REFERAT ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
KISTA ODONTOGEN
Oleh:
YULITA M. ESTER NITA
NPM: 08700253
Pembimbing:
drg.Henry Wahyu S. Sp.BM
SMF ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karuniaNyalah saya mampu
menyelesaikan tugas refrat yang berjudul “Kista Odontogen” ini. Referat ini diajukan untuk memenuhi
tugas dalam rangka menjalani kepanitraan klinik di SMF Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD
Sidoarjo. Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. drg. Wahyu Sintya Dewi Sp. KG sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan
gigi dan mulut
2. drg. Tatiek Djoeli Prijati sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan gigi dan mulut
3. drg. Yuliati S. Wardani sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan gigi dan mulut
4. drg. Tri Juliati Sp. OT sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan gigi dan mulut
5. drg. Wibawanti Sp. KG sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan gigi dan mulut
6. drg. Henry Wahyu S. Sp. BM sebagai dosen pembimbing di bagian Ilmu kesehatan gigi
dan mulut
7. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta membantu dalam
penyelesaian refrat ini.
8. Dan juga untuk tenaga paramedis yang telah membantu penulis selama menjalankan
kepanitraan klinik di SMF Ilmu kesehatan gigi dan mulut, dan semua pihak yang tidak
mampu saya sebutkan satu persatu.
Refrat ini masih jauh dari sempurna untuk itu jika ada kesalahan ataupun kekurangan
dalam pembuatanya saya mohon maaf yang sebesar besarnya, semoga dengan ini kita bersama
sama dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang nantinya dapat berguna
sebagai pembelajaran selama kepanitraan klinik maupun sebagai bekal kita untuk menjalankan
profesi sebagai dokter. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Sidoarjo, April 2014
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Luar...................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iv
Daftar Gambar.................................................................................................. v
Daftar Gambar.................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 2
2.1 Definisi .................................................................................... 2
2.2 Etiologi Kista Odontogen ........................................................ 2
2.3 Diagnosis Kista Odontogen ..................................................... 3
2.4 Diagnosa Banding Kista Odontogen........................................ 8
2.5 Macam- macam penyakit Kista Odontogen............................. 10
2.6 Penatalaksanaan ....................................................................... 16
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kista merupakan salah satu kasus yang sering ditemukan di poli gigi. Kista merupakan
rongga patologis yang berisi cairan atau semicairan dan tidak disebabkan oleh akumulasi pus.
Kista rahang lebih sering ditemukan daripada kista tulang lainnya karena banyak sisa-sisa
epitel yang tertinggal pada jaringan setelah pembentukan gigi. Pertumbuhan kisat rahang
berlangsung lambat dan asimptomatik, kecuali bila sudah terjadi infeksi.
Kista rahang dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu odontogenik dan non odontogenik, di
mana masing-masing memiliki pembagiannya sendiri-sendiri dan pastinya memiliki gejala klinis
yang berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan kista rahang menjadi suatu hal yang kompleks
sehingga diagnosis dini serta kesalahan diagnosis sangat mungkin terjadi bila kita tidak
mengetahui gejala dari tiap pembagian kista, khususnya kista odontogen.
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin membahas kista khususnya kista odontogen beserta
pembagiannya agar dapat digunakan untuk menambah wawasan pembaca mengenai kista
odontogen ini agar diagnosis dini dapat ditegakkan dan kesalahan diagnosis dapat diminimalisir.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami definisi, gejala
hingga terapi yang tepat mengenai kista odontogenik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kista
Kista merupakan sebuah rongga patologis yang berisi bahan berupa cairan, semicairan,
gas dan bukan terbentuk akibat akumulasi pus.
Kista sering dilapisi oleh epitel yang diperoleh dari benih gigi, epitel email yang
menyusut, sisa epitel sel Malassez, dan sisa lamina dental.
Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-sisa epithelium pembentuk gigi
(epithelium odontogenik).
2.2 Klasifikasi Kista Odontogenik
A. Kista Periapikal
Definisi
Kista periapikal atau yang disebut juga dengan kista radikular atau periodontal apikal
merupakan kista yang paling sering terjadi pada rahang. Inflamasi kista berasal dari
eptelial lining yang mengalami proliferasi akibat adanya sedikit residu/sisa epitel
odontogenik (sel Malassez) dalam periodontal ligamen.
Gambar 2.1 Kista Periapikal
Etiologi dan Patogenesis
Kista ini berkembang dari periapikal granuloma, yang merupakan pusat dari inflamasi
kronis jaringan granulasi yang berlokasi pada tulang di bagian apeks dari gigi non
vital. Granuloma periapikal terjadi dan terbentuk oleh degradasi produksi dari
jaringan pulpa yang nekrose. Stimulasi dari epitelial sel malassez terjadi akibat respon
pembentukan inflamasi. Pembentukan kista terjadi akibat proliferasi epitel yang akan
membantu untuk pemisahan stimulus inflamasi (nekrotik pulpa) dari tulang di
sekitarnya.
