Download - Kelainan Menstruasi

Transcript
Page 1: Kelainan Menstruasi

KELAINAN MENSTRUASI

Kelainan menstruasi merupakan alasan terbanyak bagi para wanita untuk

mengunjungi dokter kandungan dan ginekologi. Kelainan menstruasi yang dijumpai dapat

berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan, dapat juga berupa

kelainan lamanya perdarahan. Menorrhagia merupakan penyebab palingsering pada wanita

dengan anemia defisiensi besi di dunia barat.

Prinsip dasar fisiologi fungsi menstruasi memungkinkan dibuatnya suatu sistem yang

memisahkan kelainan menstruasi ke dalam beberapa kompartemen:

Kompartemen I : kelainan terletak pada organ target uterus (outflow tract)

Kompartemen II : kelainan pada ovarium

Kompartemen III : kelainan pada hipofise anterior

Kompartemen IV : kelainan pada sistem saraf pusat (hipotalamus)

FISIOLOGI MENSTRUASI

Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik vagina yang terjadi karena

peluruhan mukosa uterus. Pada umumnya panjangnya siklus sekitar 28 hari - 35 hari dengan

lamanya setiap siklus sekitar 3 - 5 hari. Jumlah darah yang keluar pada saat menstruasi sekitar

30 - 80 ml.

Proses yang terjadi pada saat menstruasi dapat dikelompokkan berdasarkan perubahan

yang terjadi pada di ovarium dan endometrium, yaitu :

1. Perubahan pada ovarium:

- Fase folikular (fase sebelum ovulasi)

- Fase ovulasi

- Fase luteal (fase setelah ovulasi)

2. Perubahan pada endometrium:

- Fase proliferatif

- Fase ovulasi

- Fase sekretorik

- Fase menstruasi

Page 2: Kelainan Menstruasi

Waktu rata-rata antara ovulasi sampai dengan menstruasi adalah 14 hari pada wanita

(bisa berkisar antara 12-17 hari).

1. Perubahan Pada Ovarium

Ovarium terdiri dari banyak folikel atau kantung yang masing-masing terdiri atas

ovum (sel telur) yang dikelilingi oleh sel theca (T) dan sel granulosa (G).

a. Fase Folikular (Fase Sebelum Ovulasi)

Fase folikular dari siklus menstruasi adalah dimulai dari hari pertama menstruasi

sampai terjadinya ovulasi. Hal yang terjadi pada fase ini adalah menghasilkan sel telur yang

matang yang akan dikeluarkan pada saat ovulsi.pada fase ini terjadi kenaikan dari hormon

LH, FSH dan estradiol, hal ini berlangsung selama 14 hari.

Awalnya fase folikular ini dimulai dengan peningkatan dari FSH pada hari pertama

dari siklus menstruasi, kenaikan kadar FSH ini merupakan tanda dari penirunan kadar

estrogen dan progesteron pada siklus menstruasi sebelumnya. FSH menstimulasi

pertumbuhan dari 15-20 folikel setiap bulannya dan menstimulasi sekresi folikel estradiol

dengan meningkatkan sekresi dari androgen dalam sel T dengan mengikutsertakan enzim

aromatase reseptor pada sel granulosa.bersamaan dengan peningkatan kadar estradiol akibat

pengaruh dari FSH, estradiol menghambat sekresi dari FSH sehingga jumlah FSH menurun.

Dalam siklus yang normal, satu folikel berkembang menjadi folikel yang dominan,

dan bersiap untuk ovulasi, dimana folikel yang lain tidak berkembang baik. Folikel dominan

dapat selanjutnya menghasilkan estradiol, yang berguna dalam menyempurnakan

kematangan. Folikel lain yang kekurangan kadar FSH tidak menghasilkan estradiol dalam

jumlah yang semestinya sehingga sulit untuk berkembang dan tidak lengkap. Folikel dominan

akan matang dan terdapat peningkatan kedar estrogen. Kadar estrogen tersebut menurun pada

akhir dari fase folikular dalam siklus menstruasi.

