7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 1/15
LAPORAN KASUS
SEORANG LAKI-LAKI USIA 30 TAHUN DENGAN
GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT
TANPA GEJALA SKIZOFRENIA (F23.0)
Pembimbing:
dr. Adriesti Hardaetha, Sp.KJ
Oleh:
Ovi Rizky AstutiJ500080039
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 2/15
2013
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
- Nama : Sdr. AB
- Umur : 30 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki
- Agama : islam
- Suku : Jawa
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : tidak bekerja (± 4 bulan)
- Alamat : Pasar Legi, Sukoharjo
- Status perkawinan : belum menikah
- Masuk rumah sakit : 16 Juli 2013
- Tanggal pemeriksaan : 16-18 Juli 2013
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari anamnesis terhadap pasien
sendiri (autoanamnesis) dan keluarga pasien (alloanamnesis):
- Autoanamnesis dilakukan di IGD dan bangsal Wisanggeni RSJD
Surakarta pada tanggal 16 Juli 2013.
- Alloanamnesis dilakukan kepada ibu kandung pasien yaitu Ny. S, umur 52
tahun, pekerjaan pedagang dan bapak kandung pasien yaitu Tn. K, umur
55 tahun, pekerjaan petani pada tanggal 16-18 Juli 2013.
A. Keluhan Utama
Pasien dikeluhkan oleh keluarga karena tidak mau berpakaian tanpa sebab
yang jelas.
2
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 3/15
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Alloanamnesis
Alloanamnensis didapatkan dari ibu dan bapak kandung pasien.
Ny. S menceritakan bahwa pasien dibawa ke RSJD Surakarta karena
tidak mau berpakaian tanpa sebab yang jelas. Selain itu, pasien juga
berbicara sendiri, sering komat-kamit, dan mondar-mandir sejak ± 2
hari. Pasien masih mau makan bahkan nafsu makan meningkat dan
masih mau mandi. Namun, pasien tidak sholat selama sakit dan tidak
bisa tidur dari jam 00.00 sampai siang pada saat 1 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Tn. K menceritakan bahwa paginya (jam 10.00) sebelum
masuk rumah sakit, pasien seperti kerasukan arwah kakeknya yang
sudah meninggal. Jadi, pasien berbicara sebagai 2 orang yaitu sebagai
kakeknya dan dirinya sendiri. Ketika pasien berbicara sebagai
kakeknya, “sang kakek menasehati pasien agar selalu menurut dan
tidak menyusahkan kedua orangtuanya. Selain itu, sang kakek juga
memberitahukan kepada pasien bahwa terdapat jin jahat yang harus
segera dikeluarkan dari dalam tubuh pasien”. Kemudian, ketika pasien
berbicara sebagai dirinya sendiri, pasien menjawab “iya kakek, kakek
memang orang yang baik, kakek memang orang yang pintar”.
Sebelum sakit, pasien merupakan pribadi yang taat beragama,
santun, dan memiliki banyak teman. Pasien juga aktif dalam organisasi
karang taruna di desanya. Namun, pasien cenderung memiliki sifat
tertutup, selalu menyimpan masalahnya sendiri, jarang berkeluh kesah,
dan tidak mau menyusahkan orang lain terlebih kedua orangtuanya.
Berdasarkan keterangan orangtua, 2 tahun yang lalu pasien
batal menikah karena keluarga calon istrinya kurang menyetujui dan
lebih memilih orang lain yang lebih “mampu” dari pasien. Semenjak
peristiwa itu, pasien mengalami perubahan menjadi seseorang yang
pendiam, cenderung mengurung diri di rumah, dan sering melamun.
3
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 4/15
Namun, beberapa waktu setelah itu perubahan sifat dan sikap
tersebut sedikit demi sedikit teralihkan oleh kesibukan kerja pasien.
Pasien memang sering bergonta-ganti pekerjaan di Solo dan Surabaya
mulai dari menjadi seorang sales obat, debt collector , karyawan pabrik
kayu, dan tukang bangunan.
Sekitar 7 bulan yang lalu, pasien pergi merantau ke Kalimantan
selama ± 3 bulan. Awalnya pasien diajak oleh pakdhenya. Di sana
ternyata pasien dipekerjakan sebagai pembantu di rumah pakdhenya
sehingga pasien pindah ke tempat lain untuk mencari pekerjaan lain.
