Kegawatan pernafasan : Status asthmaticus
OLEH
SAIFUL RIZA
Tinjauan fisiologi
Proses pernafasan dapat dibagi 3 stadium :
1. Ventilasi
2. Transportasi– Difusi gas antara alveolus dengan kapiler paru
( ekspirasi ekterna ) dan antara darah dengan sel jaringan
– Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida dengan darah.
3. Respirasi sel
Diagram proses pernafasan
Sistem imun pernafasan
• Saluran pernafasan bagian bawah dalam keadaan normal adalah STERIL
• Beberapa mekanisme untuk mempertahankan sterilitas :– Refleks menelan dan muntah– Lapisan mucus : IgA, PMN,
interferon– Macrofag alveolar
MEROKOK, tertelan ETIL AlKOHOL dan pemakaian steroid akan menganggu mekanisme pertahanan INI.
Status ashmaticus
• Suatu serangan ashma yang berat dimana tidak berespon dengan terapi coventional. Biasanya dilakukan tindakan intubasi untuk menanggulangi kegawat daruratannya.
• Seseorang yang mempunyai riwayat intubasi akibat ashma merupakan suatu prediksi yang kuat untuk dilakukan intubasi dimasa akan datang.
Efek yang ditimbulkan oleh status asthmaticus
• Lactic asidosis
• Respiratory failure
• Menchanical ventilation
• Death
Patofisiologi
Perbandingan paru normal dengan serangan asthma
Tanda dan gejala
• Silent Chest : tidak ada atau minimal wheezing, liitle air movement
• Inability to speak more than a word or two• Tidak mampu tidur terlentang• SpO2 dibawah 90%• Fatigue, penurunan kesadaran• Long expiratory phase• Hipoxemia, hipercarbia ( elevated Pco2 ), metabolic
acidosis• RR >>, penggunaan otot bantu pernafasan• cyanosis
Suara nafas
Normal breath ? wheezing
Derajat keparahan asthma
Mild intermittent• Symptoms < 2 times a
day• Asymptomatic dan
normal peak flow• Perburukan berlangsung
singkat
Mild persistent• Symptoms > 2 times a
week but 1 time a day• Perburukan saat
beraktifitas
lanjutan
Moderate persistent• Daily symptoms• Daily use of short – acting
inhaled B2 agonist• Perburukan 2kali
seminggu
Severe persistent• Continual symptoms• Aktifitas fisik terbatas• Perburukan sering
Indikasi perawatan di unit intensive care
• Memerlukan perawatan ICU : status asmaticus derajat III
• Tanda dan gejala :– Pernafasan cepat dan dangkal– Kelelahan yang sangat– Penurunan kesadaran– PaCo2 > 45 mmHg– VEP - 1 ( volume ekspirasi paksa 1 detik )
sangat rendah atau tidak dapat diukur.
• Rumah sakit tanpa dokter hanya ada perawat bisa dikatakan sebagai “nursing house” atau di Indonesia diistilahkan sebagai rumah perawatan seperti panti jompo.
• Rumah sakit ada dokter tanpa ada perawat maka rumah sakit itu seperti praktek dokter pribadi.
• Rumah sakit tanpa dokter dan tanpa perawat yang ada hanya pasien ibarat BARAK PENGUNGSIAN,.
• Rumah sakit tanpa pasien hanya ada dokter atau perawat ibarat FAKULTAS KEDOKTERAN ATAU FAKULTAS / AKADEMI PERAWAT.
• Rumah sakit tanpa dokter, perawat dan tanpa pasien ibarat kantor kelurahan.
•
Pengamatan pasien di ICU
• Pengamatan fungsi vital :– Pernafasan : fr 50 x/m tidak akan lama ditolerir oleh PS,
kesulitan bernafas saat berbicara; hipoksemia berat– Denyut nadi : nadi lebih dari 130 x/m menunjukkan
hipoxemia berat.– Tekanan darah :bila terpasang ventilator terjadi
perubahan hemodinamik.– Temperatur : bila tinggi harus dicurigai adanya infeksi– Kerja pernafasan ( work of breathing ) : peningkatan
pemakaian otot bantu pernafasan– Kesadaran : apatis - Coma
Pengamatan laboratorium
• Analisa gas darah : hiposekmia ( PaO2 dan PaCo2 )• Aliran udara ekspirasi : sulit dilakukan di ICU pada pasien
dengan penurunan lesadaran atau terpasang ventilator.– Bila VEP – 1 < 750 cc menandakan status ashmaticus
derajat II– Bila VEP – 1 750 - 1000cc menandakan status ashmaticus
derajat I• Radiologis : melihat adanya atelektasis atau pnemoni• Kadar Theofilin : kadar terapi 10 – 20 mikrogram per ml,
gejala toksik bila lebih 35 mg/ml( nausea, muntah, kejang, aritmia )
lanjutan
• Elektrolit : perubahan kalium akibat pemberian steroid
• ECG : RBBB
Penatalaksanaan
• Pemberian O2 : gunakan face mask 4 – 12 l/m• Perawatan secara umum :
– Hitung balance cairan– Drainage postural dan fisio therapi dada tidak dilakukan pada
saat kritis.– Ruangan sedapat mungkin bebas allergen
• Pemberian obat – obatan – Epinefrin 0,1% 0,3ml ( 0,2 – 0,5 ml ) subcutan.– Aminophilin : dosis awal 5 -6 mg/kgbb secara intravena selama
15 – 20 menit( dianjurkan untuk diencerkan dengan 20 cc dex 5%), kadar terapetik plasma 10 – 20 mg/ml harus dicapai.
– Kadar aminophilin harus diperiksa 24 jam pertama
– Korticosteroid– Antibiotika
• Intubasi dan ventilasi mekanik– Indikasi utama pemasangan ventilasi mekanik
adalah penderita dengan kelelahan yang sangat, kesadaran menurun, nilai PaCo2 > 45 – 50 mmHg.
Terima Kasih