CASE REPORT SESSION
PRETERM, BERAT BADAN LAHIR RENDAH,
DAN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT AL-ISLAM
BANDUNG
2009
STATUS PASIEN PERINATOLOGI
Keterangan Umum
Pasien
Nama : By. N II.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Umur/Tanggal Lahir : 3 hari / 06-12-09 jam 11.40.
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara.
Ruang : Perinatologi.
Orangtua :
Nama Ayah : Tn. D
Umur : 41 tahun.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Swasta.
Nama Ibu : Ny. N.
Umur : 38 tahun.
Pemdidikan : SMA
Alamat : Jatinagor, kabupaten Sumedang.
Tanggal masuk RS : Minggu, 6 Desember 2009, jam 14.50.
Tanggal Pemeriksaan : Selas, 8 Desember 2009.
Anamnesis
Sejak beberapa jam setelah lahir bayi mengalami sesak napas. Sesak nafas
terus menerus. Sesak nafas tidak diketahui progresifitasnya.
Pasien mengalami sesak nafas disertai suara merintih tapi tidak sertai
dengan suara mengorok, mengi. Sesak juga disertai dengan ujung-ujung jari
membiru tapi tidak diserta dengan membiru pada bagian mulut, serta pasien
terlihat lemah dan kurang aktif dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas seperti
menangis.
Riwayat Kehamilan :
Pada saat hamil, ibu sedang berusia 38 tahun, kehamilan ke 4 dengan G4 P3
A0. yang merasa hamil cukup bulan (38 minggu). Jarak antara kehamilan
sebelumnya adalah 5 tahun. Ibu mengatakan kenaikan berat badan saat hamil.
Riwayat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan dilakukan secara rutin
dan imunisasi TT sudah dilakukan 2 kali. Ibu menyangkal pernah sakit saat hamil
seperti demam, pilek, batuk dan kulit kemerahan dan riwayat pengobatan,
minuman alkohol ataupun merokok dan memiliki binatang peliharaan. Riwayat
trauma, atau terpapar zat kimia pada saat kehamilan pun disangkal oleh ibu. Ibu
tidak memiliki riwayat kehamilan sebelumnya seperti aborsi, mati lahir, prematur,
ataupun bayi lahir rendah. Ibu menyangkal memiliki penyakit jantung, ginjal,
diabetes mellitus. Ibu berkata sehari sebelum melahirkan, tekanan darah menjadi
tinggi 160/90 mmHg diakibatkan mengetahui bahwa anaknya kembar, tapi
sebelumnya ibu tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Sesudah persalinan
darahnya kembali normal.
Riwayat Persalinan:
Persalinan ke 4, dengan usia kehamilan 38 minggu. Bayi laki-laki
dilahirkan pada tanggal 6 Desember 2009 pada jam 11.40 disebuah rumah
bersalin dibantu oleh bidan. Cara persalinan secara spontan, kembar dengan
dengan letak terendah kepala. Penyulit adalah janin gemeli. Ketuban jernih, (-)
KPSW, dengan APGAR score: 1’= 6, 5’= 8. Warna kulit kemerahan dengan akral
kebiruan.
Riwayat Neonatal :
Bayi lahir dengan berat badan 1400 gram, panjang 37 cm. Kondisi bayi
setelah lahir langsung menangis terlihat adanya distress pernafasan.
Pemeriksaan Fisik ( 8 Desember 2009)
Kesadaran : sadar, apatis
Aktivitas : lemah, letargi
Tanda Vital
Tekanan Darah : -
Denyut jantung : 139x/menit regular isi cukup (normal = 70-120
x/menit)
Pernapasan : 62 x/menit, abdominotorakal
(normal= < 60 x/menit)
Suhu : 36,80 C.
BB saat pemeriksaan : 1200 gram (< 2500 gram)
Panjang Badan : 37 cm
LK : 27 cm
Kepala
Bentuk : (-) ada kelainan.
