perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI DOSEN
DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA
AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
IKA MUSTIKA
NIM S541102040
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Nama : Ika Mustika
Nim : S 541102040
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tesis berjudul Hubungan antara
Persepsi tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar
Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya
saya dalam Tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
(Ika Mustika)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan
antara Persepsi tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi
Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo”.
Dalam penyusunan usulan penyusunan tesis ini penulis mendapat bantun
dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universita Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., M.M. selaku ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku pembimbing I yang
memberikan bimbingan dan arahan dalam usulan penyusunan tesis ini.
7. Ir. Ruben Dharmawan, dr. M.Sc, Ph.D selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan usulan penyusunan
tesis ini.
8. Khalimy Sany, SKM., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo yang telah memberikan ijin terhadap penelitian ini.
9. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi,
semangat dan memanjatkan do‟a sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Program Magister Kedokteran
Keluarga Universitas Sebelas Maret surakarta.
Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan,
mahasiswa dan para pembaca. Namun penulis menyadari bahwa Tesis ini masih
perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan
senang hati.
Semoga semua kebaikan yang diberikan semua pihak memperoleh
imbalan dari Allah SWT sebagai amal sholeh amin. Dan tidak lupa saran untuk
kesempurnaan dan perbaikan sangat penulis harapkan.
Terima kasih.
Surakarta, September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan “ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan kepada :
Orang tuaku yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam segala hal
Suamiku yang memberi kasih sayang yang tulus dan selalu mendukungku
Seluruh sahabat dan temen-teman yang aku sayangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
IKA MUSTIKA. S541102040. 2012. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI
KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PADA
MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO .
Tesis. Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD, II: Ir. Ruben
Dharmawan, dr. M.Sc, Ph.D. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang : Keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari prestasi
belajarnya. Dosen yang kompeten memiliki peran dalam kegiatan belajar
mahasiswa. Selain itu, fasilitas belajar yang memadai dapat menunjang kegiatan
belajar mahasiswa sehingga mampu mendukung prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi kompetensi
dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Keterampilan dasar
Praktik Klinik pada mahasiswa akademi kebidanan.
Subjek dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akbid
Harapan Mulya Ponorogo. Sampel sebanyak 67 mahasiswa diambil dengan teknik
exhaustive sampling. Data untuk persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner tertutup, sedangkan prestasi belajar
mahasiswa diambil dari nilai Ujian tahap I KDPK. Kemudian hasil dari ketiga
instrument tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi linier ganda.
Hasil : Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi
kompetensi dosen (b = 0.15, CI= 95% dari 0.09 hingga 0.22), dan persepsi
fasilitas belajar (b = 0.07, CI= 95% dari 0.02 hingga 0.13) dengan prestasi
belajar. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu
menjelaskan 47.8% dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 = 47.8%, p <
0.001).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. persepsi kompetensi dosen dan fasilitas
belajar mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
Kata Kunci : Persepsi kompetensi dosen, fasilitas belajar, prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Ika Mustika S541102040. THE CORRELATION OF THE LECTURERS‟
COMPETENCY PERCEPTION AND THE LEARNING FACILITY TO THE
LEARNING ACHIEVEMENT IN BASIC SKILLS OF CLINICAL PRACTICE
OF THE STUDENTS OF HARAPAN MULYA MIDWIFERY ACADEMY OF
PONOROGO. Principal Advisor: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH., MSc., Ph.D.,
Co-advisor: Ir. Ruben Dharmawan, dr., M.Sc., Ph.D. Thesis: The Graduate
Program in Family Medicine, Sebelas Maret university, Surakarta, 2012.
Background: the students‟ successfulness in their learning can be seen from their
learning achievement. The competent lecturers have a role in the students‟
learning activities. In addition, the adequate learning facility can support the
learning activities of the students as well as to support their learning achievement.
The objective of this research is to investigate the correlation of the lecturers‟
perception and the learning facility to the learning achievement in Basic Skills of
Clinical Practice of the students Midwifery Academy.
Subject and Method: This research used the analytical observational research
method with the cross-sectional design. It was conducted at Harapan Mulya
Midwifery Academy of Ponorogo. The samples of the research consisted of 67
students and were taken by using the exhaustive sampling technique. The data of
the lecturers‟ competency perception and those of the learning facility were
gathered through closed questionnaire, and the data of the students‟ learning
achievement in Basic Skills of Clinical Practice were taken from the test of Phase
I.
Result: The results of the research show that there is a positive and statistically
significant correlation between the lecturers‟ competency perception (b = 0.15
CI=95% 0.09 – 022), and the learning facility to the students‟ learning
achievement in Basic Skills of Clinical Practice (b= 0.07 CI=95% 0.02 – 013).
The variable of the lecturers‟ competency perception and that of the learning
facility can explain 47.8% of the students‟ learning achievement (R2 = 47.8 %, p
<0.001).
Conclusion: Based on the results of the research, a conclusion is drawn that there
is a correlation of the lecturers‟ perception and the learning facility to the learning
achievement in Basic Skills of Clinical Practice of the students of Harapan Mulya
Midwifery Academy of Ponorogo. The lecturers‟ competency perception and the
learning facility can improve the learning achievement of the students.
Keywords: Lecturers‟ competency perception, learning facility, and learning
achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
1. Persepsi Kompetensi Dosen ................................................... 8
a. Pengertian Persepsi .............................................................. 8
b. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persepsi ..................... 9
c. Kompetensi Dosen .............................................................. 11
2. Fasilitas Belajar ....................................................................... 24
a. Pengertian Fasilitas Belajar ................................................ 24
b. Macam-Macam Fasilitas Belajar ........................................ 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Fasilitas Fisik ................................................................ 27
2) Fasilitas Uang ............................................................... 29
3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik ................ 29
4. Hubungan Persepsi Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar .. 36
5. Hubungan Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar ...................... 37
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 38
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 40
D. Hipotesis ..................................................................................... 41
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 42
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................... 42
C. Populasi ...................................................................................... 42
D. Teknik Sampling .......................................................................... 42
E. Variabel penelitian ...................................................................... 43
1. Variabel Bebas ......................................................................... 43
2. Variabel Terikat ....................................................................... 43
F. Definisi Operasional ................................................................... 43
1. Persepsi tentang Kompetensi Dosen ....................................... 43
2. Persepsi Fasilitas Belajar ......................................................... 44
3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik ............... 45
G. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 45
1. Uji Validitas.............................................................................. 45
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 47
H. Etika Penelitian ............................................................................ 47
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 47
J. Pengolahan Data .......................................................................... 48
K. Analisis Data ............................................................................... 48
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian .......................................................... 50
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 52
1. Analisis Bivariat .................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Analisis Multivariat .............................................................. 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 56
1. Persepsi Kompetensi Dosen dengan Prestasi Belajar
mahasiswa ............................................................................ 56
2. Persepsi Fasilitas Belajar dengan Prestasi belajar mahasiswa 61
3. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa ................................................................. 64
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. 68
C. Saran ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………………………………………. 40
Gambar 4.1 Hubungan persepsi kompetensi dosen dengan
prestasi belajar…………………………………………. 53
Gambar 4.2 Hubungan persepsi fasilitas belajar dengan
prestasi belajar………………………………………… 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi
variabel persepsi kompetensi dosen ......................................... 45
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel persepsi
fasilitas belajar .......................................................................... 46
Tabel 4.1 Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi kompetensi dosen
dan fasilitas belajar ……………………………………… 51
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik sampel…………………. 51
Tabel 4.3 Tabel karakteristik sampel (data kontinu)…………………. 52
Tabel 4.4 Korelasi persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar
dengan prestasi belajar…………………………………….. 52
Tabel 4.5 Hasil analisis regresi linier ganda tentang persepsi
kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadual Penyusunan Proposal
Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 Kuesioner Persepsi tentang Kompetensi Dosen
Lampiran 5 Kuesioner Persepsi Fasilitas Belajar
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8 Hasil Tabulasi Data Kuesioner Persepsi kompetensi dosen
Lampiran 9 Hasil Tabulasi Data Kuesioner Persepsi fasilitas belajar
Lampiran 10 Daftar Nilai UHAP II KDPK
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas variable Persepsi Kompetensi Dosen
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas variable Persepsi Fasilitas Belajar
Lampiran 13 Hasil analisis SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK) merupakan salah
satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa Prodi DIII Kebidanan pada
semester I dan II. Mata kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan dasar pada
mahasiswa mengenai keterampilan-keterampilan dasar yang harus diketahui oleh
tenaga kesehatan, khususnya bidan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo, hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswa
semester I untuk mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktek Klinik), 13%
baik, 38% cukup, dan 48,3% kurang. Hasil nilai tersebut sangat kurang, jika
dibandingkan dengan hasil belajar mahasiswa angkatan sebelumnya, dimana
75,4% baik, 9,5% cukup dan 13,1% kurang.
