Download - LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Transcript
Page 1: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN

PENELITIAN HIBAH B ERSAING

MODEL PENG EMBANGAN ETIKA KERJA BERBASIS IS LAM PADA

PERGURUAN TINGGI ISLAM SWASTA DI KO TA MEDAN

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Tim

JUFRIZEN, S E., M.Si (NIDN 0105087402) RO NI PARLINDUNGAN S E, MM (NIDN 0110097302)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA DES EMBER 2015

Page 2: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 3: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

RINGKAS AN

Etika kerja berbasikan Islam merupakan sebuah orientasi yang membentuk

dan mempengaruh i keterlibatan dan partisipasi pengikutnya di lingkungan kerja. Etika kerja Islam dibangun melalui empat konsep dasar, yaitu usaha, kompetisi, transparansi dan tanggung jawab moral. Usaha dianggap sebagai bahan dasar dalam melayani diri sendir i dan orang lain. Etika kerja berbasiskan islam merupakan bagian dar i konsep islam yang merupakan nilai-nilai untuk membentuk kepr ibadian seseorang yang baik dalam bekerja. Etika ker ja berbasiskan islam ini juga menekankan kreatifitas kerja sebagai sum ber kehidupan manusia.

Penelitian ini bert ujuan untuk membuat model pengem bangan etika kerja berbasiskan Islam seh ingga bisa diaplikasikan lebih jauh untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi pada Perguruan Tinggi I slam Swasta di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental research).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etos kerja moral dosen dan tenaga pendidik Perguruan Tinggi I slam Swasta di Kota Medan yang perlu diterapkan adalah , yaitu: (1) ash-Shalah (baik dan bermanfaat), (2) al-It qan (sempurna), (3) al-Ihsan (melakukan yang terbaik atau lebih baik lagi), (4) al-Mujahadah (kerja keras dan optimal), (5) Tanafus dan ta’awun (berkompetisi dan tolong menolong), dan (6) sangat menghargai wakt u.

Kata Kunci : Etika Kerja Berbasiskan Islam

Page 4: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menghasilkan sebuah karya tulis yangt Insya Allah akan

memberikan manfaat bagi pihak yang terkait dalam hal ini Perguruan Tinggi

Islam Swasta yang ada di Kota Medan dan para dosen. Adapun judul penelitian

ini adalah : ”Model Pengembangan Etika Kerja Berbasis I slam Pada Perguruan

Tinggi I slam Swasta Di Kota Medan,” semoga apa yang dituliskan dalam karya

ini akan memperkaya pengembangan ilmu manajamen di bidang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organ isasi. Nam un penulis menyadar i bahwa

semua ini tidak kesalahan dan kekurangan, baik dar i hasil analisis maupun

pembahasan serta penulisan yang kurang pada tempatnya mohon disampaikan

dalam kritik dan saran yang membangun unt uk pengembangan penelitian

selanjutnya.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

mendalam kepada semua pihak yang telah member ikan dorongan moril maupun

materil hingga terselesaikannya penelitian in i. Terutama kepada istri tercinta

Hj. Maya Sar i, SE, Ak, CA, M.Si dan anak-anakku Soeltan Mahzar Zein, Putri

Nabila Maritza Zein, Gadizha Fauzia Zein yang telah menjadi insp irasi

terbesarku.

Selanjutnya ucapan terima kasih yang dalam juga penulis sampaikan

kepada Bapak Rektor Dr. Agussani, M.AP beserta para Wakil Rektor, Ketua LP3M UM SU Bapak Azuar Juliandi, SE, S.Sos, M.Si, Dekanat Fakultas Ekonomi

UM SU Bapak Zulaspan Tupti, SE, M.Si, Bapak Januri, SE, MM, M.Si dan Bapak

Ade Gunawan, SE, M.Si dan Ket ua Prodi Manajemen Dr. Hasrudy Tanjung, SE,

M.Si. Serta teman-teman dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi UM SU yang tidak

dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungannya.

Demikian saya akhiri, semoga penelitian ini bermanfaat, mohon maaf atas

segala kekuarangan. Wassalam

Jufrizen, SE, M.Si

Page 5: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

DAFTAR ISI

HALAM AN PENGESAHAN i RINGKASAN ii PRAKATA iii DAFTAR ISI iv DAFTAR LAMPIRAN v BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan Khusus 3 1.3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUST AKA 2.1. Etika Ker ja 7 2.2. Etika Ker ja I slam 8 2.3. Parameter Etika Kerja Islam 16 2.4. Dimensi Etika Kerja Islam 19

BAB III TUJUAN DAN M ANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian 21 3.2. Manfaat Penelitian 21

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian 22 4.2. Metode Pengumpulan Data 22 4.3 Metode Analisis 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 24 5.2. Pembahasan 32

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 35 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan 36 7.2. Saran 36

DAFTAR PUST AKA 37 LAMPIRAN 1. Rancangan Etika Ker ja Berbasiskan Islam (Kode Etik) 39 LAMPIRAN 2. Biodata Ketua dan Anggota 44 LAMPIRAN 3. Artikel Ilmiah 49 LAMPIRAN 4. Publikasi Ilmiah (Pembicara pada Seminar Nasional

Manajemen dan Akuntansi (SNEMA) 2 FE – UNP, Padang 10 Oktober 2015

62

Page 6: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rancangan Etika Kerja Berbasiskan Islam (Kode Etik)

Lampiran 2 Biodata Ket ua dan Anggota

Lampiran 3 Artikel Ilmiah

Lampiran 4 Publikasi Ilmiah (Pembicara pada Seminar Nasional Manajemen dan Akuntansi (SNEM A) 2 FE – UNP, Padang 10 Oktober 2015

Page 7: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika sangat diperlukan dalam hidup karena mengandung nilai dan prinsip

yang dianut dalam masyarakat. Etika merupakan seperangkat praktik moral yang

membedakan antara hal yang benar dan yang salah (Marri et al, 2012). Etika dapat

menjadi penent u dan arahan bagi manusia dalam berperilaku. Dalam bekerja,

etika diperlukan sebagai aturan yang mengarahkan bagaimana individu bekerja dengan baik dan benar. Etika kerja menjadi sebuah komitmen akan nilai dan

pentingnya kerja keras bagi individu. Bagi manager, seorang karyawan lebih

utama dilihat dar i etika ker ja (61%), intelijen (23%), antusiasme (12%) dan

pendidikan (4%) (Miller et al, 2001).

Konsep etika ker ja mulai menjadi perhatian pasca revolusi industri. Hal ini

sejalan dengan Weber yang mengusulkan hubungan kausalitas etika kerja

Protestan dengan perkembangan kapitalisme di barat. Teori Weber

menghubungkan kesuksesan dalam bisnis dengan kepercayaan religius. Setelah

itu para peneliti semakin memberi perhatian kepada etika kerja dan peran agama

di dalamnya (Rokhman, 2010; Geren; Ali, 2008; Yousef, 2000). Konsep etika

kerja yang berkembang di barat (etika kerja Protestan) mungkin memang sesuai

dengan nilai-nilai dan budaya pada masyarakat Eropa, namun tidak dapat

diabaikan bahwa terdapat komunitas lain yang memiliki cir i budaya dan kepercayaan tersendiri dalam hal etika kerja.

Selain etika ker ja Protestan, etika kerja Islam kini mulai mendapat perhatian

para peneliti. Orang Islam dikenal memiliki pandangan yang unik mengenai

pekerjaan dan telah mengformulasikannya dalam etika kerja (Ali, 2008). Antara

etika kerja Islam dan etika kerja Protestan, keduanya sama-sama menekankan

pada kerja keras, komitmen, dedikasi pada pekerjaan, kreativitas kerja,

menghindar i perilaku tidak etis, kerjasama dan kompetisi di tempat kerja. Namun, berbeda dengan etika ker ja Protestan, etika kerja Islam lebih menekankan kepada

niat dari pada sekedar hasil (Yousef, 2000). Bekerja dalam Islam dianggap

sebagai sebuah kebaikan dalam pemenuhan kebutuhan dan penting untuk

Page 8: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

membangun keseimbangan dalam hidup manusia dan kesejahteraan bersama (Ali,

1988) Etika kerja I slam memberikan dampak yang baik terhadap perilaku individu

dalam bekerja karena dapat memberi stimulus unt uk sikap kerja yang positif.

Sikap kerja yang positif memungkinkan hasil yang menguntungkan seperti kerja

keras, komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan dan sikap kerja lainnya yang

tentu saja hal in i dapat memberi keuntungan bagi individu it u sendiri dan

organisasi (Yousef, 2001). Pendedikasian dir i yang tinggi terhadap pekerjaan akan

membawa individu unt uk bekerja keras meraih hasil yang maksimal. Ketika individu meraih apa yang sesuai dengan harapannya, dia akan merasa

puas dan merasa peker jaannya memiliki arti baginya. Hasil peker jaan yang

memuaskan akan memberi dampak pada indiv idu unt uk terus member ikan

kemampuan yang dimiliki dan ingin terus berada dalam organisasinya. Hal ini

menunjukkan bahwa etika kerja Islam dapat mendorong kepuasan, komitmen dan

kontinuitas bekerja (Yousef, 2001; Hayati, 2012; Marri et al, 2012) dan hasilnya,

dapat mengurangi tingkat turnover karyawan. Etika ker ja Islam memandang

tujuan bekerja bukan sebagai sekedar menyelesaikan pekerjaan, tapi untuk

mendorong pertum buhan pribadi dan hubungan sosial (Hayati, 2012). Hal ini

menjadi penting dikarenakan bukan hanya memberikan manfaat bagi individu

yang berpegang pada prinsipnya, tapi etika kerja Islam juga memberi dampak bagi

lingkungan secara menyeluruh.

Perguruan tinggi sebagai in stitusi pendidikan tinggi memiliki peran sangat strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Peran strategis in i sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yakni menyiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik

dan /atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (PP.60-

1999). Perguruan tinggi dengan berbagai unsur yang ada didalamnya, selayaknya

anggota yang ada diperguruan tinggi mempunyai etika kerja yang tinggi dalam menjalankan peran dan fungsinya secara optimal sebagai bent uk tanggung jawab

tenaga kependidikan sekaligus hal yang terpenting merupakan bentuk

pertangungjawaban insan iah terhadap Allah SWT yang telah menjalankan amanah

Page 9: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

dengan baik dan optimal. Rendahnya etika kerja akan berdampak pada institusi

dan mutu lulusan yang saat ini sedang menjadi isu sentral pendidikan tinggi (quality assurance). Lebih jauh etika kerja islami akan sangat berdampak pada

produktivitas standar yang semestinya dilakukan oleh institusi secara keseluruhan.

1.2 Tujuan Khusus

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuat model

pengembangan etika ker ja berbasiskan Islam sehingga bisa diaplikasikan lebih

jauh untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi. Sedangkan tujuan khususnya

adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan konsep model pengembangan etika kerja berbasiskan Islam di

Perguruan Tinggi I slam Swasta yang ada di Kota Medan.

2. Melakukan implementasi dan penyempurnaan model pengembangan etika

kerja berbasiskan Islam di Perguruan Tinggi I slam Swasta yang ada di Kota

Medan.

3. Kajian model pengembangan etika kerja berbasiskan Islam yang telah

diimplementasikan dapat dilanjutkan dengan melakukan kerjasama dengan

perguruan tinggi swasta lainnya dan perguruan tinggi negeri yang ada di Kota

Medan.

1.3 Urgensi (Keutam aan) Penelitian

Penelitian ini secara praktis akan bermanfaat bagi perguruan tinggi swasta

di kota Medan. Objek ini dipilih karena berdasarkan studi pendahuluan ditemukan

masih rendahnya etika kerja yang berbasiskan Islami pada perguruan tinggi I slam

swasta di kota Medan. Permasalahan yang sering dijumpai masih rendahnya etika

kerja pegawai dalam proses belajar mengajar. Manfaat dan dampak yang timbul

dar i penerapan model etika kerja berbasiskan Islam adalah menjadikan perguruan

tinggi swasta yang tangguh, berkualitas tinggi, dan dapat berkembang secara

berkelan jutan, melalui peningkatan kualitas etika kerja Islami sehingga dapat

dapat meningkatkan mut u perguruan tinggi I slam swasta di kota Medan.