Fontanel anterior : terbuka, datar (3 x 2,5 cm)
Fontanel posterior : terbuka, datar (1 cm)
Mata : simetris, konjunctiva (-) anemis, sclera (-) icteric,
pupil isokor, reflex cahaya +/+, palpebra (-)
edema.
Telinga : lokasi normal, simetris, daun telinga bentuknya
lebih baik, lunak, mudah membalik, posisi puncak
pina sejajar dengan kantus mata, sekret (-)
Hidung : lokasi normal, simetris, (-) sekret, (-) PCH.
Mulut : bibir kering, mukosa lembab, gigi (-),
reflex rooting (-), sucking (-), (-) labioschizis,
(-) paltoschizis, (-) labioplatoschizis, (+) bubbly,
(+) hipersaliva, (-) sianosis.
Leher
Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
KGB : tidak ada pembesaran
Retraksi : (+) suprasternal
Kulit : warna merah muda, licin/halus, tampak vena,
ikterik, lembab, lanugo tidak ada
Thorax
Inspeksi : payudara : areola datar tidak ada tonjolan.
paru : bentuk simetris, pergerakan dada simetris,
dyspnea, (+) retraksi intercostals, irama
nafas tidak regular, pernafasan abdominal-
torakal.
Palpasi : gerakan simetris.
Perkusi : -
Auskultasi : bunyi paru : broncho vesicular +/+, (-) whezzing,
(-) ronchi, (-) slem.
bunyi jantung :S1 S2 murni, regular.
Abdomen
Inspeksi : datar, tali pusat belum lepas, tidak berbau,
(+) retraksi epigatrik
Palpasi : hati teraba 2 cm dibawah arcus costa kanan. Lien
tidak teraba
Perkusi : tympani
Aukultasi : -
Punggung : bentuk simetris, (-) kifois, (-) lordosis,
(-) spina bifida.
Genital dan anus
Genital laki-laki : Ruge tidak terlihat, testis belum turun, (+) meatus,
(+) miksi
Anus : lubang anus (+)
Ekstrimitas
Bentuk : simetris
Akral : hangat, (-) sianosis perifer, lembab
Kuku dan jari : lengkap, (-) polodaktil, (-) sindaktil.
Plantar : lipatan plantar hanya lipatan anterior
yang melintang.
Refleks
Primitif : Palmar graps (+), plantar graps (+), babinsky (+).
Fisiologis : Bisep (+), trisep (+), patella (+), achiles (+).
Downe’s Score
Karakteristik Skor 0 Skor 1 Skor 2
Frekuensi pernafasan
Retraksi
Sianosis
Jalan masuk udara
Grunting
< 60 x/menit
-
-
Udara masuk
bilateral baik
-
60-80x/menit
ringan
hilang dengan 02
penurunan ringan
udara masuk
dapat didengar
stetoskop.
>80 x/menit
parah
tidak hilang
tidak ada udara
masuk
dapat didengar
tanpa stetoskop.
Klasifikasi :
< 4 = tidak ada respiratory distress
4-7 = respiratory distress
>8 = respiratory distress berat
Downe score :
- IGD = 6 (respiratory distress)
- Pemeriksaan (8 desember 2009) = 2 ( (-) respiratory distress)
Penentuan umur kehamilan (berdasarkan Ballard score)
Skor Maturitas
Skor 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Minggu 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
Hasil ballard score = 19 yaitu antara 30-32 minggu.
Keadaan fisik :
- Kulit : merah muda, licin/ halus, tampak vena (1)
- Lanugo : menipis (2)
- Lipatan plantar : hanya lipatan anterior yang melintang (2)
- Payudara : areolar datar tidak ada tonjolan (1)
- Daun telinga : bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik (2)
- Kelamin laki-laki : skrotum kosong, tidak ada ruge (0)
Neuromuskular maturitas :
- Postur : 3
- Square window wrist : tertahan pada 900 (0)
- Arm recoil : tetap 1800 (0)
- Popliteal angle : pada sudut 900 (4)
- Scraft sign : pertengahan sternum (1)
- Heal to ear : 3
Kurva pertumbuhan intrauterine Lubchenko : 29-30 minggu
Resume :
1. Preterm
Ballard score = 19, umur kehamilan 30-32 minggu
2. BBLR
Berat badan lahir =1400 gram
Berat badan saat pemeriksaan = 1200 gram
Tanda-tanda prematuritas, menggunakan ballard score.
