5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
1/113
INDEKS KARIES GIGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Kedokteran Gigi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
2/113
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bangsaku Indonesia;
2. Kedua orang tuaku, Ayahanda Santoso dan Ibunda Siti Kotimah serta Adikku
Robbi Nur Mulyo yang tercinta;
3. Guru-guruku dan teman-temanku sampai saat ini;
4. Almamater Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
3/113
MOTTO
Asyhadu allaa ilaaha illallah Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
merubah diri mereka sendiri *)
(Q.S. Al Radu : 11)Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan *)
(Q.S. Al Insyirah : 6)
Kesabaran dan keteguhan menaklukkan segalanya
(Ralph Waldo Emerson)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
4/113
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sekti Anggara
NIM : 091610101079
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Indeks Karies Gigi
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Perkotaan dan Pedesaan di Kecamatan Patrang
Kabupaten Jemberadalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah
saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun dan bukan
karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
5/113
SKRIPSI
INDEKS KARIES GIGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER
Oleh
Sekti AnggaraNIM 091610101079
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
6/113
PENGESAHAN
Skripsi berjudul Indeks Karies Gigi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Perkotaan dan
Pedesaan di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal : Rabu, 21 Maret 2013
tempat : Fakultas kedokteran Gigi Universitas Jember
Tim Penguji Tim Penguji
Ketua, Anggota,
Drg. Sri Lestari, K.Kes drg, Dyah Setyorini, M. Kes
NIP. 196608191996011001 NIP. 196604012000032001
Pembimbing Ketua, Pembimbing Pendamping,
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
7/113
RINGKASAN
Indeks Karies Gigi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Perkotaan dan Pedesaan di
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember: Sekti Anggara, 091610101079; 2013: 96
Halaman; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi
kesehatan tubuh keseluruhan. Karies gigi merupakan penyakit yang sering dialami
masyarakat disamping penyakit periodontal. Karies adalah penyakit pada jaringan
keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pada karbohidrat yang
dapat diragikan. Penyebab karies merupakan multifaktorial, salah satu faktor utama
penyebab karies gigi adalah substrat karbohidrat pada makanan.
Anak usia sekolah dasar memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang
lebih banyak dibandingkan usia Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas. Perilaku konsumsi jajanan siswa sekolah dasar di kota maupun di desa sama,
namun siswa sekolah dasar di kota lebih selektif dalam memilih jajanan, mereka
cenderung memilih jajanan yang lebih bersih dan higienis. Usia rata-rata murid SD
kelas V adalah 10-12 tahun pada usia tersebut gigi permanen sudah tumbuh
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
8/113
peran serta orang tua, serta pola dan jenis jajanan yang dikonsumsi siswa. Kemudian
dilakukan pemeriksaan gigi dan dilihat jumlah gigi karies, hilang, dan yang
direstorasi. Hasil pemeriksaan gigi dicatat pada odontogram dan dihitung
menggunakan indeks DMF-T.
Data yang diperoleh menunjukkan nilai rata-rata indeks DMF-T sekolah dasar
daerah perkotaan sebesar 3,67 (moderat) dan sekolah dasar daerah perkotaan sebesar
2,24 (rendah). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan angka signifikansi 0,00
(P
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
9/113
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala anugerah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Indeks Karies Gigi
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Perkotaan dan Pedesaan di Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan motivasi
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:1. Orang tuaku yang sangat ananda cintai dan sayangi, Ayahanda Santoso dan
Ibunda Siti Kotimah, serta Adikku Robbi Nur Mulyo. Terimakasih atas doa, kasih
sayang, perhatian, dukungan, dan kesabaran yang selalu tercurah setiap waktu
untuk ananda.
2. drg. Hj. Herniyati, M. Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember, beserta seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember;
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
10/113
6. Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Patrang, seluruh Kepala Sekolah SDN yang
menjadi tempat penelitian, dan Adik Siswa kelas V SD yang sudah memberikan
izin dan kerjasamanya sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik;
7. Rekan-rekanku yang telah membantu skripsi ini; Wilda, Karina, Tami, Nindy,
Gilang, Ririh, Armada, Ongky, Sufi, Roni, Dawai, Dzanuar, Krisna, Izzah, dan
yang terlupa untuk disebutkan.
8. Sahabat-sahabatku yang terus memberikan semangat; Tino, Riklas, Kris, Adi,
Bagus, dan Getha. Semoga persahabatan ini terus terjaga sampai nanti.
9. Rekan-rekan angkatan 2009 yang kubanggakan, dan adik kelas angkatan 2011
kekompakan kita akan terus terjalin hingga kapanpun tak akan terlupakan;
10.
Guru-guruku terhormat, baik guru dalam pendidikan formal dan non-formal,
hingga dosen-dosen di Perguruan Tinggi yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya;
11.Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik tertulis
maupun tidak, semoga amal ibadah kalian dibalaskan oleh Allah SWT.
Penulis telah berupaya sekuat tenaga dan pikiran dalam pembuatan dan
penyempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
11/113
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... ii
HALAMAN MOTO.................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................... iv
HALAMAN PEMBIMBING................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... vi
RINGKASAN............................................................................................ vii
PRAKATA................................................................................................. ix
DAFTAR ISI.............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1 2 Rumusan Masalah 2
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
12/113
2.2.2 Pedesaan ............................................................................... 14
2.3 Pola Jajanan Siswa SD di Pedesaan dan Perkotaan.............. 14
2.4 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Patrang................... 15
2.5 Kerangka Konseptual............................................................... 17
2.5 Hipotesis .................................................................................... 18
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 19
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 19
3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................. 19
3.2.3 Waktu Penelitian .................................................................. 19
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 19
3.3.1 Populasi ................................................................................ 19
3.3.2 Sampel Penelitian ................................................................. 19
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 22
3.4.1 Variabel Bebas ..................................................................... 22
3.4.2 Variabel Terikat .................................................................... 22
3.4.3 Variabel Terkendali .............................................................. 22
3 5 Definisi Operasional Penelitian 22
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
13/113
4.2 Analisis Data .............................................................................. 40
4.3 Pembahasan .............................................................................. 41
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 46
5.1 Kesimpulan................................................................................ 46
5.1 Saran.......................................................................................... 46
DAFTAR BACAAN.................................................................................. 47
LAMPIRAN............................................................................................... 50
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
14/113
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria dan nilai indeks karies gigi ................................................... 12
2.2 Sekolah Dasar di Kecamatan Patrang ................................................ 16
3.1 Jumlah sampel SD di daerah pedesaan .............................................. 22
3.2 Jumlah sampel SD di daerah perkotaan ............................................. 22
4.1 Hasil pemeriksaan indeks DMF-T di SD daerah pedesaan ................. 33
4.2 Hasil pemeriksaan indeks DMF-T di SD daerah perkotaan................ 34
4.3 Distribusi silang indeks DMF-T menurut kelompok umur responden
berdasarkan daerah pedesaan dan perkotaan ...................................... 34
4.4 Distribusi silang indeks DMF-T menurut jenis kelamin responden
berdasarkan daerah pedesaan dan perkotaan ...................................... 35
4.5 Distribusi silang indeks DMF-T menurut pekerjaan orang tua responden
berdasarkan daerah pedesaan dan perkotaan ...................................... 36
4.6 Distribusi Silang Indeks DMF-T Menurut Jenis Jajanan yang
Dikonsumsi Siswa .............................................................................. 37
4 7 Hasil Uji Mann-Whitney Indeks DMF-T antara Sekolah Dasar
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
15/113
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
2.1 Skema kerangka konseptual .............................................................. 17
3.1 Odontogram Gigi Geligi .................................................................... 28
3.2 Skema Alur Penelitan ......................................................................... 32
4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
siswa kelas V SD di daerah pedesaan dan perkotaan ......................... 38
4.2 Distribusi frekuensi perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
siswa kelas V SD di daerah pedesaan dan perkotaan ......................... 38
4.3 Distribusi frekuensi peran serta orang tua siswa Kelas V SD
di daerah pedesaan dan perkotaan ...................................................... 39
4.4 Distribusi frekuensi pola dan jenis jajanan siswa Kelas V SD
di daerah pedesaan dan perkotan........................................................ 40
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
16/113
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Perhitungan Besar Sampel ................................................................ 50
B. Kuesioner ........................................................................................... 52
C. Lembar Peneletian ............................................................................. 56
D. Pernyataan Persetujuan ...................................................................... 57
E. Analisa Data ....................................................................................... 60
F. Foto Alat dan Bahan .......................................................................... 71
G. Hasil Kuesioner .................................................................................. 72
H. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 73
I. Surat Persetujuan Kepala Sekolah ..................................................... 75
J. Foto Penelitian ................................................................................... 83
K. Data Hasil Pemeriksaan Indeks Karies Gigidan Kuesioner .............. 85
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
17/113
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Karies gigi merupakan penyakit yang
sering dialami masyarakat selain penyakit periodontal. Penyakit ini menjadi masalah
nasional di beberapa negara berkembang terutama di Indonesia (Angela, 2005: 130-
134).
Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan. Penyebab karies
multifaktorial, yang merupakan interaksi dari empat faktor utama : mikroorganisme,
substrat karbohidrat makanan, host dan gigi yang merupakan kerentanan permukaan
gigi, dan faktor waktu (Kidd dan Bechal, 2012: 1-2).
