1
IDENTIFIKASI KADAR KREATININ PADA PETANI
DIDESA ALEBO KECAMATAN KONDA
KABUPATEN KONAWE SELATAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Dan DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan
Pendidikan Diploma III JurusanAnalisKesehatan
PoliteknikKesehatan Kemenkes Kendari
O L E H :
YULIANTI
P00341015048
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2018
2
3
4
5
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Yulianti
NIM : POO341015048
Tempat, Tanggal Lahir : Bantaeng, 01 Desember 1997
Suku / Bangsa : Bugis Makassar/ Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 42 Bateballa, pindah
2. SD Negeri 2 Unaaha , tamat pada tahun 2009
3. SMP Negri 2 Unaaha, tamat pada tahun2012
4. SMA Negeri 1 Tompobulu tamat pada tahun 2015
Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
v
6
MOTTO
Kegagalan Tidak Diukur Dari Apa Yang Telah Diraih
Namun Kegagalan Yang Anda Telah Hadapi
Dan Keberanian Yang Membuat Anda Tetap Berjuang
Melawan Rintangan Yang Bertubi-Tubi
Jangan Brsedih Jika Anda Gagal
Terus Semangat Dan Bersabar
Allah Selalu Menyertai Orang-orang yang Penuh Kesabaran
dalam Proses Menuju Keberhasilan.
Karya Tulis Ini Kupersembahkan Untuk Almamaterku
Ayah Dan Ibunda Tercinta
.
vi
7
ABSTRAK
Yulianti (POO341015048) Identifikasi Kadar Kreatinin pada Petanidi Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Yangdibimbing oleh Tuty Yuniarty, dan Muhaimin Saranani,(xiii + 19 halaman+ 3 tabel + 11lampiran). Kreatinin adalah produk akhir dari metabolismekreatin yang dikeluarkan melalui ginjal. Konsentarsi kreatinin yang terkandungdidalam urin merupakan petunjuk penting terhadap kerusakan ginjal, diabeticnephropathy dan laju filtrasi glomerular. Kreatinin dibentuk oleh tubuh daripemecahan senyawa kreatinin dari pemecahan sentawa kreatin dan fosfokreatindimana jumlah kreatinin sekitar 2% dari total keratin. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahuikadar kreatinin pada petani di desa alebo kecamatan kondakabupaten konawe selatan. Metode penelitian ini adalah Deskriptif yangdilakukan pada tanggal 02 s/d 3 mei 2018. Jumlah populasi sebanyak 215orang dengan sampel penelitian yang berjumlah 32 orang yang diambil secaraAccidental Samplingdengan kriteria umur 40-55 tahun. Data diperoleh dari dataprimer dan sekunder. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensidan dinarasikan. Hasil penelitian menunjukkan dari 32 sampel sebagian besarpetani dalam pemeriksaan memiliki hasil yang normal sebanyak 28 petanidengan persentase 87,5%, dan tidak normal 4 orang petani dengan persentase12,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatankadar kreatinin dalam darah pada petani di desa alebo kecamatan kondakabupaten konawe selatan dan disarankan kepada peneliti selanjutnya untukmelanjutkan penelitian terkait dengan Hubungan Identifikasi Kadar KreatininPada Petani.
Kata Kunci ::Kreatinin, Petani,UmurDaftar pustaka : 12 Buah (1997-2017)
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dengan judul “Identifikasi Kadar Kreatinin pada
Petani di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan”.
Penelitian ini di susun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada Ayahanda Zainuddin Dan Ibunda Suhaedah tercinta atas semua
bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus
serta doa nya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu
sampai selesainya Karya Tulis Imiah ini
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa
terimakasih kepada Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes selaku pembimbing I dan
Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala
pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan
terima kasih penulis juga tujukan kepada:
1. Askrening, SKM.,M.KesselakuDirekturPoltekkesKemenkesKendari
2. Dr. Hj. Asridah Mukaddim,M.Kes selaku DirekturRumahSakitUmum Daerah
Kota Kendari
3. Dr.ir.Sukanto Toding, MSP, MA selaku Kepala Kantor Badan Penelitian dan
Pengembangan Sulawesi Tenggara
4. Drs. Salahuddin, M.Si selaku Kepala Badan Kesbang dan Politik Kota
Kendari Sulawesi Tenggara
5. Tuti Dwiyana, Amd.Anakes, SKM selaku Kepala Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari
viii
9
6. Anita Rosanty, SST.,M.Kesselaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan sekaligus
penguji I
7. Ahmad Zil Fauzi, S.Si.,M.Kes selaku Penguji II.
8. Bahtiar, BA selaku sekertaris camat Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan
9. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan seluruh karyawan atas segala fasilitas dan seluruh
pelayanan akademik yang di beri kan selama penulis menuntut ilmu
10. Ikmal AMAK selaku staf laboratorium rumah sakit umum kota kendari yang
telah membantu menyukseskan penelitian ini.
11. Penulis ucapkan terimakasih kepada Riswan Haris, Nova Primasari, Riska
Agustiyanti, Amsar Jambia, Aida,Efran, Rani, Hacil, Lulun, Alfrida, Okta,
Nila, mj,Ayu,Aca, Ifan, Rikar, Hijriyani, Nini, Gita, Arnando, Asfian,
sertateman-teman Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khusunya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib di lewati dari masa study yang telah
penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.
Kendari, 24 juli2018
Peneliti
ix
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................v
MOTTO...........................................................................................................vi
ABSTRAK......................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................x
DAFTAR TABEL..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Darah ..............................................................4
B. Tinjauan Umum Tentang Kreatinin.........................................................6
C. Tinjauan umum tentang petani ................................................................9
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ...................................................................................10
B. Kerangka Pikir.......................................................................................11
C. Variabel Penelitian ................................................................................11
D. Defenisi Operasional Prosedur dan Kriteria Objektif............................12
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................................13
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................13
x
11
C. Populasi dan Sampel .............................................................................13
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................14
E. Instrumen Penelitian ..............................................................................14
F. Instrumen Penelitian .............................................................................15
G. Jenis Data ..............................................................................................18
H. Pengolahan Data ...................................................................................18
I. Analisis Data ........................................................................................18
J. Penyajian Data ......................................................................................19
K. Etika Penelitian......................................................................................19
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian...............................................20
B. Hasil Penelitian................................................................................24
C. Pembahasan..........................................................................................26
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................32
B. saran......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
xi
12
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Pestisida
Pada Petani di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Petani yang
mengkonsumsi jamu di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan
Tabel 5.3 DistribusiFrekuensiBerdasarkan Umur Pada Petani Di Desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Kreatinin Pada
Petani yang menggunakan pestisida di Desa Alebo Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatan.
