Mekanisme Pembentukan Urine
Penyaringan ( Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat
untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular
system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air.
Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di
mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang
meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium
yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman
space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke
segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan
yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri
satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate
(Guyton.1996).
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi
kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan
di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik
di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring.
Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya
komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan
bebas tersaring (Guyton.1996).
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm
atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi
kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric
charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah
tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa,
asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan
menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin
primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein
(Guyton.1996).
2. Penyerapan ( Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute.
Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada
umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih
luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum
cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai
hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan
tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan
( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan
dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane
plasma (Sherwood, 2001).
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari
vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang
mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi
pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na,
K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K
ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah.
Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel
bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang
berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan
lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan
( countertransport ) (Sherwood, 2001).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active
transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan
active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati
membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi
dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001)
3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi
penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih
berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan
garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal
mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak
akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).
4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam,
2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm
dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi
sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah
merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan
dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat
merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air
rendah (Sherwood.2001).
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :
Hormon
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
( Frandson, 2003)
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
Innervasi ginjal dihilangkan
Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan
aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).
Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik
ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.
Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume
urin.
Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di
ginjal mengingkat, volume urin menurun.
Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
PEMBENTUKAN URINE
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada kapsula bowman, berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala
ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu
sel darah dan bagian plasma darah. Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan
komposisi air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (elektrolit terutama
natrium dan sisa metabolism terutama ureum, cyte dan erytrocite 1-2 buah/ lapangan pandang
(ini noprmal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan uronilin yang menyebabkannya
menjadi kuning. Ada tiga tahap pembentukan urine :
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
aferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowman yang terdiri dari
glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dll yang diteruskan ke tubulus ginjal. Filtrasi
terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel
endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan.
Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-
bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
b. Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam
tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat
glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada
tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus
kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa
sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar
dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak
akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam,
2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urin. Sisa penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
MIKTURASI
Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbulnya refleks rasa ingin kecing bila
tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan
oleh :
1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun)
2. Batu urethra
3. Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi.
Proses miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki glomerulus
aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus merupakan jalinan dari
50 kapiler sejajar dan dilapisi oleh sel-sel epitel. Btekanan darah di dalam glomerulus
menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam kapsula Bowman. Dari situ cairan tersebut
mengalir ke dalam ansa henle, kemudian turun ke bawah medulla ginjal, sekitar 1/3- 1/5
menembus jauh ke dalam medulla. Bagian bawah ansa henle tersebut mempunyai dinding
sangat tipis dan karena itu disebut segmen tipis ansa henle. Dari ansa henle, cairan tersebut
megalir ke dalam tubulus distalis. Akhirnya cairan tersebut mengalir ke dalam tubulus
(duktus) koligens yang mengumpulkan cairan dari beberapa nefron. Duktus koligen berjalan
dari korteks kembali ke bawah melalui medulla, sejajar dengan ansa henle, kemudian ia
bermuara ke dalam velvis ginjal.
Ketika filtrate glomerulus megalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air dan berbagai zat
yang terlarut di dalamnya direabsorpsi ke kapiler, peritubulus, dan sejumlah kecil solute lain
disekresikan ke dalam nobulus. Air dan solute tubulus yang tersisa menjadi urina
PEMBENTUKAN URINE
Pembentukan urine dihasilkan oleh filtrasi glomerulus, rearbsorpsi glomerulus, dan
sekresi tubulus. Kecepatan sekresi berbagai zat dalam urine menunjukan jumlah ketiga proses
ginjal. Dinyatakan secara matematis :
Kecepatan raksi urine = laju filtrasi – laju rearbsorpsi + laju sekresi
Pembentukan urine di mulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein
dari kapiler glomerulus, kapsul Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, keculai untuk
protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrate glomerulus dalam
kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah di filtrasi ini
meninggalkan kapsula Bowman, dan mengalir melalui tubulus, cairan diubah oleh reabsorpsi
air dan zat trerlarut spesifik yang kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari
kapile peri tubulus ke dalam tubulus.
