pasien tidak pernah mengeluh mimisan dan bercak kemerahan di kulit
Diagnose Keperawatan:
Problem Etiologi Symptom
Hipertermia Peningkatan tingkat
metabolism penyakit
Penimgkatan suhu tubuh
yang lebih besar dari
jangkauan normal
Resiko tinggi terhadap
infeksi
penurunan sistem kekebalan
tubuh
Resiko gangguan nutrisi
kurang dari ebutuhan tubuh
Kurangnya nafsu makan
Interverensi Keperawatan
Diagnose Tujuan dan KH intervensi rasional
Hipertermia b.d
peningkatan
tingkat
metabolism
penyakit ditandai
dengan
peningkatan
suhu tubuh yang
lebih besar dari
jangkauan
normal
Tujuan : suhu klien
kembali normal
KH : suhu tubuh
pasien kembali
normal= 370C
Mandiri
Pantau suhu pasien
(derajat dan pola),
perhatikan menggigil.
Pantau suhu lingkungn,
batasi /tambahkan linen
tempat tidur sesuai
indikasi.
Berikan kompres mandi
hangat; hindari
penggunaan alcohol.
Kolaborasi
Berikan antipiretik
misalnya aspirin,
Hipertermi menunjukan proses
penyakit infeksius akut.pola
demam dapat membantu dalam
diagnosis.
Suhu ruangan/jumlah selimut
harus diubah untuk
mempertahankan suhu
mendekati normal.
Dapat membantu mengurangi
demam.
Digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi sentralnya
asetamonifen.
Berikan selimut
pendingin
pada hipotalamus
Digunakan untuk mengurangi
demam umumnya lebih besar
dari 39,5-400C pada waktu
terjadi kerusakan/gangguan
pada otak.
Resiko tinggi
terhadap infeksi
b.d penurunan
sistem kekebalan
tubuh
Tujuan : tidak terjadi
infeksi
KH :
- tidak terjadi
infeksi
nosokomial
- menunjukan
penyembuhan
seiring
perjalanna waktu
Mandiri
Berikan isolasi/pantau
pengunjung sesuai
indikasi
Cuci tangan sebelun atau
sesudah melakukan
aktifitas walaupun
menggunakan sarung
tangan steril
Pantau kecendrungan
suhu
Amati adanya
menggigil/diaphoresis.
Memantau tanda-tanda
Pembatasan pengunjung
dibutuhkan untuk melindungu
pasien imunosuspresi.
Mengurangi resiko
kemungkinan infeksi.
Mengurangi kontaminasi silang
Demam (38,5-400C)disebabkan
oleh efek-efek dari endotoksin
pada hipotalamus dan
endorphin yang melepaskan
porogen
Menggigil seringkali
mendahului memuncaknya
suhu pada adanya infeksi
umum
Dapat menunjukan
penyimpangan
kondisi/kegagalan untuk
membik selama masa
terapi
Inspeksi rongga mulut
terhadap plak
putih/sariawan
Kolaborasi
Berikan obat antiinfeksi
sesuai petunjuk.
ketidaktepatan/
ketidakadekuatan terapi
antibiotic atau pertumbuhan
berlebihan dari organism
resisten.
Depresi sistem imun dan
penggunaan dari antibiotic
dapat
Meningkatkan resiko infeksi
sekunder
Dapat membasmi/memberikan
imunitas sementara untuk
infeksi umum atau penyakit
khusus
Resiko gangguan
nutrisi kurang
dari ebutuhan
tubuh b.d
Kurangnya nafsu
makan
Tujuan : gangguan
nutrisi tidak terjadi
KH :
- mempertahankan
BB antara 0,5-1
kg dari berat
sebelum sakit
- massa otot
adekuat
- melaporkan
perbaikan
tingkat energi
Mandiri
Tentukan berat badan
umum pasien sebelum
pasien menderita sakit.
Buat ukuran
antropometrik terbaru
Tentukan pola diet
Untuk mengetahui hubungan
terakhir berat badan klien
selama pengobatan
Membantu memantau
penurunan dan menentukan
kebutuhan nutrisi sesuai
perjalanan penyakit.
Identifiksi factor-faktor yang
dapat merencanakan kebutuhan
individu
Diskusikan atau catat
efek samping obat-obat
terhadap nutrisi
Sediakan informasi
mengenai nutrisi dengan
kandungan
kalori,vitamin,protein
dan mineral tinggi. Bantu
pasien merencanakan
cara untuk
mempertahankan atau
menentukan masukan.
Anjurkan lingkungan
yang mendukuang untuk
makan
Kolaborasi
Konsultasi dengan ahli
diet.
Umumnya obat-obtan yang
diberikan menyebabkan
anoreksia, mual dan muntah
Memiliki informasi ini dapat
membantu pasien
memahamipentingny diet
seimbang.
Memperbaiki pemasukan
nutrisi
Berikan bantuan dan
merencanakan diet nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan
individu.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium, sp.
2. Malaria memiliki timbulnya gejala demam yang berbeda sesuai dengan invasi spesies yang
berbeda
3. Banyak jenis obat yang dapat digunakan di Indonesia, tetapi kina dan klorokuin adalah obat
yang paling banyak digunakan.
4. Resistensi P.falcifarum dapat diberikan perpaduan obat kina dengan pirimetamin dan
sulfadoksin merupakan regimen terpilih untuk pengobatan P.falciparum yang resisten
terhadap klorokuin.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Departemen Parasitologi FKUI. 1997. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Sudoyo W Aru. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Infeksi tropis, jilid III. Jakarta. Departement
ilmu penyakit dalam FKUI. 2006
Harijanto P.N MALARIA epidemologi, pathogenesis, manifestasi klinis dan
penanganan:penerbit buku kedoteran EGC.jakarta.2000
Garcia, Lynne S. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Departmen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
Jurnal keperawatan : ASUHAN KEPERAWATAN ,GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI:
MALARIA FALCIFARUM oleh Adi, Amd. Kep
Top Related