7/26/2019 Bahan Mola
1/19
Mola Hidatidosa
1. Definisi
Mola Hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak wajar, yang
sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik berupa
gelembung yang menyerupai anggur atau mata ikan. Mola Hidatidosa merupakan
bagian dari penyakit tropoblas dan dimasukan dalam Gestasional Trophoblastic
Disease (penyakit trofoblas gestasional).Sel trofoblas hanya ditemukan pada
wanita hamil, apabila ditemukan pada wanita tidak hamil pada teratoma ovarium
disebutNon Gestasional Trophoblastic Disease. Kelainan ini merupakan penyakit
trofoblas gestasional yang jinak. Mola yang termasuk jinak dapat berubah menjadi
tumor trofoblas yang ganas. Mola ini kadang masih mengandung vilus di
samping trofoblas yang berproliferasi dan dapat mengadakan invasi yang
umumnya bersifat lokal dan dinamakan mola destruens ( jenis vilosum ) selain itu,
terdapat pula tumor trofoblas tanpa stroma yang umumnya tidak hanya berinvasi
pada uterus saja tapi dapat menyebar ke organ lain dinamakan koriokarsinoma.
stilah mola hidatidosa berasal dari kata !hydatis! yang dalam bahasa
"unani berarti !tetesan air!, yang menunjukkan adanya sebuah kista yang berisi
#airan, dan !mola! dalam bahasa latin yang berarti batu$konsepsi yang salah.
%erbagai istilah pernah digunakan untuk menggambarkan kelainan ini, misalnya
bila seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik, tanpa ada embrio,
disebut sebagai Complete Mole, True Mole, Classic Mole, atau Mole
Hydatidiform. %ila diantara gelembung ditemukan embrio, disebut Transitional
Mole,Incomplete Mole, atauMole Embryonee.
Mola biasanya menempati #avum uteri, tetapi kadang&kadang ditemukan
juga dalam tuba fallopi dan bahkan dalam ovarium.
7/26/2019 Bahan Mola
2/19
Normal Abnormal
'ambar . natomi uterus normal dan mola hidatidosa.
%eberapa peneliti menyatakan mola sebagai suatu neoplasia jinak dari
trofoblas, sedangkan beberapa yang lain ada yang mengganggap sebagai
degenerasi, displasi, atau hiperplasi. Setelah diadakan penelitian sitogenetik pada
tahun *+&an oleh antara lain Kajii, -assilokos, Sulman, dan lain&lain, di#apai
kesepakatan bahwa mola hidatidosa ini terdiri dari dua jenis, yaitu/
. Mola hidatidosa komplit (MHK)
Mola Hidatidosa komplit adalah kegagalan kehamilan dimana seluruh vili
korialis mengalami degenerasi hidropik, berupa gelembung menyerupai
anggur, tanpa disertai unsur janin.
0. Mola hidatidosa partial (MH1)
Mola hidatidosa parsial adalah suatu kegagalan kehamilan dimana hanya
sebagian vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik sehingga unsur
janin selalu ada. 1erkembangan janin akan tergantung kepada luasnya
plasenta yang mengalami degenerasi, tetapi janin biasanya tidak dapat
bertahan lama dan akan mati dalam rahim, walaupun ada juga laporan tentang
kasus MH1 yang janinnya dapat hidup sampai aterm.
http://mm_openbrwindow%28%27molar_pregnancy550_nor.htm%27%2C%27home%27%2C%27status%3Dyes%2Cwidth%3D570%2Cheight%3D570%27%29/7/26/2019 Bahan Mola
3/19
'ambar 0. Makroskopis mola hidatidosa
2. Insidensi
nsidensi mola hidatidosa pada berbagai negara berbeda&beda, di negara
maju insidensi mola hidatidosa sudah sangat menurun. Hal ini antara lain
disebabkan oleh fertilitas yang menurun disertai keadaan gii yang baik.
Ke#enderungan penurunan insidensi tampak pula di negara kita, misalnya pada
tahun *+&an jumlah kasus mola yang dirawat di 2SHS bisa men#apai per
tahun. 3etapi saat sekarang hanya sekitar 04&5 kasus saja. 6ibawah ini insidensi
mola hidatidosa yang ditemukan di berbagai negara/
. merika Serikat /.74&/0. persalinan
0. talia /.870 persalinan
5. Korea 0,5/ persalinan
7. Meksiko /798 persalinan
4. :epang 5/0 persalinan
8. %andung dan sekitarnya /4 persalinan.
