BAB II
RELAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG) DAN SISTEM IMUN
RELAYASA GENETIKA (BAYI TABUNG)
A. Sejarah Bayi Tabung
Perkembangan Bioteknologi di dunia merupakan suatu perkembangan
teknologi yang dapat menghasilkan sesuatu baru yang dapat berguna untuk
kehidupan manusia. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat
terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya
berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika. Rekayasa
genetikaadalah istilah dalam ilmu biologi yang artinya secara umum adalah
usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel
atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentudengan tujuan
menghasilkan organisme jenis baru yang identik secaragenetika.
Tonggak sejarah bayi tabung diukir Profesor Robert Edwards di Inggris pada
25 Juli 1978. Beliau seorang dokter yang pada hari itu berhasil melahirkan
Louise Brown, bayi tabung pertama di dunia hasil eksperimen Edwards dan
rekannya, Patrick Steptoe. Atas prestasi tersebut, Senin 4 Oktober, di
Stockholm, Swedia, Edwards dinyatakan sebagai peraih Nobel pada kategori
kesehatan. “Prestasi Edwards telah membuka mata dunia bahwa
ketidaksuburan atau kemandulan bisa diatasi. Sekitar 4 juta bayi telah
dilahirkan dengan program bayi tabung itu. Hari ini, visi seorang Robert
Edwards menjadi nyata dan membawa kebahagiaan kepada seluruh pasangan
tidak subur di dunia." Begitulah bunyi pernyataan resmi komite penyeleksi
hadiah Nobel. Edwards sekarang berumur 85 tahun. Dia adalah profesor
emeritus di University of Cambridge. Sejak dekade 1950-an, dia sudah
meneliti berbagai hal soal reproduksi manusia. Buah penelitian tersebut
melahirkan in-vitro fertilization, nama resmi teknik bayi tabung. Lewat teknik
itu, sel telur diambil, lalu dibuahi di luar tubuh perempuan. Setelah
pembuahan, sel tersebut ditanamkan kembali ke rahim.Dibantu Patrick
Steptoe, kolega Edwards yang meninggal pada 1988, lahirlah Louise Brown
melalui operasi caesar di Oldham General Hospital, Oldham. Bayi seberat 2,6
kilogram itu adalah sejarah. Dia menjadi "anak sulung program bayi tabung".
Teknik tersebut lantas mendunia. Empat tahun kemudian, pada 1982, lahirlah
Natalie Brown, adik Louise. Ketika itu, Natalie sudah jadi bayi tabung ke-40
di seluruh dunia. Pada 1999, Natalie menjadi "alumnus" program bayi tabung
pertama yang melahirkan anak secara normal. Edwards yang sudah sepuh itu
bakal menerima hadiah 10 juta kronor atau sekitar Rp 13,5 miliar. Karena
usia, dia tak bisa melayani wawancara wartawan atau menghadiri pemberian
penghargaan. "Saya dan ibu bahagia sekali. Prof Edwards layak
mendapatkan hadiah itu," kata Louise Brown yang kini bekerja sebagai
pegawai kantor pos di Bristol, Inggris.
a. Bayi Tabung di Indonesia
Program bayi tabung di Indonesia sebenarnya telah ada sejak tahun 1988,
tetapi karena kurangnya informasi terhadap masyarakat, berakibat
timbulnya anggapan bahwa di Indonesia belum mampu untuk menjalani
program bayi tabung tersebut
Bayi tabung pada satu pihak merupakan hikmah. Ia dapat membantu
pasangan suami istri yang subur tetapi karena suatu gangguan pada organ
reproduksi, mereka tidak dapat mempunyai anak. Dalam kasus ini, sel
telur istri dan sperma suami dipertemukan di luar tubuh dan zigot yang
terjadi ditanam dalam kandungan istri. Dalam hal ini kiranya tidak ada
pendapat pro dan kontra terhadap bayi yang lahir karena merupakan
keturunan genetik suami dan istri.
Akan tetapi seiring perkembangannya, mulai timbul persoalan dimana
semula program ini dapat diterima oleh semua pihak karena tujuannya
yang “mulia” menjadi pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak
yang pro. Pihak yang pro dengan program ini sebagian besar berasal dari
dunia kedokteran dan mereka yang kontra berasal dari kalangan alim
ulama. Berikut akan dibahas mengenai aspekhukum perdata yang
menekankan pada status hukum dari si anak dan segala akibat yang
mengikutinya.
Inseminasi buatan tidak menjadi permasalahan hukum dan etis moral bila
sperma/sel telur datang dari pasangan keluarga yang sah dalam hubungan
pernikahan. Hal ini pun dapat menjadi masalah bila yang menjadi bahan
pembuahan tersebut diambil dari orang yang telah meninggal dunia.
Permasalahan yang timbul antara lain pertama, status keperdataan dari
bayi yang dilahirkan melalui proses inseminasi buatan. Kedua, hubungan
perdata bayi tersebut dengan orang tua biologisnya serta mengenai hak
mewaris. Ketiga, hubungan perdata bayi tersebut dengan surogate mother-
nya (dalam kasus terjadi penyewaan rahim) dan orang tua biologisnya
serta mengenai hak mewarisnya.
b. Proses Bayi Tabung
Langkah-langkah dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio harus
mengikuti tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1) Istri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang
indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak
permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.
