69
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Tinjauan Historis
SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah merupakan
sebuah lembaga pendidikan formal dibawah naungan
yayasan pondok pesantren Miftahul Huda. Sejalan dengan
perkembangan zaman yang menuntut sistem pembelajaran
yang lebih sistematis maka dibentuklah Sekolah khusus
sebagai bentuk pengembangan pendidikan dari sistem
pesantren. Pada tahun 2011 didirikanlah SMP Takhassus
Plus Al-Mardliyah. Untuk menjaga santri Pondok Pesantren
Miftahul Huda yang bersekolah agar bisa tetap menjaga
hafalan al-Qur’an maka KH. Ahmad Baduhun Abdurrosyid
mendirikan sekolah khusus untuk para santrinya. Selain itu
juga agar santri Pondok Pesantren Miftahul Huda yang
bersekolah formal tetap terjaga kedisplinan walaupun
berada diluar Pondok Pesantren.1
b. Tinjauan Geografis
Secara geografis SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah terletak di dukuh Kwangsan desa Magelung
1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Romdhon, S.Pd.I, Rabu,
19 Oktober 2016
70
jalan Kaliwungu-Boja, kecamatan Kaliwungu Selatan
kabupaten Kendal. Sekolah ini menempati lahan seluas
3100 M2. Adapun lokasi SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal berbatasan dengan
tempat-tempat sebagai berikut:
1) Sebelah utara perbatasan dengan persawahan
2) Sebelah timur perbatasan dengan lapangan
3) Sebelah selatan perbatasan dengan rumah penduduk
4) Sebelah barat perbatasan dengan rumah penduduk.2
c. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1) Visi SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah adalah
“Mewujudkan pendidikan Islami yang Qur’ani dan
unggul dalam IPTEK”.
2) Misi Sekolah
Misi Sekolah SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
adalah sebagai berikut:
a) Mendidik siswa menjadi insan yang berakhlakul
karimah dan hafidz (hafal) al-Qur’an.
b) Mengantarkan siswa untuk menguasai IPTEK dan
IMTAQ.
c) Menanamkan siswa untuk memiliki daya saing dan
mampu mengembangkan diri.
2 Hasil Observasi di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal tentang letak geografis sekolah, diambil pada tanggal 11
Oktober 2016
71
d) Mengembangkan siswa menguasai Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris.
e) Memantapkan sistem pembelajaran secara
professional.
f) Menciptakan lingkungan sekolah yang berbasis
pesantren.3
3) Tujuan Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
kepala sekolah SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
mengungkapkan bahwa sekolah memiliki tujuan
khusus, yaitu
a) Peserta didik lulus UN 100 % dengan nilai rata-rata
dari 8,0 menjadi 8,5.
b) Peserta didik naik kelas 100% secara normatif.
c) Peserta didik lulus dapat menghafalkan al-Qur’an
15 Juz.
d) Peserta didik dapat meraih juara pada event atau
lomba mapel tingkat kabupaten maupun provinsi.
e) Peserta didik dapat meraih juara lomba MTQ
tingkat kabupaten dan Provinsi.
f) Terbentuknya peserta didik yang sholih dan
sholihah, bertanggung jawab dalam kehidupan
beragama, beragama, dan bernegara.4
3 Dokumen SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal tentang visi dan misi, diambil pada tanggal 19 Oktober 2016
72
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka
pengaturan aktivitas sekolah agar semua proses kegiatan
belajar mengajar agar lebih baik dan lancar. Begitu juga ada
di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu, untuk
mengatur dan mengkoordinir seluruh elemen dan staf
sekolah agar sesuai dengan tugas yang ada maka dibuatlah
struktur organisasi. Untuk lebih jelas mengenai struktur
organisasi maka dapat dilihat dalam lampiran 1.5
e. Keadaan Tenaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan
dan Keadaan Peserta Didik
1) Keadaan Pendidik
Berdasarkan dokumentasi SMP Takhassus Plus
Al-Mardliyah Kaliwungu diketahui bahwa tahun ajaran
2016/2017 memiliki jumlah guru sebanyak 21 orang
guru. Untuk tenaga kependidikan memiliki 3 pegawai.