;rekuensi kehamilan mola tertinggi ditemukan di Meksiko, dan ndonesia. Mola
hidatidosa dapat terjadi pada setiap umur dalam masa reproduksi. 1asien termuda
yang pernah dilaporkan berumur 0 tahun dan yang tertua berumur 4+ tahun.
3. Etiologi
7/26/2019 Bahan Mola
4/19
%eberapa faktor yang diduga menjadi penyebab mola hidatidosa antara
lain/
. ;aktor ovum memang sudah patologik, tetapi terlambat untuk dikeluarkan
0. munoselektif dari trofoblas
5. Keadaan sosioekonomi yang rendah
7. Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin, lemak hewani
4. 1aritas tinggi
8. 7 tahun
+. nfeksi virus
9. ;aktor kromosom (belum jelas)
*. Suku bangsa (ras)
. ;aktor geografi (belum jelas)
4. Patogenesis
Teori Hertig
Hertig menyatakan bahwa pada mola hidatidosa terjadi insufisiensi
peredaran darah akibat matinya embrio pada minggu 5&4 (missed abortion),
sehingga terjadi penimbunan #airan dalam jaringan mesenkim vili dan
terbentuklah kista&kista ke#il yang makin lama makin besar, sampai akhirnya
terbentuklah gelembung mola. Sedangkan proliferasi trofoblas merupakan akibat
dari tekanan vili yang edematous tadi. ?airan yang terdapat dalam kista tersebut
menyerupai #airan as#ites atau edema tetapi kaya akan H?'.
Teori Par
3eori ini mengemukakan bahwa yang abnormal adalah sel&sel trofoblas,
yang mempunyai fungsi yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi #airan yang
berlebihan ke dalam vili sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan
gangguan peredaran darah dan kematian mudigah. Sebagian dari vili berubah
7/26/2019 Bahan Mola
5/19
menjadi gelembung&gelembung yang berisi #airan jernih. %iasanya tidak ada
janin, hanya pada mola parsial kadang&kadang ditemukan janin. 'elembung&
gelembung ini sebesar butir ka#ang hijau sampai sebesar buah anggur. 'elembung
ini dapat mengisi seluruh kavum uterus.
5. Patofisiologi
1ada Mola Hidatidosa atau Complete moletidak ada jaringan fetus$janin.
*@ merupakan kromosom 78,AA dan @ merupakan kromosom 78, A".
Semua kromosom berasal dari paternal. Sebuah enukliasi telur dibuahi oleh
sperma haploid (yang kemudian berduplikasi menjadi masing&masing kromosom),atau sel telur dibuahi oleh dua sperma. 1ada mola hidatidosa, vili korion
menyerupai anggur dan hiperplasia trofoblastik mun#ul.
1ada Mola parsialis atauPartial molejaringan fetus$janin dapat
ditemukan. Britrosit dan pembuluh darah janin pada vili dapat ditemukan.
Komplemen kromosom nya 8*,AAA atau 8* AA". Kromosom tersebut
merupakan hasil dari pembuahan sel telur haploid dan duplikasi dari kromosom
haploid paternal. Seperti pada Complete mole, jaringan hiperplasia trofoblastik
dan vili korion yang lunak pun mun#ul pada mola ini.
6. Klasifiasi
dapun klasifikasi penyakit ini menurut CHD adalah/
. Eesi Mola
Mola Hidatidosa (komplit maupun parsial)
Mola nvasif
0. Eesi Fon&Mola
Koriokarsinoma (?horio#arsinoma non villosum)
1la#ental Site 3rophoblasti# 3umor (1S33)
1ersistent 3rophoblasti# 6isease (136)
Mola Hidatidosa Kom!lit "MHK#
7/26/2019 Bahan Mola
6/19
Kehamilan MHK terjadi karena sebuah ovum kosong (tidak berinti) atau yang
intinya tidak berfungsi, dibuahi oleh sebuah sperma haploid 05A, terjadilah
konsepsi dengan kromosom 05A. Kromosom ini kemudian mengadakan
penggandaan sendiri (endoreduplikasi) menjadi 78AA. :adi, kromosom MHK itu
seperti wanita, tetapi kedua A&nya berasal dari ayah. :adi, tidak ada unsur ibu
sehingga disebut 6iploid ndrogenetik.
'ambar 5. 1atogenesis MHK
Seperti diketahui, kehamilan yang sempurna harus terdiri dari unsur ibuyang akan membentuk bagian embrional (anak), dan unsur ayah yang diperlukan
untuk membentuk bagian ekstraembrional (plasenta, air ketuban, dll), se#ara
seimbang. Karena tidak ada unsur ibu, maka pada MHK tidak ada bagian
embrional (janin). "ang ada hanya bagian ekstraembrional yang patologis berupa
vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik seperti anggur.
