LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH
Skripsi berjudul “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Seni Baca Al-Qur’an di MTs Islamiyah Sawangan Depok” diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan Telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 30 Maret 2011
di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 5 April 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, M.Ag ....................... ......................
NIP:19680307 199803 1 002
Sekretaris(Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA. ....................... ......................
NIP: 19670328 200003 1 001
Penguji I
Dra. Eri Rosatria, M.Ag ....................... ......................
NIP:19470717 196608 2 001
Penguji II
Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi ....................... ......................
NIP: 19530813 198003 2 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
NIP: 19571005 198703 1 003
i
Abstrak
Abdul Kohar (106011000045)
Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca Al-qur’an di
MTs Islamiyah Sawangan Depok
Skripsi ini mengkaji tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
MTs Islamiyah Sawangan Depok. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besar minat siswa di MTs Islamiyah Sawangan Depok
terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-qur’an.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar minat siswa
MTs Islamiyah Sawangan terhadap program ekstrakurikuler yang diselenggarakan
pada setiap satu minggu sekali.
Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
MTs Islamiyah Sawangan Depok. Metode analisis yang digunakan melalui
distribusi frekuensi. Adapun teknik yang digunakan adalah penentuan sampel
secara terbatas, yaitu pengambilan satu sampel dari anggota populasi. Data yang
diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan untuk menunjang penelitian ini
diperoleh melalui observasi dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini yaitu
Kepala Madrasah Tsanawiyah, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, Guru
SBQ MTs Islamiyah Sawangan Depok. Kemudian data diolah dengan
menggunakan deskriptif analisis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di MTs Islamiyah Sawangan Depok
adalah sedang. Oleh karena itu program ekstrakurikuler yang diselenggarakan
MTs Islamiyah perlu ditingkatkan lagi khususnya ekstrakurikuler seni baca al-
qur’an.
ii
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta
alam. Alhamdulillah berkat pertolongan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga terlimpah pada Nabi kita Muhammad Saw besarta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan, motivasi dan
doa dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, diantaranya:
1. Ayahanda (Masykur alm.) dan Ibunda (Damah) yang telah merawat dan
mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan
pengorbanan baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya
sampai saat ini, serta senantiasa memberikan motivasi dan mendoakan
penulis dalam mengarungi kehidupan ini.
2. Bapak dan ibu mertua yang setia mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
3. Istri tercinta dan tersayang (Dewi Priyandini), setia menemani penulis
dalam suka dan duka dalam penulisan skripsi ini.
4. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan segenap jajaran staf.
5. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak.Drs.H.M.Alisuf Sabri selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan terhadap penyelesaian
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
mencurahkan ilmu pengetahuan dan pelajaran hidup kepada penulis
semasa kuliah.
iii
8. Guru-guru yang senantiasa mendo’akan penulis, diantaranya K.H.
Encep Hidayat,M.A, K.H. Jalaludin, S.Ag, dan H.Badaruddin atas
penyelesaian skripsi ini. Serta H.Toni (paman) yang selalu mensuport
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak. Sholahudin Al-Ayubi,M.A, sebagai Kepala Sekolah MTs
Islamiyah Sawangan Depok yang telah memperkenankan penulis
mengadakan penelitian disekolah tersebut dan memberikan bantuan
didalam pelaksanaan penelitian.
10. Keluarga Besar MTs Islamiyah Sawangan Depok, kepada segenap guru
dan karyawan serta adik-adik MTs Islamiyah Sawangan Depok yang
selalu memberikan dan kerjasamanya selama proses penelitian
berlangsung.
11. Sahabat-sahabat PAI Kelas B angkatan 2006 yang telah membantu dan
memberikan saran dan juga masukan bagi penulis hingga selesainya
skripsi ini.
Kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi
ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah
SWT. membalas kebaikan yang mereka berikan. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila terdapat kesalahan,
kekurangan dan kekhilafan pada skripsi kami mohon dima’afkan.
Dan akhirnya penulis berharap, semoga hasil penelitian kependidikan ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.
Jakarta, 30 Maret 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat ................................................................ 5
Bab II Kajian Teoritis
A. Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................... 6
1. Pengertian Minat ................................................................................... 8
2. Fungsi Minat ......................................................................................... 8
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Siswa Terhadap
Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................................................... 9
B. Indikator Minat Siswa Terhadap kegiatan Ekstrakurikuler ......................... 14
1. Perasaan Senang .................................................................................... 14
2. Memiliki Pengetahuan Tentang Arti kegunaan Ekstrakurikuler ........... 15
3. Kebiasaan .............................................................................................. 16
4. Keyakinan .............................................................................................. 17
5. Motivasi ................................................................................................. 18
C. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................................. 20
1. Pengertian Ekstrakurikuler ................................................................... 20
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................... 22
3. Manfaat Ekstrakurikuler ....................................................................... 24
4. Macam-macam Ekstrakurikuler ........................................................... 26
Bab III Metodologi Penelitian
A. Variabel Penelitian .................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 31
D. Metode Penelitian ...................................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32
F. Uji Validitas .............................................................................................. 33
v
G. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 34
H. Teknik Analisa dan Interpretasi Data ........................................................ 37
Bab IV Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 38
B. Deskiripsi Data .......................................................................................... 44
C. Analisa dan Interpretasi Data .................................................................... 54
Bab V Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................ 58
B. Saran .......................................................................................................... 59
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 60
Lampiran-lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di sekolah diselenggarakan berbagai kegiatan belajar, ada kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah suatu
kegiatan yang sudah dijadwalkan atau kegiatan belajar mengajar di kelas,
sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam mata pelajaran.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menambah wawasan dan
mengembangkan bakat para siswa. Selain itu juga dapat menambah nilai bagi
siswa di rapot seperti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MTs
Islamiyah, maka seluruh siswa wajib mengikuti kegiatan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan dengan lancar , jika
kepala sekolah, guru, dan wali murid dapat kerjasama dengan baik serta ditunjang
sarana dan prasarana yang memadai. Namun hal yang paling penting adalah
keterlibatan siswa ikut serta aktif dalam pelaksanan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler akan terhambat apabila
siswanya tidak aktif, hal ini disebabkan beberapa faktor, baik eksternal maupun
internal. Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang
didasari oleh kecenderungan, keinginan atau minat. Minat merupakan landasan
2
penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan yang baik sebagai pokok aspek
kejiwaan. Minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tetapi
juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal
itu sejalan dengan yang dikatakan S. Nasution, bahwa pelajaran akan berjalan
apabila ada minat. Anak – anak malas belajar dan gagal karena tidak ada minat1.
Misalnya seorang siswa akan mendapatkan prestasi yang baik apabila
minat belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang besar siswa akan mudah
memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia kan
merasa senang dengan apa yang diperintahkan dan latihan – latihan yang
diberikan guru. Jika mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak
bisa menangkap dan memahami pelajaran tersebut.Begitu juga dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler siswa harus memiliki minat yang tinggi agar proses
kegiatan tersebut efektif dan menghasilkan hasil yang maksimal.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan yang sangat sesuai
dilakukan menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional, kegiatan ini
dilaksanakan di luar kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi tetap terkait dengan
proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan ini pun merupakan pengembangan
dari kegiatan intrakurikuler. Dalam kegiatan ini siswa tidak diwajibkan mengikuti
tapi peserta didik dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
bakat, minat, dan kreatifitasnya.
Dengan kata lain, kegiatan ekstrakurikuler dapat dipandang sebagai suatu
usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam berbagai aktifitas yang berkaitan
dengan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan
siswa kegiatan yang kreatif dan terarah.
Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang mempunyai talenta yang tinggi yang bisa mengaplikasikan
minat, bakat serta kreatifitasnya, sehingga mereka akan berhasil dalam mencapai
1 S.Nasution, Didaktik Azaz-Azaz Mengajar, (Bandung : Jemmars, 1998), h. 58
3
pendidikannya baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
Dari contoh itulah, didalam kegiatan ekstrakurikuler pun yang merupakan
suatu wadah dalam menyalurkan kebutuhan-kebutuhan bagi siswa yang terdiri
dari berbagai macam jenis kegiatan, minat siwa juga ikut berperan aktif. Peranan
minat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau belajar lebih besar atau kuat, minat
sebagai “ Motivating Force “ yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa
untuk belajar, dalam hal ini mengikuti kegiatan ekdtrakurikuler. Siswa yang
berminat sikapnya senang kepada kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya akan
terdorong untuk terus aktif, berbeda dengan siswa yang sikapnya kurang minat,
mereka akan biasa-biasa saja, dan tidak akan mau mengikuti kegiatan-kegiatan
yang ada dalam kegiatan tersebut, karena tidak ada pendorongnya, bahkan ada
yang tidak peduli sama sekali.
Minat seorang siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh
terhadap kelancaran suatu prosses kegiatan belajar mengajar. Minat meliputi :
perasaan senang, perhaatian, memiliki pengetahuan , perasaan tertarik, keinginan
dan cita-cita, dan prestise (penghargaan). Dengan adanya minat, siswa akan
tertarik terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat bermanfaat bagi dirinya, karena
dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan apa yang diperintahkan dan
latihan-latihan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jika mereka tidak
mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam kegiatan
ekstrkurikuler, maka ia tidak akan bisa mengembangkan bakat dan potensi yang
dimilikinya.
Dengan demikian, sebagai pihak sekolah, terutama guru sebagai pembina
harus memiliki sejumlah strategi dalam melakukan tugasnya. Strategi yang
dimiliki bukan saja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tetapi lebih jauh
dan itu adalah dalam rangka menumbuhkan minat siswa untuk bisa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
4
Keterlibatan siwa secara aktif dalam kegiatan ekstrskurikuler erat
hubungannya dengan minat itu sendiri. Siswa akan terlibat dalam proses kegiatan
ekstrakurikuler apabila minat siswa kuat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal
ini terjadi karena siswa senang dan tertarik terhadap sesuatu yang melingkupi
kegiatan ekstrakurikuler.
