8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.
Industri menimbulkan polusi udara baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja
sehingga mempengaruhi sistem respirasi. Berbagai kelainan saluran napas dan
paru pada pekerja dapat terjadi akibat pengaruh debu, gas ataupun asap yang
timbul dari proses industri.1
Silikosis merupakan penyakit fibrotik paru yang fatal, ireversibel, dimana
debu silika dapat terus-menerus terhirup oleh saluran pernafasan.2 Silikosis
termasuk salah satu ontoh dari penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja. !engan demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit
yang artifiial atau man mad disease.1-"
#aktor penyebab penyakit akibat kerja sangat banyak, tergantung pada
bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun ara kerja.
Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam $ golongan antara
lain%
1. &olongan fisik, seperti% suara 'bising(, radiasi, suhu 'panas atau
dingin(, tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang
baik.
2. &olongan kimia)i 'bahan kimia)i yang digunakan dalam proses
kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu,
uap, gas, larutan, a)an atau kabut(.
". &olongan biologis 'bakteri, virus, atau jamur(.
*. &olongan fisiologis 'biasanya disebabkan oleh penataan tempatkerja dan ara kerja(.
$. &olongan psikososial 'lingkungan kerja yang mengakibatkan
stres(.
Berbagai penyakit paru saat ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit infeksi, tuberkulosis maupun non tuberkulosis, asma dan
penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru dan juga penyakit paru akibat
kerja merupakan ontoh penyakit-penyakit yang punya dampak luas di
masyarakat. +husus Indonesia, penyakit-penyakit infeksi paru masih
1
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
2/21
menyebabkan morbiditas, demikian pula dengan silikosis, asma bronkial dan
penyakit paru obstruktif. asil Survei +esehatan umah angga 1/0
menunjukkan bah)a hampir sepertiga '20,*( kematian di Indonesia disebabkan
oleh penyakit paru. Pada survei berikutnya di tahun 1/03 angka ini ternyata
meningkat menjadi ",$, sehingga berdasarkan survei kesehatan rumah tangga
nasional terbaru ini menyatakan bah)a satu di antara tiga kematian di Indonesia
disebabkan oleh penyakit paru.
atusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat ini bekerja pada kondisi
yang tidak aman dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 4enurut
International Labor Organization'I56(, setiap hari terjadi 1,1 juta kematian yang
disebabkan oleh karena penyakit atau keelakaan akibat hubungan pekerjaan. !ari
data I56 tahun 1///, penyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan
paling banyak disebabkan oleh kanker "*. Sisanya terdapat keelakaan
sebanyak 2$ , penyakit saluran pernapasaan 21, dan penyakit kardiovaskuler
1$. !ari data-data tersebut dapat diketahui bah)a penyakit saluran pernapasaan
menempati peringkat ketiga.*
Sebagai tenaga kesehatan, harus melakukan pengkajian terhadap pasien
dan apakah ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan pekerjaan
mereka. Sehingga dapat ditentukan perenanaan serta intervensi yang tepat untuk
pasien agar hasil yang diperoleh dapat maksimal dan benar-benar bermanfaat
untuk pasien.
2
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
3/21
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Silikosis dikenal juga dengan istilah miner's phthisis, grinder's asthma,
potter's rot, merupakan bentuk penyakit paru akibat pekerjaan yang disebabkan
karena menghirup debu silika seara kronik dan ditandai dengan adanya inflamasi
dan pembentukan jaringan parut dari lesi nodular pada lobus paru bagian atas.
Silikosis merupakan salah satu jenis dari pneumokoniosis.$
ipokrates menguraikan kondisi 7breathlessness8 pada buruh tambang,
dan pada tahun 13/, 5ohneiss menyebutkan tentang 7the dust and stones fall
upon the lungs, the men have lung disease, breathe with difficulty .8 Bernardo
ama99ini mengistilahkan dengan 7miners phthisis8. Penyakit paru akibat debu
ini telah dikenali dengan berbagai nama, seperti 7miners phthisis,8 7dust
consumption,8 7masons disease,8 7grinders asthma,8 7potters rot,8 dan
7stonecutters disease.8 Seara keseluruhan diistilahkan dengan silikosis.3
Peaok dan &reenho) melaporkan tentang adanya debu silika pada paru
buruh tambang pada tahun 103, dan 1 tahun kemudian, :isonti menggunakan
istilah 7silikosis8 untuk menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh pemaparan
inhalasi terhadap silex. Pengenalan masalah pernafasan akibat debu terjadi pada
orang ;unani dan oma)i kuno.
