8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
1/8
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
PNEUMONIA PADA PASIEN USIA LANJUT
Pendahuluan
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sering dijumpai pada semua kelompok usia, namun pada pasien usia lanjut (usila) dapat merupakan masalah yang serius. Penyakit ini
dapat memberikan gejala yang berat, biasanya memerlukan perawatan, dan dapat menyebabkan
kematian. Menurut American Thoracic Society (ATS) tahun !!", pneumonia meningkat
jumlahnya dalam # tahun terakhir ini diantara pasien$pasien usia lanjut. %i Amerika Serikat,
pada usila berusia &" tahun atau lebih, pneumonia merupakan salah satu dari ' penyebab
kematian. %iperkirakan sekitar $ juta kasus pneumonia terjadi setiap tahunnya, dan #* dari
pasien tersebut memerlukan perawatan. %i antara pasien yang memerlukan perawatan, mortalitas
men+apai '* dan hampir '#* di antara mereka memerlukan perawatan intensif (-). %i
ruang kelas dan /agian lmu Penyakit %alam 0SP1. %r. -ipto Mangunkusumo,
pneumonia merupakan penyakit yang paling sering dijumpai pada pasien usia lanjut. Pada tahun
!!', dari ' kasus pneumonia yang dirawat, "2* meninggal dunia.
3eterlambatan dalam mengenali penyakit ini, dan adanya penyakit$penyakit lain yang
menyertai seperti gagal jantung kongestif kronik dan Penyakit Paru 4bstruktif 3ronik (PP43),
menyebabkan menurunnya kemampuan pasien untuk bertahan hidup. 5aktor predisposisi utama
adalah imunitas yang menurun, adanya multipatologi dan kolonisasi basil gram negatif pada
faring yang besar jumlahnya. Perubahan fungsi paru yang merupakan bagian dari proses penuaan
namun meningkatkan kerentanan, antara lain disebabkan menurunnya efekti6itas batuk,
kapasitas difusi paru dan saturasi oksigen. %i samping itu, beberapa faktor lain yang juga
meningkatkan kerentanan untuk terjadinya pneumonia adalah kondisi$kondisi yang memudahkan
terjadinya aspirasi seperti penggunaan sedatif, penyakit neurologis dan keadaan$keadaan lain
yang berkaitan dengan penurunan kesadaran atau disfagia.
Selain itu, beberapa masalah lain juga berpengaruh buruk terhadap kemampuan usila
untuk sembuh dari penyakit ini, antara lain meliputi keterlibatan lobus paru multipel, bakteremia,
timbulnya syok septik, dan leukopenia yang menetap. Pneumonia ba+terial berulang terjadi pada
pasien usila dengan penggunaan menelan akibat penyakit esofagus dan gangguan neurologis.Pneumonia berulang juga +enderung mudah terjadi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
kronik, alkoholik, karsinoma paru, atau myeloma multipel.
Perubahan Struktur dan Fungsi Paru pada Usila
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
2/8
Meningkatnya usia pada manusia dapat menyebabkan perubahan pada sistem
pernapasannya. 3eadaan ini dapat menurunkan fungsi normal pernapasan atau mempermudah
terjadinya gagal napas pada penyakit paru yang diderita oleh usila.
Pada usila, penurunan P4 arteri hanya memberikan sedikit kenaikan +urah jantung,
sehingga pengiriman oksigen ke jaringan berkurang, selain itu terjadi pula penurunan rangsang
terhadap terjadinya hiperkapnia (peningkatan P-4 arteri).
Pada usila juga terjadi penurunan kekuatan seluruh otot rangka, termasuk otot$otot
pernapasan, sehingga menurunkan inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimalnya. %i samping
itu juga terjadi penurunan kekuatan dinding dada karena perubahan struktur dinding dada berupa
kalsifikasi kartilago iga, kekakuan dinding dada dan berkurangnya elastisitas dinding dada.
3artilago dinding jalan pernapasan usila sering mengalami kalsifikasi dan sifatnya
berubah menjadi lebih kaku. 3eadaan ini dapat meningkatkan 6olume residu dan menurunkan
6olume ekspirasi paksa.Pada usila terjadi pula emfisema senilis (emfisema fisiologis) dimana terjadi pelebaran
ujung terminal rongga dada pernapasan. Akibatnya terjadi penurunan jumlah al6eolus dan
menurunnya jumlah seluruh permukaan rongga udara pernapasan usila. Selain itu, terjadi pula
penurunan elastisitas jaringan paru, jalan udara intra$parenkim paru berkurang, kapasitas 6ital
paru menurun, tenaga aliran udara ekspirasi menurun se+ara progresif dan pertukaran udara
al6eolus terganggu, sehingga tekanan dan saturasi oksigen dalam kapiler paru akan menurun.
Faktor Risiko
/eberapa faktor risiko dikaitkan dengan pasien pneumonia yang berkomplikasi dan
meningkatnya angka kesakitan dan kematian (tabel ). Adanya faktor$faktor ini harus
diwaspadai, sehingga dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi di rumah sakit agar dapat
diperoleh respons yang baik.