Perhatian akan etika kerja dapat dikatakan terjadi karena fakta bahwa etika

kerja bukanlah sebuah bakat dalam diri seseorang, tetapi merupakan sebuah sikap

(Miller et al, 2001) dan secara khusus merupakan prinsip yang dipegang dan

Page 10: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

dipercayai yang tercermin pada sikap kerja individu dan berhubungan erat dengan

komitmen moral dan keterlibatan indiv idu (Yousef, 2001). Konsep etika kerja Islam berasal dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Islam mengajarkan bahwa kerja keras

dapat menyebabkan dosa terampuni dan tidak ada yang lebih baik selain makan

dar i hasil pekerjaan sendiri, kemalasan dan membuang-buang waktu untuk hal

yang tidak produktif sangatlah dilarang. Etika kerja islam memandang dedikasi

pada pekerjaan adalah sebuah kebaikan (Yousef, 2000), pekerjaan haruslah

bermanfaat dan juga bermakna (Ali, 2008).

Etika kerja I slam merupakan sebuah orientasi yang membentuk dan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi pengikutnya di lingkungan kerja. Etika

kerja Islam dibangun melalui empat konsep dasar, yaitu usaha, kompetisi,

transparansi dan tanggung jawab moral. Usaha dianggap sebagai bahan dasar

dalam melayani diri sendiri dan orang lain. Setiap individu harus berkompetisi

secara adil dan jujur serta bekerja dengan niat yang baik. Perdagangan dan

transaksi harus terjadi dalam lingkungan yang saling terbuka dan percaya, o leh

karena itu, transparansi menentukan tanggungjawab moral. Perilaku bermoral

merupakan prasyarat penting untuk mempertahankan kemakmuran ekonomi dan

komunitas bisnis (Ali, 2008).

Beberapa penelitian mengenai etika kerja I slam (Ali, 1988, 1992; Ali

&Azim, 1994; Ali & Al-Kazemi, 2007; Yousef, 2000, 2001) hanya menguji

konsep secara garis besarnya saja tanpa memberikan definisi untuk dimensi etika

kerja Islam. Chanzanagh dan Akbarnejad (2011) mengembangkan model multidimensi etika ker ja I slam agar lebih terlihat perbedaannya dengan etika kerja

Protestan. Dalam Islam, bentuk keimanan seorang muslim haruslah diaplikasikan

menyeluruh di berbagai aspek kehidupan. Keterlibatan dalam aktivitas ekonomi

merupakan sebuah kebaikan yang diniati sebagai wujud keimanan. Penyertaan

niat dalam pekerjaan sangatlah penting dikarenakan hal tersebut mengindikasikan

bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah baik dan benar. Selain benar, pekerjaan

yang dilakukan seorang muslim haruslah bermanfaat. Hasil dari meta analysis literature teori dan empiris serta pendapat para ahli, didapatlah tujuh dimensi etika

kerja Islam yaitu ju stice and fairness, work resu lts for the Islam ic ummah,

Page 11: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

coopera tion and co llaboration, trusteeship, work intention, work type, work as the

source of ownership. Integritas muslim adalah bentuk ekspresi dari I slamic ummah. Aktivitas

yang dilakukan tidak boleh merugikan dan tidak bermanfaat bagi sesama muslim.

Oleh karena itu, aktivitas ekonomi memberi kekuatan dan potensi untuk

persaudaraan dan persatuan umat muslim. Inilah yang dikatakan bahwa pekerjaan

memberi hasil unt uk I slam ic umm ah. Oleh karena it u, kebersamaan dan integr itas

sangatlah penting dalam prinsip I slam.

Semangat kebersamaan dan kesatuan dalam Islam mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. I slam mengan jurkan unt uk saling bekerjasama dalam aktivitas

ekonomi sebagai bukti ketaqwaan seorang muslim. Hasilnya, kebersamaan dan

kesatuan akan berakhir pada produktivitas yang tinggi bagi tercapainya Islamic

ummah.

Selain itu, bent uk kedekatan diri pada Tuhan dapat dicerminkan melalui

kebenaran dan keadilan. Kebenaran dan keadilan dalam ekonomi Islam memberi

kesejahteraan untuk seluruh umat. Pengumpulan kekayaan melalui jalan haram,

sangatlah dilarang. Hal ini menjadikan hubungan antar muslim menjadi kuat dan

menghilangkan gap atau perbedaan kelas sosial.

Ajaran Islam menganjurkan muslim untuk makan dari hasil pekerjaan

sendir i dan dilarang menjadi parasit bagi orang lain. Bekerja membuat pemerataan

kekayaan dan setiap muslim dapat menjadi kaya dengan bekerja. Oleh karena itu,

bekerja adalah faktor penting dar i kepemilikan dalam Islam. Beker ja yang hanya din iatkan untuk mengumpulkan uang dibanding untuk beribadah menyebabkan

kerusakan bagi masyarakat. Karena Islam mengenal haram dan halal, maka

aktivitas bekerja haruslah produktif, spekulasi dan riba dilarang. Dalam Islam,

niat bukanlah hanya sekedar kata-kata, tetapi harus dilakukan dengan perbuatan.

Dari sinilah etika kerja Islam memandang bekerja sebagai sumber dari

kepemilikan.

Setiap muslim diharuskan memiliki sifat dapat dipercaya atau amanah. Amanah dalam segala urusan merupakan hal yang paling penting karena hal ini

menjadikan muslim sebagai sumber daya modal terbaik. Selain itu, tipe pekerjaan

yang dijalani juga harus sesuai dengan kemampuan dan keah lian yang dimiliki.

Page 12: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Islam mengajarkan agar kita dapat menempatkan orang sesuai dengan

keahliannya, agar tidak terjadi kekacauan dan kehancuran. Etika kerja Islam bukan hanya sekedar masalah budaya saja, tetapi etika

kerja Islam dapat mendorong individu untuk memberikan usaha terbaik dan

bekerja keras. Karena penyertaan niat baik pada pekerjaan akan memberikan hasil

yang baik pula. Bekerja memungkinkan seseorang menjadi mandiri dan

menimbulkan kepedulian terhadap orang lain, kepuasan dan pemenuhan diri (Ali,

2008).

Page 13: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika Kerja

Manusia adalah makhluk yang diarahkan dan terpengaruh oleh keyakinan

yang mengikatnya. Salah atau benar keyakinan tersebut niscaya mewarnai

perilaku orang yang bersangkutan. Dalam konteks ini selain dorongan kebut uhan

dan aktualisasi diri, n ilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama tentu

dapat pula menjadi sesuatu yang berperan dalam proses terbent uknya sikap hidup yang mendasar. Berarti kemunculan etos ker ja manusia didorong oleh sikap hidup

sebagai tersebut diatas baik disertai kesadaran yang mantap maupun kurang

mantap. Sikap hidup yang mendasar tersebut menjadi sumber komitmen yang

membentuk karakter, kebiasaan atau budaya ker ja tertentu (Asifudin, 2004).

Etos berasal dari bahasa Yunan i (ethos) yang memberikan arti sikap,

kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuat u. Sikap ini tidak saja

dimiliki o leh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos

dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang

diyakininya. Dar i kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir

mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-n ilai yang berkaitan dengan baik

buruk (moral), seh ingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat

yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan

berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan

menghindar i segala kerusakan (fasad) sehingga setiap peker jaanya diarahkan

untuk mengurangi bahkan mengurangi sama sekali cacat dar i hasil pekerjaanya

(no single defect) (Tasmara, 2002).

Tasmara (2002) menyatakan etos bukan sekedar bergerak atau bekerja,

melainkan kepribadian yang bermuatan moral dan menjadikan landasan moralnya

tersebut sebagai cara mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhai-Nya, menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga etos kerja berkaitan dan

bersenyawa dengan semangat, kejujuran, dan kepiawaian dalam bidangnya

(profesiona l). Hampir disetiap sudut kehidupan, kita akan menyasikkan begitu

Page 14: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

banyak orang bekerja. Para salesman yang h ilir mudik mendatangi toko dan

rumah-rumah, para guru yang tekun berdiri di depan kelas, polisi yang mengatur lalu-lintas dalam selingan hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya.

Tentang bagaimana etos kerja dapat diaktualisasikan dalam kehidupan

sehari-hari kenyataannya bukan sesuat u yang mudah. Sebab realitas keh idupan

manusia bersifat dinamis, majemuk, berubah-ubah dan antara satu orang degan

lainnya mempunyai latar belakang dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda.

Perubahan sosial ekonomi sesorang dalam hal in i juga dapat mempengaruhi etos

kerjanya (Asy’arie, 1994). Disamping terpengaruh oleh factor ekstern yang amat beraneka ragam meliputi faktor fisik, lingkangan, ekonomi dan imbalan, ternyata

jug adinegaruhi o leh faktor intern bersifat psik is yang begitu dinamis, dan

sebagian diantaranya merupaan dorongan alamiah seperti basic needs dengan

berbagai hambatanya. Ringkasnya etos ker ja seseorang tidak terbentuk oleh satu

atau dua varibel. Proses terbentuknya etos kerja (termasuk etos ker ja I slami),

seir ing dengan kompleksistas menusia yang besifat kodrati, melibatkan kondisi,

prakondisi, dan faktor-faktor yang banyak: f isik bologis, mental psikis, sosio

kult ural, dan mungkin spiritual trasendental. Jadi etos kerja bersifat kompleks

serta dinamis.

2.2 Etika Kerja Islami

Manusia adalah makhluk yang diarahkan dan terpengaruh oleh keyakinan

yang mengikatnya. Salah atau benar keyakinan tersebut niscaya mewarnai

perilaku orang yang bersangkutan. Dalam konteks ini selain dorongan kebut uhan

dan aktualisasi diri, n ilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama tentu

dapat pula menjadi sesuatu yang berperan dalam proses terbent uknya sikap hidup

yang mendasar. Berarti kemunculan etos ker ja manusia didorong oleh sikap hidup

sebagai tersebut diatas baik disertai kesadaran yang mantap maupun kurang

mantap. Sikap hidup yang mendasar tersebut menjadi sumber komitmen yang

membentuk karakter, kebiasaan atau budaya ker ja tertentu (Asifudin, 2004).

Etos berasal dari bahasa Yunan i (ethos) yang memberikan arti sikap,

kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuat u. Sikap ini tidak saja

dimiliki o leh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos

dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang

Page 15: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

diyakininya. Dar i kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir

mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-n ilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral), seh ingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat

yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan

berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos

tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan

menghindar i segala kerusakan (fasad) sehingga setiap peker jaanya diarahkan

untuk mengurangi bahkan mengurangi sama sekali cacat dar i hasil pekerjaanya

(no single defect) (Tasmara, 2002). Tasmara (2002) menyatakan etos bukan sekedar bergerak atau bekerja,

melainkan kepribadian yang bermuatan moral dan menjadikan landasan moralnya

tersebut sebagai cara mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhai-Nya,

menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga etos kerja berkaitan dan

bersenyawa dengan semangat, kejujuran, dan kepiawaian dalam bidangnya

(profesiona l). Hampir disetiap sudut kehidupan, kita akan menyasikkan begitu

banyak orang bekerja. Para salesman yang h ilir mudik mendatangi toko dan

rumah-rumah, para guru yang tekun berdiri di depan kelas, polisi yang mengatur

lalu-lintas dalam selingan hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya.

Tentang bagaimana etos kerja dapat diaktualisasikan dalam kehidupan

sehari-hari kenyataannya bukan sesuat u yang mudah. Sebab realitas keh idupan

manusia bersifat dinamis, majemuk, berubah-ubah dan antara satu orang degan

lainnya mempunyai latar belakang dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Perubahan sosial ekonomi sesorang dalam hal ini juga dapat mempengaruhi etos

kerjanya (Asy’arie, 1994). Disamping terpengaruh oleh factor ekstern yang amat

beraneka ragam meliputi faktor fisik, lingkangan, ekonomi dan imbalan, ternyata

jug adinegaruhi o leh faktor intern bersifat psik is yang begitu dinamis, dan

sebagian diantaranya merupaan dorongan alamiah seperti basic needs dengan

berbagai hambatanya. Ringkasnya etos ker ja seseorang tidak terbentuk oleh satu

atau dua varibel. Proses terbent uknya etos ker ja (termasuk etos kerja islami), seir ing dengan kompleksistas menusia yang besifat kodrati, melibatkan kondisi,

prakondisi, dan faktor-faktor yang banyak: f isik bologis, mental psikis, sosio

Page 16: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

kult ural, dan mungkin spiritual trasendental. Jadi etos kerja bersifat kompleks

serta dinamis. Untuk memberikan gambaran mengenai persamaan dan perbedaan etos

kerja non agama dan etos kerja islami Asifudin (2004) mengungkapkan bahwa

persamaan etos kerja non agama dengan etos ker ja islami antara lain: (1) etos

kerja non agama dan etos kerja islami sama-sama berupa karakter dan kebiasaan

berkenaan dengan ker ja yang terpancar dar i sikap hidup manusia yang mendasar

terhadapnya. (2) keduanya timbul karena motivasi, (3) motovasi keduanya sama-

sama didorong dan dipengaruhi oleh sikap hidup yang mendasar terhadap kerja, (4) keduanya sama-sama dipengaruh i secara dinamis dan manusiawi oleh berbagai

faktor intern, dan ekstern yang bersifat kompleks.

