7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
1/46
SISTEM GERIATRI
DAN
TUMBUH KEMBANG
KELOMPOK 10
Modul
malnutrisi energi
proteinTUTOR:
dr. Pitut Aprilia
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta2011
ANGGOTA:
Rina Mardiana (2009730110)
Dwi Mulya Septianingrum
(2009730015)
Indri Sintia Wati (2009730024)
Nur Andriana (2009730037)Sintia Meita Sulistyanti (2009730048)
Yeni Roito Harahap (2009730059)
Risya Mawahdah (2009730042)
Rayi Ijqi Asasain (2009730107)
Wiwit Anhar Ramadhani
(2009730058)Syarifah Nur Aini (200730119)
Nurhidayati (2007730094)
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
2/46
SKENARIO
Seorang anak laki-laki umur 1 tahun 11 bulan masuk rawat inap di
Rumah Sakit karena demam dan batuk berulang sejak 6 bulan
terakhir. Sekarang dengan sesak napas. Nafsu makan sangat kurang.
Kaki, tungkai serta perut membengkak secara berangsur dalam 1
bulan ini. Anak mencret berulang dan berlanjut, kadang tinja disertaidarah dan lendir. Kondisi sosio-ekonomi kurang. Kontak dengan
penderita TBC paru kurang jelas.
Pemeriksan Fisik: anak nampak sakit berat, gizi buruk dan apati. BB
8,1 kg PB 76 cm, Lingkar Kepala 45cm. Nampak sesak, pernapasancuping hidung, takhipnu, retraksi dan sianosis. Paru ronkhi basah
halus namun tidak jelas. Jantung dalam batas normal. Nampak
muka, telapak tangan dan kaki pucat. Hati 3 cm b.a.c. dan limpa S 1.
Edema dorsum pedis dan pretibial serta tungkai atas, dan ascites.
Skor dehidrasi 10
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
3/46
KATA/ KALIMAT KUNCI
Anak laki-laki umur 1 tahun 11 bulan Demam dan batuk berulang sejak 6bulan terakhir. Sesak napas. Nafsu makan sangat kurang. Kaki, tungkai serta perut membengkaksecara berangsur dalam 1 bulan ini. Mencret berulang dan berlanjut, kadangtinja disertai darah dan lendir. Kondisi sosio-ekonomi kurang. Kontak dengan penderita Tbc parukurang jelas.
Pemeriksan Fisik: Tampak sakit berat, Gizi buruk Apati. BB 8,1 kg PB 76 cm, Lingkar Kepala45cm. Tampak sesak, Pernapasan cuping hidung, Takhipnu, Retraksi Sianosis. Paru ronkhi basah halus namun tidakjelas. Jantung dalam batas normal. Nampak muka, telapak tangan dan kakipucat. Hati 3 cm b.a.c. Limpa S 1. Edema dorsum pedis dan pretibial sertatungkai atas, dan ascites. Skor dehidrasi 10
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
4/46
PERTANYAAN
1. Bagaimana gizi buruk dapat menimbulkan
semua gejala-gejala dalam skenario ?
2. Bagaimana penatalaksanaan dalam skenario ?
3. Bagaimana tahapan diagnosis dalam skenario ?
4. Apakah diagnosis banding dalam skenario ?5. Apa profilaksis yang harus dilakukan dalam
mengatasi masalah dalam skenario ?
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
5/46
ANALISA MASALAH
Nafsu makan
berkurang
K.U : Demam dan
Batuk Berulang 6 bln
terakhir
Skor dehidrasi 10
Pemfis :
Tampak sakit berat
Gizi buruk
Apati
BB 8,1 Kg
PB 76 cm
Lingkar kepala 45 cm
Nampak sesak
Pernapasan cuping hidung
TakhipnuRetraksi
Sianosis
Paru ronki basah halus namun tidak jelas
Jantung dalam batas normal
Pucat
Hati 3 cm b.a.c
Limfa S1Edema : Dorsum pedis, pretibial, tungkai
atas
ascites
Mencret berulangdan berlanjut
Kondisi
sosioekonomi
kurang
Kadang tinja
disertai darah
dan lendir
Kontak dengan
penderita TB
paru tidak jelas
Sindroma
Dysentry
????