Untuk lebih jelasnya lihat pada hal Lampiran.6
4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Romdhon, S.Pd.I, Rabu,
19 Oktober 2016
5Dokumentasi SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal tentang struktur organisasi, diambil pada tanggal 19 Oktober 2016
6 Dokumentasi SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal tentang tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan, diambil pada
tanggal 19 Oktober 2016
73
2) Keadaan Peserta Didik
Sebagai sekolah yang masih dalam masa
pengembangan SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
sudah mengalami kemajuan, pada awal pembukaan
sekolah hanya ada 20 siswa, tetapi untuk tahun
berikutnya mengalami perkembangan dan sekarang
sudah ada sekitar 150 siswa dan mayoritas siswa
berasal dari pondok pesantren Miftahul Huda. Berikut
data keadaan perkembangan siswa SMP Takhassus Plus
Al-Mardliyah dapat dilihat tabel 4.1, sebagaimana
berikut:7
Tabel 4.1
Data Keadaan Perkembangan siswa dalam tiga tahun terakhir
SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal
Tahun
Ajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2013/2014 54 2 28 1 20 1 102 4
2014/2015 52 2 54 2 28 1 134 5
2015/2016 44 2 52 2 54 2 150 6
2. Proses Pembelajaran Menghafal al-Qur’an Siswa Kelas
VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah merupakan sekolah
swasta tingkat pertama yang berada di bawah naungan yayasan
Miftahul Huda, tentu saja memiliki ciri khusus seperti yang
7 Dokumentasi SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal tentang keadaan siswa, diambil pada tanggal 19 Oktober 2016
74
diungkapkan oleh bapak Romdhon selaku kepala sekolah
“SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah dibawah naungan yayasan
Miftahul Huda memiliki ciri khusus yaitu menambahkan
pembelajaran tahfidz al-Qur’an.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Takhassus
Plus Al-Mardliyah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Prinsip yang digunakan SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah dalam menerapkan KTSP berpusat pada
perkembangan dan kemampuan peserta didik baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik dalam menunjang kehidupannya.
Pembelajaran tahfidz al-Qur’an merupakan salah
pelajaran khusus yang diajarkan di SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah yang dilaksanakan pada kelas VII, VIII, dan IX 6
jam pelajaran setiap minggunya.8
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
guru pengampu, bentuk pelaksanaan pembelajaran tahfidz al-
Qur’an tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran
pada umumnya. Pelaksanaan pembelajaran tahfidz terbagi
menjadi tiga tahap yaitu, tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.9 Berikut peneliti akan menjelaskan:
8 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
9 Hasil Observasi di kelas VIII B SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal pada tanggal 12 Oktober 2016
75
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
pengampu tahfidz, bapak Muhammad Miftahudin, sebelum
pembelajaran tahfidz dilaksanakan guru merencanakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar. Hal ini bertujuan agar proses pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal.
Perencanaan yang dilakukan sebelum mengajar
ialah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan
rambu-rambu yang akan memandu guru dalam mengajar.
Perencanaan pembelajaran dibuat setiap kali akan mengajar
oleh guru tahfidz.10
Diantara yang direncanakan adalah:
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan dilaksanakan pembelajaran tahfidz di
SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal pada umumnya:
a. Agar siswa mampu menghafal dan membaca bil-
ghaib 5 juz setiap kenaikan kelasnya.
2) Materi atau bahan
Dalam pembelajaran tahfidz di SMP Takhassus
Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal, materi
10 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
76
hafalan diambil dari materi yang sudah dihafalkan di
Pondok Pesantren, untuk siswa yang tidak tinggal di
Pondok Pesantren mengikuti materi siswa yang ada di
Pondok Pesantren. Sehingga materi hafalan siswa
berbeda sebagian siswa mulai hafalan dari juz 1, dan
sebagainya mulai dari juz 29.11
Materi hafalan siswa
yaitu 5 – 10 ayat atau sekitar 5 baris setiap pertemuan,
tergantung sedikit banyaknya ayat. Tetapi dalam
penelitian ini peneliti meneliti materi hafalan surat al-
Baqarah mulai ayat 1 sampai ayat 40.12
3) Metode Pembelajaran
Pembelajaran tahfidz guru menggunakan metode
sorogan (individual), metode ceramah, metode drill,
dan metode Tanya jawab.
a) Metode sorogan adalah sistem pembelajaran
dimana siswa maju satu persatu untuk menyetorkan
hafalan dihadapan guru.
b) Metode ceramah adalah penyampaian materi
pelajaran dengan menggunakan lisan.
11 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
12 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
77
c) Metode drill (latihan) adalah metode pembelajaran
dengan jalan melatih siswa terhadap bahan hafalan
yang sudah dihafalkan.
4) Alat pembelajaran
Alat pembelajaran merupakan sarana untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang baik, efektif,
dan efisien. Dalam pembelajaran tahfidz di SMP
Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal, yaitu menggunakan al-Qur’an pojok.13
Dari hasil pengamatan langsung peneliti di dalam
kelas, seperti yang diungkapkan oleh bapak Miftahudin
bahwa pengampu telah membuat RPP sebagai acuan di
dalam proses pembelajaran, walaupun ketika di dalam kelas
berbeda dengan yang di rencanakan pengampu tetap
menggunakan RPP sebagai bahan acuan. Untuk lebih
jelasnya RPP tersebut bisa dilihat di lampiran.14
b. Pelaksanaan
Berdasarkan observasi pertama pada tanggal 12
Oktober 2016 yang dilakukan peneliti yaitu, meneliti
kegiatan pembelajaran tahfidz guru memulai pelajaran
dengan salam dan membaca doa, kemudian pembelajaran
13 Dokumen SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan
Kendal.
