Proposal Nining Yuriani 2411.037

92
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII DI SMPN 1 TALAMAU, PASAMAN BARAT Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika NINING YURIANI 2411.037 Dosen pembimbing M.IMAMMUDDIN, M.Pd JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA VB SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI SUMATERA BARAT

Transcript of Proposal Nining Yuriani 2411.037

Page 1: Proposal Nining Yuriani 2411.037

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII DI

SMPN 1 TALAMAU, PASAMAN BARAT

Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika

NINING YURIANI2411.037

Dosen pembimbing

M.IMAMMUDDIN, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

MATEMATIKA VB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M.

DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

SUMATERA BARAT

2013

Page 2: Proposal Nining Yuriani 2411.037

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan

oleh umat manusia untuk menjalani hidupnya. Allah SWT sangat memandang

orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan memperingatkan manusia agar

mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah Al-

Mujaadilah ayat 11 yang berbunyi:

Artinya :“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”1.

Berdasarkan surah Al-Mujaadilah ayat 11 di atas dapat dipahami bahwa

betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena

1Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2005) h. 434

Page 3: Proposal Nining Yuriani 2411.037

dengan ilmu pengetahuan, Allah akan meninggikan derajat manusia dan dengan

ilmu pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang

benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa mudharat.

Termasuk dalam mempelajari matematika, karena matematika juga merupakan

salah satu cabang dari ilmu pengetahuan.

Pendidikan matematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat

penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia berkualitas

tinggi. Dalam perkembangan modern, matematika memegang peranan penting

karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan sempurna.

Pembelajaran matematika di sekolah merupakan saran berfikir yang jelas, kritis,

kreatif, sistematis, dan logis. Arena untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari, mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman dan

perkembangan kreatifitas.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk saat sekarang ini

merupakan suatu langkah yang sangat penting. Dimana manusia pada masa

globalisasi dan industrialisasi dituntut memiliki kemampuan lebih, guna

meningkatkan kualitas hidup. Ini tercermin dari ideologi bangsa Indonesia yaitu

Pancasila dan UUD 1945, bahwa pembangunan nasional di bidang pendidikan

adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan

meningkatkan mutu pendidikan, terutama pendidikan matematika dan sains.

Meskipun ilmu dan pendidikan yang didapatkan itu sama pentingnya, namun yang

Page 4: Proposal Nining Yuriani 2411.037

paling penting adalah bagaimana ilmu yang didapatkan tersebut mampu

mengarahkan kehidupan manusia menjadi lebih baik dan benar dimasa yang akan

datang.

Berbicara tentang pendidikan tentu saja tidak terlepas dari pendidikan

matematika, yang mana matematika tersebut sangat berpengaruh terhadap

kehidupan manusia. Matematika adalah aktivitas manusia2. Matematika juga

merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam pembentukan

pola pikir siswa. Besarnya peranan matematika membuat matematika dipelajari

secara luas, mulai dari jenjang pendidikan terendah sampai ke jenjang tertinggi.

Selain itu melalui pembelajaran matematika dapat dikembangkan pemikiran-

pemikiran yang kritis, logis, dan sistematis dalam menyelesaikan masalah. Akan

tetapi pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang

sulit, menakutkan, dan membosankan bagi sebagian besar anak sekolah, meskipun

tidak sedikit yang menyenangi pelajaran ini.

Matematika memang tergolong suatu ilmu yang cukup sulit

untuk dipahami dan dimengerti. Dalam dunia pendidikan tidak

begitu banyak siswa yang menyenangi matematika namun

masih ada siswa yang menganggap matematika sebagai suatu

ilmu yang menantang untuk dipelajari. Jadi, dalam pembelajaran

guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang

diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan

2 Erman Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer ,(Bandung: JICA 2001), h. 17

Page 5: Proposal Nining Yuriani 2411.037

perencanaan pengajaran yang matang oleh guru3. Guru dan

siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan

belajar yang baik dan menyenangkan, menantang dan

menggairahkan4. Dari kedua pernyataan tersebut maka guru

harus berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan

pembelajaran matematika yang menyenangkan agar tujuan yang

inginkan dapat tercapai dan matematika tidak lagi dianggap pelajaran

yang sulit, menakutkan, dan membosankan.

Jika pembelajaran matematika yang diciptakan guru menyenangkan,

menantang dan menggairahkan maka tujuan pembelajaran matematika akan

tercapai. Pencapaian tujuan pembelajaran itu juga akan tercapai jika guru

memiliki kompetensi. Ketercapaian tujuan pembelajaran matematika dapat dilihat

dari hasil belajar matematika. Hasil belajar bergantung kepada cara guru mengajar

dan aktivitas siswa sebagai pembelajar. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik

harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan

hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Hasil belajar matematika yang diharapkan

setiap sekolah adalah hasil belajar matematika yang mencapai ketuntasan belajar

matematika siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar matematika apabila nilai hasil

belajar matematika siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan sekolah.

Melaksanakan pembelajaran matematika sehingga nantinya siswa mampu

memiliki nilai yang mencapai KKM yang ditetapkan sekolah juga tidak mudah

3 Sofan Amri,………hal 894Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,

2008) hal. 52

Page 6: Proposal Nining Yuriani 2411.037

karena seorang guru harus melakukan penyesuaian, seperti: materi, metode,

strategi dan yang paling penting siswa yang menerima pembelajaran tersebut.

Penyesuaian dari pembelajaran matematika terkadang membuat seorang guru

dalam melaksanakan pembelajaran bersifat menyampaikan informasi kepada

siswa.

Dalam pembelajaran ini, hanya siswa yang memiliki kemampuan

akademis tinggi saja yang bisa menerima materi yang disampaikan dengan baik,

sementara siswa yang tingkat akademisnya rendah belum tentu dapat menerima

materi dengan baik, siswa bersifat pasif dalam pembelajaran. Guru menjelaskan

materi pelajaran, memberikan contoh soal kemudian memberikan soal – soal

latihan dan pekerjaan rumah kepada siswa. Kegiatan pembelajaran tersebut

tergolong kaku dan menitik beratkan pembelajaran pada guru sedangkan siswa

hanya menerima, sehingga menyebabkan siswa malas untuk mencari informasi

lain yang berhubungan dengan pembelajarannya.

Hasil wawancara yang dengan Ibu Eliwati S.Pd selaku guru

bidang studi matematika diperoleh informasi bahwa beliau masih

mendapatkan kendala dalam upaya meningkatkan hasil belajar

matematika. Kendala tersebut adalah kurangnya partisipasi

siswa dalam pembelajaran matematika, siswa cepat lupa materi

yang telah diajarkan karena kurangnya pemahaman siswa

terhadap konsep yang diajarkan dan seringnya matematika

dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk

dipahami konsep-konsepnya, serta yang cendrung terjadi dari

Page 7: Proposal Nining Yuriani 2411.037

sebagian besar siswa adalah mengandalkan pembelajaran yang

mereka dapatkan di sekolah.

Kendala dalam pembelajaran matematika disebabkan

model pembelajaran yang masih terpusat pada guru, dimana guru

menjelaskan materi terlebih dahulu diiringi dengan beberapa contoh soal,

kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan dan di akhir pembelajaran

siswa diberikan tugas sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang

disampaikan oleh guru, lalu mencatat apabila diminta untuk

mencatat yang ada di papan tulis. Jika tidak mengerti dengan

penjelasan guru dan apa yang ada di papan tulis sebagian besar

siswa malu untuk bertanya kepada guru ataupun teman

sekelasnya. Jika diberikan soal berbeda dengan apa yang telah di

ajarkan guru sebelumnya sebagian besar dari siswa terkadang

sulit untuk memecahkannya ataupun menyelesaikannya dan

yang dilakukan hanya menunggu jawaban dari teman sekelas

yang dianggap pintar tanpa berusaha berdiskusi tentang soal

yang tidak dimengerti tersebut.

Pembelajaran yang sebagian besar berpusat pada guru dan

siswa malu untuk bertanya dan berdiskusi itu berdampak

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1

TALAMAU, Kab. Pasaman Barat. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan

harian matematika siswa kelas VIII SMP N 1 TALAMAU.