Pemisahan debris sel ini akan meningkatkan konsentrasi protein dan menghasilkan
tekanan osmotik. Hasilnya adalah cairan yang berjalan melalui epitelial lining menuju
lumen dari connective tissue. Cairan berhubungan langsung dengan pertumbuhan dari
kista. Dengan adanya resorbsi tulang osteoblastik, terjadi perluasan kista.
Klinis
Kebanyakan kista ini terjadi pada rahang atas regio anterior. Kista periapikal biasanya
asimptomatis dan ditemukan saat pemeriksaan dental dengan radiografi.
Secara radiografi, kista periapikal berupa radiolusen berbentuk ovoid dan memiliki
batas berwarna putih yang berhubungan dengan lamina dura dari gigi yang
bersangkutan.
Perawatan dan Prognosa
o Kista periapikal dapat diangkat dengan ekstirpasi pada gigi non vital dan
dilanjutkan dengan kuretase pada bagian apikal.
o Pengisian saluran akar saja karena biasanya banyak lesi periapikal granuloma
akan hilang setelah pengangkatan daerah yang mengalami infeksi (nekrotik
pulpa).
o Apicoectomy dan curetage
Untuk menghilangkan lesi yang persisten (indikasi dilakukan bila perawatan
saluran akar gagal).
Ketika gigi yang nekrotik diangkat tapi kista tidak terangkat seluruhnya, maka akan
terjadi residual cyst dalam waktu beberapa bulan/tahun kemudian. Jika kista residual
tidak diterapi maka akan menyebabkan resorbsi tulang dan akhirnya akan menyebabkan
melemahnya mandibula atau maxilla
B. Kista Periodontal Lateral
Definisi
Adalah perkembangan kista non keratin yang terjadi pada bagian lateral dari gigi.
Kista ini tumbuh dari sisa epitel di ligamen periodontium.
Gambar 2.2 Kista Periodontal Lateral
Etiologi dan Patofisiologi
Kista ini berasal dari proliferasi sisa lamina dentalis. Kista ini berhubungan dengan
kista ginggiva pada dewasa. Pembentukannya berasal dari sisa lamina giig dalam
tulang dan pada ginggival kista lamina yaang tertinggal pada jaringan lunak di antara
epitelium dan periosteum. Hubungan keduanya adalah distribusi yang sama pada
kandungan konsentrasi lamina dental dan keduanya identik secara histologi.
Klinis
o Banyak ditemukan pada gigi premolar dan
caninus rahang bawah.
o Biasnya menyerang laki-laki
o Berbentuk bundar (tear drop) dan biasanya
multilokular
o Radiolusen dengan batas opaq di batas
lateral dari gigi yang vital
o Gigi masih vital
Perawatan
Biasanya terapi untuk kista ini adalah eksisi.
C. Kista Botrioid Odontogenik
Kista ini merupakan varian dari kista periodontal lateral. Secara radiologis terlihat
gambaran radiolusensi yang multilokuler. Terapi dari kista ini disarankan melakukan
perawatan kista multilokular odontogenik. Kista ini mempunyai kecenderungan untuk
mengalami rekurensi.
D. Kista Gingival
Gambar 2.3 Kista Gingival
Kista ini berasal dari sisa-sisa lamina dentalis. Kista gingival dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
o Kista Gingival pada Bayi/Anak
Kista terjadi secara multipel, tapi kadang berbentuk nodul soliter. Kista ini bertempat
pada ridge alveolar pada neonatal. Kista ini biasanya bersifat asimptomatik. Tidak
ada perawatan khusus untuk kista ini karena akan hilang sendiri.
o Kista Gingival pada Dewasa
Kista ini sering terjadi pada usia 40 dan 60 tahun. Kista ini ditemukan pada daerah
caninus dan premolar bawah pada aspek bukal. Kista ini muncul sebagai lesi yang
berenggang, vesikel maupun bulla serta tidak ada kecenderungan untuk timbul
kembali.
E. Kista Dentigerous
Definisi
Kista dentigerous disebut juga sebagai kista foliuler adalah kista yang melekat pada
cervix gigi (enamel-cemento junction) dan berdekatan dengan mahkota gigi yang
unerupsi.
Gambar 2.4 Kista Dentigerous
Etiologi dan Patogenesis
Kista ini berkembang dari proliferasi enamel yang tersisa atau pembentukan epitelium
epitel. Ekspansi dari kista ini berhubungan dengan proliferasi epitel, menghilangkan
tulang (faktor resorbsi) dan meningkatnya cairan osmolalitas kista.
Klinis
Kista ini sering terdapat pada gigi molar 3 yang tidak erupsi dan ditemukan lebih
banyak pada laki-laki. Secara radiologis, menunjukkan gambaran
unilokuler/multilokuler yang radiolusen dengan margin kortikal yang berhubungan
dengan mahkota gigi yang tidak erupsi.
Perawatan dan Prognosa
Pengangkatan gigi penyebab dan enukleasi jaringan lunak merupakan terapi yang
sering digunakan. Bila kista meluas hingga ke mandibula dapat dilakukan
marsupialisasi. Kista ini dapat berkembang menjadi ameloblastoma (jarang terjadi).