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
4/21
2.2 Komponen Kimiawi
Silikon dioksida 'silika, Si62( merupakan senya)a yang umum ditemui
dalam kehidupan sehari-hari dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri
elektronik. Silikon dioksida kristalin dapat ditemukan dalam berbagai bentuk
yaitu sebagai quartz, tridymite, dan cristobalit.2 Sejak tahun 2, debu quartz
diketahui bersifat karsinogen bagi manusia yang ditetapkan oleh International
gency for !esearch on "ancer'I(.* Silika memiliki dua bentuk spesifik dan
jelas% amorphous and crystalline 'seperti dijelaskan pada abel 2.1 dan abel
2.2(.2
abel 2.1 Sinonim dari >rystalline Silia0
abel 2.2 Sinonim darimorphous #ilica2
4
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
5/21
Silika merupakan struktur yang tersusun dari silikon dioksida yang
berikatan dengan kation seperti magnesium, aluminum, atau iron. >ontoh dari
silika meliputi mica, soapstone, talc tremolite, $ortland "ement, dan lainnya.
Opal, diatomaceous earth 'tripolite(, silica%rich fiberglass, fume silica, mineral
wool, dansilica glass'vitreous silica( merupakan bentuk umum dari amorphous
silica. Bentuk lain dari amorphous silicadijelaskan pada abel 2.". !ebu yang
mengandung amorphous silica, dengan pengeualian fiberglass, biasanya tidak
membahayakan manusia. &uartz, cristobalite, dan beberapa bentuk tridymite
bersifat piezoelectric. $iezoelectricitymerupakan komponen yang menghasilkan
aliran elektrik yang berkebalikan dari struktur fisik ketika diberikan tekanan
seara langsung pada kristal. #enomena tersebut terjadi pada crystalline silica
karena struktur kimianya tidak memiliki pusat, yang menggambarkan inversion
symmetry. Sebagai tambahan, sisi yang berla)anan dari kristal ini memiliki
permukaan yang tidak sama dan menghasilkan aliran elektrik yang berla)anan.
al ini yang menjadi teori bah)a karakteristikpiezoelectricmemegang peranan
penting pada patofisiologi penyakit yang berhubungan dengan silika akibat
pembentukan radikal bebas oksigen yang dihasilkan dari permukaan molekul
silika dan menyebabkan kerusakan makrofag alveolar akibat silika.2
+elompok Silanol 'Si6( pada permukaan partikel silika dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan kelompok oksigen dan nitrogen yang
ditemukan pada membran sel biologis, yang dapat menyebabkan hilangnya
struktur membran, kebooran lisosomal, dan kerusakan jaringan. Proses ini
berperan pada pembentukan jaringan parut paru. !ata eksperimental menyebutkan
bah)a materi-materi yang memiliki potensi fibrogenik yang jelas% tridymite ?cristobalite? quartz.2
2.3 Penyebab
Silikosis biasanya disebabkan oleh pemaparan partikel debu yang
berukuran kurang dari 1 mikrometer. Silika merupakan mineral yang menyusun
kerak bumi. Silika dapat ditemukan pada pasir, batu, dan bijih besi mineral. *
Inhlasai debu yang mengandung crystalline silicadapat sangat berbahaya bagi
5
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
6/21
kesehatan manusia dan sering menyebabkan kematian jika tindakan penegahan
tidak dilakukan. Pemaparan partikel silika dapat terjadi pada bidang kerja
penambangan, pengeboran, dan peledakan pasir, seperti yang dijelaskan pada
abel 2.".2
abel 2." Bidang Pekerjaan yang Berhubungan dengan Pemaparan Silika2
Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 2-" tahun. etapi
pada peledakan pasir, pembuatan tero)ogan dan pembuatan alat pengampelas
sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul
dalam )aktu kurang dari 1 tahun.2
Bila terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih
'misalnya makrofag( akan menernanya. @n9im yang dihasilkan oleh sel
pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru.
Pada a)alnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang
tipis 'silikosis noduler simplek(.
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
7/21
2.4 iwaya! Penya"i!