Pola makan berpengaruh dalam proses karies lebih bersifat lokal daripada
sistemik terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan Makanan yang
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
18/113
2
mulut yang kurang, dan rendahnya kesadaran orang tua untuk membawa anaknya
memeriksakan gigi dibandingkan daerah perkotaan (Purba, 2009: 41). Perilaku
konsumsi jajanan siswa sekolah dasar di kota maupun di desa sama, yaitu siswa
memilih jajanan berdasarkan kesukaannya dengan tampilan yang menarik, dan
harganya murah. Siswa sekolah dasar di kota lebih selektif dalam memilih jajanan,
mereka cenderung memilih jajanan yang lebih bersih dan higienis (Suci, 2009: 29-
38).
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan
indeks karies gigi pada siswa kelas V sekolah dasar di pedesaan dan perkotaan di
Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Sekolah dasar dipilih karena siswa sekolah
dasar memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang lebih banyak daripada siswa
SMP maupun SMA. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V sebagai sampel dengan
pertimbangan bahwa rata-rata usia murid sekolah dasar kelas V adalah 10-12 tahun
karena pada usia tersebut gigi permanen sudah tumbuh (Karmawati et. al., 2012:
224). Usia tersebut juga dianggap lebih kooperatif dalam menjawab pertanyaan
sehingga diharapkan dapat mengurangi bias responden (Yani, 2003: 9-14). Kelas VI
tidak dipilih sebagai sampel karena sedang persiapan untuk ujian nasional.
Kecamatan Patrang dipilih karena memiliki kondisi wilayah yang sangat berbeda
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
19/113
3
1.2.3. Apakah terdapat perbedaan indeks karies gigi pada siswa kelas V Sekolah
Dasar pada daerah pedesasan dan perkotaan di wilayah Kecamatan Patrang?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Mengetahui indeks karies gigi pada siswa kelas V Sekolah Dasar di pedesaan
Kecamatan Patrang.
1.3.2. Mengetahui indeks karies gigi pada siswa kelas V Sekolah Dasar di perkotaan
Kecamatan Patrang.
1.3.3. Mengetahui perbedaan indeks karies gigi pada siswa kelas V Sekolah Dasar
pada daerah pedesasan dan perkotaan di wilayah Kecamatan Patrang.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :
1.4.1. Memberikan informasi tentang indeks karies gigi pada siswa Sekolah Dasar di
Wilayah Kecamatan Patrang di pedesaan maupun perkotaan, sehingga dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan yang lebih lanjut seperti
tindakan promotif, preventif dan kuratif.
1 4 2 Sebagai dasar pertimbangan untuk pengembangan penelitian-penelitian
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
20/113
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karies Gigi
2.1.1 Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hasil (tanda
dan gejala) dari pembubaran kimia lokal di permukaan gigi yang disebabkan oleh
peristiwa metabolisme yang terjadi didalam plak (Fejerskov dan Kidd, 2008: 4).
Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan
sementum. Ditandai dengan proses demineralisasi jaringan keras gigi yang diikuti
kerusakan bahan organiknya. Karies merupakan penyakit yang multifaktorial
sehingga untuk terjadinya karies gigi harus ada faktor-faktor yang berperan yaitu
permukaan gigi itu sendiri, substrat, mikroorganisme, dan waktu (Kidd dan Bechal,
2012: 1-2).
2.1.2 Klasifikasi Karies Gigi
Metode dalam mengklasifikasikan karies adalah menurut cara yang
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
21/113
5
c. Klas III
Karies Klas III merupakan lesi yang mengenai gigi anterior bisa terjadi pada
permukaan mesial atau distal gigi insisiv dan caninus.
d. Klas IV
Karies klas IV adalah lanjutan dari kavitas klas III yang merupakan lesi pada
permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai sudut insisal.
e. Klas V
Karies kelas V disebut juga kavitas gingival yaitu kavitas pada permukaan
yang halus. Menurut definisi Dr.Black, karies Klas V juga dapat terjadi baik pada
permukaan fasial maupun lingual, namun lesi ini lebih dominan timbul pada
permukaan yang menghadap bibir dan pipi dibandingkan lidah.
f. Klas VI
Tipe kavitas ini terjadi pada ujung tonjol gigi posterior dan insisal edge gigi
insisivus. Pembentukan yang tidak sempurna pada ujung tonjol atau insisal edge
seringkali membuat daerah rentan terhadap karies.Karies Klas VI sebenarnya bukan
diidentifikasi oleh Dr.Black, tetapi pada daerah geografis tertentu ditambahkan
sehingga menjadi bagian dari sistem klasifikasinya (Fejerskov dan Kidd, 2008:10-
17)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
22/113
6
memang tidak berpengaruh secara langsung, tapi pengaruhnya berkaitan dengan
perkembangan karies. Faktor tersebut meliputi umur, jenis kelamin, perilaku, faktor
sosial, genetik, pekerjaan, dan kesehatan umum (Pintauli dan Silitonga, 2007: 96-
100).
a. Faktor Etiologi
1)
Host yang meliputi gigi dan saliva
Struktur anatomi dari gigi terdiri dari lapisan enamel di bagian terluar gigi
dan lapisan dentin yang terdapat di bawah lapisan enamel. Struktur enamel sangat
menentukan dalam proses terjadinya karies karena berada di posisi terluar sehingga
lebih rentan terhadap kemungkinan terjadinya karies. Struktur enamel gigi terdiri
dari susunan kimia yang kompleks dengan gugus kristal yang terpenting yaitu kristal
hidroksil apatit Ca10(PO4)6(OH)2. Permukaan enamel lebih banyak mengandung
mineral dan bahan-bahan organik dengan air yang relatif sedikit seperti F, Cl, Zn, Pb
dan Fe. Ion kimia yang paling diharapkan untuk berikatan dengan hidroksi apatit
adalah ion fluor. Dengan penambahan fluor, hidroksi apatit dapat berubah menjadi
fluorapatit yang bersifat lebih tahan terhadap asam sehingga diharapkan dapat
mereduksi karies Ca10(PO4)6 (OH)2+F Ca10(PO4)6(OHF)(1). Faktor-faktor lain
dari gigi yang berpengaruh terhadap peningkatan karies yaitu bentuk gigi dengan pit
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
23/113
7
demineralisasi enamel diikuti dengan proses karies, oleh karena itu jika aliran saliva
berkurang atau hilang, maka karies mungkin akan tidak terkendali. (Stookey, 2008:
139).
Mekanisme imunologi perlindungan terhadap karies, yaitu adanya antibodi
terhadap Streptococcus Mutans dalam saliva sitemik pada aliran darah. Proses
perlindungan berupa peliputan permukaan gigi oleh saliva yang mengandung
antibodi atau serum yang keluar dari sulkus gingival. Saliva juga sebagai pembersih
mekanis permukaan gigi, sehingga mengurangi akumulasi plak (Kidd dan Bechal,
2012: 8-9).
2) Mikroorganisme
Karies gigi tidak akan terjadi tanpa mikroorganisme, banyak yang telah
membuktikan bahwa mikroorganisme di dalam mulut berhubungan dengan karies
gigi antara lain bermacam strain Streptococcus, Lactobacillus, Actinomyces, dan
lain-lain. Streptococcus berperan pada saat awal terjadinya karies saat lapisan luar
permukaan enamel rusak. Proses selanjutnya, Lactobacillusmengambilalih peranan
itu untuk proses karies yang lebih dalam (Kidd dan Bechal, 2012: 3-4).
Beberapa menit setelah permukaan gigi bersih akan terbentuk pelikel yang
menempel erat dipermukaan gigi Pelikel tersebut adalah glikoprotein yang berasal
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
24/113
8
menyebabkan fungsi saliva terhambat dalam menetralkan plak tersebut (Kidd dan
Bechal, 2012: 4-5).
3) Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang menempel pada
permukaan gigi. Substrat berpengaruh terhadap karies secara lokal didalam mulut.
Substrat yang menempel dipermukaan gigi berbeda dengan makanan yang masuk
kedalam tubuh yang diperlukan untuk mendapatkan energi. Plak dan karbohidrat
membutuhkan waktu minimum untuk menempel pada gigi, membuat asam, dan
mampu mengakibatkan demineralisasi enamel. pH akan kembali ke normal sekitar 7
dibutuhkan waktu 30-60 menit. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
gula secara berulang-ulang akan tetap menahan pH dibawah batas normal dan
menyebabkan demineralisasi enamel (Kidd dan Bechal, 2012: 79-80).
4) Waktu
Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan
frekuensi substrat menempel dipermukaan gigi. Kemampuan saliva untuk
mendepositkan kembali mineral selama berlasungnya proses karies, menandakan
bahwa proses karies tersebut terdiri atas proses perusakan dan perbaikan yang silih
berganti Oleh karena itu apabila saliva berada pada lingkungan permukaan gigi
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
25/113
9
2) Jenis Kelamin
Prevalensi karies gigi pada perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki.
Begitu juga dengan prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi
dibandingkan anak laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak
perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan lebih
lama ada di dalam rongga mulut dan terpajan oleh faktor-faktor resiko terjadinya
karies (Fejerskov dan Kidd, 2008: 136).
