Download - Case 1 Trauma

Transcript

Case 1 Esophageal Foreign body

MEtamorf 2010[Case 1 Esophageal Foreign body]

1. Case title Dimas :Problem : Anak laki laki berusia dua tahun Ditemukan oleh ibunya Tersedak dan batuk saat bermain Tidak adanya episode sesak dan sianosis Tidak adanya nyeri Episode tersedak berlangsung selama satu menit

2. Hipotesa kasusA. Berbagai kondisi seperti, bronchitis, common cold, flu dan alergi dapat menyebabkan batuk dan tersedak. Namun pada berbagai kasus, tersedak biasanya merupakan akibat daripada batuk yang berlebihan dan tidak mengindikasikan adanya masalah yang mendasari. Penggunaan humidifier (pelembab) pada kamar tidur dan minum banyak air. Dehidrasi dapat dmenyebabkan batuk menjadi semakin parah dan batuk yang berlebihan dapat menyebabkan tenggorokan kering. JIka tenggorokan menjadi kering maka batuk dan tersedak akan menjadi semakin parah. Humidifier akan menyediakan kelembaban tambahan bagi tubuh dan membrane mucus dan akan membantu penyembuhan ketika tidur. Hubungi dokter umum jika batuk bertahan lebih dari tujuh hari atau jika demam melebihi 100.5 deratah Fahrenheit (38oC). Batuk anda dapat diakibatkan oleh infeksi dan penyakit lainya yang mungkin membutuhkan pengobatan medis. Dokter anda akan memeriksa untuk menentukan apabila batuk disebabkan oleh penyebab lain yang lebih serius dan membutuhkan resep untuk menangani gejala dan menyembuhkan infeksi. Minumlah obat obatan yang mengandung guaifenesin, yang akan membantu memecah mucus. Mukus yang berlebihan merupakan penyebab umum daripada batuk yang berlebihan dan guaifenesin akan membantu membuat batuk lebih produktif dan lebih tidak nyeri dan kering. Jika tenggorokan anda gatal dan memiliki nyeri pada sinus maka gunakan decongestan yang kan membantu menyingkirkan batukB. Mengenai GERD dan pengobatanya (Gastro Esophageal Reflux Dsease)Gerd yang lebih sering disebut Gastroesophageal reflux disease dikarakterisikan oleh sensasi terbakar pada area dibelakang tulang dada terutama setelah makan. Bahkan pada beberapa kasus, perasaan terbakar sangat sering dan sangat mengganggu sehingga menyebabkan masalah. Hasil studi menunjukan bahwa sekitar 5 hingga 7 % dari populasi global terkena GERD. Gangguan ini muncul ketika asam dar lambung mengalir balik ke atas menuju esophagus, sehingga menyebabkan iritasi dan kerusakan pada lapisan disana. Satu satunya simtoms yang mengganggu pada penyakit ini adalah heartburn , yang akan membuat anda merasa sangat tidak nyaman.

Symptoms lain :Heartburn: dikarakteristikan dengan perasaan terbakar pada dada, tepat di belakang tulang dada. Menyebabkan perassan tidak nyaman yang disebabkan oleh regurgitasi involunter dari asam lambungKesulitan menelan : Gejala ini dapat terjadi namun tidak seringNausea :merupakan salah satu symptoms yang paling tidak menyenangkan dari GERD dan terjadi pada penderita GERD ketika asam lambung mereka mulai naik.

Segala symptoms dari GERD akhirnya dapat berakibat pada kerusakan esophagus, yang dapat menyebabkan batuk kronis, suara parau, constant clearing of throat ( ini maksudnya berdehem dehem gtu ), dan berbagai masalah gigi termasuk erosi enamel gigi dan gigi yang membusuk bahkan asma.Bagaimana cara mencegah :Ada banyak cara untuk mencgah GERD, berikut adalah beberapa poin mengenai hal itu :Mengatur porsi ketika makan : dengan cara ini anda dapat mencegah GERD karena ini merupakan penyebab utama daripada GERDMenghindari makanan yang berbumbu dan asam : Selalu berusaha untuk menghindari bawang, coklat, buah(terutama jeruk), makanan berlemak, kopi dan the, karena ini merupakan agen pemicu GERD terutama hindari makanan ini menjelang tidur karena pada saat menjelang tidurlah symptoms GERD sering muncul.Mengontorl berat badan : Hal ini memainkan peran penting dalam GERD. JIka anda kelebihan berat badan maka makin rentan untuk anda terkena GERD, jadi usahakan mempertahankan berat badan ideal dan anda akan melihat perbaikan signifikan terhadap symptoms GERD

Treatment:Proton pump inhibitor ( e.g esomperazole, rabeprazole) dipertimbangkan sebagai obat utama untuk mengatasi GERD, terlepas dari adanya obat obatan lain seperti antacid, alginate, promotility drug yang dapat membantu meredakan symptoms

Surgical treatment: Pada Kasus refrakter yang parah, operasi direkomendasikan untuk mengobati GERD. Namun outcome daripada operasi adalah komplikasi yang cukup mengganggu seperti kesulitan menelan, gas bloating (kembung), dan diare dapat terjadi.

Endoscopic treatment : Proses ini melibatkan tindakan yang kurang invasive dibandingkan operasi namun keefektifan dan keamanan jangka panjangnya belumlah dibuktikan.

