BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan merupakan salah satu displin ilmu dalam lingkup ilmu
kesehatan. Spesifikasi dalam Keperawatan salah satunya adalah tetang
keperawatan maternitas, keperawatan maternitas ini membahas tentang ruang
lingkup keperawatan pada wanita dengan berbagai tingkat umur, diantarnya, pada
remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, ibu hamil, wanita menopause, dan
keluarganya, salah satunya tentang ibu hamil.
Maka dari itu diperlukan materi pengajaran yang dasar tentang maternitas
yaitu tentang fisiologi kehamilan dan bagaimana tumbuh kembang janin didalam
rahim.
Pada umumnya semua wanita dengan kehamilan pasti akan terjadi perubahan
fisiologis pada tubuhnya, keseluruhan system dalam tubuh akan terjadi peruses
adaptasi unuk mengkompensasi terhadap kebutuhan tubuhnya karena dalam
tubuhnya terdapat janin yang memerlukan kebutuhannya untuk tumbuh kembang
selam masa 3 trimster.
Fisiologi kehamilan adalah suatu perubahan normal yang terjadi pada tubuh
wanita dalam keadaan hamil, dimulai dari terjadinya pembuahan untuk
beradaptasi terhadap kebutuhan baik ibu maupun janin dalam rahimnya. Seluruh
system dalam tubuh berperan penting dalam proses kehamilan, seperi dikatakan
bahwa makhluk hidup adalah makhluk holistic. Dan makhluk homeostatic. Yakni
seluruh system dalam tubuh salingg berkaitan dan tidak berdiri sendiri serta tubuh
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya untuk keseimbangan dalam tubuhnya.
B. Tujuan Peulisan
a. Memahami tentang bagaimana perubuhan fisiologi kehamilan
b. Memahami tentang bagaimana proses tumbuh kembang janin didalam rahim
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. FISIOLOGI KEHAMILAN
Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar
hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Siklus menstruasi
bervariasi pada setiap orang. Bila pada masa subur terjadi hubungan seks,
maka sperma akan ditampung diliang senggama bagian dalam. Setiap
mililiter sperma mengandung sekitar 35-40 juta spermatozoa, sehingga
setiap hubungan seks terdapat sekitar 110-120 juta spermatozoa. Setiap
spermatozoa membawa kromosom pembawa tanda 22 buah kromosom seks
Y untuk laki-laki dan kromosom seks X untuk perempuan. Pada telur
(ovum) yang dilepaskan membawa 22 pasang pembawa tanda dan
kromosom seks X. Pertemuan spermatozoa Y dengan telur X menjadi zigot
laki-laki, sedangkan bila spermatozoa X bertemu dengan telur X maka
terbentuk zigot perempuan. Pertemuan terlaksana setelah telur lepas sekitar
12 jam dan spermatozoa melalui proses kapasitasi disebut fertilisasi,
pembuahan ”konsepsi” atau impregnancy.
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri dari
tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik
menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekotnya
spermatozoon dapat bergerak cepat. Jutaan spermatozoon dikeluarkan di
forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus
ribu spermatozoon dapat meneruskan kekavum uteri dan tuba, dan hanya
beberapa ratus yang dapat sampai kebagian ampulla tuba dimana
spermatozoon dapat memasuki ovum yang telah siap dibuahi. Hanya satu
spermatozoon yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi.
Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di
2
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-
mikrofilamen fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan
disalurkan terus kearah medial. Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Hanya
satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi
zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera
mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh
spermatozoon lain. Masuknya spermatozoon kedalam vitellus
membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk
pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian timbul telofase ,
dan benda kutub (polar body) kedua menuju keruang perivitellina. Ovum
sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid dan pronukleus
spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin yang pada
seorang pria satu X dan satu Y. Setelah pembelahan kematangan maka
ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X, dan
suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X atau 22
kromosom otosom serta 1 kromosom Y . Zigot sebagai hasil pembuahan
yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh
sebagai seorang janin wanita, sedangkan 44 kromosom otosom serta 1
kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah
pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung olek karena sitoplasma ovum
mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan
ini terjadi maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan
lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama
3
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula yang kemudian
dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula. Pada
umumnya blastula masuk di endometrium dengan bagian dimana inner-cell
mass berlokasi. Umumnya nidasi terjadi didinding depan atau belakang
uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut
adanya kehamilan dan bila nidasi terjadi maka mulailah diferensiasi sel-sel
blastula.
Bila nidasi telah terjadi, mulailah deferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel
yang lebih kecil yang dekat pada ruang eksoselom membentuk entoderm
dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan
membentuk ruang amnion. Dengan ini didalam blastula terdapat suatu
embrional plate yang dibentuk anatar dua ruangan, yakni ruang amnion dan
yolk sac.