14 Hasil Observasi di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal pada tanggal 12 Oktober 2016
78
dilakukan dengan klasikal, yaitu siswa membaca bersama-
sama mengulang hafalan atau muroja’ah kemarin yaitu
siswa membaca surat al-Baqarah ayat 15-20 dengan tartil.
Sebelum siswa maju menyetorkan hafalan guru
menerangkan sedikit tentang materi tajwid yang terdapat
dalam ayat tersebut, baca tulis al-Qur’an dan isi kandungan
dalam ayat tersebut.15
Setelah itu siswa maju satu persatu
untuk menyetorkan hafalan siswa, untuk setoran hafalan
disini setiap siswa berbeda, karena ada beberapa siswa yang
sudah menyetorkan hafalannya lebih dari materi, dan ada
juga siswa yang masih belum melampaui target hafalannya.
Selanjutnya peneliti melakukan observasi yang
kedua yaitu pada tanggal 18 Oktober 2016, dalam
pelaksanaan pembelajaran tahfidz guru memulai
pembelajaran dengan salam dan do’a setelah itu guru
menyuruh siswa untuk membaca bersama surat al-Baqarah
ayat 20 – 25 dengan tartil, setelah itu guru menjelaskan
sedikit tentang materi tajwid yang terdapat dalam ayat
tersebut, baca tulis al-Qur’an dan isi kandungan yang
terkandung dalam ayat tersebut. Setelah itu siswa maju satu
persatu untuk menyetorkan hafalan siswa.16
15 Hasil Observasi di kelas VIII B SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal pada tanggal 12 Oktober 2016
16 Hasil Observasi di kelas VIII A SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal pada tanggal 19 Oktober 2016
79
Berdasarkan hasil observasi diatas dan hasil
wawancara dengan bapak Miftahudin, pelaksanaan
pembelajaran tahfidz pada kelas VIII belum sesuai dengan
yang direncanakan seperti yang ada RPP, tetapi
pelaksanaan pembelajaran tahfidz di kelas VIII sudah
terkondisikan siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan
arahan dari guru.
c. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerima materi hafalan, materi evaluasi harus
dilaksanakan. Selain penilaian dilakukan ketika ujian
tengah semester dan ujian akhir semester, menurut hasil
wawancara dengan guru tahfidz, penilaian pada
pembelajaran tahfidz dilakukan dengan penilaian lisan
maupun penilaian tertulis. Penilaian lisan yaitu bentuk tes
yang menuntut respon dari siswa, karena titik tekan yang
ingin dicapai dalam evaluasi tersebut adalah kemampuan
siswa dalam menghafal al-Qur’an dengan baik dan benar.
Dalam penilaian lisan siswa diharapkan untuk
menghafal sesuai dengan kaidah tajwid, fashohah, taghonni
serta kelancaran dalam menghafal al-Qur’an.
Sedangkan penilaian tulis dilakukan sebagai
penguat tes lisan, jadi diharapkan selain siswa mampu
80
menghafal al-Qur’an dengan baik juga mampu menulis
kembali ayat yang sudah dihafalkan.17
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tahfidz
evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran tahfidz yaitu
tes praktek hafalan siswa, dimana guru menyuruh siswa
untuk menyetorkan hafalannya berdasarkan tingkat hafalan
siswa dalam menghafalkan al-Qur’an. Bentuk penilaian
yang guru gunakan yaitu menghafalkan sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid, fashohah, taghanni, serta kelancaran
siswa dalam menghafalkan ayat tersebut.18
3. Kemampuan Menghafal al-Qur’an Siswa Kelas VIII SMP
Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal
Kemampuan menghafal siswa dalam menghafal al-
Qur’an berbeda, ada siswa yang menghafal al-Qur’an tanpa
kesulitan ada juga siswa yang kesulitan menghafal al-Qur’an.
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menghafal al-
Qur’an maka peneliti menguji siswa dengan cara siswa
menyetorkan hafalan surat al-Baqarah ayat 1- 40 dengan
bantuan guru.