3. Respiratory distress syndrome
Anamnesis : mengalami sesak nafas terus-menerus, disertai merintih,
terlihat letargi dan lemah, dan ujung-ujung jari mengalami kebiruan dan
hasil downe score yaitu 6 yang menunjukan gangguan pernafasan.
Riwayat kelahiran dari hasil APGAR pada menit pertama yaitu 6 yang
menunjukan adanya asphyxia ringan.
Pemeriksaan fisik
o (6 Desember 2009) : downe score 6 (distres pernafasan)
o (8 Desember 2009) : pernafasannya meningkat >60x menit,
retraksi suprasternal, pada pemeriksaan
thoraks : dyspnea, (+) retraksi intercostals,
irama nafas tidak regular.
Diagnosis banding:
Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan, letak kepala, lahir dengan
spontan, gemeli, RDS, BBLR.
Aspirasi mekonium neonatal.
Diagnosis kerja :
Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan, letak kepala, lahir dengan
spontan, gemeli, RDS, BBLR
Usulan Pemeriksaan
Darah rutin (RBC, Hb, Ht, WBC, diff.count, trombosit)
Gula darah sewaktu
Elektrolit : Na, K, Ca
Foto toraks.
Analisis gas darah.
Penatalaksanaan :
Pertahankan suhu bayi 36,5-37,00C
Pertahankan oksigen adekuat, PaO2 50-70 mmHg untuk memungkinkan
kebutuhan normal fungsi jaringan, hiperoxia terhadap mata (retinophaty
prematur), mencegah asidosis, syok serta pirau dari kanan ke kiri (PDA).
Untuk memperthankan keadaan tersebut, dapt dicapai melalui pemberian
O2 dengan menggunkan hras box, CPAP atau pernafsan buatan
tergantungan analisa gas darah.
Vitamin K1, OTM
Cairan dan elektrolit :
o Hari ke 1 : glukosa 5-10%, 60-70% mL/kgBB/24 jam
o Hari ke 2 : diatambah NaCl 3%, 2-3 mEq/kgBB, KCl 2 mEq/kgBB
dan kalsium 100-200 mg/kgBB/hr.
Pertahankan sirkulasi darah, jika Ht turun < 40% lakukanlah transfusi.
Antibiotik (dihentikan jika bukan karena infeksi)
Pemantauan :
o Observasi tanda vital
o Laboraturium :
- analisis gas darah setiap hari bila memungkinkan sampai terapi
O2 distop,
- Hb, Ht, leukosit, hitung jenis, trombosit
- Kalsium, gula darah tiap hari (3 hari)
o Jika sudah memungkinkan, O2 distop secara perlahan.
Prognosis :
Sangat tergantung pada berat badan lahir dan usia gestasi
Analisa Permasalahan :
1. Bayi Prematur
Definisi :
Bayi Menurut World Health Organization (WHO), bayi prematur adalah
bayi yang lahir sebelum berusia 37 minggu gestasi dari hari pertama tanggal
menstruasi terakhir.
Penyebab bayi lahir prematur adalah
Fetal
- Fetal distress
- Multiple gestation
Placenta
- Placenta disfungsi
- Placenta previa
- Abruption placenta
Uterine
- Incompeten cervic (dilatasi premature)
Maternal
- Preeklamsi
- Penyakit kronik (penyakit ginjal, penyakit jantung)
- Infeksi (ISK, bacterial vaginosis, chorioamnionitis)
- Penyalahgunaan obat-obatan.