Sedangkan perbedaan antara etika ker ja non agama dengan etika kerja

agama (Islami) menurut Asifudin (2004) adalah sebagai berikut:

Etika kerja non agama:

1. Sikap hidup mendasar terhadap kerja disini timbul dar i hasil kerja akal

dan /atau nila-nilai yang dianut ( tiak betolak dari iman keagamaan tertentu)

2. Tidak ada iman

3. Motivasi timbul dar i sikap hidup mendasar terhadap kerja. Disini motivasi

tidak tersangkut paut dengan iman, agama, atau niat ibadah bersumber dari

akal dan/atau pandangan hidup/n ilai-nilai yang dianut.

4. Etika kerja berdasarkan akal dan/atau pandangan hidup/nilai-nilai yang

dianut. Etika kerja I slami

1. Sikap hidup mendasar pada kerja disini identik dengan sistem

keimanan/aqidah Islam berkenaan dengan kerja atas dasar pemahaman

bersumber dari wahyu dan akal yang saling bekerja sama secara proporsional.

Akal lebih banyak berfungsi sebagai alat memahami wahyu (meski

dimungkinkan akal memperoleh pemahaman dari sumber lain, namun

menyatu dengan system keimana Islam). 2. Iman eksis dan terbentuk sebagai buah pemahaman terhadap wahyu. Dalam

hal ini akal selain berfungsi sebagai alat, juga berpeluang menjadi sum ber.

Disamping menjadi dasar acuan etika kerja islami, iman islami, (atas dasar

Page 17: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

pemahaman) berkenaan dengan kerja inilah yang menimbulkan sikap hidup

mendasar (aqidah) terhadap kerja, sekaligus motivasi kerja islami 3. Motivasi disini timbul dan bertolak dari sistem keimanan /aqidah Islam

berkenaan kerja bersumber dari ajaran wahyu dan akal yang saling

bekerjasama. Maka motivasi berangkat dar i niat ibadah kepada Allah dan

iman terhadap adanya kehidupan ukhrawi yang jauh lebih bermakna.

4. Etika kerja berdasarkan keimanan terhadap ajaran wahyu berkenaan dengan

etika kerja dan hasil pemahaman akal yang membentuk system

keimanan/aqidah Islam sehubungan dengan kerja (aqidah kerja). Dengan melihat persamaan dan perbedaan tersebut diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa etos kerja seseorang terbentuk o leh adanya motivasi yang

terpancar dari sikap h idupnya yang mendasar terhadap keja. Sikap itu bersum ber

dar i akal dan atau pandangan hidup/nilai-nilai yang dianut tanpa harus terkait

dengan iman atau ajaran agama. Khusus bagi orang yang beretos kerja I slami, etos

kerjanya terpancar dari sistem keimanan/aqidah Islam berkenaan dengan kerja

yang bertolak dari ajaran wahyu bekerjasama dengan akal. Sistem keimanan ini

identik dengan sikap hidup mendasar (aqidah kerja). Ia menjadi sumber motivasi

dan sumber nilai bagi terbentuknya etos kerja islami. Etos kerja ini selalau

mendapat pengaruh dari berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor

eksternal sesuai dengan kodrat manusia selaku makhluk psikofisik yang tidak

kebal dar i berbagai rangsang, baik langsung maupun tidak langsung. Dengan

demikian terbentuknya etos kerja islami melibatkan banyak faktor dan tidak hanya terbentuk secara m urni oleh satu atau dua faktor tertentu.

Menurut Mahmud (1995), hakeketnya etika kerja Islami merupakan

pancaran dari nilai yang ikut membentuk corak khusus karakteristik etos kerja

islami. Sebagai bagian dari akhlak tentunnya harus dikembangkan pada dua

sayap, yakni sayap hubungan manusia dengan Allah yang maha pencipta

(mu’amalah m a’al khaliq) dan sayap hubungan antara manusia dengan makhluk

(mu’amalah m a’al khalq). Pada sayap pertama dikembangkan etika tauhid dan penghormatan yang banyak bagi Allah dalam kerja. Jadi segala bentuk perilaku

syirk,perbuatan dan perkataan yang secara langsung atau tidak langsung

merendahkan atau menghujat Allah dapat dikategorikan tidak sejalan dengan etika

Page 18: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

kerja I slami. Di sin i hendaknya ditekankan pada sikap ikh las dalam menghadapi

takdir. Sedangkan pada sayap yang kedua mesti dikembangkan sikap-sikap proporsional dan perilaku yang bertolak dari semangat ketaatan pada norma-

norma Ilahi berkaitan dengan ker ja.

Mahmud (1995) menyatakan bahwa ada dua syarat mutlak suatu

pekerjaan dapat digolongkan sebagai amal soleh yait u (1) husnu l fa’illiyyah, yakni

lahir dari keikhlasan niat pelaku (2) husnul fi’illiyyah, maksudnya pekerjaan itu

memiliki nilai-nilai kebaikan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh syara,

sunnah nabi, atau akal sehat. Keduanya disamping menjadi syarat amal saleh sebagaimana tersebut diatas, ternyata juga menjadi dasar dan jiwa etika kerja

islami yang bersifat khas. Dengan konteks demikian, minimal terdapat tiga prinsip

etis (1) ikh las menerima takdir (2) menegakkan proporsionalitas (3) sadar menaati

norma.

Etika kerja Islam diungkapkan Triwuyono (2000) bahwa tujuan utama

etika menurut Islam adalah “menyebarkan rahmat pada semua makhluk”. Tujuan

itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan misi sejati hidup manusia.

Tujuan itu pada hakekatnya bersifat trasendental karena tujuan itu tidak terbatas

pada kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah dunia ini.

Walaupun t ujuan itu agaknya terlalu abstrak, tujuan itu dapat

diterjemahkan dalam tujuan-t ujuan yang lebih praktis (opera tif), sejauh

penerjemahan itu masih terus terinspirasi dar i dan meliputi nilai-nilai tujuan

utama. Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan peraturan etik untuk memastikan bahwa upaya yang merealisasikan baik tujuan umat maupun tujuan

operatif selalu dijalan yang benar.

Etika kerja I slam ditegaskan Triwuyono (2000), terekspresikan dalam

bent uk syari’ah, yang terdiri dari Al Qur’an , sunnah (identik dengan hadist), ijma

dan Qiyas. Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan

meliputi seluruh wilayah kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat keadilan,

syari’ah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria untuk membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang buruk (batil). Dengan

menggunakan syari’ah, bukan hanya membawa individu dekat dengan Tuhan,

tetapi juga memfasilitasi terbentuknya masyarakat yang adil yang didalamnya

Page 19: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

individu mampu merealisasikan potensinya dan kesejahteraan diperuntukkan bagi

semua umat. Afzallurahman (1995) dalam Arifuddin et.al (2002) mengungkapkan

bahwa banyak ayat Al Quran yang menekan pentingnya kerja. Firman Allah

dalam QS An-Najm (39 - 40):

Artinya :

”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah

diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diper lihat (kepadanya).”

Dengan jelas dinyatakan dalam ayat ini bahwa sat u-satunya cara

menghasilkan sesuatu dari alam adalah bekerja keras. Kemajuan dan keberhasilan

manusia dimuka bumi in i tergantung pada usahanya. Ali (1988) dalam Yousef

(2000) menyatakan kerja keras di pandang sebagai sebuah kebaikan dan mereka

yang bekerja dengan keras lebih m ungkin untuk mendapatkan apa yang

diinginkan hidupnya. Sebaliknya tidak bekerja keras dipandang sebagai penyebab

kegagalan hidup. Prinsip in i lebih lanjut dijelaskan dalam Al Quran (QS An-Nisa :

32).

Artinya:

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada

sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang

laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita

(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah

sebagian dar i karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala

sesuatu.”

Alam tidak mengenal pemisahan manusia, laki- laki dan perempuan antara

yang hitam dan putih, bahkan antara muslim dan non muslim, masing-masing dari

mereka diberikan balasan atas apa yang dikerjakannya. Barang siapa yang bekerja

Page 20: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

keras ia akan mendapatkan balasannya. Prinsip ini berlaku untuk semua orang dan

semua bangsa. Firman Allah Swt (QS An Anfal :53) :

Artinya:

(Siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak

akan meubah sesuatu nikmat yang Telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum,

hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan

Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Asifudin (2004), Etos kerja dalam perspektif Islam diartikan sebagai

pancaran dari akidah yang bersumber dar i pada sistem keimanan Islam yakni,

sebagai sikap hidup yang mendasar berkenaan dengan ker ja, sehingga dapat

dibangun paradigma etos kerja yang islami. Sedangkan karakteristik- karakteristik

etos kerja islami digali dan dirumuskan berdasarkan konsep (1) Kerja merupakan

penjabaran aqidah (2) Kerja dilandasi ilm u (3) Kerja dengan meneladani sifat-sifat

Ilahi serta mengikuti petunjuk-petun juk Nya. Terkait dengan aq idah dan ajaran

Islam sebagai sumber motivasi kerja islami, secara konseptual bahwasanya Islam

berdasarkan ajaran wahyu bekerja sama dengan akal adalah agama amal atau

agama kerja. Bahwasanya unt uk mendekatkan diri serta memperoleh ridha Allah,

seorang hamba harus melakukan amal saleh yang diker jakan dengan ikhlas hanya

karena Dia., yakni dengan memurnikan tauhid, sesuai (QS Al-Kahfi 18 :110) :

Artinya :

“Barang siapa mengharap akan menemui tuhannya hendaklah dia beramal dengan

amal saleh dan jangan lah ia mempersatukan dalam menyembah Tuhannya dengan

sesuatu apapun.”

Page 21: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Asifudin (2004) dengan beker ja orang membangun kepribadian dalam

rangka memperoleh peran kemanusiaanya. Bekerja menjadi proses pembebasan serta peneguhan humanitas orang yang bersangkutan. Bekerja dapat dijadikan

media unt uk mengembangkan pribadi dan kreatifitasnya secara optimal dengan

cara membuka usaha, menciptakan serta memperluas lapangan pekerjaan

sehubungan dengan kedalaman penguasaan dirinya yang bermuatan cahaya Ilahi.

Menghadapi masalah lapangan kerja, Islam lebih cenderung pada sikap optimis

sesuai dengan firman Allah “katakanlah masing-masing orang bekerja menurut

bakatnya”. Unsur utama etika kerja Islami ialah petunjuk syari’ah bahwa kerja

apapun hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya guna menunjang keh idupan

pribadi, keluarga, dan orang yang menunggu uluran tangan. Nilai kerja demikian

menurut pandangan Islam adalah sebanding dengan nilai amaliyah wajib. Jadi,

kerja positif bercorak keduniaan juga merupakan tugas keagamaan. Islam dapat

menerima baik tindakan individu yang mempunyai profesi atau bidang ker ja

tertentu kemudian dia memprioritaskan profesi dan bidang ker janya daripada

menunaikan amaliyah- amaliyah sunnah. Dengan catatan pekerjaan yang

dilakukan tetap dijiwai oleh motivasi ibadah dan kegiatannya tidak menjadikan

dia menelantarkan amal-amal ibadah yang hukumnya wajib Ahmad Janan

Asifudin (2004).