2.4.1 Sifa! Deb# $an H#b#n%annya $en%an Penya"i! Pa
!ebu adalah aerosol yang tersusun dari partikel-partikel padat yang
bukan termasuk benda hidup. espons jaringan tubuh seseorang terhadap debu
yang terinhalasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat fisik, kimia dan
faktor pejamu. @fek debu terhadap paru dipengaruhi oleh tingkat pajanan debu.
ingkat pajanan debu ditentukan oleh kadar debu rata-rata di udara dan )aktu
pajanan terhadap debu tersebut./
1. Sifat fisik
Beberapa sifat fisik agen atau bahan yang terinhalasi sangat
mempengaruhi respons jaringan paru. +eadaan fisik seperti bentuk partikel
uap atau gas, ukuran dan densitas partikel, bentuk dan kemampuan penetrasi
mempengaruhi sifat migrasi dan reaksi tubuh. Sifat kelarutan partikel juga
berpengaruh, ontohnya partikel tidak larut seperti asbestos dan silika
menyebabkan reaksi lokal sedangkan 9at yang larut seperti mangan dan
berryliummempunyai efek sistemik. &as dan uap yang relatif tidak larut
seperti nitrogen oksida terinhalasi sampai saluran napas keil sedangkan yang
larut seperti amonia dan sulfur dioksida seringkali mengendap di hidung dan
nasofaring. Sifat higroskopis partikel meningkatkan ukurannya bila melalui
saluran napas ba)ah. Sifat elektriksitas partikel juga menentukan letak
deposisi di saluran napas.1
2. Sifat +imia
Beberapa sifat kimia yang penting adalah sifat asam atau basa,
interaksi atau ikatan dengan substansi lain, sifat fibrogenisitas dan sifatantigenisitas. Sifat asam atau basa suatu bahan berhubungan dengan efek
toksik pada silia, sel-sel dan en9im. Beberapa bahan mempunyai
keenderungan berinteraksi dengan substansi dalam paru dan jaringan.
+arbonmonoksida dan asam sianida mempunyai efek sistemik sedangkan
komponen fluorin mungkin mempunyai efek lokal dan sistemik. Sifat
fibrogenisitas merupakan sifat suatu bahan menimbulkan fibrosis jaringan.
!ebu fibrogenik adalah debu yang dapat menimbulkan reaksi jaringan paru
7
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
8/21
'fibrosis( seperti batubara, silika bebas dan asbes. >ontoh debu nonfibrogenik
adalah debu besi, kapur, karbon dan timah. Sifat antigenisitas merupakan sifat
bahan untuk dapat merangsang antibodi, ontohnya spora jamur bila
terinhalasi dapat merangsang respons imunologi.1
". #aktor Pejamu 'host(
#aktor pejamu 'host( berperan penting pada respons jaringan
terhadap agen atau bahan terinhalasi. &angguan sistem pertahanan paru alami
seperti kelainan genetik akan mengganggu kerja silia, keepatan bersihan dan
fungsi makrofag. +eepatan dan rerata bersihan adalah karakteristik ba)aan.
&angguan sistem pertahanan paru didapat ontohnya karena obat-obatan,
asap rokok, temperatur dan alkohol mempengaruhi fungsi silia dan fungsi
makrofag. +ondisi anatomi dan fisiologi saluran napas dan paru
mempengaruhi pola pernapasan yang pada akhirnya mempengaruhi deposisi
agen atau bahan terinhalasi. +eadaan imunologi ontohnya alergi atau atopi
mempengaruhi respons terhadap suatu agen.1
2.4.2 Me"anisme Deposisi Pa&!i"e' $i Sa'#&an Napas
ingkat deposisi partikel seperti debu di saluran napas dan paru
dipengaruhi oleh konsentrasi debu, ukuran debu, )aktu pajanan, rerata pernapasan
dan volume tidal. +onsentrasi debu yang berhubungan dengan silikosis
diperkirakan ?$oA udara. !ebu yang mudah dihirup berukuran ,1 sampai 1
mikron. !eposisi partikel debu di saluran napas dan paru terjadi melalui
mekanisme impaksi, sedimentasi dan difusi atau gerak Bro)n.1
1. Impaksi
4ekanisme impaksi adalah keenderungan partikel tidak dapatberubah arah pada perabangan saluran napas.
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
9/21
Sedimentasi adalah deposisi partikel seara bertahap sesuai dengan
berat partikel terutama berlaku untuk partikel berukuran sedang '1-$ mm(.
mumnya partikel tertahan di saluran napas keil seperti bronkiolus terminal
dan bronkiolus respiratorius. !ebu ukuran "-$ mikron akan menempel pada
mukosa bronkioli sedangkan ukuran 1-" mikron 'debu respirabel( akan
langsung ke permukaan alveoli paru. 4ekanisme terjadi karena keepatan
aliran udara sangat berkurang pada saluran napas tengah. Sekitar / dari
konsentrasi 1 partikel per akan dikeluarkan dari alveoli, 1 sisanya
diretensi dan seara lambat dapat menyebabkan silikosis.
