7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
1/20
1
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Tn.N
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 51 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 1962
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Kp. Bojong Indah, RT 005/004, Parung
Panjang, Bogor
Tanggal Masuk RS.MM : IGD 24 Juni 2013
Ruang Kresna 24 Juni 2013
Ruang Gatot Kaca 26 Juni 2013
Ruang Bratasena 3 Juli 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Autoanamnesis pada tanggal 4 Juli di Ruang Bratasena.2. Alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 7 Juli 2013 di rumah
pasien.
A.Keluhan UtamaPasien marah-marah sejak pagi hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan Tambahan
Sulit tidur, keluyuran, mudah tersinggung, bicara dan tertawa sendiri, nafsu
makan berkurang, tidak bisa diam, telanjang di tempat umum, terlihat cemas
dan curiga serta tidak mampu merawat diri.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
2/20
2
B.Riwayat Gangguan SekarangSatu minggu SMRS, pasien merasa sulit untuk tidur. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur karena berasa cemas dan tertekan karena memikirkan masalah
keuangan. Nafsu makan pasien juga mulai berkurang. Pasien juga mulai
mengabaikan kebersihan diri dan jarang mandi. Pasien menyangkal kalau ada
mendengar suara-suara bisikan dan menyangkal kalau ada melihat sesuatu yang
aneh yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Satu hari SMRS, pasien mulai bicara dan tertawa sendiri. Menurut
anaknya pasien sering berkomat-kamit tetapi isi perbicaraannya tidak dapat
difahami. Pasien juga sempat keluyuran dan telanjang di tempat umum.
Pagi sebelum masuk rumah sakit,pasien mulai marah-marah. Pasien
merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya dan menyebabkan pasien
ingin marah-marah. Pasien mudah tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya
tanpa sebab jelas. Pasien juga sempat merusak barang-barang di rumah. Anaknya
menyangkal kalau pasien ada mengancam untuk mencederai diri sendiri atau
orang lain.
Pasien kurang memperhatikan penampilan dirinya. Pasien jarang mandi
dan tidak menjaga kebersihan diri karena tidak ada keinginan untuk melakukan
hal tersebut. Pasien tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, tetapi sering
membantu ibunya bercucuk tanam di kebun.
C.Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Berdasarkan alloanamnesis dari anak pasien, pada tahun 2011 pasien
mulai bertingkah laku aneh, suka bicara dan tertawa sendiri, keluyuran dan
marah-marah. Oleh keluarga, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Grogol
dan dirawat selama kurang lebih 2 minggu. Obat yang di dapatkan selama
perawatan tidak di ingat oleh keluarga pasien. Setelah dirawat pasien tidak
lagi bertingkah aneh dan bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Setelah
pulang dari rumah sakit pasien tidak lagi pernah kontrol ke rumah sakit
kerana masalah keuangan.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
3/20
3
Satu setengah tahun yang lalu (akhir 2011) pasien menunjukkan gejala
yang sama seperti sebelumnya. Pasien sekali lagi dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa Grogol, dan di rawat. Pasien kemudian dibenarkan pulang dalam
keadaan baik. Setelah obat yang didapatkan dari rumah sakit habis, pasien
tidak lagi kontrol atau minum obat dengan alasan masalah keuangan.
2. Riwayat Medis LainnyaPasien tidak pernah dirawat di rumah sakit selain masalah
kejiwaaannya.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien menyangkal merokok, minum alkohol atau menggunakan zat-
zat terlarang.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien lahir di paraji, cukup bulan. Masalah saat kehamilan dan
kelahiran tidak ketahui.
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara Pasien merupakan satu satunya anak laki-laki dalam keluarga.
2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)Belum dapat digali secara alloanamnesis karena anak pasien tidak tahu
secara pasti.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien memiliki banyak teman, tetapi tidak mengingat nama teman-
temannya. Pasien mengatakan hubungan dengan teman-temannya baik.
4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remajaa. Hubungan sosial
Pasien mengatakan mempunyai banyak teman dan hubungan
dengan teman, saudara atau lingkungan semuanya baik.
b. Riwayat pendidikan
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
4/20
4
Pasien bersekolah hingga kelas 1 SD. Pasien tidak meneruskan
persekolahan karena alasan biaya dan semua saudara pasien lain
turut mempunyai masalah yang sama.
c. Perkembangan kognitif dan motorikPasien agak sukar membaca dan menulis dengan baik sesuai
dengan tingkat pendidikannya. Tidak ada disfungsi otak atau
gangguan perkembangan yang spesifik.
d. Problem emosi atau fisik khusus remajaTidak di dapatkan problem emosi atau fisik yang khusus saat
remaja pada pasien.
e. Riwayat psikoseksualPasien menikah sebanyak 2 kali, yang pertama saat usia 20 tahun.