Seperti halnya di MTs Islamiyah, yang tidak hanya menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar (kegiatan intrakurikuler) saja, Akan tetapi, MTs ini juga
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, dimana didalamnya memiliki
berbagai macam kegiatan. Seperti Pramuka, PMR, teater, Seni Baca Qur’an, olah
raga dan lain sebagainya.
Kegiatan tersebut tergantung pada minat siswanya. Makin besar minat
siswanya maka akan baik dan berhasil pula dalam pelaksanaannya.
Dari latar belakang masalah itulah, penulis tertarik ingin mengetahui lebih
lanjut bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
tersebut, dalam judul : “MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER (SENI BACA AL-QUR’AN) DI MTs ISLAMIYAH
SAWANGAN DEPOK”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah,antara lain :
1. Siswa kurang lancar dalam membaca Al-Qur’an.
2. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler masih rendah
3. Program ekstrakurikuler belum dilaksanakan secara ideal
4. Fasilitas yang belum memadai untuk mendukung program ekstrakurikuler
5. Metode yang digunakan pada program ekstrakurikuler masih monoton.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dalam skripsi ini, melihat luasnya ruang
lingkup permasalahan yang akan dibahas membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal
5
yang dilakukan agar pembahasan masalah yang akan diteliti tidak menjadi bias,
maka penulis membatasi permasalahan minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler.
1. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dalam skripsi ini meliputi
perasaan senang, kebiasaan, motivasi, keyakinan dan ingin memiliki
pengetahuan.
2. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-quur’an di
MTs Islamiyah Sawangan Depok.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah yang akan diteliti yaitu : “Bagaimana minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler (seni baca al-quran) di MTs Islamiyah Sawangan Depok?”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris
mengenai minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-
Qur’an yang ada di MTs Islamiyah Sawangan Depok.
2. Manfaat penelitian
Secara teoritis dan praktis penelitian ini diharapkan dan menjadi
masukan dan pengembangan penelitian yang serupa di masa yang akan
datang, selain itu sebagai bahan pertimbangan dan menambah wawasan
tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-qur’an
di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Sawangan Depok.
Selain itu, sebagai bahan evaluasi bagi semua pihak sekolah yang
ikut terlibat pada program ekstrakurikuler khususnya Seni baca Al-qur’an
agar kedepannya lebih baik dalam pelaksanaannya.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Minat
Dilihat dari segi bahasa “ minat adalah kecendrungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah dan keinginan1. Sedangkan dalam kamus Bahasa
Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa minat berarti kemauan yang terdapat
dalam hati atas sesuatu: gairah, keinginan2.
Menurut Wayan Kencana, “ minat atau interest adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktifitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu3.
Menurut Hilgard, “ minat adalah “interesting is persisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or content”. minat adalah kecendrungan
1Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasoinal,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet ke-3. 2Petter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English, 1991), h.979 3Wayan Kencana dan P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1986), h. 229
7
yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa keinginan4. Kegiatan
yang dimiliki seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jadi, berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara
(tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
Menurut Muhibbin Syah, minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu5.
Menurut Ahmad D Marimba, minat adalah kecenderungan jiwa terhadap
sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan seuatu itu, yang umumnya
disertai dengan perasaan senang terhadap seuatu6.
Menurut Fasli Jalal, minat adalah suatu ketertarikan seseorang terhadap
sesuatu objek, sehingga ia mau berkorban untuk menjalani atau
melakukannya7.
Menurut Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, minat dapat
diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktivitas atau asumsi yang menjadi objek dari minat
tersebut dengan di sertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung
suatu pengertian bahwa didalam minat ada suatu pemusatanperhatian subjek,
ada usaha (untuk ; mendekati/ mengetahui /memiliki/ mengauasai/
berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan individu perasaan
senang ada daya tarik dari objek 8.
Menurut Alisuf Sabri, “ minat adalah kecendrungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus Selain itu minat
erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu akan
4Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Prineka Cita, 2003)
Cet ke-4, h. 180 5Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: P.T. Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet ke-19, h. 136 6Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-Ma‟arif,
1999), h.79
7Fasli Jalal, Peta Masa Depan , (Jakarta: Elsas, 2005), Cet, Ke-I, h. 82-83
8Abdur Rahman Shaleh dan muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar,(Jakarta
:Prenada Media, 2004),Cet-1,h.263
8
dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang
berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu9 .
Menurut Crow yang dikitip Abdul Rahman Abrar Mengatakan bahwa
minat/ interest bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan
itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab munculnya
kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur
kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan monasi (kehendak). Maksud unsur
kognisi yaitu minat yang didahului pengetahuan dan informasi mengenai objek
yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi yaitu perasaan tertentu
(kebiasaannya perasaan senang). Sedangkan unsur monasi merupakan
kelanjutan dari unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan
bentuk nasihat untuk melakukan suatu kegiatan10
Dari beberapa pendapat dapat penulis simpulkan bahwa minat itu adalah
suatu kecenderungan kepada sesuatu yang hendak dicapai dan selalu
memperhatikan dan melakukannya secara terus menerus.
2. Fungsi Minat
Dalam buku Evaluasi Pendidikan yang diungkapkan oleh Wayan
Nurkancana dan Siurmatana, minat merupakan faktor pendorong bagi siswa
dalam melaksanakan usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Dengan demikian jelas terlihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan.
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Belajar, mengatakan
bahwa minat turut mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
Minat akan mengarahkan dalam memilih macam pekerjaan yang akan
dilakukan. Minat juga akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang
disenangi dan dikerjakannya11
Menurut Hilgard yang dikutip oleh Alisuf Sabri “ peranan minat dalam
belajar lebih besar/ kuat dari sikap yaitu minat akan berperan sebagai “
9Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet-3,h.
84 10
Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan. ( Jogjakarta : Tirta Wacana Jogja 1993
Cet IV, h.112 11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : P.T. Logos Wacana Ilmu,1999),Cet III,
h.136
9
motivating vorce “ yaitu sebagai kekuatan yamg akan mendorong siswa untuk
belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak
terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya
hanya menerima kepada pelajaran , mereka hanya tergerak untuk belajar tetapi
sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya “12
.
Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa fungsi
minat adalah sebagai pendorong suatu kegiatan yang akan hendak dicapai.
Seseorang yang melakukan sesuatu disertai dengan minat yang tinggi maka
hasilnya akan lebih maksimal disbanding dengan seseorang yang tidak disertai
dengan minat.
Dengan minat siswa akan mampu mengembangkan dan mengarahkan
segala daya dan upaya untuk menguasai mata pelajaran tertentu sehingga ia
akan mampu memperoleh prestasi yang memuaskan. Peranan minat yang
terpenting adalah minat kepada mata pelajaran dan guru yang mengajarnya
sehingga siswa mau tekun dan giat terus dalam belajar, karena giat atau
tidaknya seseorang dalam belajar sangat tergantung pada minat yang ada pada
dirinya.
3. Faktor - Faktor Yang Menimbulkan Minat
Minat merupakan sesuatu kecenderungan terhadap sesuatu dapat timbul
oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Motivasi
Motivasi dapat timbul dari kebutuhan fisik seperti kebutuhan akan air
atau makanan, tetapi juga dari kebutuhan psikis seperti untuk mencapai
pengakuan untuk orang lain. Penyebab timbulnya motivasi ialah faktor luar
seperti temperatur lingkungan dan faktor dalam seperti rasa haus dan lapar.
Ke dalam kebutuhan fisiologis ini termasuk juga hormon dalam darah
yang menjadikan timbulnya motivasi seks. Kalau motivasi itu mencapai apa
yang ditujunya, berkuranglah, bahkan mungkin hilanglah dorongan itu. Kalau
12
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…,h.85
10
seseorang sedang membutuhkan air, ia akan melakukan upaya yang terarah
untuk mendapat air dan kalau telah diperolehnya dan diminumnya, hilanglah
dorongan itu.
Ada beberapa macam motivasi/dorongan diantaranya adalah dorongan
primer, umum dan dorongan sekunder.
Siswa termasuk kedalam memerlukan dorongan umum yaitu ingin tahu.
Dorongan ini jelas sekali kelihatan pada anak-anak kalau diberi mainan baru.
Dengan penuh perhatian ia melihat-lihat barang itu dari atas, bawah, sisi,
membuka mana yang dapat dibukanya, memukul-mukulnya dan mencoba
bermain dengan alat baru itu. Begitu juga dengan siswa mewujudkan
dorongan ingin tahu tentang program ekstrakurikuler dengan mengikuti dan
memperhatikan isi kegiatan tersebut dan pada akhirnya akan terus-menerus
mengikutinya13
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara
keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Bila
besar motivasinya kepada ekstrakurikuler maka besar pula minatnya.
b. Kebutuhan
Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan siswa merupakan faktor
pendorong siswa dalam melakukan suatu perbuatan. Misalnya siswa mau
mendapat prestasi maka akan menaruh minatnya untuk belajar dengan tekun.
Menurut Maslow, ada lima tingkat kebutuhan manusia : (1) kebutuhan
fisik atau jasmaniah, (2) kebutuhan memperoleh keselamatan, (3) kebutuhan
sosial atau kebutuhan berhubungan dengan orang lain di lingkungan, (4)
kebutuhan kebutuhan memperoleh harga diri, dan (5) kebutuhan mewujudkan
diri. Manusia akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan apabila
kebutuhannya terpenuhi, namun akan kecewa apabila mengalami kegagalan14
.