Etika Kerja Islami (Islamic Work Ethic) merupakan orientasi yang

membentuk dan memengaruhi keterlibatan dan partisipasi muslim di tempat kerja (Ali dan Owaihan, 2008). Etika kerja islami memandang pekerjaan sebagai cara

untuk kepentingan lebih dari kepentingan pribadi secara ekonomi, sosial, dan

psikologi, melanjutkan prestis sosial, meningkatkan kemakmuran sosial, dan

menguatkan keimanan (Ali dan Owaihan, 2008). Ali dan Owaihan (2008)

mengusulkan empat konsep utama yang membangun etika kerja islami. Keempat

konsep tersebut adalah: usaha, kompetisi, transparansi, dan tanggung jawab

moral. Usaha dilihat sebagai sesuatu yang dibut uhkan unt uk melayani dir i sendiri dan masyarakat. Keterlibatan produktif meminimalkan permasalahan ekonomi

dan sosial, meskipun tetap mengijinkan seseorang meraih standard keh idupan

yang layak unt uk dirinya dan keluarganya.

Page 22: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Menurut Ali (2005) empat pilar utama dalam konsep etika kerja Islam

yaitu: 1. Berusaha (effort), seorang muslim diwajibkan untuk berusaha dan beker ja

untuk memenuhi kebut uhan dirinya, keluarga dan masyarakat. Islam sangat

menjunjung tinggi produktifitas ker ja karena akan meminimalisir berbagai

permasalahan sosial dan ekonomi.

2. Persaingan (com petition), seorang pekerja harus mampu bersaing dengan

karyawan lain secara fair dan jujur dengan niat fastabiqul koirat (berlomba

untuk mencapai kebajikan). 3. Keterbukaan (transparancy), keterbukaan terhadap berbagai kegiatan yang

ada dalam organisasi.

4. Moralitas (Morality), segala bentuk kegiatan harus berdasarkan etika islam,

karena agama islam tidak mengenal dikotomis antara urusan keduniaan dan

agama.

2.3 Param eter Etika Kerja Islam Etika kerja Islam dan etika kerja protestan menempatkan penekanan yang

sangat kuat pada ker ja keras, komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan, kerja

kreatif, menghindari metode yang tidak etis berkaitan dengan penimbunan

kekayaan, kerjasama dan persaingan di tempat kerja. Akan tetapi, tidak seperti

etika kerja protestan, etika kerja I slam lebih menekankan pada n iat daripada hasil.

Misalnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perbuatan dicatat berdasarkan niat,

dan seseorang akan diberikan pahala atau hukuman berdasarkan n iatnya,”

(Yousef, 2001).

Instruksi yang diberikan oleh nabi M uhammad SAW secara inovatif

banyak membantah praktik-praktik yang ada saat ini. Ali (2005) dalam Ali & al-

Owaihan (2008) menjelaskan isu-isu yang berkaitan dengan pekerjaan maupun

bisnis berdasarkan hadits-hadits nabi Muhammad SAW yang dikelompokkan

sebagai ber ikut :

1. Pursuing legitimate business. Nabi Muhammad secara eksplisit

memerintahkan pada pengikutnya bahwa peker jaan yang berguna adalah

yang memberikan manfaat pada masyarakat dan yang lainnya. Kemudian,

mereka yang bekerja keras akan diber ikan balasan berupa pahala. Beliau

Page 23: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

bersabda bahwa, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling member ikan

manfaatnya untuk orang lain”. 2. Wea lth must be earned. Dalam Islam, diakui bahwa masing-masing orang

memiliki kapasitas yang berbeda. Yait u kapasitas dan keberadaan peluang

yang memungkinkan mereka unt uk mendapatkan kesejahteraan.

Melaksanakan kegiatan ekonomi, harus berdasarkan moralitas dan pondasi

yang sah. Seperti yang dinyatakan dalam al-Quran (QS 4: 29-30), “Wahai

orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang ber laku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirim u. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang

siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami

masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.”

3. Quality of Work. Bangsa Arab pada masa sebelum Islam kurang disiplin dan

komitmen yang mereka miliki hanya terbatas pada kelompok utama. Nabi

Muhammad mengetahui fakta ini, sebagai negarawan dan pembaharu,

sehingga beliau mencoba untuk mengubah kom unitas Arab menjadi

masyarakat fungsional. Penekanan yang dilakukannya terhadap kedisiplinan

dan niat komitmen tidak hanya untuk menyoroti esensi dari beker ja, akan

tetapi juga untuk menggambarkan hubungan di antara kepercayaan dengan

pekerjaan dan akhirnya dapat mengarahkan umat muslim menjadi entitas

aktif secara ekonomi dan politik. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia

menyempurnakan pekerjaannya (melakukannya dengan benar)”

4. Wages. Rasulullah SAW menyuruh umat Islam untuk memberikan gaji

kepada karyawan secara adil, pantas dan tepat waktu. Sabda beliau

“Berikanlah upah peker ja sebelum keringatnya kering (tepat waktu), dan

ber ikan ketentuan gajinya, terhadap apa yang ia ker jakan” Maka dar i itu,

pembayaran gaji haruslah tepat waktu, adil dan mencukup i. 5. Reliance on self. Salah satu fungsi penting dalam beker ja adalah kepercayaan

dir i dan mengandalkan diri sendiri. Sabda nabi Muhammad saw, “Tiada

makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri”.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

6. Monopoly. Monopoli, dalam islam dianggap sebagai kesalahan besar yang

dapat menghasilkan kerugian, laba yang tidak sah, dan menimbulkan ketidaksetaraan. Sehingga nabi Muhammad saw melarangnya dengan hadits

yaitu, “Barang siapa menimbun maka dia telah berbuat dosa”.

7. Bribery. Seperti monopoli dan penipuan, suap-menyuap sangat dikecam

dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kutukan Allah menimpa

atas orang yang menyuap dan yang menerima suap.”

8. Deeds and Intention. Hal ini merupakan salah satu dasar yang signif ikan

dalam etika kerja Islam. Sangat jelas dibedakan etika kerja I slam dengan etika kerja dari kepercayaan lain. Asumsi fundamental dalam islam adalah

bahwa niat adalah kr iteria di mana pekerjaan dievaluasi dari segi manfaat

bagi masyarakat daripada hasil. Setiap kegiatan yang dianggap merugikan,

meskipun menghasilkan kekayaan yang signifikan bagi mereka yang

melakukan hal itu, dianggap melanggar hukum. Hadits mengenai hal ini

yaitu, “ Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian

akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian (niat) dan perbuatan-perbuatan

kalian”.

9. Transparency. Bisnis dan pekerjaan secara umum harus bertumpu pada dasar

etis dan moral. Prasyarat untuk menyebarkan dan mewujudkan tujuan ini

adalah transparansi. Seperti perusahaan yang harus memberitahukan pada

konsumen keadaan yang sebenarnya tentang produknya. Sabda beliau,

“Orang-orang yang menyatakan hal-hal dengan jujur, tidak akan menyebabkan kerugian bagi orang lain”, menggarisbawahi pentingnya

transparansi pada setiap transaksi bisnis, dan perlunya meningkatkan

kepercayaan konsumen dan mengurangi problem di pasar.

10. Greed. Dalam Islam, ketamakan/keserakahan dianggap sebagai ancaman bagi

keadilan sosial dan ekonomi. Nabi Muhammad Saw sendiri berusaha untuk

melawan kaum elit Mekkah secara konsisten dan tidak kenal lelah mengkritik

keserakahan mereka. Beliau bersabda, “ Berhati-hatilah terhadap keserakahan, hal itu adalah kemisk inan yang sesungguhnya.”

11. Generosity. Sikap dermawan adalah kebaikan dalam Islam. Nabi Muhammad

SAW bersabda bahwa “Tidak ada yang lebih buruk dar ipada ketamakan”.

Page 25: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Sabda beliau, “Ham ba yang dermawan adalah yang kedudukannya paling

dekat dengan Allah, surga dan orang-orang serta jauh dari neraka”

2.4 Dimensi Etika Kerja Islam

Banyak penelitian mengenai etika kerja Islam telah dilakukan, mulai dari

Ali (2001) yang menghasilkan skala untuk etika kerja I slam, Ali & Al-Owaihan

(2008) mendef inisikan dasar-dasar etika ker ja I slam terdiri dari 11 konsep yang

sebelumnya telah dijelaskan yaitu, pursuing legitimate business, wealth must be

earned, quality of work, „wages , reliance on self, m onopoly, bribery, deeds and intention, transparency, greed, dan generousity. Akan tetapi belum ada

penelitian yang dengan jelas mendefinisikan dimensi etika ker ja I slam, sehingga

Chanzanagh & Akbarnejad (2011) menjelaskan ada tujuh dimensi etika ker ja

Islam yaitu, Work intention, Trusteeship, Work type, Work for Islam ic Ummah,

Justice & Fairness, Cooperation & Colaboration dan Work as the only source of

ownership

1. Work Intention adalah n iat dalam melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaan yang

terpuji dalam kegiatan ekonomi merupakan bagian dari perbuatan baik, yang

memiliki posisi utama dalam ekonomi Islam dilakukan dengan maksud untuk

mendekatkan diri dan meningkatkan iman kepada Allah. Sehingga maksud di

atas kegiatan ekonomi dalam islam yait u untuk mencapai ridha Allah.

2. Trusteeship. Kepercayaan (amanah) adalah an juran bagi umat Muslim agar

memiliki modal sosial yang besar dalam hubungan sosio-ekonomi. Adalah penting untuk menyebutkan bahwa Islam menganjurkan umat Muslim untuk

am anah tidak hanya pada aktifitas ekonomi akan tetapi juga pada seluruh

aspek kehidupan

3. Work type. Pengamatan terhadap meningkatnya pemeluk agama Islam pada

semenanjung Arab membuat wilayah tersebut sebagai salah satu pusat bisnis

pada masa itu dan kegiatan ekonomi yang dilakukan adalah perdagangan, dan

dalam Islam, perdagangan (bisnis) merupakan kegiatan yang paling banyak mendatangkan keberkahan. Banyaknya tipe pekerjaan mengharuskan umat

Muslim untuk memilih yang sesuai dengan kapasitas dan jangan sampai

bertentangan dengan syariat Islam.

Page 26: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

4. Work results for I slamic Ummah. Dalam Islam, aktivitas ekonomi yang tidak

menghasilkan keunt ungan untuk umat islam secara spesif ik atau jika aktivitas ini merugikan saudara yang beragama lain sangat tidak dianjurkan. Sehingga

kegiatan ekonomi yang benar adalah yang mengunt ungkan, member ikan

kekuatan dan potensi bagi umat Islam.

5. Justice and Fairness. Kebenaran dan keadilan dalam ekonomi Islam memberi

kesejahteraan untuk seluruh umat. Islam sangat melarang pengumpulan

kekayaan melalui jalan yang tidak baik atau Haram. Keadilan yang

diterapkan akan menjadikan hubungan antar muslim menjadi kuat dan menghilangkan jarak atau perbedaan kelas sosial.

6. Cooperation & Collaboration. Dalam Islam, masyarakatnya dianjurkan untuk

saling membantu dan bekerjasama khususnya dalam aktivitas ekonomi dan

hal tersebut diakui sebagai salah sat u ciri orangorang yang Saleh. Saling

membantu dan bekerjasama dalam pekerjaan akan membant u meningkatkan

teamwork dan dapat mendukung peningkatan produktivitas pada perusahaan.

7. Work as the only source of ownership. Bekerja adalah sat u-satunya cara

dalam sistem pemerataan kekayaan dalam Islam, dan setiap Muslim akan

mendapatkan kekayaan dari hasil peker jaannya.

Berdasarkan ajaran Islam, setiap Muslim harus bekerja untuk

mendapatkan pendapatan dan orang-orang yang hidup seperti parasit bagi yang

lainnya sangat tidak dian jurkan. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak bertentangan

dengan dimensi etika kerja Islam yang lainnya. Pekerjaan yang dilakukan dengan niat menimbun uang dan bukan untuk mendekatkan diri pada Allah akan

menimbulkan kerugian pada masyarakat Islam maupun kepercayaan lain.

Page 27: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model pengembangan

etika kerja berbasiskan Islam sehingga bisa diaplikasikan lebih jauh untuk

meningkatkan kinerja perguruan tinggi. Sedangkan t ujuan khususnya adalah

sebagai ber ikut:

1. Menghasilkan konsep model pengembangan etika kerja berbasiskan Islam di

Perguruan Tinggi I slam Swasta yang ada di Kota Medan.

2. Melakukan implementasi dan penyempurnaan model pengembangan etika

kerja berbasiskan Islam di Perguruan Tinggi I slam Swasta yang ada di Kota

Medan.

3. Kajian model pengembangan etika kerja berbasiskan Islam yang telah

diimplementasikan dapat dilanjutkan dengan melakukan kerjasama dengan

perguruan tinggi swasta lainnya dan perguruan tinggi negeri yang ada di Kota

Medan.

