HALAMAN SAMPUL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
KONTRASEPSI METODE AMENORE LAKTASI
(MAL) DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kebidanan
Oleh
Ayu Fitria
NIM : 11194441920120
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
AYU FITRIA. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode
Amenore Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Dibimbing oleh NOVALIA WIDYA NINGRUM dan SITTI KHADIJAH.
Latar Belakang: Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan ataupun minuman lainnya. Berdasarkan data pemakaian KB di
Indonesia menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi metode amenore laktasi
sebanyak 0,1% (SDKI, 2017). Rendahnya cakupan kontrasepsi MAL di Indonesia
menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengenai metode amenore
laktasi sebagai kontrasepi alamiah.
Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi metode
amenore laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel nonprobability sampling. Populasi adalah ibu nifas yang
melahirkan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 berjumlah 113 orang, diambil dengan teknik purposive sampling
sebanyak 30 responden dengan data primer dan data sekunder.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 30
responden yang memiliki pengetahuan baik adalah 8 orang (26,7%), pengetahuan
cukup adalah 18 orang (60%), dan pengetahuan kurang adalah 4 orang (13,3%).
Simpulan: Penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki
pengetahuan yang cukup. Pengetahuan yang cukup dapat ditingkatkan lagi dengan
mencari informasi dari berbagai sumber maupun mengikuti penyuluhan yang
diadakan oleh tenaga kesehatan.
Kata Kunci: Kontrasepsi, Metode Amenore Laktasi, Pengetahuan.
vi
ABSTRACT
AYU FITRIA. Description of Postpartum Women Knowledge About
Contraception Lactation Amenorhoe Method (LAM) at RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin. Supervised by NOVALIA WIDYA NINGRUM and
SITTI KHADIJAH.
Background: Lactation Amenorrhea Method (LAM) is contraception relying
exclusively on breast-feeding, which means breast-feeding only without any extra
food or drink. According to used data family planning in Indonesia shows that
user of contraception lactation amenorrhea method as much 0,1 % (SDKI, 2017).
Lack of contraception of the lactation amenorrhea method average in Indonesia
becomes a challenge to health workers to provide information because of the lack
of knowledge people have about the natural contraception lactational amenorrhea
method.
Objective: Know the description of postpartum women’s knowledge about the
contraception Lactation Amenorrhea Method (LAM) at RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin.
Method: The study used a descriptive method with a nonprobability sampling
technique. Population were postpartum women who gave birth at RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin in December 2019 amounted to 113 people,
taken with a purposive sampling technique as much as 30 respondents with
primary data and secondary data.
Results: According to of the results reveal that from 30 respondents has good
knowledge are 8 people (26,7%), sufficient knowledge are 18 people (60%), and
lack of knowledge are 4 people (13,3%).
Conclusion: This study shows that most postpartum women have sufficient
knowledge. Sufficient knowledge can improve again with the search for
information from various sources as well as following counseling held by health
workers.
Keywords: Contraception, Lactation Amenorhoe Method, Knowledge.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, karunia dan petunjuk- Nya yang tiada terkira sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir dalam bentuk KTI.
Setelah mengalami berbagai rintangan, halangan dan cobaan, serta pasang
surutnya semangat yang peneliti hadapi, akhirnya telah sampai pada tahapan
penyusunan KTI yang merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai
Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia.
Pada penyusunan dan penyelesaian KTI ini, peneliti banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.
3. Anggrita Sari, S.Si.T, M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan.
4. Hariadi Widodo, S.Ked.,MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi.
5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putera, M.Pd selaku Wakil Rektor III
Bidang Sumber Daya dan Kemitraan.
6. Dini Rahmayani, S.Kep.,Ns.,MPH selaku Ketua LPPM Universitas Sari
Mulia.
viii
7. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan.
8. Ika Mardiatul Ulfa, SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia.
9. Dr. dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp. OT selaku Direktur RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin yang telah memberikan izin dan kesempatan
peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Irlida Juminiyanti, SST selaku Kepala Ruangan Nifas RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian.
11. Novalia Widya Ningrum, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dalam penulisan KTI ini.
12. Sitti Khadijah, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan
penulisan KTI ini.
13. Dwi Rahmawati, SST., M.Kes selaku penguji utama yang telah memberikan
arahan, saran perbaikan, dan memotivasi dalam penyusunan KTI ini.
14. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa dan
pengertian selama peneliti menjalani perkuliahan dan akhirnya bisa sampai
menyelesaikan penelitian ini.
15. Teman – teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah bersedia untuk berdiskusi dan saling memberikan motivasi satu sama
lain.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman – teman berikan
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam
ix
pembuatan dan penulisan KTI ini memiliki banyak kekurangan sehingga
dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan. Semoga penelitian yang dituangkan dalam
bentuk KTI ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia
pendidikan. Amin
Banjarmasin, 15 Juni 2020
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ... Error! Bookmark not
defined.
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .............................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ....................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Landasan Teori .......................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep .................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
A. Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................................. 25
B. Metode Penelitian yang Digunakan ......................................................... 25
C. Populasi dan Teknik Pengumpulan Data .................................................. 26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 28
xi
E. Metode Analisis Data .............................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 32
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................... 32
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 35
C. Pembahasan ............................................................................................ 38
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 50
A. Simpulan ................................................................................................. 50
B. Saran ....................................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional ............................................................................... ..29
3.2 Penilaian Pengetahuan dengan Skala Guttman .......................................... 31
4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .................................. 36
4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ......................... 36
4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 37
4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ............................................................. 37
4.5 Distribusi Silang Umur dan Pengetahuan Responden ................................ 37
4.6 Distribusi Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden ........................ 38
4.7 Distribusi Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden .......................... 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 24
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Lampiran 2 Formulir Judul KTI
Lampiran 3 Surat Izin Melakukan Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Melakukan Studi Pendahuluan
Lampiran 5 Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 6 Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 7 Lembar Kisi – Kisi Kuesioner
Lampiran 8 Lembar Informasi dan Permohonan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Lembar Soal Kuesioner
Lampiran 11 Lembar Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12 Master Tabel Hasil Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 Hasil Output SPSS Kuesioner Penelitian
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 16 Berita Acara Perbaikan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 17 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama yang seringkali dihadapi negara – negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan
penduduk, kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk
(Fitriansyah, 2017). Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan
jumlah peningkatan penduduk yang tinggi (Irianto, 2014). Berdasarkan
perhitungan jumlah penduduk dunia yang dilakukan oleh Central Intellegence
Agency di Amerika tahun 2018 mencatatkan negara Indonesia berada di
urutan ke-4 jumlah penduduk terbanyak didunia dengan memperkirakan
jumlah penduduk hingga bulan juli tahun 2020 sebanyak 262.787.403 jiwa.
Pertumbuhan penduduk ini tentu saja dapat mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan kesejahteraan negara.
Berdasarkan data laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun
2010-2016 yaitu sebesar 1,36% per tahun. Angka tersebut menurun jika
dibandingkan antara tahun 2000-2010 yakni sebesar 1,49% per tahun.
Walaupun terjadi penurunan sebanyak 0,13%, namun jumlah penduduk
Indonesia tetap saja meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 206.264.595 jiwa,
sedangkan pada tahun 2010 meningkat sebanyak 237.641.328 jiwa (BPS,
2017).
2
Untuk menangani permasalahan jumlah penduduk, Pemerintah
Indonesia berupaya dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan
mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan.
Salah satunya yaitu upaya penurunan jumlah penduduk melalui upaya
penekanan angka kelahiran menggunakan program Keluarga Berencana
(KB). Program KB di Indonesia sudah mulai sejak tahun 1957, namun masih
menangani masalah kesehatan dan belum menangani masalah kependudukan.
Namun seiring berjalannya waktu, semakin meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia serta tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan kesehatan
reproduksi, Program KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk
menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu
dan anak (Pusdatin RI, 2014).
Keluarga berencana dapat digunakan sebagai cara untuk mencapai
jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan. Hal tersebut
dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi
dibedakan menjadi dua yaitu metode tradisional dan metode modern. Metode
kontrasepsi tradisional terbagi menjadi metode kalender dan koitus interuptus
sedangkan metode kontrasepsi modern terbagi menjadi pil, suntik,
Intrauterine Device (IUD), implant, sterilisasi pria, sterilisasi wanita, kondom
pria, kondom wanita, kontrasepsi darurat, cincin vagina, suhu basal tubuh,
metode hari standar, simtotermal dan Metode Amenore Laktasi (MAL)
(WHO, 2018).
