PORTOFOLIO KASUS MEDIK (OBSGYN)
GESTASIONAL DIABETES
Oleh: dr. Putu Teja Laksana Nukana
Pembimbing:
dr. Tonny Ertiatno, Sp.OG (K)
Pendamping:
dr. Kurniati, Sp.KK
RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
MEI 2015
1
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Ibnu Sina
Topik : Medik ( OBSGYN )
Tanggal Kasus : 16 Desember 2014
Nama Pasien : Ny. S / 34 thn No. RM : 339xxx
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Kurniati, Sp.KK
Tempat presentasi : RSUD Ibnu Sina Gresik
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien dengan permasalan obsgyn
Tujuan : Mengetahui pemeriksaan, diagnostik, dan tatalaksana awal pasien gestasional
diabetes
Bahan bahasan Tinjauan
Pustaka
Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi &
diskusi
E-mail Pos
Data Pasien Nama : Ny. S Umur : 34 tahun
Alamat: Menganti - Gresik
No. Registrasi : 339xxx
1. Keluhan Utama: Mudah Lelah
Anamnesis (Autoanamnesis):
Pasien datang ke poli hamil RSUD Ibnu Sina untuk kontrol rutin kehamilannya. Pasien
mengeluhkan dia sering merasa lelah, bahkan setelah aktivitas rutin, seperti memasak,
menyapu, dll. Pasien juga sering merasa haus dan sering merasa buang air kecil. Frekuensi
buang air kecil meningkat namun jumlah sekali buang air kecil biasa saja.
2. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat DM disangkal
- Riwayat HT disangkal
- Riwayat Asma disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
3. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4. Riwayat Pengobatan: -
5. Riwayat keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama
6. Riwayat Menstruasi :
2
Hari pertama haid terakhir : 11 Maret 2014
Taksiran persalinan : 18 Desember 2014
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 15 tahun dengan siklus teratur 28
hari, lama menstruasi 4-5 hari, keluhan saat menstruasi disangkal
6. Riwayat Perkawinan : Pasien menikah satu kali dengan suami yang sama kurang lebih 3
tahun
7. Riwayat Kehamilan :
1. Abortus, umur kehamilan 1 bulan, April 2012
2. Abortus, umur kehamilan 1,5 bulan, Mei 2013
3. Hamil ini
8. Riwayat ANC :
Pasien kontrol dibidan sebanyak 5 kali selama kehamilan. Tes PPT dikerjakan dan hasilnya
positif pada bulan April 2014 setelah pasien telat haid 1 bulan. Pasien juga memeriksakan
kandungannya ke poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ibnu Sina, dan dilakukan
USG sebanyak 5x.
9. Riwayat Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontraspesi berupa pil kombinasi
10. Pemeriksaan Fisik:
• Keadaan Umum : baik
• Tinggi Badan : 155 cm
• BB: 75 kg
• Kesadaran/ GCS : CM / 4-5-6
– T ensi : 130/80 mmHg -RR : 20 x/mnt
– Nadi : 92 x/mnt, reg -Temp : 36,5 oC
Status General:
• Kepala : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
Cloasma gravidarum (-)
• Leher: Pembesaran KGB (-)
• Thorax: Pulmo : Vesikuler/vesikuler; Rh -/-; Wh -/-
Cor : S1S2 tunggal reg; Murmur (-); Gallop (-)
• Abdomen : cembung , simetris
3
Striae albican(+), striae gravidarum (+)
• Extermitas:
AH +/+ ; Edema -/-; CRT < 2dtk
+/+ -/-
Status Obstetrik :
– I: TFU 1 jari di bawah processus xipoideus
teraba bagian besar bayi bulat, keras, batas tegas, melenting
kesan: kepala
– II: teraba bagian janin keras memanjang sebelah kiri ibu
kesan : Punggung kiri
– III :Teraba bagian besar janin lunak, tidak melenting, batas tidak tegas.