17 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
18 Hasil Wawancara dengan Guru Tahfidz Bapak Muhammad
Miftahudin SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah , pada tanggal 17 Oktober
2016
81
Berdasarkan hasil dari penilaian hafalan al-Qur’an,
maka akan diketahui kemampuan menghafal siswa, penilaian
hafalan dilakukan oleh guru dengan menyuruh siswa maju
persatu untuk menyetorkan hafalan al-Qur’an surat al-Baqarah
ayat 1-40. Pada pertemuan awal siswa menyetorkan hafalan
surat al-Baqarah ayat 1-10, kemudian pada pertemuan kedua
siswa menyetorkan hafalan surat al-Baqarah ayat 11-20, pada
pertemuan ketiga siswa menyetorkan hafalan surat al-Baqarah
ayat 21-30, dan pada pertemuan keempat siswa menyetorkan
hafalan surat al-Baqarah ayat 31-40. Setelah semua nilai
terkumpul semua kemudian nilai hafalan tersebut di rekap
untuk menentukan kemampuan siswa dalam menghafal surat
al-Baqarah ayat 1 – 40. Untuk rincian nilai hafalan dan hasil
rekapitulasi hafalan siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal dapat dilihat di
lampiran.19
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
Kemampuan menghafal siswa berdasarkan perspektif penilaian
hafalan, yaitu sebagaimana berikut:
a. Menghafal sesuai Tajwid
Menghafal sesuai tajwid yaitu menghafal sesuai
dengan kaidah tajwid yang mana siswa membaca dengan
19Hasil Observasi di kelas VIII A SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal pada tanggal 2 November 2016
82
bacaannya sesuai dengan Makharij al-huruf, Shifat al-
huruf, Ahkam al-huruf, dan Ahkam al-Mad wal qasr.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan
menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus
Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal memiliki
kemampuan menghafal sesuai dengan kaidah tajwid
cukup.20
Hal ini terlihat ketika siswa menyetorkan hafalan
surat al- Baqarah ayat 1 – 40 siswa membaca ayat dengan
tartil namun ada beberapa yang belum tepat dalam
menerapkan kaidah tajwidnya. Seperti halnya ketika siswa
menyetorkan hafalan surat al-Baqarah ayat 1 – 10 siswa
yang menghafal tanpa kesalahan dalam tajwid hanya ada 1
siswa yaitu M. Lutpi Aris, namun ada 2 siswa yang banyak
kesalahan dalam membaca ayat yaitu Rif’atun Nafi’ah dan
Sabilatul Istikharoh. Kesalahan mereka dalam membaca
ayat ketika ada ayat yang harusnya dibaca ikhfa’, idghom
bighunnah, maupun bilaghunnah mereka tidak dibaca
dengung/ samar . Untuk ayat 11 – 20 siswa sudah baik
dalam membaca ayat sesuai dengan kaidah tajwid, rata-rata
kesalahan dalam ayat ini sama halnya dalam ayat sebelum
yaitu ketika ada bacaan ikhfa’ siswa tidak membaca samar
namun siswa membaca dengan jelas atau idhar. Kemudian
untuk ayat 21 -40 sama juga seperti sebelumnya siswa
20 Hasil Observasi di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal pada tanggal 26 Oktober 2016
83
membaca kurang jelas tetapi dalam ayat ini siswa sudah
baik dalam menerapkan kaidah tajwid.21
Untuk itu guru tahfidz harus lebih memperhatikan
lagi siswa yang belum menguasai ilmu tajwid sehingga
siswa dapat membaca ayat dengan jelas dan tartil.
b. Menghafal sesuai Fashohah
Menghafal sesuai Fashohah yaitu ketika membaca
ayat al-Qur’an siswa dapat menghentikan dan memulai ayat
sesuai dengan hukumnya.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan
menunjukkan bahwa siswa kemampuan menghafal siswa
dalam hal fashohah sudah baik. Hal ini terlihat ketika siswa
membaca ayat bersama-sama sebelum pembelajaran
dimulai, siswa melafalkan ayat dengan baik ketika nafasnya
tidak kuat maka siswa berhenti dengan memperhatikan
letak yang baik untuk berhenti begitu juga ketika akan
mengulangi ayat yang akan dibacanya kembali.
Seperti halnya ketika siswa menyetorkan hafalan
surat al-Baqarah ayat 1 – 40 rata-rata siswa sudah
menerapkan fashohah ketika mereka tidak dalam membaca
ayat. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum
bisa menerapkan fashohah biasanya guru memberikan
sedikit bacaan untuk selanjutnya melanjutkannya kembali.
21 Hasil Observasi di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal pada tanggal 26 Oktober 2016
84
c. Menghafal sesuai Taghanni
Menghafal sesuatu taghanni yaitu membaca al-
Qur’an dengan irama. Dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan menunujukkan bahwa kemampuan siswa dalam hal
taghanni bagus. Hal ini terlihat ketika siswa membaca
bersama-sama ayat al-Qur’an sebelum pembelajaran
dimulai. Siswa membaca ayat dengan irama yang bagus dan
teratur.22
Ketika siswa maju menyetorkan hafalan satu
persatu juga sudah baik dalam hal taghanni walaupun
masih ada sedikit kesalahan itu juga tidak banyak. Dalam
menerapkan bacaan dengan menggunakan irama, biasanya
kalau tidak terbiasa menggunakan irama itu bisa merubah
bacaan dan tidak sesuai dengan kaidah tajwid. Jadi orang
yang membaca menggunakan Irama yang terbiasa
menggunakan irama.
