7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
1/26
Laporan Kasus RA-1
KOLESISTITIS
OLEH :
GUNNASHRIA RAMAKRISHNAN 110100462
SILVIA YANITA KARINA 110100260
PAVITRADEVI A/P N. KANNADHAS 110100444
TIMOTIUS KEVIN NATANAEL 110100296
MUHAMMAD IHSAN 110100033
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
2/26
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2015
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
3/26
L!"#$ P%&'#(#%
T)#( *+"#,#-#% #%&) :
N+)#+ :
O P!"+!"+%& O P!"+!"+%&
dr. Diana Purba ) ( dr. Herlina Sitorus)
O P!"+!"+%& P+!+%#% S+*#%&
dr. Deddy Sarjana ) (dr. Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD)
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
4/26
4
K## P%%#$
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat uhan !ang "aha #sa karena atas berkat
dan rahmat$%ya kami dapat menyelesaikan laporan kasus kami yang berjudul
Kolesistitis.
erima kasih kami ucapkan kepada dr. Diana Purba, dr. Herlina Sitorus, dan dr.
Deddy Sarjana selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam penyelesaian laporan kasus ini.
&dapun pembuatan tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan kasus 'olesistitis,
mulai dari pengertian hingga penatalaksanaan pada pasien yang diraat inap selamamasa kepanitraan klinik di Rumah Sakit Haji &dam "alik "edan. aporan kasus ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mendukung penerapan klinis yang
lebih baik dalam memberikan kontribusi positi* sistem pelayanan kesehatan secara
optimal.
'ami menyadari sepenuhnya baha tulisan yang telah disusun ini masih jauh dari
sempurna. +leh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun laporan
kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat berman*aat bagi semua pihak.
"edan, anuari -/0
Penulis
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
5/26
1
A I
PENDAHULUAN
1.1 L##$ )#-#%&
'egaatdaruratan pada traktus biliaris yang utama diantaranya adalah kolesistitis
akut, kolangitis ascenden, dan pankreatitis akut. 'olesistitis adalah in*lamasi kandung
empedu yang terjadi paling sering karena obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu.
'urang lebih 23 kasus kolesistitis melibatkan batu pada duktus sitikus (kolesistitis
kalkulus) dan sebanyak /3 termasuk kolesistitis akalkulus./
'ira$kira /$-3 penduduk &merika memiliki batu empedu, dan sepertiganya
berkembang menjadi kolesistitis akut. 'olesistektomi untuk kolik bilier rekuren atau
kolesistitis akut adalah prosedur penatalaksanaan bedah utama yang dilakukan oleh ahli
bedah umum, dan kurang lebih 1. operasi dilakukan per tahunnya.-
nsidensi terjadinya kolesistitis meningkat seiring pertambahan usia. Penjelasan
secara *isiologis untuk peningkatan insidensi tersebut belum ada. Peningkatan insidensi
pada laki$laki usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio androgen$estrogen.-,5
Perempuan penderita kolelitiasis -$5 kali lebih banyak daripada laki$laki,
sehingga lebih banyak perempuan yang menderita kolesistitis. Peningkatan kadar
progesteron selama kehamilan dapat menyebabkan stasis cairan empedu, sehingga
penyakit kandung empedu meningkat kejadiannya pada anita hamil. Sedangkan,
kolesistitis akalkulus lebih sering terjadi pada laki$laki usia lanjut.-,5
6aktor resiko utama kolesistitis yakni kolelitiasis meningkat pre7alensinya pada
orang Skandina7ia, ndian Pima, dan Hispanik, namun menurun dan jarang pada
indi7idu yang berasal dari sub$sahara &*rika dan &sia. Di &merika Serikat, penduduk
kulit putih lebih sering terkena kolesistitis daripada penduduk kulit hitam.-,5
"eskipun telah ditemukan berbagai modalitas terapeutik untuk kolesistitis namun
penyakit ini masih memiliki tingkat morbiditas dan tingkat mortalitas yang cukup tinggi
terutama pada orang lanjut usia.
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
6/26
0
A II
TINAUAN PUSTAKA
2.1 D+%+'+
'olesistitis adalah radang dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri
perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. 8erdasarkan etiologinya, kolesistitis dapat
dibagi menjadi9
/. 'olesistitis kalkulus, yaitu kolesistitis yang disebabkan batu kandung
empedu yang berada di duktus sistikus.
