Bab II-1 Karies Gigi

40
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. GIGI 1. Pengertian Gigi a. Gigi adalah bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisinya bahan organik dan airnya sedikit sekali, sebagian besar terdiri dari bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindung dan basah oleh air liur (Depkes, 2004) b. Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan dan gigi berfungsi untuk mengunyah makanan. Penyakit yang biasa muncul pada gigi dan mulut adalah karies gigi, sariawan dan gingitivitis, ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya (Machfoedz, dkk, 2008). 2. Gambar Gigi Gambar 2.1 Struktur gigi yang normal

Transcript of Bab II-1 Karies Gigi

Page 1: Bab II-1 Karies Gigi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIGI

1. Pengertian Gigi

a. Gigi adalah bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisinya

bahan organik dan airnya sedikit sekali, sebagian besar terdiri dari

bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga

mulut yang terlindung dan basah oleh air liur (Depkes, 2004)

b. Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami

kerusakan dan gigi berfungsi untuk mengunyah makanan. Penyakit

yang biasa muncul pada gigi dan mulut adalah karies gigi, sariawan

dan gingitivitis, ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan

semestinya (Machfoedz, dkk, 2008).

2. Gambar Gigi

Gambar 2.1

Struktur gigi yang normal

Page 2: Bab II-1 Karies Gigi

12

3. Fungsi Gigi

Gigi sangat penting untuk makan (mengunyah), bersuara,

pengembangan masase muka dan estetika. Gigi normal terdiri dari tiga

bagian yaitu kepala, leher dan akar, gigi yang sehat tampak putih, halus,

bercahaya dan bejajar rapi (Potter, dkk, 2005).

4. Bagian-Bagian Gigi

a. Email adalah bagian terluar dari gigi dan merupakan bagian paling

keras dari seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang.

Bangunan kristalin yang komplek dan padat ini mengandung mineral

kalsium, fosfat dan fluoride. Email meliputi seluruh mahkota gigi.

Fungsi email melindungi gigi dari zat yang sangat keras dan

melindungi gigi saat menggigit dan mengunyah (Machfoedz, dkk,

2005).

b. Tulang merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email

yang dibentuk dari zat kapur (Sundoro, 2005).

c. Sementum adalah bagian dari akar gigi yang berdampingan /

berbatasan langsung dengan tulang rahang dimana gigi manusia

tumbuh.

d. Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah

kapiler dan serabut-serabut saraf.

Page 3: Bab II-1 Karies Gigi

13

e. Dentin adalah bagian yang paling terbesar dari seluruh gigi, dentin

lebih lunak dari email. Dentin ini merupakan saluran yang berisi urat,

darah dan limfe (Machfoedz, dkk, 2005).

f. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan

pembuluh darah, fungsinya adalah berespon terhadap berbagai

stimulus (panas atau dingin). Normalnya Pulpa berespon terhadap

panas atau dingin dengan nyeri yang ringan yang terjadi selama kurang

dari 10 detik .

g. Saraf adalah struktur yang mengendalikan seluruh kegiatan dan fungsi

gigi.

h. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi

mengalirkan darah ke seluruh rongga mulut termasuk gigi.

(Machfoedz, dkk, 2005).

5. Bentuk dan Fungsi Gigi

a. Gigi seri, jumlahnya ada delapan buah, yaitu empat buah gigi seri atas

dan empat buah gigi seri dibawah.

b. Gigi taring, jumlahnya ada empat buah, di atas dua dan di bawah dua.

Gigi taring terletak di sudut mulut, bentuk mahkotanya runcing,

berfungsi untuk mencabik makanan. Akar gigi taring ini hanya satu.

c. Gigi geraham kecil, jumlahnya ada delapan buah, empat buah di atas

dan empat buah di bawah. Gigi geraham kecil ini merupakan

pengganti gigi geraham sulung. Letaknya di belakang gigi taring, akar

Page 4: Bab II-1 Karies Gigi

14

gigi geraham kecil ini semua satu, kecuali yang atas depan, memiliki

dua akar. Gigi geraham kecil berfungsi untuk menghaluskan makanan.

d. Gigi geraham besar, jumlahnya ada dua belas buah, enam buah di atas

dan enam buah di bawah. Gigi geraham besar terletak di belakang gigi

geraham kecil, masing-masing sisi tiga buah permukaanya lebar dan

bertonjol-tonjol, gigi ini yang bawah akarnya dua, yang atas tiga. Gigi

geraham terakhir, sering kali ketiga akarnya bersatu menjadi satu dan

berfungsi untuk menggiling makanan. (Machfoedz, dkk, 2005).

6. Tahap Pertumbuhan Gigi

a. Masa Usia Bayi ( 0-12 bulan )

Gigi susu mulai tumbuh sekitar usia 5 bulan. Makanan yang

padat dapat diterima mulut pada usia 5-6 bulan. Mengunyah dimulai

usia 6-8 bulan dan pertumbuhan gigi primer pertama pada bayi

muncul sekitar usia 6-8 bulan (Potter, dkk, 2005). Kebersihan gigi

yang baik harus dimulai sejak dini pada saat kemunculan gigi primer.

Gigi dan gusi bayi dibersihkan dengan mengelapnya dengan kain

lembab. Sikat gigi yang di rekomendasikan untuk menggosok gigi

pada bayi adalah sikat gigi yang kecil dengan bulu lembut (Wongs,

dkk, 2003). Air sangat dianjurkan dalam menggosok gigi pada bayi

dibandingkan pasta gigi, karena bayi dapat menelan pasta dan

mengakibatkan kelebihan flourida dalam saluran pencernaannya.

Page 5: Bab II-1 Karies Gigi

15

b. Masa Usia Batita ( 1-3 tahun )

Dua puluh gigi susu telah ada. Usia 2 tahun, anak mulai

menggosok gigi dan belajar praktik higienis dari orang tua. Karies

gigi menjadi masalah jika mengabaikan kebersihan gigi. Pada usia 6

tahun, gigi bayi mulai tanggal dan digantikan gigi permanen (Potter,

dkk, 2005). Masa usia batita sebaiknya diterapkan mengosok gigi

secara baik dan benar minimal 2 kali sehari. Anak mulai

menginginkan menggosok gigi secara mandiri pada usia 2 tahun, akan

tetapi anak tetap membutuhkan pengawasan orang tua. Tujuan

membersihkan gigi pada masa ini adalah mengangkat plak yaitu

deposit bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi.

