BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki
peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data
pendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia.
Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun
2010, jumlah UMKM tercatat 52,7 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua,
potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada
sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan
dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 99,4 juta
tenaga kerja atau 97% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi
UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56% dari total PDB.
Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank
Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi: (1) Pengaturan kepada
perbankan yang mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2)
Pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan (4)
Kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan lembaga Pemerintah maupun lembaga
lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah mendorong
pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan
penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia dalam kerangka bantuan teknis, sehingga diharapkan akan dapat
memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah
daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang berkepentingan
dalam upaya pemberdayaan UMKM.
Untuk itu, Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline
Economic Survei (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang
investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu
daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah
ditujukan untuk memberikan informasi kepada stakeholders mengenai
komoditi/produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial yang menjadi unggulan daerah
untuk dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
2
Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa
kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi
ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro,
meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS tersebut selanjutnya akan
didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)
yang dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id/sipuk.
Pada Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan
UMKM ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar
Skala Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi,
dan data primer responden UMKM pada suatu KPJU di suatu kecamatan, menjadi
penetapan KPJU unggulan daerah di Kabupaten/Kota dengan menggunakan
alat analisis Metode Borda, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Bayes.
Dengan demikian, nantinya tiap kabupaten/kota di suatu Provinsi diharapkan memiliki
KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk
dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan negara tetangga Thailand
melalui program One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan
Komoditi unggulan di suatu daerah (tambon) yang sukses dalam membantu
pengembangan UMKM. Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat
memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan tertentu
di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat
kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi lokal.
Dalam upaya untuk memberikan data dan informasi mengenai komoditi unggulan
yang dapat dikembangkan di suatu daerah, data dan informasi yang diperoleh dari
hasil penelitian tersebut, dipandang perlu untuk diperbaharui. Pembaharuan data dan
informasi dimaksud dilakukan melalui Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan
UMKM, dengan memilih dan menetapkan KPJU unggulan daerah berdasarkan kriteria
tertentu serta menambahkan berbagai informasi pendukung. Upaya ini dalam rangka
memberikan informasi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi stakeholder
dalam pengembangan UMKM.
Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
Selatan diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut
dan cocok untuk dikembangkan. Kriteria Unggulan dapat dilihat dari beberapa
perspektif sebagai berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
3
1. Perspektif Product Life Cycle (PLC)
KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJU. Apakah KPJU
dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJU yang lain (meskipun
kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature), atau
saat ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase
growth). Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi
pengembangan. Contoh untuk hotel, apakah pemilihan KPJU Unggulan tersebut
tujuannya untuk business development (mengembangkan yang sudah ada/intensif)
atau memperbanyak usaha yang bergerak dalam KPJU tersebut (ekstensif).
2. Perspektif Tujuan
Dalam perspektif ini penentuan KPJU unggulan dengan mempertimbangkan tindak
lanjut, tujuan atau target yang ingin dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk
menanamkan uangnya di bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan
return yang cepat, atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun
berpotensi unggul di masa datang.
3. Perspektif Keberpihakan
Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, misalnya
keberpihakan pada pengusaha lokal.
4. Perspektif Skenario Kebijakan
Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (eksisting) KPJU
unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario
kebijakan pemerintah normatif. Contoh kasus: show room mobil bekas dengan
wacana adanya skenario kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia
kendaraan.
Dengan melihat perspektif di atas, diharapkan program akan menjadi lebih fokus.
Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi
melalui pengembangan KPJU unggulan di suatu kabupaten/kota dan provinsi sebagai
upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada
akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
4
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengenal dan memahami mengenai:
• Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian, dan
potensi sumberdaya.
• Profil UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk faktor pendorong dan
penghambat dalam pengembangan UMKM.
• Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
(Daerah Tingkat I dan II) yang terkait dengan pengembangan UMKM.
• Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.
2. Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas
untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Selatan, kabupaten/kota dan
kecamatan dalam rangka:
• Mendukung pembangunan ekonomi daerah;
• Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta
• Peningkatan daya saing produk.
3. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJU
unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misal mengenai bahan
baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan,
harga dan lokasi (kecamatan).
4. Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini belum
menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang
apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu.
5. Memberikan rekomendasi berupa:
• KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing kabupaten/
kota.
• Peranan Perbankan dalam pengembangan KPJU unggulan.
• Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), yang
dikaitkan pula dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dalam rangka
pengembangan KPJU unggulan UMKM.
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Penelitian terhadap KPJU Unggulan UMKM dilaksanakan untuk mengidentifikasi
dan menetapkan KPJU pada UMKM yang dikategorikan sebagai unggulan daerah
pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
5
2. Definisi UMKM adalah sebagaimana disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
• memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• memiliki hasil usaha hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai
berikut:
• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
3. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan adalah KPJU lintas sektoral
yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap
tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya, serta mempunyai daya
saing tinggi.
4. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Potensial adalah KPJU lintas sektoral
yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota (setelah metode Bayes)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
6
namun dari hasil diskusi dan pendapat para pakar berpotensi untuk menjadi KPJU
unggulan dengan adanya perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJU ini potensial
untuk diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan memenuhi
kriteria jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap
perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku.
Dalam hal ini perlu dijelaskan kelemahan atau kriteria yang tidak dapat terpenuhi,
relatif terhadap KPJU unggulan di sektornya. Dengan demikian dapat
diformulasikan perlakuan tertentu atau kebijakan yang perlu diambil agar KPJU
potensial tersebut dapat berkembang menjadi KPJU unggulan.
5. KPJU yang dikaji adalah KPJU pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi
pertanian/tanaman pangan, pertanian/hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, perindustrian,
perdagangan, transportasi, pariwisata dan jasa-jasa sebagaimana kategori 12
sektor ekonomi BPS.
6. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :
• Profil daerah untuk Provinsi Kalimantan Selatan dan untuk masing-masing
kabupaten/kota, antara lain meliputi: struktur geografis, demografi, ekonomi,
potensi sumberdaya dan aspek lainnya yang terkait.
• Profil UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan dan di masing-masing
kabupaten/kota, termasuk potensi, peluang, faktor pendorong dan
penghambat dalam pengembangan UMKM.
• Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka pengembangan UMKM
dan KPJU unggulan
• Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya KPJU unggulan
UMKM di wilayah penelitian, antara lain berupa data kredit UMKM,
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan.
• Penetapan KPJU unggulan UMKM untuk masing-masing subsektor/sektor dan
atau lintas sektoral di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota
dan provinsi).
• Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan
KPJU di masing-masing kabupaten/kota.
• KPJU potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJU unggulan.
• Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/
Kota di Kalimantan Selatan) dalam pengembangan KPJU unggulan UMKM.
7. KPJU yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama KPJU akhir.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
7
D. METODE PENELITIAN
1. Daerah Penelitian
Daerah penelitian adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
Selatan diantaranya Tanah Laut (11 kecamatan), Tanah Bumbu (10 kecamatan),
Kota Baru (20 kecamatan), Banjar (17 kecamatan), Tapin (12 kecamatan), Hulu
Sungai Selatan (11 kecamatan), Hulu Sungai Tengah (11 kecamatan), Hulu Sungai
Utara (10 kecamatan), Balangan (8 kecamatan), Tabalong (12 kecamatan), Barito
Kuala (17 kecamatan), Kota Banjarmasin (5 kecamatan), Kota Banjarbaru (5
kecamatan).
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dan informasi terdiri dari :
a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari
narasumber/responden.
Narasumber adalah responden pakar, yakni pihak yang dapat memberikan
informasi dan sekaligus mengambil keputusan/kebijakan karena pertimbangan
kedudukan/kewenangan yang dimilikinya, profesinya, pengetahuan dan
pengalamannya di tingkat kabupaten yang mewakili:
1. Badan Perencanaan Daerah
2. Bagian Administrasi dan Perekonomian
3. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
5. Dinas Perikanan dan Kelautan
6. Dinas Pertanian dan Perkebunan
7. Asosiasi usaha/Pelaku usaha
8. Perbankan (nasional, regional dan lokal)
9. Akademisi (tingkat regional Kalimantan Selatan)
Sedangkan narasumber di tingkat kecamatan adalah juga responden pakar
sebagaimana kriteria di atas yang mewakili:
1. Camat
2. Koordinator Statistik Kecamatan
3. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi PMD)
4. Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (Kasi PKM) atau
Representasi yang lain.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
8
b. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/
publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya
yang menunjang.
3. Tahapan Pengumpulan dan Analisis Data
a. Terdapat dua kelompok kriteria yang akan digunakan untuk
menyaring KPJU menjadi KPJU unggulan, yaitu:
(i) Kriteria di tingkat kecamatan, yakni jumlah unit/rumah tangga,
jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan
ketersediaan bahan baku.
(ii) Kriteria untuk AHP di tingkat kabupaten/kota, antara lain TK terdidik,
bahan baku, modal, sarana produksi/usaha, teknologi, sosial budaya,
manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan TK dan
sumbangan terhadap perekonomian. Kriteria untuk AHP di tingkat
kabupaten/kota ini merupakan referensi untuk melakukan seleksi KPJU
unggulan. Dengan demikian, kriteria dimungkinkan untuk disesuaikan
dengan kondisi perekonomian/kebijakan/prioritas pengembangan di
masing-masing wilayah penelitian.
b. Tahap Pembobotan
(i) Pada tingkat Provinsi : pembobotan tujuan, kriteria dan sektor/subsektor
Pada tahap ini dilakukan pembobotan terhadap tujuan serta kriteria untuk
AHP. Nilai pembobotan ini berlaku sama untuk semua Kecamatan dan
Kabupaten/Kota serta sektor/subsektor dalam suatu Provinsi.
(ii) Pada tingkat kabupaten/kota : pembobotan sektor/subsektor
Dilakukan pembobotan terhadap sektor/subsektor yang berlaku untuk
suatu kabupaten/kota. Nilai pembobotan ini digunakan pada saat
penghitungan dengan metode Bayes.
c. Tahap Penentuan KPJU di Kecamatan
Berdasarkan daftar KPJU seluruh Kecamatan pada suatu kabupaten/kota yang
diperoleh dari data sekunder atau narasumber, dilakukan pemilihan KPJU
kecamatan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
(i) Jumlah unit usaha/rumah tangga pada setiap kecamatan yang bersumber
dari data sekunder/statistik.
(ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/produk (persepsi
narasumber).
(iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan) dan atau
sarana usaha (persepsi narasumber).
(iv) Kontribusi KPJU terhadap perekonomian daerah (persepsi narasumber).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
9
Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat
narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke Kecamatan
dengan narasumber di tingkat Kecamatan (disesuaikan dengan kondisi
kecamatan di masing-masing daerah). Narasumber yang dimaksud adalah
Camat, Koordinator Statistik Kecamatan, Kepala Seksi Pemberdayaan
Masyarakat (Kasi PMD), atau Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat (Kasi PKM) atau representasi lainnya sesuai rekomendasi
pendelegasian kewenangan dari Camat.
d. Tahap Penentuan KPJU dengan Metode Borda di Tingkat
Kabupaten/Kota
Berdasarkan hasil pengolahan KPJU dari seluruh Kecamatan di suatu
Kabupaten/Kota dengan metode Bayes, dilakukan pemilihan KPJU
kabupaten/kota dengan metode Borda. Metode Borda adalah metode yang
dipakai untuk menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal
10 (sepuluh) KPJU untuk setiap sektor/subsektor ekonomi di tingkat
kabupaten/kota.
e. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Per Sektor/SubSektor dengan Metode
AHP di Tingkat Kabupaten/Kota
Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan untuk menetapkan
KPJU unggulan per sektor/subsektor pada tingkat kabupaten/kota.
Alternatif kriteria yang dapat dipergunakan untuk proses penetapan KPJU
unggulan kabupaten/kota adalah sebagaimana Tabel 1.1.
Analisis untuk penetapan KPJU unggulan dari hasil pemilihan KPJU di
Kabupaten/Kota, dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process (Saaty, 2000). Analytic Hierrarchy Process (AHP) adalah sebuat alat
analisis yang didukung oleh pendekatan matematika sederhana dan dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ‘decision making’ seperti
pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004).
Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat
narasumber yang diperoleh melalui pengisian kuesioner AHP secara individual
dengan narasumber di tingkat kabupaten/kota, misal pejabat dinas/instansi,
asosiasi, Kadin, Bappeda, perbankan dan peneliti/dosen perguruan tinggi.
Pada penelitian ini, narasumber yang dimaksud adalah representasi dari Badan
Perencanaan Daerah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan
Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perbankan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
10
Tabel 1.1. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan
Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan 1 Tenaga Kerja Terampil
(skilled) Tingkat pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/sekolah keterampilan/pelatihan
2 Bahan Baku (manufacturing)
Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Perishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku
3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan
4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/kemudahan memperoleh Harga
5 Teknologi Kebutuhan teknologi Kemudahan (memperoleh teknologi)
6 Sosial Budaya (faktor endogen)
Ciri khas lokal Penerimaan masyarakat Turun temurun
7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk me-manage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran
Kemudahan mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan Tenaga Kerja Kemampuan menyerap Tenaga Kerja 11 Sumbangan terhadap
perekonomian wilayah Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karena keberadaan usaha ini (backward & forward linkages)
Berdasarkan analisis AHP ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap
sektor/subsektor ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
Melalui forum Focus Group Discussion (FGD) selanjutnya dengan peserta
responden AHP di atas yang ditambah dengan representasi instansi terkait,
asosiasi pengusaha dan akademisi, dimintakan pula pendapat dari para
narasumber mengenai alternatif kebijakan yang harus diambil dalam rangka
pengembangan usaha KPJU unggulan yang telah terindentifikasi.
f. Tahap Konfirmasi 5 (lima) KPJU Unggulan untuk Setiap
Sektor/Subsektor Ekonomi di tingkat Kabupaten/Kota
Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk setiap
sektor/subsektor yang telah diperoleh dengan menggunakan metode AHP, dan
konfirmasi rekomendasi kebijakan untuk KPJU unggulan. Tahap ini
dilaksanakan dalam forum FGD.
g. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Lintas Sektoral dengan Metode Bayes
di Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi
Berdasarkan hasil pemilihan KPJU per sektor/subsektor di tingkat kabupaten/
kota dan provinsi dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
11
sektoral dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan untuk
melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah
alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal (Marimin,
2004). Namun, terlebih dahulu terhadap alternatif KPJU per sektor/subsektor
dilakukan normalisasi. Berdasarkan perhitungan dengan metode normalisasi
ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU lintas sektoral di tingkat kabupaten/kota.
Gamber 1.1. Tahap Penentuan KPJU
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
12
4. Prinsip Penilaian Kriteria dan Rekomendasi Kebijakan
a. Prinsip Penilaian Kriteria
Penilaian perbandingan antar KPJU untuk setiap kriteria didasarkan atas
kondisi saat ini dan prospeknya. Penilaian (scoring) setiap kriteria didasarkan
atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka memulai usaha baru atau
mengembangkan usaha pada KPJU.
b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah dalam Pengembangan
KPJU Unggulan UMKM
Setelah diperoleh KPJU unggulan daerah dan KPJU potensial yang diperoleh
dari hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan rekomendasi maupun
saran-saran serta solusi dalam upaya pengembangan KPJU yang terpilih
tersebut. Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah ini diharapkan
akan dapat dimanfaatkan oleh Pemda maupun menjadi referensi dalam
pembuatan kebijakan tindak lanjut dari Pemda. Dengan demikian fungsi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) sebagai advisor maupun penyedia
data dan informasi bagi Pemda dapat diimplementasikan dari hasil penelitian
ini.
5. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Kabupaten/Kota
FGD yang dilakukan dalam penelitian ini berupaya untuk mencapai tujuan sebagai
berikut:
a. Mengkonfirmasi hasil survei KPJU di tingkat kecamatan.
b. Memperoleh informasi secara lebih dalam tentang permasalahan dan potensi 5
prioritas KPJU lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.
c. Merumuskan rekomendasi dalam pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan
lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.
Peserta FGD ini berjumlah 9-12 orang, terdiri dari:
a. Pejabat dinas/instansi sektoral terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei
(maksimal 5 orang)
b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil
survei (maksimal 5 orang)
c. Perbankan (maksimal 2 orang)
d. Akademisi (1 orang)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
13
FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengantar FGD
1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Pengembangan
KPJU unggulan yang dilakukan Bank Indonesia.
2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU
unggulan.
3. Mensosialisasikan hasil survei di kabupaten bersangkutan berupa 5 prioritas
KPJU unggulan.
b. Substansi FGD
1. Menggali informasi lebih dalam mengenai keberadaan UMKM penghasil
KPJU tersebut dari perwakilan responden kecamatan dan instansi terkait.
Informasi yang digali terutama berkaitan dengan:
a. jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar,
b. multiplier effect (tumbuhnya usaha-usaha lain yang mendukung usaha
tersebut),
c. daya dukung wilayah sekitar dalam memasok bahan baku maupun
pemasaran,
d. kasus best practices UMKM penghasil komoditi tersebut yang
berkontribusi tinggi pada perekonomian daerah (pajak, devisa dan
menyerap pengangguran).
2. Menggali informasi mengenai faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
tantangan pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan UMKM menurut
perspektif instansi sektoral, perbankan dan UMKM. Melalui diskusi ini
diharapkan tergali informasi: (1) alternatif pasar baru; (2) alternatif pasokan
bahan baku; (3) alternatif pembiayaan baru (program bantuan dari
pemerintah, LSM, perbankan, dan lain-lain); (4) alternatif teknologi atau
metode baru; (5) kebijakan pemda terkait dengan KPJU tersebut. Masing-
masing peserta diminta untuk menuliskan idenya secara ringkas di
metaplan. Selanjutnya, peserta diminta menempelkannya pada matriks di
kertas plano sebagai berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
14
Tabel 1.2. Matrik Informasi KPJU
Peluang Tantangan
Pasar -
-
-
-
Bahan baku/
sarana usaha
-
-
-
-
Teknologi/metode -
-
-
-
Pembiayaan -
-
-
-
3. Menggali informasi lebih dalam tentang potensi dan masalah yang
dihadapi UMKM dalam mengembangkan 5 prioritas KPJU dari pespektif
pelaku usaha UMKM dan Instansi terkait. Informasi yang digali meliputi
supply chain (rantai pasokan) mulai dari penyediaan bahan baku,
penyediaan sarana produksi, proses produksi, pemasaran, hingga
distribusinya. Dibahas untuk masing-masing KPJU, dimana letak titik
kekuatan dan titik kritisnya selama ini.
Peserta dari kalangan pelaku usaha atau asosiasi UMKM diminta untuk
melihat rantai pasokan di atas dan mengevaluasi KPJU memiliki kelemahan
dan kekuatan di titik yang mana. Peserta diminta menempelkan metaplan
warna merah pada titik yang dianggap kritis dan metaplan warna hijau
pada titik yang dianggap stabil dalam pengembangan masing-masing
KPJU.
4. Melakukan brainstorming ide dan informasi untuk mengatasi masalah
pada masing-masing KPJU. Peserta dari instansi sektoral terkait juga dapat
menyampaikan program-program yang sudah dijalankan untuk mengatasi
masalah tersebut. Peserta FGD diminta untuk menuliskan ide-idenya di
metaplan dan menempelkannya di kertas plano.
Bahan baku masuk
Penanganan Bahan baku
Proses produksi
Pemasaran Distribusi/delivery
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
15
5. Mengelompokkan ide-ide yang sejenis dan mendiskusikannya, termasuk
dalam masalah keefektifan program dari instansi sektoral di tingkat
lapangan dalam mengatasi masalah tersebut.
6. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Provinsi
FGD ini bertujuan sebagai berikut:
a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting
dan data sekunder terkini.
b. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi terkait product life cycle
(PLC) dan kontribusi KPJU Unggulan tersebut terhadap tingkat inflasi.
c. Memberikan rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan
spesifikasi peserta sebagai responden pakar (kewenangan, profesi, keahlian
masing-masing).
Peserta FGD ini berjumlah 10-12 orang, terdiri dari:
a. Pejabat dinas/instansi sektoral tingkat Provinsi terkait dengan 10 prioritas KPJU
unggulan hasil survei.
b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 10 prioritas KPJU
unggulan hasil survei.
c. Perbankan.
d. Akademisi/Pengamat Ekonomi Pembangunan di wilayah.
FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengantar FGD
1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Dasar
Pengembangan KPJU Unggulan yang dilakukan Bank Indonesia bekerjasama
dengan SEM Institute.
2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU
unggulan.
3. Mensosialisasikan hasil survei di tingkat provinsi berupa 10 prioritas KPJU
unggulan lintas sektor.
b. Substansi FGD
1. Penjelasan dari Moderator.
Penjelasan bahwa 10 KPJU Unggulan ini dihasilkan dari KPJU-KPJU
Unggulan tingkat Kota/Kabupaten yang dipilih kembali sesuai dengan
metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor
masing-masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi
dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah
dikonfirmasi dengan seluruh stakeholders di tingkat Kota/Kabupaten
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
16
tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan yg dihadapi dan kekuatan
dan kelemahan/titik kritisnya.
2. Agenda.
Karena KPJU Unggulan ini akan direkomendasikan untuk jangka waktu 5
tahun ke depan, maka FGD ini memiliki agenda :
a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi
eksisting dan data sekunder terkini. Sumber : Akademisi dan tambahan
pendalaman dari peserta lain.
b. Mendalami kondisi terkait product life cycle (PLC) dan kontribusinya
terhadap tingkat inflasi. Sumber : Akademisi dan tambahan pendalaman
dari peserta lain.
c. Pemberian rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan
spesifikasi kewenangan, profesi, keahlian masing-masing peserta selaku
responden pakar/ahli.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
17
BAB II PROFIL WILAYAH PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
19
BAB II PROFIL WILAYAH
A. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1. Geografis Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di
sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan
Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah
selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan
Timur.
Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114 19" 33"
BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS. Daerah yang paling luas di
Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru dengan luas 9,422.73
km², kemudian Kabupaten Tanah Bumbu dengan luas 5,066.96 km² dan
Kabupaten Banjar dengan luas 4,672.68 km², sedangkan daerah yang paling
sempit adalah Kota Banjarmasin dengan luas 72.67 km².
Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau
Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km² atau 3.753.052 ha. Sampai
dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota
dan pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya
pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan
dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.
Luas wilayah Provinsi tersebut sudah termasuk wilayah laut Provinsi
dibandingkan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah masing-masing
Kabupaten Tanah Laut 9,94%; Tanah Bumbu 13,50%; Kotabaru 25,11%; Banjar
12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong 9,59%; Balangan 5,00%; Batola 6,33%;
Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin 0,19%.
Daerah aliran sungai yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan adalah:
Barito, Tabanio, Kintap, Satui, Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau Sebuku,
Cantung, Sampanahan, Manunggal dan Cengal. Memiliki catchment area
sebanyak 10 lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga Langsat, Mangkuang, Haruyan
Dayak, Intangan, Kahakan, Jaro, Batulicin dan Riam Kanan
(www.kalselprov.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
20
Tabel 2.1. Daftar Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Selatan
Kabupaten/Kota
Regency/City Luas/Area
(Km2) 1. Tanah Laut 3.631,35 2. Tanah Bumbu 5,066.96 3. Kota Baru 9,422.73 4. Banjar 4,672.68 5. Tapin 2,174.95 6. Hulu Sungai Selatan 1,804.94 7. Hulu Sungai Tengah 1,472.00 8. Hulu Sungai Utara 892.70 9. Balangan 3,599.95 10. Tabalong 1,878.30 11. Barito Kuala 2,376.22 12. Kota Banjarmasin 72.67 13. Kota Banjarbaru 367.12
Sumber : www.kalselprov.go.id
2. Keadaan Iklim Pada umumnya daerah Kalimantan Selatan terdiri dari dua musim, yaitu
musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya terjadi pada
bulan Oktober sampai Mei, pada waktu itu angin bertiup dari arah Timur Laut,
kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 8-14 knot dan rata-rata tiap
bulan antara 5-6 knot. Sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada bulan
Juni sampai Agustus dan di antara kedua musim tersebut terdapat musim
pancaroba.
Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Data temperatur udara yang dilaporkan Badan Meteorologi dan Geofisika
Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor, temperatur udara maksimun di daerah
Kalimantan Salatan berkisar antara 33,1°C - 35°C , temperatur udara minimun
berkisar antara 22,6°C - 23,8°C. Temperatur rata-rata berkisar antara 27,85°C
sampai 29,4°C.
Kelembaban udara maksimun di daerah ini berkisar antara 96%-98% dan
kelembaban minimun berkisar antara 35%-58%, sedangkan rata-ratanya tiap
bulan 60%-87%.
Penyinaran matahari di Kalimantan Selatan dengan intensitas tertinggi
pada bulan April yaitu 75% dan intensitas terendah terjadi pada bulan
Desember yaitu 33%, dengan rata-rata intensitas penyinaran 52,5%
(www.kalselprov.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
21
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Dari data terakhir yang
diperoleh, pada bulan September 2012 curah hujan di Kalimantan Selatan
adalah sebagai berikut : 33 % curah hujan kurang dari atau sama dengan 20
mm, 45 % curah hujan antara 21- 50 mm, 16 % curah hujan antara 51-100 mm,
5 % curah hujan antara 101-150 mm dan 1 % curah hujan antara 301-400 mm
(www.klimatologibanjarbaru.com).
3. Topografi Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar
43,05% wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah
0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:
• 0 - 2% : 1.615.630 ha (43,05%)
• 2 - 15% : 1.192.545 ha (31,87%)
• 15 - 40% : 713.682 ha (19,02%)
• 40% : 231.195 ha (6, 16%)
Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian yang
dibagi menjadi 6 kelas ketinggian yaitu kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100
meter, 100 - 500 meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter, menunjukkan
wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar (31,29%) berada pada kelas
ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut.
4. Lahan
Tanah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan
dengan rincian hutan lebat (780.319 ha), hutan belukar (377.774 ha), dan hutan
rawa (90.060 ha), hutan sejenis (352.840 ha), berupa semak/alang-alang
(870.314 Ha), berupa rumput (50.119 ha), dan lain lain (83.014 ha). Sedangkan
penggunaan untuk sawah seluas 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha,
perkampungan 57,903 ha dan untuk tegalan seluas 48.612 ha. Bentuk geologi
wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa aluvium muda dan formasi
berai (www.kalselprov.go.id).
5. Sumberdaya Alam
Potensi pertanian Kalimantan Selatan cukup melimpah. Produksi tanaman
pangan khusus padi mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada
tahun 2005 sebesar 1.598.835 ton GKG dengan produktivitas 34,79 ku/ha naik
pada tahun 2006 produksi naik menjadi 1.636.840 ton GKG dengan
produktivitas 35,38 ku/ha. Kemudian pada tahun 2007 naik lagi menjadi
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
22
1.953.868 ton GKG dengan produktivitas 38,63 ku/ha serta pada tahun 2008
menjadi 1.954.283 ton dengan produktivitas 38,52 ku/ha. Selama kurun waktu
tersebut kenaikan produksi tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebanyak
317.028 ton atau 19,37%.
Pada tahun 2007, Departemen Pertanian mencetuskan Program
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang langsung direspon oleh
Kalimantan Selatan dan dilaksanakan sesuai pedoman umum. Program ini juga
didukung pula dengan tersedianya anggaran APBD untuk program
pembangunan pertanian berkelanjutan di Kalimantan Selatan
(www.kalselprov.go.id).
Selain itu jenis tanaman lain yang diunggulkan di Kalimantan Selatan di
antaranya Rambutan Antalagi, durian, waluh Juai, pisang Kepok Manurun,
jeruk Siam Banjar, kueni Anjir Batola, duku Padang Batung, kencur Papan
Kentala, Ubi Negara, Langsat Tanjung, Talas Loksado, Kacang Tunggak Negara.
Areal efektif pertanaman perkebunan sampai dengan tahun 2007 baru
mencapai 510.352 ha atau 46,99% dari luas yang dicadangkan, dengan produksi
482.026,37 ton per tahun, sedang untuk potensi pengembangan perkebunan
575.771 ha (53,01%) (www.kalselprov.go.id).
Produk hasil komoditas perkebunan hampir seluruhnya masih dalam
bentuk produk primer, sehingga nilai tambah dari sektor perkebunan belum
didapat, nilai tambah bisa dicapai apabila dilaksanakan pengembangan industri
manufacturing setempat, yang sekaligus akan memperkuat keutuhan sistem
agribisnis komoditas perkebunan yang bersangkutan.
Tabel 2.2 Komoditas Perkebunan Kalimantan Selatan
NO KOMODITAS 2009 2010
(Ton) (Ton)
1 Karet 98.479 103.563
2 Kopi 1.445 1.209
3 Kelapa Sawit 424.309 434.134
4 Kakao 34 35
Sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id
Dalam subsektor peternakan, Kalimantan Selatan memiliki berbagai jenis
ternak yang diunggulkan, salah satunya adalah sapi potong. Usaha ternak sapi
potong berkembang di Kalimantan Selatan umumnya dilakukan secara individu
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
23
atau berkelompok namun berada dalam satu kawasan dengan sistem
pemeliharaan secara intensif/semi intensif. Jumlah kepemilikan bervariasi
antara 2-10 ekor/peternak. Selain itu, usaha ternak kambing dan unggas juga
cukup berkembang. Usaha ternak kambing dilakukan secara individu atau
berkelompok dalam satu kawasan yang dipelihara secara intensif. Jenis ternak
kambing yang dipelihara adalah kambing Kacang dan PE dengan jumlah
pemilikan 5-15 ekor/peternak. Pengembangbiakannya sebagian besar dilakukan
secara kawin alam sedangkan kawin suntik telah dilakukan di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Tanah Laut dan Barito Kuala. Sedangkan untuk jenis unggas
yang diternakan diantaranya ayam Broiler, Itik Alabio dan ayam kampung.
Potensi perikanan dan kelautan Kalimantan Selatan terdiri dari perikanan
laut, perikanan air payau dan perikanan air tawar. Perikanan laut didasarkan
atas volume garis pantai dan panjang 1.330 km. Sedangkan luas potensi areal
air payau yang dapat dikembangkan sebesar 53.382 ha. Potensi perikanan air
tawar berdasarkan areal perairan umum yang luasnya 1.000.000 ha, yang
tersebar pada seluruh wilayah di Kalimantan Selatan (13 kabupaten/kota).
Berikut perkembangan produksi perikanan selama periode 2005-2009 terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.3. Produksi Perikanan Tahun 2005 – 2009
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 %
Budidaya 17.263 15.014 22.569 24.610 31.482 -10,0
- Tambak 5.315 3.415 6.027 7.107 10.508 7,0
- Kolam 3.282 4.927 5.976 8.143 13.398 23,0
- Karamba 4.294 3.713 3.727 4.735 3.776 -4,0
- Sawah 116 113 265 263 3.776 12,0
- Jaringan Apung 211 423 505 596 657 18,0
- Net Tancap 4 4 5 5 5 -3,0
- Laut 4.041 2.420 6.064 3.761 2.848 -20,0
Sumber : http://www.kalselprov.go.id
Bahan galian di wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya, baik
itu bahan galian energi, bahan galian logam, bahan galian non logam maupun
bahan galian industri. Potensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Kalimantan
Selatan terdapat dalam dua cekungan yaitu Cekungan Barito dan Cekungan
Asam-asam. Pada Cekungan Barito mempunyai cadangan minyak sebesar
620,571 juta barrel (98,5 juta m3) dan yang dapat diproduksi sebesar 160 juta
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
24
barrel (27 juta m3), sampai tahun 2009 produksi minyak telah mencapai 20,6
juta m3. Di lapangan Tanjung Raya terdapat sebanyak 231 sumur, yang
berproduksi 95 sumur, yang ditutup sementara 69 sumur yang ditutup
selamanya 28 sumur dan sumur injeksi 39 sumur.
Selain minyak dan gas bumi, batubara sebagai bahan energi banyak
terdapat di Kalimantan Selatan dengan kualitas umur Eosen (nilai kalori yang
terkandung didalamnya antara 4000 s/d 7100 Kal/gr). Potensi sumberdaya
secara keseluruhan 9.101.380.000 ton sedangkan cadangannya masih
1.804.145.000 ton.
Beberapa potensi pertambangan lainnya yakni emas (Kabupaten Kotabaru,
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balangan), intan, nikel, besi,
chromit (cadangan 132.200 ton di Kabupaten Tanah Laut dan 10.000 ton di
Kabupaten Banjar), mangan, gambut, batu gamping, phospat, kaolin, pasir
kwarsa, batu gamping marmeran, batu gunung, pasir dan kerikil, bongkah
batu.
Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi
Kalimantan Selatan di triwulan III tahun 2012 mengalami pertumbuhan
sebesar 3,51 persen dibanding produksi industri triwulan II tahun 2012.
Pertumbuhan ini berada diatas rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya
tumbuh sebesar 2,06 persen. Kenaikan produksi tersebut disokong oleh
semuakelompok industri besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan
positif, masing-masing industri makanan yang mengalami kenaikan produksi
sebesar 3,81 persen, industry minuman yang mengalami kenaikan produksi
sebesar 0,16 persen, industri kayu, barang dari kayu/gabus (tdk termasuk
furniture) yang mengalami kenaikan produksi sebesar 0,59 persen, industri
bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mengalami kenaikan produksi
sebesar 0,01 persen dan industri karet, barang dari karet/plastic yang
mengalami kenaikan produksi sebesar 2,27 persen (kalsel.bps.go.id)
Perkembangan sektor perdagangan bila dilihat dari jumlah pemegang
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatif
sampai dengan Agustus tahun 2007 sebanyak 27.227 buah Pedagang Kecil (PK)
atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah tahun 2005, Pedagang Menengah
(PM) sebanyak 7.927 buah atau naik sebesar 9,54% dari 7.236 buah pada tahun
2006, kemudian Pedagang Besar juga mengalami pertambahan menjadi 1.950
buah atau naik sebesar 10,41% dari 1.766 buah pada tahun 2006. Bila dilihat
dari pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
25
kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.824 buah sedang bila dilihat dari
prosentasi pertambahan Pedagang Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling
banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan
jenis usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik
sebesar 11,07% dari 33.402 buah pada tahun 2006.
6. Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan
Industri pariwisata merupakan sektor yang memberi harapan besar bagi
pengembangan ekonomi di banyak negara sehingga sektor pariwisata
memegang peranan penting dalam produk domestik bruto (PDB). Selain itu,
sektor pariwisata juga dianggap memiliki efek ganda dan dapat menggerakkan
ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Meski potensi sangat besar, Kalimantan
Selatan masih belum optimal menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber
pendapatan yang dominan.
Kalimantan Selatan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari pantai,
hutan, pegunungan, sampai wisata religi dengan situs-situs sejarah yang bisa
dimanfaatkan sebagai tempat tujuan wisata yang menarik. Di samping itu,
dengan beragam budaya daerah, Kalimantan Selatan juga sangat potensial
dikembangkan sebagai tujuan wisata budaya, wisata religius, maupun wisata
kuliner.
Obyek dan daya tarik wisata di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan
potensi yang ada tercatat sebanyak 272 buah obyek wisata, namun yang sudah
dikenal dan banyak dikunjungi adalah:
• Kawasan wisata pasar terapung muara sungai barito Kota Banjarmasin.
• Kawasan wisata sungai Martapura meliputi Makam Raja Sultan Suriansyah,
Masjid Sultan Suriansyah, Sungai Kuin Kota Banjarmasin.
• Kawasan Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Martapura, Kabupaten Banjar
• Kawasan wisata Pendulangan Intan Cempaka dan Pasar Permata di
Martapura Kabupaten Banjar.
• Kawasan wisata Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
• Makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kabupaten Banjar dan makam
Datu Sanggul di Kabupaten Tapin sebagai obyek wisata religius.
• Kawasan wisata Kerbau Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Dalam rangka kunjungan wisata, sasaran yang menjadi citra Provinsi
Kalimantan Selatan adalah Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Provinsi
Kalimantan Selatan yang memiliki fasilitas pendukung seperti: bandara,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
26
pelabuhan samudera, hotel berbintang, angkutan/transportasi bus pariwisata
dan lain-lain. Oleh karena itu kota Banjarmasin memegang posisi kunci dalam
mewakili citra Kalimantan Selatan atau sebagai daerah tujuan wisata
(www.kalselprov.go.id).
7. Sosial Budaya Provinsi Kalimantan Selatan
Suku bangsa di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan
beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli) terdiri dari berbagai suku
diantaranya suku Banjar, Jawa, Bugis, Madura, Bukit, Mandar, Bakumpai,
Sunda, Betawi, Minangkabau, Banten dan suku lainnya. Sebanyak 76,34%
berasal dari suku Banjar.
Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah,
yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala
dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-
bahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan
bahasa Bukit.
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Suku Banjar yang
mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan menganut Agama Islam,
demikian pula Suku Dayak Bakumpai di daerah aliran Sungai Barito. Suku
Bukit di kawasan Pegunungan Meratus umumnya masih mempertahankan
kepercayaan Kaharingan dan sebagian lainnya menganut Agama Kristen. Suku
Dayak Maanyan Warukin di Kabupaten Tabalong dan Samihim di Kabupaten
Kotabaru mayoritas beragama Kristen, sementara Suku Dayak
Dusun Balangan di Kecamatan Halong menganut agama Buddha
(id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan#Kependudukan).
8. Investasi
Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan daerah untuk
pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di Provinsi Kalimantan
Selatan, Pemerintah Provinsi berusaha terus menggali segala potensi dan
sumber-sumber pendapatan untuk terus dikembangkan. Pada tahun 2008,
sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 Jo. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Koridor UU Nomor 34 Tahun 2000 pengganti UU No. 18
Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, membuat berbagai langkah
antara lain dengan mengintensifkan pendapatan dan mengektensifikasikan
penerimaan daerah serta mengoptimalkan penggarapan sumber/potensi,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
27
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur
serta peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan III-2012
tumbuh sebesar 4,91% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-
2012 yang berhasil mencapai 6,03% Dari sisi permintaan, melambatnya laju
pertumbuhan ekonomi banyak dipengaruhi oleh kontraksi yang dialami oleh
aktivitas ekspor, terutama untuk komoditas batubara akibat melemahnya
permintaan negara mitra dagang sebagai imbas dari krisis global yang belum
cenderung membaik. Meskipun demikian kinerja konsumsi masih cukup kuat,
terutama konsumsi pemerintah yang mengalami percepatan selama triwulan
laporan seiring meningkatnya aktivitas investasi daerah. Sementara
peningkatan konsumsi pemerintah yang dipengaruhi oleh realisasi proyek fisik
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan akhir tahun
2012. Dari sisi penawaran atau sektoral, melambatnya laju pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sektor
dominan, terutama sektor pertambangan (bi.go.id)
9. Kebijakan Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan
a. Visi Pembangunan Kalimantan Selatan
“Terwujudnya Kalimantan Selatan yang Berkembang, Maju, Unggul,
Nyaman, Sejahtera dan Damai (Bermunajad) Tahun 2015”
b. Misi Pembangunan Kalimantan Selatan
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kalimantan Selatan Tahun
2011-2015 tersebut, maka misi pembangunan Kalimantan Selatan adalah
sebagai berikut:
(1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial dan budaya.
(2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif dan
berdaya saing.
(3) Mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan
masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi
geografis.
(4) Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas
infrastruktur wilayah.
(5) Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
28
c. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kalimantan Selatan
Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, dalam setiap misi pembangunan
adalah sebagai berikut:
(1). Misi Pertama : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama,
sosial dan budaya, dilaksanakan melalui prioritas Membangun
Kehidupan Sosial dan Budaya.
Tujuan:
Mewujudkan Daerah yang memiliki kualitas kehidupan beragama,
sosial serta berbudaya yang berakar pada nilai-nilai luhur
Sasaran:
(a) Terwujudnya masyarakat yang agamis dan berakhlak mulia dan
memiliki toleransi antar umat beragama.
(b) Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat.
(c) Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan
sumberdaya daerah.
(2). Misi Kedua : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
produktif dan berdaya saing, dilaksanakan melalui prioritas
Membangun Sumberdaya Manusia.
Tujuan:
(a) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang berpendidikan
berkualitas.
(b) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang sehat.
(c) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat berkompetensi
kerja dan berdaya saing.
Sasaran:
(a) Terwujudnya pemerataan akses layanan pendidikan yang
berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan.
(b) Terwujudnya pencapaian indikator kesehatan yang mendukung
peningkatan pembangunan manusia, serta masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan.
(c) Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing.
(3). Misi ketiga : Mengembangkan daya saing ekonomi daerah
berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal dan posisi geografis, dilaksanakan melalui
prioritas Peningkatan Perekonomian dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
29
Tujuan:
(a) Mewujudkan daerah berdaya saing dengan basis perekonomian
masyarakat dan kelestarian lingkungan, memanfaatkan
sumberdaya lokal dan posisi geografis Kalimantan Selatan.
(b) Mewujudkan persiapan pengembangan daerah industri dan
perdagangan berbasis agroindustri.
Sasaran:
(a) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
(b) Terwujudnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan
kualitas lingkungan hidup.
(c) Meningkatnya sinergi dalam penyiapan pengembangan industri
dan perdagangan berbasis agroindustri.
(4). Misi Keempat : Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan
kualitas serta aksesibilitas infrastruktur wilayah, dilaksanakan
melalui prioritas Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur.
Tujuan:
Mewujudkan ketersediaan infrastruktur daerah yang merata, dan
berkualitas, serta mampu mendukung pengembangan kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya.
Sasaran:
(a) Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi serta
meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang,
barang dan jasa.
(b) Tersedianya infrastruktur sumberdaya air untuk mendukung upaya
konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian
daya rusak air.
(c) Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar
permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi.
(d) Meningkatnya infrastruktur publik dan aparatur.
(5). Misi kelima : Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang
baik dan bersih, dilaksanakan melalui prioritas Melaksanakan
Pemerintahan yang baik.
Tujuan:
Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang bersih
dan bertanggungjawab, berjiwa melayani dan mengayomi
masyarakat.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
30
Sasaran:
(1) Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan
transparan.
(2) Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah
dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat.
B. TANAH LAUT
1. Geografis
Kabupaten Tanah Laut merupakan kabupaten yang terletak paling selatan
dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Pelaihari. Secara geografis,
Kabupaten Tanah Laut terletak di antara 114º 30' 22" - 115º 10' 30" BT dan 30º
30' 3" - 4º 10' 30" LS, dengan luas wilayah 3.631,35 Km² atau 9,71% dari total
luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, posisi Tanah Laut sangat strategis
karena berbatasan langsung dengan Banjarmasin (ibukota Provinsi) dan Laut
Jawa, serta memiliki pantai dan pelabuhan sebagai jalur distribusi barang dari
dan ke luar daerah.
Batas-batas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :
Utara : Kota Banjarbaru
Selatan : Laut Jawa
Timur : Kabupaten Tanah Bumbu
Barat : Laut Jawa
Keadaan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan bergunung-gunung,
dataran rendah, serta pantai dan rawa. Jenis tanahnya sangat beragam yaitu
latosol (29,17 %), podsolik (32,98 %), alluvial (32,26 %) dan organosol (5,59 %).
Dari segi pemanfaatannya, lahan tersebut terdiri dari pemukiman, persawahan,
tegalan, kebun campuran, perkebunan, alang-alang/semak dan hutan. Kondisi
infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Tanah Laut meliputi jalan kabupaten
(637,07 Km) , jalan provinsi (71,85 Km) dan jalan nasional (138 Km).
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Tanah Laut sementara adalah 296.282 orang, yang terdiri atas 152.426 laki-laki
dan 143.856 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa
penyebaran penduduk Tanah Laut masih bertumpu di Kecamatan Pelaihari
yakni sebesar 21,57 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bati-Bati sebesar
13,05 persen dan Kecamatan Kintap sebesar 12,88 persen, sedangkan
kecamatan-kecamatan lainnya di bawah 10 persen. Rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Tanah Laut sebanyak 82 orang per kilo meter persegi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
31
Suku asli di daerah ini adalah suku Banjar dan suku Dayak Bukit di desa
Bajuin. Adapun suku bangsa lainnya yang ada di kabupaten ini antara lain suku
Jawa, suku Madura, suku Bukit, suku Bakumpai, suku Mandar, suku Sunda dan
suku lainnya.