Page 8: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Tabel 1.1: Nilai Ulangan Harian Matematika Pada Mata

Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP N

1 TALAMAU.

Kelas Jumlah siswa

KKM Hasil Ulangan Presentase Ketuntasan

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

VIII1 21

65

12 9 57,1

%

42.9%

VIII2 23 14 9 60.8%

39.2%

VIII3 21 11 10 52.4%

47.6%

VIII4 25 15 10 60% 40%

Sumber: Guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP N

1 X Koto5

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa sebagian besar siswa

kelas VII SMP N 1 TALAMAU belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah berdasarkan kemampuan

rata – rata siswa, ketercapaian kompetensi dasar, dan kemampuan daya

dukung. Jadi, rata- rata nilai KKM untuk mata pelajaran matematika pada

kelas VIII ini adalah 65.

5 Ibu Emmizola, S.Pd, Guru Matematika SMP N 1 X Koto, pada hari Senin 11 Maret 2013

Page 9: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Berdasarkan uraian di atas diduga penyebab rendahnya

hasil belajar bersumber dari guru adalah proses

pembelajaran yang berpusat pada guru. Penyebab yang

bersumber dari siswa adalah kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran, lebih cenderung menerima apa saja yang

disampaikan oleh guru, mencatat apabila diminta mencatat

apa yang ada di papan tulis, malu bertanya kepada guru

atau berdiskusi dengan teman yang memiliki kemampuan

lebih di kelas tentang soal yang tidak dimengerti dan apabila

diberikan soal yang berbeda dengan apa yang diajarkan

sebelumnya akan menyebabkan siswa sulit untuk

memecahkannya.

Beberapa cara telah dilakukan oleh guru bidang studi dalam proses

perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar, contohnya dengan

mengadakan belajar tambahan, memberikan soal – soal latihan sebelum

mengadakan ulangan dan menyuruh siswa untuk belajar berkelompok di luar

jam sekolah agar siswa lebih memahami pembelajaran yang dibahas

sebelumnya disekolah namun hal ini kurang terlaksana. Usaha ini belum

membuahkan hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu mencapai KKM

yang ditetapkan. Sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa, mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri dan mengembangkan kegiatan siswa dalam meningkatkan komunikasi

serta interaksi sesama siswa melalui kegiatan berdiskusi, bertanya sehingga

Page 10: Proposal Nining Yuriani 2411.037

siswa dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain serta

memecahkan masalah matematika untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar

menyebabkan pembelajaran itu lebih berarti dan bermakna. Sehingga, dari

berbagai permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran di atas

dibutuhkanlah strategi pembelajaran yang tidak berpusat pada guru,

dapat melibatkan peran siswa secara aktif, memahami materi

yang dipelajari mau berdiskusi dengan teman yang dibagi

perkelompok tentang materi yang tidak dimengerti dan

memberikan kesempatan siswa untuk menjadi guru bagi

siswa yang lainnya karena sebagian siswa terkadang mampu

memahami pembelajaran melalui temannya. Salah satu usaha

yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan

memilih strategi pembelajaran yang tepat, strategi pembelajaran yang

diharapkan dapat membantu siswa aktif, dapat berdiskusi dengan teman yang

dibagi perkelompok dan nantinya siswa memberikan penjelasan hasil diskusi

kelompoknya kepada teman kelompok lainnya adalah strategi Group to

Group Exchange (GGE)/ Pertukaran Kelompok dengan Kelompok. Melalui

strategi belajar aktif tipe GGE ini, siswa bisa mendengar, melihat,

mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari, dan mendiskusikan

materi dengan siswa lain. Dalam strategi ini, tugas - tugas yang berbeda

Page 11: Proposal Nining Yuriani 2411.037

diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda. Setiap kelompok

“mengajarkan” kepada siswa lain apa yang ia pelajari6.

Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka

untuk tidak hanya belajar bersama tetapi juga mengajarkan satu sama lain.

Jadi masing – masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik

materi dan siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan

diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa

yang lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di

depan kelas

Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 71 :

“hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!”7

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT menyuruh

orang-orang yang beriman untuk maju bersama-sama di medan pertempuran.

Hal ini berlaku juga bagi seorang siswa dalam pembelajaran karena dalam

menuntut ilmu juga merupakan medan pertempuran. Medan pertempuran

yang tidak mengandalkan senjata tajam namun mengandalkan pemikiran –

pemikiran yang berguna untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Jadi,

berkelompok – kelompok mungkin lebih baik karena dengan berkelompok

6 Melvin L. Silberman. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung: Nusamedia & Nuansa, 2010) hal. 178

7 DEPAG RI, Alqur’an dan terjemahannya Special for Women. (Bogor:SYGMA, 2007) hal.79

Page 12: Proposal Nining Yuriani 2411.037

siswa tidak malu untuk mengeluarkan gagasannya, mendiskusikan hal yang

tidak dipahaminya dan tentunya berguna dalam menunjang proses

pembelajaran.

Berdasarkan uraian – uraian di atas, maka penulis bermaksud

untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk penelitian

eksperimen dengan judul “Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group

to Group Exchange (GGE) Pada Pembelajaran Matematika Siswa

Kelas VII SMP N 1 TALAMAU”

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika yang belum mencapai KKM

2. Siswa malu bertanya apabila menemui kesulitan

3. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru

4. Kurangnya aktivitas siswa selama pembelajaran

5. Kurangnya diskusi antara siswa dalam proses pembelajaran

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi masalahyang

akan diteliti yaitu:

1. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) pada

kelas VII SMP N 1 TALAMAU

Page 13: Proposal Nining Yuriani 2411.037

2. Hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran menggunakan

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) pada

kelas VII SMP N 1 TALAMAU.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika

dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group

Exchange pada kelas VII SMP N 1 TALAMAU?

2. Apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika

dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group

Exchange lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada kelas VII SMP N 1 TALAMAU?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dan informasi yang

diharapkan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika

dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group

Exchange pada kelas VII SMP N 1 TALAMAU

2. Mengetahui hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange, apakah lebih

Page 14: Proposal Nining Yuriani 2411.037

baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

kelas kelas VII SMP N 1 TALAMAU.

E. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami skripsi ini, maka peneliti

akan menjelaskan beberapa istilah:

1. Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi pembelajaran aktif merupakan perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

memotivasi siswa untuk menguasai pembelajaran secara

optimal.

2. Pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE)

Pembelajaran Aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) adalah salah

satu strategi pembelajaran aktif yang menuntut siswa untuk berfikir

tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan

teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang

lainnya.

3. Pembelajaran Matematika

Suatu pembelajaran yang mengajarkan konsep matematika secara konkrit

dan mudah dipahami oleh siswa dengan pelaksanaannya harus

memperhatikan kesiapan intelektual siswa

4. Pembelajaran Konvensional

Page 15: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada

guru, dimana dalam prosesnya cenderung menggunakan metode

ekspositori, guru menyampaikan konsep dari materi, selanjutnya siswa

diberikan contoh soal, kemudian diminta untuk mengerjakan latihan

untuk mengecek pemahaman siswa

3. Aktivitas siswa

Aktivitas siswa dapat diartikan sebagai semua kegiatan yang dilakukan

siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE).

Adapun aktivitas yang diamati adalah Oral activities dan Mental activities

4. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh

setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar pada

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif

tipe Group to Group Exchange (GGE).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Secara umum, studi ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran

matematika, utamanya pada layanan peningkatan kemampuan konsep

siswa dalam pembelajaran matematika. Pengharapan guru (Teacher

ecpectations) adalah bagaimana guru menciptakan prestasi akademik saat

Page 16: Proposal Nining Yuriani 2411.037

ini dan pada waktu yang akan datang dan tingkah laku siswanya secara

umum. Harapan guru tersebut meliputi keyakinan guru (teachers belief)

terhadap peningkatan kemampuan pemahaman siswa, potensi siswa dalam

berdiskusi, berintekrasi dan kesulitan materi yang dihadapi siswa,

menggunakan model lain, studi ini memperkaya proses pembelajaran

matematika dengan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group

Exchange (GGE).