Pada masa ini estrogen menghasilkan rangsang balik pada LH, dalam menaikan

secara drastis kadar LH. Apabila estrogen menaikkan kadar dari lebih awal maka ovulasi

tidak akan terjadi. Pada fase folikular keadaan suhu tubuh wanita relatif rendah (sekitar

36,70C atau kurang).

Peningkatan estrogen menjelang ovulasi ini mengakibatkan perubahan-perubahan,

yaitu:

Penebalan dari endometrium.

Cerviks menjadi lebih tinggi, melunak dan terbuka.

Page 3: Kelainan Menstruasi

Mukus dari cerviks yang diproduksi oleh kelenjar atau crypta pada cerviks berubah

menjadi cairan yang ramah akan sperma.

Kenaikan dari kadar garam, gula dan asam amino untuk mempersiapkan keadaan

yang nyaman bagi sperma.

Peningkatan cairan untuk menjaga keadaan isotonik pada sel, mencapai sepuluh kali

lipat dari volume mucus.

Mukus yang fertilitasnya tinggi mengandung 98% air- transparan, mengkilat, licin

dan kenyal (spinnbarkeit effect). Struktur dari mukus yang fertil dilihat dengan

nuclear magnetic resonance menunjukkan adanya bagian yang hilang untuk

membantu memudahkan penetrasi sperma.

Pada saat estrogen mencapai tingkat tertentu, kelenjar hipofise menstimulasikan

produksi LH yang mana akan turut serta dalam ovulasi selama 36 jam. Folikel yang sudah

matang akan luruh dan melepaskan ovum (ovulasi).

b. Fase Ovulasi

Ovulasi adalah proses saat folikel ovarium melepaskan ovum ke dalam rongga

peritoneum. Hal ini terjadi pada masa pubertas dan terbatas pada masa reproduktif. LH

diperlukan untuk terjadinya ovulasi. Di bawah pengaruh dari LH, oosit primer memasuki

masa akhir dari proses miotik. LH menghasilkan pelepasan enzim proteolitik, yang akan

bersatu dengan sel pada permukaan folikel dan menstimulasi angiogenesis pada dinding

folikel dan mensekresi prostaglandin. Efek dari LH ini mengakibatkan folikel menjadi luka

dan luruh.

Pada saat ovulasi, oosit dan corona radiata keluar ke rongga peritoneum. Kontraksi

otot dari tuba falopii membawa oosit ke tuba epithelium untuk bermgrasi melalui oviduct.

Dalam siklus 28 hari biasanya terjadi pada hari ke 14. Hal ini disebabkan oleh kenaikan dari

LH selama 24-36 jam sebelum ovulasi. Setelah ovulasi, sel-sel folikel akan menutup ovum

dari korpus luteum. Pada keadaan tidak terjadi kehamilan, dapat berdegenerasi setelah 7-8

hari setelah ovulasi. Bila terjadi kehamilan, korpus luteum tetap tumbuh sampai terbentuk

placenta. Terdapat kenaikan suhu tubuh wanita pada saat ovulasi dibandingkan pada saat fase

folikular.

c. Fase Luteal (Fase Setelah Ovulasi)

Page 4: Kelainan Menstruasi

Fase luteal terjadi karena luteinisasi dari komponen dari folikel yang tidak berovulasi,

dan hal ini dipengaruhi oleh kadar LH. Sel granulosa, sel T dan jaringan yang

mengelilinginya bergerak menuju korpus luteum mengisi bagian yang hilang dari korpus

luteum. Akibat utama dari penurunan kadar LH adalah perubahan dari keadaan sel granulosa

yang awalnya didominasi oleh sel androgen menjadi didominasi oleh sel progesteron, hal ini

mengakibatkan peningkatan sintesis progesteron dan mengurangi afinitas dari sel granuloma

untuk estrogen dan FSH.