-. 'olesistitis akalkulus, yaitu kolesistits tanpa adanya batu empedu./
8erdasarkan onsetnya, kolesistitis dibagi menjadi kolesistitis akut dan kolesistitis
kronik. Pembagian ini juga berhubungan dengan gejala yang timbul pada kolesistitis
akut dan kronik. Pada kolesistitis akut, terjadi in*lamasi akut pada kandung empedu
dengan gejala yang lebih nyata seperti nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.
Sedangkan, kolesistitis kronik merupakan in*lamasi pada kandung empedu yang timbul
secara perlahan$lahan dan sangat erat hubugannya dengan litiasis dan gejala yang
ditimbulkan sangat minimal dan tidak menonjol./
2.2 P#&%'+'
6aktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis
cairan empedu, in*eksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama
kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (23) yang terletak di duktus sistikus
yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebagian kecil kasus kolesititis
(/3) timbul tanpa adanya batu empedu. 'olesistitis kalkulus akut disebabkan olehobstruksi duktus sistikus oleh batu empedu yang menyebabkan distensi kandung
empedu. &kibatnya aliran darah dan drainase lim*atik menurun dan menyebabkan
iskemia mukosa dan nekrosis. Diperkirakan banyak *aktor yang berpengaruh seperti
kepekatan cairan empedu, kolesterol, lisolesitin, dan prostaglandin yang merusak
lapisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi in*lamasi dan supurasi./,-
6aktor predisposisi terbentuknya batu empedu adalah perubahan susunan empedu,
stasis empedu, dan in*eksi kandung empedu. Perubahan susunan empedu mungkin
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
7/26
:
merupakan *aktor terpenting pada pembentukan batu empedu. Sejumlah penelitian
menunjukkan baha hati penderita batu kolesterol mensekresi empedu yang sangat
jenuh dengan kolesterol. 'olesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung
empedu dengan cara yang belum dimengerti sepenuhnya. Stasis empedu dapat
mengakibatkan supersaturasi progresi*, perubahan susunan kimia dan pengendapan
unsur tersebut. ;angguan kontraksi kandung empedu atau spasme s*ingter +ddi atau
keduanya dapat menyebabkan stasis. 6aktor hormonal terutama pada kehamilan dapat
dikaitkan dengan pengosongan kandung empedu yang lebih lambat. n*eksi bakteri
dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu, melalui
peningkatan deskuamasi sel dan pembentukan mukus. &kan tetapi, in*eksi mungkin
lebih sering sebagai akibat adanya batu empedu daripada menjadi penyebab
terbentuknya batu empedu.4
"eskipun mekanisme terjadinya kolesistitis akalkulus belum jelas, beberapa teori
telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit ini. Penyebab utama
penyakit ini dipikirkan akibat stasis empedu dan peningkatan litogenisitas empedu.
Pasien$pasien dalam kondisi kritis lebih mungkin terkena kolesistitis karena
meningkatnya 7iskositas empedu akibat demam dan dehidrasi dan akibat tidak adanya
pemberian makan per oral dalam jangka aktu lama sehingga menghasilkan penurunanatau tidak adanya rangsangan kolesistokinin untuk kontraksi kandung empedu. Selain
itu, kerusakan pada kandung empedu mungkin merupakan hasil dari tertahannya
empedu pekat, suatu senyaa yang sangat berbahaya. Pada pasien dengan puasa yang
berkepanjangan, kandung empedu tidak pernah mendapatkan stimulus dari
kolesistokinin yang ber*ungsi merangsang pengosongan kandung empedu, sehingga
empedu pekat tersebut tertahan di lumen. skemia dinding kandung empedu yang terjadi
akibat lambatnya aliran empedu pada demam, dehidrasi, atau gagal jantung juga
berperan dalam patogenesis kolesistitis akalkulus.1
Penelitian yang dilakukan oleh
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
8/26
=
2.3 D+#&%'+'
Pasien kolesistitis akut memiliki riayat nyeri hebat pada abdomen bagian atas
yang bertahan dalam beberapa jam hingga akhirnya mereka mencari pertolongan ke unit
gaat darurat lokal. Secara umum, pasien kolesistitis akut juga sering merasa mual dan
muntah serta pasien melaporkan adanya demam. anda$tanda iritasi peritoneal juga
dapat muncul, dan pada beberapa pasien menjalar hingga ke bahu kanan atau skapula.