Tabel 2.4
Nama Wilayah Kecamatan di Tanah Laut
KECAMATAN LUAS (Km2)
JUMLAH Desa/Kelurahan
Panyipatan 336,00 10 Jorong 628,00 11
Batu Ampar 548,10 14 Kintap 537,00 14
Pelaihari 575,75 20 Takisung 343,00 12 Bati-Bati 234,75 14
Tambang Ulang 176,75 9 Kurau 268,00 11
Bumi Makmur 141,00 11 Bajuin 196,30 9
Jumlah 3.631,35 135 Sumber : www.tanahlautkab.go.id.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Dalam melaksanakan program pembangunan Kabupaten Tanah Laut
ditetapkan visi pembangunan daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2008 -
2013 yaitu "Tanah Laut Maju Berdasarkan Nilai - Nilai Agama".
b. Misi Pembangunan Daerah
Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan misi yang harus dilaksanakan
bersama, baik oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut maupun masyarakat
itu sendiri. Berdasarkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut
ditetapkan 7 (tujuh) misi sebagai berikut :
1. Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai agama.
2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan
pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Penguatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan, kehutanan, industri,
perdagangan, koperasi dan UKM serta pariwisata.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
32
4. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan Tanah Laut sebagai
daerah tujuan investasi baik PMDN maupun PMA.
5. Pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan wisata.
6. Peningkatan kualitas mental aparatur pemerintah, profesionalisme dan
pengembangan kepemimpinan yang baik.
7. Peningkatan penyelamatan dan menjamin kelestarian lingkungan.
Melalui misi tersebut tentunya akan dicapai beberapa tujuan, diantaranya
mampu meningkatkan perekonomian wilayah dengan cepat, stabil serta
rasional. Pemberdayaan ekonomi rakyat secara terpadu, efisien dan lintas
sektoral, meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, sehingga memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan maupun sebagai
pengguna dan pemelihara hasil-hasil pembagunan.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Tabel 2.5.
PDRB Tanah Laut (Harga Konstant)
Sektor Tahun 2009 2005
Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 662.317.350 31,08 540.729.418 33,11 Pertambangan 177.986.323 8,35 80.520.687 4,93 Industri Pengolahan
422.696.523 19,83 309.610.214 18,96
Listrik Dan Air Bersih
3.299.565 0,15 2.924.995 0,18
Bangunan 46.367.557 2,18 36.426.140 2,23 Perdagangan, Hotel, Restoran
535.190.565 25,11 425.378.728 26,05
Angkutan/Komunikasi
39.484.754 1,85 33.423.418 2,05
Bank/Keu/Perum 73.290.184 3,44 56.367.067 3,45 Jasa 170.699.305 8,01 147.709.566 9,04
Total 2.131.332.126 100 1.633.090.233 100 Laju
Pertumbuhan - -
Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Tanah Laut yang terbesar adalah
pada sektor pertanian, menyusul selanjutnya sekor Perdagangan, Hotel,
Restoran.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
33
b. Pertanian Tanaman Pangan
Pembangunan infrastruktur pertanian menjadi prioritas utama
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Infrastruktur pertanian yang dibangun
pada tahun 2010 di antaranya pembangunan jalan usaha tani (JUT) yang
tersebar di beberapa kecamatan sepanjang 19.079 meter, pembangunan
jalan produksi pangan sepanjang 3.672 meter, dan jalan produksi
perkebunan 5.310 meter. Pembangunan dan rehab tabat/pintu air 21 unit,
rehab/pemeliharaan jaringan irigasi sepanjang 13 km, fasilitas sarana
produksi dan permodalan serta fasilitas alat pengolahan hasil pertanian
antara lain pembangunan lantai jemur, pembangunan penggilingan padi
dan pembangunan gudang penyimpanan beras, serta pengadaan peralatan
power tresher.
Pada tahun 2009 luas tanam padi di Kabupaten Tanah Laut seluas
42.505 ha dengan produksi sebesar 159.035 ton. Sedangkan pada tahun
2010 (sampai dengan bulan September 2010) luas tanam sebesar 45.982 ha
dengan produksi sebesar 141.659 ton.
Untuk komoditas jagung, luas tanam tahun 2009 sebesar 15.405 ha
dengan produksi sebanyak 84.017 ton. Sampai dengan bulan September
tahun 2010 luas tanam jagung telah mencapai 14.660 ha dengan produksi
sebesar 75.705 ton. Dilihat dari keragaan produksi cenderung stabil dan
diharapkan pada akhir tahun terjadi kenaikan luas tanam maupun
produksinya sehingga dapat diprediksi bahwa produksi jagung tahun 2010
akan menuju target 100.000 ton.
Komoditas ubi kayu memiliki luas tanam pada tahun 2009 sebesar
3.600 ha dengan produksi sebanyak 54.442 ton, sedangkan pada tahun
2010 hingga bulan September telah mencapai 3.052 ha dan produksi
26.185 ton. Untuk komoditi ubi kayu optimis akan ada kenaikan luas areal
secara signifikan karena adanya industri tepung tapioka PT. Citra Borneo
Sukses Agro (CBSA) yang siap menampung komoditi ubi kayu hasil produksi
masyarakat Tanah Laut. Selain jagung, komoditas yang dikembangkan
terdiri dari padi sawah, padi ladang, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,
kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran dan buah-buahan
(www.tanahlautkab.go.id).
c. Perkebunan
Pembangunan perkebunan tahun 2010 mengalami perkembangan
pesat. Dua komoditas utama yakni kelapa sawit dan karet mengalami
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
34
perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun 2009 tanaman kelapa
sawit mencapai luas 80.084 ha dan produksi 71.148 ton. Sedangkan
pencapaian luas tanam hingga september 2010 sebesar 91.023 ha dengan
produksi sebanyak 45.205 ton, sehingga dalam kurun waktu satu tahun ini
ada kenaikan luas tanam sebesar 10.939 ha. Dalam rangka percepatan
pertumbuhan sektor perkebunan ini maka revitalisasi perkebunan dengan
membangun kemitraan antara masyarakat dengan perkebunan besar
swasta terus dilakukan. Demikian juga terus dikembangkan pola-pola
inovasi berbasis potensi daerah seperti pola integrasi ternak-kebun yang
telah dilakukan pada beberapa kelompok tani yang ada di Tanah Laut.
Sementara komoditas tanaman karet pada tahun 2009 memiliki luas
tanam yang mencapai 15.374 ha dengan produksi 11.626 ton. Pada tahun
2010 terjadi kenaikan luas tanam menjadi 18.126 ha dan produksi hingga
September 2010 sebesar 9.656 ton. Peningkatan luas tanam karet tersebut
terjadi karena meningkatnya animo masyarakat yang begitu tinggi seiring
dengan terbukanya peluang pasar domestik maupun internasional yang
sangat profitable, berdirinya pabrik sarung tangan di desa Sungai Pinang
kecamatan Tambang Ulang perupakan magnet yang luar biasa dalam
menarik animo masyarakat untuk mengembangkan budidaya karet
tersebut.
Selain komoditas kelapa sawit dan karet sebenarnya masih ada
komoditas lain yang cukup prospektif untuk dikembangkan masyarakat
yakni tanaman nilam. Komoditas ini cukup prospektif untuk dikembangkan
dalam agribisnis perkebunan mengingat harga pasar minyak atsiri dari
tanaman nilam ini relatif bagus yakni sekitar Rp 500.000,00/liter. Hal ini
akibat banyak tumbuh industri-industri yang memanfaatkan bahan baku
dari minyak nilam tersebut. Namun karena komoditi ini termasuk baru dan
petani masih dalam tahap proses belajar untuk mengusahakan komoditas
ini sehingga masih diperlukan kajian dan pengembangan lebih lanjut.
Persoalan sumberdaya manusia, teknologi budidaya maupun teknologi
tepat guna, akses pasar, permodalan, jaringan usaha merupakan persoalan
yang harus diatasi terlebih dahulu, sehingga komoditas ini dapat menjadi
salah satu usaha masyarakat tani yang menguntungkan.
Komoditas paling potensial untuk dikembangkan di Tanah Laut adalah
kelapa sawit dan karet. Peluang investasi perkebunan kelapa sawit
didukung oleh ketersediaan lahan yang tersebar di Kecamatan Pelaihari,
Tambang Ulang, Jorong, Kintap dan Batu Ampar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
35
d. Peternakan
Kabupaten Tanah Laut sejak sekian lama sudah dikenal sebagai daerah
penghasil ternak sapi di Kalimantan Selatan, hampir 40% kebutuhan
daging di Kalimantan Selatan disuplai dari Tanah Laut. Hampir setiap
minggu tidak kurang 250 ekor sapi keluar dari tanah laut menuju keluar
daerah dalam provinsi Kalimantan Selatan, bahkan ke Kalimantan Tengah.
Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa budidaya ternak mampu
menjadi sektor unggulan, karena memiliki keunggulan komparatif dan
sekaligus keunggulan kompetitif yang senantiasa ditingkatkan. Artinya
agribisnis sektor peternakan menjanjikan keuntungan yang cukup
memadai.
Oleh karena itu pemerintah daerah berusaha terus mendorong
pertumbuhan populasi ternak di Kabupaten Tanah Laut, baik melalui
pengadaan ternak baru, pengadaan ternak bibit unggul, inseminasi dan
sebagainya. Untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agribisnis
ternak maka pemerintah daerah juga mengambil kebijakan yang bersifat
suportif seperti pengembangan hijauan makanan ternak, pelayanan
kesehatan hewan, pengembangan ternak unggul, pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan lain lain. Berbagai kebijakan tersebut
ternyata cukup efektif sehingga populasi ternak sapi terus meningkat.
Tahun 2009 populasi ternak terjadi peningkatan sebanyak 80.533 ekor,
jika dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 79.191 ekor. Untuk tahun
2010, diperkirakan jumlah populasinya melebihi 80 ribu lebih. Selain ternak
sapi, di Kabupaten Tanah Laut juga berkembang pesat usaha peternakan
ayam, baik ayam buras, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Tahun
2009 populasi ayam pedaging 9.603.331 ekor, ayam ras petelur 2.513.900
ekor, ayam buras 920.235 ekor, rata rata meningkat jika dibanding tahun
2008. Sedangkan untuk tahun 2010 diprediksi populasi ayam pedaging
meningkat 61% dan untuk ayam ras petelur meningkat 10%
(www.tanahlautkab.go.id).
Dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif usaha di bidang
peternakan terus didorong menjadi usaha agribisnis menuju era industri,
dengan harapan daerah Tanah Laut tidak lagi mengirim sapi hidup keluar
daerah tetapi sudah dalam bentuk daging segar beserta hasil olahan
lainnya. Untuk itulah upaya modernisasi sarana rumah potong hewan
(RPH) terus dilakukan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
36
e. Kelautan dan Perikanan
Sektor produksi lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangun
ketahanan pangan dan gizi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
adalah sektor kelautan dan perikanan. Potensi pantai sepanjang 200 km
membentang di sebelah barat dan selatan Kabupaten Tanah Laut, dengan
sumberdaya ikan yang melimpah merupakan anugerah bagi masyarakat
Tanah Laut.
Dalam rangka memanfaatkan potensi sektor kelautan dan perikanan
tersebut pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya diantaranya
modernisasi alat tangkap, bantuan kapal, peningkatan akses permodalan
melalui koperasi Swamitra Mina dimana tahun 2009 lalu tidak kurang
sudah dikucurkan kredit nelayan sebesar 2 (dua) milyar rupiah lebih,
peningkatan SDM nelayan dan lain lain.
Upaya-upaya tersebut telah berdampak pada tingkat produktivitas
nelayan, dimana pada tahun 2009 tersebut produksi ikan tangkapan
perikanan laut mencapai 24.562 ton, sedangkan tahun 2010 hingga bulan
September telah mencapai 19.655 ton. Untuk ikan perairan umum pada
tahun 2009 sebanyak 1.662 ton, dan hingga September 2010 sebanyak
1.211 ton. Untuk produksi ikan budidaya pada tahun 2009 sebanyak 708
ton dan tahun 2009 sampai September 2010 telah mencapai 788 ton.
Semakin membaiknya hasil tangkapan nelayan, khususnya perairan umum
maupun budi daya tentunya (http://www.tanahlautkab.go.id).
Saat ini telah terdapat 5 (lima) perusahaan yang bergerak di bidang
kelautan dan perikanan, yaitu PT. Suri Tani Pemuka, PT. Isotop Bangun
Sejahtera, PT. Ocean Gemindo, PT. Borneo Surya Abadi dan PT. Karimatan
Timur.
f. Pertambangan
Wilayah Kabupaten Tanah Laut menyimpan berbagai jenis bahan
tambang baik golongan A, B dan C. Beberapa jenis bahan galian strategis
dan vital yang memiliki deposit cukup tinggi adalah batubara, biji besi,
emas, platina dan mangan.
Sedangkan bahan galian golongan C terdiri dari pasir kwarsa, batu
gamping, lempung, marmer, granit, oker, andesit, periodotit, basalt, dan
diorit. Saat ini terdapat 6 (enam) perusahaan yang sedang melakukan
penyelidikan umum, 27 perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
37
dan 9 (sembilan) perusahaan yang melakukan kegiatan eksploitasi,
pengangkutan dan penjualan.
Tabel 2.6 Bahan Galian Strategis Kabupaten Tanah Laut
Bahan Galian Strategis dan Vital 1 Batubara Tersebar di areal 314,4 juta m² 2 Biji Besi 3,59 3 Emas Tersebar cukup banyak di areal lebih dari 100 Ha 4 Platina Tersebar tidak merata dengan cadangan cukup banyak 5 Mangan Cukup banyak
Sumber : www.tanahlautkab.go.id.
C. TANAH BUMBU
1. Geografis
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2o52’ – 3o47’
Lintang Selatan dan 115o15’ – 116o04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu
adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya
berbatasan dengan :
• Kabupaten Kotabaru di sebelah utara dan timur.
• Laut Jawa di sebelah selatan.
• Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut di sebelah barat.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 Kecamatan yaitu
Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang
Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan
yang terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan
2005 lalu.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2
(506.696 ha) atau 13,50% dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.
Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76%
dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji
memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18% dari
wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut dari kecamatan terluas
setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang
Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
38
Jumlah penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2010 mencapai
267.913 jiwa. Jumlah penduduk meningkat pada tahun 2011 menjadi 277.833
jiwa dengan pria sebanyak 144.787 jiwa dan wanita 133.046 jiwa. Kepadatan
penduduk pada tahun 2009 sebesar 46 jima/km2 dan pada tahun 2010 sebesar
53 jiwa/km2.
Kondisi infrastrukur Kabupaten Tanah Bumbu masih terus berkembang.
Setelah berhasil merintis pembangunan infrastruktur jalan poros pedesaan,
pada awal 2012 infrastruktur mulai ditekanan untuk pasar dan perbaikan jalan-
jalan lingkungan. Menginjak 2013 konsen pemerintah dalam membangun
sarana infrastruktur berfokus pada sarana pertanian. Pembangunan sarana
irigasi juga mulai dikembangkan agar proses bercocok tanaman petani tidak
ada hambatan akibat minimnya ketersediaan air.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah “Terwujudnya
Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Pusat Pelabuhan, Perdagangan dan
Pariwisata Terdepan di Kalimantan Berbasis Ekonomi Kerakyatan Menuju
Tanah Bumbu yang Maju, Unggul, Mandiri, Sejahtera, Aman, Religius dan
Berakhlak Mulia Serta Berintelektual Tinggi”.
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah :
• Menyelenggarakan penataan ruang wilayah yang mendorong
pembangunan berkelanjutan dengan peningkatan ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas.
• Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan
melalui peningkatan jaringan jasa distribusi lokal, regional dan nasional.
• Mengembangkan wisata unggulan yang selaras dengan pembangunan
kehidupan beragama, sosial dan budaya.
• Pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam
yang berkelanjutan.
• Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
dengan peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan yang
terjangkau.
• Menyelenggarakan tata kelola birokrasi yang baik dan bersih.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
39
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi
Sektor yang menyumbang PDRB terbesar pada tahun 2007 dan 2008 adalah
sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan yang paling sedikit
sumbangannya adalah listrik, gas dan air bersih.
Tabel 2.7
PDRB per Sektor Kabupaten Tanah Bumbu
Lapangan usaha 2007 2008
(%) (%)
1. Pertanian 15,59 15,21
2. Pertambangan & penggalian 42,00 42,07
3. Industri pengolahan 8,15 7,68
4. Listrik, gas & air bersih 0,28 0,26
5. Bangunan 5,69 5,76
6. Perdag., hotel & restoran 9,83 9,50
7. Pengangkutan & komunikasi 13,65 13,75
8. Keu. Persewaan, & jasa perusahaan 1,56 1,75
9. Jasa-jasa 3,26 4,02
PDRB total 100 100
Sumber : tanahbumbukab.bps.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang bercorak agraris.
Karakteristik ini setidaknya dapat terlihat dari besarnya penggunaan lahan
pertanian yang mencapai lebih dari 30%. Bahkan lebih dari 50% penduduk
Tanah Bumbu menggantungkan penghasilannya di sektor tersebut.
Kondisi pertanian Kabupaten Tanah Bumbu secara umum tidak jauh
bebeda dengan karakter pertanian di kabupaten di sekitarnya. Padi,
sebagai komoditas utama penyangga ketahanan pangan daerah Tanah
Bumbu, produksinya pada tahun 2010 meningkat sebesar 14,7 persen
dibanding tahun sebelumnya, atau mencapai produksi sebesar 91,1 ribu
ton pada tahun 2010, setelah pada tahun sebelumnya sempat menurun,
atau hanya mencapai 80 ribu ton. Dari sisi pangsa produksi padi di tingkat
nasional, diketahui bahwa produksi padi Tanah Bumbu baru mampu
menyumbang 0,14 persen produksi padi nasional pada tahun 2009.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
40
Pertumbuhan produksi padi Tanah Bumbu pada tahun 2010 didorong
oleh pertambahan luas panen yang cukup signifikan (bertambah sekitar
30,5 persen dari luas panen sebelumnya). Jika berkaca pada tingkat
konsumsi penduduk sebesar 136,9 kg/per kapita per tahun, maka dengan
produksi padi tahun 2010, Tanah Bumbu masih bisa mencapai surplus beras
sekitar 22,5 ribu ton lebih. Namun demikian, yang perlu digaris bawahi
oleh pemerintah daerah adalah, pada tahun 2010 terjadi penurunan
tingkat produktivitas padi sebesar 12,1 persen. Dalam rangka menjaga
kinerja sektor pertanian, upaya mendorong peningkatan produktivitas
perlu terus dilakukan. Diantaranya adalah perbaikan/penyediaan sarana
irigasi, penyediaan pupuk, penggunaan teknologi serta tidak kalah
pentingnya adalah pemilihan varietas-varietas unggul. Beberapa varietas
padi yang disinyalir berproduktivitas tinggi ke rendah yang ditanam petani
Tanah Bumbu berturut-turut adalah jenis Siam Mutiara; Inpari Empat;
Kristal; Bayar Pahit; Ciherang. Produksi padi Tanah Bumbu masih ditopang
oleh komoditas padi sawah, yang mampu menyumbang 85,67 persen
produksi padi Tanah Bumbu yang dihasilkan dari 17,8 ribu ha.
(tanahbumbukab.bps.go.id).
c. Perkebunan
Komoditas kelapa memenuhi kriteria sebagai produk unggulan,
terutama karena diperkirakan mampu menampung tenaga kerja dalam
jumlah besar yaitu 9.776 orang, dengan volume produksi 7.480 ton senilai
Rp 1.735.000.000,00. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal,
pemasaran kelapa telah menjangkau wilayah Kalimantan Selatan dan
sekitarnya, sementara bibit yang digunakan berasal dari daerah lokal
dengan jumlah ketersediaan cukup.
Tingkat pertumbuhan produksi kelapa diperkirakan rata-rata
mencapai 9% per tahun. Komoditas kelapa memiliki kemanfaatan yang
amat tinggi sehingga memiliki keterkaitan hulu hilir yang tinggi pula.
Pemanfaatannya antara lain dipergunakan untuk membuat kopra sebagai
bahan minyak goreng serta bumbu masak.
Dari sisi luas lahan dan produksi, komoditas karet masih jauh di
bawah sawit. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki peranan sekitar 7 persen.
Secara nasional, peranan/pangsa produksi karet Tanah Bumbu sebesar 0,34
persen. Produksi karet alam Tanah Bumbu masih disokong sebagian besar
oleh perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar Negara (PTPN). Total
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
41
produksi selama tahun 2007 adalah 10.434.18 ton karet mentah.
Kecamatan yang sangat potensial adalah Kecamatan Kusan Hulu, Sungai
Loban dan Satui (www.tanahbumbukab.go.id).
d. Peternakan
Jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Tanah Bumbu adalah
ternak sapi. Jumlah populasi sebesar 30.485 ekor sapi. Lebih dari separuh
populasi sapi di Kalimantan Selatan berada di kabupaten Tanah Bubu dan
Tanah Laut. Sedangkan jenis unggas terbesarnya berupa ternak ayam
buras, ayam ras dan itik. Kecamatan Sungai Loban merupakan daerah
potensial untuk kegiatan peternakan, dimana populasi sapi dan ayam
buras terbesar berada di daerah tersebut.
e. Perikanan
Peluang pengembangan investasi di sektor kelautan dan perikanan di
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki prospek yang sangat cerah, hal ini
dikarenakan secara alami Kabupaten Tanah Bumbu memiliki wilayah pesisir
dan laut yang cukup luas. Beberapa peluang pengembangan investasi yang
layak dikembangkan antara lain usaha budidaya udang windu, budidaya
rumput laut, budidaya ikan kerapu, industri pembekuan ikan dan cold
storage, industri terasi udang, industri pengolahan ikan asin, dan industri
konstruksi kapal penangkap ikan.
Tabel 2.8
Produksi Perikanan Menurut Perairan Setiap Kecamatan
Kecamatan Perairan
Laut Perairan Umum
Budidaya Jumlah (ton) Tambak Kolam Keramba
Kusan Hilir 8.467.35 133.32 34.63 78.15 14.90 8.728.34 Sungai Loban 8.116.55 16.67 125.05 16.89 - 8.275.16
Satui 7.944.08 - 477.40 39.01 - 8.460.49 Kusan Hulu - 99.98 - 22.15 4.42 126.55
Batulicin 1.635.64 - 85.83 10.30 - 1.731.77 Simpang Empat 9.440.57 - 18.83 76.80 51.50 9.587.20 Karang Bintang - 40.00 - 13.35 14.08 67.43
Mantewe - 26.66 - 7.50 - 34.16 Kuranji - 16.67 - 1.20 - 17.87
Angsana 1.891.45 - 1.83 52.55 - 1.945.83 Total 37.495.64 333.30 743.05 317.90 84.90 38.974.79
Sumber : www.tanahbumbukab.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
42
f. Pertambangan
Secara umum, terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sektor
pertambangan yang mencapai 7,28 persen. Hal ini tidak lepas dari
dukungan peningkatan produksi komoditas pertambangan (batubara dan
bijih besi). Produksi pertambangan Tanah Bumbu tahun 2010 masih
didominasi oleh komoditas batubara. Dari sudut pandang spasial, daerah
penghasil batubara terbesar di Kalimantan Selatan adalah Tanah Bumbu.
Tingginya revenue yang diterima perusahaan batubara tahun 2010
disinyalir juga semakin meningkat, apalagi didukung oleh kebijakan
penurunan kewajiban membayar royalty dari 13,5 persen pada tahun
sebelumnya, menjadi 9,5 persen mulai awal 2010. Peranan sektor
pertambangan terhadap penciptaan nilai tambah daerah Tanah Bumbu
paling besar dibandingkan dengan peranan sektor lainnya. Pertumbuhan
sebesar satu persen di sektor pertambangan, akan mampu menyumbang
sekitar 0,44 persen pertumbuhan ekonomi total Tanah Bumbu. Besarnya
peranan sektor pertambangan tanah bumbu tersebut turut membentuk
dinamika perekonomian daerah. Hal ini dapat dilihat dari kinerja
perekonomian daerah (pertumbuhan ekonomi) yang menunjukkan trend
searah dengan sektor tersebut (tanahbumbukab.bps.go.id).
Tabel 2.9
Produksi Batubara Perusahaan Pemegang Izin KP Menurut Kecamatan Lokasi Penambangan Tahun 2007
No Lokasi Penambangan
Jumlah Perusahaan
Kisaran Kalori
Jumlah Produksi (MT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kusan Hilir Sungai Loban Satui Angsana Kusan Hulu Kuranji Batulicin Simpang Empat Karang Bintang Mantewe
- 1 22 4 1 - -
11 2 5
- 5.200-5.500 5.000-6.300 5.200-5.500
6.400 - -
4.600-6.875 6.000-6.338 5.932-6.61
- 27.903.219
2.572.262.874 236.070.658 239.357.558
- -
3.088.484.413 317.292.919 791.346.902
Total 46 4.600-6.875 7.272.718.543
Sumber : http://www.tanahbumbukab.go.id
g. Kehutanan
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang
memiliki potensi sumberdaya hutan yang cukup besar. Besarnya potensi
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
43
sumberdaya hutan yang tercermin dari luas kawasan hutannya
menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor andalan yang sangat
strategis dalam mendukung pembangunan otonomi daerah di Kabupaten
Tanah Bumbu. Subsektor kehutanan juga merupakan subsektor yang turut
memberikan andil terhadap produksi sektor pertanian di Kabupaten Tanah
Bumbu pada tahun 2007. Produksi kayu Akasia dari hutan tanaman
industri sebesar 42.037.55 m3.
h. Perindustrian
Di antara usaha kecil dan menengah yang berkembang saat ini di
Kabupaten Tanah Bumbu, industri kain tenun Pagatan mempunyai
karakteristik yang sangat khusus dan merupakan ciri khas Kabupaten
Tanah Bumbu yang bertahan secara konsisten. Permintaan terhadap
produk tenun dapat dikategorikan ke dalam dua jenis produk, yaitu
produk tenun yang akan digunakan sebagai bahan baku usaha konveksi
dan tenun yang siap pakai berupa selendang, sarung dan lain-lain. Saat ini
potensi pasar untuk tenun Pagatan sangat menjanjikan terutama untuk
memenuhi permintaan baik permintaan yang datang dari pasar lokal
maupun permintaan yang datang dari pasar luar negeri.
Menurut data dari dinas Perindakop, UKM dan PM, pada tahun 2006
terdapat 139 industri yang menggerakkan perekonomian Tanah Bumbu.
Dengan komposisi industri sedang 8 buah, industri kecil 118 buah dan
industri rumah tangga (home industry) sebanyak 13 buah
(www.tanahbumbukab.go.id).
Secara agregat, sektor industri Tanah Bumbu masih didominasi industri
kecil dan rumah tangga. Secara umum, industri kecil yang cukup dominan
di Tanah Bumbu adalah industri kayu dan barang dari rotan serta industri
tekstil, pakaian dan kulit. Kontribusi pemerintah daerah diwujudkan
melalui pembangunan iklim usaha yang pro UKM/UMKM dan menjamin
kemudahan akses kredit.
i. Pariwisata
Peluang pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu
masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah satu
unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata
dengan beberapa obyek berupa wisata bahari (terumbu karang), wisata
alam, wisata panorama, dan wisata budaya. Peluang investasi di sektor
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
44
pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur di area wisata
pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi.
Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas
akomodasi seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko
cinderamata.
D. KOTABARU
1. Geografis
Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kotabaru. Kabupaten ini
merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu.
Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14" lintang selatan
dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" bujur timur. Letak Kotabaru di
sebelah timur laut Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu:
• Utara : Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur
• Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa
• Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar dan
Tanah Laut
• Timur : Selat Makassar
Kabupaten Kotabaru memiliki luas wilayah sebesar 9.422,46 km2 (lebih dari
25% Kalimantan Selatan) dan terdiri dari 2 (dua) pulau besar dan 109 kecil
serta panjang pantai 825 km dengan jumlah penduduk sebanyak 296.987
(tahun 2011) jiwa dengan 18 etnis (www.bappeda-kotabaru). Berdasarkan
data Sensus Penduduk BPS 2010, jumlah penduduknya sebesar 290.651 jiwa
dengan jumlah penduduk pria sebesar 151.964 jiwa dan wanita 138.687 jiwa.
Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 90 pulau kecil, 31 diantaranya belum
bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan
Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki
23 pulau kecil dan lain-lain. Nama-nama kecamatan sesuai dengan daftar dan
nomor peta adalah sebagai berikut: Pamukan Selatan, Pamukan Utara,
Pamukan Barat, Sungai Durian, Kelumpang Barat, Sampanahan, Kelumpang
Utara, Kelumpang Tengah, Kelumpang Hulu, Hampang, Kelumpang Selatan,
Kelumpang Hilir, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Timur,
Pulau Sebuku, Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Kepulauan,
dan Pulau Sembilan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
45
Pembangunan infrastruktur Kota Baru memerlukan komitmen bersama
antara legislatif dan eksekutif serta semua stackholder. Hal ini dapat dilihat
dari menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian
akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan berlebih dan
perkembangan permukiman. Data menunjukkan bahwa jalan dengan kondisi
baik sepanjang 247,475 Km, Jalan kondisi Sedang sepanjang 235,33 Km, Jalan
kondisi Rusak sepanjang 74,650 Km, dan Jalan kondisi Rusak Berat sepanjang
548,735 Km. Selain kondisi jalan Kabupaten yang mengalami penurunan
kualitas kondisi jalan desa juga akan menjadi perhatian.
Kondisi bangunan jembatan dari data inventarisasi jembatan tahun 2010
sebanyak 229 buah dengan total panjang 2.393,10 m’ konstruksi kayu sebesar
41,10% atau 102 buah dengan total panjang 1.031,90 m, konstruksi beton/box
39,00% % atau 127 buah dengan total panjang 978,20 m, konstruksi girder
0,56% atau 1 buah dengan total panjang 14 m dan konstruksi rangka 19,34%
atau 9 buah dengan total panjang 485 m yang semuanya tersebar di 12
Kecamatan (www.pu-kotabaru.info).
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi pembangunan Kabupaten Kotabaru 2011 – 2015 adalah
“Terwujudnya masyarakat Kotabaru yang madani, yaitu masyarakat yang
mandiri penuh kreativitas, sejahtera, tertib, aman dan damai.”
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi pembangunan Kabupaten Kotabaru 2011 – 2015 adalah :
(1) Menata pemerintahan dan profesionalisme dalam sistem pelayanan
publik guna efektivitas kerja pemerintah.
(2) Mendorong iklim demokrasi yang berwawasan dan integritas
kebangsaan dalam lingkup iklim reformasi pembangunan dan
globalisasi.
(3) Memberdayakan setiap potensi dan peluang yang ada baik fisik maupun
non fisik untuk kesejahteraan rakyat.
(4) Memfasilitasi setiap masyarakat dan tuntutan perubahan dalam
pembangunan dengan memperhatikan skala prioritas.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
46
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Perekonomian Kabupaten Kotabaru jika dilihat dari besaran nilai
PDRB, masih tetap memiliki potensi ekonomi yang relatif besar jika
dibandingkan dengan Kabupaten lain di Kalimantan Selatan. PDRB
Kabupaten Kotabaru masih menempati urutan kedua terbesar setelah Kota
Banjarmasin dengan menyumbang 17,75 persen terhadap total PDRB
Propinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2011 sektor pertanian
menyumbang sebesar 32,81 persen, pertambangan dan penggalian
menyumbang 24,13 persen, perdagangan, hotel dan restoran 17,32 persen,
dan sektor pengangkutan dan komunikasi 7,46 persen (beritadaerah.com).
b. Pertanian Tanaman Pangan
Pemasaran komoditas pertanian selama ini pada umumnya
mempunyai mata rantai yang panjang, mulai dari petani produsen,
pedagang pengumpul, pedagang besar hingga ke konsumen dan
mengakibatkan kecilnya keuntungan bagi petani produsen. Di sisi lain
konsumen membayar lebih mahal dari harga selayaknya sehingga biaya
pemasaran ke konsumen jadi tinggi. Dilatarbelakangi permasalahan
tersebut Badan Agribisnis Deptan melakukan kajian untuk mencari model
solutif dalam meminimalisasi kelemahan dari sistem agribisnis tersebut.
Model itu saat ini telah dibakukan dengan nama Sub Terminal Agribisnis
(STA) yang didefinisikan sebagai sebuah infrastruktur pemasaran untuk
transaksi jual beli hasil pertanian yang diharapkan berfungsi untuk
pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai dengan permintaan pasar.
Kabupaten Kotabaru dengan bentang alam yang bervariasi dari mulai
pegunungan dataran rendah dan pantai sehingga memiliki potensi
agribisnis yang sangat besar. Sektor ini menjadi penyumbang terbesar
PDRB yaitu sebesar 3,99% pada tahun 2008. Memperhatikan kondisi dan
latar belakang tersebut, Pemerintah Kabupaten Kotabaru merencanakan
membangun STA guna memfasilitasi pemasaran dan peningkatan mutu
komoditas petani, dan difokuskan di wilayah perbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Timur dengan harapan agar masyarakat di wilayah ini tidak
membelanjakan uangnya untuk produk pertanian di luar kabupaten
Kotabaru. Ada tiga rencana lokasi untuk pendirian STA ini yaitu Desa
Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, Desa Buluh Kuning di Kecamatan
Sungai Durian dan di Kecamatan Pamukan Barat. Diharapkan STA yang
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
47
akan dibangun dan strategi dari model yang dikembangkan benar-benar
dapat memenuhi tujuan STA serta mengkoordinasikan pelaku agribisnis
dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
(http://www.bappeda-kotabaru.info).
c. Perkebunan
Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kotabaru, mulai mengubah
areal persawahan yang biasa ditanami padi menjadi lahan perkebunan
untuk ditanami kelapa sawit, karena sulitnya memperoleh lahan
pegunungan. Salah satu Koperasi Unit Desa di Kabupaten Kotabaru yaitu
KUD Mandiri Desa Telagasari dalam programnya membuka perkebunan
plasma kelapa sawit seluas 7500 – 8000 ha.
d. Peternakan
Kegiatan pembangunan peternakan merupakan salah satu kegiatan
pembangunan pertanian secara nasional yang dilaksanakan melalui dua
program, yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan
Pengembangan Agribisnis, sedangkan dalam pembangunan daerah
peternakan merupakan bagian strategis pembangunan dalam percepatan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dimana secara nasional
pertumbuhan ekonomi ditetapkan 6,5% per tahun dan percepatan
pembangunan infrastruktur (disnakktbsaijaan.wordpress.com).
e. Perikanan
Potensi komoditas sektor perikanan dan kelautan yang terdapat di
Kabupaten Kotabaru cukup besar dilihat dari penyebarannya yang luas
meliputi perairan laut, perairan tawar dan budidaya yang tersebar hampir
di seluruh wilayah kecamatan. Pengelolaan terhadap usaha perikanan dan
kelautan yang berorientasi pada agribisnis akan semakin memacu
pengembangan usaha perikanan yang sekaligus menciptakan lapangan
pekerjaan yang berprospek cerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan PAD.
Salah satu yang perlu dikembangkan adalah di Kecamatan Pulau Laut
Barat. Beberapa prioritas pengembangan usaha budidaya ikan di wilayah
kecamatan Pulau Laut Barat (www.bappeda-kotabaru.info):
• Budidaya Tambak (desa Sebanti dan Teluk Tamiang).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
48
• Budidaya Keramba Tancap (desa Lontar Utara, Lontar Selatan, Tepian
Balai dan Teluk Tamiang).
• Budidaya Jaring Apung dan Rumput Laut (Desa Teluk Tamiang).
f. Pariwisata
Dikenalnya Kalimantan Selatan sebagai kota seribu sungai tampaknya
telah melekat bagi banyak wisatawan yang berkunjung. Istilah pasar
terapung (floating market) dan rumah lanting (floating living)
mengukuhkan daerah orang Banjar ini pada julukan tersebut. Salah satu
daerah di Kalimantan Selatan yang dapat dikembangkan adalah wilayah
bagian tenggara, dimana pada daerah tersebut terdapat pulau-pulau kecil
yang termasuk dalam kawasan pesisir tenggara administratif Kabupaten
Kotabaru. Beberapa pulau yang termasuk wilayah Pulau Laut Barat ini
terdapat aset wisata yang berpotensi. Pesona terumbu karang (coral reef)
yang begitu eksotis, pasir putih, perkebunan kelapa yang memberikan
kesan khas pantai, adat budaya masyarakat yang masih tradisional.
E. BANJAR
1. Geografis
Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten
Banjar terletak antara Lintang Selatan : 20049'55" - 30043'38" dan Bujur
Timur : 1140030'20" - 1150035'37". Dengan batas-batas daerah :
• Sebelah Utara : Kabupaten Tapin
• Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru
• Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru
• Sebelah Barat : Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin
Wilayah Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah sebesar 4.668,50 km2
yang secara administratif dibagi menjadi 19 kecamatan yang selanjutnya
dibagi dalam 290 kelurahan/desa, dengan jumlah penduduk 498.085 jiwa.
Kabupaten Banjar dipilih sebagai kawasan minapolitan karena kawasan
ini memiliki akses entry-point dari semua penjuru, berdekatan langsung
dengan pelabuhan udara dan laut, serta berdekatan dengan jalur Trans
Kalimantan. Kabupaten Banjar terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu: Aluh
Aluh, Aranio, Astambul, Beruntung Baru, Gambut, Karang Intan, Kertak
Hanyar, Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
49
Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur, Simpang Empat, Sungai Pinang,
Sungai Tabuk, Telaga Bauntung, Tatah Makmur.
Kabupaten ini berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa (Sensus Penduduk
Indonesia 2010). Jumlah penduduk meningkat menjadi 521.663 pada tahun
2011 dengan jumlah pria 267.270 jiwa dan wanita 354.393 jiwa. Suku asli
kabupaten ini adalah suku Banjar. Beberapa suku lainnya adalah Suku Bugis,
Suku Madura, Suku Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda.
Pembangunan infrastruktur di kabupaten Banjar lebuh diarahkan untuk
pembangunan di pedesaan yaitu sebesar 70 persen. Salah satunya, pengadaan
program desa binaan. Program desa binaan yang dilaksanakan ini
dimaksudkan untuk peningkatan kompetisi dan motivasi desa dalam
memberdayakan berbagai sektor kehidupan masyarakat desa, melalui
kegiatan ini pula pemerintah daerah berakselerasi untuk percepatan
pembangunan meliputi dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, kamtibmas,
kelembagaan masyarakat, administrasi pemerintahan desa serta
pemberdayaan kaum wanita, tentunya semua ini harus dikerjakan secara
bersama-sama.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah “Terwujudnya
Kabupaten Banjar yang Sejahtera, Mandiri dan Islami.”
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah :
(1). Memantapkan suasana kehidupan masyarakat yang madani
(2). Memantapkan kualitas SDM yang berakhlak mulia
(3). Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan dan mendorong
iklim investasi
(4). Meningkatkan kualitas SDA yang berkelanjutan
(5). Memantapkan penyelanggaraan kepemerintahan yang baik dan
pelayanan prima.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
50
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi
Sektor yang menyumbang PDRB paling besar adalah sektor pertanian
baik pada tahun 2010 maupun 2011. Sektor selanjutnya kedua terbesar
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel. 2.10
PDRB Kabupaten Banjar
Sektor Tahun 2011 2010
Rupiah (Juta)
% Rupiah (Juta)
%
Pertanian 920.146 26,07 883.330 26,36 Pertambangan 577.291 16,36 565.773 16,89 Industri Pengolahan 245.633 6,96 228.530 6,82 Listrik Dan Air Bersih 22.793 0,65 21.355 0,64 Bangunan 224.989 6,38 209.551 6,25 Perdagangan, Hotel, Restoran
827.578 23,45 779.238 23,26
Angkutan/Komunikasi 192.391 5,45 179.129 5,35 Bank/Keu/Perum 155.824 4,42 147.143 4,39 Jasa 362.574 10,27 336.382 10,04
Total 3.529.217 100 3.350.430 100 Laju Pertumbuhan 5 5
Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Untuk subsektor tanaman pangan, produksi padi sawah di Kabupaten
Banjar meningkat pada tahun 2010 yaitu sebesar 213 ton dimana pada
tahun 2009 yaitu sebesar 195 ton.
Tabel 2.11 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah 2008 - 2010
S SSumSumber : banjarkab.bps.go.id
Untuk buah-buahan, produksi yang terbesar pada tahun 2010 adalah jeruk
keprok/siam yaitu sebesar 165.875 ton. Kemudian kedua terbesar adalah
komoditas pisang rumpun dengan produksi sebesar 53.767 ton. Komoditas
Uraian Tahun
2008 2009 2010 Luas Panen (ha) 62.169 59.910 58.857
Produktivitas (kw/ha)
35,14 32,71 36,34
Produksi (ton) 219.678 195.986 213.886
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
51
buah-buahan lainnya yang cukup berkembang adalah duku, durian serta
rambutan (banjarkab.bps.go.id).
c. Perkebunan
Pada sektor perkebunan, komoditas karet yang paling dominan
dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Banjar. Jumlah tanaman karet
pada tahun 2010 sebanyak 11.739.000 dengan produksi sebesar 128.246
kwintal. Beberapa komoditas lain yang juga cukup banyak ditanam ialah
kopi, purun serta lada.
Tabel 2.12 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Produksi
Menurut Jenis Tanaman, 2010 Jenis Tanaman Jumlah Jumlah
Tanaman Berproduksi
Produksi (Kwintal) Tanaman
Seluruhnya Karet Rakyat 11.739.000 7.662.000 128.246,71 Kopi 1.275.200 974.400 5.242 Kelapa Dalam 387.750 297.250 23.113,75 Cengkeh 24.600 13.200 193 Lada 775.000 505.000 1.265,20 Kemiri 21.490 11.060 2.120,39 Aren 30.996 17.835 3.510,40 Kapok 1.900 1.600 26 Sagu/Rumbia 169.002 53.259 13.560,80 Jambu Mete 9.984 6.864 252 Kelapa Sawit 110.080 9.600 1.880,07 Kenanga 108.750 96.050 82 Pinang 102.500 27.500 190 Kayu Manis 9.200 5.600 210 Purun 825.000 - - Nilam 275.000 80.000 26 Jumlah 15 627 250 9 724 645 182 712,15
Sumber : http://banjarkab.bps.go.id
d. Peternakan
Sektor peternakan di kabupaten Banjar lebih diunggulkan dari jenis
unggas yaitu ayam ras, ayam buras dan itik. Jumlah ternak ayam ras
pedaging pada tahun 2010 sebanyak 12.053.164 dan jumlah ayam buras
sebanyak 1.493.583. Jumlah ternak paling dominan terdapat di Kecamatan
Martapura. (banjarkab.bps.go.id)
e. Perikanan
Pengembangan minapolitan di Kalimantan Selatan dilakukan di
Kabupaten Banjar yang memiliki potensi dengan 3 sungai utama yaitu
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
52
Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiri. Luas
areal budidaya yang dapat dimanfaatkan di Sungai Martapura sekitar
427.133 ha, di Sungai Riam Kanan seluas 161.132 ha, dan di Sungai
Riam Kiri luas seluas 191.132 ha. Produksi perikanan Kabupaten Banjar
tahun 2009 mencapai 32.973,04 ton senilai Rp 400 M, yang berasal dari
perikanan tangkap 19.597,50 ton dan perikanan budidaya 13.385,54 ton.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, total produksi perikanan
Kabupaten Banjar meningkat 7,78% dalam volume dan 9,78% dalam
nilai. Dimana produksi penangkapan mengalami kenaikan 8,3% dalam
volume dan 15,7% dalam nilai sedangkan perikanan budidaya
meningkat 7,03% dalam volume dan 3,2% dalam nilai.
Perikanan kolam bagi Kabupaten Banjar menjadi primadona
masyarakat di beberapa kecamatan. Hal ini ditandai dengan proporsi
produksi ikan budidaya Kabupaten Banjar yang didominasi oleh
budidaya kolam mencapai lebih dari 67% disusul dengan budidaya
jaring apung sekitar 24% dan sisanya budidaya karamba dan tambak.
Budidaya patin dan nila biasanya dilakukan pada budidaya kolam
(www.wpi.kkp.go.id).
f. Pertambangan
Komoditas pertambangan yang unggul di Kabupaten Banjar ialah
batubara. Terdapat 22 perusahaan batubara yang beroperasi di wilayah
Banjar.
g. Kehutanan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar 2010
menunjukkan bahwa hasil hutan yang paling besar jumlah produksinya
ialah Venner sebesar 90.139.385 meter kubik.
h. Perindustrian
Jumlah industri di Kabupaten Banjar terbilang cukup banyak. Industri
yang paling mendominasi adalah industri makanan dan minuman yaitu
berjumlah 2.037. Total industri skala rumah tangga merupakan yang
tertinggi daripada industri besar dan menengah. Jumlah industri skala
rumah tangga pada tahun 2010 berjumlah 6.056. Sedangkan industri
besar hanya berjumlah 17 dan industri sedang sebanyak 31 buah
(banjarkab.bps.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
53
i. Pariwisata
Objek wisata yang dapat dikunjungi di kabupaten ini cukup beragam.