". !ifusi
!ifusi adalah gerakan aak partikel akibat keepatan aliran udara.
erjadi hanya pada partikel dengan ukuran keil. !ebu dengan ukuran ,1
mm sampai ,$ mm keluar masuk alveoli, membentur alveoli sehingga akan
tertimbun di dinding alveoli 'gerak Bro)n(.
2.4.3 Me"anisme Pe&!a(anan Pa !e&(a$ap Pa&!i"e' )e&in(a'asi
Sebagian besar debu yang terinhalasi akan difiltrasi oleh saluran napas
atas atau dibersihkan oleh silia di saluran napas besar. Pada prinsipnya sistem
pertahanan tubuh terhadap partikel atau debu yang terinhalasi terdiri atas tiga
sistem pertahanan yang saling berkaitan dan bekerja sama yaitu11%
&aris pertahanan pertama adalah filtrasi mekanik udara inspirasi di saluran
napas atas dan ba)ah. #ilter saluran napas atas terdiri atas rambut-rambut dan
lipatan mukosa 'konka( yang menimbulkan turbulensi udara sehingga partikel
tertahan di saluran napas atas. @fektivitas filtrasi tersebut menentukan depositpartikel pada saluran napas. eseptor saluran napas berperan dalam
menimbulkan konstriksi otot polos bronkus terhadap iritasi kimia dan fisik,
menurunkan penetrasi partikel dan gas berbahaya serta menetuskan bersin
dan batuk.
&aris pertahanan ke-2 yaitu airan yang melapisi saluran napas dan alveoli
serta mekanisme bersihan silia 'bersihan mukosiliar(. >airan tersebut
berfungsi sebagai pertahanan fisik dan kimia berisi bahan yang mempunyai
9
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
10/21
sifat bakterisidal dan detoksifikasi. 4ekanisme bersihan mukosiliar 'mukus
disekresi oleh sel goblet dan kelenjar submukosa( membuat partikel
dikeluarkan kembali ke laring dan akhirnya ditelan.
&aris pertahanan ke-" adalah pertahanan spesifik paru yang terbagi atas 2
sistem utama yaitu imunitas humoral 'produksi antibodi( dan imunitas seluler
'limfosit (. 4akrofag merupakan sistem pertahanan seluler yang
membersihkan semua partikel keil. 4akrofag alveolar membersihkan
partikel yang terdeposit dengan mekanisme fagositosis.
2.* Pa!o%enesis
#aktor utama yang berperan pada patogenesis silikosis adalah partikeldebu dan respons tubuh khususnya saluran napas terhadap partikel debu tersebut.
+omposisi kimia, sifat fisis, dosis dan lama pajanan menentukan dapat atau
mudah tidaknya terjadi silikosis. Sitotoksisitas partikel debu terhadap makrofag
alveolar memegang peranan penting dalam patogenesis pneumokoniosis. !ebu
berbentuk quartz lebih sitotoksik dibandingkan yang sulit larut. Sifat kimia)i
permukaan partikel debu yaitu aktivitas radikal bebas dan kandungan besi juga
merupakan hal yang terpenting pada patogenesis silikosis.12
Patogenesis silikosis dimulai dari respons makrofag alveolar terhadap
debu yang masuk ke unit respirasi paru. erjadi fagositosis debu oleh makrofag
dan proses selanjutnya sangat tergantung pada sifat toksisitas partikel debu.
eaksi jaringan terhadap debu bervariasi menurut aktivitas biologi debu. Cika
pajanan terhadap debu anorganik ukup lama maka timbul reaksi inflamasi a)al.
&ambaran utama inflamasi ini adalah pengumpulan sel di saluran napas ba)ah.
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
11/21
menyebabkan kehanuran makrofag tersebut yang diikuti dengan fibrositosis.
4enurut 5ipsomb, partikel debu akan merangsang makrofag alveolar untuk
mengeluarkan produk yang merupakan mediator suatu respons peradangan dan
memulai proses proliferasi fibroblast dan deposisi kolagen. 4ediator yang paling
banyak berperan pada patogenesis silikosis adalah umor (ecrosis )actor'D#(-
E, Interleu*in 'I5(-3, I5-0, platelet derived growth factor dan transforming
growth factor '(-F. Sebagian besar mediator tersebut sangat penting untuk
proses fibrogenesis. 4ediator makrofag penting yang bertanggung ja)ab terhadap
kerusakan jaringan, pengumpulan sel dan stimulasi pertumbuhan fibroblast
adalah1"%
adikal oksigen atau spesies oksigen reaktif dan protease.