Untuk memperbaiki hasil belajar tersebut, mahasiswa diberikan jam kuliah
tambahan berupa ekstra lab KDPK, dimana mahasiswa diberi tambahan
pengetahuan dan keterampilan tentang materi dalam mata kuliah KDPK. Namun,
dari hasil Ujian Tahap I (Uhap I) yang dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil
belajar mahasiswa, didapatkan lebih dari 60% mahasiswa harus remidi Uhap I.
Prestasi belajar yang masih kurang tersebut menunjukkan proses belajar mengajar
yang belum berhasil.
Menurut Mulyasa (2005), kualitas institusi pendidikan sangat dipengaruhi
oleh masukan bagi system pendidikan diantaranya mahasiswa, dosen, dan fasilitas
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sarana pendukung proses belajar mengajar. Ketiga faktor tersebut saling
tergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan proses belajar
mengajar yang berhasil.
Keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi
belajar mahasiswa. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan dapat berupa hasil
test kemampuan akademis. Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu
saling berhubungan satu sama lainnya, akan tetapi agar proses pendidikan dapat
bermutu dan tepat sasaran, maka mutu dalam artian hasil harus dirumuskan lebih
dahulu oleh Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan wajib menetapkan target
yang jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input
dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil yang ingin dicapai. Dengan kata
lain tanggung jawab lembaga pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan
bukan hanya pada proses pendidikan saja, melainkan lebih dari pada itu adalah
pada hasil yang dicapai (Sudrajad, 2007).
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada garis
besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa
dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalm diri siswa antaralain: kecerdasan, bakat,
minat, motivasi diri, disiplin diri, dan kemandirian, sedangkan faktor dari luar diri
siswa dapat berupa lingkungan alam, kondisi sosial, ekonomi, lingkungan
sekolah, guru, kurikulum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini rendahnya prestasi
belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor tersebut diatas (Ahmadi,
2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kompetensi dosen. Kompetensi dosen
merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mendorong mehasiswa untuk
melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar dan berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
(Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen).
Dosen yang berkompeten pada umumnya dilihat dari seberapa jauh dosen
menguasai materi dan dosen tersebut dapat menerapkan model pembelajaran yang
tepat untuk materi yang dipelajari. Menurut Djamarah (2000) “pendidik yang
kompeten adalah pendidik yang memiliki keterampilan memberi penguatan,
keterampilan bertanya, kemampuan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran”
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 pasal 69 ayat 2 yang dikutip
dari Martinis (2006) “kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogic,
kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional”.
Dosen merupakan komponen esensial dalam kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran di dalam kelas akan menimbulkan persepsi mahasiswa mengenai
kompetensi dosen. Persepsi merupakan pengamatan tentang objek peristiwa atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran kesan-
kesan yang diperoleh mahasiswa selama proses belajar mengajar. Jika mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempunyai persepsi yang positif maka ia akan menyenangi pelajaran yang
diberikan, akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Selain faktor tersebut, faktor lain seperti ketersediaan fasilitas dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar juga diperlukan untuk memperlancar
kegaiatn belajar .
Fasilitas belajar adalah salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa. Fasilitas belajar adalah segala sesuatu untuk dapat
mempermudah dan memperlancar hasil yang dicapai (Sardiman, 2001).
Fasilitas belajar dapat berupa fisik dan non fisik. Bentuk fisik berupa ruang
kelas, media dan alat pembelajaran, meja, kursi, perpustakaan, dan laboratorium.
Sedangkan fasilitas non fisik berupa bimbingan atau konseling dari dosen.
Fasilitas belajar ini sangat menunjang proses belajar mengajar, terutama
untuk mahasiswa kebidanan yang kegiatan belajarnya sebagian besar merupakan
keterampilan. Sebagian besar mata kuliah pada Program studi D III Kebidanan
disampaikan secara teori dan praktek. Praktik dilaksanakan di laboratorium
dengan menggunakan phantom dan alat peraga lain.
Prestasi belajar yang masih rendah pada mata kuliah KDPK kemungkinan
dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan ketersediaan fasilitas belajar mengajar di
kampus atau institusi pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
Hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi
belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas
belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan
fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
2. Tujuan Khusus :
a. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen
dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
b. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang fasilitas belajar
dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
c. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan
fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik
klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah
referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh persepsi
mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang belum
dikaji dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Sebagai bahan informasi bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo mengenai hasil belajar mahasiswa dilihat dari sudut
pandang persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas
belajar.
b. Bagi Dosen
Sebagai bahan masukan bagi dosen Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo untuk dijadikan informasi mengenai pengaruh
persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar
terhadap keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya sebagai seorang dosen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa mengenai prestasi belajar
mahasiswa dari sudut pandang persepsi mahasiswa terhadap
kompetensi dosen dan fasilitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Persepsi Kompetensi Dosen
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 2010), sedangkan menurut
Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Walgito (2004) mengemukakan bahwa persepsi seseorang
merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus
yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam
menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar
selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang
diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara
individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka
diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa
seseorang akan bertindak.
Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu
terhadap stimulus yang diterimanya (Moskowitz, 1969, dalam Walgito,
2004). Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan
stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti
bagi individu yang bersangkutan.
b. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2004)
adalah :
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar
individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf
Alat indera atau resepstor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk
mengadakan respon diperlukan saraf otonom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Perhatian
Untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu atau sekumpulan objek.
Menurut Slameto (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi yaitu :
1) Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan pada guru
2) Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul
3) Kebutuhan, kebutuhan sesaat atau yang menetap pada diri, seseorang
akan mempengaruhi persepsi orang tersebut
4) Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh terhadap persepsi
5) Ciri kepribadian, individu memiliki ciri kepribadian seperti acuh,
sombong, dan peka terhadap lingkungan dan objek sehingga
menghasilkan persepsi yang berlainan.
Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap
objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga
dipengaruhi persepsinya terhadap sesuatu baik benda maupun peristiwa.
Manusia akan selalu berfikir untuk menanggapi sesuatu peristiwa yang
terjadi di lingkungannya (Walgito, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Kompetensi Dosen
Syah (2000) berpendapat bahwa kompetensi adalah kemampuan,
kecakapan, keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan
hukum.
Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1,
ayat 10 disebutkan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”
(Sagala, 2009).
Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir),
sikap (daya kalbu) dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan (Sagala, 2010)
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dibuat pengertian
bahwa kompetensi adalah seperangkat kemampuan (pegetahuan, sikap,
dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas profesionalnya.
Pendekatan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai
seperangkat elemen inti yang membedakan dari pekerjaan lainnya.
Seseorang yang profesional apabila elemen inti tersebut menjadi bidang
integral dari kehidupannya.
Seorang dosen wajib memiliki keterampilan dasar mengajar
karena merupakan modal awal agar menjadi pendidik yang baik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
benar. Adapun keterampilan dasar yang harus dimiliki menurut Djamarah
(2000) meliputi :
1) Keterampilan memberi penguatan
2) Keterampilan bertanya
3) Keterampilan mengadakan variasi
4) Keterampilan menjelaskan
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6) Keterampilan mengelola kelas
7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi dosen meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Mulyasa, 2007).
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik.kompetensi ini dapat dilihat dari :
a) Kemampuan merancang pembelajaran
Kemampuan tentang proses pengembangan mata kuliah
dalam kurikulum, pengembangan bahan ajar, serta
perancangan strategi pembelajaran.
b) Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran
Kemampuan mengenal mahasiswa (karakteristik awal
dan latar belakang mahasiswa), ragam teknik atau metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran, ragam media dan sumber belajar serta
pengelolaan proses pembelajaran.
c) Kemampuan melakukan penilaian proses dan hasil
pembelajaran
Kemampuan melakukan evaluasi dan refleksi terhadap
proses dan hasil belajar dengan menggunakan alat dan proses
penilaian yang sahih dan terpecaya, didasarkan pada prinsip,
strategi dan prosedur penilaian yang benar serta mengacu
pada tujuan pembelajaran.
d) Kemampuan memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
Kemampuan melakukan penelitian pembelajaran serta
penelitian bidang ilmu, mengintegrasikan temuan hasil
penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran dari sisi
pengelolaan pembelajaran maupun pembelajaran bidang
ilmu.