Menurut data jumlah penggunaan kontrasepsi semua metode pada usia
reproduksi (15 - 49 tahun) diseluruh dunia adalah 922 juta orang. Penggunaan
3
metode modern sebanyak 842 juta orang (44%), metode tradisional sebanyak
80 juta orang (4%). Jumlah pengguna alat kontrasepsi berdasarkan usia
reproduksi (15 – 49 tahun) dari berbagai jenis metode kontrasepsi di seluruh
dunia yaitu pil sebanyak 151 juta pengguna (16%), suntik sebanyak 74 juta
pengguna (8%), implant sebanyak 23 juta pengguna (2%), Intrauterine
Device (IUD) sebanyak 159 juta pengguna (17%), sterilisasi pria sebanyak 16
juta pengguna (2%), sterilisasi wanita sebanyak 219 juta pengguna (24%),
kondom pria sebanyak 189 juta pengguna (21%), metode ritme sebanyak 29
juta pengguna (3%), koitus interuptus sebanyak 47 juta pengguna (5%), dan
yang lainnya sebanyak 15 juta pengguna (2%). Metode yang lainnya adalah
metode kalender, suhu basal tubuh, dan Metode Amenore Laktasi (MAL)
(WHO, 2019).
Menurut data jumlah pengguna kontrasepsi semua metode pada usia
reproduksi (15 – 49 tahun) di negara - negara Asia Tenggara (ASEAN)
adalah 174.638.000 orang. Jumlah pengguna kontrasepsi berdasarkan
berbagai metode meliputi Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 4,4%,
Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,1%, pil sebanyak 11,2%, suntik
sebanyak 13%, implant sebanyak 1,9%, Intrauterine Device (IUD) sebanyak
6,1%, kondom pria sebanyak 2,3%, metode ritme sebanyak 1,4%, koitus
interuptus sebanyak 2,7%, dan metode lainnya sebanyak 0,2%. Metode
lainnya terdiri dari metode kalender, suhu basal tubuh, dan Metode Amenore
Laktasi (MAL) (WHO, 2019).
Berdasarkan data pemakaian KB cara modern pada wanita berumur
15-49 tahun yang berstatus kawin di Indonesia yaitu penggunaan alat
4
kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 3,8%, Metode Operasi
Pria (MOP) sebanyak 0,2%, Pil sebanyak 12,1%, Intrauterine Device (IUD)
sebanyak 4,7%, suntik sebanyak 29%, implant sebanyak 4,7%, kondom
sebanyak 2,5%, Metode Amenore Laktasi (MAL) sebanyak 0,1%, sedangkan
cara tradisional yaitu pantang berkala sebanyak 1,9%, senggama terputus
sebanyak 4,2%, dan lainnya sebanyak 0,3%. Berdasarkan data di atas dapat
dilihat bahwa akseptor KB yang menggunakan Metode Amenore Laktasi
(MAL) masih sedikit, jika dibandingkan dengan KB yang lain (SDKI, 2017).
Berdasarkan data cakupan peserta KB aktif tahun 2018 di Kalimantan
Selatan berjumlah 456.920 orang. Dari keseluruhan cakupan peserta KB
tersebut, 51,09% akseptor memilih menggunakan alat kontrasepsi suntik,
0,74% menggunakan kondom, 41,76% menggunakan pil, 3,89%
menggunakan implan, 1,55 % menggunakan Intrauterine Device (IUD),
0,74% menggunakan Metode Operasi Wanita (MOW), dan 0,23%
menggunakan Metode Operasi Pria (MOP). Berdasarkan uraian data tersebut,
tidak tercatat cakupan peserta KB yang menggunakan Metode Amenore
Laktasi (MAL) (Kemenkes RI, 2018).
Kebanyakan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi ingin
menggunakan cara yang praktis, efektif, biaya murah dan tidak memiliki efek
samping terhadap dirinya. Namun yang kita ketahui bahwa kebanyakan alat
kontrasepsi mengandung hormon kecuali kontrasepsi alamiah seperti metode
kalender, senggama terputus, kondom, pantang berkala, dan Metode Amenore
Laktasi (MAL) (Proverawati, dkk, 2010).
5
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI
tanpa tambahan makanan ataupun minuman lainnya. Penggunaan Metode
Amenore Laktasi (MAL) ini dimulai sejak setelah melahirkan hingga bayi
berusia 6 bulan dengan persyaratan belum mendapat haid, menyusui secara
penuh atau lebih efektif pemberian lebih dari 8 kali sehari (Setyorini, 2014).
Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan KB alami yang memiliki tingkat
efektivitas cukup tinggi yaitu 98% jika digunakan dengan benar (WHO,
2018). Metode Amenore Laktasi (MAL) sangat tepat digunakan karena tidak
memiliki efek samping apapun, tidak memerlukan alat, tidak perlu biaya,
praktis, dapat mengurangi perdarahan pascapersalinan, serta meningkatkan
hubungan psikologi ibu dan bayi (Proverawati, dkk, dan Handayani, 2010).
Data survei demografi kesehatan Indonesia mengukur pengetahuan
wanita tentang cara KB dengan Metode Amenore Laktasi (MAL) sebesar
24,1% lebih rendah jika dibandingkan dengan cara pil dan suntik (SDKI,
2017). Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fitriarini, dkk (2017) di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang
menunjukan bahwa dari 34 responden yang mengetahui tentang kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah sebagian besar responden
berpengetahuan kurang sebanyak 25 reponden (73,5%).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ruang nifas
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh pada tanggal 16 Januari 2020 dengan
melakukan wawancara pada 10 orang ibu nifas diperoleh informasi 5 orang
tidak mengetahui tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) dan 5
6
orang lainnya mengetahui tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(MAL). Ibu nifas yang mengetahui tentang Metode Amenore Laktasi (MAL)
mengetahui informasi dari bidan, dokter, dan temannya.
Berdasarkan uraian data diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore
Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas
tentang kontrasepsi metode amenore laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin ? ”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) di
RSUD Dr. H. Moch Anasari Saleh Banjarmasin”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik ibu nifas yaitu umur, pendidikan, dan
pekerjaan tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) di
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin.
7
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi metode
amenore laktasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang
penggunaan kontrasepsi dengan metode alamiah pada ibu nifas.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat digunakan bagi :
a. Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pada tenaga kesehatan
untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai
hal yang berkaitan dengan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(MAL).
b. Rumah Sakit
Dapat memberi tambahan referensi bagi rumah sakit untuk lebih
meningkatkan mutu layanan pada ibu nifas.
c. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
d. Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan, memperbanyak pengalaman dan
memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu nifas mengenai
kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).
8
e. Responden
Dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan penggunaan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(MAL).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Agustini (2014), pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan
(mata).
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa
keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk
meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan menjadi lebih baik
dan nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa depan
(Ariani, 2014).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
10
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelasakan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagianya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
11
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012),
yaitu:
12
1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis
adalah dengan cara nonilmiah, tanpa melalui penelitian.
2) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan sebelum adanya peradaban. Jika seseorang menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan
coba-coba saja. Bila percobaan pertama gagal, dilakukan
percobaan yang kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut
terpecahkan.
3) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.
4) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah
yang di lakukan baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun-temurun. Misalnya mengapa harus ada upacara
selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa harus minum jamu
diwaktu hamil.
13
5) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Apabila dengan cara yang
digunakan orang tersebut dapat memecahkan masalah yang
dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama,
orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
6) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan
berkembang, orang tua pada zaman dahulu menggunakan cara
hukuman fisik agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya.
7) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, cara berpikir
manusia ikut berkembang. Dari sinila manusia mampu telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Berdasarkan pendapat Ariani (2014), pengetahuan baik yang
dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
faktor internal dan eksternal yaitu:
14
1) Faktor Internal
a) Umur
Umur seseorang dihitung sejak dilahirkan sampai
dengan hari ulang tahunnya. Umur akan sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap seseorang. Semakin cukup umur
seseorang, maka pengetahuan yang dimiliki semakin baik.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat
kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya
perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencari
tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal
maupun informal.
c) Pendidikan
Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang
dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan
lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang
melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
perkembangan orang lain untuk menuju kearah cita-cita
tertentu.
Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin
mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan
pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan cenderung
15
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan,
seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas
pula pengetahuan yang dimiliki.
Kriteria pendidikan yaitu :
(1) Tidak Tamat Sekolah
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Akademi/ Perguruan Tinggi (PT)
d) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi
kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja
akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan
memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan
yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah.
Contoh pekerjaan :
(1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
(2) Swasta
16
(3) Ibu Rumah Tangga (IRT)
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
b) Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi
yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
c) Status Ekonomi
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
d) Sumber Informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang
lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas
pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi
17
pengetahuan yaitu media massa. Pengetahuan bisa didapat
dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik,
papan, keluarga, teman dan lain-lain.
(1) Media cetak
Media cetak berupa booklet (dalam bentuk buku),
leaflet (dalam bentuk kalimat atau gambar), flyer
(selebaran), flif chart (lembar balik), rubrik (surat kabar
atau majalah kesehatan), poster, foto yang
mengungkapkan informasi kesehatan.
(2) Media elektronik
Media elektronik berupa televisi, radio, video, slide, film
strip.