Menurut pasien dia digoda oleh isteri pertamanya untuk menikah
dengannya, dan pernikahan tersebut cuma bertahan selama 1 tahun.
Pasien mempunyai seorang anak laki-laki hasil perkahwinan
tersebut. Pasien kemudian menikah dengan isteri yang kedua
setelah bercerai dengan isterinya pertama, dan pasien mengatakan
hubungan dengan isterinya baik. Pasien mempunyai seorang anak
laki-laki dari hasil perkahwinan yang kedua tersebut.
f. Latar belakang agamaPasien beragama Islam, dan pasien mengatakan dia rajin
menunaikan perintah agama.
5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai cleaning service selama 18 tahun di
PT Cibadak, tetapi kemudian diberhentikan karena sering marah-
marah di tempat kerja. Setelah itu pasien tidak mempunyai
pekerjaan tetap, dan melakukan kerja-kerja sampingan seperti
buruh bila diminta.
b. Aktivitas sosialPasien jarang mengikuti aktivitas sosial dengan tetangga
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
5/20
5
c. Kehidupan seksual masa dewasaPasien sudah menikah sebanyak 2 kali, tetapi sudah bercerai
dengan isteri yang pertama.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menurut anaknya,
keluarganya tidak ada yang mempunyai masalah kejiwaan seperti bapanya.
Pasien tinggal bersama dengan ibu kandung, kedua adik perempuannya, adik-
adik iparnya, anak saudaranya dan anak laki-laki hasil dari pernikahannya yang
kedua. Namun isteri dan anak keduanya tidak tinggal bersamanya. Ayah pasien
sudah meninggal kerana sakit tua. Kakak pertama pasien tinggal jauh dari
keluarga.
Genogram
Keterangan :
: Pria : Wanita
: Meninggal dunia : Pasien
: Bercerai : 1 rumah
F. Riwayat Sosial Ekonomi.
Pasien merupakan sumber pendapatan utama dalam keluarga. Ibu pasien
berkebun. Pendapatan sehari-hari tidak mencukupi buat keluarga.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
6/20
6
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
1. ImpianPasien mengatakan ingin sekali berkerja dan dapat bertemu dengan
istrinya.
2. FantasiTidak terdapat fantasi pada pasien.
3. Sistem nilaiPasien masih mampu mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan tetapi
tidak optimal.
4. Dorongan kehendakPasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga
terutama ibunya.
5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuatbahagia atau senang
Pasien merasa kesal dan kecewa karena tidak mempunyai uang untuk
menampung keluarga.
II. STATUS MENTAL
Dilakukan pada tanggal 4 Juli 2013 pukul 09.00 WIB di Ruang Bratasena
RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki berumur 51 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai
dengan usianya. Penampilan cukup rapi, rambut pendek, berwarna hitam,
muka bersih, kulit sawo matang, dan perawakan pasien kurus.
2. Kesadaran
- Neurologis/biologis : compos mentis- Psikologis : terganggu- Sosial : baik
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
7/20
7
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara : pasien sedang tiduran di kamar.
Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang cukup tenang, kontak
mata cukup, bicara volume cukup, lambat dalam memberikan respon dalam
pertanyaan, pasien menjawab semua pertanyaan yang di ajukan, jawaban yang
diberikan sesuai dengan pertanyaan.
Setelah wawancara : pasien kembali ke tempat asal.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang tenang
dan spontan.
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Afek : stabil, pengendalian cukup, echt, tumpul2. Mood : euthym3. Keserasian : tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan.4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi (+) : pasien bicara dan tertawa sendiri (perilaku halusinasi)2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasanTaraf Pendidikan : SD kelas 1
Pengetahuan Umum : Cukup (pasien dapat menyebutkan nama
presiden Indonesia)
Kecerdasan : Rata-rata
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
8/20
8
2. Daya Konsentrasi : Sukar ditentukan (karena pasien tidakdapat mengeja dan menghitung dengan baik)
3. OrientasiDaya Orientasi Waktu : Kurang baik (pasien dapat menyebutkan
sekarang siang atau malam, tetapi tidak dapat mengidentifikasi tanggal,
bulan dan tahun)
Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada
sekarang. Pasien dapat menyebutkan nama RS, yaitu RSMM Bogor)
Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai
dokter).
