Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ......

451

Transcript of Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ......

Page 1: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 2: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

i

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga pelaksanaan Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jasa/Usaha (KPJU) Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini merupakan kerjasama Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung dengan PT. Primakelola Agribisnis Agroindustri. Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai Juli sampai dengan Desember 2012. Penelitian ini diarahkan untuk memberikan informasi terhadap Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di tingkat Kabupaten/Kota dan ditingkat propinsi di wilayah Provinsi Lampung. Penentuan KPJU Unggulan setiap kabupaten/kota di Lampung dilakukan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini menggunakan pendekatan partisipatif yang menggabungkan pendekatan top-down dalam penetapan kriteria dan bottom-up pada penetapan KPJu yang diungkapkan dengan prinsip “dari, oleh dan untuk daerah”. Setiap pemangku kepentingan dalam pengembangan UMKM dilibatkan sebagai narasumber. Penelitian ini memuat pula secara singkat profil daerah, profil UMKM beserta faktor pendorong dan penghambat serta kebijakan pemerintah daerah dan perbankan. Karena itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan guna mendukung perekonomian daerah sesuai dengan ketersediaan sumberdaya dan kapasitas kelembagaan setiap daerah. Penelitian ini menghasilkan identifikasi KPJU unggulan, pemetaan, prospek dan daya saingnya pada setiap daerah maupun bagi Propinsi Lampung. Sehingga hasil penelitian ini diharapkan menjadi basis kebijakan dalam pengembangan UMKM. Pengembangan UMKM yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing daerah, tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini. Tim Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Peneliti PT. Primakelola menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melakukan penelitian ini.

2. Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota/Kabupaten se Provinsi Lampung yang telah memberikan berpartisipasi sebagai narasumber atas masukan, data, fakta dan informasinya yang sangat berguna. Dinas Pertanian dan Kehutanan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UKM, Perhubungan, Pekerjaan Umum, Pariwisata, Badan Pusat Statistik dan instansi pemerintah terkait lainnya, serta Pihak Perbankan dan dunia usaha yang banyak memberikan informasi serta data yang diperlukan.

3. Para narasumber yang terdiri dari para Pejabat Kecamatan, Mantri Tani dan Mantri Statistik/Koordinator Statistik Kecamatan di tingkat kecamatan yang ada di wilayah Provinsi Lampung.

4. Anggota Tim Peneliti Lapangan yang telah memberikan waktu serta tenaga dalam pengumpulan data primer dan sekunder. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas. Akhirnya kami berharap, semoga hasil penelitian menjadi bagian dari kontribusi

Bogor, Desember 2012

PT. Primakelola Agribisnis Agroindustri

Ir. Sulistianawati

Page 3: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 4: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

ii

DAFTAR ISTILAH

Administered Price Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah

Andil Inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

Bobot Inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Core Inflasi Inflasi inti adalah inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices

Decline Tahap penurunan suatu produk, pada kondisi ini produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati

Growth Tahap pertumbuhan suatu produk, ketika berada pada tahap ini, konsumen mulai mengenal produk di barengi dengan prmosi yang kuat

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifatpersisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, sepertitercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan

Introduction Tahap pengenalan suatu produk pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.

KPJu Life Cycle Posisi KPJu pada siklus hidupnya (perkenalan,pertumbuhan, matang dan jenuh) yang di lihat dari prespektif global dengan penekanan pada aspek teknis dan teknologi

KPJu Unggulan KPJu yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya serta mempunyai daya saing tinggi

Lending model Model/Pola Pembiayaan

Page 5: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

iii

Maturity Tahap kedewasaan suatu produk pada tahap ini produk mengalami titik jenuh ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu

Migas Minyak dan gas, merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas.

Pairwise comparison

Penyusunan prioritas dengan membuatan perbandingan berpasangan terhadap kriteria yang ditentukan

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu

PDRB Adhb PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun

PDRB adhk PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar

Volatile Foods Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu

Page 6: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

iv

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISTILAH ................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... I-1

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN .............................................................................. I-1 1.2. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................................. I-3 1.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN ................................................................................ I-4 1.4. METODE PENELITIAN ............................................................................................. I-5

1.4.1. Daerah Penelitian ........................................................................................ I-5 1.4.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ I-6 1.4.3. Analisis Data ............................................................................................... I-6

BAB II PROFIL DAERAH ................................................................................................... II-1 2.1. PROVINSI LAMPUNG ............................................................................................ II-1

2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi ................................................................. II-1 2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ........................................... II-4 2.1.3. Infrastruktur ............................................................................................... II-5

2.2. KABUPATEN LAMPUNG BARAT ............................................................................ II-9 2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi ................................................................. II-9 2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-11 2.2.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-13

2.3. KABUPATEN TANGGAMUS ................................................................................ II-15 2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-15 2.3.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-17 2.3.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-19

2.4. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN ...................................................................... II-20 2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-20 2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-23 2.4.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-24

2.5. KABUPATEN LAMPUNG TIMUR .......................................................................... II-26 2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-26 2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-29 2.5.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-31

2.6. KABUPATEN LAMPUNG TENGAH ....................................................................... II-33 2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-33 2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-35 2.6.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-37

2.7. KABUPATEN LAMPUNG UTARA ......................................................................... II-39 2.7.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-39 2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ....................................... II-41 2.7.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-42

2.8. KABUPATEN WAY KANAN ................................................................................. II-44 2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-44 2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-45 2.8.3. Infrastruktur ............................................................................................. II-47

2.9. KABUPATEN TULANG BAWANG......................................................................... II-48 2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi ............................................................... II-48 2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-50

Page 7: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

v

2.9.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-51 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ........................................................................... II-53

2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi .............................................................. II-53 2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ....................................... II-55 2.10.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-56

2.11. KABUPATEN PRINGSEWU ............................................................................ II-58 2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi .............................................................. II-58 2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-60 2.11.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-61

2.12. KABUPATEN MESUJI .................................................................................... II-62 2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi .............................................................. II-62 2.12.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ....................................... II-64 2.12.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-64

2.13 KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ............................................................. II-66 2.13.1 Kondisi Geografi dan Demografi .................................................................. II-66 2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ......................................... II-67 2.13.3. Infrastruktur ............................................................................................... II-68

2.14. KOTA BANDAR LAMPUNG .......................................................................... II-70 2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi ................................................................. II-70 2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ....................................... II-72 2.14.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-73

2.15. KOTA METRO .............................................................................................. II-76 2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi .............................................................. II-76 2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ....................................... II-78 2.15.3. Infrastruktur ............................................................................................ II-79

BAB III KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH .................................................................... III-1 3.1 PROVINSI LAMPUNG ............................................................................................ III-1

3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..................................................... III-1 3.1.2. Kondisi Produksi ........................................................................................ III-7 3.1.3. Profil UMKM ............................................................................................ III-12 3.1.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ....................................... III-15

3.2. KABUPATEN LAMPUNG BARAT .......................................................................... III-17 3.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................... III-17 3.2.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-20 3.2.3. Profil UMKM ............................................................................................ III-25 3.2.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ....................................... III-27

3.3. KABUPATEN TANGGAMUS ................................................................................ III-28 3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................... III-28 3.3.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-29 3.3.3. Profil UMKM ............................................................................................ III-33 3.3.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ....................................... III-35

3.4. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN ...................................................................... III-37 3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................... III-37 3.4.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-38 3.4.3. Profil UMKM ............................................................................................ III-42 3.4.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ....................................... III-42

3.5. KABUPATEN LAMPUNG TIMUR .......................................................................... III-44 3.5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................... III-44 3.5.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-45 3.5.3. Profil UMKM ............................................................................................ III-58 3.5.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ................................... III-60

3.6. KABUPATEN LAMPUNG TENGAH ....................................................................... III-61 3.6.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................... III-61 3.6.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-63

Page 8: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

vi

3.6.3. Profil UMKM ........................................................................................... III-74 3.6.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .................................. III-76

3.7. KABUPATEN LAMPUNG UTARA ........................................................................ III-77 3.7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................................... III-77 3.7.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-79 3.7.3. Profil UMKM ........................................................................................... III-82 3.7.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ...................................... III-84

3.8. KABUPATEN WAY KANAN ................................................................................ III-86 3.8.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................................... III-86 3.8.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-88 3.8.3. Profil UMKM ........................................................................................... III-89 3.8.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ...................................... III-91

3.9. KABUPATEN TULANG BAWANG........................................................................ III-92 3.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................................... III-92 3.9.2. Kondisi Produksi ...................................................................................... III-95 3.9.3. Profil UMKM ........................................................................................... III-96 3.9.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM ...................................... III-98

3.10. KABUPATEN PESAWARAN .......................................................................... III-99 3.10.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................................... III-99 3.10.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-103 3.10.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-112 3.10.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .....................................III-114

3.11. KABUPATEN PRINGSEWU ..........................................................................III-115 3.11.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)..................................................III-115 3.11.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-116 3.11.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-125 3.11.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .................................III-127

3.12. KABUPATEN MESUJI ..................................................................................III-128 3.12.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)..................................................III-128 3.12.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-130 3.12.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-132 3.12.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .....................................III-133

3.13. KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT .....................................................III-134 3.13.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)..................................................III-134 3.13.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-135 3.13.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-138 3.13.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .................................III-140

3.14. KOTA BANDAR LAMPUNG .........................................................................III-141 3.14.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)..................................................III-141 3.14.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-144 3.14.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-153 3.14.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .....................................III-158

3.15. KOTA METRO ............................................................................................III-159 3.15.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)..................................................III-159 3.15.2. Kondisi Produksi .....................................................................................III-161 3.15.3. Profil UMKM ..........................................................................................III-165 3.15.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM .................................III-168

BAB IV KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM ................................................................. IV-1 4.1. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT ......................................................................... IV-1 4.2. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI ..................................................................... IV-5 4.3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH .................................................................... IV-11

4.3.1. Kabupaten Lampung Barat ...................................................................... IV-11 4.3.2. Kabupaten Tanggamus ........................................................................... IV-13 4.3.3. Kabupaten Lampung Selatan ................................................................... IV-15

Page 9: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

vii

4.3.4. Kabupaten Lampung Timur .................................................................... IV-20 4.3.5. Kabupaten Lampung Tengah ................................................................. IV-23 4.3.6. Kabupaten Lampung Utara ..................................................................... IV-26 4.3.7. Kabupaten Way Kanan ........................................................................... IV-31 4.3.8. Kabupaten Tulang Bawang ..................................................................... IV-36 4.3.9. Kabupaten Pesawaran ............................................................................. IV-37 4.3.10. Kabupaten Pringsewu ............................................................................. IV-41 4.3.11. Kabupaten Mesuji ................................................................................... IV-45 4.3.12. Kabupaten Tulang Bawang Barat............................................................. IV-49 4.3.13. Kota Bandar Lampung ............................................................................ IV-50 4.3.14. Kota Metro ............................................................................................. IV-56

BAB V PENETAPAN KOMODITI/ PRODUK/ JENIS USAHA (KPJu) UNGGULAN UMKM ......... V-1 5.1. PENETAPAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA ......................................................... V-1 5.2. PENETAPAN ALTERNATIF KPJU TINGKAT KABUPATEN/KOTA ................................. V-2 5.3. PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA ................................. V-3

5.3.1. Kabupaten Lampung Barat ......................................................................... V-4 5.3.2. Kabupaten Tanggamus .............................................................................. V-9 5.3.3. Kabupaten Lampung Selatan .................................................................... V-13 5.3.4. Kabupaten Lampung Timur ...................................................................... V-17 5.3.5. Kabupaten Lampung Tengah ................................................................... V-21 5.3.6. Kabupaten Lampung Utara ...................................................................... V-26 5.3.7. Kabupaten Way Kanan ............................................................................ V-30 5.3.8. Kabupaten Tulang Bawang ...................................................................... V-34 5.3.9. Kabupaten Pesawaran .............................................................................. V-38 5.3.10. Kabupaten Pringsewu .............................................................................. V-42 5.3.11. Kabupaten Mesuji .................................................................................... V-45 5.3.12. Kabupaten Tulang Bawang Barat.............................................................. V-49 5.3.13. Kota Bandar Lampung ............................................................................. V-53 5.3.14. Kota Metro ................................................................................................ V-57

BAB VI ANALISIS KPJu UNGGULAN UMKM ..................................................................... VI-1 6.1. PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT PROVINSI .............................................. VI-1 6.2. ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE ........................................................................... VI-6 6.3. ANALISIS PEMBENTUKAN INFLASI ..................................................................... VI-11

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................................................... VII-1 7.1. Kesimpulan ....................................................................................................... VII-1 7.2. Rekomendasi ..................................................................................................... VII-4

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 422

Page 10: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

viii

DAFTAR TABEL

Tabel I-1. Jumlah Kecamatan di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung..............................I-5 Tabel I-2. Kriteria dan Unsur Penilaian dalam Penentuan KPJu Unggulan ........................ I-10 Tabel II-1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung ......................................... II-2 Tabel II-2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung, 2011 ............................................................................................. II-3 Tabel II-3. Penduduk Provinsi Lampung Berdasarkan Kelompok Umur .............................. II-3 Tabel II-4. Penduduk Provinsi Lampung Berusia 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Kegiatan

Utama ........................................................................................................... II-4 Tabel II-5. Penduduk Provinsi Lampung yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha ............... II-4 Tabel II-6. Statistik Transportasi Lampung ....................................................................... II-5 Tabel II-7. Pelanggan, Daya Terpasang, Produksi dan Distribusi Listrik di Provinsi

Lampung, 2007-2011 .................................................................................... II-7 Tabel II-8. Jumlah Sekolah di Provinsi Lampung Menurut Jenis Sekolah, 2007/2008 -

2011/2012 ..................................................................................................... II-8 Tabel II-9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenis Sekolah di Provinsi

Lampung, 2011/2012 ..................................................................................... II-8 Tabel II-10. Banyaknya Fasilitas di Provinsi Lampung, 2008-2011 ....................................... II-9 Tabel II-11. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Provinsi Lampung, 2008-2011 ....................... II-9 Tabel II-12. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat Menurut Kecamatan Tahun 2011 ...... II-9 Tabel II-13. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Barat Menurut

Kecamatan, 2011 ......................................................................................... II-11 Tabel II-14. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha, Tahun 2011 ........................ II-12 Tabel II-15. Banyaknya air yang diproduksi dan disalurkan oleh PAM di Kabupaten

Lampung Barat ............................................................................................ II-13 Tabel II-16. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di

Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 ........................................................ II-14 Tabel II-17. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 ........... II-15 Tabel II-18. Luas Kabupaten Tanggamus Dirinci per Kecamatan ....................................... II-15 Tabel II-19. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten

Tanggamus Tahun 2011 ............................................................................... II-16 Tabel II-20. Jumlah Penduduk Kabupaten Tanggamus Berdasarkan Kelompok Umur ........ II-17 Tabel II-21. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Tanggamus ........................... II-20 Tabel II-22. Luas Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2011 ........ II-21 Tabel II-23. Banyaknya Penduduk, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan di

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ..................................................... II-22 Tabel II-24. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kategori Umur .. II-23 Tabel II-25. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di

Lampung Selatan Tahun 2009-2011 ............................................................. II-23 Tabel II-26. Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi dan Kelas

Jalan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010 ........................................ II-24 Tabel II-27. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Lampung Selatan Tahun

2011 ........................................................................................................... II-25 Tabel II-28. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan Tahun 2011 ... II-27 Tabel II-29. Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Timur Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan Tahun 2011 ............................................................................... II-28 Tabel II-30. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Jenis Umur ............... II-29 Tabel II-31. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama .................... II-30 Tabel II-32. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor Usaha ............................. II-30 Tabel II-33. Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan di Kabupaten Lampung Timur ...... II-31

Page 11: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

ix

Tabel II-34. Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011/2012 ...................................................................................... II-32

Tabel II-35. Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur ....................... II-32 Tabel II-36. Luas Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ..................... II-33 Tabel II-37. Luas Areal, Banyaknya Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ............................ II-34 Tabel II-38. Luas Lahan Kering Menurut Penggunaan di Kabupaten Lampung Tengah,

2011 ......................................................................................................... II-35 Tabel II-39. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Menurut Kategori Umur .... II-36 Tabel II-40. Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama ................... II-36 Tabel II-41. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kabupaten

Lampung Tengah (km), 2011 ..................................................................... II-37 Tabel II-42. Prasarana Pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah ................................ II-38 Tabel II-43. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ...... II-38 Tabel II-44. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Utara Menurut Kecamatan Tahun 2012 II-39 Tabel II-45. Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Utara Menurut Jenis Kelamin

dan Kecamatan Tahun 2011 ................................................................... II-40 Tabel II-46. Distribusi Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2009 ..... II-41 Tabel II-47. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011 .................................... II-42 Tabel II-48. Jumlah sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Lampung Utara .................. II-44 Tabel II-49. Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara ............ II-44 Tabel II-50. Luas Wilayah Kabupaten Way Kanan Menurut Kecamatan Tahun 2012 ...... II-44 Tabel II-51. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

Way Kanan ................................................................................................ II-46 Tabel II-52. Prasarana Pendidikan Kabupaten Way Kanan ............................................. II-48 Tabel II-53. Luas Wilayah Kabupaten Tulang Bawang ................................................... II-49 Tabel II-54. Jumlah Penduduk Kabupaten Tulang Bawang ............................................ II-50 Tabel II-55. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/ Permukaan Jalan di

Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2011 .................................................... II-51 Tabel II-56. Jumlah Sekolah Guru danMurid diKabupaten Tulang Bawang ..................... II-52 Tabel II-57. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tulang

Bawang Tahun 2011 ................................................................................. II-53 Tabel II-58. Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pesawaran tahun 2011 ..................... II-54 Tabel II-59. Jumlah Penduduk Kabupaten Pesawaran dirinci Menurut Kelompok Umur,

Jenis Kelamin dan Sex Ratio tahun 2011 .................................................... II-55 Tabel II-60. Jumlah Pelanggan PLN menurut Kantor Pelayanan di Kabupaten

Pesawaran, 2009-2011 .............................................................................. II-56 Tabel II-61. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkatan Per Kecamatan di

Kabupaten Pesawaran Tahun 2011 ............................................................ II-57 Tabel II-62. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2011 ............... II-58 Tabel II-63. Luas Wilayah Kabupaten Pringsewu ........................................................... II-58 Tabel II-64. Jumlah penduduk di Kabupaten PrIngsewu Tahun 2012 ............................. II-60 Tabel II-65. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Pringsewu .......................... II-62 Tabel II-66. Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Mesuji ............................... II-63 Tabel II-67. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/Permukaan Jalan di

Kabupaten Mesuji Tahun 2011 .................................................................. II-65 Tabel II-68. Sarana Kesehatan di Kabupaten Mesuji Tahun 2011 ................................... II-66 Tabel II-69. Luas Wilayah Menurut Kecamatan ............................................................. II-66 Tabel II-70. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk (per km2)................................ II-67 Tabel II-71. Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Tulang

Bawang Barat ............................................................................................ II-68 Tabel II-72. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................. II-70

Page 12: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

x

Tabel II-73. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Tulang Bawang Barat ....................................................................... II-70

Tabel II-74. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung per Kecamatan .................................................................................................. II-71

Tabel II-75. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung ...................................................... II-72 Tabel II-76. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin yang

Terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung ............................. II-73 Tabel II-77. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2007 -2011 ........................................................................ II-74 Tabel II-78. Jenis Konsumen PDAM ‘Way Rilau’ Kota Bandar Lampung Tahun 2011 ......... II-74 Tabel II-79. Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar dan Guru Sekolah Dasar Negeri dan

Swasta Menurut Kecamatan di Kota Bandar Lampung .................................. II-75 Tabel II-80. Banyaknya Sarana Kesehatan menurut kecamatan di Kota Bandar Lampung

2011 ........................................................................................................... II-75 Tabel II-81. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Metro ........................... II-77 Tabel II-82. Daftar Panjang Jalan Menurut Kendaraan dan Status Jalan di Kota Metro

Tahun 2011 (Km) ......................................................................................... II-79 Tabel II-83. Fasilitas Kesehatan di Kota Metro, 2011........................................................ II-81 Tabel III-1. Kontribusi PDRB Kabupaten/ Kota se-Provinsi Lampung Terhadap PDRB

Tahun 2007- 2011 (%) .................................................................................. III-3 Tabel III-2. Struktur Ekonomi Provinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-

2011 (%) ...................................................................................................... III-4 Tabel III-3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2007-2011 (%) ....... III-4 Tabel III-4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung

Tahun 2007-2011 (%) ................................................................................... III-6 Tabel III-5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota se-Provinsi Lampung Tahun 2007-

2011 (%) ...................................................................................................... III-6 Tabel III-6. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Tahun 2007-2011 (%) ............................ III-7 Tabel III-7. Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung Tahun

2007 2011(%) .............................................................................................. III-8 Tabel III-8. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2011 (%) ............. III-8 Tabel III-9. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung

Tahun 2007-2011 (%) ................................................................................... III-9 Tabel III-10. Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2007-

2011 (%) .................................................................................................... III-10 Tabel III-11. Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten/Kota se-

Provinsi Lampung 2007-2011 (%) ................................................................ III-10 Tabel III-12. Laju Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Komunikasi Tahun 2007-2011

(%) ............................................................................................................. III-10 Tabel III-13. Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Tahun 2007-2011 (%) ........................... III-11 Tabel III-14. Kredit UMKM Sektoral Provinsi Lampung Periode 2010-2012 ....................... III-16 Tabel III-15. PDRB adhk, adhb, laju pertumbuhan Lampung Barat 2007 – 2011 ............... III-17 Tabel III-16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Lampung Barat, Tahun

2007-2011 ................................................................................................. III-19 Tabel III-17. PDRB adhb, PDRB adhk, jumlah penduduk dan PDRB per kapita Kabupaten

Lampung Barat ........................................................................................... III-20 Tabel III-18. Jumlah Industri Kecil dan Tenaga Kerja Lampung Barat ................................ III-26 Tabel III-19. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Barat Periode Agustus-

Nopember 2012 .......................................................................................... III-28 Tabel III-20. PDRB Kabupaten Tanggamus Menurut Sektor tahun 2008 – 2009 ............... III-29 Tabel III-21. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Tanggamus Tahun

2010 .......................................................................................................... III-29 Tabel III-22. Populasi Ternak dan Produksi Daging di Kabupaten Tanggamus 2010 .......... III-31 Tabel III-23. Produksi Perikanan Air Laut dan Air Tawar di Kabupaten Tanggamus 2010 .... III-32