Infeksi
saluran
napas ???
GIZI
BURUK????
Faktor
pemicu ??
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
6/46
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Demam & Batuk berulang 6 Bulan terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sesak nafas, dengan nafsu makan berkurang,terlihat membengkak kaki, tungkai serta perut
secara berangsur selama satu bulan, pasien
mencret berulang & berlanjut kadang disertai
darah & lendir Riwayat penyakit keluarga:
Kontak dengan penderita TBC paru belum jelas
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
7/46
Keluhan Utama:
Demam dan Batuk berulang 6 Bulan terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang: Sesak nafas, dengan nafsu makan berkurang,
terlihat membengkak kaki, tungkai serta perut
secara berangsur selama satu bulan, pasien
mencret berulang dan berlanjut kadang disertai
darah dan lendir
Infeksi Saluran Napas KronikSindrome Disentry
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
8/46
Broncho Pneumoni
Suatu peradangan pada paru yang disebabkanoleh bermacammacam seperti bakteri, virus,
jamur, dan benda asing.(Ngastiyah, 2005)
Broncho Penumonia adalah peradangan alveoli/pada parenchym paru yang terjadi pada anak(Suriadi &Rita Yuliani, 2001)
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkanbahwa broncopneumoni adalah suatu
peradangan pada paru yang disebabkan olehbermacam macam seperti bakteri, virus jamurdan benda asing lainnya yang terjadi pada anak
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
9/46
Virus (Streptococus Hemolitikus, Streptococus Aurens, Pneumococus,,
Psoudomonas, Hemopilus Influenza, dan benda asing
Masuk melalui saluran pernafasan atas
Masuk ke Bronchiolus masuk ke Alveolus
Radang pada bronchus kolaps alveoli
Terjadi penumpukan sekret penyempitan jalan nafas
demam, batuk produktif, ronchi positif
dan mual sesak nafas, nafas ronchi
Fibrosis Atelektasis
Penurunan produksi surfaktan Peningkatan frekuensi napas, hipoksemia
Dispneu Sianosis
kelelahan, dan gagal nafas
( http:// askep-kesehatan.blogspot.com /12.10 )
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
10/46
Gejala Klinis:Infeksi Pernafasan Akut ( ISPA ) :
Suhu tubuh dapat naik secara mendadak (38-40 oC)
Kadang kadang disertai kejang karena demam tinggi
Sianosis pada mulut dan hidung
Gelisah
Cepat lelah
Sesak nafas
Pernafasan cepat dan dangkal
Mula-mula batuk kering menjadi batuk produktif
Kadang-kadang muntah
Diare dan anoreksia
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
11/46
Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi:
Foto Thorax.Pada foto thorax broncho penumoni terdapat bercak-infiltrat pada satu sisi atau beberapa lobus paru.
Laboratorium
Darah gambaran darah tepi menunjukkan leukositosisdapat mencapai 15.000-40.000/mm3. Kuman penyebabdapat dibiak dari usapan tenggorok dan mungkin jugadarah urin.
UrinUrin biasanya berwarna lebih tua,mungkinterdapat albuminuria ringan karena suhu yangnaik. analisa gas arteri dapat menunjukkanasidosis metabolic dengan atau tanpa retensi
CO2.
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
12/46
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum
Nampak sakit berat
Gizi buruk
Apati
Antropometri
BB: 8.1 kg
PB: 76 cm
LK: 45 cm
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
13/46
Keadaan Umum
Nampak sakit berat
Keadaan umum pasien dapat dibagi atas:
Tampak sakit ringan
Tampak sakit sedang
Tampak sakit berat
Keadaan umum pasien seringkali untuk menilai
apakah keadaan pasien dalam keadaan darurat
medik atau tidak.