4. Daya IngatDaya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan
hidupnya)
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan
lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)
Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengulang nama
obyek yang digambar oleh pemeriksa)
5. Kemampuan Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar gambarbertumpang tindih)
6. Pikiran Abstrak : Baik (pasien berencana untuk mencaripekerjaan setelah keluar dari RS untuk menyara keluarga)
7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secarateratur)
E. Proses Pikir
1. Arus PikirProduktivitas : Cukup. Pasien menjawab apa yang
ditanya oleh pemeriksa dan ide cerita
sesuai dengan pembicaraan.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
9/20
9
Kontinuitas Pikiran : Koheren. Pasien dapat menjawab sesuai
dengan pertanyaan, dan sesuai dengan
tujuan yang dimaksud pemeriksa.
Hendaya Berbahasa : Tidak ada.
Pasien mengunakan bahasa secara lazim
sesuai dengan tata bahasa.
2. Isi PikirPreokupasi : Ada (pasien hanya menceritakan tentang
kesusahan hidupnya)
Waham : Waham dikendalikan (delusion of control)
F. Pengendalian Impuls : Pasien tenang selama wawancara
(pengendalian impuls cukup baik)
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosialBaik (ketika diberi pertanyaan apakah tindakan mencuri itu baik, pasien
menjawab tidak)
2. Uji daya nilaiBaik (pasien jika menemukan dompet di tengah jalan, maka pasien tidak
mengambil dompet itu)
3. Penilaian realitaTerganggu (terdapatnya waham dan halusinasi)
H. Tilikan : Derajat 3 (menyalahkan faktor eksternal sebagai peyebab sakitnya)
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
10/20
10
III. STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 4 Juli 2013 pukul 09:00 WIB di
Ruang Bratasena RSMM Bogor.
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi napas : 20x/menit
Frekuensi nadi : 84x/menit
Suhu : dalam batas normal
Status gizi : Kesan gizi baik
Kulit : sawo matang
Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali.
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
Telinga : Normotia, sekret (-)
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas
vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan
pembesaran hepar dan lien.
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
11/20
11
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada
gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki berusia 51 tahun, pendidikan SD kelas 1, tidak
punya pekerjaan tetap, bertempat tinggal di Parung Panjang datang diantar oleh
keluarganya dengan keluhan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Satu minggu
SMRS, pasien merasa sulit untuk tidur karena berasa cemas dan tertekan karena
masalah keuangan. Nafsu makan pasien berkurang dan pasien mulai mengabaikan
kebersihan diri dan jarang mandi. Pasien menyangkal kalau ada mendengar suara-
suara bisikan dan menyangkal kalau ada melihat sesuatu yang aneh yang tidak
boleh dilihat oleh orang lain. Satu hari SMRS, pasien mulai bicara dan tertawa
sendiri. Menurut anaknya pasien sering berkomat-kamit tetapi isi perbicaraannya
tidak dapat difahami. Pasien juga sempat keluyuran dan telanjang di tempat
umum. Pagi sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai marah-marah. Pasien
merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya dan menyebabkan pasien
ingin marah. Pasien mudah tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya tanpa
sebab jelas. Pasien juga sempat merusak barang-barang di rumah. Anaknya
menyangkal kalau pasien ada mengancam untuk mencederai diri sendiri atau
orang lain.
Pasien kurang memperhatikan penampilan dirinya. Pasien jarang mandi
dan tidak menjaga kebersihan diri karena tidak ada keinginan untuk melakukan
hal tersebut. Pasien tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, tetapi sering
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
12/20
12
membantu ibunya bercucuk tanam di kebun. Riwayat merokok,penggunaan zat
dan minum alkohol disangkal.
Sebelumnya pasien pernah 2 kali dirawat di RSJ Grogol karena penyakit
yang sama, namun pada saat dipulangkan ke rumah, pasien tidak teratur minum
obat.
Pada status mental ditemukan:
- Kesadaran Psikologis : terganggu- Sosial : baik- Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara : sedang tiduran di kamar. Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang cukup
tenang, kontak mata cukup, bicara volume cukup, lambat dalam
memberikan respon dalam pertanyaan, pasien menjawab semua
pertanyaan yang di ajukan, jawaban yang diberikan sesuai dengan
pertanyaan.