Terdapat wisata alam diantaranya Tahura Sultan Adam, Waduk Riam
Kanan, Pulau Pinus. Selain itu juga ada wisata budaya Pasar Terapung Lok
Baintan dan agrowisata Bincau.
F. TAPIN
1. Geografis
Kabupaten Tapin merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan. Kabupaten Tapin memiliki wilayah seluas 2.700,82 km2,
yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 12 kecamatan dan 75
desa.
Tabel 2.13. Nama Kecamatan Kabupaten Tapin
No Kecamatan Desa Luas (km2) 1 Binuang 8 218,10 2 Hatungun 8 123,98 3 Tapin Selatan 10 213,00 4 Salam Babaris 6 153,00 5 Tapin Tengah 17 342,20 6 Bungur 12 148,96 7 Piani 8 131,24 8 Lokpaikat 9 117,98 9 Tapin Utara 16 71,49 10 Bakarangan 12 122,54 11 Candi Laras Selatan 12 327,85 12 Candi Laras Utara 13 730,48 Jumlah 131 2.700,82
Sumber : tapinkab.bps.go.id
Secara topografis, sebagian besar (67,34%) wilayah Kabupaten Tapin
berada pada ketinggian 0-7 meter dpal, sangat sedikit (1,21%) yang berada
pada ketinggian lebih dari 500 meter dpal, yakni di kawasan hulu sungai Tapin
dalam wilayah Kecamatan Piani. Sebagian besar wilayah ini (83,55%) berada
pada kelerengan 0-8% (kelas lereng datar), 5,14% lereng landai, 6,84% agak
curam, dan 4,48% tergolong curam sampai sangat curam. Dari wilayah Timur
(Kecamatan Piani) melewati kota Rantau (ibukota Kabupaten Tapin) sampai ke
wilayah Barat (Kecamatan Candi Laras Utara) mengalir sungai Tapin sebagai
sungai utama di Kabupaten Tapin.
Jumlah penduduk Kabupaten Tapin pada tahun 2009 adalah 167.796 jiwa
dengan kepadatan penduduk sebesar 71 jiwa/km2. Pada tahun 2011 jumlah
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
54
penduduk meningkat menjadi 170.468 dengan jumlah pria sebanyak 85.920
jiwa dan wanita sebanyak 84.548 jiwa.
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam menyokong
kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan mobilitas penduduk
dan barang. Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07
km. Ada sepanjang 42,49 km dibawah wewenang negara dan 63,62 km di
bawah wewenang provinsi. Pada tahun ini, proporsi panjang jalan yang
permukaannya diaspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya
12,59% masih berupa tanah (tapinkab.bps.go.id)
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi pembangunan Kabupaten Tapin 2008-2013 adalah ”Terwujudnya
Masyarakat Kabupaten Tapin yang Religius dan Sejahtera”.
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk
pencapaian visi tersebut. Misi Pemerintah Kabupaten Tapin 5 tahun
kedepan 2008-2013 adalah :
• Mengembangkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertakwa
serta berilmu pengetahuan.
• Menumbuhkan ekonomi dan meratakan pendapatan.
• Memelihara dan melestarikan lingkungan, bertujuan mengatur
penggunaan ruang sesuai peruntukannya.
• Mengembangkan sosial dan budaya.
• Mengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Sektor pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang PDRB
Kabupaten Tapin baik pada tahun 2009 maupun tahun 2010 dengan
presentase berturut-turut sebesar 40,76% dan 41,32%.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
55
Tabel 2.14 PDRB Kabupaten Tapin (Harga Konstan)
Sektor Tahun
2010 2009 Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) %
Pertanian 415.221.823 41,32 388.086.860 40,76 Pertambangan 200.856.640 19,99 191.059.222 20,07 Industri Pengolahan 51.317.251 5,11 46.611.362 4,90 Listrik Dan Air Bersih 3.902.310 0,39 3.724.060 0,39 Bangunan 48.516.803 4,83 44.558.110 4,68 Perdagangan, Hotel, Restoran
90.213.305 8,98 84.788.999 8,91
Angkutan/Komunikasi 19.512.752 1,94 18.281.936 1,92 Bank/Keu/Perum 38.688.513 3,85 36.679.281 3,85 Jasa 136.714.769 13,60 138.236.006 14,52
Total 1.004.944.166 100 952.025.836 100 Laju Pertumbuhan - -
Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Data BPS Kabupaten Tapin 2010 menunjukkan pertanian tanaman
pangan dari jenis sayuran yang paling tinggi produksinya ialah terong yaitu
sebesar 297 ton. Kemudian menyusul cabai, kacang panjang dan tomat.
Tabel 2.15
Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Tapin 2010
Jenis Tanaman Produksi (Ton)
Kacang Panjang 431 Cabai/Lombok 461
Tomat 297 Terong 465 Labu -
Ketimun 277 Sumber : tapinkab.bps.go.id
Dari jenis buah-buahan, produksi terbesarnya adalah jeruk siam
dengan total produksi sebesar 67.025 kuintal.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
56
Tabel 2.16
Produksi Buah-buahan Kabupaten Tapin 2010
Jenis Buah-buahan
Luas Panen (Pohon)
Produksi (Kuintal)
1. Mangga 2.482 1.116 2. Rambutan 7.583 1.953 3. Duku/Langsat 1.821 585 4. Jeruk Siam
140.490 67.025 5. Jeruk Keprok 6. Jeruk Besar 75 28 7. Durian 2.435 809 8. Jambu Biji 2.334 460 9. Jambu Air 436 126 10. Sawo 690 220 11. Pepaya 2.717 627 12. Pisang 350.375 49.201 13. Nenas 8.867 339 14. Salak 769 55 15. Nangka/Cempedak 4.450 1.063 Jumlah 525.524 123.607
Sumber : tapinkab.bps.go.id
c. Perkebunan
Pada tahun 2010, data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Tapin menunjukkan bahwa produksi terbesar perkebunan
adalah tanaman karet yaitu sebesar 92.539.342 kg. Sedangkan produksi
terkecil perkebunan adalah aren, hanya 6.760 kg (tapinkab.bps.go.id).
d. Peternakan
Jumlah ternak besar tercatat pada tahun 2009 ada 15.671 ekor,
dengan rincian 15.567 ekor sapi, 68 ekor kuda dan 36 ekor kerbau.
Sedangkan ternak kecil yang tercatat adalah kambing dengan jumlah 3.783
ekor (tapinkab.bps.go.id).
e. Perikanan
Total produksi perikanan sebesar 388.500 ton dan nilai produksinya
sebesar Rp 5.050.500.000,00. Total produksi yang berasal dari perikanan
rawa sebesar 2.294,1 ton dan dari perairan sungai sebesar 1.529,4 ton
(tapinkab.bps.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
57
f. Pertambangan
Komoditas dari sektor pertambangan yang terbilang besar
produksinya pada tahun 2010 adalah batubara dan tanah laterit. Jumlah
produksi batubara pada tahun 2010 mencapai 9.983.501 ton. Jumlah
tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.17 Produksi Komoditas Tambang Kabupaten Tapin 2010
Jenis Tambang
Produksi 2009 2010
1. Batubara 6.775.678,08 ton 9.983.501 ton 2. Kaolin 0 m3 0 m3 3. Tanah Urug 42.130,15 m3 5.643,882 m3 4. Tanah Laterit 77.366,95 m3 102.089,469 m3 5. Pasir Bangunan 14.967,64 m3 16.011,357 m3 6. Pasir Urug 4.222,17 m3 38.879,147 m3 7. Sirtu 31.058,91 m3 22.243,664 m3 8. Batu Kerikil 4.596,16 m3 49.716,229 m3 9. Batu Gunung/kali 141.817,82 m3 91.283,934 m3 10. Batu pecah (split) 16.493,53 m3 26.703,263 m3
Sumber : tapinkab.bps.go.id
g. Transportasi
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam
mendukung kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan
mobilitas penduduk dan barang.
Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07 km.
Ada sepanjang 42,49 km di bawah wewenang negara dan 63,62 km di
bawah wewenang provinsi. Proporsi panjang jalan yang permukaannya di
aspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya 12,59% masih
berupa tanah.
G. HULU SUNGAI SELATAN
1. Geografis
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dialiri oleh Sungai Amandit bermuara
ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana
prasarana perhubungan dalam kabupaten dan antar kabupaten lainnya.
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
58
• Utara : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai
Utara
• Selatan : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
• Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
• Timur : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru
Luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yaitu seluas 169.621
ha. Luas lahan wilayah terdiri dari lahan hutan, persawahan, lahan kering serta
lahan lainnya. Luas lahan hutan terdiri dari Hutan Lindung (23.919,52 ha),
Hutan Suaka Alam dan Wisata (23.919,52 ha), Hutan Produksi Tetap (18.724,45
ha), Hutan Produksi Terbatas (0 ha), Hutan yang Dapat Dikonversi (240,43 ha),
Hutan Produksi (12.461,12 ha) dan Hutan Cagar Alam (240,43 ha). Sedangkan
untuk lahan persawahan terdiri atas Sawah Irigasi (14.508 ha), Sawah Tadah
Hujan/Non Irigasi (13.249 ha) dan Sawah Lainnya (37.323 ha).
Jumlah Kecamatan di Kabupaten HSS adalah 11 kecamatan dengan 4
(empat) kelurahan dan 144 Desa. Ke-11 kecamatan tersebut adalah sebagai
berikut : Daha Utara, Daha Barat, Daha Selatan, Kalumpang, Simpur,
Kandangan, Angkinang, Telaga Langsat, Sungai Raya, Padang Batung,
Loksado.
Penduduk kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari suku suku Banjar
yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di
kecamatan Loksado. Suku bangsa lainnya adalah Suku Jawa, Suku Bugis, Suku
Madura, Suku Dayak Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda dan
lain-lain. Jumlah penduduk kabupaten Hulu Sungi Selatan pada tahun 2009
adalah sebesar 209.669 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116
jiwa/km2. Pada tahun 2010 jumlah penduduk meningkat menjadi 212.485 jiwa
dengan kepadatan penduduk 118 jiwa/km2.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Agropolitan dan Religius
(Pembangunan Pertanian Berbasis Agroindustri dan Keagamaan).
b. Misi Pembangunan Daerah
Memantapkan Gerbang Perkotaan Banua Lima Plus Center Menuju
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri, Unggul dan Religius.
Agenda Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
59
• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri
• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Unggul
• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Religius
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan
merupakan yang terbesar yaitu sebesar 32,25% pada tahun 2009.
Persentasenya menurun dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2007
persentase sektor pertanian sebesar 40,89 %.
Tabel. 2.18. PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Harga Konstan)
Sektor Tahun
2009 2007 Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) %
Pertanian 417.683.300 32,25 388.931 40,89 Pertambangan 36.314.736 2,80 11.868 1,25 Industri Pengolahan
68.879.770 5,32 65.897 6,93
Listrik Dan Air Bersih
3.407.526 0,26 3.101 0,33
Bangunan 46.260.153 3,57 42.844 4,50 Perdagangan, Hotel, Restoran
201.195.589 15,53 183.498 19,29
Angkutan/Komunikasi
100.373.364 7,75 47.955 5,04
Bank/Keu/Perum 82.601.497 6,38 33.611 3,53 Jasa 338.494.384 26,13 173.571 18,25
Total 1.295.210.319 100 951.277 100 Laju
Pertumbuhan - -
Sumber: regionalinvestment.bkpm.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Subsistem hortikultura di Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup
berkembang dengan pesat dimana pada musim kemarau kawasan rawa
telah menjadi emas hijau dengan menghasilkan sayur mayur seperti tomat,
lombok, semangka, kacang tanah, kedelai dan lain sebagainya. Sedangkan
pada musim hujan di kawasan Telaga Langsat, Padang Batung, Sungai
Raya, Kandangan dan Angkinang juga merupakan pemasok utama produk
hortikultura, sehingga sepanjang tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
hortikultura produktivitasnya akan selalu terjaga.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
60
c. Perkebunan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan salah satu penghasil kelapa dalam
terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan tanaman warisan
yang unggul sejak ratusan tahun yang lalu. Tanaman kelapa mempunyai
produk turunan yang sangat banyak seperti nata de coco, kecap, minyak
goreng, VCO (virgin coconut oil) dan pembuatan meubelair serta souvenir,
sedangkan produk ikutan seperti kopra, kopyor, serat, tepung sabut, arang
batok, cuka arang (vinegar). Permasalahan utama kurang berkembangnya
agribisnis kelapa dalam ini di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikarenakan
produk yang dijual petani sebagian besar masih berupa kelapa segar
butiran, sehingga nilai ekonomisnya tidak begitu besar.
Paradigma produksi karet rakyat di Indonesia dan di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan khususnya saat ini kualitasnya sangat jauh dari yang
diharapkan. Mengingat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah eksis lebih
dari 8.000 ha perkebunan karet rakyat dan terus dikembangkan sampai
dengan tahun 2015 menjadi 14.000 ha dengan tingkat produksi saat ini
telah mencapai 6.000 ton perbulan, maka dibutuhkan industri perkaretan
untuk meningkatkan nilai tambahnya.
d. Peternakan
Berdasarkan hasil kajian lapangan diperoleh beberapa faktor
pendukung dan fasilitasi dasar pengembangan ternakpolitan sapi di Unit
Kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya dan sekitarnya, yakni :
• Peningkatan kualitas genetika sapi dari sapi Bali menuju sapi Limousin,
Brahman, Simental dan sejenisnya.
• Pengembangan Unit Inseminasi Buatan dengan induk yang berkualitas.
• Perluasan spektrum penyebaran sapi unggul di masyarakat.
• Pengembangan pengolahan pakan.
• Perdagangan dan industri pengolahan daging.
• Aplikasi pengembangan biogas.
Selain ternak sapi, ternak unggas juga dikembangkan di Kabupaten
HSS. Dibentuk suatu sistem yang terpadu mulai dari penyediaan telur induk
dan konsumsi daging sampai dengan industrinya, yang dikenal sebagai Itik
Paharangan yang telah dikukuhkan sebagai ternak itik di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan (www.hulusungaiselatankab.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
61
e. Perikanan
Mengingat lebih dari 50% wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
merupakan rawa/lahan bawah yang terdiri dari sungai dan rawa monoton
yang berinteraksi dengan kabupaten tetangga, sehingga Kawasan
Agropolitan Pusat Ekonomi Sungai yang berpusat di Daha yang didominasi
oleh rawa monoton merupakan potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan minapolitan. Pengembangan minapolitan di kawasan
Pusat Ekonomi Sungai atau Kawasan Daha saat ini masih mengandalkan
minapolitan yang mengandalkan sumberdaya alam secara subsistem tanpa
ada upaya budidaya. Pengembangan minapolitan di kawasan ini pada
umumnya tanpa adanya inovasi. Oleh karena itu konsep Agropolitan
digunakan di dalam pengembangan Minapolitan adalah pengembangan
budidaya ikan lokal dengan basis teknologi, pengembangan yang bersifat
ramah lingkungan.
Pembagian kawasan budidaya ikan baik terhadap ikan lokal yang
telah dapat didomestikasikan maupun ikan – ikan eksotis dari luar seperti
nila, mas dan patin atau yang lainnya haruslah dapat dikelola sedemikian
rupa sehingga tidak mengancam keanekaragaman hayati reservaat yang
sudah ada. Oleh karena itu titik berat pengembangan minapolitan di
kawasan ini lebih mengarah terhadap keterpaduan usaha dan peningkatan
nilai tambah produk. Upaya tersebut misalnya pengembangan reservaat,
peningkatan usaha budidaya pengolahan dan pemasaran produk baik ikan
segar maupun industri olahan perikanan lainnya, seperti abon, presto, ikan
kaleng dan industri turunannya, seperti minyak ikan, kalsium ikan dan
sejenisnya.
f. Pariwisata
Sektor pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup potensial
untuk dikembangkan. Beberapa tempat wisata alam di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan yaitu Kawasan Air Terjun Haratai , Air Terjun Kilat Api serta
Air Panas Tanuhi.
H. HULU SUNGAI TENGAH
1. Geografis
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dengan luas wilayah 1.770 km2,
merupakan kabupaten terkecil ketiga dari 13 kabupaten/kota dalam wilayah
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
62
Provinsi Kalimantan Selatan. Letak geografisnya berada pada 2º27' – 2º46'
Lintang Selatan dan 115º5' – 115º31' Bujur Timur. Secara administratif,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki batas wilayah di sebelah utara :
Kabupaten Balangan, sebelah timur : Kabupaten Kotabaru, sebelah selatan :
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan di sebelah barat : Kabupaten Hulu Sungai
Utara.
Secara topografi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 3 (tiga) yakni :
kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Semuanya
berada pada ketinggian antara terendah 9,53 m di Kecamatan Labuan Amas
Utara, 25 m di Kecamatan Barabai, 330 m di Kecamatan Batang Alai Timur dan
tertinggi berada di Gunung Halau-Halau/Gunung Besar Pegunungan Meratus
1.894 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan tanah bervariasi antara 0 -
40%. Jenis tanah terdiri dari podsolik merah kuning, orgonosol gley humus,
litosol dan latosol. Jumlah curah hujan tahunan rata-rata 179 ml dengan
jumlah hari hujan 85 hari/tahun dan intensitas suhu antara 21,19ºC sampai
dengan 32,93º C.
Jumlah penduduk di Hulu Sungai Tengah pada tahun 2010 adalah
sebanyak 243.460 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 244.889
dengan jumlah pria 122.213 jiwa dan wanita 122.676 jiwa. Suku asli daerah ini
adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit
yang bermukim di kecamatan Batu Benawa. Suku bangsa lainnya adalah suku
Jawa, suku Bugis, suku Madura, suku Buket, suku Mandar, suku Bakumpai, suku
Sunda dan suku lainnya.
Tabel 2.19 Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Kecamatan
Tahun 2011
No Kecamatan Luas (km) % 1. Haruyan 101,36 5,7 2. Batu Benawa 54,52 3,09 3. Hantakan 208,49 11,77 4. Batang Alai Selatan 76,06 4,29 5. Batang Alai Timur 778,74 43,97 6. Barabai 40,74 2,3 7. Labuan Amas Selatan 97,80 5,5 8. Labuan Amas Utara 170,30 9,6 9. Pandawan 116,39 6,57
10. Batang Alai Utara 65,36 3,69 11. Limpasu 61,04 3,45
jumlah 1.770,80 100 Sumber : www.hulusungaitengahkab.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
63
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada RPJM Daerah
Kabupaten Hulu SungaiTengah Tahun 2011 -2015 merupakan tahapan
kedua dari pelaksanaan RPJP Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2005 – 2025. Visi Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2011-2015
adalah “Menuju Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang semakin Sejahtera,
Mandiri, Unggul dan Istiqamah”.
b. Misi Pembangunan Daerah
Berdasarkan visi tersebut diatas maka dapat tersusun misi pembangunan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2011-2015 sebagai berikut :
• Meningkatkan Kualitas SDM yang Berakhlak Mulia, Kreatif, Inovatif,
Terampil dan Menguasai IPTEK.
• Menumbuhkan dan Mengembangkan Ekonomi yang Mandiri dan
Berdaya Saing.
• Pemanfaatan dan Distribusi SDA dengan Menjaga, Memelihara dan
Melestarikan Lingkungan.
• Mengembangkan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya Bermartabat.
• Penyelenggaraan Otonomi Luas dan Menerapkan Prinsip Tata Kelola
Kepemerintahan yang Baik.
• Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur yang Merata.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kalimantan Selatan hingga saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian.
sektor pertanian mampu menyumbang 38,80 persen dari Produk Dimestik
Bruto (PDRB) Hulu Sungai Tengah.
Secara makro PDRB Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan
berdasarkan PDRB-ADHB pada 2010 yang mecapai Rp2,14 triliun, di mana
naik dari 2009 sebesar Rp228 miliar atau sekitar 10,65 persen. Sektor
lapangan usaha jasa-jasa menyumbang 22,70 persen, perdagangan, rumah
makan, dan jasa akomodasi sebesar 14,14 persen (beritadaerah.com).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
64
b. Pertanian Tanaman Pangan
Terdapat 8 (delapan) komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi
ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan
kacang hijau. Hampir seluruh komoditas tersebut produktivitasnya hanya
berkisar antara 1,34 – 44,27 kw/ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang
produktivitasnya sebesar 130,56 kw/ha dan 90,88 kw/ha. Pertanian padi di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim
penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas
seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga
menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari
tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai keluar
Provinsi yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sistem
pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi
modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya.
Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten
Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang
memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri
dari berbagai jenis terdapat 151 buah. Industri tersebut masih
membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan
sampai ke luar Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan
hasil-hasil pertanian, pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu
mengairi sawah seluas 6.223 ha (id.wikipedia.org).
c. Perkebunan
Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha.
Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu
sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan
penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet
jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi rata-
rata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang
berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di
Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang
dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19
komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
65
adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha).
Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga
(125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha) (id.wikipedia.org).
d. Peternakan
Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau
(2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di
Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak
kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai
Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor
yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi
(1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai
(4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.
e. Perikanan
Perikanan sebagaimana dilaporkan dalam Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Dalam Angka (2008) mencakup 7 (tujuh) komoditas perikanan
tangkap yang berasal dari perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat
siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas
perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241
ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak
namun harga di tingkat produsennya sangat murah yaitu Rp 5.000,00.
Komoditas perikanan yang tingkat produksi tidak terlalu banyak namun
harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus dengan harga
Rp 20.000,00/kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya
perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin
(62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton).
f. Pertambangan
Bagian Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Tengah pada tahun 2008 telah mencatat produksi 5 komoditas
pertambangan dan penggalian yaitu batu kali, batu gunung dan batu
pecah (32.438,78 m3), sirtu (26.398,01 m3), kerikil (62.406,69 m3), tanah
(19.613,45 m3), dan marmer (949,03 m3). Walaupun marmer memiliki nilai
produksi terendah namun harga produksinya jauh lebih tinggi
dibandingkan yang lain yaitu senilai Rp 80.000,00/m3.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
66
g. Perindustrian
Pada tahun 2008 di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 1.401
unit usaha industri dengan tenaga kerja sebanyak 3.949 orang. Kegiatan
industri tersebut menghasilkan produksi senilai 131.659 juta rupiah yang
berasal dari investasi senilai 25.575 juta rupiah. Pada tahun ini pula telah
diterbitkan sebanyak 1.431 SIUP oleh Dinas Perindagkop Kabupaten Hulu
Sungai Tengah.
h. Perdagangan
Berdasarkan catatan Sub Dolog Wilayah I Barabai tahun 2008 terdapat
sebanyak 108.000 ton beras ex move pengadaan dan 3.694.506 ton beras
move in regional ex DN dengan total 3.802.506 ton beras. Pada tahun
tersebut terdapat penyaluran beras sebanyak 1.606.163 ton. Dinas
Peridagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencatat realisasi ekspor non
migas (karet sir) Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 21.231,28 ton
senilai 369.277,31 juta rupiah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah memilki 24 hari pasar. Pasar-pasar tersebut tidak
dilakasanakan setiap hari namun hanya pada hari-hari tertentu saja. Hari
pasar terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang
Alai Utara yaitu sebanyak 4 hari pasar.
i. Pariwisata
Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat tiga tempat rekreasi
yaitu Log Laga Ria, Batu Benawa Pagat dan Banyu Panas Hantakan dengan
jumlah pengunjung masing-masing pada tahun 2008 sebanyak 9.880 orang,
27.295 orang dan 10.184 orang.
j. Transportasi
Kondisi jalan di seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
pada tahun 2008 sebesar 51,19% dalam kondisi baik; 18,34% dalam kondisi
rusak dan sisanya dalam kondisi sedang. Menurut jenis permukaan jalan,
sebesar 72,84% berupa aspal; 7,66% berupa kerikil, 12,22% berupa tanah
dan 7,28% sisanya tidak dirinci. Menurut kelas jalan, sebesar 72,84% kelas
IIIB, 7,66% kelas IIIC dan 19,50% sisanya tidak dirinci. Menurut Satuan
Lantas Polres Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 tercatat sebanyak 358
mobil penumpang, 291 mobil beban dan 6.797 sepeda motor. Pada
tahun 2008 kendaraan angkutan pedesaan yang memiliki izin trayek ada
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
67
sebanyak 125 buah (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_
Sungai_Tengah).
I. HULU SUNGAI UTARA
1. Geografis
Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis
terletak pada koordinat 2°1’37” - 2°35’58” lintang selatan dan 144°50’58” -
115°50’24” bujur timur. Luas wilayahnya 892,7 km2 atau hanya sekitar 2,38%
dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini
memiliki wilayah administrasi 219 desa/kelurahan.
Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi
sebagai berikut :
• sebelah utara : Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan;
• sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah dan
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan;
• sebelah selatan : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin dan Hulu
Sungai Tengah;
• sebelah timur : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah.
Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2009
sebanyak 218.109 jiwa dengan kepadatan penduduk 244 jiwa/km2. Pada tahun
2011 jumlah penduduk menurun menjadi 211.699 dengan jumlah pria 103.498
jiwa dan wanita 108.201 jiwa.
Sebelum 25 Februari 2003, Hulu Sungai Utara merupakan pusat
pertumbuhan Banua Lima (terdiri atas Kabupaten Tabalong, Tapin, Hulu Sungai
Tengah, Utara dan Selatan) dan masih terbagi dalam dua wilayah topografi:
dataran rendah dan dataran tinggi. Dengan diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan
Kabupaten Balangan, maka wilayah dataran tinggi yang sebelumnya menjadi
bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara berubah statusnya menjadi wilayah
Kabupaten Balangan. Kenyataan ini sedikit banyak berpengaruh pada fungsi
dan peranan yang dipegang oleh Kabupaten Hulu Sungai Utara terhadap kota-
kota dan kabupaten yang ada di sekitarnya. Kabupaten Hulu Sungai Utara
memiliki 10 kecamatan, yaitu: Danau Panggang (224,49 km2), Babirik (77,44
km2), Sungai Pandan (45,00 km2), Amuntai Selatan (183,16 km2), Amuntai
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
68
Tengah (56,99 km2), Banjang (41,10 km2), Amuntai Utara ( 45,00 km2), Haur
Gading (34,15 km2), Sungai Tabukan (29,24 km2), Paminggir (156,13 km2).
Dari total luas wilayah yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebagian
besar terdiri atas dataran rendah yang digenangi oleh lahan rawa, baik yang
tergenang secara monoton maupun yang tergenang secara periodik. Sekitar
89% adalah merupakan lahan rawa dan sebagian besar belum termanfaatkan
secara optimal (hulusungaiutarakab.go.id).
2. Kebijakan Pembangunan
Isu strategis pembangunan di Hulu Sungai Utara saat ini terkait masalah
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pertanian, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), pendapatan per kapita, pendidikan, kasus kematian ibu dan
bayi, gizi buruk, perbaikan infrastruktur jalan, sarana dan prasarana
pemerintahan desa serta pengelolaan keuangan daerah.
Kepala Daerah diharapkan dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan terhadap hasil perencanaan yang sudah disusun. Berbagai isu
strategis yang ingin dibenahi, masih tingginya angka kemiskinan di Hulu Sungai
Utara yakni 7,76% yang ditargetkan bisa turun sebesar 1,5% pada tahun 2013.
Langkah yang diambil bupati adalah dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi berkualitas berbasis potensi lokal yang mampu mendorong
ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Juga meningkatkan peran
industri kecil dan menengah, peran kelembagaan dan permodalan disamping
mendorong peningkatan investasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Sementara bidang pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten
Hulu Sungai Utara berencana akan menambah panjang jalan kabupaten dari
334 km menjadi 344 km dan meningkatkan proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik dari 114 km menjadi 206 km disamping penambahan sarana
jembatan sebanyak 6 unit di tahun 2013 (http://hulusungaiutarakab.go.id/).
a. Visi Pembangunan Daerah
Dengan memperhatikan kondisi dan potensi sumberdaya serta orientasi
pembangunan daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara di masa depan, maka
visi Kabupaten Hulu Sungai Utara 2007 – 2012 adalah “Terwujudnya rawa
makmur menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri bernuansa Islami”.
b. Misi Pembangunan Daerah
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang diemban seluruh
lapisan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
69
• Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance).
• Menggali dan mengembangkan nilai-nilai religius Islam dan kultur
budaya daerah sebagai dasar kehidupan kemasyarakatan dan menajemen
pemerintahan.
• Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing di era globalisasi dengan
meningkatkan mutu pendidikan.
• Mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan menuju Hulu Sungai
Utara sehat 2010.
• Membangun infrastruktur daerah yang terintegrasi dengan sektor
pendidikan.
• Mendorong ekonomi kerakyatan berdasarkan kearifan budaya lokal.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai
Utara menduduki peringkat pertama dengan persentase 34,99% baik pada
tahun 2008 maupun tahun 2009. Kedua terbesar adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran.
Tabel 2.20.
PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara ( Harga Konstan)
Sektor Tahun 2009 2008
Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 291.105.400 34,99 257.189.204 33,45 Pertambangan 160.147 0,02 155.102 0,02 Industri Pengolahan 82.348.719 9,90 80.055.090 10,41 Listrik Dan Air Bersih 4.408.328 0,53 4.175.393 0,54 Bangunan 52.430.414 6,30 48.081.208 6,25 Perdagangan, Hotel, Restoran
160.385.861 19,28 151.288.577 19,68
Angkutan/Komunikasi 57.266.586 6,88 55.202.391 7,18 Bank/Keu/Perum 34.029.255 4,09 31.733.174 4,13 Jasa 149.834.393 18,01 140.994.963 18,34
Total 831.969.103 100 768.875.102 100 Laju Pertumbuhan - -
Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional serta Program
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) diperlukan dukungan dan kerja
keras pemerintah dan masyarakat, khususnya petani. Pencanangan gerakan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
70
pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian yang dipusatkan di
Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi komitmen
bersama semua pihak untuk mengawal keberhasilan produksi beras di
Kalimantan Selatan. Produksi beras pada 2011 meningkat 10% dari tahun
sebelumnya padahal saat itu cuaca ekstrem tengah melanda Kalimantan
Selatan serta mengakibatkan kegagalan tanam di sejumlah areal pertanian.
Untuk itu dialokasikan kegiatan pemberdayaan petani melalui metode
demfarm dengan pola sekolah lapang agribisnis. Khusus untuk Kabupaten
Hulu Sungai Utara dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Amuntai Utara di
Desa Sei Turak, Padang Luar dan Muara Baruh masing-masing di areal 25 ha,
sedang di Amuntai Selatan yakni di Desa Harusan, Padang Tanggul dan
Cangkring juga masing-masing seluas 25 ha. Metode Demfram merupakan
metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan secara nyata tata
cara atau hasil penerapan teknologi pertanian yang terbukti
menguntungkan. Berbagai keluhan disampaikan petani di Kabupaten Hulu
Sungai Utara seperti masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian,
Keterlambatan bantuan langsung benih unggul (BLBU) hingga permohonan
bantuan alat transportasi air karena wilayah Hulu Sungai Utara yang
dominan rawa (humas-pemkabHulu Sungai Utara.com).
c. Perkebunan
Di sektor perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Utara sejauh ini terdapat
pemberian bantuan bibit kelapa sawit dan bibit karet kepada petani
swadaya masing masing seluas 25 ha. Selain itu juga mengadakan kemitraan
usaha perkebunan antara Koperasi Wahyu Ilahi dengan PT Persada Dinamika
Lestari (PDL) pembangunan kebun plasma seluas 460 ha di Wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga April 2012. PT PDL sudah membangun
seluas 445 ha kebun plasma dari plan plasma seluas 800 ha.
Dari segi produksi, komoditas perkebunan yang cukup menonjol di
kabupaten HULU SUNGAI UTARA pada tahun 2008 adalah purun dan sagu
dengan produksi rata-rata per ha lebih dari 500 kg/ha.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
71
Tabel 2.21. Luas Tanaman Perkebunan Rakyat, Produksi, dan Rata-rata Produksi
Menurut Jenisnya Tahun 2008
Jenis Tanaman
Luas Tanaman (Ha) Produksi (Ton)
Rata-rata Produksi Per Ha
(Kg/Ha)
Muda
Tanaman Mengha-
silkan
Tanaman rusak
1. Karet 250,00 282,00 355,50 122,36 434,00 2. Kelapa 244,00 844,00 143,00 279,25 331,00 3. Sagu 153,00 237,20 4,30 140,10 590,00 4. Purun 133,00 364,00 8,30 319,90 604,00 5. Kelapa Sawit 6,00 - - - - 6. Nilam - - - - - Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id
d. Peternakan
Jumlah ternak sapi di kabupaten Hulu Sungai Utara meningkat pada
tahun 2009 yaitu berjumlah 1447. Ternak yang paling dominan di setiap
kecamatan adalah ternak ayam Broiler dengan total sebanyak 723.100
ekor.
Tabel 2.22 Banyaknya Ternak yang Masuk Menurut Jenisnya (Ekor)
Tahun 2009 Kecamatan
Sapi
Kerbau
Kambing
Domba
DOC
Pedaging 1. Danau Panggang - - - - 35 734 2. Paminggir - - - - - 3. Babirik 26 - 21 - 7 715 4. Sungai Pandan 24 - - - 7 817 5. Sungai Tabukan 419 - 38 - 96 948 6. Amuntai Selatan 223 - 17 - 13 603 7. Amuntai Tengah 34 - - - 143 544 8. Banjang 510 - 46 - 195 216 9. Amuntai Utara 211 - - - 145 676 10. Haur Gading - - - - 76 848
Jumlah 2009 1 447 - 121 - 723 100 Jumlah 2008 1 123 21 29 11 712 300
Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id
e. Perikanan
Kabupaten Hulu Sungai Utara yang geografisnya didominasi 80 %
wilayah rawa (perairan) memiliki potensi besar dalam bidang perikanan.
Pasalnya masih ada beberapa wilayah rawa yang belum dioptimalisasi
menjadi rawa perikanan produktif. Memanfaatkan potensi rawa menjadi
lahan perikanan produksi, akan bermuara pada peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan warga.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
72
Segala ikan jenis air tawar dapat dikembangkan di Hulu Sungai Utara.
Namun trend di masyarakat, menjadikan Patin, Bawal dan Nila menjadi
bahan konsumsi dominan masyarakat. Prospek bisnis ikan air tawar di Hulu
Sungai Utara cukup menggembirakan dan harganya pun stabil
(http://www.radarbanjarmasin.co.id).
f. Perindustrian
Hulu Sungai Utara dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan home
industry. Kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri kerajinan ini
tumbuh dan berkembang dan turut memacu pertumbuhan industri dan
perdagangan.
J. BALANGAN
1. Geografis
Kabupaten Balangan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia yang ibukotanya adalah Paringin. Luas wilayah Kabupaten
Balangan adalah 1.878,3 km2. Letak geografis pada koordinat 020001’37”
sampai dengan 020035’58” lintang selatan dan 1140050’24” sampai dengan
1150050’24” bujur timur. Wilayahnya terdiri dari 179.269 ha dataran/
pegunungan. Luas areal perairan terdiri dari rawa 3.026 ha dan sungai 5.537
ha. Temperatur udara di daerah ini rata-rata 26 °C. Kabupaten Balangan
memiliki batas wilayah sebagai berikut:
• sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten
Pasir Provinsi Kalimantan Timur.
• sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pasir Provinsi kalimantan
Timur dan Kabupaten Kotabaru.
• sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
• sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Wilayah ini terdiri atas beberapa kecamatan, yaitu: Lampihong, Paringin,
Juai, Halong, Batumandi, Awayan, Paringin Selatan, Tebing Tinggi.
Jumlah penduduk kabupaten Balangan pada tahun 2010 sebanyak 112.395
jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 114.009 jiwa dengan pria sebanyak
57.290 jiwa dan wanita 56.719 jiwa.
Kondisi infrastruktur kabupaten Balangan masih terus dikembangkan.
Perbaikan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan di wilayah pedesaan
akan terus mendapat prioritas dan perhatian khusus karena hal tersebut akan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
73
membawa dampak yang positif untuk menunjang perkembangan ekonomi di
wilayah Kabupaten Balangan namun dilakukan secara bertahap mengingat
terbatasnya anggaran yang tersedia.
Sejumlah pembangunan infrastruktur yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan merupakan bagian dari pengembangan wilayah sebagai
peningkatan sarana dan prasarana untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
dan kemajuan daerah. Khusus untuk jembatan yang ada di desa Murung
Jambu kedepannya akan berfungsi sebagai salah satu jalur alternatif jika di
jalan utama suatu saat nanti telah terjadi kepadatan kendaraan karena jalan
yang melewati desa Murung Jambu tersebut terhubung dengan jalur lingkar
yang menuju ke arah desa Lingsir dan keluar di perempatan Islamic Center
Balangan (www.balangankab.go.id).
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
“Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan
Sejahtera”.
b. Misi Pembangunan Daerah
Visi tersebut dilengkapi dengan uraian Misi, yang merupakan rangkaian
langkah upaya untuk mewujudkan Visi. Misi tersebut ada lima langkah,
yakni:
• Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan
dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya alam yang didasari prinsip pembangunan
yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
• Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara
bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung
pengembangan wilayah.
• Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius,
berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan IPTEK dan IMTAQ
dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
• Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.
• Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi
terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
74
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Pertumbuhan ekonomi Balangan dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan. Pada 2008, pertumbuhan ekonomi Balangan
sebesar 5,07%, naik pada 2009 menjadi 5,08% dan kembali naik pada 2010
menjadi 6,5%. Peningkatan pertumbuhan perekonomian di Balangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemajuan ilmu dan teknologi
yang mendorong terjadinya perbaikan dan perubahan. Selain itu, berbagai
potensi pengembangan perekonomian juga di miliki Balangan, seperti
sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan serta bahan gaiian.
Semuanyamemiliki kontribusi terhadap PDRB dan pertumbuhan sektor
ekonomi. Misalnya sektor pertanian dan perkebunan yang memiliki
kontribusi sebesar 21,17 persen terhadap PDRB Balangan. Dari semua
sektor ekonomi yang ada di Balangan, pertambangan memiliki kontribusi
terbesar untuk PDRB, yaitu sekitar 64,30% bagi pertumbuhan ekonomi
daerah.
b. Pertanian Tanaman Pangan
Potensi areal tanaman pangan hortikultura di Kabupaten Balangan
adalah padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi
jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang serta talas. Produksi
tanaman pangan terbesar setelah padi adalah ubi kayu.
Tabel 2.23.
Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Balangan 2010
S
u
m
b
e
r
:
h
t
Sumber : balangankab.bps.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
75
Tabel 2.24 Produksi Sayur Mayur Kabupaten Balangan 2010
S
u
m
b
e
r
:
Sumber : balangankab.bps.go.id
Tabel 2.25
Produksi Buah-buahan Kabupaten Balangan 2010 Produksi
S
S
u
m
b
e
r
:
S
u
Sumber : http://balangankab.bps.go.id
c. Perkebunan
Jenis komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain:
Karet dengan luas areal tanam 30.591 ha dengan hasil produksi 24.342,31
ton/ tahun. Kelapa sawit dengan luas areal tanam 2.280 ha dengan hasil
produksi 14.898 ton/tahun (id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_ Balangan).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
76
d. Peternakan
Peternakan yang ada di daerah ini adalah sapi, kambing, domba, ayam
ras/pedaging, ayam buras dan itik. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Balangan menunjukan bahwa jenis ternak yang paling
banyak diusahakan oleh masyarakat Balangan adalah jenis ternak ayam
buras. Pada tahun 2009 populasi ayam buras mencapai 407.168 ekor.
Namun menurun dratis pada tahun 2010 menjadi 276.594 ekor. Setelah
ayam buras, jenis ternak kedua terbesar adalah sapi potong kemudian
ternak kambing.
e. Perikanan
Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten Balangan di
sepanjang aliran sungai Balangan adalah cekdam, baruh (rawa) serta kolam
tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan antara lain ikan patin, mas
dan nila. Budidaya perikanan yang akan dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan betutu
yang terdapat di kecamatan Paringin (http://id.wikipedia.org/wiki/
Kabupaten_Balangan).
f. Pertambangan
Potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten Balangan adalah
marmer, phospat, kaolin, gambut, lempung, emas, batu gamping dan
batubara. Pertambangan yang tersedia untuk dikembangkan adalah bijih
besi.
g. Pariwisata
Berbagai tempat wisata yang layak untuk dikunjungi adalah
(id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Balangan) :
• Obyek wisata alam: Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung di
kecamatan Awayan.
• Obyek wisata alam/air: Baruh Bahinu Dalam di kecamatan Paringin.
• Obyek wisata religius: Makam Datuk Kandang Haji di desa Teluk Bayur,
kecamatan Juai.
• Obyek wisata sejarah: Benteng Tundakan di kecamatan Awayan, yakni
tempat perjuangan Temenggung Jalil yang bergelar Adipati Anom
Dinding Raja Temenggung Macan Negara.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
77
• Obyek wisata alam: Air Terjun Manyandar, Goa Berangin Gunung
Belawan di kecamatan Halong, goa dengan terowongan unik yang
menghubungkan ke dasar gunung dengan udara yang sejuk.
• Obyek wisata budaya dan upacara adat: Atraksi pesona budaya Pesta
Panen Raya, Aruh Adat Baharin, Tarian Gintor dan Balian yang terdapat
di kecamatan Halong.
K. TABALONG
1. Geografis
Kabupaten Tabalong dengan Ibukotanya Tanjung yang terletak paling
utara di Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai luas wilayah 3.946 km atau
sebesar 10,61% dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Pada wilayah utara dan
timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan – Provinsi Kalimantan Tengah.
Letak Kabupaten Tabalong sangat strategis, berada pada jalur ‘segitiga emas’,
atau segitiga pertumbuhan di antara lintas Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan. Posisinya memberikan letak yang menjanjikan
sebagai muara mengalirnya pengembangan aspek ekonomi dan sosial budaya
ketiga provinsi tersebut.
Secara umum Kabupaten Tabalong terletak di antara 1,18o– 2,25o Lintang
Selatan, dan 115,9° 115,47° Bujur Timu. Wilayah administrasi kabupaten
Tabalong terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah
pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan
Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi
kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian selatan meliputi
kecamatan Banua Lawas Pugaan, Kelua dan Muara Harus. Kecamatan yang
terluas adalah kecamatan Muara Uya dengan 924,16 km2, kemudian
kecamatan Jaro dengan 819,00 km2. Sedangkan daerah terkecil adalah
kecamatan Muara Harus dengan 62,90 km2.
Banyaknya desa/kelurahan di kabupaten Tabalong ini adalah sebanyak
122 desa dan 9 kelurahan, dimana kecamatan Tanjung dan Banua Lawas
mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit adalah
kecamatan Upau dengan 6 desa. Seluruh desa/kelurahan ini sudah sampai pada
tingkat swasembada. Jumlah penduduk kabupaten Tabalong pada tahun 2010
sebanyak 218.954 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 sebanyak 224.386
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
78
dengan junlah pria 114.320 jiwa dan wanita 110.066 jiwa. Suku bangsa yang
ada kabupaten Tabalong diantaranya suku Banjar, suku Jawa, suku Bugis, suku
Madura, suku Bukit, suku Mandar, suku Bakumpai, suku Sunda dan suku
lainnya.
Perkembangan infrastruktur Kabupaten Tabalong semakin meningkat.
Untuk mengaktifkan kegiatan perekonomian masyarakat pedesaan,
pemerintah kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan melakukan pembuatan
jalan di kawasan strategis kabupaten masing-masing kecamatan Jaro, Muara
Uya dan Haruai. Melalui program nasional pemberdayaan masyarakat
pengembangan infrastruktur, sosial, ekonomi dan wilayah (PNPM PISEW),
pembangunan kawasan strategis kabupaten (KSK) diharapkan bisa
mengurangi angka kemiskinan, pengangguran dan mengembangkan
wilayahnya. Kawasan strategis kabupaten tentunya memiliki potensi dan
prospek untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal karena itu
pembangunannya diprioritaskan untuk peningkatan infrastruktur desa
(www.antaranews.com).