Dvum yang kosong disebabkan karena gangguan pada proses meiosis,
yang seharusnya diploid 78AA pe#ah menjadi 0 haploid 05A, terjadi peristiwa
yang disebut sebagai nondys!unction$ dimana hasil peme#ahannya adalah dan
78AA. 1ada MHK, ovum inilah yang dibuahi. 'angguan proses meiosis ini,
antara lain terjadi pada kelainan struktural kromosom, berupa balanced
translocation.
MHK pada kasus yang jarang dapat pula terjadi akibat pembuahan ovum
kosong oleh 0 sperma sekaligus (dispermi). %isa oleh dua haploid 05A, atau satu
haploid 05A dan satu haploid 05". kibatnya bisa terjadi 78AA atau 78A",
7/26/2019 Bahan Mola
7/19
karena pada pembuahan dengan dispermi tidak terjadi endoreduplikasi.
Kromosom 78AA hasil reduplikasi dan 78AA hasil pembuahan dispermi,
walaupun tampaknya sama, sesungguhnya berbeda, karena yang pertama berasal
dari satu sperma (homoigot) dan yang kedua berasal dari dua sperma
(heteroigot). 1embuahan dispermi dengan dua haploid 05" (78"") dianggap
tidak pernah bisa terjadi (nonviable).
'ambar 7. 1atogenesis MHK akibat pembuahan ovum kosong oleh 0 sperma
1ada kedua kejadian di atas, konseptus adalah keturunan pathogenome
paternalyang seluruhnya merupakan alograf()
. 1ada pemeriksaan kromosom dananalisis enym menunjukkan bahwa seluruh kromosom diturunkan se#ara paternal
dan 6F mitokondrial berasal dari ibu.
Mola Hidatidosa Parsial "MHP#
Se#ara sitogenetik, MH1 terjadi karena ovum normal dari ibu (05A)
dibuahi se#ara dispermi. %isa oleh dua haploid 05A, satu haploid 05A dan satu
haploid 05", atau dua haploid 05". Hasil konsepsi bisa berupa 8*AAA, 8*AA",
atau 8*A"". Kromosom 8*""" tidak pernah ditemukan. :adi, MH1 mempunyai
satu haploid ibu dan dua haploid ayah sehingga disebut sebagai 6iandro 3riploid.
Karena disini terdapat unsur ibu, maka ditemukan bayi. 3etapi, komposisi unsur
ibu dan ayah tidak seimbang, satu banding dua.
7/26/2019 Bahan Mola
8/19
karena itu, fungsinya pun tidak penuh sehingga janin tidak bisa bertahan sampai
besar. %iasanya kematian terjadi sangat dini.
'ambar 4. 1atogenesis MH1
%. Maroso!is
Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan dimana plasenta terdiri dari
vesikel&vesikel yang menyerupai buah anggur yang dapat terlihat dengan mata
telanjang. -esikel&vesikel tersebut timbul dari peregangan vili korion oleh #airan.
Se#ara makroskopik MHK mempunyai gambaran yang khas, yaituberbentuk kista atau gelembung&gelembung dengan ukuran antara beberapa mm
sampai 0&5 #m, berdinding tipis, kenyal, berwarna putih jernih, berisi #airan
seperti asites atau edema. kalau ukurannya ke#il, tampak seperti kumpulan telur
katak, tetapi kalau besar, tampak seperti serangkaian buah anggur yang
bertangkai. 3angkai tersebut melekat pada endometrium.
7/26/2019 Bahan Mola
9/19
&. Histologis
Se#ara mikroskopis, MHK ditandai dengan degenerasi hidropik dan
pembengkakan stroma vili, tidak adanya pembuluh darah dalam vili yang
membengkak tersebut, proliferasi epitel trofoblas (baik dari sel&sel
sinsitiotrofoblas maupun sel&sel sitotrofoblas) hingga men#apai derajat yang
beragam, serta tidak ditemukannya amnion dan janin karena sudah mengalami
kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta. 6apat
ditemukan adanya sel&sel Eanghans yang tampak seperti sel polihidral dengan inti
terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial Giant cells).
'ambar 8. 'ambaran mikroskopis MH
Mola hidatidosa parsial dapat didiagnosa jika ditemukan adanya tiga dari
empat gejala mayor, yakni/ () adanya vili normal disamping vili yang hidropik,
(0) adanya vili yang tidak beraturan dengan stromal trofoblasti# in#usion, (5)
adanya kavitas pada villi (5&7 #m) dan (7) adanya sinsitiotrofoblas hiperplasia (7,4).