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : lembar hasil penelitian
Lampiran 2 : tabulasi Data
Lampiran 3 : Lembar ceklis data desa alebo
Lampiran 4 : Lembar Izin Pengambilan Data Awal Penelitian
Lampiran 5 : Lembar Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 7 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Kendari
Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari
Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin yang dikeluarkan
melalui ginjal. Konsentarsi Kreatinin yang terkandung didalam urin merupakan
petunjuk penting terhadap kerusakan ginjal, diabetic nephropathy dan laju
filtrasi glomerular. Kreatinin dibentuk oleh tubuh dari pemecahan senyawa
Kreatinin dari pemecahan sentawa kreatin dan fosfokreatin dimana jumlah
Kreatinin sekitar 2% dari total keratin (Sabaruddin, 2012).
Peningkatan dua kali lipat kadar Kreatinin serum mengindikasikan
adanya penurunan fungsi ginjal sebesar 50%, demikian juga peningkatan kadar
Kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan penurunan fungsi ginjal sebesar 75%
(Soeparman, 2001).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar Kreatinin dalam darah
diantaranya adalah Perubahan massa otot, Diet kaya daging atau suplemen
kaya Kreatinin, aktivitas fisik yang berlebihan, faktor usia, mengkonsumsi
Obat-obatan seperti Sefalosporin, Aldacton, Co-trimexazole dapat menganggu
sekresi Kreatinin, radikal bebas, dan toksisitas.(Apriani, 2016).
Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara didunia
termasuk di Indonesia. Banyak wilayah kabupaten di indonesia yang masih
mengandalkan pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan
utama daerah (Prijanto, 2009).
Berdasarkan survey dan hasil wawancara yang menggunakan lembar
ceklis dimana pertanyaannya yang mengarah kepada petani. Apakah petani
tersebut sering mengkonsumsi minuman jamu, obat-obatan serta toksisitas atau
paparan pestisida. Petani yang mengkonsumsi jamu sebanyak 12 orang, petani
yang sering menggunakan pestisida atau terpapar pestisida sebanyak 20 orang
dan petani yang mengkonsumsi obat-obatan 0 orang atau tidak ada (Desa
Alebo, 2018).
Berdasarkan survei awal masyarakat didesa Alebo kecamatan konda
kabupaten konawe selatan banyak yang bekerja sebagai petani diantaranya ada
1
2
yang bekerja sebagai petani sayur dan petani buah. Biasanya petani didesa
Alebo pergi bekerja pada pagi hari sampai siang hari dan dilanjutkan lagi pada
sore hari. Masyarakat desa Alebo menggunakan cangkul dan traktor untuk
membuat bedengan atau lahan yang akan digunakan bertani. Traktor
merupakan mesin yang digunakan untuk membajak dan mengelolah tanah
dengan baik. Membajak dengan menggunakan traktor memerlukan tenaga yang
kuat (priyati, 2016).
Menurut Sukandar (1997) bahwa perubahan massa otot, aktifitas fisik
yang berlebihan dan jenis kelamin serta pengaruh usia dapat menjadikan kadar
Kreatinin lebih tinggi dan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kadar
Kreatinin dalam darah.
Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan Didesa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan terdapat petani 215 orang yang
berusia 40-55 tahun.(Data desa Alebo, 2017).
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Aryana dan
Rahmanisa (2016) mengenai Paparan Herbisida Paraquat Terhadap Kadar
Ureum Dan Kreatinin Pada Pria 54 Tahun yang bekerja sebagai petani
didapatkan kadar Kreatinin yang tinggi sebesar 3,5 mg/dl dan ureum 55 mg/dl.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Identifikasi Kadar Kreatinin Pada Petani didesa
Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kadar Kreatinin dalam darah pada petani di Desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peningkatan kadar Kreatinin dalam darah pada
Petani di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.
2. Tujuan Khusus
Melakukan pemeriksaan kadar Kreatinin dalam darah pada Petani di
Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. sebagai sumbangan informasi dan ilmiah dalam memperkaya ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan serta dapat menjadi bahan bacaan atau
perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
b. hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat tentang peningkatan kadar Kreatinin pada petani.
2. Manfaat Praktis
Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama perkuliahan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Darah
1. Pengertian Darah
Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk
cair berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan
lain, mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain
sehingga dapat menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Penyebaran
tersebut harus terkontrol dan harus tetap berada pada satu ruangan agar
darah benar-benar dapat menjangkau seluruh jaringan di dalam tubuh
melalui suatu sistem yang disebut sistem kardiovaskuler, yang meliputi
jantung dan pembuluh darah. Dengan sistem tersebut darah dapat
diakomodasikan secara teratur dan diedarkan menuju organ dan jaringan
yang tersebar diseluruh tubuh (Nugraha, 2015).
2. Komponen Darah
Darah dibentuk dari dua komponen yaitu komponen selular dan
komponen non-selular. Komponen selular sering disebut juga korpuskuli,
yang membentuk sekitar 45% yang terdiri dari tiga macam atau jenis sel
yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen non-selular berupa
cairan yang disebut plasma dan membentuk sekitar 55% bagian dari darah
(Nugraha, 2015).
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang berbentuk
cakram bikonkaf, tidak berinti, tidak bergerak, berwarna merah karena
mengandung hemoglobin, eritrosit berdiameter 7,5 µm dan tebal 2,0
µm. Jumlah di dalam tubuh paling banyak, kira-kira mencapai 4,5-5
juta/mm3 dan memiliki bentuk yang bersifat elastis agar bisa berubah
bentuk ketika melalui berbagai macam pembuluh darah yang dilaluinya
(Nugraha, 2015).
4
5
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih atau leukosit memiliki ciri khas sel yang
berbeda-beda, secara umum leukosit memiliki ukuran lebih besar dari
eritrosit, tidak berwarna dan dapat melakukan pergerakan dengan
adanya kaki semu (pseudopodia) dengan masa hidup 13-20 hari.
Jumlah leukosit paling sedikit di dalam tubuh sekitar 4.000-
11.000/mm3 (Nugraha, 2015).
Di dalam sitoplasma leukosit terdapat butir-butir yang disebut
granula yang berasal dari lisosom, sel yang bergranula disebut
granulosit yang mencakup neutrofil, eosinofil dan basofil. Neutrofil
terbagi menjadi dua yaitu neutrofil batang yang berbentuk seperti
tapal kuda dengan inti padat dan neutrofil segmen yang terdiri dari
dua sampai lima lobus dengan sitoplasma pucat. Eosinofil berwarna
merah dan terdiri dari tiga lobus. Basofil berwarna gelap dan memiliki
ukuran sekitar 14 µm. Sedangkan leukosit yang tidak bergranula
disebut agranulosit yang mencakup monosit dan limfosit. Monosit
merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar, inti padat
dan melekuk seperti ginjal atau bulat seperti telur. Limfosit terbagi
menjadi dua jenis yaitu limfosit B dan limfosit T, kedua limfosit ini
berbentuk bulat dan hampir menutupi permukaan sel sehingga
sitoplasmanya sedikit (Nugraha, 2015).
c. Trombosit
Trombosit disebut juga keping darah atau platelet yaitu fragmen
atau potongan-potongan kecil dari sitoplasma megakariosit, jumlah di
dalam tubuh orang dewasa antara 150.000-400.000 keping/mm3.