'adang$kadang nyeri bermula dari regio epigastrium dan kemudian terlokalisisr di
kuadran kanan atas (R>?). "eskipun nyeri aal dideskripsikan sebagai nyeri kolik,
nyeri ini kemudian akan menetap pada semua kasus kolesistitis. Pada kolesistitis
akalkulus, riayat penyakit yang didapatkan sangat terbatas. Seringkali, banyak pasien
sangat kesakitan (kemungkinan akibat 7entilasi mekanik) dan tidak bisa menceritakan
riayat atau gejala yang muncul.0,:
;ambar -./ &lgoritma diagnosis kolesistitis=
Pada pemeriksaan *isik, biasanya ditemukan nyeri tekan di kuadran kanan atas
abdomen, dan seringkali teraba massa atau teraba penuh. Palpasi kuadran kanan atas
saat inspirasi seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman yang berat yang menyebabkan
pasien berhenti menghirup napas, hal ini disebut sebagai tanda "urphy positi*. erdapat
tanda$tanda peritonitis lokal dan demam.0,:
Dari pemeriksaan laboratorium pada pasien akut kolesistitis, dapat ditemukanleukositosis dan peningkatan kadar C-reactive protein (
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
9/26
2
ditemukan peningkatan ringan dari kadar aspartate aminotrans*erase (&S), alanine
aminotrans*erase (&), alkali *os*atase (&P) dan bilirubin jika batu tidak berada di
duktus biliaris.-,0,:
Pemeriksaan pencitraan untuk kolesistitis diantaranya adalah ultrasonogra*i
(>S;), computed tomography scanning(S;, dapat ditemukan adanya batu, penebalan dinding kandung empedu, adanya cairan
di perikolesistik, dan tanda "urphy positi* saat kontak antara probe >S; dengan
abdomen kuadran kanan atas. %ilai kepekaan dan ketepatan >S; mencapai 2$213./,:
;ambar -.- Pemeriksaan >S; pada kolesistitis
2
Pemeriksaan S;. Skintigra*i saluran empedu mempergunakan @at
radioakti* HD& atau 22m c0 minodiacetic acid mempunyai kepekaan dan ketepatan
yang lebih rendah daripada >S; dan juga lebih rumit untuk dikerjakan. erlihatnya
gambaran duktus koledokus tanpa adanya gambaran kandung empedu pada
pemeriksaan kolesistogra*i oral atau skintigra*i sangat menyokong kolesistitis akut./,5
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
10/26
/
;ambar -.5 'oleskintigram normal2
;ambar -.4 ;ambaran 22mc$HD& scan yang memperlihatkan tidak adanya pengisian
kandung empedu akibat obstruksi duktus sitikus2
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
11/26
//
8erdasarkan Tokyo Guidelines (-:), kriteria diagnosis untuk kolesistitis
adalah9/
;ejala dan tanda lokal
o anda "urphyo %yeri atau nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
o "assa di kuadran kanan atas abdomen
;ejala dan tanda sistemik
o Demam
o eukositosis
o Peningkatan kadar S; atau skintigra*i
Diagnosis kolesistitis jika / tanda lokal, disertai / tanda sistemik dan hasil >S; atau
skintigra*i yang mendukung./
2.4 D+#&%'+' #%*+%&
Diagnosis banding untuk kolesistitis diantaranya adalah9
&neurisma aorta abdominal
skemia messenterium akut
&pendisitis 'olik bilier
'olangiokarsinoma
'olangitis
'oledokolitiasis
'olelitiasis
"ukokel kandung empedu
>lkus gaster
;astritis akut
Pielone*ritis akut5
2.5 K!)+-#'+
'omplikasi yag dapat terjadi pada pasien kolesistitis9
#mpiema, terjadi akibat proli*erasi bakteri pada kandung empedu yang
tersumbat. Pasien dengan empiema mungkin menunjukkan reaksi toksin dan
ditandai dengan lebih tingginya demam dan leukositosis. &danya empiema
kadang harus mengubah metode pembedahan dari secara laparoskopik menjadi
kolesistektomi terbuka.
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
12/26
/-
leus batu kandung empedu, jarang terjadi, namun dapat terjadi pada batu
berukuran besar yang keluar dari kandung empedu dan menyumbat di ileum
terminal atau di duodenum dan atau di pilorus.
'olesistitis em*isematous, terjadi A pada /3 kasus dan ditandai dengan adanya
udara di dinding kandung empedu akibat in7asi organisme penghasil gas seperti
Escherichia coli Clostridia per!ringens danKle"siellasp. 'omplikasi ini lebih
sering terjadi pada pasien dengan diabetes, lebih sering pada laki$laki, dan pada
kolesistitis akalkulus (-=3). 'arena tingginya insidensi terbentuknya gangren
dan per*orasi, diperlukan kolesitektomi darurat. Per*orasi dapat terjadi pada
lebih dari /13 pasien.
