KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan: Hepatitis A” tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka dengan terselesainya makalah ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Yth Ibu. Cornelia, S. Kep, Ns selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) I.
2. Semua teman-teman khususnya kelas A.4.4
3. Semua pihak yang telah membantu dorongannya baik secara langsung maupun
tidak langsung selama penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari penjelasan dan juga pengetikannya. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari sehingga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
.
Yogyakarta, Oktober 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
............Hepatitis A dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA
dari famili enterovirus. Cara penularan penyakit ini adalah melalui jalur fekal-oral,
terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut. Virus
hepatitis A ditemukan dalam dalam tinja pasien yang terinfeksi sebelum gejalanya
muncul dan selama beberapa hari pertama menderita sakit. Secara khas, seorang pasien
dewasa muda akan terjangkit infeksi di sekolah dan membawanya ke rumah di mana
kebiasaan sanitasi yang kurang sehat menyebarkannya ke seluruh angota keluarga.
............Hepatitis A lebih prevalen di negara-negara berkembang atau pada populasi yang
tinggalnya berdesakan dengan sanitasi yang buruk. Penjaja makanan yang terinfeksi dapat
menyebarkan penyakit tersebut, dan masyarakat dapat terjangkit melalui konsumsi air
atau ikan dari sugai yang tercemar limbah.
............Wabah hepatitis A dapat terjadi pada pusat- pusat kesehatan dan panti akibat
kurangnya kebersihan perorangan. Kadang-kadang penyakit ini ditularkan melalui
transfusi darah.
1.2 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan, antara lain :
a. TUJUAN UMUM
Setelah menyusun makalah ini mahasiswa mampu mengetahui gambaran umum
tentang Hepatitis A dan proses keperawatannya.
b. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyusun makalah ini mahasiswa mampu:
1. Mengetahui tentang pengertian dan etiologi dari Hepatitis A
2. Mengetahui klasifikasi, tanda dan gejala Hepatitis A
3. Mengetahui tentang patofisiologi dan pathway dari Hepatitis A
4. Mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik pada Hepatitis A
5. Mengetahui tentang komplikasi yang ditimbulkan pada Hepatitis A
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan pada Hepatitis A
7. Membuat asuhan keperawatan Hepatitis A
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI HEPATITIS
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999). Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima
golongan besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )
Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada.
Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk
sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara
parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau
terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan
dalam terapi medik.
B. KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis Virus
Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam
permulaan dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral
sehubungan dengan mekanisme transmisi (penyerangan).
Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route oral-
fecal . Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D , penyebarannya
melalui transfusi darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.
Hepatitis A
Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA
dari golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari
syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route
oral-fecal dengan ingesti oral dari ketidakbersihan fecal.
Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang
diambil dari air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV
. Virus dapat juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui
pembukaan pengeluaran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama , Hepatitis A
dapat juga bertransmisi dalam aliran darah . Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai
enam minggu dengan rata-rata waktu empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam
hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup manusia ).
Hepatitis B
Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel
double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen
( HBsAg) dan protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.
Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan
darah . Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat :
Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah .
Kontaminasi dengan luka yang terbuka .
Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit.
Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain :
Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ).
Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan atau lecet
Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction.
Prosedur bedah mulut atau gigi.
HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya
dari pada HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B
mendapat tempat terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .
Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo)
(Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan
“tato” dan pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan
pembagian obat ( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan
perlengkapan lainnya seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok.
Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai
serangan tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang
serius , seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara
umum akan berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver
kronik berkembang 5% pada klien dengan infeksi HBV akut.
Hepatitis C
Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus,
virus pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan
terindentitas pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai
100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan
rata-rata masa inkubasi 8 minggu.
Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama , epidemiologi
dan hepatologi dipelajari dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV
menyebabkan 40% terjangkit HCV .
Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna
membutuhkan fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan
kehadirannya dibutuhkan untuk replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien
secara simultan dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara superimpose pada
klien yang terinfeksi HBV super infeksi kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama
dengan Hepatitis B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang
kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route non-percuntaneous , terutama
hubungan personal yang tertutup (selingkuh).
Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi
HBV. Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari
penyakit liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari infeksi
HBV kronik.
Hepatitis E
Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak
ditemukan epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada
orang – orang yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan
melalui rute oral – fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode
inkubasi 2 – 9 minggu. Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.
C. ETIOLOGI
Penyebab hepatitis meliputi :
Infeksi virus.
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
D. MANISFESTASI KLINIS
Hepatitis Vital
Sumber dan penyebab dari manifestasi klinik dari semua kelima tipe hepatitis vital
adalah sama. Perawat menetapkan keluhan subyektif klien secara umum, menentukan
apakah terjadi gejala akut ( hepatitis A atau E ) atau tipuan ( hepatitis B atau C )
Klien mungkin merasa lelah dan kehilangan selera. Selanjutnya perawat memeriksa
kelanjutan untuk mengira perjalanan klien ;
Perasaan umum yang tidak nyaman
Lemah
Mialgias ( nyeri otot )
Sakit kepala
Arthritis
Intabilitas
Depresi
Nausea
Muntah
Perawat menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir – akhir ini.
Makan makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret.
Perawat palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati tidak
lembut dan letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan pergerakan kulit, sclera,
dan membran mucus diperiksa untuk melihat penyakit kuning. Klien mungkin melakukan
perawatan medis hanya setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala samar
yang lain adalah sindrom seperti influenza yang terus menerus.
Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra hepatic dan
disebabkan oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine gelap dan berwarna seperti tanah
liat sering dialami oleh klien tersebut. Perawat mengambil urine dan contoh spesimen
untuk inspeksi visual dan analisis laboratorium.
Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien dengan
diagnosa hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari erythema, berwarna merah atau
urtycaria mungkin terjadi. Klien sering mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin
mempunyai abrasi kulit karena garukan.
Klien dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin diantara 38 C
– 40C. Demam mungkin dalam grade rendah atau tidak dengan hepatitis B / C.
E. PATHOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan
mendesak dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan ,
sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan
kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi
peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya
penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran
darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-
saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E
sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari
peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex
kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi
extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi
kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem
pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang
terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis
dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi
berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah
hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .
F. PATWAY
F. PATWAY
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati
Hepatomegali
Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas
Gangguan suplay darah normal pada sel-sel hepar
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii empedu intrahepatik
Gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan protein
Gglikogenesis menurun
Glukoneogenesis menurun
Glikogen dalam hepar berkurang
Glikogenolisis menurun
Glukosa dalam darah berkurang
Cepat lelah Keletihan
Nyeri Anoreksia
Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Perubahan kenyamanan
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu intrahepatik
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi Gangguan eksresi empedu
Retensi bilirubin
Regurgitasi pada duktuli empedu intra hepatik
Bilirubin direk meningkat
Ikterus Larut dalam airPeningkatan garam empedu dalam darah
Pruritus Perubaha kenyamanan
Eksresi ke dalam kemih
Billirubinuria dan kemih berwarna gelap
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan melalui duktus hepatikus
Bilirubin direk meningkat
Ikterus
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
1. Pemeriksaan pigmen
urobilirubin direk
bilirubun serum total
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
2. Pemeriksaan protein
protein totel serum
albumin serum
globulin serum
HbsAG
3. Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
4. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
AST atau SGOT
ALT atau SGPT
LDH
Amonia serum
2. Radiologi
foto rontgen abdomen
pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
kolestogram dan kalangiogram
arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
laparoskopi
biopsi hati
G. KOMPLIKASI HEPATITIS
Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan
secara hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis
fulminan. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar – besaran sangat jarang. Hepatitis kronik
terjadi seperti hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta
hepatitis ( HDV ), dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag
mungkin menuju hepatitis kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa
kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi.
Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang
meningkat dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus – menerus, inflamasi
akut dan fibrosis. Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses
penyakit liver atau fibrosis yang terus menerus mungkin menuju ke kerusakan liver,
sirosis, dan kematian.
Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :
Gejala klinik persistent dan hepatomegali.
Adanya kelanjutan dari HbS Ag.
Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ),
billirubin dan alkaline phospatase untuk 6 – 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.
Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada
seseorang dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver
tidak meningkat setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi
dengan dan virus hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat,
perkembangan serosis jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada
gejala dan fisiknya terlihat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan
peningkatan serum AST dan alkaline phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1
tahun.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Tidak ada terapi sfesifik untuk virus hepatitis, tirah baring selama fase akut dengan
diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena
mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktifitas fisik biasanya
perlu perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
I. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu
makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, dan hilang daya rasa lokal untuk perokok.
2. Riwayat Kesehatan
Observasi/temuan
Aktivitas/istirahat: kelemahan, kelelahan, malaise umum.
Sirkulasi: bradikardi (hiperbilurubinia berat), ikterik pada sklera, kulit,
membran mukosa.
Eliminasi: urine gelap, diare/konstipasi; feses warna tanah liat.
Adanya/berulangnya hemodialisa.
Makanan/cairan: hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan
atau meningkat (edema), mual/muntah. Asites.
Neurosensori: peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
Nyeri/ketidaknyamanan: kram abdomen, nyeri tekan pada quadrant kanan
atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruritus). Otot tegang, gelisah.
Pernafasan: tidak minat/enggan merokok (perokok).
Keamanan: adanya transfusi darah/produk darah. Demam, urtikaria, lesi
makulopapular, eritema tak beraturan, ekserbasi jerawat, angioma jaring-
jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadan-kadang ada pula hepatitis
alkoholik), splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.
Seksualitas: pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh
homoseksual aktif/biseksual pada wanita).
Penyuluhan/pembelajaran: riwayat diketahui/mungkin terpejan pada virus,
bakteri atau toksin (makanan terkontaminasi air, jarum, alat bedah atau
darah); pembawa (simtomatik atau asimtomatik); adanya prosedur bedah
dengan anastesia haloten; terpajan pada kimia toksik (contoh karbon
tetraklorida, vinil klorida); obat resep (contoh sulfonamid, fenotiazid,
isoniazid). Obat jalanan IV atau penggunaan alkohol, diabetes, GJK, atau
penyakit ginjal, adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas.
Pemeriksaan diagnostik
- Tes fungsi hati: abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan: merupakan
batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus.
- AST (SGOT/ALT (SGPT): awalnya meningkat. dapat meningkat 1-2
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
- Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup
SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
- Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel
plasma.
- Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).
- Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati).
- Albumin serum: menurun.
- Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
- Anti-HAV IgM: positif pada tipe A.
- HbsAG: dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). catatan: merupakan
diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
- Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati).
