HYDROCEPHALUS
Dokter Pembimbing : dr. Anton Sirait, sp. Bs
Oleh : 1. Annisa Fadhilah, s.Ked
2. Gabby Rachedia, s.Ked
KEPANITERAAN DEPARTEMEN BEDAH SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI - RSUD SERANG
Identitas Pasien
Nama : An. Fitri Naila
Umur : 1 th/ 11 bln
Jenis kelamin : Perempuan
Berat Badan : 10 kg
Agama : Islam
Alamat : Serang
Tanggal masuk RS : 21/7/2015
Ruang rawat : Flamboyan - Tulip
Anamnesis
Keluhan Utama : Kejang
Keluhan Tambahan : Kepala membesar(+), demam(+), tidak nafsu
makan(+), muntah(+), lemas & lesu(+)
Riw. Penyakit Sekarang : Anak diantar orang tuanya ke IGD RSUD Serang dengan keluhan kejang sejak 1 hari SMRS. Orang tua anak mengatakan kejang 3x dalam 1 hari dan setiap kejangnya 5 menit. Orang tua mengatakan, anak juga tidak nafsu makan, dan setiap makan selalu muntah. Keluhan demam juga dirasa sejak 1 hari SMRS setelah pasien mengalami kejang. Anak tampak selalu melihat ke arah bawah dan ke arah tengah, anak juga tampak lemas dan lesu. Saat ditanya, orang tua anak mengatakan merasa kepala anak membesar saat anak berusia 8 minggu dan langsung dibawa ke bidan dan dirujuk ke RS. Ibu anak diketahui melahirkan secara normal di bidan, dan setiap bulan selalu memeriksakan kandungannya di bidan tetapi tidak pernah melakukan pemeriksaan lebih jelas seperti USG untuk melihat perkembangan anak.
Riw. Penyakit Dahulu : Anak sudah pernah didiagnosis dengan hydrocephalus saat berusia 8 minggu tetapi keluarga menolak melakukan tindakan karena alasan biaya, anak pasca vp-shunt +- 6 bulan SMRS pada kepala kanan
Riw. Penyakit Keluarga : -
Status Generalis
Keadaan Umum : Anak tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda tanda vital :
TD : HR : 109 x/menit
RR : 30 x/menit Suhu : 37c
Lingkar Kepala : 52cm (N.46,5-48cm)
Panjang Badan : 82cm
Kepala : Makrocephalua (LP 52cm), Venektasi (+), Crackpot sign (+), Ubun ubun teraba keras (+)
Mata : Pupil bulat, isokor 2/2, RCL +/+, RCTL +/+, CA (-/-), SI (-/-), Sunset Phenomenon (+)
Wajah : Simetris
Leher : pembesaran KGB leher (-)
Thorax, Abdomen : Dbn
Eks : Dbn
Pemeriksaan Laboraturium
Hb : 9,8 g/dL Na : 132 mmol/L
Leukosit : 9,830 /μL K : 4,54 mmol/L
Ht : 30,50 % Cl : 101 mmol/L
Trombosit : 359.000 /μL
Diagnosa Klinis: Hidrocephalus
Penatalaksanaan
- Paracetamol 3 x 100mg
- Ranitidin 2 x 10mg
- Ondansentraon 3 x 10mg
- Phenitoin 2 x 100mg
- Pro vp-shunt
LANDASAN TEORI
Ruangan cairan serebrospinal mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio.
Cairan LCS dibentuk di pleksus koroideus ventrikel lateral ventrikel III melalui foramen interventrikel ventrikel IV melalui aqua duktus silvii ruang sub arachnoid melalui foramen magendi dan foramen luschka cairan bersirkulasi mengelilingi bagian otak dan medula spinalis cairan diabsorbsi melalui granulasi arachnoid.
Apa Definisi Hydrocephalus?
Hydrocephalus adalah keadaan patologi otak yang mengakibatkan bertambahnya Cairan Serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
Bagaimana Etiologinya?