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi ini merupakan sejumlah nilai, komitmen dan
etika profesional yang mempengaruhi semua bentuk perilaku
dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan
masyarakat serta mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa,
termasuk pengembangan diri secara profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Empati. Meletakkan sensitifitas dan pemahaman terhadap
bagaimana mahasiswa melihat dunianya sebagai hal yang
utama dan penting dalam membantu terjadinya proses belajar
b) Berpandangan positif terhadap orang lain, termasuk nilai dan
potensi yang dimiliki. Menghormati harga diri dan integritas
mahasiswa, disertai dengan adanya harapan yang realistis
(positif) terhadap perkembangan dan prestasi mereka.
c) Berpandangan positif terhadap diri sendiri, termasuk nilai dan
potensi yang dimiliki. Mempunyai harga diri dan integritas
diri yang baik, disertai dengan tuntunan dan harapan yang
realities (positif) terhadap diri.
d) Bersikap tidak dibuat-buat, jujur dan terbuka mudah „dilihat‟
orang lain
e) Berorientasi kepada tujuan. Senantiasa komit pada tujuan,
sikap, dan nilai yang luas, dalam, serta berpusat pada
kemanusiaan. Semua perilaku yang tampil berorientasi pada
tujuan.
3) Kompetensi sosial
Kemampuan melakukan hubungan sosial dengan
mahasiswa, kolega, karyawan dan masyarakat untuk menunjang
pendidikan.
a) Kemampuan menghargai keragaman sosial dan konversi
lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menyampaikan pendapat dengan runtut, efisien dan jelas
c) Kemampuan menghargai pendapat orang lain
d) Kemampuan membina suasana kelas
e) Kemampuan membina suasana kerja
f) Kemampuan mendorong peran serta masyarakat
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang
tumbuh secara terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang
bidang ilmu tertentu, keterampilan menerapkan pengetahuan yang
dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk memajukan,
memperbaiki dan mengembangkannya secara berkelanjutan, dan
disertai tekad kuat untuk mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidik profesional berupaya untuk mewujudkan sikap
dan perilaku kearah menghasilkan peserta didik yang mempunyai
hasrat, tekad dan kemampuan memajukan profesi yang
berdasarkan ilmu dan teknologi. Dengan sikap dan perilaku,
dosen melakukan perbaikan berkelanjutan, meningkatkan
efisiensi secara kreatif melalui upaya peningkatan produktivitas
dan optimalisasi pendayagunaan sumber-sumber yang ada di
sekitarnya.
Melalui kompetensi profesional, dosen secara dinamis
mengembangkan wawasan keilmuan, menghasilkan ilmu, seni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan teknologi berdasarkan penelitian dan menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat dari hasil penelitian dan pada
akhirnya mengembangkan kebudayaan dan peradaban
masyarakatnya sebagai pemangku kepentingan.
a) Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam
b) Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun
laporan penelitian
c) Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi
d) Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai
pengabdian kepada masyarakat
Sebagai tenaga pendidik, kompetensi guru dan dosen berbeda.
Kompetensi guru terfokus pada kemampuan mendidik, sedangkan
kompetensi dosen mencakup kemampuan mendidik, meneliti dan
mengabdi kepada masyarakat.
Menurut Slamet (2006) dalam Sagala (2009), kompetensi dan sub
kompetensi untuk dosen :
1) Kompetensi Bidang Studi
a) Memahami mata kuliah yang telah dipersiapkan untuk
mengajar
b) Memahami kompetensi, kurikulum, dan materi pokok yang
dikuliahkan di perguruan tingginya
c) Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi materi kuliah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Memahami hubungan konsep antar mata kuliah terkait
e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari
f) Mengembangkan bidang studi yang ditekuni
2) Kompetensi pedagogik
a) Berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang terkait
dengan mata kuliah yang diajarkan
b) Mengembangkan silabus mata kuliah berdasarkan
kompetensi yang telah dikembangkan
c) Merencanakan rencana pelaksanaan kuliah berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan
d) Merancang manajemen perkuliahan, manajemen kelas dan
laboratorium
e) Melaksanakan perkuliahan yang pro perubahan (aktif, kreatif,
inovatif, eksperimentatif, efektif, menyenangkan, dan yang
mendorong keingintahuan)
f) Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik
g) Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya
pendidikan, kepribadian, bakat, minat, dan karir
h) Menulis buku teks yang sinergis secara tekstual, aktual, dan
faktual
i) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Mengembangkan e-Learning sebagai salah satu metode
pembelajaran.
3) Kompetensi etika profesi
a) Memahami, menghayati, dan melaksanakan kode etik dosen
Indonesia (belum dibuat)
b) Memberikan layanan pendidikan dengan sepenuh hati,
profesional dan ekspektasi yang tinggi terhadap peserta didik
c) Menghargai perbedaan latar belakang peserta didik dan
berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya
d) Menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai, norma-norma,
sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari peserta
didiknya
e) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan
jurusan/program studi umumnya dan perkuliahan khususnya
f) Menjadikan dirinya sebagai bagian integral dari perguruan
tingginya
g) Bertanggungjawab terhadap prestasinya
h) Melaksanakan tugasnya dalam koridor peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dalam koridor tata pemerintahan
yang baik
i) Mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri,
refleksi dan permuthakiran berbagai hal yang terkait dengan
tugasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Memahami, menghayati, dan melaksanakan landasan-
landasan pendidikan : yuridis, filosofis, dan ilmiah
4) Kompetensi sosial
a) Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki
kemampuan mengelola konflik dan benturan
b) Melaksanakan kerjasama secara haromonis dengan sesama
dosen, ketua jurusan, dekan, rector/ketua, dan pihak-pihak
terkait lainnya
c) Membangun kerja tim yang kompak, cerdas, dinamis, dan
lincah
d) Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara
efektif dan menyenangkan dengan warga jurusan, fakultas,
dan universitas, peserta didik, orang tua peserta didik dan
dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing-masing
memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan
perkuliahan
e) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya
(iptek, legislasi, dan regulasi, globalisasi dan sebagainya)
f) Memiliki kemampuan mendudukan dirinya dalam sistem
nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya
: partisipasi, transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum
dan profesionalisme)
5) Kompetensi penelitian
a) Memahami filsafat ilmu bidang studinya
b) Menguasai teori-teori (klasik dan mutakhir) bidang ilmu yang
ditekuni
c) Memahami pendekatan pengembangan ilmu yang ditekuni
d) Memahami paradigm-paradigma dan pendekatan penelitian
di bidang ilmunya
e) Memahami metodologi penelitian di bidang ilmunya
f) Memahami metode-metode penelitian di bidang ilmu yang
ditekuni
g) Memahami alat analisis data, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
h) Memahami hal-hal aktual dan faktual di bidang ilmu yang
ditekuni
i) Mempublikasikan temuan-temuan penelitian ilmiah/artikel
ilmiah pada jurnal-jurnal tingkat lokal, nasional dan
internasional
j) Menghadiri seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan
ilmiah lainnya dalam rangka memutakhirkan bidang ilmu
yang ditekuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
k) Selalu mengembangkan dirinya dalam filsafat ilmu, teori-
teori, paradigm penelitian, pendekatan penelitian, metodologi
penelitian, metode penelitian, dan teknis-teknis analisis data
secara kuantitatif dan kualitatif
l) Memahami permasalahan yang dihadapi oleh ilmu, Negara,
dan masyarakat dalam lingkup bidang ilmu yang ditekuni
m) Menggunakan ICT mutakhir dan canggih untuk mendukung
pengembangan ilmunya
n) Selalu bergesekan dengan nilai-nilai progesif di bidang
ilmunya melalui berbagai cara (membaca, mengakses
internet, bertemu dengan ilmuwan, cendekiawan, dan
teknokrat
o) Rajin melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh ilmu pengetahuan yang ditekuni, Negara
dan masyarakat
p) Terbuka terhadap kritik, masukan dan saran perbaikan
terhadap hasil-hasil karyanya
q) Membudayakan penelitian di kampusnya
6) Kompetensi pengabdian pada masyarakat
a) Memahami permasalahan yang sebenarnya dan menawarkan
solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menjalin kemitraan secara sinergis dengan masyarakat dalam
rangka saling memajukan dan mengembangkan
c) Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka
memajukan daerahnya
d) Menyebarluaskan ilmunya kepada masyarakat dalam rangka
ikut mencerdaskan bangsa
e) Memfasilitasi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
dalam rangka menggulirkan desentralisasi dan otonomi
daerah di bidang keahliannya
f) Melakukan advokasi terhadap masyarakat tentang pentingnya
perbaikan kehidupan dan upaya-upaya yang perlu ditempuh,
sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni
g) Melakukan survey masyarakat yang hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program
pengabdian pada masyarakat
h) Kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dalam rangka mengurangi pengangguran
i) Melaksanakan berbagai promosi perguruan tingginya melalui
pameran, brosur, siaran televisi, radio, open house,
presentasi, news release, seminar dan cara-cara lain yang
efektif dalam rangka mengenalkan program-program yang
ditawarkan oleh perguruan tingginya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk
memajukan daerahnya
k) Menyelenggarakan praktek pengalaman lapangan yang
mampu memperbaiki kondisi/situasi dan praktek-praktek
yang telah berlangsung selama ini
l) Memberikan layanan terbuka kepada masyarakat melalui
konsultasi kepada dosen-dosen terkait dengan permasalahan
yang dihadapi
Whitty (1996) dalam Feryal (2010) mengidentifikasi dua set
kualitas yang mencirikan seorang guru profesional yang sukses:
karakteristik profesional dan kompetensi profesional. Karakteristik
profesional meliputi profesional nilai-nilai, pengembangan pribadi dan
profesional, komunikasi dan hubungan serta sintesis dan aplikasi.