(3) Media papan (Billboard)
(4) Keluarga
(5) Teman
(6) Penyuluhan
3) Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan dimaksudkan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Arikunto (2011), pengetahuan seseorang dapat
diukur dengan:
18
P = F
N X 100 %
Keterangan :
P = Persentase Pengetahuan
F = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
Menurut Arikunto (2011), kriteria penilaian pengetahuan
berdasarkan skor untuk memudahkan penelitian terhadap
pengukuran tingkat pengetahuan, yang terdiri dari :
a) Pengetahuan Baik, jika persentase jawaban 76%-100%
b) Pengetahuan Cukup, jika persentase jawaban 56-75%
c) Pengetahuan Kurang, jika persentase jawaban < 56%
2. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat
permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,
alat atau obat-obatan (Proverawati, dkk, 2010). Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim (Rinawati dan Mulyani, 2013).
b. Syarat-syarat alat kontrasepsi
Menurut Proverawati, dkk (2010), adapun syarat-syarat alat
kontrasepsi yaitu sebagai berikut:
19
1) Aman pemakaiannya dan dipercaya
2) Tidak ada efek samping yang merugikan
3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
4) Tidak mengganggu hubungan seksual
5) Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yang ketat
selama pemakaiannya
6) Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit
7) Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
8) Dapat diterima oleh pasangan suami isteri.
c. Jenis Kontrasepsi
Menurut Purwoastuti, dkk (2015), jenis alat kontrasepsi yang
banyak digunakan di Indonesia, yaitu :
1) Spermisida
2) Cervical Cap
3) Suntik
4) Intrauterine device (IUD)
5) Implan
6) Metode Amenore Laktasi (MAL)
7) Kontrasepsi darurat hormonal
8) Kontrasepsi Patch
9) Pil
10) Kontrasepsi Sterilisasi
11) Kondom
20
3. Metode Amenore Laktasi (MAL)
a. Pengertian Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan
tambahan atau minuman apapun (Handayani, 2010). Menurut
Proverawati, dkk (2010), metode ini khusus digunakan untuk
menunda kehamilan selama 6 (enam) bulan setelah melahirkan
dengan memberikan ASI eksklusif. Kontrasepsi tersebut dapat
dikatakan sebagai metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) atau
natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
b. Cara Kerja Metode Amenore Laktasi (MAL)
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah
menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi atau
menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.
Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan
hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor).
Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga
tidak terjadi ovulasi (Proverawati, dkk, 2010).
c. Syarat penggunaan Metode Amenore Laktasi (MAL)
Menurut Setiyaningrum (2016), penggunaan Metode
Amenore Laktasi (MAL) terdapat beberapa syarat, yaitu sebagai
berikut :
21
1) Digunakan segera setelah post partum
2) Bayi mendapatkan kolostrum dari ibu
3) Pemberian ASI eksklusif 6 bulan
4) Menyusui secara penuh, minimal 6 – 10 kali/ hari (on demand)
5) Dapat menggunakan pompa ASI sebanyak 30 – 60 cc
6) Waktu menyusui lamanya 30-60 menit
7) Tidak memberikan makanan pendamping ASI
8) Tidak menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
estrogen
9) Jarak menyusui ≤ 4 jam
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2011), Metode Amenore
Laktasi (MAL) dapat bekerja dengan menghambat ovulasi jika
semua kriteria berikut terpenuhi, yaitu:
1) Menyusui penuh (full breast feeding); pemberian ≥ 8 kali sehari
2) Belum menstruasi
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
Metode kontrasepsi ini tidak dapat diterapkan apabila salah
satu kriteria tersebut tidak terpenuhi, misal ibu tidak menyusui
penuh, ibu bekerja dan terpisah dari bayi lebih dari 6 jam, bayi sudah
berusia lebih dari 6 bulan atau sudah menstruasi. Sebaiknya sarankan
ibu untuk memilih metode kontrasepsi jenis lain (Yuhedi dan
Kurniawati, 2011).
22
d. Efektifitas Metode Amenore Laktasi (MAL)
Efektifitas MAL dapat mencapai hingga 6 bulan, apabila
digunakan sesuai dengan syarat penggunaan. Menurut sebuah studi
melaporkan bahwa selama 6 bulan pertama setelah persalinan, angka
kehamilan kumulatif berkisar antara 0,9-1,2% selama proses
menyusui penuh. Hal ini mendukung pembuktian penelitian
sebelumnya bahwa MAL memberi perlindungan sebesar 98%
terhadap kehamilan (Yuhedi dan Kurniawati, 2011).
e. Keuntungan Metode Amenore Laktasi (MAL)
Menurut pendapat Setiyaningrum (2016), keuntungan MAL terdiri
dari :
1) Sebagai Alat Kontrasepsi
a) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca
persalinan)
b) Dapat digunakan segera setelah melahirkan
c) Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada efek samping secara sistemik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tidak butuh biaya
2) Sebagai Alat Non Kontrasepsi
a) Untuk Bayi
(1) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi
perlindungan lewat ASI).
23
(2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk
tumbuh kembang bayi yang optimal.
(3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari
air, susu lain atau formula, atau alat minum yang
dipakai.
b) Untuk Ibu
(1) Mengurangi perdarahan pascapersalinan
(2) Mengurangi resiko anemia
(3) Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi
f. Keterbatasan Metode Amenore Laktasi (MAL)
Menurut Setiyaningrum (2016), metode kontrasepsi MAL
memiliki keterbatasan, yaitu :
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai
dengan 6 bulan. Hanya wanita amenore yang memberikan
ASI secara eksklusif dengan interval teratur, termasuk pada
waktu malam hari selama 6 bulan pertama mendapatkan
perlindungan kontrasepsi sama dengan perlindungan yang
diberikan kontrasepsi oral.
4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/
HBV dan HIV/AIDS
24
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah alur pemikiran yang berdasarkan fakta-
fakta dan teori-teori yang ada untuk menjelaskan hubungan keterkaitan
antara variabel penelitian satu dengan variabel yang lainnya (Saryono,
2011).
Kontrasepsi
Metode Amenore
Laktasi
Pengetahuan Ibu
Nifas
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sasaran Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Nifas Rumah Sakit Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Maret sampai 21
Maret 2020.
3. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah ibu nifas mulai dari 0 - 42 hari yang
melahirkan bayi hidup.
B. Metode Penelitian yang Digunakan
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Metode
penelitian ini digunakan untuk menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang
kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin.
26
C. Populasi dan Teknik Pengumpulan Data
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang
berupa kejadian, orang, dan perilaku yang akan diteliti (Notoatmodjo,
2012). Populasi penelitian ini adalah semua ibu nifas yang melahirkan di
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin baik secara normal maupun
sectio caesarea. Berdasarkan data jumlah ibu nifas yang melahirkan bulan
Desember 2019 sebanyak 113 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dianggap
mewakili keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling
menggunakan cara purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil
kasus atau responden dengan pertimbangan atau kriteria – kriteria tertentu
(Sujarweni, 2014). Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah sebanyak 30 responden. Hal tersebut sesuai dengan teori Roscoe
dalam Sugiyono (2012) bahwa pengambilan jumlah sampel yang layak
diambil dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian berlangsung
sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,
2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
27
1) Ibu nifas yang melahirkan bayi hidup.
2) Ibu nifas yang memberikan ASI.
3) Ibu nifas yang belum menggunakan kontrasepsi lain.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Ibu nifas yang melahirkan bayi mati.
2) Ibu nifas yang tidak memberikan ASI.
3) Ibu nifas yang sudah menggunakan kontrasepsi lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan segala keterangan atau informasi berupa angka
ataupun fakta yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan
(Yuandari dan Rahman, 2017).
1. Sumber data
Menurut Sujarweni (2014), berdasarkan sumbernya, data
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan cara
membagikan langsung kuesioner kepada responden. Data yang
diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi dalam bentuk
tabulasi.
28
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari catatan,
buku, berupa laporan instansi kesehatan, laporan instansi
penelitian, artikel ilmiah, jurnal, dan lain-lain. Data yang diperoleh
penelitian ini adalah data jumlah ibu nifas yang melahirkan secara
normal maupun sectio caesarea dari rekam medik RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang digunakan untuk
melengkapi data primer.
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah membagikan
kuesioner kepada responden. Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti
akan menjelaskan mengenai cara pengisian kuesioner supaya tidak
terjadi kesalahan (Notoatmodjo, 2012).
3. Instrumen / alat pengumpul data
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner ini berisikan beberapa pernyataan beserta jawaban yang
telah disesuaikan dengan variabel yang akan diukur (Notoatmodjo,
2012).
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono
dalam Sujarweni, 2014). Variabel yang digunakan peneliti adalah variabel
29
tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi Metode Amenore
Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah variabel penelitian yang dimaksudkan
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis
(Sujarweni, 2014).
Adapun dalam penelitian ini variabel yang didefinisikan secara
operasional dapat dijelaskan pada tabel 3. 1.
Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Independen
1. Karakteristik Ibu
Nifas meliputi :
a. Umur
Rentang waktu seseorang yang
dihitung sejak lahir
sampai tahun saat
dilakukan penelitian
dihitung dengan angka
(Arikunto, 2011).
Kuesioner
a. < 20 tahun b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
(Arikunto,
2011).