Pasien sempat tidur di hutan, masjid, maupun di kantor polisi karena
pasien tidak memiliki uang. Kemudian, pasien bertemu dengan orang
baik yang memberikan pekerjaan di bagian kontraktor pembuatan
jalan. Akhirnya pasien bekerja di tempat tersebut. Namun, selama ±
1½ bulan bekerja (tepatnya Maret 2013) terdapat musibah di tempat
kerja pasien sehingga pasien dipulangkan ke rumah. Dari pihak kantor
berjanji pada pasien akan memanggilnya lagi untuk bekerja pada bulan
Juni 2013. Namun, sampai sekarang (Juli 2013) belum ada panggilan
sama sekali sehingga pasien tidak bekerja dan hanya berdiam diri di
rumah. Kegiatan pasien sehari-hari hanya membantu di kebun dan
bersih-bersih di rumah. Semenjak tidak bekerja, pasien mengalami
perubahan yang sama dalam sifat dan sikap seperti saat batal menikah.
Pasien menjadi lebih pendiam, sering melamun, dan sering pergi
keluar rumah tanpa tujuan yang jelas sampai akhirnya memuncak saat
2 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Autoanamnesis
Saat ditanya tentang identitas, pasien langsung menjawab
dengan suara keras tetapi artikulasi kurang jelas. Ia menjawab bernama
AB, usia 30 tahun, tidak bekerja, dan tinggal di Pasar Legi, Sukoharjo.
Saat ditanya pasien sedang berada di mana, pasien menjawab sedang
di tempat psikiater dan ingin berobat. Saat ditanya sakit apa, pasien
4
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 5/15
menjawab kurang konsentrasi dan menjelaskan bahwa ia merasa
bersalah kepada kedua orangtuanya karena belum menikah. Pasien
sebenarnya ingin sekali berkeluarga, memiliki istri dan anak seperti
teman-temannya. Namun, pasien merasa minder dan tidak percaya diri
untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Saat ditanya apa mendengar suara-suara, pasien menjawab
mendengar suara anak-anak yang mengatakan bahwa pasien bukan
seorang laki-laki tetapi seorang wanita. Selain itu, juga terdapat suara
orang lain tetapi tidak jelas laki-laki atau wanita dan tidak jelas bicara
tentang apa. Saat masuk ke pertanyaan selanjutnya, pasien menjawab
dengan lantang tidak mau ditanya-tanya lagi dan kemudian hanya
terdiam, tidak mau menjawab, dan menatap dengan mata kosong.
Beberapa saat kemudian, pasien tiba-tiba berbicara dengan suara pelan
tentang keinginannya menikah dan diikuti periode terdiam lagi. Hal
tersebut terjadi berulang sampai beberapa kali.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah rawat inap di RSJD Surakarta dengan keluhan
serupa sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medis
- Riwayat kejang : disangkal.
- Riwayat cedera kepala : disangkal.
- Riwayat asma : disangkal.
- Riwayat hipertensi : disangkal.
- Riwayat diabetes melitus : disangkal.
- Riwayat alergi : disangkal.
- Riwayat opname : disangkal.
5
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 6/15
3. Riwayat Medis Umum
- Riwayat penyalahgunaan zat : disangkal.
- Riwayat alkohol : disangkal.
- Riwayat merokok : disangkal.
- Riwayat konsumsi obat psikotropik : disangkal.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan, kehamilan cukup bulan, dan
lahir lewat jalan lahir dengan berat 3,2 kg. Pasien lahir sehat dan tidak
menderita penyakit apa pun. Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit
saat mengandung pasien.
2. Masa Anak Awal (0-3 Tahun)
Pasien diasuh oleh ibu dan bapak kandung pasien dengan kasih sayang
dan perhatian yang cukup. Pasien mendapat ASI sampai usia 17 bulan
dan telah diberikan makanan tambahan ketika pasien berumur 10 hari.
Pasien tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.
3. Masa Anak Pertengahan (3-11 Tahun)
Pasien mulai bersekolah di sekolah dasar saat umur 7 tahun. Selama
bersekolah di SD tersebut, nilai pasien cukup baik, selalu mendapat
rangking 10 besar, dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien dikenal
sebagai pribadi yang suka bergaul dengan teman-temannya di sekolah.
4. Masa Anak Akhir (Pubertas sampai Remaja)
Pasien bersekolah hingga tamat SMA dan tidak meneruskan
pendidikan karena masalah ekonomi. Selama SMP dan SMA pasien
merupakan anak yang rajin belajar dan berprestasi. Pasien juga
berbakti kepada kedua orangtua dan taat dalam urusan beragama.
6
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 7/15
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien sering bergonta-ganti pekerjaan, mulai dari sales obat, dept
collector , karyawan pabrik kayu, tukang bangunan, pembantu
rumah tangga, dan pekerja kontrakor pembuat jalan. Setiap
pekerjaan tersebut dijalani dalam waktu hanya beberapa bulan
karena pasien merasa tidak betah dan ingin mencari pengalaman.