Setelah wawancara : pasien kembali ke tempat asal.- Pembicaraan : dengan volume suara yang tenang, spontan, dan cepat.- Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif- Afek : stabil, pengendalian cukup, echt, tumpul- Mood : euthym- Keserasian : tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan- Empati : tidak dapat diraba-rasakan- Halusinasi : Halusinasi (+) saat masuk : pasien bicara dan tertawa sendiri
(perilaku halusinasi)
- Arus Pikir- Produktivitas : Cukup- Kontinuitas Pikiran: Koheren- Preokupasi : Ada (pasien hanya menceritakan tentang kesusahan
hidupnya)
- Waham : waham dikendalikan (delusion of control)
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
13/20
13
- Tilikan : Derajat 3 (menyalahkan faktor eksternal sebagai penyebabsakitnya)
- Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
Perjalanan penyakit
2011 2012 24/6/13
Pasien mulaimenunjukkan sikap
aneh
- Marah-marah- Keluyuran- Bicara sendiri- Tidak dapat
merawat diri
Pasien di rawat di RSJ
Grogol selama 2
minggu
Pulang dalam
keadaan baik
Teratur
minum obat
sehinggahabis tetapi
tidak kontrol
lagi
Timbulkeluhan yang
sama sejak
berenti minum
obat selama
6 bulan
Di rawat di
RSJ Grogol
buat kali kedua
Selama pulang pasien tidak
rutin berobat ke RS, namun
tidak ada keluhan dari pasienmaupun ahli keluarga
Tidak minum obat selama
1,5 tahun
1 minggu SMRS- Sulit tidur- Cemas dan tertekan- Tidak dapat merawat
diri
- Nafsu makanberkurang
1 hari SMRS
- Bicara dan tertawasendiri
- Keluyuran- Telanjang di tempat
umum
Pagi SMRS
- Marah- marah- Merasakan ada
sesuatu masuk ke
dalam dirinya dan
menyebabkan dia
ingin marah
- Mudah tersinggung- Merusak barang
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
14/20
14
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan
khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)
dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang
dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum
yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan
yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, sepertimerokok, minum alkohol dan pemakaian narkoba sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19)
dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapatdigolongkan kedalam:
Gangguan Skizofrenia (berdasarkan PPDGJ III)
Pedoman diagnostik:
Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia ialah harusada sedikitnya satu gejala tersebut di bawah yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu dari
kelompok gejala (a) sampai (d) tersebut di bawah, atau paling
sedikit dua gejala dari kelompok (e) sampai (h), yang harus selalu
ada secara jelas selama kurun waktu 1 bulan atau lebih.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
15/20
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
16/20
16
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika
(i) Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,
sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri
secara sosial.
Berdasarkan PPDGJ III, maka kasus ini dtitikberatkan pada:
Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Pedoman diagnostik :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Sebagai tambahan
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, ataubersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c) Waha dapat berupa hampir setiap jenis, tetapiwaham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence), atau
passivity (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam, dalah
yang paling khas;
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
17/20
17
- Gangguan afektif, dorongan kehendak danpembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/tidak menonjol.
Diagnosis aksis II
Untuk saat ini, diagnosis aksis II pada pasien belum dapat ditentukan.
Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi
medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan
belum ada diagnosis pada aksis III.
Diagnosis aksis IV
Pada anamnesis didapatkan masalah psikososial berupa masalah ekonomi
dimana pasien merupakan tunjang ekonomi keluarga. Tetapi sejak sakit pasien
tidak mempunyai pekerjaan yang tetap.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringandalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)
GAF saat masuk : 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang). GAF saat ini: 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian yang biasa).
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0) (PPDGJ III)
Aksis II : Belum dapat ditentukan
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah ekonomi
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
18/20
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
19/20
19
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :Haloperidol 3 x 5 mg
Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
Risperidon 2 x 2 mg
Psikoterapi :- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien
bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang
ada.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur danmemberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami
akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila
menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik.
- Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidakmenimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar
gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat
menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.
- Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembalimelakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang
dirasakan pasien dapat terkontrol.
- Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama,berkeluarga, dan sosial yang baik.
Sosioterapi :- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar
mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada
pasien.
7/27/2019 laporan kasus skizofrenia paranoid 1
20/20
20
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinikpsikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat
inap dalam program rawat jalan.
- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan danpendidikannya.
- Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalamkehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau
melaksanakan kegiatan tersebut.