Interval
b. Pendidikan Tingkat pendidikan
yang ditetapkan kepada
perkembangan
responden (Arikunto,
2011).
Kuesioner a. Tidak tamat
Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
(Ariani,
2014).
Nominal
c. Pekerjaan Aktifitas responden
dalam memperoleh
penghasilan (Arikunto,
2011).
Kuesioner a. PNS
b. Swasta
c. IRT (Ariani,
2014).
Nominal
Variabel Dependen
2. Pengetahuan Ibu
Nifas tentang
kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL).
Hasil tahu ibu nifas
tentang kontrasepsi
metode amenore laktasi
(Arikunto, 2011).
Kuesioner a. Baik
76 – 100%
b. Cukup
56 – 75 % c. Kurang
< 56%
(Arikunto,
2011).
Ordinal
30
E. Metode Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan
pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan langkah –
langkah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :
1. Editing (Menyusun Data)
Memeriksa semua data yang sudah terkumpul untuk mengetahui
kelengkapan jawaban responden pada kuesioner tentang gambaran
pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenore laktasi yang
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pertanyaan yang diberikan
dengan jawaban kuesioner.
2. Coding (Melakukan Pengkodean Data)
Semua data yang sudah terkumpul, kemudian diubah dengan cara
memberikan kode angka satu pada jawaban yang benar dan nol pada
jawaban yang salah untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data.
3. Processing (Memproses Data)
Pada tahap ini, peneliti memasukkan data yang telah diberikan
kode kedalam program atau software komputer. Selanjutnya, data ini
diolah menggunakan program SPSS.
4. Cleaning (Membersihkan Data)
Apabila semua data selesai dimasukkan, maka dilakukan
pengecekan ulang untuk mengetahui kemungkinan terdapat kesalahan dan
ketidaklengkapan data.
31
5. Tabulating (Melakukan Tabulasi Data)
Memasukkan data kedalam bentuk tabel dan mengatur angka –
angka yang didapatkan sehingga bisa disajikan dalam berbagai kategori.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala
Guttman dimana jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang
salah diberi skor 0. Selanjutnya dilakukan pelaporan dari hasil penelitian
dengan cara menghitung persentase (%) jawaban yang benar di setiap item
pertanyaan dari seluruh responden dengan menggunakan rumus Arikunto
(2011), sebagai berikut :
Tabel 3.2 Penilaian pengetahuan dengan skala Guttman
No. Pernyataan Benar Salah
1. Positif 1 0
2. Negatif 0 1
Skor 1 1
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini diolah dengan teknik
deskriptif dengan rumus :
P = F
N x 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah soal
Kriteria penilaian pengetahuan berdasarkan skor pengukuran tingkat
pengetahuan, yang terdiri dari :
d) Pengetahuan Baik, jika persentase jawaban 76%-100%
e) Pengetahuan Cukup, jika persentase jawaban 56-75%
f) Pengetahuan Kurang, jika persentase jawaban < 56%
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin yang berada di wilayah Banjarmasin Timur beralamat di jalan
Brig. Jend. Hasan Basri No. 1 Banjarmasin berdiri di atas lahan seluas
87.675 m2 dengan luas bangun fisik berjumlah 12.161 m2.
Batas wilayah kerja RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Pekapuran Raya
b. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Pemurus Baru
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Kebun Bunga
d. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Sungai Baru
Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor
: 6 Tahun 2008, Tanggal 15 April 2018, tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan seperti
Peningkatan, Pencegahan, Pengobatan dan Pemulihan dibidang Kesehatan
Umum dan Kesehatan lainnya dan sebagai Rumah Sakit rujukan Kota
Banjarmasin, Kabupaten Batola serta wilayah sekitarnya mengingat bahwa
telah ditetapkan Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
33
sebagai Rumah Sakit Umum Daerah tipe B oleh Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh ini
mempunyai Motto “ Keselamatan Pasien Kami Utamakan” serta visi yaitu
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima Dan Unggul Yang Terintegrasi
Dengan Pendidikan Dan Penelitian”, dan Misi yaitu :
a. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan
b. Menyelenggarakan Pengembangan Pusat Rujukan Pelayanan
Kesehatan dengan unggulan penyakit syaraf dan penyakit infeksi di
Provinsi Kalimantan Selatan
c. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga Dokter dan
Tenaga Kesehatan lainnya
d. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien, efektif, dan
akuntabel.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin merupakan Rumah Sakit rujukan di Banjarmasin. Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin juga
memiliki kegiatan pelayanan kesehatan seperti :
a. Kegiatan rawat jalan : IGD umum, IGD jiwa, poli penyakit dalam, poli
kandungan, poli bedah, poli anak, poli THT, poli gigi, poli jiwa, poli
HIV/AIDS, poli konsultasi psikologi, poli kulit dan kelamin serta poli
gizi.
34
b. Kegiatan rawat inap, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam,
bedah, anak, bayi, ICU, THT dan jiwa.
c. Pelayanan medik : Intensif Care Unit (ICU), rehabilitas
medik/psikiatri, rehabilitas medik pria, rehabilitas medic wanita,
fisioterapi dan kamar operasi.
d. Pelayanan penunjang : Instalasi laboratorium klinik/IPA, instalasi
farmasi, instalasi pendidikan dan pelatihan, instalasi gizi, instalasi
radiologi, instalasi pemulasaran jenazah dan instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit (IPSRS).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin, sebagai rumah sakit tipe B juga menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum, Rumah Sakit ini juga
memberikan pelayanan kesehatan seperti Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Program Askes PNS (Askes Sosial), Program
Jamsostek maupun Asuransi Sosial lainnya serta juga menyelenggarakan
praktek belajar lapangan bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum
maupun Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Poltekkes Banjarbaru, Akademi
Keperawatan, Akademi Kebidanan Negeri maupun Swasta.
2. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian
Secara spesifik tempat penelitian berada diruang nifas (ruang
Alexandri). Ruang nifas/ ruang Alexandri terdiri dari 16 ruang meliputi : 1
ruang perawat, 1 ruang supervisi, 1 gudang dan 13 ruang rawat inap.
Ruang perawat meliputi ruang dokter, ruang kepala ruangan, ruang
istirahat, dapur dan ruang cuci tangan steril. Ruang inap terdiri atas : 2
35
ruang VIP, 5 ruang kelas I, 3 ruang kelas III, dan 4 ruang kelas III. Jumlah
tempat tidur dalam ruang inap meliputi : ruang kelas I ada 12 tempat tidur,
ruang kelas II ada 20 tempat tidur dan ruang kelas III ada 40 tempat tidur.
B. Hasil Penelitian
A. Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Umur
Umur responden di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur F %
1. < 20 tahun 2 6.7
2. 20 – 35 tahun 25 83.3
3. > 35 tahun 3 10.0
Total 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dengan umur 20 – 35 tahun berjumlah 25 orang (83.3%).
b. Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan responden di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan
No. Pendidikan F %
1. SD 1 3.3
2. SMP 11 36.7
3. SMA 14 46.7
4. Perguruan Tinggi 4 13.3
Total 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah yang terbesar
responden berpendidikan SMA berjumlah 14 orang (46.7%).
36
c. Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan responden di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan F %
1. PNS 1 3.3
2. Swasta 4 13.3
3. IRT 25 83.3
Total 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yaitu 25 orang (83.3%) Ibu Rumah Tangga (IRT).
B. Pengetahuan
Pengetahuan responden di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
No. Pengetahuan F %
1. Baik 8 26.7
2. Cukup 18 60.0
3. Kurang 4 13.3
Total 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berpengetahuan
cukup yaitu 18 orang (60.0%).
Distribusi silang umur dan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.
37
Tabel 4.5 Distribusi Silang Umur dan Pengetahuan Responden
Umur Baik Cukup Kurang f %
F % F % f %
< 20 tahun 0 0 2 11.1 0 0 2 100
20 – 35 tahun 8 32 15 60 2 8 25 100
> 35 tahun 0 0 1 33.3 2 66.7 3 100
Total 8 26.7 18 60.0 4 13.3 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yang memiliki
pengetahuan cukup adalah responden yang berusia 20 – 35 tahun sebanyak 15
orang (60%).
Distribusi silang pendidikan dan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden
Pendidikan Baik Cukup Kurang f %
F % F % f %
SD 0 0 1 100 0 0 1 100
SMP 1 9.1 8 72.7 2 18.2 11 100
SMA 5 35.7 7 50.0 2 14.3 14 100
Perguruan
Tinggi
2 50.0 2 50.0 0 0 4 100
Total 8 26.7 18 60.0 4 13.3 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang cukup dan baik adalah responden yang berpendidikan
menengah hingga perguruan tinggi.
Distribusi silang pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.
38
Tabel 4.7 Distribusi Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden
Pekerjaan Baik Cukup Kurang f %
F % F % f %
PNS 0 0 1 100 0 0 1 100
Swasta 2 50 2 50 0 0 4 100
IRT 6 24 15 60 4 16 25 100
Total 8 26.7 18 60 4 13.3 30 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden Ibu Rumah
Tangga (IRT) sebanyak 15 orang berpengetahuan cukup.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore
Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang telah
dilakukan pada tanggal 9 Maret sampai 21 Maret 2020 didapatkan hasil
sebagai berikut.