13
H.Muh. Said dan Junimar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman, (Bandung : Jemmars,
1990), Cet II, h.82-86 14
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : P.T. Raja
Grafindo Persada,2008),cet III,h.168
11
c. Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu,
bila seseorang tinggal di lingkungan yang baik dimana lingkungannya
mendukung ia dalam melaksanakan kegiatan yang ia inginkan. Seperti siswa
yang berminat mengembangkan potensi dalam hal seni baca al-qur‟an bila
lingkungannya mendukung maka siswa akan lebih semangat untuk
mencapainya.
d. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia sangat mempengaruhi adanya minat. Berbagai
sarana dan prasarana yang ada di sekolah memberikan pengaruh positif dan
negative. Karena dengan fasilitas yang kurang memadai suatu program
kaegiatan akan terhambat sehingga siswa merasa bosan atau jenuh. Seperti
kegiatan ekstrakurikuler, jika fasilitasnya kurang mendukung lama-kelamaan
siswa akan jenuh sehingga mempengaruhi minatnya dalam mengikuti
ekstrakurikuler.
e. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan dukungan atas
segala keinginan yang hendak dicapai. Misalnya siswa ingin mengikuti
ekstrakurikuler seni baca al-qur‟an, orang tualah yang pertama kali
memberikan dukungan. Oleh karena itu peran keluarga dalam hal ini orang tua
sangat berpengaruh dalam menetukan minat siswa terhadap sesuatu yang ingin
dicapai.
f. Teman pergaulan
Teman pergaulan mempunyai pengaruh terhadap minat seseorang. Bila
teman-temannya aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka ia akan ikut
tertarik terhadap kegiatan tersebut, begitu pula sebaliknya15
.
Menurut Ngalim Purwanto yang di kutip dalam buku Psikologi
Pendidikan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat antara lain :
15
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Persepejtif Islam
12
1. Faktor Internal
a. Bakat dan Bawaan
Bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, bakat yang
berpengaruh terhadap terhadap perkembangan minat adalah kecerdasan.
Seseorang yang dikaruniai kecerdasan yang lemah, relatif akan mengalami
kesulitan dalam perkembangan minatnya. Namun lal ini dapat diatasi
dengan memperbanyak latihan.
b. Perhatian
Seseorang yang tidak mempunyai perhatian kepada sesuatu ia akan
sangat sukar dibina minatnya. Perlu dibujuk atau dirayu supaya tertarik.
c. Tingkat Perkembangan
Tingkat perkembangan manusia yang paling menguntungkan dalam
perkembangan minat adalah pada minat kanak-kanak yaitu sekitar 5 sampai
6 tahun, yang kemudian berkembang pada masa puber, oleh karena itu
pembinaan yang baik harus diawali dari masa dini.
d. Kondisi Fisik dan Psikis
Kedua kondisi ini jelas berpengaruh sebab seseorang yang memiliki
kelemahan fisik dan psikisnya, maka kemampuannya akan mengalami
hambatan.
Faktor intern siswa selain itu, meliputi gangguan atau kurang
kemampuan psiko-fisik siswa, yakni :
1) Yang bersifat kognitif, (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/ intelegensi siswa.
2) Yang bersifat afektif, (ranah rasa), antara lain, seperti labilnya emosi
dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga)16
2. Faktor Eksternal
16
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : P.T. Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet
I,h.166
13
Faktor dari luar yaitu karena adanya rangsangan-rangsangan
tersebut akan berpengaruh dalam memberikan sentuhan-sentuhan kejiwaan
secara langsung yang dibuat atau disengaja agar tumbuh kesadaran, yang
nantinya akan membangkitkan perhatian dan minat seseorang17
.
Selain itu juga adanya pengalaman, sebagaimana yang
diungkapkan Singgih D. Gunarsa dalam kutipannya, mengatakan bahwa
keberhasilan dalam suatu aktivitas atau kegiatan yang menimbulkan
perasaan yang menyenangkan atau menambah aktivitas. Sedangkan
kegagalan justru menyebabkan kehilangan minat dan pengurangan
aktivitas18
.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-
faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa.
Diantara faktor-faktor yang dipandang sebagai faktor khusus ini
ialah sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak mampuan
belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indikator adanya ke abnormalan psikis (Reber, 1998) yang
menimbulkan kesulitan belajar itu sendiri atas :
a) Disleksia (dyslexia), yakni ketidak mampuan belajar membaca
b) Disgrafia (dysgrafhia), yakni ketidak mampuan belajar menulis
c) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas
secara umum sebenarnya memiliki IQ normal bahkan diantaranya ada
yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan
belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya
17
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 1984)
h.35
18Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta, Gunung Mulia 1989), h.68
14
disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan
pada otak (lask,1985; Reber,1998)19
.
Setelah diungkapkan dari beberapa pendapat ahli pendidikan di
atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor – fakor tersebut sangat
mempengaruhi minat siswa, apabila faktor-faktor tersebut dapat
mendukung keinginan siswa maka proses belajar mengajar berjalan lancar
dan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Karena minat sangat penting peranannya dalam proses belajar mengajar
yang harus mempunyai minat tidak hanya siswa saja, melainkan guru
harus mempunyai minat mengajar.
B. Indikator Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat seeorang,
Sebagaimana yang sudah diuraikan pada teori sebelumnya bahwa minat
seseorang dapat diketahui dengan beberapa indikator yang dikutip Alisuf
Sabri dalam „psikologi pendidikan‟ dari teori Ernest Hilgard, diantaranya 20
.
1. Perasaan senang
Perasaan senang terdiri dari dua kata, yaitu “perasaan” dan “senang”.
Perasaan adalah bagian dari penghidupan yang penting. Kalau manusia
tidak memiliki rasa gembira, rasa duka cita, rasa cinta, rasa takut, harapan,
rasa terkejut dan lain-lain perasaan, maka penghidupan akan terasa kering,
biarpun kita mempunyai akal yang bekerja dengan baik. Perasaan memberi
warna pada penghidupan.
Contoh-contoh berbagai jenis perasaan di atas meliputi pengalaman
kepancainderaan, seperti peradaban, tetapi dalam pengertian sempit
meliputi semua pengalaman senang dan tidak senang.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…,h.167 20
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…,h.82
15
Inipun dapat pula mengenai afek (letupan perasaan) atau keresahan
semuanya didefinisikan oleh Arnold sebagai “cara penghayatan khusus
sebagai jawaban atas pertemuan dengan dunia luar”.)21
Oleh sebab itu perasaan tidaklah pasif, atau sikap aktif yang
memungkinkan timbulnya peralihan kepada satu tindakan.
Yang kedua adalah kata senang, jenis perasaan yang ditinjau oleh
Clifford T. Morgan dari perkembangannya semenjak kecil dijadikannya
suatu kelompok diantaranya adalah rasa senang, rasa takut, dan rasa marah.
Perasaan senang ditimbulkan karena kenikmatan-kenikmatan yang
diperoleh anak waktu kecil. Seperti makan kenyang, tidak basah, tidak ada
yang mengganggunya dan bebas dari semua gangguan dan hambatan dari
rasa takut dan marah22
.
Begitu juga dengan minat timbul karena sikap senang terhadap
sesuatu. Jadi orang yang sikapnya positif atau suka kepada sesuatu maka
akan dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu. Jadi ciri orang berminat
dapat dilihat dalam sikap/perasaannya kepada sesuatu itu. Misalnya siswa
berminat mengikuti eskskul sbq maka sikapnya akan senang terhadap apa
yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru tidak ada
paksaan atau terpaksa untuk melakukannya.
2. Memiliki pengetahuan arti kegunaan ekstrakurikuler
Kebutuhan manusia akan kasih sayang atau penghormatan sama
“sucinya” dengan kebutuhan akan kebenaran. Ilmu pengetahuan yang
“murni” tidak mempunyai kebaikan interinsik lebih banyak daripada ilmu
pengetahuan “manusiawi”, tetapi juga tidak kurang. Sifat manusiawi
mensyaratkan kedua-duanya dan bahkan kedua-duanya itu tidak perlu
dibeda-bedakan.
21
M.B. Arnold, Gefuhl, dalam Lexion der padagogik II, hal. 76-79 22
H.Muh. Said dan Junimar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman, (Bandung :
Jemmars, 1990), Cet II, h.88-91
16
Contohnya sekali-kali muncul ketika konflik sementara antara
pemuasan kebutuhan kognitif dan kebutuhan emosional menimbulkan
persoalan pemaduan, koordinasi, dan jarak, dan bukan konflik dan oposisi.
Bisa saja terjadi rasa ingin tahu manusiawi yang murni, objektif, tanpa
pamrih dari ilmuwan yang murni membahayakan pemuasan dari
kebutuhan-kebutuhan manusiawi lainnya yang sama pentingnya, misalnya
keselamatan. Disini saya bukan hanya mengacu pada contoh nyata dari
bom atom, tetapi juga pada kenyataan yang lebih umum bahwa ilmu
pengetahuan itu sendiri menyiratkan suatu sistem nilai. Betapapun, garis
batas yang dipakai sebagai pendekatan oleh ilmuwan yang “murni” bukan
garis batas Einstein atau Newton, tetapi lebih merupakan garis batas
ilmuwan “sinting” dari Hollywood. Suatu batasan bagi kebenaran dan ilmu
pengetahuan yang lebih lengkap, lebih manusiawi, dan sukar dimengerti,
dapat ditemukan dalam (66,292, 376). Ilmu pengetahuan demi ilmu
pengetahuan akan sama buruknya dengan kesenian demi kesenian23
.
Begitu juga dengan siswa yang memiliki pengetahuan atau
mengetahui faedah-faedah/kegunaan, manfaat atau arti daripada kegiatan
atau sesuatu yang ingin dilakukan agar dapat memiliki nilai yang
maksimal. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu akan
memperoleh pengetahuan, wawasan, dan pengalaman serta berbuat lebih
tekun. Demikian pula siswa yang mengetahui arti kegunaan atau manfaat
pelajaran ekstrakurikuler maka siswa akan berminat dan tekun
mempelajarinya.
Dengan begitu, besar kecilnya minat seseorang dapat diketahui
melalui pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya.
3. Kebiasaan
Setiap individu (siswa) yang telah mengalami proses belajar,
kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Burghardt dalam Syah
(1996) menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan
23
Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian,( Jakarta : P.T. Pustaka
Pressindo,1993), Cet IV.h.3-4
17
kecenderungan repons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-
ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan
prilaku yang tidak diperlikan. Karena proses pengurangan inilah, muncul
suatu pola bertingkah laku baru yang relative menetap dan otomatis.