Salah satu metode yang paling efektif untuk mengangkat plak adalah

menggosok gigi dengan sikat gigi yang kecil, bulunya pendek, halus

dan panjangnya seragam (Wongs, dkk, 2003).

c. Masa Usia Prasekolah ( 3-5 tahun )

Memasuki masa usia prasekolah, pertumbuhan gigi primer telah

lengkap. Perawatan gigi pada masa ini sangat penting untuk

memelihara gigi primer. Kontrol motorik halus pada masa usia ini

sudah membaik, tetapi anak masih membutuhkan bantuan dan

pengawasan orang tua dalam menggosok gigi.

Page 6: Bab II-1 Karies Gigi

16

d. Masa Usia Sekolah ( 6-12 tahun )

Usia 6 – 12 tahun merupakan tahap gigi susu digantikan gigi

permanen. Gigi permanen ada pada usia 12 tahun kecuali geraham

kedua dan ketiga. Karies dan ketidakteraturan gigi dalam jarak gigi

adalah masalah kesehatan yang penting (Potter, dkk, 2005). Anak usia

6 tahun, mulai terbentuk gigi permanen, pembentukan ini dimulai

pada gigi geraham primer. Pola penanggalan gigi primer dan

pertumbuhan gigi permanen mulai muncul pada masa ini, maka

kebersihan gigi harus tetap terjaga (Wong, dkk, 2003).

7. Masalah penyakit pada gigi

a. Karang Gigi (Calculus) adalah endapan yang terkalsifikasi yang

terbentuk pada permukaan gigi yang mengalami mineralisasi. Karang

gigi merupakan kumpulan plak termineralisasi (pembentukan mineral

seperti “batu karang”) yang menempel pada permukaan gigi. Karang

gigi dapat ditemui di semua usia, termasuk pada balita.

b. Radang Gusi (Gingivitis) adalah peradangan gusi biasanya ditandai

dengan gusi tampak lebih merah, agak bengkak dan sering berdarah

saat menggosok gigi. Radang gusi dapat berlanjut menjadi radang

jaringan penyangga gigi lainya.

c. Periodonsium, penyakit ini menyerang jaringan di sekeliling gigi dan

terjadi pada tempat pertemuan dental plaque dengan gusi. Bakteri

dalam dental plaque akan menghasilkan toksin dan enzim yang

Page 7: Bab II-1 Karies Gigi

17

merembes keluar dari lapisan tersebut, kemudian masuk ke dalam

jaringan gusi (Mary, 2000).

d. Gigi Berlubang (Dental caries), adalah suatu proses kronik, regresif

yang dimulai dengan larutnya mineral, email sebagai akibat

terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang

disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat, lalu

timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya terjadi

kavitasi (pembentukan lubang).

8. Prosedur Perawatan Gigi dan Mulut

Perawatan gigi adalah usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi. Tujuannya adalah untuk memperoleh kesehatan

gigi/mulut dan napas menjadi segar.

Pada dasarnya menyikat gigi yang benar adalah menyikat semua

permukaan gigi sampai bersih dan plak juga hilang sempurna. Gerakan

bersikat gigi pendek-pendek saja, jangan buru-buru. Bersihkan salah satu

sisi dulu baru pindah. Menyikat permukaan samping baik luar maupun

dalam jangan melawan arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi).

Jadi kalau gigi atas jangan menyikat kearah atas, sebaliknya untuk

gigi bawah jangan menyikat kearah bawah.ini untuk menghindarkan diri

agar gusi tidak terlupas. Tetapi bulu-bulu sikat harus dikenakan gusi.

Tujuannya adalah agar gusi terpijat oleh bulu-bulu halus itu, dengan

demikian aliran darah gusi menjadi lebih cepat dan pembuluh darahnya

sedikit mengembang. Proses pemberian makanan dan pengambilan sisa

Page 8: Bab II-1 Karies Gigi

18

tidak berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat dan lancer,

sehingga gusi menjadi lebih sehat.

Teknik menyikat gigi (Starkey, 1978 dalam pakpahan, 2002):

a. Teknik roll merupakan tekhnik menyikat gigi yang efektif dan

tidak mudah dilakukan oleh individu. tekhnik ini

mengutamakan gerakan putar dimana permukaan

interproksimal dapat dicapai oleh sikat gigi namun daerah

sulkus tidak terbersihkan. Stimulus gusi merupakan latihan

lebih banyak lagi untuk penguasaannya.

b. Teknik bass membersihkan gigi dengan gerakan dalam arah

horizontal. Merupakan salah satu tekhnik yang popular dan

tergantung pada penggunaan sikat plastik yang kecil dan

berbulu jamak. Sikat digunakan pada daerah yang sama dengan

cara serupa tetapi dengan sikat gigi membentuk sudut 45

derajat terhadap sumbu panjang gigi dan mengarah kesulkus

ginggiva.

c. Teknik charter merupakan teknik yang jarang digunakan,

metode ini secara umum digunakan pada individu yang

mempunyai kemampuan pasien pada tekhnik yang paling

sederhana.

d. Scrub memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan

sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area

Page 9: Bab II-1 Karies Gigi

19

batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur

berulang-ulang.

e. Bulu gusi ke gigi secara berulang. Setalah sampai dipermukaan

kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat digerakkan

pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45

derajat dengan sumbu tegak gigi.

f. Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal

sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi.

Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan

gigi atas dan bawah.

g. Metode kombinasi pada gerakan vertical, bulu sikat digerakkan

tegak lurus dengan permukaan fasial gigi dan digerakkan dari

atas kebawah dan sebaliknya. Gerakan ini dilakukan didaerah

permukaan fasial gigi dari depan sampai belakang. Gerakan

vertical bertujuan melepaskan sisa makanan yang terselip.

Gerakan vertical juga dilakukan pada gigi atas dan lingual pada

gigi bawah.

h. Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigi atau

kunyah (permukaan oklusal) pada gigi geraham (premolar dan

molar). Bulu sikat digerakkan maju mundur secara berulang-

ulang.

i. Gerakkan memutar dilakukan pada permukaan fasial gigi atas

sampai bawah dari belakang kiri, kedepan dan belakang kiri.