Di antara masa perpindahan kerja, pasien beberapa kali sempat
menjadi pengangguran di rumah. Terakhir, pasien bekerja sebagai
pekerja kontraktor pembuat jalan di Kalimantan kemudian
diberhentikan dan tidak bekerja sampai sekarang selama ± 4 bulan.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
c. Agama
Pasien beragama islam dan rutin melakukan sholat.
d. Aktivitas Sosial
Pasien mudah bergaul dengan teman-temannya dan rutin mengikuti
kegiatan sosial di lingkungan rumahnya.
e. Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenisnya.
E. Riwayat Kemiliteran dan Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemiliteran dan masalah
hukum.
F. Riwayat Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama bapak, ibu, dan seorang adiknya.
7
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 8/15
G. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak ada riwayat keluarga
yang menderita penyakit serupa.
H. Pohon Keluarga
Keterangan gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki.
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan.
: tanda gambar menunjukkan pasien.
------ : tinggal serumah dengan pasien sebelum dirawat di RSJ.
: meninggal.
I. Pemeriksaan Status Mental (dilakukan pada tanggal 16 Juli 2013)
a. Gambaran Umum
1. Penampilan: seorang laki-laki, 30 tahun, tampak lebih tua dari
umur, perawatan diri cukup.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor: hiperaktif, agitasi.
3. Sikap terhadap pemeriksa: kurang kooperatif (curiga dengan
pemeriksa), terdapat kontak mata.
b. Kesadaran
1. Kuantitatif : kompos mentis, GCS E4V5M6.
2. Kualitatif : berubah.
8
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 9/15
c. Pembicaraan
1. Kuantitatif : logorrhea.
2. Kualitatif : spontan, volume suara kadang keras kadang
melemah, intonasi cukup, artikulasi kurang jelas.
d. Mood dan Afek
1. Mood : sedih.
2. Afek : labil.
3. Keserasian : tidak serasi.
e. Pikiran
1. Bentuk pikiran: non realistik.
2. Isi pikiran : preokupasi (keinginan untuk menikah).
3. Arus pikiran : perseverasi, blocking .
f. Persepsi
1. Halusinasi : (+) halusinasi auditorik.
2. Ilusi : tidak didapatkan.
3. Depersonalisasi : tidak didapatkan.
4. Derealisasi : tidak didapatkan.
g. Kesadaran dan Kognisi
1. Orientasi
a. Orang : baik.
b. Tempat : baik.
c. Waktu : baik.
d. Situasi : baik.
2. Daya Ingat
a. Remote memory : baik.
b. Recent past memory : baik.
9
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 10/15
c. Recent memory : baik.
d. Immediate retention and recall memory : baik.
3. Daya Konsentrasi dan Perhatian
Baik.
4. Kemampuan Visuospasial
Baik.
5. Pikiran Abstrak
Baik.
6. Intelegensia dan Kemampuan Informasi
Tidak terganggu.
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Buruk.
h. Pengendalian Impuls
Buruk.
i. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya nilai sosial : terganggu.
2. Uji daya nilai : terganggu.
3. Penilaian realita : terganggu.
4. Tilikan diri : derajat 3.
j. Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan informasi di atas cukup dapat dipercaya.
10
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 11/15
J. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
1. Status Internus
a. Kesan umum : kompos mentis, gizi cukup, konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-).
b. Tanda vital : tekanan darah: 150/111 mmHg, nadi: 80 x/menit,
suhu: 36,5 oC, respirasi: 20 x/menit.
c. Kepala : dalam batas normal.
d. Leher : dalam batas normal.
e. Thorak : dalam batas normal.
f. Abdomen : dalam batas normal.
g. Ekstremitas : dalam batas normal.
2. Status Neurologis
a. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M6.
b. Fungsi luhur : baik.
c. Fungsi kognitif : dalam batas normal.
d. Fungsi sensorik : N N
N N
e. Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus R. Fisiologis R. Patologis
5 5 N N + + - -
5 5 N N + + - -
K. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Seorang laki-laki, umur 30 tahun, pendidikan terakhir SMA datang
ke RSJD dengan keluhan tidak mau berpakaian tanpa sebab yang jelas.
Selain itu, pasien juga berbicara sendiri, sering komat-kamit, dan mondar-
mandir selama ± 2 hari serta tidak bisa tidur pada saat ± 1 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat kehidupan pribadi, sebelum sakit pasien dikenal sebagai
pribadi yang taat beragama, santun, mudah bergaul, dan aktif dalam
11
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 12/15
kegiatan sosial di lingkungan rumahnya. Namun, pasien cenderung
tertutup dan selalu menyimpan masalah sendiri. Pasien menjadi lebih
pendiam, mengurung diri, dan sering melamun setelah mendapat beberapa
masalah. Pasien tinggal serumah dengan bapak, ibu, dan seorang adiknya.