3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berkepentingan

Manfaat dar i penelitian in i antara lain :

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya dibidang ilmu sum ber daya manusia.

b. Memberikan tambahan informasi kepada peneliti dibidang sumber daya

manusia khususnya mengenai model pengembangan etika ker ja

berbasiskan Islam yang telah diimplementasikan dapat dilanjutkan dengan

melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi swasta lainnya dan

perguruan tinggi neger i yang ada di Kota Medan.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan informasi kepada Perguruan Tinggi Agama Islam di

Kota Medan tentang model pengembangan etika ker ja berbasiskan Islam.

Page 28: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 4

METODE PENELI TIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sum atera Utara

(UMSU) dan Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Wash liyah. Pelaksanaan

penelitian tahun 2015.

4.2 Metode Pengum pulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian in i meliputi:

Tahun I :

1. Literature review yang diperoleh dari web pages, literatur keilm uan terkait

dan artikel yang dipublikasikan.

2. Survei dengan menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah

disiapkan terlebih dahulu.

3. Pengamatan/observasi, dilakukan dengan cara mengamati kegiatan yang

sedang dilakukan. Observasi, digunakan selama penelitian ber langsung untuk

mencermati beragam fenomena sejak tahap st udi or ientasi suasana lingkungan

penelitian, implementasi, sampai evaluasi hasil.

Tahun II :

1. Studi dokumentasi, digunakan untuk mentabulasi data di dalam dokumen-

dokumen tertulis yang menunjukkan adanya hubungan dengan masalah etika

kerja berbasiskan Islam..

2. Wawancara kepada pihak-pihak terkait. Wawancara ini dilakukan dengan cara

bertanya atau berkomunikasi secara langsung dengan responden, maupun

pihak-pihak yang terkait seperti Bada Pelaksana Harian (BP H), Rektor dan

Para Pembant u Rektor, Komite (jika ada), Kepala Biro, Dekan dan Para

Pembantu Dekan, Para Pejabat Struktural, Para Dosen, Pimpinan Unit dan

Para Karyawan.

3. Melakukan Forum Group Discussion (FGD) terhadap pihak terkait guna

mengumpulkan informasi yang diperlukan.

4. Memberikan kuesioner kepada pihak yang terkait.

Page 29: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

`4.3 Metode Analisis

Adapun metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif, baik kualitatif maupun kuantitatif . Alat statistik yang digunakan adalah statistik

deskriptif.

Page 30: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gam bar Umum O bjek Penelitian

1. Universitas Muhamm adiyah Sumatera Utara

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara disingkat dengan UM SU

merupakan salah satu dari lembaga pendidikan milik persyarikatan

Muhammadiyah, berfungsi menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran,

penelitian, dan pengabdian masyarakat. UMSU merupakan perguruan tinggi swasta mitra pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan untuk menciptakan

kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, menjadi bangsa yang

bermartabat, dan memiliki kedudukan sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Universitas Muhammadiyah Sum atera Utara didirikan pada tanggal 29

Februar i 1957 atas prakarsa beberapa tokoh ulama Muhammadiyah diantara H.M.

Bustami Ibrahim, D. Diyar Kar im, Rustam Thayib, M. Nur Haitami, Kadirun

Pasaribu, Dr. Darwis Datuk Batu Besar, H. Syaiful U.A., Abdul Mu’thi dan

Baharuddin Latif.

Cikal bakal UMSU bermula dari lahirnya Fakultas Falsafah dan Hukum

Islam Muhammadiyah (FAFHIM) yang kemudian berkembang menjadi

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Sumatera Utara pada tahun 1968,

dengan mengasuh 3 fakultas yakni: Fakultas Ilm u Pendidikan (FIP), fakultas I lmu

Agama Jurusan Dakwah (FIAD), dan Fakultas Syariah. Pada awal berdir inya FIP UM SU merupakan cabang/kelas jauh dar i FIP Universitas M uhammadiyah

Jakarta (UMI) kemudian tahun 1974 memisahkan diri dan berdiri sendiri.

Sedangkan FIAD yang bercabang ke Universitas M uhammadiyah Sumatera Barat

berdiri sendiri dengan mengubah nama menjadi Fakultas Ushuluddin. UM SU

dewasa in i merupakan tindak lanjut dar i pengembangan PTM yang dikukuhkan

dengan Piagam Pendirian o leh PP Muhammadiyah Majlis Pendidikan dan

Pengajaran Nomor 2661/0/07/1974 tanggal 28 Mei 1974. Dalam tahap perkembangannya UMSU juga berhasil memprakarsai

lahirnya beberapa Seko lah Tinggi Muhammadiyah, seperti: (1). STIH dan STISIP

kemudian setelah mendapat SK terdaftar dari Mendikbud RI berubah menjadi

Page 31: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) di Padang Sidempuan ; (2).

STIE M uhammadiyah Asahan di Kisaran. Saat ini UMSU adalah perguruan tinggi swasta yang memiliki mahasiswa

terbesar di Pulau Sumatera. UMSU pada Tahun 2005/2006 memiliki mahasiswa

sebanyak 11.751 orang yang terdistribusi ke dalam 7 buah fakultas, diantaranya

Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam, dan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan..

Sebagai sebuah organisasi besar, UMSU memiliki visi, misi, tujuan, dan kompetensi, antara lain :

a. Visi : Menjadi pusat keunggulan dalam penyelenggaraan dan pengembangan

keislaman, ilm u pengetahuan dan profesionalitas, kesenian dan teknologi

berwawasan global.

b. Misi :

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan

pembinaan nilai-nilai h idup islami,

2) Mengembangkan kebebasan berfikir ilmiah yang dijiwai dengan semangat

ketauhidan,

3) Mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam berbagai bidang

ilmu/keahlian, teknologi dan seni,

4) Menyelenggarakan kegiatan dakwah Islam sebagai bagian integral dari

tujuan Muhammadiyah. c. Tujuan

1) Terwujudnya intelektual yang beriman dan bertaqwa, berakhlaq mulia,

percaya diri sendiri serta dapat beramal sesuai dengan bidang ilmu dengan

ikhlas demi terwujudnya masyarakat utama yang dir idhai o leh Allah SWT,

2) Terciptanya pengembangan berbagai ilmu pengetahuan serta

pemanfaatannya untuk disebar luaskan demi memajukan Islam dan

meningkatkan taraf keh idupan masyarakat, 3) Terwujudnya intelekt ual yang memiliki nilai-nilai kebangsaan dan jiwa

patriotisme dalam rangka bela negara,

Page 32: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

4) Terwujudnya intelektual yang memiliki kemampuan berbahasa dalam

berkom unikasi dalam rangka penyetaraan dalam pergaulan global, 5) Terwujudnya intelektual dalam berbagai bidang yang berjiwa wirausaha,

6) Mewujudkan kader persyarikatan, kader umat, kader bangsa dalam rangka

mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar

ma’ruf nahi mungkar yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah.

d. Kompetensi

1) Menerapkan nilai keislaman secara holistik

2) Menguasai keilmuan spesif ik 3) Memiliki integritas kebangsaan yang kuat

4) Memiliki kemampuan kebahasaan dan komunikasi global

5) Memiliki keterampilan yang adaptif dan kompetitif

2. Universitas Muslim Nusantara (UMN)

UMN Al Wash liyah didir ikan oleh PB Al Washliyah dengan status Badan

Hukum, berdasarkan SP Menteri Kehakiman RI No. J.A. 57425, tanggal 17

Oktober 1956, Jo Akte Notaris Adlan Yulizar, SH No. 69 Tanggal 23 September

1989.

MN Al Wash liyah pada mulanya merupakan salah sat u fakultas pada

Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan, yakni fakultas Keguruan dan I lmu

Pendidikan (FKIP) UNIVA, berdasarkan Surat Keput usan Depatemen Perguruan

Tinggi dan I lmu Pengetahuan No. 25/B-SWT/1952 tanggal 26 Januari 1963. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Nomor: 017/0/1981 tanggal 22 Januari 1981 FKIP UNIVA menjadi Seko lah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al Washliyah Medan.

Selanjutnya pada tahun 1983 STKIP Al Washliyah Medan dikembangkan

menjadi IKIP Al Washliyah, dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor: 042/0/1983 tanggal 24 September 1983. Dalam pada itu,

tahun 1990 didirikan Akademi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (A-MIPA) Al Washliyah berdasarkan SK Mendikbud No. 01/11/0/1990 tanggal 11

Maret 1990.

Page 33: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Pada tahun 1996, sesuai dengan kebijakan Pemerintah dan atas nama usul

PB Al Washliyah, IKIP Al Washliyah dan A-MIPA Al Washliyah Medan digabungkan menjadi Universitas Muslim Nusantara dengan SK Direkt ur Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor:

424/DIKTI/Kep /1996, tanggal 8 Agustus 1996.

Terakhir berdasarkan Akte Notaris Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, M.Kn

Nomor: 19 tanggal 8 Februar i 2002, nama Universitas Muslim Nusantara (UMN)

diubah menjadi Un iversitas M uslim Nusantara Al Wash liyah (UMN Al

Washliyah). Visi Un iversitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah UMN Al Washliyah

merupakan wahana pendidikan yang sistematis dengan pola ilmiah dan dapat

mengembangkan serta menyediakan sumberdaya manusia yang sadar IPTEKS

yang berwawasan keunggulan dalam penalaran, sikap dan keterampilan serta

ber jiwa islami demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Misi

Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Menyelenggarakan pendidikan yang

berkualitas tinggi yang menyiapkan sar jana, magister dan tenaga ahli profesional

dar i berbagai disiplin ilmu yang berjiwa islami dan mampu melaksanakan tri

dharma perguruan tinggi sebagai bagian dari pengabdian kepada agama, bangsa,

negara dan kemanusiaan.

3. Etika Kerja Islam di UMSU dan UMN

Produktifitas suat u institusi atau Perguruan Tinggi sangat erat hubungannya dengan Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam organisasi atau

institusi tersebut. Etos kerja professional, disamping beberapa faktor lain, sangat

dominan menent ukan kualitas produktifitas Perguruan Tinggi atau insititusi.

Untuk keberhasilan misi dan tujuan Perguruan Tinggi haruslah dikelola dengan

manajemen yang efektif, efisien dan profesional. Pengelolaan Perguruan Tinggi

yang profesional akan membentuk budaya organisasi yang profesional.

Di Indonesia, saat ini ada ratusan Institusi Perguruan Tinggi Islam. Visi, Misi, dan Tujuan Institusi Perguruan Tinggi I slam tersebut sangat kental ruh

Islamnya. Membahas etos kerja profesional di Perguruan Tinggi, rujukan yang

bisa dibaca adalah “ETHOS21: DELAPAN ETOS KERJA PROFESIONAL”.

Page 34: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Delapan Etos Ker ja Profesional tersebut adalah ; (1) kerja adalah rahmat, (2) kerja

adalah amanah, (3) kerja dalah panggilan, (4) kerja adalah aktualisasi, (5) kerja adalah ibadah, (6) kerja dalah seni, (7) kerja adalah kehormatan, dan (8) ker ja

adalah pelayanan.

Kedelapan etos kerja yang ia gagas bersumber pada kecerdasan emosional

spiritual. Ia menjamin semua konsep itu bisa diterapkan di semua pekerjaan.

Namun pernyataan in i belum tentu sempurna, oleh karena Islam lebih awal telah

menetapkan konsep-konsep dasar etos kerja profesional dosen dan tenaga

pendidik Kembali kepada pertanyaan yang mendasar i pembahasan ini, yaitu apakah ruh

Islam tersebut sudah melekat dan menjiwai etos ker ja profesional SDM dalam

Institusi Perguruan Tinggi Islam.

Al-Qur’an dan Sunnah merupakan pusaka Rasullullah SAW yang harus

selalu dirujuk oleh setiap dosen dan tenaga pendidik dalam segala aspek

kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang mat penting adalah

pembentukan dan pengembangan pribadi dosen dan tenaga pendidik. Pribadi

dosen dan tenaga pendidik yang dikehendaki oleh oleh Al-Qur’an dan Sunnah

adalah pribadi yang berakh lakul karimah.