Page 13: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xi

Tabel III-24. Keadaan Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka Formal Menurut Jenis Usaha di KabupatenTanggamus Tahun 2010 ......................................................... III-34

Tabel III-25. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tanggamus 2010-2012 ........................ III-36 Tabel III-26. Peranan Sektor Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan, 2008-2011 (%) ..... III-37 Tabel III-27. Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan 2008-2011 ....................... III-37 Tabel III-28. Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 III-39 Tabel III-29. Jumlah Sektor Penggalian Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011.......... III-39 Tabel III-30. Jumlah Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun

2011 ........................................................................................................ III-39 Tabel III-31. Jumlah Sektor Listrik dan Air Bersih Kabupaten Lampung Selatan Tahun

2011 ........................................................................................................ III-40 Tabel III-32. Jumlah Sektor Konstruksi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 .......... III-40 Tabel III-33. Jumlah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2011 .................... III-40 Tabel III-34. Jumlah Sektor Transpotasi dan Komunikasi Tahun 2011 ............................ III-41 Tabel III-35. Jumlah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2011 ..... III-41 Tabel III-36. Sektor Jasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ............................... III-41 Tabel III-37. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2012 ..... III-43 Tabel III-38. Kontribusi PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Lampung Timur berdasarkan

harga konstan selama tahun 2007-2011 (%) ............................................. III-45 Tabel III-39. Pertumbuhan Sektor Pertanian kabupaten lampung Timur tahun 2007-

2011 ........................................................................................................ III-46 Tabel III-40. Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Jenis Pengairan Dan Frekuensi

Penanaman Padi Dalam Setahun Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2008 – 2011 ............................................................................................ III-46

Tabel III-41. Luas Panen Dan Produksi Padi - Palawija Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 ............................................................................................ III-47

Tabel III-42. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 ................................................... III-47

Tabel III-43. Banyaknya Pohon dan Produksi Buah-Buahan dan Sayur Sayuran Tahunan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 ................................................ III-48

Tabel III-44. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 .................................................................................... III-49

Tabel III-45. Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak Tahun 2008 – 2011 (Ekor) ....................................................................................................... III-50

Tabel III-46. Populasi Unggas Menurut Kecamatan Dan Jenis Unggas Tahun 2008 – 2011 (Ekor) .............................................................................................. III-51

Tabel III-47. Produksi, Nilai Produksi dan Banyaknya Rumah tangga Perikanan di KabupatenLampung Timur, 2008 – 2011 .................................................. III-53

Tabel III-48. Data Potensi Bahan Tambang Di Kabupaten Lampung Timur 2011 ............ III-53 Tabel III-49. Energi Listrik PLN Menurut Sub Ranting Di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2009–2011 .................................................................................... III-54 Tabel III-50. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya Di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2008-2011 ................................................................................... III-55 Tabel III-51. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya Di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2008-2011 ..................................................................................... III-55 Tabel III-52. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2008-2011 ..................................................................................... III-56 Tabel III-53. Daftar Nama Pasar Desa Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 .............. III-57 Tabel III-54. Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 III-58 Tabel III-55. Perkembangan industri di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2010 ... III-59 Tabel III-56. Pasar yang dikelola oleh kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Lampung

Timur ....................................................................................................... III-59 Tabel III-57. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2012 ........ III-60

Page 14: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xii

Tabel III-58. Pertumbuhan ekonomi Per sektor di kabupaten lampung Tengah Tahun 2007 2011 ................................................................................................. III-61

Tabel III-59. Pertumbuhan ekonomi Per sektor di kabupaten lampung Tengah Tahun 2007 2011 ................................................................................................. III-62

Tabel III-60. Luas Panen, Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lampung Tengah, 2009-2011 .................................................................................... III-64

Tabel III-61. Statistik Tanaman Pangan Sayuran dan buah semusim 2011 ....................... III-64 Tabel III-62. Statistik Tanaman Biofarmaka Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ............... III-65 Tabel III-63. Statistik Tanaman Buah-buahan Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ............ III-65 Tabel III-64. Luas Area dan Produksi Perkebunan Rakyat Kabupaten Lampung Tengah

2011 .......................................................................................................... III-66 Tabel III-65. Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Lampung Tengah ............................... III-67 Tabel III-66. Populasi Ternak dan unggas rumah tangga Peternak ................................... III-67 Tabel III-67. Produksi Ikan menurut Kecamatan dan Asal Ikan di Kabupaten Lampung

Tengah (ton), 2011 ..................................................................................... III-68 Tabel III-68. Produksi dan Nilai ikan menurut asal ikan di Kabupaten Lampung Tengah,

2011 .......................................................................................................... III-69 Tabel III-69. Banyaknya Produksi dan Nilai Hasil Tambang/Galian menurut jenisnya di

KabupatenLampung Tengah, 2010-2011 ..................................................... III-70 Tabel III-70. Keadaan industri kecil, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi di

Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ............................................................. III-70 Tabel III-71. Banyaknya Perusahaan Perdagangan Menurut Badan Hukum di Kabupaten

Lampung Tengah, 2008-2011 ..................................................................... III-71 Tabel III-72. Perkembangan pedagang berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

di Kabupaten Lampung Tengah ................................................................... III-71 Tabel III-73. Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Menurut Kecamatan di

Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ............................................................. III-72 Tabel III-74. Data Usaha Pariwisata yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ........ III-73 Tabel III-75. Statistik Transportasi Kabupaten Lampung Tengah, 2009-2011 .................... III-73 Tabel III-76. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kabupaten Lampung

Tengah (km), 2011 ...................................................................................... III-73 Tabel III-77. Keadaan industri kecil, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi di

Kabupaten Lampung Tengah, 2011 ............................................................. III-74 Tabel III-78. Banyaknya Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Industri kecil dan menengah

di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2009-2011 ....................................... III-75 Tabel III-79. Perkembangan koperasi di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009 – 2010III-75 Tabel III-80. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012 ................................. III-76 Tabel III-81. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Lampung Utara ......................... III-79 Tabel III-82. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Tahun2010 – 2011 ..................................................................................... III-79 Tabel III-83. Perkembangan Peran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan terhadap PDRB Tahun 2010 – 2011 ............................................. III-80 Tabel III-84. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2010-2011 ................. III-80 Tabel III-85. Perkembangan Peran Industri Pengolahan terhadap PDRB Tahun 2010-2011 III-80 Tabel III-86. Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2010-2011 ... III-81 Tabel III-87. Perkembangan Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .................... III-81 Tabel III-88. Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Tahun 2010 – 2011 ...................................... III-82 Tabel III-89. Peranan Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Lampung Utara Tahun 2010-2011 . III-82 Tabel III-90. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012 ................................. III-85 Tabel III-91. PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHB dan ADHK Kabupaten Way Kanan

Tahun 2010 - 2011 (dalam Jutaan Rupiah) ................................................... III-86 Tabel III-92. Struktur Ekonomi Kabupaten Way kanan Atas Dasar Harga Berlaku ............. III-87 Tabel III-93. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Perusahaan Industri

di Kabupaten Way Kanan 2011 .................................................................. III-90

Page 15: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xiii

Tabel III-94. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Way Kanan Tahun 2011-2012 .............. III-92 Tabel III-95. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Tulang Bawang Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Sektor tahun 2009 - 2011 (%). ....................................... III-93 Tabel III-96. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Tulang Bawang Atas Dasar Harga

Konstan Menurut Sektor tahun 2007 - 2011 (%). ...................................... III-94 Tabel III-97. PDRB Kabupaten Tulang bawang Menurut Lapangan Usaha 2010-

2011(jutan rupiah) .................................................................................... III-94 Tabel III-98. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tulang Bawang

Tahun 2009-2011 ..................................................................................... III-94 Tabel III-99. Banyaknya Unit Usaha, Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi di

Kabupaten Tulang Bawang menurut Kelompok Industri tahun 2011 .......... III-97 Tabel III-100. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tulang Bawang 2010-2012 .................. III-98 Tabel III-101. Sumbangan Setiap Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Kabupaten

Pesawaran 2007-2011 (%) ..................................................................... III-100 Tabel III-102. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor di Kabupaten Pesawaran tahun

2008-2011 (%) ...................................................................................... III-102 Tabel III-103. Peran Sektor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pesawaran

Tahun 2011(%) ...................................................................................... III-103 Tabel III-104. Statistik Tanaman Pangan, 2010 ............................................................. III-104 Tabel III-105. Statistik Tanaman Sayur-sayuran, 2010 ................................................... III-104 Tabel III-106. Statistik Tanaman Obat-obatan, 2010 ..................................................... III-105 Tabel III-107. Statistik Tanaman Buah-buahan, 2010 .................................................... III-105 Tabel III-108. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis

Komoditi di Kabupaten Pesawaran, 2010 ................................................ III-106 Tabel III-109. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Negara Menurut Jenis

Komoditi di Kabupaten Pesawaran, 2010 ................................................ III-106 Tabel III-110. Jumlah Populasi Ternak dan Produksi Dagingnya di Kabupaten Pesawaran,

2010 ...................................................................................................... III-107 Tabel III-111. Jumlah Populasi Ternak Unggas dan Produksi Daging, Telurnya di

Kabupaten Pesawaran, 2010 .................................................................. III-107 Tabel III-112. Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Produksi Kayu di Kabupaten

Pesawaran, 2010 .................................................................................... III-107 Tabel III-113. Produksi Kayu Bulat Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran, 2010 ..... III-108 Tabel III-114. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor

diKabupaten Pesawaran,2010 (dalam Ton) .............................................. III-108 Tabel III-115. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor di

Kabupaten Pesawaran, 2010 (dalam Ton) ................................................ III-109 Tabel III-116. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Menurut

Kode IndustriKabupaten Pesawaran, 2010 .............................................. III-109 Tabel III-117. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Menurut

Kelompok Industri Kabupaten Pesawaran, 2010 ...................................... III-110 Tabel III-118. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Pesawaran (Km),

2008‐2010 ............................................................................................. III-111 Tabel III-119. Produksi Pos Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran pada Tahun 2010III-111 Tabel III-120. Jumlah Kendaraan Wajib Uji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten

Pesawaran pada Tahun 2010 ................................................................. III-112 Tabel III-121. Nama Objek Wisata serta perkembangan jumlah pengunjung di Kabupaten

PesawaranTahun 2008-2010 .................................................................. III-112 Tabel III-122. Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Kabupaten Pesawaran,

2010 ...................................................................................................... III-113 Tabel III-123. Perkembangan Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran

2008‐2010 ............................................................................................. III-113 Tabel III-124. Perkembangan Koperasi Unit Desa dan Non Koperasi Unit Desa (Non KUD)

di Kabupaten Pesawaran, 2012 ............................................................... III-114

Page 16: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xiv

Tabel III-125. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Pesawaran Tahun 2010-2012 ........... III-115 Tabel III-126. Perkembangan PDRB tahun 2009-2010................................................. III-115 Tabel III-127. Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2011 ........................................... III-116 Tabel III-128. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Pringsewu Tahun

2010 .................................................................................................... III-117 Tabel III-129 Statistik Luas Panen dan Produksi Padi dan Tanaman pangan Kabupaten

Pringsewu, 2010-2011 ......................................................................... III-117 Tabel III-130. Luas panen dan Produksi tanaman Sayuran di Kabupaten Pringsewu

tahun 2011 .......................................................................................... III-118 Tabel III-131. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kab. Pringsewu tahun

2011 .................................................................................................... III-118 Tabel III-132. Luas Areal dan Produksi Tanaman di Kabupaten Pringsewu tahun 2011 . III-119 Tabel III-133. Produksi Komoditas Perkebunan, 2010-2011 ........................................ III-120 Tabel III-134. Keadaan Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka Formal (ILMEKA)

Menurut Jenis Usaha di Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 .................. III-121 Tabel III-135. Keadaan Industri Hasil Pertanian Kehutanan (IHKP) Dirinci Menurut Jenis

Usaha di Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 .......................................... III-122 Tabel III-136. Panjang Jalan di Kabupaten Pringsewu Dirinci Menurut Kondisi dan Kelas

Tahun 2011 ......................................................................................... III-124 Tabel III-137. Banyaknya Kendaraan yang Terdaftar di Kabupaten Pringsewu tahun

2011 .................................................................................................... III-124 Tabel III-138. Banyaknya Surat Pos/Paket yang Masuk dari Kantor Pos Kabupaten

Pringsewu Tahun 2010 ......................................................................... III-125 Tabel III-139. Banyaknya Pelanggan dan SST Kabupaten Tanggamus Menurut Kayantel

Tahun 2011 ......................................................................................... III-125 Tabel III-140. Banyaknya Sarana Komunikasi Untuk Umum di Kabupaten Pringsewu

Menurut Kayantel Tahun 2010 ........................................................... III-125 Tabel III-141. Produk Industri Kecil Dan Menengah Kabupaten Pringsewu ................... III-126 Tabel III-142. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Pringsewu Periode Juni – Nopember

2012 .................................................................................................... III-127 Tabel III-143. PDRB Kabupaten Mesuji Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2011

(dalam jutaan rupiah) ............................................................................ III-128 Tabel III-144. Peranan sektor ekonomi dalam PDRB atas dasar harga berlaku menurut

sektor pada tahun 2009-2011 (dinyatakan dalam persentase) ................ III-129 Tabel III-145. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Mesuji 2009 –

2011 .................................................................................................... III-130 Tabel III-146. Statistik Komoditi Unggulan Subsektor Tanaman Bahan Makanan dan

Perkebunan di Kabupaten Mesuji 2010-2011 ........................................ III-131 Tabel III-147. Banyaknya Unit Usaha, Invesatasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi di

Kabupaten Mesuji menurut Kelompok Industri tahun 2011 .................... III-132 Tabel III-148. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Mesuji Periode Juli – Nopember 2012 III-133 Tabel III-149. Struktur Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2010 ... III-134 Tabel III-150. Distribusi Kelompok Sektoral Tahun 2009-2010 .................................... III-135 Tabel III-151. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

2009-2010 ........................................................................................... III-135 Tabel III-152. Luas Panen dan Produksi Komoditi Tanaman Pangan Di Kabupaten

Tulang Bawang Barat Tahun 2010 ........................................................ III-135 Tabel III-153. Jenis Komoditi Perkebunan, Luas Tanam dan Produksi ........................... III-136 Tabel III-154. Populasi Ternak di Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................. III-136 Tabel III-155. Banyaknya Unit Usaha .Investasi. Tenaga Kerja. dan Nilai Produksi di

Kabupaten Tulang Bawang Barat Menurut Kelompok Industri Tahun 2010III-136 Tabel III-156. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/Permukaan Jalan di

KabupatenTulang Bawang Barat Tahun 2010 ........................................ III-137

Page 17: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xv

Tabel III-157. Banyaknya Hotel dan Rumah Makan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2010 ...................................................... III-138

Tabel III-158. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tulang Bawang Barat Periode Mei – Nopember 2012 ................................................................................... III-140

Tabel III-159. Peran Sektor Ekonomi dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011 ........................................................................................... III-141

Tabel III-160. Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011 (%) .... III-142 Tabel III-161. Pertumbuhan Rill Sektor Ekonomi Tahun 2007-2011 ............................. III-143 Tabel III-162. PDRB Perkapita Kota Bandar Lampung (Rupiah) Tahun 2007-2011 ........ III-143 Tabel III-163. Statistik Tanaman Pangan, 2009-2011 .................................................. III-144 Tabel III-164. Populasi Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Unggas di Kota Bandar

Lampung Tahun 2011 .......................................................................... III-145 Tabel III-165. Produksi Ikan Laut menurut Jenisnya di Kota Bandar Lampung Tahun 2011III-146 Tabel III-166. Produksi Ikan Darat menurut Jenisnya di Kota Bandar Lampung Tahun

2006-2011 ........................................................................................... III-146 Tabel III-167. Pemakaian Listrik Kota Bandar Lampung menurut Kelompok Pelanggan,

2011 .................................................................................................... III-147 Tabel III-168. Realisasi Pertumbuhan Industri Kecil Kota Bandar Lampung, 2010-2011 III-148 Tabel III-169. Banyaknya Usaha Industri di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011 ... III-148 Tabel III-170. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PDRB Kota Bandar Lampung

Tahun 2011 ......................................................................................... III-149 Tabel III-171. Jumlah Penyedia Jasa Akomodasi Kota Bandar Lampung, 2009-2011 .... III-149 Tabel III-172. Banyaknya Biro Perjalanan di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011 .. III-149 Tabel III-173. Jumlah Hotel/Jasa Akomodasi lainnya di Kota Bandar Lampung, Menurut

Kecamatan dan Klasifikasi Hotel/Jasa Akomodasi lainnya, 2012 ............. III-150 Tabel III-174. Nama Objek Wisata di Kota Bandar Lampung Tahun 2011 .................... III-150 Tabel III-175. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2011 ............................... III-151 Tabel III-176. Banyaknya Mobil Angkutan Barang dan Penumpang Yang Tercatat di

Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2011 ............... III-152 Tabel III-177. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Jalan di Kota Bandar Lampung

Tahun 2006-2011(Km) ......................................................................... III-152 Tabel III-178. Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan di Kota Bandar Lampung Tahun

2006-2010 (Km) ................................................................................... III-153 Tabel III-179. Realisasi Pertumbuhan Industri Kecil Formal di Kota Bandar Lampung

Tahun 2009-2011 ................................................................................ III-153 Tabel III-180. Banyaknya Usaha Industri di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011 ... III-154 Tabel III-181. Data Koperasi Kota Bandar Lampung Tahun 2008 s/d 2010 ................ III-155 Tabel III-182. Perkembangan Koperasi di Bandar Lampung ......................................... III-156 Tabel III-183. Perkembangan Koperasi Menurut Jenis Usaha Di Kota Bandar

Lampung Tahun 2005 - 2009 ............................................................. III-156 Tabel III-184. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012 .......................... III-158 Tabel III-185. PDRB Kota Metro Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun

2010 dan 2011 .................................................................................... III-159 Tabel III-186. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Metro 2007 -2011 ............................. III-160 Tabel III-187. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kota Metro Tahun 2011 ...... III-161 Tabel III-188. Populasi Ternak dan Produksi Daging di Kota Metro Tahun 2011 ........... III-162 Tabel III-189. Produksi ikan Kolam Menurut Kecamatan Di Kota Metro Tahun 2011 ... III-163 Tabel III-190. Nilai Investasi Menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Di Kota Metro

tahun 2011 (dalam 000 rupiah) ............................................................ III-164 Tabel III-191. Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Di Kota Metro 2011 ............ III-164 Tabel III-192. Banyaknya Kendaraan Bermotor Di Kota Metro 2011 ............................ III-165 Tabel III-193. Keragaan Koperasi Kota Metro Tahun 2006-2010 ................................. III-166 Tabel III-194. Jumlah Pelaku Usaha yang menempati Pusat-Pusat perdagangan di Kota

Metro .................................................................................................. III-167

Page 18: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xvi

Tabel III-195. Jumlah pertumbuhan Industri Kimia dan Agro di Kota Metro tahun 2006-2010 .................................................................................................... III-167

Tabel III-196. Presentasi Perkembangan Industri Di Kota Metro Tahun 2005 -2009 ..... III-167 Tabel III-197. Jumlah Pertumbuhan Industri logam, Elektronik dan Aneka Di Kota MetroIII-168 Tabel III-198. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012 .......................... III-169 Tabel V-1. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk

Penetapan KPJu Unggulan di Provinsi Lampung Tahun 2012 ...................... V-2 Tabel V-2. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Barat ............................................ V-5

Tabel V-3. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Barat ....................................................................... V-5

Tabel V-4. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Barat .............. V-7

Tabel V-5. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Barat...... V-8 Tabel V-6. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tanggamus ................................................. V-9

Tabel V-7. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Tanggamus ........................................................................... V-10

Tabel V-8. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanggamus .... V-11

Tabel V-9. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tanggamus ......... V-12 Tabel V-10. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Selatan ....................................... V-14

Tabel V-11. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Selatan .................................................................. V-14

Tabel V-12. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Selatan .......... V-15

Tabel V-13. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Selatan V-16 Tabel V-14. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Timur ......................................... V-18

Tabel V-15. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Timur ..................................................................... V-18

Tabel V-16. KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Timur ......................... V-20

Tabel V-17. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Timur ... V-20 Tabel V-18. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Tengah ....................................... V-22

Tabel V-19. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Tengah .................................................................. V-23

Tabel V-20. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Tengah ......... V-24

Tabel V-21. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Tengah V-25 Tabel V-22. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Utara......................................... V-26

Tabel V-23. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Utara ..................................................................... V-27

Tabel V-24. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Utara ............ V-28

Page 19: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xvii

Tabel V-25. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Utara ... V-29 Tabel V-26. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Way Kanan ............................................... V-30

Tabel V-27. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Way Kanan ........................................................................... V-31

Tabel V-28. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Way Kanan .................. V-32

Tabel V-29. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Way Kanan ......... V-33 Tabel V-30. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang ......................................... V-34

Tabel V-31. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Tulang Bawang ..................................................................... V-35

Tabel V-32. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tulang Bawang ................................................................................................. V-36

Tabel V-33. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tulang Bawang ... V-37 Tabel V-34. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pesawaran ................................................. V-39

Tabel V-35. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Pesawaran ............................................................................ V-39

Tabel V-36. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pesawaran .................. V-40

Tabel V-37. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pesawaran .......... V-41 Tabel V-38. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pringsewu ................................................. V-42

Tabel V-39. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Pringsewu ............................................................................. V-43

Tabel V-40. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pringsewu .................... V-44

Tabel V-41. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pringsewu ........... V-45 Tabel V-42. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Mesuji .................................... V-46

Tabel V-43. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Mesuji .................................................................................. V-47

Tabel V-44. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mesuji ........... V-48

Tabel V-45. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Mesuji ................ V-48 Tabel V-46. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang Barat............................... V-50

Tabel V-47. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................................................ V-50

Tabel V-48. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tulang Bawang Barat ... V-51

Tabel V-49. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tulang Bawang Barat ...................................................................................................... V-52

Tabel V-50. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kota Bandar Lampung ................................................ V-53

Page 20: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xviii

Tabel V-51. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota Bandar Lampung .................................................................................... V-54

Tabel V-52. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Bandar Lampung ..... V-55

Tabel V-53. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Bandar Lampung .......... V-56 Tabel V-54. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut

Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kota Metro ................................................................. V-57

Tabel V-55. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota Metro..................................................................................................... V-58

Tabel V-56. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Metro ................................... V-59

Tabel V-57. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro ........................... V-60 Tabel VI-1. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk

Penetapan KPJu Unggulan di Provinsi Lampung ...................................... VI-1 Tabel VI-2. KPJu Unggulan per Sektor Tingkat Provinsi Lampung ................................ VI-2 Tabel VI-3. KPJu Unggulan Lintas Sektor Tingkat Provinsi, Menurut Urutan Nilai Skor

Terbobot atau Urutan Unggulan Provinsi Lampung ................................... VI-4 Tabel VI-4. Rekapitulasi Kontribusi Sektor/Subsektor Usaha Dalam Pembentukan KPJu

Unggulan UMKM di Provinsi Lampung .................................................... VI-4 Tabel VI-5. Tahap Daur Hidup KPJu Unggulan Lintas Sektor Provinsi Lampung ............ VI-8 Tabel VI-6. Sumbangan Inflasi KPJu Unggulan Lintas Sektor Provinsi Lampung .......... VI-11 Tabel VI-7. Sumbangan Inflasi Beberapa Komoditi di Provinsi Lampung .................... VI-13

Page 21: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1. Hierarki Konseptual Penentuan KPJu Unggulan Daerah ................................ I-7 Gambar I-2. Hierarki Operasional Penentuan KPJu Unggulan Daerah ............................... I-8 Gambar I-3. Hierarki Operasional Penentuan Tingkat Kepentingan Sektor/Subsektor

Ekonomi Tiap Kabupaten/Kota Dalam Penentuan KPJu Unggulan Lintas Sektor ........................................................................................................ I-8

Gambar I-4. Pemetaan Kuadran KPJu Unggulan ........................................................... I-12 Gambar I-5. Diagram Alir Proses Penentuan KPJu Unggulan Setiap Sektor/Subsektor

pada Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan Metode AHP ........................... I-16 Gambar II-1. Peta Wilayah Provinsi Lampung .................................................................. II-1 Gambar II-2. Peta Lintas Provinsi Lampung ..................................................................... II-6 Gambar III-1. Distribusi PDRB adh Berlaku Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi

Lampung Tahun 2007 .............................................................................. III-1 Gambar III-2. Distribusi PDRB adh Berlaku Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi

Lampung Tahun 2011 .............................................................................. III-2 Gambar III-3. Perbandingan PDRB Per Kapita Lampung, Sumatera dan Nasional Tahun

2007-2011 (000 Rupiah) .......................................................................... III-2 Gambar III-4. PDRB Per Kapita menurut adh berlaku dan adh Konstan Tahun 2007-2011 III-2 Gambar III-5. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2007-2011 (%) .. III-5 Gambar III-6. Kontribusi Sektor Penyumbang Terbesar Terhadap PDRB Lampung Tahun

2007-2011(%) ......................................................................................... III-7 Gambar III-7. Laju Pertumbuhan adhk dan adhb Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007-

2011 ...................................................................................................... III-18 Gambar III-8. Laju Pertumbuhan Sektoral adhk dan adhb Kabupaten Lampung Barat

2011 ...................................................................................................... III-18 Gambar III-9. Distribusi PDRB adhb Kabupaten Lampung Barat 2011 ............................ III-19 Gambar III-10. Presentase kontribusi subsektor pertanian terhadap pembentukan PDRB

adhb sektor pertanian, Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 ............... III-20 Gambar III-11. Perbandingan Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Lampung Barat

dengan Provinsi Lampung adhk 2007 – 2011 .......................................... III-21 Gambar III-12. PDRB Sektor Pertambangan Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 – 2011III-21 Gambar III-13. Laju Pertumbuhan PDRB sektor pertambangan Lampung Barat 2007–2011III-22 Gambar III-14. PDRB adhb dan adhk sektor bangunan Kabupaten Lampung Barat .......... III-23 Gambar III-15. Distribusi PDRB sektor perdagangan adhb Lampung Barat 2011 .............. III-23 Gambar III-16. PDRB adhb Sektor Angkutan dan Komunikasi Kabupaten Lampung Barat III-24 Gambar III-17. Distribusi PDRB adhb Sektor Keuangan Kabupaten Lampung Barat 2011 . III-24 Gambar III-18. Perkembangan PDRB Sektor Jasa-Jasa Lampung Barat ............................. III-25 Gambar III-19. Presentase Pertumbuhan Kabupaten Lampung Selatan ............................ III-38 Gambar III-20. PDRB per Kapita Kabupaten Lampung Selatan 2008-2011 ....................... III-38 Gambar III-21. Pertumbuhan PDRB kabupaten lampung Timur tahun 2007 – 2011 (%) ... III-44 Gambar III-22. Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Utara Tahun 2009-2011 ........ III-78 Gambar III-23. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Utara pada Masing-Masing

Sektor. ................................................................................................... III-78 Gambar III-24. Distribusi PDRB Lampung Utara Menurut Sektor Tahun 2011 ................... III-79 Gambar III-25. PDRB perkapita ADHB dan AHK Kabupaten Way Kanan Tahun 2006-2011III-87 Gambar III-26. Struktur Ekonomi Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 ............................. III-88 Gambar III-27. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang dan Propinsi

Lampung Tahun 2009-2011 (dinyatakan dalam %) ................................ III-93 Gambar III-28. PDRB Kabupaten Pesawaran Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

(2000=100) Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah) ......................................... III-100 Gambar III-29. Struktur Ekonomi Kabupaten Pesawaran Tahun 2011 ............................ III-101 Gambar III-30. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pesawaran Tahun 2008-2011........... III-102

Page 22: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

xx

Gambar III-31. PDRB Per Kapita Kabupaten Pesawaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (2000=100) Tahun 2007-2011 (Rupiah) ................ III-103

Gambar III-32. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mesuji dan Propinsi Lampung tahun 2009-2011 (dalam %) ................................................................ III-130

Gambar III-33. Presentase Kontribusi Subsektor Pertanian terhadap Pembentukan PDRB adhb Sektor Pertanian Kabupaten Mesuji 2011. .................................... III-130

Gambar III-34. Distribusi Persentase PDRB Kota Metro Menurut Lapangan Usaha 2011 . III-161

Page 23: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 24: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 25: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia, khususnya data dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM tahun 2008. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi yang tercatat sebanyak 51,3 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 97,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 55,56% dari total PDB. Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki kebijakan dari sisi permintaan (demand side) dan dari sisi penawaran (supply side). Kebijakan demand side adalah kebijakan yang diarahkan untuk mendorong UMKM agar mampu meningkatkan eligibilitas dan kapabilitasnya sehingga bankable. Kebijakan ini meliputi penelitian, pelatihan, penyediaan informasi dan kerjasama BI dengan lembaga internasional dan pemerintah. Kebijakan supply side adalah kebijakan yang difokuskan pada berbagai kebijakan dan program untuk membantu bank dalam menyalurkan kredit kepada UMKM yang meliputi pengaturan kepada perbankan, penguatan kelembagaan dan penyediaan dana secara tidak langsung melalui penerbitan SUP No. 005 dan dana relending. Sebagaimana tersebut di atas, salah satu kebijakan dari sisi penawaran adalah penelitian. Penelitian dimaksud adalah dalam rangka pemberian informasi yang dapat digunakan untuk mendorong UMKM. Dari hasil penelitian diharapkan akan dapat diberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM. Untuk itu, sebagai salah satu bentuk perwujudannya, Bank Indonesia sejak lama telah mengembangkan penelitian Baseline Economic Survey (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Dalam perkembangannya, sejak tahun 2006, penelitian BLS lebih diarahkan kepada penelitian pengembangan potensi ekonomi daerah yang memberikan informasi kepada stakeholders mengenai Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu) yang potensial untuk menjadi unggulan daerah yang dapat dikembangkan. Penelitian ini akan tetap difokuskan terhadap UMKM yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah. Data dan informasi dalam Penelitian Pengembangan KPJu unggulan UMKM meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan potensi ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro, meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian tersebut akan didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)

Bab 1

Page 26: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-2

yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI), dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id. Saat ini SIPUK terdiri dari Sistem Informasi BLS (SIB) yang meliputi 31 provinsi, Sistem Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE) yang meliputi 31 provinsi dan 16 komoditi agroindustri serta komoditi non agroindustri, Sistem Informasi Prosedur Memperoleh Kredit (SI-PMK), Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil (SI-LMUK) meliputi 112 komoditi, baik pembiayaan secara konvensional maupun syariah, serta Sistem Penunjang Keputusan Untuk Investasi (SPKUI) yang dapat digunakan untuk simulasi perhitungan interaktif kelayakan suatu usaha. Pada kajian Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan daftar skala prioritas. Semula penetapan menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi dan data primer responden UMKM pada suatu KPJu di suatu kecamatan. Namun dengan metode tersebut, hanya dapat diperoleh kelompok daftar KPJu Sangat Potensial (SP), Potensial (P) dan Kurang Potensial (KP) tanpa dapat diperoleh informasi urutan atau rangking KPJu dimasing-masing kelompok. Dengan demikian, sangat sulit untuk menentukan KPJu apa yang paling unggul atau terunggul di kelompoknya masing-masing, karena KPJu dalam suatu kelompok dianggap sama, yaitu SP atau P atau KP. Dalam rangka mengeliminir kelemahan tersebut, selanjutnya metode penetapan KPJu Unggulan daerah diubah menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dimodifikasi atau modified AHP. Disebut demikian karena penelitian ini juga menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), Metode Borda dan Metode Bayes dalam menetapkan KPJu Unggulan kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. AHP adalah suatu alat analisis yang di dukung oleh pendekatan matematika sederhana, yang dapat dipergunakan untuk memecahkan permasalahan decision making seperti pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004). Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap kabupaten/kota di Provinsi Lampung diharapkan memiliki KPJu unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Unggulan dapat dilihat dari beberapa perspektif:

a. Perspektif Product Life Cycle (PLC)

KPJu disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJu. Apakah KPJu dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJu yang lain (meskipun kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature, atau saat ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase growth). Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi pengembangan. Contoh untuk hotel, apakah pemilihan KPJu unggulan tersebut tujuannya untuk business development (mengembangkan yang sudah ada/intensif) atau memperbanyak usaha yang bergerak dalam KPJu tersebut (ekstensif).

b. Perspektif Tujuan

Dalam perspektif ini penentuan KPJu unggulan dimaksudkan untuk mengembangkan UMKM dalam rangka pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing produk/daerah. Tindak lanjut atau target yang ingin dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk menanamkan uangnya di bisnis KPJu unggulan yang terpilih dengan jaminan return yang cepat, atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun berpotensi unggul di masa datang.

c. Perspektif Keberpihakan Pemilihan KPJu unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, misalnya keberpihakan pada usaha mikro, kecil dan menengah serta pengusaha lokal.

Page 27: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-3

d. Perspektif Skenario Kebijakan Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (existing) KPJu unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario kebijakan pemerintah normatif. Contoh kasus: show room mobil bekas dengan wacana adanya skenario kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia kendaraan.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional maupun daerah menempati kedudukan yang strategis. Hal ini karena UMKM mempunyai kontribusi yang sangat berarti dalam memberikan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja, memperluas kesempatan usaha dan pemerataan, serta merupakan sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat. Dengan demikian maka pengembangan UMKM merupakan suatu keniscayaan dalam rangka peningkatan ekonomi rakyat, percepatan dan pertumbuhan serta peningkatan ekonomi daerah. UMKM mencakup hampir semua sektor/sub-sektor ekonomi daerah. Pada setiap sektor/sub-sektor ekonomi mencakup komoditi, produk atau jenis usaha yang sangat beragam. Dalam rangka lebih meningkatkan efektifitas pembinaan untuk pengembangan UMKM, maka diperlukan fokus terhadap komoditi, produk atau jenis usaha (KPJu) yang diunggulkan, sehingga program pembinaan dan pengembangan menjadi lebih fokus.. Dengan demikian pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di lampung dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJu Unggulan di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

1.2. TUJUAN PENELITIAN Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM di Provinsi Lampung dilaksanakan untuk memberikan landasan rasional bagi pembangunan daerah yang meliputi berbagai sektor kegiatan ekonomi. Laporan tersebut mengandung keterangan-keterangan lengkap sebagai dasar perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan mengenai komoditi/produk/jenis usaha unggulan pada setiap wilayah kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Lampung. Ketersediaan informasi tentang keadaan sumber daya alam dan manusia serta tingkat pemanfaatannya dalam berbagai sektor ekonomi yang berkembang sangat diperlukan sebagai bahan rujukan. Secara rinci tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Mengenal dan memahami mengenai: 1) Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian dan

potensi sumberdaya; 2) Profil UMKM di Lampung termasuk faktor pendorong dan penghambat

dalam pengembangan UMKM; 3) Kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah (kabupaten/kota) yang terkait dengan pengembangan UMKM; 4) Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM.

b. Memberikan informasi tentang Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJu) unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Lampung dan kabupaten/kota serta kecamatan di wilayah Lampung dalam rangka:

1) Mendukung pembangunan ekonomi daerah; 2) Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta 3) Peningkatan daya saing produk.

c. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJu unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misal mengenai

Page 28: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-4

bahan baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan, harga dan lokasi (kecamatan).

d. Memberikan informasi tentang KPJu potensial, yaitu KPJu yang saat ini belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu.

e. Memberikan rekomendasi berupa: 1) KPJu unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing

kabupaten/kota; 2) Peranan perbankan dalam pengembangan KPJu unggulan; 3) Kebijakan kepada pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), yang

dikaitkan pula dengan kebijakan pemerintah pusat, dalam rangka pengembangan KPJu unggulan UMKM.

1.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian terhadap KPJu unggulan daerah dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan menetapkan KPJu pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikategorikan sebagai unggulan daerah pada tingkat kabupaten dan provinsi di wilayah Provinsi Lampung. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008;

• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan, dengan kriteria: - memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau - memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah). • Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, dengan kriteria: - memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

- memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, dengan kriteria: - memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

- memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJu) unggulan adalah KPJu yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya serta mempunyai daya saing tinggi. Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu) potensial adalah KPJu lintas sektoral yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota

Page 29: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-5

(setelah metode Bayes) namun dari hasil diskusi dan pendapat para pakar berpotensi untuk menjadi KPJu unggulan dengan adanya perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJu ini potensial untuk diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan memenuhi kriteria jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan. KPJu yang dikaji adalah KPJu pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan), penggalian, perindustrian, perdagangan dan jasa-jasa sebagaimana kategori 9 sektor ekonomi BPS. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :

1) Profil daerah untuk Provinsi Lampung, antara lain meliputi : struktur geografis, demografi, ekonomi, potensi sumberdaya dan aspek lainnya yang terkait;

2) Kondisi UMKM di Lampung dan di masing-masing kabupaten/kota yang mencakup potensi, peluang, faktor pendorong dan penghambat dalam pengembangan UMKM;

3) Kebijakan pemerintah (pusat/daerah) dalam rangka pengembangan UMKM/KPJu unggulan;

4) Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya KPJu unggulan UMKM di wilayah penelitian, antara lain berupa data kredit UMKM kabupaten/kota di Provinsi Lampung;

5) Penetapan KPJu unggulan UMKM untuk masing-masing subsektor/sektor dan atau lintas sektoral di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi);

6) Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan KPJu di masing-masing kabupaten/kota;

7) KPJu potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJu unggulan; 8) Rekomendasi kebijakan kepada pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota di

Lampung) dalam pengembangan KPJu unggulan UMKM. 9) KPJu yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama produk akhir. 10) Penetapan posisi KPJu pada perspektif PLC didasarkan pada pendapat dan

kesepakatan dengan SKPD, Perbankan dan pihak terkait yang diperoleh pada FGD ke dua di tingkat Propinsi Lampung.

1.4. METODE PENELITIAN

1.4.1. Daerah Penelitian Daerah penelitian seluruh wilayah atau 14 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Penetapan KPJu unggulan daerah di kabupaten/kota dilakukan dengan menghimpun informasi dari seluruh kecamatan yang ada dengan mempertimbangkan keterwakilan dari karakteristik wilayah secara geografis, jumlah UMKM, kontribusi pembentukan PDRB kabupaten/kota serta kebijakan pemerintah daerah. Jumlah wilayah kecamatan yang tercakup dalam penelitian ini adalah sebanyak 214 kecamatan yang merupakan semua kecamatan yang tersebar di setiap wilayah kabupaten/kota diseluruh kabupaten/kota di Propinsi Lampung, yang disajikan pada Tabel I-1. Tabel I-1. Jumlah Kecamatan di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan 1 Kabupaten Lampung Barat 25 2 Kabupaten Lampung Selatan 17 3 Kabupaten Lampung Tengah 28 4 Kabupaten Lampung Timur 24 5 Kabupaten Lampung Utara 23 6 Kabupaten Mesuji 7

Page 30: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-6

No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan 7 Kabupaten Pesawaran 7 8 Kabupaten Pringsewu 8 9 Kabupaten Tanggamus 20

10 Kabupaten Tulang Bawang 15 11 Kabupaten Tulang Bawang Barat 8 12 Kabupaten Way Kanan 14 13 Kota Bandar Lampung 13 14 Kota Metro 5 Jumlah 214

1.4.2. Jenis dan Sumber Data Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari narasumber/responden, meliputi pejabat-pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait (sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, Penggalian, perhubungan), Bappeda, Asosiasi/Kadinda, dan pada tingkat kecamatan dengan narasumber mantri tani, koordinator statistik kecamatan, dan camat atau seksi perekonomian kecamatan. Pengumpulan data dilakukan melalui ”Indepth Interview” kepada pejabat instansi/dinas terkait dan pemimpin/pejabat bank pelaksana di daerah untuk mendapatkan penilaian pejabat terkait di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner), panduan diskusi, dan panduan wawancara serta melalui mekanisme diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) untuk memperoleh pendapat narasumber baik dalam rangka menetapkan KPJu unggulan maupun menjaring informasi tentang kendala/permasalahan, faktor penghambat dan pendukung serta kebijakan pemerintah dalam pengembangan UMKM, khususnya untuk KPJu unggulan yang terpilih. Data sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/publikasi/ laporan penelitian dari dinas/instansi dan sumber data lainnya yang menunjang.

1.4.3. Analisis Data Analisis data primer dan sekunder dilakukan dalam rangka menjawab tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan pertama, analisis yang dilakukan adalah analisis diskriptif, tabulasi silang, dan statistik deskriptif. Hasil analisis deskriptif tersebut digunakan sebagai bahan untuk penyusunan rekomendasi. Khusus dalam rangka analisis dan penetapan KPJu unggulan, metode analisis yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan struktur hierarki konseptual seperti dapat dilihat pada Gambar I-1 dan Metode Borda. Proses penetapan KPJu unggulan dengan menggunakan AHP dapat dilihat pada Gambar I-1 sampai dengan Gambar 1-3.

Page 31: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-7

Gambar I-1. Hierarki Konseptual Penentuan KPJu Unggulan Daerah

FOCUS Mencari Komoditi

Unggulan

TUJUAN a. Pertumbuhan Ekonomi b. Penciptaan Lapangan Kerja c. Peningkatan Daya Saing

INPUT PROSES OUTPUT

Kriteria

Skilled Tenaga Bahan Baku

Modal Sarana

Ketersediaan skilled TK (pelaksana): Tingkat Pendidikan Pelatihan Pengalaman kerja Jumlah lembaga pelatihan

Unsur

Ketersediaan bahan baku Harga perolehan bahan baku Retensi/parishability bahan baku, Kesinambungan bahan baku, Mutu, Kemudahan Aspek Lingkungan

Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas thd sumber pembiayaan

Ketersediaan Sarana Produksi Harga Kemudahan

Kriteria

Teknologi Sosial

Manajeman Usaha

Ketersediaan Kemudahan (memperoleh teknologi) Dampak lingkungan

Unsur

Didukung oleh faktor: Ciri khas lokal Religion/Budaya Turun temurun

Kemudahan untuk memanage

Kriteria

Ketersediaan Pasar Harga Penyerapan Tenaga

Kemudahan: Menjual Mendistribusikan (lokasi)

Unsur

Stabilitas Harga Nilai Tambah

Penyerapan Tenaga Kerja

Sumbangan thd

Backward dan Forward Linkages Jumlah jenis usaha yg terpengaruh krn keberadaan usaha ini

ALTERNATIF KPJU

SEKTOR/SUBSEKTOR

Page 32: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-8

Gambar I-2. Hierarki Operasional Penentuan KPJu Unggulan Daerah

Gambar I-3. Hierarki Operasional Penentuan Tingkat Kepentingan Sektor/Subsektor Ekonomi Tiap Kabupaten/Kota Dalam

Penentuan KPJu Unggulan Lintas Sektor

MENCARI KOMODITI UNGGULAN

Pertumbuhan Ekonomi Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Produk

LEVEL 1 FOKUS

LEVEL 2 TUJUAN

8 .. 4 3 2

LEVEL 3 SEKTOR/SUBSEKTOR

SEKTOR / SUBSEKTOR (kabupaten/kota 1)

MENCARI KOMODITI UNGGULAN

Pertumbuhan Ekonomi

Skilled Tenaga Kerja

Bahan Baku

Modal Sarana Produksi/ Usaha

Teknologi Sosial Budaya

Manajeman Usaha

Ketersediaan Pasar

Harga Penyerapan Tenaga Kerja

Sumbangan terhadap Perekonomian

Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Produk

ALTERNATIF KPJu

LEVEL 1 FOKUS

LEVEL 2 TUJUAN

LEVEL 3 KRITERIA

LEVEL 4 ALT. KPJu

Page 33: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-9

a. Tahap Pertama

Tahap pertama adalah penentuan nilai bobot tujuan dan kriteria yang dilakukan di tingkat provinsi berdasarkan pendapat tim pakar lintas sektoral. Nilai bobot tujuan dan kriteria berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP digunakan sebagai bobot tujuan dan kriteria untuk semua sektor/subsektor dan semua kabupaten/kota di Provinsi Lampung Dalam hal bobot kriteria yang dianalisis adalah:

1. Penentuan bobot masing-masing kriteria untuk (1) penyaringan komoditi unggulan di tingkat Kecamatan, dan (2) penyaringan hasil komoditi unggulan di tingkat kecamatan menjadi short list untuk masukan penyaringan komoditi tingkat kabupaten/kota: (i) Jumlah unit usaha/rumah tangga usaha atau volume produksi untuk masing-masing

KPJu dari setiap kecamatan yang bersumber dari data sekunder/statistik; (ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran KPJu (persepsi narasumber):

(1) Lokal kecamatan; (2) Antar kabupaten/kota; (3) Antar provinsi dan (4) Ekspor.

(iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (persepsi nara sumber): (1) Sarana produksi pertanian / bibit (sektor pertanian); (2) Sarana produksi/bahan baku (sektor industri); dan (3) Sarana usaha (sektor perdagangan, angkutan, jasa).

(iv) Kontribusi KPJu terhadap perekonomian wilayah kecamatan dan kabupaten/kota (persepsi nara sumber).

2. Penentuan bobot kriteria untuk penyaringan KPJu unggulan kabupaten/kota untuk masing-masing sektor/subsektor dan lintas sektor: (1) Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan (Skilled); (2) Bahan baku; (3) Modal; (4) Sarana produksi/usaha; (5) Teknologi; (6) Sosial budaya; (7) Manajemen usaha; (8) Ketersediaan pasar; (9) Harga; (10) Penyerapan tenaga kerja; dan (11) Sumbangan terhadap perekonomian.

b. Tahap Kedua Tahap kedua dilaksanakan guna menghasilkan Identifikasi KPJu unggulan pada setiap sektor ekonomi pada tingkat kecamatan, dengan menggunakan kriteria dan bobot masing-masing kriteria berdasarkan hasil tahap pertama. Langkah awal yang dilakukan pada tahap kedua ini adalah memperoleh data semua KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang ada pada setiap kecamatan (long list). Berdasarkan long list tersebut dilakukan penyaringan untuk memperoleh KPJu unggulan untuk setiap sektor/subsektor dengan menggunakan Metode Bayes, untuk kriteria : (a) jumlah unit usaha/rumahtangga usaha atau volume produksi bersumber dari data sekunder, sedangkan (b) pasar, (c) ketersediaan bahan baku/sarana produksi, serta (d) kontribusi terhadap perekonomian kecamatan dilakukan penilaian (pemberian skor dan bobot) terhadap setiap KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang ada pada long list. Penilaian dilakukan oleh narasumber melalui mekanisme indepth interview dan pengisian matrik identifikasi alternatif komoditi/produk/jenis usaha unggulan tingkat kecamatan. Narasumber tersebut adalah mantri tani, mantri statistik, dan staf/seksi perekonomian dari semua kecamatan

Page 34: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-10

yang dijadikan daerah penelitian. Output dari analisis metode Bayes adalah nilai skor terbobot dari setiap KPJu yang diidentifkasi. Analisis berikutnya adalah melakukan pengurutan dari skor terbobot tertinggi ke terendah (descending sorting). Akhirnya masing-masing kecamatan ditetapkan 5 (lima) KPJu dari setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi. c. Tahap Ketiga

Tahap ketiga dilaksanakan untuk menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor/subsektor dan lintas sektor pada tingkat kabupaten/kota. Tahap ketiga diawali dengan penyaringan KPJu unggulan untuk semua kecamatan, yaitu dengan menggabungkan hasil identifikasi KPJu unggulan semua kecamatan (hasil tahap kedua). Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan metode Borda berdasarkan urutan prioritas dan nilai skor KPJu tingkat kecamatan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya (oleh pejabat tingkat kecamatan). Berdasarkan skor-terbobot yang diperoleh ditetapkan maksimal 10 KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi, yang dijadikan sebagai alternatif untuk dipilih sebagai KPJu unggulan untuk setiap sektor/subsektor. Kriteria yang digunakan untuk proses penetapan KPJu unggulan kabupaten/kota ditinjau dari aspek Input-Proses-Output, yang diuraikan menjadi 11 kriteria, yang masing-masing kriteria mempertimbangkan unsur penilaian seperti disajikan pada Tabel I-2. Analisis untuk penetapan KPJu dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (Saaty dan Vargas 2000). Bobot setiap kriteria yang digunakan adalah berdasarkan hasil Tahap Pertama. Terhadap masing-masing kriteria, dilakukan penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar alternatif KPJu menurut skala ordinal Saaty, oleh narasumber yang diperoleh melalui mekanisme Focus Group Discussion (FGD) dan pengisian kuesioner/matrik. Penilaian perbandingan (scoring) antar KPJu untuk setiap kriteria didasarkan atas unsur penilaian seperti tertuang pada Tabel I-2, baik pada kondisi saat ini dan prospeknya di masa yang akan datang. Pelaksanaan kegiatan pada tahap ini dilaksanakan di masing-masing dinas/instansi, dengan narasumber adalah pejabat dinas/instansi terkait pada tingkat kabupaten/kota yang terkait secara langsung dalam pembinaan dan pengembangan UMKM untuk semua sektor ekonomi, pejabat bank pelaksana, Bappeda, dan pengurus Asosiasi/Kadinda. Pada tahap ini dilakukan juga penilaian tingkat kepentingan sektor/subsektor ekonomi pada masing-masing kabupaten/kota dalam penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Tabel I-2. Kriteria dan Unsur Penilaian dalam Penentuan KPJu Unggulan

Kriteria Unsur Penilaian A Input 1 Tenaga kerja terampil

(Skilled) (1) Tingkat Pendidikan

(2) Pelatihan

(3) Pengalaman kerja (4) Jumlah lembaga/ sekolah ketrampilan/ pelatihan

2 Bahan baku (Manufacturing)

(1) Ketersediaan/kemudahan bahan baku

(2) Harga perolehan bahan baku (3) Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) (4) Kesinambungan bahan baku (5) Mutu bahan baku (6) Kemudahan dalam memperoleh

(7) Aspek Lingkungan 3 Modal (1) Kebutuhan investasi awal

Page 35: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-11

Kriteria Unsur Penilaian

(2) Kebutuhan modal kerja

(3) Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan 4 Sarana produksi/usaha (1) Ketersediaan/kemudahan memproleh (2) Harga B Proses 5 Teknologi (1) Ketersediaan (2) Kemudahan (memperoleh teknologi) (3) Dampak Lingkungan 6 Sosial budaya

(Faktor endogen) (1) Ciri khas lokal

(2) Penerimaan Masyarakat

(3) Turun temurun 7 Manajemen usaha Kemudahan untuk memanage

C Output 8 Ketersediaan pasar (1) Jangkauan/wilayah pemasaran (2) Kemudahan Mendistribusikan 9 Harga (1) Stabilitas harga (2) Nilai Tambah (Added Value)

10 Penyerapan tenaga

kerja Kemampuan menyerap tenaga kerja

11 Sumbangan terhadap

perekonomian wilayah Jumlah jenis usaha yg terpengaruhkarena keberadaan usaha ini (backward dan forward linkages)

Penilaian (scoring) terhadap setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka menjalankan usaha, usaha baru atau mengembangkan usaha, serta sejauh mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian. Output dari tahapan ini adalah daftar KPJu Unggulan beserta nilai skor terbobot untuk masing-masing KPJu. Berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu ditetapkan analisis berikutnya adalah menentukan 5 (lima) KPJu untuk setiap sektor/subsektor sebagai KPJu unggulan kabupaten/kota yang mempunyai nilai skor terbobot tertinggi. Tahapan berikutnya adalah menentukan KPJu unggulan lintas sektor ekonomi tingkat kabupaten/kota. Langkah-langkah proses penentuan KPJu unggulan lntas sektoral adalah sebagai berikut:

(i) Proses normalisasi nilai skor terbobot dari 5 (lima) KPJu unggulan per sektor; (ii) Analisis AHP untuk memperoleh bobot atau tingkat kepentingan masing-masing

sektor/subsektor ekonomi dalam penetapan KPJu Unggulan lintas sektor; (iii) Penggabungan KPJu unggulan setiap sektor, dan kemudian menetapkan nilai skor

terbobot setiap KPJu Unggulan berdasarkan teknik Bayes, yaitu perkalian hasil normalisasi skor terbobot KPJu unggulan per sektor hasil langkah (i) dengan nilai bobot kepentingan sektor ekonomi KPJu yang bersangkutan (hasil langkah ii);

(iv) Menetapkan 5 KPJu yang mempunyai nilai skor terbobot tertinggi (hasil langkah iii), sebagai KPJu unggulan lintas sektor.

Tahap selanjutnya adalah mengklasifikasikan KPJu unggulan berdasarkan prospek dan berdasarkan potensi kondisi saat ini. Hasil penjaringan adalah pemetaan KPJu unggulan menurut 4 kuadran seperti pada Gambar I-4.

Page 36: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-12

Gambar I-4. Pemetaan Kuadran KPJu Unggulan

Proses identifkasi alternatif kebijakan pengembangan masing-masing KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota juga dilakukan pada tahap ini. Tahap ini dilakukan dengan mekanisme FGD dengan narasumber dari pejabat dinas/instansi terkait pada tingkat kabupaten/kota. d. Tahap Empat Tahap keempat adalah proses penyaringan lebih lanjut dalam rangka menetapkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi dan lintas sektor tingkat provinsi.

1. Penentuan KPJu unggulan per sektor/subsektor pada tingkat provinsi dilakukan terhadap gabungan KPJu unggulan per sektor/subsektor pada tingkat kabupaten. Dari hasil penggabungan tersebut dilakukan penyaringan KPJu unggulan untuk setiap sektor/subsektor dengan menggunakan metode pembobotan Borda. Hasil yang diperoleh adalah maksimal 5 (lima) KPJu unggulan yang memiliki total nilai/skor tertinggi sebagai KPJu unggulan per sektor/subsektor tingkat provinsi. Fungsi Borda untuk penentuan KPJu per sektor/subsektor dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) Urutkan 5 (lima) KPJu unggulan dari prioritas tertinggi hingga terendah; (2) KPJu yang menempati urutan tertinggi dalam sektor/subsektor tersebut diberi

bobot 5, urutan kedua diberi bobot 4, dan seterusnya; (3) Ulangi proses (i) dan (ii) untuk KPJu di masing-masing kota/kabupaten administrasi; (4) Berdasarkan hasil proses (iii) skor Borda untuk KPJu-i tingkat provinsi dihitung

Skor Borda i = ∑ × )BobotSK( ijij

Keterangan: untuk setiap KPJu -i, i= 1,2... n j : subskrip kota/kabupaten administrasi (j = 1 s/d 6) SK-ij : skor urutan KPJu-i pada kota/kabupaten administrasi ke-j Bob-ij : bobot KPJu-i unggulan pada kota/kabupaten administrasi ke-j (keluaran AHP/ tahap-3).

(5) Tetapkan 5 (lima) KPJu unggulan provinsi yang mempunyai nilai skor Borda tertinggi.

Diagram alir proses penentuan KPJu unggulan setiap sektor/subsektor pada kota/kabupaten dan provinsi secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1-5.

Prospek

Potensi

Kuadran I: KPJu Unggulan dengan Prospek Baik dan Potensi yang Tinggi

Kuadran II: KPJu Unggulan dengan Prospek Baik dan Potensi yang Sedang

Kuadran IV: KPJu Unggulan dengan Prospek Cukup dan Potensi yang Sedang

Kuadran III: KPJu Unggulan dengan Prospek Cukup dan Potensi yang Tinggi

Page 37: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-13

2. Berdasarkan hasil penetapan KPJu unggulan per sektor/subsektor di tingkat provinsi, maka dilakukan pemilihan KPJu lintas sektoral tingkat provinsi dengan menggunakan Metode Bayes. Nilai skor masing-masing KPJu unggulan per sektor/subsektor yang telah dinormalisasi akan dikalikan dengan bobot sektor/subsektor ekonomi tingkat provinsi dari KPJu yang bersangkutan sehingga diperoleh nilai skor terbobot. Bobot sektor/subsektor tersebut diperoleh pada saat tahapan pembobotan tujuan dan kriteria di tingkat provinsi (FGD 1). Berdasarkan nilai skor terbobot tersebut akan ditetapkan maksimal 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektoral ditingkat provinsi.

e. Tahap Kelima Dalam rangka pendalaman KPJu unggulan lintas sektoral di tingkat provinsi, maka dilakukan analisis posisi masing-masing KPJu unggulan berdasarkan perspektif Product Life Cycle (PLC). Siklus hidup produk atau product life cycle adalah suatu konsep yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk (Levitt, 1978). Konsep ini lebih lanjut dikembangkan oleh Kotler (1997) utamanya dalam hal perumusan cara untuk pengembangannya. Analisis ini dapat menggambarkan posisi KPJu Unggulan berada pada posisi tahap introduksi, tahap pertumbuhan (growth), tahap matang (mature) dan cenderung menurun (decline). Kedudukan KPJu unggulan pada tahap daur produk tertentu akan memberikan perencanaan kegiatan yang harus dilakukan terhadap KPJu unggulan tersebut agar terdapat peningkatan kemampuan bertahannya sebagai KPJu unggulan Propinsi Lampung. Tahap dalam daur hidup produk (Product Life Cycle) menurut (Levitt, 1978) 1. Tahap Perkenalan / Introduction

Priode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk ini diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.

2. Tahap Pertumbuhan / Growth Ketika berada pada tahap tumbuh, periode penerimaan pasar yang cepat dan konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat.

3. Tahap Kedewasaan / Maturity Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang.

4. Tahap Penurunan / Decline Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan dan akhirnya mati.

Prespektif product life cycle ditentukan tidak berdasarkan evaluasi ekonomi, namun berdasarkan evaluasi teknis dengan memperhatikan prospek dan potensi KPJu unggulan lintas sektoral tingkat propinsi dengan narasumber SKPD, perbankan dan institusi terkait lainnya dalam mekanisme Forum Group Disscussion (FGD) pada tingkat propinsi. Kriteria prospek digambarkan pada prespektif (a) kesesuaian dengan kebijakan pemda; KPJu unggulan yang teridentifikasi didukung oleh kebijakan pemda berupa kebijakan yang mendorong pengembangan KPJu tersebut dan diperkuat dengan peraturan atau program daerah, (b) prospek pasar; KPJu unggulan yang teridentifikasi masih memiliki penjualan dan pertumbuhan yang tinggi, (c) minat investor; KPJu unggulan yang teridentifikasi masih menarik minat investor untuk investasi di KPJu tersebut, (d) dukungan dan program pembangunan infrastruktur usaha; ada tidaknya infrastruktur yang dilakukan pemerintah untuk mendukung pengembangan KPJu unggulan baik secara langsung maupun tidak langsung, (e) risiko terhadap lingkungan; prediksi kemungkinan dampak (resiko) negatif yang terjadi terhadap lingkungan sebagai akibat dari

Page 38: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-14

kegiatan KPJu unggulan tersebut, (f) tingkat persaingan; kemampuan daya saing KPJu terhadap produk baru sejenis di pasar. Sedangkan kriteria potensi dilihat dari prespektif penawaran dan permintaan (supply-demand). Penentuan posisi product life cycle KPJu unggulan yang didasarkan pada evaluasi prospek dan potensi adalah sebagai berikut :

(1) Tahap introduksi, dimana KPJu unggulan memiliki potensi sedang dan memiliki prospek yang kurang

(2) Tahap pertumbuhan (Growth), dimana KPJu unggulan memiliki potensi sedang dan memiliki prospek cukup atau baik.

(3) Tahap matang (maturity), dimana KPJu unggulan memiliki potensi tinggi dan prospek cukup atau baik

(4) Tahap penurunan (decline), dimana KPJu unggulan memiliki potensi tinggi dan prospek kurang

Pada analisis ini dimungkinkan memposisikan KPJu unggulan pada KPJu dengan nilai potensi atau prospek yang tidak diakomodir pada empat aturan diatas sebagai misal potensi tinggi dan prospek cukup, maka KPJu tersebut berada pada tahap matang cenderung turun. Suatu komoditi/produk/jenis usaha dapat memiliki andil besar terhadap sumbangan pembentukan inflasi di masing-masing wilayah. Oleh karena itu, KPJu unggulan lintas sektoral yang telah teridentifikasi juga dianalisis seberapa besar peranannya dalam pembentukan inflasi di tingkat provinsi. Analisis sumbangan inflasi KPJu unggulan dilakukan dengan mengamati data inflasi yang dikeluarkan dan diolah oleh instansi yang berwenang, yaitu Biro Pusat Statistik Propinsi Lampung. Apabila KPJu tersebut bukan merupakan penyumbang inflasi secara langsung, maka analisis dilakukan terhadap komoditi-komoditi pembentuknya atau produk turunannya yang merupakan barang yang dikonsumsi secara langsung. f. Tahap Kenam Berdasarkan hasil penentuan KPJu unggulan daerah, baik menurut sektor/subsektor ekonomi maupun lintas sektoral, akan diberikan rekomendasi kebijakan atau saran-saran pengembangan yang diperoleh berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD), baik di tingkat kota/kabupaten administrasi maupun provinsi. Rekomendasi kebijakan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, dinas/instansi terkait, perbankan dan para stakeholders sebagai referensi dalam pembuatan kebijakan lebih lanjut. Demikian pula dengan fungsi Bank Indonesia sebagai advisor maupun penyedia data dan informasi dapat diimplementasikan dari hasil penelitian ini.

Page 39: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-15

Mulai

Penilaian Tujuan

Memenuhi standar CI

+ > 10% Standar

Penggabungan pendapat Revisi

Penilaian kriteria berkaitan dengan

tujuan

Memenuhi standar CI

+ > 10% Standar

Penggabungan pendapat Revisi

Perhitungan vertikal – bobot kriteria

terhadap Ultimate Goal

Penilaian kriteria berkaitan dengan

tujuan

Memenuhi standar CI

+ > 10% Standar

Penggabungan pendapat Revisi

Perhitungan vertikal – bobot kriteria

A

T

Y

Y Y

T

T

Y

Y Y

T

Y T Y

T

Y

Page 40: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

I-16

Gambar I-5. Diagram Alir Proses Penentuan KPJu Unggulan Setiap Sektor/Subsektor pada

Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan Metode AHP

A

Penilaian KPJu Unggulan untuk setiap sektor/sub

sektor di Kab/kota

Memenuhi standar CI + > 10% CI

Penggabungan pendapat

Revisi

Penetapan 5 KPJu setiap sektor/sub sektor

Normalisasi bobot KPJu sektor/sub sektor

Perhitungan bobot KPJu setiap sektor/sub sektor

Kab/kota

Penetapan KPJu Unggulan Provinsi

Selesai

T

Y

T Y

Y

Page 41: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-1

BAB II PROFIL DAERAH 2.1. PROVINSI LAMPUNG

2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Provinsi Lampung terletak pada 103o40’ – 105o50’ Bujur Timur dan 6o45’ – 3o45’ Lintang Selatan. Daerah Provinsi Lampung (Gambar II-1) meliputi areal dataran seluas 35.377 km2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera, dan dibatasi oleh :

• Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, di Sebelah utara • Selat Sunda, di Sebelah selatan • Laut Jawa, di Sebelah timur • Samudra Indonesia, di Sebelah barat

Gambar II-1. Peta Wilayah Provinsi Lampung

Provinsi Lampung memiliki luas wilayah sebesar 3.528.835 ha yang terdiri atas 14 kabupaten, 214 kecamatan dan 2.463 desa/keluaran. Kabupaten yang terluas adalah Kabupaten Lampung Barat dengan luas mencapai 495.040 ha. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kota Metro dengan luas wilayah 6.179 ha.

Bab 2

Page 42: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-2

Tabel II-1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

No Kabupaten/Kota Ibu kota Luas Wilayah (ha) Persentase

1. Kabupaten Lampung Barat Liwa 495.040 14 2. Kabupaten Tanggamus Kota Agung 273.161 8 3. Kabupaten Lampung Selatan Kalianda 200.701 6 4. Kabupaten Lampung Timur Sukadana 433.789 14 5. Kabupaten Lampung Tengah Gunung Sugih 478.982 12 6. Kabupaten Lampung Utara Kotabumi 272.563 8 7. Kabupaten Way Kanan Blambangan Umpu 392.163 11 8. Kabupaten Tulang Bawang Menggala 438.584 12 9. Kabupaten Pesawaran Gedong Tataan 117.377 3 10. Kabupaten Pringsewu Pringsewu 62.500 2 11. Kabupaten Mesuji Mesuji 218.400 6 12. Kabupaten Tulang Bawang Barat Panaragan 120.100 3 13. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung 19.296 1 14. Kota Metro Metro 6.179 0

Sumber : Provinsi Lampung dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Kawasan barat Provinsi Lampung merupakan daerah pegunungan yang menjadi bagian dari rangkaian Bukit Barisan. Data Provinsi Lampung, tercatat setidaknya terdapat 56 gunung yang ada di Provinsi Lampung dengan 3 gunung yang memiliki tinggi diatas 2.000 meter. Dibagian selatan terdapat 3 buah tanjung yakni Tanjung Tua, Tanjung Rata dan Tanjung Cina yang membentuk teluk yang besar; Teluk Semangka dan Teluk Lampung. Selain merupakan daratan di Pulau Sumatera, wilayah Provinsi Lampung juga mencakup pulau-pulau kecil yang berada disekitarnya. Provinsi Lampung dilewati oleh beberapa aliran sungai yang cukup besar. Beberapa daerah aliran sungai (DAS) antara lain : Way Tulang Bawang, Way Seputih, Way Semangka, Way Sekampung, Way Jepara, Way Rarem, Way Belu dan lain-lain. Fungsi dari sungai-sungai ini disamping untuk irigasi, sebagian berfungsi sebagai alat perhubungan yang sangat penting terutama Way Mesuji dan Way Tulang Bawang (way = sungai). Propinsi Lampung merupakan wilayah daratan dengan topografi wilayah yang berupa pegunungan dan bukit, yang berada pada ketinggian 0-1.500 meter dpl. Wilayah ini memiliki perairan umum berupa sungai dan danau. Iklim daerah Lampung termasuk tropis basah, dengan curah hujan beragam antara 1.297 - 2.660 mm/tahun. Data tahun 2011 menyebutkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yang mencapai 411,6 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. Suhu udara di Provinsi Lampung berkisar antara 21oC – 34,3oC.

c. Demografi

Jumlah penduduk Provinsi Lampung menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung pada tahun 2011 berjumlah 7.691.007 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 3.964.479 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 3.726.528 jiwa. Berdasarkan data tersebut, rasio jenis kelamin di Provinsi Lampung sebesar 106,39, yang berarti pada setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 106 jiwa penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk Provinsi Lampung berkisar 218 jiwa/km2. Namun, kepadatan penduduk di Provinsi Lampung tidak tersebar merata pada seluruh provinsi tersebut. Kepadatan

Page 43: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-3

penduduk Kota Bandar Lampung mencapai 4.619,48 jiwa/km2 diikuti Kota Metro yang mencapai 2.379,83 jiwa/km2. Kabupaten Pringsewu menempati urutan ketiga, dengan kepadatan penduduk sebesar 590,94 jiwa/km2. Sebaliknya wilayah kabupaten Lampung Barat memiliki kepadatan penduduk terendah tercatat 85,57 jiwa/km2, seperti disajikan dalam Tabel II-2. Tabel II-2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung,