3) Suku Bangsa
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat
tentang hubungan suku bangsa dengan karies; perbedaan ini karena sosial ekonomi,
pendidikan, makanan, cara pencegahan karies, dan jangkauan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang berbeda pada masing-masing suku tersebut (Fejerskov dan
Kidd, 2008: 136).
4) Letak Geografis
Perbedaan prevalensi karies juga ditemukan pada penduduk yang tempat
tinggal geografisnya berbeda. Kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah perbedaan lamanya mendapat sinar matahari, suhu, cuaca, air,
keadaan tanah dan jarak tanah dari laut Adanya kandungan fluor dalam air minum
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
26/113
10
gigi, artinya belum mengetahui kegunaan perawatan gigi sehingga banyak orang tua
desa yang belum mau secara sukarela melakukan perawatan gigi. Mengubah sikap
dan perilaku seseorang harus didasari motivasi tertentu, sehingga yang bersangkutan
melakukannya secara sukarela (Fejerskov and Kidd, 2008: 137-138).
2.1.4 Proses Terjadinya Karies Gigi
Kerusakan akibat karies bersifat lokal, tetapi sering juga digambarkan sebagai
penyakit kronis. Kerusakan tersebut disebabkan oleh bakteri pembentuk asam. Hal ini
merupakan tahap awal terjadinya demineralisasi subpermukaan. Tahap ini
berlangsung progresif dan berlanjut, melalui enamel, melintasi pertautan enamel-
dentin dan menuju ke dentin. Karies akan terus berkembang jika plak gigi yang
meliputi permukaan gigi tidak dihilangkan (Fejerskov and Kidd, 2008: 20).
Tanda awal dari suatu karies biasa terlihat sebagai suatu bercak putih jika
plaknya sudah dibersihkan. Ukuran bercak putih dikaitkan dengan luasnya plak
kariogenik, bisa meliputi daerah permukaan yang luas, serta berbeda dari enamel
sekelilingnya karena keopakannya. Lesi karies dini ditandai oleh tetap utuhnya
enamel permukaan dan terjadinya demineralisasi di dalam enamel. Lesi enamel yang
lebih lanjut masih mempunyai permukaan yang utuh sehingga proses kariesnya
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
27/113
11
dipengaruhi oleh tubuli dentin. Perubahan destruktif atau degeneratif di dalam
dentin meliputi demineralisasi dentin, kerusakan matriks organik, serta kerusakan
dan kematian odontoblast. Enamel yang mengalami karies merupakan jaringan
yang porus sehingga asam, enzim, dan bahan kimia lain dari permukaan gigi
mencapai bagian luar dentin yang merangsang terjadinya respon kompleks dentin-
pulpa. Tiga pertahanan komplek dentin-pulpa yaitu:
a. Sklerosis tubuler
Sklerosis tubuler adalah proses penempatan mineral didalam lumen tubulus
dentin yang menyebabkan penurunan permeabilitas jaringan sehingga mencegah
penetrasi asam dan toksin-toksin bakteri.
b.
Dentin reaksioner
Dentin reaksioner adalah suatu lapisan dentin yang terbentuk diantara dentin
dan pulpa,sebagai reaksi terhadap rangsang di daerah perifer. Oleh karena itu,
penyebaran dentin reaksioner terbatas di daerah di bawah rangsang.
c. Peradangan pulpa
Peradangan pulpa juga disebut pulpitis, merupakan reaksi jaringan ikat
vaskuler terhadap cedera. Peradangan pulpa bias merupakan perdangan akut atau
kronik tergantung oleh lama dan intensitas rangsang (Kidd dan Bechal 2012: 33-
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
28/113
12
menggunakan indeks DMF-T. Cara pencatatan menggunakan indeks DMF-T adalah
sebagai berikut (Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI, 2007: 25-26):
a. Decay (D) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tanda karies yang tidak
ditambal tapi masih bisa ditambal. (D) hanya dihitung satu
walaupun pada gigi tersebut ditemukan beberapa karies gigi.
b. Missing (M) : Gigi yang telah dicabut atau hancur sendiri karena karies
atau harus dicabut karena karies.
c. Filling (F) : Gigi yang mempunyai satu atau lebih tambalan yang masih
baik.
Perhitungan DMF-T berdasarkan pada 28 gigi permanen, adapun yang
tidak dihitung adalah sebagai berikut (Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2007: 26-27) :
a. Gigi molar tiga.
b. Gigi yang belum erupsi.
Gigi disebut erupsi apabila ada bagian gigi yang menembus gusi baik itu
erupsi awal (clinical emergence), erupsi sebagian (partial eruption), maupun
erupsi penuh (full eruption)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
29/113
13
2.2. Definisi Perkotaan dan Pedesaan
2.2.1. Definisi Perkotaan
Kota merupakan pemukiman yang relatif padat dan permanen dengan
penduduk yang heterogen, sehingga hubungan sosial antara penghuninya serba
longgar, acuh, dan relasinya tidak pribadi. Beberapa aspek yang mendasari dalam
pemberian definisi dari kota ada lima. Misalnya aspek morfologis, jumlah penduduk,
sosial, ekonomi, dan hukum (Daldjoeni, 2003: 40-42).
a. Morfologi
Masalah pokok adalah membandingkan bentuk fisik kota dengan pedesaan;
di kota terlihat bangunan-bangunan permanen yang terletak saling berdekatan
sedangkan di desa tersebar dalam lingkungan alam wajar fisis-biotis.
b. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk kota lebih banyak dibandingkan penduduk desa
dikarenakan secara morfologi letak antar bangunan penduduk kota yang padat.
c. Ekonomi
Ciri kota adalah hidup yang non-agraris; mempunyai fungsi yang lebihkultural, industri, dan perdagangan. Ciri yang menonjol adalah ekonomi
perdagangan Adanya pasar dengan keramaian perniagaan mencirikan kota
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
30/113
14
2.2.2. Definisi Pedesaan
Desa dalam arti umum adalah pemukiman manusiawi yang letaknya diluar
kota dan penduduknya agraris. Desa adalah suatu tempat penduduk berkumpul dan
hidup bersama. Mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk
mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidup mereka. Tiga unsur
desa yaitu, daerah, penduduk, dan tata kehidupan. Daerah dalam arti tanah-tanah
pekarangan dan pertanian beserta penggunaannya, termasuk aspek lokasi,luas, batas,
yang kesemuanya merupakan kesatuan lingkungan geografis setempat. Penduduk ini
meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran serta mata pencaharian. Tata
kehidupan merupakan norma, tata pergaulan, peraturan-peraturan, dan ikatatan-
ikatan yang berlaku pada wilayah tertentu (Daldjoeni,2003: 53-54)
Penduduk desa merupakan satu unit sosial dan unit kerja; jumlah mereka
relatif tidaklah besar dan sebagian besar struktur ekonominya adalah agraris.
Masyarakat desa mewujudkan suatu panguyuban dengan ikatan kekeluargaan yang
erat. Sementara itu proses sosial, perubahannya berjalan lambat. Kontrol
kemasyarakatannya lebih ditentukan oleh adaptasi, moral, dan hukum yang informal(Daldjoeni,2003: 59).
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
31/113
15
pendampingan, pemantauan dan tindakan yang nyata kepada anak. Ernawati (2010:
5) menyatakan bahwa jenis makanan yang disukai anak sekolah dasar di Surakarta
adalah makanan yang berwarna mencolok, rasanya manis, dikemas menarik, dan
terdapat hadiah didalamnya. Jenis makanan yang mengandung glukosa atau manis
sangat berbahaya bagi kesehatan gigi anak. Sisa makanan dan susu sering lama
mengendap berada didalam mulut sampai tanpa sempat terbersihkan dalam menyikat
gigi.
Tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara jenis jajanan di
daerah pedesaan dan perkotaan. Pola makan murid sekolah dasar pada dasarnya sama,
yaitu lebih menyukai makanan yang manis-manis (permen, coklat, susu, dll).
Kurangnya pengetahuan, kemandirian sikap anak dalam menjaga kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulutnya, dan kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa
anaknya memeriksakan gigi merupakan faktor utama yang menyebabkan
meningkatnya indeks karies gigi (Suwargiani, 2008: 19-21).
2.4.
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Patrang
Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
mempunyai luas wilayah 3 699 Ha dengan ketinggian rata-rata 80-159 meter dari atas
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
32/113
16
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Patrang berjumlah 28. Terbagi menjadi
13 SD yang berada pada daerah pedesaan dan 15 SD yang ada di wilayah perkotaan.
Berikut daftar nama SD yang ada di Kecamatan Patrang :
Tabel. 2.2 Sekolah Dasar di Kecamatan Patrang
NO SD di wilayah perkotaan SD di wilayah pedesaan
1.2.3.4.
5.6.
7.8.
9.10.11.
12.13.14
15.
SDN Jember Lor 01SDN Jember Lor 02SDN Jember Lor 03SDN Jember Lor 04
SDN Jember Lor 05SDN Jember Lor 06
SDN Patrang 01SDN Patrang 02
SDN Gebang 01SDN Gebang 02SDN Gebang 03
SDN Gebang 04SDN Gebang 05SDN Baratan 01
SDN Slawu 03
SDN Bintoro 01SDN Bintoro 02SDN Bintoro 03SDN Bintoro 04
SDN Bintoro 05SDN Jomerto 01
SDN Jomerto 02SDN Slawu 01
SDN Slawu 02SDN Baratan 02SDN Baratan 03
SDN Banjarsengon 01SDN Banjarsengon 02
(UPTD Pendidikan Kecamatan Patrang, 2012)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
33/113
17
2.5. Kerangka Konseptual
Kec. Patrang
SD Pedesaan SD Perkotaan
Karies
Faktor Etiologi
a. SubstratFaktor Resiko
a. Usiab. Jenis Kelamin
c. Letak Geografis
d. Kultur SosialPenduduk
e.