Page 10: Bab II-1 Karies Gigi

20

Gerakkan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak dengan

bawah.

Berikut ini adalah sekilas cara menyikat gigi yang benar diajurkan

Gambar 2.3 cara menyikat gigi

(1) Berkumur terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih

(2) Berikan pasta gigi pada sikat gigi sesuai aturan yang sudah

disesuaikan dengan usia

(3) letak posisi sikat 45 derjat terhadap gusi.

(4) Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas dan

arah gusi keatas untuk gigi rahang bawah atau gerakan vertikal.

Page 11: Bab II-1 Karies Gigi

21

(5) Sikat seluruh permukaan lidah dan pipi serta permukaan dalam

dan luar gigi dengan cara tersebut.

(6) Sikat permuakaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan atau

gerakan horizontal.

(7) Sikat permukaan gigi depan dan samping kanan serta kiri dengan

gerakan memutar.

(8) Setelah selesai menyikat gigi bersihkan dan kumur mulut dengan

bersih dan mengunakan air bersih.

9. Cara-cara Perawatan Sikat Gigi

Merawat gigi perlu dilakukan sedini mungkin. Menjaga kesehatan

gigi tidak hanya harus dilakukan secara rutin, tetapi juga benar dan tepat

agar efektifitasnya dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk menjaga

agar gigi tetap sehat perlu dilakukan perawatan gigi yang meliputi :

1) Sikat Gigi

Menyikat gigi dengan baik dan teratur, untuk ini ada 2 faktor

yang harus diperhatikan :

a) Pemilihan Sikat Gigi

(1) Bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang. Pilihlah bulu

sikat gigi yang halus. Hal ini berguna untuk melindungi gusi

dari kemungkinan terluka ketika menyikat gigi. Karena bulu

sikat yang terlampau kasar dapat merusak lapisan gigi sehingga

menyebabkan gigi sensitif. Sebaliknya, jika bulu sikat terlalu

halus, kebersihan gigi menjadi kurang optimal.

Page 12: Bab II-1 Karies Gigi

22

(2) Sesuaikan ukuran sikat gigi dengan rongga mulut, terutama

untuk menggosok bagian yang sulit dijangkau. Selain itu,

dengan memiliki sikat gigi yang sesuai dengan rongga mulut,

dapat mengoptimalkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi.

Terutama bagi yang memiliki struktur gigi cukup kecil,

disarankan menggunakan sikat gigi berukuran kecil pula.

Bentuk kepala sikat gigi yang berbentuk oval dapat melindungi

gusi dari kemungkinan terluka.

(3) Ujung sikat gigi dan ujung bulu sikat sedekat mungkin, bila

tidak ujung sikat gigi sudah mentok kebagian belakang tapi

bulu sikat tidak kenagigi, jadi ada bagian gigi yang tidak

tersikat. Ini biasanya pada gigi geraham bungsu.

(4) Sikat gigi dengan pegangan yang cukup lebar dapat membantu

untuk menggenggam dengan lebih kuat dan mantap, sekalipun

dalam keadaan basah.

(5) Jika menggunakan jenis sikat gigi yang memiliki penutup

kepala sikat, pastikan penutup sikat memiliki lubang ventilasi

udara. Dengan demikian proses tumbuhnya bakteri akibat

tingkat kelembaban yang tinggi di kepala sikat dapat terhindari.

b) Cara Menyimpan sikat Gigi

Setelah menyikat gigi maka harus dicuci bersih. Kemudian

digantung dengan kepala dibawah. Bila ditaruk, maka air tidak

segera kering dan kuman yang tinggal akan segera berkembang

Page 13: Bab II-1 Karies Gigi

23

biak. Tetapi dengan digantung sikat gigi akan segera kering dan

bersih dari kuman.

B. KARIES GIGI

1. Pengertian Karies gigi

Karies gigi atau gigi berlubang adalah daerah yang membusuk di

dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap

melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus

berkembang ke bagian dalam (Osbom, dkk, 2005).

Karies gigi adalah kerusakan yang disebabkan oleh bakteri dan plak,

dimulai dengan kerusakan bagian luar sisi email (Wong, 2003). Karies gigi

salah satu masalah kronik pada mulut yang disebabkan oleh bakteri yang

terjadi pada anak-anak dan orang dewasa (Wongs, dkk, 2003).

Menurut Newburn, dkk (1999), dikutip dari Sugito (2000), karies

adalah proses patologis yang terjadi karena adanya interaksi antara faktor-

faktor di dalam mulut yaitu pejamu yang meliputi faktor gigi dan saliva,

agen yang dikaitkan dengan mikroorganisme, lingkungan yaitu

karbohidrat yang mudah difermentasi dan faktor waktu, serta faktor luar

seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku

dan sosial ekonomi.

Page 14: Bab II-1 Karies Gigi

24

2. Macam – macam karies gigi

a. Karies Inspiens

Karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar dan

terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam

atau coklat pada enamel.

b. Karies Superfisialis

Karies yang sudah mencapai bagian dalam enamel dan kadang-kadang

terasa sakit.

c. Karies Media

Karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian

pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa

sakit apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis.

d. Karies Profunda

Karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga

terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan

sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap ini apabila tidak

dirawat, maka gigi akan mati dan memerlukan rawatan yang lebih

kompleks.

e. Karies Akar

Karies ini biasanya dangkal, lunak, sering kali berubah warna dan ciri

yang khas adalah terjadinya kerusakan sementum dan penetrasi dentin.

Page 15: Bab II-1 Karies Gigi

25

3. Proses terjadinya karies

Skema 2.1

Proses terjadinya karies gigi

4. Faktor-faktor penyebab karies gigi

Menurut Wongs, dkk, (2003), karies gigi adalah penyakit

multifaktor, dimana terjadi interaksi dari tiga faktor utama yaitu host

(saliva), microorganism (bakteri mulut), substrate (sukrosa/makanan

kariogenik) dan faktor tambahan yaitu time (waktu). Kerusakan gigi

adalah suatu penyakit yang cepat menyebar dan mengakibatkan luka serius

pada gigi (Osbom, 2005).