1ada mola hidatidosa parsial biasanya hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada
sinsitiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofoblas(,0). 1ada pembuluh darah
dapat ditemukan adanya sel eritrosit berinti dalam lumennya.
3abel . Karakteristik mola hidatidosa komplet dan mola hidatidosa parsial
Mola hidatidosa komplet Mola hidatidosa partial
Karyotype ndrogenetik
6iploid
6iandrogenetik
3riploid
7/26/2019 Bahan Mola
10/19
78 AA homoigot
78 AA heteroigot78 A"
8*AAA
8*AA"8*A""
;etus 3idak ada da
mnion 3idak ada da
1embengkakan vili (1) Semua vili korialis
-ili normal (&)
%eberapa vili korialis
-ili normal (G)
1roliferasi trofoblas 6ifuse, sirkumferensial ;okal,minimal
6iagnosis Kehamilan molar Missed abortion
7/26/2019 Bahan Mola
11/19
menyebabkan anemia. 'ejala pendarahan inilah yang sering membawa
penderita memeriksakan dirinya ke rumah sakit.
7.
7/26/2019 Bahan Mola
12/19
6alam bukunya, 1rof. 6jamhoer Martaadisoebrata menuliskan bahwa
h?' dihasilkan oleh sel sinsitiotrofoblast, sejak mulai implantasi. 1ada kehamilan
biasa kadarnya naik terus sampai usia kehamilan 8&9 hari, untuk kemudian
turun lagi setelah umur kehamilan 94 hari. 1ada pun#aknya, kadar h?' dapat
men#apai 8. m
7/26/2019 Bahan Mola
13/19
7) 1emeriksaan fungsi hepar
4) %lood
7/26/2019 Bahan Mola
14/19
'ambar 9.
7/26/2019 Bahan Mola
15/19
11. Diagnosis -anding
. Kehamilan ganda$gemelli
0. Hidramion
5. bortus
7. Kehamilan dengan myoma uteri
12. Kom!liasi
. 1erdarahan yang hebat seperti syok bila tidak segera ditangani dapat
berakibat fatal.
0. 1erdarahan berulang&ulang yang dapat menyebabkan anemia.
5. 1erforasi misalnya oleh mola destruens dimana gelembung menembus
dinding rahim sampai perforasi.
7. nfeksi, sepsis.
4. Koriokarsinoma setelah mola hidatidosa kurang lebih 7@ dan makin
tinggi pada umur tua.
8. nsufisiensi paru&paru akut, yang bisa timbul dalam 7&8 jam setelah
evakuasi mola. Hal ini disebabkan embolisasi trofoblastik masif ke
dalam paru&paru, tetapi penyebab yang paling sering kemungkinan
adalah edema pulmoner sekunder terhadap disfungsi jantung dan
administrasi #airan yang berlebihan.
+. 3irotoksikosis yang pada mola sering sekali tidak menunjukkan
gambaran klinis walaupun hasil pemeriksaan laboratorik jelas
menunjukkan keadaan hipertiroid. 1en#etus tirotoksikosis pada mola
hidatidosa tersebut h?' kadar tinggi yang mempunyai stimulasi tiroid.
9. 1reeklamsi pada mola terjadinya lebih muda daripada kehamilan biasa.
13. Penanganan
1enanganan kasus mola hidatidosa biasanya dilakukan dalam dua fase
yaitu pengosongan segera gumpalan mola (evakuasi) dan tindak lanjut untuk
mendeteksi adanya proliferasi trofoblas atau perubahan ke arah keganasan.
3erapi mola hidatidosa terdiri dari 7 tahap yaitu /
. 1erbaikan keadaan umum
7/26/2019 Bahan Mola
16/19
& koreksi dehidrasi
& transfusi darah bila ada anemia (Hb J 9 gr@)
& bila ada gejala preeklamsi dan hiperemesis gravidarum harus ditangani
& bila ada gejala tirotoksikosis bisa diberikan profiltiourasil 5 mg oral
dan propanolol 7 L 9 mg
0. 1engeluaran jaringan mola
da dua #ara yang biasanya dilakukan untuk mengeluarkan jaringan mola
yaitu dengan #ara vakum kuretase dan hysterektomi totalis.
*aum uretase
3indakan ini dilakukan pada wanita yang masih beren#ana untuk hamil. -akum
kuretase ini dikerjakan setelah keadaan umum diperbaiki.
