KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan dengan topik yang di bahas, serta infomasi dari media
massa yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak pada usia 4 tahun. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah PBL dalam penulisan makalah ini.
Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca, khususnya dalam menambah wawasan. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik. Terima kasih.
Jakarta, 25 januari 2012
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Pendahuluan.........................................................................................................................3
I.1 Latar Belakang........................................................................................................3
I.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
I.3 Metode Penulisan....................................................................................................4
Pembahasan.........................................................................................................................5
II.1 Struktur Hati..........................................................................................................5
II.1.1 Struktur Hati secara Makroskopis .................................................................6
II.1.2 Struktur Hati secara Mikroskopis ..................................................................11
II.2 Fungsi Hati.............................................................................................................13
II.3 Fungsi Hati dan Hubungannya dengan Mekanisme Pencernaan ..........................15
II.4 Gangguan Hati.......................................................................................................18
Penutup................................................................................................................................21
III.1 Kesimpulan...........................................................................................................21
Daftar Pustaka......................................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangDalam prosesnya manusia yang lahir ke dunia akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pada tubuhnya. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua
peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Berikut definisi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu:
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ mapun individu, yang biasa di ukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulan dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses deferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek
fisik, dimana perubahannya bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ/individu yang bersifat kualitatif. Walaupun demikian,
kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.1
Namun, tidak semua proses tumbuh kembang tersebut dapat berlangsung dengan normal
atau sesuai dengan yang diharapkan. Sering kali dalam proses tumbuh kembang seorang
anak terganggu, bahkan dapat menyebabkan tumbuh kembangnya tidak mencapai
maksimum. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proses tumbuh kembang pada
anak, serta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya pembahasan
makalah ini didasarkan pada skenario berikut:
“seorang anak usia 3 tahun 8 bulan dibawa ibunya ke poliklinik karena berat badannya
tidak naik. Anak tampak kurang bersemangat, ketakutan, dan selalu memegang tangan
3
ibunya saat diperiksa. Beberapa sepupu anak itu sudah ada yang bersekolah, tetapi si
anak masih tidak mau karena takut ditinggal ibunya”.
I.2 Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah:
1. mengetahui proses tumbuh kembang pada anak usia 4 tahun
2. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang
3. mengetahui berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk dapat melihat
kualitas tumbuh kembang anak
I.3 Metode PenulisanPenulis menggunakan metode penulisan kepustakaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Anamnesis.Anamnesis merupakan cara tercepat untuk mengetahui diagnosis. Anamnesis yaitu
pemeriksaan yang pertama kali dilakukan yaitu berupa rekam medik pasien. Dapat
dilakukan pada pasiennya sendiri (autoanamnesis) atau pada keluarga terdekat
(alloanamnesis). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesis tumbuh kembang
anak diantaranya adalah:
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama dan suku bangsa
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : anamnesis tentang penyakiynya sendiri diawali dengan keluhan
utama, ialah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.
Riwayat perjalanan penyakit : pada bagian ini penyakit disusun secara kronologis,
terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan penderita sejak sbelum ada keluhan
sampai anak dibawa berobat. Bila pasien telah mendapat pengobatan sebelumnya,
hendaklah ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, serta apa saja yang telah
diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut.
Pada umumnya, hal-hal yang perlu diketahui mengenai suatu keluhan atau gejala
mencakup:
Lamanya penyakit
Bagaimana terjadinya gejala : mendadak, perlahan-lahan, terus menerus, berupa
serangan-serangan, hilang timbul, berhubungan dengan waktu (pagi, siang, sore,
malam).
Untuk keluhan local, lokalisasi dan sifatnya menetap menyebar atau tidak,
berpindah-pindah.
Berat ringannya keluhan dan perkembangannya, apakah menetap, atau cenderung
bertambah berat atau bertambah ringan.
5
3. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit yang pernah diderita sebelumnya perlu diketahui, karena kadang-kadang
ada hubungannya dengan penyakit yang sekarang, atau setidak-tidaknya member
informasi untuk membantu pembuatan diagnosis dan penatalaksanaannya sekarang.