1. Karakteristik Responden
a. Umur Ibu Nifas di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dengan umur 20 – 35 tahun berjumlah 25 orang (83.3%). Usia 20 – 35
tahun merupakan usia yang cukup matang dan ideal untuk memiliki
anak dan merawatnya karena pada usia tersebut sistem reproduksi
sudah bekerja dengan baik dan pola berpikir seseorang sudah matang.
Responden yang berumur 20 – 35 tahun sebagian besar aktif menyusui
bayinya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap sistem reproduksi dan
meningkatkan efektifitas kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif dapat mempengaruhi
proses pertama kali menstruasi pada ibu nifas. Oleh karena itu, ibu
39
nifas yang aktif menyusui bayinya akan mengalami masa menstruasi
lebih lama karena disebabkan oleh pengisapan air susu ibu oleh bayi
yang menyebabkan terjadinya peningkatan hormon prolaktin sehingga
hormon tersebut meningkatkan produksi air susu dan menekan
terjadinya ovulasi pada rahim. Hal tersebut membuat ibu tidak
mengalami masa subur atau datangnya menstruasi. Selain itu, pada
umur 20 – 35 tahun ibu masih memiliki sistem reproduksi yang baik
dan memproduksi air susu yang cukup banyak, sehingga bidan
biasanya menyarankan ibu untuk menggunakan kontrasepsi metode
alamiah yaitu metode amenore laktasi yang mengandalkan pemberian
ASI secara eksklusif untuk mencegah terjadinya masa subur yang tidak
memerlukan biaya dan memasukkan alat ataupun obat kedalam tubuh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2018)
menyatakan bahwa usia responden sebagian besar adalah 20 – 35
tahun yaitu berjumlah 57 orang (85.1%). Menurutnya, usia tersebut
sudah ideal karena tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih meningkat dalam berpikir dan bekerja. Usia seseorang yang
kurang matang akan mempengaruhi segala tindakan dan pemikiran
yang dilakukannya terutama dalam mengambil setiap keputusan.
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa responden
usia 20 – 35 tahun secara fisik kesehatan reproduksi sudah lebih
matang dan merupakan tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang.
Makin bertambahnya usia seseorang maka makin dewasa pikiran dan
tingkah laku seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi
40
pengetahuan adalah umur. Semakin cukup umur seseorang, maka
pengetahuan yang dimiliki semakin baik (Ariani, 2014).
b. Pendidikan Ibu Nifas di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berpendidikan
SMA yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Pendidikan yang tinggi
membentuk pola pikir seseorang menjadi lebih baik sehingga dengan
mudah dalam menyerap informasi. Pendidikan yang lebih tinggi dapat
membuat seseorang lebih berkembang dalam memecahkan masalah.
Pada saat masa nifas, biasanya bidan menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya secara eksklusif karena selain baik untuk kebutuhan
nutrisi dan kesehatan pada bayi baik juga sebagai alat kontrasepsi
alamiah pada ibu.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lubis (2016), di
Klinik Bersalin Aisyah Medan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah SMA/SMK yaitu 16 responden
(53%). Seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi maka
semakin luas pengetahuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, pola pikir
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi lebih baik dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah.
Hal tersebut sejalan dengan teori Ariani (2014) yaitu pendidikan
merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara
formal maupun informal. Makin tinggi pendidikan seseorang maka
makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan
41
yang tinggi, maka seseorang akan cenderung mendapatkan informasi
baik dari orang lain maupun media massa.
c. Pekerjaan Ibu Nifas di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yaitu 25 orang (83,3%) adalah Ibu Rumah Tangga (IRT). Ibu nifas
yang mengurus rumah tangga lebih banyak tersedia waktunya untuk
memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya juga sebagai
kontrasepsi alamiah. Ibu yang mengurus rumah tangga lebih efektif
menyusui bayinya secara langsung dengan jam yang teratur sehingga
memiliki dampak positif terhadap pengaruh kerja dari kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL).
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kadir (2018) di Desa Aek Nabara Kabupaten Padang Lawas Tahun
2018 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden yaitu
Ibu Rumah Tangga (IRT) yang berjumlah 20 orang (52,6%). Ibu yang
bekerja mengurus rumah tangga lebih banyak memiliki waktu untuk
menyusui bayinya tanpa terkendala jarak dan waktu. Ibu rumah tangga
juga lebih rutin menyusui bayinya karena ketika bayi menangis, ibu
segera menyusui bayinya langsung sehingga memberikan dampak
yang baik yaitu dapat meningkatkan ikatan batin dan kasih sayang
antara ibu dan bayi serta menghambat terjadinya masa subur dengan
frekuensi menyusui yang lebih sering sehingga kontrasepsi Metode
Amenore Laktasi (MAL) lebih tepat dijadikan kontrasepsi alamiah
pada ibu.
42
2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi di
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah yaitu sebanyak 18 orang
(60%). Berdasarkan jawaban pada kuesioner, kebanyakan ibu nifas telah
menjawab soal dengan benar yang menunjukkan bahwa ibu nifas cukup
mengetahui informasi tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(MAL) baik dari petugas kesehatan, rekan kerja, keluarga ataupun dari
sumber informasi media cetak dan elektronik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
(2018) di Desa Srimulyo Piyungan Bantul menunjukkan hasil yaitu dari
responden berjumlah 30 orang, sebagian besar memiliki pengetahuan yang
cukup sebanyak 18 orang (60%). Hal tersebut dikarenakan beberapa ibu
sudah mengetahui informasi mengenai kontrasepsi Metode Amenore
Laktasi (MAL) dari penyuluhan tenaga kesehatan, informasi dari kerabat
dekat, maupun dari media massa sehingga ibu yang memiliki pengetahuan
yang cukup memiliki sikap yang positif mengenai kontrasepsi Metode
Amenore Laktasi (MAL). Dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang
memiliki pengetahuan yang cukup bahkan baik akan mudah menerima
sesuatu hal yang baru termasuk kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(MAL).
Berdasarkan satu soal pernyataan nomor satu pada lembar
kuesioner yaitu “ Metode Amenore Laktasi adalah metode keluarga
berencana (KB) sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
43
(ASI) saja tanpa tambahan makanan atau minuman apapun” dari 30
responden, ada 24 orang yang menjawab dengan benar pernyataan
tersebut, hal ini menunjukkan bahwa ibu cukup baik mengetahui tentang
kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL). Pada saat menjawab soal
kuesioner responden begitu teliti dan menjawab soal secara mandiri tanpa
dibantu oleh keluarga atau tenaga kesehatan yang ada dilahan praktik. Hal
ini menunjukkan bahwa kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL)
bukan hal yang dianggap tidak ada.
Seluruh responden juga mengetahui bahwa “ Metode Amenore
Laktasi bisa digunakan segera setelah melahirkan” karena dari soal
kuesioner nomor 5 semua jawaban responden dijawab dengan benar.
Responden yang mengetahui hal tersebut dikarenakan setelah melahirkan,
responden segera menyusui bayinya secara langsung dan juga
mendapatkan anjuran dari tenaga kesehatan untuk menyusui bayinya
kecuali bayinya ataupun ibu mengalami masalah atau komplikasi. Ibu
yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya
berarti menerapkan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) sebagai
alternatif kontrasepsi sebelum memasuki masa subur.
Selain itu hasil pengetahuan didukung dengan karakteristik ibu
yang kebanyakan berusia 20 – 35 tahun dikarenakan usia 20 – 35 tahun
lebih matang dan dewasa dalam memahami suatu masalah dan mudah
mendapat pengetahuan, berpendidikan Sekolah Menengah Keatas (SMA)
dikarenakan seseorang yang memiliki pendidikan menengah keatas lebih
mudah menerima informasi yang sudah diberikan oleh tenaga kesehatan,
44
dan ibu yang berpengetahuan cukup sebagian besar ibu yang bekerja
mengurus rumah tangga sehingga ibu memiliki lebih banyak waktu luang
untuk mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan daripada ibu yang
bekerja.
Dari pengalaman selama penulis praktik dilahan penelitian, tenaga
kesehatan sudah memberikan konseling setiap kunjungan ke kamar ibu
dengan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif karena
ASI ekslusif memiliki banyak manfaat misalnya terkandung nutrisi yang
baik, menghemat biaya, membentuk ikatan kasih sayang yang kuat, dan
dapat mencegah kembalinya masa subur ibu setelah melahirkan. Hal ini
menandakan ibu yang menerapkan ASI secara ekslusif lebih besar
kemungkinan menerapkan kontrasepsi alamiah yaitu Metode Amenore
Laktasi (MAL). Peran tenaga kesehatan di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin sudah dilakukan dengan baik yang mendukung
program KIA salah duanya adalah pemberian ASI Eksklusif dan keluarga
berencana. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi maka pengetahuan
tentang kesehatan juga akan lebih baik, demikian juga ketersediaan
sumber informasi keluarga berencana (KB) yang memadai baik melalui
media cetak maupun elektronik. Responden yang berpartisipasi pada
penelitian ini sebagian besar memiliki smartphone atau ponsel pintar
untuk memudahkan dalam menemukan suatu informasi. Namun
kebanyakan ibu tidak menggunakannya untuk mencari informasi tentang
kesehatan dan hanya digunakan untuk kebutuhan berkomunikasi saja.