C. Benda asingIngesti dari benda asing dan sisa daripada bolus makanan sering terjadi. Mayoritas daripada benda asing yang tertelan akan lewat secara spontan. 80% daripada kasus tertelanya benda asing terjadi pada anak (1). Anak usia 6 bulan hingga 3 tahun sangat rentan terhadap tertelanya benda asing karena kebiasaan mereka untuk merasakan dan menelan hampir semua benda disekitarnya ketika mempelajari lingkungkan sekitar (2). Di amerika sekitar 1500 kasus tertelanya benda asing berakhir pada kematian setiap tahunya )(3)_. Kebanyakan dari kematian ini terjadi pada anak anak dengan adanya gangguan gastrointestinal yang mendasari seperti fistula, diverticula, webs, or rings yang mengakibatkan peningkatan bahaya dan komplikasi terhadap tertelanya benda asing. Walaupun hampir semua benda kecil dapat beresiko untuk tertelan, benda benda seperti koin, makanan, bagian daripada mainan, baterai jam, klip, jarum, anting, tutup botol, dan kelereng merupakan benda yang paling sering ditelan oleh populasi anak anak. Hampir semua benda yang mencapai lambung akan lewat secara spontan dalam periode 4-7 hari (1,4). Preendoscopic memperlihatkan bahwa 80% atau lebih benda asing akan lewat tanpa membutuhkan intervensi. Namun, 2 studi terakhir menunjukan bahwa pada kasus penelanan secara sengaja, kebutuhan akan intervensi endoskopik meningkat lebih tinggi (63-76%) dan kebutuhan akan intervensi operasi berkisar dari 12-16%. Laju mortalitas sangat rendah dan rangkuman dari berbagai studi menunujukan tidak adanya kematian pada 852 orang dewasa dan satu kematian pada 2206 anak anak. Pada orang dewasa, ingesti dari benda asing sesungguhnya ( benda non makanan) terjadi lebih sering pada orang dengan gangguan psychiatric, gangguan pertumbuhan, intoxicasi alcohol dan pada orang orang incarcerated individuals seeking secondary gain via release to a medical facility . Pada orang dewasa yang tidak bergigi resiko untuk tertelanya benda asing lebih tinggi termasuk akibat obstruksi bolus dan gigi palsu milik mereka.

3. Jelaskan anatomi dan fisiologi daripada esophagusA. Anatomy :Anatomy dari struktur strukturMemahami fisiologi normal dan patophysiology daripada makan dan menelan sangat penting untuk mengevaluasi gangguan makan dan menelan dan untuk merancang program rehabilitasi disfagia. Makan dan menelan adalah suatu perilaku yang mengandung aktifitas reflex dan volunteer yang melibatkan lebih daripada tiga puluh syaraf dan otot.

Anatomi daripada rongga mulut, pharynx, larynx dan inervasi otot ditunjukan pada Figure1 dan table 1. Lidah memiliki permukaan oral dan pharyngeal. Rongga mulut dipisahkan dari faring oleh pilar faucial. Pharynx memiliki selapis otot constrictor yang berasal daripada cranium dan tulang hyoid dan secara anterior dari kartilago thyroid, dan berinsersi pada raphe median posterior. Otot otot submental berasal daripada mandibula dan melekat pata tulang hyoid dan lidah. Otot cricopharyngeus melakat pada sisi anterior dari cartilage cricoids dan menutup upper sphincter esophagus dengan cara menekan nya terhadap cartilage cricoids. EPiglotis berasal daripada larynx dan mengarah kea rah atas dan belakang, menmpel pada tulang hyoid di bagian anterior. Celah antara permukaan pharyngeal lidah dan epiglottis disebuyt valecula. Larynx termasuk true dan false vocal folds dan juga permukaan laryngeal daripada epiglottis. Aditus laryngis (bagian ujung atas dari larynx) membuka menuju bagian bawah dari pharynx. Lateral dari larynx adalah dua celah pada pharynx yang disebut recessus piriformis.

Tabel 1 Inervasi dari otot utama yang berhubungan dengan pengunyahan makananCranial nervesMuscle

Trigeminal nerveMasticatory musclesmylohyoidTensor veli palatineAnterior belly of digastrics