Secara khusus, studi ini memberikan kontribusi kepada strategi

pembelajaran matematika berupa kemampuan berintekrasi siswa dalam

proses pembelajaran matematika yang terkadang siswa berkemampuan

akademik rendah mampu memahami pelajaran jika dijelaskan oleh teman

sebayanya yang memiliki kemampuan lebih. Jadi studi ini bertujuan untuk

membangun interaksi yang kuat sesama siswa dalam proses pembelajaran

matematika.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Bagi

guru matematika, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

menyelenggarakan layanan pembelajaran yang inovatif dan dapat di

aplikasikan untuk mengembangkan strategi – strategi pembelajaran lebih

lanjut. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan kemampuan berfikir dalam bidang matematika

Page 17: Proposal Nining Yuriani 2411.037

maupun secara umum, kemampuan berdiskusi sehingga berguna dalam

kehidupan sehari – harinya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Terdapat beberapa pengertian belajar yang bersesuaian dengan cara

pandang seseorang terhadap belajar itu sendiri. Menurut pengertian secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

Page 18: Proposal Nining Yuriani 2411.037

dengan lingkungannya.”8 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang

bernilai edukatif.9 Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru

dan murid.

Sementara itu, menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya

dari proses sosialisasi. Pengertian ini juga diperkuat oleh Skinner yang

berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian

tingkah laku yang berlangsung secara progresif10. Sedangkan Fontana

mengemukakan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang

relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa

faktor siswa sangat penting. Kepentingannya dapat ditinjau dari proses

terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Perubahan itu

akan memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki

oleh yang belajar, bermakna bagi siswa (menurut Ausubel)11. Dengan kata

lain proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut

merupakan faktor yang sangat penting. Dengan demikian maka belajar aktif

akan memberikan hasil yang lebih bermakna bagi tercapainya tujuan dan

tingkat kualitas hasil belajar tersebut.

81 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995) h.2

9 Setiawan. Strategi Pembelajaran Matematika SMA. (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 4

10Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosa Karya ) h. 9011 Setiawan. …h. 8

Page 19: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Teori mengenai pembelajaran menurut Jeanne Ellis Ormrod adalah

pembelajaran sebagai perubahan jangka panjang dalam representasi atau

asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman12. Sedangkan menurut Fontana

pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa

agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.13

Selain itu, menurut konsep komunikasi pembelajaran adalah proses

komunikasi fungsional antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dalam

rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi

siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai

komunikasikan, dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu

pengetahuan.14 Dalam hal ini peran- peran tersebut dapat berubah antara guru

dengan siswa dan sebaliknya.

Berdasarkan teori – teori di atas, maka dapat dimbil kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh

suatu ilmu pengetahuan secara keseluruhan dan ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah proses

komunikasi antara siswa dengan guru, dalam rangka perubahan sikap dan

pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa agar mereka dapat belajar

sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Belajar dan pembelajaran merupakan

dua hal yang saling terkait satu sama lain, kegiatan belajar siswa akan

12Jeanne Ellis Ormrod.Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Erlangga, 2008) h. 26913 Erman Suherman ,Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Bandung: JICA

2001), h. 814Erman Suherman,....h. 9

Page 20: Proposal Nining Yuriani 2411.037

terbimbing dan terarah jika diiringi oleh proses pembelajaran bersama dengan

guru dan dukungan serta motivasi dari orang tua sehingga tujuan

pembelajaran diperoleh secara maksimal.

B. Pembelajaran Matematika

Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan

untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang

sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari

sekumpulan objek (abstraksi)15. Tujuan umum pembelajaran

matematika adalah memberikan penekanan pada

keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam

kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari

ilmu pengetahuan lainnya16.

Berdasarkan defenisi belajar dan pembelajaran, serta tujuan dari

pembelajaran matematika maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan

guru, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi

kebiasaan bagi siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan

minatnya dalam mempelajari ilmu yang bersifat abstrak namun konsep-

konsepnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari dan membantu

dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

15Erman Suherman ,…,h. 5716 Erman Suherman, …, h. 58

Page 21: Proposal Nining Yuriani 2411.037

C. Strategi Pembelajaran Aktif

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu

garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan17. Strategi

pembelajaran aktif adalah strategi belajar mengajar yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan18. Mencapai

keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam belajar

mengajar, yaitu dari sudut siswa, guru, situasi belajr,

program belajar, dan dari sarana belajar. Dalam

pembelajaran strategi juga diartikan sebagai pola umum

kegiatan guru, anak didik dalam perwujutan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Pencapaian tujuan dalam strategi pembelajaran digunakan

sebagai acuan dalam menata pembelajaran dan menutup

kelemahan yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa

kegiatan.

Hal ini sejalan dengan pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli yaitu:

a. Kemampuan menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secera efektif dan efesian

b. Dick dan carey menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan posedur

17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung, Rineka Cipta, 2010),hal 5

18 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal. 48

Page 22: Proposal Nining Yuriani 2411.037

pembelajaran yang digunakan secara bersama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa19

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi pembelajaran merupakan bagian yang sangat

penting dan memberi pengaruh terhadap pembelajaran.

Penggunaan strategi pembelajaran berguna untuk mencapai

tujuan dalam pembelajaran dan menimbulkan hasil belajar

pada siswa.

Strategi juga berfungsi untuk mengaktifkan siswa. Lebih

lanjut strategi yang mengaktifkan siswa adalah strategi

pembelajaran aktif. Menurut Melvin L. Silberman menyebutkan Strategi

Belajar Aktif (Active Learning) yaitu sebuah kesatuan sumber kumpulan

strategi pembelajaran yang komprehensif, meliputi berbagai cara untuk

membuat peserta didik menjadi aktif.20

Dalam belajar aktif siswa diajak untuk turut serta dalam pembelajaran,

tidak hanya mental tetapi juga fisik. Jika siswa aktif maka siswa akan

mendominasi proses pembelajaran. Siswa akan

mengupayakan pemecahan masalah yang diberikan kepada

mereka dalam pembelajaran aktif. Hal ini memberikan dampak

kepada siswa, yaitu merasakan suasana yang lebih menyenangkan dan

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar dapat

dimaksimalkan.

19 Wina Sanjaya, ……. hal 12620 Hamdani, … hal. 49

Page 23: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Salah satu strategi pembelajaran aktif itu adalah Group to Group

Exchange (GGE), dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat

berdiskusi perkelompok dan nantinya setiap juru bicara kelompok mampu

mempresentasikan hasil diskusinya pada kelompok lain. Cara yang digunakan

saat berdiskusi dan presentasi setelah itu siswa dituntut mampu memberikan

pemahaman materi yang didiskusikannya kepada siswa dikelompok lainnya.

Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran aktif yang di nyatakan Melvin.L

silberman yaitu:

1. Pembelajaran tim: membantu siswa lebih mengenal satu sama lain, menciptakan semangat kerja sama dan interdepensi

2. Penilaian sederhana: pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa

3. Keterlibatan belajar langsung: ciptakan minat awal terhadap pelajaran21

Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah salah

satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut

keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan

belajar seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah

tingkah lakunya secara efektif dan efisien.

D. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE)

Pembelajaran aktif mengakomodir segala kebutuhan siswa, karena

siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Ketika kegiatan belajar

bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu dalam pembelajaran. Siswa

21 Melvin.L Silberman,…… hal 61

Page 24: Proposal Nining Yuriani 2411.037

menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi

untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.

Salah satu strategi pembelajaran aktif yang termasuk dalam bagian

pengajaran sesama siswa adalah Group to Group Exchange (GGE)22. GGE

adalah salah satu metode belajar aktif yang menuntut siswa untuk berfikir

tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman,

bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya.

Dalam strategi pembelajaran aktif tipe GGE masing – masing kelompok

diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk

menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa

akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil

diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. GGE memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya.

Strategi group to group exchange ini mendorong siswa lebih aktif

beraktivitas dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses pembelajaran

yang dilakukan siswa. Strategi pembelajaran aktif group to group exchange sangat

cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena dengan strategi ini

siswa dapat bertukar pengetahuan dengan teman sebaya dan juga menjadi tutor

bagi temannya. Proses pembelajaran matematika akan menjadi lebih menarik dan

mempunyai tantangan bagi siswa karena harus memberikan pengetahuan baru

kepada temannya dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

22 Melvin L. Silberman. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung: Nusamedia & Nuansa, 2010) h. 177

Page 25: Proposal Nining Yuriani 2411.037

mengembangkan potensinya. Oleh karena itu pembelajaran ini baik diterapkan

untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika.