Pada zaman sekarang ini sangat mudah untuk mendapatkan informasi
45
karena adanya perkembangan teknologi yang canggih sehingga siapapun
dan kalangan dari manapun sangat mudah menjangkau informasi yang
ingin diketahui.
Hal ini sesuai dengan teori Ariani (2014) yaitu salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan adalah sumber informasi yang
diperoleh. Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak
akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sumber informasi yang
diperoleh salah satunya dari media massa sangat berperan penting dalam
perkembangan pengetahuan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Notoatmodjo (2012), bahwa
pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai tingkat yang
berbeda – beda karena pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
faktor internal yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan faktor
eksternal yaitu lingkungan, sosial budaya, status ekonomi, sumber
informasi serta orang – orang yang berpengaruh disekitarnya misalkan
tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan. Peran tenaga
kesehatan dalam menyampaikan informasi mengenai kesehatan sangat
penting karena dengan memberikan edukasi kepada ibu berarti membuat
pengetahuan ibu semakin bertambah mengenai kesehatan terutama
pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan ibu pasca melahirkan.
Pada penelitian ini faktor internal yaitu umur, pendidikan, dan
pekerjaan serta faktor eksternal seperti lingkungan, sosial budaya, dan
status ekonomi berpengaruh terhadap penelitian ini karena sebagian besar
46
menjawab soal kuesioner dengan teliti memiliki jawaban yang berbeda –
beda dalam setiap pernyataan pada kuesioner yang disebarkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang berusia 20 – 35 tahun sebanyak 15 orang (60%) berpengetahuan
cukup. Umur yang semakin matang akan membentuk pola pikir yang
matang pula. Sejalan dengan penelitian Febrina (2016) di desa cinta rakyat
yaitu penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui berjumlah 30 orang
responden menunjukkan hasil sebagian besar ibu menyusui yang berusia
20 – 35 tahun memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 27 orang
responden (90%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua usia seseorang
maka semakin baik pula pengetahuan seseorang.
Peningkatan pengetahuan ini dapat dijadikan acuan ibu untuk
mengambil suatu keputusan menggunakan kontrasepsi alamiah metode
amenore laktasi. Responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang
kontrasepsi metode amenore laktasi cenderung lebih mungkin untuk
menggunakan kontrasepsi metode amenore laktasi dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan rendah.
Umur 20 – 35 tahun keatas dianggap sudah sangat dewasa dalam
mengambil keputusan mereka turut serta menggunakan alat kontrasepsi.
Dari segi psikologis, umur 20 – 35 tahun merupakan usia yang mudah
menyerap berbagai informasi mengenai kontrasepsi metode amenore
laktasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan menengah hingga perguruan tinggi memiliki pengetahuan
47
yang cukup dan baik. Dari hasil penelitian ini, ibu yang berpendidikan
menengah hingga perguruan tinggi akan lebih memudahkan petugas
kesehatan dalam memberikan informasi karena lebih mudah dan cepat
menerima informasi mengenai kontrasepsi metode amenore laktasi.
Petugas kesehatan menggunakan berbagai cara dan media dalam
memberikan informasi yaitu dengan cara penyuluhan dan konseling yang
secara langsung ataupun menggunakan media massa misalnya brosur,
pamflet, video, leaflet, spanduk atau media yang lainnya. Penyampaian
suatu informasi sebaiknya singkat, jelas, padat, dan menarik. Apabila
informasi yang disampaikan menarik dan tidak berbelit – belit, maka
masyarakat akan semakin tertarik dan mudah dalam menerima dan
menyerap informasi yang disampaikan. Semakin banyak informasi yang
diperoleh maka pengetahuan seseorang akan bertambah dan kemungkinan
dapat mempengaruhi perubahan perilaku seseorang. Hal ini sejalan dengan
penelitian Febriniwati dan Martika (2019) yang mengatakan hasil analisis
statistik p-value = 0,009 dan OR= 4,889 artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan penerapan Metode Amenore Laktasi
(MAL) dan responden yang berpengetahuan rendah berpeluang sebesar
4,889 kali untuk tidak menerapkan Metode Amenore Laktasi (MAL) jika
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi. Hal tersebut
sejalan dengan teori Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Dengan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan
48
cenderung mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yang bekerja
mengurus rumah tangga sebanyak 15 orang (60%) berpengetahuan cukup.
Menurut peneliti, ibu rumah tangga memiliki waktu yang lebih banyak
untuk memberikan ASI kepada anak secara langsung dan teratur. Selain
itu, ibu rumah tangga juga lebih mudah dalam menerima informasi
misalnya mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh tenaga
kesehatan ataupun berbagi informasi dari tetangga maupun tokoh
masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan terutama
mengenai kontrasepsi metode amenore laktasi. Jika dibandingkan dengan
ibu yang bekerja diluar rumah memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Febrina (2016) di Desa Cinta Rakyat diperoleh dari 30
responden yang diteliti terdapat 11 orang (36,6%) responden adalah ibu
rumah tangga yang memiliki pengetahuan cukup. Lingkungan pekerjaan
dapat menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan seseorang
secara langsung maupun tidak langsung. Seseorang yang bekerja dari
rumah akan lebih banyak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar rumahnya dan dapat bertukar informasi mengenai
kesehatan terutama tentang kontrasepsi metode amenore laktasi.
Pengetahuan berhubungan erat dengan status pekerjaan seseorang.
Selain menambah penghasilan, pekerjaan juga dapat menambah
pengetahuan dari rekan kerja maupun pengalaman yang didapatkan
49
seseorang dari suatu pekerjaan. Seseorang yang bekerja otomatis akan
berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang
baik pula dari berbagi informasi dan pengalaman. Pengalaman juga dapat
mengembangkan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan
dengan menggunakan nalar secara ilmiah (Ariani, 2014).
50
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 30 responden
didapatkan bahwa yang berpengetahuan cukup memiliki jumlah yaitu
sebanyak 18 orang (60%), kemudian disimpulkan bahwa Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL)
di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin adalah cukup.
Karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan umur, pendidikan, dan
pekerjaan. Jika dilihat dari segi umur 20 – 35 tahun berjumlah yaitu sebanyak
25 orang (83,3%), sedangkan dilihat dari segi pendidikan menengah keatas
berjumlah yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), dan responden yang memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga berjumlah yaitu sebanyak 25 orang
(83,3%).
B. Saran
Saran dari penelitian ini dapat digunakan bagi :
1. Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
pelayanan khususnya konseling yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
mengenai kontrasepsi alamiah atau non hormonal khususnya kontrasepsi
metode amenore laktasi agar calon akseptor lebih memahami cara
penggunaannya yang efektif.
51
2. Rumah Sakit
Rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan dengan cara melakukan
konseling kepada calon akseptor KB mengenai alat kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan keadaan calon akseptor terutama pada ibu pasca
melahirkan.
3. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan disarankan untuk menambah referensi buku terbaru,
jurnal ilmiah yang terbaru, dan artikel ilmiah yang terbaru supaya dapat
memudahkan mahasiswa untuk mencari bahan penelitian dan hasil
penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat dipublikasikan pada situs
jurnal nasional.
4. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis
berharap agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
mengenai kontrasepsi metode amenore laktasi dengan cara mencari faktor
– faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam menggunakan
kontrasepsi metode amenore laktasi.
5. Responden
Dari hasil penelitian yang didapatkan, tingkat pengetahuan responden
adalah cukup, namun sebaiknya responden dapat meningkatkan lagi
pengetahuan tentang kesehatan dengan cara mengikuti penyuluhan,
mencari informasi melalui smartphone, dan media lainnya untuk
menambah informasi mengenai kontrasepsi metode amenore laktasi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Agustini. 2014. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish. Tersedia pada:
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=W3yMDwAAQBAJ&o
i=fnd&pg=PT5&dq=aat+agustini+promosi+kesehatan+2014&ots=n6Dy
BTGfX&sig=1dZsm1nw1YTgqs4XzLYFt98TzmA&redir_esc=y#v=one
page&q=aat%20agustini%20promosi%20kesehatan%202014&f=false.
[Diakses 22 Januari 2020].
Ariani. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
BPS. 2017. Badan Pusat Statistik Indonesia (Laju Pertumbuhan Penduduk
Menurut Provinsi). Jakarta : Badan Pusat Statistik [Internet]. Tersedia
pada:https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekView
Tab3. [Diakses 17 Februari 2020].