Kompetensi profesional meliputi pengetahuan dan pemahaman anak-
anak dan pembelajaran mereka, subjek pengetahuan, kurikulum, sistem
pendidikan dan peran guru.
Berdasarkan pengertian persepsi dan uraian tentang kompetensi
dosen diatas maka dapat dibuat pengertian persepsi terhadap kompetensi
dosen adalah pandangan mahasiswa terhadap kemampuan dosen
(kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional) yang akan
membuat respon bagaimana mahasiswa akan bersikap dan bertindak
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Fasilitas Belajar
a. Pengertian Fasilitas Belajar
Menurut Daradjat di dalam Sam (2008), fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam
rangka mencapai suatu tujuan.
Arikunto di dalam Sam (2008) menjelaskan bahwa fasilitas dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
memperlancarkan pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat
memudahkan dan memlancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda
maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana
dan prasarana yang ada di kampus.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa fasilitas
dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun
material, yang dapat memudahkan terselenggaranya proses belajar
mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan belajar di
kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbagai
perlengkapan praktikum laboratorium dan segala sesuatu yang
menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.
Adapun belajar menurut Slameto (2010), adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri yang berinteraksi dengan lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari pengertian fasilitas dan belajar diatas, dapat disimpulkan,
fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta
didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang
dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dirumah, supaya lebih efektif
dan efisien yang nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal
dan hasil belajar yang memuaskan.
Menurut Gunawan (2005), fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas maupun tempat kursus
sebaiknya merupakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
maksimal dimana sarana tersebut dapat digunakan oleh guru untuk
mengajar dan digunakan oleh siswa untuk belajar maupun melakukan
kegiatan lainnya yang berguna sebagai sarana mengembangkan bakat dan
kemampuan siswa.
Dalam UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 45
tentang sarana dan prasarana pendidikan, dinyatakan bahwa :
1) Setiap satuan pendidikan formal maupun non formal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, kecerdasan
intelektual sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Senada dengan Undang-Undang diatas, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII
Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 di dalam Prantiya (2008)
menegaskan bahwa
1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
2) Setiap satuan pendidikan wajib memilki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan
Dari kedua ketetapan diatas dimaksudkan agar tiap-tiap sekolah
menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai semua
keperluan pendidikan agar siswa dapat memanfaatkannya sebagai
penunjang belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Macam-macam fasilitas belajar
Macam-macam fasilitas menurut Gunawan (2005) antara lain
berupa perpustakaan, laboratorium, pusat computer dan internet, program
pendidikan bahasa, kantor yang melayani para alumni dan sebagainya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam fasilitas belajar adalah keadaan
kelas dan perlengkapan mengajar.
Rusya (1998) menyebutkan bahwa fasilitas belajar ada 4 jenis yaitu
benda-benda materiil, ruang dan tempat, alat dan perabot, serta kegiatan.
Sedangkan menurut Arikunto (2002), fasilitas atau suasana belajar dapat
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fasilitas fisik dan uang.
1) Fasilitas fisik
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau
yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk
memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dalam
belajar meliputi :
a) Ruang atau tempat belajar
Ruang dan tempat belajar adalah ruang dan tempat
dimana dilakukan kegiatan belajar baik tersedia di rumah
maupun di kampus.
Menurut Schneider (2002), beberapa hal yang
diperhatikan dari ruang kelas adalah sirkulasi udara, ventilasi
ruangan, temperature, kelembaban, kualitas bangunan, ukuran
ruangan, lingkungan tempat belajar dan pencahayaan ruangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi-kondisi tersebut yang baik akan menunjang
kegiatan belajar bagi siswa.
b) Alat pelajaran sekaligus alat peraga
Belajar atau pengajaran diperlukan alat untuk
mendukung proses belajar mengajar yakni berupa alat
pelajaran ataupun alat peraga.
Alat peraga ini sangat membantu dalam memberikan
pemahaman pada mahasiswa mengenai materi yang
disampaikan oleh pendidik.
Pada mata kuliah keterampilan dasar paraktik klinik,
alat peraga sangat membantu mahasiswa dalam memahami
materi yang diberikan. Mahasiswa dapat melakukan perasat
atau tindakan terlebih dahulu dengan menggunakan media
phantom atau alat peraga lain.
c) Media belajar
Media sangat diperlukan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar. Dewasa ini media dan sumber belajar
sangat beragam dan mudah ditemukan. Misalnya surat kabar,
tempat wisata, perpustakaan, radio, dan lain sebagainya.
d) Perpustakaan
Suryabrata (2002) berpendapat bahwa perpustakaan
secara konseptual dirumuskan sebagai suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa tempat penyimpanan bahan pustaka yang dikelola dan
diatur secara sistematis secara tertentu sebagai sumber
informasi yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
2) Fasilitas uang
Fasilitas uang dapat mempermudah anak untuk memenuhi
kebutuhan belajarnya karena dapat digunakan untuk melengkapi
peralatan belajar. Menurut Slameto (2010), anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat-alat tulis, buku sebagai sumber belajar dan lain-
lain. Fasilitas belajar yang lengkap dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang.
3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Prestasi merupakan suatu indikator dari perkembangan dan kemajuan
siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa
(Gojali, 2010).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985), belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progesif (Syah, 2005).
McGeoch (1956), memberikan definisi mengenai belajar “Learning is
a change in performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar
membawa perubahan dalam performance dan perubahan itu akibat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
latihan, yang mengandung arti usaha dari individu yang belajar (Walgito,
2004).
Berdasarkan pengertian diatas, prestasi belajar keterampilan dasar
praktik klinik adalah hasil yang dicapai dari aktifitas atau kegiatan belajar
siswa pada mata kuliah keterampilan dasar praktik klinik.
Menurut Slameto (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga muncullah siswa yang
berprestasi tinggi dan berprestasi rendah atau gagal sama sekali (Syah,
2008).
a. Faktor intern
1) Faktor jasmaniah
Keadaan kesehatan dan cacat tubuh akan mempengaruhi
seseorang untuk belajar. Proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatannya terganggu.
2) Faktor psikologis
Faktor yang tergolong dalam faktor psikologis adalah
inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tidak
diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi
seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi
seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
sukses (Syah, 2008).
Faktor psikologis berupa perhatian juga bisa mempengaruhi
hasil belajar. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbullah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar.
Minat juga mempengaruhi belajar siswa, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar sebaik-baiknya.
Bakat menurut Hilgard adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah
belajar atau berlatih. Jika siswa belajar bahan pelajaran yang sesuai
dengan bakatnya maka hasil belajar yang diperoleh lebih baik.
Motif berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Siswa
yang memiliki motivasi akan lebih mudah untuk belajar guna
mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut.