Facial nerveFacial muscleStylohyoidPosterior belly of digastrics

Glossopharyngeal nerveStylopharyngeus

B. Perkembangan anatomi :Anatomy kepala dan leher dari infant sangat berbeda dari dewasa. Pada infant gigi tidak tererupsi. Palatum durum lebih datar, larynx dan os hyoid lebih tinggi di leher ke cavum oris. Epiglotis menyentuh bagian belakang palatum mole sehingga larynx membuka di nasopharynx, tetapi jalan nafas ini terpisah dari cavum oris oleh barrier jaringan lunak. Namun, anatomi pharynx pada manusia berubah pada perkembangan. Dengan bertambah panjangnya leher, larynx turun menuju posisi lebih bawah di leher. Kontak dari epiglottis dan palatum mole hilang, pharynx lebih panjang secara vertical. Perubahan pada perkembangan manusia ini berkontribusi pada perkembangan bicara. Namun, pharynx menjadi bagian dari jalan makanan dan nafas. Ini membuat manusia rentan akan aspirasi. 80 % ingesti benda asing terjadi pada anak-anak. Anak-anak umur 6 bulan-3 tahun sangat rentan terhadap ingesti benda asing karena mereka merasakan dan menelan hampir semuanya saat mereka mengeksplorasi lingkungan. Di Amerika, sekitar 1500 kasus ingesti meninggal. Banyak dari kematian ini terjadi pada anak-anak dengan abnormalitas GI yang telah terjadi sebelumnya seperti fistula, diverticula, webs atau cincin, karena abnormalis ini merupakan bahaya terhadap dampak benda asing dab komplikasi. Benda kecil apapun merupakan bahaya ingesti, koin, makanan, bagian mainan, baterai, paper clip, mi, anting-anting, tutup botol dan marmer adalah benda yang paling sering teringesti pada populasi pediatric. Hampir seluruh benda mencapai gaster dapat lewat spontan selama periode 4-7 hari. Tiga bagian esophagus merupakan bagian paling sempir dari GI tract. Ini adalah otot cricopharyngeus pada esophagus proximal (dimana cincin cricoid menimpa esophagus), persilangan arcus aorta di esophagus bagian tengah, dan sphincter esophageal bawah. Regio cricoids adalah tempat paling sering untuk menemukan benda asing. Jika benda asing dapat melewati gaster, benda asing telah melewati tiga bagian tersempit di GI tract sehingga benda asing dapat lewat secara spontan. Namun ada kemungkinan, walaupun jarang benda asing mungkin sulit melewati bagian sempit lain seperti pylorus, duodenal sweep, ligamenum treitz dan valvula ileocecal. Sehingga pendekatan klinis benda asiang GI tergantung dari tipe benda asing yang teringesti dan lokasi benda asing pada GI tract. Membagi GI tract menjadi tiga area, oropharynx dan esophagus, gaster dan intestine akan membantu pembagian pendekatan klinis terhadap ingesti benda asing.

Hubungan: Bagian cervical (cervical portion) dari esophagus berhubungan pada bagian depan dengan tracea dan pada bagian bawah daripada leherm dimana kemudian bagian ini mengarah ke sisi kiri, dengan glandula thyroid berada pada bagian belakang . Cervical portion dari esophagus terletak pada columna vertebralis dan otot musculus longus colli; pada kedua sisi berhubungan dengan arteri carotis comunis (terutama pada sisi kiri yang condong kearah tersebut), dan bagian lobus dari glandula thyroid serta nervus recurens yang naik diantaranya dan trachea; pada bagian kiri juga terdapat ductus thoracicus.

Thoracic portion dari esophagus mula mula terletak pada mediastinum superior diantara traceha dan columna vertebra, sedikit kearah kiri dari garis median. Kemudian dia melewati arcus aorta dari sebelah kanan dan menurun pada mediastinum posterior pada sisi kana dari aorta desendens, kemudian berjalan pada bagian depan kiri daripada aorta dan memasuki abdomen melalui diafragma pada level thoaracic sepuluh (T10). Tepat sebelum menembus diafragma terjadi sedikit pelebaran. Thoracic portion ini, Pada bagian depan berhubungan dengan trachea, sisi kiri bronchus, pericardium dan diafragma; Pada bagian belakang terletak pada columna vertebral , otot musculus longus colli, arteri intercostals aorta kanan, ductus thoracicus, dan vena hemiazygos, dan pada bagian bawah dekat diafragma, pada bagian depan aorta. Pada sisi kiri, di bagian mediastinum superior adalah bagian terminal dari arcus aorta, arteri subclavia sinistra, ductus thoracicusm dan pleura kiri, saat berjalan ke atas pada sudut antara trachea adalah nervus recurrent sinistra, pada bagian bawah berhubungan dengan aorta thoracica descendens. Pada bagian kanan adalah pleura kanan dan vena azygos yang dilewati. Dibawah hilum dari paru, vagus terletak dekat dengan hilum, dengan nervus kanan melewati dibelakangnya dan nervus kiri di depan nya; dua nervus bergabung membentuk plexus di sekitar saluran esophagus.Pada bagian bawah dari mediastinum posterior, ductus thoracicus berada pada bagian kanan dari esophagus, pada bagian yang lebih atas, dia terletak lebih di belakang dan menyilang pada level vertebra thoracalis empat (T4) dan berjalan ke atas pada sisi kiri.

Abdominal portion dari esophagus terletak pada sulcus esophageal pada permukaan posterior dari lobus sinistra dari liver. Berukuran panjang sekitar 1.25 cm dan hanya pada sisi depan dan kirinya yang tertutup oleh peritoneum. Bentuknya sedikit mengelembung dengan basisi berada pada orificium bagian atas dari lambung dan lebih dikenal sebagai antrum cardiacum

Esophagus memiliki empat lapisan : Lapisan luar atau fibrous, muscular, submucous atau areolar dan aninternal atau selubung mucous.

Lapisan muscular (tunica muscularis) tersusun daripada dua bidang dengan ketebalan yang cukup tebal : bagian luar serat longitudinal dan bagian dalam oleh serat circular.

Serat longitudinal tersusun, pada bagian awal dari tuba dalam tiga fasciculus, satu di depan yang menempel pada vertical ridge pada permukaan posterior dari lamina cartilago cricoids dan satu lagi masing masing pada kedua sisi nya yang berhubungan dengan serat otot daripada pharynx :dimana akhirnya mereka akan bergabung dan membentuk lapisan yang seragam yang meliputi bagian luar daripada tuba.

Serat circular berhubungan pada bagian atas dengan Constrictor pharyngis inferior; arah mereka transversal pada bagian atas dan bawah daripada tuba namun oblique pada bagian tengahnya. Serat otot pada bagian atas daripada esophagus berwarna merah dan tersusun terutama oleh serat otot bergaris namun pada bagian bawah oleh serat involunter.