2011 No Kabupaten/ Kota Penduduk Rumah Tangga Kepadatan 1 Lampung Barat 423.586 110.072 85,57 2 Tanggamus 542.439 132.593 198,58 3 Lampung Selatan 922.397 235.465 459,59 4 Lampung Timur 961.971 255.926 221,76 5 Lampung Tengah 1.183.427 312.742 247,07 6 Lampung Utara 590.620 145.335 216,69 7 Way Kanan 410.532 107.131 104,68 8 Tulang Bawang 402.226 106.910 91,71 9 Pesawaran 403.178 101.279 343,49 10 Pringsewu 369.336 93.981 590,94 11 Mesuji 189.442 51.407 86,74 12 Tulang Bawang Barat 253.429 67.360 211,01 13 Bandar Lampung 891.374 213.222 4.619,48 14 Metro 147.050 67.360 2.379,83

Sumber : Provinsi Lampung dalam Angka 2012

Pertumbuhan penduduk di Provinsi Lampung pada tahun 2010-2011 adalah sebesar 1,08% dari jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 7.608.405 jiwa. Pada Tabel II-2, juga dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga yang ada di Provinsi Lampung adalah sebesar 1.969.960 rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga rata-rata 3,90 jiwa. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa rata-rata rumah tangga di Provinsi Lampung memiliki 2 orang anak. Berdasarkan umur, penduduk di Provinsi Lampung dapat digambarkan seperti piramida, dimana jumlah penduduk usia muda lebih banyak dibandingkan penduduk usia tua. Apabila dirinci pada skala 5 tahun, penduduk provinsi tersebut banyak terdapat pada usia 10-14 tahun. Berdasarkan struktur produktifitasnya, kelompok umur penduduk dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu kelompok umur belum produktif (0-14 tahun), kelompok umur produktif (15-65 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas). Jumlah penduduk Provinsi Lampung berdasarkan kelompok umur tersebut disajikan pada Tabel II-3. Tabel II-3. Penduduk Provinsi Lampung Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah Persentase 1. 0 – 14 2.263.973 29,44 2. 15 – 64 5.053.278 65,70 3. 65 ke atas 373.757 4,86

Sumber : Provinsi Lampung dalam Angka 2012

Page 44: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-4

2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Provinsi Lampung berfokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, dan tebu. Pada beberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Selain hasil bumi, Lampung juga merupakan kota pelabuhan (liverpoolnya Sumatra) karena Lampung adalah pintu gerbang untuk masuk ke Pulau Sumatra. Dari hasil bumi yang melimpah tumbuhlah banyak industri-industri seperti di daerah pesisir Panjang, daerah Natar, Tanjung Bintang, dan Bandar Jaya. Pemerintah Propinsi Lampung mencanangkan tahun kunjungan wisata. Jenis wisata yang dapat dikunjungi di Lampung adalah wisata budaya, seperti: Kampung Tua di Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau dan Krui di Lampung Barat serta Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri di Lampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Festival Teluk Stabas di Lampung Barat, Festival Way Kambas di Lampung Timur. Sebagai gerbang Sumatera, di Lampung sangat potensial berkembang berbagai jenis industri. Mulai dari industri kecil (kerajinan) hingga industri besar, terutama di bidang agrobisnis. Industri penambakan udang termasuk salah satu tambak yang terbesar di dunia setelah adanya penggabungan usaha antara Bratasena, Dipasena dan Wachyuni Mandira.

b. Sumber Daya Manusia

Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam upaya pemerintah daerah mengurangi jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk yang berada dalam usia kerja didefinisikan dengan batasan umur, dimana umur 15 tahun ke atas dianggap sebagai usia kerja. Dari data pada Tabel II-3 terlihat bahwa jumlah penduduk usia kerja di Provinsi Lampung mencapai 5.435.626 jiwa atau 70,56%. Jumlah tersebut mencakup penduduk yang dikelompokkan dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Tabel II-4. Penduduk Provinsi Lampung Berusia 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Kegiatan

Utama No Uraian Jumlah Persentase 1 Angkatan Kerja 3.696.066 68,00 Bekerja 3.482.301 94,22 Tidak bekerja 213.765 5,78 2 Bukan Angkatan Kerja 1.739.560 32,00 Sekolah 343.518 19,75

Mengurus rumah tangga 1.167.545 67,12 Lainnya 228.497 13,13

Sumber : Provinsi Lampung dalam Angka 2012 Penduduk Provinsi Lampung yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, yaitu sebesar 33,75% dari seluruh tenaga kerja yang bekerja atau 1.175.268 jiwa. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi besar dalam penyediaan lapangan kerja adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel. Berdasarkan data tersebut, dapat diasumsikan bahwa sektor yang sangat potensial dikembangkan di Provinsi Lampung adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Namun, sektor-sektor lain, juga potensial untuk dikembangkan, terutama sektor perdagangan, restoran dan hotel, serta sektor jasa-jasa. Tabel II-5. Penduduk Provinsi Lampung yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Page 45: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-5

No. Uraian Jumlah Persentase 1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1.175.268 33,75 2. Pertambangan dan penggalian 27.239 0,78 3. Industri pengolahan 358.572 10,30 4. Listrik dan air bersih 3.636 0,10 5. Bangunan 162.881 4,68 6. Perdagangan, restoran dan hotel 605.747 17,40 7. Angkutan dan komunikasi 129.625 3,72 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 40.446 1,16 9. Jasa-jasa 438.887 12,60 Jumlah 3.482.301 100,00

Sumber : Provinsi Lampung dalam Angka 2012

2.1.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk transportasi darat. Guna mendukung transportasi darat, pemerintah provinsi telah membangun jalan sepanjang 2.340 km. Pada tahun 2011, panjang jalan provinsi maupun panjang jalan negara tidak mengalami perubahan sejak tahun 2010, seperti disajikan dalam Tabel II-6. Sementara panjang jalan tidak mengalami kenaikan, jumlah kendaraan bermotor di Lampung mengalami kenaikan dalam jumlah cukup besar khususnya mobil penumpang yang mengalami kenaikan sebesar 13,67% dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Peningkatan yang lebih besar terjadi pada mobil barang yang mencapai 14,80%. Tabel II-6. Statistik Transportasi Lampung

Uraian 2009 2010 2011 Panjang Jalan (km)

• Jalan Negara 1.004 1.160 1.160 • Jalan Provinsi 2.370 2.340 2.340

Jumlah Kendaraan (unit) • Mobil Penumpang 83.659 93.758 106.571 • Mobil Barang 74.335 81.678 93.764 • Mobil Bus 3761 3.824 3.845 • Sepeda Motor 1.521.330 1.600.030 1.874.742

Sumber: Provinsi Lampung dalam Angka 2012

Page 46: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-6

Gambar II-2. Peta Lintas Provinsi Lampung

Akses menuju Provinsi Lampung dapat menggunakan berbagai alternatif transportasi, seperti menggunakan jalur darat, jalur udara melalui Bandara Raden Inten II, dan jalur laut melalui Pelabuhan Bakauheni. Akses menuju Provinsi Lampung melalui jalur darat dapat melewati jalan lintas tengah Sumatera, jalan lintas timur Sumatera dan jalan lintas barat Sumatera. Secara keseluruhan, kondisi jalan akses menuju Lampung dalam kondisi yang baik. Namun, untuk jalan lintas Sumatera (status jalan nasional), sering mengalami kerusakan akibat beban jalan yang tinggi dan melebihi kapasitas karena dilintasi oleh kendaraan barang dari seluruh daerah.

b. Prasarana Air Bersih dan Listrik

Jumlah Perusahaan Air Bersih di Provinsi Lampung tahun 2011 ada 52 perusahaan, seluruhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah/Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada tahun 2011, jumlah perusahaan air bersih di Provinsi Lampung masih tetap sama pada tahun sebelumnya dan belum mengalami peningkatan. Dari 52 perusahaan air bersih tersebut, 44 perusahaan (84,62%) menggunakan air permukaan (sungai, danau, waduk, embung/mata air) sebagai sumber air utama, dan 8 perusahaan lainnya (15,38%) menggunakan sumber air utama dari air tanah dalam. Kapasitas terpasang (potensial) Perusahaan Air Bersih tahun 2011 mengalami penurunan 43 liter per detik (2,16%), yaitu dari 1.991 liter per detik tahun 2010 menjadi 1.948 liter per detik tahun 2011. Sedangkan untuk kapasitas produksi efektif pada periode yang sama mengalami kenaikan dari 1.286 liter per detik menjadi 1.397 liter per detik, atau naik sebanyak 111 liter per detik (8,36%). persentase kapasitas produksi efektif terhadap kapasitas terpasang (potensial) tahun 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 64,59% menjadi 71,71%.

Page 47: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-7

Tabel II-7. Pelanggan, Daya Terpasang, Produksi dan Distribusi Listrik di Provinsi Lampung, 2007-2011

Tahun Pelanggan Daya Tersambung (KVA)

Produksi Listrik (MWh)

Listrik Terjual (MWh)

2011 1.227.606 1.447.727 1.357.134 2.425.940 2010 1.037.981 1.226.601 2.606.813 2.259.450 2009 925.175 1.062.897 2.318.417 2.024.027 2008 904.878 1.033.759 2.163.460 1.902.300 2007 788.970 869.781 1.698.633 150.222

Sumber: PT.PLN (Persero) wilayah Lampung 2012 Kebutuhan listrik di Provinsi Lampung sebagain besar disuplai oleh PT. PLN Wilayah Lampung. Produksi listrik perusahaan tersebut terus meningkat naik seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan dan daya listrik yang terjual. Produksi listrik yang terjual pada tahun 2011 mencapai 2.455.940 mWh, naik 8,70% dibandingkan pada tahun 2010, sedangkan produksi listrik pada tahun 2011 mencapai 3.159.757 mWh. Jumlah pelanggan listrik di tahun 2011 sebanyak 1.227.606, jumlah tersebut meningkat 2,24% dibanding tahun 2010 (1.037.981). Pelanggan terbanyak adalah kelompok rumah tangga sebesar 95,21%, diikuti kelompok bisnis 2,48%, sosial 1,97%, dan kelompok lainnya 0,34%.

c. Prasarana Pos dan Komunikasi

Prasarana komunikasi di Provinsi Lampung, salah satunya dilayani oleh PT Pos Indonesia. Apabila dilihat dari data yang ada, maka jumlah pengiriman surat oleh PT Pos Indonesia menurun, pada 2 tahun terakhir. Hal tersebut dikarenakan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di provinsi tersebut. Namun, untuk pengiriman paket semakin meningkat, begitu pula dengan pengiriman dalam bentuk wesel. Prasarana komunikasi lain di Provinsi Lampung adalah penggunaan telepon, terutama telepon seluler. Selama periode 2010-2011, terjadi peningkatan jumlah pengguna telepon seluler dan komputer. Pengguna telepon seluler meningkat dari 71,73% menjadi 81,25% dan penggunaan komputer meningkat dari 5,75% menjadi 8,12%. Kemudahan yang diperoleh dengan menggunakan telepon seluler dan biaya yang fleksibel, berakibat pada menurunnya pengguna telepon dari 5,46% tahun 2010 menjadi 4,14% tahun 2011. Penggunaan internet lebih banyak berada di daerah perkotaan, karena lebih banyak dan lebih mudah dalam mengakses internet, dari 7,2% penduduk Lampung. Dalam penggunaan internet tersebut tidak banyak perbedaan antara pengguna laki-laki maupun perempuan.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan salah satu prasarana yang wajib dimiliki oleh suatu daerah dalam pengembangannya. Prasarana pendidikan di Provinsi Lampung terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun ajaran 2011, di Provinsi Lampung terdapat 4.565 sekolah dasar, 1.226 SLTP, dan 476 SMU serta 316 SMK. Peningkatan fasilitas pendidikan tersebut terjadi terutama pada pendidikan tingkat dasar SD dan SLTP karena program wajib belajar.

Page 48: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-8

Tabel II-8. Jumlah Sekolah di Provinsi Lampung Menurut Jenis Sekolah, 2007/2008 - 2011/2012

Jenis Sekolah 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Sekolah Dasar 4.563 4.565 4.599 4.553 4.565 SLTP 1.172 1.147 1.202 1.142 1.226 SMU 359 390 387 476 476 SMK 222 245 263 316 316 SLB 8 11 12 12 16 Perguruan Tinggi 63 75 75 75 72 SPBMA/STM Pertanian 8 8 8 8 -

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Lampung 2011 Tabel II-9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenis Sekolah di Provinsi Lampung,

2011/2012 Jenis Sekolah Status Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru

Sekolah Dasar Negeri 4.317 888.391 65.888 Swasta 248 57.060 3.878 Jumlah 4.565 945.451 69.766

SLTP Negeri 649 223.587 16.017 Swasta 577 96.626 11.847 Jumlah 1.226 320.213 27.864

SMU Negeri 208 79.028 6.335 Swasta 268 83.619 6.360 Jumlah 476 162.547 13.695

SMK Negeri 72 35.776 2.421 Swasta 244 77.268 4.564 Jumlah 316 93.302 6.985

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Lampung 2011 Berdasarkan data pada Tabel II-6, menunjukkan bahwa jumlah guru di Provinsi Lampung cukup banyak. Jumlah guru mencukupi dengan perbandingan seorang guru dapat mengajarkan sekitar 12 hingga 14 orang murid, dengan perbandingan yang seperti itu, diharapkan kualitas pendidikan di Provinsi Lampung dapat meningkat. Pada tingkat Sekolah Dasar, perbandingan guru dengan murid adalah 1:13,55. Perbandingan tersebut merupakan perbandingan terbesar apabila dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lainnya. Namun, apabila diperbandingkan ketersediaan guru antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, maka rasio perbandingan jumlah guru dengan jumlah murid lebih banyak pada sekolah negeri.

e. Prasarana Kesehatan

Salah satu faktor yang penting dalam peningkatan perekonomian daerah adalah prasarana kesehatan. Oleh sebab itu, prasarana kesehatan di Provinsi Lampung terus ditingkatkan. Hingga tahun 2011, tercatat 45 rumah sakit, 88 rumah bersalin, 273 puskesmas dan 7.785 posyandu di Provinsi Lampung.

Page 49: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-9

Tabel II-10. Banyaknya Fasilitas di Provinsi Lampung, 2008-2011

Tahun Rumah Sakit

Rumah Bersalin Puskesmas Posyandu

Klinik/ Balai

Kesehatan Polides

2008 32 104 261 7.615 232 314 2009 33 60 261 7.625 223 314 2010 42 59 269 7.617 262 314 2011 45 88 273 7.785 420 1.675

Sumber: Provinsi Lampung dalam Angka 2012 Fasilitas kesehatan termasuk juga dengan tenaga kesehatan yang melayaninya. Keberadaan prasarana kesehatan tanpa ada pendukung tenaga kesehatan yang memadai tidaklah cukup. Oleh sebab itu, tenaga kesehatan di Provinsi Lampung terus ditingkatkan baik dalam jumlah maupun mutunya. Pada tahun 2011, jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Lampung sebanyak 16.306 orang, yang berarti rasio tenaga kesehatan berbanding dengan penduduk adalah 1 : 471,67. Perbandingan tersebut cukup besar, namun belum berarti pula bahwa kualitas pelayanan yang diterima tidak cukup baik. Tabel II-11. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Provinsi Lampung, 2008-2011

Tahun Tenaga Kesehatan Non Tenaga Kesehatan Jumlah 2008 10.771 2.900 13.671 2009 14.370 3.641 18.011 2010 9.867 3.808 13.675 2011 14.206 2.100 16.306

Sumber: Provinsi Lampung dalam Angka 2012, diolah

2.2. KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa berada pada koordinat : 4o47'16" - 5º56'42" Lintang Selatan dan 103º35'8" - 104º33'51" Bujur Timur. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1991 tertanggal 16 Juli 1991 dan diundangkan pada tanggal 16 Agustus 1991, dengan batas :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung tengah dan Kabupaten Tanggamus.

• Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Indonesia dan Selat Sunda.

Wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki luas 4.951,28 km2 atau 13,99% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani. Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara administratif terdiri dari 25 kecamatan, seperti disajikan dalam Tabel II-12. Tabel II-12. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat Menurut Kecamatan Tahun 2011 No Kecamatan Ibukota Luas (km2) Persentase 1. Pesisir Selatan Biha 409,17 8,26 2. Bengkunat Pardasuka 215,03 4,34 3. Bengkunat Belimbing Kota Jawa 943,70 19,06 4. Ngambur Negeri Ratu 327,17 6,61

Page 50: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-10

No Kecamatan Ibukota Luas (km2) Persentase Ngambur

5. Pesisir Tengah Pasar Krui 120,64 2,44 6. Karya Penggawa Kebuayan 211,13 4,26 7. Pesisir Utara Kuripan 127,88 2,58 8. Lemong Lemong 454,99 9,19 9. Balik Bukit Pasar Liwa 175,63 3,55

10. Sukau Buay Nyerupa 223,10 4,51 11. Belalau Kenali 217,93 4,40 12. Sekincau Pampangan 118,28 2,39 13. Suoh Sumber Agung 170,77 3,45 14. Batu Brak Pekon Balak 261,55 5,28 15. Sumberjaya Tugu Sari 195,38 3,95 16. Way Tenong Mutara Alam 116,67 2,36 17. Gedung Surian Gedung Surian 87,14 1,76 18. Way Krui Gunung Kemala 40,92 0,83 19. Krui Selatan Way Napal 36,25 0,73 20. Lumbok Seminung Lumbok 22,40 0,45 21. Bandar Negeri Suoh Sri Mulyo 170,85 3,45 22. Pagar Dewa Basungan 110,19 2,23 23. Batu Ketulis Bakhu 103,70 2,09 24. Air Hitam Semarang Jaya 76,23 1,54 25. Kebun Tebu Pura Jaya 14,58 0,29

Jumlah 4.951,28 100,00 Sumber : Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2012

b. Topografi dan iklim

Secara topografi, Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yakni: • Daerah dataran rendah, ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut • Daerah berbukit, ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut • Daerah pegunungan, ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan

laut.

Keadaan wilayah sepanjang pantai pesisir barat umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian barat laut Kabupaten Lampung Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.808 m), Bukit Palalawan (1.753 m), dan Bukit Tababjan (1.413 m), sedangkan di bagian selatan terdapat beberapa gunung dan bukit yaitu Bukit Penetoh (1.166 m), Bukit Bawanggutung (1.1042 m), Gunung Sekincau (1.718 m),Pegunungan Labuan Balak (1.313 m), Bukit Sipulang (1.315 m). Di sebelah Timur dan Utara terdapat pula Gunung Pesagi (2.127 m), Gunung Subhanallah (1.623 m), Gunung Ulumajus (1.789 m), Gunung Siguguk (1.779 m), dan Bukit Penataan (1.688 m). Akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan, maka Lampung Barat memiliki 2 (dua) zone iklim yaitu Zone A (jumlah bulan basah > 9 bulan) terdapat di bagian barat Taman Bukit Barisan Selatan termasuk Krui dan Bintuhan, serta Zone BL (jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan data curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Lampung Barat berkisar antara 2.500 - 3.000 milimeter setahun.

Page 51: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-11

c. Demografi

Jumlah penduduk di Lampung Barat pada tahun 2011 sebanyak 423.586 jiwa yang terdiri atas 225.021 penduduk laki-laki dan 198.565 penduduk perempuan. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Barat adalah 118,88 jiwa/km2 dengan tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada kecamatan Lumbok Seminung dengan tingkat kepadatan 300,04 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk yang paling rendah terdapat pada kecamatan Bengkunat Belimbing dengan tingkat kepadatan 25,20 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung Barat dapat dikatakan rendah, yaitu 0,11% per tahun pada tahun 2010-2011. Tabel II-13. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Barat Menurut

Kecamatan, 2011

No Kecamatan Jumlah Sex Ratio Kepadatan Penduduk

1 Pesisir Selatan 21.578 109,07 52,73 2 Bengkunat 7.524 111,23 34,99 3 Bengkunat Belimbing 23.783 115,62 25,20 4 Ngambur 17.770 109,58 54,31 5 Pesisir Tengah 18.171 108,74 150,62 6 Karya Penggawa 14.138 111,17 66,96 7 Pesisir Utara 9.434 122,57 73,77 8 Lemong 14.242 116,77 31,30 9 Balik Bukit 35.558 108,75 202,45 10 Sukau 20.371 110,71 91,30 11 Belalau 11.978 115,82 54,96 12 Sekincau 17.566 113,28 148,51 13 Suoh 17.629 118,94 103,23 14 Batu Brak 12.827 110,73 49,04 15 Sumberjaya 22.784 107,58 116,61 16 Way Tenong 31.065 106,56 266,26 17 Gedung Surian 14.278 126,44 163,85 18 Way Krui 8.222 107,47 200,92 19 Krui Selatan 8.417 109,59 232,19 20 Lumbok Seminung 6.721 127,14 300,04 21 Bandar Negeri Suoh 25.423 124,68 148,80 22 Pagar Dewa 19.566 129,86 150,99 23 Batu Ketulis 14.150 126,44 177,56 24 Air Hitam 11.510 114,82 150,99 25 Kebun Tebu 18.881 110,87 257,83 Jumlah 423.586 118,88

Sumber : Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2012

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kondisi geografis Lampung Barat yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan serta lautan yang luas menjadikan kabupaten ini memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Mulai dari pemandangan alamnya yang penuh pesona juga produk hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Sumber daya alam ini sangat potensial sebagai bahan baku industri dan jika dilakukan penanganan pasca panen yang baik, dapat menjadi komoditas ekspor dalam bentuk bahan mentah atau raw material.