Sel fibrolas mesodermal tumbuh disekitar embrio dan melapisi dan
melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk
chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Trofoblas yang amat
hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam dua lapisan.
Disebelah dalam dibentuk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang
monokleus) dan sebelah luar lapisan sinsisiotrofoblast, terdiri atas nukleus-
nukleus, tersebar tak rata dalam sitoplasma.
Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis
tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, disini korion disebut korion
frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat
makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh kearah kavum uteri sehingga
lambat laun menghilang disebut juga korion laeva.
Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon
human chorionic gonadotropin (HCG). Produksi hormon HCG meningkat
sampai kurang lebbih hari ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi.
Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteum untuk tembuh
terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat membuat
4
cukup progesteron sendri. Hormon HCG inilah yang khas untuk
menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan
didalam air kencing wanita yang menjadi hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya
terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni selsel ektoderm, mesoderm dan
entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak
eksoselom, akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas
antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan
merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk akan
menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus,
dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.
Di tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk, terdapat pembuluh-
pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vaskular stalk. Dari
perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar dari tai pusat
berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat jaringan lembek, selei
wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikalis dan 1 vena
umbilikalis yang berada di tali pusat. Arteri dan 1 vena tersebut
menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta. Adapun
sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira-kira minggu ke 10.
Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh
masa fetal dan perinatal.
Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyai sifat menghancurkan
desidua, termasuk spiral arteries serta vena-vena didalamnya. Akibatnya
terbentuklah ruangan-ruangan yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh-
pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus,
sehinga timbul ruangan-ruangan intervillair dimana villi koriales seolah-
olah terapung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta. Sebagian dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula,
desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk septa plasenta.
5
Septa plasenta ini membagi plasenta dalam beberapa maternal
cotyledon, umumnya ditemukan 15 sampai 20 buah metternal cotyledon.
Foetal cotyledon adalah suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang-
cabang seerti pohon. Pada plasenta aterm diperkirakan terdapat 200 foetal
cotyledon. Dari tiap-tiap cabang villi koriales terdapat sistem vena serta
arteria yang menuju ke vena umbilikus dan arteria umbilikus. Sebagian
besar cabang-cabang pohon itu tergenang didalam ruangan interviler yang
berisi darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asam bagi
janin.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah
janin dan lapisan korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis
hemokorial. Disini jelas tidak ada pencampuran darah antara janin dan ibu.
Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan
sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan
Nitabuch.
Pada kehamilan tidak terlepas dari keberadaan plasenta. Umumnya
plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebik kurang 16 minggu dengan
ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Plasenta berbentuk bundar
atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5
cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan dengan plasenta
biasanya ditengah yang disebut insersio sentralis, bila hubungannya agak
pinggir disebut insersio lateralis, dan bila dipinggir plasenta disebut insersio
marginalis. Letak plasenta umumnya didepan atau dibelakang dinding
uterus, agak keatas kearah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena
permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak
tempat untuk berimplantasi.
Plasenta adalah suatu barier (penghalang) terhadap bakteri dan virus,
akan tetapi tidak efektif dan dewasa inimulai diragukan sekali. Obat-obatan
diberikan pada ibunya dalam wajtu singkat dapat ditemikan pada
janinnya.Bakteri-bakteri dan vitus-virus tertentu yang beredar dalam darah
6
ibu, dapat melewati plasenta dan menyebabkan kelainan pada janin.
Penyaluran obat-obatan melalui plasenta dari ibu ke janin penting sekali
diketahui karena beberapa obat dapat menimbulkan kelainan bawaan pada
janin bila diberikan pada triwulan pertama, atau menimbulkan perubahan
pada metabolisme ibu atau perubahan patologik pada janin. Maka dari itu
harus hati-hati dalam pemberian obat.
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik.
Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam
amino, vitamin dan mineral dari ibu kejanin, pembuangan CO2 serta
sampah metabolisme janin keperedaran darah ibu. Plasenta dapat pula
dilewati kuman-kuman dan obat-obat tertentu. Penyaluran zat makanan dan
zat lain dari ibu kejanin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblast
plasenta. Cepatnya penyaluran zat-zat tersebut tergantung pada
konsentrasinya dikedua belah lapisan trofoblas, tebalnya lapisan trofoblas,
besarnya permukaan yang memisahkan, dan jenis zat.
B. PERKEMBANGAN JANIN
Umur janin yang sebenarnya harus dihitung dari saat fertilisasi atau
karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari
saat ovulasi.