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
14/46
Gizi buruk
Hal lain yang segera dapat dilihat pada pasienadalah keadaan gizi dan habitus:
Pasien dengan berat badan dan bentuk badanyang ideal disebut memiliki habitus Atletikus;
Pasien yang kurus memiliki habitus Astenikus;
Pasien yang gemuk memiliki habitus Piknikus.
Keadaan gizi pasien juga harus dinilai, apakahkurang, cukup atau berlebih
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
15/46
Status Gizi pada Skenario
Pada Kasus Normal (padaumur 1tahun11bulan )
Status
Tinggi
Badan
76 cm 85 cm Gizi buruk
Berat
Badan
8,1 kg 11.8 kg Gizi buruk
Lingkar
Kepala
45cm 47.5 cm Mikrosefal
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
16/46
Anak Laki-laku, Umur 1 tahun 11 bulanBB: 8,1 kg
PB: 76 cm
LK: 45 cm
Nutrition status:
(8,1/10,8)x100%=75%
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
17/46
Apati
TINGKAT KESADARAN
Kompos mentis, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadaplingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik
Apatis, yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadaplingkungannya.
Delirium, yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidurbangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi danmeronta-ronta.
Somnolen (letargia, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan mengantuk yangmasih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasienakan tertidur kembali.
Sopor (stupor), yaitu keadaan mengantuk yang dalam. Pasien niasih dapatdibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasientidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik.
Semi-koma (koma ringan), yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respons terhadap ranging verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapirefleks (kornea, pupil) masih baik. Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
Koma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontandan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
18/46
Kepala:
Inspeksi pernafasancuping hidung
Rongga Dada:
Inspeksi takipnu,sianosis, retraksi, nafassesak
Perkusi jantungbatas normal
Auskultasi parurhonki basah halus
Abdomen:
Palpasi
hati : 3 cm b.a.c
Limpa : sufner 1 Ekstremitas:
Inspeksi telapaktangan & kaki pucat
Palpasi edemadorsum pedis, pretibialserta tungkai atas
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
19/46
Jantung Batas Normal
Paru Tanda adanya Infeksi Saluran Napas
Hati
Hepatomegali Spleen splenomegali
Ektrimitas oedem
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
20/46
Patomekanisme Hepatomegali
Defisiensiprotein
Transporlemak dari hati
terganggu
Asam aminoesensial berkurang albumin di heparberkurang
Penimbunanlemak dalam hati
Gangguanpembentukan beta-lipoprotein
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
21/46
Def.energi protein
Hipoalbuminemia
Tekanan.Onkotik meningkat, Osmotikmenurun
Cairan berdifusi dari intravaskular kejar.interstitial
Edema dan Ascites (cavumperitoneum)
Patomekanisme edema
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
22/46
penghancuraneritrosit& keaktifan
sumsum tulang
Sumsum tulang membentuk6-8 kali lebih banyak sistemeritropoietik (eritropoiesis
ekstra medular )
(-) bahan utk pembentukansel darah(vitamin,protein)
atau adanya infeksi
Gangguan keseimbanganpenghancuran &
pembentukan eritropoietik
Patomekanisme Splenomegali
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
23/46
Pasien mencret berulang dan berlanjut kadang disertai darahdan lendir
Diare
Kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidaknormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isidan konsistensi (feses cair).
KLASIFIKASI DIARE
Diare akut, yaitu diare yang awalnya mendadak danberlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7hari.
Diare berkepanjangan (Prolonged Diarrhea) yaitu diare
yang belangsung lebih dari 7 hari. Diare kronis yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14
hari.
PENYEBAB DIARE GEJALA & TANDA DIARE
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
24/46
PENYEBAB DIARE
Infeksi
Keracunan makanan
Gangguan nutrisi dan malabsorpsi
Efek dari obat-obatan tertentu
Kelainan atau penyakit yangmenyerang saluran usus
Gangguan metabolit dan endokrin(misalnya:penyakit Diabetes).