Pendidikankesehatan gigi dan
mulutf Kesadaran Sikap
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
34/113
18
2.6. Hipotesis
1. Indeks karies gigi sekolah dasar daerah perkotaan berkriteria sedang.
2. Indeks karies gigi sekolah dasar daerah pedesaan berkriteria sedang.
3. Tidak ada perbedaan indeks karies gigi siswa kelas V sekolah dasar di pedesaan
dan perkotaan.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
35/113
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional merupakan
penelitian untuk mempelajari dinamika antara faktor resiko dengan efek,
menggunakan model pendekatan atau obeservasi sekaligus pada satu saat
(Notoatmojo, 2010: 37-44).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sekolah dasar negeri (SDN) desa dan kota dalam satu
wilayah Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2012 Desember 2012
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
36/113
20
2. Sampel adalah siswa sekolah dasar negeri yang duduk di kelas V
3. Siswa tersebut berada dalam kelas saat dilakukan penelitian
4. Siswa berusia 10-12 tahun
5. Wali murid siswa bersedia mengisi informed consent
b.
Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan pengambilan secara
Cluster Random Sampling. Sampel sekolah dasar dikelompokkan menjadi 2, yaitu
sekolah dasar di perkotaan dan sekolah dasar di pedesaan (13 sekolah dasar pedesaan
dan 15 sekolah dasar perkotaan). Sampel akan diambil secara acak sebesar 20% dari
populasi sehingga didapatkan masing-masing 3 untuk sekolah dasar pedesaan
maupun perkotaan (Notoatmojo, 2010: 123). Kekurangan sampel pada saat
penelitian, diantisipasi dengan penambahan satu sekolah sehingga menjadi 4 sekolah
dasar di daerah pedesaan dan 4 sekolah dasar di daerah perkotaan.
c.
Besar SampelZ
2Z1- /2p (1-p) N
n = -----------------------------------2 2
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
37/113
21
Z2Z1- /2p (1-p) N
n = -------------------------------
d2(N-1) + Z
2Z1- /2p (1-p)
1.962
x 0.5 (0.5) x 1482
n = -----------------------------------
0.052(1481) + 1.962x 0.5 (0.5)
3.8416 x 0.25 x 1482n = ----------------------------
0.0025 (1481) + 0.9604
1423.3128
n = ----------------4.6629
n = 305.24 = 305
Hasil perhitungan sampel di atas digunakan untuk mewakili seluruh sekolah
dasar negeri di Kecamatan Patrang. Kemudian setiap unit dihitung menggunakan
rumus (Notoatmojo, 2010: 122-123) sebagai berikut:
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
38/113
22
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Siswa Kelas V Sekolah Dasar Daerah Pedesaan
No. Nama Sekolah DasarJumlah
Siswa
Jumlahsiswa*BesarSampel
Jumlah populasi(417)
Jumlah Sampel
tiap Sekolah
1 SDN Bintoro 3 21 21 x 305 : 417 = 15
2 SDN Slawu 2 11 11 x 305 : 417 = 8
3 SDN Baratan 3 42 42 x 305 : 417 = 314 SDN Bintoro 5 25 25 x 305 : 417 = 18
Jumlah 99 72
b. Pada sekolah dasar wilayah perkotaan diambil 4 sekolah dengan total sampel
sebanyak 233 siswa kelas V, dengan distribusi setiap sekolah dasar terlihat pada
tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Siswa Kelas V Sekolah Dasar Daerah Perkotaan
No. Nama Sekolah DasarJumlah
Siswa
Jumlah
siswa*BesarSampelJumlah populasi(417)
Jumlah
Sampel tiapSekolah
1 SDN Jember Lor 1 98 98 x 305 : 417 = 72
2 SDN Jember Lor 3 76 76 x 305 : 417 = 56
3 SDN Patrang 1 73 73 x 305 : 417 = 534 SDN Gebang 3 71 71 x 305 : 417 = 52
Jumlah 318 233
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
39/113
23
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1. Alat Pemeriksaan Karies Gigi :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Pinset
d.
Nierbeken
e. Sarung tangan
f. Masker
g. Gelas kumur
h. Tisu
i.
Head lamp
3.6.2. Bahan Pemeriksaan Karies Gigi :
a. Alkohol
b. Sabun cuci tangan atauHand sanitizer
3.7 Prosedur Penelitian
a Perizinan penelitian dari Fakultas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
40/113
24
kuesioner sebagai berikut:
1) Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Pengetahuan diukur melalui kuesioner dengan lima buah pertanyaan.
Setiap item pertanyaan terdapat empat pilihan jawaban.
Pilihan jawaban benar diberi skor : 1
Pilihan jawaban salah diberi skor : 0
(Notoadmodjo, 2010: 165)
Berdasarkan skoring diatas, didapatkan skor sebesar:
Maksimal : 1x5 = 5
Minimal : 0x5 = 0
Untuk memudahkan dalam penyajian data pengetahuan dikategorikan
menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup baik/sedang, dan buruk (Simanjuntak
dan Daulay, 2006: 22). Penilaian dari range 0-5, kemudian hasil yang didapat
diintepretasikan dalam kriteria kualitatif untuk tiap responden dengan kriteria
sebagai berikut (Nazir, 2003: 338):
Range Nilai = Nilai maksimal kuesioner-Nilai minimal kuesionerJumlah kategori penilaian
Range Nilai = 5-0
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
41/113
25
Pilihan jawaban mendekati benar diberi skor : 1
Pilihan jawaban salah diberi skor : 0
(Notoadmodjo, 2010: 165)
Berdasarkan skoring diatas, didapatkan skor sebesar:
Maksimal : 2x6 = 12
Minimal : 0x6 = 0
Range Nilai = Nilai maksimal kuesioner-Nilai minimal kuesioner
Jumlah kategori penilaian
Range Nilai = 12-0 = 4
3
Jadi, perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut dikategorikan menjadi:
Baik : 8 - 12
Sedang : 4 - 7
Buruk : 0 - 3
3) Peran serta orang tua
Peran serta orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknyadiukur melalui kuesioner dengan empat pertanyaan dan setiap item
pertanyaan terdapat 3 pilihan jawaban
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
42/113
26
Jadi, peran serta orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya
dikategorikan menjadi:
Baik : 6 - 8
Sedang : 3 - 5
Buruk : 0 - 2
4)
Pola dan Jenis Jajanan
Pola jajan responden diukur melalui kuesioner dengan jumlah satu
pertanyaan setiap dan item pertanyaan terdapat 3 pilihan jawaban.
Pilihan jawaban benar diberi skor : 2
Pilihan jawaban mendekati benar diberi skor : 1
Pilihan jawaban salah diberi skor : 0
Jenis jajanan dikelompokkan berdasar potensi penyebab karies dapat
dikategorikan sebagai berikut: (Jamil, 2011: 19)
a) Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies : permen, coklat , kue,
biskuit, dan snack.
b)
Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies : jus buah, sirup buah,manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan, dan roti.
c) Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies : sayur buah dan susu
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
43/113
27
Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies (jawaban salah)
diberi skor ` : 0
(Notoadmodjo, 2010: 165).
Berdasarkan skor pola dan jenis jajanan maka didapatkan skor sebesar:
Maksimal : 4
Minimal : 0
Range Nilai = Nilai maksimal kuesioner-Nilai minimal kuesioner
Jumlah kategori penilaian
Range Nilai = 4
3
Range Nilai = 1,33 = 1
Jadi, pola dan jenis jajanan siswa dapat dikategorikan menjadi:
Baik : 4
Sedang : 2 - 3
Buruk : 0 - 1
d.
Persiapan Alat1) Sebelum pelaksanaan hand instrument disterilkan terlebih dahulu
menggunakan sterilisator panas kering (Dry Heat Oven) pada suhu 170oC
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
44/113
28
2)
Subyek didudukkan di kursi dengan posisi menghadap sumber sinar (sinar
matahari, lampu, senter, dsb).
3) Kepala subyek bersandar pada dinding sedemikian rupa sehingga kepala
setengah menengadah dan Subyek diminta untuk membuka mulut.
4) Apabila penerangan kurang, dapat dibantu dengan menggunakan Head
lamp.
5) Pengamatan gigi dilakukan dengan menggunakan 2 kaca mulut. Kaca
mulut pertama untuk menarik sudut mulut agar pandangan rongga mulut
lebih jelas. Kaca mulut yang lain untuk melakukan pemeriksaan yaitu
mengamati adanya gigi berlubang, dicabut atau ditambal.
6)
Untuk mendeteksi karies di daerah pit dan fissure digunakan sonde.
7) Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi, diawali rahang atas yang dimulai
dari garis median. Pemeriksaan ke arah kanan, mulai dari gigi 11 sampai
gigi 18. Selanjutnya dari garis median ke arah kiri mulai dari gigi 21
sampai gigi 28. Demikian juga untuk pemeriksaan gigi rahang bawah dari
garis median ke kanan kemudian dari garis median ke kiri.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
45/113
29
g.