Makanan Kariogenik

Diubah Oleh Bakteri

Pembentukan Asam

Proses Demineralisasi

Email Menjadi Keropos

KARIES GIGI

Page 16: Bab II-1 Karies Gigi

26

Skema 2.2

Skema yang menunjukan karies sebagai penyakit multifaktorial

yang disebabkan faktor host, agen, substrat, dan waktu.

Sumber : Karies gigi Pengukuran resiko dan evaluasi.

Faktor – Faktor penyebab terjadinya karies yaitu :

a. Mikroorganisme

Menurut IIyas (2000), type dari mikroorganisme yang

berkoloni pada plak gigi. Dalam hal ini bakteri yang paling penting

dan kariogenik adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus

acidophilus. Bakteri memetabolisir sukrosa hingga menghasilkan

asam laktat yang akan menurunkan pH disekeliling gigi (Mary,

2000). Bakteri kariogenik menghancurkan organik pada permukaan

gigi yang keras, organisme pada karbohidrat yang menghasilkan

KARIES

WAKTU

HOST AGENT

SUBSTRAT

KARIES

Page 17: Bab II-1 Karies Gigi

27

zat asam dan merusak permukaan gigi disebabkan oleh bakteri yang

berperan di dalam proses pembusukan (Wongs, dkk, 2003).

b. Substrat (Sukrosa)

Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies

gigi harus kontak dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama.

Karbohidrat ini apabila terdapat dalam jumlah cukup besar, sering

dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada gigi,

kemungkinan terjadinya karies cukup tinggi (Adell, 2009).

Makanan dengan kadar glukosa rendah dan frekuensi makanannya

jarang akan mengurangi terjadinya karies (Ilyas, 2000). Bakteri

yang dapat menghasilkan zat asam terdapat pada karbohidrat.

Karbohidrat bisa berupa sukrosa yang melekat pada gigi,

mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket dapat terselip pada

celah gigi sehingga dapat menyebabkan kerusakan gigi (Wongs,

dkk, 2003). Makanan yang kasar dan berserat menyebabkan gigi

mengunyah makanan lebih lama. Mengunyah akan merangsang

pengaliran air liur yang membasuh gigi dan mengencerkan serta

menetralisir zat-zat asam yang ada. Makanan yang berserat dapat

menimbulkan efek seperti sikat, tidak akan melekat pada gigi dan

dapat membersihkan plak pada permukaan gigi, makanan berserat

yang baik di konsumsi seperti apel, jambu, nanas dan bengkuang

(Ariningrum, 2000).

Page 18: Bab II-1 Karies Gigi

28

c. Host (Saliva)

Saliva berperan dalam menjaga kelestarian gigi. Banyak ahli

menyatakan, bahwa saliva merupakan pertahanan pertama terhadap

karies, ini terbukti pda penderita Xerostomia (produksi ludah yang

kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam

waktu singkat (Ismu Suwelo, 1992: 18) dikutip dari (sumarti, 2007)

d. Waktu

Enzim yang menghasilkan bakteri terdapat di dalam air liur

bertukar dengan glikoprotein untuk menghasilkan suatu protein,

pada permukaan gigi unsur ini bersama dengan mikroorganisme

membentuk dental plaque (Wongs, dkk, 2003). Waktu berperan

pada perkembangan karies, dimana setelah seseorang

mengkonsumsi gula atau karbohidrat/substrat makan terjadi

penumpukan sisa makanan, jika tidak dibersihkan terjadi

penumpukan sisa makanan yang nantinya menarik bakteri dan

bakteri akan memetabolisme menjadi asam dan menurunkan pH.

e. Jenis Kelamin

Dua bentuk umum yang muncul pada setiap pribadi yang

terjadi di kebanyakan spesies yang dibedakan menurut wanita atau

pria terutama atas dasar jenis organ dan struktur reproduktifnya

(Kamus Merriam Webster, 2009).

Page 19: Bab II-1 Karies Gigi

29

Jenis kelamin memperlihatkan terdapat perbedaan persentase

karies pada jenis kelamin laki-laki sebesar 22,5% lebih rendah di

bandingkan dengan perempuan sebesar 24,5% (Depkes, 2007).

f. Umur

Perkembangan seseorang yang diukur dalam hitungan tahun

berjalan yang dapat dibandingkan dengan perkembangan individu

secara umum (Webster, 2009).

Karies yang diderita pada umur relatif muda ditemukan pada

kelompok umur 6-12 tahun, dengan angka karies sebanyak 23,9%.

Kelompok umur produktif 15-54 tahun, yang menderita karies gigi

sebesar 51,76% (Depkes RI, 2007).

g. Pendidikan Orang Tua

Pendidikan orangtua adalah menghimpun informasi sebanyak

mungkin yang memungkinkan orangtua untuk menyediakan

pendidikan anak yang bermutu tinggi. (Mosby’s Medical

Dictionary, 2009).

(Anak-anak yang orangtua mereka tahu bahwa pasta gigi di

Hong Kong mengandung floride memiliki angka dt yang lebih

tinggi daripada orangtua yang tidak tahu, yakni jumlah gigi

berlubang 1.7 versus 0.8. Perbedaan ini hanya signifikan secara

statistic (p=0.04). Analisis terhadap hubungan antara pengetahuan

orangtua dengan pencegahan karies dan status karies anak mereka

Page 20: Bab II-1 Karies Gigi

30

tidak terlalu bermakna dan oleh karenanya tidak dilaporkan disini)

(Evans, Lo dan Ng, 1991).

h. Pengetahuan Anak

Pengetahuan adalah info yang essensial yang dibutuhkan

dalam berbagai keperluan yang merupakan akurasi dari kenyataan

dan mempengaruhi tindakan seseorang (Iska, 2008). Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Menurut penelitian Imam Kastuli, melakukan penelitian yang

berjudul “beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya

karies gigi pada anak kelas 4 SDN Bojong IV Kecamatan Karang

Tengah Kabupaten Cianjur tahun 2005”. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa prevalensi anak dengan pengetahuan kurang

baik terkena karies gigi sebanyak 85,7% dan pengetahuan baik

terkena karies gigi sebanyak 30,0%. Berdasarkan pengujian

menggunakan statistik Chi square membuktikan perbedaan proporsi

tersebut bermakna atau ada hubungan antara pengetahuan baik dan

kurang baik dengan karies gigi.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Page 21: Bab II-1 Karies Gigi

31

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki enam

tingkatan diantaranya sebagai berikut:

1) Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang

yang telah diterima.

2) Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar serta

dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang telah

dipahami.

3) Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

Page 22: Bab II-1 Karies Gigi

32

5) Sintesis

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

i. Perilaku mengosok gigi

Survey kesehatan Rumah Tangga 2001 menujukkan hanya 9,3%

penduduk yang menyikat gigi dengan sangat sesuai anjuran

program (menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur

malam), 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program

(menyikat gigi setelah makan pagi atau sebelum tidur malam saja),

61,5% penduduk menyikat gigi kurang sesuai anjuran program

(menyikat gigi setelah bangun tidur), bahkan 16,6% yang tidak

menyikat gigi. Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan

program sikat gigi masal sesuai anjuran, program disekolah dengan

mempertimbangkan saran dan media informasi kesehatan gigi dan

mulut terutama pada anak usia dini, karena perilaku merupakan

kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini.

Page 23: Bab II-1 Karies Gigi

33

5. Faktor risiko dan akibatnya dari perkembangan terhadap lesi karies

Faktor

Risiko

Risiko Tinggi Risiko Rendah

Plak Plak banyak, berarti banyak

bakteri yang dapat

memproduksi asam (pH

rendah, demineralisasi).

Plak sedikit, jumlah bakteri

yang memproduksi asam juga

berkurang, oral higiene juga

baik.

Bakteri Bakteri kariogenik banyak,

sehingga menyebabkan ph

rendah, plak mudah rendah.

Bakteri kariogenik sedikit

Pola Makan Konsumsi karbohidrat rendah

terutama sukrosa, makanan

yang mudah melekat pH

rendah dalam waktu lama.

Konsumsi karbohidrat rendah,

dan diet makanan yang tidak

mudah melekat.

Tabel 2.1

Faktor risiko dan akibatnya terhadap perkembangan terhadap lesi

karies

Sumber : Karies gigi Pengukuran resiko dan evaluasi.

C. MAKANAN KARIOGENIK

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung

karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut. Dari penelitian Altano

Page 24: Bab II-1 Karies Gigi

34

(1980) dan Menaker (1980) dikutip dari (syafiqah, 2006) menyatakan adanya

hubungan antara masukan karbohidrat dengan karies. Hubungan antara

konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies gigi ada kaitannya dengan

pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan

yang melekat di sela-sela gigi dan pada plak ini akhirnya akan ditumbuhi

bakteri yang dapat mengubah glukosa menjadi asam sehingga pH rongga

mulut menurun sampai dengan 4,5. Pada keadaan demikian maka struktur

email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi karbohidrat yang terlalu

sering menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi

sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih asam dan semakin banyak

email yang terlarut.

Kariogenitas suatu makanan tergantung dari :

1. Bentuk fisik

Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat

lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan

timbulnya karies dibanding bentuk fisik lain, karbohidrat seperti ini

misalnya kue-kue, roti, es krim, susu, permen dan lain-lain (Bibby,

1975 dan 1983 ; Newburn, 1978; Konig dan Hoogendoorn, 1982).

Bibby dan Huang (1980) dikutip dari (syafiqah, 2006)

membuktikan dalam percobaan in vitro bahwa susu kental lebih

menyebabkan demineralisasi dibandingkan dengan susu kering.

Susu coklat lebih merusak dibandingkan susu saja.

Page 25: Bab II-1 Karies Gigi

35

Sebaliknya makanan yang kasar dan berserat menyebabkan

makanan lebih lama dikunyah. Gerakan mengunyah sangat

menguntungkan bagi kesehatan gigi dan gusi. Mengunyah akan

merangsang pengaliran air liur yang membasuh gigi dan

mengencerkan serta menetralisasi zat-zat asam yang ada. Makanan

berserat menimbulkan efek seperti sikat dan tidak melekat pada

gigi. Titik-titik positif pada buah segar adalah kadar vitamin, kadar

mineral, kaya akan serabut kasar dan air serta sifat-sifat yang

merangsang fungsi pengunyahan dan sekresi ludah. Buah yang

mempunyai sifat sebagi pembersih alami seperti apel, benkoang,

pir, jeruk.

2. Jenis

Pada umumnya para ahli sependapat bahwa karbohidrat

yang berhubungan dengan proses karies adalah polisakarida,

disakarida, monosakarida dan sukrosa terutama mempunyai

kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan

mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa

dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam.

Makanan manis dan penambahan gula dalam minuman seperti air

teh atau kopi bukan merupakan satu-satunya sukrosa dalam diet

seseorang.

Page 26: Bab II-1 Karies Gigi

36

3. Frekuensi konsumsi

Frekuensi makan dan minuman tidak hanya menentukan

timbulnya erosi tetapi juga kerusakan karies. Dari penelitian Rugg-

Gunn et al (1980) dikutip dari (syafiqah, 2006) menyatakan

banyaknya intake gula harian lebih besar korelasinya dibanding

dengan frekuensi makan gula. Hubungan gula dalam snack dengan

karies lebih besar dari total diet karena snack lebih sering dimakan

dalam frekuensi tinggi. Dalam studi Vipeholm dijelaskan bahwa

karies didasarkan oleh frekuensi yang tinggi makan makanan kecil.

Dari beberapa penelitian lain ditemukan hal-hal sebagai berikut

(Silverstone , 1981) dikutip dari (syafiqah, 2006) :

1. Komposisi gula yang meningkat akan meningkatkan aktivitas

karies.

2. Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah

jika dikonsumsi dalam bentuk yang lengket

3. Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan

makanan yang manis dan lengket ditingkatkan

4. Aktivitas karies akan menurun jika ada variasi makanan

5. Karies akan menurun jika menghilangkan kebiasaan makan-

makanan manis yang lengket dari bahan makanan.