PENATALAKSANAAN:
Rehidrasi sebagai prioritas utamapengobatan
Identifikasi penyebab diare
Terapi farmakologis
Pemberian obat antidiare Pemberian obat antiemetik,
Pemberian obat antispasmodik,antikolinergik
Pemberian vitamin dan mineral(vitamin B12, asam folat, vitamin A,vitamin K, zink, preparat besi)sangat menunjang dalam
penatalaksanaan diare.
GEJALA & TANDA DIARE
Peningkatan frekuensi buang air besar.
Perubahan konsistensi dari feses (fesesberwujud cair).
Dehidrasi.
Tanda-tanda Dehidrasi :
Dehidrasi ringan : Oliguri Ringan (anak tidak buang air kecil
selama 6 jam)
Peningkatan rasa haus
Dehidrasi Sedang :
Tanda-tanda pada dehidrasi ringan yangdisertai dengan :
Mata cowong
Ubun-ubun besar cekung (apabila ubun-ubunbesar belum menutup)
Turgor kulit menurun
Dehidrasi Berat
Tanda-tanda pada dehidrasi sedang yangdisertai dengan :
Penurunan kesadaran
Perubahan pola pernapasan Pasien mengeluh kram perut
Gemuruh usus (borborigimus)
Anoreksia, mual dan muntah.
Pada diare infeksi akan disertai dengandemam yang tinggi pada anak.
Sk d hid i 10
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
25/46
Skor dehidrasi 10
Derajat Dehidrasi menurut WHO
- 6 : Dehidrasi Ringan
- 7-12 : Dehidrasi Sedang- >13 : Dehidrasi Berat
Yg dinilai Skor
1 2 3
KU Baik Lesu,haus Gelisah,Lemas,Menga
ntuk,Syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kurang
Pernafasan 40x/mnt
Turgor Baik Kering Jelek
Nadi 140X/mnt
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
26/46
PENCEGAHAN
Menjaga kebersihan diri orang tua dan terutama padaanak.
Menjaga kebersihan sanitasi lingkungan.
Memberikan makanan yang bergizi dan bersih.
Pemberian ASI ekslusif.
Imunisasi lengkap pada anak. Menjaga peralatan makan dan minum yang digunakan
anak tetap bersih.
Sindroma Disentri:1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2. Diare
3. Tinja mengandung darah dan lendir
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
27/46
Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidakmendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat
juga disebut keadaaan yang disebabkan olehketidakseimbangan di antara pengambilan makanandengan kebutuhan gizi untuk mempertahankankesehatan.
Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit
ataupun pengambilan makanan yang tidakseimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh
juga berakibat terjadinya malabsorpsi makananatau kegagalan metabolik (Oxford medicaldictionary, 2007).
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
28/46
Sumber Gizi:
Makronutrien dan Mikronutrien
Makronurien
Adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung
yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkaldan lemak sejumlah 9 kkal.
Mikronutrien
Adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh
tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalamtubuh yaitu vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak,vitamin tidak larut lemak dan mineral ( Wardlaw et al,2004).
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
29/46
KLASIFIKASI KEP Malnutrisi Primer (Protein
Calorie Malnutrition Primer
atau Eksogen)Adalah keadaan kurang gizi yangdisebabkan oleh asupan proteinmaupun energi yang tidakadekuat
Etiologi:
Kemiskinan, Komposisi makanan yang tidak
tepat,
Alkoholisme,
Drug addiction,
Alergi makanan, Tidak makan,
Idiosyncrasy(pantang makanmakanan tertentu ),
Fat diet(makanan yang tidak
sehat),
Malnutrisi Sekunder (ProteinCalorie Malnutrition Sekunder
atau Endogen)Adalah malnutrisi yang terjadikarena kebutuhan yangmeningkat, menurunnya absorpsidan/atau peningkatan kehilanganprotein maupun energi dari
tubuh.Etiologi:
Peningkatan kebutuhannutrisi.