Page 52: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-12

Dalam bidang pertanian khususnya holtikultura, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayur mayur terbesar di Provinsi Lampung. Ada empat kecamatan yang merupakan penghasil sayuran terbesar di Kabupaten Lampung Barat, yaitu Kecamatan Way Tenong, Sekincau, Balik Bukit, dan Sukau. Keempat kecamatan ini telah menyuplai beberapa jenis sayuran antara lain kentang, cabai merah, kubis, labu siam, tomat, wortel, buncis, dan sawi dengan luas panen dan jumlah produksi makin meningkat dari tahun ke tahun. Ditambah lagi dengan daya dukung dan perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Barat begitu besar, sehingga Kabupaten Lampung Barat mampu menjadi pendistribusi sayur-mayur ke daerah–daerah lain seperti Bandar Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Padang, dan mulai juga menyuplai sebagian Jabotabek. Lampung Barat memiliki klimatologi yang sesuai untuk budidaya berbagai jenis tanaman hias. Wilayah kecamatan yang sesuai untuk pengembangan tanaman hias meliputi Kecamatan Sumberjaya, Gedung Surian, Way Tenong, Sekincau, Belalau, Batu Brak, Balik Bukit, dan Sukau dengan luas ± 248.857 m². Kabupaten Lampung Barat sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan (± 64% dari luas wilayah daratan kabupaten) dengan komoditas unggulan mencakup damar, kayu, tanaman gaharu, lebah madu dan sutera alam/kokon. Sedangkan potensi perikanan tangkap dari laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi antara lain ikan layaran, ikan setuhuk (Blue Merlin), Cakalang dan Tuna. Selain hasil tangkapan dilaut Kabupaten Lampung Barat juga mempunyai lahan yang sangat baik sebagai lahan budidaya ikan air tawar yang harus dikembangkan.

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat jumlah tenaga kerja yang ada. Penduduk Kabupaten Lampung Barat yang berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2011 berjumlah 498.751 jiwa dengan jumlah angkatan kerja 205.048 jiwa dan bukan angkatan kerja 88.655 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Lampung Barat tersebut, angkatan kerja yang kegiatan utamanya bekerja sebanyak 197.537 jiwa atau 96,34% dari total angkatan kerja. Tabel II-14. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha, Tahun 2011

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase Pertanian 114.391 48.465 162.856 82,44 Industri 6.161 499 6.660 0,33 Jasa-jasa 15.833 12.188 28.021 18,19 Jumlah 136.385 61.152 197.537 100,00

Sumber : Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2012 Penduduk Kabupaten Lampung Barat sebagain besar bekerja pada sektor pertanian (82,44%). Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi pada sektor pertanian untuk dikembangkan dan sektor tersebut memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian Kabupaten Lampung Barat, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.

Page 53: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-13

2.2.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Di Kabupaten Lampung Barat, prasarana dan sarana transportasi hanya terbatas pada perhubungan darat berupa kendaraan roda dua dan roda empat atau lebih. Secara geografis wilayah ini diuntungkan karena dilalui oleh jalan Lintas Barat Sumatera, akibatnya mobilitas penduduk, barang dan jasa dari dan ke wilayah Kabupaten Lampung Barat ini cukup tinggi, sehingga dibutuhkan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik. Panjang jaringan jalan di wilayah Kabupaten Lampung Barat menurut statusnya adalah jalan nasional dengan panjang 329,60 km (22,35%), jalan propinsi dengan panjang 62,39 km (4,23%), dan jalan kabupaten dengan panjang 1.082,77 km (73,42%), sehingga total panjang jalan yang ada di Kabupaten Lampung Barat sepanjang 1.474,76 km (73,42%). Dengan komposisi panjang jalan yang ada, maka dalam lima tahun ke depan diperlukan penambahan panjang dan peningkatan kondisi jalan kabupaten, sehingga dapat lebih menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat. Peningkatan panjang dan kondisi jalan kabupaten tersebut, menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Lampung Barat. Prioritas pembangunan jalan di Lampung Barat akan mempercepat keterbukaan daerah yang selama ini terisolasi dari daerah luar.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Peningkatan pelayanan air bersih merupakan salah satu kegiatan penting Pemerintahaan Kabupaten Lampung Barat. Penyediaan dan pelayanan kapasitas air bersih di Kabupaten Lampung Barat dipelihara oleh PDAM yang terdiri dari 11 PDAM. Sebagian besar pelanggan PDAM adalah rumah tangga sebanyak 900.106 m3 air yang disalurkan, disusul oleh instansi pemerintah sebanyak 49.111 m3, hotel sebanyak 44.534 m3 dan terakhir badan sosial/tempat ibadah sebanyak 17.792 m3. Tabel II-15. Banyaknya air yang diproduksi dan disalurkan oleh PAM di Kabupaten

Lampung Barat

Nama PDAM Produksi Pelanggan Disalurkan ke

Pelanggan Terpasang Aktif PDAM Krui - - - - PDAM Liwa 510.708 1.693 1.636 510.708 PDAM Sukau 393.853 1.146 1.109 393.853 PDAM Kenali 135.169 474 459 135.169 PDAM Sukabumi 181.090 780 673 181.090 PDAM Giham Sukamaju 66.228 286 286 66.228 PDAM Pugung Tampak 82.814 361 269 82.814 PDAM Kembahang 68.198 279 279 68.198 PDAM Way Petai - - - - PDAM Way Tebu 127.980 317 313 127.980 PDAM Padang Dalom 307.322 834 828 307.322 Jumlah 1.873.362 6.170 5.852 1.873.362

Sumber : Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2011 Listrik merupakan kebutuhan mendasar bagi sebagian besar masyarakat dan merupakan sarana penting bagi perkembangan suatu daerah/kota. Penyediaan listrik di Kabupaten Lampung Barat dilayani oleh PT. PLN. Jumlah pelanggan di Kabupaten Lampung Barat tahun 2011 sebanyak 44.034 lebih banyak dibandingkan tahun 2010 sebesar 40.450. Dengan

Page 54: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-14

jumlah pelanggan listrik tersebut, daya yang terjual pada tahun 2011 sebesar 46.524.892 kWh.

c. Prasarana Komunikasi

Kondisi layanan telekomunikasi dan informasi di wilayah Kabupaten Lampung Barat tersedia telepon, telepon selular, telegram, ORARI, televisi, radio dan kantor pos. Jumlah pelanggan telepon di Kabupaten Lampung Barat sebanyak 1.350 yang tersebar di dua wilayah yaitu Balik Bukit dan Pesisir Tengah. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Jumlah wesel pos yang dikirim di kabupaten Lampung Barat sebanyak 22.143 dengan nilai Rp 38.546.207.378, sedangkan yang dibayar sebanyak 29.068 dengan nilai Rp 36.181.385.063.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Lampung Barat sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Prasarana tersebut terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah sekolah yang disediakan maupun tenaga pengajar. Sekolah TK di Kabupaten Lampung Barat sebanyak 113 unit yang tersebar di 25 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 278 unit dan 47 unit Madrasah Ibtidaiyah. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 83 unit SMP dan 41 unit Madrasah Tsanawiyah. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 37 unit dan 20 unit Madrasah Aliyah. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 selengkapnya disajikan dalam Tabel II-16. Perbandingan tenaga pengajar yang ada di Kabupaten Lampung Selatan dengan murid yang ada adalah 1 : 13, hal tersebut berarti setiap tenaga pengajar dapat mendidik rata-rata 13 orang. Jumlah perbandingan tersebut tidaklah besar, sehingga dapat diasumsikan bahwa tenaga pengajar di Kabupaten Lampung Barat telah mencukupi. Tabel II-16. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2011 Sekolah Jumlah Sekolah Guru Murid

TK 113 311 4.232 SD 278 3.239 47.425 Madrasah Ibtidaiyah 47 544 4920 SMP 83 1182 17.138 Madrasah Tsanawiyah 41 720 4.318 SMA 37 770 12.391 Madrasah Aliyah 20 368 1.749 Jumlah 619 7.134 92.173

Sumber :Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2012

e. Prasarana Kesehatan

Prasarana kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan daerah. Kabupaten Lampung Barat memiliki prasarana kesehatan, seperti : satu rumah sakit umum (RSUD), 18 puskesmas, 59 puskesmas pembantu, dan 3 rumah bersalin. Jumlah fasilitas kesehatan tersebut tidak meningkat dalam 2 tahun terakhir, meskipun apabila dibandingkan dengan periode 2010/2011 jumlah puskesmas perawatan dan puskesmas meningkat.

Page 55: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-15

Prasarana kesehatan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2011 sebanayk 33 orang dokter umum, 5 orang dokter gigi, 5 orang dokter spesialis, 420 bidan atau perawat dan 149 tenaga kesehatan lainnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat, tenaga kesehatan tersebut perlu ditingkatkan. Tabel II-17. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011

Tahun Puskesmas Perawatan Puskesmas Puskesmas

Pembantu Klinik

Bersalin 2009/2010 9 18 59 3 2010/2011 8 11 59 3 2011/2012 9 18 59 3

Sumber :Kabupaten Lampung Barat dalam Angka 2012

2.3. KABUPATEN TANGGAMUS

2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Letak geografis Kabupaten Tanggamus berada pada 104o18’–105o12’ Bujur Timur dan 5o05’–5o56’ Lintang Selatan. Secara admistratif letak geografis Kabupaten Tanggamus di batasi oleh tiga wilayah daratan dan satu wilayah laut pada sisi-sisinya. Selain itu ditengah-tengah wilayah Kabupaten Tanggamus juga terdapat ibukota kabupaten yaitu Kota Agung. Batas wilayah Kabupaten Tanggamus :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Tengah; • Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat; • Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Tanggamus memiliki luas sebesar 2.855,46 km2 yang terbagi menjadi 20 kecamatan dengan 302 keluarahan atau pekon. Luas Kabupaten Tanggamus tersebut belum termasuk dengan wilayah laut yang dimiliki kabupaten tersebut seluas 1.799,50 km2. Sehingga apabila dijumlahkan, Kabupaten Tanggamus memiliki luas wilayah sebesar 4.684,96 km2. Tabel II-18. Luas Kabupaten Tanggamus Dirinci per Kecamatan

No. Nama Kecamatan Ibu kota Luas (km2) Persentase

1. Wonosobo Tanjung Kurung 209,63 7,34 2. Semaka Sukaraja 170,9 5,98 3. Bandar Negeri Semuong Sanggi 98,12 3,43 4. Kota Agung Kota Agung 76,93 2,69 5. Pematang Sawa Way Nipah 185,29 6,49 6. Kota Agung Barat Negara Batin 101,3 3,55 7. Kota Agung Timur Kagungan 73,33 2,57 8. Pulau Panggung Tekad 437,21 15,31 9. Ulu Belu Ngarip 323,08 11,31

10. Air Naningan Air Naningan 186,35 6,53 11. Talang Padang Talang padang 45,13 1,58 12. Sumberejo Margoyoso 56,77 1,99

Page 56: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-16

No. Nama Kecamatan Ibu kota Luas (km2) Persentase

13. Gisting Kuta Dalom 32,53 1,14 14. Gunung Alip Banjar Negeri 25,68 0,90 15. Pugung Rantau Tijang 232,4 8,14 16. Bulok Sukamara 51,68 1,81 17. Cukuh Balak Putih Doh 133,76 4,68 18. Kelumbayan Napal 121,09 4,24 19. Kelumbayan Barat Sidoarjo 240,61 8,43 20. Limau Napal 53,67 1,88

Tanggamus 2.855,46 Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Kabupaten Tanggamus memiliki luas wilayah 4.684,96 km2 yang meliputi wilayah daratan maupun perairan. Topografi wilayah daratan Kabupaten Tanggamus bervariasi antara dataran rendah hingga dataran tinggi. Satu dari dua teluk besar yang ada di Propinsi Lampung terdapat di Kabupaten Tanggamus yaitu Teluk Semaka dengan panjang daerah pantai 200 km dan sebagai tempat bermuaranya 2 (dua) sungai besar yaitu Way Sekampung dan Way Semaka. Selain kedua sungai tersebut, terdapat beberapa sungai yang melintasi Kabupaten Tanggamus, antara lain : Way Pisang, Way Gatal, Way Semah, Way Sengharus, Way Bulok dan Way Semong. Kabupaten Tanggamus juga memiliki daratan tinggi yang merupakan daerah berbukit dan bergunung. Tercatat terdapat 5 gunung yang berada di wilayah Kabupaten Tanggamus, yaitu Gunung Tanggamus (2.102 m) di Kecamatan Kota Agung, Gunung Suak (414 m) di Kecamatan Cukuh Balak, Gunung Pematang Halupan (1.646 m) di Kecamatan Wonosobo, Gunung Rindingan (1.508 m) di Kecamatan Pulau Panggung dan Gunung Gisting (786 m) di Kecamatan Gisting. Wilayah Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropical pantai dan dataran pegunungan dengan temperatur udara yang sejuk dengan rata-rata 28°C. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Tanggamus bersuhu sedang, hal ini disebabkan karena ditilik berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut, Kabupaten Tanggamus berada pada ketinggian 0 sampai dengan 2.155 meter.

c. Demografi

Penduduk di suatu wilayah dapat menjadi salah satu pendorong dalam perkembangan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus tahun 2011 sebesar 542.439 jiwa dengan rasio jenis kelamin 110,11. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus mencapai 190 jiwa/km2 dengan tingkat penyebarannya yang tidak merata. Kecamatan Gisting merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi, yaitu mencapai 1118,84 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan paling rendah adalah Kecamatan Kelumbayan Barat dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 47,38 jiwa/km2. Tabel II-19. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten

Tanggamus Tahun 2011

Page 57: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-17

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan (jiwa/km2)

1. Wonosobo 43.472 207,37 2. Semaka 16.505 96,58 3. Bandar Negeri Semuong 18.411 187,64 4. Kota Agung 39.812 517,51 5. Pematang Sawa 15.777 85,15 6. Kota Agung Barat 20.975 207,06 7. Kota Agung Timur 17.835 243,22 8. Pulau Panggung 32.252 73,77 9. Ulu Belu 39.812 123,23

10. Air Naningan 27.345 146,74 11. Talang Padang 43.495 963,77 12. Sumberejo 31.483 554,57 13. Gisting 36396 1118,84 14. Gunung Alip 17.451 679,56 15. Pugung 52.394 225,45 16. Bulok 19.744 382,04 17. Cukuh Balak 21.317 159,37 18. Kelumbayan 10.863 89,71 19. Kelumbayan Barat 11.400 47,38 20. Limau 17.217 320,79

Tanggamus 542.439 189,97 Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka 2012 Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tanggamus sebesar 1,01% dibandingkan jumlah penduduk tahun 2010. Berdasarkan kelompok umur, penduduk di Kabupaten Tanggamus yang berusia muda lebih banyak dibandingkan dengan penduduk di usia tua, dengan demikian, apabila digambarkan, komposisi penduduk Kabupaten Tanggamus berbentuk piramida. Apabila kelompok umur tersebut dikategorikan dalam 3 kelompok berdasarkan usia produktif, maka sebagain besar penduduk di Kabupaten Tanggamus berada dalam kelompok usia produktif (66,16%). Tabel II-20. Jumlah Penduduk Kabupaten Tanggamus Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur Jumlah Persentase 1 0 - 14 162.695 29,99 2. 15 – 64 353.456 66,16 3. 65 tahun ke atas 26.288 4,85

Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka 2012

2.3.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam di Kabupaten Tanggamus sangat besar, hal tersebut dapat dilihat dari terdapatnya kawasan budidaya tanaman baik pada lahan basah maupun pada lahan kering. Potensi sumber daya alam tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, pengembangan tanaman perkebunan, serta pengembangan peternakan dan perikanan. Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Tanggamus dilakukan pada

Page 58: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-18

sentra khusus peternakan, yang juga mendapatkan perhatian dari kabupaten-kabupaten lainnya, salah satunya karena keberhasilan mengembangkan budidaya Kambing Boerawa. Potensi lain yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus adalah kawasan hutan lindung seluas 141.181,35 ha yang tersebar pada 10 register, yang memiliki peran yang penting dalam menjaga sisitem hidrologi dan menanggulangi efek global warming. Potensi kawasan hutan lindung tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus dengan pola hutan kemasyarakatan (HKM) yang saat ini telah dicanangkan pada areal hutan seluas 400.000 ha. Pemanfaatan lain dari sumber daya tersebua adalah pemanfaatan hasil hutan yang berupa kayu. Bahan tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di Kabupaten Tanggamus yang sangat potensial untuk dikembangkan. Beberapa bahan tambang yang berpotensi untuk dikembangkan, antara lain : penggalian emas dan bahan galian, seperti granit dan batu pualam atau marmer. Kawasan pertambangan yang terdiri dari bahan galian/tambang golongan C yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus tersebar pada seluru kecamatan, kecuali Kecamatan Semaka, Klumbayan, Adiluwuh, Ulu Belu, dan Sumber Rejo. Potensi sumber daya alam lain yang berkaitan dengan pertembangan adalah sumber energi panas yang berupa sumber air panas dan panas bumi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pembangkit energi listrik alternatif. Namun, untuk pemanfaatan bahan tambang, terutama bahan galian C, terdapat persoalan agar pemanfaatan sumber daya tersebut tetap dapat menjaga ekosistem lingkungan. Potensi sumber daya alam lain yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus digunakan juga sebagai lokasi wisata alam mauapun wisata bahari, antara lain :

• Wisata Bahari ada sebanyak 31 lokasi yang tersebar di Kecamatan Wonosobo, Kota Agung, Pematang Sawa, Kota Agung Barat, Cukuh Balak, Kelumbayan dan Limau;

• Wisata alam ada sebanyak 10 lokasi yang tersebar di beberapa kecamatan; serta • Jenis objek wisata lainnya seperti obyek wisata alam tirta, alam buatan maupun

wisata budaya.

b. Sumber Daya Manusia

Upaya peningkatan sumber daya manusia bertilik tolak pada upaya pembangunan bidang pendidikan. Sejarah perkembangan bangsa-bangsa didunia menunjukkan bahwa keunggulan sumber daya alam berbagai bidang tidak semata-mata tergantung pada keunggulan sumber daya alam yang dimilikinya, melainkan keunggulan kualitas sumber daya manusia yang unggul. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan akan semakin baik kualitas sumber daya manusia. Masalah ketenagakerjaan juga merupakan aspek yang mendasar dalam pembangunan karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi berkaitan dengan kebutuhan manusia akan pekerjaan dalam rangka memperoleh pendapatan, yaitu secara langsung berhubungan dengan daya beli untuk dapat hidup layak. Sedangkan dimensi sosial berkaitan dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan induvidu untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan. Tenaga kerja dituntut memiliki kualitas tertentu untuk menjamin pekerja mendapatkan perlindungan dan penghasilan yang memadai untuk dapat hidup layak.

Page 59: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-19

Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2011 di Kabupaten Tanggamus adalah 261.780 orang, menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 280.695 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai angka 68,99%. Untuk mengetahui banyaknya pengangguran dapat dilihat dari Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Tanggamus sebesar 5,02%, lebih rendah dibandingkan dengan TPT rata-rata Provinsi Lampung sebesar 5,78%. Dengan terobosan-terobosan baru dibidang penyediaan lapangan kerja pada di tahun-tahun terakhir ini diharapkan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Tanggamus berhasil ditekan seminimal mungkin.

2.3.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Selain sektor Pertanian, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa adalah transportasi dan sarana pendukungnya. Sarana pendukung utama dalam transportasi darat adalah jalan beserta kualitasnya, dan juga jembatan yang menghubungkan antar daerah yang sebelumnya dibatasi oleh sungai. Semakin banyak kondisi jalan yang ada, akan semakin baik perputaran roda perekonomian didaerah tersebut. Panjang jalan yang tersedia juga berpengaruh terhadap daerah-daerah yang selama ini masih terisolir. Sarana perhubungan darat di Kabupaten Tanggamus terdiri dari 1.272,33 km jalan kabupaten, 378,96 km jalan provinsi dan 95,60 km jalan nasional yang terdiri dari permukaan aspal, kerikil dan tanah.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Pada tahun 2011 jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Tanggamus sebanyak 2.992 pelanggan dengan jumlah pelanggan di jenis rumah tangga mencapai 2.795 pelanggan dengan banyaknya air yang disalurkan sebanyak 457.349 m3, sedangkan jenis pelanggan sosial khusus sebanyak 55 pelanggan dengan banyaknya air yang disalurkan sebesar 186.171 m3. Untuk kran umum yang disediakan oleh pihak Pemerintahan Kabupaten Tanggamus melalui PDAM sebanyak 52 unit Kran umum dengan debit air yang disalurkan sebanyak 22.268 m3.

c. Prasarana Komunikasi

Menyadari pentingnya teknologi bagi kemajuan ekonomi, sarana komunikasi bagi masyarakat di tingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Oleh karena itu teknologi informasi juga mendapat perhatian dalam pembangunan di Kabupaten Tanggamus. Salah satunya adalah sarana telekomunikasi telepon yang di punggawai oleh PT. Telkom. Banyaknya jumlah pelanggan dan SST pada tahun 2011 di Kabupaten Tanggamus menurut data yang diterima dari PT. Telkom cabang Kota Agung sebanyak 3.382 pelanggan dan 3.455 SST.

d. Prasarana Pendidikan

Pada sektor pendidikan dasar terdapat perkembangan yang cukup menggembirakan. Perkembangan tersebut berupa meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pendidikan dasar yang tersedia, baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Hal ini dapat di asumsikan bahwa hak penduduk untuk memperoleh pendidikan semakin mudah diperoleh. Sebab

Page 60: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-20

penduduk tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk sekedar menempuh pendidikan dasar. Setiap tahunnya kualitas pendidikan di Kabupaten Tanggamus menuju kearah yang lebih baik, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka melek huruf pada tahun 2011 jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, walaupun kenaikan itu tidak terlalu signifikan, yakni sekitar 0,15%. Dimana pada tahun 2010 angka melek huruf sebesar 95,32% sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi 95,47%. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011 sebesar 7,40 tahun atau setara kelas 1 SMP. Sedangkan banyaknya murid, mulai dari SD/MI, SMP, SMU sampai SMK pada tahun 2011 adalah sebesar 109.344. Banyaknya jumlah sekolah di Tanggamus terdiri dari 463 sekolah dasar, 145 Sekolah Menengah Pertama, dan 41 Sekolah Menengah Umum. Tabel II-21. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Tanggamus

Jenjang Pendidikan Kepemilikan Sekolah Murid Guru SD Negeri 402 63.551 5.082

Swasta 7 1.343 132 SLTP Negeri 44 14.724 988

Swasta 25 5.180 400 SMU Negeri 13 4.961 385

Swasta 23 2.262 284 SMK Negeri 3 1.236 98

Swasta 12 2.184 223 Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka 2011

e. Prasarana Kesehatan

Salah satu fasilitas umum yang harus ada di sebuah daeraeh adalah fasilitas kesehatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus pada tahun 2011, fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten tersebut terdiri atas : 2 unit rumah sakit, 5 unit rumah bersalin, 22 unit puskesmas induk, 55 unit puskesmas pembantu, dan 15 unit balai pengobatan, serta 8 apotik. Masih dari data yang sama, dapat diuraikan bahwa pada setiap kecamatan memiliki minimal 1 unit puskesmas induk dan 1 unit puskesmas pembantu, sehingga dapat dikatakan bahwa prasarana kesehatan di Kabupaten Tanggamus telah tersebar merata pada semua kecamatan. Tenaga kesehatan yang melayani masyarakat Kabupaten Tanggamus secara keseluruhan berjumlah 541 orang, baik tenaga medis maupun non medis. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus secara keseluruhan, maka perbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk adalah 1 : 1.002, yang berarti setiap tenaga kesehatan rata-rata melayani 1.002 orang. Jumlah tersebut sangat besar, sehingga tenaga kesehatan di Kabupaten Tanggamus perlu untuk ditingkatkan, baik dalam jumlah maupun mutu.