KOMPOSISI FILTRAT GLOMERULUS
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan oleh kapiler glomerulus ke
dalam kapsula Bowman. Seperti kebanyakan caliper, kapiler glomerulus juga relative
impermeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi yang disebut filtrate glomerulus
pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel
darah merah. Konsentrasi unsure plasma lainnya, temasuk garam dan molekul organic yang
terikat pada protein plasma seperi glukosa dan asam amino bersifat serupa baik dalam plasma
maupun filtrate glomerulus, p;engecualian terhadap keadaan umum ini ialah zat dengan berat
molekul rendah seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak di filtrasi secara bebas Karena zat
tersebut sebagian terikat pada protein plasma. Hampir semua dari kalsium plasma dan
sebagian besar asam lemak plasma terikat pada protein dan bagian yang terikat ini tidak di
filtrasi dari kapiler glomerulus. Cairan yang difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam
kapsula bowman disebut filtrate glomerulus. Lapisan pada membran glomerulus :
a. Lapisan endotel kapiler
b. Membran basalis
c. Lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerulus
GFR ( laju filtrat glomerulus)
GFR merupakan kira-kira 20% dari aliran plasma ginjal. Seperti pada kapiler lain
GFR ditentukan oleh :
1. Keseimbangan kekuatan osmotic koloid dan hidro static yang bekerja melintasi
membran kaliler.
2. Koefisien filtrasi kapiler (KF), hasil permialbilitas dan daerah filtrasi kapiler. Kapiler
glomerulus mempunyai laju filtrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan banyak kapiler
lainnya karena tekanan hidrostatik glomerulus yang tinggi dan KF yang besar.
Pada orang dewasa normal GFR rata-rata 125 ml/ menit, atau 180 L/ hari. Fraksi aliran plama
renal yang difiltrasi rata-rata sekitar 0,2, ini menandakan bahwa kira-kira 20% plasma yang
mengalir dari ginjal akan di filtrasi oleh kapiler glomerulus.fraksi filtrasi dihitung sebagai
berikut :
Fraksi filtrasi = GFR / aliran plasma ginjal
Kemampuan filtrasi zat terlarut ditentukan oleh ukurannya dan muatan listriknya membran
kapiler glomerulus lebih tebal dibandingkan membran kapiler lainnya tetapi juga lebih
menyerap dank arena itu menyaring pada kecepatan tinggi. Meskipun laju filtrasi tinggi,
sawar filtrasi glomerulus bersifat selektif dalam menentukan molekul yang akan di filtrasi,
berdasarkan ukuran dan muatan listriknya.
Kemampuan filtrasi 1,0 berarti bahwa zat di filtrasi secara bebas seperti air, kemampuan
filtrasi 0,75 berarti bahwa zat hanya di filtrasi 75% kecepatan air.perhatikan bahwa elektrolit
seperti natrium, dan senyawa organic yang kecil seperti glukosa, akan di filtrasi secara bebas.
Bila berat molekulnya mendekati berat molekul albumin, kemampuan filtrasi akan menurun
secara cepat hingga tingkat yang rendah, mendekati 0.
Kemampuan filtrasi suatu zat juga ditentukan oleh muatan molekul. Pada umumnya, molekul
besar dengan muatan negative lebih sukar di filtrasi dibandingkan dengan molekul bermuatan
positif dengan ukuran molekul yang sama.
Penentuan laju filtrasi glomerulus
GFR = Kf x Tekanan filtrasi akhir
GFR = Kf X (PG-PB-πG+πB)
Keterangan : Kf normal adalah 12,5 ml permenit per mmHg
Tekanan filtrasi adalah tekanan netto yang memaksa cairan keluar melalui membran
glomerulus, dan ini sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumlah tekanan osmotic
koloid glomerulus dan tekanan kapsula, sehingga tekanan filtrasi normal sekitar 10 mmHg.
Tekanan filtrasi akhir mewakili jumlah kekuatan osmotic koloid dan hidrostatik yang
menyokong atau melawan filtrasi yang melintasi kapiler glomerulus. Kekuatan ini meliputi :
1. Tekanan hidrostatik dalam kapiler glomerulus yang menyebabkan filtrasi (PG) sebesar
60 mmHg
2. Tekanan hidrostatik dalam kapsula Bowman ( PB ) yang melawan filtrasi sebesar 18
mmHg
3. Tekanan osmotic koloid protein plasma kapiler glomerulus ( π G) yang melawan filtrasi
dan tekanan osmotic koloid protein dalam kapsula Bowman (π B) yang memulai filtrasi
sebesar 32 mmHg
Pada keadaan normal, konsentrasi protein dalam filtrat glomerulus sedemikian rendah
sehingga tekanan osmotic koloid cairan kapsul bowman dianggap 0.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LFG (GFR)
a. Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam
glomerulus, sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di atur
oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastic.
b. Efek kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen
menurunkan kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan
glomerulus, akibatnya terjadi penurunan terjadi penurunan glomerulus.
c. Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap
aliran keluar dari glomerulus dan ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi
bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga
akan menurun.
d. Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus, bila arteiol eferen dan eferen
berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap mnitnya akan menurun.
Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan
osmotic koloid plasma dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan
filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka
laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.
AUTO REGULASI LAJU FILTRASI GLOMERULUS
Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini dapat
berubah dari sekecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg, hal ini menyebabkan perubahan
yang sangat kecil atas laju filtrasi glomerulus. Efek ini disebut autoregulasi laju filtrasi
glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju filtrasi glomerulus yang optimum bila
ia melakukan fungsinya. Bahkan laju filtrasi glomerulus lebih besar / lebih kecil 5% dapat
menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilangan cairan yang berlebihan ke dalam urina.
Eksresi produk-produk sisa yang diperlukan terlalu kecil
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH DAN TERBENTUKNYA URINE
1. Usia
Pengeluaran urin usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan rangsangan
untuk miksi dan balita makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urin yang
dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah
usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% tiap tahun.
2. Jenis dan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh
3. Life Style dan aktivitas
Seorang yang suka berolahraga, urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat karena
cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energy sehingga cairan yang dikeluarkan
lebih banyak dalam bentuk keringat.
4. Status kesehatan
Orang yang dalam keadaan sehat produksi urinnya akan berbeda dengan orang sakit. Orang
yang sakit mengeluarkan urin bisa lebih banyak ataupun sedikit bergantung pada penyakit
yang dideritanya.
5. Psikologis
Orang yang cemas metabolismenya lebih cepat sehingga urin lebih cepat dikeluarkan.
6. Cuaca
Bila cuaca panas cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat sedangkan
cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin.
7. Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat
menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif.
Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
8. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran
darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah
menurun.
9. Banyak sedikitnya hormone insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan
dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu
proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
VOLUME URIN YANG WAJIB DIKELUARKAN
Volume urin yang wajib dikeluarkan individu perharinya (dalam keadaan normal)
dipengaruhi oleh osmolaritas minuman atau makanan yang diminum.
Misal: jika kita meminum satu liter air laut dengan konsentrasi 2400 mOsm/L maka volume
urin yang dikeluarkan dapat dihitung dengan
2400 : 1200 = 2 liter
Keterangan :
1200 merupakan kemampuan pemekatan urin maksimal.
Aliran darah ginjal (renal blood flow) besarnya adalah 1 liter/menit, atau setara dengan 20 %
dari curah jantung yang 5 liter/menit. Dari seluruh aliran darah ginjal ini 75 % terdapat pada
korteks ginjal. Nefron sendiri diperdarahi oleh glomelurus kapiler dan kapiler peritubular
yang mengelilingi tubulus-tubulus ginjal. Kapiler efferen di glomerulus menghasilakan
tekanan yang tinggi di glomerulus yang berguna untuk proses filtrasi, sedangakan tekanan di
kapiler peritubular relatif lebih rendah, karena fungsinya sama seperti kapiler arteri buntu di
jaringan lain. Namun ada bagian peritubular kapiler yang mempunyai fungsi khusus, yaitu
Vasa recta, ialah peritubular kapiler yang terletak di sekitar tubulus distal yang berdekatan
dengan glomerulus yang mendapat aliran 1-2 % dari aliran darah ginjal. Yang mana berperan
dalam fungsi mengatur konsentrasi dari urin dengan cara mengatur zat-zat yang di sekresi ke
tubulus distal dari jaringan interstitial, ini sering disebut sebagai mekanisme countercurrent.
Sekitar 180 liter cairan difiltrasi setiap hari melalui glomerulus, dan 1,5 liter kembali
direabsorpsi melalui tubulus-tubulus ginjal. Besarnya reabsorpsi di ginjal, khususnya di
tubulus ginjal melalui peritubular kapiler ini sekitar 4 kali besar reabsorpsi di jaringan lain. Ini
dimungkinkan karena perbedaan tekanan yang besar antara arteri renalis dan vena renalis,
yaitu 100 mmHg di arteri dan 8 mmHg di vena.
Top Related