Kesan: bokong
– IV: konvergen
• TFU : 37cm
• His : (-)
• DJJ : 13-12-13 Doppler 158x/menit
VT : Tidak dilakukan
USG Tanggal 16-12-2014
T/H/kepala
BPD ~ 39-40 minggu
Punggung Kiri
AC ~ 39-40 minggu
FL ~ 39-40 minggu
TBJ = 4000g
TP = 18-12-2014
4
UK = 39-40 minggu
Plasenta di fundus, grade II-III
Ketuban cukup
Darah Lengkap
ParameterHasil
16/12/2014Hasil
17/12/2014Rujukan
Unit
WBC 6,9 8,7 4,10 – 10,20 K/μL
RBC 4,62 4,71 3,80 – 6,50 M/μL
HGB 13,7 14 11,5 – 18,0 g/dL
HCT 40,6 41,4 37,0 – 54,0 %
PLT 328 340 150 – 400 K/μL
GULA DARAH
ParameterHasil
16/12/2014Hasil
17/12/2014Rujukan
Unit
GD puasa 324 245 80 – 100 mg/dl
GD 2 jam PP 336 304 80 – 140 mg/dl
TTGO 220 140-200 Mg/dl
Urinalisis (17/12/2014)
Parameter Hasil
Warna kuning
Bau Khas
Leukosit Negatif
pH 6,0
Protein +1
5
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
Keton Negatif
Nitrit Negatif
Eritrosit Negatif
Kristal Negatif
Cast Negatif
Bakteri Negatif
Rencana Terapi
MRS
SC elective 18 Desember 2014
Rencana Monitoring
Observasi keluhan, tanda vital
Rencana Edukasi
KIE keluarga tentang keadaan pasien
KIE keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
KIE keluarga mengenai rencana perawatan pasien
Follow Up Pasien
6
17 Desember 2014
S Sakit perut hilang timbul (-) , keluar air ketuban (-)
O Status Present:
KU : Baik
TD : 110/80 mmHg RR : 20x/menit
N : 80x/menit Tax: 36°C
St. General :
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Paru : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Sesuai status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat: ekstremitas atas +/+
ekstremitas bawah +/+
Oedem : ekstremitas atas -/-
ekstremitas bawah -/-
St. Obstetri :
Abdomen
- Inspeksi : distensi (-)
- Auskultasi : Bising Usus (+) normal
- Palpasi : TFU 1 jari bpx, his (-), DJJ : 156x
Vagina
Inspeksi : Perdarahan aktif (-)
A G3P0020, 39-40 mgg T/H/letkep + makrosomia + ROB + DM
Gestational + TBJ 4000g
P - Informasikan hasil pemeriksaan
- Persiapkan SC besok
- RCI
- Monitoring : Keluhan, Vital sign
18 Desember 2014
S Pasien datang dari ruang OK pusing (-), mobilisasi (-), nyeri (+) post
op, perdarahan aktif (-), flatus (-), BAB/BAK (-/terpasang kateter
dengan volume 200cc), Gula darah post SC : 156 mg/dl
O St. Present :
7
KU baik Kesadaran : C M
TD : 110/80 mmHg RR : 20x/mnt
N : 80 x/mnt Tax : 36,5C
St. General :
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Paru : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Sesuai status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat: ekstremitas atas +/+
ekstremitas bawah +/+
Oedem : ekstremitas atas -/-
ekstremitas bawah -/-
St. Obstetri :
Abdomen
- Inspeksi : distensi (-), luka op (+) terawat
- Auskultasi : Bising Usus (+) normal
- Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat
Vagina
Inspeksi : Perdarahan aktif (-)
A P1021 post SC hari 0 ec ROB + makrosomia + DM Gestasional
P Observasi 2 jam post partum
Monitoring : Keluhan, Vital sign
V. ASSESSMENT
G3P0020, 39-40 mgg T/H/letkep + makrosomia + ROB + DM Gestational + TBJ 4000g
VI. PLANNING
• Konsul gizi dan interna
• Monitor dan kontrol teratur
8
• Cefazolim 2x1
• Asam Mefenamat 3x500
• Sulfas ferosus 1x200
• Drip oxytocin
BAB I
9
PENDAHULUAN
Definisi diabetes mellitus gestational (GDM) menurut World Health
Organization (WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American
Diabetes Association (ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada
wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi
kehamilan. Estimasi kasus diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun
1995 adalah kira-kira 135 juta orang manakala projeksinya ke tahun 2025 akan
menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira 300 juta. Kira-kira 135.000 wanita
hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kira-kira 3-5%. Bagi data statistik
bagi kasus GDM di Indonesia, penulis tidak bisa mendapat datanya karena tidak ada
penelitian yang sahih telah dilakukan di negara Indonesia mengenai GDM.