'omplikasi lain diantaranya sepsis dan pankreatitis. 5
2.6 P%##)#-'#%##%
Penatalaksanaan kolesistitis bergantung pada keparahan penyakitnya dan ada
tidaknya komplikasi. 'olesistitis tanpa komplikasi seringkali dapat diterapi raat jalan,
sedangkan pada pasien dengan komplikasi membutuhkan tatalaksana pembedahan.
&ntibiotik dapat diberikan untuk mengendalikan in*eksi. >ntuk kolesistitis akut, terapi
aal yang diberikan meliputi mengistirahatkan usus, diet rendah lemak, pemberian
hidrasi secara intra7ena, koreksi abnormalitas elektrolit, pemberian analgesik, danantibiotik intra7ena. >ntuk kolesistitis akut yang ringan, cukup diberikan terapi
antibiotik tunggal spektrum luas. Pilihan terapi yang dapat diberikan95
Rekomendasi dari #an!ord guide9 piperasilin, ampisilin, meropenem. Pada
kasus berat yang mengancam nyaa direkomendasikan imipenemBcilastatin.
Regimen alternati* termasuk se*alosporin generasi ketiga ditambah dengan
metronida@ol.
Pasien yang muntah dapat diberikan antiemetik dan nasogastric suction.
Stimulasi kontraksi kandung empedu dengan pemberian kolesistokinin
intra7ena.5
Pasien kolesistitis tanpa komplikasi dapat diberikan terapi dengan raat jalan
dengan syarat9
/. idak demam dan tanda 7ital stabil
-. idak ada tanda adanya obstruksi dari hasil pemeriksaan laboratorium.
5. idak ada tanda obstruksi duktus biliaris dari >S;.
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
13/26
/5
4. idak ada kelainan medis penyerta, usia tua, kehamilan atau kondisi
imunokompromis.
1. &nalgesik yang diberikan harus adekuat.
0. Pasien memiliki akses transpotasi dan mudah mendapatkan *asilitas medik.
:. Pasien harus kembali lagi untuk!ollo$ up.5
;ambar -.1 &lgoritma penatalaksanaan kolesistitis akut=
erapi yang diberikan untuk pasien raat jalan9
&ntibiotik pro*ilaksis, seperti le7o*loCacin dan metronida@ol.
&ntiemetik, seperti prometa@in atau proklorpera@in, untuk mengkontrol
mual dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit.
&nalgesik seperti asetamino*enBoCycodone.5
erapi pembedahan yang diberikan jika dibutuhkan adalah kolesistektomi.
'olesistektomi laparoskopik adalah standar untuk terapi pembedahan kolesistitis.
Penelitian menunjukkan semakin cepat dilakukan kolesistektomi laparoskopik, aktu
peraatan di rumah sakit semakin berkurang.
'ontraindikasi untuk tindakan kolesistektomi laparoskopik meliputi9
Resiko tinggi untuk anestesi umum +besitas
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
14/26
/4
&danya tanda$tanda per*orasi kandung empedu seperti abses, peritonitis,
atau *istula
8atu empedu yang besar atau kemungkinan adanya keganasan.
Penyakit hati stadium akhir dengan hipertensi portal dan koagulopati
yang berat.5
Pada pasien dengan resiko tinggi untuk dilakukan pembedahan, drainase
perkutaneus dengan menempatkan selang (tu"e) drainase kolesistostomi transhepatik
dengan bantuan ultrasonogra*i dan memasukkan antibiotik ke kandung empedu melalui
selang tersebut dapat menjadi suatu terapi yang de*initi*. Hasil penelitian menunjukkan
pasien kolesistitis akalkulus cukup diterapi dengan drainase perkutaneus ini.5
Selain itu, dapat juga dilakukan terapi dengan metode endoskopi. "etode
endoskopi dapat ber*ungsi untuk diagnosis dan terapi. Pemeriksaan endoscopic
retrograde cholangiopancreatographydapat memperlihatkan anatomi kandung empedu
secara jelas dan sekaligus terapi dengan mengeluarkan batu dari duktus biliaris.