Sekresi progesteron oleh korpus luteum mencapai puncaknya antara hari ke 5 dan 7

setelah ovulasi. Peningkatan progesteron juga mengakibatkan dampak bagi GnRH dan

berangsur terjadi penurunan kadar GnRH. Sejalan dengan penurunan kadar GnRH, sekresi

FSH dan LH juga menurun. Korpus luteum kehilangan reseptor FSH dan LH. Penurunan dari

FSH dan LH ini mengakibatkan tidak adanya FSH dan LH di korpus luteum setelah hari ke

14. FSH akan meningkat kembali untuk mempersiapkan siklus menstruasi selanjutnya.

Dibawah pengaruh dari progesteron dapat terjadi perubahan-perubahan sebagai

berikut:

- Endometrium melunak untuk mempersiapkan penempelan ovum yang sudah dibuahi.

- Cerviks menjadi lebih rendah dan tertutup.

- Mukus dari cerviks menjadi tidak ramah terhadap sperma, untuk mencegah penetrasi

sperma. Setelah ovulasi keadaan mukus dari cerviks berubah, sperma akan dimatikan

dengan kondisi asam dari secret vagina.

- Suhu tubuh naik sekitar 0.2 derajat Celsius.

Korpus luteum terdapat sekitar 14 hari lalu mati, lalu kadar progesterone menurun,

suhu tubuh menurun, dan terjadi disintregasi dari endometrium dan akhirnya lengkaplah

siklus menstruasi tersebut. Pada fase ini, bila tejadi kehamilan maka kadar estrogen dan

progesteron tetap meningkat dan diproduksi oleh embrio.

2. Perubahan Pada Dinding Uterus

a. Fase Proliferatif

Fase ini terjadi dibawah pengaruh hormon estrogen dan didapatkan pertumbuhan

kembali dari endometrium setelah perdarahan menstruasi. Dimulai sejak hari keempat atau

kelima dari siklus dan biasanya berakhir sekitar sepuluh hari dan diakhiri dengan pelepasan

ovum.

b. Fase Ovulasi

Page 5: Kelainan Menstruasi

Kenaikan yang mendadak dari LH adalah hal yang utama dalam siklus ini. Menstruasi

akan terjadi setelah 13,14 atau 15 hari setelahnya saat kadar LH menurun. Pelepasannya

menghasilkan 5-10 cc cairan folikel berisi banyak masa telur sebesar ujung jarum pentul

disertai dengan perdarahan. Hal ini kadang mengakibatkan perasaan nyeri perut bawah pada

kebanyakan wanita. Tidak ada perubahan yang besar pada endometrium dalam 24-36 jam

dalam ovulasi.

c. Fase Sekretorik

Secara teknis, stadium ini dimulai saat ovulasi. Pada siklus normal terjadi dalam

durasi 14 hari. Stadium ini tidak akan terjadi bila stadium ovulasi tidak terjadi. Bila tidak

terjadi kehamilan pada siklus ini, kadar estrogen dan progesterone menurun. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya ketebalan endometrium pada hari ke 13 atau 14 setelah ovulasi

(hari ke 27-28 dari siklus menstruasi).

d. Fase Menstruasi

Perubahan yang terjadi pada akhir fase awal menyebabkan kematian jaringan

sehingga pembuluh darah berdilatasi menghasilkan bercak darah. Proses ini meluas dan

meliputi seluruh lapisan endometrium yang mengakibatkan perdarahan menstruasi. Biasanya

sekitar 2/3 jaringan endometrium akan hilang setiap kalimenstruasi.

Pola perdarahan menstruasi bisa bermacam-macam, mulai dari pengeluaran darah

dalam jumlah besar dalam 12-24 jam, diikuti perdarahan dalam jumlah yang bervariasi dan

lebih sedikit pada hari-hari berikutnya. Setelah 4-7 hari perdarahan berangsur-angsur

berkurang.