Pertumbuhan hasil konsepsi ditetapkan tiga tahap penting, yaitu:
1. Tingkat ovum (telur), pada umur 0-2 minggu dan belum tampak
berbentuk dalam pertumbuhan.
2. Embrio (mudigh), pada umur 3-5 minggu dan sudah terdapat rancangan
bentuk alat-alat tubuh.
3. Janin (fetus), berumur diatas 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung hari haid yang terakhir, jadi ada
perbedaan ± 2 minggu dengan umur yang ditentukan dari ovulasi. Usia
kehamilan biasanya dihitung dalam bulan yang masing-masing terdiri dari 4
minggu, jadi kehamilan 3 bulan sama dengan kehamilan 12 minggu.
7
Perkembangan bulan ke-1 sampai ke-2. Ada tonjolan di jantung dan
bengkak dikepala, karena otak sedang berkembang. Jantung mulai berdetak,
dan dapat dilihat detakannya pada suatu alat ultra sonic scan. Lesung pipit
pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan terjadi pengentalan yang nantinya
akan membentuk mata. Pada bagian atas badan akan terjadi pembengkakan
yang akan membentuk tulang dan otot. Dan bengkak kecil menunjukan lengan
dan kaki mulai tumbuh.
Perkembangan Embrio Bulan Ke 3, Pada tahap ini, bagian muka
pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih jelas dan mempunyai
beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan lidah. Pada tahap ini calon
tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan distal.
Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jari tangan dan
kaki. Juga mulai terbentuk organ-organ dalam utama seperti jantung, otak,
paru-paru, hati, ginjal, usus.
Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4, Dua belas minggu setelah
proses pembuahan, janin telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ badannya,
otot, lengan dan tulang telah lengkap. Janin mengalami pertumbuhan yang
lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut jantung berdetak lebih kencang dan
dapat etrdengar menggunakan alat ultrasonic detector. Denyut jantung
berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih cepat dari denyut jantung orang
dewasa.
Perkembangan bulan ke 5-6, Pada masa ini janin tumbuh dengan
cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar sehingga badan dan kepala lebih
proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini telah terbentuk, sehingga janin
memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21 hingga minggu ke 25, anda
akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali. Pada mulanya akan terasa
suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan mungkin terasa seperti gangguan
pencernaan. Selanjutnya, anda akan merasakan janin anda menendang.
Perkembangan bulan ke 7-8 Janin kini bergerak dengan penuh
semangat dan bereaksi terhadap sentuhan dan bersuara. Janin juga mempunyai
8
kebiasaan untuk bangun dan tidur. Kebiasaan ini sering berbeda dengan
kebiasaan anda. Ketika anda istirahat pada malam hari, janin mulai bangun
dan menendang. Pada minggu ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk yang
pertama kali. Pada minggu ke 30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33
cm.
Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir. Pada minggu ke 35 terjadi
proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya berkerut, pada tahap ini lebih
lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada umumnya terbaring turun,
siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang sebelum kelahiran, kepala
berpindah masuk ke panggul dan disebut “masuk pintu atas panggul”, namun,
terkadang kepala janin belum masuk pintu atas panggul sampai kelahiran
dimulai.
Pada kehamilan volume darah ibu bertambah, agaknya untuk
memenuhi kebutuhan adanya sirkulasi keplasenta, uterus, dan mamae yang
membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume
tersebut mulai bertambah jelas pada minggu ke-16 dan mencapai puncaknya
pada minggu ke-32 dan mulai menurun sedikit pada hampir aterm.
Tumbuh kembang janin tidak dapat dipisahkan dari plasenta, cairan
amnion(air ketuban), tali pusat (funikuli), dan tumbuh kembang janin itu
sendiri. Secara singkat plasenta dapat dikatakan berfungsi sangat vital untuk
tumbuh kembang janin dalam rahim yaitu mengeluarkan hormon untuk dapat
mempertahankan kehamilan dan pertumbuhan janin dalam rahim, sebagai
penyekat sehingga darah ibu dan janin tidak bercampur, sebagai penghalang
masuknya penyakit menuju janin, sebagai paru-paru janin untuk mendapatkan
oksigen dari ibu, sebagai akar janin untuk mendapatkan nutrisi dari darah ibu.
Menjelang akhir kehamilan plasenta ikut berperan dengan menurunkan
pengeluaran hormon, sehingga rahim mudah sirangsang oleh oksitosin
(hormon) hipofise bagian posterior.