Skoring (Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI,
2007: 16-20)
1) Digunakan model Odontogram seperti di atas untuk skoring yaitu memberi
kode masing-masing elemen gigi sesuai hasil pemeriksaan. Cara skoring yaitu
dengan memberi kode pada setiap gigi pada odontogram, sesuai hasil
pemeriksaan yaitu sebagai berikut:
a. Gigi berlubang (Decay) diberi tanda dengan menebalkan kavitas
menggunakan tinta hitam sesuai luas dan letaknya pada odontogram.
Apabila pada satu gigi terdapat lebih dari satu kavitas tetap dihitung satu
poin.
b.
Gigi yang telah dicabut atau gigi tinggal sisa akar (Missing) diberi kode
c. Gigi yang sudah ditumpat/ditambal (Filling), diberi kode dengan
cara mewarnai odontogram sesuai warna material restorasi: amalgam
dan inlay logam selain emas berwana hitam, emas berwarna merah, dan
restorasi yang sewarna gigi (komposit, SIK, dan porselen) diwarnai
hijau. Meskipun seandainya pada satu gigi terdapat lebih dari satu
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
46/113
30
c)
Bila gigi 7 (molar 2) dan gigi 8 (molar3) tidak ada, beri kode K pada
ruang Odontogram gigi molar2 dan molar3.
3) Perhitungan jumlah gigi yang karies, ditumpat, dan hilang dilakukan pada
semua gigi :
a) D-T= jumlah kode D pada Odontogram. Jumlah komponen D ini
menunjukkan jumlah gigi berlubang yang belum ditumpat.
b) F-T= jumlah kode F pada Odontogram. Jumlah komponen F ini
menunjukkan jumlah gigi yang sudah ditumpat.
c) M-T= jumlah kode M pada Odontogram. Jumlah komponen M ini
menunjukkan jumlah gigi yang sudah dicabut/perlu dicabut (Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
2007: 24-29)
Setelah semua dijumlah maka dimasukkan kedalam rumus :
Indeks DMF-T = Jumlah seluruh nilai DMF
Jumlah seluruh gigi yang diperiksaHasil perhitungan indeks berdasarkan rumus di atas selanjutnya
dikategorikan berdasarkan derajat interval WHO sebagai berikut:
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
47/113
31
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data ordinal, maka dilakukan uji non
parametrik. Uji non parametrik Mann-Withney digunakan untuk mengetahui
perbedaan indeks karies gigi antara siswa di sekolah dasar pedesaan dan perkotaan.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
48/113
32
3.9
Alur Penelitian
SDN Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
SDN Kota (15 SD)
n= 1020 siswa
SDN Desa (13 SD)
n= 462 siswa
SDN Kota (4SD)
n= 233 siswa
SDN Desa (4 SD)
n= 72 siswa
Pemberian kuisioner dan
Cluster RandomSampling
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
49/113
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian indeks karies gigi pada sekolah dasar di perkotaan dan pedesaan
kecamatan Patrang kabupaten Jember ini dilakukan pada bulan Oktober sampai
Desember 2012. Pemeriksaan karies gigi dilakukan di kecamatan Patrang
kabupaten Jember terdiri dari delapan sekolah dasar, yaitu empat sekolah dasar di
pedesaan dan empat sekolah dasar di perkotaan. Sampel dipilih dengan metode
cluster random sampling didapatkan jumlah sampel keseluruhan sebesar 352.
Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan karies gigi kemudian
dilanjutkan dengan pengisian kuesioner sebagai data pendukung hasil
pemeriksaan karies gigi .
4.1.1. Hasil Pemeriksaan Karies Gigi (Indeks DMF-T)
Data karies gigi diperoleh melalui pemeriksaan terhadap siswa kelas Vsekolah dasar dari masing-masing wilayah yang dipilih secara random dengan
memeriksa tanda-tanda klinis decay missing dan filling Kemudian dilakukan
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
50/113
34
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Indeks DMF-T di Sekolah Dasar Daerah Perkotaan
Sekolah Dasar Perkotaan Jumlah SampelPemeriksaan Gigi
D M F DMF-T Kriteria
SDN Jember Lor 1 92 149 3 3 1.68 Rendah
SDN Jember Lor 3 72 107 2 2 1.54 RendahSDN Gebang 3 66 208 14 6 3.45 Moderat
SDN Patrang 1 43 115 2 1 2.74 Moderat
jumlah 273 579 21 12 2,24 Rendah
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata indeks DMF-T
sekolah dasar pedesaan sebesar 3,67 (moderat) dan rata-rata indeks DMF-T sekolah
dasar perkotaan sebesar 2,24 (rendah).
Hasil pemeriksaan indeks karies gigi menurut umur responden dapat dilihat
pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Silang Indeks DMF-T Menurut Kelompok Umur RespondenBerdasarkan Daerah Pedesaan dan Perkotaan
Sekolah Dasar Pedesaan Sekolah Dasar PerkotaanUmur Jumlah
Pemeriksaan Karies gigiJumlah
Pemeriksaan Karies Gigi
D M F Indeks D M F Indeks
10 T h 18 70 0 0 3 88 76 141 2 4 1 93
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
51/113
35
terendah untuk sekolah dasar wilayah pedesaan dengan skor 3,1 (moderat) dan untuk
sekolah dasar wilayah perkotaan mempunyai skor 1,93 (rendah) pada umur 10 tahun.
Jenis kelamin berhubungan dengan indeks karies gigi. Distribusi silang antara
jenis kelamin dengan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Silang Indeks DMF-T dengan Jenis Kelamin Responden BerdasarkanDaerah Pedesaan dan Perkotaan
JenisKelamin
Usia
Sekolah Dasar Desa Sekolah Dasar Kota
jumlahIndeks DMF-T indeks jumlah Indeks DMF-T indeks
D M F D M F
L
10 Th 9 31 0 0 3.44 29 49 0 0 1.69
11 Th 14 43 1 1 3.21 88 181 5 4 2.16
12 Th 14 53 4 0 4.07 12 35 1 0 3
Total 37 127 5 1 3.59 129 265 6 4 2.13
P
10 Th 9 39 0 0 4.33 47 92 2 4 2.09
11 Th 25 69 7 0 3.04 90 200 10 4 2.38
12 Th 8 42 0 0 5.25 7 22 3 0 3.57
Total 42 150 7 0 3.73 144 314 15 8 2.34
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sampel yang berjenis kelamin
perempuan memiliki indeks DMF-T lebih tinggi daripada laki-laki. Pada sekolah
dasar wilayah pedesaan rata-rata indeks DMF-T untuk responden perempuan sebesar
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
52/113
36
Tabel 4.5 Distribusi Silang Indeks DMF-T Menurut Pekerjaan Orang Tua RespondenBerdasarkan Daerah Pedesaan dan Perkotaan
PekerjaanOrang tua
Sekolah Dasar Pedesaan Sekolah Dasar Perkotaan
JumlahPemeriksaan Karies Gigi Jumlah Pemeriksaan Karies Gigi
D M F Indeks D M F Indeks
swasta 6 21 3.5 61 144 7 5 2.55wiraswasta 22 50 1 2.31 89 189 10 6 2.30
PNS 1 0 65 127 2 1 2
guru/dosen 0 0 33 58 1 1.78petani 34 144 7 4.44 1 2 2buruh 15 56 2 1 3.93 13 41 3.15ibu rumah
tangga1 6 2 8 9 14 1 1.66
pensiunan 0 0 2 4 2
total 79 277 12 1 3.67 273 579 21 12 2.24
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan
orang tua, yang diklasifikasikan menjadi 8 kelompok pekerjaan yaitu pegawai swasta,
wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru atau dosen, petani, buruh, ibu rumah
tangga, dan pensiunan. Pekerjaan sebagai petani menjadi mata pencaharian utama
wali murid sekolah dasar di pedesaan dengan presentase 43% diikuti Wiraswasta
sebesar 28%, buruh sebanyak 19%, swasta 8%, dan pekerjaan lain yang
presentasenya kurang dari 2%. Pekerjaan orang tua siswa di sekolah dasar di
k d i d l h i b 32 6 % d li diki
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
53/113
37
Tabel 4.6 Distribusi Silang Indeks DMF-T Menurut Jenis Jajanan yang Dikonsumsi Siswa
Sekolah Dasar Desa Sekolah Dasar Kota
Jenis Jajanan jumlahpemeriksaan karies gigi
jumlahpemeriksaan karies gigi
D M F indeks D M F indeks
snack 23 55 3 2.52 133 294 8 4 2.30
nasi,mie, 9 30 1 3.44 22 58 6 2 3
bakso, cilok,sosis 2 8 4 17 20 1.18
buah 0 7 16 2.29
roti 13 41 1 3.23 13 43 1 1 3.46
permen 6 44 7.33 9 16 0 4 2.22
coklat 11 42 8 4.55 19 43 1 2.31
biskuit 9 29 3.22 15 17 1.13
es 6 28 4.67 38 72 5 1 2.05
Total 79 277 12 1 3.67 273 579 21 12 2.24
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Data pada tabel 4.6 menunjukkan distribusi responden berdasarkan jajanan
yang dikonsumsi oleh siswa. Snack merupakan jenis jajanan yang sering dikonsumsi
siswa sekolah dasar di pedesaan maupun perkotaan. Siswa sekolah dasar di pedesaan
yang mengkonsumsi permen mempunyai indeks DMF-T tertinggi dengan skor 7,33
(sangat tinggi) dibandingkan jenis jajanan yang, sedangkan untuk sekolah dasar diperkotaan siswa yang mengkonsumsi roti mempunyai indeks tertinggi sebesar 3,46
(sedang)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
54/113
38
Gambar 4.1 Diagaram Batang Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigidan Mulut Siswa Kelas V SD di Daerah Pedesaan dan Perkotaan
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Data dari kuesinoner tentang pengetahuan diatas, menunjukkan frekuensi
siswa sekolah dasar di daerah pedesaan mempunyai kriteria pengetahuan sedang
sebesar 73,42%. Sekolah dasar di daerah perkotaan mempunyai pengetahuan lebih
baik dibandingkan sekolah dasar di daerah pedesaan, sebanyak 91,94% siswa
mempunyai kriteria pengetahuan baik.