KELAINAN MENSTRUASI

Kelainan Mestruasi diklasifikasikan menjadi:

1. Amenorrhoea : tidak ada menstruasi

2. Pseudoamenorrhoea (Kryptomenorrhoea) : ada haid tapi darah haid tidak dapat keluar

karena tertutupnya traktus genitalis

3. Menstruatio praecox : timbulnya haid pada usia yang sangat muda

4. Hypomenorrhoea : haid teratur tapi jumlahnya sedikit

5. Oligomenorrhoea : haid jarang karena siklusnya panjang

6. Polymenorrhoea : haid teratur tapi kerap datangnya, karena siklusnya pendek

7. Hypermenorrhoea (Menorrhagia) : haid teratur tapi jumlah darahnya banyak

8. Metrorrhagie : perdarahan rahim di luar waktu haid

9. Dysmenorrhoea : nyeri pada waktu haid

Page 6: Kelainan Menstruasi

AMENORRHOEA

Amenorrhoea adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Amenorrhoea

bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari disfungsi ovarium dan sistem reproduksi

yang biasanya berhubungan dengan masalah infertilitas.

Amenorrhoea dapat dibagi menjadi :

1. Amenorrhoea primer, yaitu bila seorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan

tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun.

2. Amenorrhoea sekunder adalah hilangnya menstruasi setelah menarche. Yaitu tidak

terjadinya menstruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang biasanya mendapat

siklus menstruasi teratur atau bisa sampai 12 bulan pada wanita yang biasanya

mengalami oligomenorrhoea

Amenorrhoea dapat terjadi secara atas sebab fisiologis dan patologis.

1. Fisiologis

a. prapubertas

b. dalam kehamilan

c. dalam masa laktasi

apabila ibu tidak menyusukan menstruasi datang dalam 3 bulan postpartum, sedangkan

apabila ibu menyusukan dalam 6 bulan post-partum

d. dalam masa menopause

2. Patologis

a. Dysfungsi hypothalamus

- Idiopatis

- Psikogen :

reaktif psikogen : kesedihan, pindah lingkungan, kehamilan palsu

anorexia nervosa

Dengan penambahan berat badan

Kelainan organis : tumor, trauma, infeksi, proses-proses degeneratif

b. Dysfungsi hypofise

- Insufisiensi : Sheehan’s syndrome

- Tumor : chromofob, acidophil (acromegali), basophilicadenoma (Chusing syndrome)

- Radang

Page 7: Kelainan Menstruasi

- Proses degeneratif : TBC, lues

c. Dysfungsi ovarium

- Kelainan congenital : hypoplasia ovarii, Turner Syndrome, hermaphroditismus

- Polycystic ovarium (Stein-Leventhal)

- Tumor

- Rontgen

d. Periferi tidak bereaksi

Endometrium tidak bereaksi misalnya karena kuretase (Asherman syndrome) atau TBC

e. Penyakit-penyakit lain

- Penyakit kronis : TBC

- Penyakit metabolic : thyroid, pancreas, gl suprarenalis

- Kelainan gizi

- Kelainan hepar dan ginjal

Pada beberapa keadaan terdapat amenorrhoea yang disertai galactorrhoea. Keadaan

tersebut didapatkan pada keadaan :

1. Chiari-Frommel Syndrome

Terjadi setelah kehamilan dan merupakan amenorrhoe laktasi yang berkepanjangan.

Diduga keadaan ini disebabkan oleh inhibisi dari hormon PIF (Prolactin Inhibiting Factor)

dari hypofise.

2. Forbes-Albright Syndrome

Disebabkan oleh adenoma chromophob

3. Ahoemada-del Costello Syndrome

Tidak ada hubungannya dengan kehamilan atau tumor hypofise. Diduga oleh karena

obat-obatan seperti kontrasepsi dan phenotiazin.

Diagnosa

Terapi amenorrhoea sangat tergantung pada etiologi. Banyak pemeriksaan dapat

membantu kita mencari etiologi amenorrhoea antaranya : smears (sex chromatin),

pemeriksaan Rontgen (sella tursica), EEG, BMR, dll

Terapi

Terapi diberikan menurut etiologi. Secara umum dapat disebut :

1. hormon-hormon untuk memanjangkan ovulasi

Page 8: Kelainan Menstruasi

- clotniphen : merangsang hypothalamus

- gonadotrophin : sebagai substitusi terapi

- mengadakan rebound phenomen dengan hormon progestin oral pills

2. iradiasi dari ovarium

3. thyroid : kalau ada hipofungsi gl. Thyroidea

4. kesehatan umum harus diperbaiki

Amenorrhoea karena TBC tidak usah diobati.