Kematangan dan kesiapan juga mempengaruhi hasil belajar
siswa. Proses belajar akan berhasil jika siswa sudah matang dan
siap untuk belajar sehingga hasil belajar yang didapat akan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Faktor kelelahan
Kelelahan bisa menyebabkan siswa susah untuk
berkonsentrasi. Kelelahan ini dapat dilihat adanya kelesuan dan
kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu akan hilang.
b. Faktor ekstern
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga dilihat dari cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anak akan
menyebabkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,
orang tua yang peduli dan memiliki cita-cita tinggi bagi anak-
anaknya akan memberikan dukungan dan kebutuhan dalam belajar
sehingga memudahkan siswa untuk belajar.
Suasana rumah yang kondusif juga mendukung kegiatan
belajar siswa, membuat siswa lebih merasa nyaman untuk belajar.
Keadaan ekonomi keluarga berkaitan dengan belajar anak karena
pada keluarga dengan ekonomi yang cukup akan lebih mudah
dalam memenuhi fasilitas belajar anak.
2) Faktor sekolah
a) Kurikulum/bahan pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kegiatan tersebut adalah pemberian
bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang disusun
dengan baik akan mempengaruhi belajar siswa.
b) Guru/pengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor
yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan
bagaimana guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-
anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang
dapat dicapai siswa (Purwanto, 2011).
Metode mengajar digunakan guru dalam proses belajar
agar siswa dapat menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran. Metode mengajar yang sesuai dan menarik
akan lebih memudahkan siswa untuk menerima pelajaran
sehingga proses belajar bisa berhasil (Slameto, 2010).
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan
siswa dipengaruhi oleh relasi yang terjadi dalam proses
tersebut. Di dalam relasi (guru dan siswa) yang baik, siswa
akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran
yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-
baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akrab menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar
(Slameto, 2010).
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku
yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan
rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa (Syah, 2005).
c) Sarana dan fasilitas
Sekolah yang memiliki cukup alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan
cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru
dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan
mempercepat belajar siswa (Purwanto, 2011).
Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang
masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu
lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti
buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media
lain (Slameto, 2010).
Selain alat-alat dan perlengkapan, keadaan gedung juga
mempengaruhi belajar siswa. keadaan gedung yang memadai
bagi siswa akan memudahkan mereka dalam belajar (Uline,
2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Earthman (2002), mengungkapkan bahwa kondisi
fasilitas sekolah, gedung, sarana dan prasarana di sekolah akan
mempengaruhi performance siswa dalam belajar. Selain
mempengaruhi prestasi belajar siswa juga akan mempengaruhi
kinerja guru dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa.
d) Administrasi/manajemen
3) Faktor masyarakat
Pengaruh faktor masyarakat terhadap belajar siswa
disebabkan karena keberadaan siswa ditengah masyarakat.
Keberadaan siswa di masyarakat ini bisa dalam bentuk kegiatan
kemasyarakatan, teman bergaul. Selain itu, adanya media massa
dan bentuk kehidupan di masyarakat sekitarnya juga akan
mempengaruhi proses belajar siswa. Siswa yang berada di
lingkungan masyarakat yang mendukung kegiatan atau proses
belajar mengajar akan lebih giat belajar.
Menurut Aremu (2003) dalam Aisikia (2010), berikut merupakan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya prestasi akademik siswa :
a. Motivasi
b. Self-esteem
c. Masalah emosional/kepribadian
d. Kebiasaan belajar
e. Bimbingan guru
f. Hubungan interpersonal yang buruk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bakare (1994) masih dalam Aisikia (2010), mengaktegorikan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa :
a. Penyebab dari anak : keterampilan kognitif, faktor fisik, dan kesehatan,
faktor psikoemosional, minat
b. Penyebab dari keluarga : stimulasi kognitif yang diberikan pada anak,
nutrisi dasar selama 2 tahun pertama, jenis disiplin di rumah,
kurangnya model peran dalam keluarga dan keuangan
c. Penyebab dari sekolah : lokasi sekolah, bangunan fisik, hubungan
antara personel sekolah
d. Penyebab dari masyarakat : ketidakstabilan kebijakan pendidikan,
kekurangan dana dari sektor pendidikan, kepemimpinan, kurangnya
lapangan pekerjaan.
4. Hubungan Persepsi Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar
Kompetensi guru yang tinggi dapat mempengaruhi sikap
mahasiswa kearah yang positif dalam belajar dan konsep diri mereka.
Asumsi lain adalah bahwa sikap siswa yang lebih positif untuk sekolah
dan kompetensi guru akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka
kearah yang lebih baik (Feryal, 2010).
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai
peranan strategis, yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan
yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang yang
menentukan dan mengambil keputusan dengan strategis yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas (Andyarto dalam Gojali,
2010).
Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menguasai kelas agar
tidak ada salah persepsi siswa kepada guru yang memandang guru hanya
bertugas mengajar saja tanpa memperhatikan proses siswa dalam belajar.
Perhatian guru yang tinggi dengan memberikan dorongan berbentuk
nonmateri maupun materi merupakan suatu dinamika dalam mendidik
serta mengajar, sehingga siswa menjadi terpacu untuk mendapatkan
prestasi belajar yang tinggi (Gojali, 2010).
Pengaruh guru dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi
memang cukup besar, karena guru merupakan sosok manusia yang harus
menjadi idola para siswanya. Ini berarti setiap bentuk yang diberikan guru
akan selalu dikerjakan oleh siswa karena mereka sudah merasa terikat
psikologis dengan guru mereka. Berdasarkan kondisi diatas maka
kompetensi guru akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
5. Hubungan Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar
Kelengkapan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang berarti
terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dengan fasilitas belajar lengkap akan
memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Siswa dengan aktifitas belajar
yang tinggi memiliki prestasi belajar yang baik. Aktifitas belajar yang
tinggi didukung dengan fasilitas belajar yang memadai akan meningkatkan
prestasi belajar siswa (Gojali, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Uline (2008),
didapatkan hasil bahawa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas
fasilitas sekolah dengan prestasi belajar siswa. Kualitas fasilitas sekolah
akan mendukung iklim belajar yang baik di sekolah sehingga akan
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Schneider (2002) menyatakan bahwa fasilitas belajar di sekolah
akan mempengaruhi performa siswa. Fasilitas sekolah mulai dari gedung,
ruangan, kondisi ruangan seperti suhu dalam ruangan, sirkulasi udara,
pencahayaan, serta ukuran ruang kelas akan mempengaruhi kegiatan
belajar siswa.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap
kompetensi dosen, antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan Ischayati (2011) dengan judul penelitian
“Pengaruh persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen dan fasilitas
belajar terhadap motivasi belajar akuntasi keuangan menengah pada
mahasiswa FKIP UMS Progdi Pendidikan Akuntansi angkatan
2008/2009”. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa motivasi belajar
dipengaruhi oleh persepsi tmengenai kompetensi dosen dan fasilitas
belajar.
2. Penelitian Yuniasih (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh kompetensi
guru dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar menangani penggandaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dokumen pada siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Swasta Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi guru dan fasilitas belajar memiliki pengaruh yang positif
terhadap prestasi belajar siswa.
3. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan Feryal (2010) dengan
judul penelitian “Student teachers’ perceptions of teacher competence and
their attributions for success and failure in learning”, dari penelitian
tersebut didapatkan bahwa kualitas guru terutama kompetensinya sangat
penting dalam proses pembelajaran dan guru yang berkompeten harus bisa
melakukan pendekatan terhadap siswanya agar tercapai prestasi belajar
yang baik.
4. Penelitian lain berkaitan dengan fasilitas belajar adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ismail (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh
ketersediaan fasilitas belajar di sekolah dan kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan Kelas XI SMK
PGRI 2 Malang tahun ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian tersebut
didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ketersediaan
fasilitas belajar dengan prestasi belajar.
5. Penelitian berikutnya mengenai pengaruh fasilitas sekolah dengan prestasi
siswa adalah penelitian Earthman (2002), judul penelitian “School facility
conditions and student academic achievement”. Hasil penelitian tersebut
didapatkan bahwa kondisi fasilitas sekolah mempengaruhi performa
akademik siswa, dengan kondisi sekolah yang baik akan mendukung siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam kegiatan belajar. Selain itu, ditemukan pula jika kondisi fasilitas
sekolah yang baik juga bisa mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar.