- Bilirubin serum: di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis
buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
- Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
- Biopsi hati: menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
- Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
- Urinalisa: peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.
Potensial komplikasi
Infeksi HVA sering sembuh tanpa komplikasi, sedangkan infeksi HVB
dan jenis virus lainnya dapat menjadi kronik dan infeksi HVD sering fatal.
Pada HVC kronis persisten dan kronik aktif berubah menjadi keadaan
yang lebih serius, bahkan berlanjut menjadi sirosis.
Terapi dan perawatan
Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama
1-2 bulan.
Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar
obat akan di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.
Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah
sakit.
Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk
memantau keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi
maka penderita dirujuk untuk menentukan apakah perjalanan penyakit
mengarah ke hepatitis kronik.
Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya
dianjurkan bagi orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
BAB III
ANALISIS KASUS
3.1. KASUS
Ringkasan Kasus:
Nama : Tn. H
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnosa medis : Hepatitis A
Tanggal masuk RS : 8oktober 2009
Tanggal Pengkajian : 8 oktober 2009
Pengamatan kasus dilakukan pada Tn. H, yang berumur 27 tahun, tinggal dijalan
anggrek no.3, Bandung Jawa barat.
Pasien masuk rumah sakit mitra husada pada tanggal 5 oktober 2009, dengan keluhan
demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian kanan atas. Setelah diadakan
pengkajian, hati mengalami pembesaran dan nyeri tekan. Dari hasil pemeriksaan:
- Biopsi hati: terjadi nekrosis ringan
- Skan hati :mengalami inflamasi, kerusakan parenkim
Keluarga pasien mengatakan pasien juga suka mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien
terlihat lemah dan malas untuk bergerak, pasien mengelih badannya terasa lemah dan letih.
Pasien juga mengeluh mual muntah berkepanjangan dan kehilangan nafsu makan
sejak 2 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh mengalami penurunan berat badan, dari
berat awal 57 kg, setelah diadakan penimbangan BB menjadi 48 kg, dan diketahui tinggi
badan 166 cm. dari hasil pemeriksaan vital sign: Suhu 39 derajat celcius, Nadi: 100x per
menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHg,
Hasil pemeriksaan lain:
- Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua )
- hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3.
Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian : 7 oktober 2009
Jam : 08.00 WIB
1.Biodata
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Tn. H 1. Ratna ( Ibu )
Umur : 27 Tahun 2. Budi ( Ayah )
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Anggrek no.3
Bandung jawa bara
Diagnosa Medis : Hepatitis A
2. Keluhan Utama:
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri
pada perut bagian kanan.
3. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat sakit sekarang
- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39
derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atas
c. Riwayat sakit Dahulu:
Klien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit sebelum dan tidak pernah
mengalami sakit seperti yang dialaminya sekarang.
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialaminya.
Genogram:
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Penderita
d. Obat yang terakhir didapat:
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obat
e. Alergi: Reksi Alergi
[-] obat Tidak ada
[-] makanan Tidak ada
[-] Plester Tidak ada
[-] lain-lain Tidak ada
f. Pernah dirawat: [v] Tidak
g. Pernah Operasi [v] Tidak
4. Keadaan Umum:
1. Keadaan umum pasien tampak:
Kesadaran = Compos mentis
GCS : 15, E = 4, M = 6, V = 5
Data objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil
sesekali meringis menahan nyeri.
2. Tanda-tanda vital
Suhu: Tekanan darah: Pernafasan:
- 39Derajat Celcius 130/90 mmHg 26 x/menit
Nadi: 100 x/menit
[v] teratur
[-] tidak teratur
3. Pemeriksaan fisik:
a. Muka:
- muka terlihat pucat
- pasien terlihat lemah dan pucat
b. Mata:
- Lensa : [v] jernih
- Kelopak mata: [v] tidak edema
- Konjungtiva : [v] anemic
c. Mulut
- terlihat kering dan pucat
d. Kulit
- Warna : normal
- Turgor : Jelek
e. Abdomen:
- adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas
- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekan
f. Suara nafas: Normal
g. Suara jantung: normal
Hasil pemeriksaan lain:
- Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua )
- hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3
Analisis Data
Nama Klien : Tn. H No. Regristrasi : 09845326789
Umur : 27 tahun Diagnosa Medis : Hepatitis A
Ruang Rawat : Ruang Mawar Alamat : Jln.Anggrek no.3
Jam/
tanggal
Data Fokus Problem Etiologi
08.00
7/10/09
08.00
7/10/09
08.00
7/10/09
Ds:
- pasien mengatakan mengalami demam
dari 6 hari yang lalu
Do:
- dari pemeriksaan vital sign: Suhu 39
derajat celcius, Nadi: 100x per menit,
Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah
130/90 mmHg,
Ds:
- pasien mengeluh nyeri pada perut
bagian kanan.
Do:
- Setelah diadakan pengkajian, hati
mengalami pembesaran dan nyeri tekan.
Skala nyeri: 6 (sedang)
- Dari hasil pemeriksaan:
- Biopsi hati: terjadi nekrosis
ringan
- Skan hati :mengalami inflamasi,
kerusakan parenkim
- vital sign: Nadi: 100x per menit,
Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah
130/90 mmHg
Ds:
- Pasien mengeluh mual muntah
berkepanjangan dan kehilangan nafsu
makan sejak 2 minggu yang lalu,
- pasien mengeluh mengalami penurunan
berat badan, dari berat awal 56 kg,
Hipertermi
Gangguan rasa
nyaman (nyeri Akut)
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
invasi agent dalam
sirkulasi darah
sekunder terhadap
inflamasi hepar
pembengkakan
hepar yang
mengalami inflamasi
hati dan bendungan
vena porta
kegagalan masukan
untuk memenuhi
kebutuhan metabolik
karena anoreksia,
mual dan muntah.