Lain-lain
- KPSW
- Polyhidramnion
- Trauma
Pada kasus ini kehamilan ibu, berkisar antara 30-32 minggu, berdasarkan
hasil penilaian ballard score didapatkan hasil 19 menunjukan tanda-tanda
prematuritas seperti
- Kulit : merah muda, licin/ halus, tampak vena
- Lanugo : menipis
- Lipatan plantar : hanya lipatan anterior yang melintang
- Payudara : areolar datar tidak ada tonjolan
- Daun telinga : bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik
- Kelamin laki-laki : skrotum kosong, tidak ada ruge
Menunjukan bahwa bayi ini premature yaitu kurang dari 37 minggu dan
penyebab bayi lahir prematur adalah kehamilan ganda. Kehamilan ganda, maka
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa aliran darah maternal pada kehamilan
biasa hanya untuk satu anak, pada kehamilan kembar dibagi lagi, sehingga kadar
oksigen dan nutrisi dalam plasenta bayi kembar lebih sedikit daripada kehamilan
tunggal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau bayi dilahirkan
sebelum waktunya (prematur). Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan
memiliki resiko besar dalam kedaan BBLR. Meningkatnya regangan dari
intrauterine disebabkan bayi ada dua
Berat Badan lahir Rendah
Definisi berat lahir/Birth Weight adalah berat badan bayi baru lahir yang
ditimbang sejak 0-24 jam setelah lahir. Menurut World Health Organization
(WHO), ada beberapa klasifikasi dari berat lahir :
a. Berat Badan Lahir Normal adalah bayi dengan berat badan lahir diatas sama
dengan 2500 gram.
b. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau Low Birth Weight (LBW) adalah
bayi yang lahir dengan ukuran yang terlalu kecil dan memiliki berat lahir
kurang dari 2500 gram.
c. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) atau Very Low Birth Weight
(VLBW) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram dan biasanya
prematur.
d. Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) atau Extremely Low
Birth Weight (ELBW) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
Berdasarkan ukuran tubuhnya, neonatal diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sesuai dengan usia gestasi atau Appropriate for Gestational Age (AGA)
Merupakan ukuran tubuh bayi yang sesuai dengan perkembangan kematangan
masa gestasinya yang pada kurva pertumbuhan intrauterine terletak antara
persentil 10 dan persentil 90.
b. Kecil untuk usia gestasi atau Small for Gestational Age (SGA)
Merupakan ukuran tubuh bayi yang lebih kecil dari perkembangan
kematangan masa gestasinya yang pada kurva pertumbuhan intrauterine
terletak di bawah persentil 10.
c. Besar untuk usia gestasi atau Large for Gestational Age (LGA).
Merupakan ukuran tubuh bayi yang lebih besar atau terlampau besar jika
dibandingkan dengan kematangan masa gestasinya yang pada kurva
pertumbuhan intrauterin terletak di atas persentil 90.
Berat Badan Lahir Rendah atau dalam bahasa asing biasa disebut sebagai
Low Birth Weight merupakan suatu keadaan pada neonatus yang lahir dengan
keadaan yang terlalu kecil dan memiliki berat lahir di bawah 2500 gram.
Bayi dengan BBLR diakibatkan oleh kelahiran yang terlalu cepat/
prematur, dengan keadaan yang belum sesuai saatnya untuk lahir, bayi yang
dilahirkan dalam keadaan yang perkembangannya belum optimal atau tidak sesuai
usia gestasinya. Selain kelahiran bayi prematur, bayi BBLR juga banyak
diakibatkan karena mengalami pertumbuhan intrauterus yang lambat (Intrauterine
Growth Retardation/Restriction).
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya
BBLR, yaitu:
Faktor Maternal
1. Faktor Demografi :
a. Usia ibu hamil.
b. Pendidikan.
c. Status Ekonomi.
d. Kondisi Lingkungan.
2. Faktor Biologi :
a. Masa Gestasi.
b. Paritas.
c. Interval kehamilan.
d. Berat badan dan status nutrisi ibu.
3. Faktor Medis :
a. Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain.
b. Komplikasi kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan seperti:
Perdarahan antepartum.
Pre-eklamsia berat.
Eklamsia
c. Hidramnion.
d. Kehamilan kembar/ganda.
e. Kelainan kromosom
4) Faktor lain:
a. Rokok, alkohol dan narkotik.
b. Frekuensi Kunjungan Prenatal.