Pembelajaran dengan strategi pembelajaran group to group exchange ini

diharapkan dapat membiasakan siswa untuk bekerja sama, bermusyawarah,

bertanggung jawab, menghormati pandangan atau tanggapan siswa lain, dan

menumbuhkan sikap ketergantungan positif. Sehingga dapat disimpulkan strategi

pembelajaran aktif tipe group to group exchange diharapkan dapat menumbuhkan

minat siswa dalam belajar sehingga termotivasi untuk lebih aktif dalam

memecahkan masalah dalam penugasan melalui perlibatan mereka dalam

berkerjasama dan menjadi pembelajaran yang mandiri. Berdasarkan pemaparan

tersebut, untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group To

Group Exchange terhadap hasil belajar Matematika, maka dilakukan penelitian

pada siswa kelas VII SMP N 1 TALAMAU.

Silberman mengungkapkan pada bukunya, prosedur pembelajaran

dengan menggunakan tipe GGE adalah sebagai berikut:23

1. Pilihlah topik yang dapat membuat siswa saling bertukar informasi2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan banyak tugas

yang diberikan. Pada umumnya, kegiatan ini cocok untuk dua hingga empat kelompok. Berikan waktu yang cukup kepada tiap kelompok untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang ditugaskan kepada mereka

3. Bila tahap persiapan telah selesai, perintahkan kelompok untuk memilih juru bicara. Untuk tiap juru bicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain

4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendiri. Beri kesempatan anggota lain dari kelompok si juru bicara untuk memberikan tanggapan

23 Melvin L. Silberman. ... h. 178

Page 26: Proposal Nining Yuriani 2411.037

5. Lanjutkan presentasi lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audien.

Beranjak dari langkah-langkah pembelajaran aktif tipe

Group to Group Exchange (GGE) maka Pembagian kelompok

pada pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE)

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah setelah

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam prosedur

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange

(GGE) , siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang

disesuaikan dengan tugas yang akan diberikan.

Dari uraian di atas, Strategi pembelajaran aktif tipe

Group to Group Exchange (GGE) memiliki keunggulan:

a. Siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya pada

saat diskusi

b. Siswa berkesempatan untuk menjadi guru bagi siswa

lainnya

c. Membantu ingatan siswa karena konsep yang

diperoleh berdasarkan pengalaman diskusi

d. Adanya keberanian dan kejujuran dalam berpikir,

saling menghargai keputusan maupun pendapat

anggota kelompok

Page 27: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Adapun kelemahan dalam penggunaan strategi pembelajaran aktif

tipe Group to Group Exchange (GGE) untuk pembelajaran

matematika ini adalah penyusaiannya terhadap materi

pembelajaran matematika. Setelah dilakukannya

pembelajaran tentang materi yang dapat digunakan dengan

strategi ini serta disesuaikan tempat penelitiannya yaitu pada

kelas VII. Adapun materi – materi yang terdapat pada kelas

VII pada semester 1 yang sedang terlaksana pada tahun

pelajaran 2012 / 2013 ini sebagai berikut24:

1. Bab I Bilangan bulat2. Bab II Pecahan3. Bab III Operasi hitung bentuk aljabar4. Bab IV Persamaan dan pertidaksamaan linera satu variabel5. Bab V Perbandingan dan aritmatika sosial

Sehingga untuk menyesuaikan strategi pembelajaran aktif tipe Group to

Group Exchange (GGE) dengan materi pembelajaran pada kelas

VII ini peneliti memilih materi pada bab VII mengenai Bilangan

Bulat.

E. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat

pada guru, dimana dalam prosesnya cenderung menggunakan metode

ekspositori, guru menyampaikan konsep dari materi, selanjutnya siswa

24 Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. Matematika konsep dan aplikasinya untuk SMP/MTs kelas VIII.(Jakarta: Pusat Perbukuan, 2008) hal. vii

Page 28: Proposal Nining Yuriani 2411.037

diberikan contoh soal, kemudian diminta untuk mengerjakan latihan untuk

mengecek pemahaman siswa.

Adapun ciri-ciri pembelajaran konvensional Menurut Nasution,adalah

sebagai berikut25 :

1. Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik ke dalam kelakuan yang dapat diukur.

2. Bahan pelajaran diberikan kepada kelompok atau kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individu.

3. Bahan pelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru.

4. Berorientasi pada kegiatan guru dan mengutamakan kegiatan belajar. 5. Siswa kebanyakan bersifat pasif mendengar uraian guru.6. Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru.7. Penguatan umumnya diberikan setelah dilakukan ujian atau ujian.8. Keberhasilan belajar umumnya dinilai guru secara subjektif9. Pengajar umumnya sebagai penyebar atau penyalur informasi utama.10. Siswa biasanya mengikuti beberapa tes atau ulangan mengenai bahan

yang dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah nilai rapor yang diisikan.

Ciri- ciri pembelajaran konvensional di atas juga merupakan ciri- ciri

dari pembelajaran dengan metode ekspositori. Hal ini bedasarkan pada

pendapat Ahmad Rohani dan Abu Ahmad yang menyatakan bahwa hakekat

mengajar menurut pandangan ekspositori adalah penyampaian ilmu

pengetahuan kepada peserta didik yang dipandang sebagai objek yang

menerima apa yang diberikan dari guru.26

Pada pembelajaran dengan metode ekspositori,

terdapat kelebihan dan kelemahan pelaksanaannya. Menurut

25 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi aksara, 2000), h.209

26Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, ..., h. 36

Page 29: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Wina Sanjaya, keunggulan dan kelemahan pada strategi

pembelajaran ekspositori adalah27:

Keunggulan:

a. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

c. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

d. Digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar

Kelemahan :

a. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.

c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

d. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.

e. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2008) h. 190

Page 30: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Berdasarkan uraian mengenai pembelajaran dengan Metode belajar

aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dan pembelajaran konvensional

(ekspositori) , maka perbandingan antara kedua pembelajaran ini dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran GGE dengan pembelajaran

Konvensional

Pembelajaran dengan Metode Belajar

aktif tipe Group to Group Exchange

(GGE)

Pembelajaran Konvensional

a. Siswa aktif dalam pembelajaran

karena setiap kelompok mendapatkan

tugas – tugas yang berbeda diberikan

kepada kelompok siswa yang

berbeda28 jadi mereka memiliki satu

tanggung jawab

b. Siswa memiliki pengetahuan

sebelumnya tentang materi yang

didiskusikan karena telah

dipersiapkan sebelumnya

c. Proses pembelajaran menjadi efisien,

efektif dan menyenangkan.

a. Hanya mungkin dapat

dilakukan terhadap siswa

yang memiliki kemampuan

mendengar dan menyimak

secara baik

b. Konsep yang diberikan sulit

untuk diterima siswa karena

konsep yang diberikan lebih

bersifat abstrak.

c. Interaksi di antara siswa

kurang

d. Siswa belajar secara individu

28 Melvin L. Silberman. … hal 178

Page 31: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Pembelajaran dengan Metode Belajar

aktif tipe Group to Group Exchange

(GGE)

Pembelajaran Konvensional

d. Siswa berinteraksi dengan teman

sekelas dalam diskusi kelompok.

e. Siswa memahami kaitan antara

pelajaran yang baru dengan pelajaran

telah diperoleh sebelumnya

f. Tujuan ditetapkan di awal

pembelajaran

g. Menggunakan berbagai sumber

informasi dalam proses pembelajaran.

e. Sering terjadi kesulitan untuk

menjaga agar siswa tetap

tertarik dengan apa yang

dipelajari.

f. Tujuan tidak dirumuskan

secara spesifik ke dalam

kelakuan yang dapat diukur.

g. Informasi yang diperoleh

bersumber hanya pada guru

F. Aktivitas Siswa

Menurut Dryden aktivitas adalah hal- hal yang disarankan kepada

siswa atau peserta untuk dilakukan. Beberapa ahli kognitif kontemporer

mengemukakan bahwa siswa dapat mengonstruksi basis pengetahuan yang

lebih terintegrasi dan berguna apabila mereka mempelajari suatu topik dalam

konteks aktivitas- aktivitas otentik, yaitu aktivitas- aktivitas yang mirip

dengan apa yang sering mereka jumpai di dunia luar sekolah29. Siswa lebih

mudah mengecek kemampuan mereka memecahkan soal- soal matematika

khususnya untuk memastikan bahwa pemecahan mereka atas soal itu logis

29Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga.2009) h. 347

Page 32: Proposal Nining Yuriani 2411.037

ketika mereka menggunakan matematika untuk mengerjakan tugas- tugas

nyata sehari- hari.30

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat

seperti lazimnya. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177

macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:31

a) Visual Activities, yang termasuk di dalamnya seperti, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan , dan pekerjaan orang lain

b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,mengadakan wawancara, diskusi, dan instrupsi

c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato

d) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin

e) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram

f) Motor activities, yang termasuk kedalamnya adalah: melakukan percobaan, membuat konstruksi,bermain, berkebun

g) Mental activities, contoh: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis

h) Emotional activities, yaitu: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,berani, tenang.