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Ket :
: Diteliti
: Tidak dieteliti
Kompetensi dosen dan fasilitas belajar merupakan factor
eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Persepsi
mahasiswa terhadap kompetensi dosen akan mempengaruhi sikap dan
perilaku mahasiswa dalam belajar. Sikap dan perilaku yang baik dalam
belajar akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa tersebut. Fasilitas
belajar yang lengkap akan membantu kelancaran dalam proses belajar
mengajar sehingga bisa mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.
Persepsi
Kompetensi Dosen
Persepsi Fasilitas
belajar
Sikap/perilaku
siswa dalam belajar
Kelancaran dalam
proses belajar
Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis
- Ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi
belajar keterampilan dasar praktik klinik
- Ada hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan
dasar praktik klinik
- Ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas
belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
yang terletak di Jalan Batorokatong no.30 Ponorogo, pada bulan April-Juni 2012.
C. Populasi
Pada penelitian ini, populasi sasaran yang digunakan adalah seluruh
mahasiswa DIII Kebidanan. Populasi sumber (populasi terjangkau) dalam
penelitian ini adalah mahasiswa semester II yang berjumlah 67 orang di Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah exhaustive sampling, dimana sampel diambil dari seluruh populasi sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
- Persepsi tentang kompetensi dosen
- Fasilitas belajar
2. Variabel Tergantung
- Prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik.
F. Definisi Operasional
1. Persepsi tentang kompetensi dosen
a. Definisi : pandangan mahasiswa terhadap kemampuan dosen
(kompetensi pedagogik, dan profesional) yang akan membuat respon
bagaimana mahasiswa akan bersikap dan bertindak dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini pengukuran menggunakan
pertanyaan dalam kuesioner yang di lakukan uji validitas dan reliabilitas.
Setiap pertanyaan mempunyai jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, sangat tidak setuju. Pemberian skor untuk pernyataan :
- Favourable :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-
ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju
diberi skor 1.
- Unfavourable :
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, ragu-
ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju
diberi skor 5
b. Alat ukur : Kuesioner.
c. Skala pengukuran : Kontinu.
2. Persepsi fasilitas belajar
a. Definisi : pandangan mahasiswa terhadap ketersediaan semua
kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk
memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di
sekolah maupun dirumah, supaya lebih efektif dan efisien yang
nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar
yang memuaskan. Pada penelitian ini pengukuran menggunakan
pertanyaan dalam kuesioner di lakukan uji validitas dan reliabilitas.
Setiap pertanyaan mempunyai jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
- Favourable :
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-
ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju
diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Unfavourable :
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, ragu-
ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju
diberi skor 5
b. Alat ukur : Kuesioner.
c. Skala pengukuran : Kontinu.
3. Prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
a. Definisi : hasil pencapaian kemampuan akademik mata
kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik).
b. Alat ukur : nilai hasil ujian tahap I (uhap I) keterampilan dasar
praktik klinik
c. Skala pengukuran : Kontinu.
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas isi (content validity) kuesioner persepsi tentang kompetensi dosen
dan fasilitas belajar diuji dengan menggunakan matriks/kisi-kisi.
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel persepsi
kompetensi dosen
Aspek/Dimensi No. Item
Favourable Unfavourable
Kompetensi Pedagogik 1,3,5,6,9,10,12 2,4,7,8,11,14,13
Kompetensi Profesional 15,17,18,20,22 16,19,21,24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel fasilitas
belajar
Aspek/Dimensi No. Item
Favourable Unfavourable
Gedung dan Ruang Kelas :
- Kondisi gedung
- Lokasi gedung
- Luas ruang
- Kenyamanan
- Ketersediaan fasilitas
belajar dalam ruangan
1,3,5,7,8,11,12 2,4,6,9,10
Alat pengajaran atau alat
peraga :
- Kelengkapan alat
pengajaran
- kondisi alat pengajaran
- kelengkapan alat peraga
- kondisi alat peraga
- kemudahan dalam
penggunaan alat
pengajaran dan alat
peraga
14,16,17, 13,15,18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media belajar :
- kelengkapan media
belajar
- kondisi media belajar
- kemudahan dalam
menggunakan media
belajar
20,22,23 19,21
Perpustakaan :
- kelengkapan
perpustakaan dalam
menyediakan buku dan
referensi dalam belajar
- kondisi buku dan
koleksi perpustakaan
- kenyamanan ruang
perpustakaan
- kemudahan dalam
penggunaan fasilitas
perpustakaan
25,28 24,26,27
Validitas muka (face validity) kuesioner diuji dengan berkonsultasi dengan
pakar bahasa, apa isi butir pertanyaan bisa dipahami subjek penelitian
dengan benar.
2. Uji Reliabillitas
Reliabilitas (konsistensi internal) variabel yang diteliti diuji dengan korelasi
item total dan Alpha Cronbach. Masing-masing item (butir) pertanyaan
harus memiliki koefisien korelasi item total r > 0.20. Kuesioner tersebut
harus memiliki Alpha Cronbach > 0,60.
H. Etika Penelitian
Sebagai salah satu tanggung jawab mendasar bagi peneliti sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melakukan penelitian, dibuat surat persetujuan penelitian. Surat permohonan
persetujuan penelitian disampaikan kepada Direktur Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo. Sebelum dilaksanakan penelitian, semua responden yang
menjadi subjek penelitian di beri informasi oleh peneliti tentang rencana dan
tujuan penelitian. Setiap responden diberi hak penuh untuk menyetujui apakah
yang bersangkutan bersedia atau menolak untuk menjadi subjek penelitian dengan
cara menandatangani informed consent atau Surat pernyataan yang telah
dipersiapkan peneliti.
I. Teknik Pengumpulan Data
Data tentang persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar
diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun, sedangkan data
tentang prestasi belajar di peroleh dengan menggunakan nilai akhir mata kuliah
keterampilan dasar praktik klinik.
J. Pengolahan Data
Pengolahan dan analisis data merupakan program komputer melalui
tahapan:
Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan komputer
SPSS For windows. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan person dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Editing
Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah semua item sudah
dijawab.
2. Coding
Kuesioner yang sudah dijawab diberi kode dalam bentuk nomor urut.
3. Tabulating
Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan data dan
jumlah item pernyataan tiap-tiap variabel, kemudian dimasukkan da!am
master tabel.
K. Analisis Data
Karakteristik subjek data kontinu dideskripsikan dalam n, mean, SD,
minimum, maksimum. Karakteristik subjek data kategorikal dideskripsikan dalam
n dan persen.
Hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar
dengan keterampilan dasar praktik klinik dianalisis degan model regresi linier
ganda, sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = Keterampilan dasar praktik klinik (skor)
X1 = persepsi tentang kompetensi dosen (skor)
X2 = persepsi fasilitas belajar (skor)
Kekuatan hubungan variabel ditunjukkan oleh koefesien regresi b :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b = 0 tidak ada hubungan
b > 0 variabel independen meningkatkan variabel dependen
b < 0 variabel independen menurunkan variabel dependen
Signifikan statistik dari koefisien regresi b diuji dengan uji t. Hasilnya uji t
dinyatakan dalam nilai p.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo terhadap mahasiswa semester II reguler yang terdiri dari dua kelas
berjumlah 67 mahasiswa.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas
terdiri dari persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar serta satu
variabel terikat berupa prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan
Dasar Praktik Klinik).
Untuk mengukur variabel bebas, digunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji
coba terhadap 40 orang didalam populasi sumber diluar sampel penelitian.
Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya item – item
dari variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang memenuhi
syarat validitas dan reabilitas. Adapun item – item dari variabel yang tidak
memenuhi syarat reliabilitas akan dilakukan drop out.
Berdasarkan hasil uji coba untuk 24 item dari kuesioner persepsi
kompetensi dosen, dinyatakan memenuhi syarat reliabilitas dimana korelasi
> 0.2 dan Alpha Cronbach > 0.6 yaitu 0.882 sebanyak 19 item. Adapun item
– item yang drop out adalah nomor 4, 9, 11, 12 dan 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan hasil uji coba untuk 28 item kuesioner fasilitas belajar,
dinyatakan memenuhi syarat reliabilitas dimana korelasi > 0.2 dan Alpha
Cronbach > 0.6 yaitu 0.862 sebanyak 21 item. Adapun item-item yang drop
out adalah nomor 4, 5, 7, 8, 9, 11, dan 12.