F. Kista Erupsi
Gambar 2.5 Kista Erupsi
Kista erupsi merupakan kista superficial yang terjadi pada jaringan gingiva. Kista ini
berhubungan dengan gigi yang sedang erupsi, terutama gigi molar sulung. Kista ini
disebabkan karena adanya akumulasi cairan dalam ruangan folikular dari gigi yang
erupsi. Secara radiografi ditemukan gigi tidak erupsi disertai folikel yang besar. Bila ada
trauma, darah bisa muncul pada ruangan ini sehingga dapat menyebabkan eruption
hematoma.
G. Kista Glandular Odontogenik
Definisi
Disebut juga dengan kista sialoodontogenik dengan gambaran histologis yang
menunjukkan produksi mukus tumor glandula saliva.
Gambar 2.6 Kista Glandular Odontogenik
Klinis
Banyak ditemukan pada mandibula terutama regio anterior rahang bawah. Ekspansi
kista jarang terjadi dan sering terjadi pada usia 50 tahun. Secara radiologis,
kebanyakan kasus menunjukkan gambaran multilokuler dengan ukuran lesi yang
bervariasi. Batas radiografi akan tampak jelas / sklerotik.
Perawatan dan Prognosa
Kista ini dapat menjadi agresif, oleh karena itu rencana pembedahan harus
memperhatikan perluasan penyakit melalui gambaran klinis dan radiologis. Di mana
tulang yang kuat disisakan dari perluasan lesi cystic, mungkin dapat digunakan
kuretasi bagian periferal atau eksisi dari margin. Perawatan jangka panjang perlu
diberikan pada kasus yang rekuren
H. Odontogenik Keratocyst
Definisi
Kista ini disebut juga sebagai kista primordial yang biasanya menunjukkan gambaran
klinis yang agresif, rekuren dan berpotensi untuk menjadi ganas.
Gambar 2.7 Kista Primordial
Etiologi dan Patogenesis
Kista ini berkembang dari sisa lamina dental pada mandibula dan maksilla. Namun,
ada yang mengatakan bahwa pembentukan asli dari kista ini adalah adanya perluasan
pada sel basal pada overlying epitelium oral. Kista ini dapat bertambah luas karena
adanya proliferasi yang tinggi, overekspresif dari antiapoptic protein Bcl 2 dan
ekspresi dari matrix metalloproteinasis (MMPs 2 dan 9).
Klinis
o Terjadi pada mandibula (daerah sering diserang pada daerah posterior rahang
bawah dan ramus) dan maksila (daerah yang banyak terkena pada molar 3)
o Dapat terjadi pada semua usia dengan puncak pada dekade ke 2 dan 3.
o Biasanya multiple
o Radiologis menunjukan batas radiolusen yang baik dengan margin yang berwarna
radioopaq tipis
Perawatan dan Prognosa
o Bedah eksisi dengan kuretase periferal osseus (ostectomy)
o Chemical cauterisasi pada kista dengan menggunakan solusi Carnoy’s (biologic
fixative)
o Marsupialisasi dapat dilakukan pada kista yang besar supaya kista menyusut. Lalu
dilanjutkan dengan enukleasi.
10-30% kista primordial ini mengalami rekurensi karena adanya sisa dental lamina
atau kista pada perlekatan tulang ke lesi awal. Selain itu, rekurensi juga dapat
disebabkan karena adanya proliferasi kista dari layer sel basal pada oral yang tidak
dihilnagkan pada saat perlekatan kista. Kualitas biologi yang aktual dari epitelium
kista, seperti peningkatan indkes mitotic dan faktor produksi dari resorbsi tulang
sangat berkaitan dengan keadaan rekuren. Dinding kista yang rapuh dapat
menyebabkan pengangkatan yang tidak sempurna.
Pemeriksaan lebih lanjut penting untuk dilakukan. Pasien harus dievaluasi untuk
meyakinkan apakah eksisi sudah sempurna, keratosit baru dan ada tidaknya tanda
keganasan. Kebanyakan rekurensi terjadi 5 tahun setelah perawatan.
BAB III
KESIMPULAN
Kista merupakan sebuah rongga patologis yang berisi bahan berupa cairan, semicairan,
gas dan bukan terbentuk akibat akumulasi pus.
Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-sisa epithelium pembentuk gigi
(epithelium odontogenik).
Klasifikasi kista odontogenik
Kista periapikal / radikular
Kista periodontal lateral
Kista botrioid odontogenik
Kista gingival
Kista dentigerous / folikuler
Kista erupsi
Kista glandular odontogenik / sialoodontogenik
Odontogenik keratocyst / primordial
DAFTAR PUSTAKA
1. Susan, T.2012. Kista Rongga Mulut. Hal 3-4
2. Puspartri, RA. 2012 Kista Odontogenik
(Http:// dentaluniverseindonesia.com// index.php//article//63-kista-odontogenik)
Top Related