Air ketuban juga sangat penting untuk tumbuh kembang janin dalam
rahim karena air ketuban memberikan gerak bebas janin dalam rahim,
9
memberikan kesempatan tumbuh kembang kesegala arah pada janin,
melindungi janin dari trauma langsung atau tidak langsung, sebagai buffer
(penahan) sehingga panas dan dingin tetap stabil di sekitar janin, membantu
pada saat persalinan karena air ketuban berfungsi sebagai pelindung janin dari
tekanan langsung kekuatan kontraksi otot rahim, pembrsihan beberapa bakteri
pada saat selaput pecah, dan sebagai pelumas sehingga jalan lahir licin.
Jumlah normal air ketuban antara 700-1000 cc.
Tali pusat (funikuli) adalah penghubung plasenta dengan janin, yang
didalamnya terdapat dua pembuluh darah arteria, satu vena umbilikalis, dan
terbungkus oleh jeli wharton. Panjang tali pusat sekitar 30-100 cm. Tali pusat
berfungsi untuk mengalirkan nutrisi dari ibu menuju janin malalui vena
umbilikalis, mengalirkan sisa metabolisme janin menuju peredaran darah ibu
melalui arteria umbilikalis, memberikan kesempatan janin bergerak bebas
dalam cairan amnion. Dalam beberapa keadaan tali pusat dapat
membahayakan janin bila terdapat insersi yang membahayakan (insersi
velamentosa, insersi ditepi plasenta, terjadi lilitan tali pusat yang mengurangi
atau menghentikan aliran darah menuju janin).
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sangat kompleks
dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin, dan plasenta sebagai akar yang
memberikan nutrisi. Oleh karena itu, yang menjadi pokok utama tumbuh
kembang janin dalam rahim adalah interaksi antara janin, ibu, dan plasenta
dengan pusatnya pada ruang intervillosa. Dalam ruang intervillosa itulah
terjadi pertukaran nutrisi, fungsi barier, fungsi sekresi sehingga pertumbuhan
dan perkembangan janin dapat terjadi. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Faktor janin
Faktor janin dipengaruhi oleh jenis kelamin, faktor kromosom, dan air
ketuban. Janin laki-laki mempunyai berat lebih besar daripada wanita.
Faktor kromosom dapat menimbulkan kelainan kongenital dan penyakit
10
keturunan. Air ketuban memberikan kesempatan janin untuk tumbuh dan
berkembang dengan seimbang.
2. Faktor plasenta
Plasenta yang tumbuh dan berkembang kurang subur dapat menyebabkan
kelahiran prematuritas (belum cukup bulan), keguguran, berat lahir
rendah, kematian janin dalam rahim. Plasenta dengan penyakit infeksi atau
lainnya tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga mengganggu
pertumbuhan janin dalam rahim. Janin dapat terinfeksi sehingga lahir
dengan gejala infeksi.
3. Faktor ibu
Kesehatan rohani ibu dalam kehamilan sangat penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa janin. Ibu harus siap
menerima kehamilan. Kehamilan yang diharapkan, sebagai pengikat yang
kokoh dalam perkawinan dan dengan senang hati menerima kehamilan
sebagai buah cintanya. Kesehatan umum ibu dapat dilakukan dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, karena ibu hamil juga
harus sehat jasmani. Bila terdapat penyakit harus segera diobati, sehingga
tidak mengganggu janin dalam rahim. Juga dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan laboratorium dasar (darah, urine, tinja, penyakit
hubunhan seks) dan laboratorium khusus untuk penyakit hati, ginjal dan
gula sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat
meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janin. Faktor ibu juga
dapat dilihat dari tinggi badan ibu, keadaan gizi, tingginya tempat tinggal,
peminum alkohol atau perokok, kelainan pembuluh darah, kelainan uterus,
dan kehamilan ganda.
11
12
13
BAB III
KESIMPULAN
Dari Penjelasan diatasa maka dapat kita simpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Fisiologi Kehamilan dimulai pada saat beremunya sel telur (sperma) dan sel
telur (ovum), kemudian terjadi proses pembuaahan shingga menghasilkan
zigot, disana lah dimulai perkembangan janin. Seiring dengan perkembangan
janin terjadi pula perubahan-perubahan fisiologi pada ibu hamil tersebut.
2. Tumbuh kembang janin terjadi selama 9bulan dalam ahim (uterus) dan
mendapatkan nutrisi dan suplai oksigen dari ibu melalui plasnta. Maka dari itu
kessehatan ibu hamil juga sangat penting untuk kesehatan janin dan ibu itu
sendiri.
3. Tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi dan tak lepas dari plasenta, cairan
amnion(air ketuban), tali pusat (funikuli), dan tumbuh kembang janin itu
sendiri.
4. Faktor-faktor yang pokok utama dalam tumbuh kembang janin dalam rahim
adalah interaksi antara janin, ibu, dan plasenta dengan pusatnya pada ruang
intervillosa.
14
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan.
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
15