Tabel 4.1 Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi kompetensi dosen dan
fasilitas belajar
Variabel dan Butir
Pertanyaan
Korelasi butir total
( r )
Alpha Cronbach
Persepsi Kompetensi
Dosen :
d1,d 2, d3, d5,d 6, d7, d8,
d10, d14, d15, d16, d17,
d18, d19, d20,d 21, d22,
d23,d 24 (19 item)
≥ 0.23 0.88
Fasilitas Belajar :
f1, f2,f 3, f6, f10, f13, f14,
f15, f16, f17, f18, f19, f20,
f21,f 22,f 23, f24, f25,f 26,
f27, f28 (21 item)
≥ 0.27 0.86
Sumber: Hasil analisi spss; Maret 2012
Karakter demografi responden pada penelitian hubungan persepsi
kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mata kuliah
KDPK di Akbid Harapan Mulya Ponorogo dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik sampel
Variabel n %
Umur
15-17 th
17-19 th
19-21 th
21-23 th
23-25 th
>25 th
0
18
30
14
2
3
0
26.8
44.8
20.9
3
4.5
Total 67 100
Sumber : Buku Induk Mahasiswa Akbid Harapan Mulya Ponorogo tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Karakteristik sampel (data kontinu) pada penelitian hubungan
antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi
belajar keterampilan dasar praktik klinik kebidanan pada mahasiswa
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo pada Tabel 4.2.
Tabel 4.3 Tabel karakteristik sampel (data kontinu)
Variabel N Mean SD Minimum Maksimum
Persepsi Kompetensi
dosen
67 66.94 7.35 52 86
Persepsi fasiltas
belajar
67 65.24 9.18 32 85
Prestasi belajar 67 74.95 2.26 67.8 78.9 Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisa Bivariat
Korelasi antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan
prestasi belajar diuraikan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.4 Korelasi persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar
dengan prestasi belajar
Variabel
independen
Variabel
dependen
Koefisien korelasi
Pearson (r)
p
Persepsi
kompetensi dosen
Prestasi belajar 0.64 < 0.001
Persepsi fasilitas
belajar
Prestasi belajar 0.54 < 0.001
Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang
kuat dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen
dengan prestasi belajar (r = 0.64, p = < 0.001). dan juga terdapat korelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang sedang dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas
belajar dengan prestasi belajar (r = 0.54, p = < 0.001).
Gambaran regresi pada hubungan persepsi kompetensi dosen dengan
prestasi belajar, digambarkan dalam diagram sebar sebagai berikut :
Gambar 4.1 Hubungan persepsi kompetensi dosen dengan prestasi
belajar
Gambar 4.1 menunjukkan terdapat korelasi positif antara
persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Persepsi
kompetensi dosen yang positif/baik, prestasi belajar cenderung baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.2 Hubungan persepsi fasilitas belajar dengan prestasi
belajar
Gambar 4.2 menunjukkan terdapat korelasi positif antara
persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa
yang memiliki persepsi baik terhadap fasilitas belajar cenderung
memiliki prestasi belajar yang baik.
2. Analisis Multivariat
Hasil penelitian hubungan persepsi kompetensi dosen dan
fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
pada mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dijelaskan pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.5 Hasil analisis regresi linier ganda tentang persepsi kompetensi
dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar
Variabel Koefisien
regresi (b)
p Confidence Interval (CI)
95%
Batas bawah Batas atas
Konstanta 59.98 <0.001 56.04 63.92
Persepsi
Kompetensi
dosen
0.15 <0.001 0.09 0.22
Persepsi fasilitas
belajar
0.07 ≤0.005 0.024 0.125
N observasi 67
R Square 47.8%
p <0.001 Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis regresi linier ganda yang
menghubungkan skor prestasi belajar dengan persepsi kompetensi dosen
dan fasilitas belajar. Hasil analisis menunjukkan setiap peningkatan 1
poin skor persepsi kompetensi dosen akan meningkatkan 0.15 poin
prestasi belajar. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan
secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan
prestasi belajar mahasiswa (b = 0.15, p < 0.001).
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1
poin skor persepsi tentang fasilitas belajar akan meningkatkan 0.07 poin
skor prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan
positif dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa (b = 0.07, p ≤ 0.005).
R2 = 47.8 % mengandung arti bahwa semua item koefisien data
persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
% dari variabel prestasi belajar mahasiswa. Model tersebut secara
keseluruhan signifikan secara statistik (p < 0.001).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi
yang kuat dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi
dosen dengan prestasi belajar (r = 0.64, p = < 0.001).
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa persepsi kompetensi
dosen mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut sesuai
yang dikemukakan Walgito (2010) bahwa persepsi dapat mempengaruhi
tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya.
Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya terhadap
sesuatu baik benda maupun peristiwa. Manusia akan selalu berfikir untuk
menanggapi sesuatu peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
Menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan
stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti
bagi individu yang bersangkutan.
Dalam hal ini, mahasiswa mengorganisasikan dan
menginterpretasikan stimulasi yang diterimanya yang berupa kompetensi
atau keterampilan dosen saat mengajar sehingga mempunyai arti bagi
mahasiswa.
Pada penelitian ini, persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen
akan mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam belajar mata kuliah
KDPK. Kompetensi dosen yang dikaji adalah kompetensi pedagodik dan
profesional dosen. Dimana dalam kompetensi pedagogik, dosen memiliki
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan
pada kompetensi profesional dosen memiliki kemampuan dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi
yang ditetapkan. Kompetensi tersebut ini dapat diliat dari interaksi dosen
dan mahasiswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan Feryal (2010) dengan judul penelitian “Student
teachers’ perceptions of teacher competence and their attributions for
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
success and failure in learning”, dari penelitian tersebut didapatkan
bahwa kualitas guru terutama kompetensinya sangat penting dalam
proses pembelajaran dan guru yang berkompeten harus bisa melakukan
pendekatan terhadap siswanya agar tercapai prestasi belajar yang baik.
Pendekatan yang baik dapat dilakukan dengan membuat persepsi yang
baik dulu dari mahasiswa. Persepsi yang baik akan memudahkan dosen
dalam melakukan pendekatan terhadap mahasiswa.
Proses interaksi antara mahasiswa dengan dosennya akan
menghasilkan persepsi mahasiswa mengenai sosok dosen yang di
kenalnya. Mahasiswa menganggap dosen sebagai figur yang menarik dan
menyenangkan, sehingga hal ini akan meningkatkan minat mahasiswa
untuk mengikuti mata kuliah yang diampunya. Djamaran (2008)
mengatakan bahwa minat merupakan rasa senang dan ketertarikan pada
suatu hal yang ditimbulkan dari hasil interaksi. Minat mahasiswa dapat
diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, seperti
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap dosen terutama ketika
mengikuti pelajaran.
Mahasiswa sebagai peserta didik akan dapat melihat, menafsirkan
dan menyimpulkan baik tidaknya kemampuan mengajar dosen.
Mahasiswa akan mempunyai persepsi yang tepat mengenai kemampuan
mengajar dosen apabila dosen sebelum mengajar membuat perencanaan,
mengelola kegiatan pembelajaran dan bagaimana menilai hasil belajar
mahasiswa. Namun apabila komponen-komponen mengajar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak dilaksanakan oleh dosen maka mahasiswa akan mempunyai
persepsi yang kurang baik.
Persepsi mahasiswa akan menentukan sikapnya. Mahasiswa yang
mempunyai persepsi positif seringkali akan mempunyai sikap yang
positif juga. Ketika mahasiswa mempersepsikan kompetensi gurunya
secara positif, maka sikap yang positif terhadap dosen itu pun terbentuk.
Syah (2003) mengatakan bahwa sikap mahasiswa yang positif terhadap
dosen merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajarnya.
Melalui persepsi tentang kemampuan mengajar dosen yang baik,
mahasiswa akan dapat menafsirkan bahwa kegiatan belajar yang
diikutinya akan berdampak positif terhadap hasil belajarnya. Apabila
mahasiswa bersikap positif terhadap mata kuliah yang sedang
ditempuhnya, maka dia akan cenderung untuk berpikir, merasakan,
menyerap, dan berperilaku positif. Akibatnya hasil belajarnya juga akan
meningkat yang ditandai dengan prestasi belajar yang baik
Penelitian yang dilakukan oleh Pemiluwati (2010) yang berjudul
„Pengaruh persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa dan motivasi belajar siswa sebagai variabel
moderatoring siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gombong tahun ajaran
2009-2010‟ didapatkan hasil persepsi mengenai kompetensi guru
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa dan motivasi
berprestasi sebagai variabel moderatoring berpengaruh positif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hubungan antara persepsi mengenai kompetensi guru terhadap prestasi
belajar.