Berdasarkan uraian di atas, maka aktivitas siswa dapat diartikan

sebagai semua kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti

pembelajaran. Adapun Aktifitas siswa yang akan diamati selama

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode belajar aktif tipe

GGE terdiri dari:

a. Oral Activities, dilihat melalui aktivitas siswa yang bertanya,

memberikan ide atau pendapat atau menjawab pertanyaan yang

30Jeanne Ellis Ormrod,... h. 34731 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011) h.101

Page 33: Proposal Nining Yuriani 2411.037

diajukan guru

b. Mental Activities, dilihat dari aktivitas siswa dalam menanggapi dan

memecahkan soal.

G. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar baik dalam bentuk prestasi, maupun perubahan

tingkah laku dan sikap siswa yang telah mengalami pembelajaran. Hasil

belajar dapat diungkapkan dalam bentuk angka atau huruf yang dapat

menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajari.

Hasil belajar merupakan suatu indikator untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran.Hasil belajar merupakan

suatu indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam menguasai pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik ada 6 tujuan dari evaluasi hasil

belajar32:

1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.

2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu.

3) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).

32 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) h. 160

Page 34: Proposal Nining Yuriani 2411.037

4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

5) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui proses

evaluasi atau tes, kemudian hasil tes dinilai oleh guru. Ada 3

aspek penilaian dalam pembelajaran, yaitu33.

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

2. Ranah afektif, mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

3. Ranah psikomotor, mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi

Kunandar menjelaskan penilaian memiliki beberapa

fungsi, yaitu sebagai berikut34:

1. Formatif, yaitu merupakan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

2. Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan

33 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: Raja Grafindo

Persada. 2007), h.38534Kunandar, … , h. 391

Page 35: Proposal Nining Yuriani 2411.037

laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.

4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dapat

diketahui dengan melakukan evaluasi atau tes, kemudian hasil tes dinilai oleh

guru. Tidak hanya hasil tes namun juga dilihat bagaimana interaksi siswa saat

melakukan diskusi kelompok.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan hasil belajar dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif

tipe Group to Group Exchange (GGE) adalah hasil belajar pada ranah

kognitif yang diperoleh setelah siswa melaksanakan tes hasil

belajar.

H. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah membahas tentang strategi pembelajaran aktif

tipe Group to Group Exchange (GGE) adalah penelitian yang dilakukan oleh

Atma Murni, dkk (2009) “ Penerapan metode belajar aktif tipe GGE terhadap

hasil belajar siswa kelas X IPS 1 MAN 2 Pekan Baru”. Jenis penelitian adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa

penerapan metode belajar aktif tipe GGE dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa. Kemudian penelitian oleh Andika Putra (2012) “

Penerapan metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) pada

Page 36: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Kelas eksperimen

Siswa

Pembelajaran dengan strategi belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE)

Pembelajaran konvensional

Aktivitas Siswa

Hasil Belajar

Kelas kontrol

Hasil Belajar

materi kesebangunan di kelas IX SMP N 2 Batipuh”. Jenis penelitiannya

adalah eksperimen, dimana hasil penelitian menunjukkan hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe GGE

cendrung meningkat.

Dengan terdapatnya penelitian yang terdahulu sehingga penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan strategi pembelajaran aktif tipe Group to

Group Exchange (GGE) pada pembelajaran Matematika dengan jenis

penelitian eksperimen. Sehingga dengan dilakukannya penelitian ini

memungkinkan siswa memberikan pemahaman materi diskusikan dalam

kelompoknya masing – masing kepada anggota kelompok yang lainnya.

I. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori pada bab sebelumnya, maka

strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) diharapkan

dapat meningkatkan semangat siswa dan lebih termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran matematika di sekolah. Metode pembelajaran ini mengajarkan

siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan

belajar serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan

belajar bersama.

Untuk lebih jelas disajikan secara ringkas pada Gambar 1.

Page 37: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Gambar 1.

Kerangka Konseptual

J. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan strategi belajar aktif tipe Group to

Group Exchange (GGE) lebih baik daripada siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional pada kelas VII SMP N 1 TALAMAU”.

Page 38: Proposal Nining Yuriani 2411.037

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang

diuraikan pada bab 1 dan bab 2, maka jenis penelitian yang

dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian yang mengungkapkan

hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh

suatu variabel dengan variabel lain35.

35 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.19

Page 39: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian pra

eksperimen. Menurut Muri Yusuf, jenis penelitian ini pada prinsipnya tidak

dapat mengontrol validitas internal dan eksternal secara utuh, karena satu

kelompok hanya dipelajari satu kali atau kalau menggunakan dua kelompok

diantara kedua kelompok itu tidak disamakan terlebih dahulu.36Adapun

rancangan yang digunakan penelitian dalam pra eksperimen ini adalah The

Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design.

Dalam rancangan ini subjek diambil dari populasi tertentu

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu

dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok ini dikenai pengukuran

yang sama.37

Rancangan penelitian dideskripsikan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Rancangan penelitian The Static Group

Comparison: Randomized Control-Group Only

Design

Kelas Treatment Posttest

Eksperimen X T2

Kontrol T2

Keterangan:

X =

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange (GGE)

36Muri Yusuf, Metode Penelitian: Dasar Penyelidikan Ilmiah, ( UNP, 1997), h. 23537 Sumardi Suryabrata, Metodologi, … , h.104

Page 40: Proposal Nining Yuriani 2411.037

T2

= Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di akhir penelitian

Berdasarkan rancangan tersebut, terdapat dua kelas sampel dalam

penelitian ini, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol

merupakan kelas pembanding tanpa perlakuan, artinya kelas ini tetap

melaksanakan pembelajaran konvensional. Sedangkan kelas eksperimen

merupakan kelas yang diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange

(GGE).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang akan menjadi

perhatian.38 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMP N 1 TALAMAU yang terdaftar pada tahun 2012 / 2013.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, pada kelas VII terdapat 4

lokal di SMP N 1 TALAMAU ini.

