ANALGESIA REGIONAL :PADA PASIEN PRE-EKLAMPSIA BERATSYAMSU FAKHRI SYAKH
IDENTITAS PASIEN
Nama (Inisial):Ny. SWUmur:36 tahunJenis Kelamin:PerempuanPekerjaan:Ibu rumah tanggaStatus Perkawinan:MenikahAlamat:Jakarta PusatNo. Rekam Medik:62-79-24
ANAMNESISUmur kehamilan 35 mingguG2P1A0Kehamilan pertama didiagnosa CPD. Tindakan caesarean section dengan analgesia regional. Tidak ada masalah selama operasi dan pembiusan.
Riwayat penyakit dahuluHipertensi disangkalAsma disangkalDM disangkalHCU dengan udem paru
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat operasi sebelumnya : SC dengan analgesia regional
Riwayat kebiasaan merokok
PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah rutinHb 10,1 mg/dlLeukosit 16600/mm3Trombosit 166 ribu/mm3Hematokrit 31%
Fungsi HeparProtein total 4,4 gr% (6,0-7,8)Albumin 2,1 gr% (3,2-4,5)SGOT ?SGPT ?HBsAg ?
Fungsi ginjalUreum ?Creatinin ?Faktor PembekuanBleeding time 3 menit (1-3)Clotting time 5 menit (4-6)Protrombine time 10 detik (11-14)APTT 41 detik (20-40)
Hasil USGJanin tunggal hidup intrauterin letak sungsang ~ 35 minggu.Taksiran berat janin 2400 gram.
STATUS FISIKAmerican Society of Anesthesiologists (ASA) :Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik & biokimia.Pasien dgn peny. sistemik ringan atau sedang.Pasien dgn peny. sistemik berat, aktivitas rutin terbatas.Pasien dgn peny. Sistemik berat, tdk dapat melakukan aktivitas rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.Pasien sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.ASA 3 dengan operasi emergensi
DIAGNOSIS DAN RENCANA TINDAKANDiagnosis pra-bedah:Preeklampsia berat
Jenis pembedahanCaesarean section & histerektomi
Jenis anestesia :Anelgesia regional (analgesia spinal lumbal 3-4 dengan jarum spinal no.27)
KEADAAN PRA-BEDAH
Keadaan umum:LemahKesadaran:ComposmentisTanda-tanda vitalTekanan darahNadiPernapasanSuhu::::160/100 mmHg98 kali/menit20 kali/menit37 oC
Berat badan:75 KgTinggi badan:164 cmGolongan darah:ORhesus:+
PERSIAPAN OPERASIPuasa 6 jam sebelum operasiPemasangan intravenous infus line (ringer lactat).
PREMEDIKASI ANESTESIAPasien tidak mendapatkan premedikasi
MEDIKASI ANESTESIAInduksiMarcaine 10 mg + morphin 0,1 mgCatapres 0,075 mgTD 160/100 mmHg; nadi 90 kali/menit
Menit ke-10 operasi dimulaiTD 130/60 mmHg; nadi 85 kali/menit
menit ke 20 Methergin 0,2 + Pithon 10 IU (sewaktu bayi lahir hidup BB 1900 g, PB 42 cm Apgar skor 9/10)Cairan RL diganti gelatin.
Menit ke-45Pasien mulai gelisah; TD 95/60 mmHG; nadi 70 kali/menitDormicum 2,5 mg?Narfoz 4 mgEfedrin 10 mg
Menit ke-70TD 70/40 mmHg; nadi 80 kali/menitEphineprin 0,5+1 mg?? encer.Cairan dextran 70 diguyur.
Menit ke-85TD 40/20 mmHg (cenderung turun)Nadi 30 kali/menit.Cairan fima Hes diguyur.Dilakukan anestesi umumIntubasi OTTNotrixum 10 mg, fentanyl 0,05 mg
Menit ke-95TD 120/70 mmHg; nadi 110 kali/menit
Menit 120-170Operasi selesai disusul obat-obat anestesi inhalasi distopTransfusi darah 1000 cc.Lasix 20Remopain 30 mg.
Jumlah cairanRinger lactat 500 mlGelofusin 1500 mlFima HES 1000 mlDextran 70 500 mlPacked red cell 1000 ml
Jumlah perdarahan : 1000 ml
Lama anestesia: 2 jam 30 menit.
Lama pembedahan : 1 jam 45 menit.
PASCA ANESTESIAPost pembedahan, pasien di bawa ke Intensive care unit.
PEMBAHASANAnalgesia regionalanalgesia spinal lumbal 3-4 dengan jarum spinal no.27 36 thn; G2P1A0; PEBPro : caesarean section + histerektomiBB 75 kg;TD 160/100 mmHg; nadi 98 kali/menit.
ANALISIS KASUSKecenderungan tekanan darah turunAnalgesia spinal dengan bupivakainMemblok parasimpatis
BUPIVAKAINSalah satu obat anestetik lokal dari golngan amida yang digunakan pada teknik spinal block.Mempunyai potensi blocking tinggi.Dosis spinal block :Bupivakain 0,5% 2-4 ml (10-20 mg)Mula kerja lambat dibanding lidokainMasa kerja lama dibanding lidokain.
Kombinasi morpin sebagai analgetika post pembedahan. Dosis 0,05-0,2 mg intratekal.
KLONIDIN (2-agonis)Antihipertensi ke-2 atau 3 setelah diuretikAntihipertensi pada kasus hipertensi darurat.Obat ini merangsang reseptor 2 di SSP dengan efek menurunkan simpathetic outflow.Selain SSP, klonidin merangsang reseptor 2 di perifer dan otot polos pembuluh darah vasokonstriksi.
Dosis : 2 x 0,075 mg/hari
EPHINEPRINPrototipe obat kelompok adrenergik.Bekerja dengan sangat cepat sebagai vasokonstriksi dan bronkodilator.Penggunaan klinisMengatasi syok terutama syok anafilaksisMerangsang jantung pada kasus henti jantung berbagai sebab.Menghentikan perdarahan kapiler.
Dosis epinefrin 1:1000 (1 mg/ml)Dewasa 0,25-0,5 mg intravena dapat diberikan tiap 5 menit.
EFEDRINAdalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra (ma huang) yang merupakan adrenergik non-katekolamin.
Efek ke kardiovaskuler 10 kali lebih lama dibanding epinefrin.Masa kerja lebih lama dibanding epinefrin.Efek sentral lebih kuat dibandign epinefrin.Tetapi diperlukan dosis jauh lebih besar dibanding epinefrin.
REFERENSILatief et al : Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta : FKUI, 2007.Gunawan GS et al. Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta : FKUI, 2007.