Hasil pemeriksaan status mentalis didapatkan: seorang laki-laki,
tampak lebih tua, perawatan diri cukup. Kesadaran secara kualitatif
berubah. Pasien menjawab spontan, relevan, volume kadang keras dan
kadang melemah, intonasi cukup, artikulasi kurang jelas. Pembicaraan
secara kuantitatif logorrhea. Mood sedih, afek labil, keserasian tidak
serasi. Bentuk pikiran non realistik, isi pikiran preokupasi, arus pikiran
perseverasi dan blocking . Didapatkan halusinasi auditorik. Kemampuan
menolong diri sendiri buruk, pengendalian impuls buruk, daya nilai sosial
terganggu, penilaian realita terganggu, tilikan derajat 3.
L. Formulasi Diagnostik
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna serta menimbulkan suatu
penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status internus ditemukan tekanan darah
150/111 mmHg yang mengindikasikan gangguan medis umum yaitu
hipertensi stage II tetapi tidak didapatkan riwayat hipertensi sebelumnya,
kemungkinan tidak berkaitan dengan gejala psikis. Pada pemeriksaan
status neurologis dalam batas normal. Berdasarkan data ini, kemungkinan
organik sebagai penyebab kelainan secara fisiologis yang mengakibatkan
gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini bisa disingkirkan. Dengan
demikian diagnosis gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat-zat aditif
dan psikoaktif sebelumnya sehingga diagnosis gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.
12
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 13/15
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien tampak lebih
tua, perawatan diri cukup, dan kurang kooperatif ketika diajak berbicara
(curiga terhadap pemeriksa). Kesadaran secara kualitatif berubah. Pasien
menjawab dengan volume kadang keras dan kadang melemah, intonasi
cukup, artikulasi kurang jelas. Pembicaraan secara kuantitatif logorrhea.
Mood sedih, afek labil, keserasian tidak serasi. Didapatkan halusinasi
auditorik. Bentuk pikiran non realistik, isi pikiran preokupasi, arus pikiran
perserverasi dan blocking . Kemampuan menolong diri sendiri buruk,
pengendalian impuls buruk, daya nilai sosial terganggu, penilaian realita
terganggu, tilikan derajat 3.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ
III diusulkan diagnosis axis I pada pasien memenuhi kriteria diagnosis:
gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia (F23.0).
Hal ini dikarenakan pada pasien terdapat halusinasi auditorik dan
kedaan emosional yang beraneka ragam tetapi tidak satu pun gejala itu
cukup konsisten memenuhi kriteria skizofrenia, episode manik, atau
episode depresif serta onset gejala psikotik baru timbul dalam waktu 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Aksis II : belum ada diagnosis.
Aksis III : hipertensi stage II.
Aksis IV : psikososial (asmara dan pekerjaan).
Aksis V : skala GAF saat ini 60-51 dengan gejala sedang
(moderat), disabilitas sedang.
M. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F23.0 gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala
skizofrenia.
Aksis II : belum ada diagnosis.
Aksis III : hipertensi stage II.
Aksis IV : psikososial (asmara dan pekerjaan).
Aksis V : skala GAF 60-51.
13
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 14/15
Diagnosis banding:
F25.1 gangguan skizoafektif tipe depresif.
F31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan gejala
psikotik.
N. Daftar Masalah
1. Gangguan perilaku.
2. Gangguan pikiran.
3. Gangguan persepsi.
4. Gangguan mood dan afek.
5. Hilangnya fungsi peran sosial.
6. Hilangnya penilaian realita.
O. Prognosis
No Kategori Baik Buruk
1 Awitan dewasa muda -
2 Onset akut -3 Faktor pencetus jelas -
4 Riwayat sosial, seksual, dan
pekerjaan premorbid
- batal menikah,
pengangguran
5 Gejala positif -
6 Status perkawinan - belum menikah
7 Riwayat keluarga skizofrenia tidak didapatkan -
8 Tanda dan gejala neurologis tidak didapatkan -
9 Banyak relaps - -
10 Remisi - -
11 Trauma perinatal tidak didapatkan -
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam.
Quo ad sanam : dubia ad bonam.
14
7/30/2019 Case 4 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
http://slidepdf.com/reader/full/case-4-gangguan-psikotik-polimorfik-akut-tanpa-gejala-skizofrenia 15/15
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam.
P. Rencana Pengobatan Lengkap
1. Psikofarmaka
- Halloperidol 3 x 5 mg.
- Trihexylpenidil 3 x 2 mg.
- Chlorpromazine 1 x 100 mg.
- Captopril 3 x 12,5 mg.
2. Non psikofarmaka
Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, dan efek samping pengobatan.
- Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
- Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap.
- Menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.
Eduksi terhadap keluarga:
- Memberikan penjelasan mengenai gangguan yang dialami pasien
agar keluarga lebih memaklumi kondisi pasien.
- Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan pasien dengan
kontrol secara teratur, memperhatikan pasien agar minum obat
secara teratur, dan memberi dukungan agar pasien mempunyai
aktivitas yang positif.
15
Top Related