4. Riwayat Keluarga
5. Riwayat Sosial
Salah satu hal yang diperlukan pada anamnesa pasien malaria adalah anamnesa yang
menanyakan tempat dimana sebelumnya pasien bepergian, apakah pasien pernah
bepergian ke daerah endemik malaria atau tidak.
6. Riwayat Kehamilan Ibu
Hal yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu pada waktu hamil. Dirinci
pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan
antenatal dilakukan.
7. Riwayat Kelahiran
Kelahiran pasien harus ditanyakan tempat, tanggal, tempat kelahiran, siapa yang
menolong, cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir.
8. Riwayat Makan
Diharapkan dari anamnesis mengenai riwayat makan dapat diperoleh informasi
tentang makanan yang dikonsumsi anak serta kualitas dan kuantitas dari makanan
yang dikonsumsi tersebut.
9. Riwayat Imunisasi
Berdasarkan skenario, dapat diketahui bahwa anak berusia 3 tahun 8 bulan dan berat
badannya tidak naik kemudian ia takut ditinggal ibunya. Informasi yang didapat
sangatlah minim, untuk itu diperlukan anamnesis lanjutan sehingga didapatkan
informasi yang memadai untuk pemeriksaan.2
II.2 Tumbuh kembang anakII.2.1 Pertumbuhan Fisik
Pada dasarnya pertumbuhan anak usia 4 tahun berlangsung lambat dan stabil, sehingga
terkadang tidak disadari ada perubahan pada fisik anak tersebut. pada umumnya anak
perempuan lebih cepat bertumbuh dibanding anak laki-laki.
Berat
Pada masa prasekolah, berat badan anak naik dengan rata-rata 2kg/tahun.
6
Tinggi
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Tinggi badan sejak lahir akan
terus bertambah hingga pada umur 4-5 tahun, laju pertumbuhan dengan cepat
berkurang. Pada usia 4 tahun (prasekolah) tinggi anak rata2 bertambah 6-8
cm/tahun.
Kepala
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian pula sebaliknya.
Tidak banyak yang berubah pada lingkar kepala anak 4 tahun, dikarenakan
pertumbuhan tulang kepala dan sel-selnya sudah terjadi pada trisemester III
kehamilan sampai 5 atau 6 bulan setelah bayi lahir.
Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian besar anak
mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 gigi, sehingga
total 14-16 gigi, dan pada umur dua setengah tahun sudah terdapat 20 gigi susu. Gigi
yang pertama kali tumbuh merupakan gigi susu yang kemudian akan tanggal, dan
tumbuh lagi gigi tetap. Tumbuhnya gigi tetap berbeda-beda, molar pertama pada 6-7
tahun, insisor 7-9 tahun, premolar 9-11 tahun, kaninus 10-12 tahun, molar kedua 12-
16 tahun, dan molar ketiga 17-25 tahun.
Jaringan lemak
Selain otot, lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang.
Pertambahan lemak meningkat pada trimester III kehamilan hingga pertengahan
masa bayi. Setelah itu pertambahan sel lemak tidak banyak bertambah. Pertumbuhan
jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun. Namun akan bertambah lagi
saat anak berumur 8 tahun bagi anak perempuan dan 10 tahun pada anak laki-laki.
Organ tubuh
Secara umum tardapat 4 pola pertumbuhan organ; pola umum, pola neural, pola
limfoid, dan pola genital. Pola umum diantaranya tulang pajang, otot skelet, sistem
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, dan volume darah. Pola neural merupakan
perkembangan otak bersama tulang pelindungnya, mata, dan telinga. Pola limfoid
merupakan pertumbuhan jaringan lifoid yang terjadi. Sedangkan pola genital
merupakan pertumbuhan organ-organ reproduksi. 3,4,5
7
II.2.2 Perkembangan psikososial (Erik H. Erison)Teori ini menggunakan dasar-dasar psikoanalis Freud, dan menambahkan unsur-unsur
psikososial dalam konsepnya. Unsur-unsur psikososial ini dianggap sama pentingnya dengan
unsur-unsur intrapsikik dan bawaan yang terhimpun dalam individu. Teori ini menggunakan
prinsip epigenetik dalam usaha menerangkan perkembangan kepribadian manusia, yaitu
bahwa semua yang berkembang mempunyai rancangan atau pola dasar yang sudah ada
sebelumnya; dan dari rancangan dasar itu akan berkembang berbagai fungsi menurut
waktunya sendiri-sendiri sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya,
hingga mencapai suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh.6
Selagi individu melalui proses perkembangannya, ia akan menghadapai dan mengalami titik-
titik kritis, karena perkembangan itu menurut adanya perubahan-perubahan dalam kualitas
fungsi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan yang semakin kompleks.