d. Kelancaran dalam menghafal
Kelancaran dalam menghafal yaitu ketika membaca
sepotong ayat tidak melompat pada ayat yang lain, tidak
meninggalkan huruf atau kalimat, tidak menambah huruf
atau kalimat, tidak mengganti harakat atau kalimat, tidak
mengganti harakat dan tidak mengulang-ulang bacaan.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan
menunjukkan bahwa kelancaran siswa dalam menghafal
22 Hasil Observasi di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal pada tanggal 26 Oktober 2016
85
sudah cukup baik. Hal ini terlihat ketika siswa menyetorkan
ayat al-Baqarah ayat 1 – 10 sebagian besar siswa membaca
dengan tartil tidak tergesa-gesa namun ada siswa yaitu
Akhyar Mudzi ketika membaca ayat tergesa-gesa sehingga
hafalannya banyak yang salah dan guru membantu untuk
siswa bisa melanjutkannya kembali. Kemudian untuk ayat
11 – 20 dalam ayat ini siswa sudah baik dan lancar dalam
menghafalkan ayat, kebanyakan siswa salah dalam
meneruskan ayat, akan tetapi guru membantu meneruskan
sedikit sehingga siswa bisa melanjutkannya kembali. Untuk
ayat 21 – 30 sama halnya ayat sebelumnya siswa sudah baik
dan lancar dalam melafalkan ayat yang dihafalkannya,
dalam ayat ini Afda A’yunina menghafalkan dengan
tergesa-gesa dan banyak ayat yang dihafalkannya salah,
ketika guru membenarkan ayat yang salah Afda jadi
bingung dan mengulang-ngulangnya beberapa kali sehingga
bisa melanjutkannya kembali, namun untuk yang lainnya
sudah baik dalam hal kelancarannya. Dan untuk ayat 31 –
40 kesalahan siswa dalam ayat ini masih sama seperti ayat
sebelumnya. Dalam ayat ini Sabilatul Istikharoh kurang
lancar dalam menghafal, masih banyak ayat-ayat yang
diulang-ulangnya, ketika guru membenarkan bacaan yang
salah, siswa lama menangkapnya, sehingga hafalannya
banyak yang salah. Kemudian Amien Mubarok kurang
lancar dalam hafalannya akan tetapi ketika guru
86
membenarkan bacaan siswa langsung bisa menangkap
kesalahan yang dilakukannya sehingga dia bisa melanjutkan
ayat yang dibacanya. Namun dalam ayat ini hafalan siswa
sudah baik dan lancar, dibanding dengan ayat
sebelumnya.23
B. Analisis Data
1. Analisis Proses Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an Siswa
Kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Berdasarkan hasil kemampuan siswa dalam menghafal
al-Qur’an tergolong cukup, ini menunjukkan perlu
pembenahan yang dilakukan dalam pembelajaran menghafal
al-Qur’an di kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal.
Di kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal proses pembelajaran tahfidz
dilakukan dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
penutup. Dari perencanaan yang dilaksanakan oleh guru tahfidz
masih banyak yang bersifat tidak tertulis, dan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran
masih bersifat pemenuhan tugas akreditasi saja seperti RPP.
karena pembelajaran tahfidz disini masih mengikuti kurikulum
pesantren sehingga dalam perencanaan pembelajaran tahfidz
tidak wajib untuk membuat RPP, selain itu juga guru belum
23 Hasil Observasi dan Dokumen di SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal pada tanggal 26 Oktober 2016
87
menguasai dalam pembuatan RPP, karena guru yang
mengampu hanya lulusan Pondok Pesantren.
Dalam perencanaan pembelajaran tahfidz materi hafalan
siswa yaitu 5 – 10 tergantung banyak sedikitnya ayat. Dalam
materi hafalannya siswa menyetorkan hafalannya sesuai
dengan dipesantren yaitu ada yang mulai dari juz pertama dan
ada yang mulai dari juz 29. karena pembelajaran tahfidz ini
masih mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren sedangkan
untuk siswa yang tidak tinggal di Pondok Pesantren siswa
mengikuti hafalan siswa yang tinggal di pondok pesantren.
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran menghafal siswa
kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal, guru membuka pembelajaran dengan salam
dan do’a kemudian siswa bersama-sama dengan guru membaca
ayat al-Qur’an sebagai awal pembelajaran, setelah itu siswa
maju satu-satu untuk menyetorkan hafalannya sesuai dengan
pencapaian hafalan siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran
guru mengalami kendala melaksanakan hafalan siswa, materi
yang dibuat dalam RPP tidak sesuai dengan di kelas. Sehingga
guru mengalami kendala dalam menerapkan metode, setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengingat
ayat yang sudah dihafalkan. Sedangkan usaha yang dilakukan
oleh guru adalah menggunakan tehnik yang tepat dan efektif
dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga bisa
menjelaskan tentang tehnik-tehnik yang baik sehingga dapat
88
menjawab dan mengatasi permasalahan-permasalahan seputar
menghafal, adapun ada beberapa tehnik menghafal yang bisa
digunakan dalam menghafal al-Qur’an, sebagaimana berikut:
a. Tehnik memahami ayat-ayat yang akan dihafal
Tehnik cocok untuk orang yang berpendidikan.