Distribusi frekuensi jawaban siswa atas pertanyaan tentang perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat pada gambar 4.2
18.99
91.94
73.42
8.067.59
0
0
20
40
60
80
100
SD pedesaaan SD perkotaan
Baik
Sedang
Buruk
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
55/113
39
Data pada gambar 4.2menunjukkan perilaku siswa sekolah dasar di pedesaan
kurang dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dibandingkan siswa sekolah
dasar di daerah perkotaan, ditunjukkan dengan 79,74% siswa mempunyai kriteria
perilaku buruk, frekuensi tertinggi untuk siswa sekolah dasar perkotaan sebesar
95,97% mempunyai perilaku baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Orang tua sangat berperan dalam kesehatan gigi dan mulut anaknya,
distribusi frekuensi jawaban siswa atas peran serta orang tua dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut anaknya dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Diagaram Batang Distribusi Frekuensi Peran Serta Orang Tua Siswa Kelas VSD di Daerah Pedesaan dan Perkotaan
8.86
82.78
40.51
16.12
50.63
1.1
0
20
40
60
80
100
SD pedesaaan SD perkotaan
Baik
Sedang
Buruk
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
56/113
40
Gambar 4.4 Diagaram Batang Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola dan JenisJajanan Siswa di Sekolah Dasar Daerah Pedesaan dan Perkotaan
Sumber : Data Primer diolah tahun 2012.
Data pada gambar 4.4 tentang distribusi frekuensi responden menurut pola
dan jenis jajanan yang dikonsumsi siswa, menunjukan sebanyak 1,27 % siswa
sekolah dasar pedesaan dan 2,20% siswa sekolah dasar daerah perkotaan
mengonsumsi jajanan yang berkriteria baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya.
4.2. Analisis Data
Data yang didapat merupakan data ordinal, maka selanjutnya diuji
2.538.79
39.24
18.32
58.23
72.89
0
20
40
60
80
100
SD pedesaaan SD perkotaan
Baik
Sedang
Buruk
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
57/113
41
Data hasil kuesioner juga dilakukan analisis, untuk mengetahui adanya
perbedaan yang bermakna antara faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks DMF-T
antara siswa sekolah dasar di pedesaan dan perkotaan. Ada empat kategori yaitu,
pengetahuan, perilaku, peran serta orang tua, serta pola dan jenis jajanan yang di
konsumsi siswa. Hasil analisis data kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil UjiMann-Whitney Data Kuesionerantara Sekolah Dasar Pedesaan danPerkotaan
Kategori Daerah n Mean Rank Mann-Withney Sig
PengetahuanDesa 79 74.08
2692.500 0.000*Kota 273 206.14
PerilakuDesa 79 67.85
2200.500 0.000*Kota 273 207.94
Peran Orang Tua Desa 79 56.98 1341.500 0.000*Kota 273 211.09
Pola dan Jenis JajananDesa 79 165.54
9917.500 0.267Kota 273 179.67
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan, perilaku, dan peran orang tua siswa sekolah dasar di pedesaan dengan
perkotaan sedangkan pola dan jenis jajanan siswa sekolah dasar di pedesaan dan
perkotaan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (dinyatakan signifikan apabila
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
58/113
42
indeks karies gigi pada sekolah dasar di wilayah pedesaan dan perkotaan.
Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa indeks karies gigi siswa kelas V di
wilayah pedesaan lebih tinggi daripada dan secara statistik berbeda bermakna.
Hasil penelitian indeks DMF-T berdasarkan kategori umur, menunjukkan
bahwa siswa kelas V yang berumur 12 tahun baik didaerah pedesaan dan perkotaan
mempunyai indeks DMF-T tertinggi dibandingkan kategori umur 11 tahun dan 10
tahun. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Burt dan Eklund (2005: 194-195) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan prevalensi karies dengan
bertambahnya usia. Hal ini berhubungan dengan waktu erupsi gigi, yaitu gigi erupsi
lebih awal akan cenderung mempunyai karies lebih tinggi dari gigi yang akhir
erupsinya karena akan lebih lama terpapar faktor resiko penyebab karies gigi(Fejerskov dan Kidd, 2008:134-135).
Indeks DMF-T menurut kategori jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis
kelamin perempuan mempunyai indeks DMF-T lebih tinggi dari laki-laki baik di
sekolah dasar pedesaan maupun perkotaan. Menurut Fejerskov dan Kidd (2008: 136)
prevalensi karies gigi pada perempuan lebih tinggi dari laki-laki disebabkan karena
erupsi gigi anak perempuan lebih cepat daripada anak laki-laki, sehingga gigi anak
perempuan lebih lama berada dalam rongga mulut yang berakibat juga akan lebih
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
59/113
43
menyebabkan perbedaan pemahamannya, sehingga perilaku siswa tersebut dalam
menjaga kebersihan gigi dan mulutnya juga kurang. Pengetahuan yang kurang pada
siswa sekolah dasar di pedesaan juga disebabkan kurangnya informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut yang disampaikan guru di sekolah serta tidak adanya
kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan. Hal ini disebabkan ada beberapa
sekolah dasar di daerah pedesaan yang akses tranportasinya sulit terjangkau.
Suwargiani (2008: 21) menyatakan bahwa pengetahuan yang rendah menyebabkan
indeks DMF-T tinggi, dikarenakan belum adanya kesadaran untuk menerapkan
kebiasaan yang positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sehari-hari.
Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, seperti yang diungkapkan
Maulana dalam Purwaningsih et al (2011: 63) bahwa perilaku kesehatan eratkaitannya dengan pengetahuan kesehatan sehingga untuk meningkatkannya
diperlukan pendidikan kesehatan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa perilaku siswa
sekolah dasar di pedesaan kurang dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
dibandingkan siswa sekolah dasar di daerah perkotaan. Berdasarkan uji statistik, hal
tersebut berbeda secara signifikan. Hasil kuesioner tentang perilaku responen
menunjukkan bahwa hanya 12% siswa sekolah dasar pedesaan yang memeriksakan
gigi ke dokter gigi enam bulan sekali meskipun dalam keadaan sakit Siswa lebih
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
60/113
44
dan perkotaan. Orang tua siswa sekolah dasar di daerah perkotaan sebagian besar
bekerja sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta, pendidikan minimal tamat
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pekerjaan orang tua siswa sekolah dasar di daerah
pedesaan umumnya bekerja sebagai buruh dan petani. Pendidikan mereka maksimal
tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurut Tirthankar dalam Melur dan
Pintauli (2004: 78-79), pendidikan adalah faktor kedua terbesar dari faktor sosial
ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat
pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
sehingga akan mempengaruhi perilaku untuk hidup sehat. Gambar 4.3 menunjukkan
orang tua siswa sekolah dasar di perkotaan lebih peduli daripada orang tua siswa
sekolah dasar di pedesaan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya dansecara statistik berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa di
perkotaan lebih peduli untuk mengajari cara menggosok gigi yang benar,
mengingatkan waktu menggosok gigi, dan peduli mengajak anaknya untuk
memeriksakan giginya ke dokter sebelum ada keluhan.
Pengaruh pola jajanan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal daripada
sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengkonsumsi makanan. Konsumsi makanan
dan minuman yang mengandung karbohidrat khususnya sukrosa secara berulang akan
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
61/113
45
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Suwargiani (2008: 19-21) menyatakan bahwa
frekuensi makan dan jenis makanan tidak terlalu berpengaruh terhadap indek DMF-T
jika perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulutnya baik. Hal ini sesuai Tabel 4.8
yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antara pola dan jenis jajanan siswa
sekolah dasar di pedesaan dan perkotaan (p>0.05).
Data penelitian menunjukkan bahwa SDN Bintoro 5 mempunyai indeks
DMF-T tinggi yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut yang kurang disebabkan karena sekolah tidak
memiliki sarana kesehatan yang memadai (ruang UKS), guru tidak pernah
mengajarkan tentang pendidikan menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta tidak
adanya penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan, (2) peranorang tua yang kurang terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya. Hal ini
dipengaruhi oleh pekerjaan orang tua yang bekerja sebagai petani dan buruh, (3)
tingkat pengetahuan siswa yang rendah akan menyebabkan perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut menjadi rendah, (4) lokasi sekolah paling jauh dari pusat
pelayanan kesehatan dibandingkan sekolah yang lain.