Faktor risiko dapat mempengaruhi insidensi GDM. Menurut data skrining dan
diagnosis GDM yang dikeluarkan oleh ADA,2008 Standard of Medical Care, pada
wanita ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur dan Asia Selatan mempunyai
risiko mendapat GDM berada di kategori sedang. Mereka perlu melakukan tes gula
darah pada kehamilan 24-28 minggu. Ditambah lagi, risiko mendapat GDM pada ibu
hamil yang umurnya kurang dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah
14%, umur ibu diantara 21-30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang
umurnya lebih dari 30 tahun adalah 8-14% mengikuti statistik yang didapatkan dari
buku Diabetology of Pregnancy, oleh M.Porta,F.M. Matschinsky Vol 17 dengan tahun
publikasi 2005. Dengan ini, kita bisa merangkupkan wanita di Negara Asia atau di
Negara Indonesia sendiri mempunyai risiko untuk mendapat GDM dan pada
lingkupan usia lebih dari 25 tahun mempunyai risiko tinggi mendapat GDM.
Teknik skrining dianjurkan bagi semua wanita hamil menurut American
Diabetes Association (2005) dengan memberikan pasien dengan 50g beban glukosa
oral, dan kadar gula darahnya diperiksa 1 jam kemudian. Bila kadar glukosa plasma
lebih dari 140mg/dl maka perlu dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa 3 jam. Tes
ini cukup efektif untuk mengidentifikasikan wanita dengan diabetes gestational. Tes
toleransi glukosa oral adalah tes di mana pasien diberikan 100g beban glukosa oral,
kemudian diperiksa kadar gula darahnya dengan hasil pada pasien normal. Standar-
10
standar pengukuran kadar gula darah yang telah ditentukan oleh American Diabetes
Association adalah pada keadaan puasa ialah < 95mg/dl, pada jam pertama ialah
<180mg/dl, pada jam kedua ialah <155mg/dl dan akhirnya pada jam ketiga ialah
<140mg/dl. Bila ditemukan 2 nilai abnormal maka ibu tersebut menderita diabetes
mellitus. Tes tesebut dilakukan pada awal kehamilan kemudian diulangi pada usia
kehamilan 34 minggu.
Practical Manual of Diabetes In Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal
Maresh dan Davis A. Sacks dengan tahun publikasi 2010 menyatakan bahwa ibu-ibu
GDM, kira-kira 1,7% dapat menyebabkan mortilitas perinatal, 4,3% melahirkan anak
secara cesarean, 7,3% melahirkan anak yang berat badan lahirnya lebih dari 4,5kg dan
23,5 % bisa menimbulkan kasus distosia bahu saat dilahirkan bayi. Tambahan lagi,
komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi kepada neonates yang ibunya mengalami
GDM adalah gangguan pada sistem saraf pusat (18,4%), penyakit jantung congenital
(21,0%), penyakit respiratori (7,9%), atresia intestitum (2,6%), defek pada kandung
kemih dan ginjal (11,8%), atresia anal (2,6%), defisiensi anggota gerak atas (3,9%),
defisiensi anggota gerak bawah (6,6%), kelainan di spinal bagian atas dan bawah
(6,6%) dan disgenesis kaudal (5,3%). Penelitian ini telah dibahaskan oleh Dr. Nam-
Han Cho, Associated Professor of Preventive Medicine Director for Centre For
Clinical Epidemiology dari Ajau University School of Medicine Suwon, Korea.