5eukotrien 5B* dan I5-0 yang bersifat kemotaksis terhadap leukosit.
Sitokin I5-1, D#-E, fibronektin, P! dan I-1 yang berperan dalam
fibrogenesis.
Sitokin telah terbukti berperan dalam patogenesis silikosis. Pappas
merangkum sitokin yang dihasilkan oleh makrofag alveolar dalam merespons
partikel debu yang masuk ke paru yang selanjutnya menyebabkan fibrosis pada
jaringan interstitial paru. Sitokin ini terdiri atas faktor fibrogenesis seperti D#-E,
P!, I-1 dan fibronektin serta faktor proinflamasi seperti 5B*, I5-0, I5-3,
4IP1a. !i samping proses fagositosis debu oleh makrofag alveolar, yang lebih
penting adalah interstisialisasi partikel debu tersebut. Bila partikel debu telah
difagositosis oleh makrofag dan ditransfer ke sistem mukosilier maka proses
pembersihan debu yang masuk dalam saluran napas dikategorikan berhasil.
ilangnya integritas epitel akibat mediator inflamasi yang dilepaskan makrofag
alveolar merupakan kejadian a)al proses fibrogenesis di interstitial paru. Bila
partikel debu telah masuk dalam interstitial maka nasibnya ditentukan oleh
makrofag interstitial, difagositosis untuk kemudian di transfer ke kelenjar getah
bening mediastinum atau terjadi sekresi mediator inflamasi kronik pada
interstitial. Sitokin yang dilepaskan di interstitial seperti P!, , D#, I5-1
menyebabkan proliferasi fibroblas dan terjadilah pneumokoniosis.1
Sifat toksisitas debu menentukan reaksi jaringan yang terjadi pada
silikosis. !ebu silika mempunyai efek biologis yang sangat kuat. eaksi parenkim
dapat berupa fibrosis nodular yaitu ontoh klasik dari silikosis. &ambaran fibrotik
11
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
12/21
ampuran dan tidak beraturan terjadi pada pajanan debu ampuran. @mpat
gambaran respons patologi terlihat pada silikosis yaitu fibrosis interstisial, fibrosis
nodular, fibrosis nodular dan interstisial serta emfisema fokal dan pembentukan
makula.
2.+ ,enis
erdapat tiga jenis silikosis, yaitu1*%
1. Silikosis kronis
Silikosis kronis merupakan bentuk silikosis yang paling umum
terjadi. Silikosis kronis terjadi akibat pemaparan sejumlah keil debu silika
dalam jangka panjang 'lebih dari 1 tahun(. Dodul-nodul peradangan kronis
dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar getah
bening dada.2,*
2. Silikosis akselerata
Silikosis akselerata terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang
lebih banyak selama )aktu yang lebih pendek '$-1$ tahun(. Peradangan,
pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih epat. Silikosis
akselerata berhubungan dengan berbagai maam gangguan autoimun.*
". Silikosis akut
Silikosis akut jarang terjadi tetapi bersifat sangat fatal yang terjadi
akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam )aktu
yang lebih pendek terutama partikel debu yang mengandung konsisteni tinggi
quartz. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh airan, sehingga timbul
sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.2,*
Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadifibrosif masif progresif.#ibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan
kerusakan pada struktur paru yang normal.2,*
2.- Manifes!asi K'inis
&ejala-gejala yang dapat terjadi pada silikosis akut meliputi dispnea,
mudah lelah, penurunan berat badan, demam, dan nyeri pleuritik. Perubahan
patologik pada silikosis akut meliputi pengisian rongga alveolar dengan materi
12
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
13/21
eosinofilik-granular, seperti yang terjadi pada silikosis akselerata. 4anifestasi
klinis yang terjadi berupa progresifitas gagal nafas yang epat sebagai akibat
kehilangan fungsi paru yang normal dan gangguan pertukaran gas.= &ejala
tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut, antara lain*%
1. !emam.
2. Batuk.
". Penurunan berat badan.
*. &angguan pernafasan yang berat.