Ayat-ayat yang akan dihafal dipahami terlebih dahulu dapat
dilakukan dengan menggunakan terjemahan al-Qur’an,
setelah paham cobalah baca berkali-kali sampai
mengingatnya. Kemudian berusaha menghafal ayat-ayat
tersebut dengan menutup al-Qur’an sampai hafal, setelah itu
menyetorkannya kepada ustadz.
b. Tehnik mengulang-ulang sebelum menghafal
Cara ini lebih santai, tanpa harus mencurahkan
seluruh pikiran. Sebelum mulai menghafal, membaca
berulang-ulang ayat-ayat yang akan dihafal setelah itu baru
mulai menghafal. Perlu diketahui bahwa cara ini cocok bagi
penghafal yang daya ingatnya lemah.
c. Tehnik mendengar sebelum menghafal
Pada tehnik ini hanya memerlukan pencurahan
pikiran untuk keseriusan mendengar ayat-ayat yang akan
dihafal. Ayat-ayat yang akan dihafalkan dapat didengar
melalui kaset-kaset tilawah al-Qur’an atau mendengarkan
melalui HP, mendengarkan harus dilakukan secara
berulang-ulang, setelah banyak mendengar baru mulai
89
menghafalkannya sampai hafal. Setelah itu baru
menyetorkan kepada ustadz.
d. Teknik menulis sebelum menghafal
Sebenarnya cara yang keempat ini adalah lebih
mudah dan praktis yaitu dapat dibawa kemana-mana
sehingga waktu untuk menghafal lebih banyak walaupun
dengan mengerjakan pekerjaan yang lain. Sedangkan cara
ini dilakukan dengan cara menulis ayat al-Qur’an yang akan
dihafalkan pada sobekan kertas, selain itu apabila hafalan
yang diperoleh ada yang lupa maka tinggal membuka
kembali catatan tersebut untuk dibaca kembali.
Mengingat banyak tehnik yang bisa dipilih oleh siswa
maka mengenai permasalahan mengenai kesulitan dalam
menghafal dapat teratasi dengan menggunakan salah satu
tehnik diatas.
Dalam evaluasi pembelajaran tahfidz selain tes tengah
semester dan tes akhir semester juga menggunakan tes lisan
untuk mengetahui tingkat kemampuan hafalan yang disetorkan
kepada guru.
Secara umum peneliti dapat menganalisis bahwa
kemampuan menghafal al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 1 – 40
siswa kelas VIII SMP Takhassus plus al-Mardliyah tentunya
siswa memiliki kemampuan yang berbeda antara siswa satu
dengan yang lainnya, untuk siswa yang kemampuan hafalannya
rendah bisa diatasi dengan ketelatenan dan kemampuan guru
90
dalam memberikan motivasi dan semangat dalam
menghafalkan al-Qur’an.
Kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur’an surat al-
Baqarah ayat 1 – 40 di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal berbeda. Untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menghafal surat al-Baqarah ayat 1 –
40 digunakan tes praktek hafalan yang mana siswa
menyetorkan hafalan tersebut terbagi dalam 4 kali setoran yaitu
pertama mulai ayat 1 – 10 , ayat 11 – 20, ayat 21 – 30, dan
terakhir ayat 31 – 40. Dalam menyetorkan ayat tersebut hanya
ada 15 responden. Instrument tes praktek yang diujikan kepada
siswa melipti surat al-Baqarah ayat 1 – 40 diharapkan siswa
mampu menghafal surat al-Baqarah ayat 1 – 40 sesuai dengan
tajwid, taghanni, fashohah serta kelancaran dalam
menghafalkan.
2. Analisis Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas
VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal
Kemampuan menghafal al-Qur’an merupakan kapasitas
kesanggupan siswa untuk proses menghafalkan ayat-ayat al-
Qur’an. kemampuan siswa dalam menghafalkan ayat-ayat al-
Qur’an tidak sama ada beberapa siswa yang menghafalkan al-
Qur’an tanpa mengalami kesulitan dalam menghafalkan,
namun ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam
menghafalkan. Untuk mengatasi siswa yang kesulitan dalam
91
menghafalkan ayat maka diperlukan strategi dalam
menghafalkan ayat tersebut sehingga siswa yang sulit
menghafalkan akan lebih mudah.
Untuk mengetahui kemampuan menghafal siswa
berdasarkan perspektif hafalan siswa yaitu menghafal sesuai
dengan kaidah tajwid, menghafal sesuai fashohah, menghafal
sesuai taghonni, dan kelancaran siswa ketika melafalkan ayat
yang dihafalkannya.