Erikson mengemukakan suatu urutan fase perkembangan yang terdiri dari delapan fase dari
masa bayi sampai usia tua. Menurutnya, urutan fase-fase itu sudah terpola sebelumnya yang
artinya bahwa secara biologik dan psikologik individu mempunyai potensi kesiapan untuk
maju ke taraf fungsional berikutnya yang lebih tinggi, bila dasar-dasar organik biologik tidak
efektif dan mempunyai bawaan yang normal dan didukung oleh lingkungan yang kondusif.
Masing-masing fase diberi nama sesuai fungsi yang dominan yang harus dicapai, yang terkait
dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan fase itu.6
Pada skenario yang ada, anak berada dalam fase Initiative vs Guilt (umur 3-6 tahun). Tahap
ini disebut dengan tahap inisiatif berkaitan dengan tahap falik Freud dan dicirikan dengan
perilaku yang instrusif dan penuh semangat, berani berupaya, dan imajinasi yang kuat. Anak-
anak mengekplorasi dunia fisik dengan semua indra dan kekuatan mereka. Mereka
membentuk suara hati. Tidak lagi hanya dibimbing oleh pihak kuat, terdapat suara dari dalam
yang memperingatkan dan mengancam. Anak-anak terkadang memiliki tujuan atau
melakukan aktivitas yang bertentangan dengan yang dimiliki orang tua atau orang lain, dan
dibuat merasa bahwa aktivitas atau imajinasi mereka merupakan hal yang buru sehingga
menimbulkan rasa bersalah. Anak-anak harus belajar mempertahankan rasa inisiatif tanpa
mengenai hak dan hak istimewa orang lain. Hasil akhirnya adalah arahan dan tujuan.7
8
II.3 Kebutuhan dasar anakPertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interasksi antar faktor genetik
lingkungan, baik lingkungan prenatal maupun post natal. Faktor lingkungan ini yang
memberikan segala macam kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh
dan berkembang. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secar garis besar
digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar yang meliputi :
1. Kebutuha fisis – biomedis (“ASUH”)
2. Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (ASIH)
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Jadi dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah “asuh, asih dan asah”
supaya anak bisa umbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya dengan
demikian menjadi manusia yang berguna.8
1. Kebutuhan fisik – biomedis (“ASUH”)
Kebutuhan akan “asuh” meliputi
Nutrisi
Nutrisi yang adekuat dan seimbang, merupakan kebutuhan akan “asuh” yang
terpenting. Pemberian nutrisi yang cukup seharusnya dimulai sejak bayi masih dalam
kandungan ibunya. Setelah lahir diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu
pemberian ASI saja sampai anak berusia 4 – 6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah
waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik
dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi dan
prasekolah karena saat itu pertumbuhan dan perkembangannya sangat pesat terutama
pertumbuhan otak.
Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun tahun pertama kehidupan
dimana anak sedang mengalai pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan
otak. selain itu nutrisi juga merupakan sumber energy dan zat pelindung.
Yang termasuk nutrisi pembangun tubuh yaitu protein hewani antara lain berbagai
jenis daging (seperti ikan, ayam, sapi) telur, susu. Dan protein nabati antara lain tahu,
tempe, nasi, gandung. Yang termasuk sumber energy yaitu, karbohidrat, lemak, beras,
kentang, gandum, susu, ubi, jagung, singkong, maizena dsb. Dan yang termasuk
9
nutrisi pelindung tubuh yaitu mikronutrien / mineral ( besi, kalsium, seng, mangan,
dsb), vitamin vitamin dan air.
Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, penimbangan BB, pengobatan kalau sakit
Papan/pemukiman yang layak
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak,
cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh
kembang anak
Sandang
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernak pernik yang
mudah menyebabkan anak kemasukan benda benda asing).
Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit penyakit kulit dan saluran pencernaan pada anak
seperti diare, cacing, dll. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan
penyakit saluran pernapasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh
karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana
membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga
meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan
bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.
Kesegaran jasmani, meliputi olahraga dan rekreasi.
2. Kebutuhan akan emosi / kasih sayang (ASIH)
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi
Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang
memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan salah satu
kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan
ibunya pada usia 7 – 9 bulan. Pada tahun tahun pertama kehidupan, hubungan yang
erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat
mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
10
psikososial. Hubungan antara ibu dan anak pada dua tahun pertama dalam kehidupan
si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si anak, akan tetapi bila
berlebihan dapat membuat anak menjadi manja.
Bila seorang ibu oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak
akan mengakibatkan kelainan pada anak asalkan ibu setiap hari masih dapat bertemu
dan bergaul dengan si anak dalam waktu waktu tertentu. Bila si ibu harus berpisah
dalam waktu yang lama, diperlukan seorang pengasuh.
Rasa aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa bahwa,
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia dan
keluarganya
Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga, keinnginannya
diperhatikan serta merasa ada hubungann yang erat antara ia dan keluarganya.
Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat dilakukannya
dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang tuanya. Sehingga rang
tua jangan memaksa anaknya melakukan sesuatu diluar kemampuaanya, kerana jika
kegagalan terjadi berulang ulang, ia akan merasa kecewa dan kehilangan kepercayaan
dirinya. Ia akan merasa rendah diri dari pergaulan dengan teman temannya.
Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya didasarkan pada perkembangan anak. Apabila
orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang melampaui kemampuannya, maka
anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu bantuan untuk belajar mandiri, belajar
untuk memahami persoalan, memahami apa yang harus diperhatikan dan semuanya
memerlukan waktu.
Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang orang di sekitarnya, apabila ta mampu
menghadapi situasi atau masalah. Dorongan berupa langkah langkah yang dapat
diambil memberi semangat bahwa dia dulu dapat mengatasi dengan baik dsb.
Sehingga anak merasa dapat dorongan dan mempunyai semangat untuk menghadapi
situasi siatusi atau masalah.
Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman baru
11
Anak anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang orang disekelilingnya dengan
diberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat sifat bawaannya.
Apabila anak menerima hasil tanpa saha, justru anak merasa tidak senang. Dia ingin
diberikan kesempatan menunjukkan kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman.
Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu harus diperhatikan. Semua benda benda
miliknya yang dianggap berharga harus dapat dia miliki sendiri. Orang tua harus
dapat memberikan “rasa memiliki” pada anak. Penghargaan orang tua pada benda
milik anak sangat diperlukan anak.
Pemenuhan akan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini mungkin yaitu dengan
mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini akan
menimbulkan kontak fisis (kontak kulit) dan psikis (kontak mata) sedini mungkin.
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negative terhadap tumbuh kembang, baik secara fisik, mental maupun sosial emosi yang
disebut syndrome deprivasi maternal. Kasih sayang dari otang tuamya baik ayah maupun
ibunya, akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic
trust).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak yaitu pendidikan
dan pelatihan. Yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak , antara lain berupa latihan atau bermain. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai
penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan
dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih sayang
adalah “makanan” yang penting bagi perkembangan anak. Bermain bagi anak tidak
hanya sekedar mengisi waktu luang anak saja, tetapi melalui bermain anak bisa
belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot ototnya melibatkan perasaan
emosi dan pikiran. Dengan demikian, melalui bermain anak mendapat berbagai
pengalaman hidup.
Manfaat lain dari bermain apabila bermain bersama orang tuanya adalah hubungan
orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan juga orang tua akan mengetahui secara
12
dini kalau anaknya mengalami gangguan perkembangan. Dan agar dapat bermain,
diperlukan pula tersedianya alat permainan edukatif dan kreatif yang layak, sesuai
dengan kematangan mental anak.