Tabel 2.26 Kecamatan di Kabupaten Tabalong
No
Kecamatan
Nama Ibukota
Banyaknya
Desa/Kelurahan Desa Kelurahan
1 Banua Lawas Banua Lawas 15 - 2 Pugaan Halangan 7 - 3 Kelua Pulau 11 1 4 Muara Harus Tantaringin 7 - 5 Tanta Tanta 14 - 6 Tanjung Jangkung 11 4 7 Murung Pudak Belimbing Raya 6 4 8 Haruai Halong 13 - 9 Bintang Ara Usih 9 - 10 Upau Pangelak 6 - 11 Muara Uya Muara Uya 14 - 12 Jaro Jaro 9 - Kabupaten Tabalong Tanjung 122 9
Sumber : tabalongkab.go.id
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi Kabupaten Tabalong adalah “Terwujudnya Masyarakat Tabalong Yang
Sehat, Cerdas dan Sejahtera Berbasis Agamis”.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
79
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi Kabupaten Tabalong adalah :
• Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
• Menciptakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan
• Mengembangkan budi pekerti dan kualitas beragama
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tabalong
adalah sektor pertambangan dengan persentase 70,42% (2009). Sektor
pertanian menyumbang sebesar 12,84 % (2009). Kontirbusi pertanian
menurun sekitar 1% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel. 2.27
PDRB Kabupaten Tabalong (Harga Konstan)
Sektor Tahun 2009 2008
Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 367.010.111 12,84 365.179.344 13,82 Pertambangan 2.012.972.524 70,42 1.820.491.383 68,91 Industri Pengolahan 23.866.843 0,83 22.657.605 0,86 Listrik Dan Air Bersih 2.317.229 0,08 2.504.490 0,09 Bangunan 49.261.928 1,72 46.038.183 1,74 Perdagangan, Hotel, Restoran
151.624.874 5,30 134.637.716 5,10
Angkutan/Komunikasi 39.413.898 1,38 34.734.709 1,31 Bank/Keu/Perum 60.310.956 2,11 57.478.841 2,18 Jasa 151.710.732 5,31 157.948.011 5,98
Total 2.858.489.095 100 2.641.670.282 100 Laju Pertumbuhan - -
Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id
b. Pertanian Tanaman Pangan
Produksi padi sawah dan ladang tahun 2009 mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 128.979 ton menjadi 153.903 ton.
Kenaikan ini terjadi antara lain karena adanya penambahan luas tanam.
Tanaman padi sawah mengalami kerusakan seluas 14 ha, kerusakan ini
disebabkan oleh berbagai macam jenis serangan seperti tikus, bercak coklat
daun, penggerek batang dan hama lainnya. Sedangkan untuk padi ladang
pada tahun 2009 tidak mengalami kerusakan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
80
Pada tahun 2009 produksi buah-buahan kembali meningkat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menghasilkan 15.373
ton buah-buahan. Produksi terbanyak adalah buah rambutan sebanyak
3.780 ton, diikuti durian 2.374 ton dan pisang 2.027 ton. Produksi sayur-
sayuran mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, dari 4.090 ton
pada tahun 2008 menjadi 5.127 ton pada 2009, dengan produksi terbesar
adalah kacang panjang sebanyak 1.463 ton (http://tabalongkab.go.id).
Tabel 2.28 Luas Tanam, Rusak, Panen dan Produksi Padi Sawah dan
Padi Ladang 2009
No. Kecamatan Tanam (ha)
Rusak (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
Rata-rata Produksi (ton/ha)
1 Banua Lawas 5.121 3 5.118 24.311 4,75 2 Pugaan 2.114 2 2.112 9.546 4,52 3 Kelua 3.768 2 3.766 17.549 4,66 4 Muara Harus 2.018 - 2.018 8.888 4,40 5 Tanta 3.169 1 3.168 12.993 4,10 6 Tanjung 3.209 1 3.208 13.455 4,19 7 Murung Pudak 1.196 - 1.196 4.548 3,80 8 Haruai 2.788 2 2.786 10.369 3,72 9 Bintang Ara 1.531 1.531 5.004 3,27 10 Upau 1.946 - 1.946 7.639 3,93 11 Muara Uya 2.861 2 2.859 10.750 3,76 12 Jaro 3.525 1 3.524 14.931 4,24
Jumlah 33.246 14 33.232 139.983 4,21 Sumber : tabalongkab.go.id
c. Perkebunan
Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam
pengembangan pertanian. Komoditi yang dikembangkan di Kabupaten
Tabalong ini adalah kelapa, kelapa hibrida, karet, pinang, rumbia, enau,
kemiri, jambu mete, kapuk, kopi, cengkeh, lada dan kakao.
Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet
dengan luas arealnya mencapai 53.850 ha dan kelapa 2.785 ha. Sedangkan
produksi perkebunan terbesar tetap komoditi karet dengan 34.427 ton
kemudian kelapa 8.053 ton.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
81
Tabel 2.29 Produksi Perkebunan Rakyat menurut Jenis Tanaman 2009
Jenis Tanaman Produksi
(ton) Rata-rata Produksi
(ton/ha) 1 Kelapa 8.053 3,488 2 Kelapa Hybrida 52 1,735 3 Karet 34.427 0,995 4 Pinang 30 0,288 5 Rumbia 1.114 4,254 6 Vanili - - 7 Enau / Aren 328 1,774 8 Kemiri 1.019 0,769 9 Jambu Mete 5 0,238 10 Kapuk 12 0,197 11 Kopi 245 0,153 12 Cengkeh 1 0,040 13 Lada 39 0,221 14 Kakao 2 0,100 15 Kelapa Sawit - - Jumlah 45.328
Sumber : tabalongkab.go.id
d. Peternakan
Pembangunan sektor peternakan adalah untuk meningkatkan
populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat
dan meningkatkan pendapatan peternak.
Secara umum populasi ternak besar dan kecil mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya. Populasi sapi naik dari 11.391 ekor tahun 2008
menjadi 12.101 ekor pada tahun 2009, sedangkan kambing mengalami
kenaikan dari 4.538 pada tahun sebelumnya menjadi 4.550 ekor.
Populasi ayam kampung naik dari 719.205 ekor menjadi 730.463 ekor
dan populasi ternak itik mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 63.606 ekor.
e. Perikanan
Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tabalong memiliki prospek
yang cukup baik. Hal ini ditunjang oleh luas wilayah yang bisa
dimanfaatkan sebagai areal perikanan darat. Di samping itu sektor
perikanan merupakan salah satu sektor yang relatif mudah dimasuki oleh
masyarakat dalam upaya menambah pendapatan rumah tangga.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
82
Perkembangan produksi perikanan di Tabalong selama kurun waktu
2008-2009 cenderung meningkat. Tahun 2008, total produksi perikanan
Tabalong mencapai 2.056,8 ton dengan nilai produksi sebesar 34,27 milyar
rupiah. Pada Tahun 2009, total produksi meningkat menjadi 2.258,8 ton
dengan nilai produksi 42,89 milyar rupiah.
Pada tahun 2008 wilayah tengah mendominasi produksi perikanan di
Kabupaten Tabalong. Pada Tahun 2009 wilayah tengah kembali
mendominasi produksi perikanan. Hal ini disebabkan menurunnya produksi
perikanan di Kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua dan Muara Harus
serta meningkatnya produksi perikanan di Kecamatan Tanjung. Wilayah
tengah memiliki produksi perikanan sebesar 850,1 ton atau sekitar 37,64%
dari total produksi perikanan di Kabupaten Tabalong.
Kecamatan Tanjung dan Banua Lawas merupakan wilayah yang paling
banyak memberikan kontribusi terhadap produksi perikanan Kabupaten
Tabalong. Produksi perikanan di Kecamatan Tanjung Tahun 2009 sebesar
597,9 ton atau 26,47% dari total produksi perikanan Tabalong dengan nilai
produksi perikanan mencapai angka 9,62 milyar rupiah.
Tahun 2009, produksi perikanan di wilayah selatan mencapai 719 ton
atau sebesar 31,83% dari total produksi Tabalong. Sedangkan produksi
perikanan di wilayah utara hanya 689,6 ton atau sekitar 30,53% dari total
produksi perikanan Tabalong.
Produksi perikanan Kabupaten Tabalong bersumber dari dua kegiatan
yaitu penangkapan ikan dan budidaya perikanan air tawar. Penangkapan
ikan selama Tahun 2009 mencapai 1.436,8 ton dengan nilai produksi
sebesar 13,06 milyar rupiah. Jenis ikan yang paling banyak ditangkap
adalah Gabus, Papuyu, Sepat Rawa dan Sepat Siam.
Produksi perikanan yang berasal dari budidaya perikanan air tawar
Tahun 2009 tercatat sebesar 2.258,9 ton dengan nilai produksi mencapai
42,89 milyar rupiah. Budidaya perikanan yang dikembangkan adalah
budidaya kolam yang menghasilkan 1.220,9 ton, budidaya ikan di
sawah/mina padi sebesar 63,8 ton dan budidaya di karamba yang
produksinya mencapai 974,2 ton.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
83
Tabel 2.30 Penangkapan Ikan menurut Jenis Ikan Tahun 2009
Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi ( ooo Rp)
2008 2009 2008 2009 1. Gabus 278,3 284,1 3.340.800 3.708.400 2. Lais 14,0 39,4 140.000 393.900 3. Toman 35,3 35,9 375.400 295.400 4. Sepat Siam 209,9 203,2 1.371.000 1.314.850 5. Tambakan 97 103,2 947.800 1.009.700 6. Udang Tawar - - - - 7. Baung/ Jambal 33 23,1 460.400 310.800 8. Puyau/Nilam 166,6 174 1.189.100 881.950 9. Manangin Sungai 0,62 - 3.000 - 10. Patin - - - - 11. Sanggiringan 38,1 31 228.600 205.200 12. Riu/Tawes 6,5 2,3 42.250 15.600 13. Seluang 16,4 9,9 147.900 81.800 14. Papuyu 216,9 213,3 2.897.500 3.121.000 15. Sepat Rawa 215,3 213,7 965.500 1.203.100 16. Lampam - - - - 17. Ikan Lainnya 101,3 104 496.000 518.500 Jumlah 1.429,22 1.436,8 12.605.250 13.060.200
Sumber : tabalongkab.go.id
Tabel 2.31 Produksi Budidaya Ikan Air Tawar menurut Jenis Perairan
Tahun 2009 Jenis Perairan Produksi (Ton) Nilai Produksi ( ooo Rp)
2008 2009 2008 2009 1. Kolam - Ikan Mas 210,1 34,8 4.200.018 696.641,7 - Tawes - - - - - Nila 543,2 1.186,1 10.321.540 22.577.157,1 - Patin 55,8 - 613.638 - - Lele - - - - 2. Sawah/Mina Padi - Ikan Mas 10,5 - 211.598 - - Papuyu - - - - - Nila 55,5 63,8 1.054.324 1.212.994,2 - Gabus - - - - - Mujair - - - - 3. Karamba - Ikan Mas 12,0 42 198.383,5 837.934 - Nila 674,3 921 11.938.358,5 17.456.210,2 - Patin 206,7 - 2.472.828,2 - - Bawal 289,0 11,2 3.267.904,2 117.165,2 Jumlah 2.057,1 2.258,9 34.278.592,4 42.898.075,4
Sumber : tabalongkab.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
84
f. Pertambangan
Subsektor pertambangan yang utama di Kabupaten Tabalong adalah
batubara dan minyak bumi. Batubara dikelola oleh PT. Adaro di dua
wilayah yaitu kabupaten Balangan dan Tabalong. Total produksi batubara
selama tahun 2009 adalah sebanyak 40.590.189 ton atau meningkat dari
tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 produksinya sebanyak
38.482.462 ton.
Produksi batubara pada tahun 2009 tersebut terbagi masing-masing
49,97% untuk kabupaten Balangan dan 50,03% untuk Tabalong. Jumlah
kontraktor dan subkontraktor pada tahun 2009 sebanyak 137 perusahaan
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.110 orang.
Sedangkan untuk minyak bumi dikelola oleh PT Pertamina.
Pengembangan biogas di Tabalong sudah mencakup enam kecamatan,
antara lain Kecamatan Murung Pudak (CSR Pertamina), Tanjung, Jaro,
Haruai dan Bintang Ara dengan jumlah delapan unit biodigester (instalasi
pengolahan).
g. Kehutanan
Luas areal kehutanan di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2009
mencapai 241.210,0 ha, yang terdiri dari 14.848,1 ha adalah kawasan hutan
yang bisa dikonversi, 116.467,0 ha kawasan hutan produksi tetap, seluas
44.462,5 ha adalah hutan produksi terbatas dan sisanya merupakan
kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya.
Struktur luas kawasan hutan yang dibagi menurut fungsinya selama
tahun 2000-2002 tidak mengalami banyak perubahan. Tetapi sejak tahun
2003 terjadi pergeseran struktur yang cukup besar, khususnya untuk
kawasan hutan yang bisa dikonversi dan kawasan hutan lindung. Hingga
tahun 2009 kawasan hutan yang bisa dikonversi adalah sebesar 6,16% dan
kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya sebesar 27,13% dari
seluruh kawasan hutan Kabupaten Tabalong.
Produksi subsektor kehutanan dibagi menjadi dua kategori yaitu
produksi kayu dan non kayu. Dibanding tahun 2008, pada Tahun 2009
produksi kayu di Tabalong mengalami penurunan menjadi 49.747,22 m3,
dimana terjadi penurunan produksi Karet dari 14.382,10 m3 menjadi
hanya 7.100,61 m3.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
85
Tabel 2.32 Produksi Hasil Hutan Tahun 2009
Jenis Kayu Produksi (m3) 2007 2008 2009
1. Karet 22.906,28 14.382,10 7.100,61 2. Meranti 17.364,61 16.082,97 17.945,61 3. Keruing 3.408,88 3.942,48 5.074,97 4. Kapur 516,83 151,73 1.058,85 5. Nyatoh 497,00 248,60 720,11 6. Balau 802,41 1.158,75 1.007,68 7. Bengkirai 213,35 247,47 702,17 8. Mersawa 2,09 - - 9. Jelutung - - - 10. Sungkai 993,50 1.360,10 - 11. Ramin - - - 12. Anglai 167,80 50,11 174,83 13. Merijang 378,62 159,79 269,78 14. Sarangan Batu - - - 15. Durian 655,74 871,41 - 16. Pulai - - - 17. Campuran 12.939,07 13.738,69 15.692,61 Jumlah 60.346,18 52.394,20 49.747,22
Sumber : tabalongkab.go.id
Produksi non kayu di Kabupaten Tabalong yang sangat potensial
untuk dikembangkan adalah madu. Madu Tabalong sangat terkenal di
Kalimantan Selatan, namun sayang hingga saat ini penanganannya masih
secara tradisional. Kalau lebah madu diternakkan secara intensif akan
memudahkan petani dalam mengelola ternaknya. Jadi madu yang
dihasilkan tidak lagi tergantung dari musim bunga di hutan. Akibatnya
total produksi setiap tahunnya tidak dapat diprediksi. Padahal daerah
dengan tanah subur dan berbagai macam sari buah yang menjadi bahan
penghasil madu maka peternakan madu sangat potensial untuk
dikembangkan secara lebih modern.
h. Pariwisata
Pembangunan pariwisata di kabupaten Tabalong diarahkan untuk
dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Keberhasilan dalam
bidang kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan
dari tahun ke tahun. Sayangnya data mengenai jumlah wisatawan di
kabupaten Tabalong ini masih belum terorganisasi dengan baik.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
86
Potensi pariwisata yang ada cukup banyak dan tersebar hampir di
seluruh kecamatan, seperti danau Undan di Banua Lawas, upacara adat dan
budaya Warukin di Tanta, Tanjung Puri Indah di Murung Pudak dan objek
wisata air terjun serta gua di beberapa kecamatan lainnya harus lebih
dikembangkan seoptimal mungkin.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung semakin meningkat dari tahun
ke tahun baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pada tahun
2009 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang datang
berkunjung ke Tabalong sebanyak 93.107 orang.
Fasilitas akomodasi dan penginapan di kabupaten Tabalong ada 18
buah yang terdapat pada kecamatan Kelua 1 buah, kecamatan Tanjung 10
buah, dan kecamatan Murung Pudak 7 buah. Jumlah kamar yang tersedia
adalah 369 kamar yang dapat menampung 584 tempat tidur.
Selain itu, di kabupaten Tabalong juga terdapat beberapa rumah
makan/restoran yang cukup berkembang diantaranya Rumah Makan
Pondok Asian Bakar , Restoran Presto Solo , Rumah Makan Padang Bundo ,
Rumah Makan Padang Sederhana, Pusat Jajanan Barunak, Pondok Asian
Ikan Bakar dan lain-lain.
L. BARITO KUALA
1. Geografis
Kabupaten Barito Kuala yang beribukota Marabahan terletak paling
barat dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas: sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin,
sebelah selatan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, sedangkan sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan letak
astronomis berada pada 2°29’50” - 3°30’18” Lintang Selatan dan 114°20’50” -
114°50’18” Bujur Timur.
Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah yang datar
dengan kelerengan 0% - 2%, dengan ketinggian elevasi berkisar antara 1-3
meter di atas permukaan laut (http://baritokualakab.go.id/v5/)
Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kabupaten Barito Kuala diapit
oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal ini
sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini. Disamping
itu terdapat pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
87
Barito dan Sungai Kapuas yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban.
Keadaan hidrologi ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan present land
use, baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Terdapat 17 Kecamatan di
Kabupaten Barito Kuala, yaitu Kecamatan Alalak, Anjir Muara, Anjir Pasar,
Bakumpai, Barambai, Belawang, Cerbon, Jejangkit, Kuripan, Mandastana,
Marabahan, Mekarsari, Rantau Badauh, Tabukan, Tabunganen, Tamban, dan
Kecamatan Wanaraya (http://baritokualakab.go.id/v5/).
Penduduk terutama terdiri dari suku Jawa, Banjar, Bakumpai, Bali, dan
Madura. Agama sebagian besar warga Islam 90%, Kristen 3%, Hindu dan
Budha 2%. Suku Jawa yang ada di Kecamatan Barambai berasal dari warga
transmigrasi yang datang tahun 1969. Kecamatan ini menjadi salah satu daerah
penempatan transmigrasi di Kalimantan Selatan. Pekerjaan penduduk
kecamatan Barambai mayoritas sebagai petani (80%) dan sisanya sebagai
pedagang dan pegawai.
Perkembangan panjang jalan sampai dengan tahun 2010, untuk jalan
negara panjang 62,00 km type permukaan seluruhnya aspal dengan kondisi
baik sepanjang 23,78 km, sedang sepanjang 25,92 km dan rusak sepanjang
12,30 km. Untuk jalan provinsi panjang 68,94 km type permukaan aspal
sepanjang 36,00 km dan kerikil sepanjang 32,94 km Untuk jalan kabupaten
panjang 628,13 km type permukaan aspal sepanjang 315,16 km, kerikil
sepanjang 181,67 km dan tanah sepanjang 131,3 km.
Jumlah jembatan yang ada sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak
1.021 buah dengan rincian untuk type kayu sebanyak 990 buah, beton
sebanyak 16 buah, baja sebanyak 6 buah dan komposit sebanyak 9 buah.
Untuk air bersih hanya ada 8 (delapan) kecamatan yang memiliki sarana
tersebut yakni Kecamatan Anjir Pasar, Alalak, Rantau Badauh, Cerbon,
Bakumpai Marabahan, Tamban dan Tabunganen. Kecamatan Marabahan
memiliki produksi dan distribusi paling besar dengan perincian produksi
sebesar 1.267.680 m3 dan terdistribusi sebesar 1.081.327 m3.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi Kabupaten Barito Kuala dirumuskan dan ditetapkan sebagai
berikut : "Terwujudnya Kabupaten Barito Kuala Sebagai Sentra Produksi
Pertanian yang Maju dan Berdaya Saing Tinggi Menuju Terciptanya
Kemandirian Daerah ".
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
88
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya dalam rangka
mewujudkan keadaan yang diinginkan sebagaimana diamanatkan “ Visi ”
dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2012 adalah :
• Percepatan Pembangunan Infrastruktru Perdesaan yang Komprehensif
dan Terpadu.
• Reformasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
(Good Governance).
• Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dari berbagai Sektor dan
Layanan.
• Melaksanakan Pembangunan Daerah yang Responsif terhadap Aspirasi
Masyarakat melalui Adaptasi Partisipasi Berbagai Pihak.
• Membangun Akses dan Jaringan Kerja Sama di berbagai Sektor
Pembangunan.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Kontribusi sektor terbesar yang mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2009 adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 23,95% , diikuti sektor jasa, kemudian sektor
bangunan. Pada sektor pertanian hanya sebesar 5,23%
(regionalinvestment.bkpm.go.id).
b. Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian merupakan sektor potensial di Kabupaten Barito Kuala,
dengan luas sawah pasang surut mencapai 101.424 ha. Dari luas sawah
tersebut, memberikan hasil 317.605 ton gabah kering giling di tahun 2009.
Hal ini menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai penghasil beras
terbesar di Kalimantan Selatan yang mampu menyumbang 16,23% dari
total produksi Kalimantan Selatan. Usaha peningkatan peran sektor
pertanian terus menerus dilaksanakan dengan berbagai program, seperti :
Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Agribisnis dan
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian dan Agropolitan.
Luas lahan pertanian menurut penggunaannya pada tahun 2009
mengalami peningkatan 5,15% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari
220.946 ha menjadi 232.335 ha. Sedangkan untuk lahan sawah mengalami
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
89
penurunan 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 140.702 ha
menjadi 120.643 ha. Produksi padi tahun 2009 adalah 317.605 ton dengan
rata-rata produksi 34,83 kw/ha.
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Barito Kuala merupakan
sentra produksi padi sawah. Produksi tanaman bahan makanan lainnya
pada tahun 2009 yaitu jagung sebanyak 89 ton, kacang tanah 38 ton dan
ubi kayu 4.555 ton. Selain tanaman di atas Barito Kuala juga berpotensi
memproduksi tanaman buah-buahan, seperti: jeruk, mangga, nenas, dan
rambutan. Produksi jeruk untuk tahun 2008 sebesar 74.051,48 ton, nenas
3.014,5 ton, rambutan 3.152 ton dan mangga 769,5 ton
(baritokualakab.go.id).
c. Perkebunan
Potensi bidang perkebunan adalah kelapa sawit yang meliputi potensi
alam spesifik yaitu lahan rawa gambut yang dimanfaatkan sebagai usaha
perkebunan potensial seluas 112.000 Ha, dan lahan produktif di beberapa
lokasi penempatan transmigrasi. Kegiatan pengembangan kelapa sawit ini,
diyakini akan mampu mendukung penyediaan lapangan kerja dan
pemanfaatan lahan tidur serta lebih meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.
d. Peternakan
Populasi ternak di daerah ini menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan baik ternak besar, ternak kecil maupun unggas.
Disamping itu pula dengan ditunjang dengan adanya bantuan pemerintah
berupa pendanaan dan juga diikuti dengan penyuluhan.
Pemasokan bibit, penyediaan bibit rumput, pengawasan dan
mengikutkan partisipasi masyarakat. Meski secara keseluruhan populasi
ternak (besar, kecil dan unggas) mengalami penurunan sebesar 13,26%,
namun populasi ternak besar mengalami peningkatan 29,13% dimana
untuk sapi meningkat 31,86% di tahun 2008 sebanyak 8.245 ekor menjadi
10.872 ekor sedangkan untuk kerbau meningkat 6,53% di tahun 2008
sebanyak 995 ekor menjadi 1.060 ekor.
Untuk produksi telur mengalami penurunan 23,08%, dimana untuk
ayam buras menurun 32,67% di tahun 2008 sebanyak 1.445.095 butir
menjadi 973.966 butir, untuk itik meningkat 21,70% di tahun 2008
sebanyak 309.428 butir menjadi 376.581 butir. Pengembangan ternak besar
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
90
dilakukan dengan cara penggemukan dan pembibitan. Komoditas ternak
andalan yang sedang dikembangkan adalah ternak sapi Bali dan kambing,
dengan sentra pengembangan di Kecamatan Wanaraya dan Kecamatan
Barambai. Kabupaten Barito Kuala memiliki sumberdaya peternakan yang
cukup siqnifikan dan menjanjikan menjadi potensi unggulan daerah
(baritokualakab.go.id).
e. Perikanan
Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu kabupaten dengan potensi
sumberdaya alam yang mendukung pengembangan usaha sektor
Perikanan dan Kelautan. Kegiatan perikanan yang berkembang mulai dari
arah utara yaitu kecamatan Kuripan berupa penangkapan di sungai,
pembesaran ikan Toman, Betutu, Patin dan Nila dalam karamba sampai ke
arah selatan yang berbatasan dengan laut Jawa dengan usaha perikanan
tangkap di lautan dan daratan, pembesaran ikan Bandeng dan Udang di
tambak sekitar 3.500 ha serta ikan Betok, Nila dan Patin di kolam, juga
pengolahan hasil perikanan seperti ebi, terasi dan ikan kering.
Secara umum, kegiatan pemanfaatan sungai Barito yang telah
dilaksanakan oleh masyarakat terletak di Kecamatan Kuripan (karamba),
Kecamatan Marabahan (karamba dan karamaba jaring apung), Kecamatan
Cerbon (karamba jaring apung) dan Kecamatan Tabukan (karamba).
Program pengambangan budidaya di dalam karamba telah
dikembangkan sejak dengan sumber dana APBD dan APBN melalui
penguatan modal dan pinjaman karamba jaring apung bagi pembudidaya.
Melalui program pengembangan perikanan budidaya melalui kegiatan
revitalisasi perikanan di kawasan budidaya air tawar tahun 2006 mulai
dirintis pengembangan budidaya ikan di dalam karamba jaring apung di
kecamatan Marabahan dan Cerbon. Fasiltas penunjang telah dibangun di
dua kecamatan ini yaitu tiang pancang dan rumah jaga walaupun jumlah
tiang pancang masih minim dan perlu tambahan kembali. Pada tahun 2008
dibangun kembali sebanyak 40 unit karamba jaring apung yang disebar di
dua kecamatan ini.
Sentral pengembangan air payau dengan komoditas utama ikan
bandeng berada di Kecamatan Tabunganen. Hasil produksi Bandeng yang
berlimpah telah diarahkan untuk pengolahan bandeng asap. Pelatihan pun
telah diberikan, namun tahap permodalan masih belum bisa dilaksanakan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
91
Pengembangan budidaya ikan kolam pada akhir 2010 dilakukan
dengan total daerah budidaya sekitar 3,5 ha dengan jumlah kolam
mencapai 250 buah dan dengan ikan yang diusahakan adalah Patin, Nila,
Gurame, Lele dan yang terbaru ikan Papuyu.
f. Pertambangan
Jenis tambang yang ada di daerah ini adalah jenis bahan galian C yaitu
pasir dan tanah liat. Pasir terdapat di Kecamatan Alalak, Anjir Muara,
Tamban dan Tabunganen sedangkan tanah liat hampir terdapat di semua
Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Barito Kuala, dimana pada masa
sekarang ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menambah
pendapatan daerah.
Untuk pertambangan di Kecamatan Barambai Desa Kolam Kanan
terdapat lumpur panas yang menurut penelitian dari Departemen
Perambangan dan Energi telah positif mengandung gas metan, sudah ada
investor untuk menanamkan investasi namun belum sampai pada tahap
eksploitasi.
g. Kehutanan dan Perkebunan
Wilayah hutan di kabupaten ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan,
diantaranya ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu seperti : galam, terantang,
jingah, halaban, bungur dan lain-lainnya. Sebagian hutan ini merupakan
kawasan lindung dengan fungsi khusus yaitu sebagai cagar alam, hutan
wisata, hutan pantai berbakau dan hutan sempadan sungai.
Kebijakan pemerintah diarahkan untuk melestarikan sumberdaya alam
dan konservasi lingkungan hidup melalui program : konservasi Sumberdaya
Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup, Perlindungan Kawasan Lindung dan
Sumberdaya Hutan, Rehabilitasi lahan dan hutan. Dalam usaha
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Daerah
melaksanakan pembangunan Hutan Rakyat.
Data potensi hutan di Kabupaten Barito Kuala menunjukkan bahwa
potensi terbesar ada pada hutan galam dimana sebagian besar dari hutan
yang ada merupakan hutan galam seluas 16.013,97 m3. Data potensi
perkebunan di kabupaten ini juga menunjukkan bahwa potensi terbesar
ada pada kelapa dalam seluas 14.249 ha, disusul karet seluas 1.679 ha,
disusul purun seluas 1.152 ha, disusul kelapa sawit seluas 368 ha dimana
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
92
terjadi peningkatan yang signifikan dengan tahun – tahun sebelumnya,
yakni tahun 2006 seluas 63,73 ha tahun 2007 seluas 167,85 ha sedangkan
tahun 2008 meningkat tajam menjadi seluas 10.775,85 ha. Ini terjadi
karena pembukaan lahan besar-besaran untuk komoditi kelapa sawit ini,
dan sagu seluas 159 ha serta kopi seluas 16 ha (baritokualakab. go.id).
h. Perdagangan dan Perindustrian
Jumlah perusahaan Industri Besar, Sedang Kecil dan Rumah Tangga
mengalami penurunan 29,61% dari 233 buah menjadi 166 buah. Sebagian
besar industri kecil dan rumah tangga yang ada meliputi jenis makanan,
minuman dan pengolahan kayu dimana jumlah yang terbesar berada di
Kecamatan Alalak dan Marabahan.
Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sangat menyadari bahwa untuk
memacu percepatan program pembangunan yang dicanangkan diperlukan
kehadiran dan peran serta para investor. Dilihat dari letak geografis
Kabupaten Barito Kuala secara keseluruhan, memberikan beberapa
keunggulan komparatif yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan
potensi dan peluang investasi yang sangat prospektif meliputi agribisnis,
ekonomi dan perdagangan serta pariwisata.
Pemerintah Kabupaten Barito Kuala terus berupaya menarik minat
investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Barito Kuala.
Masuknya investor ke Kabupaten Barito Kuala tidak hanya akan mampu
menggerakan dan meningkatkan perekonomian di berbagai sektor tetapi
juga akan membuka peluang kerja bagi masyarakat serta peningkatan
PAD.
i. Pariwisata
Kawasan obyek wisata nasional Jembatan Barito dan pusat
pengembangan program agropolitan Barito Kuala cukup prospektif untuk
dikembangkan bagi investasi sarana pariwisata terutama wisata rakyat. Hal
ini juga ditunjang dengan pembinaan dan pelaksanaan event-event
perlombaan olahraga dayung serta sudah tersedia lahan sirkuit untuk olah
raga otomotif.
j. Transprotasi
Transportasi di Kabupaten Barito Kuala terdiri dari angkutan darat dan
angkutan sungai. Untuk angkutan darat memiliki 3 terminal tipe C yaitu
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
93
terminal Handil Bakti, terminal Marabahan dan terminal Tabukan.
Prasarana angkutan sungai dilayani oleh dermaga-dermaga dengan kondisi
bangunan berupa konstruksi kayu ulin yang berjumlah 23 buah, berada di
kecamatan-kecamatan di sepanjang sungai Barito, dan sungai lainnya,
sebagian dermaga juga berfungsi sebagai penyeberangan (ferry) antar
kecamatan.
M. KOTA BANJARMASIN
1. Geografis
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15I sampai 3°22I Lintang Selatan dan
114°32I Bujur Timur dengan ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah
permukaan laut yang membuat hampir seluruh wilayah digenangi air pada
saat pasang. Kota ini berlokasi di sisi timur sungai Barito.
Letak Kota Banjarmasin nyaris berada di tengah-tengah Indonesia.
Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang
surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan
memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama
pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata,
perikanan dan perdagangan.
Kota Banjarmasin yang letaknya strategis yaitu di sekitar muara Sungai
Barito, menyebabkan kampung kecil (Kampung Banjar) menjadi gerbang bagi
kapal-kapal yang hendak berlayar ke daerah pedalaman di Kalimantan Selatan
dan Kalimantan tengah. Cikal bakal Kota Banjarmasin ini berkembang menjadi
bandar perdagangan dan ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari pelbagai
negeri.
Menurut data statistik 2001, luas wilayah Kota Banjarmasin dapat dibagi
dalam lima area, yakni Banjarmasin Selatan dengan luas 20,18 km2;
Banjarmasin Timur dengan luas 11,54 km2; Banjarmasin Barat dengan luas
13,37 km2; Banjarmasin Tengah dengan luas 11,66 km2; serta Banjarmasin
Utara 15,25 km2. Dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin (72 km2)
peruntukan lahan yang digunakan saat ini adalah lahan tanah pertanian
seluas 3.111,9 ha; perindustrian 278,6 ha; jasa 443,4 ha; pemukiman seluas
3.029,3 ha; dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan
perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan
penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu
pengetahuan teknologi (banjarmasinkota.go.id).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
94
Jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2010 adalah sebesar
625.395 jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 634.990 jiwa dengan jumlah
pria 317.449 jiwa dan wanita 317.541 jiwa. Suku asli di kota ini adalah suku
Banjar dan orang Berangas.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi pembangunan Kota Banjarmasin adalah “Terwujudnya Kota
Banjarmasin yang maju dan mandiri sebagai pusat pelayanan dan
pertumbuhan bagi perkembangan regional Kalimantan dengan didukung
oleh sumberdaya manusia yang berkualitas dengan dijiwai semangat
Kayuh Baimbai”.
b. Misi Pembangunan Daerah
• Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai wujud
peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi dengan
bertumpu pada mekanisme pasar.
• Pemanfaatan dan penggalian sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia dengan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mengangkat
kualitas kehidupan terutama masyarakat Prasejahtera dan Keluarga
Sejahtera I.
• Perwujudan kemandirian masyarakat berperilaku sehat.
• Pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk meningkatkan
harkat, martabat, dan memperkuat jati diri serta kepribadian bangsa.
• Penegakan dan penghormatan terhadap supremasi hukum serta hak
asasi manusia.
• Penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan sistem informasi dan
komunikasi yang sehat.
• Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good
govermance).
• Penciptaan sistem keamanan dan keterlibatan yang mantap dan
terkendali serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
95
• Peningkatan kemajuan dan kemandirian melalui penyelenggaraan
otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dengan
mewujudkan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang adil.
• Terciptanya pembangunan kota Banjarmasin sesuai dengan fungsinya
yang berpedoman pada Rencana Tata Ruang Kota sehingga terwujud
Banjarmasin BUNGAS (Bersih, Unggul, Nyaman, Gagah, Aman dan
Serasi).
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi
Kontribusi PDRB selama 2008 terbanyak disumbangkan oleh sektor
perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 23,24%. Sektor
pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi kedua terbesar
yaitu 21,33%. Sektor pertanian adalah sektor terkecil dalam pembentukan
PDRB Kota Banjarmasin. Pada Tahun 2008 sektor pertanian memberikan
andil sebesar 0,83%. Selama tahun 2008 Kota Banjarmasin mengalami
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 15,81% dan sektor
bangunan sebesar 10,75% (banjarmasinkota.bps.go.id).
b. Pertanian Tanaman Pangan
Pembangunan ekonomi sektor pertanian adalah untuk meningkatkan
produksi pertanian dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
petani. Data statistik pertanian dibagi dalam beberapa subsektor, yaitu:
tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, perikanan dan
peternakan. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan produksi padi sawah
sebesar 7,25% dari 5.257 ton pada tahun 2007 menjadi 5.638 ton
(http://banjarmasinkota.bps.go.id).
c. Perkebunan
Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam
pengembangan pertanian. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan
adalah kelapa dengan luas areal mencapai 284 ha. Menurut wilayah
administratif di Kota Banjarmasin maka Banjarmasin Selatan adalah
kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi sebesar 438,55 kuintal.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
96
d. Peternakan
Populasi ternak besar terkonsentrasi di Banjarmasin Selatan yaitu
sekitar 81,11% dari seluruh jumlah sapi potong di Kota Banjarmasin.
Ternak unggas tersebar relatif merata di seluruh kecamatan, khususnya
ayam buras. Selama tahun 2008 terjadi penurunan produksi telur itik, dan
peningkatan produksi daging, termasuk daging ayam.
e. Perikanan
Produksi Perikanan di Kota Banjarmasin sebagian besar berasal dari
perikanan laut pada tahun 2008 produksi ikan laut sebesar 836,3 ton
mengalami peningkatan sebesar 18,1 ton. Produksi ikan darat mengalami
penurunan dari 1.287,9 ton pada tahun 2007 menjadi 1.120,2 ton tahun
2008 (banjarmasinkota.bps.go.id).
f. Pariwisata
Budaya berbasis sungai terus berkembang, memberikan corak budaya
tersendiri dan menarik. Salah satu kegiatan wisata paling menarik di kota
Banjarmasin adalah berjalan-jalan menyusuri sungai dan kanal. Daerah
pinggiran kota pemandangan alam sungainya masih asli dan wisatawan
dapat menyusuri sepanjang sungai Martapura dan sungai Barito dengan
menggunakan perahu Klotok dan Speedboat. Pusat Kota Banjarmasin
terletak di sepanjang jalan Pasar Baru, sementara kawasan perkantoran
khususnya bank terdapat di jalan Lambung Mangkurat. Sungai Barito
berada di sebelah Baratnya dari pusat kota. Pasar Terapung adalah pasar
tradisional yang sudah ada sejak dulu dan merupakan refleksi budaya
sungai orang Banjar. Pasar yang khas lagi unik ini menjadi tempat
melakukan transaksi di atas air dengan menggunakan perahu besar
maupun kecil yang berdatangan dari berbagai pelosok.
N. KOTA BANJARBARU
1. Geografis
Dalam kontelasi hubungan antar wilayah, posisi geografis Kota Banjarbaru
sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang tiga liang anggang yang
menghubungkan Banjarmasin-Kotabaru dan Banjarmasin-Hulu Sungai hingga
ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses pelabuhan
laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
97
liang anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur
transportasi udara di Kalimantan Selatan.
Secara administratif, Kota Banjarbaru mencakup 5 kecamatan, yaitu
Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru
Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka.
Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah
seluas 371,38 Ha yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan
lindung adalah 20,81% dan luasan kawasan budidaya 79,19% dari luas wilayah
Kota Banjarbaru.
Dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan,
Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin,
yakni hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar
wilayah Kota Banjarbaru mempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari
permukaan laut (dpl). Daerah dengan ketinggian 0-7 m (33,49 %), 7-25 m (48
%), 25-100 m (15,15 %), 100-250 m (2,55 %) dan 250-500 m (0,35 %).
Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4
C dan minimun 20,2 C, kelembaban udara rata - rata antara 49,0 – 99,3 %, rata-
rata curah hujan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan
rata-rata tekanan udara berkisar antara 1.005,30 mb sampai dengan 1.018,80
mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots.
Jumlah penduduk Kota Banjarbaru hingga tahun 2011 sebanyak 209.547
dengan jumlah pria 107.353. jiwa dan wanita 102.194 jiwa. Terjadi peningkatan
dibandingkan tahun 2010 sebanyak 9.920 jiwa.
Perkembangan wilayah Kota Banjarbaru pada lima tahun berjalan
menunjukkan percepatan pembangunan yang lebih besar dibandingkan
dengan wilayah lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu faktor
pemicu dan pemacunya adalah komitmen Kepala Daerah dan Pemerintah
daerah agar Kota Banjarbaru menjadi kota yang mandiri dan terdepan sesuai
dengan visi kota menjadikan Kota Banjarbaru menjadi Kota Pendidikan,
Industri, Jasa dan Perdagangan, Pemerintahan dan Permukiman. Hal ini juga
didukung oleh pemindahan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan ke
Kota Banjarbaru.
2. Kebijakan Pembangunan
a. Visi Pembangunan Daerah
Visi Kota Banjarbaru 2011-2015 adalah Terwujudnya Banjarbaru Sebagai
Kota Empat Dimensi Yang Mandiri dan Terdepan”
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
98
b. Misi Pembangunan Daerah
Misi Kota Banjarbaru 2011 - 2015 adalah:
• Peningkatan kemampuan pemerintah Kota Banjarbaru sebagai daerah
otonom,
• Peningkatan kualitas pendidikan pada semua tingkatan,
• Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, refresentatif dan
berwawasan lingkungan,
• Peningkatan kemampuan ekonomi melalui jasa, perdagangan dan
industri.
3. Potensi Daerah
a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi
Perekonomian Kota Banjarbaru dapat dilihat dari besaran nilai PDRB,
dimana selama tahun 2010 Kota Banjarbaru telah mampu menghasilkan
nilai tambah bruto sebesar 1.887.724.660 milyar rupiah lebih, yang jika
dilihat dengan harga konstan sekitar 954.251.514 milyar rupiah. Dengan
demikian pertumbuhan Kota Banjarbaru mencapai 5,85 persen. Tiga besar
sektor pendukung perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor Jasa
sebesar 22,05 persen, sektor Bangunan dengan sumbangan sebesar 19,08
persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,52 persen.
PDRB perkapita Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku selama
tahun 2010 sebesar 9.456.259 rupiah dan PDRB perkapita Kota Banjarbaru
atas dasar harga konstan hanya 4.780.173 rupiah perkapita
(banjarbarukota.bps.go.id)
b. Pertanian Tanaman Pangan
Perkembangan pembangunan tanaman pangan memberikan
kontribusi paling besar terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru,
terutama untuk pertanian padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
99
Tabel 2.33 Produksi Tanaman Pangan Kota Banjarbaru
Tanaman Tahun (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008
Padi Sawah 8.506,4 12.266,0 12.575,5 12.610,0 14.099,8
Jagung 85,0 141,3 963,5 660,1 1.345,8
Kacang Tanah 67,0 66,0 27,5 61,2 11,8
Ubi Kayu 2.425,0 50,5 2.114,7 2.504,0 624,0
Ubi Jalar - - 88,6 218,5 10,5
Sayuran 10.554,0 1.414,5 1.615,9 3.060,4 6.354,2
Buah-buahan 5.955,0 6.322,0 5.284,2 6.711,5 15,6 Sumber : www.banjarbarukota.go.id
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dalam periode tahun 2004-
2008 secara keseluruhan luas taman padi sawah di Kota Banjarbaru
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, demikian pula dengan
produksinya. Untuk tanaman jagung, kacang tanah dan ubi jalar luas
tanam berfluktuasi dari tahun ke tahun, kecuali untuk tanaman sayuran,
luas tanam dan produksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
c. Perkebunan
Perkebunan di Kota Banjarbaru masih belum dilakukan oleh
perusahaan swasta akan tetapi dilakukan oleh masyarakat sendiri.
Kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya
merupakan kebun campuran, namun memiliki dominasi komoditi tertentu,
Luas lahan perkebunan di Kota Banjarbaru pada tahun 2008 mencapai
987,25 ha untuk berbagai jenis komoditi.
Dari tabel di bawah dapat diketahui bahwa secara umum terjadi
peningkatan luas tanam perkebunan rakyat pada periode tahun 2004 -
2008 sebesar 248 ha atau 33%, akan tetapi peningkatan tersebut lebih
cenderung pada penambahan jenis komoditi. Peningkatan luas tanam yang
terlihat jelas adalah komoditi karet.
Luas tanam komoditi karet tahun 2004 sebanyak 477 ha menjadi 577
ha pada tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebanyak 100 ha atau 20%.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
100
Tabel 2.34 Produksi Perkebunan Kota Banjarbaru
KOMODITI TAHUN (Ha)
2004 2005 2006 2007 2008 Karet 477 477 464 577 577 Kelapa Dalam 208 208 208 208 208 Kelapa Hibrida 38 38 38 38 38 Kelapa Sawit - - - - - Kopi 16 16 16 16 16 Melinjo - - - - 29 Kencur - - - - 7 Cengkeh - 7 7 7 7 Lada - - 7 - -
Jumlah 739 746 753 864 987 Sumber : www.banjarbarukota.go.id
d. Peternakan
Perkembangan pembangunan peternakan di Kota Banjarbaru terdiri
dari ternak besar yaitu kerbau dan sapi, serta ternak kecil yaitu kambing
dan babi. Selain itu juga terdapat ternak unggas yang terdiri dari ayam
buras, ayam potong, ayam petelur, burung puyuh, angsa dan itik.
Komoditi peternakan dari sektor ternak unggas memberikan kontribusi
produksi yang cukup tinggi.