Central Intellegence Agency. 2018. The World Factbook [Internet].[diunduh 2020
Jan 17]. Tersedia pada: www.cia.gov/library/publications/resources/the-
world factbook/geos/id.html. [Diakses 15 Januari 2020].
Febriniwati dan Martika. 2019. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan
Penerapan Metode Amenore Laktasi di Puskesmas Rasimah Ahmad.
Maternal Child Health Care Journal [Internet]. 1(1). 1 – 9. Tersedia
pada : https://ojs.fdk.ac.id/index.php/MCHC/article/view/261/120.
[Diakses 19 Mei 2020].
Febrina. 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Metode Amenorea
Laktasi Di Desa Cinta Rakyat Tahun 2014. Jurnal Ilmiah Kebidanan
IMELDA [Internet]. 2(1). 25 – 28. Tersedia pada:
https://core.ac.uk/download/pdf/288016696.pdf. [Diakses 05 Juni 2020].
Fitriansyah. 2017. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Dan Inflasi
Terhadap Tingkat Penggangguran Di Kota Bandar Lampung Dalam
Perspektif Ekonomi Islam Tahun 2008-2015 [skripsi]. Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan.
53
Fitriarini, Nurmayanti, dan Ningrum. 2017. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap
Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (Studi di
Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) Tahun 2016.
Midwifery Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
[Internet]. 14(1). 39-46. Tersedia pada: http://digilib.stikesicme-
jbg.ac.id/ojs/index.php/jib/article/view/330. [Diakses 21 Juni 2020].
Handayani. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Irianto. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.
Kadir. 2018. Hubungan Sumber Informasi Dengan Keputusan Ibu Menyusui
Memilih Kontrasepsi MAL di Desa Aek Nabara Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2018. Jurnal Ners dan Kebidanan [Internet]. 6(3). 364-
370. Tersedia pada: http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk. [Diakses 19 Mei
2020].
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
. 2019. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
LPPM Sari Mulia. 2020. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Banjarmasin :
Universitas Sari Mulia.
Lubis. 2016. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Amenore Laktasi
(MAL) di Klinik Bersalin Aisyah Medan Tahun 2016. Jurnal Riset Hesti
Medan Akper Kesdam I/BB Medan [Internet]. 1(2). 140-145. Tersedia
pada:
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/view/107.
Diakses [18 Mei 2020].
Mulyani. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap
Metode Kontrasepsi Amenore Laktasi (MAL). Placentum Jurnal Ilmiah
Kesehatan dan Aplikasinya [Internet]. 6(2). 26-32. Tersedia pada:
http://jurnal.uns.ac.id/placentum. Diakses [19 Mei 2020].
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
54
Pratiwi. 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Tentang Metode Amenore
Laktasi (MAL) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Srimulyo
Piyungan Bantul. [Skripsi Internet]. Yogyakarta : Universitas Aisyiyah.
Tersedia pada :
http://digilib.unisayogya.ac.id/3986/1/auliana%20pratiwi%20%2816101
04302%29%20naskah%20publikasi%20hubungan%20pengetahuan%20
dengan%20sikap%20tentang%20mal%20pada%20pus%20di%20desa%
20srimulyo%20piyungan%20bantul.pdf. Diakses [19 Mei 2020].
Proverawati, I., dan Aspuah. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Purwoastuti dan Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pusdatin RI. 2014. Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI [Internet]. Tersedia pada :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/inf
odatin-kb.pdf. [Diakses 17 Februari 2020].
Rinawati dan Mulyani. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
SDKI. 2017. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Setiyaningrum. 2016. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Setyorini. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor
: In Media.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media.
55
WHO. 2018. Family Planning/ Contraception [Internet]. Tersedia pada
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-
contraception. [Diakses pada 05 Februari 2020].
WHO. 2019. Contraceptive Use by Method Data Booklet 2019. USA: United
Nations [Internet]. Tersedia pada
https://www.un.org/en/development/desa/population/theme/family-
planning/index.asp. [Diakses pada 05 Februari 2020].
Yuandari dan Rahman. 2017. Metodologi Penelitian Dan Statistika. Bogor: In
Media.
Yuhedi dan Kurniawati. 2011. Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB.
Jakarta : EGC.
56
LAMPIRAN
57
Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jenis Kegiatan Kegiatan Bulan
Dese
mber
Januari Februari Maret April Mei Juni
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I
V
I II III IV I II
Persiapan Menelaah kepustakaan,
observasi kondisi yang
jadi masalah.
Pengajuan masalah yang
diteliti.
Penyusunan
Proposal
Pengajuan BAB I
Pengajuan BAB II
Pengajuan BAB III
Pengajuan
Sidang
Proposal KTI
Sidang Proposal KTI
Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
Pengolahan
Data
Pengolahan dan analisis
data
Penyusunan
Laporan
Penyusunan hasil dan
pembahasan
Pengajuan
Sidang KTI
Sidang Hasil KTI
58
59
60
61
62
63
LEMBAR KISI – KISI KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN IBU
NIFAS TENTANG KONTRASESPSI METODE AMENORE LAKTASI
(MAL) DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
I. Pengetahuan
NO Pernyataan Jumlah Item Soal Nomor Soal
1. Pengertian MAL 2 soal 1 dan 2
2. Cara kerja MAL 2 soal 3 dan 4
3. Syarat Penggunaan MAL 5 soal 5,6 dan 7,8,9
4. Efektifitas MAL 1 soal 10
5. Keuntungan MAL 3 soal 11,12, dan 13
6. Keterbatasan MAL 2 soal 14, dan 15
64
LEMBAR INFORMASI DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI
RESPONDEN
Responden yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ayu Fitria
NIM : 11194441920120
Alamat : Jl. Ahmad Yani Km. 17,5 perumahan kota citra graha cluster
jasmin blok A No. 34, Banjarbaru
Adalah mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia, akan melakukan penelitian tentang “ Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin”.
Manfaat penelitian ini diharapkan ibu mampu meningkatkan pengetahuan
tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi alamiah
Metode Amenore Laktasi (MAL) dan guna menyelesaikan tugas akhir. Penelitian
ini dibutuhkan estimasi waktu 20 menit untuk 1 orang responden dalam menjawab
15 pertanyaan.
Apabila responden menyetujui permohonan ini dipersilahkan untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden (terlampir). Jika
responden tidak menyetujui permohonan ini maka responden berhak menolak atau
mengundurkan diri dan tidak akan berdampak buruk pada pelayanannya.
65
Jawaban Ibu akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai
penelitian yang tidak mempengaruhi/menghambat tugas, karier dan jabatan Ibu.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, Maret 2020
Peneliti
( Ayu Fitria)
66
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya mengerti tujuan pengumpulan data ini murni digunakan hanya untuk
kepentingan pendidikan dalam menyelesaikan Tugas Akhir dan data yang
dihasilkan dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan semua berkas yang
mencantumkan nama identitas subyek penelitian hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan,
hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan dari data penelitian tersebut.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan mahasiswa :
Nama : Ayu Fitria
NIM : 11194441920120
Program Studi : Diploma Tiga Kebidanan
Fakultas : Kesehatan
Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin
Demikian tanpa ada unsur paksaan dari siapapun secara sukarela saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Banjarmasin, Maret 2020
Responden
( )
67
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI
METODE AMENORE LAKTASI (MAL) DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI
SALEH BANJARMASIN.
OLEH
AYU FITRIA
NIM : 11194441920120
No. Responden
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
68
LEMBAR KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS
TENTANG KONTRASEPSI METODE AMENORE LAKTASI (MAL) DI
RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
A. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Tanggal :
3. Umur : < 20 tahun 20-35tahun >35 tahun
4. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA PT TIDAK
TAMAT SEKOLAH
5. Pekerjaan : PNS Swasta IRT
6. Menyusui : Ya Tidak
7. Memiliki smartphone : Ya Tidak
B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah tanggal sesuai dengan tanggal ibu mengisi kuesioner.
2. Pilihlah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda check list
(√) pada jawaban yang tepat.
3. Nomor responden diisi oleh peneliti.
4. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum ibu memberikan
jawaban.
5. Mohon berikan jawaban sesuai dengan kondisi yang ibu alami.
6. Bila ada pengisian kuesioner yang kurang jelas, ibu dapat bertanya
kepada peneliti.
69
C. Pengetahuan Responden tentang Kontrasepsi Metode Amenore
Laktasi (MAL) (Jumlah 15 Soal)
No. Pernyataan Benar Salah
1. Metode Amenorea Laktasi adalah metode
Keluarga Berencana (KB) sementara yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) saja tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun.
2. Metode Amenore Laktasi dikatakan
sebagai Keluarga Berencana (KB) alamiah
apabila tidak dikombinasikan dengan
metode Keluarga Berencana (KB) lain.
3. Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi
adalah menunda terjadinya kehamilan.
4. Semakin sering menyusui, maka cara kerja
dari Metode Amenore Laktasi semakin
efektif.
5. Metode Amenore Laktasi bisa digunakan
segera setelah melahirkan.
6. Metode Amenore Laktasi bisa digunakan
apabila belum menstruasi.