Pada pasien yang asimptomatik membutuhkan pemeriksaan radiografik
untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan
penyakit lain yang berhubungan, meliputi emfisema danAatau cor pulmonale. 5esi
noduler sebagian besar terdapat pada lobus atas yang tampak pada radiografi
dinding dada. abel 2.* menjelaskan tentang gangguan sekunder yang dapat
terjadi akibat silikosis.2
abel 2." &angguan Sekunder yang erjadi
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
14/21
menjadi progressive massive fibrosis 'P4#(, dimana merupakan keadaan yang
serius dan membahayakan. Silikosis kronik dapat dibedakan seara radiografik
dari penyakit akut melalui gambaran opasitas lobus bagian atas yang besar yang
bersamaan dengan lesi nodular difus, keil. Perubahan emfisematus besar dapat
terlihat jelas pada pemeriksaan foto rontgen toraks. Pasien dengan P4# dapat
mengalami hipoksik saat istirahat dan memiliki keenderangan mengalami infeksi
mikobakterial dan pneumotoraks spontan yang akhirnya dapat menyebabkan
gagal nafas.2
2. Dia%nosis
!iagnosis silikosis ditegakkan adanya ri)ayat pemaparan silika yang
banyak, biasanya terjadi pada lingkungan kerja. Bersamaan dengan ri)ayat
pemaparan silika, pemeriksaan radiografi toraks dapat mengkonfirmasi adanya
opasitas nodular. al tersebut penting karena diagnosis banding silikosis yang
luas dan adanya penyakit dengan profil penyakit yang serupa, seperti infeksi
fungal, tuberkulosis milier, sarkoidosis, dan fibrosis idiopatik pulmonal.$
Pada silikosis kronik dan akselerata, pemeriksaan radiogafi toraks
biasanya menggambarkan opasitas nodular pada lapangan paru bagian atas.
+alsifikasi nodus limfatikus torakalis membentuk pola yang khas, sering
diistilahkan dengan kalsifikasi 7eggshell8. Pola eggshel dari kalsifikasi nodus
limfatikus tidak spesifik dan biasanya terlihat padasarcoidosis, radiation%treated
odg*ins disease, blastomycosis, scleroderma, amyloidosis, dan histoplasmosis.
P4# dikarakteristikkan dengan masa fibrotik yang besar, yang terjadi bersamaan
dengan perubahan arsitektur paru yang ditandai dengan pergeseran struktur
mediastinal dan hilar ke atas sebagai akibat hilangnya volume. !aerah parubagian ba)ah dapat memberikan gambaran hiperventilasi dan emfisematous, dan
bersamaan dengan bullaemultipel.$
Silikosis akut dapat dibedakan dengan silikosis kronik dari pemeriksaan
rontgen toraks melalui fenomena pengisian alveolar akut, yang menyebabkan
gambaran ground%glass pada lapang paru.
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
15/21
emuan patologis dan radiografi toraks tidak selalu berhubungan.
Pemeriksaan rontgen toraks hanya terjadi perubahan minimal bahkan pada
keadaan fibrosis yang luas. "omputed tomography resolusi tinggi dari dinding
dada merupakan pilihan studi penitraan untuk mengevaluasi nodu, yang juga
baik untuk mendeteksi adanya perubahan emfisematous pulmonal. "omputed
tomography resolusi tinggi dapat membantu membedakan lesi confluent dari
silikosis simpel. 4odalitas penitraan pulmonal lainnya seperti magnetic
resonance imaging dan digitized radiographydapat berguna sebagai tambahan
diagnosis dan monitor silikosis.
es fungsi paru dapat normal pada a)al dari silikosis simpel. Pola
restriktif danAatau obstruktif dapat terjadi pada perkembangan penyakit yang
progresif. Pengurangan volume dari udara yang diekshalasi lebih dari 1 detik,
menggambarkan pengurangan kapasitas forced vital, penurunan kapasitas difusi,
kapasitas total paru, dan lung compliance, yang terjadi pada kasus berat.
Parameter aliran dapat berubah karena adanya obstruksi jalan nafas sebagai akibat
fibrosis dan kelainan lebih lanjut dari arsitektur paru yang mendasarinya. al
tersebut penting untuk mengetahui adanya faktor-faktor yang telah ada
sebelumnya 'ontohnya, rokok tembakau dan infeksi paru( ketika mengevaluasi
tes fungsi paru. al tersebut pentung untuk diingat bah)a bronchoalveolar lavage
biasanya tidak membantu diagnosis silikosis pada pasien yang terpapar silika
dapat memiliki silika dan peningkatan kadar protein pada lung washing, tanpa
memandang derajat kega)atan penyakit atau keadaan penyakit khusus.0
2./ Peme&i"saan
Biasanya akan ditanyakan seara terperini mengenai jenis pekerjaan,hobi dan aktivitas lainnya yang kemungkinan besar merupakan sumber pemaparan
silika. Pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain1*%
1. ontgen dada 'terlihat gambaran pola nodul dan jaringan parut(.