Produksi peternakan di Kota Banjarbaru tahun 2008 menghasilkan
3.103.131 ekor ternak. Kontribusi paling tinggi berasal dari ternak unggas
ayam potong sejumlah 1.996.970 ekor dan kontribusi paling rendah dari
ternak besar kerbau sejumlah 47 ekor. Perkembangan populasi peternakan
di Kota Banjarbaru periode tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.35 Jumlah Ternak Kota Banjarbaru
KOMODITI TAHUN (Ekor)
2004 2005 2006 2007 2008 Kerbau - 35 3 43 47 Sapi 1.782 4.419 4.728 7.757 7.801 Kambing 1.027 2.967 5.175 8.003 8.599 Babi 304 282 4.392 3.975 7.535 Ayam Buras
109.035 416.394 421.435 604.739 569.678
Ayam Potong
2.334.437 2.963.840 3.398.890 2.212.070 1.996.970
Ayam Petelur
59.546 143.603 60.440 242.320 355.540
Puyuh 105.225 146.800 107.200 143.800 143.800 Angsa 142 665 934 1.478 1.478 Itik 4.967 9.146 14.792 18.883 18.883
Sumber : http://www.banjarbarukota.go.id
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
101
Tabel di atas memberikan informasi kepada kita bahwa
perkembangan populasi ternak besar dan kecil di Kota Banjarbaru secara
umum mengalami peningkatan pada periode tahun 2004-2008. Populasi
terendah dalam kurun waktu tahun 2004-2008 terjadi pada tahun 2006
yaitu pada ternak kerbau namun pada tahun berikutnya terjadi
peningkatan kembali. Populasi unggas terbesar di Kota Banjarbaru adalah
ayam potong walaupun perkembangan pada periode tahun 2004-2008
terjadi penurunan populasi.
e. Perikanan
Produksi perikanan di Kota Banjarbaru berasal dari 3 jenis kegiatan
yaitu penangkapan perairan umum, budidaya dan pembenihan.
Perkembangan produksi perikanan di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.36. Perikanan Kota Banjarbaru
KOMODITI TAHUN (ton)
2004 2005 2006 2007 2008 Perairan Umum 50 50 50 50 40,47 Budidaya 171 186 185 185 289,595 Pembenihan 13 13 13 13 13
Sumber : www.banjarbarukota.go.id
Dari tabel di atas diketahui bahwa produksi perikanan yang dihasilkan
pada periode tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru tidak begitu mengalami
peningkatan yang berarti. Peningkatan terjadi pada tahun 2008 pada jenis
budidaya yang mampu meningkat hingga 69% dari tahun 2004.
f. Kehutanan
Hutan mempunyai peranan yang penting bagi stabilitas keadaan
susunan tanah dan isinya untuk itu pembangunan kehutanan dilaksanakan
dalam rangka kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan.
Perkembangan pembangunan kehutanan memberikan kontribusi
paling kecil terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru. Potensi hutan
rakyat di Kota Banjarbaru terdiri dari Akasia, Galam, Jati, Sengon, Mahoni
dan lainnya. Data potensi kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
102
Tabel 2.37. Hasil Hutan Kota Banjarbaru
KOMODITI TAHUN (Pohon)
2003 2004 2005 2006 2007 Akasia 1.600 19.182 19.182 19.182 19.182 Galam 100.000 10.842 10.842 10.842 2.502 Jati 6.089 7.770 7.770 7.770 13.320 Sengon 45.700 62.550 62.550 62.550 75.060 Mahoni 23.300 39.198 39.198 39.198 47.538 Jenis Lain 500 125.100 125.100 125.100 125.100
Sumber : www.banjarbarukota.go.id
g. Industri dan Perdagangan
Jumlah unit usaha Industri di Kota Banjarbaru pada tahun 2008
sebanyak 857 buah. Sementara itu jumlah sarana perdagangan sebanyak
636 perusahaan. Pusat perbelanjaan modern terus tumbuh berkembang di
Kota Banjarbaru. Selain itu, pasar tradisional sebagai salah satu pusat
kegiatan ekonomi yang penting bagi masyarakat juga tetap
dipertahankan. dan dikembangkan.
Gambar. 2.1 . Persentase Jumlah Perusahaan Industri
Menurut Jenisnya di Kota Banjarbaru Tahun 2008
Perkembangan perusahaan perdagangan di Kota Banjarbaru dalam
kurun waktu tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
103
Tabel 2.38
Jumlah Industri Kota Banjarbaru
Kelompok Pedagang
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Besar 53 29 39 98 109 Menengah 67 95 88 137 149 Kecil 157 200 207 359 378 Jumlah 277 324 334 594 636
Sumber : www.banjarbarukota.go.id
Dari tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah
perusahaan selama kurun waktu tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru.
Kecenderungan ini terjadi dari tahun ke tahun kecuali untuk kelompok
Pedagang Besar pada tahun 2005 terjadi penurunan namun pada tahun-
tahun berikutnya terjadi peningkatan yang positif kembali.
Perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru didominasi oleh perusahaan
pada sektor perdagangan, hotel dan rumah makan (56%), kemudian pada
sektor jasa-Jasa (13%) dan sisanya pada sektor lainnya sebesar 31%.
h. Transportasi
Sistem Angkutan Umum Kota Banjarbaru sampai tahun 2018,
direncanakan akan dilayani oleh 3 ( tiga ) terminal, sebagai berikut:
• Terminal Regional Liang Anggang, yang merupakan terminal baru
dengan tipe A.
• Terminal eksisting Pasar Ulin Raya, yang merupakan terminal tipe C.
• Terminal eksisting Simpang Empat Banjarbaru, merupakan terminal tipe
C.
Khusus Terminal eksisting Pasar Bauntung Banjarbaru, diusulkan untuk
dihapus, karena lokasinya di pusat kota sehingga dikhawatirkan
menimbulkan kemacetan dan merusak estetika keindahan area pusat kota
Banjarbaru.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
104
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG UMKM PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
105
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH
TENTANG UMKM
A. KERANGKA KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG UMKM
Secara nasional, terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan secara
langsung dengan upaya pengembangan UMKM. Beberapa kebijakan tersebut
diantaranya dituangkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Instruksi Presiden, maupun Keputusan Presiden sebagai berikut.
1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Percepatan Pengembangan Riil dan UMKM.
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan
Usaha Menengah.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang
Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/
Jenis Usaha yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang
Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang
Kemitraan.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang KUKM.
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
B. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2010-2014
Kebijakan nasional terkait dengan UMKM tidak lepas dari posisi Kementerian
Koperasi dan UKM yang menurut UU merupakan kementerian yang secara khusus
mendapatkan amanah dalam melakukan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Oleh
karena itu peran dan posisinya dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, tidak saja
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
106
penting tetapi juga strategis, khususnya dalam rangka mempercepat kesejahteraan
rakyat yakni mengurangi kemiskinan dan menekan pengangguran.
Berkaitan dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun Rencana
Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia Tahun 2010 – 2014, dimana dalam Renstra ini tertuang beberapa hal
diantaranya:
1. Visi Kementerian Koperasi dan UMKM
Terkait dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UMKM memiliki visi:
“Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UMKM
yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional”
Visi ini muncul dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara, bahwa Kementerian Koperasi dan UKM menangani
Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi
Program Pemerintah bidang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
2. Misi Kementerian Koperasi dan UMKM
Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi Kementerian Koperasi dan
UKM:
a. Mengimplementasikan good governance (tata kelola pemerintahan yang
baik).
b. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi dan UMKM.
c. Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM.
d. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM..
e. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran berkoperasi.
3. Sasaran Strategis Kementerian Koperasi Dan UKM
a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian
Nasional dengan:
(1) Meningkatkan koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah
koperasi aktif secara Nasional.
(2) Meningkatnya jumlah koperasi aktif (55%) yang melaksanakan RAT.
(3) Meningkatnya produktivitas UMKM (5%) per tahun.
(4) Meningkatnya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB (6%) per
tahun.
(5) Meningkatnya rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan
UMKM sebesar (5%) per tahun.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
107
(6) Meningkatnya rata-rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10%
per tahun.
(7) Meningkatnya nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun.
b. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan:
(1) Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat.
(2) Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon
wirausaha.
(3) Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada
lembaga pendidikan pedesaan.
(4) Tumbuh dan berkembangnya Lembaga diklat bagi Koperasi dan UMKM.
(5) Tersedianya model-model praktek terbaik (best practices) internasional
bagi pemberdayaan Koperasi.
(6) Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan Informasi
Teknologi dan teknologi tepat guna.
(7) Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha
melalui Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan usaha.
c. Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM dengan:
(1) Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri.
(2) Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail.
(3) Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap
ekspor non migas nasional minimal sebesar 20% per tahun.
d. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM dengan:
(1) Tumbuh dan berkembangnya trading house di seluruh Provinsi.
(2) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran.
(3) Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM.
(4) Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi
dan UMKM.
(5) Memperkuat pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra-sentra
termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
(6) Mewujudkan Smesco UKM menjadi Ikon Industri Kreatif dan
pemberdayaan Koperasi dan UMKM Nasional.
e. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM
dengan:
(1) Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan
penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.
(2) Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan Lembaga pembiayaan
lainnya.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
108
(3) Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan
KSP/USP.
(4) Memperkuat permodalan bagi produk Koperasi dan UMKM di sentra-
sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
f. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM
dengan:
(1) Terselenggaranya penataan birokrasi dan tata ketota pemerintahan
yang efektif, efisien dan bertanggung jawab.
(2) Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
(3) Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan
Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten dan kota.
(4) Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam
pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
g. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru dengan:
(1) Terciptanya 5.000 wirausaha baru dari kalangan sarjana.
(2) Tersedianya modul-modul untuk meningkatkan kesadaran
berwirausaha.
4. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional
Dalam periode Lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode
2010-2014, dalam rangka meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar dan
kualitas kebijakan penanggulangan kemiskinan (affirmative policy) untuk
masyarakat miskin secara nasional arah kebijakan di bidang pemberdayaan
Koperasi dan UKM ditujukan pada peningkatan akses pembiayaan bagi
Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain itu dilaksanakan revitalisasi sistem pendidikan pelatihan dan penyuluhan
perkoperasian bagi anggota dan pengelola Koperasi serta calon anggota dan
kader Koperasi.
Hal ini ditujukan pada peningkatan usaha masyarakat yang dapat
menurunkan tingkat kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat
miskin. Strategi pemberdayaan Koperasi dan UMKM diarahkan kepada
pembangunan kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih
berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta
dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha secara lebih terstruktur
dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki lingkungan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
109
usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM.
Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha Koperasi dan
UMKM kepada sumberdaya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas,
kompetensi, dan produktivitas usaha.
Sejalan dengan strategi tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi
internal maupun eksternal ke depan, maka arah kebijakan prioritas bidang
pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima
tahun mendatang melalui 5 (lima) fokus prioritas, meliputi:
a. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM.
b. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif.
c. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM.
d. Peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM.
e. Penguatan kelembagaan Koperasi.
C. PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI
Menurut Suarja AR (2007), proses pemberdayaan Koperasi dan UMKM
dilakukan melalui : a) revitalisasi Peran Koperasi dan Perkuatan posisi UMKM
dalam Sistem perkonomian nasional dan; b) revitalisasi koperasi dan perkuatan
UMKM dilakukan dengan Memperbaiki akses KUMKM terhadap permodalan,
tekologi, informasi dan pasar serta Memperbaiki iklim usaha; c) Mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya pembangunan dan; d) Mengembangkan potensi
sumberdaya lokal.
Untuk tujuan tersebut di atas, Kementerian Negara Koperasi dan UKM
bekerjasama dengan instasi terkait dan Pemerintah Daerah Provinsi serta
Pemda Kabupaten/Kota, telah melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM
dan koperasi yang difokuskan pada :
1. Pemberdayaan Institusional UMKM dalam bentuk program:
a. Penyederhanaan perizinan dan pengembangan sistem perizinan satu pintu,
serta bagi usaha mikro perizinan cukup dalam bentuk registrasi usaha;
b. Penataan Peraturan Daerah (Perda) untuk mendukung pemberdayaan
KUMKM;
c. Penataan dan penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengembangan KUMKM;
d. Pengembangan koperasi berkualitas;
e. Revitalisasi koperasi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
110
2. Peningkatan Akses UMKM terhadap Sumber-Sumber Pendanaan :
a. Pengembangan berbagai Skim Perkreditan untuk UMKM;
(1) Program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro;
(2) Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan
perempuan, keluarga sehat dan sejahtera;
(3) Program skim pendanaan komoditas KUMKM melalui Resi Gudang;
(4) Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang
Pemerintah Nomor 005 (SUP-005).
b. Pengembangan Lembaga Kredit Mikro (LKM) baik bank maupun non bank;
c. Pemberdayaan mikro dan usaha kecil melalui program Sertifikasi Tanah;
d. Bantuan perkuatan secara selektif pada sektor usaha tertentu sebagai
stimulan.
3. Pemberdayaan di bidang produksi melalui bantuan sektor usaha selektif sebagai
stimulan :
a. Program pengembangan pengadaan pangan koperasi dengan sistem
bank padi;
b. Program pengembangan usaha KUMKM melalui pengadaan bibit Kakao,
Jambu Mente dan Jarak;
c. Program pengembangan usaha penangkapan ikan;
d. Program pengembangan usaha sarana penunjang perikanan;
e. Program pengembangan usaha budidaya ternak;
f. Program bantuan perkuatan alat pemecah batu;
g. Program bantuan perkuatan pengolahan eceng gondok dan alat tenun
bukan mesin;
h. Program pengembangan penggunaan LPG dan bioenergi untuk mendukung
kegiatan produksi UMKM;
i. Program pemberdayaan UMKM melalui pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Matahari (PLTMH);
j. Pemberdayaan KUMKM melalui usaha pengolahan dan budidaya Rumput Laut.
4. Pengembangan Jaringan Pemasaran
a. Promosi proyek UMKM;
b. Modernisasi usaha ritel koperasi;
c. Pengembangan sarana pemasaran UMKM;
d. Pengembangan Trading Board dan Data Center;
e. Pameran di dalam dan di luar negeri.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
111
5. Pemberdayaan Sumberdaya UMKM
a. Penumbuhan wirausaha baru;
b. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial Koperasi dan UMKM;
c. Pengembangan kualitas layanan Koperasi;
d. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi kelompok usaha produktif;
e. Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan dan pelatihan;
6. Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya UMKM dan Koperasi:
a. Pengkajian, penelitian dan pengembangan potensi kendala dan
Permasalahan Koperasi dan UKM;
b. Diskusi permasalahan dan isu-isu strategis dalam proses pemberdayaan
UMKM;
c. Sosialisasi hasil-hasil kajian, penelitian, pengembangan dan diskusi
pemberdayaan Koperasi dan UKM, melalui penerbitan buku, jurnal dan majalah
ilmiah;
d. Pengkaderan dan pengawasan kinerja aparat dan sumberdaya KUMKM.
D. PEMBIAYAAN UMKM
Saat ini banyak keluhan bahwa dukungan perbankan terhadap UMKM belum
seperti yang diharapkan. Kurangnya dukungan tersebut dianggap sebagai bentuk
ketidakberpihakan perbankan terhadap UMKM. Bahkan, belakangan ini, wacana
dimaksud disandingkan dengan fenomena nasional dimana pemerintah daerah
cenderung ’memarkirkan’ dana APBD mereka ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Kondisi ini memerlukan klarifikasi melalui pemahaman mengenai permasalahan
apa yang tengah terjadi pada UMKM. Permasalahan yang tengah dihadapi saat ini
oleh UMKM salah satunya sulitnya akses dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari
perbankan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sangat terkait dengan profil dari
debitur-debitur UMKM yang kebanyakan kurang atau bahkan tidak bankable (tidak
memenuhi persyaratan persyaratan teknis perbankan). Tidak bankable-nya debitur
UMKM menjadikan aspek kelayakan (feasibility) debitur UMKM terabaikan. Hanya
karena tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan teknis perbankan, calon
debitur UMKM kehilangan kesempatan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari
perbankan.
Untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Upaya untuk menjadi debitur UMKM menjadi bankable telah dilakukan Bank
Indonesia melalui program Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Program KKMB
berintikan pada kegiatan pendampingan konsultan terhadap debitur UMKM dalam
berhubungan dengan bank. Bentuk pendampingan tersebut adalah pemberian
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
112
ketrampilan dan pengetahuan, misalnya, dalam menyusun studi kelayakan usaha dan
pembukuan dan manajemen usaha (akuntansi dasar dan penentuan harga pokok
penjualan).
Banyaknya permasalahan terkait kredit UMKM membutuhkan solusi yang tepat
serta dukungan dari pihak terkait untuk membuat UMKM menjadi usaha yang
prospektif sehingga membuat bank tertarik untuk membiayai. ’Intervensi’ atau
dukungan pemerintah pusat, daerah, Bank Indonesia, perbankan, departemen atau
dinas teknis, dan institusi terkait lainnya juga sangat diperlukan.
E. KEBIJAKAN UMKM DAN KOPERASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor: 016 tahun 2001
tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi PKM Provinsi Kalimantan
Selatan dan Dekonsentrasi di Bidang Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta
Tugas Pembantuan yang Diberikan oleh Pemerintah, Dinas Koperasi dan PKM Provinsi
Kalimantan Selatan mempunyai fungsi:
• Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Pengembangan dan pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).
• Urusan ketatausahaan.
• Pembinaan dan koordinasi usaha pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (KUKM).
• Pembinaan dan koordinasi pembiayaan dan pengembangan SDM KUKM.
• Pengelolaan unit teknis daerah.
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan dalam beberapa tahun
terakhir mampu menciptakan UKM yang bankable. Dari 390 ribu lebih UKM yang
terdata, bar 50% yang telah memperoleh layanan perbankan, karena telah memenuhi
persyaratan dari lembaga keuangan.
Penyaluran pembiayaan pada UMKM di Kalsel kini terus mencatatkan
pertumbuhan positif hingga triwulan III-2012. Selama triwulan III-2012, penyaluran
kredit pada UMKM mencatat pertumbuhan sebesar 15,71 persen dari tahun ke tahun.
Hal ini mengindikasikan peranan perbankan terhadap UMKM, khususnya dari sisi
pembiayaan, telah berjalan dengan cukup baik. Tumbuhnya realisasi pembiayaan
perbankan tersebut salah satunya adalah berkat dorongan Bank Indonesia dalam
memfasilitasi UMKM melalui beberapa program kerja seperti memberikan bantuan
teknis berupa pelatihan UMKM, mendorong legalisasi UMKM bersama BPN dan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
113
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melatih Konsultan Keuangan Mitra Bank
(KKMB), maupun membentuk Lembaga Pendamping Pengembangan UMKM
(LP2UMKM
Namun masih terdapat UKM yang belum memperoleh layanan perbankan,
karena banyak UKM yang masih belum melengkapi administrasi yang diminta, pada
saat mengajukan pinjaman permodalan.
Sesuai rencana, pemerintah juga akan membentuk Perusahaan Penjamin Kredit
Daerah, di tahun 2013 mendatang, yang tentunya akan memberi peluang lebih besar
bagi UKM untuk mendapatkan kredit. Selain itu Pemerintah Kabupaten dan Kota
diharapkan memberikan sharing permodalan, terhadap perusahaan pinjaman kredit
daerah.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
114
BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
115
BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN
A. DEFINISI OPERASIONAL KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN
Mendefinisikan KPJU unggulan secara operasional untuk UMKM bukanlah hal
yang mudah. Hal ini disebabkan bukan hanya mengingat batasan UMKM yang relatif
masih diperdebatkan oleh banyak pihak, namun juga terminologi unggulan yang
mengundang multitafsir dari banyak stakeholder dan kepentingan. Dalam
mengantisipasi persoalan yang pertama, peneliti secara konsisten berpegang pada
definisi dan batasan UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Sedangkan upaya mendefinisikan KPJU unggulan dilakukan secara kolaboratif
dengan melibatkan berbagai stakeholder yang terdiri dari akademisi, instansi
pemerintah, sektor swasta, pelaku usaha dan perbankan. KPJU unggulan dalam
penelitian ini dirumuskan untuk memotret posisi KPJU saat ini (eksisting) yang
memenuhi kriteria tertentu dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, dan peningkatan daya saing di masa yang akan datang. Persoalan tidak
berhenti sampai di sini karena terdapat perbedaan pendapat di antara berbagai
stakeholder tentang prioritas dan proporsi bobot kepentingan tujuan di antara
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing.
Dalam upaya mengelaborasi berbagai pendapat dari perspektif yang kaya tersebut
penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) yang secara
lebih rinci telah dijelaskan dalam sub bab Metode Peneltian.
Melalui analisis perbandingan berpasangan atas pendapat responden ahli di
tingkat Provinsi yang telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya, diperoleh
prioritas tujuan perumusan KPJU unggulan sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Bobot Kepentingan Tujuan Penetapan KPJU Unggulan
No Tujuan KPJU Unggulan Bobot
1 Pertumbuhan Ekonomi 0,437 2 Peningkatan Daya Saing Produk 0,308 3 Penciptaan Lapangan Kerja 0,255
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
116
KPJU unggulan dirumuskan dengan tujuan utama sebagai instrumen pertumbuhan
ekonomi dengan bobot yang paling dominan, berikutnya baru menyusul peningkatan
daya saing dan penciptaan lapangan kerja. Perumusan KPJU ini bertujuan untuk
mengembangkan sektor UMKM yang mengakar di masyarakat.
Selain merumuskan bobot kepentingan dalam tujuan penetapan KPJU unggulan,
pada penelitian sebelumnya juga dilakukan penilaian terkait dengan proporsi/bobot
kepentingan di dalam kriteria penetapan KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota
dan di tingkat kecamatan. Nilai bobot kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.2.
Prioritas dan Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan
No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kab/Kota Bobot
1 Ketersediaan Bahan Baku 0,122 2 Tenaga Kerja Terampil 0,108 3 Penyerapan Tenaga Kerja 0,104 4 Sumbangan terhadap Perekonomian 0,104 5 Modal 0,099 6 Ketersediaan Pasar 0,098 7 Manajemen Usaha 0,094 8 Sarana Produksi/Usaha 0,086 9 Teknologi 0,081 10 Sosial Budaya 0,055 11 Harga 0,050
Kriteria ketersediaan bahan baku memiliki bobot kepentingan tertinggi (0,122)
dibandingkan kriteria lainnya. Hal ini berarti aspek ketersediaan bahan baku
memainkan peranan paling penting dalam menyeleksi KPJU unggulan. Kriteria
prioritas berikutnya adalah tenaga kerja terampil. Aspek ketiga tertinggi adalah
sumbangan terhadap perekonomian wilayah, yang dari sini bisa dilihat harapan dari
stakeholder untuk memilih produk unggulan yang memang mampu memberikan
sumbangan terhadap perkembangan wilayah.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab Metode Penelitian, penyeleksian KPJU
unggulan dilakukan secara bertingkat dari kecamatan, kabupaten/kota, hingga
provinsi. Kriteria-kriteria dalam pembahasan di atas secara seragam digunakan untuk
menyeleksi KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Namun demikian,
kriteria-kriteria tersebut terlalu kompleks dan tidak praktis bila digunakan untuk
menyaring KPJU di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, disusun sejumlah kriteria yang
lebih sederhana untuk mendapatkan longlist KPJU di kecamatan. Kriteria tersebut juga
diberi bobot kepentingan oleh responden ahli dari berbagai stakeholder. Hasilnya
adalah sebagaimana tersaji dalam tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
117
Tabel 4.3. Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan di Tingkat Kecamatan
No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan
Kecamatan Bobot
1 Jumlah unit usaha/rumah tangga 2,540 2 Ketersediaan bahan baku 2,540 3 Kontribusi terhadap perekonomian lokal 2,540 4 Jangkauan pemasaran 2,381
Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU Unggulan Kecamatan,
diketahui bahwa kriteria jumlah unit usaha/rumah tangga, kontribusi terhadap
perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku memiliki bobot yang sama yaitu
2,540. Sedangkan jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah (2,381).
B. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH LAUT
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tanah Laut sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.4. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Laut
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung Pakan Ternak 1 Batubara 2 Padi Unggul IR 42 2 Batu Gunung 3 Padi Sibuyung 3 Biji Besi 4 Padi Siam Unus 4 Emas 5 Jagung Tongkol 2 5 Galian Tanah Latrit 6 Padi Varietas Pontianak 6 Tanah Urug (Sirtu) 7 Ubi Kayu 7 Pasir 8 Jagung Manis 8 - 9 Kacang Tanah 9 - 10 Kacang Hijau 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Semangka 1 Industri Kerupuk 2 Cabai Rawit 2 Industri Tahu 3 Pisang Manurun 3 Pembuatan Arang Kayu 4 Seledri 4 Pembuatan Bata Merah 5 Jeruk Manis 5 Pembuatan Kripik Singkong 6 Bayam 6 Pembuatan Kue 7 Durian Lokal Siwaluh 7 Industri Tempe 8 Pisang Mas 8 Industri Ikan Asin Talang 9 Wortel 9 Pembuatan Bakso 10 Kencur 10 Penggilingan Padi
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
118
Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa Sawit 1 Perdagangan Kelapa Sawit 2 Karet PB 260 2 Toko Sembako 3 Karet Jenis IR 3 Perdagangan Karet 4 Kelapa 4 Kios Rokok 5 - 5 Toko Klontong 6 - 6 Jual Beli Ikan Segar 7 - 7 Toko Pakaian Jadi 8 - 8 Souvenir Khas Pantai 9 - 9 Jual Beli Ikan Kering 10 - 10 Kuliner Jagung Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Sapi Bali 1 Rumah Makan Banjar 2 Ayam Ras (pedaging) 2 Warung Banjar 3 Kerbau 3 Wisma 4
Sapi Putih (Ongole) 4 Wisata Alam Pantai (Takisung,
Batulima,Swarangan, Muara Asem2) 5 Itik Alabio Petelur 5 Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan 6 Kambing 6 Rumah Makan Ikan 7 Sapi Limosin 7 Cottage 8 Ayam Buras petelur 8 Warung Angkringan 9 Ayam Buras (pedaging) 9 Warung Kopi 10 Kambing Kacang 10 Wisata Alam Air Terjun Perikanan Transportasi 1 Ikan nila (tambak/kolam) 1 Truk Angkutan Barang (Ts 120) 2 Ikan patin (tambak/kolam) 2 Angkutan Desa L300 3 Ikan nila (keramba). 3 Angkutan Desa Pick Up 4 Ikan Mas (keramba) 4 Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi 5 Ikan patin (keramba) 5 Gerobak Pasar 6 Ikan Nila (tangkapan sawah) 6 Ojek Motor 7 Ikan Otek (tangkapan) 7 Mini Bus 8 Ikan peda (tangkapan) 8 - 9 Ikan Gabus (tangkapan) 9 - 10 Ikan tongkol (tangkapan) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Galam 1 Jasa Angkutan Sawit 2 Kayu Ulin 2 Jasa Angkutan Karet 3 3 Jasa Angkutan Hasil Laut 4 - 4 Bidan 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Tukang Bangunan 7 - 7 Rental Mobil 8 - 8 Salon Kecantikan 9 - 9 Bengkel Mobil 10 - 10 Tukang Kayu
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Laut untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
119
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.5.
Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Laut
No KPJU Skor Terbobot
No KPJU Skor Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan
1 Jagung Pakan Ternak 0,174 1 Batubara 0,281 2 Padi Unggul IR 42 0,172 2 Batu Gunung 0,180 3 Padi Sibuyung 0,164 3 Biji Besi 0,166 4 Padi Siam Unus 0,151 4 Emas 0,126 5 Jagung Tongkol 2 0,098 5 Galian Tanah Latrit 0,094
Pertanian/ Hortikultura Perindustrian
1 Semangka 0,235 1 Industri Kerupuk 0,178 2 Cabai Rawit 0,130 2 Industri Tahu 0,143 3 Pisang Manurun 0,130 3 Pembuatan Arang Kayu 0,109 4 Seledri 0,095 4 Pembuatan Bata Merah 0,105
5 Jeruk Manis 0,086 5 Pembuatan Kripik Singkong
0,092
Perkebunan Perdagangan
1 Kelapa Sawit 0,387 1 Perdagangan Kelapa Sawit 0,155
2 Karet PB 260 0,291 2 Toko Sembako 0,150 3 Karet Jenis IR 0,263 3 Perdagangan Karet 0,138 4 Kelapa 0,059 4 Kios Rokok 0,109 5 - 5 Toko Klontong 0,091
Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran
1 Sapi Bali 0,225 1 Rumah Makan Banjar 0,184 2 Ayam Ras (pedaging) 0,162 2 Warung Banjar 0,165 3 Kerbau 0,106 3 Wisma 0,106
4 Sapi Putih (Ongole) 0,092 4
Wisata Alam Pantai (Takisung, Batulima, Swarangan, Muara Asem2)
0,100
5 Itik Alabio Petelur 0,088 5 Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan
0,094
Perikanan Transportasi
1 Ikan nila (tambak/kolam)
0,225 1 Truk Angkutan Barang (Ts 120)
0,196
2 Ikan patin (tambak/kolam)
0,207 2 Angkutan Desa L300 0,155
3 Ikan nila (keramba). 0,201 3 Angkutan Desa Pick Up 0,152
4 Ikan Mas (keramba) 0,173 4 Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi 0,141
5 Ikan patin (keramba) 0,089 5 Gerobak Pasar 0,122
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
120
Kehutanan Jasa 1 Kayu Galam 0,500 1 Jasa Angkutan Sawit 0,178 2 Kayu Ulin 0,500 2 Jasa Angkutan Karet 0,129 3 - - 3 Jasa Angkutan Hasil Laut 0,116 4 - - 4 Bidan 0,110 5 - - 5 Bengkel Motor 0,097
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Laut
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Laut,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antar sektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Laut
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Perkebunan 0,149
2 Pertambangan/Penggalian 0,138
3 Pertanian/Tan. Pangan 0,137
4 Perdagangan 0,102
5 Perindustrian 0,086
6 Pertanian/Hortikultura 0,076
7 Pertanian/Perikanan 0,076
8 Pertanian/Peternakan 0,070
9 Transportasi 0,051
10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,042
11 Jasa 0,041
12 Kehutanan (non kayu) 0,033
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
121
Tabel 4.7. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Tanah Laut
No KPJU Skor terbobot
KPJU Unggulan 1 Kelapa Sawit 0,051 2 Batubara 0,045 3 Karet PB 260 0,038 4 Sapi Bali 0,038 5 Karet Jenis IR 0,035 KPJU Potensial 1 Industri Kerupuk 0,031 2 Batu Gunung 0,029 3 Ayam Ras (pedaging) 0,027 4 Biji Besi 0,027 5 Industri Tahu 0,025
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tanah
Laut pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.15 WITA . FGD ini bertujuan
untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan
peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan
lintas sektor tersebut.
1. Kelapa Sawit
Tabel 4.8. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut
Peluang Tantangan
- Banyak investor. - Banyak kelompok tani. - Banyak menyerap tenaga kerja. - Kebutuhan pasar tinggi. - Mudah dipelihara. - Investasi jangka panjang. - Aman dari penjarahan. - Mampu membuka industri hilir
dengan jenis lebih banyak. - Produk palm oil merupakan
kebutuhan pokok sehingga
- Pasar tidak bebas (harga industri). - Pasar terbatas. - Adanya persaingan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
122
berkesinambungan usaha dapat dipertahankan.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Lahan tersedia. - Relatif aman dari gangguan hama
dan penyakit. - SDM tersedia banyak dan terampil. - Tersedianya alat tradisonal. - Tersedianya pasar. - Lebih mudah dalam
pemeliharaannya. - Ada bibit unggul.
- Bibit sawit asli dan palsu tidak bisa dikenali saat pembibitan.
- Bahan baku membutuhkan modal besar. - Ketergantungan pada perusahaan
(pembeli TBS).
2. Batubara
Tabel 4.9. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Batubara di Kabupaten Tanah Laut
Peluang Tantangan
- Banyak investor. - Pasar luas.
- Perijinan. - Reklamasi.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Modal tersedia. - Lahan tersedia cukup luas. - SDM memadai. - Alat berat tersedia. - Adanya pelabuhan khusus.
- Modal besar. - Bahan baku tidak dapat diperbaharui. - Kadar kalori rendah. - Perlu alat yang canggih dan SDM yang
handal.
3. Karet PB 260
Tabel 4.10.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Laut
Peluang Tantangan
- Investasi menjanjikan. - Bisa diusahakan oleh petani secara
mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah.
- Banyak kelompok tani. - Kebutuhan pasar.
- Investasi cukup besar - Harga jual fluktuatif dan masa panen
tergantung cuaca.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
123
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Modal tersedia. - Ada bibit unggul. - Bibit mudah diperoleh. - Pemasaran bebas dengan harga
relatif baik. - Bibit asli benih unggul lebih mudah
dikenali. - Dapat tumbuh di dataran renda atau
dataran tinggi.
- Resiko pemeliharaan tinggi. - Musim panen tergantung cuaca
(bila musim hujan menjadi susah panen). - Bibit masih didatangkan dari luar. - Proses produksi masih tradisonal. - Tenaga kerja harus banyak. - Mudah terbakar.
4. Sapi Bali
Tabel 4.11. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Sapi Bali di Kabupaten Tanah Laut
Peluang Tantangan - Usaha budidaya dapat dijadikan
sebagai usaha agribisnis. - Pemeliharaan mudah. - Pasar terbuka. - Geografi Tala sangat mendukung. - Banyak kelompok tani, kebutuhan
pasar, modal.
- Apabila musim kemarau, pakan rumput hijau sulit diperoleh.
- Belum ada produk olahan bentuk mentah
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Pasar bibit sapi tersedia. - Pemeliharaan cukup mudah dan
pasar terbuka. - Ada bibit unggul. - Sumber pakan cukup tersedia.
- Bibit sapi cukup sulit di musim-musim tertentu.
- Mudah terserang penyakit. - Masalah permodalan.
5. Karet Jenis IR
Tabel 4.12.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Jenis IR di Kabupaten Tanah Laut
Peluang Tantangan
- Harga jual fluktuatif. - Investasi menjanjikan. - Bisa diusahakan oleh petani secara
mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah.
- Banyak kelompok tani. - kebutuhan pasar.
- Investasi cukup besar. - Masa panen tergantung cuaca.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
124
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Modal tersedia. - Ada bibit unggul. - Bibit mudah diperoleh. - Pemasaran bebas dengan harga relatif
baik. - Bibit asli benih unggul lebih mudah
dikenali. - Dapat tumbuh di dataran rendah atau
dataran tinggi.
- Resiko pemeliharaan tinggi. - Musim panen tergantung cuaca (bila
musim hujan menjadi susah panen). - Bibit masih didatangkan dari luar. - Proses produksi masih tradisonal. - Tenaga kerja harus banyak. - Mudah terbakar.
C. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH BUMBU
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tanah Bumbu sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.13.
Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Bumbu
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Inpari 13 1 Pasir 2 Padi Inpari 5 2 Batu Kerikil 3 Jagung Manis 3 Tanah Liat/Urug 4 Padi Sawah Margasari 4 Batu Kapur 5 Kedelai 5 Batu Kali 6 Padi Gogo 6 - 7 Kacang Tanah 7 - 8 Jagung Sukmaraga 8 - 9 Ubi Kayu 9 - 10 Ubi Jalar 10 - Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Durian Lokal 1 Kerupuk 2 Pisang Kepok 2 Penggilingan Padi 3 Rambutan Garuda 3 Tahu 4 Kacang Panjang 4 Tempe 5 Cabai Merah Keriting 5 Pengolahan Ikan Kering 6 Cabai Rawit 6 Meubel 7 Kangkung 7 Batako 8 Terong 8 Air Minum Kemasan 9 Sawi 9 Pembuatan Kempuk 10 Tomat 10 Penggilingan Jagung
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
125
Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul (Misal: PB 260) 1 Dealer Alat Berat 2 Aren/Enau/Nira 2 Dealer Mobil 3 Karet Prim 712 3 Dealer Sepeda Motor 4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 4 Toko Bahan Bangunan 5 Kelapa Dalam 5 Toko Sembako 6 Tebu 6 Usaha Jual Pulsa 7 Lada Putih 7 Kedai 8 Lada. 8 Warung Kelontong 9 Kopi Arabika 9 Penjualan Pakaian 10 Kakao 10 Pedagang Keliling Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Sapi Bali 1 Hotel 2 Ayam Ras Petelur 2 Rumah Makan 3 Kambing Kacang/Lokal 3 Penginapan (Losmen) 4
Ayam Ras (Pedaging) 4 Wisata Air Alam (Pegunungan, Air
Terjun) 5 Itik Petelur 5 Wisata Pantai 6 Kambing Ettawa 6 Homestay 7 Sapi Donggala 7 Wisata Budaya 8 Ayam Buras/Kampung (Pedaging) 8 Wisata Tambang 9 Kerbau 9 - 10 Kambing Nubian 10 - Perikanan Transportasi 1 Budidaya Udang air payau 1 Angkutan Antar Kota (L300) 2
Budidaya Nila 2 Angkutan Dalam Kota (Mikrolet,
L300) 3 Ikan Kakap (Tangkap) 3 Truk Sawit 4 Budidaya Ikan Mas 4 Truk Batubara 5 Tongkol (Tangkap) 5 Angkutan Pedesaan (Pick Up) 6 Pedak (Tangkap) 6 Ojek 7 Lajang (Tangkap) 7 - 8 Gabus (Tangkap) 8 - 9 Ikan Papuyu (Tangkap) 9 - 10 Teri (Tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel Mobil 2 - 2 Bengkel Motor 3 - 3 Tukang Kayu 4 - 4 Pemborong 5 - 5 Tukang Batu 6 - 6 Salon 7 - 7 Travel Laut (Speedboat/kelotok) 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Kamar Kost 10 - 10 Pembantu Rumah Tangga
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Bumbu untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
126
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.14.
Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Bumbu
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan
1 Padi Inpari 13 0,220 1 Pasir 0,240 2 Padi Inpari 5 0,211 2 Batu Kerikil 0,234 3 Jagung Manis 0,116 3 Tanah Liat/Urug 0,197 4 Padi Sawah Margasari 0,097 4 Batu Kapur 0,167 5 Kedelai 0,080 5 Batu Kali 0,162 Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Durian Lokal 0,131 1 Kerupuk 0,153 2 Pisang Kepok 0,127 2 Penggilingan Padi 0,152 3 Rambutan Garuda 0,113 3 Tahu 0,121 4 Kacang Panjang 0,099 4 Tempe 0,113 5 Cabai Merah Keriting 0,096 5 Pengolahan Ikan Kering 0,107 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul (Misal:PB 260) 0,174 1 Dealer Alat Berat 0,150 2 Aren/Enau/Nira 0,174 2 Dealer Mobil 0,146 3 Karet Prim 712 0,166 3 Dealer Sepeda Motor 0,129
4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 0,126 4 Toko Bahan Bangunan 0,109
5 Kelapa Dalam 0,096 5 Toko Sembako 0,082
Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran
1 Sapi Bali 0,175 1 Hotel 0,199 2 Ayam Ras Petelur 0,119 2 Rumah Makan 0,132 3 Kambing Kacang/Lokal 0,114 3 Penginapan (Losmen) 0,131
4 Ayam Ras (Pedaging) 0,113 4 Wisata Air Alam (Pegunungan, Air Terjun)
0,123
5 Itik Petelur 0,101 5 Wisata Pantai 0,111 Perikanan Transportasi
1 Budidaya Udang air payau 0,164 1 Angkutan Antar Kota (L300)
0,198
2 Budidaya Nila 0,140 2 Angkutan Dalam Kota (Mikrolet, L300) 0,189
3 Ikan Kakap (Tangkap) 0,129 3 Truk Sawit 0,180 4 Budidaya Ikan Mas 0,120 4 Truk Batubara 0,180
5 Tongkol (Tangkap) 0,115 5 Angk.an Pedesaan (Pick Up) 0,171
Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 Bengkel Mobil 0,196 2 - - 2 Bengkel Motor 0,178 3 - - 3 Tukang Kayu 0,112 4 - - 4 Pemborong 0,095 5 - - 5 Tukang Batu 0,088
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
127
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Bumbu
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Bumbu,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.15. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Bumbu
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Perkebunan 0,149
2 Pertambangan/penggalian 0,138
3 Pertanian/Tan. Pangan 0,137
4 Perdagangan 0,102
5 Perindustrian 0,086
6 Pertanian/Hortikultura 0,076
7 Pertanian/Perikanan 0,076
8 Pertanian/Peternakan 0,070
9 Transportasi 0,051
10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,042
11 Jasa 0,041
12 Kehutanan (non kayu) 0,033
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.16. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Tanah Bumbu
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Padi Inpari 13 0,042 2 Padi Inpari 5 0,040 3 Karet Unggul (Misal: PB 260) 0,035 4 Aren/Enau/Nira 0,035 5 Karet Prim 712 0,034
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
128
KPJU Potensial 1 Pasir 0,033 2 Batu Kerikil 0,032 3 Tanah Liat/Urug 0,027 4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 0,026 5 Dealer Alat Berat 0,025
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Bappeda Kabupaten Tanah
Bumbu pada hari Kamis18 Oktober Pukul 14.30 – 17.00 WIB. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Padi Inpari 13
Tabel 4.17. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Inpari 13 di Kabupaten Tanah Bumbu
Peluang Tantangan
- Luas lahan masih tersedia. - Merupakan kebutuhan rumah tangga
sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.
- Dalam hal pemasaran banyak petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia dan mudah di
dapat. - Lahan tersedia. - Pengumpul cukup banyak masuk ke
daerah pedesaan.
- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.
- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.
- Pupuk terlambat dating. - Benih kurang mencukupi. - Kendala irigasi yang bergantung pada
iklim . - Adanya perbedaan pelayanan dengan
pelangsir dalam mendapatkan BBM. - Permasalahan modal.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
129
2. Padi Inpari 5
Tabel 4.18. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Inpari 5 di Kabupaten Tanah Bumbu
Peluang Tantangan
- Luas lahan masih tersedia. - Merupakan kebutuhan rumah tangga
sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.
- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia dan mudah di
dapat. - Lahan tersedia. - Pengumpul cukup banyak masuk ke
daerah pedesaan.
- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.
- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.
- Pupuk terlambat datang. - Benih kurang mencukupi. - Kendala irigasi yang bergantung pada
iklim. - Adanya perbedaan pelayanan dengan
pelangsir dalam mendapatkan BBM. - Permasalahan modal.
3. Karet Unggul PB 260
Tabel 4.19. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Bumbu
Peluang Tantangan
- Luas lahan masih tersedia. - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan.
- Harga fluktuatif.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lebih cepat panen ( PB 260). - Masalah pendanaan pada pembukaan
dan penanaman lahan. - Pengetahuan petani tentang perawatan
karet kurang. - Tenaga penyuluh kurang. - Hama babi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
130
4. Aren/Enau/Nira
Tabel 4.20. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Aren/Enau/Nira di Kabupaten Tanah Bumbu
Peluang Tantangan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga. - Untuk Aren budi daya susah, sekarang lebih beralih ke kelapa dalam dan nipah.
- Tidak ada yang mengembangkan secara massal.
- Tidak ada lembaga atau perusahaan yang memfasilitasi.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan tersedia - Tanamannya tumbuh cukup banyak - Pemasarannya mudah
- Budidaya sulit.
5. Karet Prim 712
Tabel 4.21. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet Prim 712 di Kabupaten Tanah Bumbu
Peluang Tantangan - Luas lahan masih tersedia. - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan.
- Harga fluktuatif.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan tersedia - Masalah pendanaan pada pembukaan
dan penanaman lahan. - Pengetahuan petani tentang perawatan
karet kurang. - Tenaga penyuluh kurang. - Hama babi.