SDN Jember Lor 3 dan SDN Jember Lor 1 memiliki indeks DMF-T yang
rendah Hal ini disebabkan sekolah dasar tersebut telah memiliki sarana kesehatan
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
62/113
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1.
Sekolah dasar di daerah pedesaan mempunyai rata-rata indeks karies gigi
moderat.
5.1.2.Sekolah dasar di daerah perkotaan mempunyai rata-rata indeks karies gigi
rendah.
5.1.3.Terdapat perbedaan indeks karies gigi yang signifikan antara siswa sekolah
dasar kelas V di pedesaan dan perkotaan dalam wilayah Kecamatan PatrangKabupaten Jember.
5.2.Saran
5.2.1.Adanya upaya peningkatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-
anak sekolah dasar daerah pedesaan dan perkotaan baik di lingkungan sekolah
maupun di rumah sebagai upaya untuk peningkatan kebersihan rongga mulut .
5 2 2 Perlu adanya kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
63/113
DAFTAR PUSTAKA
Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi.
Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) Vol.38 (3).
Badan Kepegawaian Kabupaten Jember. 2011. [serial online]http://bkd.jemberkab.go.id/gisguru/sd.php?id=18&lvl=1. [7 Mei 2012].
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2007.Pedoman Pengukuran Dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Data
Agregat per Kecamatan Kabupaten Jember. [serial online]
sp2010.bps.go.id/files/ebook/3509.pdf. [5 Mei 2012].
Burt, B.A., & Eklund, S. A. 2005.Dentistry, Dental Practice and The Community.6th
ed. Philadelphia: Saunders Company. p 194-195.
Daldjoeni, N. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung : IKAPI.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI 2007 Standar
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
64/113
48
UKGS di Wilayah Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Tahun 2011. Jurnal
Health Quality Vol.2 (4).
Kidd, E.A.M. & Bechal, S.J. 2012. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangan. Jakarta: EGC
Melur, T. & Pintauli, S. 2004. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Karies Gigi
Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Usia 20 Sampai 45 Tahun Di KelurahanSimpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Dentika Dental JurnalVol.9 (2) .
Nazir, M. 2003.Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoadmodjo, S. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pintauli, S. & Silitonga, H.E. 2007. Pengukuran Resiko Karies. Dentika DentalJournal Vol.12 (1).
Purba, T.R. 2009.Perilaku kebersihan gigi dan perbedaan status oral higiene murid
kelas V SD di daerah rural Kecamatan Pantai Cermin dan daerah urban
Kecamatan Medan Barat. [serial online] http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24910[28 April 2012].
Purwaningsih, Misutarno, Imamah, S.N. 2011. Analisis Faktor Pemanfaatan VCTPada Orang Risiko Tinggi HIV/AIDS. Jurnal Ners Vol. 6 (1)
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
65/113
49
Suyuti, M. 2010.Pengaruh Makanan Serba Manis dan Lengket Terhadap TerjadinyaKaries Gigi pada Anak Usia 9-10 tahun di SD Negeri Monginsidi II
Makasar. Media Kesehatan Gigi Vol. 1 (2).
Yani, R. W. E. 2003. Hubungan Perilaku Membersihkan Gigi terhadap Kebersihan
Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja PUSKESMAS Gladak
Pakem Kabupaten Jember. Jakarta : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia.
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
66/113
LAMPIRAN
Lampiran A. Perhitungan Sampel
Jumlah SD yang terdapat di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember sejumlah
28 SD Negeri, dengan pembagian 4 SD di perkotaan dan 4 SD di pedesaan. Jumlah
populasi seluruh siswa SD kelas V adalah 1482 siswa, dengan jumlah subyek 305
siswa didapatkan dari rumus :
Z2Z1- /2p (1-p) N
n = -------------------------------
d2
(N-1) + Z2
Z1- /2p (1-p)
1.962
x 0.5 (0.5) x 1482
n = -----------------------------------
0.052(1481) + 1.96
2x 0.5 (0.5)
3.8416 x 0.25 x 1482
n = ----------------------------
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
67/113
51
n unit= besar populasi dalam kelompok x total subyek
total populasi
Berdasarkan perhitungan tersebut maka akan didapatkan jumlah sampel sebagai
berikut :
a. Pada Sekolah Dasar wilayah pedesaan diambil 4 SD dengan total sampel
sebanyak 72 siswa kelas V SD, dengan distribusi setiap SD sebagai berikut:
No. Nama Sekolah DasarJumlahSiswa
Jumlah
siswa*BesarSampel
Jumlah populasi(417)
Jumlah Sampeltiap Sekolah
1 SDN Bintoro 03 21 21 x 305 : 417 = 15
2 SDN Slawu 02 11 11 x 305 : 417 = 8
3 SDN Baratan 03 42 42 x 305 : 417 = 31
4 SDN Bintoro 05 25 25 x 305 : 417 = 18
Jumlah 99 72
b. Pada Sekolah Dasar wilayah perkotaan diambil 4 SD dengan total sampel
sebanyak 233 siswa kelas V SD, dengan distribusi setiap SD sebagai berikut :
No. Nama Sekolah DasarJumlah
Siswa
Jumlahsiswa*BesarSampel
Jumlah populasi(417)
JumlahSampel tiap
Sekolah
52
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
68/113
52
Lampiran B. Kuesioner
KUESIONER
Nama Siswa :
Umur :
Nama Orang Tua :
Pekerjaan :
Asal Sekolah :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang dianggappaling benar dengan cara menyilangnya (x).
Pengetahuan
1. Gigi berlubang dapat terjadi karena :
a. makanan yang mengandung gula
b. makanan yang asam
c makanan yang asin
53
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
69/113
53
4. Permukaan gigi yang harus disikat :
a. bagian sebelah depan saja
b. bagian sebelah dalam saja
c. bagian depan dan dalam
d. seluruh permukaan gigi yaitu bagian depan, dalam dan dataran pengunyahan.
5. Jajanan yang tidak merusak gigi :
a. es krim
b. cokelat
c. buah-buahan
d. permen
Pola jajan dan Jenis Jajanan
6. Kapan waktu yang tepat saat makan makanan ringan (permen, coklat, dan
snack)?
a. Waktu istrahat sekolah saja
b. Waktu malam hari dirumah
c. Setiap kali setelah makan
7 Jajanan apa yang sering Anda konsumsi?
54
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
70/113
54
10.apakah orang tua anda selalu mengajak ke dokter gigi untuk memeriksakan gigi?
a. sering
b. tidak pernah
c. jarang
11. Apakah anda pernah diajari tentang kebersihan gigi dan mulut di sekolah?
a. sering
b. Tidak pernah
c. Jarang
Perilaku
12.Saya mau ke dokter gigi sekali dalam enam bulan untuk memeriksakan gigi.a. Setuju
b. tidak setuju
c. kurang setuju
13.Tindakan apa yang dilakukan setelah kita makan makanan manis..
a. langsung kumur-kumur
b. langsung tidur
c tidak melakukan apa-apa
55
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
71/113
55
16.Saya tidak mau menyikat gigi malam sebelum tidur karena ngantuk.
a. Setuju
b. tidak setuju
c. kurang setuju
17.Saya menyikat gigi tanpa disuruh orang tua.
a. Setuju
b. tidak setuju
c. kurang setuju
56
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
72/113
56
Lampran C. Lembar Penelitian
LEMBAR PENELITIAN
Perbedaan Indeks Karies Gigi Antara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di
Pedesaan Dan Perkotaan Di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
DATA UMUM1. NAMA :
2. UMUR :3. JENIS KELAMIN :4. ALAMAT :5. SEKOLAH :
57
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
73/113
57
Lampiran D. Pernyataan Persetujuan
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :.
Umur : ..
.Jenis Kelamin :
Alamat :
Kepala Sekolah : ..
Dengan ini saya bersedia mengizinkan anak didik saya menjadi subyek
penelitian yang dilakukan Oleh
Nama : Sekti Anggara
NIM : 091610101079
Fakultas : Kedokteran Gigi
Universitas : Universitas Jember
58
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
74/113
58
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN YANG BERJUDUL PerbedaanIndeks Karies Gigi Antara Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Pedesaan Dan
Perkotaan Di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Sekti Anggara
(NIM. 091610101079) sedang melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada
perbedaan indeks gigi berlubang pada siswa SD kelas V di pedesaan dan
perkotaan di kecamatan Patrang. Penelitian ini melibatkan siswa kelas V sekolah
dasar di kecamatan Patrang.
Siswa Anda merupakan subyek penelitian yang berjudul perbedaan indeks
gigi berlubang pada siswa SD kelas V di pedesaan dan perkotaan di kecamatanPatrang. Anak didik anda akan dilakukan pengamatantentang bagaimana kondisi
giginya (hilang, berlubang, dan ditambal). Untuk mendukung data hasil penelitian,
maka diberikan kuesioner yang diberikan kepada siswa yang dilakukan penelitian,
kuesioner harus dijawab. Bila Anda mengijinkan anak didik anda ikut serta dalam
penelitian ini, Anda akan diminta mengisi pernyataan. Prosedur penelitian sebagai
berikut:
Prosedur Penelitian
59
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
75/113
59
d. Prosedur Pemeriksaan Gigi
1. Siswa didudukan dan kepalanya bersandar pada dinding sedemikian rupa
sehingga kepala setengah menengadah dan responden diminta untuk
membuka mulut.