Mahasiswa yang memiliki sikap yang positif terhadap kompetensi
dosen akan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sehingga bisa
mendukung prestasi belajarnya.
Berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan hasil bahwa persepsi
kompetensi dosen dan prestasi belajar memiliki korelasi sedang. Hal
tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, antara lain faktor intelegensia,
dan faktor keluarga/lingkungan. Menurut Slameto (2010), faktor intern
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor jasmani,
psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmani yang bisa mempengaruhi
prestasi belajar misalnya kondisi fisik yang kurang baik misalkan dalam
keadaan sakit akan mengganngu proses belajar mahasiswa.
Faktor psikologis, yaitu intelegensia, minat, motivasi dari
mahasiswa. Mahasiswa dengan intelegensia yang tinggi dan bisa belajar
mandiri tidak akan terpengaruh dengan kompetensi dosen karena
cenderung mandiri. Mahasiswa dengan minat dan motivasi belajar yang
tinggi didukung dengan persepsi yang baik terhadap kompetensi dosen
akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Namun jika mahasiswa
tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi sejak awal kuliah maka
akan kesulitan dalam kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Faktor intern ketiga adalah faktor kelelahan. Kondisi fisik yang
kurang baik misalkan karena kelelahan atu capek akan membuat
mahasiswa kesulitan untuk berkonsentrasi, meskipun dosen memiliki
keterampilan mengajar yang baik yang dapat menimbulkan persepsi baik
bagi mahasiswa.
Kompetensi dosen merupakan faktor ekstern yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa. dosen yang kompeten dapat menimbulkan
persepsi yang baik bagi mahasiswa bila memiliki keterampilan dan
kepercayaan diri dalam mengajar sehingga meningkatkan motivasi
mahasisswa dalam belajar.
2. Persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi
yang sedang dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas
belajar dengan prestasi belajar (r = 0.54, p = < 0.001).
Menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris. Dalam hal ini, mahasiswa melihat kondisi fasiltas belajar baik
di Akbid maupun di rumah.
Fasilitas belajar yang dikaji dalam penelitian ini meliputi keadaan
gedung/bangunan kampus, keadaan lingkungan, kondisi fasilitas belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
seperti laboratorium, perpustakaan, kondisi buku, akses internet dan
sarana prasarana belajar mahasiswa.
Fasilitas belajar merupakan kelengkapan dalam proses belajar yang
harus dimiliki perguruan tinggi (Syah, 2010). Fasilitas belajar tidak dapat
diabaikan karena kualitas pendidikan ditentukan oleh ketersediaan
fasilitas belajar.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti
sekolah, universitas maupun tempat kursus sebaiknya merupakan fasilitas
yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar agar dapat berjalan
dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal dimana sarana tersebut
dapat digunakan oleh guru untuk mengajar dan digunakan oleh siswa
untuk belajar maupun melakukan kegiatan lainnya yang berguna sebagai
sarana mengembangkan bakat dan kemampuan siswa (Llewelyn, 2005).
Pada proses pembelajaran mata kuliah KDPK, diperlukan adanya
ketersediaan fasilitas belajar untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswa, terutama pada sarana prasarana untuk kegiatan praktikum di
laboratorium.
Menurut Walgito (2010), persepsi dapat mempengaruhi tingkah
laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara
tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya terhadap sesuatu
baik benda maupun peristiwa. Manusia akan selalu berfikir untuk
menanggapi sesuatu peristiwa yang terjadi di lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mahasiswa akan membentuk persepsi tentang fasilitas belajarnya,
mulai dari keadaan gedung, laboratorium, perpustakaan, akses internet
maupun fasilitas belajar milik pribadi seperti buku teks. Persepsi
mahasiswa terhadap fasilitas belajar akan mempengaruhi sikap dan
perilaku mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Persepsi baik
cenderung akan berusaha memanfaatkan fasilitas yang ada untuk
kegiatan pembelajaran, sedangkan persepsi fasilitas belajar yang kurang
akan kurang memanfaatkan fasilitas yang ada.
Pemanfaatan fasilitas belajar yang maksimal akan mendukung
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar. Mahasiswa dapat
memanfaatkan fasilitas laboratorium untuk praktikum pada mata kuliah
Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan
dan akses internet untuk mencari bahan materi atau tambahan wacana
mengenai materi mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik dapat
mendukung proses belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Arifin (2011) yang
meneliti tentang „Hubungan antara persepsi tentang fasilitas belajar dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI mata
pelajaran produktif Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK
Nasional Malang‟ hasil dari penelitian tersebut menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara persepsi tentang fasilitas belajar, dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelajaran produktif program keahlian teknik mekanik otomotif SMK
Nasional Malang.
Penelitian berikutnya mengenai pengaruh fasilitas sekolah dengan
prestasi siswa adalah penelitian Earthman (2002), judul penelitian
“School facility conditions and student academic achievement”. Hasil
penelitian tersebut didapatkan bahwa kondisi fasilitas sekolah
mempengaruhi performa akademik siswa, dengan kondisi sekolah yang
baik akan mendukung siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu,
ditemukan pula jika kondisi fasilitas sekolah yang baik juga bisa
mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar.
3. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa
Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa. Secara bersama-sama persepsi kompetensi
dosen dan fasilitas belajar dapat menjelaskan variabel prestasi belajar
mahasiswa.
Berdasarkan analisis data persepsi kompetensi dosen dan
fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8 % dari variabel prestasi belajar
mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki persepsi yang baik terhadap
kompetensi dosen akan mendorong mahasiswa untuk belajar. Hal
tersebut jika ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
institusi pendidikan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa,
khususnya pada mata kuliah KDPK.
Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen dan fasilitas
belajar merupakan beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi
belajar. Persepsi tersebut muncul ketika mahasiswa melihat atau menilai
kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang mereka gunakan. Secara
bersama-sama, persepsi tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hubungan antara
persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar signifikan secara
statistik.
Hasil analisis menunjukkan setiap peningkatan 1 poin skor
persepsi kompetensi dosen akan meningkatkan 0.15 poin prestasi belajar.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1
poin skor persepsi tentang fasilitas belajar akan meningkatkan 0.07 poin
skor prestasi belajar mahasiswa.
Meskipun hasil statistik signifikan, namun pengaruhnya kecil
dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal tersebut dikarenakan masih
banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa, yaitu antara lain intelegensia, kondisi fisik dan psikologis,
minat motivasi, kondisi lingkungan, masyarakat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya,
Yantina (2011) dengan penelitian „Hubungan Antara Motivasi, Persepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tentang Kompetensi Dosen dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes Nurul Jadid Paiton
Probolinggo‟ didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan
antara motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan pemanfaatan
sumber belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar, Besarnya
pengaruh motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan pemanfaatan
sumber belajar secara bersama-sama adalah 55,6 % terhadap prestasi
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi
kompetensi dosen dengan prestasi belajar (b = 0.15, CI = 95% dari 0.09
hingga 0.22).
2. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi
fasilitas belajar dengan prestasi belajar (b = 0.07, CI = 95% dari 0.02
hingga 0.13).
3. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu
menjelaskan 47.8 % dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 =
47.8%, p < 0.001).
B. Implikasi Hasil Penelitian
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan
positif yang signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi
belajar, maka dosen diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri
dan metode dalam memberikan pembelajaran sehingga dapat
menimbulkan persepsi yang baik mengenai kompetensi dosen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan
positif yang signifikan antara persepsi tentang fasilitas belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa, maka dari itu institusi pendidikan perlu
melengkapi dan memperbaiki fasilitas belajar yang dimiliki untuk
menunjang kegiatan belajar mahasiswa dan mendukung peningkatan
prestasi belajar mahasiswa.
3. Kompetensi dosen dan fasilitas belajar menunjang prestasi belajar
mahasiswa, maka diperlukan kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang
baik. Dosen meningktkan kompetensinya serta fasilitas belajar yang
lengkap untuk membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
C. Saran
1. Bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi
institusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, memenuhi
kebutuhan fasilitas belajar mengajar guna menunjang kegiatan
pembelajaran.
2. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi
dosen untuk meningkatkan kompetensi atau kualitasnya dalam kegiatan
belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi mahasiswa agar bisa
meningkatkan motivasi belajar guna meningkatkan prestasi belajarnya.
Top Related