Trombosit merupakan komponen penting dalam respon hemostasis
yang saling berkaitan erat dengan komponen-komponen hemostasis
lainnya (Nugraha, 2015).
Trombosit berukuran sangat kecil sekitar 2-4 µm dengan bentuk
bulat atau lonjong. Dapat bergerak aktif karena mengandung protein
rangka sel yang dapat menunjang perpindahan trombosit secara cepat
6
dari keadaan tenang menjadi aktif jika terjadi kerusakan pembuluh
darah (Nugraha, 2015).
Karakteristik umum darah meliputi :
a. Warna
Darah arteri berwarna merah karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena
berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibandingkan
dengan darah arteri.
b. Viskositas
Viskositas darah 3/4 lebih tinggi daripada viskositas air yaitu
sekitar 1.048 sampai 1.066.
c. pH
pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai 7.45 (netral 7.00)
d. Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg
BB, atau sekitar 4 sampai 5 liter darah (Tarwoto dan Wartonah,
2008). Darah sendiri merupakan komponen yang sangat di butuhkan
oleh tubuh. Adapun fungsi dari komponen darah sebagai berikut :
1) Respirasi
2) Nutrisi
3) Ekskresi
4) Penyeimbangan asam basa tubuh
5) Penyeimbangan air tubuh
6) Pengatur suhu tubuh
7) Pertahanan terhadap infeksi
8) Transpor hormon dan pengaturan metabolisme
9) Pembekuan darah (koagulasi) (Nugraha, 2015).
B. TinjauanUmumTentangKreatinin
1. Pengertian Kreatinin
Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot,
diproduksi oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot. Kadar
7
Kreatinin berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan
Kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar Kreatinin relatif stabil karena tidak
dipengaruhi oleh protein dari diet. Ekskresi Kreatinin dalam urin dapat
diukur dengan menggunakan bahan urin yang dikumpulkan selama 24 jam
(Verdiansah, 2016).
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin yang
dikeluarkan melalui ginjal. Konsentrasi Kreatinin yang terkandung
didalam urin merupakan petunjuk penting terhadap kerusakan ginjal,
diabetic nephropathydan laju filtrasi glomerular. Kreatinin dibentuk oleh
tubuh dari pemecahan senyawa kreatin dan fosfokreatin dimana jumlah
Kreatinin sekitar 2%dari total keratin (Sabarudin, 2012).
The National Kidney Disease Education Program
merekomendasikan penggunaan serum Kreatinin untuk mengukur
kemampuan filtrasi glomerulus,15 digunakan untuk memantau perjalanan
penyakit ginjal. Diagnosis gagal ginjal dapat ditegakkan saat nilai
Kreatinin serum meningkat di atas nilai rujukan normal. Pada keadaan
gagal ginjal dan uremia, ekskresi Kreatinin oleh glomerulus dan tubulus
ginjal menurun. Kadar Kreatinin tidak hanya tergantung pada massa otot,
tetapi juga dipengaruhi olehaktivitas otot, diet, dan status kesehatan.
Penurunan kadar Kreatinin terjadi pada keadaan glomerulo nefritis,
nekrosis tubuler akut, polycystic kidney disease akibat gangguan fungsi
sekresi Kreatinin. Penurunan kadar Kreatinin juga dapat terjadi pada gagal
jantung kongestif, syok, dan dehidrasi, pada keadaan tersebut
terjadipenurunan perfusi darah ke ginjal sehingga makin sedikit pula kadar
Kreatinin yang dapat difiltrasi ginjal (Verdiansah, 2016).
Kadar Kreatinin serum sudah banyak digunakan untuk mengukur
fungsi ginjal melalui pengukuran glomerulus filtrationrate (GFR). Rehbeg
menyatakan peningkatan kadar Kreatinin serum antara 1,2–2,5 mg/dL
berkorelasi positif terhadap tingkat kematian pasien yang diteliti selama 96
bulan.Pada beberapa penelitian mengevaluasiadanya hubungan positif
antara penyakit kardiovaskuler dengan peningkatan kadar Kreatinin serum.
8
Pasien dengan nilai Kreatinin1,5 mg/dL atau memiliki faktor risiko dua
kali lebih besar dibandingkan pasien dengan nilai Kreatinin kurang dari
1,5 mg/dL untuk mengalami gangguan kardiovaskuler. Kadar Kreatinin
berada dalam keadaan relatif konstan, sehingga menjadikannya sebagai
penanda filtrasi ginjal yang baik. Kadar Kreatinin yang dipergunakan
dalam persamaan perhitungan memberikan pengukuran fungsi ginjal yang
lebih baik, karena pengukuran klirens Kreatinin memberikan informasi
mengenai GFR. Kreatinin merupakan zat yang ideal untuk mengukur
fungsi ginjal karena merupakan produk hasil metabolisme tubuh yang
diproduksi secara konstan, difiltrasi oleh ginjal, tidak direabsorbsi, dan
disekresikan oleh tubulus proksimal. Kreatinin serum laki-laki lebih tinggi
dari pada perempuan karena massa otot yang lebih besar pada laki-laki
(Verdiansah, 2016)
2. Metabolisme Kreatinin
Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang dibentuk
ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut
metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah menjadi Kreatinin
setiap hari. Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal
menyaring sebagian besar Kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila
ginjal terganggu, Kreatinin akan meningkat. Tingkat Kreatinin yang tidak
normal kemungkinan terjadi kerusakan atau kegagalan ginjal (Apriani,
2016).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin
Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kadar Kreatinin
dalam darah diantaranya adalah :
a. Perubahan massa otot.
b. Diet kaya daging atau suplemen kaya Kreatinin untuk meningkatkan
sampai beberapa jam setelah makan.
c. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar Kreatinin
darah.
9
d. Obat-obatan seperti Sefalosporin, Aldacton, Co-trimexazole dapat
menganggu sekresi Kreatinin sehingga meningkatkan kadar Kreatinin.
e. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi Kreatinin internal.
f. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar Kreatinin lebih tinggi dari
pada wanita (Apriani, 2016).
C. Tinjauan Umum Tentang Petani
1. Pengertian Petani
Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di
dunia termasuk di Indonesia. Walaupun terdapat kecenderungan yang
semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian
masih berjumlah sekitar 40% dari seluruh angkatan kerja. Banyak wilayah
kabupaten di Indonesia yang mengandalkan pertanian, termasuk
perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah (Prijanto, 2009).