Lapisan areolar dan submucous (tela submucosa)berhubungan secara longgar dengan lapisan mucous dan muscular. Menganudng pembuluh darah, saraf dan kelenjar mucous.

Lapisan mucous (tunica mucosa) bersifat tebal, berwana merah di atas dan pucat di bawah. Tersusun pada lipatan longitudinal, yang menghilang pada distensi tuba. Permukaanya dipenuhi oleh papilla, dan ditutupi oleh lapisan tebal daripada epitel berlapis pipih. Di bawah lapisan mucousnya di antara mucous dan areolar, terdapat lapisan longitudinal yang tersusun daripada serat otot polos. Ini adalah lapisan muscularis mucosa. Pada permulaan dari esophagus, lapisan ini absen dan hanya terlihat serat yang tersebar, pada bagian yang lebih bawah lapisan ini cukup tebal.

Esophageal gland (glandula esophagea) adalah suatu kelenjar kecil tipe mucous : tersusun pada jaringan submucous dan masing masing membuka pada permukaan ductus excretorius.

Saraf dan pembuluh darah Arteri yang menyuplai esophagus berasal dari ramus thyroid inferior trunkus thyrocervival dari aorta thoracic descendens dan dari ramus gastric sinistra arteri coeliacus dan dari left inferior phrenic of the abdominal aorta. Kebanyakan memiliki arah longitudinal.Saraf berasal dari vagus dan truncus sympatikus; membentuk plexus dimana terdapat kelompok sel sel ganglion, di antara dua lapisan muscular, dan plexus kedua pada jaringan submucosa.

