Download - Case Julin

Transcript

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO) Stroke merupakan penurunan atau gangguan fungsi otak (defisit neurologis) secara fokal maupun global yang timbul mendadak, dan berlangsung lebih dari 24 jam atau berujung dengan kematian, tanpa kemungkinan penyebab lain selain penyakit vaskular. Secara patologi anatomi stroke dibagi berdasarkan stroke iskemik dan stroke hemoragik. Jumlah kasus Stroke Iskemik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Stroke Hemorragik yang hanya mencapai 8-18% dari seluruh kejadian stroke.1 Meskipun angka insidensi rendah, Stroke Hemorragik memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Stroke Iskemik.2Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif.3 Stroke dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi pada usia di atas 40 tahun.4Penegakan diagnosis pada stroke hemorragik berdarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan penunjang laboratorium dan imaging (CT-Scan). Anamnesis memiliki peran yang penting untuk penegakan diagnosis stroke, keluhan utama, onset gejala, riwayat penyakit dahulu, riwayat konsumsi obat-obatan serta faktor resiko merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada pasien stroke. Penyebab utama dari stroke hemorragik adalah hipertensi, lalu diikuti dengan, kelainan pembuluh darah (koagulopati), terapi antikoagulan, Arteriovenous Malformation (AVM), dan lain-lain. Stroke Hemorragik terdiri dari 2 jenis yaitu, Intraparenchymal (intracerebral) hemorrhage (IPH/ICH) dan Subarachnoid hemorrhage (SAH). Gejala klinis, hasil pemeriksaan radiologi, etiologi, dan modalitas terapi juga berbeda antara IPH dan ICH. Manajemen terapi dan tatalaksana pada stroke hemorragik sangat penting, karena jika tidak diidentifikasi dan ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa, seperti edema otak, dan herniasi transtentorial.IDENTITAS PASIENNama : Ny. IUsia: 49 TahunJenis Kelamin: PerempuanStatus Perkawinan: MenikahPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Bukit Duri, Pangkalan Jakarta-TimurSuku Bangsa: BetawiAgama: IslamPendidikan: SMPTanggal Masuk RS: 25 Juni 2015

ANAMNESISDilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis, pada tanggal 30 Juni 2015 pada pukul 12.00 WIB di ruang bangsal Lantai 9 RSUD Budhi Asih.

Keluhan Utama : Bicara Pelo sejak 2 hari SMRSRiwayat Penyakit Sekarang