Kebiasaannya ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti dalam
classical dan operant conditioning. (Lihat kembali makna dan teori
belajar). Contoh : siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali
menghinadari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru,
akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
Adanya sikap yang positif atau negatif disebabkan adanya kebiasaan
dalam berprilaku. Untuk membentuk sikap yang positif diperlukaan
kebiasaan yang positif begitu pula sebaliknya. Begitu juga siswa, apabila
memiliki minat yang kuat, ia akan selalu terbiasa atau membiasakan
mengikuti program ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah setiap
satu minggu sekali. Semakin sering membiasakan sesuatu yang
diminatinya, maka akan terlihat besarnya minat seseorang. Demikian pula
siswa yang terbiasa mempelajari/melakukannya hal yang berkaitan dengan
pelajaran ekstrakurikuler maka ia akan tertarik/ berminat untuk
mempelajari/melakukannya dengan tekun.
4. Keyakinan
Setelah memiliki perasaan senang lalu memiliki pengetahuan
kemudian diterapkan dan dibiasakan dalam berprilaku sehari-hari maka
akan terasa yakin terhadap sesuatu yang dilkukannya.
Sikap yakin merupakan ranah dari afektif, bidang afektif berkenaan
dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-
perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat
tinggi. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang
mendapat perhatian dari guru. Para guru cenderung lebih memerhatikan
atau tekanan pada bidang kognitif semata. Tipe prestasi belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi atau
perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru
18
dan teman, kebiasaan belajar dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran
berisikan bidang kognitif tetapi bidang afektif harus menjadi bagian
integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan
prestasi belajar yang dicapai.
Seseorang yang berminat terhadap sesuatu ia akan yakin terhadap apa
yang ia lakukan tanpa ada perasaan ragu-ragu. Orang yang tidak memiliki
minat maka akan merasa khawatir atau cemas terhadap sesuatu yang akan
dilakukannya. Begitu juga dengan siswa yang memiliki minat yang kuat
terhadap ekskul sbq, maka akan ia akan tertarik/ berminat untuk
melakukan atau mempelajarinya.
5. Motivasi
Kebutuhan-kebutuhan yang biasanya dijadikan titik-tolak teori
motivasi adalah apa yang disebut dengan dorongan fisiologis. Dua
macam penelitian terakhir memungkinkan kami mengubah pendapat kami
yang lazim mengenal kebutuhan-kebutuhan ini ; pertama-tama,
perkembangan konsep homeostasis, dan kedua, pendapat bahwa selera
(pilihan akan makanan yang lebih digemari) merupakan petunjuk yang
cukup efesien bagi kebutuhan-kebutuhan atau kekurangan-kekurangan
dalam tubuh.
Homeostatis menunjukkan usaha otomatis dalam tubuh untuk
mempertahankan aliran darah yang konstan dan normal. Cannon (78)
telah menguraikan proses ini bagi (1) kandungan air dalam darah, (2)
kandungan garam, (3) kandungan gula, (4) kandungan protein, (5)
kandungan lemak, (6) kandungan kalsium, (7) kandungan zat asam, (8)
tingkat ion hydrogen yang konstan (keseimbangan asam basa), dan (9)
suhu darah yang konstan. Jelaslah bahwa daftar ini dapat diperpanjang
dengan memasukkan mineral, hormone, vitamin, dan sebagainya.
Jadi kelihatannya tidak mungkin atau tidak ada gunanya untuk
membuat daftar kebutuhan pokok fisiologis, karena ini akan mencapai
jumlah beberapa saja yang dikehendaki seseorang, tergantung pada
tingkat kekhususan penguraiannya. Kita tidak dapat menganggap semua
19
kebutuhan fisiologis homeostatis. Bahwa hasrat seksual, kantuk, kegiatan
dan pelaksanaan, serta perilaku keibuan dalam hewan bersifat
homeostatis, itu belum ditunjukkan. Selanjutnya daftar ini belum
mencakup berbagai kesenangan pancaindera ( rasa, bau, gelitik,belaian),
yang mungkin bersifat fisiologis dan yang mungkin menjadi tujuan
perilaku bermotivasi. Juga tidak kita ketahui apa yang harus disimpulkan
dari kenyataan bahwa organisme mempunyai kecenderungan yang
serentak akan kelembanan, kemalasan, dan upaya kecil-kecilnya, dan juga
suatu kebutuhan akan kegiatan, rangsangan, dan kegairahan.
Dalam bab sebelumnya telah ditunjukkan bahwa dorongan atau
kebutuhan fisiologis ini sebaiknya dianggap tidak lazim, karena hal-hal
ini dapat dipisah-pisahkan dan dapat dilokalisir pada bagian-bagian tubuh
tertentu (somatik).
Harus dijelaskan lagi bahwa kebutuhan fisiologis manapun dan
kebutuhan konsumtif yang sejalan dengan itu berfungsi sebagai penyalur
segala macam kebutuhannya lainnya. Artinya, seseorang yang mengira
bahwa ia lapar boleh jadi lebih mencari kesenangan hidup, atau
ketergantungan daripada vitamin atau protein. Sebaliknya, adalah
mungkin sekali untuk sedikit memuaskan rasa lapar dengan kegiatan lain
seperti minum air atau merokok. Dengan kata lain, meskipun kebutuhan
fisiologis ini relative dapat dipisah-pisahkan, tidaklah mungkin untuk
melakukannya secara tegas24
.
Selain itu, berkenaan dengan jabatan guru, peringkat kebutuhan itu
akan mendorong guru untuk melakukan perilaku keguruannya. Perilaku
guru pada dasarnya merupakan upaya dalam memenuhi peringkat-
peringkat kebutuhan tersebut.
Besar atau tidaknya minat seseorang terhadap sesuatu, dapat diketahui
dari motivasinya. Jika motivasinya tinggi maka semakin kuat minat
seseorang terhadap sesuatu yang ia inginkan. Seperti motivasi siswa
24
Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian,( Jakarta : P.T. Pustaka
Pressindo,1993), Cet IV.h.43-45
20
dalam belajar adalah ingin mendapat nilai yang baik maka ia akan belajar
dengan sungguh-sungguh. Begitu juga siswa yang memiliki minat yang
tinggi dapat mendorong untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler berasal dari kata “kurikuler” , yang artinya adalah
kegiatan belajar yang dilakukan melalui tatap muka yang alokasi waktunya
sudah ditentukan dalam susunan program dan diperdalam melalui tugas –
tugas. Sedangkan “kurikuler” berasal dari kata “kurikulum” , yaitu sejumlah
mata pelajaran atau kuliah di sekolah atau perguruan tinggi, yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan, juga keseluruhan pelajaran yang
disajikan oleh suatu lembaga pendidikan, singkatnya sesuatu yang
direncanakan.
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu25
.
Adapun komponen-komponen kurikulum adalah tujuan, isi, organisasi,
dan strategi. Kurikulum adalah suatu program untuk mencapai sejumlah
tujuan pendidikan. Ada dua tujuan yang terdapat dalam sebuah kurikulum
sekolah ; tujuan secara keseluruhan dan tujuan oleh setiap bidang studi26
.
Singkatnya kurikulum itu meliputi isi, tujuan, bahan pelajaran, strategi atau
metode, media atau alat dan evaluasi.
Di setiap sekolah biasanya selain terdapat program intrakurikuler juga
terdapat beberapa beberapa daftar kegiatan tambahan yang biasa disebut
dengan kegiatan ekstrakurikuler atau disingkat dengan ekskul. Pengertian
ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai
25
Sisdiknas No.20 tahun 2003,(Bandung : Gemilang,1993),hal.5 26
H.M. Ahmad,Dkk, Pengembangan Kurikulum, ( Bandung : CV PUSTAKA,1998),
hal.103
21
nilai lebih dari yang biasa. Searah dengan pengertian tersebut, eksrtakurikuler
di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambahan diberikan sebagai
pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler ini bertujuan memberi nilai plus bagi siswa, selain materi
pelajaran seperti yang dimuat di kurikulum yang didapatkan pada proses
kegiatan belajar mengajar intrakurikuler.
Menurut M. Uzer Usman dan Lilis, kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah (hari libur) dengan maksud
untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang dimikinya dari berbagai bidang studi27
.
Menurut Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar
jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di dalam
sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
mengenai pengetahuan siswa antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya28
.
Menurut Suharismi AK yang dikutip oleh Suryosubroto, kegiatan
ekstrakurikiler adalah kegiatan tambahan di luar jam struktur program yang
pada umumnya merupakan kegiatan pilihan29
.
Menurut Suryosubroto yang mengutip dari Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan
di luar jam pelajan tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah
agar lebih memperkaya dam memperluas wawasan pengetahuan dan
27
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1993), Cet I, h.132
28Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional,
1994), Cet ke-1,h. 132
29B. Suryosubroto, Proses belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1997), h.271
22
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam
kurikulum (Kurikulum SMK Depdikbud : 6)30
.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program
sekolah yang dilaksanakan di luar jam pelajaran agar dapat memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang
pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa sesuai dengan minat, bakat
serta kreativitasnya masing-masing. Misalnya olah raga, kesenian, berbagai
macam keterampilan, karena kebutuhan peserta didik bukan hanya pada
kegiatan belajar saja, melainkan kegiatan-kegiatan yang ada di luar jam
pelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler, agar minat, bakat serta kreativitasnya
dapat berkembang dan tersalurkan dengan baik sesuai dengan potensinya
masing-masing. Karena sekolah tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses
kegiatan belajar mengajar saja, melainkan sebagai sarana agar siswa memiliki
nilai plus selain dari pelajaran akademis maupun non akademis yang
bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.
2. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler
Di dalam melaksanakn suatu kegiatan atau program, sebaiknya kegiatan
tersebut harus memiliki tujuan. Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa
ada tujuan, karena hai itu adalah suatu hal yang tidak memilki kepastian dalam
menentukan ke arah mana kegiatan ini akan dibawa, sebagai hal penting untuk
suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apa pun tujuan tidak bisa diabaikan.