C. PHYSIOLOGYTerdapat dua model untuk menjelaskan proses normal memakan dan menelan : Model empat tahap (four stage model) untuk minum dan menelan cairan dan model proses (process model) untuk makan dan menelan makanan padat. Mekanisme menelan normal pada manusia dahulu dijelaskan sebagai model berkelanjutan tiga tahap. Proses menelan dibagi menjadi oral, pharyngeal, dan esophageal menurut lokasi dari bolus. Stage oral kemudian dibagi menjadi oral preparatory dan oral propulsive stage, sehingga menghasilkan model empat tahapp (four stage model). Studi berdasarkan dari model empat tahap secara cukup menjelaskan tentang pergerakan bolus dan biomekanik saat menelan cairan. Namun model ini tidak dapat menggambarkan tentang pergerakan dan proses maemakan makanan padat. Oleh karena itu munculah model proses (Process model of feeding) yang digunakan untuk menjelaskan mekanisme makan dan menelan dari makanan padat Oral preparatory stageSetelah cairan masuk ke dalam mulut melalui gelas atau sedotan, bolus cairan akan disimpan pada bagian anterior dari dasar mulut atau pada permukaan lidah dengan atap palatum durum dan dikelilingi oleh upper dental arch (gigi bagian atas). Rongga mulut tertutup pagda bagian posterior oleh palatum mole dan lidah yang mencegah terjadinya kebocoran bolus cairan kearah oropharynx sebelum menelan. Dapat terjadi kebocoran dari cairan kedalam pharynx apabila penutup ini tidak sempurna dan kebocoran ini akan meningkat seiring usia Oral propulsive stageDalam langkah ini, ujung daripada lidah akan naik menyentuh alveolar ridge daripada palatum durum tepat di belakang gigi bagian atas, sebaliknya lidah bagian belakang akan jatuh sehingga membuka bagian belakang daripada rongga mulut. Permukaan daripada lidah bergerak ke atas, secara bertahap melebarkan area kontak antara lidah dan palatum, sehingga mendorong bolus cairan kea rah belakang menuju pharynx. Ketika meminum cairan, stage pharyngeal dimulai bersamaan dengan propulsi oral. Tahap oral pada makan makanan padat (process model of feeding ) Model empat tahap memiliki batasan untuk menjelaskan proses makan normal pada manusia , terutama transport makanan dan formasi bolus pada oropharynx. Ketika orang sehat memakan makanan padat, triturated food ( makanan yang telah dikunyah dan dibasahi) umumnya melewati langit langit untuk formasi bolus pada oropharynx (termasuk valecula) beberapa detik sebelum tahapan pharyngeal dari menelan. Beberapa makanan dapat melewati oropharynx dan menumpuk disana ketika sebagian makanan masih berada pada rongga mulut dan masih dikunyah. Fenomena ini tidak konsisten dengan model empat tahap, karena terjadi overlapping antara oral preparatory, propulsive dan pharyngeal stage. Kejadian yang terlihat saat memakan makanan padat lebih baik dijelaskan dengan model proses, yang memiliki asal studi pada proses makan daripada mamalia yang kemudian diadaptasikan pada manusia 1) Transport Stage 1Ketika makanan dimakan menuju mulut, lidah membawa makanan menuju ke daerah post canine (setelah gigi taring) dan memutar secara lateral, menempatkan makanan pada permukaan occlusar daripada gigi bagian bawah untuk memproses makanan 2) Food processing Proses makanan dimulai segera mengikuti transport stage 1. Ketika proses makanan terjadi, partikel makanan dikurangi ukuranya dengan mastikasi dan dihaluskan menggunakan ludah hingga konsistensi makanan menjadi optimal untuk menelan. Pengunyahan berlanjut hingga akhirnya semua makanan telah disiapkan untuk menelan. Gerakan cyclic daripada rahang dalam proses makanan dikoordinasikan secara ketat dengan gerakan lidah, pipi , palatum mole dan tulang hyoid. Pergerakan daripada rahang, hyoid dan lidah (A) atau palatum mole (B)Ketika minum, bagian posterior daripada rongga mulut ditutupi oleh kontak palatum dan lidah saat tahap oral preparatory disaat bolus disimpan pada rongga mulut. Sebaliknya ketika proses makan, lidah dan palatum mole bergerak sikilis secara bersamaan dengan kaitan dengan pergerakan rahang sehingga menghasilkan komunikasi terbuka antara rongga mulut dan pharynx. Sehingga menyebabkan tidak adanya penutup pada rongga mulut posterior ketika makan. Pergerakan daripada rahang dan lidah memompa udara menuju rongga hidung melalui pharynx yang mengirimkan aroma makanan pada kemoresepor di hidung Gerakan siklis daripada lidah ketika proses makan dikoordinasikan dengan gerakan rahang. Gerakan rahang ketika proses makan berukuran besar dilihat dari dimensi anteroposterior maupun vertical. Ketika pembukaan rahang, lidah bergerak ke depan dan ke bawahm mencapai bagian paling anterior pada pembukaan rahang tengah atau akhir. Kemudian arahnya berbalik dan bergerak ke belakang pada pada pembukaan rahang akhir. Ini menghindarkan kita dari menggigit lidah sendiri ketika makan. Lidah juga bergerak secara mediolateral dan berputar pada sumbu anteroposteriornya ketika makan. Gerakan ini dikoordinasikan dengan gerakan pipi untuk menjaga agar makanan tetap pada permukaan oclusal pada gigi bagian bawah. TUlang hyoid juga secara konstan terus bergerak ketika makan namun gerakanya lebih variabel daripada rahang dan gerakan lidah. Hyoid memiliki koneksi secara mekanis kepada basis crania, mandibula, sternum dan cartilage thyroid melalui musculus suprahyoid dan infrahyoid. Dengan sambungan otot otot ini, hyoid memainkan peran penting dalam mengontrol pergerakan lidah dan rahang. 3) Stage II transportKetika makanan yang dimakan telah sesuai untuk ditelan, maka makanan itu akan diletakan pada permukaan lidah dan didorong ke belakang melewati langit langit menuju ke oropharynx. Mekanisme dasar daripada transport stage II sama seperti yang dijelaskan pada tahap oral propulsive dengan bolus cairan. Permukaan anterior daripada lidah mula mula berhubungan dengan palatum durum tepat di belakang upper incisor (gigi seri). Area kontak lidah-palatum berkembang secara bertahap kea rah belakang, menekan makanan yang telah dikunyah kea rah oropharynx. Transport stage II dapat dimasukan ke dalam siklus pemrosesan makanan. Makanan yang telah ditransport akan menumpuk pada permukaan pharyngeal daripada lidah dan valecula. Jika terdapat makanan pada ronga mulut, proses mengunyah akan berlangsung dan bolus pada oropharynx akan membesar oleh siklus transport stage II lebih lanjut. Lama daripada agregasi bolus pada oropharynx berkisar antara beberapa detik hingga sepuluh detik pada individu normal yang sedang memakan makanan padat. Pharyngeal stagePenelanan pharyngeal merupakan suatu aktifitas cepat, yang terjadi dalam satu detik. Proses ini memilik dua fungsi biologis utama : (1) lewatnya makanan, dorongan bolus makanan melewati pharynx dan UES menuju esophagus (2) perlindungan saluran nafas, menghalangi larynx dan trachea dari pharynx ketika lewatnya makanan untuk mencegah masuknya makanan ke dalam saluran nafas. Dalam tahapan pharyngeal, palatum mole mengangkat dan berkontak dengan dinding posterior dan lateral dari pharynx, menutup nasopharynx pada saat yang bersamaan ketika bolus dating menuju pharynx. Kenaikan dari palatum mole mencegah regurgitasi bolus ke rongga hidung. Dasar daripada lidah mengalami retraksi dan mendorong bolus kea rah dinding pharyngeal. Musculus constrictor pharyngis berkontraksi secara bertahap dari atas ke dasar, menekan bolus ke bawah. Faring juga memendek secara vertical guna menurunkan volume ronga pharyngeal.Safe bolus passage pada faring tanpa aspirasi makanan merupakan hal yang penting pada penelanan. Ada beberapa mekanisme proteksi jalan nafas untuk mencegah aspirasi material asing ke trakea sebelum atau selama menelan. Plika vokalis menutup glottis (celah antara plika vocalis) dan arytenoids miring ke depan untuk kontak dengan basis epiglottis sebelum pembukaan UES. Tulang hyoid dan laring tertarik ke atas dank e depan oleh kontraksi otot suprahyid dan thyrohyoid. Pemindahan melipat laring di bawah basis lidah. Epiglottis miring saat manusia menelan masih belum jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan elevasi hyo-laringeal, kontriksi faringeal dan retraksi basis lidah.Pembukaan upper esophageal sphincter (UES) penting untuk bolus masuk ke esophagus. UES terdiri dai otot konstriktor faringeal inferior, cricofaringeus, dan sebagian besar bagianb proksimal esophagus. UES tertutup saat istirahat oleh kontraksi otot tonik. 3 faktor penting dalam pembukaan UES: 1) Relaksasi otot cricofaringeus; relaksasi ini secara normal menybabkan pembukaan UES atau kedatangan bolus.2) kontraksi otot suprahyoid dan thyrohyoid. Otot-otot ini menarik hyo-laryngeal complex ke depan, membuka sphincter. 3) tekanan bolus turun. Tekanan ini melembungkan UES, membantu pembukaan. Yang paling penting dari mekanisme ini adalah yang kedua, proses pembukaan aktif. Ini membuat pembukaan UES sedikit berbeda dari sphincter lain (spt sphincter urethra eksternal yang membuka secara pasif); sphincter urethra relaksasi dan didorong terbuka oleh bolus cairan yang ke bawah. ESOPHAGEAL stageEsofagus adalah stuktur tubular dari bagian bawah UES ke lower esophageal sphincter (LES). LES juga dikencangkan saat istirahat untuk mencegah regurgitasi dari perut.Struktur Ini akan merelaksasi saat menelan dan mengijinkan perjalanan bolus ke gaster. Esofagus cervical (1/3 atas) terutama terdiri dai otot striated tatapi esophagus thoracic adalah otot polos. Transport bolus di esophagus thoracic sedikit berbeda dari di faring karena true peristaltic diregulasi oleh saraf otonomik. Ketika bolus makanan masuk esophagus melewati UES, peristaltic wave membawa bolus turun keg aster melalui LES. Peristaltic wave terdiri dari 2 bagian utama, initial wave relaksasi yang mengakomodasi bolus , diikuti oleh wave of contraction yang mendorong nya. Gravitasi membantu peristaltic saat posisi upright Lokasi Bolus pada inisiasi menelan normalPosisi kepala dari bolus dibandingkan waktu pada saat penelanan pada faring merupakan metode pengukuran permulaan penelanan. Titik di mana bayangan x-ray dari ramus mandibula menyilang permukaan faringeal lidah umumnya digunakan sebagai tanda pengukuran ini. Pada suatu waktu , dipercaya bahwa penelanan faringeal secara normal dipicu ketika kepala bolus melewati fauces yang terlihat di videofluoroscopy. Jika kepala bolus melewati batas bawah mandibula lebih dari 1 detik sebelum inisiasi menelan, diklasifikasikan sebagai delayed swallow initiation. Ini dipertimbangkan sebagai penemuan penting karena jalan nafas terbuka ketika bolus mendekati laring.