Stimulasi mental ini diperlukan seawall dan sedini mungkin, terutama sampai 4 – 5
tahun pertama setelah lahir. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara pada anak
dalam kandungan serta memperdengarkan jenis jenis music klasik yang protoritmenya
sesuai dengan protoritme janin serta merangsang hemisfer otak kanan. Setelah lahir
stimulasi mental sudah dapat diberikan sedini mungkin, yaitu metekkan bayi pada
ibunya. Tindakan ini pada bayi akan asah yang akan menyempurnakan reflex engisap,
reflex nmenelan dan reflex menemukan putting susu (rooting reflex) maka periode ini
sering disebut sebagai tahun tahun keemasan (Golden Years).
Stimulasi mental ini akan menunjang perkembangan mental–psikososial antara lain,
sifat agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan (kognitif,
emosi–sosial, spiritual dsb), kemandirian, kreatifitas, ketrampilan, produktifitas dsb.
Menurut tempat didapatnya, asah (pendidikan) dibagi menjadi
1. Pendidikan informal
di rumah, di dalam keluarga
2. Pendidikan formal
SD, SMP, SMU, PT dsb.
3. Pendidikan nonformal
Merupakan pendidikan ketiga, di masyarakat, misalnya kelompok pengajian anak,
sekolah minggu, pramuka, palang merah remaja dsb.8
II.4 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangSecara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi proses tumbuh kembang yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik, merupakan modal dasar untuk mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Berdasarkan faktor genetik dari sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan, diantaranya intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas
jaringan, umur pubertas dan derajat berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk faktor
genetik antara lain; faktor bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa.
13
Faktor lingkungan, merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan yang dimaksud
antaranya bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu. Faktor lingkungan ini terbagi
lagi menjadi lingkungan pranatal dan postnatal. 3
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin sampai lahir
antara lain;
Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum dan saat kehamilan lebih sering melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Selain itu dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak
janin, anemia saat bayi lahir, bayi lebih mudah terinfeksi, abortus, dsb. Sehingga proses
tumbuh kembang bayi yang lahir pun akan terganggu.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
saat dilahirkan. Demikian juga dengan posisi janin dan terus dapat mengakibatkan
talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Seperti
obat-obat tertentu yang dapat menyebabkan kelainan bawaan, selain itu ibu hamil yang
merokok atau meminum alkohol sering melahirkan bayi dengan berat badan rendah, lahir
mati, cacat, atau degradasi mental.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin diantaranya
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptida lain yang mirip
insulin.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lain.
Infeksi
14
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH. Sedangkan
infeksi lainnya antara lain; varisela, malaria, HIV, polio, campak, leptospirosis,
influensa, dan hepatitis.
Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin,
antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan,dsb
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan arbotus, hidrops fetalis, kern
ikterus, atau lahir mati.
Anoreksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan lahir rendah. 3,5
Bayi yang baru lahir harus melewati masa transisi dari sistem yang teratur yang
bergantung pada ibunya ke sistem yang bergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi tersebut. Lingkungan postnatal yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:
Faktor biologis
Antara lain; ras/suku bangsa mempengaruhi bawaan fisik pada seseorang. Jenis kelamin,
laki-laki lebih sering sakit dibandingkan perempuan. Umur, umur yang paling rawan
adalah umur balita, karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Selain itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak sehingga
diperlukan perhatian khusus. Gizi, makanan memegang peranan penting dalam tubuh
kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa. Karena makanan
bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan. Perawatan kesehatan, perawatan
kesehatan yang baik dan teratur tidak hanya saat anak sakit, tatapi pemeriksaan
kesehatan dan menimbang anak secara teratur untuk menunjang tumbuh kembang anak.
Kepekaan terhadap penyakit, dengan memberikan imunsasi untuk menghindarkan anak
dari penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan cacat atau kematian. Penyakit kronis,
anak dengan penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang serta pendidikannya.