Berdasarkan hasil observasi kemampuan menghafal
siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal berdasarkan perspektif hafalan,
siswa sudah menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam hafalannya,
namun ada beberapa siswa yang membaca ayat yang
dihafalkan masih ada yang salah dalam menerapkan kaidah
ilmu tajwid, untuk itu guru tahfidz harus memperhatikan lagi
dalam hal tajwid karena ketika membaca tajwidnya maka akan
bisa merubah dalam bacaan ayat al-Qur’an. untuk itu dalam
proses pembelajaran tahfidz guru harus menekankan dalam
bacaan-bacaan yang biasanya siswa salah dalam membaca ayat
tersebut.
Kemampuan siswa dalam fashohah, dalam melafalkan
ayat al-Qur’an ketika tidak kuat melanjutkan maka siswa harus
berhenti walaupun tidak ada tanda waqaf dalam ayat tersebut
kemudian siswa mengulangi lagi sesuai dengan tatanan ayat
tersebut. Dalam hal ini guru harus lebih memperhatikan lagi
92
ketika siswa berhenti di tengah-tengah ayat dan harus
mengulanginya lagi karena ketika salah dalam mengulangi
ayat, maka bisa merubah arti dalam ayat tersebut.
Kemampuan kelancaran menghafal siswa dalam
membaca ayat yang dihafalkan, siswa sudah menghafalkan
dengan lancar walaupun terkadang ada siswa yang
menghafalkan ayat masih perlu bantuan guru untuk
melanjutkan, baru setelah itu siswa bisa menerima hafalannya
kembali. Untuk siswa dalam menghafalkan ayat harus
mempunyai metode khusus dan sering-sering muraja’ah agar
hafalannya lancar.
Tingkat kemampuan menghafal al-Qur’an surat al-
Baqarah ayat 1-40 siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal ketika dilihat dari hasil
penilaian guru dan hasil observasi peneliti, yaitu tingkat
menghafal siswa dalam kategori umum, yang mana siswa
menghafalkan ayat al-Qur’an tidak dibatasi ayat yang akan
dihafalkannya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai kemampuan siswa
kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal, ada beberapa siswa yang belum mencapai
KKM. KKM pada pembelajaran tahfidz yaitu 70. Pada materi
hafalan surat al-Baqarah ayat 1- 10 ada 4 siswa yang belum
tercapai KKM yaitu Afda A’yunina, Akhyar Mudzi, Rif’atun
Nafiah, dan Sabilatul Istikharoh. Untuk materi hafalan surat al-
93
Baqarah ayat 11-20 siswa yang belum mencapai KKM hanya
Rif’atun Nafiah. Sedangkan dalam materi hafalan surat al-
Baqarah ayat 21-30 siswa yang belum tercapai KKM yaitu
Afda A’yunina, Akhyar Mudzi, dan Nada Nabila. Dan untuk
materi hafalan surat al-Baqarah ayat 31-40 siswa yang belum
mencapai KKM yaitu Akhyar Mudzi dan Sabilatul Istikharoh,
untuk siswa yang belum tercapai KKM, guru menyuruh siswa
untuk mengulangi hafalannya, sampai hafalannya itu baik dan
benar sesuai dengan tajwid, fashohah, taghanni dan
kelancarannya.
Berdasarkan hasil observasi diatas kemampuan
menghafal siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan yaitu Cukup baik. Dan kemampuan hafalan
al-Qur’an siswa tersebut diperkuat dengan data pada tabel 4.2,
dari data tersebut peneliti dapat mengetahui kemampuan
menghafal al-Qur’an Q.S al-Baqarah ayat 1 – 40 seluruh siswa
kelas VIII SMP Takhassus plus Al-Mardliyah Kaliwungu
Selatan Kendal. sebagaimana berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah ayat 1- 40 Siswa Kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-
Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal No Responden Nilai Hafalan Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 1-40 Jumlah
Skor
Rekap
Nilai
Kriteria
I II III IV
1. R.1 65 75 60 85 285 71,25 B
2. R.2 70 85 70 80 305 76,25 B
3. R.3 60 70 60 60 250 62,5 C
4. R.4 85 80 75 70 310 77,5 B
5. R.5 80 75 80 80 315 78,75 B
94
6. R.6 75 85 75 75 310 77,5 B
7. R.7 70 80 90 70 310 77,5 B
8. R.8 95 80 95 95 365 91,25 A
9. R.9 90 80 80 80 330 82,5 A
10. R.10 95 85 75 85 340 85 A
11. R.11 95 95 80 80 350 87,5 A
12. R.12 60 65 70 75 270 67,5 C
13. R.13 70 70 65 75 280 70 B
14. R.14 60 70 75 65 270 67,5 C
15. R.15 70 80 75 75 300 75 B
Jumlah 1.140 1.175 1.125 1.150 4.590 1.147,5
Setelah semua data terkumpul maka langkah
selanjutnya penulis mencari mean dan standar deviasinya,
untuk mengetahui mean dan standar deviasi penulis mencari
interval kelas, range terlebih dahulu, yaitu sebagaimana
berikut:
a. Mencari mean dan interval kelas kemampuan menghafal