Namun, studi sekarang telah menunjkkan bahwa preswallow bollus masuk ke faring juga tejadi pada individu sehat yang minum cairan. Bahkan lebih lanjut, Telah dijelaskan sebelumnya, selama makan makanan solid, bolus yang telah dikunyah akan dikumpulkan pada orofaring atau valekula sebelum ditelan.Sekarang telah diketahui bahwa posisi bolus saat makan dan menelan cukup variabel (tidak tetap). Khususnya benar ketika menkonsumsi makanan yang memiliki fase cairan dan padat. Saltoh dkk mendemonstrasikan bahwa di remaja muda sehat makan makanan yang termasuk sedikit padat dan sedikit komponen cairang, menyebabkankomponen cairan sering memasuki hypofaring sebelum menelan. Cairan memasuki hypofaring selama mengunyah dan mendekati aditus laringeus saat laring tetap terbuka.Lokasi bolus pada inisiasi menelan dipengaruhi oleh penelanan berlanjut dari cairan . Kepala bolus sering mencapai valecula sebelum inisiasi menelan faringeal, khususnya ketika laring tetap tertutup diantara fase fase menelan.

Koordinasi antara makan, menelan dan bernafasMakan, menelan dan bernafas dikoordinasi dengna ketat. Proses menelan lebih dominan terhadap respirasi pada individu normal. Bernafas berhenti seketika saat menelan, bukan hanya karena penutupan fisik dari jalan nafas melalui elevasi palatum mole dan miringnya epiglottis, tetapi juga karena supresi neural respirasi di brain stem. Ketika minum bolus cairan, menelan biasanya dimulai selama fase ekspirasi dari bernafas. Berhentinya pernapasan belrangsung selama 0.5 sampai 1.5 detik selama menelan, dan respirasi biasanya dilanjutkan dengan ekspirasi. Lanjutan ini di duga sebagai satu mekanisme yang mencegah inhalasi dari makanan yang masih berada di faring setelah menlan. Ketika melakukan proses serangkaian menelan sambil, respirasi dapat dilanjutkan dengan inspirasiMakan makanan padat juga mengubah rime respirasi. Ritme pernapasan akan terganggu saat mastikasi. Durasi siklus pernapasan berkurang ketika mengunyah diikuti dengan menelan. Hubungan sementara antara exhale-shallow-exhale terjadi saat makan. Namun berhentinya nafas terjadi lebih lama, seringkali dimulai sebelum onset penelanan4. Jelaskan sign dan symptoms daripada penelanan benda asing pada esophagusSeorang anak dengan benda asing pada oropharynx atau esophagus dapat dating dengan kasus adanya sensasi benda asing pada tenggorokan, gangguan saluran nafas akibat struktur trachea dari anak anak yang mudah terganggu, drooling (ileran), dysphagia, batuk, tersedak, muntah atau nyeri dada atau tenggorokan. Sebuah benda asing pada perut atau usus biasanya tidak mengakibatkan gejala. Kalaupun terjadi gejala, umumnya dihasilkan akibat adanya komplikasi pada tempat ini seperti perforasi atau obstruksi. Gejala meliputi nyeri abdomen, hematochezia, nausea, vomiting, hematemesis atau demam. Namun tetap saja sekitar 40% daripada pasien dengan benda asin asymptomatic terlepas dari lokasi benda asing.