PSEUDOAMENORRHOEA (KRYPTOMENORRHOE)

Pada keadaan ini menstruasi ada, tetapi darah haid tidak keluar karena tertutup cervix,

vagina, atau hymen. Gynatresia ini dibagi :

a. Congenital

Paling sering terjadi atresia hymenalis dimana hymen tidak berlobang

b. Acquisita

Perlekatan saluran cervix atau vagina karena radang GO, diphteri, partus, senilitas

Diagnosa

Nyeri yang siklis 5 hari tanpa perdarahan. Nyeri yang siklis tanpa haid sering disebut

molimina manstrualia. Pada pemeriksaan terlihat hymen yang menonjol yang berwarna

kebiru-biruan karena darah yang berkumpul dibelakangnya. Mula-mula darah mengisi vagina

(haemotokolpos) kemudian terjadi haematometra, dan haematosalphinx. Keadaan ini sering

menyebabkan tumor abdomen. Keadaan di atas dapat menimbulkan retensio urinae.

Terapi

Pada atresia hymentalis dilakukan insisi dan insisi dan eksisi sebagian hymen. Karena

darah tua ini merupakan medium yang baik untuk kuman-kuman maka operasi ini harus

dilakukan dengan steril.

Menstruatio Praecox

Definisi : perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahun yang disertai dengan

timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder sebelum waktunya.

Klasifikasi :

a. Pubertas praecox : terbentuk gonadotropin, dapat menjadi hamil.

- Idiopatis : hipofisis lebih cepat menghasilkan gonadotropin

Page 9: Kelainan Menstruasi

- Pubertas praecox cerebral : karena kelainan otak seperti; kelainan tubercinereum,

hydrocephalus, postencephalitis, tumor otak, dll.

- Dysplasia tulang fibrotic (Albright syndrome)

- Tumor-tumor yang menghasilkan gonadotropin; choriocarcinoma dari ovarium.

b. Pseudopubertas praecox : tidak ada gonadotropin.

Disebabkan oleh;

- Granulosa dan theca sel tumor

- Gangguan kelenjar suprarenalis

- Terapi hormonal

Terapi : tumor-tumor penyebab harus diekstirpasi.

Oligomenorrhoe

Definisi : haid yang jarang, siklus panjang lebih dari 35 hari. Ologomenorrhoe yang

menetap dapat terjadi akibat dari;

- Perpanjangan stadium folikuler

- Perpanjangan stadium luteal

- Kedua stadium di atas menjadi panjang Jika siklus haid tiba-tiba menjadi panjang,

dapat disebabkan oleh;

- Pengaruh psikis

- Pengaruh penyakit, misalnya TBC.

Hypomenorrhoe

Terjadi pada hipoplasia uteri, disebabkan uterus yang kecil. Lamanya perdarahan :

secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau lebih lama dari 7 hari, maka daya

regenerasi selaput lendir berkurang, misalnya pada endometritis, myoma, atau carcinoma dari

corpus uteri.

Polymenorrhea

Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut

literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari. Bila siklus pendek namun teratur ada

kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium

memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus

lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini

menyebabkan infertilitas.

Page 10: Kelainan Menstruasi

Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan

stadium sekresi karena korpus luteum terlalu cepat mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi

ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC.

Terapi

Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium

proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang

dengan kombinasi estrogen-progesteron

Menorrhagia

Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dengan jumlah lebih

dari 80ml dan biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur. Etiologi :

1. Hypoplasia uteri.

Menurut beratnya, hypoplasia dapat mengakibatkan amenorrhea (uterus sangat kecil),

hypomenorrhea (uterus kecil jadi luka kecil) dan menorrhagia karena tonus otot rahim

kurang.

2. Astheni

Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang. Terapinya adalah

uterotonika dan roborantia

3. Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah. Juga karena tonus

otot berkurang.