Endoscopic ultrasound-guided transmural cholecystostomyadalah metode yang aman
dan cukup baik dalam terapi pasien kolesistitis akut yang memiliki resiko tinggi
pembedahan. Pada penelitian tentang endoscopic gall"ladder drainageyang dilakukan
oleh "utignani et al, pada 51 pasien kolesistitis akut, menunjukkan keberhasilan terapiini secara teknis pada -2 pasien dan secara klinis setelah 5 hari pada -4 pasien. 5
2.7 P$&%'+'
Penyembuhan spontan didapatkan pada =13 kasus, sekalipun kandung empedu
menjadi tebal, *ibrotik, penuh dengan batu dan tidak ber*ungsi lagi. idak jarang
menjadi kolesistitis rekuren. 'adang$kadang kolesistitis akut berkembang menjadi
gangren, empiema dan per*orasi kandung empedu, *istel, abses hati atau peritonitis
umum secara cepat. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian antibiotik yang adekuat
pada aal serangan. indakan bedah akut pada pasien usia tua (:1 tahun) mempunyai
prognosis yang jelek di samping kemungkinan banyak timbul komplikasi pasca bedah./
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
15/26
/1
A III
STATUS ORANG SAKIT
%omor R" 9 .15.-=.:4
anggal "asuk9 -= Desember -/1 Dokter Ruangan9
dr. Donny
am9 -.1 Dokter
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
16/26
/0
'eluhan utama 9 'uning seluruh tubuh
elaah 9
Hal ini dialami os sejak - minggu yang lalu. &alnya os menyadari kedua mataberarna kuning, lalu menyebar hingga ke seluruh tubuh.
Riayat 8&' berarna kuning seperti teh pekat dijumpai, *rekuensi -$5CBhari,
7olume A 5 gelas aGua cup sekali 8&'. 8&' berpasir tidak dijumpai. %yeri saat
8&' tidak dijumpai. 8&' tersendat sendat tidak dijumpai.
Penurunan na*su makan dijumpai. Penurunan berat badan dijumpai A5 kg dalam
- minggu ini.
Riayat demam dijumpai dialami +s 5minggu yang lalu sebelum masuk Rumah
Sakit. Demam naik pelahan$lahan dan sepanjang hari. "engigil tidak dijumpai.8atuk tidak dijumpai.
8engkak pada kedua kaki dijumpai sudah // hari ini.
8&8 berarna coklat kehitaman, konsistensi lunak, lender tidak dijumpai.
;atal pada tubuh tidak dijumpai. Riayat sakit kuning tidak dijumpai. Riayat
muntah darah tidak dijumpai. "ual, muntah tidak dijumpai. %yeri perut kanan
atas tidak dijumpai.
Riayat konsumsi alkohol tidak dijumpai. Riayat trans*usi darah tidak
dijumpai.
Riayat penyakit gula, D", H, asam urat,penyakit jantung disangkal pasien.
Riayat asma dijumpai sudah dialami 5 tahun ini.
+S adalah pasien rujukan dari RS>D Dr.Pirngadi "edan dengan kuning pada
seluruh tubuh dan bengkak pada kedua tungkai. +S diraat inap di RS>D
Dr.Pirngadi selama // hari sebelum dirujuk ke RS>P Haji &dam "alik untuk
penanganan selanjutnya.