Membahas tentang akhlakul karimah, tidak boleh tidak harus merujuk ke

sumber utama, yaitu akhlak Rasulullah, panutan utama setiap dosen dan tenaga

pendidik dalam menjalani kehidupan sehari-har i. Seorang sahabat bertanya

kepada Aisyah r.a., tentang akh lak Rasulullah, maka ia menjawab. “Akhlak Rasulullah tidak lain adalah Al-Qur’an!” Dengan kata lain, Rasullullah adalah the

walk ing and the living Qur’an, contoh nyata nyata akt ualisasi Al-Qur’an, seperti

yang dikatakan oleh KH Toto Tasmara. Budaya kerja seorang dosen dan tenaga

pendidik bert umpu kepada akh lakul karimah.

Akhlak Rasullullah yang utama yaitu shiddiq, istiqamah, fathanah, amanah

dan tablig. Tentu saja akhlak beliau tidak dibatasi pada lima kata tersbut, karena

beliau adalah bentuk hidup dan aktualisasi Al-Qur’an yang sangat multi dimensi dan sangat luas batasannya.

1. Siddiq

Page 35: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Setiap dosen dan tenaga pendidik dalam menjalankan tugas dalam

organisasi dalam bentuk jabatan apapun haruslah senantiasa melakukan hal-hal ber ikut:

a. Bersikap dan beertindak berdasarkan nilai-nilai kejujuran. Juga menghayati

sepenuhnya bahwa kejujuran merupakan jati diri yang akan mengantarkan

kepada kedudukan yang terpuji (maqamam mahmuda). Meyakini sepenuhnya

bahwa kejujuran hanya tumbuh berkem bang dan terpilihara selama dir inya

memenuhi komitmennya sebagai hamba Allah.

b. Meyakini sepenuhnya bahwa setiap kebohongan, pemalsuan, dan penipuan merupakan bentuk pengkhianatan yang merendahkan martabat dirinya sebagai

hamba Allah dan merusak reputasi in stitusi.

c. Melaksanakan tugas-tuganya dengan integritas yang tinggi dan karenanya

tidak pernah mengenal kompromi terhadap segala bentuk kebatilan.

d. Menetapkan komitmennya bahwa kejujuran melandasi sikap dan tindakannya

dalam menata hubungannya dengan mitra kerja.

e. Sangat menghargai n ilai-nilai kemanusiaan dalam semua hubungan dengan

mitra kerja maupun dengan teman sejawat atas dasar kejujuran dan saling

menghormati.

f. Berusaha meningkatkan kualitas dir inya untuk menjadi anggota institusi yang

baik, yang jujur, dan bertanggung jawab, dan professional.

g. Sangat menghargai kerja bersama-sama, berjamaah (team work), sehingga

persaudaraan dan persahabatan di antara anggota institusi lebih dominant dari pada kepentingan dirinya.

h. Memiliki keyakinan yang sangat kuat bahwa kejujuran mendorong dir inya

untuk berfikir dan bertindak dengan rasa urgensi yang tinggi.

i. Sangat bersungguh-sungguh dalam setiap pelaksanaan tugas dan senantiasa

menampakkan penampilan yang simpatik dan impresif.

2. Istiqom ah Setiap dosen dan tenaga pendidik dalam bekerja, senantiasa melakukan hal-

hal berikut:

a. Bekerja dengan sikap yang teguh dan pantang menyerah terhadap segala

bent uk tekanan yang akan mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugasnya.

Page 36: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

b. Memiliki daya adaptasi yang tinggi dalam cara menangani berbagai perubahan

dan memandang setiap tantangan sebagai kesempatan untuk menjadikan dir inya lebih berkualitas dan professional.

c. Bekerja berdasarkan komitmen yang sangat kuat unt uk menghasilkan kualitas

kerja yang terbaik dan bedaya saing.

d. Berusaha dengan tekun untuk mewujudkan hubungan dan pelayanannya

kepada setiap individu, baik di dalam institusi maupun di luar institusi,

berdasarkan kesungguhan, kesinambungan, dan kesabaran.

e. Berteguh hati unt uk melaksanakan visi dan misi institusi dengan berorientasi pada prestasi kerja.

f. Bersikap dan bertindak bijaksana dalam mengambil keputusan.

g. Memiliki semangat pengorbanan dan senantiasa mencintai serta

mendahulukan kepentingan institusi dia atas kepentingan dirinya sendiri.

h. Bekerja dengan tujuan yang jelas dan dengan konsisten dan konsekuen

berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai dan melampaui target

yang ditetapkan.

i. Menunjukkan sikap bijaksana dan memilik i kepedulian yang tinggi untuk

memberikan sumbangan pemikiran dan hasil kerja optimal untuk kemajuan

institusi.

3. Fathonah

Setiap dosen dan tenaga pendidik senantiasa melakukan hal-hal ber ikut:

a. Melaksanakan tugas-t ugasnya dengan standard kualitas tinggi sesuai dengan visi, msi dan tujuan institus.

b. Menyadari sepenuhnya bahwa berdisplin tinggi dan mematuhi perat uran

institusi merupakan bagian hakiki dari sikap dan cara kerja yang prfesional.

c. Bekerja secara inovatif dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan untuk mencapai peningkatan kualitas dirinya.

d. Berusaha untuk menempatkan diri sebagai bagian dari khairu ummah, bekerja

secara kreatif dan inovatif untuk menemukan dan mengembangkan berbagai bent uk hasil kerja dan pelayanan unggul.

e. Terbuka terhadap gagasan baru dan memiliki kemampuan untuk memecahkan

berbagai persoalan secara cepat, tepat dan akurat.

Page 37: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

f. Melaksanakan tugas-t ugasnya dengan motivasi tinggi, bekerja keras, cerdas,

dan tangkas untuk mencapai prestasi optimal. g. Menyadari sepenuhnya bahwa untuk memenuhi misi in stitusi dibutuhkan

sikap yang proaktif dan kreatif dalam memajukan institusi.

h. Meningkatkan kualitas akh lak, kecerdasan dan kemampuannya secara

menyeluruh sebagai upaya untuk menempatkan diri sebagai peker ja yang

profesioanl.

i. Bekerja berdasarkan pr insip-prinsip etika, moral, kejujuran, dan kesungguhan.

4. Am anah

Setiap dosen dan tenaga pendidik senantiasa melakukan hal-hal ber ikut

a. Menyadari sepenuhnya bahwa bekerja it u adalah amanah, sehingga senantiasa

bekerja dan berusaha unt uk meningkatkan kualitas hasil peker jaannya dengan

penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab.

b. Memiliki etika yang tinggi, mengahargai semangat kerja kelompok, sehingga

merasa bertanggung jawab dan ikut aktif dalam membina kualitas

kelompoknya.

c. Bekerja saling menghormati, partisipatif, dan kooperatif untuk mencapai hasil

kerja kelompok yang optimal dan bekualitas.

d. Menjadikan semangat musyawarah merupakan cirri kepribadian dirinya dalam

memecahkan persoalan-persoalan pekerjaaan.

e. Menyatakan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaaan dan senantiasa meningkatkan mutu peker jaan dan pelayanan di

segala bidang secara tepat, cepat dan akurat.

f. Memelihara semangat dan ghirah yang sangat tinggi unt uk member ikan

pelayanan prima.

g. Tidak pernah mengkomersialkan jabatannya dan atau memanipulasi dan

memanfaatkannya unt uk kepentingan pribadi, karena hal tersebut merupakan

pengkh ianatan terhadap amanah Allah. h. Memelihara kualitas lingkungan kerja yang kondusif, menghindari segala

bent uk pergunjingan, sit uasi konflik, serta perbuatan lain yang akan

mengganggu institusi dan kewibawaan institusi.

Page 38: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

i. Berteguh hati dan penuh rasa tanggung jawab memelihara harta dan

kepentingan institusi yang merupakan amanah pada dirinya.

5. Tablig

Setiap dosen dan tenaga pendidik senantiasa melakukan hal-hal ber ikut:

a. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang unggul, menunjukkan keteldanan

(uswatun hasanah), sehingga dirinya menjadi panutan, baik di lingkungan

kerja maupun dalam pergaulannya dalam masyarakat.

b. Menyadari bahwa dirinya adalah khalifah fil ardhi “pemimpin di muka bumi”

yang senantiasa harus menunjukkan sikap tingkah laku sesuai prinsip akhlakul kharimah.

c. Proaktif dan harmonis ikut serta memberikan kostribusinya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya insani, baik secara indiv idual maupun

kolektif.

d. Saling menolong dan saling membina sat u dengan lainnya karena disadari

bahwa keberadaanya dalam institusi adalah hasil kerja bersama.

e. Menghargai pendapat orang lain dan berkomunikasi empati atas dasar kasih

sayang dan etika yang luhur.

f. Memiliki pengandalian diri yang tinggi dalam menghadapi kondisi kerja yang

menekan.7. menampilkan dirinya sebagai komunikator yang efektif dan

motivator yang produktif dalam upaya membangun kualitas ker ja kelompok

serta pelayanan kepada public dan mitra usaha.

g. Menjadikan proses belajar dan mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan.

h. Merasakan misi dirinya sebagai duta institusi di tengah-tengah pergaulan

masyarakat, sehingga dengan misinya tersebut tumbuhlah citra positif

masyarakat terhadap institusi.

Etos Kerja Profesional Dosen dan tenaga pendidik

Umat Islam akan menjadikan akh lak sbagai energi batin yang terus

menyala dan mendorong setiap langkah kehidupannya dalam koridor jalan yang

lurus. Semangat dirinya adalah minallah, fi sabillillah, illalah (dar i Allah, di jalan

Allah dan untuk Allah). Cir i-cir i orang yang mempunyai dan mengahayati etos

kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandasi pada suatu

Page 39: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

keyakinan yang sangat mendalam bahwa beker ja it u ibadah dan berprestasi itu

indah. Ada semacam panggilan dari hatinya untuk terus menerus memperbaiki dir i, mencari prestasi, bukan prestise, dan tampil sebagai bagian umat yang terbaik

(khairu ummah).

Dua puluh lima cirri etos kerja professional dosen dan tenaga pendidik

yang diajukan oleh KH Toto Tasmara tersebut, mereka adalah; (1) sangat

menghargai waktu (menghayati, memahami dan merasakan betapa berharganya

waktu), (2) memiliki moralitas yang bersih ( ikhlas), (3) mempunyai perilaku jujur,

(4) memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad), (5) memiliki pendirian yang kuat (istiqomah), (6) memiliki disip lin diri yang tinggi, (7) konsekuen dan berani

menghadap i tantangan, (8) memiliki sikap percaya diri, (9) memiliki perilaku

kreatif, (10) tipe orang yang bertanggung jawab, (11) bahagia karena melayani,

(12) memiliki harga diri, (13) memiliki jiwa kepemimpinan, (14) berorientasi ke

masa depan, (15) hidup berhemat dan efisien, (16) memiliki jiwa wiraswasta, (17)

memiliki insting bertanding, (18) memiliki keinginan untuk mandiri, (19)

memiliki semangat belajar dan haus mencar i ilmu, (20) memiliki semnagat

perantauan, (21) memperhatikan kesehatan dan gizi, (22) tanggung dan pantang

menyerah, (23) beror ientasi pada produktifitas, (24) memperkaya jaringan

silaturahmi, dan (25) memliki semangat perubahan.

Perguruan Tinggi Islam mengatakan dalam Lentera Keh idupan bahwa

bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan sp iritual, intelektual, fisik biologis,

maupun kehidupan indiv idual dan social dalam berbagai bidang (al-Mulk:2). Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji seperti potensial, aktif,

dinamis, produktif atau professional, semata-mata karena prestasi kerjanya.

Karena it u, agar seorang dosen dan tenaga pendidik benar-benar hidup, dalam

kehidupan ini ia memerlukan ruh (spir it). Untuk ini, Al-Qur’an dit urunkan sebagai

“ruhan min amrina”, yakni spirit hidup ciptaan Allah, sekali gus sebagai “nur”

(cahaya) yang tak kunjung padam, agar aktifitas hidup manusia tidak tersesat

(asy-Syura:52). Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang berkualitas. Untuk

menjelaskannya, Al-Qur’an sebagai pedoman kerja kebaikan, kerja ibadah, ker ja

taqwa atau amal shaleh, memandang kerja sebagai kodrat hidup. Al-Qur’an

Page 40: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

menegaskan bahwa h idup in i untuk ibadah (adz-Dzariat:56). Maka kerja dengan

sendir inya adalah ibadah, dan ibadah hanya dapat direalisasikan dengan kerja dalam segala manifestasinya (al-Hajj:77-78; al-Baqarah:177).