siswa kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Nilai = ∑
=
= 76,5
1) Mencari interval kelas
K = 1 + 3,3 logN
= 1 + 3,3 log 15
= 1 + 3,3 (1,176091259)
= 4,8811
2) Mencari range
R = H – L dimana H = nilai tertinggi
= 91,25 – 62,5 L = nilai terendah
= 28,75
95
3) Menentukan interval kelas
i =
=
= 5,9758 dibulatkan menjadi 6
Kemudian data dimasukan kedalam tabel 4.5 untuk
mengetahui mean dan standar deviasi, yaitu sebagaimana
berikut:
Tabel 4.3
Tabel distribusi menghafal al-Qur’an siswa kelas VIII SMP
Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal
Interval
91 – 97 94 1 -2 -2 4
83 – 90 86 4 -1 -4 4
75 – 82 78 6 0 0 0
67 – 74 70 3 1 3 3
60 – 66 62 1 2 2 4
Jumlah N = 15 0 -1 15
Mencari nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi
(∑
)
(
)
= 78 + 6 (-0,067)
= 78,1
√∑
(∑
)
√
(
)
96
√
6 (1,033)
6,198
Mengubah skor mentah ke dalam standar skala lima:
M + 1,5 SD = 78,1 + 1,5 (6,198) = 87,397
M + 0,5 SD = 78,1 + 0,5 (6,198) = 81,199
M – 0,5 SD = 78,1 – 0,5 (6,198) = 75,001
M – 1,5 SD = 78,1 – 1,5 (6,198) = 68,803
Setelah sudah diketahui mean dan standar deviasi
kemudian data dimasukkan kedalam tabel 4.6,untuk
mengetahui kualitas hafalan, yaitu sebagaimana berikut:
Tabel 4.4
Tabel Kualitas Menghafal Al-Qur’an Siswa Kelas VIII SMP
Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal
Skor Mentah Nilai Huruf Stanfive Presentase
87 ke atas Baik Sekali 15%
80 – 86 Baik 15%
73 – 79 Cukup 43%
66 – 72 Buruk 27%
65 ke bawah Buruk Sekali 0%
Berdasarkan tabel kualitas variabel diatas menunjukkan
kemampuan menghafal siswa berada dalam kategori “cukup”.
Hal ini terlihat dari rata-rata kemampuan menghafal siswa
adalah 76,5. Sesuai dengan tabel diatas, nilai tersebut berada di
interval 73 – 79. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi
penulis ketika bahwa kemampuan menghafal al-Qur’an siswa
97
kelas VIII SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah Kaliwungu
selatan Kendal yaitu “cukup”. Untuk itu guru tahfidz lebih
memperhatikan lebih dalam proses pembelajaran tahfidz agar
siswa lebih semangat dalam menghafal al-Qur’an tentunya.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian ini pasti
terjadi banyak kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor
kesengajaan, akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam
melakukan penelitian. Meskipun penelitian ini sudah dikatakan
semaksimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari bahwa
penelitian ini tidak terlepas dari adanya kesalahan dan
kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan Lokasi
Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Takhassus Plus
Al-Mardliyah Kaliwungu Selatan Kendal dan yang menjadi
objek dalam penelitian ini hanya sebagian dari kelas VIII,
karena siswa mencapai target yang penulis inginkan hanya ada
15 siswa.
2. Kemampuan Penulis
Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak lain dari
peneliti itu sendiri. Kemampuan peneliti dalam membuat karya
ilmiah ini masih kurang, sehingga terkadang penyusunan karya
ilmiah ini masih belum sistematis. Untuk mengatasi itu,
peneliti sering berkonsultasi dengan teman-teman yang sudah
berpengalaman dalam pengerjaan karya ilmiah ini agar karya
98
ilmiah ini menjadi lebih baik. Penulis juga berusaha
semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai
dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen
pembimbing.
3. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Peneliti
melakukan penelitian di SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah
Kaliwungu Selatan Kendal hanya dalam waktu 1 Bulan.
Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan
tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
4. Keterbatasan Analisis Data
Terdapat beberapa langkah di dalam teknik analisis data
meliputi reduksi data (data reduction), dan verifikasi data.
Pada langkah penyajian data (data display), di mana jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mana pada
kualitatif paling sering digunakan untuk penyajian data adalah
berupa teks naratif. Selain menggunakan teks naratif juga dapat
berupa grafik, matriks, dan lain-lain. Hal ini peneliti lakukan
karena fokus penelitian ini bukanlah untuk meneliti suatu
perubahan atau perkembangan melainkan penelitian yang
bersifat deskriptif yang menggambarkan fenomena yang ada.