2) Pematangan sel-sel telur sipantau setiap hari melalui pemeriksaan
darah Istri dan pemeriksaan ultrasonografi.
3) Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi)
melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4) Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut
dibuahi dengan sel sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya
dan dipilih yang terbaik.
5) Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri
kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan
18-20 jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi
pembuahan sel
6) Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian
diimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu
terjadinya kehamilan.
7) Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi
menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan
seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Bayi Tabung
Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro
transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak
tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai satus sebagai
anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Sehingga memiliki
hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya
telah bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari
perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut.
Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak
sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun
dengan bekas suami ibunya
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami,
maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan
penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. [5]Dalam hal ini
Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak
sahnya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya
dilakukan perjanjian antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian
semacam itu dinilai sah secara perdata barat
Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-
vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri
akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah
terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang
dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan
hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya
dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA.[7]Jika embrio
diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak
yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut.[8]
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada
perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang
terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari
pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang
terikat dalam perkawinan yang sah.
Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut
memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat
perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula
anaknya secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur
berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai
anaknya.
Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap
kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer
embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan
tidak dapat mengcover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan yang ada khususnya mengenai status sahnya anak
yang lahir dan pemusnahan kelebihan embrio yang diimplantasikan ke
dalam rahim ibunya. Secara khusus, permasalahan mengenai inseminasi
buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang sudah meninggal
dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu
segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus
mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada
manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal
apakah yang dilarang.
c. Studi Kasus
Kasus Bayi Tabung di Amerika Serikat
Mary Beth Whitehead sebagai ibu pengganti (surrogate mother) yang
berprofesi sebagai pekerja kehamilan dari pasangan William dan Elizabeth
Stern pada akhir tugasnya memutuskan untuk mempertahankan anak yang
dilahirkannya itu. Timbul sengketa diantara mereka yang kemudian oleh
Pengadilan New Jersey, ditetapkan bahwa anak itu diserahkan dalam
perlindungan ayah biologisnya, sementara Mrs. Mary Beth Whitehead (ibu
pengganti) diberi hak untuk mengunjungi anak tersebut.
Kasus di Negara Lain
Negara yang memberlakukan hukum islam sebagai hukum negaranya,
tidak diperbolehkan dilakukannya inseminasi buatan dengan donor dan
dan sewa rahim. Negara Swiss melarang pula dilakukannya inseminasi
buatan dengan donor. Sedangkan Lybia dalam perubahan hukum
pidananya tanggal 7 Desember 1972 melarang semua bentuk inseminasi
buatan. Larangan terhadap inseminasi buatan dengan sperma suami
didasarkan pada premis bahwa hal itu sama dengan usaha untuk mengubah
rancangan ciptaan Tuhan.
Kasus di Negara Indonesia
Program bayi tabung sebagai solusi terakhir dalam usaha memperoleh
keturunan yang tidak bisa diatasi dengan cara biasa, kini mengalami
kemajuan sangat pesat dengan angka keberhasilan yang tinggi.
Di Indonesia program bayi tabung belum terlalu semarak. Hal ini
selain masalah teknis seperti kelengkapan dan fasilitas juga terkait masalah
biaya sekitar 50 juta rupiah, membuat program bayi tabung di Indonesia
kurang begitu populer. Oleh karena itu dicari teknik bayi tabung dengan
biaya lebih murah. Teknik bayi tabung berbiaya murah itu antara lain
adalah siklus natural, stimulasi minimal dan pemanfaatan embrio beku.
Cara ini merupakan cara yang sederhana, aman, dan berbiaya murah,
Tingkat keberhasilan program bayi tabung di Indonesia ini tidak terlalu
rendah, yaitu mencapai 35 persen.Namun dengan program berbiaya murah
tersebut tingkat keberhasilannya lebih rendah lagi.Tingkat keberhasilan di
Indonesia mencapai 35 persen, dengan angka kelahiran hidup mencapai 25
persen.
Bapak bayi tabung Indonesia bernama Sudraji
Sumapraja.Eksistensi bayi tabung di Indonesia tak terlepas dari
kegigihannya untuk mengaplikasi teknologi reproduksi berbantu atau ART
(assisted reproductive technology), suatu teknologi yang membantu
pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan.Saat ini dengan
terobosan tersebut, di Indonesia diperkirakan telah hadir 1.000 manusia
berkat teknologi bayi tabung. Perjalanan keberhasilan teknologi bayi
tabung tersebut dicatat dalam biografi Sudraji yang ditulis oleh Ari Satriyo
Wibowo.
SISTEM IMUN
imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogenserta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh
dari infeksi,bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat
asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat
dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit
karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi
organisme.
Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang
menetralisir patogen. Bahkan organismeuniselular seperti bakteri dimusnahkan
oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme imun
lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern,
seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida
antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.
Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini,
dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi
banyak jenisprotein, sel, organ tubuh dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan
yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks
ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara lebih
efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan membuat perlindungan
yang lebih efektif selama pertemuan pada masa depan dengan patogen tersebut.
Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga
berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit.
Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada
biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab
dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi
oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)
yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimunmenyebabkan sistem
imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut
merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid
arthritis,diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus.
saat ada antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka
beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan
respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein
khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik.
Contohnya bila seseorang pernah terkena cacar maka biasanya individu tersebut
tidak terkena penyakit yang sama lagi atau seandainya terjangkit tidak akan
memberikan komplikasi yang fatal serta cepat pulih. Hal ini juga merupakan
mekanisme bagaimana imunisasi mencegah penyakit tertentu. Sebuah imunisasi
mengenalkan tubuh terhadap antigen dengan cara yang tidak membuat sakit, tapi
cukup untuk membuat tubuh memproduksi antibodi yang akan melindungi
seseorang dari serangan penyakit tersebut di masa depan.
Antibodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam
organisme, dan juga antibodi bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut
komplemen yang merupakan bagian dari sistem imun dan membantu
menghancurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi.
Pada situasi abnormal, sistem imun bisa salah mengira bagian tubuh kita sendiri
sebagai benda asing dan menyerang diri kita sendiri, hal ini disebut sebagai
penyakit autoimun. Biasanya antibodi yang menyerang diri sendiri ini bisa
terbentuk tanpa aturan karena adanya rangsangan virus sebelumnya, sehingga
antibodi ikut beredar ke seluruh tubuh dan dapat memberikan kerusakan organ
yang cukup mengkhawatirkan. Sebagai contohnya adalah penyakit Sistemic Lupus
Eryhtematosus atau disebut Lupus, dan juga Scleroderma. Selain itu, reaksi
otoimun ini bisa menyebabkan ancaman abortus pada kehamilan.
Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan vaksinasi
bagi warga negaranya upaya terbebas dari penyakit?
Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Vaksinasi Warga Negaranya
Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan
yang merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Di Indonesia sendiri
pemerintah Indonesia menggerakan program IMUNISASI sejak dini atau balita
sehingga warga negaranya terbebas dari penyakit. di Indonesia terdapat banyak
institusi yang mengawasi program imunisasi, antara lain Badan POM
(pengawasan obat dan makanan), Litbangkes, Subdit Surveilans dan Epidemiologi
Kemkes, Indonesia Technical Advisory Group for Immunization (ITAGI),
Komnas / Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia, badan penelitian di Fakultas Kedokteran, Fakultas
Kesehatan Masyarakat di beberapa universitas di Indonesia dll.
Institusi semacam ini yang mengawasi program imunisasi di negara masing-
masing. Semua institusi dan badan tersebut menyatakan bahwa imunisasi aman,
dan bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit berbahaya. Vaksin yang
digunakan oleh program imunisasi di Indonesia adalah buatan PT Biofarma
Bandung, pabrik vaksin yang telah berpengalaman selama 120 tahun. Proses
penelitian dan pembuatannya mendapat pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin
WHO. Vaksin-vaksin tersebut juga dieksport ke 120 negara lain, termasuk 36
negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan
untuk mencapai tingkat population imunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi
sehingga dapat memutuskan rantai penularan penyakit. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien
dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi kesejahteraan
anak, ibu serta masyarakat lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan bacaan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yakni pertama,
bayi tabung pertama kali ditemukan oleh Robert Edwards yang kemudian
mendapat hadiah Nobel 2010 bidang kedokteran sebagai pelopor bayi tabung
di dunia. Edwards merupakan seorang dokter berkebangsaan Inggris. Beliau
menemukan teknik fertilisasi in vintro pada tanggal 25 Juli 1978 dengan
menghasilkan bayi tabung pertama bernama Louis Brown.
Bayi tabung di Indonesia juga mengadopsi proses yang sama tetapi belum
begitu popular di kalangan masyarakat Indonesia dikarenakan harga yang
relative mahal serta adanya atyran hokum serta fatwa MUI yang membatasi
dalam beberapa hal. Misalnya, dilihat dari fatwa MUI pertama yang
mengesahkan bayi tabung jika diambil sperma dan sel telur dari pasangan
yang sah dalam pernikahan dan tidak sah jika diambil dari sperma atau sel
telur yang bukan dari perkawinan yang sah atau sperma diambil dari bank
sperma.
DAFTAR RUJUKAN
http://www.koranonline.com(diakses 18 Oktober 2010)
http://www.klinikyasmin.co.id (diakses 18 Oktober 2010)
http://www.halalguide.info/content/view/104/55/ (diakses 19 Oktober 2010)
http://www.id.wikipedia.org/perubahan.terbaru/atom (diakses 19 Oktober 2010)
http://www.bayitabung.blogspot.com (diakses 22 Oktober 2010)
http://www.anugrah.hendra.or.id/php/feed (diakses 22 Oktober 2010)
http://wwwtimurcahaya.multiply.com/feed (diakses 22 Oktober)
http://rss.detik.com(diakses 22 Oktober 2010)