Faktor janin
1) Erythroblastosis fetalis
2) Intra Uterine Growth Restriction (IUGR)
3) Genetik: ras, jenis kelamin, etnik.
4) Kelainan kardiovaskular.
Faktor Plasenta
1) Solution plasenta, plasenta previa.
2) Infark, thrombosis.
3) Infeksi (chorioamnionitis, desiduitis, plasentitis)
Pada kasus ini didapatkan bahwa bayi dilahirkan dengan berat badan
sangat rendah yaitu 1400 gram (berat badan kurang dari 1500 gram dan
premature). Berdasarkan kurva pertumbuhan Lubchenko menunjukan hasil berat
badan sesuai dengan masa kehamilan. Selain itu juga didapatkan kemungkinan
faktor prediposisi berat badan lahir sangat rendah adalah
1. Usia Ibu hamil
Usia aman dan optimum untuk persalinan adalah usia antara 20-34 tahun,
sedangkan yang dianggap berbahaya adalah 20 tahun ke bawah atau 35 tahun ke
atas. Kehamilan dibawah usia 20 tahun disebut sebagai kehamilan remaja
(teenage pregnancy). Pada usia kehamilan ini berisiko, karena belum cukup
matang dalam fisik, mental dan fungsi sosialnya. Perkembangan alat reproduksi
dan fungsi fisiologisnya pun belum optimal, emosi masih labil dan kejiwaan yang
belum cukup matang sehingga akan mempengaruhi terhadap kehamilan,
persalinan dan nifas. Kesulitan lain juga adanya risiko lebih tinggi mengalami
preeklamsi/eklamsi, anemia dan kelahiran pematur. Sedangkan pada usia di atas
35 tahun, jaringan alat reproduksi dan fungsi fisiologis seorang wanita akan
mengalami kemunduran sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah
fisik maupun psikis yang akan mempengaruhi janin dalam kandungan, dan
berisiko untuk timbulnya komplikasi dan berakibat buruk bagi proses kehamilan
dan persalinan. Kehamilan di atas 35 tahun dan primipara juga menambah
terjadinya risiko retardasi pertumbuhan intrauterin, gawat janin dan kematian intra
uterin.
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu-ibu dengan usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun. Ibu yang
mengandung dalam usia >35 tahun dan <20 tahun, kondisi fisik dan psikologinya
kurang mendukung, karena rentan terhadap stress sehingga dapat mengganggu
sistem aliran darah plasenta dari ibu ke janin, oleh karena itu dapat berakibat
kurang baik terhadap janin yang dikandungnya serta bayi dapat lahir dalam
keadaan BBLR. Kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun juga mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk timbulnya penyakit dibanding usia 20-35
tahun. Selain itu, menurut Abuekteuh dan Obeidat, kehamilan pada usia di atas 35
tahun berisiko lebih tinggi, yaitu menyebabkan angka kematian perinatal sebesar
37,7/1000, dibandingkan pada usia di bawahnya, yaitu sebesar 23,5% pada usia
30-34 tahun, 22,6% pada usia 25-29 tahun, 16,7% pada usia 20-24 tahun.
Pada kasus ini faktor predisposisi untuk bayi lahir dengan berat badan
sangat rendah adalah usia ibu diatas 35 tahun yaotu 38 tahun.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas (stadium yang
mampu bertahan hidup) bukan jumlah janin yang dilahirkan yang menentukan
paritas. Paritas tidak lebih besar kalau dilahirkan bayi tunggal, kembar dua atau
kembar empat juga tidak rendah kalau janinnya lahir mati.