Do:
- setelah diadakan penimbangan BB
menjadi 49 kg, dan diketahui tinggi
badan 165 cm.
RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosa keperawatan
TujuanDan kriteria hasil
Intervensi Rasionalisasi Nama/TTD
1 Hypertermi
berhubungan
dengan invasi
agent dalam
sirkulasi darah
sekunder
terhadap
inflamasi hepar
Tidak terjadi peningkatan
suhu dalam 1x24jam:
- Pemeriksaan vital
sign normal, suhu
37 derajat celcius,
TD 120/70 mmHg,
Pernafasan
20x/menit, nadi
90x/menit
- Monitor tanda
vital : suhu badan
- Ajarkan klien
pentingnya
mempertahankan
cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000
l/hari) untuk
-sebagai indikator
untuk mengetahui
status hypertermi
-dalam kondisi
demam terjadi
peningkatan
evaporasi yang
memicu
timbulnya
dehidrasi
Ambar
2
dengan
pembengkakan
hepar yang
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
berhubungan
mengalami
inflamasi hati dan
bendungan vena
porta
Tidak Menunjukkan tanda-
tanda nyeri fisik dan
perilaku dalam nyeri dengan
criteria hasil:
- tidak meringis
kesakitan,
menangis intensitas
dan lokasinya
dengan sekala:1-3
(ringan).
-Vital sign normal
mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari. Atau
sesuai kebutuhan
tubuh
- Berikan kompres
hangat pada lipatan
ketiak dan femur
- Anjurkan klien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat
-Kolaborasi dengan
individu untuk
menentukan metode
yang dapat
digunakan untuk
intensitas nyeri.
-Tunjukkan pada
klien penerimaan
tentang respon klien
terhadap nyeri.
-Berikan informasi
akurat dan Jelaskan
penyebab nyeri
-Bahas dengan
dokter penggunaan
analgetik yang tak
mengandung efek
hepatotoksi.
- menghambat
pusat simpatis di
hipotalamus
sehingga terjadi
vasodilatasi kulit
dengan
merangsang
kelenjar keringat
untuk mengurangi
panas
tubuh melalui
penguapan
- kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur. Juga akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit
-nyeri yang
berhubungan
3
Risiko tinggi
terhadap
transmisi infeksi
berhubungan
dengan sifat
menular dari
agent virus
Tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi.
- Vital sign normal
- Pemeriksaan
laboratorium
normal
-Gunakan
kewaspadaan umum
terhadap substansi
tubuh yang tepat
untuk menangani
semua cairan tubuh.
-Gunakan teknik
pembuangan
sampah infeksius,
linen dan cairan
tubuh dengan tepat
untuk
membersihkan
peralatan-peralatan
dan permukaan
yang terkontaminasi
- Jelaskan
pentingnya mencuci
tangan dengan
sering pada klien,
keluarga dan
pengunjung lain dan
petugas pelayanan
kesehatan.
dengan hepatitis
sangat tidak
nyaman, oleh
karena terdapat
peregangan secara
kapsula hati,
melalui
pendekatan
kepada individu
yang mengalami
perubahan
kenyamanan nyeri
diharapkan lebih
efektif
mengurangi nyeri.
-klienlah yang
harus mencoba
meyakinkan
pemberi
pelayanan
kesehatan bahwa
ia mengalami
nyeri
-klien yang
disiapkan untuk
mengalami nyeri
melalui
penjelasan nyeri
yang
sesungguhnya
akan dirasakan
- kemungkinan
nyeri sudah tak
bisa dibatasi
dengan teknik
untuk mengurangi
nyeri.
-pencegahan
tersebut dapat
memutuskan
metode transmisi
virus hepatitis
-teknik ini
membantu
melindungi orang
lain dari kontak
dengan materi
infeksius dan
mencegah
transmisi penyakit
-mencuci tangan
menghilangkan
organisme yang
merusak rantai
transmisi infeksi
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/Jam
Diagnosa Implementasi Pukul Evaluasi Nama/TTD
1
2
7/10/09Pukul:08.00-09.00
7/10/09Pukul12.30- 13.30
Hypertermi
berhubungan
dengan invasi
agent dalam
sirkulasi darah
sekunder
terhadap
inflamasi hepar
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
kegagalan
masukan untuk
memenuhi
- Memonitor tanda
vital : suhu badan
- Mengajarkan klien
pentingnya
mempertahankan
cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000
l/hari) untuk
mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari. Atau
sesuai kebutuhan
tubuh
- Memberikan
kompres hangat pada
lipatan ketiak dan
femur
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
memberikan obat
penurun panas dan
pemberian antibiotik
- Menganjurkan klien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat
- Mengajarkan dan
membantu klien untuk
istirahat sebelum
makan
-Mengawasi
pemasukan
diet/jumlah kalori,
20.00
S: Pasien mengatakan
badannya masih
demam.
O: dari
pemeriksaan vital
sign, suhu
37,5oC, nadi
90x/menit,
pernafasan
20x/menit,TD
120/70,
A: Masalah belum
teratasi
P: Implementasi
dilanjutkan.