Adanya gangguan
metabolisme atau malabsorpsi
P b b P b b PEM
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
30/46
KURANG GIZI
MakanTidak Seimbang
Penyakit Infeksi
Tidak Cukup
Persediaan Pangan
Pola Asuh Anak
Tidak Memadai
Sanitasi dan AirBersih/PelayananKesehatan DasarTidak Memadai
Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan
Kurang pemberdayaan wanitadan keluarga, kurang pemanfaatan
sumberdaya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Krisis Ekonomi, Politik,dan Sosial
Dampak
Penyebablangsung
Penyebab
Tidak langsung
Pokok Masalahdi Masyarakat
Akar Masalah(nasional)
Penyebab Penyebab PEM
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
31/46
Primary (dietary)
inadequacy
Nutritional inadequacy
Secondary (conditioned)
inadequacy
Tissue depletion
Reserve
Biochemical
Lesions
Functional
changes
Anatomical
changes
Patogenesis PEM
hi k Gejala Klinis
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
32/46
Kwashiorkor
Adalah salah satu bentukmalnutrisi protein berat yangdisebabkan oleh intake
protein yang inadekuatdengan intake karbohidratyang normal atau tinggi
Etiologi:
Inadekuatnya intake protein
yang berlangsung kronis
Pola Makan Faktor Sosial
Faktor Ekonomi
Faktor Infeksi dan PenyakitLain
Gejala Klinis
Gagal untuk menambah beratbadan
Pertumbuhan linear terhenti.
Edema gerenal (mukasembab, punggung kaki, perutyang membuncit)
Diare yang tidak membaik Dermatitis, perubahan pigmen
kulit (deskuamasi dan vitiligo).
Perubahan warna rambutmenjadi kemerahan dan
mudah dicabut. Penurunan masa otot
Perubahan mental sepertilethargia, iritabilitas dan apatisdapat terjadi.
Perubahan lain yang dapatterjadi adalah perlemakanhati, gangguan fungsi ginjal,dan anemia.
Pada keadaan berat/ akhir(final stages) dapatmengakibatkan shock, comadan berakhir dengan kematian
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
33/46
MarasmusSuatu keadaan kekurangan kalori proteinberat. Namun, lebih kekurangan kaloridaripada protein
Gejala Klinis:
kehilangan berat badan hingga sangatkurus
Lesu
Kulit keriput dan longgar akibatkehilangan lemak subkutan,
Abdomen membesar atau flatdengan pola usus terlihat,
Atrofi otot,
Hambatan pertumbuhan yang nyata,tinggal tulang,
Perut sering dipenuhi cacing,
Kepala lebih besar dari badan,
Anemia normokromik normositik,
Defisiensi multivitamin,
Wajah seperti orang tua,
Tidak edema Non EdematousProtein Calorie Malnutrition.
Suhu tubuh bisa rendah.
Etiologi:
Intake kalori yang sedikit.
Infeksi yang berat dan lama,terutama infeksi enteral.
Kelainan struktur bawaan.
Prematuritas dan penyakit pada masaneonates.
Pemberian ASI yang terlalu lamatanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup. Gangguan metabolism.
Tumor hipotalamus.
Penyapihan yang terlalu dini disertaidengan pemberian makanan yangkurang.
Urbanisasi.
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
34/46
Marasmik Kwashiorkor
Adalah suatu sindrom protein calorie
malnutrition di mana ditemukan gejala-gejala
marasmus dan juga terdapat gejala-gejala
kwashiorkor.