Babinszki dkk, 1999, menyatakan bahwa paritas ibu dapat mempengaruhi
lokasi perlekatan plasenta, karena plasenta tidak mau melekat pada lokasi yang
sama. Lokasi plasenta akan membentuk jaringan ikat, oleh karena itu plasenta
yang terbentuk pada kehamilan selanjutnya tidak akan dapat melekat pada lokasi
yang sama. Pada ibu multipara, kemungkinan lokasi yang sesuai sebagai tempat
perlekatan plasenta sudah berkurang sehingga plasenta tidak dapat melekat dan
berkembang dengan baik yang berakibat janin tidak mendapatkan nutrisi yang
sesuai dan bayi dapat lahir dalam keadaan BBLR.
Billewick dan Thomson’s, 1997, melakukan studi secara potong
silang/cross-sectional yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan berat lahir
pada bayi kehamilan kedua, dan bayi pertama memiliki kecenderungan untuk
lahir dalam keadaan BBLR, oleh karena itu nullipara memiliki risiko yang lebih
tinggi dalam melahirkan bayi dalam keadaan BBLR.
Pada penelitian Alisjahbana, diketahui bahwa BBLR terutama banyak
didapatkan pada kehamilan pertama dan paritas ≥5 ( multipara). Pada paritas 2,3,
dan 4 kejadian BBLR rendah.. Pada multipara lebih dikarenakan kondisi alat
reproduksi yang kurang baik (oleh karena seringnya partus), proses penuaan
(fungsi fisiologisnya menurun), sering disertai penyulit seperti kelainan letak,
perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, dan lain-lain.
Pada kasus ini faktor predisposisi bayi lahir dengan berat badan rendah
adalah multipara dimana ini merupakan kehamilan ke 4 dan ke 5.
3. Kemamilan ganda
Kehamilan ganda, maka suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa aliran
darah maternal pada kehamilan biasa hanya untuk satu anak, pada kehamilan
kembar dibagi lagi, sehingga kadar oksigen dan nutrisi dalam plasenta bayi
kembar lebih sedikit daripada kehamilan tunggal. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan bayi terhambat atau bayi dilahirkan sebelum waktunya (premarur).
Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan memiliki resiko besar dalam kedaan
BBLR. Meningkatnya regangan dari intrauterine disebabkan bayi ada dua.
Pada kasus ini, faktor predisposisi yang menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan rendah adalah kehamilan ganda.
Respiratory Distress Syndrome (Hyaline Membrane Disease)
a. Definisi
RDS adalah sindrom gawat pernafasan, merupakan gawat nafas pada bayi
baru lahir yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir.
Ditandai dengan :
- Takipneu (> 60x/menit)
- Pernafasan cuping hidung
- Restraksi suprasternal, interkostal, epigastrik
- Sianosis menetap atau progresif setelah 48-96 jam pertama kehidupan.
- grunting
- Gambaran radiologi: retikuloglanular yang uniform dengan air
broncogram.
b. Insidensi
- RDS terjadi pada bayi premature, insidensi dihubungkan dengan umur
gestasi dan berat badan.
- Terjadi 60-80% bayi yang lahir <28 minggu, 15-30% antara 32-36
minggu, 5% pada 37 minggu dan jarang pada bayi yang cukup bulan.
c. Etiologi : defisiensi surfaktan.
d. Faktor resiko
- Faktor resiko meningkatkan RDS adalah premature, ibu DM, lahir SC,
asfiksia perinatal, genetik (riwayat HMD sudara kandung), lahir kembar.
- Menurunkan resiko RDS adalah Chronic intra-uterine stress, rupture
membrane, ibu hipertensi atau toxemia, IUGR/SGA, antenatal
glukokortikoid, ibu yang menggunakan narkotik atau kokain, tocolytic
agen, hemolytic disease of the newborn.
e. Fisiologi Surfaktan
Surfaktan mulai diproduki Sel Alveol tipe II pada minggu ke 20 gestasi.
Kebanyakan surfaktant diproduksi di antara minggu ke 32 dan ke36. Kandungan
dari surfaktan adalah dipalmitoyl phospohatidylcholine (lecithin),
phospohatidylglycerol, apoprotein (surfaktan protein SP-A, -B, -C, -D) dan
kolesterol. Fungsi dari surfaktan adalah menghindari alveolus kecil kempes,
dengan mengurangi tekanan daratan (surface pressure) pada dinding alevolus.