S: Pasien mengatakan
tidak nafsu makan,
dan masih terasa
mual muntah.
O: Pasien terlihat
menghabiskan
setengah porsi
Ambar
Ambar
3
7/10/09Pukul 13.45-14.35wib
kebutuhan
metabolik karena
anoreksia, mual
dan muntah.
Risiko tinggi
terhadap
transmisi infeksi
berhubungan
dengan sifat
menular dari
agent virus
menawarkan makan
sedikit tapi sering dan
menawarkan sarapan
pagi paling sering
- mempertahankan
hygiene mulut yang
baik sebelum makan
dan sesudah makan
- Menganjurkan
makan pada posisi
duduk tegak
- mengkolaborasikan
dengan dokter dalam
pemberian anti muntah
- Memberikan diit
tinggi kalori, rendah
lemak.
-Menggunakan
kewaspadaan umum
terhadap substansi
tubuh yang tepat untuk
menangani semua
cairan tubuh
-menggunakan teknik
pembuangan sampah
infeksius, linen dan
cairan tubuh dengan
tepat untuk
membersihkan
peralatan-peralatan
dan permukaan yang
terkontaminasi
- menjelaskan
pentingnya mencuci
tangan dengan sering
pada klien, keluarga
dan pengunjung lain
dan petugas pelayanan
kesehatan.
21.00
makanannya , BB
belum meningkat
A: Masalah belum
teratasi
P: Implementasi
dilanjutkan
S: Pasien mengatakan
sedikit paham
dengan cara-cara
penanggulangan
infeksi
O: semua yang
mengenai tehnik
pencegahan
terhadap tranmisi
infeksi belum
dilaksanakan
A: Masalah belum
teratasi.
P: Implementasi
dilanjutkan.
- merujuk ke petugas
pengontrol infeksi
untuk evaluasi
departemen kesehatan
yang tepat
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/Jam
Diagnosa Implementasi Pukul Evaluasi Nama/TTD
1
2
8/10/09Pukul:07.00-08.00
8/10/09Pukul
13.00- 14.00
Hypertermi
berhubungan
dengan invasi
agent dalam
sirkulasi darah
sekunder
terhadap
inflamasi hepar
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
kegagalan
masukan untuk
memenuhi
kebutuhan
- Memonitor tanda
vital : suhu badan
- Mengajarkan klien
pentingnya
mempertahankan
cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000
l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya
sari buah 2,5-3
liter/hari. Atau sesuai
kebutuhan tubuh
- Memberikan
kompres hangat pada
lipatan ketiak dan
femur
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
memberikan obat
penurun panas dan
pemberian antibiotik
- Menganjurkan klien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat
- Mengajarkan dan
membantu klien untuk
istirahat sebelum
makan
-Mengawasi
pemasukan diet/jumlah
kalori, menawarkan
makan sedikit tapi
19.00
20.00
S: Pasien mengatakan
badannya masiht
demam
O: dari pemeriksaan
vital sign, suhu 38
derajat celcius,
nadi 90x/menit,
pernafasan
20x/menit,TD
120/70,
A: Masalah belum
teratasi
P: intervensi di
lanjutkan
S: Pasien mengatakan
nafsumakannya
kembali normal
dan tidak mual
muntah lagi
O: Pasien terlihat
menghabiskan
Ambar
3
9/10/09Pukul 14.00-15.00
metabolik karena
anoreksia, mual
dan muntah.
Risiko tinggi
terhadap
transmisi infeksi
berhubungan
dengan sifat
menular dari
agent virus
sering dan
menawarkan sarapan
pagi paling sering
- mempertahankan
hygiene mulut yang
baik sebelum makan
dan sesudah makan
- Menganjurkan
makan pada posisi
duduk tegak
- mengkolaborasikan
dengan dokter dalam
pemberian anti muntah
- Memberikan diit
tinggi kalori, rendah
lemak
-Menggunakan
kewaspadaan umum
terhadap substansi
tubuh yang tepat untuk
menangani semua
cairan tubuh
-menggunakan teknik
pembuangan sampah
infeksius, linen dan
cairan tubuh dengan
tepat untuk
membersihkan
peralatan-peralatan
dan permukaan yang
terkontaminasi
- menjelaskan
pentingnya mencuci
tangan dengan sering
pada klien, keluarga
dan pengunjung lain
dan petugas pelayanan
kesehatan.
- merujuk ke petugas
21.00
makanannya, BB
meningkat
A: Masalah belum
teratasi
P: Implementasi
dipertahankan
S: Pasien mengatakan
sudah paham
dengan cara-cara
penanggulangan
infeksi
O: semua yang
mengenai tehnik
mencegahan
terhadap tranmisi
infeksi sudah
dilaksanakan
A: Masalah teratasi
P: Implementasi
dipertahankan
pengontrol infeksi
untuk evaluasi
departemen kesehatan
yang tepat
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/Jam
Diagnosa Implementasi Pukul Evaluasi Nama/TTD
1 9/10/09Pukul:07.00-08.00
Hypertermi
berhubungan
dengan invasi
agent dalam
sirkulasi darah
sekunder
terhadap
inflamasi hepar
- Memonitor tanda
vital : suhu badan
- Mengajarkan klien
pentingnya
mempertahankan
cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
Atau sesuai kebutuhan
tubuh
- Memberikan kompres
hangat pada lipatan
ketiak dan femur
19.00 S: Pasien mengatakan
badannya sudah
tidak demam lagi
O: dari pemeriksaan
vital sign, suhu 37
derajat celcius, nadi
90x/menit,
pernafasan
20x/menit,TD
120/70,
A: Masalah teratasi
P: Implementasi
dipertahankan
Ambar
2
3
9/10/09Pukul13.00- 14.00
9/10/09Pukul13.00- 14.00
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
kegagalan
masukan untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolik
karena
anoreksia, mual
dan muntah.