Dengan ini, komplikasi yang bakal yang dihadapi oleh ibu GDM berdasarkan
statistik yang dipublikasi di buku. Akhirnya dari segi antenatal care bagi ibu yang
menghidap GDM, mengikut data dari buku A Practical Manual of Diabetes In
Pregnancy, oleh David R. McCance, Micheal Maresh dan Davis A. Sacks dengan
tahun publikasi 2010; Tempe et al, tahun 2006 yang penelitiannya dilakukan pada ibu
dengan diabetes tipe 1 mendapati ibu yang tidak lakukan antenatal care mempunyai
kecederungan 14,2% partus kurang dari 34 minggu berbanding yang melakukan
antenatal care yaitu 5 % saja. 43,4 % bayi dilahirkan makrosomia bagi ibu yang tidak
melakukan antenatal care berbanding yang melakukan antenatal care adalah 44% dan
bagi kasus pre-eklampsia pula 12,7% kasus bisa ditemui kalau ibunya tidak
melakukan antenatal care manakala yang melakukan antenatal care adalah 13,1%.
Berdasarkan data-data yang dikumpul dari berbagai penelitian , jelas sekali ibu hamil
di negara ASEAN mempunyia risiko tinggi untuk mendapat GDM.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun
intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. (WHO-
World Health Organisation 2011). Hal ni berlaku baik insulin atau modifikasi diet
hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau tidak kondisi tersebut terus
berlangsung setelah kehamilan. Ini tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa
intoleransi glukosa yang belum diakui mungkin telah dimulai bersamaan dengan
kehamilan.
2. ETIOLOGI
Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta
(organ yang menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu
pergeseran dari ibu ke janin. Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk
membantu mencegah ibu dari mengembangkan gula darah rendah.
Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya intoleransi glukosa
progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan kadar
gula darah, tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa bagi
memproduksi sumber energi.
Biasanya pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali
jumlah normal) untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah.
Namun, jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi
efek dari peningkatan hormon selama kehamilan, kadar gula darah akan naik,
mengakibatkan GDM.
3. Faktor Resiko
Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:
Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,
penduduk asli Amerika, atau Asia).
12
Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki
diabetes).
Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
4. Patogenesis
Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi
insulin dengan peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan hyperinsulinemia.
Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa
dari kehamilan. Plasenta sekresi hormon seperti progesteron, kortisol laktogen,
plasenta, prolaktin, dan hormon pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada
resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan. Resistensi pada insulin mungkin
berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang cukup dari glukosa
dengan mengubah metabolisme energi ibu dari karbohidrat ke lemak.
Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi
insulin dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal.
Mereka juga memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin,
khususnya pada fase pertama sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama
mungkin menandakan kerusakan fungsi sel β. Xiang et al menemukan bahwa wanita
dengan GDM Latino meningkat resistensi terhadap pengaruh insulin pada clearance
glukosa dan produksi dibandingkan dengan wanita hamil normal. Selain itu, mereka
menemukan bahwa wanita dengan GDM mengalami penurunan 67% sebagai
kompensasi β-sel mereka dibandingkan dengan normal peserta kontrol hamil.
Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun sel
islet. Prevalensi dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan GDM berkisar 1,6-
38%. Prevalensi autoantibodi lain, termasuk autoantibodi insulin dan antibodi asam
glutamat dekarboksilase, juga telah variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi
risiko untuk mengembangkan bentuk autoimun diabetes di kemudian hari. Akhirnya,
13
dalam 5% dari semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan untuk mengkompensasi
resistensi insulin adalah hasil dari cacat di β -sel, seperti mutasi pada glukokinase.