Pada pemeriksaan fisik, inspeksi dari oropharynx dapat memperlihatkan adanya benda asing, abrasi, darah, atau eritema. Penemuan pada pemeriksaan fisik umumnya tidak ada yang mengesankan kecuali apabila terdapat kompresi tracheal, dimana dapat terjadi stridor atau wheezing. Lalu pemeriksaan pada gaster juga umumnya tidak memperlihatkan penemuan yang berarti. Tanda tanda yang mengindikasikan terjadinya perforasi atau obstruksi pada saluran cerna bagian bawah harus dicari.

AKibat dari symptoms penelanan benda asing yang umumnya tidak spesifik, banyak daftar differential diagnosis yang dapat diperhatikan. Ini meliputi pharyngitis, esophagitis, penyakit saluran nafas reactive, pneumonia, pneumothorax, gastroenteritis dan appendicitis. Untungnya biasanya terdapat riwayat yang konsisten dengan ingesti benda asing oleh pengasuh yang umumnya menyaksikan penelanan benda asing tersebut atau anak anak yang melaporkan hal tersebut pada pengasuh. Oleh karena itu kemungkinan penelanan benda asing harus selalu dipikirikan ketika member perawatan pada anak anakA. Sign dan symptoms dari penelanan benda asing pada esophagus meliputi : Sensasi adanya benda asing pada esophagus Kesulitan menelan Drooling Tersedak Tercekik Nausea Vomiting Sakit tenggorokan Nyeri dada Kesulitan nafasB. Symptoms dari penelanan benda asing pada lambung atau usus meliputi: Nausea Vomiting Vomiting blood Nyeri abdomen Pembengkakan abdomen Konstipasi Rectal bleeding Darah pada stoolC. Penelanan benda asing yang tajam dapat mengakibatkan perdarahan saluran cerna5. Diagnosa dari esophageal foreign bodyAnak anak yang lebih tua dan dewasa yang tidak cacat dapat mengidentifkasi peristiwa tertelanya dan menentukan lokasi ketidaknyamanan. Namun, area ketidaknyamanan tersebut seringkali tidak berhubungan dengan tempat yang tersedak. Umumnya symptoms terjadi setelah pasien menelan benda asing karena itu anak anak kecil, dewasa dengan gangguan mental dan mereka yang memiliki gangguan psikiatri dapat menunjukan gejala tercekik, menolak untuk makan, muntah, drooling, wheezing, ludah yang bercampur darah atau gangguan pernapasan. Perforasi oropharyngeal atau proximal esophagus dapat berakibat pada pembengkakan leher, eritema, nyeri tekan atau krepitasi. Dokter umum harus juga melakukan observasi akan peritonitis atau small bowel obstruction. Kondisi kondisi seperti ini membutuhkan tindak operasi dan tindakan endoskopi tidak boleh sampai menunda konsultasi untuk pembedahan. Biplane radiographs dapat mengidentifikasi kebanyakan benda asing sesungguhnya (benda asing bukan makanan), tulang steak dan free mediastinal atau peritoneal air. Radiografi memastikan lokasi, ukuran dan bentuk serta jumlah dari benda asing yang tertelan dan dapat menyingkirkan gambaran benda yang teraspirasi. Namun, benda benda seperti tulang ikan dan ayam, kayu, plastic, gelas, dan benda logam yang tipis seringkali tidak terlihat. Pemeriksaan dengan menggunakan contrast biasanya tidak boleh dilakukan akibat resiko aspirasi dan adanya resiko kontras yang menyelubungi benda asing beserta mukosa esophagus, yang menghambat endoskopi berikutnya. CT scan dapat berguna, walaupun benda yang radioluscens tidak terdeteksi. Sensitifitas dari CT dapat ditingkatkan menggunakan rekonstruksi 3 dimensi.