Risiko tinggi
terhadap
transmisi
infeksi
berhubungan
dengan sifat
menular dari
agent virus
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
memberikan obat
penurun panas dan
pemberian antibiotik
- Menganjurkan klien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat
- Mengajarkan dan
membantu klien untuk
istirahat sebelum
makan
-Mengawasi
pemasukan diet/jumlah
kalori, menawarkan
makan sedikit tapi
sering dan
menawarkan sarapan
pagi paling sering
- mempertahankan
hygiene mulut yang
baik sebelum makan
dan sesudah makan
- Menganjurkan makan
pada posisi duduk
tegak
- mengkolaborasikan
dengan dokter dalam
pemberian anti muntah
- Memberikan diit
tinggi kalori, rendah
lemak
-Menggunakan
kewaspadaan umum
terhadap substansi
tubuh yang tepat untuk
menangani semua
20.00
21.00
20.00
S: Pasien mengatakan
nafsumakannya
kembali normal dan
tidak mual muntah
lagi
O: Pasien terlihat
menghabiskan
makanannya, BB
meningkat
A: Masalah teratasi
P: Implementasi
dipertahankan
S: Pasien mengatakan
sudah paham
dengan cara-cara
penanggulangan
infeksi
O: semua yang
mengenai tehnik
mencegahan
terhadap tranmisi
infeksi sudah
cairan tubuh
-menggunakan teknik
pembuangan sampah
infeksius, linen dan
cairan tubuh dengan
tepat untuk
membersihkan
peralatan-peralatan dan
permukaan yang
terkontaminasi
- menjelaskan
pentingnya mencuci
tangan dengan sering
pada klien, keluarga
dan pengunjung lain
dan petugas pelayanan
kesehatan.
- merujuk ke petugas
pengontrol infeksi
untuk evaluasi
departemen kesehatan
yang tepat
-
dilaksanakan
A: Masalah teratasi
P: Implementasi
dipertahankan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan dengan keluhan
pusing dan nyeri pada perut kanan, dengan diagnosa medis Hepatitis A, pada kasus Tn.H di
rumah sakit Mitra Husada selama 3 hari dari tanggal 6 Oktober sampai 9 Oktober 2009.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah Fase awal dalam proses keperawatan, pengkajian yang
komperensif, sistematis dan logis merupakan dasar dan mendukung bagi identifikasi dalam
masalah pasien. Dalam tahap ini semua data dan informasi tentang pasien dikaji dan
dianalisis untuk menentukan diagnosa keperawatan melelui tahap yaitu pengumpulan,
pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan merumuskan diagnosa
keperawatan.
Dalam melakukan pengkajian untuk memperoleh data, penulis melakukan dengan
menggunakan metode wawancara, obserfasi, serta pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Disamping itu penulis mendapat data dari keluarga pasien
Adapun biodata pasien adalah sebagai berikut:
Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian : 6 Oktober 2009
Jam : 08.00 WIB
1.Biodata
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Tn. H 1. Ratna ( Ibu )
Umur : 27 Tahun 2. Budi ( Ayah )
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Anggrek no.3 bandung jawa barat
Diagnosa Medis : Hepatitis A
2. Keluhan Utama:
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri
pada perut bagian kanan.
3. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat sakit sekarang
- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39
derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atas
b. Riwayat sakit Dahulu:
-
c. Riwayat sakit keluarga:
Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang dialami klien
d. Obat yang terakhir didapat:
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obat
e. Alergi: Reksi Alergi
[-] obat Tidak ada
[-] makanan Tidak ada
[-] Plester Tidak ada
[-] lain-lain Tidak ada
f. Pernah dirawat: [v] Tidak
g. Pernah Operasi [v] Tidak
4. Keadaan Umum:
3. Keadaan umum pasien tampak:
[-] sakit sedang
[-] sakit berat
Data objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil
sesekali meringis menahan nyeri.