#oto toraks berguna dalam mendeteksi dan memantau respon paru
untuk debu mineral, logam tertentu, dan debu organik mampu mendorong
pneumonitis hipersensitivitas. 6rganisasi Perburuhan Internasional 'I56(
International +lasifikasi adiografi dari Pneumoonioses mengklasifikasikan
15
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
16/21
radiografi dada sesuai dengan sifat dan ukuran dan kekeruhan melihat sejauh
mana keterlibatan parenkim tersebut. Seara umum, kekeruhan linier terlihat
di asbestosis.
2. es fungsi paru.
Banyak debu mineral menghasilkan perubahan karakteristik dalam
mekanisme pernapasan dan volume paru-paru yang seara jelas menunjukkan
pola restriktif. !emikian pula, pemaparan debu organik atau bahan kimia
dapat menyebabkan asma kerja atau PP6+. Pengukuran perubahan volume
ekspirasi paksa '#@:1( sebelum dan setelahshiftkerja dapat digunakan untuk
mendeteksi respon bronchoconstrictiveatau peradangan akut.
". es PP! 'untuk B>(.
II./.1 Si'i"osis A"#!
1. Pemeriksaan #aal Paru
+elainan faal paru yang timbul adalah restriksi berat dan hipoksemi
disertai penurunan kapasitas difusi.
2. Pemeriksaan adiologis
Pada foto toraks tampak fibrosis interstisial difus, fibrosis kemudian
berlanjut dan terdapat pada lobus tengah dan ba)ah membentuk diffuse
ground glass appearane mirip edema paru.
2./.2 Si'i"osis K&oni"
1. Pemeriksaan adiologis
Pada silikosis kronik yang sederhana, foto toraks menunjukkan
nodul terutama di lobus atas dan mungkin disertai klasifikasi. Pada bentuklanjut terthpat masa yang besar yang tampak seperti sayap malaikat 'angels
wing(. Sering terjadi reaksi pleura pada lesi besar yang padat. +elenjar hilus
biasanya membesar dan membentuk bayangan egg shell calcification.
2. Pemeriksaan #aal Paru
Cika fibrosis masif progresif terjadi, volume paru berkurang dan
bronkus mengalami distorsi. #aal paru menunjukkan gangguan restriksi,
16
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
17/21
obstruksi atau ampuran. +apasitasdifusi dan komplians menurun. imbul
gejala sesak napas, biasa disertai batuk dan produksi sputum. Sesak pada
a)alnya terjadi pada saat aktivitas, kemudian pada )aktu istirahat dan
akhirya timbul gagal kardiorespirasi.
2./.3 Si'i"osis K&oni"
Pemeriksaan Silikosis erakselerasi hampir sama dengan Silikosis
+ronik
2.10 Pen%oba!an
Silikosis merupakan penyakit yang tidak dapat diobati tetapi dapat
diegah. 2,* Penyakit biasanya memberikan gejala bila kelainan telah lanjut. Pada
silikosis bila diagnosis telah ditegakkan penyakit dapat terus berlanjut menjadi
fibrosis masif meskipun paparan dihilangkan. Bila faal paru telah menunjukkan
kelainan obstruksi pada bronkitis industri, berarti kelainan telah menjadi
ireversibel. Pengobatan umumnya bersifat simptomatis, yaitu mengurangi gejala.
6bat lain yang diberikan bersifat suportif. ntuk menegah semakin
memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan.
erapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Cika
terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.1al lain yang perlu dipertimbangkan
adalah%
1. 4embatasi pemaparan terhadap silika
2. Berhenti merokok.
". 4enjalani tes untuk B> seara rutin.
Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberkulosis 'B>(,
sehingga dianjurkan untuk menjalani tes seara rutin setiap tahun. Silika didugamempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab B>. Cika
hasilnya positif, diberikan obat anti B>.
2.11 S!&a!e%i Pen%en$a'ian Penya"i!
!alam strategi pengendalian penyakit, penga)asan terhadap di
lingkungan kerja dapat membantu menegah terjadinya silikosis. Cika debu tidak
17
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
18/21
dapat dikontrol 'seperti halnya dalam industri peledakan(, maka pekerja harus
memakai peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup.
Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada seara
rutin. ntuk pekerja peledak pasir setiap 3 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap
2-$ tahun, sehingga penyakit ini dapat diketahui seara dini. Cika foto rontgen
menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk menghindari pemaparan terhadap silika.
Cika seorang pekerja memiliki alergi terhadap debu, gunakanlah masker
agar terhindar dari kontak langsung dengan debu dan ba)alah selalu obat alergi
debu, dan upayakan, kita selalu hidup bersih dan sehat.