Demikian pula dengan kegiatan ekstrakurikuler, sebagai bagian dari
pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman
belajar memiiliki niali-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa,
tujuan kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa yang
30
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,…h.271
23
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga dapat mengembangkan bakat
dan minat siswa, agar menjadi manusia seutuhnya yang positif.
Menurut TIM Dosen Jurusan Administrasi pendidikan FIP IKIP
Malang, tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan salah
satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah
raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan keperamukaan31
Pendapat Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, bahwa kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif.
b. Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju manusia seutuhnya.
c. Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata
pelajaran dengan yang lainnya32
.
Dalam menerapkan pembinaan kesiswaan melalui jalur ekstrakurikuler
bertujuan untuk :
a. Memperluas wawasan siswa tentang keilmuan dan kemampuan berbahasa.
b. Membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa dengan memiliki cirri-ciri
kepribadian muslim yang berwawasan keislaman dan keterampilan
berdakwah.
c. Menyalurkan minat dan bakat siswa, meningkatkan daya tahan tubuh dan
prestasi, serta daya kreasi dan menumbuhkan suasana refresing melalui
kegiatan seni dan olah raga agar dapat mendukung keberhasilan
belajarnya33
.
Hal ini sesuai dengan pendapat Direktorat Pendidikan menengah
Kejuruan yang dikutip oleh Suryosubroto, bahwa tujuan kegiatan
ekstrakurikuler adalah :
31
TIM Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan,…h. 122
32Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi kegiatan belajar
Mengajar,…h. 22
33http:// ma-wali9.blogspot.com/2008/05/ekstra-kurikuler.html jam 1 ;11 24-juni 2008
24
a. Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Mngembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembianaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan suatu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya34
.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada salah satu kegiatan
yang ada melalui pendekatan persuasif antara siswa dengan masyarakat
sangatlah penting. Karena dapat melatih komunikasi dan mental siswa
dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada dasarnya kekegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang mengimplementasikan pelajaran
yang diterima siswa dikelas. “Banyak kegiatan klub dan organisasi bersifat
ekstrakurikuler35
tapi langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas”.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
kegiatan ekstrakuler adalah sebagai wadah penyaluran hobi, pengembangan
minat dan bakat para siswa secara positif yang beraspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa
sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.
3. Manfaat Ekstrakurikuler
Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuker adalah
mencapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya.
Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:
a. Memenuhi kebutuhan kelompok
b. Menyalurkan minat dan bakat
c. Memberikan pengalaman eksplotorik
d. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata
pelajaran
34
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h. 272
35Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Professional,
(Bandung: Angkasa, 1989), Cet.1, h. 68
25
e. Mengikat para siswa di sekolah
f. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
g. Mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial
h. Mengembangkan sifat-sifat tertentu
i. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan
secara informal
j. Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.36
Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah.
Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang
baik. Sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam
menciptakan citra yang baik. Setiap sekolah mengirim siswanya dalam
mengikuti perlombaan yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler
seperti olahraga, pramuka, seni baca al-qur‟an maupun kegiatan lainnya.
Keberadaan ekstrakurikuler dalam kegiatan sekolah sangat diperlukan
guna merealisasikan salah satu fungsi pendidikan, menurut Hasan
Langgulung yaitu ”untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada
diri individu-individu supaya dapat dipergunakan oleh dirinya dan
seterusnya oleh masyarakatnya untuk menghadapi tantangan-tantangan
milieu yang selalu berubah.37
Siswa berusaha dapat meraih juara agar dapat mengharumkan nama
sekolahnya dan membangun citra yang baik. Hal ini merupakan salah satu
manfaat kegiatan ekstrakurikulker. Dengan demikian secara umum dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai manfaat sebagai
berikut:
a. Meningkatkan disiplin siswa
b.Meningkatkan kreasi siswa dalam bidang tertentu
c. Mengisi waktu kosong siswa
36
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet.1, h.182 37
Hasan Langgulung, Asas pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), Cet. Ke-
2, h.305
26
d. Mengembangkan potensi siswa
e. Mengembangkan bakat siswa
4. Macam – macam ekstrakurikuler
Setiap program ekstrakurikuler pasti mempunyai bermacam- macam
jenis kegiatan yang dapat mengembangkan bakat, minat serta kreativitas
siswa. Adapun jenis kegiatan ini ada yang bersifat rutin dan ada yang
bersifat priodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Daien yang dikutip
oleh Suryosubroto, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Bersifat rutin : bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara
terus-menerus, seperti : latihan bola voly, sepak bola dan sebagainya.
2. Bersifat priodik : bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada
waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah
raga dan sebagainya38
.
Berbeda dengan pendapat Sri Mursiti, menurutnya jenis atau bentuk
kegiatan ekstrakurikuler adalah mengunjungi obyek-obyek tertentu ( gunung,
industri, dan sebagainya), Kelompok Karya Ilmiah berbagai bidang ilmu,
Palang merah Remaja, Pramuka, dan kegiatan lain sejenis yang relevan yang
dapat digolongkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler39
.
Menurut pendapat Hadari Nawawi yang dikutip Suryosubroto, jenis-
jenis kegiatan ekstrakrukuler adalah :
a) Pramuka sekolah.
b) Olahraga dan kesenian.
c) Kebersihan dan keamanan sekolah.
d) Tabungan pelajar dan pramuka (tapelpram)
38
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h.272
39Sri Mursiti, Jurnal, “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KII)
Kimia Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Kimia Pada Siswa SMA Kelas,”…., h. 71
27
e) Majalah sekolah.
f) Warung atau kantin sekolah.
g) Usaha kesehatan sekolah.40
Namun secara umum, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
disebutkan di bawah ini :
1) Lomba karya ilmu pengetahuan remaja (LKIPR)
2) Pramuka
3) PMR/ UKS
4) Koperasi sekolah
5) Olahraga prestasi
6) Kesenian tradisi/ modern
7) Cinta alam dan lingkungan hidup
8) Peringatan hari-hari besar
9) Jurnalistik
10) PKS41
.
`Itulah jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah,
disamping itu masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya yang juga banyak
digemari oleh para siswa. Seperti kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Qur‟an
yang ada di MTs Islamiyah Sawangan.
Seni Baca Qur‟an atau yang dikenal dengan istilah “An- Naghom fil
Qur’an”, maksudnya adalah melakukan Al-Qur‟an.
Seni adalah sebagian dari rasa yang lahir dalam rohani
manusia.Manusia menciptakan sesuatu karena kemauan, dan kemauan itu
timbul karena daya paduan antara rohaniah manusia dan fikirannya
sebagaimana disebutkan dalam ilmu jiwa. Golongan filsafat meninjau bahwa
diri manusia itu terdiri dari kepribadian. Kepribadian adalah kualitas secara
keseluruhan dari diri seseorang, baik rasa, maupun cipta yang mencakup
segala hak yang menjadi tenaga pendorong sepertti hasrat, kemauan, rasa dan
40
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h. 274 41
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h. 274-275
28
segala hal yang ada hubungannya dengan persoalan yang bersifat keharuan
baik senang maupun susah.
Selanjutnya cipta merupakan hak kegiatan yang timbul oleh kekuatan
akal fikiran dalam mengadakan sesuatu. Kalau kita perhatikan, pada
hakikatnya bahwa diri manusia dihiasi sifat-sifat seni, karena karena pada diri
manusia ada menyenangi dan haru terhadap sesuatu yang indah. Hal ini
sudah menjadi insting yang diberikan Allah kepada manusia, sesuai dengan
firman-Nya ;
Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186]
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga). (ali imron: 14).
Rasa senang datang dari sesuatu yang indah sebagai hasil dari daya
tangkap panca indera kita terhadap apa-apa yang ditangkapnya. Hal ini dapat
pula menghasilkan sesuatu yang baik dalam segala tingkah laku dan
perbuatan dalam usaha mengadakan sesuatu yang baik, sesuai dengan anjuran
agama, Allah SWT berfirman :
Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan gugusan
bintang-bintang (di langit) dan kami Telah menghiasi langit itu bagi orang-
orang yang memandang (nya). (al-hajr :16.)42
.
Demikianlah sepintas kilas tentang pengertian seni baca Al-Qur‟an.
Adapun melagukan Al-Qur‟an para ulama mempunyai beberapa pandangan.
42
Chatibul Umam,dkk, Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan lagu,( Jakarta :
Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur‟an,1991),hal.6-7,Cet II
29
Secara umum, lagu Al-Qur‟an adalah setiap lagu apa saja yang dapat
diterapkan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an, dengan berbagai variasi dan nada
suara yang teratur dan harmonis, tanpa menyalahi hukum-hukum bacaan
yang digariskan dalam ilmu tajwid. Prof. K.H. Mukti Ali pada suatu
pertemuan ta‟aruf pernah mengatakan dan menganjurkan kiranya lagu-lagu
Qur‟an dapat dipribumikan, misalnya dengan dendang gula, es lilin, tetapi
sejarah telah menentukan lain. Kelahiran lagu-lagu Al-Qur‟an yang hingga
saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah di Tanah Arab atau Negara
Timur Tengah, sehingga lagu-lagu Al-Qur‟an yang berkembang diseluruh
pelosok dunia termasuk Indonesia merupakan produk dari sana. Lagu
menurut masyarakat Arab, diartikan sebagai suatu yang menarik hati,
nyanyian dengan syair dan kata-kata puitis yang berirama dan bermesraan
dengan wanita, mengenang kekasih dan merpati yang bertekur.
Menurut Ibnu Abbas, lagu adalah karena pelakunya (al-ghina) الغنى
kaya dan tidak bertujuan mencapai popularitas. Menurut pendapat ulama الحن
(al-lahnu) yang berarti membaca dengan nada suara indah atau suara yang
dibawakan dalam bentuk seni. Tetapi menurut Ibnu Zadah, kalimat الحن (al-
lahnu) mempunyai dua arti. Pertama kesalahan membaca. Istilah ini banyak
digunakan dalam MTQ di Indonesia pada kalimat (lahnul jali) لحن الجلى
artinya salah besar maksudnya adalah kesalahan yang sampai mengubah
makna, dan لحن الكهف (lahnul kahfi) kesalahan yang ringan artinya kesalahan
yang terdapat pada hukum-hukum huruf. Dan yang kedua, artinya suara yang
menggetarkan hati43
.