4. Tanda-tanda vital
Tingkat kesadaran:
- sadar penuh
Suhu: Tekanan darah: Pernafasan:
- 39Derajat Celcius 130/90 mmHg 26 x/menit
Nadi: 100 x/menit
[v] teratur [v] Lemah
[-] tidak teratur [-] kuat
3. Pemeriksaan fisik:
a. Muka:
- muka terlihat pucat
- pasien terlihat lemah dan pucat
b. Mata:
- Lensa : [-] keruh [v] jernih
- Kelopak mata: [-] edema [v] tidak edema
- Konjungtiva : [v] anemic [-] Tidak anemic
c. Mulut
- terlihat kering dan pucat
d. Kulit
- Warna : normal
- Turgor : Jelek
e. Abdomen:
- adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas
- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekan
f. Suara nafas: Normal
g. Suara jantung: normal
Hasil pemeriksaan lain:
- Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua )
- hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3
A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase pengambilan keputusan pada proses keperawatan,
termasuk identifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan. Adapun masalah keperawatan
yang ditemukan pada saat pada Tn.H dengan diagnosa medis Hepatitis A adalah:
1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus
5. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
B. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada sesuai dengan kondisi
pasien saat itu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada masalah yang akan dihilangkan atau
diminimalkan dan yang menjadi alat ukur tercapainya tujuan adalah criteria hasil atau
sasaran. Perencanaan keperawatan yang telah disusun adalah:
DP1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
Tujuan:
- Tidak terjadi peningkatan suhu
Interfensi:
- Monitor tanda vital : suhu badan
- Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000
l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
- Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
- Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
DP2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan:
- Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi:
- Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri
- Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
- Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
- Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
DP3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan:
- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi:
- Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
- Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
- Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
- Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
- Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
DP4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus
Tujuan:
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi:
- Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh
- Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
- Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
- Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
DP5. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan:
- pasien tidak menunjukkan kelelahan dan mampu mengatasi penyakinya
Intervensi:
- Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
- Sarankan klien untuk tirah baring
- Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan
dan minat-minat
- Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
- Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi)
C. Pelaksanaan Keperawatan
Secara umum tindakan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik atau antara
perawat, pasien dan keluarga pasien. Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan tim
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
Adapun tindakan keperawatan yang telah dilakukan seperti , memonitor tanda vital : suhu
badan, mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000
l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan
tubuh, memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur, mengkolaborasikan
dengan dokter dalam memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotic,
menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat, mengajarkan dan
membantu klien untuk istirahat sebelum makan, mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori,
menawarkan makan sedikit tapi sering dan menawarkan sarapan pagi paling sering,
mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan ,
menganjurkan makan pada posisi duduk tegak, mengkolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian anti muntah, memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak , menggunakan
kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan
tubuh , menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan
tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi ,
menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan., merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi
departemen kesehatan yang tepat, berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode
yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri. menunjukkan pada klien penerimaan tentang
respon klien terhadap nyeri, memberikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri,
membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tidak mengandung efek hepatotoksi ,
menjelaskan sebab-sebab keletihan individu, menyarankan klien untuk tirah baring ,
membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan
minat-minat, menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, membantu
untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
Saat dilakukan tindakan keperawatan pada Tn. H, dari diagnosa pertama sampai
diagnosa ke lima tidak ditemukan hambatan yang cukup berarti, hal ini berkat adanya
kerjasama yang baik antara perawat, keluarga pasien dokter dan tim kesehatan lainnya.
B. Evaluasi
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang telah dilakukan. Pada tahap evaluasi penulis menilai apakah masalah yang terdapat pada
pasien sudah teratasi sesui dengan tujuan yang telah ditetapkan, Adapun hasil evaluasi
terhadap diagnosa keperawatan yang terjadi pada Tn. H dari tanggal 6 oktober sampai dengan
9 Oktober 2009 adalah:
- Pasien mengatakan badannya sudah tidak demam lagi, dari pemeriksaan vital sign,
suhu 37 derajat celcius, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit,TD 120/70, masalah
teratasi, Implementasi dipertahankan
- Pasien mengatakan nafsu makannya kembali normal dan tidak mual muntah lagi,
Pasien terlihat menghabiskan makanannya, BB meningkat, Masalah teratasi,
implementasi dipertahankan
- Pasien mengatakan sudah paham dengan cara-cara penanggulangan infeksi, semua
yang mengenai tehnik mencegahan terhadap tranmisi infeksi sudah dilaksanakan,
masalah teratasi, implementasi dipertahankan
- Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, terutama di perut kanan, pasien tidak
menunjukkan rasa nyeri, wajah tenang, pembengkakan pada hepar mulai berkurang,
masalah teratasi, implementasi dipertahankan
- Pasien mengatakan tidak merasa lelah lagi, dan badannya terasa lebih segar, wajah
terlihat cerah, tidak ada tanda-tanda keletihan, masalah teratasi, implementasi
dipertahankan
Dari kelima kasus diatas semua masalah teratasi, hal ini dikarenakan pelayanan dan
penanganan yang cepat serta sesuai prioritas masalah yang dialami. Hal ini tidak luput dari
peran serta keluarga dan tim kesehatan lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn. H dengan gangguan
urinarius, dengan diagnosa medis pielonefritis, Di Rumah Sakit Jogja International Hospital
dari tanggal 6 oktober sampai dengan 9 Oktober 2009 Penulis mencoba menarik kesimpulan
sebagai berikut:
- Hepatitis adalah implamasi akut hepar. Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cidera
toksik, tetapi hepatitis virus yang paling sering terlihat yang merupakan tipe utama
hepatitis virus adalah hepatitis A,B,C,D,E
- Adapun masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pada Tn.S dengan diagnosa
medis Hepatitis B adalah:
a. 1Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
d. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus
e. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
- Dari kelima kasus diatas semua masalah teratasi, hal ini dikarenakan pelayanan dan
penanganan yang cepat serta sesuai prioritas masalah yang dialami. Hal ini tidak luput
dari peran serta keluarga dan tim kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. 22 September 2008.. www.google.co.id//Askep Hepatitis
Anonim B. 22 September 2008. .. www.google.co.id//Hepatitis
Carpenito, Lynda. ( 2006 ). Buku Saku Dioagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Santosa, B. ( 2006 ). Panduan diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian : 28 September 2008
Jam : 07.00 WIB
1.Biodata
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Tn. S 1. Wati ( Ibu )
Umur : 29 Tahun 2. Lukman ( Ayah )
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln Laksda adi
Sucipto
Diagnosa Medis : Hepatitis B
2. Keluhan Utama:
Pasien dating kerumah sakit dengan keluhan demam dari 6 hari yang lalu dan nyeri
pada perut bagian kanan.
3. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat sakit sekarang
- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39
derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atas
b. Riwayat sakit Dahulu:
-
c. Riwayat sakit keluarga:
Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang dialami klien
d. Obat yang terakhir didapat:
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obat
e. Alergi: Reksi Alergi
[-] obat Tidak ada
[-] makanan Tidak ada
[-] Plester Tidak ada
[-] lain-lain Tidak ada
f. Pernah dirawat: [v] Tidak [-] ya
g. Pernah Operasi [v] Tidak [-] ya
4. Keadaan Umum:
5. Keadaan umum pasien tampak:
[-] tidak sakit [v] sakit sedang
[-] sakit ringan [-] sakit berat
Data objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil
sesekali meringis menahan nyeri
6. Tanda-tanda vital
Tingkat kesadaran:
- sadar penuh
Suhu: Tekanan darah: Pernafasan:
- 39Derajat Celcius 130/90 mmHg 26 x/menit
Nadi: 100 x/menit
[v] teratur [v] Lemah
[-] tidak teratur [-] kuat
3. Pemeriksaan fisik:
a. Muka:
- muka terlihat pucat
- pasien terlihat lemah dan pucat
b. Mata:
- Lensa : [-] keruh [v] jernih
- Kelopak mata: [-] edema [v] tidak edema
- Konjungtiva : [v] anemic [-] Tidak anemic
c. Mulut
- terlihat kering dan pucat
d. Kulit
- Warna : normal
- Turgor : Jelek
e. Abdomen:
- adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas
- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekan
f. Suara nafas: Normal
g. Suara jantung: normal
Hasil pemeriksaan lain:
- Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua )
- hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3
Analisis Data
Nama Klien : Tn. S No. Regristrasi : 09845326273
Umur : 29 tahun Diagnosa Medis : Hepatitis B
Ruang Rawat : Ruang flamboyan Alamat : Jln. Adi sucipto
Jam/
tanggal
Data Fokus Etiologi Problem
07.00
28/09/08
Ds:
- pasien mengatakan mengalami demam
dari 6 hari yang lalu
Do:
- dari pemeriksaan vital sign: Suhu 39
derajat celcius, Nadi: 100x per menit,
invasi agent dalam
sirkulasi darah
sekunder terhadap
inflamasi hepar
Hypertermi
07.00
28/09/08
07.00
28/09/08
09.00
20/09/08
Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah
130/90 mmHg,
Ds:
- pasien mengeluh nyeri pada perut
bagian kanan.
Do:
- Setelah diadakan pengkajian, hati
mengalami pembesaran dan nyeri tekan.
- Dari hasil pemeriksaan:
- Biopsi hati: terjadi nekrosis
ringan
- Skan hati :mengalami inflamasi,
kerusakan parenkim
- vital sign: Nadi: 100x per menit,
Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah
130/90 mmHg
Ds:
- Pasien mengeluh mual muntah
berkepanjangan dan kehilangan nafsu
makan sejak 2 minggu yang lalu,
- pasien mengeluh mengalami penurunan
berat badan, dari berat awal 56 kg,
Do:
- setelah diadakan penimbangan BB
menjadi 49 kg, dan diketahui tinggi
badan 165 cm.
Ds:
Do:
- Setelah diadakan pengkajian, hati
mengalami pembesaran dan nyeri tekan.
- Dari hasil pemeriksaan:
- Biopsi hati: terjadi nekrosis
ringan
- Skan hati :mengalami inflamasi,
kerusakan parenkim
Ds:
-pasien mengelih badannya terasa lemah
dan letih
Do:
- Pasien terlihat lemah dan malas untuk
pembengkakan hepar
yang mengalami
inflamasi hati dan
bendungan vena
porta
kegagalan masukan
untuk memenuhi
kebutuhan metabolik
karena anoreksia,
mual dan muntah.
sifat menular dari
agent virus
proses inflamasi
Gangguan rasa
nyaman (nyeri Akut)
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Risiko tinggi
terhadap transmisi
infeksi
07.00
28/09/08
bergerak kronis sekunder
terhadap hepatitis Keletihan
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati
Hepatomegali
Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas
Gangguan suplay darah normal pada sel-sel hepar
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii empedu intrahepatik
Gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan protein
Gglikogenesis menurun
Glukoneogenesis menurun
Glikogen dalam hepar berkurang
Glikogenolisis menurun
Glukosa dalam darah berkurang
Cepat lelah Keletihan
Nyeri Anoreksia
Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Perubahan kenyamanan
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu intrahepatik
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi Gangguan eksresi empedu
Retensi bilirubin
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan melalui duktus hepatikus
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati
Hepatomegali
Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas
Gangguan suplay darah normal pada sel-sel hepar
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii empedu intrahepatik
Gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan protein
Gglikogenesis menurun
Glukoneogenesis menurun
Glikogen dalam hepar berkurang
Glikogenolisis menurun
Glukosa dalam darah berkurang
Cepat lelah Keletihan
Nyeri Anoreksia
Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Perubahan kenyamanan
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu intrahepatik
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi Gangguan eksresi empedu
Retensi bilirubin
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan melalui duktus hepatikus