10
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Petani merupakan seseorang yang bergerak dalam bidang pertanian,
umumnya dalam mengelolah tanah dengan baik tujuannya untuk
menumbuhkan tanaman seperti padi, buah, sayuran, dan lain-lain.
Petani sangat aktif bekerja dikebun dan menggunakan alat-alat berat
dalam membuat bedengan sepeti cangkul dan traktor. Penggunaan alat
tersebut membutuhkan energi yang banyak dan kekuatan yang kuat. Bekerja
terlalu lama dan aktivitas fisik yang berlebihan serta faktor usia dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kadar Kreatinin.
Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi
oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot. Kadar Kreatinin
berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan Kreatinin dan
fungsi ginjal. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui sekresi dan filtrasi,
konsentrasi Kreatinin yang melebihi kadar normal merupakan petunjuk
penting terhadap kerusakan yang terjadi pada ginjal.Kadar Kreatinin
dikatakan normal jika 0,9-1,4 mg/dl dan tidak normal jika <0,9 dan
>1,4mg/dl.
Pemeriksaan kadar Kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan
metode jaffe reaction, dimana metode ini dilakukan untuk mendeteksi
kadarKreatinin normal dan kadar Kreatinin tidak normal dalam serum.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti kadar Kreatinin dalam
darah Petani di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.
10
11
B. Kerangka Pikir
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah usia petani dan aktivitas yang berlebihan.
2. Variabel terikat adalah kadar Kreatinin
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
a. Definisi Operasional
1. Petani yang mengkonsumsi minuman tradisional (jamu),minuman
extra joss dan keratin daeng sebanyak 12 orang
2. Petani yang mengkonsumsi obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton
dan co-trimexazole sebanyak 0 orang
3. Petani yang terhirup atau terpapar pestisida (toksisitas) sebanyak 20
orang.
Pengambilan
Sampel Darah
VenaTabung
Penampung
Darah/tabung
kimiaSentrifuge
Serum
Pemeriksaan Laboratorium
Uji Kreatinin dengan metode jaffe
Kadar Kreatinin
Tidak Normal
Kadar Kreatinin
Normal
Petani
12
4. Petani yang berusia 40-55 Tahun.
b. Kriteria Objektif
1. Kadar Kreatinin di katakan normal yakni 0,9-1,4 mg/dl.
2. Kadar Kreatinin di katakan tidak normal jika kadar Kreatinin<0,9 dan
>1,4 mg/dl
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk Mengetahui
Kadar Kreatinin Pada Petani di Desa AleboKecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat pengambilan sampel dilakukan Di Desa Alebo Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatan dan Tempat penelitian dilaksanakan
Di Laboratorium RSUD kota kendari.
2. Waktu
Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Mei 2018
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Petani di Desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 215orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel darah petani di Desa
Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan yang berusia 40-55
tahun yang berjumlah 32 orang.
Rumus mencari besarnya sampel :
n = N x 15% Ket : n = besarnya sampel yang diteliti
n = 215 x 15% N = jumlah populasi
n = 32,25 32
Besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu 32 sampel. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Teknik Accidental Sampling yang
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada
atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
13
14
3. Kriteria Inklusi Dan Ekslusi
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi. Adapun kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah :
1. Petani yang tinggal di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan
2. Petani yang berusia 40-55 tahun
b. Kriteria eksklusi
Kriteria ekslusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek memenuhi
kriteria inklusi namun tidak di ikut sertakan dalam penelitian. Adapun
kriteria ekslusi sampel yang akan di teliti adalah :
1. Petani yang tidak tinggal di Desa Alebo Kecamatan Konda
Kabupaten Konawe Selatan.
2. Petani yang bukan berusia 40-55 tahun
D. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun prosedur pengumpulan data adalah :
1. Data primer di peroleh berdasarkan observasi awal, wawancara serta
pencatatan langsung dari petani
2. Data sekunder di peroleh dari pengumpulan jurnal, studi literatur yang
mendukung penelitian dan penelitian sebelumnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu;
1. Jurnal
2. Buku
3. Alat
a. Fotometer Auto Analyzer PALIO 100
b. Centrifuge
c. Mikropipet 1000 µl dan 100 µl
d. Tabung sampel
e. Rak tabung
f. Timer
15
g. Tourniquet
4. Bahan
a. Sampel (serum)
b. Reagen A
c. Reagen B
d. Tips kuning dan biru
e. Alkohol 70%
f. Spoit 3cc
g. Kapas
h. Tisu
F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
A. Pra analitik
1. Metode : Colorimetrik, sistem deteksi jaffe
2. Prinsip Test
Jaffe (1) adalah yang pertama kali menerangkan reaksi antara
Creatinine dalam serum dan urine. Hasil yang didapat hendaknya di
interpretasikan dengan konjungsi dengan gambaran klinis.
3. Persiapan pasien
sebelum dilakukan pemeriksaan kadar Kreatinin terlebih
dahulu pasien ditanya kapan terakhir mengkonsumsi obat-obatan dan
makanan apa terakhir dikonsumsi yang dapat mempengaruhi kadar
Kreatinin meningkat.
4. Persiapan Alat
1. Langkah menghidupkan alat
a. Tekan tombol power bagian belakang kiri (untuk mesin), kemudian
tombol power yang berwarna hijau bagian depan alat (untuk
cooling), tunggu sekitar 1 menit, kemudian tekan tombol warna
biru. Tekan tombol power CPU komputer untuk menyalakan
komputer, lalu nyalakan monitor komputer.
b. Layar monitor akan menampilkan microsoft booting, kemudian
pilih microsoft windows XP, untuk memilih tekan tombol panah
16
bawah pada keyboard, kemudian tekan tombol ENTER, tunggu
hingga tampilan seperti komputer pada umumnya.
c. Kemudian pilih aplikasi palio 100 yang terdapat pada layar
monitor yang bergambar panah berwarna hijau, dengan cara klik
2x
d. Akan muncul pengisian User Name dan Password.
e. Kemudian tekan tombol Enter
f. Akan muncul tampilan palio 100. Lalu Klik Status
g. Alat akan melakukan Warning Up selama 30 menit untuk
mencapai suhu 37C dan melakukan pencucian kuvet
h. Tunggu hingga tampilan tulisan idle dan terdengar suara buzzer
i. Alat siap untuk pemeriksaan, pambacaan sampel pasien.
5. Persiapan sampel
1. Pengambilan darah vena
a. Persiapan alat dan bahan.
b. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah,
usahakan pasien senyaman mungkin.
c. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan
d. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dan
sebagainya.
e. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas dan pasang tali pembendung (tourniquet)
kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
f. Pilih bagia vena median cubital atau chepalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untk memastikan posisi vena.
g. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah di
bersihkan jangan dipegang lagi.