Pendapat para ulama tentang seni baca Al-Qur‟an bahwa setiap
mukmin membaca Al-Qur‟an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia
dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya adalah
kitab suci Allah. Al-Qur‟an adalah sebagai bacaan bagi orang mukmin, baik
dikala lapang maupun dikala sempit, dikala senang maupun sedih. Membaca
43
Chatibul Umam,dkk, Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan lagu,( Jakarta :
Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur‟an,1991),hal.8,Cet II
30
Al-Qur‟an tidak hanya menjadi amal ibadah saja, tetapi juga menjadi obor dan
penawar bagi orang yang gelisah jiwanya, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya: Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (al-
isra;82)44
.
44
Chatibul Umam,dkk, Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan lagu,( Jakarta :
Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur‟an,1991),hal.20,Cet II
31
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, hanya terdapat satu variabel saja yaitu variabel
konstruktif, variabel ini diambil berdasarkan konsep.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah MTs Islamiyah
Sawangan Depok. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan hingga 13
Januari tahun 2011.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian1. Sampel adalah suatu
proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta perhitungan besarnya sampel
yang akan menjadi subjek atau objek penelitian2. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel terbatas atau terjangkau.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,…h.
131 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: P.T Remaja
Rosdakarya,2006), Cet ke-2, h.252
32
Sampel dalam target ini adalah kelas VIII siswa MTs. Islamiyah
Sawangan Depok yang berjumlah 35 siswa.
D. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan menggambarkan
dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis manggunakan
metode penelitian deskriptif analisis melalui jenis penelitian lapangan (field
research) dan ditunjang dengan kajian pustaka (library research).
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik,
adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan adalah:
1. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap penomena-
penomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.3 Observasi
langsung ke lapangan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan,
adapun objek observasi adalah: keadaan lingkungan sekolah, fasilitas
belajar siswa, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan
siswa-siswi sendiri tentunya dan lainnnya yang berkaitan dengan sekolah.
2. Interview/Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan. Ciri utama
pada interview ini adalah bertatap muka langsung antara peneliti dengan
yang diteliti. Dalam hal ini penulis akan mengadakan wawancara langsung
dengan kepala sekolah MTs. Islamiyah Sawangan Depok. Dokumentasi
3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996),
hal. 76
33
yaitu cara pengumpulan data yang sudah direkomendasikan oleh kepala
MTs. Islamiyah Sawangan Depok.
3. Angket/Kuisioner
Kuisioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya”. Kuisioner juga dapat diartikan
“suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti”.4 Dengan teknik ini pula akan
memudahkan didalam mengambil kesimpulan mengenai minat siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an di MTs. Islamiyah
Sawangan Depok. Adapun angket yang digunakan adalah tipe pilihan
(tertutup).
Adapun kisi-kisi instrument angket adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Kisi-kisi instrument minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Variabel Indikator No. soal Jumlah
Minat siswa
terhadap kegiata
ekstrakurikuler
Perasaan senang
Memilki
pengetahuan
arti/manfaat ekskul
Kebiasaan
Keyakinan
Motivasi
1, 7, 10, 6,11,
21,
2, 8, 30, 26, 13
5,
3, 15, 18, 19, 23,
27
4, 9, 12, 14, 20,
22
24, 28, 17, 25,
29, 16
6
6
6
6
6
Jumlah 30
4 Cholid Narbuko dan Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
Cet. Ke-6, hal. 76
34
34
` Untuk mengukur variabel minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an digunakan skala sikap, dengan
menyediakan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Sangat, kurang setuju (KR), ( Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS).
F. Uji Validitas Angket
Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas tiap butir – butir pada soal
dengan diperolehnya indeks validitas, tiap butir soal dapat diketahui dengan pasti
butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Pada
uji validitasi angket ini, penulis menggunakan rumus PEARSON, yaitu
rit=22 xtxt
xixt
Keterangan :
rit = Angka Indeks korelasi antara skor butir soal dengan skor total
xi = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xi
xt = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xt5.
5 Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlaku Karimah Mahasiswa, (Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2009), h. 32
34
35
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua angket dikumpulkan dengan lengkap, maka penulis
mengolah data dengan teknik :
a. Editing (pemeriksaan data). Penulis melakukan proses pemeriksaan
kelengkapan data dan kejelasan angket yang berhasil dikumpulkan.
b. Skoring, yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian,
tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai
sebagai berikut:
Tabel 2
Skor Dan Alternatif Jawaban
Alternatif
Jawaban
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang setuju 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
c. Tabulating, berdasarkan data-data yang telah terkumpul setelah
pemberian skor, lalu data tersebut dimasukkan ke dalam tabel.
Kemudian setelah data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah,
maka selanjutnya melakukan analisa data dengan teknik deskriptif
kualitatif dengan prosentase, maka rumus yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
36
P = F/N x 100 %
Keterangan :
P = Angket persentase
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah of class
H. Teknik analisa dan Interpretasi
Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami dalam bentuk tabel prosentase.
Selesai dianalisa, kemudian dilakukan interpretasi berpedoman pada
penyajian sebagai berikut:
Tabel 2
Katagori penilaian / Interpretasi
No Prosentase Penafsiran
1 100%
Seluruhnya
2 90%
Hamper seluruhnya
3 60%
Sebagian besar
4 51%
Lebih dari setengah
5 50%
Setengahnya
6 40%
Hamper setengahnya
7 20%
Sebagian kecil
8 10%
Sedikit
37
9 0,1%
Sedikit sekali
10 0%
Tidak ada sama sekali
Selanjutnya untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler, maka penulis menghitung rata-rata minat siswa tersebut dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Mx = ∑x
N
Keterangan : Mx = Mean (rata-rata) yang dicari
∑x = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Number Of Cases ( banyaknya skor-skor itu sendiri)
Kemudian penulis menentukan kategori rangking minat siswa tersebut,
diantaranya :
20 - 40 : Minat rendah
41 – 60 : Minat sedang
61 – 80 : Minat tinggi6.
6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: P.T Remaja
Rosdakarya,2006), Cet ke-2, h.12
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil MTs Islamiyah
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah merupakan lembaga pendidikan
yang berada dalam naungan Yayasan Darul Irfan, berdiri pada tahun 1992
di atas lahan seluas 1.300 M2
dengan Terakreditas B.
Berangkat dari keinginan memajukan daerah sawangan dan
sekitarnya dengan ilmu pengetahuan Islam dan umumnya, maka
didirikanlah PGA (Pendidikan Guru Agama) dan pondok pesantren salafi.
Seiring berjalannya waktu PGA yang sudah menghasilkan banyak lulusan
guru-guru agama yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan
Negara. PGA harus diganti nama dengan nama Sekolah Menengah
Pertama atau setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah.
Keberadaan Indonesia dalam konstelasi dunia saat ini tidak lagi
dibatasi oleh dimensi geografis semata. Arus informasi yang melintas
tanpa batas mengakibatkan Indonesia menyatu dalam dunia global yang
39
kian deras. Jumlah penduduk yang besar sampai saat ini hanyalah baru
merupakan keunggulan potensi belaka. Dengan demikian pendidikan dan
pemberdayaan SDM dan mampu bersaing dalam dunia global. Itulah yang
melatarbelakangi berdirinya MTs Islamiyah.
2. Letak Geografis MTs Islamiyah
Letak MTs Islamiyah sangat strategis, letaknya dipertigaan yang
menuju Depok, Parung Cinangka sehingga mudah dijangkau oleh
kendaraan angkutan umum terutama dari arah Depok, Parung, Cinangka
dan Sawangan yang secara kebetulan mobil trayek Parung, Depok dan
Cinangka melintasi depan MTs Islamiyah. Gedung MTs Islamiyah terdiri
dari satu lantai dan memiliki 4 ruang belajar, karena siswa/I tidak begitu
banyak MTs Islamiyah masing-masing hanya satu kelas kecuali kelas 3
ada dua kelas waktu pembelajaran yang disediakan hanya pagi saja,
siangnya dilanjutkan dengan program ekstrakurikuler. Disamping 4 ruang
belajar, MTs Islamiyah memiliki 1 ruang perpustakaan, 2 ruang kantor
guru (kantor kepala sekolah dan kantor guru MTs Islamiyah), 1 ruang
laboraturium bahasa, 1 ruang laboraturium IPA dan 1 ruang komputer.
Kondisi sosial masyarakat sekitar sekolah pada umumnya terdiri
atas pedagang, buruh, wiraswasta, PNS dan ada pula yang tidak memiliki
pekerjaan. Dilihat dari jenjang perekonomian masyarakatnya terdiri dari 2
golongan, yakni golongan bawah dan menengah. Meskipun masyarakat
yang berada disekitar sekolah sebagian besar adalah golongan menengah
ke bawah tetapi dengan sikap yang antusias, masyarakat wilayah sekitar
sekolah (Jl. Raya Mukhtar No. 136 Sawangan Depok) dapat
menyekolahkan putera-puterinya. Walaupun dana yang digunakan hanya
mengandalkan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) tapi
sekolah masih bisa berjalan sampai sekarang dari tahun 1993.
40
3.Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah :
1) Mempersiapkan insane berilmu dan berakhlak mulia
2) Membentuk manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia yang
mampu menghadapi tantangan global
b.Misi Sekolah :
1) Disiplin dalam kegiatan pembelajaran
2) Menanamkan dan melaksanakan nilai-nilai Agama didalam dan diluar
sekolah
3) Menyediakan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
c. Tujuan Sekolah
1) Peningkatan guru melalui kegiatan pelatihan atau yang sejenisnya.