Page 27: Bab II-1 Karies Gigi

37

D. SALIVA

Saliva disekresi oleh 3 pasang kelenjar saliva besar yaitu glandula

parotieda, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa

kelenjar saliva kecil. Sekresi kelenjar anak-anak masih bersifat belum konstan,

karena kelenjarnya masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Saliva

berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga, pembersih, pelarut dan anti

bakteri. Saliva memegang peranan lain yaitu dalam proses terbentuknya plak

gigi, saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan

mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi. Sekresi air

ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies yang

tinggi (Ismu Suwelo, 1992: 19) dikutip dari (Sumarti, 2007)

PH saliva normal, sedikit asam yaitu 6,5. Secara mekanis saliva

berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.

Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva,

mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi

berbahaya

Berikut peranan aliran saliva dalam memelihara kesehatan gigi :

a. Aliran saliva yang baik akan cenderung membersihkan mulut

termasuk melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan

makanan. Dengan kata lain, sebagai pelarut dan pelumas.

b. Aliran saliva memiliki efek buffer (menjaga supaya suasana dalam

mulut tetap netral), yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman

plak yang disebabkan oleh gula.

Page 28: Bab II-1 Karies Gigi

38

c. Saliva mengandung antibodi dan anti bakteri, sehingga dapat

mengendalikan beberapa bakteri di dalam plak. Namun jumlah saliva

yang berkurang akan berperan sebagai pemicu timbulnya kerusakan

gigi.

E. TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH

1. Pengertian Tumbuh Kembang

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya

berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dibedakan, yaitu pertumbuhan

dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bisa diukur. Sedangkan perkembangan adalah

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan.

Whaley dan wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan

sebagai peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitik

beratkan pada perubahan yang terjadi secar bertahap dari tingkat yang

paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan kompleks melalui proses

maturasi dan pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

menurut Whaley dan wong dalam Supartini (2004), secara umum terdapat

dua faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu:

a. Faktor genetik: faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai

hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui maturasi genetik

Page 29: Bab II-1 Karies Gigi

39

yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai denagn intensitas dan

kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan terhadap

rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Termasuk faktor genetik antara lain adalah faktor bawaan yang normal

dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa.

b. Faktor lingkungan: lingkungan merupakan faktor yang menentukan

tercapainya atau tidakanya potensi bawaan.

2. Ciri- ciri tumbuh kembang anak usia sekolah usia 6 tahun sampai 12

tahun:

a. Karkteristik Fisik

1) Usia 6 tahun

Penambahan berat badan dan pertumbuhan berlanjut dengan

lambat. Berat badan : 16 sampai 23,6 kg; tinggi 106,6 sampai

123,5 cm. pemunculan gigi incisor mandibular tengah. Kehilangan

gigi pertama, peningkatan bertahap dalam ketangkasan usia

aktivitas; aktivitas kontan sering kembali menggigit jari lebih

menyadari tangan sebagai alat suka menggambar, menulis dan

mewarnai penglihatan mencapai maturitas.

2) Usia 7 tahun

Mulai bertumbuh sedikitnya5 cm setahun, berat badan : 17,7

ssampai 30 kg; tinggi badan 111,8 sampai 129,7 cm. Gigi insisi

Page 30: Bab II-1 Karies Gigi

40

masilar dan insisi mandibular lateral muncul, lebih waspada pada

pendekatan penampilan baru, mengulangi kinerja untuk

memahirkan, rahang mulai lebar untuk mengakomodasi gigi

permanen.

3) Usia 8-9 tahun

Melanjutkan pertumbuhan 5 cm dalam 1 tahun. Berat badan :

19,6 kg ; tinggi badan 117-141,8 cm. Gigi insisi lateral (maksilar)

dan kaninus mandibular muncul, aliran gerak : sering, lemah

lembut dan tenang. Selalu terburu-buru ; melompat, lari, meloncat,

peningkatan kehalusan dan kecepatan dalam control motorik halus

; menggunakan tulisan sambung, berpakain lengkap sendiri, suka

melakukan sesuatu secara berlebihan; sukar diam setelah istirahat,

lebih lentur; tulang tumbuh lebih cepat dari pada ligament.

4) Usia 10-12 tahun

Anak laki-laki : tumbuh lambat dalam tinggi dan penambahan

berat badan ; dapat menjadi kegemukan dalam periode ini. Berat

badan : 24,3 sampai 58 kg; tinggi badan 127,5 sampai 162,3 cm.

Postur lebih serupa dengan orang dewasa ; akan mengalami

lordosis. Anak perempuan : perubahan daerah pubis, mulai tampak;

garis tubuh menghalus dan menonjol. Sisa gigi akan muncul dan

kecenderungan kearah perkembangan penuh (kecuali gigi

geraham).

Page 31: Bab II-1 Karies Gigi

41

b. Mental

1) Usia 6 tahun :

Mengembangkan konsep angka, menghitung 13 uang logam,

mengetahui pagi atau siang, mendefinisikan objek umum seperti

garpu dan kursi dalam istilah penggunaannya, mematuhi tiga

macam perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri,

mengatakan bagaimana yang cantik dan mana yang jelek dari segi

gambar wajah, menggambarkan objek dalam gambar daripada

menyebutkan satu persatu, masuk kelas satu.

2) Usia 7 tahun :

Memperhatikan bahwa bagian tertentu hilang dari gambar

dapat meniru gambar permata. Mengulangi tiga angka dari

belakang, mengulang konsep waktu; membaca jam biasa atau jam

tangan dengan benar sampai seperempat jam terdekat;

menggunakan jam untuk tujuan praktis. Masuk kelas dua lebih

mekanis dalam membaca serign tidak berhenti pada akhir kalimat,

meloncati kata seperti ia, sebuah.

3) Usia 8-9 tahun :

Memberi kemiripan dan perbedaan antara dua hal dari

memori. Menghitung mundur dari 20 sampai 1, memahami konsep

kebalikan. Mengulang hari dalam seminggu dan bulan berurutan,

mengetahui tanggal. Menggambarkan objek umum dengan

mendetail, tidak semata-mata penggunaannya. Membuat perubahan

Page 32: Bab II-1 Karies Gigi

42

lebih dari seperempatnya. Masuk kelas 3 dan 4. Lebih banyak

membaca; berencana untuk mudah terbangun hanya untuk

membaca. Membaca buku klasik, tetapi juga menyukai komik.