D. KPJU UNGGULAN KABUPATEN KOTA BARU
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Kota Baru sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
131
Tabel 4.22. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Kota Baru
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus 1 Pasir 2 Padi RI 42 2 Batu gunung 3 Padi RI 64 3 Batubara (tradisional) 4 Padi gogo 4 Batu split 5 Kedelai 5 Batu sungai 6 Jagung 6 - 7 Kacang tanah 7 - 8 Kacang Hijau 8 - 9 Ubi kayu 9 - 10 Ubi jalar 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai rawit 1 Industri minyak kelapa 2 Tomat 2 Tahu/tempe 3 Cabai merah keriting 3 Aneka kue 4 Bayam 4 Industri pengolahan kayu 5 Kacang panjang 5 Kerupuk/amplang 6 Sawi 6 Pengolaha kelapa sawit mentah 7 Kangkung 7 Gula aren/enau 8 Terong 8 Anyaman pandan 9 Buncis 9 Meubel kayu 10 Labu/waluh 10 Pembuat terasi Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB260 1 Toko Bahan Makanan 2 Karet Unggul (IR) 2 Toko Obat 3 Kelapa sawit 3 Toko Sembako 4 Kopi robusta 4 Kelontongan 5 Aren/enau 5 Toko Bahan Pakaian 6 Kakao 6 Toko Ponsel 7 Kelapa dalam 7 Toko Bahan Bangunan 8 Karet alam/lokal 8 Depo Air Minum 9 Lada 9 Toko Ikan Hasil Laut 10 Kemiri 10 - Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Sapi brahma 1 Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam
Raja) 2 Sapi bali 2 Wisata Pantai 3 Kambing donggala 3 Wisata Alam (Air Terjun,Goa) 4 Kambing lokal (kacang) 4 Wisata Bahari 5 Kerbau kandang 5 Hotel (Melati) 6 Ayam buras (pedaging) 6 Losmen 7 Kerbau rawa 7 Warung Makan 8 Ayam ras (pedaging) 8 - 9 Itik alabio 9 - 10 Babi 10 -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
132
Perikanan Transportasi 1 Ikan Tongkol (tangkap) 1 Jukung/ Perahu Kecil 2 Ikan Bawal (tangkap) 2 Kapal Motor Kecil 3 Ikan Bandeng (tambak/kolam) 3 Speed Boat 4
Ikan Peda (tangkap) 4 Angkutan Desa (Mikrolet/Pick
Up/L300) 5 Udang airl laut (tangkap) 5 Truck Angkutan Barang 6 Udang tiger (tambak/kolam) 6 Angkutan Antar Kota (Mini Bus) 7 Ikan Kakap 7 Sampan Kayuh (Kapal Taksi) 8 Ikan Nila (tambak/kolam) 8 Kelotok 9 Ikan Patin (kolam/tambak) 9 - 10 Ikan Kerapu (tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Rotan 1 Tukang Instalasi Listrik 2 Gaharu 2 Rias Pengantin 3 Madu 3 Salon Kecantikan 4 - 4 Penolong Kelahiran/Dukun Kampung 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Sewa Sound System 7 - 7 Sewa Pick Up 8 - 8 Tukan Bangunan Dan Kayu 9 - 9 Pertukangan 10 - 10 Pangkas Rambut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Kota Baru untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.23.
Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Kota Baru
No KPJU Skor Terbobot No KPJU Skor
Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan
1 Padi Siam Unus 0,191 1 Pasir 0,200 2 Padi RI 42 0,172 2 Batu gunung 0,200 3 Padi RI 64 0,172 3 Batubara (tradisional) 0,200 4 Padi gogo 0,144 4 Batu split 0,200 5 Kedelai 0,093 5 Batu sungai 0,200
Pertanian/ Hortikultura Perindustrian
1 Cabai rawit 0,152 1 Industri minyak kelapa 0,164 2 Tomat 0,149 2 Tahu/tempe 0,163 3 Cabai merah keriting 0,130 3 Aneka kue 0,144 4 Bayam 0,105 4 Industri pengolahan kayu 0,136 5 Kacang panjang 0,103 5 Kerupuk/amplang 0,132
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
133
Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB260 0,203 1 Toko Bahan Makanan 0,148 2 Karet Unggul (IR) 0,184 2 Toko Obat 0,140 3 Kelapa sawit 0,167 3 Toko Sembako 0,137 4 Kopi robusta 0,084 4 Kelontongan 0,126 5 Aren/enau 0,068 5 Toko Bahan Pakaian 0,101
Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran
1 Sapi brahma 0,179 1 Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam Raja)
0,194
2 Sapi bali 0,162 2 Wisata Pantai 0,176
3 Kambing donggala 0,120 3 Wisata Alam (Air Terjun,Goa)
0,152
4 Kambing lokal (kacang) 0,114 4 Wisata Bahari 0,152 5 Kerbau kandang 0,094 5 Hotel (Melati) 0,120 Perikanan Transportasi 1 Ikan Tongkol (tangkap) 0,166 1 Jukung/ Perahu Kecil 0,138 2 Ikan Bawal (tangkap) 0,151 2 Kapal Motor Kecil 0,126
3 Ikan Bandeng (tambak/kolam)
0,149 3 Speed Boat 0,125
4 Ikan Peda (tangkap) 0,139 4 Angkutan Desa (Mikrolet/Pick Up/L300)
0,124
5 Udang airl laut (tangkap)
0,092 5 Truck Angkutan Barang 0,124
Kehutanan (non kayu)
Jasa
1 Rotan 0,500 1 Tukang Instalasi Listrik 0,159 2 Gaharu 0,287 2 Rias Pengantin 0,138 3 Madu 0,214 3 Salon Kecantikan 0,119
4 - - 4 Penolong Kelahiran/Dukun Kampung
0,111
5 - - 5 Bengkel Motor 0,108
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Kota Baru
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Kota Baru,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
134
Tabel 4.24. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Kota Baru
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Perkebunan 0,136
2 Pertanian/Tan. Pangan 0,111
3 Pertanian/Perikanan 0,111
4 Perdagangan 0,100
5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,095
6 Kehutanan (Non Kayu) 0,082
7 Perindustrian 0,078
8 Pertambangan/Penggalian 0,068
9 Transportasi 0,063
10 Pertanian/Peternakan 0,060
11 Pariwisata 0,055
12 Jasa 0,041
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.25. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Kota Baru
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Karet PB260 0,039 2 Karet Unggul (IR) 0,035 3 Kelapa sawit 0,032 4 Padi Siam Unus 0,027 5 Ikan Tongkol (tangkap) 0,026 KPJU Potensial
1 Padi RI 42 0,025 2 Padi RI 64 0,025 3 Ikan Bawal (tangkap) 0,024 4 Ikan Bandeng (tambak/kolam) 0,024 5 Toko Bahan Makanan 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
135
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Kotabaru
pada hari Jumat, 19 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Karet PB 260
Tabel 4.26. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Kota Baru
Peluang Tantangan - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan. - Teknologi masih sederhana, kurang
meningkatkan nilai jual. - Memiliki saingan.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.
-
2. Karet Unggul (IR)
Tabel 4.27. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul (IR) di Kabupaten Kota Baru
Peluang Tantangan
- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.
- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.
- Memiliki saingan. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.
3. Kelapa Sawit
Tabel 4.28. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit
di Kabupaten Kota Baru
Peluang Tantangan - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan. - Teknologi masih sederhana, kurang
meningkatkan nilai jual. - Memiliki saingan.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
136
4. Padi Siam Unus
Tabel 4.29. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Kota Baru
Peluang Tantangan
- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan yang tersedia cukup luas. - Harganya tinggi.
5. Ikan Tongkol (Tangkap)
Tabel 4.30. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Tongkol
(Tangkap) di Kabupaten Kota Baru
Peluang Tantangan
- Sektor perikanan Kotabaru unggul. - Sebagai bahan baku industri.
-
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Jumlahnya cukup banyak. -
E. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BANJAR
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Banjar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan
long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil
10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi
short list.
Tabel 4.31.
Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Banjar
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus 1 Batubara (Manual) 2 Padi Ir64 2 Intan/Permata (Tradisional) 3 Padi Ciherang 3 Emas (Tradisional) 4 Padi Ir36 4 Emas Tradisional 5 Padi Gogo 5 Batu Gunung 6 Jagung Pipilan 6 Galian C 7 Padi Gunung Varietas Duyung 7 Pasir Koral 8 Kacang Tanah 8 - 9 Ubi Kayu 9 - 10 Ubi Jalar 10 -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
137
Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon,
Talas) 1 Industri Tas Dari Manik-Manik
2 Jeruk (Siam, Keprok) 2 Anyaman Bambu 3 Durian 3 Pabrik Penggilingan Padi 4 Terong 4 Pembuatan Batu Bata 5 Tomat 5 Sulam 6 Cabai Rawit 6 Penggilingan Padi. 7 Kacang Panjang 7 Pembuatan Gula Aren 8 Jahe 8 Pembuatan Klotok 9 Cempedak 9 Sasirangan 10 Kunyit 10 Pembuatan Manik-Manik Perkebunan Perdagangan 1 Karet Pb 1 Batu Mulia 2 Sawit 2 Telur Itik 3 Kelapa Dalam 3 Karet 4 Kopi 4 Warung Makan Minum 5 Lada 5 Warung Kelontongan 6 Kenanga 6 Pedagang Kopi The 7 Kemiri 7 Kios Pupuk 8 Cengkih 8 Beras 9 Petai 9 Pakaian 10 - 10 Warung Sembako Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam Ras (Petelur) 1 Water Boom 2 Sapi Limosin 2 Rumah Makan 3 Sarang Burung Walet 3 Hotel 4 Ayam Buras (Pedaging) 4 Wisata Pasar Terapung 5 Sapi Bali 5 Pariwisata Belanja 6 Ayam Ras (Pedaging) 6 Wisata Sejarah (Lobang Putaran) 7 Itik Alabio 7 Pariwisata Religi 8 Kambing Kacang 8 Makam Keramat 9 Entok 9 Sungai Kembang 10 Kerbau 10 Wisata Alam (Air Terjun, Rangkat) Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Tambak) 1 Taksi/Pick Up 2 Ikan Nila (Tambak/Keramba) 2 Taksi Perkotaan 3 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) 3 Ojek 4 Ikan Betok (Papuyu) 4 Klotok / Perahu Motor Kecil 5 Lele Dumbo (Tambak) 5 Taksi Kelotok 6 Ikan Sepat Siam (Tangkap) 6 Becak 7 Ikan Sepat Biasa (Tangkap) 7 - 8 Belut (Tangkap/Tambak) 8 - 9 Ikan Mas (Tambak/Keramba) 9 - 10 Ikan Bandeng (Tambak) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Manis 1 Rental Komputer 2 Rotan 2 Rias Pengantin/Salon 3 - 3 Tukang Jahit 4 - 4 Jasa Panen Padi 5 - 5 Rental Internet 6 - 6 Rental Mobil
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
138
7 - 7 Bengkel Motor 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Tukang Maluk (Pecangkul Kebun) 10 - 10 Kuli
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Banjar untuk dibandingkan
secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut
adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli
tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan
pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji
di tabel berikut.
Tabel 4.32. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Banjar
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi Siam Unus 0,158 1 Batubara (Manual) 0,189 2 Padi Ir64 0,155 2 Intan/Permata
(Tradisional) 0,189
3 Padi Ciherang 0,147 3 Emas (Tradisional) 0,148 4 Padi Ir36 0,134 4 Emas Tradisional 0,144 5 Padi Gogo 0,130 5 Batu Gunung 0,135 Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon, Talas)
0,175 1 Industri Tas Dari Manik-Manik
0,176
2 Jeruk (Siam, Keprok) 0,126 2 Anyaman Bambu 0,151 3 Durian 0,104 3 Pabrik Penggilingan Padi 0,135 4 Terong 0,096 4 Pembuatan Batu Bata 0,107 5 Tomat 0,093 5 Sulam 0,105 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Pb 0,265 1 Batu Mulia 0,146 2 Sawit 0,173 2 Telur Itik 0,127 3 Kelapa Dalam 0,111 3 Karet 0,112 4 Kopi 0,101 4 Warung Makan Minum 0,108 5 Lada 0,090 5 Warung Kelontongan 0,102 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan
Restoran
1 Ayam Ras (Petelur) 0,117 1 Water Boom 0,168 2 Sapi Limosin 0,117 2 Rumah Makan 0,150 3 Sarang Burung Walet 0,116 3 Hotel 0,114 4 Ayam Buras (Pedaging) 0,113 4 Wisata Pasar Terapung 0,108
5 Sapi Bali 0,104 5 Pariwisata Belanja
0,097
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
139
Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Tambak) 0,263 1 Taksi/Pick Up 0,298 2 Ikan Nila
(Tambak/Keramba) 0,163 2 Taksi Perkotaan 0,225
3 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap)
0,128 3 Ojek 0,141
4 Ikan Betok (Papuyu) 0,118 4 Klotok / Perahu Motor Kecil
0,132
5 Lele Dumbo (Tambak) 0,094 5 Taksi Kelotok 0,111
Kehutanan (non kayu)
Jasa
1 Kayu Manis 0,500 1 Rental Komputer 0,145 2 Rotan 0,500 2 Rias Pengantin/Salon 0,135 3 - - 3 Tukang Jahit 0,121 4 - - 4 Jasa Panen Padi 0,117 5 - - 5 Rental Internet 0,100
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Banjar
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Banjar, diperlukan
analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk
mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.33. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Banjar
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Tan. Pangan 0,138
2 Perdagangan 0,124
3 Jasa 0,103
4 Pertanian/Perikanan 0,096
5 Perindustrian 0,088
6 Pariwisata 0,080
7 Pertambangan/Penggalian 0,076
8 Transportasi 0,075
9 Pertanian/Peternakan 0,072
10 Pertanian/Perkebunan 0,058
11 Kehutanan (Non Kayu) 0,056
12 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,033
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
140
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.34. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Banjar
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Ikan Patin (Tambak) 0,033 2 Batu Mulia 0,030 3 Padi Siam Unus 0,030 4 Padi Ir64 0,030 5 Padi Ciherang 0,028 KPJU Potensial
1 Telur Itik 0,026 2 Padi Ir36 0,026 3 Padi Gogo 0,025 4 Taksi/Pick Up 0,025 5 Rental Komputer 0,024
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kab Banjar pada hari
Selasa 23 Oktober 2012, Pukul 10.00 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Ikan Patin (Tambak)
Tabel 4.35. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Patin (Tambak) di Kabupaten Banjar
Peluang Tantangan
- Bentuk persatuan petani budidaya ikan (bargaining harga).
- Produksi masih bisa ditingkatkan. - Ada pabrik es dan pengepakan selain
Kalbar. - Ada forum ikan aspirasi dan inovasi. - Adanya minapolitan program
- Belum bisa menembus pasar. - Adanya pesaing dari patin. - Kredit susah. - Adanya kredit yang menyimpang. - Harga pakan naik terus. - Pengaruh iklim (banjir menghancurkan
tambak).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
141
peningkatan produksi ikan. - Ada PT besar yang membantu
pembukaan pasar.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Adanya bantuan alat excavator untuk
kolam. - Produksi besar. - Bahan baku mudah didapat. - Pakannya bagus dan tersedia.
- Penyakit banyak tidak tertangani terutama bibit yang sulit ditangani.
- Penganganan bibit sulit - Ikan berpenyakit. - Tidak ada produk unggul. - Bibit ikan luar sulit penyesuaian. - Bibit dari luar (Bogor, Sukabumi). - Merek belum ada.
2. Batu Mulia
Tabel 4.36. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Batu Mulia di Kabupaten Banjar
Peluang Tantangan
- Adanya Pusat perbatuan dunia untuk pemeriksaan mutu permata.
- Volatilitas harga batu dunia. - Sulit menentukan harga pasti.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Adanya sertifikasi yang diakui dunia. - Bahan baku cukup tersedia.
- Kurangnya SDM muda.
3. Padi Siam Unus
Tabel 4.37. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Banjar
Peluang Tantangan
- Sudah memiliki merk (untuk beras siam).
- Harga dan bentuk siam unus baik. - Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam
penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas. - Pasar sampai Kalsel dan Kalteng untuk
jenis siam.
- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir
mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah
sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-
lain). - Siam sulit diproses karena hanya antar
masyarakat. - Kekurangan SDM muda.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
142
4. Padi IR 64
Tabel 4.38. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi IR 64 di Kabupaten Banjar
Peluang Tantangan
- Sudah memiliki merk (untuk beras siam).
- Harga dan bentuk siam unus baik. - Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam
penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.
- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir
mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah
sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-
lain). - Kekurangan SDM muda.
5. Padi Ciherang
Tabel 4.39. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Banjar
Peluang Tantangan
- Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam
penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.
- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir
mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah
sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-
lain). - Kekurangan SDM muda.
F. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TAPIN
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tapin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan
long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil
10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi
short list.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
143
Tabel 4.40. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tapin
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang. 1 Tanah merah 2 Padi Siam Unus 2 Batu gunung 3 Padi Siam Kupang 3 Pasir sungai 4 Padi IR 48 4 Batu kapur 5 Padi Siam 11 5 - 6 Padi gogo 6 - 7 Padi Siam Raden Rata 7 - 8 Kacang tanah 8 - 9 Jagung manis 9 - 10 Jagung (biasa) 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Jeruk lokal 1 Ayaman Purun 2 Pisang Menurun 2 Atap Rumbia 3 Rambutan (antalagi, si batuk, dan
garuda) 3
Bata Merah 4 Terong Ungu 4 Penggilingan padi 5 Tomat 5 Tempe 6 Kacang Panjang 6 Pengolahan Ikan 7 Durian 7 Kue bawang 8 Semangka lokal 8 Las Tralis 9 Timun Lokal 9 Mebel 10 Jengkol 10 Tahu Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul/hibrida (PB, IR) 1 Showroom motor 2 Sawit 2 Showroom Mobil 3 Kelapa dalam 3 Toko bangunan 4 Aren/enau 4 Sembako 5 Rumbia 5 Bensin (eceran) 6 Kelapa gading 6 Kelontong 7 - 7 Bibit Karet Unggul 8 - 8 Toko Bumbu 9 - 9 Kayu Bakar 10 - 10 Kayu Bakar Galam Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Hotel 2 Ayam buras (pedaging) 2 Wisata Religi 3 Sapi putih 3 Rumah Makan 4 Sapi Jawa 4 Wisata Alam (air terjun, goa) 5 Itik Alabio 5 - 6 Sapi Bali 6 - 7 Kambing ettawa 7 - 8 Kerbau biasa (kandang) 8 - 9 Kambing Kacang 9 - 10 - 10 -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
144
Perikanan Transportasi 1 Ikan Mas 1 Truk Batubara 2 Ikan Nila 2 Angkutan antar kota 3 Ikan Patin 3 Truk Material 4 Ikan Gabus 4 Ojek 5 Ikan Papuyu 5 Taksi 6 Lele dumbo 6 Angkutan Pedesaan 7 Lele lokal 7 Becak 8 Ikan Sepat 8 Klotok 9 - 9 - 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Warnet 2 - 2 Cuci Mobil 3 - 3 Salon 4 - 4 Cuci sepeda Motor 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Kost/kontrakan 7 - 7 Bengkel Las 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Tukang kayu 10 - 10 Bengkel Tongkat Galam
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tapin untuk dibandingkan
secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut
adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli
tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan
pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji
di tabel berikut.
Tabel 4.41. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Tapin
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi Ciherang. 0,243 1 Tanah merah 0,284 2 Padi Siam Unus 0,151 2 Batu gunung 0,273 3 Padi Siam Kupang 0,140 3 Pasir sungai 0,261 4 Padi IR 48 0,132 4 Batu kapur 0,181 5 Padi Siam 11 0,084 5 Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Jeruk lokal 0,182 1 Ayaman Purun 0,188 2 Pisang Menurun 0,166 2 Atap Rumbia 0,180 3 Rambutan (antalagi, si
batuk, dan garuda) 0,117 3 Bata Merah 0,158
4 Terong Ungu 0,091 4 Penggilingan padi 0,129 5 Tomat 0,087 5 Tempe 0,061
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
145
Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul/hibrida
(PB, IR) 0,453 1 Showroom motor 0,139
2 Sawit 0,274 2 Showroom Mobil 0,138 3 Kelapa dalam 0,090 3 Toko bangunan 0,133 4 Aren/enau 0,068 4 Sembako 0,118 5 Rumbia 0,065 5 Bensin (eceran) 0,111 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan
Restoran
1 Ayam Ras (pedaging) 0,183 1 Hotel 0,323 2 Ayam buras (pedaging) 0,144 2 Wisata Religi 0,269 3 Sapi putih 0,127 3 Rumah Makan 0,249 4 Sapi Jawa 0,123 4 Wisata Alam (air terjun,
goa) 0,159
5 Itik Alabio 0,122 5 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Mas 0,168 1 Truk Batubara 0,257 2 Ikan Nila 0,166 2 Angkutan antar kota 0,152 3 Ikan Patin 0,161 3 Truk Material 0,146 4 Ikan Gabus 0,159 4 Ojek 0,111 5 Ikan Papuyu 0,130 5 Taksi 0,098
Kehutanan (non kayu)
Jasa
1 - - 1 Warnet 0,142 2 - - 2 Cuci Mobil 0,123 3 - - 3 Salon 0,118 4 - - 4 Cuci sepeda Motor 0,118 5 - - 5 Bengkel Motor 0,104
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tapin
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tapin, diperlukan
analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk
mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/
subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-
masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan
daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh
responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari
analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
146
Tabel 4.42. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tapin
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Tan. Pangan 0,199
2 Perdagangan 0,143
3 Pertambangan/Penggalian 0,134
4 Pertanian/Perkebunan 0,116
5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,080
6 Jasa 0,061
7 Kehutanan (Non Kayu) 0,058
8 Transportasi 0,054
9 Pertanian/Peternakan 0,049
10 Pertanian/Perikanan 0,045
11 Perindustrian 0,041
12 Pariwisata 0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.43.
Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tapin
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Padi Ciherang. 0,064 2 Karet unggul/hibrida (PB, IR) 0,055 3 Padi Siam Unus 0,040 4 Tanah merah 0,038 5 Padi Siam Kupang 0,037 KPJU Potensial
1 Batu gunung 0,037 2 Padi IR 48 0,035 3 Pasir sungai 0,035 4 Sawit 0,033 5 Showroom motor 0,031
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Tapin pada hari
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
147
Kamis, 18 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Padi Ciherang
Tabel 4.44. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Tapin
Peluang Tantangan - Merupakan produk unggulan. - Merupakan kebutuhan pokok
masyarakat. - Permintaan tinggi.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Sudah menjadi komoditi unggulan. - Titik penanaman lebih sedikit dari pada
jenis varietas lainnya. - Ketergantungan pada alam. - Produksinya tidak terlalu banyak. - Sulit mendapatkan bibit.
2. Karet Unggul/hibrida (PB/IR)
Tabel 4.45. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet Unggul/hibrida (PB/IR) di Kabupaten Tapin
Peluang Tantangan
- Bahan expor. - Produk internasional. - Tidak ada substitusi. - Rendemen tinggi.
- Alih fungsi menjadi usaha pertambangan batu bara.
- Harga fluktuatif. - Petani belum punya akses internasional. - Kebutuhan sehari-hari vs harga pasar. - Posisi tawar rendah. - Pola konsumtif, cenderung mudah
menjual lahan. - Karet sementara harganya anjlok.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bibit unggul tersedia. - Transportasi lancar. - Berapapun produknya laku dijual.
- Penyakit jamur. - Lahan minim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
148
3. Padi Siam Unus
Tabel 4.46. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Tapin
Peluang Tantangan
- Mudah dicari dan mudah beradaptasi. - Harga jual menguntungkan.
- Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar.
- Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul.
- Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha.
- Peluang pasar secara nasional tidak ada. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Bahan baku mudah dicari. - Pemasaran tidak bemasalah. - Lokal dan regional. - Titik penanaman lebih banyak
daripada jenis varietas lainnya.
- Ketergantungan pada alam. - Belum ada kawasan standar nasional
untuk daerah Tapin. - Waktu tanam sampai panen lama
dibandingkan varietas unggul. - Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. - Lembaga pemasaran belum ada.
4. Tanah Merah
Tabel 4.47. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Tanah Merah di Kabupaten Tapin
Peluang Tantangan
- - Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Bahan baku tersedia. -
5. Padi Siam Kupang
Tabel 4.48. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Kupang di Kabupaten Tapin
Peluang Tantangan
- Mudah dicari dan mudah beradaptasi. - Harga jual menguntungkan.
- Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar.
- Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul.
- Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha.
- Peluang pasar secara nasional tidak ada.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
149
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku mudah dicari. - Pemasaran tidak bemasalah. - Lokal dan regional. - Titik penanaman lebih banyak
daripada jenis varietas lainnya.
- Ketergantungan pada alam. - Belum ada kawasan standar nasional
untuk daerah Tapin. - Waktu tanam sampai panen lama
dibandingkan varietas unggul. - Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. - Lembaga pemasaran belum ada.
G. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.49. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Selatan
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung manis kuning 1 Bijih besi 2 Padi situ bagendit 2 Emas 3 Padi Sawah (Ciherang) 3 Batubara 4 Kacang nagara 4 Sirtu 5 Padi siam kupang 5 Pasir 6 Ubi nagara (Ubi Jalar) 6 Batu gunung 7 Padi siam rukut 7 Batu kapur 8 Padi siam unus 8 Galian C (umum) 9 Padi siam carnik 9 - 10 Ubi kayu 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai merah 1 Pembuatan kue kering 2 Cabai rawit 2 Industri Kerupuk (aneka kerupuk) 3 Pisang Manurun 3 Pembuatan dodol 4 Tomat 4 Cor logam 5 Semangka 5 Pandai besi 6 Terong ungu 6 Pengolahan karet 7 Kacang panjang 7 Pembuatan gerabah 8 Pisang Talas 8 Penggilingan Padi 9 Labu Sayur 9 Pembuatan mesin perontok Padi 10 Durian lokal 10 Molding Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1 Showrom/dealer 2 sawit 2 Kios makanan ringan 3 Kopi arabika 3 Meubel 4 Kakao 4 Batu alam
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
150
5 Kelapa dalam (lokal) 5 Kayu 6 Aren 6 Minimarket 7 Kemiri 7 Kios kerupuk 8 - 8 Pencarikinan (kelontongan) 9 - 9 Toko sembako 10 - 10 Kios rokok (pinggir jalan) Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam ras (pedaging) 1 Wisata religi (makam ulama) 2 Ayam buras (pedaging) 2 Hotel melati 3
Itik Albio (petelur) 3 Wisata budaya (pesta panen, aruh
ganal) 4 Kambing 4 Rumah Makan Banjar 5 Burung puyuh 5 Wisata alam 6 Sapi Bali (pedaging) 6 Rumah makan Sungai pinang 7 Kerbau rawa 7 Restoran masakan padang 8 - 8 Warung sederhana 9 - 9 Warung the 10 - 10 Warung rakyat Perikanan Transportasi 1 Ikan Papuyu 1 Bus antar kota 2 Ikan Haruan/Gabus 2 CIS (Angkutan sungai) 3 Sepat siam 3 Angkutan Kota ( Mobil Colt) 4 Ikan Toman 4 Mikrolet 5 Budidaya Ikan nila 5 Taksi umum 6 Budidaya ikan patin 6 Becak motor 7 Budidaya ikan mas 7 Angkutan pedesaan (pick up) 8 Ikan Saluang 8 Ojek motor 9 Ikan Jelawat 9 Kapal Kelotok 10 Budidaya udang 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Manis 1 Jasa simpan pinjam (BPR) 2 Bambu 2 Penyewaan alat outbond 3 Sengon 3 Bengkel motor 4 Kayu Galam 4 Bidan desa 5 Rotan 5 Rental mobil 6 - 6 Tukang kayu 7 - 7 Tukang cukur 8 - 8 LPHK 9 - 9 Buruh Tani 10 - 10 Salon kecantikan
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
151
Tabel 4.50. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
No KPJU Skor Terbobot
No KPJU Skor Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan
Pertambangan
1 Jagung manis kuning 0,121 1 Bijih besi 0,173 2 Padi situ bagendit 0,113 2 Emas 0,168 3 Padi Sawah (Ciherang) 0,110 3 Batubara 0,124 4 Kacang nagara 0,103 4 Sirtu 0,121 5 Padi siam kupang 0,099 5 Pasir 0,119 Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Cabai merah 0,178 1 Pembuatan kue kering 0,132 2 Cabai rawit 0,144 2 Industri Kerupuk (aneka
kerupuk) 0,125
3 Pisang Manurun 0,133 3 Pembuatan dodol 0,125 4 Tomat 0,125 4 Cor logam 0,123 5 Semangka 0,105 5 Pandai besi 0,117 Perkebunan Perdagangan 1 Karet 0,267 1 Showrom/dealer 0,127 2 sawit 0,202 2 Kios makanan ringan 0,126 3 Kopi arabika 0,164 3 Meubel 0,107 4 Kakao 0,117 4 Batu alam 0,107 5 Kelapa dalam (lokal) 0,096 5 Kayu 0,105 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan
Restoran
1 Ayam ras (pedaging) 0,289 1 Wisata religi (makam ulama)
0,207
2 Ayam buras (pedaging) 0,215 2 Hotel melati 0,120 3 Itik Albio (petelur) 0,158 3 Wisata budaya (pesta
panen, aruh ganal) 0,110
4 Kambing 0,123 4 Rumah Makan Banjar 0,097
5 Burung puyuh 0,080 5 Wisata alam 0,088 Perikanan Transportasi 1 Ikan Papuyu 0,234 1 Bus antar kota 0,200 2 Ikan Haruan/Gabus 0,198 2 CIS (Angkutan sungai) 0,153 3 Sepat siam 0,105 3 Angkutan Kota ( Mobil
Colt) 0,131
4 Ikan Toman 0,089 4 Mikrolet 0,122 5 Budidaya Ikan nila 0,085 5 Taksi umum 0,121 Kehutanan (non
kayu) Jasa
1 Kayu Manis 0,326 1 Jasa simpan pinjam (BPR) 0,126
2 Bambu 0,263 2 Penyewaan alat outbond 0,112 3 Sengon 0,201 3 Bengkel motor 0,111 4 Kayu Galam 0,144 4 Bidan desa 0,108 5 Rotan 0,066 5 Rental mobil 0,107
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
152
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.51. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,156
2 Pertanian/Tan. Pangan 0,103
3 Perdagangan 0,103
4 Pertanian/Perkebunan 0,095
5 Pertanian/Peternakan 0,093
6 Pertanian/Perikanan 0,082
7 Pariwisata 0,077
8 Perindustrian 0,065
9 Kehutanan (Non Kayu) 0,063
10 Transportasi 0,062
11 Jasa 0,062
12 Pertambangan/Penggalian 0,039
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.52. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Cabai merah 0,051 2 Cabai rawit 0,041 3 Pisang Manurun 0,038 4 Tomat 0,036 5 Ayam ras (pedaging) 0,031
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
153
KPJU Potensial 1 Semangka 0,030 2 Karet 0,030 3 Ikan Papuyu 0,027 4 Wisata religi (makam ulama) 0,026 5 Ayam buras (pedaging) 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Sekda Kab. Hulu Sungai
Selatan pada hari Selasa 9 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan
untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan
peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan
lintas sektor tersebut.
1. Cabai Merah
Tabel 4.53.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Merah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Peluang Tantangan
- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.
- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).
- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.
- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.
- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.
- Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.
- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.
- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).
- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu
- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.
- Komoditas cabai cepat rusak. - Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa
mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.
- Modal petani terbatas sehingga
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
154
- Hasil panen pendek putaran modal cepat.
- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan.
diperlukan penambahan modal tanpa agunan.
- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku Cabai tersedia, varitas
Cabai HSS. - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin
namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi
dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan
distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke
daerah pedesaan.
- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan
lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum
terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan
pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.
- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.
- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.
- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu
penanganan yang cepat dan tepat waktu. - Sulitnya proses permodalan pertanian
terutama dari perbankan - Packing belum berjalan karena hasil
panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
2. Cabai Rawit
Tabel 4.54.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Rawit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Peluang Tantangan
- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.
- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).
- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.
- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.
- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.
- Terdapatnya rencana pemda untuk
- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.
- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.
- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).
- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu
- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.
- Komoditas cabai cepat rusak.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
155
memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Hasil panen pendek putaran modal cepat.
- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan.
- Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa
mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.
- Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan.
- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku Cabai tersedia, varitas
Cabai HSS. - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin
namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi
dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan
distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke
daerah pedesaan.
- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan
lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum
terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan
pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.
- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.
- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.
- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu
penanganan yang cepat dan tepat waktu. - Sulitnya proses permodalan pertanian
terutama dari perbankan - Packing belum berjalan karena hasil
panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
3. Pisang Manurun
Tabel 4.55. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Pisang Manurun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Peluang Tantangan
- Adanya industri berbahan baku pisang
- Kualitas cukup baik - Jenis pisang lain juga banyak diproduksi -
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Adanya sarana transportasi dan distribusi
- Lahan tersedia.
- Manajemen usaha masih lemah
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
156
4. Tomat
Tabel 4.56. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Tomat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Peluang Tantangan
- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.
- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).
- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.
- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.
- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.
- Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Hasil panen pendek putaran modal cepat.
- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih
berpotensi untuk pengembangan.
- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.
- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.
- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).
- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu
- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.
- Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa
mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.
- Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan.
- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin
namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi
dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan
distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke
daerah pedesaan.
- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan
lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum
terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan
pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.
- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.
- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.
- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu
penanganan yang cepat dan tepat waktu.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
157
- Sulitnya proses permodalan pertanian terutama dari perbankan
- Packing belum berjalan karena hasil panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.
5. Ayam Ras Pedaging
Tabel 4.57. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Peluang Tantangan - Adanya program budidaya ayam ras
dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga
- Penyakit ternak kini kian menyebar
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya sarana transportasi dan
distribusi - Modal terbatas - Rentan terhadap penyakit
H. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.58. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang 1 Pasir 2 Padi tahunan 2 Batu Pasir 3 Jagung manis (hibrida) 3 Kerikil 4 Kacang tanah 4 Tanah Urug 5 Kacang hijau 5 Batu gunung 6 Ubi kayu 6 Galian batu putih 7 Ubi jalar 7 Tanah Merah 8 Kedelai 8 Tanah liat 9 Singkong lokal 9 - 10 - 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai Merah besar 1 Anyaman Purun 2 Jeruk mahang (lokal) 2 Industri Meubel 3 Terong ungu 3 Batu bata
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
158
4 Cabai Rawit 4 Tahu 5 Kacang panjang 5 Pakasam (masakan khas Banjar) 6 Pisang talas 6 Pembuatan Perabot Kayu 7 Sawi 7 Kolang-kaling 8 Labu 8 Batako 9 Daun Seledri 9 Telur asin 10 Bayam 10 Kerajinan Ukir Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 1 Toko bangunan 2 Karet lokal 2 Warung kelontong 3 Kelapa lokal 3 Kios sembako 4 Sagu 4 Kios pulsa 5 Aren 5 Warung makanan kecil 6 Kopi robusta 6 Bibit Karet 7 Kayu Manis 7 Bensin eceran 8 - 8 Toko kayu 9 - 9 Mainan anak-anak 10 - 10 Kayu bakar Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam ras (pedaging) 1 Restoran 2 Itik alabio 2 Hotel (melati) 3 Sapi jawa 3 Wisata Alam 4 Ayam buras (pedaging) 4 Wisata Budaya (masjid tua) 5 Ayam ras (petelur) 5 - 6 Sapi bali 6 - 7 Kambing etawa 7 - 8 Kerbau rawa 8 - 9 Kerbau biasa (kandang) 9 - 10 Kambing kacangan 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan nila (tambak/kolam) 1 Angkutan Umum Pedesaan 2
Ikan mas (tambak/kolam) 2 Angkutan Umum (mikrolet dan pick
up) 3 Ikan gabus (tangkap) 3 Angkutan barang (Truk) 4 Ikan papuyu (tambak/kolam) 4 Ojek 5 Ikan patin (tambak/kolam) 5 Omprengan (taxi tak terorganisir) 6 Ikan sepat (tambak/kolam) 6 Gerobak sapi 7 Ikan Lele (tambak/kolam) 7 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel mobil. 2 - 2 Bengkel motor 3 - 3 Bengkel las 4 - 4 Rias pengantin 5 - 5 Salon kecantikan 6 - 6 Penggilingan padi 7 - 7 Penyewaan Tenda pengantin 8 - 8 Tukang cukur 9 - 9 Cuci mobil 10 - 10 Cuci motor
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
159
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.59. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor
Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No KPJU Skor Terbobot
No KPJU Skor Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan
Pertambangan
1 Padi Ciherang 0,221 1 Pasir 0,164 2 Padi tahunan 0,168 2 Batu Pasir 0,146 3 Jagung manis (hibrida) 0,133 3 Kerikil 0,142 4 Kacang tanah 0,121 4 Tanah Urug 0,119 5 Kacang hijau 0,095 5 Batu gunung 0,118 Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Cabai Merah besar 0,163 1 Anyaman Purun 0,129 2 Jeruk mahang (lokal) 0,133 2 Industri Meubel 0,115 3 Terong ungu 0,109 3 Batu bata 0,109 4 Cabai Rawit 0,094 4 Tahu 0,107 5 Kacang panjang 0,087 5 Pakasam (masakan khas
Banjar) 0,100
Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 0,323 1 Toko bangunan 0,161 2 Karet lokal 0,197 2 Warung kelontong 0,134 3 Kelapa lokal 0,161 3 Kios sembako 0,133 4 Sagu 0,099 4 Kios pulsa 0,104 5 Aren 0,095 5 Warung makanan kecil 0,092 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan
Restoran
1 Ayam ras (pedaging) 0,289 1 Restoran 0,302 2 Ayam buras (pedaging) 0,215 2 Hotel (melati) 0,273 3 Itik Albio (petelur) 0,158 3 Wisata Alam 0,225 4 Kambing 0,123 4 - -
5 Burung puyuh 0,080 5 - - Perikanan Transportasi 1 Ikan nila
(tambak/kolam) 0,210 1 Angkutan Umum Pedesaan 0,209
2 Ikan mas (tambak/kolam)
0,182 2 Angkutan Umum (mikrolet dan pick up)
0,204
3 Ikan gabus (tangkap) 0,166 3 Angkutan barang (Truk) 0,187 4 Ikan papuyu
(tambak/kolam) 0,130 4 Ojek 0,160
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
160
5 Ikan patin (tambak/kolam)
0,124 5 Omprengan (taxi tak terorganisir)
0,133
Kehutanan (non kayu)
Jasa
1 - - 1 Bengkel mobil. 0,144
2 - - 2 Bengkel motor 0,140 3 - - 3 Bengkel las 0,130 4 - - 4 Rias pengantin 0,109 5 - - 5 Salon kecantikan 0,105
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.60. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya
Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Tan. Pangan 0,217
2 Perdagangan 0,132
3 Pertanian/Perkebunan 0,127
4 Jasa 0,093
5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,084
6 Pertanian/Peternakan 0,070
7 Pertanian/Perikanan 0,062
8 Kehutanan (Non Kayu) 0,056
9 Pariwisata 0,053
10 Perindustrian 0,049
11 Transportasi 0,036
12 Pertambangan/Penggalian 0,022
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
161
Tabel 4.61.
Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Padi Ciherang 0,065 2 Padi tahunan 0,049 3 Karet PB (unggul) 0,047 4 Jagung manis (hibrida) 0,039 5 Kacang tanah 0,036 KPJU Potensial
1 Toko bangunan 0,034 2 Karet lokal 0,029 3 Warung kelontong 0,028 4 Kios sembako 0,028 5 Kacang hijau 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Hulu
Sungai Tengah pada hari Rabu 17 Oktober 2012, Pukul 09.00 – 11.00 WITA. FGD ini
bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam
permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5
KPJU unggulan lintas sektor tersebut.
1. Padi Ciherang
Tabel 4.62. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peluang Tantangan
- Penyerapan tenaga kerja. - Menumbuhkan peluang usaha lain. - Pemasaran bisa keluar daerah
terutama Jawa karena suka dengan jenis pulen.
- Terciptanya UMKM baru. - Pengadaan pupuk dan pemberantasan
hama menanfaatkan koperasi-koperasi yang sudah ada.
- Meningkatkan pendapatan daerah. - Keahlian cara tanam lebih berpeluang.
- Selera orang masih belum suka (pulen). - Kepemilikan asset. - Pembiayaan pembangunan. - Belum ada produk usaha koperasi. - Belum serius mengeluti. - Pelaku utama masih rendah. - Penganganan dalam segi kemitraan
(masih sendiri-sendiri). - Apabila kelebihan produksi harga
menjadi rendah. - Bergantung musim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
162
- Menghasilkan unit usaha baru misal bidang perbenihan.
- Pemasaran hasil produksi melalui koperasi.
- Harga bergantung tengkulak. - Lembaga koperasi tani tidak beroperasi.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Distribusi mudah. - Tersedia bibit unggul. - Tersedianya lahan. - SDM terampil. - Tersedianya pupuk dan semprotan di
pasar. - Banyaknya tengkulak yang datang ke
lokasi. - Distribusi dapat dilakukan tengkulak
pembeli. - Transportasi cukup memadai. - Hasil bagus. - Tersedianya bibit unggul.
- Bahan baku terbatas. - Proses produksi terkendala serangan
hama dan penyakit yang belum intensif. - Pemasaran khusus padi ciherang belum
ada. - Panen serampak menyebabkan harga
gabah turun. - Keterbatasan modal. - Proses produksi perlu perlakuan khusus
(irigasi dan lainnya). - Pupuk tidak sesuai rekomendasi. - Bibit tidak berlabel. - Harga pupuk dan obat mahal karena
masih ada jalan yang belum memadai - Terlalu banyak memakai obat hama. - Produktivitas masih rendah. - Rentan serangan hama. - Lahan terbatas. - Pengelolaan tradisional. - Banyak lahan tidur (masalah irigasi
fasilitas sarana dan prasarana belum memadai)
2. Padi Tahunan
Tabel 4.63. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Tahunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peluang Tantangan
- Adanya dukungan dari perbankan dan pemda.
- Pengembangan padi gogo (tunggal rasa enak).
-
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya SDM dan lahan. - Penanaman hanya di dataran tinggi.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
163
3. Karet PB (Unggul)
Tabel 4.64. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet PB Unggul di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peluang Tantangan
- Adanya rumah asap karet. - Adanya industri ban. - Peluangnya sangat baik dan membantu
masyarakat. - Kawasan lokasi. - Dapat dikembangkan (bahan olahan). - Harga produk tinggi. - Tersedia pakar teknologi dalam
penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.
- Pemasaran selalu dikuasai calo.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan luas.
- Mahalnya bahan baku bibit. - Sulitnya mencari bibit yang baik. - Belum tersedia benih unggul di pasaran. - Bahan olah karet belum maksimal. - Penanganan pasca panen kurang baik.
4. Jagung Manis Hibrida
Tabel 4.65. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Jagung Manis Hibrida di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peluang Tantangan
- Makanan sampingan (subtitusi). - Adanya dukungan untuk
pengembangan jagung dari Dinas Pertanian.
- Peluang pasar masih minim.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - SDM tersedia. -
5. Kacang Tanah
Tabel 4.66. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Kacang Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Peluang Tantangan
- Sebagai bahan baku industri kacang jeruk.
- Kacang tanah varietas baru (gundul), permintaannya meningkat.
- Sumber yang semakin banyak.
- Bergantung musim.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
164
- Pengembangan usaha produksi yang agak mudah dan waktu yang singkat dengan mengunakan varietas gundul.
- Hasil produksi lebih besar dibandingkan kacang tanah biasa.
- Menimbulkan unit usaha baru bidang produksi (kacang jeruk).
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - - Rentan hama.
- Lahan terbatas. - Sarana peralatan produksi terbatas. - Perlu modal dan teknik budidaya.
I. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.67. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Utara
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Varietas Ciherang 1 Pasir 2 Padi IR66 2 - 3 Padi Sawah Varietas Lokal 3 - 4 Jagung Manis 4 - 5 Kacang Tanah 5 - 6 Kedelai 6 - 7 Ubi Jalar 7 - 8 Ubi Kayu 8 - 9 - 9 - 10 - 10 - Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Pisang Manurun 1 Meubel Kayu 2 Cabai Merah 2 Meubel Aluminium 3 Terong Ungu 3 Anyaman Purun 4 Waluh/Labu 4 Pengolahan Ikan Kering 5
Jeruk Manis 5 Industri Anyaman (Lampi, Rembia,
Plastik) 6 Rambutan Antalagi 6 Kerupuk (Ikan/Gandum) 7 Mangga Gedong 7 Kerajinan Eceng Gondok/Ilung 8 Mangga Hampalan 8 Anyaman Bambu 9 Durian Lokal 9 Sulam Bordir 10 Kangkung 10 Dendeng Itik
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
165
Perkebunan Perdagangan 1 Karet (Lokal, Para) 1 Pedagang Makanan 2 Purun 2 Kios /Toko Sembako/Kelontongan 3
Kelapa Sawit (Unggul). 3 Toko Kayu/Papan Dan Pagar
(Wantilan) 4 Kelapa (Lokal Dan Hijau) 4 Toko Bangunan /Material 5 Sagu (Lokal) 5 Toko Atk Dan Buku 6 Pantung 6 Penjualan Sayur 7 - 7 Perdagangan Ikan Kering 8 - 8 Pakaian (Konveksi) 9 - 9 Kios Bensin 10 - 10 Kios Pulsa Dan Hp Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Itik Alabio 1 Perhotelan 2 Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) 2 Wisata Kerbau Rawa 3 Sapi Bali 3 Wisata Budaya (Candi) 4 Kerbau Rawa 4 Rumah Makan Itik Banjar 5 Sapi Lokal (Kuning) 5 Seafood Lamongan 6 Ayam Buras (Pedaging) 6 Warung Sate 7 Ayam Ras (Petelur) 7 Kios Bakso Dan Mie Ayam 8 Ayam Buras (Petelur) 8 Warung Makan Dan Minum 9 Sarang Burung Walet 9 Warung Minuman 10 Kambing (Lokal) 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Keramba/Tambak) 1 Mobil Angkut Barang 2 Ikan Emas (Keramba) 2 Taksi Penumpang (L300) 3 Ikan Nila (Tambak) 3 Mikrolet Penumpang 4 Ikan Bawal (Keramba) 4 Kelotok Penumpang 5 Lele Dumbo (Tambak/Keramba) 5 Kapal Angkut Barang 6 Ikan Betok/Papuyu (Tangkap) 6 Ojek 7 Ikan Baung (Tangkap) 7 Gerobak Motor 8 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) 8 Becak Kayuh 9 Ikan Sepat Siam (Tangkap) 9 - 10 Ikan Sepat Biasa (Tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Buah Kasturi 1 Bengkel Motor 2 - 2 Penggilingan Padi 3 - 3 Servis Alat Elektronik 4 - 4 Tk Dan Paud 5 - 5 Salon / Rias Pengantin 6 - 6 Stempel Dan Spanduk 7 - 7 Tukang Jahit 8 - 8 Cuci Sepeda Motor 9 - 9 Sopir 10 - 10 Tukang Ojek
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
166
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.68. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Hulu Sungai Utara
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi Varietas Ciherang 0,273 1 Pasir 1,000 2 Padi IR66 0,184 2 - 3 Padi Sawah Varietas
Lokal 0,144 3 -
4 Jagung Manis 0,134 4 - 5 Kacang Tanah 0,083 5 - Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Pisang Manurun 0,171 1 Meubel Kayu 0,161 2 Cabai Merah 0,140 2 Meubel Aluminium 0,145 3 Terong Ungu 0,103 3 Anyaman Purun 0,118 4 Waluh/Labu 0,101 4 Pengolahan Ikan Kering 0,115 5 Jeruk Manis 0,101 5 Industri Anyaman (Lampi,
Rembia, Plastik) 0,113
Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 0,323 1 Pedagang Makanan 0,122 2 Karet local 0,197 2 Kios /Toko Sembako/
Kelontongan 0,117
3 Kelapa local 0,161 3 Toko Kayu/Papan Dan Pagar (Wantilan)
0,113
4 Sagu 0,099 4 Toko Bangunan/Material 0,111 5 Aren 0,095 5 Toko Atk Dan Buku 0,108 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan
Restoran
1 Itik Alabio 0,176 1 Perhotelan 0,174 2 Ayam Ras/Broiler
(Pedaging ) 0,157 2 Wisata Kerbau Rawa 0,165
3 Sapi Bali 0,112 3 Wisata Budaya (Candi) 0,162 4 Kerbau Rawa 0,108 4 Rumah Makan Itik Banjar 0,124
5 Sapi Lokal (Kuning) 0,104 5 Seafood Lamongan 0,082 Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin
(Keramba/Tambak) 0,159 1 Mobil Angkut Barang 0,177
2 Ikan Emas (Keramba) 0,137 2 Taksi Penumpang (L300) 0,171 3 Ikan Nila (Tambak) 0,131 3 Mikrolet Penumpang 0,147 4 Ikan Bawal (Keramba) 0,125 4 Kelotok Penumpang 0,130 5 Lele Dumbo
(Tambak/Keramba) 0,116 5 Kapal Angkut Barang 0,122
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
167
Kehutanan (non kayu)
Jasa
1 Buah Kasturi 1,000 1 Bengkel Motor 0,138
2 - - 2 Penggilingan Padi 0,124 3 - - 3 Servis Alat Elektronik 0,117 4 - - 4 Tk Dan Paud 0,117 5 - - 5 Salon/Rias Pengantin 0,113
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Utara
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.69. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Perdagangan 0,166
2 Perindustrian 0,144
3 Pertanian/Peternakan 0,116
4 Pertanian/Perikanan 0,115
5 Pertanian/Tan. Pangan 0,108
6 Pertanian/Holtikultura 0,083
7 Jasa 0,068
8 Transportasi 0,062
9 Pariwisata 0,043
10 Pertanian/Perkebunan 0,038
11 Kehutanan (Non Kayu) 0,036
12 Pertambangan/Penggalian 0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
168
Tabel 4.70. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Padi Varietas Ciherang 0,036 2 Meubel Kayu 0,036 3 Pedagang Makanan 0,035 4 Kios/Toko Sembako/Kelontongan 0,034 5 Toko Kayu/Papan Dan Pagar
(Wantilan) 0,033 KPJU Potensial
1 Toko Bangunan/Material 0,032 2 Meubel Aluminium 0,032 3 Toko ATK dan Buku 0,031 4 Itik Alabio 0,031 5 Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupatan Hulu
Sungai Utara pada hari Rabu 17 Oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini
bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam
permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5
KPJU unggulan lintas sektor tersebut.
1. Padi Ciherang
Tabel 4.71. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Peluang Tantangan
- Pasar keluar daerah : Penjualan sampai Kalsel-Kalteng.
- Penyerapan tenaga kerja. - Menumbuhakan peluang usaha. - Penduduk bertambah permintaan
naik. - Padi ciherang lebih baik dibanding
inpari. - Permintaan pasar tinggi.
- Harga jual rendah menjadikan produk tidak disukai di HSU.
- Iklim (banjir dan kering). - Modal. - Nilai lahan yang tidak wajar
dibandingkan dengan hasil. - Belum terdapatnya ketentuan peraturan
dengan pola tanaman semakin bedanya luas lahan yang ditanam untuk karet.
- Stabilitas harganya yang tidak kondusif.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
169
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bibit mudah didapat. - Penanganan tidak sulit. - Distribusi lancar. - Bibit dan pupuk tersedia. - Bibit unggul tersedia. - SDM terampil. - Produksi tinggi. - Mudah ditanam. - Tahan terhadap penyakit. - Rasa cukup enak.
- Peningkatan kualitas benih. - Bibit unggul berlabel lambat datang dan
musiman. - Luas lahan semakin kecil karena lahan
yang selama ini ada digunakan oleh petani menjadi tanaman sawit.
2. Meubel Kayu
Tabel 4.72. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Meubel Kayu di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Peluang Tantangan
- Pemasaran luas hingga ke Sulawesi. - Menyerap tenaga kerja. - Pasar dari lokal sampai daerah. - Modal dibantu bank. - Dapat dijual keluar daerah dengan
harga lumayan.
- Meubel aluminium kini banyak diminati. - Bahan luar negeri masuk Indonesia.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Penanganan bahan baku cukup
sederhana. - Proses produksi tenaga kerja terampil
dan jenis barang banyak. - Tenaga kerja terampil.
- Bahan baku sulit diperoleh dan terbatas.
3. Pedagang Makanan
Tabel 4.73. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Pedagang Makanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Peluang Tantangan
- Penyerapan tenaga kerja. - Kebutuhan pokok masyarakat. - Mempunyai makanan khas. - Pasar baik.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
170
4. Kios/Toko Sembako/Kelontongan
Tabel 4.74. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Kios/Toko Sembako/Kelontongan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Peluang Tantangan
- Cukup banyak pembeli baik dari luar daerah.
- Pasar baik.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Bahan baku tersedia.
5. Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan)
Tabel 4.75. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan)
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Peluang Tantangan
- Pasar baik. - HSU daerah rawa jadi pembuatan
papan untuk rumah panggung tinggi. - Sangat diperlukan untuk bahan
bangunan. - Permintaan masyarakat cukup besar.
- Adanya ilegal logging.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan Baku Sulit didapat.
J. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BALANGAN
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Balangan sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
171
Tabel 4.76. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Balangan
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung 1 Batubara 2 Padi Sawah ciherang 2 Galian C 3 Padi R42 3 Batu Gunung 4 Kacang Kedelai 4 Pasir 5 Padi Siam Banjar 5 Batu Sungai 6 Ubi Kayu 6 Batu Kerikil 7 Padi Gogo 7 Sirtu 8 Padi Siam Unus 8 - 9 Ubi Jalar 9 - 10 Padi R66 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 semangka merah 1 Industri Sirup 2 Terong ungu 2 Pembuatan Gula Merah 3 Kacang panjang 3 Pembuatan Kue Kering 4 Pisang manurun (kepok) 4 Pembuatan Kue Pengantin 5 Rambutan antalagi 5 Pembuatan Kerupuk Ikan 6 Cempedak 6 Pembuatan rempeyek 7 Labu Kuning 7 Pembuatan Teralis 8 Durian local 8 Industri Jamu Gendong 9 Labu Sayur 9 Pembuatan Kusen 10 Duku 10 Kerajinan Tas Bambu Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul (PB 260) 1 Perdagangan Karet 2 Karet Unggul IR 2 Toko/warung kelontong/sembako
(pencarakinan) 3 Kelapa Sawit 3 Kios/warung Hp dan Pulsa 4 Karet local 4 Toko pakaian jadi 5 Aren/Enau (Arenga pinnata, suku
Arecaceae) 5 Toko Barang Pertanian
6 Kelapa dalam 6 Toko Sparepart/onderdil motor dan mobil
7 Kopi Arabika 7 Toko Bahan Bangunan 8 - 8 Toko Obat Kesehatan 9 - 9 Minimarket 10 - 10 Jual beli Ponsel Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Rumah makan banjar 2 Itik Alabio 2 Warung makan tradisional 3 Ayam Buras (pedaging) 3 Wisata Alam 4 Kambing kacang 4 Wisata Religi (makam Datuk, makam
pahlawan) 5 Sapi Bali 5 Hotel melati 6 Kerbau biasa (kandang) 6 Warung Makan (lauk pauk rumahan) 7 Babi 7 Rumah Makan (lauk pauk rumahan) 8 - 8 Rumah makan padang 9 - 9 Warung seafood 10 - 10 Warung teh
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
172
Perikanan Transportasi 1 Budidaya ikan Nila
(tambak/kolam/keramba) 1 Sepeda (mengangkut karet)
2 Budidaya ikan Mas (keramba) 2 Pick Up (Angkutan barang dan orang)
3 Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam)
3 Angkutan Desa (mikrolet)
4 Budidaya ikan Lele dumbo (tambak)
4 Truk (angkutan barang)
5 Budidaya ikan Bawal 5 Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt) 6 Penangkapan Ikan Baung 6 Gerobak (ditarik orang) 7 - 7 Ojek 8 - 8 Gerobak Motor 9 - 9 Becak kayuh 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Lurus 1 Tukang Kayu 2 - 2 Penggilingan padi 3 - 3 Bengkel motor 4 - 4 Tukang bangunan 5 - 5 Penjahit 6 - 6 Rumah Sewa (kost) 7 - 7 Rias Pengantin 8 - 8 Bengkel Mobil 9 - 9 Salon kecantikan 10 - 10 Tukang Pijit
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Balangan untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.77. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Balangan
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Jagung 0,134 1 Batubara 0,479 2 Padi Sawah ciherang 0,134 2 Galian C 0,150 3 Padi R42 0,123 3 Batu Gunung 0,134 4 Kacang Kedelai 0,114 4 Pasir 0,073 5 Padi Siam Banjar 0,096 5 Batu Sungai 0,065
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
173
Pertanian/ Hortikultura
Perindustrian
1 Semangka merah 0,166 1 Industri Sirup 0,208 2 Terong ungu 0,141 2 Pembuatan Gula Merah 0,165 3 Kacang panjang 0,128 3 Pembuatan Kue Kering 0,104 4 Pisang manurun (kepok) 0,105 4 Pembuatan Kue
Pengantin 0,089
5 Rambutan antalagi 0,095 5 Pembuatan Kerupuk Ikan
0,086
Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul (PB 260) 0,300 1 Perdagangan Karet 0,195 2 Karet Unggul IR 0,296 2 Toko/warung
kelontong/sembako (pencarakinan)
0,120
3 Kelapa Sawit 0,130 3 Kios/warung Hp dan Pulsa
0,110
4 Karet local 0,097 4 Toko pakaian jadi 0,105 5 Aren/Enau (Arenga
pinnata, suku Arecaceae) 0,069 5 Toko Barang Pertanian 0,095
Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran
1 Ayam Ras (pedaging) 0,271 1 Rumah makan banjar 0,208 2 Itik Alabio 0,221 2 Warung makan
tradisional 0,165
3 Ayam Buras (pedaging) 0,210 3 Wisata Alam 0,137 4 Kambing kacang 0,109 4 Wisata Religi (makam
Datuk, makam pahlawan)
0,104
5 Sapi Bali 0,082 5 Hotel melati 0,089 Perikanan Transportasi 1 Budidaya ikan Nila
(tambak/kolam/keramba) 0,228 1 Sepeda (mengangkut
karet) 0,234
2 Budidaya ikan Mas (keramba)
0,213 2 Pick Up (Angkutan barang dan orang)
0,209
3 Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam)
0,191 3 Angkutan Desa (mikrolet)
0,122
4 Budidaya ikan Lele dumbo (tambak)
0,173 4 Truk (angkutan barang) 0,115
5 Budidaya ikan Bawal 0,128 5 Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt)
0,101
Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Lurus 1,000 1 Tukang Kayu 0,176
2 - - 2 Penggilingan padi 0,160 3 - - 3 Bengkel motor 0,127 4 - - 4 Tukang bangunan 0,126 5 - - 5 Penjahit 0,115
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
174
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Balangan
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Balangan,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.78. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Balangan
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Perkebunan 0,265
2 Perdagangan 0,127
3 Pertanian/Tan. Pangan 0,122
4 Pertanian/Perikanan 0,082
5 Pertanian/Peternakan 0,071
6 Perindustrian 0,071
7 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,070
8 Transportasi 0,057
9 Pariwisata 0,046
10 Jasa 0,043
11 Kehutanan (Non Kayu) 0,027
12 Pertambangan/Penggalian 0,019
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.79. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Balangan
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Karet unggul (PB 260) 0,089 2 Karet Unggul IR 0,088 3 Perdagangan Karet 0,040 4 Kelapa Sawit 0,039 5 Karet local 0,029
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
175
KPJU Potensial 1 Jagung 0,027 2 Padi Sawah ciherang 0,027 3 Padi R42 0,025 4 Toko/warung kelontong/sembako
(pencarakinan) 0,024
5 Kacang Kedelai 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Pemda Kabupatan Balangan
pada hari Senin 22 oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Karet Unggul PB 260
Tabel 4.80. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Balangan
Peluang Tantangan
- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat masyarakat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industry, potensi
untung besar.
- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan
pengolahan lanjutan. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil, September Oktober
turun.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta
prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.
- Mental dan manajeman usaha lemah. - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas, rendah nilai tambah.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
176
2. Karet Unggul IR
Tabel 4.81.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul IR di Kabupaten Balangan
Peluang Tantangan
- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industri potensi
untung besar.
- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan
pengolahan lanjutan. - Padi tergerus karet. - Kredit tidak memihak pertanian. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil September Oktober
turun. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.
- Mental dan manajeman usaha lemah - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas rendah nilai tambah.
3. Perdagangan Karet
Tabel 4.82. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Perdagangan Karet di Kabupaten Balangan
Peluang Tantangan
- Permintaan karet tinggi. - Pasarnya luas.
- Harga tidak stabil.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Perkebunan karet cukup luas.
4. Kelapa Sawit
Tabel 4.83. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Balangan Peluang Tantangan
- Adanya minat masyarakat
- Tidak ada pabrik di Balangan.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Lahan tersedia - Sarana dan prasarana masih minim
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
177
5. Karet Lokal
Tabel 4.84. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet Lokal di Kabupaten Balangan
Peluang Tantangan
- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industri potensi
untung besar.
- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan
pengolahan lanjutan. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil September Oktober
turun.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta
prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.
- Mental dan manajeman usaha lemah. - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas rendah nilai tambah.
K. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TABALONG
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Tabalong sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.85. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tabalong
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang 1 Pasir Sungai Golongan C 2 Padi Anpari 2 Pasir Batu 3 Padi IR42 3 Batu Gunung 4 Padi lokal unus 4 Emas 5 Kedelai 5 - 6 Jagung Kuning 6 - 7 Jagung Putih 7 - 8 Kacang Tanah 8 - 9 Kacang Hijau 9 - 10 Ubi Kayu 10 -
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
178
Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Duku (Langsat) Tanjung 1 Pabrik Karet Mentah 2 Durian Lokal 2 Molding 3 Cempedak 3 Industri Meubel 4 Buah Pampakin 4 Pembuatan Batako 5 Rambutan Antalagi 5 Pabrik Tahu-Tempe 6 Rambutan Batuk 6 Pembuatan Makanan Ringan 7 Jeruk manis lokal 7 Kerajinan Haruai (Pisau Sadap) 8 Bayam 8 Kerajinan Anyaman Bambu 9 Kacang Panjang 9 Pembuatan Keripik Singkong 10 Terung 10 Kerupuk Ubi Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul PB 260 1 Toko Alat Bangunan 2 Kelapa Sawit Dura 2 Warung Makan 3 Aren/Enau 3 Toko Elektronik 4 Karet Non Unggul (Tanaman
Lokal/Lama) 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar
(Spbu) 5 Rumbia 5 Pedagang Kaki Lima 6 Kelapa Pokan Tinggi (lokal) 6 Warung Klontongan 7 - 7 Toko Alat Tulis 8 - 8 Kedai Minuman 9 - 9 Warung Tenda 10 - 10 Dagang Sayuran Keliling Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1
Ayam Ras (pedaging) 1 Wisata Religi (Contoh: Makam
Ulama) 2 Ayam buras (padaging) 2 Rumah Makan/Restoran 3 Ayam Ras (petelur) 3 Hotel Melati 4 Sapi Lokal (pedaging) 4 Taman Kota 5 Sapi Bali (Pedaging) 5 Penginapan (Losmen) 6 Itik Alabio 6 Wisata Alam 7 Kambing Lokal 7 Wisata Pasar Tungging 8 Babi 8 Rumah Makan Lamongan 9 - 9 - 10 - 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Nila (keramba/tambak) 1 Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) 2 Ikan Patin (keramba/tambak) 2 Ojek 3 Ikan Papuyu (tambak) 3 Angkutan Pedesaan (Pick Up) 4 Ikan Mas (keramba/tambak) 4 Angkutan Kota (Mikrolet) 5 Ikan Mas (kolam) 5 Angkutan Sungai (Perahu Motor) 6 Ikan Bawal (keramba/tambak) 6 - 7 Ikan Lele (tambak) 7 - 8 Ikan Gabus (tambak) 8 - 9 Ikan Gabus (tangkap) 9 - 10 Ikan papuyu (tangkapan) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Ulin 1 Bengkel Mobil 2 Rotan 2 Bengkel Motor 3 - 3 Warnet 4 - 4 Tukang Bangunan 5 - 5 Service Elektonik 6 - 6 Cuci Mobil
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
179
7 - 7 Cuci Motor 8 - 8 Salon Kecantikan 9 - 9 Tukang Cukur 10 - 10 Tukang Urut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tabalong untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.86. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tabalong
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi Ciherang 0,200 1 Pasir Sungai Golongan C
0,354
2 Padi Anpari 0,157 2 Pasir Batu 0,230 3 Padi IR42 0,147 3 Batu Gunung 0,221 4 Padi lokal unus 0,099 4 Emas 0,195 5 Kedelai 0,096 5 Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Duku (Langsat) Tanjung 0,160 1 Pabrik Karet Mentah 0,210 2 Durian Lokal 0,122 2 Molding 0,159 3 Cempedak 0,110 3 Industri Meubel 0,154 4 Buah Pampakin 0,109 4 Pembuatan Batako 0,100 5 Rambutan Antalagi 0,104 5 Pabrik Tahu-Tempe 0,082 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul PB 260 0,402 1 Toko Alat Bangunan 0,169 2 Kelapa Sawit Dura 0,231 2 Warung Makan 0,132 3 Aren/Enau 0,116 3 Toko Elektronik 0,124 4 Karet Non Unggul
(Tanaman Lokal/Lama) 0,110 4 Stasiun Pengisian
Bahan Bakar (Spbu) 0,109
5 Rumbia 0,071 5 Pedagang Kaki Lima 0,104 Peternakan Pariwisata, Hotel
Dan Restoran
1 Ayam Ras (pedaging) 0,211 1 Wisata Religi (Contoh: Makam Ulama)
0,192
2 Ayam buras (padaging) 0,200 2 Rumah Makan/Restoran 0,151 3 Ayam Ras (petelur) 0,170 3 Hotel Melati 0,139 4 Sapi Lokal (pedaging) 0,112 4 Taman Kota 0,125
5 Sapi Bali (Pedaging) 0,110 5 Penginapan (Losmen) 0,118
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
180
Perikanan Transportasi 1 Ikan Nila
(keramba/tambak) 0,128 1 Angkutan Antar Kota
(L300,Kijang) 0,295
2 Ikan Patin (keramba/tambak)
0,121 2 Ojek 0,279
3 Ikan Papuyu (tambak) 0,118 3 Angkutan Pedesaan (Pick Up)
0,183
4 Ikan Mas (keramba/tambak)
0,112 4 Angkutan Kota (Mikrolet)
0,179
5 Ikan Mas (kolam) 0,105 5 Angkutan Sungai (Perahu Motor)
0,064
Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Ulin 0,691 1 Bengkel Mobil 0,143
2 Rotan 0,309 2 Bengkel Motor 0,138 3 - - 3 Warnet 0,138 4 - - 4 Tukang Bangunan 0,123 5 - - 5 Service Elektonik 0,108
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tabalong
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tabalong,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.87. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tabalong
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pariwisata 0,121
2 Perdagangan 0,104
3 Pertanian/Perkebunan 0,101
4 Pertambangan/Penggalian 0,098
5 Perindustrian 0,093
6 Transportasi 0,079
7 Jasa 0,079
8 Pertanian/Tan. Pangan 0,076
9 Pertanian/Peternakan 0,075
10 Pertanian/Perikanan 0,068
11 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,061
12 Kehutanan (Non Kayu) 0,044
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
181
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.88. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Tabalong
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Karet Unggul PB 260 0,044 2 Pasir Sungai Golongan C 0,035 3 Wisata Religi (Contoh: Makam
Ulama) 0,032 4 Pabrik Karet Mentah 0,028 5 Toko Alat Bangunan 0,028 KPJU Potensial
1 Rumah Makan/Restoran 0,025 2 Kelapa Sawit Dura 0,025 3 Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) 0,023 4 Hotel Melati 0,023 5 Pasir Batu 0,023
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tabalong
pada hari Senin, 22 Oktober 2012 Pukul 09.0 – 12.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Karet Unggul PB 260
Tabel 4.89. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Tabalong
Peluang Tantangan
- Peluang pasar karet yang cenderung meningkat di dalam negeri.
- Menyerap tenaga kerja. - Peningkatan pendapatan. - Industri produk lainnya dari bahan
- Fluktuasi harga yang cukup tinggi. - Tumbuhnya negara-negara baru yang
memproduksi karet. - Harga fluktuasi dipengaruhi
perekonomian dunia.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
182
baku karet. - Pasar karet sangat terbuka. - Adanya peluang produk olahan lump
latek kompon. - Banyak investor yang ingin mendirikan
pabrik olahan. - Belum adanya teknologi yang dapat
mengantikan karet alam. - Merupakan daerah sentra pembibitan
yang dapat memasarkan luas keluar Tabalong.
- Perlu pabrik skala mini untuk petani crumb rubber.
- Persepsi yang cukup familiar di mata masyarakat terhadap sistem tata niaga karet dibanding komoditas lain.
- Luas lahan Tabalong terluas dibanding daerah lain.
- Prospektif. - Minat petani banyak.
- Pemeliharaan pemupukan karet. - Harga tak sesuai harapan. - Ancaman pertambangan. - Booming produk daerah lain. - Pengetahuan petani karet belum merata,
mengenai penyadapanm dan pembibitan. - Pabrik tidak berpihak kelompok tani. - Perlu penanaman tumpang sari. - Perlu resi gudang. - Pabrik tidak berpihak pada kelompok
tani.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya berlimpah. - Peluang pasar prospektif. - Perlu stok banyak. - Varietas asli Tabalong. - Perlu penerapan SNI pada semua
pabrikan dan semua daerah. - Unit pengolahan karet di setiap sentra
kebun-kebun karet.
- Kurang diperhaikan standarisasi. - Masih produksi industry hulu. - Pabrikan tidak memihak petani. - Kualitas bibit di bawah standar. - Dikuasai tengkulak. - Banyaknya pengumpul yang
menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
- Pabrik masih menerima bokor yang tidak memenuhi SNI.
- Kualitas bokor tidak standar. - Produktivitas masih rendah. - Kualitas masih belum memenuhi SNI. - SDM Penyadap kurang terampil. - Keterbatasan lahan.
2. Pasir Sungai Golongan C
Tabel 4.90. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Pasir Sungai Golongan C di Kabupaten Tabalong
Peluang Tantangan
- Aktivitas pembangunan fisik tinggi. - Menyerap tenaga kerja. - Mengurangi bencana banjir. - Pasar cukup baik ditandai banyaknya
bangunan yang dikerjakan.
- Harga tergantung musim. - Suplai tergantung musim, musim hujan
pertambangan bisa terhenti karena banjir, sungai airnya dalam.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
183
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia banyak.
- Menyebabkan abrasi tepian sungai.
3. Wisata Religi ( Makam Ulama)
Tabel 4.91. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Wisata Religi Makam Ulama di Kabupaten Tabalong
Peluang Tantangan
- Terciptanya usaha sampingan. - Meningkatnya kreativitas pembuatan
cenderamata. - Pertumbuhan ekonomi wilayah. - Adanya biro perjalanan. - Banyaknya kios souvenir. - Warung minum/makan tersedia.
- Penyediaan jasa sarana dan prasarana jalan.
- Promosi kurang terekspos. - Tidak siapnya masyarakat menerima
pengunjung. - Degradasi tradisi.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Sistem promosi belum terintegrasi secara
baik terhadap pelaku penyedia jasa pendukung.
- SDM Pariwisata minim.
4. Pabrik Karet Mentah
Tabel 4.92. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pabrik Karet Mentah di Kabupaten Tabalong
Peluang Tantangan
- Pabrikan tidak memberikan harga yang standar pada petani pemasok.
- Persaingan harga dengan produk yang sama.
- Bahan baku yang sangat terbatas. - Pabrik olahan yang semakin langka. - Untuk usaha pengolahan minyak curah
perlu di perhatikan mutu/kualitasnya. - Pemasaran. - Modal Besar. - Dampak lingkugan – pencemaran sungai
dan udara
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Nilai jual tinggi.
- Memerlukan modal cukup besar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
184
5. Toko Alat Bangunan
Tabel 4.93. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Toko Alat Bangunan di Kabupaten Tabalong
Peluang Tantangan
- Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang membaik sehingga menimbulkan efek pembuatan rumah baru.
- Kelancaran distribusi persediaan yang tergantung kiriman di Banjarmasin.
- Harga tinggi bahan bangunan, ketika stok terbatas kebutuhan meningkat.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Jumlah cukup besar.
- Bahan dipasok dari Banjarmasin. - Harga bahan bangunan yang masih tinggi
karena tergantung dari luar.
L. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BARITO KUALA
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kabupaten Barito Kuala sebagaimana tersaji dalam Lampiran.
Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan
dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing
sektor/subsektor untuk menjadi short list.
Tabel 4.94. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Barito Kuala
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi siam mutiara 1 Pasir 2 Padi siam unus 2 - 3 Padi siam Lemo 3 - 4 Padi siam mayang 4 - 5 Padi pandak 5 - 6 Padi IR 64 6 - 7 Padi Ciherang 7 - 8 Jagung manis (hibrida) 8 - 9 Ubi kayu 9 - 10 Kacang tanah 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1
Jeruk (keprok, siam) 1 Anyaman purun (Tikar, topi tani,
tikar) 2 Tomat 2 Pembuatan perahu/kelotok 3 Cabai rawit 3 Pabrik penggilingan padi 4 Rambutan antalagi 4 Tonkang dari besi 5 Terong ungu 5 Pembuatan kue
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
185
6 Mangga 6 Kue kering 7 Mentimun 7 Keripik singkong 8 Buncis 8 Industri kayu 9 Kacang panjang 9 Pandai besi 10 Terong hijau 10 Batu bata Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa dalam 1 Toko/warung kelontong 2 Kelapa sawit 2 Toko bahan bangunan 3 Karet 3 Sembako 4 Purun 4 Toko pakaian 5 Sagu 5 Sapi 6 Rumbia 6 Jual beli padi 7 Kopi arabika 7 Beras 8 - 8 Jual beli sayur mayur 9 - 9 Jual Beli Jeruk 10 - 10 Jual beli kayu galam Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Kelapa dalam 1 Wisata religi 2 Kelapa sawit 2 Mess pemda 3 Karet 3 Hotel (melati) 4 Purun 4 Wisata pulau (kembang) 5 Sagu 5 Restoran 6 Rumbia 6 Warung makan 7 Kopi arabika 7 Wisata Jembatan (Barito, Rumpiang) 8 - 8 Wisata Agro (sungai kambat) Perikanan Transportasi 1 Sapi lokal 1 Kelotok 2 Kambing kacang 2 Ojek 3 Ayam buras (pedaging) 3 Taxi takboat (motor air) 4 Ayam buras (petelur) 4 Kapal motor 5 Itik alabio 5 Taxi mobil (kijang, minicolt, pick up) 6 Burung puyuh 6 angkutan antar kota (L300) 7 Ayam ras (pedaging) 7 Ferry kendaraan roda 2 8 Itik serati 8 Angkutan antar kota (bus) 9 Kerbau rawa 9 - 10 Sapi lokal 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 bengkel motor 2 - 2 Rental mobil 3 - 3 Tukang kayu 4 - 4 Fotocopy 5 - 5 Salon kecantikan 6 - 6 Buruh tani 7 - 7 Tukang jahit 8 - 8 Rias pengantin 9 - 9 Cuci motor 10 - 10 Pangkas rambut
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Barito Kuala untuk
dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
186
tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh
responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU
unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing
sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.
Tabel 4.95. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Barito Kuala
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi siam mutiara 0,198 1 Pasir 1,000 2 Padi siam unus 0,178 2 - - 3 Padi siam Lemo 0,175 3 - - 4 Padi siam mayang 0,115 4 - - 5 Padi pandak 0,087 5 - - Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Jeruk (keprok, siam) 0,255 1 Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar)
0,212
2 Tomat 0,161 2 Pembuatan perahu/kelotok
0,187
3 Cabai rawit 0,160 3 Pabrik penggilingan padi
0,159
4 Rambutan antalagi 0,123 4 Tonkang dari besi 0,088 5 Terong ungu 0,076 5 Pembuatan kue 0,086 Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa dalam 0,143 1 Toko/warung
kelontong 0,191
2 Kelapa sawit 0,143 2 Toko bahan bangunan 0,175 3 Karet 0,143 3 Sembako 0,134 4 Purun 0,143 4 Toko pakaian 0,093 5 Sagu 0,143 5 Sapi 0,078 Peternakan Pariwisata, Hotel
Dan Restoran
1 Sapi lokal 0,380 1 Wisata religi 0,151 2 Kambing kacang 0,149 2 Mess pemda 0,147 3 Ayam buras (pedaging) 0,127 3 Hotel (melati) 0,142 4 Ayam buras (petelur) 0,127 4 Wisata pulau
(kembang) 0,137
5 Itik alabio 0,054 5 Restoran 0,130 Perikanan Transportasi 1 Ikan gabus/haruan
(tangkap) 0,229 1 Kelotok 0,125
2 Ikan papuyu (tangkap) 0,206 2 Ojek 0,125 3 Ikan betok (tangkap) 0,136 3 Taxi takboat (motor air) 0,125 4 Ikan patin (tambak) 0,128 4 Kapal motor 0,125 5 Ikan nila (tambak) 0,121 5 Taxi mobil (kijang,
minicolt, pick up)
0,125
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
187
Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 bengkel motor 0,162
2 - - 2 Rental mobil 0,144 3 - - 3 Tukang kayu 0,133 4 - - 4 Fotocopy 0,126 5 - - 5 Salon kecantikan 0,104
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Barito Kuala
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Barito Kuala,
diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode
AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas
sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran
masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan
dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.
Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.96. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Barito Kuala
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pertanian/Tan. Pangan 0,217
2 Pertanian/Perkebunan 0,123
3 Perindustrian 0,113
4 Pertanian/Peternakan 0,109
5 Pertanian/Perikanan 0,107
6 Perdagangan 0,103
7 Transportasi 0,053
8 Kehutanan (Non Kayu) 0,051
9 Jasa 0,042
10 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,034
11 Pariwisata 0,028
12 Pertambangan/Penggalian 0,021
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
188
Tabel 4.97. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kabupaten Barito Kuala
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Padi siam mutiara 0,057 2 Padi siam unus 0,051 3 Padi siam Lemo 0,050 4 Sapi lokal 0,049 5 Padi siam mayang 0,033 KPJU Potensial
1 Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar) 0,033
2 Ikan gabus/haruan (tangkap) 0,030 3 Toko/warung kelontong 0,029 4 Pembuatan perahu/kelotok 0,029 5 Ikan papuyu (tangkap) 0,027
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Rumah Sakit Abdul Aziz
Marabahan pada hari Senin, 22 Oktober 2012, Pukul 09.50 – 12.00 WITA. FGD ini
bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam
permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5
KPJU unggulan lintas sektor tersebut.
1. Padi Siam Mutiara
Tabel 4.98. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Siam Mutiara di Kabupaten Barito Kuala
Peluang Tantangan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.
- Sangat diminati petani.
- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai.
- Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai
kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan
harga sehingga merugikan para petani.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
189
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.
- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.
- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.
- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,
penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
2. Padi Siam Unus
Tabel 4.99. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Barito Kuala
Peluang Tantangan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.
- Sangat diminati petani.
- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik maasih belum memadai
- Lahan rawa dengan keasaman tinggi - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai
kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan
harga sehingga merugikan para petani.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.
- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.
- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.
- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,
penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
3. Padi Siam Lemo
Tabel 4.100. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Padi Siam Lemo di Kabupaten Barito Kuala
Peluang Tantangan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi
- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
190
pasar tetap dan harian). - Harganya relatif cukup tinggi
terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.
- Sangat diminati petani.
memadai. - Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai
kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan
harga sehingga merugikan para petani Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.
- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.
- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.
- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,
penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi
4. Sapi Lokal
Tabel 4.101. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Sapi Lokal di Kabupaten Barito Kuala
Peluang Tantangan
- Kebutuhan akan daging sapi di Kalimantan Selatan masih sangat kurang.
- Adanya pasokan sapi dari Pulau Jawa sangat mempengaruhi budidaya Sapi yang ada di Kab Batola.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan untuk budidaya sapi cukup
tersedia. - Keterbatasan modal.
5. Padi Siam Mayang
Tabel 4.102.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Mayang di Kabupaten Barito Kuala
Peluang Tantangan
- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).
- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.
- Sangat diminati petani.
- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai.
- Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai
kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan
harga sehingga merugikan para petani.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
191
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.
- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.
- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.
- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,
penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.
M. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARMASIN
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kota Banjarmasin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan
long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil
10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi
short list.
Tabel 4.103. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarmasin
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus (Varietas lokal) 1 - 2 Padi Siam Unus (Varietas padi
unggul IPB 2 Batola) 2
- Hortikultura Perindustrian 1 Jamur tiram 1 Pembuatan Kain Sasirangan (kain
khas Banjarmasin) 2 Jeruk Manis/Limau 2 Industri Mebel/Furniture Kayu 3 Bunga Anggrek 3 Pembuatan Kue kering 4
Wortel 4 Industri Perabot Rumah Dari Stainless
(rak piring, lemari dapur) 5 Kubis/Kol 5 Pembuatan Kapal (besi, kayu) 6 Rambutan Antalagi 6 Industri Kerupuk Tepung 7 Pisang Manurun 7 Pembuatan Paku dan Dandangan 8 Kangkung 8 Pembuatan Kue basah 9 Bayam 9 Pembuatan Ketupat dan Bungkos 10 Mangga Golek 10 Pembuatan Keripik singkong Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa Dalam (lokal) 1 Gas LPG (pangkalan, pengecer) 2 Kenanga 2 Minimarket 3 Rumbia/Sagu 3 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil 4
- 4 Penjualan Furniture (termasuk meja
kursi kayu)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
192
5 - 5 Perdagangan Aneka Kerajinan 6 - 6 Pedagang Kaki Lima 7 - 7 Penjual Pentol (bakso) 8 - 8 Toko/Warung Kelontong 9 - 9 Sate Keliling 10 - 10 Kios Kecil (rokok) Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Wisata Pembuatan kapal 2 Itik Alabio 2 Restoran 3 Itik Aluh- aluh (lokal) 3 Rumah Makan Banjar 4 Ayam Kampung/Buras (pedaging) 4 Hotel (melati) 5 Kambing lokal (biasa) 5 Rumah makan Padang 6 Ayam Arab (petelur) 6 Rumah Makan (Umum) 7 Itik serati 7 Wisata Pasar terapung 8 Burung puyuh 8 Warung Teh 9 Penangkaran Jangkrik 9 - 10 - 10 - Perikanan Transportasi 1 Budidaya Ikan Patin 1 Bus Antar Kota 2 Budidaya Ikan Nila 2 Taxi lapangan (Taxi) 3 Budidaya Ikan bawal air tawar 3 Taxi/Angkutan Kota 4 Budidaya Ikan lele dumbo 4 Ojek 5 Budidaya Ikan Kaloi/Gurami 5 Bajaj 6 Penangkapan ikan sungai (gabus,
arwana, dan lain-lain) 6
Klotok (perahu mesin) 7 Budidaya Ikan Kelatau/Cupang 7 Becak 8 Budidaya Ikan mas 8 - 9 - 9 - 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Perbaikan Kapal. 2 - 2 Bengkel Mobil 3 - 3 Servis Motor 4 - 4 Penjahit Pakaian 5 - 5 Salon Kecantikan 6
- 6 Jasa Pengiriman Dokumen (TIKI, JNE
dan lain-lain) 7 - 7 Pelayan Toko 8 - 8 Warnet dan Game Online 9 - 9 Buruh Pasar 10 - 10 Tukang Sol Keliling
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarmasin untuk dibandingkan
secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut
adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli
tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan
pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji
di tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
193
Tabel 4.104. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarmasin
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot
Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan
1 Padi Siam Unus (Varietas lokal)
0,546 1 - -
2 Padi Siam Unus (Varietas padi unggul IPB 2 Batola)
0,454 2 - -
3 - - 3 - - 4 - - 4 - - 5 - - 5 - - Hortikultura Perindustrian
1 Jamur tiram 0,153 1 Pembuatan Kain Sasirangan (kain khas Banjarmasin)
0,159
2 Jeruk Manis/Limau 0,110 2 Industri Mebel/Furniture Kayu
0,157
3 Bunga Anggrek 0,105 3 Pembuatan Kue kering 0,125
4 Wortel 0,104 4 Industri Perabot Rumah Dari Stainless (rak piring, lemari dapur)
0,125
5 Kubis/Kol 0,101 5 Pembuatan Kapal (besi, kayu)
0,120
Perkebunan Perdagangan
1 Kelapa Dalam (lokal) 0,552 1 Gas LPG (pangkalan, pengecer)
0,163
2 Kenanga 0,302 2 Minimarket 0,161
3 Rumbia/Sagu 0,146 3 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil
0,151
4 4 Penjualan Furniture (termasuk meja kursi kayu)
0,127
5 5 Perdagangan Aneka Kerajinan 0,111
Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran
1 Ayam Ras (pedaging) 0,220 1 Wisata Kapal (Wisata Sungai) 0,166
2 Itik Alabio 0,180 2 Restoran 0,155 3 Itik Aluh- aluh (lokal) 0,129 3 Rumah Makan Banjar 0,154
4 Ayam Kampung/Buras (pedaging) 0,117 4 Hotel (melati) 0,129
5 Kambing lokal (biasa) 0,098 5 Rumah makan Padang 0,125 Perikanan Transportasi 1 Budidaya Ikan Patin 0,297 1 Bus Antar Kota 0,394 2 Budidaya Ikan Nila 0,204 2 Taxi lapangan (Taxi) 0,221
3 Budidaya Ikan bawal air tawar
0,128 3 Taxi/Angkutan Kota 0,133
4 Budidaya Ikan lele dumbo
0,124 4 Ojek 0,085
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
194
5 Budidaya Ikan Kaloi/ Gurami 0,110 5 Bajaj 0,061
Kehutanan (non kayu) Jasa
1 - - 1 Perbaikan Kapal. 0,242 2 - - 2 Bengkel Mobil 0,175 3 - - 3 Servis Motor 0,142 4 - - 4 Penjahit Pakaian 0,109 5 - - 5 Salon Kecantikan 0,067
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarmasin
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarmasin, diperlukan
analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk
mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/
subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-
masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan
daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh
responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari
analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.105. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarmasin
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Pariwisata 0,184
2 Perdagangan 0,148
3 Perindustrian 0,115
4 Jasa 0,115
5 Transportasi 0,099
6 Pertanian/Tan. Pangan 0,065
7 Pertanian/Perikanan 0,057
8 Pertambangan/Penggalian 0,051
9 Pertanian/Perkebunan 0,049
10 Pertanian/Peternakan 0,045
11 Kehutanan (Non Kayu) 0,038
12 Pertanian/Tan. Hortikultra 0,034
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
195
Tabel 4.106. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kota Banjarmasin
No KPJU Skor terbobot
KPJU Unggulan 1 Bus Antar Kota 0,044 2 Wisata Kapal (Wisata Sungai) 0,042 3 Restoran 0,039 4 Rumah Makan Banjar 0,039 5 Perbaikan Kapal. 0,038 KPJU Potensial 1 Padi Siam Unus (Varietas lokal) 0,035 2 Gas LPG (pangkalan, pengecer) 0,034 3 Minimarket 0,033 4 Hotel (melati) 0,033 5 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil 0,031
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Hotel Batung Batulis
Banjarmasin pada hari Kamis 06 September 2012, Pukul 09.30 – 12.15 WITA. FGD ini
bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam
permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5
KPJU unggulan lintas sektor tersebut.
1. Bus Antar Kota Tabel 4.107.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Bus Antar Kota di Kota Banjarmasin
Peluang Tantangan
- Daerah urban. - Daerah lalu lintas perdagangan. - Pusat hubungan antar daerah.
- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.
- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.
- Jalan yang sempit. - Moda transportasi lain sebagai alternatif
moda transportasi cukup banyak. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Ketersediaan penumpang yang memadai mengingat mobilitas orang dan perdagangan yang tinggi.
- Suku cadang yang tidak selalu tersedia di kota Banjarmasin.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
196
2. Wisata Kapal (Wisata Sungai)
Tabel 4.108.
Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Wisata Kapal (Wisata Sungai) di Kota Banjarmasin
Peluang Tantangan
- Meningkatnya turis lokal maupun mancanegara ke Banjarmasin.
- Keberadaan sungai kota yang menjadikan Banjarmasin sebagai kota wisata sungai bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
- Terdapatnya beragam objek wisata di sekitar sungai, seperti pasar terapung, wisata kuliner.
- Adanya dukungan pemerintah dan pelaku usaha.
- Terbentuknya koperasi di tempat wisata kapal.
- Tumbuhnya usaha kecil di kampung wisata kapal.
- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.
- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal
- Sungai yang kotor. - Guide profesional yang kurang. - Kerjasama dan kesadaran masyarakat
yang masih rendah untuk turut serta menjaga kebersihan sungai.
- Pembangunan Siring sebagai dermaga persinggahan di beberapa lokasi.
- Masih ada sebagian masyarakat setempat yang kurang mendukung wisata kapal.
- Terbatasnya dana pengembangan wisata.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Pemasaran wisata kapal yang cukup
signifikan. - Alat onderdil kapal yang cukup
tersedia. - Citra wisata kapal yang sudah dikenal. - Banyaknya alternatif kapal yang bisa
digunakan bagi wisata kapal : Kapal, klotok dan jukung (sampan ).