Gejala
Pneumonia pada usila dapat timbul se+ara dramatis, menyerupai syok septik atau adult
respiratory distress syndrome (A%0S). Selain itu juga dapat mun+ul se+ara samar, dengan gejala
utama anoreksia dan perubahan status mental (confusion). 5rekuensi pernapasan lebih dari
kali per menit harus diobser6asi se+ara +ermat. Sekitar #* pasien tanpa demam. Pada pasien$
pasien bronkopneumonia yang dirawat di ruang rawat /agian lmu Penyakit %alam 0SP1. %r.
-ipto Mangunkusumo, demam dijumpai pada * pasien.
Diagnosis
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
3/8
Pada pasien yang kondisinya tidak terlalu berat, ATS merekomendasikan untuk
menge6aluasi riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan hitung darah
lengkap dan foto dada PA dan lateral. 3riteria klinis sering kali digunakan untuk
mengidentifikasi pneumonia termasuk infiltrate yang baru dan progresif pada foto dada,
ditambah sekurang$kurangnya dua gejala7tanda berikut ini8
. %emam (9 "&,&o- oral),
. :eukositosis (9 #.### sel7mm"),
". Produksi sputum yang purulen.
;6aluasi laboratorium lainnya antara lain8 kultur darah, pemeriksaan sediaan apus
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
4/8
atau pneumonia kimiawi. %alam hal ini harus diingat bahwa ahli radiologi tidak dapat
membedakan pneumonia ba+terial atau bukan ba+terial, dan gambaran foto toraks tidak khas
untuk setiap agen penyebab.
Etiologi
Pada tabel terlihat beberapa bakteri yang sering menyebabkan pneumonia didapat di
masyarakat (-AP) terutama pada pasien usila dengan penyakit penyerta, antara
lain Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, batang gram negatif aerob, bakteri
anaerob dan Staphylococcus aureus. Pada pasien$pasien yang memerlukan perawatan di rumah
sakit, spe+trum kuman pathogen agak berbeda dengan yang ter+antum pada tabel , yakni
kuman$kuman tersebut di atas, Legionella sp dan Chlamydia pneumoniae juga dapat ditemukan.
Selain itu basil gram negatif sering ditemukan seperti Coliform, Pseudomonas
aeruginosa dan Klesiella pneumonia, terutama di -.Tuber+ulosis paru terjadi pada pasien usila yang mengalami reakti6asi fokus laten yang
sebelumnya sudah ada pada mereka, atau usila mendapatkan penyakit tersebut di panti rawat
werdha melalui inhalasidroplet yang infeksius dari pasien tuberkulosis di panti tersebut.
Penyebab pneumonia yang baru dikenali namun jarang dijumpai pada usila
meliputi Chlamydia pneumonia dan Pneumocystis carinii. 4rganisme terakhir ini sering didapat
pada usila pria homoseksual dengan A%S.
Terapi
$ Pedoman Perawatan
Tidak ada pedoman khusus untuk merawat pasien usila dengan pneumonia di rumah
sakit. Se+ara umum, perawatan diindikasikan pada pasien$pasien dengan penyakit penyerta yang
berat (gagal jantung kongestif, PP43, keganasan yang memerlukan kemoterapi), adanya
keterlibatan ekstra paru (meningitis, empiema, perikarditis) atau hasil laboratorium menunjukkan
adanya leukopenia atau Pa4> ?# torr . Pasien juga harus dirawat di rumah sakit bila ada
pertimbangan mengenai kepatuhan berobat atau perlunya pemantauan yang adekuat.
$ Pedoman Umum
mumnya pengobatan terdiri dari bantuan pernapasan dan dukungan nutrisi,
penatalaksanaan +airan dan elektrolit, pengobatan penyakit penyerta (gagal jantung kongestif,
aritmia, ketoasidosis), mengenali dan menatalaksana komplikasi (empiema, meningitis,
perikarditis, A0%S), dan pemberian antibiotik yang sesuai.
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
5/8
Pasien dengan frekuensi pernapasan "# kali7menit atau lebih dan atau mengalami
hipoksia yang berat harus segera dirawat di -. Selain itu, beberapa faktor telah diidentifikasi
akan merupakan risiko besar terjadinya perburukan, antara lain8 pneumonia yang melibatkan
beberapa lobus, pneumonia dengan infiltrate paru yang meluas dengan +epat, adanya oliguria,
hipotensi dan diperlukannya dukungan 6entilator.
Pada pasien$pasien dengan kerusakan otak luas dan ire6ersibel atau disertai penyakit
yang fatal, penatalaksanaan harus dibatasi pada tindakan paliatif saja.
$ Terapi Antibiotik Empirik
Pemeriksaan sputum yang sahih untuk sediaan apus
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
6/8
Pemeriksaan fisik dan foto dada mungkin akan lebih lama penyembuhannya sampai beberapa
minggu, terutama pada pasien dengan penyakit paru kronik.