1. Kelainan Bawaan
- Stenosis aquaduktus sylvii
- Spina bifida dan kranium bifida
- Sindrom Dandy-Walker
- Kista araknoid
- Anomali Pembuluh Darah Dalam
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Perdarahan
Hydrocephalus yang manifes (overt hydrocephalus) merupakan hydrocephalus yang tampak jelas dengan tanda – tanda klinis yang khas.
Hydrocephalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus) merupakan hydrocephalus dengan ukuran kepala yang normal.
Waktu Pembentukan
Hydrocephalus Kongenital merupakan hydrocephalus yang terjadi pada neonatus atau yang berkembang selama intrauterine.
Hydrocephalus Infantil merupakan hydrocephalus yang terjadi karena cedera kepala selama proses kelahiran.
Hydrocephalus Akuisita merupakan hydrocephalus yang terjadi selama masa neonatus atau disebabkan oleh faktor – faktor lain setelah masa neonatus.
Proses Pembentukannya
Hydrocephalus Akut adalah hydrocephalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan absorbsi CSS.
Hydrocephalus Kronik adalah hydrocephalus yang terjadi setelah aliran serebrospinal mengalami obstruksi beberapa minggu atau bulan atau tahun mengalami obstruksi beberapa minggu atau bulan atau tahun.
Patofisiologi
Hydrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu:
Produksi likuor yang berlebihan
Peningkatan resistensi aliran likuor
Peningkatan tekanan sinus venosa
“ Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme diatas adalah peningkatan tekanan intracranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorpsi. “
Diagnosis
USG adalah pemeriksaan penunjang mempunyai peran penting dalam mendeteksi adanya hidrosefalus pada periode prenatal dan pascanatal selama fontanelnya tidak menutup.
CT-scan adalah dimana sistem ventrikel dan seluruh isi intracranial dapat tampak lebih terperinci, serta dalam memperkirakan prognosa kasus di masa kemudian.
MRI mengingat waktu pemeriksaannya yang cukup lama sehingga pada bayi perlu dilakukan pembiusan.
Penatalaksanaan
Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa
Asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kg BB. Asetazolamid dalam dosis 40-75 mg/kg 24 jam mengurangi sekitar sepertiga produksi CSF, dan terkadang efektif pada hydrocephalus ringan yang berkembang lambat .
Pada keadaan akut, dapat diberikan manitol, diuretika dan kortikosteroid.
Drainase likuor eksternal
Dilakukan dengan memasang kateter ventrikuler yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong drain eksternal. Tindakan ini dilakukan untuk penderita yang berpotensi menjadi hidrosefalus (hidrosefalus transisi) atau yang sedang mengalami infeksi.
Pemasangan Pintas (Shunting)
Tujuan
Tujuan tindakan ini adalah untuk membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase seperti peritoneum, atrium kanan, pleura.
Lokasi pemasangan
Pemilihan kavitas drainase dari mana dan kemana bervariasi untuk masing-masing kasus. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum karena mampu menampung kateter yang cukup panjang sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan
Komplikasi shunt
Infeksi (meningkatkan risiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian)
Kegagalan mekanis (mencakup komplikasi seperti: oklusi aliran didalam shunt, diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat pemasangan yang tidak tepat)
Kegagalan fungsional (dapat berupa drainase yang berlebihan atau malah kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak dapat menimbulkan komplikasi lanjutan seperti terjadinya efusi subdural, kranio-sinostosis, lokulasi ventrikel, hipotensi ortostatik).
Thankyou…
Daftar Pustaka
Nova.Referat Hidrosefalus. 10 Juni 2015. http://www.academia.edu/9825733/Referat_
Hidrosefalus Satyanegara. 1998. Hidrosefalus. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wordpress. Sistem Saraf. 10 Juni 2015. https://hmkuliah.wordpress.com/2010/12/03/sistem-saraf/
Top Related