Metal detector dapat menentukan lokasi dari kebanyakan benda logam yang tertelan dan dapat berguna pada pasien anak anak. Dengan kecurigaan akan ingesti benda asing, symptoms esophageal yang konsisten harus dievaluasi menggunakan endoscopy bahkan pada situasi hasil radiografi negative. Untuk pasien dengan kecurigaan adanya bolus tanpa tulang tanpa komplikasi (tidak adanya gejala perforasi atau gangguan pernapasan) endoscopi dapat dilakukan tanpa menunggu radiografi.6. Managemen dan treatmen dari esophageal foreign bodiesA. AirwayManajemen awal termasuk pemeriksaan akan status ventilasi daripada pasien dan evaluasi saluran nafas. Pasien yang tidak dapat mengeluarkan sekresinya sendiri memiliki resiko tinggi untuk aspirasi dan membutuhkan penanganan yang segera. Pada beberapa kasus dari ingesti esophageal foreign body proximal, intubasi endotracheal lebih sesuai untuk perlindungan akan saluran nafas. Intubasi endotracheal biasanya dilakukan pada pasien dengan benda yang banyak dan atau sulit dikeluarkan dan pada pasien yang membutuhkan rigid esophagoscopy, tindakan intubasi biasanya dilakukan dengan pasien berada pada anestesi umum (general anesthesia). Endoskopi pada anak anak biasanya menggunakan general anesthesia dan intubasi endotracheal karena saluran nafas anak yang lebih kecil dan lebih compliant merupakan factor resiko terjadinya obstruksi saat endoscopi. Biasanya kasus pasien dewasa ditangani dengan sedasi namun kondisinya masih sadar. Overtube dapat digunakan untuk perlindungan terhadap saluran nafas dan akan didiskusikan lebih lanjut.B. TimingKebutuhan dan timing dari intervensi pada penelanan benda asing dipengaruhi dari usia pasien dan kondisi klinis; ukuran, bentuk, isi dan lokasi anatomis dari benda yang tertelan serta lamanya benda tersebut tertelan. Penilaian akan resiko aspirasi, obstruksi atau perforasi menentukan timing dari endoscopy. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pasien yang tidak dapat untuk mengeluarkan sekretnya membutuhkan intervensi endoscopic darurat untuk mencegah aspirasi. Penelanan akan baterai jam tangan (disk battery) dan benda tajam atau benda panjang lain meningkatkan resiko perforasi. Kebanyakan pasien yang secara klinis stabil tanpa gejala dari obstruksi saluran cerna lanjutan tidak membutuhkan endoscopi darurat karena bendanya umumnya akan lewat secara spontan. Namun benda asing dan sisa sisa makanan sebaiknya dikeluarkan dalam waktu 24 jam, penundaan akan mengurangi resiko dari pengeluaran benda asing yang sukses dan meningkatkan resiko dari perforasi. Sudah diketahui bahwa pasien dengan gangguan mental dapat menunda pengeluaran menggunakan endoscopic lebih dari 24jam. Aturan 24 jam ini sebaiknya diterapkan dalam setiap situasi yang memungkinkan. Pada anak anak, lamanya benda asing pada esophagus tidak dapat diketahui. Beberapa ahli menyarankan pengeluaran segera benda asing pada pasien anak anak, sebab dapat mengakibatkan transmural erosion, pembentukan fistula dan komplikasi lain. Saat dimana benda asing telah masuk ke dalam lambung, kebanyakan benda akan lewat dalam waktu 4 hingga 6 hari. Penanganan konservatif rawat jalan lebih sesuai untutk kebanyakan kasus asymptomatic gastric foreign bodies, walaupun beberapa ahli tetap menyarankan pengeluaran benda asing lebih awal. Jika endoskopi tidak dilakukan maka pasien sebaiknya meneruskan diet umum dan memperhatikan tinja untuk bukti akan keluarnya benda. Pada kasus dengan tidak adanya symptoms, radiografi mingguan sudah cukup untuk mengikuti perkembangan dari benda kecil tumpul yang belum lewat/dikeluarkan. INi dapat berlangsung paling lama 4 minggu.

Emergent endoscopy-Pasien dengan obstruksi esophageal (tidak dapat mengeluarkan secret)-Baterai jam tangan di esophagus-Benda tajam di esophagus

Urgent endoscopy-Benda asing di esophagus yang tidak tajam-SIsa makanan tanpa obstruksi total-Benda tajam pada lambung atau duodenum-Benda berukuran 6cm sebelum atau pada proximal duodenum -Magnet yang masih berada dalam jangkauan endoskopi

Nonurgent endoscopy-Koin pada esophagus dapat diamati selama 12-24 jam sebelum akhirnya dilakukan pengeluaran-Benda dengan diameter 2.5 cm pada gaster-Baterai jam tangan dan baterai biasa pada lambung yang tidak menghasilkan gejala kerusakan saluran cerna dapat diamati paling lama 48 jam-Baterai yang bertahan lebih dari 48 jam harus dikeluarkan

C. Peralatan:EndoskopiKebanyakan dari benda asing yang tertelan bisa diatasi dengan endoskop fleksibel. Pengeluaran dengan fleksibel endoskop mempunyai tingkat kesuksesan tinggi dan bisa dilakukan dengan pasien yang sadar pada pasien dewasa. Dalam kasus studi retrospektif dari pasien yg menjalani endoskopi untuk mengeluarkan benda asing yang tertelan, tidak ada perforasi yang terjadi di 76 kasus,di mana endoskopi fleksibel dilakukan dibandingkan dengan 2 dari 63 kasus (3,2% p_002) di mana esofaguskopi rigid dilakukan 42. Bagaimanapun juga, esofaguskopi rigid bisa membantu untuk benda asing proksimal yang terkena pada level di atas sphincter esophageal atau area hypopharingeal dan bisa melindungi saluran udara tanpa overtube, 42-44 standar atau therauputic endoskop lebih dianjurkan, walaupun kesuksesan manajemen benda asing yang tertelan telah dilaporkan dengan penggunaan endoskopi berkaliber kecil, dengan pendekatan transnasal.45

7. High and low positionA. Komplikasi menelan benda asing bisa terjadi di sepanjang sistem GI.ini meliputi compromise saluran udara, abrasi, perforasi dengan pembentukan formasi abses resultan, obstruksi, ulserasi,pembentukan fistula, injuri vaskular. Dengan adanya endoskopi,lebih banyak benda asing yang berhasil diambil dengan komplikasi yang sedikit.

B. Prognosis pada pasien ini baik

C. Perawatan Esophaegal benda asing di rumahPerawatan d rumah karena menelan benda asing :-Banyak minum cairan-makan makanan lunak-makan makanan berserat tinggi

D. Tanda esophaegal benda asing :Hubungi dokter jika ada riwayat menelan disertai tanda tanda-sulit menelan-sakit perut-pembengkakan abdominal-darah pada feses: perdarahan rectal, feses hitam, feses merah-muntah yang semakin parah-muntah darah-nyeri dada-batuk parah-batuk darah-kesulitan bernapas-menelan zat kimia atau racun-menelan baterai-menelan benda tajam-demam lebih dari 101fahrenheit (38,3 celcius)

TraumatologyPage 1