RP 9 &sma
RP+ 9 entolin
&%&"%#SS +R;&%
antung Sesak %apas 9 $ #dema 9 I
&ngina Pektoris 9 $ Palpitasi 9 $ain$lain 9 $
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
17/26
/:
Saluran Perna*asan 8atuk$batuk 9 $ &sma, bronkitis9 I
Dahak 9 $ ain$lain 9 $
Saluran Pencernaan %a*su "akan 9 "enurun Penurunan 889 5kg
dlm - minggu
'eluhan "enelan 9 $ 'eluhan De*ekasi 9 $
'eluhan Perut 9 $ ain$lain 9 $
Saluran >rogenital Sakit 8&' 9 $ 8&' tersendat 9 $
"engandung batu 9 $ 'eadaan urin 9
8erarna seperti the
pekat
ain$lain 9 $
Sendi dan ulang Sakit Pinggang 9 $ 'eterbatasan ;erak 9 $
'eluhan Persendian 9 $ ain$lain 9 $
#ndokrin HausBPolidipsi 9 $ ;ugup 9 $
Poliuri 9 $ Perubahan suara 9 $
Poli*agi 9 $ ain$lain 9 $
Sara* Pusat Sakit 'epala 9 $ Hoyong 9 $
ain$lain 9 $
Darah dan Pembuluh
Darah
Pucat 9 $ Perdarahan 9 $
Petechiae 9 $ Purpura 9 $
ain$lain 9 $
Sirkulasi Peri*er
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
18/26
/=
'eadaan >mum 'eadaan Penyakit
Sensorium 9
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
19/26
/2
Posisi trakea 9 medial, 9 R$- cm H-+
'aku kuduk ($), lain$lain 9 ($)
H+R&L D#P&%
nspeksi
8entuk 9 Simetris 6usi*ormis
Pergerakan 9 Simetris, tidak ada ketinggalan bernapas
Palpasi
%yeri tekan 9 idak dijumpai
6remitus suara 9 Strem 6remitus 'ananK 'iri
ktus 9 eraba di
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
20/26
-
nspeksi 9 Simetris *usi*ormis
Palpasi 9 Strem 6remitus 'ananK'iri
Perkusi 9 Sonor pada kedua lapangan paru
&uskultasi
Suara perna*asan 9 ersikular pada kedua lapangan paru
Suara tambahan 9 idak dijumpai
&8D+"#%
nspeksi
8entuk 9 Simetris
;erakan ambungB>sus 9 idak terlihat
ena 'olateral 9 $
"+R 9 $
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
21/26
-/
Perkusi
Pekak hati 9 I
Pekak 8eralih 9 $
&uskultasi
Peristaltik usus 9 (I) %ormoperistaltik
ain$lain 9 $
Pinggang
%yeri 'etuk 9 ($)
%;>%& 9 Pembesaran kelenjar getah bening ($)
;#%&& >&R 9 tidak dilakukan pemeriksaan
P#"#R'S&&% jung ari 9 $
elapak tangan sembab 9 $
Sianosis 9 $
#ritema
palmaris 9
$
ain$lain 9 $
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
22/26
--
&%;;+& ;#R&' 8&E&H 'iri 'anan
#dema9 I I
&rteri 6emoralis 9 I I
&rteri ibialis Posterior 9 I I
&rteri Dorsalis Pedis 9 I I
Re*leks 'PR 9 I I
Re*leks &PR 9 I I
Re*leks 6isiologis 9 I I
Re*leks Patologis 9 $ $
ain$lain 9 $ $
P!$+-'##% L#"$#$+8! R8+% 29/12/2015
Darah 'emih inja
Hb9 0.1 gBd
#ritrosit9 -,/ C/0Bmm5
eukosit9 0,5= C/5/mm5
rombosit9 452 C/5/mm5
Ht9 -.43
"
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
23/26
-5
&SBS;+9 5: >B
&BS;P9 1>B
'esan9&nemia"akrositer
R#S>"#
&%&"%#SS
'eluhan >tama 9 aundice
elaah 9
'eluhan ini dialami os sudah - minggu ini. &alnya
ikterik muncul dimata lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Penurunan na*su makan (I). Penurunan 88 (I) 5kg
dalam - minggu uni. #dema (I) pada bilateral tungkai
baah sudah // hari. 8&' (I) arna seperti the pekat
, *rekuensi, -$5 CBhari , 7ol9 41ccBkali. 8&8 (I)
arna coklat kehitaman, konsistensi lunak . +S
sebelumnya diraat di RS>D Dr.Pirgandi selama 1
hari S"RS, dan dirujuk untuk penanganan
selanjutnya.
S&>S PR#S#%S
'eadaan >mum 9 Sedang
'eadaan Penyakit 9 Sedang'eadaan ;i@i 9 %ormal
P#"#R'S&&% 6S'
Sensorium 9
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
24/26
-4
horaC
SP 9 ersikular
S 9 $
&bdomen
idak dijumpai kelainan
#kstremitas
idak dijumpai kelainan
&8+R&+R>"
R>%
'esan9 &nemia
'emih 9 normal
inja 9 normal
D&;%+SS 8&%D%;
$ +bs. aundice ec. DdB $
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
25/26
-1
DAFTAR PUSTAKA
7/25/2019 Lapkas RA 1 - Untuk Cow
26/26
-0
/. Pridady. 'olesistitis. Dalam9 Sudoyo &E, Setiyohadi 8, &li , Simadibrata ",
Setiati S. 8uku ajar ilmu penyakit dalam jilid . #disi keempat. akarta9 Pusat
Penerbitan lmu Penyakit Dalam 6akultas 'edokteran >ni7ersitas ndonesiaM
-0. Hal 4::$4:=.
-. Steel P&D, Sharma R, 8renner 8#, "eim S".