Disamping itu anak juga akan mengalami stress yang berkepanjangan. Fungsi
metabolisme, khusus pada anak perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme
pada berbagai umur sehingga kebutuhan nutrisi harus disesuaikan. Dan yang terakhir
adalah hormon, hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain;
15
somatotropin ata growth hormon, hormon tiroid, hormon seks, insulin, dan hormon yang
di sekresikan kelenjar adrenal.3,4,5
Faktor fisik
Antara lain; cuaca, musim, dan keadaan geografis suatu daerah, musim kemarau yang
penjang atau adanya bencana alam dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Sanitasi, santasilingkungan memiliki peranan yang cukup dominan dalam penyediaan
lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Karena
kebersihan lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Selain itu
keadaan rumah diantaranya struktur angunan, ventilasi, cahaya, dan kapadatan hunian,
keadaan rumah yang layakdan tidak membahayakan penghuninya akan menjamin
kesehatan penghuninya. Terakhir ialah radiasi, adanya radiasi yang tnggi dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. 3
Faktor psikososial
Antara lain; stimulasi, anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih
baik dalam berkembang. Motivasi belajar, dapat dibentuk sejak dini dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar. Apresiasi dan hukuman, apresiasi saat anak
melakukan sesuatu yang benar dan hukuman yang wajar juga diperlukan saat anak
melakukan hal yang salah. Kelompok sebaya, seorang anak memerlukan teman
sebayanya untuk proses bersosialisasi dengan lingkungannya. Stress, stress pada anak
dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seperti menarik diri, rendah diri, nafsu
makan menurun,dsb. Sekolah, dengan pendidikan yang baik diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup anak tersebut. Cinta dan kasih sayang, anak perlu kasih sayang
dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Kualitas interaksi anak-orang tua, timbal
balik antara anak dan orang tua yang baik akan menimbulkan keakraban dalam keluarga,
sehingga komunikasi yang dua arah dapat terbentuk. 3,5,9
Faktor keluarga dan adat istiadat
Antara lain; pekerjaan/pendapatan keluarga, pendapatan keluarga merupakan penunjang
tumbuh kembang anak baik dalam pemenuhan kebutuhan primer ataupun sekunder.
Pendidikan orang tua, orang tua dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik. Jumlah saudara,
jumlah anak yang banyak dalam keluarga akan mempengaruhi berkurangnya pemenuhan
kebutuhan baik kasih sayang ataupun kebutuhan primernya. Jenis kelamin, pada
beberapa kalangan masih berlakunya anggapan bahwa status perempuan lebih rendah
dari laki-laki. Stabilitas rumah tangga, tumbuh kembang anak akan berbeda antara anak
16
Gambar1. Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuh Kembang3
Masyarakat
Keluarga
Individu
Biologi
Sosial dan Budaya
Fisik
Ekonomi dan Politik
yang tinggal dengan orang tua yang rumah tangganya harmonis dan tidak. Kepribadian
ayah/ibu, kepribadian ayah dan ibu yang terbukan akan berpengaruh lebih baik bagi
tumbuh kembang anak. Adat istiadat, norma, dan agama, secara tidak langsung ikut
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.3
II.5 PemeriksaanPada pemeriksaan anak, pemeriksaan harus dilakukan dengan seakurat mungkin. Karena
hasil pengukuran menjadi indikator kesehatan anak. Pengukuran yang dilakukan antara
lain inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi serta beberapa pemeriksaan pengukuran lagi.
Dan dalam pemeriksaan penunjang, dilakukan apabila pada pemeriksaa didapatkan hasil
pemeriksaan yang mencurigakan.
Hasil pengukuran akan dicatat pada KMS untuk menilai pertumbuhan anak. Pada KMS,
hasil pengukuran saat ini akan dihubungkan dengan hasil pengukuran bulan lalu dan
bulan selanjutnya. Hubungan garis-garis pengukuran akan membentuk suatu grafik
pertumbuhan, sehingga pertumbuhan anak dapat dinilai. Pada balita yang sehat, berat
badannya akan selalu naik mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
II.5.1 pemeriksaan fisik
Cara pemeriksaan fisis bayi dan anak sama dengan pada orang dewasa yaitu dengan
melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Inspeksi dengan cara
mengamati, palpasi dengan meraba, perkusi dengan mengetuk permukaan tubuh,
sedangkan auskultasi dengan menggunakan stetoskop. selanjutnya ada pemeriksaan
17
Antropometri, pemeriksaan ini meliputi meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Pada anak umur 4 tahun, tidak
diwajibkan untuk melakukan pengukuran lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
a) Berat badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, dan
cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi dan tumbuh kembang
anak. Selain menilai berdasarkan status gizidan tumbuh kembang anak, berat
badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang
diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Pengukuran berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standart NCHS
(National Center for Health Statistic) yaitu mengggunakan persentil sebagai
berikut: persentil ke 50-3dikatakan normal, sedangkan persentil kurang atau sama
dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.
Pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu
menggunakan persentasi dari median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan
malnutrisi sedang dan kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar buku NCHS
yaitu menggunakan persentil sebagai berikut : persentil 75-25 dikatakan normal,
persentil 10-5 dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan
malnutrisi berat. Selain menggunakan standar buku NCHS dapat juga
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Sebagaimana penelitian Anwar,
dengan adanya KMS perkembangan anak dapat dipantau secara praktis,
sederhana dan mudah. 3
Perkiraan berat badan anak dalam kilogram adalah :
Tabel 1. Perkiraan berdasarkan rumus Berhman
b) Tinggi badan
18
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.
Keistimewaannya adalh bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan
meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi
badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi,
kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali ( pacu tumbuh adolesen),
selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun.
Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas – ruas
tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian
tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas-ruas tulang belakang,
sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5 mm. antara umur 30-
45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut.
Keuntungan indicator TB ini adalah pengukurunnya obyektif dan dapat diulang,
alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indicator yang
baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai
perbandingan terhdap perubahan-perubahan relative, seperti terhadap nilai BB
dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relative pelan, sukar mengukur
tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang
tenaga. Timbangan yang digunakan pada anak umur 4 tahun adalah timbangan
berdiri. Adapun syarat menggunakan timbangan tersebut adalah memakai
pakaian seminimal mungkin.
Perkiraan tinggi badan anak dalam sentimeter adalah :
II.5.2 pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang kali ini dapat dilakukan menurut Denver II juga selalu
digunakan. Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak.7 Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang
dibutuhkan 15-20 menit. Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :
19
1. Mendeteksi dini perekembangan anak.
2. Menilai dan memantau perkembangan anak sesua usia (0 – 6 tahun)
3. Salah satu antisipasi bagi orang tua.
4. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
5. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak
Aspek perkembangan yang dinilai ada 4 sektor, yaitu :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Alat yang digunakan adalah :
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/
kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung
usia kronologis anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
a. 3-6 bulan
b. 9-12 bulan
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
20
2) Tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
Cara pemeriksaan Denver II
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan
dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2) Meragukan
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
21
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer. Pada
anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun. Interpretasi
dari nilai Denver II adalah sebaga berikut.
Advanced
Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis umur, lulus
kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.
Normal
Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur,
lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).
Caution
Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara 75-100% (warna
hijau).
Delay
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.10
Berikut hasil pemeriksaan denver normal pada anak usia 4 tahun:
Personal sosial, mencakup:
Bisa memakai dan melepas baju sendiri (75%)
Mencuci dan mengeringkan tangan (85%)
Menyebutkan nama teman (85%)
Adaptif motor halus, mencakup:
Mencontoh orang lain
Membentuk menara dari kubus
Meniru garis vertikal
Bahasa, mencakup:
Menyebutkan warna
Mengetahui dua kegiatan
Mengerti maksud yang dibicarakan
Motorik kasar, yang terdiri dari:
Melompat dengan satu kaki
Berdiri dengan satu kaki
Menendang bila ke depan
22
++
II. 6 Penatalaksanaanpenatalaksanaan dibagi menjadi 2, yaitu medik dan non medik.
1. Medik
Dengan pemberian vitamin dan suplemen, guna meningkatkan daya tahan tubuh dan
menambah nafsu makan anak. Adapula dengan diberi imunisasi dasar yang lengkap,
23
Gambar 1. Denver II
terutama orang-orang yang beresiko tinggi terkena penyakit seperti bayi, anak usia balita,
anak sekolah, dan wanita hamil. Ada 2 cara melakukan imunisasi, yaitu oral dan
penyuntikan.7 Kelima jenis imunisasi yang harus diperoleh anak, yaitu:
BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)
2. non medik
berdasarkan hasil pemeriksaan yang diperoleh, ada beberapa bantuan yang dapat diberikan
kepada anak. Bantuan tersebut berapa:
1. Langsung
anak diberikan terapi langsung, seperti
a. psikoterapi
b. play therapy
c. behaviour therapy
2. Tidak langsung
terapi dilakukan terhadap orang tua, agar mereka dapat mengubah cara bersikap dan
bertindak terhadap anaknya. Perubahan cara mendidik juga dapat diharapkan dari guru.