Syarat pokok agar setiap aktivitas bernilai ibadah adalah sebagai berikut;

(1)ikhlas dan (2) shawab (benar). Ikh las mempunyai motivasi yang benar, untuk

berbuat yang baik dan berguna bagi kehidupan an dibenarkan o leh agama. Tujuan

akhirnya adalah meraih mardhatillah (al-Baqarah:207 dan 265). Shawab (benar),

yaitu sepenuhnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh agama melalui

Rasulullah SAW untuk pekerjaan ubudiyah ( ibadah khusus), dan tidak bertentangan dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah umum).

Ketentuan ini sesuai dengan pesan Al-Qur’an (Ali Imran:31, al-Hasyir:10).

Al-Qur’an menanamkan kesadaran bahwa dengan beker ja seorang dosen dan

tenaga pendidik merealisasikan fungsi kehambaan kepada Allah, dan menempuh

jalan menuju r idha Allah, mengangkat harga diri, meningkatkan taraf hidup, dan

memberi manfaat kepada sesame, bahkan kepada makhluk lain. Dengan

tertanamnya kesadaran in i, seorang dosen dan tenaga pendidik akan berusaha

mengisi setiap ruang dan waktunya hanya dengan aktivitas yang berguna.

Semboyannya adalah “tiada waktu tanpa kerja, tiada waktu tanpa amal”.

Perguruan Tinggi Islam mengajukan beberapa kualitas etos kerja moral

dosen dan tenaga pendidik yang penting untuk dihayati, yait u: (1) ash-Shalah

(baik dan bermanfaat), (2) al-Itqan (sempurna), (3) al-Ihsan (melakukan yang

terbaik atau lebih baik lagi), (4) al-Mujahadah (ker ja keras dan optimal), (5) Tanafus dan ta’awun (berkompetisi dan tolong menolong), dan (6) sangat

menghargai waktu. Apa yang diajukan oleh Tarbiyah ini sebenarnya juga

bersumber pada akhlakul karimah, seperti yang diajukan 25 ciri etos kerja

professional dosen dan tenaga pendidik.

Page 41: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 6

RENC ANA TAH APAN BERIKU TNYA

1. Tahapan Penerapan Model

Penerapan model akan dilaksanakan setelah penelitian ini menemukan model

yang ideal dalam pengem bangan etika kerja berbasikan Islam. Pada tahapan

ini akan dilakukan berbagai kegiatan, yaitu: (1) penyusunan pedoman/modul

etika kerja berbasikan islam (2) melakukan sosialisasi tentang model

pengembangan etika ker ja berbasiskan islam, (3) menerapkan model pada Perguruan Tinggi I slam Swasta di Kota Medan, (4) melakukan monitoring dan

evaluasi penerapan model dengan melakukan diskusi kelompok terfokus di

lokasi terpilih, (4) melakukan presentasi paper dalam Seminar Nasional

/Internasional yang diadakan di Universitas Negeri Padang – Sumatera Barat,

dan (5) mempublikasikan hasil penelitian melalui jurnal nasional yang

terakreditasi.

2. Tin dak Lanjut Penerapan Model Tindak lanjut dari penerapan model akan dilakukan dengan menginventarisasi

Perguruan Tinggi yang sudah menerapkan model pengembangan etika kerja

berbasiskan Islam pada Perguruan Tinggi Islam Swasta di Kota Medan. Hal-

hal yang akan dilakukan pada tindak lanjut penerapan model antara lain : (1)

menginventarisasi kemajuan dan pen ingkatan etika kerja berbasikan Islam, (2)

menganalisis dampak dari penerapan etika kerja berbasiskan islam setelah menerapkan model pengembangan etika kerja berbasiskan Islam.

Page 42: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 7

KES IMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN

Perguruan Tinggi Islam mengajukan beberapa kualitas etos kerja moral

dosen dan tenaga pendidik yang penting untuk dihayati, yait u: (1) ash-Shalah

(baik dan bermanfaat), (2) al-Itqan (sempurna), (3) al-Ihsan (melakukan yang

terbaik atau lebih baik lagi), (4) al-Mujahadah (ker ja keras dan optimal), (5)

Tanafus dan ta’awun (berkompetisi dan tolong menolong), dan (6) sangat

menghargai waktu. Apa yang diajukan oleh Tarbiyah ini sebenarnya juga

bersumber pada akhlakul karimah, seperti yang diajukan 25 ciri etos kerja

professional dosen dan tenaga pendidik.

6.2 SARAN

Perhatian para peneliti tentang konsep etika ker ja I slam masih sangat

terbatas. Etika kerja banyak dibahas pada literature barat, namun etika ker ja I slam

secara khusus, baru menjadi bahan pengujian di negara-negara Arab (Ali, 1988).

Selain itu, selama ini literature etika kerja yang ada disentralkan pada etika ker ja

Protestan. Chanzanagh dan Akbarnejad (2011) memberikan definisi untuk

dimensi pengukuran etika kerja Islam agar terlihat perbedaannya dengan etika

kerja Protestan.

Etika kerja Islam yang menekankan pada transparansi, loyalitas dan kerja

keras memberikan manfaat bagi produktifitas dosen dan organisasi. Oleh karena

itu, perlunya dikaji lebih lanjut mengenai pengukuran etika kerja Islam dan

pengaruhnya terhadap variabel lain, seperti komitmen dosen terhadap organisasi,

kepuasan kerja, stress kerja, n iat meninggalkan organisasi, dan lain- lain.

Etika kerja islam juga akan menarik dikaji pada organ isasi multinasional,

disebabkan nilai ajaran Islam dalam konsep etika kerja in i adalah sebuah ajaran

yang menyeluruh, tidak hanya terbatas pada masalah agama saja (Ali, 1988) dan

para penganutnya pun tersebar di berbagai negara.

Page 43: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

DAFTAR PUS TAKA Ahmad, M.S. (2011), “Work ethics: an Islamic prospective”, International

Journal of Hum an Sciences, Vol. 8 I ssue 1. Alhyasat, K.M.K. (2012), “The role of Islamic work ethics in developing

organizational citizenship behav ior at the Jordanian Press Foundations”, Journal of Islamic Marketing, Vol. 3 No. 2, pp.139-154.

Ali, A. (1988), “Scaling an Islamic work ethic”,The Journa l of Social Psycho logy,

Vol. 128 No.5, pp.575-83. Ali, A. (2005), Islamic Perspectives on Management and Organ ization, Edward

Elgar, Cheltenham, Northampton, MA. Ali, A. and Al-Kazemi, A. (2007),“Islamic work ethic in Kuwait”,Journa l of

Management Development, Vol. 14 No. 2, pp.366-75. Ali, A.J. (1992), “The Islamic work ethic in Arabia”, The Journal of

Psychology.Vol. 126 No. 5, pp.507-19. Ali, A.J. and Al-Owaihan, A. (2008), “Islamic work ethic: a critical review”,

Cross Cultural Managem ent: An In ternationa l Journal, Vol. 15 No. 1, pp.5-19.

Asifudin, Ahmad Janan, (2004). Etos Ker ja I slami. Penerbit Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Chanzanagh, H.E. and Akbarnejad, M. (2011), “The meaning and dimensions of

Islamic work ethic: initial validation of a multidimensional IWE in Iran ian society”, Social and Behavioral Sciences, Vol.30, pp.916-924.

Chappell, T. (2012), “Theories of Ethics, Overview” Hayati, K. and Caniago, I. (2012), “Islamic Work Ethic: The Ro le of Intrinsic

Motivation, Job Satisfaction, Organizational Commitment and Job Performance”, Socialand Behavioral Sciences,Vol. 65, pp. 272 – 277.

Marri, Muhammad Yousuf Khan, et.al, (2012), Measuring Islamic Work Ethics

And Its Consequences on Organizational Commitment and T urnover Intention an Empirical Study at Public Sector Of Pakistan, International Journal of Management Sciences and Business Research, Volume 2, Issue 2- ISSN (2226-8235)

Miller, J.M. Woehr, D.J. and Hudspeth, N. (2001), “The Meaning and

Measurement of Work Ethic: Construction and Initial Validation of a

Page 44: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Multidimensional Inventory”, Journal of Voca tional Behavior, Vol. 59, pp.1-39.

Mohamed, N., Kar im, N.S.A., Hussein, R., (2010). Linking Islamic Work Ethics

to Computer Use Ethics, Job satisfaction, and Organizational Commitment in Malaysia. Journal of Business System, Governance, and Ethics vol 5 no 1 pp 13-23.

Raharjo, M. Dawam, (2001). Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta:

Lesf i Rahman, N.M., M uhamad, N., Othman, A.S. (2006). “The Relationship Bet ween

Islamic Work Ethics and Organizational Commitment: A Case Analysis”, Malaysian Management Review, 41(1): 79-89

Rokhman, W. (2010). “The effect of Islamic Work Ethics on Work Outcomes”,

Electron ic Journal of Business Ethics and Organiza tion Studies, Vol. 15, No. 1

Tasmara, Toto, (2002), Membudayakan Etos Ker ja yang Islami, Jakarta: Gema

Insani Press. Wahibur Rokhman, et.a l (2011), An Examination of the Mediating Effect of

Islamic Work Ethic on the Relationships bet ween Transformational Leadership and Work Outcomes, Gadjahmada International Journal of Business, May-Aug, Vol. 13 No. 2, ISSN 1411-1128.

Wahyudi, Amin. (2004). Pengaruh Komitmen Organisasional dan Etika Ker ja

Islami Terhadap Performansi Ker ja Para Staf Pengajar Pada Perguruan Tinggi di Surakarta dengan Basis Institusi sebagai Variabel Moderator”. Perspektif, 9 (2): 117-128

Yousef D. A. (2001), I slamic Work Ethic: A Moderator Between Organizational

Commitment And Job Satisfaction In A Cross-Cultural Context, Personnel Rev iew, vol. 30, no. 2, pp. 152-169.

Yousef D.A.(2000),“The Islamic work ethic as a mediator of the relationship

bet ween locus of control, role conflict and role ambiguity”,Journa l of Manageria l Psycho logy, Vol. 15 No. 4, pp.283-302.

Yushak, Mohamed Shamaun et.al. (2011). Perceived Islamic Work Ethics And

Organ isational Comm itm ent Am ong Muslim Engineers In Perak Tengah And Manjung district. In: 2nd International Conference on Engineering Professional Ethics and Education (ICEPEE ‘11), 17-19 May 2011, Kuala Lumpur.

Page 45: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Lampiran 1. RANC ANGAN ETIKA KERJA B ERBAS IS KAN ISLAM (KO DE ETIK)

MUKADIMAH

Perguruan Tinggi Agama Islam adalah lembaga pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan formal yang meliputi program profesi, diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor di bawah pem binaan Majelis Dikti Pimpinan Organisasi Islam. Dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan memiliki peran yang strategis dalam mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, Islam melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen harus memiliki kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang dapat diimplementasikan dalam tugas profesi sehari-hari. Oleh sebab it u dosen harus memiliki kode etik dosen sebagai pedoman berperilaku dalam menjalankan tugasnya yang disebut Kode Etik Dosen Perguruan Tinggi Agama Islam.

BAB I

KETEN TUAN UMUM Pasal 1

Pengertian

Dalam Peraturan in i yang dimaksud dengan: 1. BPH Universitas adalah Badan Pembina Harian yang ditetapkan oleh

Pimpinan Organisasi I slam melalui Majelis Dikti Pimpinan Organisasi I slam atas usulan Rektor yang bertugas sebagai pembina/penyelenggara Perguruan Tinggi Agama Islam.

2. Rektor adalah pimpinan tertinggi universitas yang berperan dalam membina dan mengembangkan keh idupan akademik serta menegakkan etik, moral, dan etika dosen dalam lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam.

3. Lembaga Etik dan Pengembangan Pendidikan (LEP2) adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada Rektor, bersama BPH bert ugas untuk melaksanakan/menegakkan Kode Etik Dosen Perguruan Tinggi Agama Islam.

4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta Al-Islam melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Darma Perguruan Tinggi).

5. Kode etik adalah serangkaian norma-norma etik yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berf ikir, bersikap, dan bertindak dalam berbagai aktivitas yang menuntut tanggung jawab profesi.

6. Etika profesi adalah tingkah laku yang harus dilakukan oleh dosen untuk menjalankan profesinya dalam melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat serta Islam-Kemuhammadiyahan.