Eangkah&langkah yang dilakukan pada tindakan ini adalah /
& infus oksitosin
1emberian infus uterotonika diberikan sebelum induksi anestesi
& dilatasi serviks
6ilatasi serviks dilakukan dengan memakai laminaria$hegar. Saat serviks
mulai dilatasi harus diantisipasi terjadinya pendarahan karena retensi darah
dalam rongga uterus mungkin keluar saat serviks dilatasi. pabila
didapatkan dilatasi serviks masih ke#il, dapat dipasang laminaria untuk
memperlebar pembukaan selama 0 jam. Setelah itu pasang infus 6etrosa
4@ yang berisi 4 satuan oksitosin, lalu #abut laminaria dan setelah itu
lakukan evakuasi isi #avum uteri dengan hati&hati pada kuretase pertama,
keluarkanlah jaringan sebanyak mungkin.
& vakum kuretase
3indakan selanjutnya dilakukan kuretase. %eberapa saat setelah dilakukan
vakum kuretase akan terlihat penurunan ukuran uterus se#ara dramatis dan
pendarahan pun akan semakin terkontrol(7,4). -akum kuret dapat
mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya dibersihkan dengan
kuret tajam.
& kuret tajam
7/26/2019 Bahan Mola
17/19
Kuret tajam dilakukan untuk mengeluarkan sisa&sisa jaringan mola.
pabila besar uterus 0 minggu dipertimbangkan untuk melakukan kuret
ke&0 satu minggu kemudian. Hasil evakuasi dikirim ke laboratorium 1,
baik hasil evakuasi dari vakum kuret maupun kuret tajam.
Histeretomi
3indakan ini biasanya dilakukan pada mola dengan resiko tinggi misalnya
pada mola yang besar, yaitu setinggi pusar atau lebih, tindakan ini dilakukan pada
wanita yang telah #ukup mempunyai anak. lasan lain untuk dilakukannya
tindakan ini adalah karena umur yang tua > 5 tahun dan riwayat paritas yang
tinggi yang merupakan predisposisi untuk terjadinya keganasan. 3idak jarang
pada pemeriksaan sediaan histerektomi bila dilakukan pemeriksaan hispatologik
sudah tampak adanya tanda&tanda keganasan berupa mola invasif. Dleh sebab itu,
pasien&pasien tersebut masih harus dilakukan follow up dengan menilai kadar
h?'.
%ila terdapat kista lutein, berapapun besarnya, tidak perlu diangkat, karena
akan menge#il sendiri setelah jaringan mola dievakuasi. Dleh karena itu, kita tidak
perlu mengangkatnya, walaupun ukurannya sangat besar, ke#uali kalau ada
komplikasi seperti torsi atau ruptur. %ila memberikan keluhan mekanis, dapat
dilakukan atau aspirasi.
1emberian Dksitosin, 1rostaglandin dan larutan Salin Hipertonik / induksi
persalinan dengan menggunakan prostaglandin, oksitosin dan larutan salin
hipertonik tidak lagi digunakan untuk evakuasi mola hidatidosa. ?ara ini potensial
untuk meningkatkan resiko terjadinya penyebaran trofoblast melalui sirkulasi
sistemik akibat kontraksi uterus melawan serviks yang tidak berdilatasi. :uga
sering disertai perdarahan yang banyak dan evakuasi yang tidak lengkap.
5. 3erapi profilaksis dengan sitostatika
1eranan kemoterapi profilaksis terhadap wanita dengan mola hidatidosa
merupakan suatu kontroversi. %agaimanapun, tidak ditemukan bukti bahwa terapi
tersebut memperbaiki prognosis jangka panjang. 3erlebih lagi, kemoterapi
profilaksis bersifat toksik, dapat menyebabkan kematian. %anyak ahli per#aya
bahwa pemakai rutin dari kemoterapi profilaksis tidak diperlukan didalam
7/26/2019 Bahan Mola
18/19
penanganan sebagian besar pasien dengan mola hidatidosa. 6i lain pihak, telah
dilaporkan adanya penurunan resiko yang bermakna terhadap postmolar tumor
trofoblastik kehamilan diantara pasien&pasien yang mendapat kemoterapi
profilaksis. %eberapa peneliti menganjurkan pemberian M3A atau #tinomy#in 6
bila/
& 1engamatan lanjutan sulit
& %eta h#g > . miu$i
& pabila 7 minggu setelah evakuasi mola, uji kehamilan biasa tetap positif
&
7/26/2019 Bahan Mola
19/19