Pada beberapa pasien, terapi parenteral mungkin dapat dibatasi selama "$ hari dan
selanjutnya diteruskan dengan terapi oral. Pasien dengan pneumonia disebabkan
oleh Haemophillus influenza dapat memperoleh antibiotik selama kurang lebih # hari. Terapi
antibiotik untuk pneumonia akibat Legionella biasanya dilanjutkan sampai " minggu.
3urang dari * pasien usila baru akan memperoleh gambaran foto dada yang bersih
(resolusi) " bulan setelah terapi diberikan. Pertimbangan untuk memulangkan pasien dari rumah
sakit dan menyelesaikan pengobatan dengan terapi antibiotik oral dimulai bila pasien sudah
mengalami perbaikan. Pengobatan se+ara oral ini tidak harus diselesaikan di rumah sakit.
Pada pasien$pasien yang tidak berespons baik dengan antibiotik, perlu dipikirkan
beberapa kemungkinan, yaitu8
. 4rganisme mungkin resisten terhadap antibiotik yang diberikan atau antibiotik tersebut tidak diberikan se+ara adekuat.
. Terdapat patogen yang jarang dijumpai seperti jamur atau bakteri lain seperti !" tuer#ulosis.
". Adanya penyebab yang noninfeksius seperti emboli paru atau gagal jantung kongestif.
. Terdapat penyakit yang menyertai seperti kanker paru yang menyebabkan pneumonitis obstruktif
yang mungkin mengganggu7menghalangi penyembuhan.
ika penyembuhan hanya sedikit atau justru terjadi perburukan setelah $ hari
pengobatan yang adekuat, kemungkinan$kemungkinan di atas tadi perlu die6aluasi.
$ Antibiotik pada Usila
Antibiotik sebenarnya relatif tidak berbahaya dibandingkan obat$obat lain. 1amun pada
usila masalah seperti polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan, dan interaksi obat seringkali
mun+ul dan dapat menyulitkan pengobatan antimikroba. /eberapa masalah perlu
dipertimbangkan dalam pemberian antibiotik pada usila. Sejalan dengan proses penuaan,
perbandingan massa lemak tubuh dengan berat badan total menurun. =al ini berarti kita harus
menurunkan dosis obat yang terutama didistribusikan dalam jaringan lemak (seperti
aminoglikosida).
3emampuan ekskresi ginjal juga menurun. /ila klirens kreatinin menurun, kita perlu
menurunkan dosis beberapa antimikroba, meliputi aminoglikosida dan kuinolon. Serum kreatinin
yang normal tidak memastikan normalnya klirens kteatinin, terutama pada indi6idu yang kurus
dan rapuh.
nteraksi obat mungkin merupakan masalah yang paling sering dijumpai dalam
mengobati pneumonia pada usila, karena usila sering memiliki sejumlah masalah medik
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
7/8
(multipatologi) yang memerlukan obat$obatan berbeda. Sebagai +ontoh, eritromisin dapat
menurunkan klirens teofilin, warfarin dan karbama@epin dengan menghambat metabolisme di
hati. A@itromisin dan klaritromisin kurang pengaruhnya pada klirens obat.
Pasien juga harus diinstruksikan minum antibiotik se+ara benar. Meminum antibiotik
bersama makanan dapat mempengaruhi absorpsi dan kadarnya dalam serum. Sebagai +ontoh,
sefuroksim dan klaritromisin meningkat absorpsinya bila diberikan bersama makanan.
Sebaliknya, makanan menurunkan absorpsi antibiotik lain seperti eritromisin. Absorpsi obat$obat
tertentu seperti tetrasiklin menurun bila diminum bersama susu atau produk lain yang kaya
kalsium.
Tabel . Faktor!aktor Risiko "ang #erkaitan dengan Perjalanan Pen"akit $AP "ang %emburuk
&' Pen"akitpen"akit()ondisikondisi Pen"erta
sia 9 ?# tahunPP43
%iabetes mellitus
8/17/2019 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pneumonia Pada Pasien Usia Lanjut
8/8
3oagulasi ntra6askular %iseminata (3%)
%isfungsi 4rgan (ginjal, hati)
+asil Foto Dada,
nfiltrat multilobus
3a6itas;fusi pleura
nfiltrat meluas se+ara +epat
Tabel . #akteri "ang Sering %en"ebabkan $AP pada Usila
-rganisme )omentar
Streptococcus pneumoniae
Haemophillus influenza
Klesiella sp
Staphylococcus aureus
/akteri anaerob
Penyebab tersering pneumonia
/iasanya resisten terhadap ampisilin
Sering dijumpai pada usila di panti rawat jompo
%idahului dengan influen@a, sering pada usila di
panti rawat jompo3esadaran berubah, gangguan menelan,
alkoholisme atau terda pat pada kanker paru.
DAFTAR PUSTA)A
Bhitson /, -ampbell %. -ommunity$A+Cuired Pneumonia8 1ew 4utpatient
Top Related