2) Pencapaian nilai selisih ujian akhir sekolah minimal 1,0
3) Mengembangkan kemampuan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
4) Memiliki keterampilan dalam bidang computer
5) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa
6) Memiliki kemampuan dalam bidang olah raga
41
4. Kondisi Sekolah
Tabel 4
Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jumlah
Pelajaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Total
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2002/2003 99 2 101 3 88 2 288
2003/2004 88 2 96 2 97 3 281
2004/2005 52 1 87 2 94 2 233
2005/2006 62 2 56 1 86 2 201
2006/2007 64 2 58 2 54 2 176
2007/2008 64 2 58 2 54 2 176
2008/2009 45 1 56 2 67 2 168
2009/2010 35 1 47 1 58 2 140
2010/2011 23 1 39 1 47 2 109
5. Angka Mengulang Siswa
Tabel 5
Tahun
Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
2001/2002 - - -
2002/2003 - - -
2003/2004 - - -
2004/2005 - - -
2005/2006 - - -
2006/2007 - - -
2007/2008 - - -
2008/2009 - - -
2009/2010 - - -
2010/2011 - - -
42
6. Indikator Keberhasilan
Tabel 6
Tahun Ujian Nasional
Pelajaran Peserta Lulus Prosentase Kelulusan
2002/2003 88 88 100%
2003/2004 97 97 100%
2004/2005 94 94 100%
2005/2006 86 86 100%
2006/2007 54 54 100%
2007/2008 54 54 100%
2008/2009 67 67 100%
2009/2010 58 58 100%
7. Data Sarana dan Prasarana
Tabel 7
No. Jenis Ruang Jumlah Keterangan
1 Kelas 5 Sedang
2 Kepala Sekolah 1 Sedang
3 Guru 1 Sedang
4 Ruang Perpustakaan 1 Sedang
5 Ruang Laboraturium - Sedang
6 Ruang BP 1 Sedang
7 Ruang Tata Usaha 1 Sedang
8 Ruang Praktek Komputer 1 Sedang
9 Masjid / Musolla - Sedang
10 WC Guru 1 Sedang
11 WC Siswa 1 Sedang
43
8. Kondisi Guru
Jumlah Guru Keseluruhan : 29 Orang
Guru Tetap Yayasan : -
Guru Tidak Tetap Yayasan : 27 Orang
Guru PNS DPK/Depag : 2 Orang
Staf Tata Usaha : 3 Orang
9. Jumlah Ruang Penunjang
a. Laboratorium IPA : -
b. Ruang Perpustakaan : 1 ruang
c. Ruang Keterampilan : -
10. Anggaran Sekolah (RAPBS)
Tabel 8
Tahun Sumber Dana
Anggaran Pemerintah Orangtua/Masyarakat Jumlah
2010/2011 135.712.500,- 89.856.000,- 225.568.500,-
44
Untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni
Baca Al-Qur’an yang dilaksanakan oleh MTs Islamiyah Sawangan Depok,
penulis telah melakukan penyebaran angket kepada siswa-siswi sebanyak 35
responden.
Dalam persoalan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik
dalam bentuk prosentase, artinya setiap data dipersentasikan dalam bentuk
frekuensi jawaban untuk setiap jawaban.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Langkah
selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan tabulasi sehingga
frekuensi setiap kemungkinan jawaban dapat diketahui. Frekuensi tersebut
dituangkan dalam bentuk frekuensi persentase. Dengan begitu berarti setiap
item pertanyaan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan
persentasenya. Setelah itu, jawaban hasil angket yang telah disebarkan
dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk per item.
B. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MTs Islamiyah
Sawangan Depok, diperoleh data tentang minat siswa terhadap pelajaran
ekstrakurikuler seni baca al-qur’an yang akan diuraikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
1. Perasaan senang
Tabel 9
Siswa berminat mengikuti ekstrakurikuler seni baca al-qur’an
No. Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 4 11,4%
2 Setuju 4 11,4%
3 Kurang Setuju 8 22,8%
4 Tidak Setuju 4 11,4%
5 Sangat Tidak Setuju 15 43%
Jumlah 35 100%
45
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar siswa
(77,2%) tidak beminat kepada program ekskul, yang berminat prosentasenya
sedikit (22,8%)
Tabel 10
Cuek dalam mengikuti ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 13 37,1%
2 Setuju 10 28,6%
3 Kurang Setuju 5 14,3%
4 Tidak Setuju 3 8,6%
5 Sangat Tidak Setuju 4 11,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (65,7%) cuek mengikuti ekskul SBQ ,yang menyatakan tidak cuek
kepada program ini prosentasenya sedikit (34,3%)
Tabel 11
Senang mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 1 3%
2 Setuju 16 45,7%
3 Kurang Setuju 4 11,4%
4 Tidak Setuju 4 11,4%
5 Sangat Tidak Setuju 10 28,5%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (60,1%) tidak senang mengikuti ekskul SBQ ,yang menyatakan
senang kepada program ini prosentasenya sedikit (39,9%).
46
2. Memiliki Pengetahuan Arti/Manfaat Kegunaan Ekstrakurikuler
Tabel 12
Materi Seni Baca Al-Qur’an mudah dihafal
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju - 0%
2 Setuju 9 25,7%
3 Kurang Setuju 9 25,7%
4 Tidak Setuju 8 22,9%
5 Sangat Tidak Setuju 9 25,7%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (74,3%) materi SBQ sulit dihafal, yang menyatakan materi SBQ
mudah dihafal prosentasenya sedikit (25,7%)
Tabel 13
Materi Seni Baca Al-Qur’an sulit dipahami
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 4 11,4%
2 Setuju 17 48,7%
3 Kurang Setuju 5 14,3%
4 Tidak Setuju 5 14,3%
5 Sangat Tidak Setuju 4 11,3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (60,1%) materi SBQ sulit dipahami, yang menyatakan materi SBQ
mudah difahami prosentasenya sedikit (39,9%).
Nanang Irwannur (Guru SBQ MTs Islamiyah Sawangan)
mengatakan bahwa memang pada materi ini siswa dituntut untuk
47
memperhatikan atau perhatian yang serius kecuali bagi siswa yang
memang mempunyai bakat khusus siswa akan mudah mencernah materi
ini.
Tabel 14
Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an tidak menambah pengalaman
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju - 0%
2 Setuju 18 51,4%
3 Kurang Setuju 8 22,9%
4 Tidak Setuju 6 17,1%
5 Sangat Tidak Setuju 3 8,6%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (51,4%) menambah pengalaman mengikuti ekskul SBQ ,yang
menyatakan dapat tidak menambah wawasan setelah mengikuti program
ini prosentasenya sedikit (48,6%).
Tabel 15
Terganggu mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 11 31,4%
2 Setuju 13 37,1%
3 Kurang Setuju 10 28,5%
4 Tidak Setuju 1 3%
5 Sangat Tidak Setuju - 0%
Jumlah 35 100%
48
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (68,5%) merasa terganggu mengikuti ekskul SBQ ,yang menyatakan
tidak terganggu kepada program ini prosentasenya sedikit (31,5%).
3. Kebiasaan
Tabel 16
Selalu memperhatikan materi Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 4 11,4%
2 Setuju 3 8,6%
3 Kurang Setuju 5 14,3%
4 Tidak Setuju 10 28,6%
5 Sangat Tidak Setuju 13 37,1%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (80%) tidak memperhatikan materi SBQ dalam mengikuti ekskul
ini, yang selalu memperhatikan materi SBQ prosentasenya sedikit (20%).
Tabel 17
Sering terlambat mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 18 51,4%
2 Setuju 3 8,6%
3 Kurang Setuju - 0%
4 Tidak Setuju 14 40%
5 Sangat Tidak Setuju - %
Jumlah 35 100%
49
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (6o%) sering terlambat pada ekskul SBQ, yang tepat waktu pada
program ini prosentasenya sedikit (40%).
Tabel 18
Memotivasi dalam mempelajari Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 9 25,8%
2 Setuju 12 34,3%
3 Kurang Setuju 6 17,1%
4 Tidak Setuju 4 11,4%
5 Sangat Tidak Setuju 4 11,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (60,1%) memotivasi pada program ekskul SBQ, yang tidak
memotivasi pada program SBQ prosentasenya sedikit (39,9%).
Tabel 19
Antusias mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 2 5,7%
2 Setuju 15 42,9%
3 Kurang Setuju - 0%
4 Tidak Setuju 9 25,7%
5 Sangat Tidak Setuju 9 25,7%
Jumlah 35 100%
Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan, dapat diketahui
sebagian besar siswa (51,4%) tidak antusias mengikuti program ekskul
50
ini, yang antusias kepada program ekskul ini prosentasenya sedikit
(48,6%).
Acep Supriyanto (wakil kesiswaan MTs Islamiyah), bahwa dulu
para siswa sangat antusias dengan ekskul ini hingga pernah mendapat
juara MTQ tingkat sekolah Se- kota Depok tahun 2001. Harapan saya
mudah-mudahan hal itu dapat terwujud kembali saat ini1.
4. Keyakinan
Tabel 20
Percaya diri membaca Al-Qur’an dengan seni/lagu di depan teman
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 1 3%
2 Setuju 16 45,7%
3 Kurang Setuju 7 20%
4 Tidak Setuju 7 20%
5 Sangat Tidak Setuju 4 11,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (48,7%) percaya diri membaca al-qur’an dengan SBQ di depan
teman, yang tidak percaya diri membaca al-qur’an dengan SBQ
prosentasenya sedikit (51,3%).
Tabel 21
Tidak perlu mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 6 17,1%
2 Setuju 18 51,4%
1 Hasil Wawancara oleh Acep Supriyanto ( Wakil Kepala Kesiswaan MTs Islamiyah), 23-
12-10
51
3 Kurang Setuju 7 20%
4 Tidak Setuju 3 8,5%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (68,5%) menyatakan tidak perlu mengikuti program ekstrakurikuler
SBQ, yang perlu mengikuti program ekstrakurikuler SBQ prosentasenya
sedikit (31,5%).