Lebih menyadari waktu; dapat dipercaya untuk pergi ke sekolah

tepat waktu. Dapat menangkap konsep ruang, penyebab dan efek,

menggabungkan (puzzle). Konservasi (massa dan volume

permanen). Mengklasifikasikan objek lebih dari satu kualitas;

mempunyai koleksi, menghasilkan gambar atau lukisan sederhana.

4) Usia 10-12 tahun :

Menulis cerita singkat, masuk kelas 5-6. Menuliskan surat

pendek biasa kepada teman atau saudara dengan inisiatif sendiri.

Menggunakan telepon untuk tujuan praktis. Berespon terhadap

majalah, radio, atau iklan lain. Membaca untuk mendapatkan

informasi praktis atau kenikmatan sendiri, buku cerita atau buku

perpustakaan tentang petualangan atau romantika atau cerita

binatang.

c. Adaptif

1) Usia 6 tahun :

Anak usia 6 tahun biasanya menggunakan pisau untuk

mengoleskan mentega atau selai diatas roti, pada saat bermain,

memotong, melipat, memotong mainan kertas, menjahit dengan

kasar bila diberi jarum. Mandi tanpa pengawasan, melakukan

sendiri aktivitas tidur, membaca dari ingatan ; menikmati

Page 33: Bab II-1 Karies Gigi

43

permainan mengeja, menyukai permainan di meja; permainan kartu

sederhana, banyak tertawa terkikik-kikik, kadang mencuri uang

atau barang yang menarik, mengalami kesulitan mengakui

kelakuannya yang buruk, mencoba kemanpuan diri.

2) Usia 7 tahun :

Menggunakan pisau meja untuk memotong daging;

memerlukan bantuan dengan belajar atau bagian sulit. Menyikat

dan menyisir rambut dengan pantas tanpa bantuan. Mungkin

mencuri, menyukai menbantu dan membuat pilihan, penolakan

berkurang dan keras kepala.

3) Usia 8-9 tahun

Menggunakan alat-alat umum sepeti palu, jarum atau skrup.

Menggunakan alat rumah tangga dan alat menjahit. Membantu

tugas rumah tangga rutin seperti mengelap, menyapu. Menjalankan

tanggung jawab untuk berbagi tugas-tugas rumah tangga. Mencari

semua kebutuhan sendiri saat di meja. Membeli artikel yang

bermanfaat malatih beberapa pilihan dalam membuat pembelian.

Melakukan pesan yang bermanfaat, menyukai majalah bergambar.

Menyukai sekolah ingin menjawab semua pertanyaan, takut tidak

naik kelas dipermalukan karena bodoh. Lebih kritis tentang diri

sendiri, mengambil pelajaran music dan olahraga.

Page 34: Bab II-1 Karies Gigi

44

4) Usia 10-12 tahun :

Membuat artikel bermanfaat atau melakukan pekerjaan

perbaikan yang mudah. Memasak atau menjahit dalam cara

sederhana, memelihara binatang peliharaan. Mencuci dan

mengeringkan rambutnya sendiri, bertanggung jawab untuk

pekerjaan membersihkan rambut tetapi memerlukan pengingatan

untuk melakukannya. Terkadang tinggal sendiri di rumah selama

sejam atau lebih, berhasil dalam memelihara kebutuhan sendiri

atau kebutuhan anak lain yang ada dalam perhatiannya.

d. Personal-sosial

1) Usia 6 tahun :

Anak usia 6 tahun biasanya dapat berbagi dan bekerjasama

dengan lebih baik. Mempunyai kebutuhan yang lebih besar untuk

anak-anak usianya. Akan curang untuk menang, sering masuk

dalam permainan kasar, sering cemburu terhadap adik. Melakukan

apa yang orang dewasa lakukan. Kadang mengalami

tempertantum, bermulut besar, lebih mandiri, kemungkinan

pengaruh sekolah.. mempunyai cara sendiri untuk melakukan

sesuatu dan meningkatkan sosialisasi.

2) Usia 7 tahun :

Menjadi anggota sejati dari kelompok keluarga. Mengambil

begian dalam kelompok bermain. Anak laki-laki dan perempuan

Page 35: Bab II-1 Karies Gigi

45

bermain dengan anak perempuan. Banyak menghabiskan waktu

sendiri tidak memerlukan banyak teman.

3) Usia 8-9 tahun :

Anak usia 8-9 tahun biasanya lebih senang berada di rumah.

Menyukai system penghargaan, mendramatisir. Lebih cepat

bersosialisasi, lebih sopan, tertarik pada hubungan laki-laki dan

perempuan terapi tidak terikat. Pergi ke rumah dan masyarakat

dengan bebas, sendiri, atau denga teman. Menyukai kompetisi dan

permainan. Menunjukan kesukaan dalam pertemanan dan

berkelompok. Bermain paling banyak dalam kelompok dengan

jenis kelamin yang sama tetapi mulai bercampur. Mengembangkan

kerendahan hati, membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Menikmati kelompok olahraga.

4) Usia 10-12 tahun :

Menyukai teman-teman, memilih teman dengan lebih selektif

dapat mempunyai sahabat. Menyukai permainan mengembangkan

minat awal terhadap lawan jenis, lebih diplomatic, menyukai ibu

dan ingin menyenangkannya dengan berbagai cara menunjukkan

kasih sayang, juga menyukai ayah (dicintai dan diidolakan)

menghormati orang tua, mencintai teman bicara tentang mereka

secara terus menerus.

Page 36: Bab II-1 Karies Gigi

46

e. Mendidik Anak Usia Sekolah

Adapun kiat-kiat yang dapat diterapkan dalam mendidik anak usia

Sekolah Dasar ialah :

1) Orang tua harus semakin tanggap dan jeli dalam perkembangan

anak

2) Anak harus semakin sering dibiasakan memelihara, menyimpan,

menggunakan sarana belajarnya dengan tertib. Mematuhi kapan

dia harus belajar, bermain, tidur siang dan tidur malam, serta

bangun pagi.

3) Orang tua mualai membiasakan anak untuk melakukan aktivitas

seperti menyapu halaman, menyiram bungan, member makan

peliharaan, merapikan tumpukan Koran.