(Sumber : Journal Clinical Diabetes January 2005 Vol 23).
5. Gejala Klinis
Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus)
diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk
menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut intoleransi glukosa atau
intoleransi karbohidrat. Tanda dan gejala dapat termasuk:
Gula dalam urin
Sentiasa rasa haus
Sering buang air kecil
Kelelahan
Mual
Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit
Penglihatan kabur
6. Pemeriksaan
Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO) adalah rutin untuk semua wanita hamil.
Tes ini juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional).
Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala, tetapi
menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil.
A. Prosedur Pemeriksaan TTGO
Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar
150 gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison),
kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat.
Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.
Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan
darah setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah
jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada ½ jam dan 1½ jam
14
setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah
pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam.
Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan sampel
darah dilakukan sebagai berikut :
Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji glukosa
darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan
sampel urinenya.
Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas air
(250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.
Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk
pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan
kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.
Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan permen,
merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air putih
yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.
B. Interpretasi
Puasa: 95 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Pertma: 180 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Kedua: 155 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Ketiga: 140 mg / dL atau lebih tinggi
(Sumber : PERKENI, 2002)
7. Diagnosa
Tes Toleransi glukosa oral (TTGO) yang paling umum digunakan untuk
mendiagnosis GDM di Amerika Serikat adalah TTGO, 3-jam-g 100. Menurut kriteria
diagnostik yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA),
GDM didiagnosa jika kadar plasma dua atau lebih glukosa memenuhi atau melebihi
ambang batas berikut: konsentrasi glukosa puasa 95 mg / dl, kadar glukosa 1-jam 180
mg / dl , 2-jam glukosa konsentrasi 155 mg / dl, atau 3 jam konsentrasi glukosa 140
mg / dl. Tetapi nilai-nilai ini lebih rendah daripada batas yang direkomendasikan oleh
National Diabetes Data Group dan didasarkan pada Carpenter dan modifikasi
15
Coustan. Rekomendasi ADA juga mencakup penggunaan-g OGTT-jam 75 2 dengan
batas glukosa yang sama terdaftar untuk berpuasa, 1-jam, dan jam nilai 2.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kriteria diagnostik, yang digunakan
hanya di negara di luar Amerika Utara, didasarkan pada TTGO 75-g 2-jam. GDM
didiagnosa oleh WHO kriteria jika baik glukosa puasa> 126 mg / dl atau glukosa 2
jam adalah> 140 mg / dl.
Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal
pertama. Wanita dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko tinggi GDM
(obesitas ditandai, sejarah pribadi GDM, glikosuria, atau riwayat keluarga yang kuat
diabetes) harus menjalani pengujian secepat mungkin. Jika mereka ternyata tidak
memiliki GDM pada skrining awal, mereka harus diuji ulang antara minggu
kehamilan ke 24 hingga ke 28. Perempuan risiko sedang harus memiliki pengujian
dilakukan pada minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau glukosa
plasma santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas normal untuk
diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya, maka tidak perlu
untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain. Maka bagi pasien tidak
menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi untuk GDM pada wanita dengan
karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi harus mengikuti salah satu dari dua
pendekatan:
Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma
sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini
adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya,
beberapa kelompok asli-Amerika).
Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum glukosa 1
jam setelah beban glukosa 50-g oral (glucose challenge test [GCT]) dan
melakukan TTGO diagnostik pada subset dari perempuan yang mempunyai
nilai ambang glukosa yang lebih tinggi dari di GCT tersebut. Ketika dua
langkah pendekatan yang digunakan, nilai ambang glukosa> 140 mg / dl (7,8
mmol / l) mengidentifikasi sekitar 80% wanita dengan GDM, dan hasil yang
meningkat menjadi 90% dengan menggunakan cutoff dari> 130 mg / dl (7,2
mmol / l).