2. Apabila penerangan kurang, dapat dibantu dengan menggunakan lampu
senter.
3. Dilakukan Pengamatan gigi dengan menihitung semua gigi yang berlubang,
hilang,atau ditambal. Kemudian dijumlahkan semua.
Apabila kurang memahami maksud diatas, Anda akan diberi kesempatan
untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.
60
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
76/113
60
Lampiran E. Analisa Data
E.1. Validitas Kuesioner
CORRELATIONS /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006
/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.Correlations
Notes
Output Created 05-Dec-2012 06:34:31
CommentsInput Active Dataset DataSet0
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based
on all the cases with valid data for that pair.Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006/PRINT=TWOTAIL NOSIG/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 0:00:00.249
Elapsed Time 0:00:00.249
[DataSet0]
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
VAR00001 Pearson Correlation 1 .088 .280 .049
61
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
77/113
61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
VAR00005 VAR00006
VAR00001 Pearson Correlation .288 .501**
Sig. (2-tailed) .122 .005
N 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .239 .550**
Sig. (2-tailed) .203 .002
N 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .055 .779**
Sig. (2-tailed) .775 .000
N 30 30
VAR00004 Pearson Correlation .200 .598**
Sig. (2-tailed) .288 .000
N 30 30
VAR00005 Pearson Correlation 1 .406*
Sig. (2-tailed) .026
N 30 30
VAR00006 Pearson Correlation .406* 1
Sig. (2-tailed) .026
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
SAVE OUTFILE='C:\Users\robbin\Documents\OUTPUT SPSS VALIDITAS\dibagi pengetahuan.sav' /COMPRESSED.CORRELATIONS /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 /PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
62
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
78/113
62
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
VAR00001 Pearson Correlation 1 -.217 .193 .646**
Sig. (2-tailed) .249 .308 .000
N 30 30 30 30
VAR00002 Pearson Correlation -.217 1 .303 .435*
Sig. (2-tailed) .249 .104 .016
N 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .193 .303 1 .777**
Sig. (2-tailed) .308 .104 .000
N 30 30 30 30
VAR00004 Pearson Correlation .646** .435 .777 1
Sig. (2-tailed) .000 .016 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
SAVE OUTFILE='C:\Users\robbin\Documents\OUTPUT SPSS VALIDITAS\dibagi polajajan.sav' /COMPRESSED. NEWFILE. CORRELATIONS /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006
/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
VAR00001 Pearson Correlation 1 .849** .801
** .741
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .849** 1 .692
** .581
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001
N 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .801** .692
** 1 .686
**
63
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
79/113
N 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .641** .903
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .384* .832
**
Sig. (2-tailed) .036 .000
N 30 30
VAR00004 Pearson Correlation .416* .796
**
Sig. (2-tailed) .022 .000
N 30 30
VAR00005 Pearson Correlation 1 .736**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
VAR00006 Pearson Correlation .736** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
SAVE OUTFILE='C:\Users\robbin\Documents\OUTPUT SPSS VALIDITAS\dibagi peranortu.sav' /COMPRESSED. NEWFILE. CORRELATIONS /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created 05-Dec-2012 06:51:33
Comments
Input Active Dataset DataSet4
Filter
Weight
Split File
64
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
80/113
VAR00002 Pearson Correlation .263 1 .122 .362* .217
Sig. (2-tailed) .160 .522 .050 .248
N 30 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .424* .122 1 .235 .331
Sig. (2-tailed) .020 .522 .212 .074
N 30 30 30 30 30
VAR00004 Pearson Correlation .241 .362* .235 1 .411
*
Sig. (2-tailed) .200 .050 .212 .024
N 30 30 30 30 30
VAR00005 Pearson Correlation .538** .217 .331 .411
* 1
Sig. (2-tailed) .002 .248 .074 .024
N 30 30 30 30 30
VAR00006 Pearson Correlation .002 .072 .304 .003 .393*
Sig. (2-tailed) .991 .704 .103 .988 .032
N 30 30 30 30 30
VAR00007 Pearson Correlation .677** .537
** .669
** .554
** .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .002 .000N 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
VAR00006 VAR00007
VAR00001 Pearson Correlation .002 .677**
Sig. (2-tailed) .991 .000
N 30 30VAR00002 Pearson Correlation .072 .537
**
Sig. (2-tailed) .704 .002
65
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
81/113
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005
VAR00001 Pearson Correlation 1 .263 .424* .241 .538
**
Sig. (2-tailed) .160 .020 .200 .002
N 30 30 30 30 30
VAR00002 Pearson Correlation .263 1 .122 .362* .217
Sig. (2-tailed) .160 .522 .050 .248
N 30 30 30 30 30
VAR00003 Pearson Correlation .424* .122 1 .235 .331
Sig. (2-tailed) .020 .522 .212 .074
N 30 30 30 30 30
VAR00004 Pearson Correlation .241 .362* .235 1 .411
*
Sig. (2-tailed) .200 .050 .212 .024
N 30 30 30 30 30
VAR00005 Pearson Correlation .538** .217 .331 .411
* 1
Sig. (2-tailed) .002 .248 .074 .024
N 30 30 30 30 30
VAR00006 Pearson Correlation .002 .072 .304 .003 .393*
Sig. (2-tailed) .991 .704 .103 .988 .032
N 30 30 30 30 30
VAR00007 Pearson Correlation .677** .537
** .669
** .554
** .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).SAVE OUTFILE='C:\Users\robbin\Documents\OUTPUT SPSS VALIDITAS\dibagi sikap.sav' /COMPRESSED. DATASET
ACTIVATE DataSet2. DATASET CLOSE DataSet4. DATASET ACTIVATE DataSet3. DATASET CLOSE DataSet2.
66
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
82/113
E.3. Uji Beda Indeks DMF=TNPAR TESTS /M-W= Daerah BY Group(1 2) /STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 20-Dec-2012 19:51:16
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 352
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each test are based on all caseswith valid data for the variable(s) used in thattest.
Syntax NPAR TESTS/M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.032
Elapsed Time 0:00:00.110
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Daerah 352 2.5625 2.43000 .00 14.00
Group 352 1.78 .418 1 2
67
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
83/113
E.4. Uji Beda Kuesioner PengetahuanNPAR TESTS /M-W= Daerah BY Group(1 2) /STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 31-Jan-2013 05:21:54
Comments
Input Data C:\Users\i7\Documents\pengetahuan.sav
Active Dataset DataSet2
Filter Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 352
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each test are based on all caseswith valid data for the variable(s) used in thattest.
Syntax NPAR TESTS
/M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.016
Elapsed Time 0:00:00.010
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet2] C:\Users\i7\Documents\pengetahuan.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Daerah 352 4.6705 .65323 2.00 5.00
G 352 1 78 418 1 2
68
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
84/113
E.5. Uji Beda Kuesioner PerilakuGET FILE='C:\Users\i7\Documents\perilaku.sav'. NPAR TESTS /M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 31-Jan-2013 05:22:35
Comments
Input Data C:\Users\i7\Documents\perilaku.sav
Active Dataset DataSet3
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 352
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each test are based on all caseswith valid data for the variable(s) used in that
test.Syntax NPAR TESTS
/M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.016
Elapsed Time 0:00:00.009
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet3] C:\Users\i7\Documents\perilaku.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
69
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
85/113
E.6. Uji Beda Kuesioner Peran Orang TuaDATASET CLOSE DataSet1. GET FILE='C:\Users\i7\Documents\peran orang tua.sav'. NPAR TESTS /M-W= Daerah BY
Group(1 2) /STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.NPar Tests
Notes
Output Created 31-Jan-2013 05:23:58
Comments
Input Data C:\Users\i7\Documents\peran orang tua.sav
Active Dataset DataSet4Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 352
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each test are based on all caseswith valid data for the variable(s) used in thattest.
Syntax NPAR TESTS/M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.015
Elapsed Time 0:00:00.014
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
DataSet4] C:\Users\i7\Documents\peran orang tua.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Daerah 352 6 9886 2 50012 00 10 00
70
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
86/113
E.7. Uji Beda Kuesioner Pola dan Jenis JajanGET FILE='C:\Users\i7\Documents\pola jajan.sav'. NPAR TESTS /M-W= Daerah BY Group(1 2)
/STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 31-Jan-2013 05:24:27
Comments
Input Data C:\Users\i7\Documents\pola jajan.sav
Active Dataset DataSet5Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File 352
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.
Cases Used Statistics for each test are based on all caseswith valid data for the variable(s) used in thattest.
Syntax NPAR TESTS/M-W= Daerah BY Group(1 2)/STATISTICS=DESCRIPTIVES/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.009
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet5] C:\Users\i7\Documents\pola jajan.sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Daerah 352 1 2188 1 05430 00 4 00
71
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
87/113
Lampiran F. Foto Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Pemeriksaan Karies Gigi :
a. Kaca mulut
a
b c
d e
f
g
h
i
j
k
72
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa Kelas v (Sekti_09-79)
88/113
Lampiran G. Hasil Pengisian Kuesioner
73
5/20/2018 Indeks Karies Gigi Siswa
Top Related