FARINGITIS
1. Pengertian
Faringitis adalah adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau
faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorok.(Wikipedia.com)
2. Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium,
arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
3. Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi,
kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi
menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan
hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna
kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa
folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke
lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau
faringitis.
4. Klasifikasi
a. Berdasarkan lama berlangsungnya
1) Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri
yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih
berwarna merah, malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan
batuk.Faringitis ini terjadinya masih baru,belum berlangsung lama.
2) Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang
mengganjal di tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa
yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara
berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan menkonsumsi alkohol dan
tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:
Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane
mukosa
Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama
(membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut)
Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding
faring
b. Berdasarkan agen penyebab
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di
tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam
Jumlah sel darah putih normal atau agak
meningkat
Kelenjar getah bening normal atau
sedikit membesar
Tes apus tenggorokan memberikan hasil
negatif
Pada biakan di laboratorium tidak
tumbuh bakteri
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih meningkat ringan
sampai sedang
Pembengkakan ringan sampai sedang
pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil
positif untuk strep throat
Bakteri tumbuh pada biakan di
laboratorium
5. Gejala Klinis
Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri
di perut dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna
merah dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan
seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh.
Kelenjar getah bening di leher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda
dengan faringitis virus, penderita faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara
serak atau batuk.
6. Komplikasi
Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang ginjal
(glomerulonefritis akut), demam rematik akut, otitis media (radang telinga bagian
tengah), sinusitis, abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar amandel
atau bagian belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).
7. Diagnosis
a. Pemeriksaan serologic
b. Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
c. Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru
d. Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di
jaringan
8. Tindakan Penanganan
a. Faringitis virus
penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen cairan dan
istirahat baring. Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan
oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus sehingga untuk
mengatsi komplikasi ini dicadangkan untuk menggunakan antibiotika.
b. Faringitis bakteri
paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak 200.000-250.000 unit, 3-4
kali sehari selama 10 hari. Pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan respon
klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Erritromisin
atau klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita alergi
terhadap penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat,
selain terapi obat, pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu
meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula
meringankan gejala nyeri tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak
yang lebih besar untuk dapat bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC
Soepardi, Efiaty Arsyad. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Wikipedia. Org
FARINGITIS
Disusun untuk memenuhi tugas asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan)
Dosen Pembimbing : Nirwana Perangin2, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Dwi Lis Stiani
PO7124009046
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
2011