Dengan pendekatan baik, diagnosis GDM didasarkan pada sebuah TTGO.
Kriteria Diagnostik untuk-g TTGO 100 berasal dari karya asli O'Sullivan dan
16
Mahan, dimodifikasi oleh Carpenter dan Coustan, dan ditampilkan dalam
Jadual 2.1. Atau, diagnosis dapat dibuat dengan menggunakan beban glukosa
g-75 dan daftar nilai ambang glukosa puasa, jam 1, dan jam 2, namun tes ini
tidak serta divalidasi untuk deteksi-risiko bayi atau ibu sebagai TTGO100-g.
8. Komplikasi
Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu.
Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal,
kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom
gangguan pernapasan. Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g,
terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita GDM. Faktorfaktor lain yang dapat
diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden kelahiran janin makrosomia
termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang lebih tua,
multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas
janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko
kelahiran secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa
jam setelah dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat
menyebabkan janin hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan
ibu GDM termasuk peningkatan risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas.
17
Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi, preeklampsia, dan peningkatan
risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin terkait dengan
resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan
sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita
dengan riwayat GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan
dibandingkan dengan populasi umum, dengan tingkat konversi hingga 3% per tahun.
9. Penatalaksanaan
a. Manajemen Farmakologi
Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang telah
ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika ditambahkan dengan evaluasi
Terapi Nutrisi Medis (MNT). Pemilihan kehamilan untuk terapi insulin dapat
didasarkan pada ukuran glikemia ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik
pertumbuhan janin. Ketika kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan
ketika MNT gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar
glukosa berikut:
Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan Pemantauan
Glukosa Darah Mandiri Harian (SMBG) harus dibimbing dan waktu dosis regimen
insulin. Penggunaan insulin analog belum cukup teruji di GDM.
Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama kehamilan.
Namun, dalam satu percobaan klinis yang membandingkan penggunaan insulin dan
glyburide pada wanita dengan GDM menunjukkan ia tidak mampu memenuhi tujuan
glikemik pada MNT . Semua pasien berada di luar trimester pertama kehamilan di
inisiasi terapi. Glyburide tidak disetujui FDA untuk pengobatan GDM dan studi lebih
18
lanjut diperlukan dalam populasi pasien yang lebih besar untuk membukti
keamanannya.
b. Manajemen Non Farmakologi
Semua wanita dengan GDM harus mendapat konseling gizi, oleh seorang ahli
diet terdaftar bila mungkin, sesuai dengan rekomendasi oleh American
Diabetes Association. Individualisasi terapi nutrisi medis (MNT) tergantung
pada berat badan ibu dan tinggi dianjurkan. MNT harus mencakup penyediaan
kalori dan nutrisi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan
harus konsisten dengan tujuan glukosa darah ibu yang telah ditetapkan. Diet
kurang kalori dapat digunakan bagi tahap sedang.
Untuk wanita gemuk (BMI> 30 kg / m 2). Pembatasan kalori 30-33% (25kkal /
kg berat aktual per hari) telah terbuktikan dapat mengurangi hiperglikemia dan
kadar plasma trigliserida tanpa menunjukkan peningkatan pada ketonuria.
Pembatasan karbohidrat untuk 35-40% dari kalori telah terbukti menurunkan
kadar glukosa ibu dan membaikan kondisi ibu dan janin
GDM tidak dengan sendirinya merupakan indikasi untuk kelahiran certio
cesearan atau untuk partus sebelum 38 minggu kehamilan. Perpanjangan masa
kehamilan 38 minggu meningkatkan risiko makrosomia janin tanpa
mengurangi tingkat bedah caesar, sehingga melahirkan janin pada minggu 38
dianjurkan tetapi kondisi obstetric harus pertimbangan.