Terhadap saudara-saudara, pengasuh atau orang lain yang berhubungan dengan anak,
dapat pula diberikan petunjuk agar memperlihatkan sekap dan perlakuan setepat-
tepatnya terhadap anak.
3. Penyaluran
Oleh karena keadaan tertentu, seringkali terpaksa dibutuhkan pertolongan sepenuhnya
dari ahli lain atau diberikan secara kerjasama.
a. ahli lain misalnya psikiater, dokter anak, neurolog, atau lainnya.
b. lembaga/instansi yang berhubungan dengan anak, misalnya Sekolah Pendidikan
Luar Biasa (SPLB), dengan berbagai golongannya, sekolah lain sesuai dengan bakat
anak (misal Sekolah Teknik), Dinas Sosial, Pramuka, Perkumpulan kesenian,
olahraga dan sebagainya.11
24
BAB III
PENUTUP
III.1 KesimpulanDalam proses tumbuh kembangnya, anak mengalami tahap-tahap tersendiri sesuai
dengan tahapanya tersendiri. Proses tumbuh kembang anak terus berlangsung baik secara
fisik yang terlihat dari berat badan, tinggi badan dan sebagainya. Ataupun secara mental yang
terlihat dari psikososialnya, cara berpikir, ataupun secara moral.
Berdasarkan skenario di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami
gangguan pertumbuhan , yaitu pada berat badannya yang tidak bertambah, dan gangguan
perkembangan yang terutama pada masalah psikososial. Selain itu juga dapat disimpulkan
adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara factor-faktor pengaruh
tumbuh kembang.
Daftar Pustaka
1. Widiasuria S, Tanuwijaya S, Roesmil K, Fadlyana E. Pemeriksaan bayi/anak sehat.
Dalam: Garna H, Suroto E, Melinda M, Prasetyo D, editor. Pedoman diagnosis dan
terapi ilmu kesehatan anak. Edisi ke-2. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran/Universitas Padjadjaran; 2000.h.3-32
25
2. Aziz A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba medika.2008.p.8-23.
3. Soetjiningsih, Ranuh G. Tumbuh kembang anak. Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC. 1995.h. 1-53
4. Behrman RE, Vaughan VC. Nelson Ilmu Kesehatan Anak [ Edisi 15, Bagian 1].
Penerbit buku kedokteran EGC. 2000.
5. Staff Pengajar IKA FKUI. Buku Kuliah Ilmu kesehatan Anak[Bagian 1]. Bagian IKA
FKUI. 1985.h. 145-167
6. Elvira SD. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010. h.395-7
7. Steven SA. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting.
Pertumbuhan dan Perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000. p.45-85
8. Narenda Moersintowarti, Sularyo Titi, Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak dan
remaja. Jakarta: CV Sagung Seto;2008.h.14-60.
9. Djiwandono SEW. Psikologi pendidikan. Jakarta: grasindo. 2005.h. 83
10. Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2004. H.53
11. Staf pengajar IKA FK UI. Buku kuliah: ilmu kesehatan anak 1. Jakarta: Infomedika.
2007.
26
TUMBUH KEMBANG
BLOK 13
KELOMPOK B3
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2011
27
TUMBUH KEMBANG PADA ANAK 4 TAHUN
Kelompok B3
Joseph Halim 102009037
Mangara Wahyu C 102009232
Sari prasili suddin 102010029
Rina Purnawati 102010073
Emily Nadya Akman 102010115
Anggia Lestari 102010170
Giovani Anggasta 102010223
Mia Ckristina 102010277
Richard Meldiawan Bu’tu 102010336
Fathin Amirah Aminnuddin 102010376
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2011
28