17
h. Tusuk bagian vena dengan posisi lubangb jarum menghadap
keatas. Jika jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat
darah masuk ke dalam semprit.
i. Letakkan kapas kering ditempat suntikan lalu segera lepaskan
atau tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama
kira-kira 15 menit.
2. Cara memperoleh serum
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dilakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml dengan
menggunakan spoit 3cc.
c. Darah dialirkan lewat dinding tabung sebanyak 3 ml,
kemudian diamkan beberapa menit lalu dimasukkan dalam
centrifuge dan putar selama 15 menit dengan kecepatan 3000
rpm.
B. Analitik
a. Pastikan alat sudah IDLE atau Standby
b. Sampel di pipet minimal 250 µl dengan mikropipet, lalu masukkan
pada sampel cup ( hindari adanya gelembung pada serum pasien yang
ada di sampel cup
c. Dimasukkan sampel position Chamber pada alat (work list)
d. Set di komputer alat dengan menulis :
1) ID Code (urut dengan No.sebelumnya)
2) Sampel type : serum
3) Patient type : Male/Female
4) Tube type : Sampel cup
e. Kemudian pilih parameter pemeriksaan dengan mengklik parameter
yang diinginkan (Kreatinin) hingga lampu bulat hijau menyala.
f. Kemudian klik SAVE IN WL, kemudian klik NEXT 2x dan terakhir
klik Star Random alat Auto Analyzer PALIO 100 akan bekerja
otomatis (memipet dan mencampurkan sampel dan reagen inkubasi).
18
g. Dan tampilan akan otomatis ke STATUS yang menampilkan proses
pengerjaan sampel pasien. Tunggu sampai IDLE yang berarti sampel
pasien telah selesai dikerjakan.
h. Hasil yang keluar muncul dilayar komputer (untuk melihat klik
Result).
3. Pasca Analitik
Normal : 0,9-1,4 mg/dl.
Tidak Normal : <0,9dan >1,4 mg/dl.
G. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
nilai hasil pemeriksaan kadar Kreatinin pada petani di Desa Alebo Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatan.
H. Pengolahan Data
1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul
2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis
masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap
kategori diberi kode.
3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan
tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam
bentuk angka.
4. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk
tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian
dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel menurut
kategorinya masing-masing.
I. Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
X= x k
Keterangan :
X : Jumlah presentase variabel yang diteliti
19
F : Jumlah responden berdasarkan variabel
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100%) (Walizer, 1990).
J. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian
dijelaskan dalam bentuk narasi.
K. Etika Penelitian
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
Peneliti perlu mempertimbangkan informasi tentang tujuan
penelitian tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan
kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan
informasi (berpartisipasi).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan identitas subjek
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,
yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress,
maupun kematian subjek penelitian
20
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi penelitian
Kecamatan konda terdiri dari 17 buah Desa yaitu : Tanea, Amohalo,
Masagena, Cialam Jaya, Lawoila, Wonua, Pambulaa Jaya, Ambololi,
Lambusa, Lebo Jaya, Konda, Alebo, Morome, Lamomea, Pousu Jaya,
Lalowiu , Konda Satu. Desa Alebo merupakan salah satu desa yang
penduduknya banyak bertani sayuran. Di desa ini petani yang bertani
sayuran tersebar di daerah konda, Penduduk di Kecamatan ini pada
umumnya bertani sayuran yang meliputi lahan sawah,tegal/kebun dan
ladang.
Di daerah ini kegiatan pertanian terkoordinir dengan baik melalui
suatu wadah kelompok tani yang terdapat di daerah mereka. Kelompok tani
di Desa Alebo terdiri dari 4 kelompok tani yaitu :
1. Petani Sayur
2. Petani Buah-Buahan
3. Petani Cabai
4. Petani Padi
2. Luas Wilayah
Secara umum luas wilayah daratan Kabupaten Konawe Selatan,
451.420 Ha atau 11,83 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara.
Sedangkan luas wilayah perairan (laut) ± 9.368 Km2.Selain jazirah tenggara
Pulau Sulawesi, terdapat juga pulau kecil yaitu Pulau Cempedak.
Menurut Kecamatan, wilayah terluas adalah Kecamatan Tinanggea
37.904 Ha (8 persen), kemudian berturut-turut Kecamatan Lalembuu (7
persen), Kecamatan Landono, Konda dan Moramo (6 persen), kecamatan
lainnya memiliki luas wilayah dibawah 6 persen. Kecamatan yang paling
kecil wilayahnya adalah Kecamatan Palangga Selatan ( 3 persen).
20
21
3. Letak Wilayah
Secara umum kabupaten Konawe Selatan ibu kotanya Andoolo,
secara geografis terletak di bagian Selatan Khatulistiwa, melintang dari
Utara ke Selatan antara 3O.58.56’ dan 4O.31.52’ lintang Selatan,
membujur dari Barat ke Timur antara 121.58’ dan 123.16’ bujur Timur.
Batas wilayah Kabupaten Konawe Selatan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Kota Kendari,
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan Laut Maluku, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana dan Kabupaten Muna,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.
Kecamatan Konda terletak disebelah utara pusat ibu kota
kabupaten atau ±65 km dan berbatasan langsung dengan Kota Kendari.
Desa Alebo terletak di tengah kecamatan Konda atau sekitar 10 km dari
Kota Kendari. Hal ini sangat berpeluang apabila pengembangan
pembibitan ternak kambing dilakukan di Kabupaten Konawe Selatan
secara umum khususnya di Kecamatan konda, mengingat batas-batas
wilayah pada Kabupaten ini.
Desa Alebo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Konda yang
merupakan desa penghasil sayuran seperti : cabe, kubis, kacang panjang,
daun kacang, daun ubi, kol dan wortel, kangkung, bayam, labu siam, daun
bawang, dan juga merupakan sentra produksi buah buahan seperti,
rambutan dan jeruk manis .
Luas lahan pertanian dan lahan sawah di kecamatan konda sebesar
1.351 hektar, lahan perkebunan sebesar 741 hektar, luas lahan untuk
tanaman holtikultura seperti sayuran sebesar 631,80 hektar, dan luas lahan
untuk tanaman holtikultura buah buahan sebesar 470,6 ton. Tanaman
sayuran biasanya di budidayakan di desa Alebo.
Tanaman sayuran di desa ini ditanam dengan pola tanam 1 kali
dalam waktu 3 hari tergantung dengan jenis tanaman apa yang diolah,
umur tanaman sayuran ini mencapai 1 minggu dan pemanenan sayuran
dilakukan pada saat tanaman sayuran sudah mulai banyak dan berumur 3
22
hari. Jenis tanaman sayuran yang ditanam pada umumnya yaitu: sawi,
kangkung, kol, wortel, tomat, lombok, timun, daun bayam, daun ubi, daun
kacang,dan kacang panjang . Disamping bertanam sayuran mereka juga
menanam buah-buahan .
4. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung tinggalan
pemerintah belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan yaitu : Dibangun oleh pemerintah belanda pada
tahun 1927, dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942
– 1945, menjadi rumah sakit tentara pada tahun 1945 – 1960, dan
diresmikan menjadi RSU (Rumah Sakit Umum). Kabupaten kendari pada
tahun 1960 – 1989, menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 –
2001, menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan perda Kota
Kendari No. 17 Tahun 2001.Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD
Kota Kendari oleh bapak wali kota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003.
Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen
Z.A Sugianto No. 39 Kel. Kambu Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tanggal
12 – 14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan
(Adminitrasi dan Menejemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik dan IGD). Berdasarkan SK Walikota Kendari No. 16
tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD
Kota Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di Kota Kendari tepatnya di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan luas
bangunan 1.800 M2 . Pada tahun 2008 pemerintah Kota Kendari telah
memperluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit yang di bangun secara
bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK, dan DPPIPD.
23
5. Sarana Gedung
Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung
sebagai berikut:
a. Gedung Anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenville (Poliklinik)
c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Crysant (Ruang O.K)
f. Gedung Asoka (ICU)
g. Gedung Teratai (Ponek)
h. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)
i. Gedung Mawar (Rawat inap anak)
j. Gedung Melati ( Rawat inap bedah)
k. Gedung Anggrek (Rawat Inap VIP, Kls I dan kls II)
l. Gedung Instalasi gizi
m. Gedung Laundry
n. Gedung Laboratorium
o. Gedung Kamar Jenazah
p. Gedung VIP
q. Gedung PMCC
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 10 buah
mobil operasional dokter dan 10 buah sepeda motor.
6. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015
sebanyak 451 ( 207 PNS dan 244 Non PNS ) yang terdiri dari :
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Paramedis perawatan
c. Tenaga Paramedis Non Perawatan
d. Tenaga Administrasi
24
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan Kadar Kreatinin Pada Petani di Desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan yang diambil darahnya sebagai
sampel dan sampel tersebut diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari yang dilakukan pada 2 s/d 3 mei 2018. Dengan besar sampel sebanyak
32 pasien, yang terdiri atas 27 laki-laki dan 5 perempuan.yang mengkonsumsi
minuman jamu tradisional, kerating daeng dll sebanyak 12 orang dan petani
yang menggunakan pestisida sebanyak 20 orang. Dari hasil penelitian
didapatkan 4 orang petani yang berjenis kelamin laki-laki mengalami kadar
kreatinin tinggidan diduga adanya gangguan pada fungsi ginjal yang telah
dilakukan pemeriksaan kadar Kreatinin.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PenggunaanPestisida Pada Petani di Desa Alebo Kecamatan KondaKabupaten Konawe Selatan.
Penggunaan pestisida Frekuensi (n) Persentase (%)
Normal 16 80
Tidak Normal 4 20
Total 20 100
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.1 petani yang melakukan pemeriksaan Kadar
Kreatininberdasarkan penggunaan pestisida yang berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan dengan usia 40-55 tahun didapatkan hasil pemeriksaan
kadar kreatinin yang normal sebanyak 16 orang dengan persentase 80% dan
yang tidak normal didapatkan sebanyak 4 orang petani yang berjenis
kelamin laki-laki dengan persentase 20%.
25
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Petani yangmengkonsumsi jamu di Desa Alebo Kecamatan KondaKabupaten Konawe Selatan.
Hasil Frekuensi (n) Persentase (%)
Normal 12 100
Tidak Normal 0 0
Total 20 100
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.2 petani yang melakukan pemeriksaan kadar
kreatinin berdasarkan mengkonsumsi minuman jamu yang yang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan didapatkan hasil pemeriksaan yang normal
sebanyak 12 orang dengan persentase 100%.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur PadaPetani di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten KonaweSelatan.
Umur Frekuensi (n) Persentase %
40-49 22 68,75%
50-55 10 31,25%
Total 32 100
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.3 petani yang melakukan pemeriksaan kadar
Kreatininberdasarkan jenis umur dari 32 pasien, dibagi atas 2 kelompok
umur dimana pada umur 40-49 dan umur 50-55. Terbanyak berumur 40-49
tahun yaitu, 22 pasien dengan persentase 68,75%. dan yang terkecil berumur
50-55 tahun yaitu, 10 pasien dengan perentase 31,25%.
26
2. Variabel Penelitian
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar KreatininPada Petani yang mengkonsumsi jamu dan menggunakanpestisida di Desa Alebo Kecamatan Konda KabupatenKonawe Selatan.
No Hasil Frekuensi (n) Persentase %
1. Normal 28 87,5
2. Tidak Normal 4 12,5
Total 20 100
Sumber: Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kadar
Kreatinin pada petanidi desa Alebo kecamatan konda kabupaten konawe
selatan yang mengkonsumsi jamu sebanyak 12 orang dan yang
menggunakan pestisida sebanyak 20 orang. Terdiri dari kadar normal
28orangdengan persentase 87,5% dan kadar Kreatinin yang tidak normal
terdiri dari 4 orang petani yang berjenis kelamin laki-laki dengan persentase
12,5%.
C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden Berdasarkan
a. Penggunaan pestisida
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
Identifikasi Kadar Kreatinin Pada Petani Di Desa Alebo Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatan didapatkan hasil bahwa dari 32 petani
sayur yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin adalah petani yang
mengkonsumsi jamu sebanyak 12 orang dan petani yang menggunakan
pestisida sebanyak 20 orang. Dari pemeriksaan tersebut petani yang
menggunakan pestisida didapatkan hasil yang normalsebanyak 16 orang
dan petani yang mengkonsumsi jamu didapatkan hasil yang normal
27
sebanyak 12 orang jadi jumlah yang normal sebanyak 28 orang dengan
persentase sebesar 87,5%.
Seperti yang telah diketahui Pestisida adalah suatu bahan
atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik yang berupa
tumbuhan, serangga, maupun hewan lain yang ada dilingkungan kita.
Oleh karena itu, petani yang ada di desa alebo pada saat melakukan
penyemprotan menggunakan alat pelindung diri. Tetapi, tidak semua
petani menggunakan alat pelindung diri tergantung dari tingkat kesadaran
masing-masing. Kadar kreatinin bisa saja normal karena sebagian petani
didesa alebo saat melakukan penyemprotan menggunakan alat pelindung
diri. Normalnya kadar Kreatinin juga dapat disebabkan melalui faktor
makanan yang dikonsumsi serta tidak mengkonsumsi obat-obatan yang
dapat mempengaruhi kadar kreatinin meningkat.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Identifikasi
Kadar Kreatinin Pada Petani Di Desa Alebo Kecamatan Konda
Kabupaten Konawe Selatan didapatkan hasil pemeriksaan kadar
kreatinin yang tidak normal sebanyak 4 orang dengan persentase 12,5%.
Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan kadar kreatinin ini
kemungkinan petani tersebut saat melakukan penyemprotan pestisida
tidak menggunakan alat pelindung diri sehingga dapat berdampak buruk
bagi dirinya. Seperti yang telah diketaui pestisida merupakan suatu
bahan kimia yang berbahaya dan jalur masuknya pestisida kedalam
tubuh manusia pun bermacam-macam seperti pestisida yang menempel
dipermukaan kulit dapat meresap ke dalam tubuh dan menimbulkan
keracunan. Kejadian kontaminasi pestisida lewat kulit merupakan
kontaminasi yang paling sering terjadi. Keracunan pestisida karena
partikel pestisida terhisap lewat hidung merupakan terbanyak kedua
setelah kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat halus (kurang dari
10 mikron) dapat masuk ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih
besar (lebih dari 50 mikron) akan menempel diselaput lendir atau
kerongkongan. Masuk ke dalam saluran pencernaan makanan lewat
28
mulut (oral). Keracunan lewat mulut tidak sering terjadi dibandingkan
lewat kontaminasi kulit. Keracunan lewat mulut dapat terjadi karena
makan,minum dan merokok ketika bekerja dengan pestisida, drift
pestisida terbawa angin masuk kemulut, makanan dan minuman yang
terkontaminasi dengan pestisida.
Selain dari dampak pestisida, umur, jenis kelamin dan masa kerja
yang lamajuga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kadar Kreatinin. Mantra (2004) menyatakan bahwa umur produktif
secara ekonomi dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu kelompok umur 0-14
tahun merupakan usia belum produktif, kelompok umur 15-64 tahun
merupakan kelompok usia produktif, dan kelompok umur diatas 65 tahun
merupakan kelompok usia tidak produktif . Hal ini dapat diketahui bahwa
pada usia dewasa para petani masih aktif untuk melakukan aktivitas
bertani sehingga pada usia ini tubuh lebih rentan terpapar oleh racun
pestisida dan kurangnya kesadaran masyarakat yang tidak menggunakan
alat pelindung diri seperti masker serta baju pelindung pada saat
melakukan penyemprotan pada tananam sayuran dan lamanya petani
bekerja serta berkontraksi dengan menghirup pestisida secara langsung
atau tidak sengaja sehingga racun pestisida dengan mudahnya masuk
kedalam tubuh dan menurunkan kadar kolinesterase serta bertumpuk
dalam tubuh sehingga kadar Kreatinin dalam tubuh dapat meningkat. Hal
ini dikarenakan pada usia tua para petani sudah jarang melakukan
aktivitas bertaninya. Akan tetapi pada usia ini juga bisa mempengaruhi
karena terjadi perubahan massa otot.
Masa kerja dari petani dengan lama kerja terendah 1 tahun dan
tertinggi 15 tahun yang sudah berada pada kategori keracunan
menunjukkan bahwa semakin lama terpapar atau kontak dengan pestisida
maka akibat negatif yang timbul adalah keracunan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja petani maka semakin
rendah aktivitas enzim kolinesterase darah lebih menjelaskan bahwa pada
petani yang sudah terpapar lama atau berlangsung terus-menerus sangat
29
beresiko untuk mengalami keracunan pada tingkat selanjutnya.
Disamping itu kesadaran berobat laki-lakiyang lebih lebih rendah
dibandingkan dengan perempuan. Peningkatan kadar Kreatinin lebih
banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan karena umumnya laki-
laki banyak melakukan aktifitas yang berat dibandingkan dengan
perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 02
s/d 03 Mei 2018 di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan Dan Laboratorium RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara
tentang Identifikasi Kadar Kreatinin Pada Petani Di Desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Di dapatkan hasil bahwa
dari 32 petani sayur yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin di
mana yang menggunakan pestisida sebanyak 20 pasien dan yang
mengkonsumsi jamu sebanyak 12 pasien. Dan diperoleh hasil 16 pasien
yang bekerja sebagai petani yang menggunakan pestisida dan memiliki
kadar kreatinin normal dengan persentase 80% dan 4 pasien berjenis
kelamin laki-laki bekerja sebagai petani dan menggunakan pestisida
yang memiliki kadar kreatinin yang tidak normal dengan persentase
20% yang disebabkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan serta
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
b. Variabel Penelitian
Telah dilakukan penelitian tentang Identifikasi Kadar Kreatinin
Pada Petani di desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan, dari tabel 5.4di dapatkan hasil bahwa dari 32petani sayur yang
melakukan pemeriksakan kadar Kreatininyang mengkonsumsi jamu
sebanyak 12 orang dan didapatkan hasil yang normal dan menggunakan
pestisida diperoleh sebanyak 16orang. Jadi yang melakukan pemeriksaan
kadar kreatinin dan didapatkan hasil yang normal sebanyak 28 orang
dengan persentase sebesar 87,5%. Normalnya kadar Kreatinindapat
disebabkan oleh penggunaan alat pelindung diri saat melakukan
penyemprotan dan faktor makanan yang dikonsumsi serta tidak
30
mengkonsumsi obat-obatan dan makanan yang dapat mempengaruhi
kadar kreatinin meningkat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 32Petani Sayur
didapatkan 4orang petaniyang berjenis kelamin laki-laki dan berusia 50
tahun keatas dengan persentase12,5% memiliki kadar Kreatinin yang
tidak normal.Hal-hal yang mempengaruhi tingginya kadar Kreatinin
adalah petani desa Alebo tidak menggunakan alat pelindung diri,
sedangkan alat pelindung diri merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam melakukan penyemprotan. Seperti yang kita ketahui bahwa
pestisida merupakan salah satu bahan zat kimia yang digunakan dalam
membunuh hama yang bersifat toksisitas. Zat kimia ini masuk masuk ke
dalam tubuh dengan mekanisme kulit, inhalasi dan tertelan.Namun
peningkatannya bersifat Kadar Meningkat Sedang dengan rata-rata
peningkatanya 1-2 kali normal. Oleh Karena itu satu kali pemeriksaan
saja belum bisa dijadikan kesimpulan terjadi kerusakan pada ginjal.
Kadar Kreatininyang berada sedikit di atas normal tak selalu
menunjukkan seseorang sedang sakit. Bisa saja peningkatan itu terjadi
bukan akibat gangguan pada ginjal melainkan faktor makanan, aktifitas
yang sangat berlebihan, massa otot dll. Kadar Kreatinin juga gampang
naik turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun
setelah itu, dia kembali normal dan pengaruh lamanya sampel diperiksa
juga bisa menimbulkan hasil yang tinggi. Pada orang lain, mungkin saat
diperiksa, kadarnya sedang normal, padahal biasanya justru tinggi.