- Keberadaan dermaga kapal/klotok.
- Tarif kapal yang mahal.
3. Restoran
Tabel 4.109. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Restoran di Kota Banjarmasin
Peluang Tantangan
- Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah.
- Daerah transit industri pertambangan.
- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.
- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya bahan baku. - Tersedianya tenaga kerja. - Tersedia tempat yang representatif
- Kebersihan dan kenyamanan rumah makan yang belum optimal.
- Pelayanan terhadap konsumen belum
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
197
bagi usaha restoran. maksimal. - Kebisingan musik (live music). - Konsistensi kualitas yang belum terjaga
optimal.
4. Rumah Makan Banjar
Tabel 4.110. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Rumah Makan
Banjar di Kota Banjarmasin
Peluang Tantangan
- Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah.
- Daerah transit industri pertambangan. - Citarasa khas Banjar yang dicari oleh
wisatawan.
- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.
- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.
- Citra kebersihannya dan keramahan pelayannya yang masih belum optimal.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Cita rasa yang khas dan enak. - Tempat yang strategis. - Harganya terjangkau.
- Sotonya tidak tahan lama. - Menunya tidak banyak yang disuguhkan. - Kebersihan dan kenyamanan rumah
makan kurang optimal. - Pelayanan terhadap konsumen belum
maksimal. - Kebisingan musik (live music). - Konsitensi kualitas belum terjaga optimal. - Modal usaha dan tempat usaha yang
terbatas. - Promosi yang kurang.
5. Perbaikan kapal
Tabel 4.111. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Perbaikan Kapal
di Kota Banjarmasin
Peluang Tantangan
- Kapal/kelotok untuk wisata kapal belum semuanya didesain dengan ciri khas kota Banjarmasin, maka ini dapat menjadi peluang bagi usaha perbaikan kapal/kelotok.
- Pengembangan wisata kapal sangat memerlukan jasa ini.
- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.
- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.
- Permesinan/peralatan yang masih belum cukup memadai untuk membuat desain yang diinginkan.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Alat onderdil cukup tersedia. - Permesinan yang kurang memadai dalam
pemenuhan permintaan pasar.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
198
N. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARBARU
Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-
masing sektor di Kota Banjarbaru sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan
long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil
10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi
short list.
Tabel 4.112. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarbaru
No KPJU No KPJU
Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi siam (lokal) 1 Pendulangan Intan 2 Jagung manis 2 - 3 Kacang tanah 3 - 4 Ubi kayu (singkong) 4 - 5 Ubi jalar 5 - 6 Talas 6 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai merah 1 Kerajinan Kain (Air Guci) 2 Jeruk siam 2 Industri Air minum dalam kemasan 3 Pepaya bangkok 3 Furniture alumunium 4 Semangka tanpa biji 4 Industri Roti 5 Tomat 5 Furniture kayu 6 Terong 6 Pembuatan Batako 7 Kacang panjang 7 Pembuatan Tempe 8 Ketimum 8 Keripik singkong 9 Sawi 9 Pembuatan Bata merah 10 Bayam 10 Industri Jamu Gendong Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1 Toko Sembako 2 - 2 Toko kelontong 3 - 3 Jual beli mobil 4 - 4 Jual beli Ponsel 5 - 5 Penjualan Pakaian 6 - 6 Toko baju 7 - 7 Depo Air minum isi ulang 8 - 8 Penjualan Accessories HP 9 - 9 Pengecer gas 10 - 10 Penjual minyak tanah Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,
Restoran 1 Ayam buras (pedaging) 1 Restoran 2
Ayam Ras (pedaging) 2 Rumah Makan Tambak ( Ditempat
tambak ikan) 3 Sapi Bali 3 Restoran parahyangan 4 Kambing lokal 4 Rumah makan umum 5 Itik Alabio (pedaging) 5 Hotel melati 6 Burung puyuh 6 Restoran Banjar 7 Angsa 7 Warung padang
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
199
8 - 8 Penginapan/Losmen 9 - 9 Warung bakso 10 - 10 Arena Bilyar Perikanan Transportasi 1 Pembenihan ikan nila 1 Angkutan Kota (mobil) 2 Budidaya Ikan lele dumbo 2 Ojek 3 Pembenihan ikan mas 3 Angkutan pedesaan Pick Up 4 Pembenihan ikan patin 4 Becak 5 Budidaya Ikan mas 5 - 6 Budidaya Ikan patin 6 - 7 Budidaya Lele sangkuriang 7 - 8 Budidaya Belut 8 - 9 Penangkapan Ikan gabus 9 - 10 Pengangkapan Ikan sepat 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel Mobil 2 - 2 Bengkel las 3 - 3 Bengkel motor 4 - 4 Rental mobil 5 - 5 Balai latihan kerja (BLK) 6 - 6 Percetakan 7 - 7 Salon Kecantikan 8 - 8 Kontrakan rumah 9 - 9 Fotocopy 10 - 10 Penjahit
Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli
pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarbaru untuk dibandingkan
secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut
adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli
tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan
pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji
di tabel berikut.
Tabel 4.113. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarbaru
No KPJU Skor
Terbobot No KPJU Skor
Terbobot Pertanian/Tananam
Pangan Pertambangan
1 Padi siam (lokal) 0,310 1 Pendulangan intan 1,000 2 Jagung manis 0,295 2 - - 3 Kacang tanah 0,121 3 - - 4 Ubi kayu (singkong) 0,111 4 - - 5 Ubi jalar 0,089 5 - - Pertanian/
Hortikultura Perindustrian
1 Cabai merah 0,178 1 Kerajinan Kain (Air Guci)
0,146
2 Jeruk siam 0,142 2 Industri Air minum 0,137
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
200
dalam kemasan 3 Pepaya bangkok 0,135 3 Furniture alumunium 0,117 4 Semangka tanpa biji 0,112 4 Industri Roti 0,111 5 Tomat 0,088 5 Furniture kayu 0,099 Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1,000 1 Toko Sembako 0,150 2 - - 2 Toko kelontong 0,124 3 - - 3 Jual beli mobil 0,113 4 - - 4 Jual beli Ponsel 0,111 5 - - 5 Penjualan Pakaian 0,111 Peternakan Pariwisata, Hotel
Dan Restoran
1 Ayam buras (pedaging) 0,236 1 Restoran 0,146 2 Ayam Ras (pedaging) 0,230 2 Rumah Makan Tambak
( Ditempat tambak ikan)
0,122
3 Sapi Bali 0,149 3 Restoran parahyangan 0,121 4 Kambing lokal 0,130 4 Rumah makan umum 0,114
5 Itik Alabio (pedaging) 0,102 5 Hotel melati 0,105 Perikanan Transportasi 1 Pembenihan ikan nila 0,120 1 Angkutan Kota (mobil) 0,467 2 Budidaya Ikan lele dumbo 0,120 2 Ojek 0,234 3 Pembenihan ikan mas 0,114 3 Angkutan pedesaan
Pick Up 0,215
4 Pembenihan ikan patin 0,112 4 Becak 0,084 5 Budidaya Ikan mas 0,109 5
Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 Bengkel Mobil 0,176
2 - - 2 Bengkel las 0,171 3 - - 3 Bengkel motor 0,157 4 - - 4 Rental mobil 0,095 5 - - 5 Balai latihan kerja (BLK) 0,093
KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarbaru
Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarbaru, diperlukan
analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk
mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/
subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-
masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan
daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh
responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari
analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
201
Tabel 4.114. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarbaru
No Sektor Usaha Skor AHP
1 Perdagangan 0,186
2 Jasa 0,139
3 Perindustrian 0,115
4 Pariwisata 0,098
5 Transportasi 0,094
6 Pertanian/Tan. Pangan 0,067
7 Pertanian/Peternakan 0,062
8 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,058
9 Pertanian/Perikanan 0,057
10 Pertanian/Perkebunan 0,051
11 Pertambangan/Penggalian 0,049
12 Kehutanan (Non Kayu) 0,027
Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis
KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang
menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.115. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral
Di Kota Banjarbaru
No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan
1 Toko Sembako 0,046 2 Angkutan Kota (mobil) 0,044 3 Toko kelontong 0,038 4 Bengkel Mobil 0,035 5 Jual beli mobil 0,035 KPJU Potensial
1 Bengkel las 0,034 2 Jual beli Ponsel 0,034 3 Penjualan Pakaian 0,034 4 Rental mobil 0,032 5 Kerajinan Kain (Air Guci) 0,028
Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
202
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Banjarbaru pada hari
Selasa 16 Oktober 2012 Pukul 10.00 – 12.00 WIB. FGD ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang
serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor
tersebut.
1. Toko Sembako
Tabel 4.116. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Toko Sembako di Kota Banjarbaru
Peluang Tantangan
- Kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
- Menjamurnya toko modern.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
2. Angkutan Kota (Mobil)
Tabel 4.117. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Angkutan kota
Mobil di Kota Banjarbaru
Peluang Tantangan
- Penumpang banyak. - Kredit motor murah sehingga beralih
menggunakan motor.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- -
3. Toko Kelontong
Tabel 4.118. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Toko Kelontong di Kota Banjarbaru
Peluang Tantangan
- Kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
- Menjamurnya toko modern.
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
203
4. Bengkel Mobil
Tabel 4.119. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Bengkel Mobil di Kota Banjarbaru
Peluang Tantangan
- Semakin banyak yang memiliki mobil. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
-
5. Jual Beli Mobil
Tabel 4.120. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis
Komoditi Jual Beli Mobil di Kota Banjarbaru
Peluang Tantangan
- Semakin banyak yang memiliki mobil. - Daya beli masyarakat sekitar rendah - Kepemilikan mobil masih minim - Prasarana jalan masih belum bagus
Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)
- Sparepart mobil banyak dijual. - Promosinya kurang - Mobil yang dijual tidak variatif
dan tidak banyak pilihan
O. KPJU UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Sesuai dengan roadmap penelitian, setelah didapatkan KPJU Unggulan di setiap
Kota/Kabupaten semua KPJU ini dinilai kembali untuk mencari 10 KPJU Unggulan di
Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Penilaian kembali ini dilakukan sesuai dengan
metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor masing-
masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi dikalikan dengan
bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah dikonfirmasi dengan seluruh
stakeholder di tingkat Kota/Kabupaten tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan
yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan/titik kritisnya.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
204
Tabel 4.121. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam
Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 4.122. Short List 10 KPJU Unggulan Lintas Sektoral Di Provinsi Kalimantan Selatan
No KPJU Skor Terbobot Posisi KPJU di Kabupaten/Kota
1 Padi Ciherang (Pertanian/Tan. Pangan)
0,045 Balangan (1), Banjar (3), HSS (3), HST (1), HSU (1), Tabalong (1), Tapin (1)
2 Karet Pb (Unggul) (Perkebunan)
0,045 Balangan (1), Banjar (1), HST (1), Kotabaru (1), Tabalong (1), Tanah Bumbu (1), Tanah Laut (2)
3 Kios/Toko Sembako (Perdagangan)
0,041 Banjar Baru (1), Barito Kuala (3), HST (3), HSU (2), Kotabaru (3), Tanah Bumbu (5), Tanah Laut (2), Tapin (4)
4 Toko/Warung Kelontong (Perdagangan)
0,033 Balangan (2), Banjar (5), Banjar Baru (2), Barito Kuala (1), HST (2). Kotabaru (4), Tanah Laut (5),
5 Padi Siam Unus (Pertanian/Tan. Pangan)
0,032 Banjar (1), Banjarmasin (1), Barito Kuala (2), Kotabaru (1), Tanah Laut (4), Tapin (2)
6 Kelapa Sawit (Perkebunan) 0,029
Balangan (3), Banjar (2), Barito Kuala (3), HST (2), HSU (3), Kotabaru (3), Tabalong (2), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (1), Tapin (2)
7 Ayam Ras/Broiler (Pedaging) (Peternakan)
0,029 Balangan (1), Banjar Baru (2), Banjarmasin (1), HSS (1), HST (1), HSU (2), Tabalong (1), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (2), Tapin (1)
8 Toko Bahan Bangunan/Material (Perdagangan)
0,027 Barito Kuala (2), HST (1), HSU (4), Tanah Bumbu (4), Tapin (3)
9 Ikan Nila (Budidaya) (Perikanan)
0,024 Balangan (1), Banjar (2), Banjarmasin (2), (Barito Kuala (4), HSS (5), HST (1), HSU (3), Tabalong (1), Tanah Bumbu (2), Tanah Laut (1), Tapin (2)
10 Industri Meubel/ Furniture Kayu (Perindustrian)
0,023 Banjar Baru (5), Banjarmasin (2), HST (2), HSU (1), Tabalong (3),
No Sektor Skor
Bobot 1 Pertanian/Tan. Pangan 0,131 2 Perdagangan 0,131 3 Pertanian/Perkebunan 0,110 4 Perindustrian 0,089 5 Pertanian/Perikanan 0,082 6 Pertanian/Peternakan 0,080 7 Jasa 0,073 8 Pertanian/Hortikultura 0,070 9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,064
10 Transportasi 0,064 11 Pertambangan/penggalian 0,056 12 Kehutanan (non kayu) 0,050
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
205
Laju inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2012 menunjukkan penurunan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan tercatat 5,14% (yoy)
atau lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012 yang tercatat 5,51% (yoy). Angka
tersebut berada di bawah angka inflasi rata-rata di Pulau Kalimantan yang tercatat
sebesar 5,29% (yoy) namun berada di atas inflasi nasional yang tercatat hanya sebesar
4,31% (yoy). Semakin terkendalinya laju inflasi ini terutama berkat membaiknya
pasokan bahan pangan strategis ke wilayah Kalimantan Selatan. Kelompok yang
mengalami penurunan inflasi tahunan terutama dipengaruhi makanan jadi, kelompok
sandang, dan kelompok transportasi.
Turunnya inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan ketiga tahun 2012 salah
satunya dipengaruhi oleh realisasi panen padi pada hingga akhir triwulan laporan
yang meningkat karena meningkatnya panen padi lokal di beberapa Kabupaten.
Grafik 4.1. Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan dan Nasional
Untuk bulan November 2012 Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar
0,91 persen. Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,81 persen;
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,11 persen;
kelompok sandang sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; dan
kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
206
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi
sebesar 0,42 persen, harga yang bergejolak (volatile goods inflation) inflasi sebesar 2,46
persen dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,35 persen.
Tabel 4.123. Inflasi Bulanan Kota Banjarmasin Per Komoditi Tahun 2012
Kelompok Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Bahan Makanan 6.19 -1.67 0.05 -0.01 -1.74 0.72 2.10 -0.27 -1.08 -0.62 2.81
Makanan Jadi, Rokok, dan Tembakau
0.22 0.32 0.75 0.12 0.86 1.33 1.05 1.40 0.24 0.14 0.34
Perumahan 5.34 0.03 -1.02 0.07 0.10 0.11 0.69 0.19 0.01 0.01 0.11
Sandang 0.46 1.37 -0.42 -0.98 -0.56 0.07 -0.72 1.79 2.17 0.69 0.11
Kesehatan 0.13 0.36 1.06 0.12 0.00 0.08 0.80 0.87 0.19 0.14 0.02
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0.00 0.01 -0.08 0.13 -0.08 0.00 0.04 0.00 2.86 0.00 0.00
Transportasi dan Komunikasi
0.65 -0.30 -0.82 0.06 0.15 0.39 -0.40 1.79 -1.92 0.31 0.41
Umum 2.92 -0.31 -0.14 -0.01 -0.29 0.59 0.87 0.70 -0.20 -0.03 0.91
Indonesia 0.76 0.05 0.07 0.21 0.07 0.62 0.70 0.95 0.01 0.16 0.07
(1). Padi Ciherang
Komoditi padi di Kalimantan Selatan sangat berkembang. Produksi padi di
Kalimantan Selatan pada tahun 2009 adalah sebesar 1.823.652 ton. Pada tahun
2010 sedikit menurun menjadi 1.683.163 ton dengan areal panen seluas 417.944
ha. Pada tahun 2011 produksi meningkat kembali mencapai 1.823.652 ton
dengan areal panen yang semakin luas juga menjadi 444.391 ha. Dalam hal
harga, untuk komoditas beras mengalami deflasi sebesar -1,67% (yoy) (pada
triwulan III-2012). Beras yang biasanya menjadi langganan pendorong inflasi
justru sepanjang tahun 2012 terus menjadi komoditas penahan inflasi seiring
dengan berhasilnya panen padi di Kalimantan Selatan.
Salah satu jenis padi yang dikembangan di Kalimantan Selatan adalah Padi
Ciherang, Hal ini disebabkan hasil produksinya tidak hanya diserap di dalam saja
namun juga di luar wilayah Kalimantan Selatan. Namun terdapat kendala yang
dihadapi petani, yaitu adanya ketergantungan bantuan pemerintah daerah
dalam pengadaan bibit padi Ciherang. Selain itu harga beras cenderung
mengalami penurunan terutama ketika musim panen tiba. Turunnya harga ini
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
207
tentunya sangat berperngaruh terhadp pendapatan petani. Berdasarkan data
yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa komoditi padi berada
pada tahap kematangan (maturity).
(2). Karet Pb (Unggul)
Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat.
Komoditi karet telah menjadi unggulan di Kalimantan Selatan., pada akhir tahun
2009 telah mencapai areal tanam seluas 166.069 Ha dari perkebunan rakyat saja.
Sementara produksi rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton.
Produksi karet di tahun 2011 sebesar 135.951 ton. Harga komoditas karet
berfluktuatif namun secara umum sedang mengalami penurunan tetapi masih
dalam kisaran harga ekonomis. Prospek permintaan produksi barang jadi karet
terus meningkat, sementara pengelolaan dari barang setengah jadi ke barang
jadi di Kalimantan Selatan belum berkembang. Komoditi karet berada pada
tahap kematangan (maturity). Hal tersebut ditunjukan dari tingginya produksi
dan telah dikenalnya karet sebagai komoditi unggulan.
Untuk harga karet, pertengahan 2012 pernah mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Anjloknya harga karet kemungkinan karena terjadinya krisis global di
Eropa, sehingga pasar karet dunia terganggu. Penurunan harga karet ini, tentu
berpengaruh terhadap harga karet di tingkat petani. Namun kondisi sekarang
harga karet sudah mulai membaik.
Grafik 4.2. Perkembangan Harga Internasional Komoditas Karet
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
208
(3). Kios/Toko Sembako
Toko sembako tidak jauh berbeda dengan toko kelontong. Namun toko sembako
lebih banyak menjual barang-barang yang termasuk dalam sembilan bahan
pokok. Umumnya toko sembako merupakan usaha rumahan yang lokasinya
biasanya menempel dengan rumah dan menjadikan halaman depan sebagai
tempat usaha. Harga bahan baku untuk toko sembako secara umum cenderung
stabil. Pada bulan November lalu, beberapa jenis bahan baku toko sembako
mengalami kenaikan harga. Berdasarkan data yang diperoleh, tercatat bahwa
indeks pada kelompok bahan makanan meningkat sebesar 2,81 persen. Selain itu
indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga meningkat
sebesar 0,34 persen.
Untuk permasaran toko sembako masih sangat terbatas hanya untuk wilayah
lokal saja. Pemasaran yang masih terbatas menunjukan toko sembako berada
pada posisi pertumbuhan (growth).
(4). Toko/Warung Kelontong
Toko kelontong merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari
sabun, makanan kemasan, minuman kemasan, popok, rokok, hingga obat-
obatan. Pada dasarnya toko kelontong memiliki beberapa kelas, ada yang
kelasnya menengah dengan omset puluhan juta, dan juga kecil seperti warung
dengan omset ratusan ribu hingga beberapa juta sebulan. Daerah pemasaran
toko kelontong masih dikatakan terbatas, hanya untuk tetangga dekat atau
apabila sudah banyak dikenal maka cakupan pasarnya sedikit meluas namun
tetap dalam satu wilayah. Namun kehadiran minimarket yang semakin menjamur
menjadi tantangan besar bagi toko kelontong. Kini cukup banyak konsumen
yang beralih ke minimarket. Dilihat dari pekembangan usaha kelontong, dapat
dikatakan toko kelontong berada pada tahap pertumbuhan (growth).
(5). Padi Siam Unus
Varietas siam unus merupakan satu dari beragam jenis padi yang dikembangkan
petani di Kalimantan Selatan. Selain rasanya yang gurih dan manis, nilai jualnya
juga tinggi, Varietas siam unus memiliki prospek yang baik untuk peningkatan
produktivitas padi lokal di Kalimantan Selatan. Padi siam unus yang direncanakan
akan menggunakan benih jenis unggul yang mampu meningkatkan produksi
perhektarnya. Dari segi pemasaran, beras padi siam unus sudah dijual dalam
bentuk kemasan dengan label beras siam unus dan sudah masuk di beberapa
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
209
supermarket. Dari informasi yang dipaparkan sebelumnya, padi siam unus berada
pada tahap pertumbuhan (growth).
(6). Kelapa Sawit
Salah satu komoditi unggulan Kalimantan Selatan adalah kelapa sawit. Produksi
kelapa sawit pada tahun 2011 (dari perkebunan rakyat) adalah sebesar 127.017
ton. Sedangkan untuk nilai ekspor kelapa sawit pada tahun 2011 adalah
875.466.140 USD. Produk dari kelapa sawit juga telah diekspor ke mancanegara
diantaranya Malaysia, Pakistan, Cina, Korea Selatan dan India. Untuk produk dari
kelapa sawit yang diekspor berupa/dalam bentuk minyak kelapa sawit, RBD Palm
Olien dan Crude Palm Kernel Oil. Dari segi harga, petani sangat tergantung dari
pegijon atau tengkulak. Penurunan harga disebabkan oleh mutu sawit. Untuk itu
perlu adanya peningkatan mutu. Penurunan juga bisa disebabkan banyaknya
sawit dari Kalimantan Timur sehingga menekan harga sawit Kalimantan Selatan.
Dalam beberapa bulan terakhir harga sawit di Kalimantan Selatan terus turun
dari sebelumnya 130 USD/ton menjadi hanya 100 USD/ton sehingga membuat
nilai ekspor juga turun 4,18 persen.Sementara di tingkat petani, harga Tandan
Buah Segar (TBS) juga terus merosot dari sekitar Rp1.100/kg menjadi Rp 700/kg.
Turunnya harga ini disebabkan hasil panen yang melimpah.
Komoditi kelapa sawit berada pada tahap kematangan (maturity). Hal tersebut
ditunjukan dengan produksi kelapa sawit yang tinggi. Selain itu pemasaran
kelapa sawit juga sudah sangat luas hingga keluar negeri.
(7). Ayam Ras/Broiler (Pedaging)
Ternak ayam broiler merupakan jenis ternak andalan Kalimantan Selatan.
Adanya dukungan program budidaya ayam ras dari Dinas Peternakan Kalimantan
Selatan, menjadikan komoditi ini semakin banyak digeluti masyarakat.
Peternakan broiler melakukan kemitraan dengan beberapa pihak karena harga
sangat fluktuatif sehingga peternakan broiler dikuasai oleh plasma inti. Terdapat
sekitar 29 inti di Kalimantan Selatan dengan produksi rata 20.000 ton/tahun. Di
tahun 2011, populasi ayam broiler mencapai 43.667.767 ekor. Budidaya ayam
broiler masuk dalam tahap kematangan (maturity). Hal ini dapat ditunjukan dari
populasinya tinggi dan telah menjadi andalan Kalimantan Selatan.
Untuk harga ayam pedaging cenderung fluktuatif. Pada bulan Oktober 2012,
harga daging ayam ras seharga Rp. 23.000/kg. Pada bulan selanjutnya meningkat
mencapai Rp.25.333/kg. Kemudian pada pertengahan bulan Desember 2012,
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
210
harga daging ayam ras menurun menjadi Rp. 24.444/kg
(http://disperindag.Kalimantan Selatanprov.go.id).
(8). Toko Bahan Bangunan/Material
Pertumbuhan sektor properti di Kalimantan Selatan meningkat tajam dalam
beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi. Pesatnya perkembangan sektor properti di Kalimantan Selatan juga dapat
dilihat dari tingginya pertumbuhan kredit perbankan yaiitu sebesar 44,4%.
Pertumbuhan tersebut memberikan dampak prositif terhadap usaha toko bahan
bangunan. Perkembangan toko bahan bangunan di wilayah Kalimantan Selatan
berberapa bulan terakhir cukup meningkat. Namun pada pertengahan tahun
2012, harga bahan bangunan di Kalimantan Selatan cenderung mengalami
kenaikan. Sebagai contoh dari jenis semen. Semen Gresik dari sebelumnya Rp.
67.000/zak (isi 50 Kg) menjadi Rp. 70.000, Tiga Roda semula Rp. 63.000/zak (isi 50
Kg) kini menjadi Rp. 66.000/zak. Bahan bangunan lain yang mengalami kenaikan,
antara lain kramik warna putih, ukuran 30 cm x 30 cm semula Rp.
45.000/meterpersegi/kotak dan jenis kramik lainnya naik rata-rata sekitar lima
persen. Kenaikan harga bahan bangunan tersebut terkait dengan masalah biaya
angkut dan biaya produksi. Namun sejauh ini ketersediaan bahan bangunan
masih tetap terjaga. Komoditi bahan bangunan berada pada tahap pertumbuhan
(growth)
(9). Ikan Nila (Budidaya)
Budidaya ikan air tawar banyak diminati masyarakat Kalimantan Selatan.
Keuntungan usaha budidaya ikan air tawar memang cukup menjanjikan. Salah
satu ikan yang menjadi primadona dibudidayakan adalah ikan nila. Produksi ikan
nila pada tahun 2010 mencapai 15.755 ton (budidaya kolam). Pada tahun
tersebut, produksi ikan nila yang terbesar dibandingkan produksi jenis ikan air
tawar lainya. Begitu juga pada budidaya jaring apung, produksi ikan nila di
tahun 2010 sebesar 2.929 ton. Dilihat dari produksinya yang sangat tinggi, maka
dapat diketahui bahwa ikan nila berada pada tahap kematangan (maturity).
Pada bulan Oktober 2012, ikan nila menjadi salah satu komoditas utama yang
memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi. Pada bulan Oktober, ikan
nila memang mengalami penurunan harga di Kalimantan Selatan. Kini pada
bulan Desember 2012, berdasarkan data dari Disperindag Provinsi Kalimantan
Selatan, harga ikan nila mencapai Rp. 30.667/kg. Harga tersebut meningkat
dibanding bulan November dengan harga Rp. 27.889/kg.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
211
(10). Industri Meubel/ Furniture Kayu
Industri meubel di Kelimantan Selatan lebih terkonsentrasi di daerah Amuntai
dan Hulu Sungai Utara. Untuk industri meubel masalah utama yang dihadapi
oleh UKM adalah bahan baku agak sulit didapat karena adanya regulasi illegal
loging yang membutuhkan dokumen lengkap. Langkah pembinaan meubel
adalah dengan teknik kombinasi dengan campuran aluminium. Sudah ada UPT
kayu dan logam di Amuntai yang tiap tahun membina industri meubel kayu.
Untuk penerapan pengembangan industri meubel perlu didukung oleh
pemerintah kabupaten daerah masing masing. Untuk komoditi industri meubel
berada pada tahap pertumbuhan (growth).
Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,
pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Bank Indonesia Lt 3
pada hari Rabu 31 Oktober 2012 Pukul 09.15 – 11.50 WIB.
TANGGAPAN UMUM PESERTA FGD
Secara umum hasil penelitian KPJU unggulan ini memiliki kesesuaian dengan data
sekunder. Sektor pertanian padi misalnya, terus mengalami peningkatan produksi.
Bahkan Gubernur Kalimantan Selatan menerima penghargaan dari pemerintah
nasional di bidang pertanian atas komitmen dalam pengembangan penyuluhan
pertanian. Terdapat perubahan pola produksi saat terjadi perubahan musim. Jika
musim air dalam, produksi padi cenderung turun dan petani beralih pada budidaya itik.
Analisis PLC secara umum menunjukkan bahwa KPJU unggulan terpilih berada
pada posisi pertumbuhan. Kecuali industri meubel kayu yang mengalami permasalahan
bahan baku sehingga dialihkan pada bahan baku alumunium. KPJU unggulan terpilih
di provinsi Kalimantan Selatan juga umumnya sedang mengalami penurunan harga
khususnya pada kondisi saat ini kecuali ayam ras/broiler.
Dari segi dukungan perbankan, masih ditemui kendala kredit perbankan berbasis
program pasca 1998. Terdapat kredit kredit ketahanan pangan untuk membiayai
produksi padi, jagung, peternakan sapi, itik dan sebagainya, namun belum optimal.
Peserta memandang penelitian ini hendaknya ada tindak lanjutnya sehingga tidak
berhenti sebatas hasil penelitian. Bagi pemerintah daerah, diusulkan ditetapkan dalam
sebagai SK Bupati atau Gubernur. Bagi perbankan, penelitian diharapkan dapat
membantu dalam menetapkan portofolio kredit bank.
Bappeda secara khusus mendukung penelitian ini dan siap memberikan data
informasi terkait program dan anggaran untuk pengembangan KPJU di Kalimantan
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
212
Selatan. Diharapkan penelitian ini ditindaklanjuti hingga ada outcome bagi
masyarakat. Perlu ditindaklanjuti oleh SKPD dan ada pihak yang melakukan
pengawasan, tindak lanjut serta evaluasi terhadap implementasi penelitian ini.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
213
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
213
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
1. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki sumberdaya ekonomi yang cukup melimpah.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan menunjukkan angka yang positif
dikarenakan adanya pertumbuhan positif pada hampir semua sektor terutama dari
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan pada sektor primer
(pertanian dan pertambangan) masih merupakan sektor yang paling besar
sumbangannya pada perekomonian Kalimantan Selatan dengan trend yang stabil
pada kisaran 43-44%.
2. KPJU unggulan UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan dalam penelitian ini
didefinisikan secara operasional oleh multistakeholder sebagai KPJU UMKM yang
secara eksisting (saat ini) telah unggul dalam sejumlah kriteria tertentu dalam
mencapai tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing,
pertumbuhan ekonomi di masa datang. Tujuan penetapan KPJU unggulan yang
paling dominan adalah penciptaan lapangan kerja, kemudian selanjutnya
berturut-turut adalah peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
3. Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU unggulan tingkat
Kecamatan, diketahui bahwa jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah
(2,381) sementara ketiga kriteria lainnya mendapat nilai bobot sama, yakni jumlah
unit usaha/rumah tangga (2,540), kontribusi terhadap perekonomian lokal (2,540)
dan ketersediaan bahan baku (2,540).
4. Kriteria seleksi yang digunakan dalam penentuan KPJU unggulan lintas sektor (di
tingkat Provinsi) dari yang paling penting berturut-turut adalah Ketersediaan
Bahan Baku (0,122), Tenaga Kerja Terampil (0,108), Penyerapan Tenaga Kerja
(0,104), Sumbangan terhadap Perekonomian (0,104) , Modal (0,099), Ketersediaan
Pasar (0,098), Manajemen Usaha (0,094), Sarana Produksi/Usaha (0,086), Teknologi
(0,081), Sosial Budaya (0,055) , Harga ( 0,050)
5. Di setiap kabupaten/kota yang diteliti, melalui konfirmasi dan analisis lanjutan
dengan pendekatan metode Bayes, AHP dan Borda diperoleh 5 KPJU unggulan
lintas sektoral (dan 5 KPJU Potensial lintas sektoral). Lima KPJU Unggulan lintas
sektoral tersebut adalah :
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
214
a. Kabupaten Tanah Laut : Kelapa Sawit (skor terbobot 0,051), Batu Bara (0,045),
Karet PB 260 (0,038), Sapi Bali (0,038), dan Karet IR (0,035).
b. Kabupaten Tanah Bumbu : Padi Inpari 13 (skor terbobot 0,042), Padi Inpari 5
(0,040), Karet Unggul (0,035), Aren/Enau/Nira (0,035) dan Karet Prim 712 (0,034).
c. Kabupaten Kotabaru : Karet PB 260 (0,039), Karet Unggul (IR) (0,035), Kelapa
Sawit (0,032), Padi Siam Unus (0,027), Ikan Tongkol Tangkap (0,026).
d. Kabupaten Banjar: Ikan Patin Tambak (0,033), Batu Mulia (0,030), Padi Siam
Unus (0,030), Padi IR 64 (0,030), Padi Ciherang (0,028).
e. Kabupaten Tapin : Padi Ciherang (0,64), Karet Unggul/hibrida (PB/IR) (0,055),
Padi Siam Unus (0,040), Tanah Merah (0,038), dan Padi Siam Kupang (0,037).
f. Kabupaten Hulu Sungai Selatan : Cabai Merah (0,051), Cabai Rawit (0,041),
Pisang Manurun (0,038), Tomat (0,036), dan Ayam Ras Pedaging (0,031).
g. Kabupaten Hulu Sungai Tengah: Padi Ciherang (0,065), Padi Tahunan (0,049),
Karet Unggul PB (0,047), Jagung Manis (Hibrida) (0,039), dan Kacang Tanah
(0,036).
h. Kabupaten Hulu Sungai Utara: Padi Ciherang (0,036), Meubel Kayu (0,036),
Pedagang Makanan (0,035), Kios/Toko Sembako/Kelontongan (0,034), dan Toko
Kayu/Papan dan Pagar (0,033).
i. Kabupaten Balangan : Karet Unggul PB (0,089), Karet Unggul IR (0,088),
Perdagangan Karet (0,040), Kelapa Sawit (0,039), dan Karet Lokal (0,029).
j. Kabupaten Tabalong : Karet Unggul PB 260 (0,044), Pasir Sungai Golongan C
(0,035), Wisata Religi (Makam Ulama) (0,032), Pabrik Karet Mentah (0,028), dan
Toko Alat Bangunan (0,028).
k. Kabupaten Barito Kuala: Padi Siam Mutiara (0,057), Padi Siam Unus (0,051), Padi
Siam Lemo (0,050), Sapi Lokal (0,049), dan Padi Siam Mayang (0,033).
l. Kota Banjarmasin : Bus Antar Kota (0,044), Wisata Kapal (Wisata Sungai) (0,042),
Restoran (0,039), Rumah Makan Banjar (0,039), dan Perbaikan Kapal (0,038).
m. Kota Banjarbaru : Toko Sembako (0,046), Angkutan Kota (Mobil) (0,044), Toko
Kelontong (0,038), Bengkel Mobil (0,035), dan Jual Beli Mobil (0,035) .
6. Sepuluh KPJU Unggulan di Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dihasilkan
dari penilaian kembali terhadap KPJU Unggulan di tingkat Kota/Kabupaten
dengan metode Borda dan metode Bayes adalah Padi Ciherang (0,045), Karet Pb
(Unggul) (0,045), Kios/Toko Sembako (0,041), Toko/Warung Kelontong (0,033), Padi
Siam Unus (0,032), Kelapa Sawit (0,029), Ayam Ras/Broiler (0,029), Toko Bahan
Bangunan/Material (0,027), Ikan Nila (Budidaya) (0,024), dan Industri
Meubel/Furniture Kayu (0,023).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
215
7. Penanganan dan pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi
Kalimantan Selatan, khususnya di 13 Kabupaten/Kota dan di tingkat Provinsi yang
diteliti perlu menggunakan titik kekuatan (yang selanjutnya dikembangkan
menjadi competitive advantages dan nilai jual) dan mengeliminasi titik kritisnya
(kelemahan), serta memanfaatkan peluang yang tersedia.
a. Peluang yang dimaksud secara umum adalah positioning eksisting Provinsi
Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka
perekonomian nasional, yakni sebagai daerah yang potensial dalam sektor
pertanian dan perkebunan. Ini terjadi karena potensi sumberdaya alam dan
karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan
ekonomi daerah dan nasional. Pada beberapa daerah, peluang tersebut
diwujudkan dalam visi/misi dan kebijakan daerah.
b. Titik kekuatan yang dimaksud secara umum adalah KPJU yang terpilih
umumnya memang KPJU yang sudah unggul di sektornya, baik dalam aspek
kapasitas produksinya, luas lahan, serapan tenaga kerja dan kontribusinya
bagi perekonomian daerah.
c. Titik kritis yang dimaksud secara umum adalah lebih kepada persoalan biaya
produksi/proses yang masih tinggi, tingkat produktivitas yang belum optimal,
teknologi pengembangan yang belum ada/minim, teknologi pasca panen
untuk peningkatan nilai tambah, dan perluasan akses pasar.
B. REKOMENDASI
1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial
a. Direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang diteliti untuk
menetapkan 5 KPJU Unggulan dan Potensial hasil penelitian ini (sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan dan Potensial daerah.
b. Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk
menetapkan 10 KPJU Unggulan hasil penelitian ini (sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan Provinsi.
2. Rekomendasi Peran Strategis
Direkomendasikan pembagian peran strategis yang dapat dilakukan antara
pemerintah, pelaku/asosiasi pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholder lain
dalam pengembangan UMKM dan KPJU unggulannya sebagai berikut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
216
a. Pemerintah.
Peran pemerintah kini dan masa mendatang dalam pembangunan UMKM
adalah sebagai regulator, fasilitator, dan stimulator, yang menekankan upaya
kemandirian dalam pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan UMKM
basis KPJU Unggulan.
b. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM.
(1) Identifikasi akar masalah atas berbagai kendala dan hambatan yang
dihadapi di dalam pengembangan usaha mereka, serta
mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak-pihak yang dinilai dapat
membantu, seperti: penyedia BDS (Business Development Service), asosiasi
UKM, instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak strategis lain.
(2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui upaya pengembangan
jiwa kewirausahaan, pengembangan etos kerja, dan disiplin kerja serta
peningkatan komitmen moral yang tinggi.
(3) Melaksanakan secara seksama, konsisten dan berkesinambungan program
pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga lainnya
untuk pengembangan usahanya.
(4) Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing produk barang dan
jasa yang dihasilkan.
(5) Aktif dalam berbagai forum pengembangan usaha sebagai wahana untuk
pengembangan penyampaian aspirasi dan kebutuhannya untuk
pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha.
(6) Mengaktifkan Kadin sebagai forum strategis bagi penyaluran aspirasi,
fasilitasi, forum informasi dan komunikasi dan sinergisitas antar UMKM dan
dengan organisasi bisnis lainnya di dalam dan luar negeri dalam
pengembangan usahanya.
c. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan LSM
(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan UMKM
dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan menyampaikan
program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga lain yang
relevan.
(2) Mengembangkan teknologi tepat guna dan paket teknologi dalam rangka
peningkatan efisiensi, produktivitas, serta daya saing UMKM.
(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi,
pemanfaatan teknologi, informasi serta pelatihan kepada UMKM untuk
mengembangkan kompetensi SDM UMKM, sehingga dapat
mengembangkan usahanya secara berkesinambungan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
217
(4) Mengembangkan penelitian dan pengkajian yang berkaitan dengan
pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, pengembangan
teknologi, pengembangan SDM UMKM, serta model-model
pengembangan alternatif untuk UMKM.
(5) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi pemberdayaan UMKM dengan Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya,
Dekopinda, Asosiasi UKM/KADIN.
(6) Melaksanakan advokasi kebijakan pemerintah dalam rangka
menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif, dan pemberian dukungan
perkuatan bagi UMKM.
d. Perbankan
(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan
pembiayaan UMKM dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan
dan menyampaikan program pemberdayaannya kepada pemerintah dan
lembaga lain yang relevan.
(2) Mengembangkan paket pembiayaan dan permodalan untuk
mengembangkan usaha UMKM, termasuk pengembangan pola dan model
pembiayaan alternatif berbasis syariah. Pembiayaan basis syariah sangat
relevan dengan visi dan misi pembangunan di banyak kabupaten/kota
tersebut.
(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi dan
pelatihan pemanfaatan pembiayaan dan permodalan untuk
pengembangan usahanya secara berkesinambungan
(4) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi perkembangan pembiayaan UMKM dengan pihak Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi
pemerintah lainnya, asosiasi Pengusaha UMKM dan lembaga swadaya
masyarakat.
3. Rekomendasi Khusus Pengembangan KPJU Unggulan
Dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik
kritis setiap KPJU unggulan, telah direkomendasikan dalam FGD dan Indepth
Interview sejumlah rencana aksi, baik strategis (jangka panjang dan menengah)
maupun taktis (jangka pendek), kepada pelaku UMKM, Instansi Pemerintah
Terkait, dan Perbankan (terlampir).
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
218
DAFTAR PUSTAKA PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
219
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Raihanah (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research
Methodology Course di APIUM Malaysia, 26 Juli 2008).
Anderson, James E. (2000), Public Policy Making. London : ELBS & MacDonald & Evans.
Awang, Idris (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research Methodology Course di APIUM Malaysia, 12 Juli 2008), h.3.
Bank Indonesia (2007), Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta: Bank Indonesia.
Dwidjowijoto, Rian Nugroho (2006), Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Pearce, Jhon A. dan Richard B. Robinson Jr. (1996), Strategic Management (terj.) Maulana, Agus (1997) Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Binarupa Aksara.
Peniwati, Kirti (2008), “The Analytic Hierarchy Process vs The Analytic Network Process” (Kertas kerja Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008), h.1-2
Saaty, Thomas L. (1980), The Analytic Hierarchy Process. Pennsylvania : University of Pennsylvania.
_________________ (1986), Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World (terj.) L. Setiono dan K. Peniwati (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Widjajakusuma, Muhammad Karebet (2000), “Analitycal Hierarchy Process Bagi Pengambilan Keputusan, Aplikasinya Sebagai Metode Analisis dalam Baseline Economic Survey” (Kertas kerja Pada Pelatihan Pemberdayaan Sektor Riil/UMKM untuk Kantor Bank Indonesia seluruh Indonesia, Jakarta, 14 Juni 2008).
________________ (2008), “Perumusan Isu-isu Strategis dan Strategi Advokasi Polisi Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam 2008-2012” (Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008).
Wheelen, T.L. dan J.D. Hunger (2000), Strategic Management and Business Policy: Entering 21st Century. New Jersey: Prentice Hall-Upper Saddle River.
Wright, Peter, Mark J. Kroll, dan Jhon A. Parnell (1996), Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hall International.
Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma (2003), Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan.
Pustaka Berbasis Web
balangankab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Balangan (diakses tanggal 22 September 2012)
banjarkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
220
hulusungaiutarakab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012)
id2.banjarkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012)
id.wikipedia.org. (diakses tanggal 22 September 2012)
tanahbumbukab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Bumbu. (diakses tanggal 22 September 2012)
tapinkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin. (diakses tanggal 22 September 2012)
wpi.kkp.go.id. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.antaranews.com. Kabupaten Tabalong Bangun Jalan Di Kecamatan Strategis. (diakses tanggal 26 November 2012)
www.-banjarbarukota.-go.-id. Pemerintah Kota Banjar Baru. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.balangankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Balangan. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.banjarmasinkota.go.id. Pemerintah Kota Banjarmasin. (diakses tanggal 22 September 2012)
www. beritadaerah.com. Kredit UMKM Di Kalsel Tumbuh 15, 71 Persen. ( diakses tanggal 26 November 2012)
www.bappeda-kotabaru.info. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (diakses tanggal 22 September 2012)
www. baritokualakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.bi.go.id ( diakses tanggal 26 November 2012)
www.bluestallion.co.za/expertchoice.htm. Expert Choice V11.5. Expert Choice Inc. USA
www. beritadaerah.com ( diakses tanggal 26 November 2012)
www.disnakktbsaijaan.wordpress.com. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.esp2indonesia.org. Spatial Planning in Kota Banjarbaru (South Kalimantan). (diakses tanggal 26 November 2012)
www.expertchoice.com. Expert Choice 2000. Expert Choice Inc. USA
www.hulusungaitengahkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.hulusungaiselatankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (diakses tanggal 22 September 2012)
www. hulusungaiutarakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.humas-pemkabHulu Sungai Utara.com. (diakses tanggal 22 September 2012)
www. kalsel.antaranews.com. Mandiri Buka Plasma 7500 8000 ha. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.kalsel.antaranews.com. Sawah Jadi Perkebunan Sawit. (diakses tanggal 22 September 2012)
PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012
221
www.kalselprov.go.id. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.palangpost.com. Desa Terpencil Terima PLTS. ( diakses tanggal 26 November 2012)
www.pu-kotabaru.info. Berjuang Membenahi Infrastruktur Di Kotabaru. ( diakses tanggal 26 November 2012)
www.radarbanjarmasin.co.id. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.tabalongkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tabalong. (diakses tanggal 22 September 2012)
www.tanahlautkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. (diakses tanggal 22 September 2012)
Top Related