Tabel 3.2 Siswa kelas VII di SMP N 1 TALAMAU yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2012/2013 (Populasi)

Kelas Jumlah SiswaVIII1

VIII2

VIII3

VIII4

212321

38 Ronal E. Walpole, Pengantar statistika, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1993), h.6

Page 41: Proposal Nining Yuriani 2411.037

25(Sumber : Guru mata pelajaran matematika SMP N 1 TALAMAU)39

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.40 Dalam

penelitian ini untuk pengambilan sampelnya dilakukan teknik probability

sampling tepatnya dengan teknik simple random sampling. ”Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel”,41 sedangkan ”simple random sampling adalah cara

pengambilan sampel yang dilakukan secara acak. Artinya, setiap anggota

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih”.42

Berdasarkan permasalahan, jenis penelitian dan populasi yang akan

diteliti, maka dibutuhkan dua kelas sebagai sampel yaitu untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol, dengan uraian sebagai berikut:

1) Kelompok eksperimen, pada kelompok ini akan diberikan suatu

treatment atau perlakuan yaitu pembelajaran matematika

menggunakan srategi pembelajaran aktif tipe Group to Group

Exchange (GGE)

39 Emmizola S.Pd, Guru Matematika kelas VIII SMP N 1 X Koto40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

2006), hal.13141 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta, 2007),

hal. 12042 Lufri, Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian, (Padang: UNP Press,

2007)hal. 82

Page 42: Proposal Nining Yuriani 2411.037

2) Kelompok kontrol, pada kelompok ini diberikan suatu treatment

atau perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai ulangan harian matematika siswa

kelas VII SMP N 1 TALAMAU tahun pelajaran 2012/

2013, kemudian dihitung rata-rata dan simpangan

bakunya.

b. Melakukan uji normalitas populasi terhadap nilai

ulangan harian matematika kelas VII yang bertujuan

untuk mengetahui apakah populasi tersebut

berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Untuk melihat sampel berdistribusi normal, digunakan

uji Lilifort dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data X1, X2, X3, …, Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai yang terbesar

2. Mencari skor baku dari skor mentah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut: Zi=X i−X

SDimana: S = Simpangan Baku

X = Skor rata-rataXi = Skor dari tiap soal

3. Dengan menggunakan daftar distribusi normal

Page 43: Proposal Nining Yuriani 2411.037

baku, kemudian hitung peluang F (Zi) = P (P ≤ Zi)4. Menghitung jumlah proposi skor baku yang lebih

baku ata sama Zi yang dinyatakan dengan S (Zi) dengan menggunakan rumus:

S (Zi )=Banyaknya Z1 , Z2 , …, Zn yang ≤ Z i

n5. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi), kemudian

ditentukan nilai mutlaknya6. Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak

selisih itu diberi simbol L0. L0 = maks |F (Z i )−S (Z i )|7. Bandingkan nilai L0 yang diperoleh dengan nilai L0

yang ada pada tabel. Pada taraf 0,05 jika L0 ≤ Ltabel

maka H0 diterima.43

c. Melakukan uji homogenitas variansi dengan uji Bartlet

Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data populasi mempunyai

keragaman yang sama atau tidak. Uji Bartlet dilakukan

karena variansi populasinya lebih dari dua. Dengan

pengujiannya sebagai berikut:

Hipotesis yang di ajukan yaitu:

H0 : σ 12= σ 2

2= σ 32 =σ 4

2

H1 : paling sedikit ada satu pasang variansi yang tidak sama

Untuk melakukan uji homogenitas ini dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

1) Hitung k buah ragam contoh S1, S2, …, Sk dari contoh-contoh

berukuran n1, n2, …, nk dengan N=∑i=1

k

ni

2) Gabungkan semua ragam contoh sehingga menghasilkan dugaan gabungan:

Sp=∑i=1

k

n i−1

N−kSi

43 Sudjana, …, h.466 – 477

Page 44: Proposal Nining Yuriani 2411.037

3) Dari dugaan gabungan tentukan nilai peubah acak yang mempunyai nilai sebaran Bartlet:

b=[ (S1

2 )n1−1. (S2

2 )n2−1… (Sk

2 )nk−1 ] 1N−k

Sp

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:Jika b ≥ bk (a;n) berarti homogenJika b < bk (a;n) berarti tidak homogen44

d. Uji kesamaan rata-rata

Uji kesamaan rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah

populasi memiliki kesamaan rata-rata atau tidak. Uji ini menggunakan

teknik anava satu arah dengan langkah sebagai berikut yaitu:

Langkah – langkah dalam menguji kesamaan rata – rata populasi

adalah:

1) Tuliskan hipotesis statistik yang diajukanH 0 : μ1=μ2=μ3=μ4

H1: sekurang-kurangnya dua rata-rata yang tidak sama

2) Tentukan taraf nyatanya (α)

3) Tentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus:

f >f α [k−1, N−k ]

4) Tentukan perhitungan melalui tabel:

Tabel 3.3. : Data hasil belajar siswa kelas populasi

Populasi1 2 K

X11 X21 Xk1

44 Ronal E. Walpole, Pengantar ..., h.391

Page 45: Proposal Nining Yuriani 2411.037

X12

X1n

X22

X2n

Xk2

Xkn

Total T1 T2 Tk T......

Nilai

TengahX 1 X2 X k

X…..

Perhitungan dengan menggunakan rumus:

Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑i=1

k

∑j=1

ni

X i2 , j−T2

N

Jumlah Kuadrat untuk nilai tengah Kolom (JKK) =

∑i=1

k T i2

N−T …2

N

Jumlah kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKK

Masukkan data hasil perhitungan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Analisis Ragam Data Hasil Belajar Siswa Kelas Populasi

Sumber Keragaman

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Kuadrat tengah

f hitung

Nilai tengah kolom JKK k – 1 S12= JKK

k−1S1

2

S22

Galat JKG N – k S22= JKG

N−k

Total JKT N – 1

5) Keputusannya:

Diterima H0 jika f <f α [k−1, N−k ]

Ditolak H0 jika f >f α [k−1, N−k ]

e. Pengambilan Sampel

Page 46: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh data

populasi berdistribusi normal, homogen serta memiliki

kesamaan rata – rata maka pengambilan sampel

dilakukan secara acak. Adapun langkah – langkah dalam

pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah

menulis nama kelas dan memasukkan nama – nama

tersebut ke dalam sebuah kaleng kemudian penulis

undi. Kertas yang pertama terambil merupakan kelas

eksperimen, sedangkan pada pengambilan kedua

merupakan kelas kontrol.

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun yang

menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas: Perlakuan dengan pembelajaran yang

menggunakan metode Group to Group Exchange (GGE)

b. Variabel Terikat: Hasil belajar matematika siswa di

kelas sampel

2. Data penelitian

a. Jenis data

Page 47: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Jenis data dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer dalam penelitian ini adalah data aktivitas

siswa dan guru, dan data hasil belajar matematika

siswa kelas sampel

2. Data sekunder, yaitu data tentang jumlah siswa yang

menjadi populasi dan sampel serta data nilai ulangan

harian siswa kelas VII SMP N 1 TALAMAU. Data

sekunder ini diperoleh dari tata usaha dan guru

matematika VII SMP N 1 TALAMAU.

b. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII

SMP N 1 TALAMAU, guru bidang studi matematika maupun dari

pegawai tata usaha VII SMP N 1 TALAMAU.

D. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3

tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

akhir.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi:

a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian.

b. Menetapkan sampel penelitian dengan cara random

Page 48: Proposal Nining Yuriani 2411.037

sampling yaitu setiap kelas mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih jadi sampel

c. Mempelajari kurikulum

d. Merancang dan membuat RPP serta LKS

e. Memvalidasi RPP dan LKS oleh guru mata pelajaran dan

dosen matematika

f. Membuat kisi-kisi dan mempersiapkan soal tes akhir

g. Memvalidasi soal tes akhir oleh guru mata pelajaran

dan dosen matematika

h. Membuat kunci jawaban

i. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar

observasi dan soal tes uraian

j. Mempersiapkan observer guru matematika dan teman

penulis.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian menggunakan dua kelas sampel, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-

langkah pembelajaran pada kedua kelas sampel dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 49: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Tabel 3.5 Tahap Pelaksanaan pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pendahuluan

a. Guru membuka pelajaran dengan

salam dan do’a

b. Guru mengontrol kondisi kelas,

baik dari segi kerapian maupun

kebersihannya.

c. Guru mengecek kehadiran siswa

d. Apersepsi: mengingatkan siswa

mengenai materi yang telah

dipelajari berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari.

e. Motivasi: menyampaikan manfaat

dari materi yang akan dipelajari

f. Siswa diberikan penjelasan

kompetensi yang harus dicapai

serta manfaat dari proses

pembelajaran dan pentingnya

materi pelajaran yang akan

dipelajari.

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan

salam dan do’a

2. Guru mengontrol kondisi kelas,

baik dari segi kerapian maupun

kebersihannya.

3. Guru mengecek kehadiran siswa

4. Apersepsi: mengingatkan siswa

mengenai materi yang telah

dipelajari berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari.