Tabel 22
Dapat memeperbaiki bacaan Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 5 14,3%
2 Setuju 13 37,1%
3 Kurang Setuju 5 14,3%
4 Tidak Setuju 5 14,3%
5 Sangat Tidak Setuju 7 20%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan beberapa item pertanyaan di atas, dapat diketahui
bahwa sebagian besar siswa (51,4%) menyatakan dapat memperbaiki
bacaan al-qur’an, yang menyatakan tidak dapat memperbaiki bacaan al-
qur’an dalam mengikuti program ekstrakurikuler ini prosentasenya sedikit
(48.6%)
Tabel 23
Tidak sungguh-sungguh mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-
Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
52
1 Sangat Setuju 2 5,7%
2 Setuju 15 42,8%
3 Kurang Setuju 6 17,1%
4 Tidak Setuju 11 31,4%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (49,5%) tidak sungguh-sungguh mengikuti ekskul SBQ, yang
sungguh-sungguh mengikuti ekskul SBQ prosentasenya sedikit (48,5%).
5. Motivasi
Tabel 24
Dapat membantu bakat/potensi siswa
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 4 11,4%
2 Setuju 13 40%
3 Kurang Setuju 9 25,7%
4 Tidak Setuju 4 11,4%
5 Sangat Tidak Setuju 5 14,3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (49,5%) tidak dapat membantu bakat /potensi pada program ekskul
SBQ, yang dapat membantu bakat/potensi pada program ekstrakurikuler
SBQ prosentasenya sedikit (48,5%).
Tabel 25
Mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an karena gurunya
baik
No Jawaban Frekuensi Prosentase
53
1 Sangat Setuju 2 5,7%
2 Setuju 13 37.1%
3 Kurang Setuju 4 11,4%
4 Tidak Setuju 6 17.1%
5 Sangat Tidak Setuju 10 28,7%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (57,2%) mengikuti ekskul SBQ bukan karena faktor guru, yang
mengikuti ekskul SBQ faktor guru prosentasenya sedikit (42,8%)
Tabel 26
Menambah semangat dalam membaca Al-Qur’an
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 1 3%
2 Setuju 3 8,5%
3 Kurang Setuju 8 22,9%
4 Tidak Setuju 12 34,2%
5 Sangat Tidak Setuju 11 31,4%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (88,5%) tidak menambah semangat baca al-qur’an pada program
ekskul SBQ, yang dapat menambah semangat dalam baca al-qur’an pada
program SBQ prosentasenya sedikit (11,5%).
54
Tabel 27
Ingin mendapat hadiah
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 3 8,6%
2 Setuju 15 42,8%
3 Kurang Setuju 12 34,2%
4 Tidak Setuju 3 8,6%
5 Sangat Tidak Setuju 2 5,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (51,4%) karena ingin mendapat hadiah pada program ekskul SBQ,
yang bukan karena hadiah pada program ekstrakurikuler SBQ
prosentasenya sedikit (48,6%).
Tabel 28
Mengikuti Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an karena teman
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sangat Setuju 18 51,4%
2 Setuju - 0%
3 Kurang Setuju 9 25,7%
4 Tidak Setuju 8 22,9%
5 Sangat Tidak Setuju - 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa (51,4%) mengikuti ekskul SBQ karena teman, yang mengikuti
ekskul SBQ bukan karena teman prosentasenya sedikit (48,6%).
C. Analisa dan Interpretasi Data
55
1. Analisa Data
Dari deskripsi hasil angket tersebut dapat dianalisis dan di
interpretasikan frekuensi nilai rata-rata tentang minat siswa terhadap
kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-quran di MTS Islamiyah Sawangan
Depok sebagai berikut:
Distribusi frekuensi data minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler seni baca al-qur’an.
Tabel 30
No Responden Nilai X (Hasil Skoring)
A1 57
A2 44
A3 59
A4 41
A5 53
A6 55
A7 59
A8 50
A9 56
A10 56
A11 56
A12 54
A13 55
A14 53
A15 58
A16 54
A17 48
A18 55
A19 52
A20 63
A21 52
A22 49
56
A23 57
A24 61
A25 42
A26 44
A27 54
A28 45
A29 50
A30 50
A31 55
A32 50
A33 50
A34 45
A35 53
Data minat siswa terhadap kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan oleh MTS Islamiyah Sawangan Depok dapat diperoleh
melalui pengisian angket dengan skala sikap oleh 30 sampel dan diperoleh
skor terendah 41 dan tertinggi 63, nilai rata-rata 52,4 perolehan data lebih
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 31
Distribusi frekuensi minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler senii baca al-
quran di MTS Islamiyah Sawangan Depok
No
kelas
Interval Frekuensi X Fka Fkb F.X
Frekuensi
Relatif
1 60-64 2 62 2 35 124 6%
2 55-59 12 57 14 33 684 34.20%
3 50-54 13 52 27 21 676 37%
4 45-49 4 47 31 8 188 11.40%
5 40-44 4 42 35 4 168 11.40%
Total 35 1840 100%
57
Diket:
Fa : 2
Fb : 13
U : 54,5
L : 40.5
i : 5
1. Mean = 𝑋𝑁
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 =
1835
35 = 52,4
2. Median = L + 1
2𝑛−𝑓𝑘𝑏
𝑓 xi
= 49,5 + 17,5−8
13 x 5
= 49,5 + 9,5
13 x 5
= 49,5+0,73x5
= 53,15
3. Modus
Mo = U + 𝐹𝑏
𝑓𝑎+𝑓𝑏 xi
= 54,5 + 13
2+13 x 5
= 54,5 + 13
15 x 5
= 58,8
58
Berdasarkan penyajian data pada tabel distribusi diatas dapat
diketahui dari 30 responden, mendapat skor banyaknya kelas (K) 5,
panjang kelas (i) 5, mean 52,4, median 44,15 dan modus 58,8
Berdasarkan data diatas dapat dilihat kemunculan nilai tertinggi
dalam batas kelas 40-44 dengan titik tengahnya (X) 42 dan frekuensinya 4,
sedangkan nilai terendah pada 60-64 dan frekuensinya 2.
Berdasarkan perhitungan dari data-data diatas dapat disimpulkan
bahwa minat siswa terhadap kegiatan ekstra kurikuler di MTS Islamiyah
Sawangan Depok berada pada kategori sedang. Hal ini terbukti dari data
hasil pengolahan angket tentang minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler seni baca al-quran di MTS Islamiyah Sawangan Depok
yang memperoleh nilai skor rata-rata 52,4. Artinya bahwa siswa kelas VIII
di MTS Islamiyah Sawangan Depok tahun ajaran 2009-2010 memiliki
minat yang sedang terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-quran.
2.Interpretasi Data
Berdasarkan analisa penulis maka dapat diperoleh interpretasi data
yang akan diuraikan sebagai berikut :
𝑋𝑁
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 =
1835
35 = 52,4
Bahwa minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler SBQ termasuk
kategori cukup atau sedang.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat
mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Program ekstrakurikuler seni baca al-qur’an yang diselenggarakan di
MTs Islamiyah Sawangan Depok jarang diminati siswa terbukti dari
perolehan data-data yang sudah diolah.
2. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler termasuk kategori
sedang/cukup terbukti dari beberapa data yang sudah diolah. Seperti
perasaan senang, pengetahuan tentang ekskul, kebiasaan, keyakinan
dan motivasi siswa yang rendah dalam mengikuti ekstrakurikuler.
59
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis kemukakan dari hasil wawancaara
dengan kepala MTs, Wakil kepala MTs bidang kesiswaan dan guru SBQ MTs
Islamiyah Sawangan Depok, sebagai berikut :
1. Guru hendaknya menerapkan metode yang variatif, serta menciptakan
proses pembelajaran efektif dan efesien dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler. Sehingga penyampaian materi SBQ tidak terkesan
monoton yang menyebabkan siswa malas dan jenuh mengikuti ekskul
SBQ.
2. Guru memberikan pengarahan kepada siswa/I mengenai teknik dan cara
mengolah pernafasan yang baik, sehingga siswa termotivasi dalam
mengikutin ekskul SBQ.
3. Kepala sekolah hendaknya melakukan terobosan-terobosan terbaru pada
semua program ekstrakurikuler di sekolah khususnya seni baca al-
qur’an, sehingga peserta didik dapat tertarik dengan program-program
yang disediakan oleh sekolah.
4. Kepala sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan
efesien.
5. Para siswa diharapkan lebih giat lagi dalam mengikuti semua program
ekstrakurikuler yang sudah disediakan oleh sekolah
6. Hendaknya wali murid/orang tua menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak sekolah terutama guru dan kepala sekolah untuk mendukung terus
program ekstrakurikuler SBQ yang ada di MTs Islamiyah Sawangan
Depok.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,H.M.Dkk.Pengembangan Kurikulum, Bandung : CV PUSTAKA. 1998
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.2007
http://ma-wali9.blogspot.com/2008/05/ekstra-kurikuler.html jam 1;11 24-juni
2008
Jalal, Fasli. Peta Masa Depan. Jakarta: Elsas, 2005
Kencana, Wayan dan P.N Sumartana. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional. 1986
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam.Bandung : PT. Al-
Ma’arif. 1999
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: P.T.
Remaja Rosdakarya. 2005
Mursiti, Sri. Jurnal.“ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja
(KII) Kimia Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Kimia Pada Siswa SMA Kelas
Narbuko, Cholid dan Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2004
Nasution,S. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar. Bandung : Jemmars. 1998
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya. 2007
Sahertian, Piet. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
1994.
Salim, Petter dan Yeni Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English, 1991
Shaleh, Abdur Rahman dan muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar.
Jakarta :Prenada Media. 2004
Sisdiknas No.20 tahun 2003.Bandung : Gemilang.1993
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta: Prineka Cita.
2003.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Grafindo Persada.
1996
Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T
Remaja Rosdakarya. 2006
61
Suryosubroto, B. Proses belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.1997
TIM Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasoinal.
Jakarta: Balai Pustaka. 2002
Umam, H.Chatibul dkk. Belajar MembQuaca Al-Qur’an Dengan lagu. Jakarta :
Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an. 1991
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 1993
Top Related