2.12 Pene%a(an
indakan penegahan merupakan tindakan yang paling penting pada
penatalaksanaan penyakit paru akibat debu industri. Berbagai tindakan
penegahan perlu dilakukan untuk menegah timbulnya penyakit atau mengurangi
laju penyakit. Perlu diketahui apakah pada suatu industri atau tempat kerja ada
9at-9at yang dapat menimbulkan kelainan pada paru.1"
+adar debu pada tempat kerja diturunkan serendah mungkin dengan
memperbaiki teknik pengolahan bahan, misalnya pemakaian air untuk mengurangi
debu yang berterbangan. Bila kadar debu tetap tinggi pekerja diharuskan memakai
alat pelindung. Penga)asan terhadap di lingkungan kerja dapat membantu
menegah terjadinya silikosis.
Cika debu tidak dapat dikontrol 'seperti halnya dalam industri peledakan(,
maka pekerja harus memakai peralatan yang memberikan udara bersih atau
sungkup. Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada seara
rutin. ntuk pekerja peledak pasir setiap 3 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap2-$ tahun, sehingga penyakit ini dapat diketahui seara dini. Cika foto rontgen
menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk menghindari pemaparan terhadap silika.
2.13 Pe&an Ke'#a&%a Da'am Upaya Pene%a(an Penya"i!
!alam usaha penegahan penyakit akibat kerja atau silikosis ini, suatu
keluarga harus berupaya untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti %
18
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
19/21
mera)at rumah dan menjaga lingkungan sekitar supaya bersih dari kotoran
maupun debu.
ntuk penderita yang alergi terhadap debu dan penderita sedang
menjalani terapi pengobatan, peran keluarga disini adalah sebagai penga)as obat-
obatan dari si penderita. +eluarga juga berperan dalam upaya peningkatan asupan
gi9i si paenderita, dengan memberikan makanan yang bergi9i dan sehat.
19
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
20/21
BAB III
KESIMPULAN
Silikosis merupakan penyakit fibrotik paru yang fatal, ireversibel, dimana
debu silika dapat terus-menerus terhirup oleh saluran pernafasan. Silikosis
termasuk salah satu ontoh dari penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja.
Penyakit silikosis disebabkan oleh penemaran debu silika bebas, berupa
Si62, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Silika
adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada buruh
tambang logam, pekerja pemotong batu dan granit, pekerja pengeoran logam,
pembuat tembikar. Penderita silikosis noduler simpel mengalami iritasi
'bronkitis(. Penyakit ini memiliki periode latensi yang panjang dan seara klinis
dapat bermanifestasi sebagai penyakit akut, akselerasi, atau kronik.
Pemeriksaan yang dilakukan dengan rontgen dada 'terlihat gambaran
pola nodul dan jaringan parut(, tes fungsi paru, dan tes PP! 'untuk B>(.
Pengobatan umumnya bersifat simptomatis, yaitu mengurangi gejala. erapi
suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Cika terjadi
infeksi, bisa diberikan antibiotik. indakan penegahan dapat dilakukan dengan
ara kadar debu pada tempat kerja diturunkan serendah mungkin dengan
memperbaiki teknik pengolahan bahan, misalnya pemakaian air untuk mengurangi
debu yang berterbangan. Bila kadar debu tetap tinggi pekerja diharuskan memakai
alat pelindung. Penga)asan terhadap di lingkungan kerja dapat membantu
menegah terjadinya silikosis.
20
8/9/2019 Makalah Silikosis.WIK
21/21
DA)A PUS)AKA
1. Susanto, ., Delson, !.I., et al. he ost effetiveness of
oupational health intervensions% prevention of siliosis. lifton, .5.,. Hhat dental tehniians need to kno) about
siliosis. http%AA))).state.nj.usAhealthAeohAsurv)eb.html L!iakses 1
September 21*M
12. etno)ulan, Hinariani. Silikosis pada pekerja keramik, 4ajalah +edokteran
espirasi 21, 1'1(% 23-"2.1". Bro)n, . Silia eNposure, smoking, siliosis, and lung aner-ompleN
interations. 6upational 4ediine 2/, '$/(% 0/-/$.
14.:argas, 4.4., evuelta9, #.B. Siliosis and industrial bronhitis by eNposure
to silia po)ders and ement. ev 4ed Inst 4eN Seguro So. 21"G $1'*(%
"0*-/.
21
http://www.state.nj.us/health/eoh/survweb.htmlhttp://www.state.nj.us/health/eoh/survweb.htmlhttp://www.state.nj.us/health/eoh/survweb.htmlTop Related