Karena itu, satu kali pemeriksaan saja sebenarnya belum bisa dijadikan
dalil untuk membuat kesimpulan.
Penelitian ini sejalan dengan teoriyang dikemukakan oleh
Sukandar (1997) bahwa perubahan massa otot, aktifitas fisik yang
berlebihan dan jenis kelamin serta pengaruh usia dapat menjadikan kadar
Kreatinin lebih tinggi dan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
kadar Kreatinin dalam darah.
31
Selain itu juga telah telah dilakukan oleh Wayan dan Soraya(2016)
mengenai Paparan Herbisida Paraquat Terhadap Kadar Ureum Dan
Kreatinin Pada Pria 54 Tahun yang bekerja sebagai petani didapatkan
kadar Kreatinin yang tinggi sebesar 3,5 mg/dl dan ureum 55 mg/dl.
Dari hasil tersebut penulis berasumsi bahwa pemeriksaan kadar
Kreatininbukan penentu adanya kerusakan ginjal. Maka harus dilakukan
pemeriksaan penunjang lainya, tetapi jika serangkaian tes enzimatik
tersebut menandakan adanya gangguan pada ginjal, dan dari diagnosa
dicurigai adanya kerusakan pada ginjal, maka pemeriksaan dilanjutkan
dengan pemeriksaan kadar KreatininMetode Jaffe Reactiondan dilakukan
perbandingan apakah peningkatan kadar Kreatinin di sebabkan oleh
aktivitas fisik yang berlebihan ataukah di sebabkan karena menghirup
bahan-bahan kimia yang bersifat racun.
Kekurangan dari penelitian ini ialah jumlah sampel atau sampel
yang terbatas. Namun sampel merupakan petani yang ada di desa Alebo
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dalam keadaan sehat, dan
sering menggunakan pestisida ada yang menggunakan Alat pelindung
diri dan tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD).
32
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang Identifikasi Kadar Kreatinin Pada Petani
di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dan untuk
mengetahui peningkatan kadar kreatinin dalam darah pada petani di desa alebo
kecamatan konda kabupaten konawe selatan yang telah dilakukan pada 32
orang petani dapat disimpulkan bahwa ditemukan 28 orang petani yang
memiliki kadarKreatinin normal dengan persentase 87,5%, dan didapatkan
4orang petaniberjenis kelamin laki-laki dan berumur 50 tahun keatas yang
memiliki kadar Kreatininyang tidak normal dengan persentase 12,5%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan:
1. Diharapkan bagi petani yangsering menggunakan pestisida dianjurkan untuk
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan istirahat yang cukup.
2. Bagi puskesmas, pemerintah daerah, dan dinas kesehatan kabupaten
sebaiknya melakukan upaya preventive yang perlu dilakukan untuk
melindungi petani yang terlibat dalam aktivitas pertanian maupun tidak.
Penyuluhan tentang bahaya pestisida, praktek penggunaan pestisida yang
aman, pentingnya membersihkan diri setelah melakukan aktivitas pertanian
untuk menghilangkan residu pestisida, pentingnya pengguaan APD, dan
menghindari paparan langsung pestisida, perlu menjadi perhatian.
Pemantauan kualitas lingkungan terkait dengan residu pestisida juga perlu
menjadi perhatian.
3. Bagi peneliti selanjutnya permasalahan yang sama masih dapat diteliti lagi
dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Lilis. 2016. Hubungan Tekanan Darah Dengan Kadar Kreatinin PadaPasien Yang Berkunjung Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.Kendari: Program Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes KendariJurusan Analis Kesehatan.
Data Desa Alebo, 2017. Kantor kecamatan konda kabupaten konawe selatan Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Endang Sulnawati,Sirajuddin Haji Abdullah dan Asih Priyati. 2016. ”AnalisisTeknis dan Kajian Ergonomika Berdasarkan Antropometri PadaPenggunaan Traktor Tangan Untuk Lahan Sawah.” Jurnal ilmiah rekayasapertanian dan biosistem 4(2).
Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Nugraha, gilang. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar.
Jakarta : TRANS INFO MEDIA.
Prijanto, TB. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida OrganofosfatPada Keluarga Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak KabupatenMagelang. (Thesis Ilmiah). Semarang: Program Pascasarjana UniversitasDiponegoro.
Sabaruddin A, ERN Wulandari, H Sulistyarti. 2012.” Sequential Injection-FlowReversal Mixing (SI-FRM) Untuk Penentuan Kreatinin Dalam Urin.” JurnalMIPA 35 (2).
Soeparman D., 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2.Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif,kualitatif, dan RD. Bandung:alfabeta .CV.
Sukandar E. 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik In Nefropatik Klinik. EdisiKe 2. Bandung : Penerbit ITB.
Verdiansyah. 2016.”pemeriksaan fungsi ginjal”. Bandung:Program Pendidikan
Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin. 43(2).
Halaman 150.
Wayan dan Soraya. 2016. “Pengaruh Paparan Herbisida Paraquat TerhadapKadar Ureum Kreatinin Pada Pria Usia 54 Tahun.” J Medula Unila6(1):177.
34
Lampiran
35
36
37
38
39
40
41
43
44
46
49
LAMPIRAN
1. PRA ANALITIKPersiapan Alat Dan Bahan
Gambar Keterangan
Tabung Kimia
Rak Tabung
Cup Sampel
Centrifuge
50
Mikropipet
Fotometer merk Polio 100
Monitor dan CPU
2. ANALITIKProsedur kerja
Gambar Keterangan
Sebelum melakukan Prosespengambilan sampel/samplingterlebih dahulu menanyakan ke
pasien apakan mengkosumsi obat-obatan atau tidak yang dapat
mempengaruhi hasi pemeriksaankadar kreatinin
51
Pasang torniquet diatas lipatan sikukemudian lakukan palpasi. Setelahitu desinfeksi dengan kapas alkohol
dan lakukan penusukan denganposisi lubang spoit menghadap ke
atas
setelah volume darah cukup 3cc,darah tersebut dimasukkan kedalam
tabung dan disimpan didalamcoolbox
Kemudian memasukkan sampel kedalam centrifuge
Setelah darah di cenrifuge,serumnya dipipet dengan
menggunakan mikropipet ke dalamcup sampel menggunakan
mikropipet 1000µl
52
Serum yang sudah dimasukkankedalam cup sampel
kemudian di masukkan ke dalamalat fotometer polio 100 dan alat
tersebut akan membaca hasil secaraotomatis
3. Pasca analitikPembacaan hasil
Gambar Keterangan
Hasil akan keluar pada layarmonitor
Top Related