Kematangan paru dapat diukur dengan Ratio Lecithin:sphingomyelin(L/S ratio).
Ratio 2:1 berarti cukup matang yaitu bayi tidak akan menderita HMD.
f. Patofisiologi
g. Kriteria diagnosis
Kesukaran bernafas : takipnea (>60x/menit), retraksi kostal, sianosi
pada udara kamar yang menetap atau menjadi progresif setelah 48 jam-
96 jam pertama kehidupan, hipotensi, hipotermia, edema perifer,
edema paru, ronki halus inspiratori.
Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan berat badan bayi, berat
penyakit, adanya infeksi dan derajat pirau PDA-nya.
Gambaran khas pada foto toraks : retikulogranular uniform dengan air
bronchogram
Laboratorium :
o Darah :
- Hb, Ht, dan gamabaran darah tepi tidak menunjukan tanda infeksi
- Kultur streptococcus (-)
- Analisa gas darah : hipoksemia, asidemia yang berupa metabolic
respiratori atau kombinasi
o Rasio lesitin-spingomielin (jika memungkinkan) <2:1
o Aspirasi lambung (jika memungkinkan): tes kocok/foam tes (+)
o Ketuban (jika memungkinkan): tes kocok (+)
Pada kasus ini didapatkan :
-Anamnesis bahwa pasien mengalami sesak nafas terus-menerus, disertai merintih,
terlihat letargi dan lemah, dan ujung-ujung jari mengalami kebiruan dan hasil
downe score yaitu 6 yang menunjukan gangguan pernafasan. Riwayat
kelahiran dari hasil APGAR pada menit pertama yaitu 6 yang menunjukan
adanya asphyxia ringan.
-Pemeriksaan fisik menunjukan pernafasannya meningkat >60x menit, retraksi
suprasternal, pada pemeriksaan thoraks : dyspnea, (+) retraksi intercostals,
irama nafas tidak regular.
Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan usia kehamilan
menunjukan bahwa adanya gangguan pernafsaan dan insidensi meningkat pada
bayi yang usia kehamilan kurang dari 32 minggu, ini sesuai dengan usia
kehamilan pada kasus ini adalah antar 30-32 minggu yang dapat menyebabkan
defisiensi surfaktan sehingga terjadi RDS. Faktor resiko yang memungkinkan
menyebabkan RDS adalah prematuritas dan lahir kembar.
Terapi pada pasien ini diberikan atas indikasi adanya RDS :
1. Pertahankan suhu bayi 36,50-37,50 C
2. Jaga patensi jalan nafas, pertahankan oksigenasi adekuat Pa O2 50-70 mmHg
yang dicapai dengan menggunakan CPAP
3. Puasa
4. Cairan dan elektrolit : Dektrose 10% yaitu 80cc/kgBB
5. Pemberian obat :
- Bactesyn 2x63mg i.v
- Mikasin 2x9mg i.v
- Aminophilin 2x3mg i.v
- Rantin 2x5mg i.v
6. Vitamin K1 0,5 mg i.m
7. Obat tetes mata 1 gtt
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Kliegman, Jenson. Nelson’s Textbook of Pediatrics 17th ed.
Saunders. Philadelphia, Pennsylvania; 2004.
2. Cunnigham, F. G., Eastman N. J., Hellman L. M. Williams Obstetrics. 22nd
ed. United States: Mc Graw Hill. Philadelphia; 2004.
3. Donald, Mhairi G., Martha D. Mullett, Mary M. K. Seshia. Avery’s
Neonatology Pathophysiology & Management of the Newborn. 6th ed.
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia, United States; 2005.
4. James, David K. MA, MD., Philip J. Steer. BSc, MD., Carl P. Weiner. MD.,
Bernard Gonik MD. High Risk Pregnancy Management and Options. 2nd ed.
W. London: B. Saunders; 2001.
5. Herry Garna, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak edisi 3.
Fakultas Kedokteran UNPAD, RS. Dr. Hasan Sadikin. Bandung: 2005