2.4. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Lampung Selatan terletak antara105o14’ sampai dengan 105o45’ Bujur Timur dan 5o15’ sampai dengan 6o Lintang Selatan. Luas Kabupaten Lampung Selatan secara keseluruhan adalah 2.007,01 km2 dengan Kecamatan Natar sebagai kecamatan terluas, yaitu 213,77 km2. Sedangkan wilayah paling kecil adalah Kecamatan Way Panji dengan luas 38,45

Page 61: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-21

km2. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan, secara administrasi terbagi menjadi 17 kecamatan dengan 248 desa. Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur;

Sebelah selatan : berbatasan dengan Selat Sunda; Sebelah barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran; Sebelah timur : berbatasan dengan Laut Jawa.

Tabel II-22. Luas Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2011

Kecamatan Ibukota Luas (Km2) Persentase

1. Natar Merak Batin 213,77 10,65 2. Jati Agung Marga Agung 164,47 8,19 3. Tanjung Bintang Jati Baru 129,72 6,46 4. Tanjung Sari Kerto Sari 103,32 5,15 5. Katibung Tanjung Ratu 175,77 8,76 6. Merbau Mataram Merbau Mataram 113,94 5,68 7. Way Sulan Karang Pucung 46,54 2,32 8. Sidomulyo Sidorejo 122,53 6,11 9. Candipuro Titiwangi 84,69 4,22 10. Way Panji Sidoharjo 38,45 1,92 11. Kalianda Kalianda 161,40 8,04 12. Rajabasa Banding 100,39 5,00 13. Palas Bangunan 171,39 8,54 14. Sragi Kuala Sekampung 81,92 4,08 15. Penengahan Pasuruan 132,98 6,63 16. Ketapang Bangun Rejo 108,60 5,41 17. Bakauheni Hatta 57,13 2,85 Jumlah 2007,01 100,00

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Kabupaten Lampung Selatan merupakan daratan dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Di Kalianda sebagai pusat kota, misalnya mempunyai tinggi 17 m dari permukaan laut. Kabupaten Lampung Selatan memiliki beberapa sungai yang penting antara lain, Way Sekampung, Way Jelai, Way Ketibung, Way Pisang dan Way Gatal. Pada umumnya, sungai-sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi (irigasi) sawah dengan pembuatan dam. Kabupaten Lampung Selatan terdiri atas beberapa pulau. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Sebuku dan Pulau Rakata Tua. Kabupaten Lampung Selatan memiliki beberapa gunung. Gunung tertinggi adalah Gunung Rajabasa di Kecamatan Rajabasa, dengan ketinggian 1.280 m, sedangkan sungai terpanjang di adalah Way Kandis, dengan panjang 50 km dan daerah aliran seluas 336 km2. Kabupaten Lampung Selatan bagian selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk besar yaitu Teluk Lampung. Iklim di Kabupaten Lampung Selatan sama halnya dengan daerah lain di Indonesia. Iklimnya dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti di daratan

Page 62: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-22

sentra Asia dan Australia pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka daerah Lampung Selatan tidak terasa adanya musim peralihan (pancaroba) antara musim kemarau dan musim hujan. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah tropis, dengan curah hujan rata-rata 222,0 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari/bulan. Temperaturnya berselang antara 23,2oC - 33,6oC dengan kelembaban relatif antara 56,0% sampai dengan 96,0%. Sedangkan tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Lampung Selatan adalah 1005,2 Nbs dan 1013,2 Nbs. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Bulan Agustus.

c. Demografi

Penduduk merupakan salah satu sumber daya yang sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian suatu daerah. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2011 berjumlah 922.397 jiwa, yang terdiri dari 476.053 jiwa laki-laki dan 446.344 perempuan. Sex ratio penduduk atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan 106,66 yang berarti bahwa setiap 100 jiwa perempuan terdapat 106 laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 439 jiwa/km2, tingkat kepadatan penduduk tersebut berdesa-beda pada setiap kecamatannya, kepadatan penduduk yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Natar dengan jumlah 809 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk yang paling rendah terjadi pada Kecamatan Tanjung Sari dengan jumlah 265 jiwa/km2. Tabel II-23. Banyaknya Penduduk, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan di

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Kecamatan Jumlah Sex Ratio Kepadatan Penduduk

1. Natar 172.849 105.24 809 2. Jati Agung 104.158 108.15 633 3. Tanjung Bintang 69.316 104.93 534 4. Tanjung Sari 27.401 105.78 265 5. Katibung 62.089 107.13 353 6. Merbau Mataram 47.150 106.84 414 7. Way Sulan 21.495 106.94 462 8. Sidomulyo 57.885 106.36 472 9. Candipuro 50.801 105.66 600 10. Way Panji 16.518 102.25 430 11. Kalianda 82.008 110.25 508 12. Rajabasa 20.995 112.41 209 13. Palas 54.072 104.46 315 14. Sragi 31.997 105.46 391 15. Penengahan 36.059 108.18 271 16. Ketapang 46.617 106.81 429 17. Bakauheni 20.987 107.89 369 Jumlah 922.397 106.66 439

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2012 Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2010-2011 adalah sebesar 1,08%. Tingkat pertumbuhan penduduk tersebut lebih rendah daripada rata-rata

Page 63: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-23

tingkat pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 10 tahun sejak tahun 2000 hingga tahun 2010. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Lampung Selatan meningkat seiring dengan peningkatan penduduk. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2011 meningkat 2,02% dari tahun 2010. Tabel II-24. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kategori Umur

No Kategori Umur Jumlah Persentase 1 0 – 14 271.507 29,43 2 15 – 64 604.752 65,56 3 65 tahun ke atas 46.138 5,01

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2012 Berdasarkan kategori umur, penduduk Kabupaten Lampung Selatan dapat digambarkan seperti piramida dimana jumlah penduduk usia muda lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia tua. Sedangkan apabila kelompok umur tersebut dikelompokkan lagi, maka akan terlihat bahwa penduduk di Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar berusia produktif (604.752 jiwa) yaitu sebesar 65,56%.

2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Lampung Selatan memiliki sumber daya alam yang sangat berpotensial untuk dikembangkan. Sebagian besar sumber daya alam di Kabupaten Lampung Selatan dimanfaatkan untuk sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Tanaman pangan merupakan salah satu hasil produksi dari sumber daya alam yang ada di kabupaten tersebut. Lahan pertanian di Kabupaten Lampung Selatan sangat berpotensial untuk menanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan ubi kayu. Sedangkan untuk tanaman buah-buahan, Kabupaten Lampung Selatan sangat berpotensial untuk mengembangkan budidaya tanaman pisang, durian dan mangga. Dari sektor perkebunan, Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi untuk pengembangan budidaya tanaman kelapa sawit, meskipun areal tanaman perkebunan yang paling luas pada tahun 2010 di kabupaten tersebut adalah kelapa sawit. Sumber daya alam lain yang dimiliki oleh Kabupaten Lampung Selatan berpotensial untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan sektor perikanan, baik perikanan darat maupun perikanan air laut. Pemanfaatan dengan cara budidaya minapadi merupakan salah satu cara penggunaan potensi sumber daya alam yang ada. Selain itu, Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki wilayah laut juga dapat dimafaatkan dengan budidaya tambak maupun penangkapan ikan di laut.

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Lampung Selatan salah satunya dapat dilihat dari sisi jumlah penduduk dalam usia produktif. Pada tahun 2011, penduduk umur 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan mencari kerja sebesar 67,93% dari total keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas, atau biasa disebut dengan tingkat pastisipasi angkatan kerja. Angka tersebut menurun dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 72,22%. Tabel II-25. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di

Lampung Selatan Tahun 2009-2011

Page 64: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-24

No Jenis Kegiatan Utama 2009 2010 2011 1 Angkatan kerja 453.168 457.640 436.726 Bekerja 419.673 403.675 410.925 Menganggur 33.495 53.965 25.801 2 Bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah

tangga dan lainnya) 204.701 175.999 206.194

Jumlah 657.869 633.639 642.920 TPAK (%) 68,88 72,22 67,93 Tingkat pengangguran (%) 7,39 11,79 5,91

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2012 Berdasarkan data yang ada pada Kabupaten Lampung Selatan, sebagian besar penduduk bekerja pada sektor jasa-jasa (46,66%), kemudian pada sektor pertanian (35,99%) dan sektor yang dapat menampung tenaga kerja yang paling sedikt di kabupaten tersebut adalah sektor industri. Berdasarkan data tersebut, dapat diuraikan bahwa sektor jasa-jasa berpotensial untuk dikembangkan. Namun, apabila dilihat dari selisih persentase antara sektor jasa dan pertanian, maka sektor pertanian juga memiliki potensi untuk dikembangkan 2.4.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Kabupaten Lampung Selatan dilalui oleh jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten yang masing-masing sebesar 120,52 km, 131,99 km, dan 1.240,44 km. Mayoritas jenis permukaan jalan adalah aspal dengan kondisi jalan baik. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat disediakan fasilitas 15 jenis angkutan umum dengan lintasan trayek yang bervariasi di seluruh wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Alat transportasi lainnya yaitu 434 mobil penumpang, 107 bus, dan 3.931 mobil barang. Apabila dilihat dari perkembangan jalan yang ada dan pertumbuhan kendaraan bermotor, maka perkembangan tersebut mencukupi. Tabel II-26. Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi dan Kelas Jalan

di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010

Keadaan Panjang Jalan

Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten 2010 2011 2010 2011 2010 2011

Jenis permukaan Aspal - - - - - 862,64 Kerikil - - - - - 288,85 Tanah - - - - - 87,98 Tidak dirinci 120,52 120,52 131,99 131,99 - 0,98 Jumlah 120,52 120,52 131,99 131,99 - 1.240,45 Kondisi jalan Baik - - - - 256,28 537,27 Sedang - - - - 156,46 4,48 Rusak ringan - - - - 234,68 64,96 Rusak berat - - - - 221,88 633,73 Jumlah - - - - 869,30 1.240,44

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2011

Page 65: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-25

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Sektor ketenagalistrikan di Kabupaten Lampung Selatan disuplai oleh PLN ranting/sub ranting Kalianda, Sutami, Natar dan Sidomulyo. Pada tahun 2011, produksi listrik di Kabupaten Selatan mencapai 109.766 mWh, jumlah tersebut meningkat 13,67% dari tahun 2010. Jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Lampung Selatan semakin meningkat seiring dengan perkembangan daerah. Jumlah pelanggan PLN meningkat dari 164.016 pelanggan pada tahun 2010, menjadi 182.148 pelanggan pada tahun 2011. Peningkatan tersebut juga diiringi dengan peningkatan jumlah daya yang terpasang. Penggunaan Air bersih di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011 berjumlah 11.781 pelanggan, hal ini meningkat dibandingkan tahun 2010 dengan 8.620 pelanggan. Dengan jumlah pelanggan terbesar 10.963 yaitu konsumen rumah tangga. Di ikuti pelanggan lainnya (instansi pemerintah, niaga, industri dan khusus) berjumlah 546 pelanggan. Sedangkan konsumen sosial berjumlah 272 pelanggan. Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan tersebut, jumlah air yang tersalurkan juga meningkat. Pada tahun 2011, jumlah air minum yang tersalurkan mencapai 2.449 m3.

c. Prasarana Komunikasi

Telekomunikasi merupakan suatu media yang sangat penting dalam mempercepat kemajuan pembangunan disuatu daerah. Salah satu media komunikasi yang sekarang banyak digunakan adalah internet. Dampak datangnya teknologi internet dan email dalam kehidupan masyarakat dapat diperkirakan sebagai salah satu penyebab turunnya volume aktifitas kantor pos, ini dapat dilihat dari data kantor pos yang berfluktuasi di akhir-akhir tahun ini. Namun, kantor pos Kabupaten Lampung Selatan masih melayani pengiriman surat, pengiriman paket barang kepada masyarakat. Banyaknya surat yang dikirim lewat PT Pos Indonesia Kalianda tahun 2011 sebanyak 33.924 surat, dengan rincian 28.763 kilat, 4.660 terdaftar, dan 501 surat luar negeri. Paket pos yang dikirim 3.132 buah. Banyaknya wesel pos yang dikirim sebanyak 27.935 lembar dengan nilai sebesar Rp 34.333.496.466. Volume tabungan melalui PT. Pos Indonesia Kalianda tahun 2011 sebanyak 40.355 dengan nilai Rp 91.296.905.065.

d. Prasarana Pendidikan

Jumlah sekolah umum di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 872 sekolah, yang terdiri dari 553 sekolah negeri dan 319 sekolah swasta. Untuk tingkat TK terdapat 170 sekolah dengan jumlah murid dan guru yang tercatat masing-masing sebanyak 6.825 murid dan 687 guru. Pada tingkat SD, lebih dari 95% adalah sekolah negeri sedangkan untuk tingkat SMP, jumlah sekolah swasta lebih banyak dari sekolah negeri dan persentase sekolah negeri tidak sampai 40%. Tingkat SMA/K tidak jauh beda dengan SMP dimana persentase SMA/K negeri hanya 26,74% dan sisanya adalah lembaga swasta. Tabel II-27. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Jenjang Pendidikan Kepemilikan Sekolah Murid Guru SD Negeri 473 106.864 3.434 Swasta 6 1.080 42 SLTP Negeri 49 19.544 1.296 Swasta 83 13.475 753 SMU Negeri 21 6.779 500 Swasta 61 5.373 659

Page 66: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-26

Jenjang Pendidikan Kepemilikan Sekolah Murid Guru SMK Negeri 8 1.959 227 Swasta 29 6.427 429

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka 2012 Rasio guru dan murid di Kabupaten Lampung Selatan untuk tingkat sekolah dasar rata-rata 35,0, sedangkan untuk tingkat SLTP sebesar 16,11 dan untuk SMU 10,48, serta untuk SMK 12,78. Rata-rata rasio tersebut menunjukkan bahwa untuk tingkat SLTP dan selanjutnya, jumlah guru yang ada di Kabupaten Lampung Selatan telah mencukupi, sedangkan untuk tingkat SD, jumlah guru di kabupaten tersebut perlu untuk ditambahkan. Rasio jumlah guru dan murid dapat menjadi salah satu indicator kualitas pendidikan di Kabupaten Lampung Selatan, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan pendidikan di kabupaten tersebut.

e. Prasarana Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dikatakan relatif lengkap. Pada tahun 2011, jumlah sarana kesehatan terdiri dari 2 rumah sakit umum, 37 rumah bersalin, 24 puskesmas, 76 puskesmas pembantu, 21 apotik, 60 klinik, 936 posyandu, dan 46 praktek dokter/bidan yang tersebar pada semua kecamatan. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dalam hal kesehatan adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan secara keseluruhan berjumlah 1.128 orang. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Selatan, maka rasio tenaga kerja dengan penduduk adalah 817,72. Rasio tersebut termasuk angka yang besar, sehingga perlu dijumlahkan tenaga kesehatan di kabupaten tersebut.

2.5. KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara astronomis, Kabupaten Lampung Timur membentang pada : 105°15’ BT ⎯106°20’ BT dan 4°37’ LS ⎯ 5°37’ LS. Ibukota Kabupaten Lampung Timur berkedudukan di Sukadana. Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan:

• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Kecamatan Seputih Surabaya, dan Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

• Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, Propinsi Banten dan DKI Jakarta. • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan

Ketibung, Kecamatan Palas, dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya,

Kota Metro dan Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah kurang lebih 5.325,03 km2 atau sekitar 15% dari total wilayah Propinsi Lampung (total wilayah Lampung sebesar 35.376 km2). Kabupaten Lampung Timur terbagi menjadi 24 kecamatan dengan 264 desa. Kecamatan yang memiliki wi;ayah paling luas adalah Kecamatan Sukadana dengan luas 75.675,50 ha, sedangkan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Bumi Agung dengan luas 7.317,47 ha.

Page 67: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-27

Tabel II-28. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan Ibukota Luas (Ha) Persentas

Metro Kibang Margosobo 7.677,83 1,44 Batanghari Banar Joyo 14.887,95 2,80 Sekampung Sumber Gede 14.834,39 2,79 Marga Tiga Tanjung Harapan 25.072,94 4,71 Sekampung Udik Pugung Raharjo 33.912,45 6,37 Jabung Negara Basin 26.784,54 5,03 Pasir Sakti Sumberejo 19.393,83 3,64 Waway Karya Mulyo Sari 21.107,32 3,96 Marga Sekampung Peniangan 17.732,34 3,33 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 19.498,73 3,66 Mataram Baru Negeri Agung 7.956,11 1,49 Bandar Sribhawono Wana 18.570,67 3,49 Melinting Mataram Baru 13.929.74 2,62 Gunung Pelindung Sribhawono 7.852,25 1,47 Way Jepara Braja Sakti 22.926,92 4,31 Braja Selebah Braja Harjosari 24.760,68 4,65 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 48.551,22 9,12 Sukadana Sukadana 75.675,50 14,21 Bumi Agung Donomulyo 7.317,47 1,37 Batanghari Nuban Sukorejo Nuban 18.068,84 3,39 Pekalongan Pekalongan 10.012,81 1,88 Raman Utara Kota Raman 16.136.91 3,03 Purbolinggo Taman Fajar 22.203,37 4,17 Way Bungur Tumbuh Subur 37.683,19 7,07 Jumlah 532.503,00 100,00

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Dari segi topografi Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima daerah yaitu: • Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung, Sukadana,

Sekampung Udik dan Labuhan Maringgai. • Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit,

dengan kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 50 meter sampai 200 meter dpl.

• Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi kawasan pantai pada bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada sepanjang sungai juga merupakan sebagian hilir dari Way Seputih dan Way Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl dengan kemiringan 0% hingga 3%.

• Daerah rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter dpl.

• Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung dan Way Jepara.

Page 68: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-28

Kabupaten Lampung Timur memiliki 5 buah gunung dengan ketinggian antara 150 – 250 m, dan satu buah bukit dengan ketinggian 100 m. Gunung-gunung dan bukit tersebut adalah Gunung Tiha, Gunung Kemuning, Gunung Mirah, Gunung Tamiang, Gunung Pawiki, serta Bukit Salupa. Wilayah Kabupaten Lampung Timur sebagian besar berada pada pulau Sumatera, namun kabupaten tersebut juga memiliki beberapa pulau, yaitu Pulau Segama Besar, Pulau Segama Kecil, Pulau Basa, Pulau Gosong Serdang, Pulau Gosong Layang-Layang dan Pulau Karya Pematang. Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan klasifikasi iklim menurut Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama enam bulan yaitu pada bulan Desember – Juni dengan temperatur rata-rata 24-34°C.Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2000-2500 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi di Bulan Januari dan terendah terjadi pada Bulan September. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya didominasi oleh tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuning-kuningan, latosol coklat kemerahan, latosol merah, hidromorf kelabu, alluvial hidromorf, regosol coklat kekuningan, latosol merah kekuningan, alluvial coklat kelabu dan latosol merah.

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 berdasarkan hasil proyeksi penduduk sebesar 961.971 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 493.976 orang, perempuan sebanyak 467.995 orang dan perbandingan sex ratio sebesar 105,55. Jumlah penduduk tersebut meningkat sebesar 1,09% dari jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2010 yang sebesar 951.639 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 sebesar 181 jiwa/km2, namun kepadatan penduduk tersebut tidak merata pada masing-masing kecamatan. Kecamatan Pekalongan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu 456 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Way Bungur dengan tingkat kepadatan sebesar 59 jiwa/km2. Tabel II-29. Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Timur Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan Jumlah Sex Ratio Kepadatan Penduduk

Metro Kibang 20.932 104.47 273 Batanghari 55.194 101.27 371 Sekampung 60.468 103.46 408 Marga Tiga 43.866 106.58 175 Sekampung Udik 68.783 105.61 203 Jabung 47.056 106.52 176 Pasir Sakti 34.783 106.13 179 Waway Karya 34.828 104.83 165 Marga Sekampung 26.317 107.42 148 Labuhan Maringgai 66.463 107.87 341 Matram Baru 26.962 105.44 339 Bandar Sribhawono 46.634 106.75 251 Melinting 24.897 108.15 179 Gunung Pelindung 21.281 106.23 271 Way Jepara 51.627 106.80 225 Braja Selebah 21.969 107.46 89

Page 69: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-29

Kecamatan Jumlah Sex Ratio Kepadatan Penduduk Labuhan Ratu 41.835 107.95 86 Sukadana 64.789 107.05 86 Bumi Agung 17.115 101.85 234 Batanghari Nuban 41.437 105.19 229 Pekalongan 45.700 104.44 456 Raman Utara 36.149 104.67 224 Purbolinggo 40.588 102.62 183 Way Bungur 22.298 103.47 59 Jumlah 961.971 105,55 181

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012 Dilihat dari kategori umur, maka komposisi penduduk di Kabupaten Lampung Timur dapat digambarkan sebagai piramida, dimana jumlah penduduk berusia muda lebih banyak dibandingkan dengan penduduk berusia tua. Apabila kategori umur di kelompokkan lagi berdasarkan usia produktif, maka sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Timur berada dalam usia produktif, yaitu sebesar 65,32%. Tabel II-30. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Jenis Umur No Umur Jumlah Persentase

1 0-14 275.514 28,64 2 15-64 628.350 65,32 3 65 tahun ke atas 58.107 6,04 Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012

2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Lampung Timur memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut. Komoditas unggulan sub sektor pertanian antara lain padi, jagung, ubi kayu serta buah-buahan seperti rambutan, durian dan pisang. Pada sub sektor perkebunan komoditas utama adalah lada hitam, kakao, kelapa dalam, kopi, kelapa hibrida dan vanili. Sedangkan komoditas unggulan sub sektor kehutanan adalah jati, sengon mahoni, jati putih, sarang burung walet dan penangkaran lebah madu. Potensi pertambakan di Kabupaten Lampung Timur cukup menjanjikan, sebab adanya ketersediaan lahan dan sumber daya alam yang memadai. Saat ini usaha pertambakan terutama di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Pasir Sakti terus berkembang. Meskipun usaha yang dilakukan warga masih menggunakan metode sederhana, namun pendapatan warga dari pertambakan bandeng dan udang cukup lumayan. Sementara itu, berdasarkan informasi di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Timur menyebutkan bahwa total luas lahan perikanan air tawar, laut, dan payau mencapai 22.548,05 ha, dengan pemanfaatan lahan hingga 2011 mencapai 15.909,29 ha, sedangkan luas lahan tambak rakyat yakni 8.000 ha, dengan pemanfaatan 4728 ha.