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
35/46
Perbedaan
Klinis Kwashiorkor Marasmus
Umur 0 2 tahun 1-3 tahun
Edema Ada Tidak ada
Hipoalbuminemia Ada, mungkin berat RinganPerlemakan Hati Ada Tidak ada
Kadar Insulin Dipertahankan Rendah
Kadar Kortisol Normal Tinggi
Penyusutan Massa Otot
( wasting )
Tidak ada / ringan &
tersembunyi edema
Dapat sangat berat
Lemak Tubuh Berkurang Tidak ada
Perubahan mental Irritable, cengeng, dapat
juga apatis
Apatis / pendiam
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
36/46
Kelainan Kwashiorkor Marasmus
Gejala lain :
1. Nafsu makan Biasanya jelek Biasanya jelek
2. Diare Sering kali ( sebelum & selama
dirawat )
Relatif lebih baik drpd
kwashiorkor
3. Kelainan kulit Sering, bervariasi, bisa berat Jarang & ringan
4. Kelainan rambut Sering Jarang
5. Wajah muka Moon Face Old mans face
6. Hepatomegali Selalu Tidak ada, bila ada oleh kausa
lain
Laboratorium / PA
1. Albumin serum Rendah ( dapat berat sekali 2
g/dl )
N / subnormal 6 g/dl )
2. Anemia Umumnya ada, ringan- berat Tidak / ringan
3. Biopsi hati Fatty infiltration, necrosis,
fibrosis
N / sedikit atrofis
4. Enzim enzim Berkurang N
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
37/46
Prinsip penanganan anak dengankurang gizi:
Memberikan makanan yang mengandung banyakprotein, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin danmineral.
Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yangmudah dicerna dan diserap. Makanan diberikan secara bertahap. Penyakit-penyakit lain yang menyertai harus
ditangani. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan
penderita dan penyuluhan gizi terhadapkeluarga
proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
38/46
proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
39/46
Terapi dietik
I. Tahap Penyesuaian
Makanan yang diberikan diawal lebih encer,
lebih cair
bernilai kalori dan potein rendah bertahap
ditingkatkan kalori 150-200kkal/kgBB dan
protein 3,0-5,0 g/kgBB sehari
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
40/46
Pada aplikasinya penderita dibagi 2 golongan
menurut berat badan
1. Berat badan < 7 kg
jenis makanan yang diberikan adalah makanan
bayi
Pada awal perawatan makanan utama adalahsusu yang diencerkan ( 1/3,2/3.3/3 ) atau susu
formula rendah laktosa
Untuk tambahan kalori dapat diberikan glukosa
2-5 % dan tepung 2 %
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
41/46
2. Berat badan > 7 kg
Jenis makanan anak umur 1 tahun
Pemberian kalori 50 kklal/kgBB
Protein 1,0 g/kgBB
Cairan 200 ml/kgBB
Makanan cair kental ( 1/3,2/3.3/3 ) Sumber makanan utama susu
Tambahan kalori glukosa 5 %
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
42/46
II. Tahap penyembuhan
Toleransi terhadap makanan dan nafsu makan
sudah membaik
Pemberian makanan dapat ditingkatkan
secara berangsur setiap 1-2 hari
Konsumsi kalori 150-200 kkal/kgBB
Protein 3,0-5,0 g/kgBB
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
43/46
III. Tahap lanjutan
Kembali ke kebutuhan nutrien baku
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
44/46
Penatalaksanaan Marasmik Kwashiorkor
Pemberian makanan tinggi energi tinggi
protein
Energi 150 kkal/kgBB, protein 3-5 g/kgBB
diberikan bertahap
Tambahan KCL 75-100 mg/kgBB hari dibagi 3
dosis, MgsO4 50% sebanyak 0,25ml/kgBBhari
secara IM
7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
45/46
Referensi Departemen Kesehatan RI : Pedoman Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta. 1997.
Dr.soetjiningsih,SpAK, Tumbuh Kembang Anak,
Jakarta : EGC.1995
Ilmu Kesehatan Anak FK UI
Narendra, Moersintowati B. Tumbuh kembang
anak dan remaja jakarta: sagungseto. 2005
www.emedicine.com
http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/7/16/2019 Modul 2 - Kel 10 Pleno the Best
46/46
TerimaKasih