4) Mulai menyuruh ank untuk melaksanakan perintah agama dan

menjauhi larangannya, dan menjelaskan pentingnya dan manfaat

beragama.

5) Ajari anak agar selalu jujur dalam berkata dan berprilaku baik.

Anak harus diberi penjelasan, jika anak memasuki kamar orang

tua harus member isyarat terlebih dahulu.

6) Orang tua membiasakan diri untuk bertanya kepada anak tentang

hal-hal yang bisa meningkatkan pengetahuan anak.

7) Membiasakan anak untuk menonton yang berhubungan dengan

berita-berita yang ada kaitannya dengan pendidikan anak dan jika

Page 37: Bab II-1 Karies Gigi

47

ingin menonton film, maka hendaknya memilih film yang sesuai

keberadaan anak dan yang memiliki nilai pendidikan tinggi.

8) Memilihkan anak dengan teman-taman yang baik

9) Membiasakan anak di majelis-majelis orang dewasa.

10) Membiasakan anak mengerjakan anak tugas keluarga

11) Membiasakan anak mengatasi ketegangan. Misalnya, buku cerita

tentang keberhasilan anak pelaut, anak transmigrasi, anak korban

bencana alam, anak cacat.

12) Beri kesempatan pada anak untuk mendemontrasikan kemandirian

: ikutilah mereka untuk memilih buku-buku dan berbagai

pengalaman. Berilah buku-buku yang bertema kemandirian

13) Berilah penguatan untuk bertanggung jawab, berorganisasi, dan

mengambil keputusan.

14) Sediakanlah buku yang melukiskan perkembangan internalisasi

control diri. Berikan bacaan mengenai atlet berlatih keras atau

biography orang sukses (Sutikno, 2007).

F. Penelitian Terkait

Jayanti (2004), dengan judul "Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Menggosok Gigi di SDN Pondok

Labu 04 Pagi Jakarta”, adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui apakah

ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan

perilaku menggosok gigi SDN Pondok Labu 04 Pagi Jakarta, dengan

Page 38: Bab II-1 Karies Gigi

48

menggunakan koesioner adapun hasil penelitian: ada hubungan antara tinggi

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku menggosok

gigi namun tidak ada hubungan antara tikat pengetahuan tentang kesehatan

gigi dan mulut dengan perilaku menggosok gigi dan jumlah sampel sebanyak

141 orang (44 orang kelas IV A, 47 orang keles IV B dan 50 orang kelas V),

disini populasi sekaligus sampel.

Jumiatun (2010) dengan judul “Hubungan Perawatan Kebersihan Gigi

dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Anak Prasekolah (3-6 Tahun) di TK

Pertiwi VI Pondok Labu Jakarta 2010” adapun tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah ada hubungan perawatan kebersihan gigi dan mulut

dengan kejadian karies gigi anak prasekolah (3-6 tahun) di TK Pertiwi VI

Pondok Labu Jakarta, dengan menggunakan koesioner adapun hasil penelitian

yang didapatkan ada hubungan perawatan kebersihan gigi dan mulut dengan

kejadian karies gigi dengan sampel sebangnyak 81 orang, disini populasi

sekaligus sampel.

Sumarti (2007), dengan judul “hubungan antara konsumsi makanan

kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya penyakitkaries

gigi sulung pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun di desa sekaran kecamatan

gunungpati semarang tahun 2007”. Dengan jumlah sampel sebanyak 50

responden. Instrument penelitian menggunakan rekam medik dari puskesmas

sekaran dan menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh angka

kejadian karies gigi sebanyak 94 %, frekuensi mengkonsumsi makanan

kariogenik beresiko sebanyak 44 %. Dari analisa bivariat didapatkan sampel

Page 39: Bab II-1 Karies Gigi

49

yang mempunyai tingkat konsumsi makanan kariogenik yang berisiko dengan

status penyakit karies gigi sebanyak 43 (97,7 %) dan dengan yang tidak

berpenyakit karies gigi sebanyak 1 (2,3 %). Sampel yang mempunyai

konsumsi makanan kariogenik tidak berisiko dengan status penyakit karies

gigi sebanyak 4 (66,7 %) dan dengan yang tidak berpenyakit karies gigi

sebanyak 2 (33,3 %).

Doni Ekaputra (2008) dengan judul “hubungan antara karakteristik

demografi (umur, jenis kelamin), kebersihan gigi dan mulut, dan pola makan

dengan kejadian karies gigi pada anak umur 6 - 12 tahun : studi kasus di SD

Nurul Huda, Surabaya”. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui

apakah ada hubungan umur, jenis kelamin, kebersihan gigi dan mulut dan pola

makan dengan kejadian karies gigi pada anak umur 6 – 12 tahun. Penelitian ini

menggunakan metode wawancara dengan responden 48 anak. Didapatkan

tidak hubungan antara umur, jenis kelamin, dan pola makan dengan kejadian

karies gigi.

G. KERANGKA TEORI

Berdasarkan uraian teori tentang terjadinya karies gigi dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan karies gigi menyebutkan bahwa karies gigi

disebabkan oleh multifaktor dimana terjadi interaksi dari tiga faktor utama

yaitu 1) saliva, 2) Mikroorganisme, 3) Subtrate, sebagai faktor tambahan yaitu

Time (Wongs, dkk, 2003). Selain faktor-faktor yang ada didalam mulut yang

langsung berhubungan dengan karies, terdapat faktor-faktor yang tidak

Page 40: Bab II-1 Karies Gigi

50

langsung disebut faktor risiko luar yang merupakan faktor predisposisi

terjadinya karies. Faktor luar tersebut antara lain adalah jenis kelamin,

pengetahuan anak, pengetahuan orang tua, usia dan perilaku menggosok gigi

(Newburn, dkk, 1999) dikutip dari Sugito (2001).

Gambar 2.4 Proses Terbentuknya Karies Menurut Green

Kerangka Teori

KARIES GIGI

Faktor utama penyebab karies :

1. Host

2. Mikroorganisme

3. Subtrate

Faktor tambahan :1. Waktu

Faktor predisposisi:

1. Jenis kelamin

2. Pengetahuan anak

3. Pengetahuan orang tua

4. Usia

5. Perilaku meggosok gigi