11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru, Dramaga,
Bogor mulai bulan Maret sampai Juni 2010. Analisis tanah dan pupuk organik
dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan,
Institut Pertanian Bogor. Areal penelitian memiliki jenis tanah latosol dan
ketinggian 250 m di atas permukaan laut.
Bahan dan Alat
Bahan penelitian yang digunakan adalah tanaman binahong, polybag hitam
(25 cm x 25 cm), kompos, pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam, dan tanah.
Alat yang digunakan adalah penggaris ukuran 30 cm, ember, cangkul, gembor,
ajir, bambu, kored, dan paranet plastik dengan taraf 55 %.
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial. Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu bahan tanaman dan pupuk
organik. Bahan tanaman terdiri atas dua jenis bahan tanaman, yaitu rimpang akar
(A1), dan setek batang dengan daunnya (A2), sedangkan jenis pupuk organik
terdiri atas empat jenis, yaitu tanpa pupuk organik sebagai kontrol (M0), kompos
(M1), pupuk kandang sapi (M2), dan pupuk kandang ayam (M3) dengan
perbandingan tanah dan pupuk organik 1 : 1 (v/v) dengan tiga ulangan sehingga
terdapat 24 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan terdiri atas 5 tanaman.
Peletakan tanaman di lapangan ditunjukkan pada Lampiran 1.
Model linear aditif yang digunakan yaitu :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + Kk + εijk
dimana:
Yijk = Nilai pengamatan perlakuan taraf jenis bahan tanaman ke-i,
pupuk organik ke-j pada kelompok ke-k.
µ = Rataan Umum.
αi = Pengaruh bahan tanaman ke-i (i = 1, 2).
βj = Pengaruh pupuk organik ke-j (j = 0, 1, 2, 3).
12
(αβ)ij = Pengaruh interaksi antara bahan tanaman pada taraf ke-i dengan
pupuk organik pada tarf ke-j.
Kk = Kelompok (ulangan) ke-k.
εijk = Galat percobaan
Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Apabila hasilnya berbeda
nyata pada taraf kesalahan 1 atau 5 %, maka diteruskan dengan melakukan uji
lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Bahan Tanam
Bagian tanaman yang diambil untuk perbanyakan berasal dari batang dan
rimpang akar pada tanaman induk yang berumur kurang lebih empat bulan dan
memiliki kondisi baik dan seragam. Ukuran panjang setek batang 15 cm dan
memiliki dua helai daun pada tiap setek, sedangkan ukuran rimpang akar memiliki
panjang 1 cm, lebar 0.7 cm, dan tebal 0.5 cm serta memiliki 3-5 mata tunas.
Persiapan Media Tumbuh dan Ruang Tumbuh
Tanah dan pupuk organik dicampurkan sesuai komposisi dan diaduk merata
kemudian dimasukkan ke dalam polybag. Media tumbuh kemudian disusun dalam
paranet sesuai dengan denah rancangan percobaan. Naungan paranet 55 %
(Manoi, 2009) disiapkan dengan ukuran panjang : lebar : tinggi (7 m x 3 m x 1.5
m). Pembuatan naungan berupa paranet dilakukan satu minggu sebelum
penanaman binahong.
Penanaman
Bahan tanaman yang diambil dari batang (setek) ditanam secara horizontal
dengan pemberian Rooton-F terlebih dahulu dengan kebutuhan bubuk Rooton-F
3 x 10-3 g/L, sedangkan setek rimpang ditanam secara pembenaman yang tidak
terlalu dalam dengan jarak antar tanaman 30 cm x 30 cm. Penanaman setek batang
dengan ukuran daun kecil ditempatkan pada ulangan pertama dan ukuran daun
sedang ditempatkan pada ulangan kedua, serta ulangan ketiga ditempati oleh setek
batang dengan ukuran daun besar.
13
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman dan penyiangan gulma
sesuai kebutuhan. Selain itu, dilakukan pula pemasangan ajir sebagai tempat
membelitnya sulur tanaman pada 4 MST.
Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan diamati setiap satu minggu sekali mulai dari
1 hingga 8 MST. Pada tiap unit percobaan terdapat lima tanaman contoh secara
acak. Peubah-peubah yang diamati, yaitu:
1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh
tanaman.
2. Jumlah daun
Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap minggu setelah muncul daun
pertama. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna
(terbuka penuh) dan sehat.
3. Lebar daun
Pengamatan lebar daun dilakukan setiap minggu dengan mengukur bagian
helai daun terlebar. Daun yang diamati berada di atas buku kedua atau
ketiga.
4. Jumlah cabang
Pengamatan dilakukan pada saat awal cabang muncul sampai akhir
pengamatan.
5. Pengamatan terakhir dilakukan setelah panen pada umur tanaman 12 MST.
Peubah yang diamati yaitu bobot basah dan bobot kering daun, batang,
akar, dan total tanaman. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan
mencabut 1 tanaman contoh pada setiap satuan percobaan sehingga total
tanaman yang diamati sebanyak 24 tanaman. Pengamatan bobot kering
dilakukan dengan cara bagian tanaman dioven pada suhu 60 0C selama
3x24 jam.
Top Related