7. Menyusui sebanyak < 6 kali/hari dapat
menggunakan Metode Amenore Laktasi.
70
8. Metode Amenore Laktasi tidak dapat
digunakan apabila tidak diberikan
makanan pendamping ASI (Air Susu Ibu).
9. Ibu nifas yang menyusui bayinya dengan
jarak waktu ≤ 4 jam, masih bisa
menggunakan Metode Amenore Laktasi
(MAL).
10. Metode Amenore Laktasi sangat efektif
mencegah kehamilan apabila digunakan
secara benar.
11. Metode Amenorea Laktasi dapat
mengganggu hubungan suami isteri.
12. Metode Amenorea Laktasi mudah
digunakan dan tidak perlu biaya.
13. Metode Amenorea Laktasi tidak
menimbulkan efek samping apapun.
14. Metode Amenore Laktasi tidak dapat
melindungi dari HIV/AIDS.
15. Metode Amenore Laktasi dapat digunakan
tanpa persiapan sejak kehamilan.
71
LEMBAR KUNCI JAWABAN KUESIONER GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI METODE
AMENOREA LAKTASI (MAL) DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN
A. Kunci Jawaban Soal Pengetahuan
1. B
2. B
3. B
4. B
5. B
6. B
7. S
8. S
9. B
10. B
11. S
12. B
13. B
14. B
15. S
72
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI METODE AMENORE LAKTASI DI RSUD DR. H.
MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
No. Responden
Karakteristik Responden Nomor Pertanyaan Total Jawaban
Benar
Persentase (%)
Kategori Pengetahuan
Rumus P= F/N x 100 Umur
(tahun) Pendidikan Pekerjaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
1 20 – 35 SMP IRT 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
2 20 – 35 SMA IRT 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 Baik 80
3 20 – 35 SMA IRT 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 80 Baik 80
4 20 – 35 SMA IRT 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
5 < 20 SMP IRT 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
6 20 – 35 SMP IRT 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
7 20 – 35 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12 80 Baik 80
8 20 – 35 SMP IRT 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9 60 Cukup 60
9 20 – 35 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
10 20 – 35 SMA SWASTA 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
11 20 – 35 SMA IRT 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 8 53.33333333 Kurang 53.33333333
12 20 – 35 PT PNS 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
13 20 – 35 SMP IRT 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 5 33.33333333 Kurang 33.33333333
14 20 – 35 SD IRT 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
15 20 – 35 SMP IRT 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
16 20 – 35 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
17 20 – 35 SMP IRT 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 8 53.33333333 Kurang 53.33333333
18 20 – 35 SMP IRT 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
19 20 – 35 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11 73.33333333 Cukup 73.33333333
20 20 – 35 SMA IRT 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 60 Cukup 60
73
21 20 – 35 PT IRT 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 9 60 Cukup 60
22 < 20 SMP IRT 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
23 20 – 35 PT SWASTA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.66666667 Baik 86.66666667
24 20 – 35 SMA IRT 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 80 Baik 80
25 20 – 35 SMP IRT 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.33333333 Baik 93.33333333
26 20 – 35 SMA IRT 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 46.66666667 Kurang 46.66666667
27 20 – 35 SMP IRT 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
28 20 – 35 PT IRT 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 80 Baik 80
29 20 – 35 SMA SWASTA 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 10 66.66666667 Cukup 66.66666667
30 20 – 35 SMA SWASTA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 80 Baik 80
74
HASIL OUTPUT SPSS KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI METODE
AMENORE LAKTASI (MAL)
DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
Frequencis
Frequency Table
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 20 tahun 2 6.7 6.7 6.7
20 - 35 tahun 25 83.3 83.3 90.0
> 35 tahun 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 1 3.3 3.3 3.3
SMP 11 36.7 36.7 40.0
SMA 14 46.7 46.7 86.7
PT 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 1 3.3 3.3 3.3
SWASTA 4 13.3 13.3 16.7
IRT 25 83.3 83.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kategori Pengetahuan
75
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 8 26.7 26.7 26.7
CUKUP 18 60.0 60.0 86.7
KURANG 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur Responden * Kategori
Pengetahuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Pendidikan Terakhir *
Kategori Pengetahuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Pekerjaan Responden *
Kategori Pengetahuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Umur Responden * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan
Total BAIK CUKUP KURANG
Umur Responden < 20 tahun Count 0 2 0 2
Expected Count .5 1.2 .3 2.0
% within Umur Responden .0% 100.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan .0% 11.1% .0% 6.7%
% of Total .0% 6.7% .0% 6.7%
20 - 35 tahun Count 8 15 2 25
Expected Count 6.7 15.0 3.3 25.0
% within Umur Responden 32.0% 60.0% 8.0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 100.0% 83.3% 50.0% 83.3%
76
% of Total 26.7% 50.0% 6.7% 83.3%
> 35 tahun Count 0 1 2 3
Expected Count .8 1.8 .4 3.0
% within Umur Responden .0% 33.3% 66.7% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan .0% 5.6% 50.0% 10.0%
% of Total .0% 3.3% 6.7% 10.0%
Total Count 8 18 4 30
Expected Count 8.0 18.0 4.0 30.0
% within Umur Responden 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
Pendidikan Terakhir * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan
Total BAIK CUKUP KURANG
Pendidikan Terakhir SD Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .6 .1 1.0
% within Pendidikan Terakhir .0% 100.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan .0% 5.6% .0% 3.3%
% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%
SMP Count 1 8 2 11
Expected Count 2.9 6.6 1.5 11.0
% within Pendidikan Terakhir 9.1% 72.7% 18.2% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 12.5% 44.4% 50.0% 36.7%
% of Total 3.3% 26.7% 6.7% 36.7%
SMA Count 5 7 2 14
Expected Count 3.7 8.4 1.9 14.0
% within Pendidikan Terakhir 35.7% 50.0% 14.3% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 62.5% 38.9% 50.0% 46.7%
77
% of Total 16.7% 23.3% 6.7% 46.7%
PT Count 2 2 0 4
Expected Count 1.1 2.4 .5 4.0
% within Pendidikan Terakhir 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 25.0% 11.1% .0% 13.3%
% of Total 6.7% 6.7% .0% 13.3%
Total Count 8 18 4 30
Expected Count 8.0 18.0 4.0 30.0
% within Pendidikan Terakhir 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
Pekerjaan Responden * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan
Total BAIK CUKUP KURANG
Pekerjaan Responden PNS Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .6 .1 1.0
% within Pekerjaan
Responden .0% 100.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan .0% 5.6% .0% 3.3%
% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%
SWASTA Count 2 2 0 4
Expected Count 1.1 2.4 .5 4.0
% within Pekerjaan
Responden 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 25.0% 11.1% .0% 13.3%
% of Total 6.7% 6.7% .0% 13.3%
IRT Count 6 15 4 25
Expected Count 6.7 15.0 3.3 25.0
% within Pekerjaan
Responden 24.0% 60.0% 16.0% 100.0%
78
% within Kategori
Pengetahuan 75.0% 83.3% 100.0% 83.3%
% of Total 20.0% 50.0% 13.3% 83.3%
Total Count 8 18 4 30
Expected Count 8.0 18.0 4.0 30.0
% within Pekerjaan
Responden 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
% within Kategori
Pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 26.7% 60.0% 13.3% 100.0%
79
80
81
82
83
84
85
SURAT KETERANGAN
No. 004/PLG/LPPM/UNISM/VI/2020
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sari Mulia
dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : Ayu Fitria
NIM : 11194441920120
Fakultas : Kesehatan
Program Studi : D3 Kebidanan
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode
Amenore Laktasi (MAL) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
Telah melakukan pengecekan plagiat pada tanggal 10 Juli 2020 dan dinyatakan
LULUS UJI PLAGIAT dengan Hasil 28%. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Banjarmasin, 10 Juli 2020
Universitas Sari Mulia
Ketua LPPM
Dini Rahmayani, S.Kep., Ns., MPH
NIK: 1166122004007
86
87
88
RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Ayu Fitria
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sungailiat, 23 Januari 1999
3. Nama Orang Tua :
a. Ayah : Choiri
b. Ibu : Aisyah
4. Alamat : Jl. Ahmad Yani Km 17,5 Perumahan
Citra Graha Cluster Jasmin Blok A
No. 34, Banjarbaru
5. Riwayat Pendidikan Formal dan Informal :
a. Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Masuk Keluar
SD 2004 2010
SMP 2010 2013
SMA 2013 2016
6. Pengalaman Organisasi :
Organisasi Jabatan Masa Jabatan
PMR Anggota UKS 2014-2015
PIK-R Anggota Divisi
Konselor Sebaya
2018-2019
HIMAKEB Anggota Divisi
Pendidikan
2018-2019
89
7. Prestasi yang pernah diraih :
a. Akademik
Jenis Prestasi Tingkat Tahun
Nilai UN Tertinggi SDN 21 Sungailiat 2010
b. Non Akademik
Jenis Prestasi Tingkat Tahun
Juara 3 lomba vlog
berbahasa inggris
Nasional 2019
Top Related