10.Prognosis
Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang
mempunyai GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan
GDM memiliki peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan.
Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana
didiagnosa dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana
telah mempunyai antibodi yang terkait dengan diabetes (seperti antibodi terhadap
dekarboksilase glutamat, islet sel antibodi dan / atau antigen insulinoma- 2),
berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya dan pada wanita yang gemuk.
Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki
resiko 50% terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi
19
yang diteliti, kriteria diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi
sangat besar. Risiko tampaknya tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran
tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan risiko diabetes setelah GDM lebih dari
25% setelah 15 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
20
1. American Diabetes Association. Gestational Diabetes Mellitus. Diabetes Care 2004; 27:
S88-90. PMID 14693936
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Gestasional DM. Edisi kedua, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1997. 260 -264.
3. Ross G. Gestational diabetes. Aust Fam Physician. 2006; 35(6): 392-6. PMID 16751853
4. Chu SY, Callaghan WM, Kim SY, Schmid CH, Lau J, England LJ, Dietz PM. Maternal
obesity and risk of gestational diabetes mellitus. Diabetes Care 2007; 30(8): 2070-
6. PMID 17416786
5. England LJ, Levine RJ, Qian C, et al. Glucose tolerance and risk of gestational diabetes
mellitus in nulliparous women who smoke during pregnancy. Am J Epidemiol 2004;
160(12): 1205-13. PMID 15583373
6. Toulis KA, Goulis DG, Kolibianakis E, Venetis CA, Tarlatzis BC, Papadimas I. Risk of
gestational diabetes mellitus in women with polycystic ovary syndrome. Fertility and
Sterility2008;doi:10.1016/j.fertnstert.2008.06.045 PMID: 18710713
7. Ma RM, Lao TT, Ma CL, et al. Relationship between leg length and gestational diabetes
mellitus in Chinese pregnant women.Diabetes Care 2007; 30(11): 2960-1. PMID
17666468
8. Gabbe S.G., Niebyl J.R., Simpson J.L. OBSTETRICS: Normal and Problem
Pregnancies. Fourth edition. Churchill Livingstone, New York, 2002. ISBN 0-443-
06572-1
9. Buchanan TA, Xiang AH. Gestational diabetes mellitus. J Clin Invest 2005; 115(3):
485–491. PMID 15765129
10. Kelly L, Evans L, Messenger D. Controversies around gestational diabetes. Practical
information for family doctors. Can Fam Physician 2005; 51: 688-95. PMID
15934273 Full text atPMC: 15934273
11. Carpenter MW, Coustan DR. Criteria for screening tests for gestational diabetes. Am J
Obstet Gynecol 1982; 144(7): 768-73.PMID 83071919
12. Mello G, Elena P, Ognibene A, Cioni R, Tondi F, Pezzati P, Pratesi M, Scarselli G,
Messeri G. Lack of concordance between the 75-g and 100-g glucose load tests for the
diagnosis of gestational diabetes mellitus. Clin Chem 2006; 52(9): 1679-84. PMID
16873295
13. HAPO Study Cooperative Research Group. Hyperglycemia and adverse pregnancy
outcomes. N Engl J Med. 2008;358(19):1991-2002. PMID 18463375
14. Jones CW. Gestational diabetes and its impact on the neonate. Neonatal Netw.
2001;20(6):17-23. PMID 12144115
15. Allen VM, Armson BA, Wilson RD, et al. Teratogenicity associated with pre-existing
and gestational diabetes. J Obstet Gynaecol Can2007; 29(11): 927-34. PMID 17977497
21
16. Martínez-Frías ML, Frías JP, Bermejo E, Rodríguez-Pinilla E, Prieto L, Frías JL. Pre-
gestational maternal body mass index predicts an increased risk of congenital
malformations in infants of mothers with gestational diabetes. Diabet Med 2005; 22(6):
775-81. PMID 15910631
22
Top Related