Page 46: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

7. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit (nilai) untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumbernya secara tepat dan memadai.

BAB II

KO DE ETIK DO SEN Pasal 2

Kode Etik Dosen Terhadap Universitas, Fakultas, dan Program Studi

(1) Menjaga dan meningkatkan nama baik un iversitas, fakultas, dan program st udi di Perguruan Tinggi Agama Islam.

(2) Memiliki komitmen dan loyalitas yang baik terhadap universitas, fakultas, dan program st udi di Perguruan Tinggi Agama Islam.

(3) Mematuhi seluruh peraturan yang telah ditetapkan universitas, fakultas, dan program st udi di Perguruan Tinggi Agama Islam.

(4) Mendahulukan kepentingan lembaga sendiri dari pada kepentingan pribadi dan kepentingan lembaga lain.

(5) Tidak melakukan kegiatan di lembaga lain yang berkaitan dengan profesi tanpa seizin pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam.

(6) Menegakkan disip lin dan kejujuran dalam menjalankan profesi dosen. (7) Menjadi tauladan dalam pergaulan di kampus maupun di luar kampus. (8) Bekerja sama secara harmonis dengan berbagai pihak dalam melaksanakan Tri

Darma Perguruan Tinggi.

Pasal 3 Kode Etik Dosen Terhadap Diri Sendiri, Tem an Sejawat, Mahasiswa,

Tenaga Administratif, dan Tenaga Penunjang Akademik

(1) Berperilaku jujur, dapat dipercaya pada diri sendiri, teman sejawat, mahasiswa, tenaga administratif, dan tenaga penunjang akademik.

(2) Menjalin hubungan baik dengan sesama dosen teman sejawat, mahasiswa, tenaga administratif, dan tenaga penunjang akademik.

(3) Tidak melakukan diskriminasi terhadap sesama dosen, tenaga administratif, dan mahasiswa atas dasar suku, ras, agama/keyak inan/kepercayaan, warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan, status perkawinan, budaya, dan sosial politik.

(4) Memelihara dan meningkatkan kerja sama, kekeluargaan, dan kesetiakawanan untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif dengan teman sejawat, tenaga administratif, dan tenaga penunjang akademik.

(5) Memberikan pelayanan yang baik, adil, dan terpuji kepada mahasiswa, tenaga administratif, maupun tenaga penunjang akademik.

(6) Memberi contoh dan tauladan yang baik bagi mahasiswa, tenaga administratif maupun tenaga penun jang akademik dalam menjalan tugas.

(7) Memposisikan teman sejawat, tenaga administratif, dan tenaga penun jang akademik sebagai mitra kerja, tidak sewenang-wenang, dan bersikap saling menghargai satu sama lain.

Page 47: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Pasal 4 Kode Etik Dosen terhadap Pendidikan dan Pengajaran

(1) Menjunjung tinggi etika, kejujuran, dan disiplin profesi dalam melaksanakan

pendidikan dan pembelajaran kepada mahasiswa. (2) Merencanakan dan melaksanakan perkuliahan dengan sebaik-baiknya. (3) Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran kepada mahasiswa secara

profesional, ikhlas, inovatif, interaktif, dan nondiskriminatif yang berpegang teguh pada nilai-nilai moralitas luhur.

(4) Selalu berupaya meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, dan seni untuk menyempurnakan metode pendidikan dan teknik pembelajaran.

(5) Mendidik, membimbing, mengarahkan, dan memfasilitasi mahasiswa agar menjadi ilmuwan beriman, memiliki karir, dan profesi terpuji yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

(6) Memiliki akhlak terpuji dan menjadi tauladan yang baik bagi para mahasiswanya terutama dalam proses pendidikan dan pembelajaran, baik di dalam kelas mapun di luar kelas.

(7) Menjalankan kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab.

Pasal 5

Kode Etik Dosen terhadap Hasil Penelitian, Karya Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah

(1) Menghasilkan penelitian, karya ilmiah, dan publikasi ilmiah yang berkualitas

baik, yang dilandasi o leh kejujuran dan keterbukaan. (2) Mengungkapkan data/fakta hasil penelitian dengan benar, jujur, obyektif,

bebas prasangka dan non diskr imatif. (3) Menjauhi dan menghindarkan dir i dari perbuatan plagiatisme/otoplagiatisme. (4) Hasil penelitiannya asli, mengandung temuan, dan dapat dijadikan

rekomendasi bagi para pengambil keputusan.

Pasal 6 Kode Etik Dosen terhadap Bidang Pengabdian kepada Masyarakat

(1) Menghasilkan materi pelatihan, penyuluhan, dan penataran yang berkualitas

dan besar manfaatnya bagi masyarakat kampus maupun di luar kampus. (2) Menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sen i yang berdaya guna, tepat

guna, dan mudah untuk dimanfaatkan oleh masyarakat kampus maupun masyarakat luas.

(3) Menjaga hubungan baik dan harmonis dengan berbagai kalangan mulai dari teman sejawat, mahasiswa maupun peserta pelatihan yang ada di masyarakat tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan status sosial lainnya.

(4) Bebas mengembangkan program pelatihan, penyuluhan, dan penataran berdasarkan kebut uhan/keinginan masyarakat, tetapi tidak bertentangan dengan aspek moralitas, agama dan kebudayaaan masyarakat setempat.

Page 48: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB III PELAKS ANAAN KODE ETIK DOSEN

Pasal 7

(1) Seluruh dosen wajib mematuhi Kode Etik Dosen. (2) Pelaksana dan penegakkan Kode Etik Dosen adalah Majelis Kehormatan

Kode Etik Dosen yang terdiri dari unsur BPH, Rektor, dan LEP2. (3) Majelis Kehormatan Kode Etik Dosen adalah komisi adhoc non struktural

pada universitas yang ditetapkan oleh Rektor yang bertugas menegakkan, melaksanakan, serta menyelesaikan pelanggaraan kode etik yang dilakukan oleh dosen.

(4) Majelis Kehormatan Kode Etik Dosen berwenang: a. Menerima laporan pelanggaran Kode Etik Dosen dari pihak-pihak yang

berkepentingan; b. Melakukan pemanggilan, investigasi, dan k larif ikasi kepada dosen yang

dianggap melanggar Kode Etik Dosen ; c. Mempertimbangkan stratifikasi tingkat pelanggaran Kode Etik Dosen; d. Memberikan sanksi terhadap pelanggar Kode Etik Dosen; e. Mengusulkan sanksi kepada yang berwenang bagi dosen yang melanggar

Kode Etik Dosen atau melanggar peraturan perundang-undangan yang ber laku.

BAB IV SANKS I Pasal 8

(1) Tingkat dan jen is sanksi dapat dilakukan secara bertahap, meliputi:

a. Teguran lisan; b. Peringatan tertulis; c. Peringatan keras; d. Penundaan kenaikan gaji berkala; e. Penundaan kenaikan pangkat; f. Pembebasan tugas/dari jabatan; g. Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat.

(2) Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi adalah Rektor/BPH dengan memperhatikan hasil pemeriksaan, kesimpulan, dan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Kode Etik Dosen serta keberatan dari dosen yang bersangkutan.

BAB V

PEMBELAAN DAN REHAB ILITAS I Pasal 9

Dosen yang dituduh melanggar Kode Etik Dosen dapat mengajukan pembelaan dir i dalam forum sidang Majelis Kehormatan Kode Etik Dosen.

Pasal 10 Rehabilitasi diberikan kepada dosen yang tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen

Page 49: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB VI PENUTUP Pasal 11

(1) Kode Etik Dosen ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. (2) Seluruh perat uran Perguruan Tinggi Agama Islam yang bertentangan dengan

Kode Etik Dosen ini dinyatakan tidak ber laku. (3) Hal-hal yang belum diat ur dalam Kode Etik Dosen ini akan diatur dengan

peraturan/keputusan tersendir i.

Page 50: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota

1. Biodata Ketua Peneliti : A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Jufrizen, S.E., M.Si 2. Jabatan Fungsional Lektor / III d 3. Jabatan Struktural Sekretaris Prodi Manajemen 4. NIP/NIK/Identitas lainnya - 5. NIDN 0105087402 6. Tempat dan Tanggal Lahir Batahan, 05 Agustus 1974 7. Alamat Rumah Jl. Flamboyan I/3 No. 13 Tanjung Selamat

Medan 8. Nomor Telepon/Faks/ HP 08126336075 9. Alamat Kantor Jl. Kapten Mukhtar Basri, BA No.3

Medan 10. Nomor Telepon/Faks 061-6619056 / 061-6625474 11. Alamat e-mail jufr [email protected] 12. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 80 Orang; S-2= Orang; S-3=

Orang 1. Studi Kelayakan Bisnis

2. Penganggaran

3. Manajemen Keuangan 14. Mata Kuliah yg Diampu

Dst.

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

Universitas Sumatera Utara (USU)

Bidang Ilmu Manajemen Ilmu Manajemen Tahun Masuk-Lulus 1994 – 1998 2004 – 2006 Judul Skripsi/Thesis/ Disertasi

Analisis Break Even Point Dalam Pengam bilan Keputusan pada PT Madju Medan Cipta

Pengaruh Budaya Organisasi dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Karyawan pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

Nama Pembimbing/Promotor Dra. Sonia Hatmi, MS

Dr. Rismayani, MS

Page 51: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan

No.

Tahun

Judul Penelitian Sum ber* Jml (Juta

Rp)

1. 2009 Efektivitas Budaya Organisasi Pelayanan Publik pada Rumah Sakit Milik Pemerintah di Kota Medan (Anggota)

PDM – DIKTI

Rp 8.500

2. 2011 Analisis Potensi Penerimaan Retribusi Parkir di Pusat –Pusat Perbelanjaan di Kota Medan. (Ketua)

PDM – Internal UMSU

Rp 2.500

3. 2012 Pengaruh Program Business Development Services (BDS) Terhadap Pendapatan UKM : St udi Kasus Usaha Konveksi Di Kecamatan Medan Denai.

PDM – Internal UMSU

Rp 3.000

4. 2014 Antaseden Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kiner ja Dosen Tetap Universitas I slam Swasta Di Kota Medan

Hibah Disertasi Doktor - DIKTI

Rp. 39.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan No. Tahun

Judul Pengabdian

Kepada Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)

1. 2. 3.

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun

Te rakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun

Nama Jurnal

1. Efektifitas Budaya Organisasi Pelayanan P ublik (Studi Kasus di Beberapa Rumah Sakit Pemerintah di

Volume 10 Nomor 1, Maret 2010

Jurnal I lmiah Riset Akuntansi dan Bisnis (UMSU)

Page 52: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Kota Medan )

Page 53: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

2. Biodata Anggota Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Roni Par lindungan Sipahutar, SE, MM 2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli / III a 3 Jabatan Struktural - 4 NIP/NIK/Identitas lainnya - 5 NIDN 0110097302 6 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 10 September 1973 7 Alamat Rumah Jl. Penampungan II No. 30 Helvetia-

Medan 8 Nomor Telepon/Faks/ HP / -/ 081376799131 9 Alamat Kantor Jl. Kapt M Basri No 3 Medan 10 Nomor Telepon/Faks 061 6624567 / - 11 Alamat e-mail azharfikr [email protected] 12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 30 orang; S-2= - Orang; S-3=- Orang Mata Kuliah Yang Diampu 1. Manajemen Keuangan 2. Pengantar Bisnis B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Bidang Ilmu Manajemen Magister Manajemen Tahun Masuk-Lulus 1992-1997 2009-2012 Judul Skripsi/ Thesis/Disertasi

Meningkatkan Produktivitas Kerja Melalui Pemberian Insentif Pada Perusahaan Umum Eksp loitasi Sumatera Utara (Perumka ESU)

Analisis Perbedaan Ret urn Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Right Issue Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI

Nama Pembimbing/Promotor

Dra. Hj. Nurhafni Tambunan Dr. Widia Ast uty, SE, MSi, Ak, QIA

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

Page 54: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 55: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Lampiran 3. Artikel Ilmiah

Page 56: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 57: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 58: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 59: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 60: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 61: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 62: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 63: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 64: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 65: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 66: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 67: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 68: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Lampiran 3. Publikasi Ilmiah (Pem bicara pada Seminar Nasional Manajem en dan Akuntansi (SNEMA) 2 FE – UNP, Padang 10 O ktober 2015

Page 69: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 70: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 71: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 72: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 73: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 74: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 75: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 76: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 77: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 78: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 79: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Page 80: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING