Formalin merupakan bahan kimia yang biasa dipakai untuk membasmi
bakteri atau berfungsi sebagai disinfektan. Zat ini termasuk dalam golongan
kelompok desinfektan kuat dapat membasmi berbagai jenis bakteri pembusuk
penyakit, cendawan atau kapang, disamping itu juga dapat mengeraskan jaringan
tubuh setiap hari. Kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Skala
kecil, formaldehida sebutan lain untuk formalin secara alami ada di alam.
Contohnya gas penyebab bau kentut atau telur busuk. Formalin di udara terbentuk
dari pembakaran gas metana dan oksigen yang ada dia atmosfer, dengan
bantuan sinar matahari. Formalin mudah larut dalam air sampai kadar 55 %,
sangat reaktif dalam suasana alkalis, serta bersifat sebagai zat
pereduksi yang kuat, mudah menguap karena titik didihnya rendah yaitu -21 0
C (Winarno, 2004).
Karakteristik Formalin
Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena
kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh.
Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dari
protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita, 2006).
Menurut Hart (1983), formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya
sangat menusuk. Di dalam larutan formalin terkandung 30-50% gas formaldehid dan
ditambahkan metanol sebanyak 10-15% untuk mencegah terjadinya polimerisasi
formaldehid.
Formaldehid merupakan bentuk aldehid yang paling sederhana. Formaldehid
bersifat mudah terbakar, berbau tajam, tidak berwarna, dan mudah dipolimerisasi
pada suhu ruang. Formadehid bersifat larut di dalam air, aseton, benzene, dietil eter,
kloroform, dan etanol (IARC, 1982).
Pada suhu 150ºC, formaldehid mudah terdekomposisi menjadi metanol dan
karbonmonoksida. Formaldehid mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfer
membentuk asam format, yang kemudian diubah menjadi karbondioksida oleh sinar
matahari (WHO, 2002). Karakteristik fisiko kimia formaldehid menurut WHO (2002)
:
Macam-macam Metode Uji Formalin
Uji Kualitatif
a. Dengan Fenilhidrazina
b. Dengan asam kromatofat
c. Dengan Larutan Schiff
Uji Kuantitatif
a. Dengan metode Asidialkalimetri
b. Dengan metode Spektrofotometri
1. Asam Kromatofat
2. Larutan Schiff
DAFTAR PUSTAKA
Harmita,APT. 2006. Analisis Fisikokimia. Jakarta :UI Press.
Hart H. 1983. Kimia Organik. Suminar Achmadi (penerjemah). Jakarta : Erlangga.
International Agency for Research on Cancer (IARC). 1982. Some Industrials
Chemicals and Drystuffs. IARC Monograph.
Winarno, FG. 2004. Keamanan Pangan 2. Bogor : M Brio Press.
World Health Organization (WHO). 2002. Formaldehyde. Concise International
Chemical Assessment Document 40. Geneva.
Top Related