5. Motivasi: menyampaikan

manfaat dari materi yang akan

dipelajari

6. Siswa diberikan penjelasan

kompetensi yang harus dicapai

serta manfaat dari proses

pembelajaran dan pentingnya

materi pelajaran yang akan

dipelajari.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru menjelaskan materi pelajaran

Page 50: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

prosedur pembelajaran:

Siswa dibagi ke dalam

beberapa kelompok sesuai

dengan jumlah tugas yang

diberikan.

b. Guru memberikan pertanyaan

yang dapat membantu siswa

memulai diskusi yang akan

dicapai

Elaborasi

a. Siswa diminta untuk duduk

sesuai dengan kelompok

masing – masing

b. Guru membagikan LKS yang

berkaitan dengan materi

dan siswa melakukan

diskusi

c. Selesai diskusi, juru bicara

masing – masing kelompok

diminta mempresentasikan

siswa memperhatikan serta mencatat

dan apabila siswa tidak memahami

maka siswa mengajukan pertanyaan

Elaborasi

1. Siswa mengerjakan soal – soal

Latihan

2. Siswa diperintahkan untuk

menuliskan jawabannya di papan

tulis.

Konfirmasi

Page 51: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

hasil diskusinya

d. Kelompok lain diberikan

waktu untuk memberikan

tanggapan dan pertanyaan

(berlanjut untuk kelompok

berikutnya)

e. Setelah presentasi selesai,

siswa mengerjakan latihan

yang telah dipersiapkan

guru

Konfirmasi

a. Guru memeriksa jawaban siswa

dan memberikan jawaban yang

b. benar dari soal latihan yang tidak

terjawab oleh siswa.

c. Memberikan penekanan terhadap

kegiatan eksplorasi dan elaborasi

1. Guru memberikan jawaban yang

benar dari soal latihan yang tidak

terjawab oleh siswa

2. Memberikan penekanan terhadap

kegiatan eksplorasi dan elaborasi

Penutup

a. Siswa menyimpulkan

pembelajaran dengan

bimbingan guru

b. Guru meninjau ulang pemahaman

Penutup

1.Siswa menyimpulkan

pembelajaran dengan

bimbingan guru

2. Guru meninjau ulang pemahaman

Page 52: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

siswa dengan melakukan tes siswa dengan melakukan tes

3. Tahap Penyelesaian

Guru memberikan tes akhir / post - test kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah pokok bahasan

selesai dipelajari.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan instrumen berupa lembar observasi untuk

aktivitas siswa dan aktivitas guru, tes hasil belajar, dan

angket respon siswa.

1. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik

dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.45 Observasi dapat

digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti

tingkah laku peserta didik selama pembelajaran, berdiskusi, mengerjakan

tugas, bertanya, dan sebagainya. Untuk mengetahui hal tersebut maka

45Ronal E. Walpole, Pengantar …, h.383

Page 53: Proposal Nining Yuriani 2411.037

diperlukan lembar observasi. Lembar observasi ini akan diisi oleh seorang

observer.

Langkah-langkah dalam menyusun lembar observasi adalah:

a. Merumuskan tujuan observasi

b. Membuat lay-out atau kisi- kisi observasi

c. Menyusun aspek- aspek yang akan diobservasi

d. Validasi lembar obsevasi

e. Melaksanakan observasi

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri

lembar observasi aktifitas siswa dan aktivitas guru. Kedua observasi ini

dilakukan selama pembelajaran matematika menggunakan metode

belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) berlangsung di kelas

eksperimen.

1. Lembar observasi aktivitas siswa

Adapun hal – hal yang akan dilihat oleh observer yang berkaitan

dengan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan metode GGE

berlangsung, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Aspek – aspek pada Lembar Observasi Aktivitas siswa

No Indikator

aktivitas

Aktivitas yang diamati

1 Oral activities Bertanya sewaktu pelajaran

Menjawab pertanyaan

Mengeluarkan pendapat saat

berdiskusi

Page 54: Proposal Nining Yuriani 2411.037

2 Mental

activities

Menanggapi sewaktu berdiskusi

Memecahkan soal latihan selesai

berdiskusi

2. Tes Hasil Belajar

Tes yang akan diujikan dalam tes akhir dibuat dalam

bentuk essay karena dengan tes bentuk essay dibuat oleh

peneliti, dalam hal ini peneliti dapat melihat sejauh mana

kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami

informasi serta pembelajaran yang diberikan melalui

strategi Group to Group Exchange. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam membuat soal tes adalah sebagai berikut

:

a. Mempelajari kurikulum dalam pembelajaran sesuai dengan tingkatan

sekolah yang akan diteliti

b. Membuat kisi – kisi soal

Kisi – kisi soal tes disusun dalam bentuk tabel yang

memuat tentang kompetensi dasar yang ingin dicapai,

indikator, rincian materi yang akan diujikan. Kisi-kisi

soal disusun agar mempermudah dalam pembuatan

soal.

c. Menyusun tes sesuai dengan kisi – kisi soal yang dibuat

Dalam menyusun item tes, ada beberapa hal yang akan

dilakukan, yaitu:

Page 55: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Mempelajari dan memahami materi yang akan diujikan.

1. Mempelajari dan memahami teknik pembuatan soal

essay dan membahasakan gagasan soal yang telah

dirancang sesuai dengan kisi-kisi soal.

2. Membuat kunci jawaban

d. Melakukan validitas tes

Validasi tes yang akan digunakan adalah validitas isi

yaitu validitas tes yang mempersoalkan apakah isi butir

tes yang diujikan itu mencerminkan isi kurikulum yang

seharusnya diukur atau tidak.46 Jadi, untuk memvalidasi

soal tes tersebut, peneliti akan meminta bantuan

kepada guru mata pelajaran dan dosen untuk merevisi

soal hasil validasi.

e. Uji coba tes

Sebelum tes diberikan kepada siswa kelas sampel, terlebih dahulu

tes diujicobakan pada kelas eksperimen. Uji coba dilakukan pada

kelas ini karena memiliki ciri yang sama dengan kelas

sampel yaitu normal, homogen dan memiliki kesamaan

rata-rata.

f. Analisis soal tes.

46 Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) h. 153

Page 56: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Untuk menentukan kualitas soal yang baik dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Validitas tes

Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument.

Instrument dikatakan valid jika mampu mengukur

apa yang diinginkan melalui data dan variabel yang

diteliti secara sadar.47

. Untuk menentukan validitas tes essay dapat

digunakan korelasi product moment yaitu:

r xy=N∑ XY −(∑ X )(∑Y )

√ {N∑ X 2−(∑ X )2} {N∑Y 2−(∑ Y )2}Keteranganr xy = koofesien korelasi antara variabel X dan variabel YN = Jumlah testee∑ XY = jumlah perkalian antara skor item dan skor total∑ X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total

Koefesien korelasi selalu terdapat antar -1,00

sampai +1,00. Kriteria yang digunakan untuk

validitas yaitu48:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00: sangat tinggiAntara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggiAntara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup

47 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo, 1996), hal.11148 Suharsimi Arikunto, Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),h.79

Page 57: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendahAntara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah

2) Reliabilitas soal tes

Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan,

dimana suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

yang tinggi apabila dapat memberikan hasil yang tetap.

Reliabilitas tes merupakan ukuran ketepatan alat

penelitian dalam menunjukkan sesuatu yang hendak

diukur. “Reliabilitas tes artinya keadaan suatu tes jika tes tersebut

diteskan kembali maka dapat menghasilkan informasi yang

konsisten, tetap dan andal”.49

Untuk menentukan koefisien reabilitas digunakan rumus alpha50

yang dinyatakan dengan :

rii = ( nn−1

)(1−∑i=1

n

σ2

σ t2 )

keterangan: rii : reabilitas yang dicari

σ 2 : jumlah varians skor tiap- tiap item

σ t2 : varians total

Rumus varians 51: σ 2=∑ X2−¿¿¿

49 M. Chabib Thoha, Teknik…, h.11550 Asnelly Ilyas,, Evaluasi Pendidikan, ( Batusangkar : STAIN

Batusangkar Press, 2006, h. 6751 Zainal arifin , Evaluasi Pembelajaran (Bandung, Rosdakarya,2009)hal

257

Page 58: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Nilai rii yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria r product

moment pada tabel dengan ketentuan jika r11> rtabel

maka tes tersebut reliabel.

Dengan kritetia sebagai berikut :

Reliabilitas Tes

Nilai r11 Kriteria

0.90 ¿ r11 < 1.00 Reliabilitas tinggi sekali

0.70 ¿ r11 < 0.90 Reliabilitas tinggi

0.40 ¿ r11 < 0.70 Reliabilitas sedang

0.20 ¿ r11 < 0.40 Reliabilitas rendah

0.00 ¿ r11 < 0.20 Reliabilitas sangat rendah sekali

3) Menghitung indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran soal adalah suatu bilangan yang

menunjukkan sulit mudahnya suatu soal.Soal yang baik

adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit. Menurut Zainal Arifin,untuk menghitung tingkat

kesukaran dapat digunakan langkah-langkah berikut52:

a) Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:

Rata−rata= Jumlah skor peserta didik tiap soalJumlah pesertadidik

b) Meghitung tingkat kesukaran dengan rumus:

Tingkat kesukaran= rata−rataskor maksimumtiap soal

52Suharsimi Arikunto,…, h. 210

Page 59: Proposal Nining Yuriani 2411.037

c) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:0,00 – 0,30 = sukar0,31 – 0,70 = sedang0,71 – 1,00 = mudah

d) Menghitung daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Menurut Zainal Arifin, untuk menentukan

daya pembeda soal dapat digunakan langkah-langkah berikut53:

a) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.b) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan

skor terkecil.c) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah

peserta didik banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27 %d) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok

(kelompok atas maupun kelompok bawah).e) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:

DP= X KA+X KBSkorMaks

Keterangan :DP = daya pembeda X KA = rata- rata kelompok atasX KB = rata-rata kelompok bawah

f) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut54:0,00 – 0.20 = jelek 0,20 – 0,40 = cukup0,40 – 0,70 = baik0,70 – 1.00 = baik sekali

53 Zainal Arifin,…, h. 13554 Zainal Arifin,… , h. 133

Page 60: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Setelah dilakukan perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda pada soal uji coba tes, maka soal yang

dapat langsung dipakai.

F. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar siswa,

perlu dilakukan analisis dengan menggunakan teknik- teknik yang

dikemukakan oleh para ahli dan telah banyak dipakai oleh peneliti- peneliti

sebelumnya. Adapun teknik tersebut terdiri dari:

1. Lembar Observasi

Observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa selama

melaksanakan pembelajaran dengan strategi Group to Group Exchang

(GGE). Oleh karena itu, dalam penelitian ini terdapat lembar observasi

yang digunakan yaitu untuk mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran

matematika dengan menggunakan strategi GGE.

Data aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar

observasi dianalisis dengan menggunakan rumus

persentase55:

P %= FN

×100 %

55 Suharsimi Arikunto,… h. 218

Page 61: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Keterangan:P% = Persentase aktivitasF = Frekuensi aktivitas yang dilakukanN = Jumlah siswa

Kriteria penilaian aktivitas belajar yang positif adalah

sebagai berikut:56

1) Jika persentase penilaian aktivitas adalah 1% - 25% maka aktivitas tergolong sedikit sekali.

2) Jika persentase penilaian aktivitas adalah 26% - 50% maka aktivitas tergolong sedikit.

3) Jika persentase penilaian aktivitas adalah 51% - 75% maka aktivitas tergolong banyak.

4) Jika persentase penilaian aktivitas adalah 76% - 99% maka aktivitas tergolong banyak sekali.

2. Tes Hasil Belajar

Untuk memperoleh tes yang baik, maka perlu dilakukan beberapa

langkah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah

data sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang

digunakan adalah uji liliefort. Hipotesis yang diajukan

adalah:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data berdistribusi tidak normal

Untuk melihat sampel berdistribusi normal,

56 Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004) h. 130

Page 62: Proposal Nining Yuriani 2411.037

digunakan uji Liliefort dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Data X1, X2, X3, …, Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil samapi yang terbesar.

2) Mencari skor baku dari skor mentah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut: Zi=X i−X

SDimana: S = Simpangan Baku

X = Skor rata-rataXi = Skor dari tiap soal

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung peluang F (Zi) = P (P ≤ Zi)

4) Menghitung jumlah proposi skor baku yang lebih baku ata sama Zi yang dinyatakan dengan S (Zi) dengan menggunakan rumus:

S (Zi )=Banyaknya Z1 , Z2 , …, Zn yang ≤ Z i

n5) Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi), kemudian

ditentukan nilai mutlaknya.6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak

selisih itu diberi simbol L0. L0 = maks |F (Z i )−S (Z i )|7) Bandingkan nilai L0 yang diperoleh dengan nilai L0

yang ada pada tabel. Pada taraf 0,05 jika L0 ≤ Ltabel

maka H0 diterima. Dari hasil analisis data pada taraf nyata α = 0,05 57

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah

kedua data sampel mempunyai variansi yang

homogen atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : σ 12=σ2

2, variansi kedua data sampel homogen

H1 : σ 12≠ σ2

2, variansi kedua data sampel tidak homogen

57 Dimyati dan Mudjono, Penilaian Aktivitas Belajar, (Jakarta: Aksara Baru, 1999) h. 125

Page 63: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Dalam hal ini yang akan diuji H0 : σ 12=σ2

2, dimana σ 1 dan

σ 2 adalah simpangan baku dari masing-masing

kelompok sampel.

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis

ini menurut sudjana adalah:

F=S1

2

S22

Keterangan:S1

2 = Variansi terbesarS2

2 = Variansi terkecilF = Perbandingan antara variansi terbesar dengan variansi terkecil58

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas,

selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan

untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif matematika siswa

kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : µ1 = µ2 Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan strategi Group to Group

Exchange (GGE) sama dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

H1: µ1 > µ 2 Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan strategi Group to Group

58 Sudjana, Metode …, hal.116

Page 64: Proposal Nining Yuriani 2411.037

Exchange (GGE) lebih baik daripada siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

µ1 dan µ 2 merupakan rata- rata populasi hasil belajar kelas

sampel Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas ada beberapa

rumus untuk menguji hipotesis, yaitu:

a. Apabila data berdistribusi normal dan mempunyai variansi

homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus:

t=X1−X2

S √ 1n1

+ 1n2

dengan S2=(n1−1 )S1

2+(n2−1 ) S22

n1+n2−2

Dimana:X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimenX2 = Nilai rata-rata kelas kontrolS1

2 = variansi hasil belajar kelas eksperimen

S22 = variansi hasil belajar kelas kontrol

S = simpangan bakun1 = jumlah siswa kelas eksperimenn2 = jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria:

Terima H0 jika −t1−1

2α<t<t

1−12

α, dengan dk = n1 + n2 – 2 selain itu

H0 ditolak.59

b. Jika sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok sampel tidak

mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan

adalah:

59 Sudjana, Metode …, h.249

Page 65: Proposal Nining Yuriani 2411.037

t '=X1−X 2

√( S12

n1)+( S2

2

n2)

Kriteria pengujinya adalah:

Tolak hipotesis H0 jika t ' ≥w1 t1+w2t 2

w1+w2

Terima H0 jika t '<w1 t1+w2t 2

w1+w2

Dengan:

w1=S1

2

n1

w2=S2

2

n2

t 1=t (1−α ) (n1−1 )

t 2=t (1−α ) (n1−1 )

c. Jika data yang diperoleh tidak normal, maka

digunakan uji U (Uji Mann-Whitney) dengan hipotesis sebagai

berikut:

H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen

dengan kelas kontrol.

H1: Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

kontrol

Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney, rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut60:

U 1=n1n2+n1(n1+1)/2−∑ R1

60 Sudjana, Metode …, h.239

Page 66: Proposal Nining Yuriani 2411.037

U 2=n1n2+n2(n2+1)/2−∑ R2

Keterangan: n1 = jumlah kasus kelompok 1n2 = jumlah kasus kelompok 2

∑ R1 = jumlah jenjang/ rangking pada kelompok 1

∑ R2 = jumlah jenjang/ rangking pada kelompok 2Catatan = hanya salah satu U saja yang dihitung,

sebab U lainnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: U 1= n1 n2 - U 2. Sedangkan U yang digunakan

adalah yang memiliki harga terkecil.