4. Myoma uteri.

Menorrhagia pada myoma disebabkan oleh kontraksi otot rahim kurang kuat, cavum

uteri luas dan bendungan pembuluh darah balik. Terapinya adalah uterotonika atau

5. Infeksi: endometritis, salpingitis

Infeksi menyebabkan hyperaemia

6. Penyakit darah: Werhoff, Haemofili

7. Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB)

a. Definisi

Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional

adalah perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus

menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (otakindung telur-

rahim), tanpa kelainan organ.

b. Gejala

Page 11: Kelainan Menstruasi

Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah

perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian

tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami

menstruasi) atau masa premenopause.

c. Etiologi

Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional (DUB) belum

diketahui secara pasti. Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim

disfungsional, antara lain:

- Kegemukan (obesitas)

- Faktor kejiwaan

- Alat kontrasepsi hormonal

- Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)

- Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB), misalnya:

trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah), Kencing

Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain

- Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor organ reproduksi,

ovarium (polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan lain-lain.

Terapi

Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak,

ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya

sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal seperti

pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip

(polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).

Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui

perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah

hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk

pembekuan darah.

METRORRHAGIA

Metrorrhagia adalah perdarahan yang tidak teratur dan yang tidak ada hubungan

dengan haid. Penyebab menorrhagia dapat dibagi menjadi 4 kategori:

- Gangguan koagulasi

Page 12: Kelainan Menstruasi

Insidensi menorrhagia berhubungan erat dengan kondisi seperti

thrombocytopenic purpura dan penyakit Von Willebrand's. Pada wanita dengan

trombositopenia, darah menstruasi berlebihan dapat dihubungkan dengan rendahnya

jumlah platelet yang ada sewaktu menstruasi terjadi. Pada keadaan seperti ini,

splenectomi diketahui dapat menurunkan jumlah darah yang keluar dengan signifikan.

Walaupun begitu, keluarnya darah menstruasi yang berlebihan dapat pula dijumpai pada

keadaan sistem koagulasi yang normal.

- Perdarahan uterus disfungsional (PUD)

Adalah perdarahan abnormal dari uterus ( lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di

dalam dan diluar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi dan kehamilan, dan

merupakan kelainan proses hipotalamus - hipofise - ovarium.

PUD dapat dibagi menjadi 2 yaitu PUD ovulasi dan PUD anovulasi.

- PUD anovulasi, biasanya terjadi karena tidak adekuatnya sinyal, misalnya pada penyakit

polikistik ovarium atau pada keadaan premenopause. Bisa juga karena terjadi gangguan

pada sistem feedback positif seperti misalnya pada anak-anak.

- PUD ovulasi, merupakan perdarahan idiopatik. Ditemukan bahwa ternyata ada beberapa

produk endometrium yang merubah vasokonstriksi dan berefek terhadap jumlah

perdarahan ketika haid.

Menorrhagia yang diduga berhubungan dengan fibroid uterus, infeksi pelvis, polip

endometrial, adanya benda asing seperti alat kontrasepsi dalam rahim, hipertrofi

miometrium dan kelainan vaskuler.

Gangguan medis

Menorrhagia dihubungkan dengan berbagai gangguan endokrin seperti hipothiroidism

dan Cushing's disease walaupun mekanisme terjadinya belum diketahui. Apabila penyakit

thiroid adalah penyebabnya, perlu dicari gejala lain seperti kelainan berat badan, kerontokan

rambut dan konstipasi. Dapat pula dibagi sebagai berikut :

1. Metrorrhagia yang disebabkan oleh adanya kehamilan seperti :

Abortus

Kehamilan ektopik

2. Metrorrhagia di luar kehamilan.

Metrorrhagia di luar kehamilan

Page 13: Kelainan Menstruasi

Penyebab :

1. Karena luka yang tidak sembuh

- Carcinoma dari corpus uteri

Biasanya terjadi pada wanita dalam menopause. Lebih sering pada wanita

tanpa anak. Fluor albus bercampur darah. Diagnosa : dengan kuret percobaan.

- Carcinoma cervicis (portionis) uteri

Pada wanita mendekati climacterium. Lebih sering terdapat pada wanita yang

mempunyai anak banyak. Lebih sering dari pada carcinoma corporis uteri. Timbul

perdarahan kontak dengan fluor darah.

Diagnosa :

Diagnosa dini hanya dengan sitologi. Kalau sudah lanjut dapat teraba dengan toucher atau

dapat dilihat in speculo. Eksisi percobaan menentukan diagnosa.

Carcinoma dari vulva atau vagina

Jarang sebagai tumor primer. Terjadi pada wanita dalam menopause. Ulcus vulva atau

vagina pada wanita tua harus dicurigai terhadap kemungkinan adanya carcinoma.

Diagnosa pasti dengan eksisi percobaan.

Tumor ganas lain : sarcoma, choriocarcinoma

Erosi portionis

Terdapat daerah yang merah menyala pada portio yang mudah berdarah.

Disebabkan karena epitel gepeng bertlapis banyak dari portio diganti oleh epitel silindris

dari endocervix. Diagnosa banding : dengan carcinoma dari portio, maka harus dibuat

eksisi percobaan. Terapi: erosio portionis diobati dengan nitras argentii 10-20%,

Albothyl. Myoma submucosa, polyp, atau decubitus ulcus oleh pessarium.

2. Peradangan yang haemorrhagis

- Endometritis haemorrhagica seperti pada endometritis senilis, endometritis

postpartum. Perlu dilakukan kuretase untuk diagnose maupun terapi.

- Kolpitis haemorrhagica seperti pada kolpitis senilis Terapi : substitusi terapi dengan

estrogen.

3. Hormonal

Metrorrhagia dapat juga dibagi sebagai berikut :

- Perdarahan anatomis ialah perdarahan yang disebabkan karena ada kerusakan pada

traktus genitalis seperti sebab-sebab yang telah dibahas di atas.

- Perdarahan fungsional atau disfungsional yang tidak ada hubungannya dengan tumor,

peradangan atau kehamilan.

Page 14: Kelainan Menstruasi

Perdarahan Fungsional

Dapat terjadi pada setiap umur pada waniata dewasa tapi yang tersering terdapat pada

masa pubertas dan climacterium.

Perdarahan fungsional dapat dibagi :

1. Perdarahan Anovulatoar

Etiologi :

- Sentral : psikogen, neurogen, hipofiser

- Perifer : ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik)

- Konstitusionil : kelainan gizi, metabolic, penyakit akut atau kronis.

2. Perdarahan Ovulatoar

Perdarahan ovulatoar harus dianggap organis kecuali kalau ada bukti-bukti

yang bertentangan.

Etiologi :

- Corpus luteum persisten

- Kelainan pelepasan endometrium

- Hipertensi

- Kelainan darah

- Penyakit akut atau kronis

Terapi :

- Kuretase

- Hormonal (progestin) pada wanita yang masih muda dan kalau perdarahannya

anovulatoar; histerektomi pada wanita tua.

DYSMENORRHOEA

Nyeri sewaktu haid. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah bujur

sangkar Michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum, selama, atau sesudah haid. Dapat bersifat

kolik atau terus menerus. Nyeri diduga karena kontraksi.

Dysmenorrhoea Primer

Sejak menarche, haid nyeri, dan tidak ada kelainan dari alat kandungan. Sebab :

- Psikogen

- Konstitusionil : anemia, TBC, kelelahan

- Obstruksi : cervix sempit, hiperantefleksi, retrofleksi, hipoplasia uteri

Page 15: Kelainan Menstruasi

Terapi :

- Psikoterapi

- Analgetika

- Hormonal : pada siklus yang anovulatoar tidak ada dysmenorrhoea jadi kita

pergunakan obat-obat yang mencegah ovulasi.

Dysmenorrhoea Sekunder

Terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan. Etiologi :

- Infeksi : nyeri sudah terasa sebelum haid

- Myoma submukosa, polip korpus uteri : nyeri bersifat kolok

- Endometriosis : nyeri disebabkan takanan oleh tumor atau perlekatan-perlekatan.

Nyeri masih ada setelah haid berhenti.

- Retrofleksi uteri fixata

- Gynatresi

Terapi : causal.