Page 70: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-30

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu daerah dapat dilihat dari struktur usia penduduk daerah tersebut. Pada Tabel II-30, terlihat bahwa jumlah penduduk dalam usia produktif lebih besar dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif. Apabila dilihat dari kegiatan utama penduduk Kabupaten Lampung Timur yang berusia diatas 15 tahun, maka jumlah angkatan kerja lebih banyak dibandingkan bukan angkatan kerja, dan dari angkatan kerja yang ada di kabupaten tersebut sebagaian besar (95,79%) telah bekerja. Angka tersebut menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel II-31. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama No Uraian 2009 2010 2011 1 Angkatan kerja 474.176 497.456 471.502 Bekerja 448.736 476.179 451.664 Mencari kerja 25.440 21.277 19.838 Persentase bekerja terhadap angkatan kerja 94,63 95,72 95,79 2 Bukan angkatan kerja 221.540 237.425 218.266 Sekolah 53.535 43.813 36.598 Mengurus rumah tangga 141.364 162.900 152.970 Lainnya 26.641 30.712 28.698 Persentase angkatan kerja terhadap penduduk

usia kerja 68,16 67,69 68,36

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012 Apabila dilihat dari sektor usaha, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerja di Kabupaten Lampung Timur bekerja pada sektor pertanian. Sedangkan sektor usaha lain yang juga menampung tenaga kerja di Kabupaten Lampung Timur yang cukup besar adalah sektor industri dan perdagangan. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Lampung Timur sangat berpotensial untuk dikemabngkan. Namun, apabila dilihat perkembangan selama 3 tahun terakhir, dapat diuraikan bahwa penempatan tenaga kerja di sektor pertanian menurun sangat jauh dibandingkan tahun 2010. Disisi lain, penempatan tenaga kerja meningkat tajam pada sektor industri dan perdagangan. Dari perkembangan tersebut, dapat diasumsikan bahwa sektor industri dan perdagangan memiliki potensi yang sangat potensial untuk dikembangkan dibandingkan sektor pertanian. Tabel II-32. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor Usaha No Lapangan usaha 2009 2010 2011 1 Pertanian 57,91 59,71 44,98 2 Pertambangan dan

penggalian 0,74 1,13 1,50

3 Industri 10,83 10,34 17,38 4 Listrik, gas dan air 0,08 0,16 0,04 5 Konstruksi 3,74 3,37 4,64 6 Perdagangan 17,16 14,74 17,07 7 Transportasi dan komunikasi 2,80 3,05 3,48 8 Keuangan 0,36 0,39 0,96 9 Jasa 6,39 7,11 9,95 Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012

Page 71: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-31

2.5.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Sarana perhubungan darat pada tahun 2011 terdiri dari 128,12 km jalan negara, 204,60 km jalan provinsi, dan 1221,84 km jalan kabupaten. Dari total jalan tersebut yaitu sepanjang jalan 1.554,56 km, 27,55% dalam kondisi rusak ringan dan 8,88% dalam kondisi rusak berat. Apabila diperbandingkan dengan jumlah kendaraan yang melakukan uji pada tahun 2011, maka kapasitas tampung jalan pada kabupaten tersebut selama tahun 2011 adalah sebesar 2,52 kendaraan/km. Angka perbandingan tersebut termasuk angka yang kecil, sehingga pada tahun 2011 dapat diasumsikan bahwa prasarana jalan yang ada di Kabupaten Lampung Timur telah mencukupi.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Prasarana air minum di Kabupaten Lampung Timur merupakan prasarana vital yang perlu disediakan di suatu daerah. Kebutuhan air minum di kabupaten tersebut sebagian besar di suplai oleh PDAM Way Guruh Lampung Timur. Berdasarkan data pada Tabel II-33, dapat diketahui bahwa jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Lampung Timur terus meningkat dari tahun ke tahun, dan seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan tersebut, maka jumlah air yang disalurkan juga meningkat. Kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur disediakan oleh PT PLN ranting Metro dan ranting Bandar Sribhawono. Pelanggan listrik di Kabupaten Lampung Timur sebesar 128.174 pelanggan yang tersebar pada 128 desa. Pada tahun 2011, energi listrik yang disalurkan lebuh rendah dibandingkan pada tahun 2010, yaitu sebesar 211.367.965 kWh pada 2011 dan 217.235.331 KWh pada 2010. Namun, jumlah tersebut jauh lebih besar apabila dibandingkan pada tahun 2009 yang hanya sebesar 44.516.806 kWh. Tabel II-33. Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan di Kabupaten Lampung Timur

No Tahun Jumlah Pelanggan Jumlah Air yang Disalurkan (m3) 1 2009 2.439 409.992 2 2010 2.880 422.049 3 2011 3.009 492.699

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012

c. Prasarana Komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Lampung Timur, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung. Jaringan telepon belum menjangkau seluruh wilayah, namun jaringan telepon seluler sudah menjangkau Ibukota Kabupaten dan beberapa kecamatan. Pelayanan telepon di Kabupaten Lampung Timur dilakukan oleh 3 STO, yaitu STO Way Jepara, STO Labuhan Maringgai dan STO Sukadana. Pada tahun 2011, jumlah pelanggan telepon di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 1.260 pelanggan yang berada di STO Way Jepara. Sedangkan di STO Labuhan Maringgai dan STO Sukadana masing-masing berjumlah 962 dan 364 pelanggan.

Page 72: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-32

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan salah satu fasilitas yang berperan penting dalam perkembangan suatu daerah.Prasarana pendidikan di Kabupaten Lampung Timur pada semua jenjang mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah sekolah TK sebanyak 478 buah dan sekolah dasar sebanyak 558 buah. Pada tingkat SLTP/MTS terdapat 160 sekolah, dengan serta sekolah SMU/SMK/MA sebanyak 97. Tenaga pengajar merupakan salah satu fasilitas yang menentukan kualitas pendidikan. Rasio tenaga pengajar dan murid di Kabupaten Lampung Timur sangatlah kecil, sehingga seorang oengajar dapat mengajarkan hingga 18 orang murid. Dengan rasio tenaga pengajar dan murid yang seperti itu, diharapkan pendidikan di kabupaten tersebut memiliki kualitas yang cukup baik. Tabel II-34. Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2011/2012 Jenis Sekolah Sekolah Guru Murid Rasio Guru dan Murid

TK Negeri 1 5 60 12 TK Swasta 477 6.006 17.214 2,87 SD Negeri 543 6.006 104.909 17,47 SD Swasta 15 407 2.338 5,74 SMP Negeri 62 1.552 23.496 15,14 SMP Swasta 86 1.747 14.051 8,04 SMU Negeri 19 671 7.800 11,62 SMU Swasta 28 657 6.283 9,56 SMK Negeri 3 109 960 8.81 SMK Swasta 43 780 6.020 7,72

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012

e. Prasarana Kesehatan

Salah satu peranan Pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur relatif lengkap, hal tersebut tampak dari telah meratanya fasilitas kesehatan pada setiap kecamatan. Peningktan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur pada 3 tahun terakhir tidak signifikan, justru cenderung mengalami penurunan. Tabel II-35. Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur

Tahun Rumah Sakit

Puskesmas Puskesmas pembantu

Puskesdes Rumah bersalin

Poliklinik

2009 2 28 93 57 17 35 2010 2 31 90 85 17 41 2011 2 31 89 0 21 50

Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2012 Tenaga kesehatan merupakan faktor penentu tingkat kesehatan di suatu daerah. Pada tahun 2011, tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh 53 dokter umum, 9 dokter gigi, 8 apoteker, 299 perawat dan 486 bidan. Jumlah tersebut apabila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Apabila diperbandingkan secara keseluruhan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur, maka setiap tenaga kesehatan melayani 1.125 penduduk. Rasio tersebut cukup besar,

Page 73: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-33

sehingga perlu ditingkatkan jumlah tenaga kesehatan serta kualitas tenaga kesehatan di kabupaten tersebut.

2.6. KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota Gunung Sugih meliputi areal daratan seluas 4789,82 km², terletak pada bagian tengah Propinsi Lampung, yang berbatasan dengan:

• Sebelah utara dengan Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Utara. • Sebelah selatan dengan Kabupaten Pesawaran. • Sebelah timur dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro . • Sebelah barat dengan Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat

Tabel II-36. Luas Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase

1. Padang Ratu 204,44 4,27 2. Selagai Lingga 308,52 6,44 3. Pubian 173,88 3,63 4. Anak Tuha 161,64 3,37 5. Anak Ratu Aji 68,39 1,43 6. Kalirejo 101,31 2,12 7. Sendang Agung 108,89 2,27 8. Bangun Rejo 132,63 2.37 9. Gunung Sugih 130,12 2,72 10 Bekri 93,51 1,95 11. Bumi Rtu Nuban 65,14 1,36 12. Trimurjo 68,43 1,43 13. Punggur 118,45 2,47 14. Kota Gajah 68,05 1,42 15. Seputih Raman 146,65 3,06 16. Terbanggi Besar 208,65 4,36 17. Seputih Agung 122,27 2,55 18. Way Pengubuan 210,72 4,40 19. Terusan Nunyai 302,05 6,31 20 Seputih Mataram 120,01 2,51 21. Bandar Mataram 1.055,28 22,03 22. Seputih Banyak 145,92 3,06 23. Way Seputih 77,84 1,63 24. Rumbia 106,09 2,21 25. Bumi Nabung 108,94 2,27 26. Putri Rumbia 95,02 1,58 27. Seputih Surabaya 144,60 3,02 28. Bandar Surabaya 142,39 2,97

Jumlah 4.789,82 Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012

Page 74: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-34

Secara astronomis Kabupaten Lampung Tengah terletak pada kedudukan 104o35’ Bujur Timur sampai 105o50’ Bujur Timur dan 4o30’ Lintang Selatan sampai 4o15’ Lintang Selatan. Kabupaten Lampung Tengah terbagi atas 28 kecamatan dengan 307 desa atau kelurahan. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Bandar Mataram, yaitu 22,03% atau 1.055,28 km2. Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Anak Ratu Aji, yaitu seluas 68,39 km2.

b. Topografi dan Iklim

Daerah Lampung Tengah terdiri dari : • Daerah topografi berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Padang Ratu

dengan ketinggian rata-rata 1.600 m; • Daerah topografi berombak sampai bergelombang, daerah dengan bukit-bukit

rendah yang dikelilingi dataran sempit dengan kemiringan antara 8 – 15%, ketinggian antara 300 - 500 mdpl;

• Derah dataran alluvial, meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai timur, juga merupakan bagaian hilir dari sungai – sungai besar seperti Way Seputih dan Way Pengubuan, ketinggian daerah ini berkisar antara 25 m sampai 75 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0% sampai dengan 3%;

• Daerah rawa pasang surut

Lampung Tengah terletak di bawah garis khatulistiwa 5o Lintang Selatan beriklim tropis-humid dengan angin laut yang bertiup dari samudera Indonesia dengan arah angin setiap tahunnya, yaitu pada bulan November – Maret angin bertiup dari Barat dan Barat Laut serta pada bulan Juli – Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara dengan kecepatan rata-rata 5,83 km/jam. Pada daerah dataran dengan ketinggian 30 – 60 m temperatur udara rata-rata berkisar antara 26o– 28oC, temperatur maksimum yang sangat jarang terjadi yaitu 33oC dan minimum 22oC. Kelembaan udara rata-rata sekitar 80 – 88% dan akan lebih tinggi pada tempat yang lebih tinggi pula.

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 diproyeksikan sebesar 1.183.427 jiwa dengan rasio jenis kelamin 104,89. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 yang mencapai 1.170.717 jiwa. Apabila diperbandingkan, angka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung tengah pada tahun 2000 hingga 2010 lebih rendah daripada angka pertumbuhan penduduk antara tahun 2000 hingga 2011, yaitu mencapai 1,06. Tingkat kepadatan penduduk di kabupaten tersebut adalah 247 jiwa/km2, namun tingkat kepadatan tersebut tidak merata pada masing-masing kecamatan. Adapun kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Trimurjo yaitu mencapai 721 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Bandar Mataram dengan tingkat kepadatan 69 jiwa/km2. Tabel II-37. Luas Areal, Banyaknya Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 No. Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan / Km2 1. Padang Ratu 204,44 47.972 235 2. Selagai Lingga 308,52 31.593 102 3. Pubian 173,88 40.954 236 4. Anak Tuha 161,64 35.697 221

Page 75: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-35

No. Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan / Km2 5. Anak Ratu Aji 68,39 15.537 227 6. Kalirejo 101,31 63.490 627 7. Sendang Agung 108,89 36.397 334 8. Bangun Rejo 132,63 55.831 421 9. Gunung Sugih 130,12 62.716 482 10 Bekri 93,51 25.349 271 11. Bumi Ratu Nuban 65,14 28.728 441 12. Trimurjo 68,43 49.359 721 13. Punggur 118,45 36.310 307 14. Kota Gajah 68,05 31.943 469 15. Seputih Raman 146,65 46.296 316 16. Terbanggi Besar 208,65 108.553 520 17. Seputih Agung 122,27 46.423 380 18. Way Pengubuan 210,72 37.251 177 19. Terusan Nunyai 302,05 44.843 148 20 Seputih Mataram 120,01 46.133 384 21. Bandar Mataram 1.055,28 72.976 69 22. Seputih Banyak 145,92 42.079 288 23. Way Seputih 77,84 17.060 219 24. Rumbia 106,09 33.865 319 25. Bumi Nabung 108,94 31.068 285 26. Putri Rumbia 95,02 17.430 183 27. Seputih Surabaya 144,60 44.748 309 28. Bandar Surabaya 142,39 32.824 231

Jumlah 4.789,82 1.183.427 247 Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012

2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Lampung Tengah memiliki beragam potensi sumber daya alam yang meliputi sumber daya tambang, pertanian, peternakan dan perkebunan. Potensi pertanian memiliki lahan basah seluas 72.632 ha dan lahan kering seluas 150.519,5 ha. Tabel II-38. Luas Lahan Kering Menurut Penggunaan di Kabupaten Lampung Tengah, 2011

No Penggunaan Lahan Luas/ Area (Ha) 1. Ladang 74.308,00 2. Padang Rumput 4,00 3. Rawa Yang Tidak Ditanami 3.555,00 4. Tambak 54,00 5. Kolam/ Tebat/ Empang 1.183,00 6. Sementara Tidak Diusahakan 736,00 7. Hutan Rakyat 17.910,00 8. Hutan Negara 30.722,00 9. Perkebunan 145.639,00 10. Tegal/ Kebun 52.705,00 11. Lainnya 21.104,00 12. Pekarangan 43.025,00

Jumlah 390.995,00 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Tengah 2012

Page 76: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-36

Luas panen dan jumlah produksi tanaman pangan terbesar di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 adalah ubi kayu dengan jumlah produksi 3.285.263 ton dengan luas panen 129.054 ha, diikuti produksi padi sebanyak 704.860 ton dengan luas panen 139.500 ha. Lahan kering seluas ± 225.000 ha di Kabupaten Lampung Tengah potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan. Dengan jumlah produksi terbesar adalah kelapa sawit sebanyak 46.281,00 ton dengan luas areal 18.292,50 ha. Di ikuti tanaman tebu sebanyak 22.533,00 ton dengan luas areal 3.572,00 ha. Sumber daya alam lain, selain yang dapat digunakan sebagai sektor pertanian adalah pertambangan. Pada tahun 2011, terdapat 18 perusahaan penambangan di Kabupaten Lampung Tengah. Potensi penggalian yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Tengah diantaranya marmer, granit, andesit, felspart, pasir, diorit, batu kapur, lempung, pasir kuarsa, pasir batu (sirtu).

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terdapat pada suatu daerah dapat dilihat dari struktur usia penduduk pada daerah tersebut. Di Kabupaten Lampung Tengah, penduduk yang berusia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk diluar usia produktif (65,62%). Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi tenaga kerja di kabupaten tersebut cukup besar. Apabila dilihat dari kegiatan utamanya maka, tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 68,17%. Persentase TPAK tersebut turun dari tahun 2010 yang berjumlah 71,48%. Dari segi tingkat pengangguran, persentase pada tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut berarti potensi sumber daya manusia di Kabupaten Lampung Tengah terus meningkat, namun lapangan kerja yang ada, perkembangannya tidak dapat menampung potensi sumber daya manusia tersebut. Dilihat dari sektor usaha, maka sebagaian besar penduduk di Kabupaten Lampung Tengah bekerja pada sektor pertanian sebesar 53,61% atau 296.342 jiwa, dan kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa. Berdasarkan data tersebut, dapat diasumsikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Tabel II-39. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Menurut Kategori Umur

No Umur Jumlah Persentase 1 0-14 338.296 28,59 2 15-64 776.605 65,62 3 65 tahun ke atas 68.526 5,79 Jumlah 1.183.427 100,00

Sumber : Kabupaten lampung Tengah dalam Angka 2012 Tabel II-40. Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama No Uraian 2010 2011 1 Angkatan kerja 647.898 580.330 Bekerja 631.320 552.750 Pengangguran 16.578 27.580 2 Bukan angkatan kerja 258.523 271.018 TPAK 71,48 68,17 Tingkat pengangguran 2,56 4,75

Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012

Page 77: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-37

2.6.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 memiliki ruas jalan sepanjang 3.582 km yang terdiri dari 175 km jalan nasional, 365 km jalan provinsi dan 3.042 km jalan kabupaten. Dari total panjang jalan yang dikelola kabupaten tersebut, sekitar 27,7% yang sudah diaspal penetrasi/hotmix. Sedangkan sisanya masih berupa onderlaag dan jalan tanah. Apabila dilihat dari kondisi jalan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, pembangunan jalan dan perbaikan jalan perlu dilaksanakan karena sebagian besar jalan di kabupaten tersebut dalam keadaan rusak. Tabel II-41. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kabupaten Lampung

Tengah (km), 2011 Jenis Permukaan Baik Sedang Rusak Jumlah

Aspal/Hotmix 176,35 26,55 16,78 219,68 Aspal/Penetrasi 212,89 146,56 499,54 858,99 Onderlaag 346,39 476,28 834,87 1.657,54 Tanah 73,20 34,12 198,35 305,67 Jumlah 808,83 683,51 1.549,54 3.041,88

Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Prasarana air minum di Kabupaten Lampung Tengah dilayani oleh PDAM Way Inrang dengan 6 buah unit, namun 3 unit diantaranya tidak beroperasi. Banyaknya air yang terjual oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Irang Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 sebesar 170.597 m3 dengan nilai Rp. 516.171. Jumlah tersebut lebih kecil apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 243.142 m3. Sedangkan jumlah pelanggan yang dilayani oleh PDAM Way Irang Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 sebanyak 1.631 pelanggan dengan jumlah pelanggan terbanyak terdapat di unit kecamatan Gunung Sugih sebanyak 1.148 pelanggan, kemudian di unit kecamatan Rumbia sebanyak 172 pelanggan, dan unit Kali Rejo 311 pelanggan. Prasarana listrik dapat dijadikan salah satu indikator perkembangan suatu daerah. Pelayanan listrik di Kabupaten Lampung Tengah dilayani oleh PLN rayon Bandar Jaya dan Rayon Rumbia. Tenaga listrik yang berhasil terjual di Lampung Tengah tahun 2011 sebanyak 251.073.689 kWh dengan nilai penjualan listrik sebesar Rp161.949.018.

c. Prasarana Komunikasi

Sektor komunikasi memperlihatkan adanya kenaikan akses masyarakat terhadap perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK), terutama handphone. Di tahun 2011, persentase pengguna handphone mengalami kenaikan dari 72,07% naik menjadi 82,86%. Naiknya pengguna handphone ini disebabkan semakin terjangkaunya harga handphone dan pulsa perdana serta meluasnya jangkauan sinyal dari operator seluler. Jumlah BTS yang ada di Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 220 BTS. Sementara itu, pengguna komputer mengalami kenaikan dari 4,3% naik menjadi 8,16%.

Page 78: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-38

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan salah satu fasilitas yang harus dimiliki dan disediakan oleh suatu daerah untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut. Prasarana pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah relatif lengkap, hal tersebut dadasari oleh semakin meratanya sekolah di masing-masing kecamatan dan jenjang pendidikan yang ada di kabupaten tersebut. Salah satu faktor penting dalam pengembangan prasarana pendidikan adalah tenaga pengajar, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Dilihat dari sisi jumlah, apabila dibandingkan dengan jumlah murid yang ada, jumlah guru untuk jenjang di atas sekolah dasar telah mencukupi di kabupaten tersebut dengan rata-rata 9 – 11 murid. Namun, untuk jenjang sekolah dasar, tenaga guru yang ada perbandingannya adalah 1 : 25 murid. Perbandingan tersebut tidak dapat dikatakan kurang. Tabel II-42. Prasarana Pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah No Jenjang pendidikan Jumlah

Sekolah Jumlah Murid

Jumlah Guru Rasio

1 SD Negeri 684 127.924 9.042 24,25 2 SMP Negeri 73 26.668 2.460 10,34 3 SMU Negeri 21 8.875 978 8,97 4 SMK 8 1.642 380 9,58

Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012

e. Prasarana Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2011 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah secara keseluruhan dapat dikatakan relatif lengkap, hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan puskesmas yang tersebar pada semua kecamatan yang ada di kabupaten tersebut. Hingga tahun 2011, prasarana kesehatan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah adalah 5 unit rumah sakit, 37 unit puskesmas, 113 unit puskesmas pembantu, 304 polikrinik bersalin desa, 12 unit rumah bersalin, dan 42 unit balai pengobatan. Tabel II-43. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011

Tenaga Kesehatan 2009 2010 2011 Dokter 69 79 159 Paramedic perawat dan bidan 735 769 1.012 Paramedic non perawat 142 139 236 Lainnya 202 219 452 Jumlah 1.148 1.206. 1.859

Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka 2012 Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah juga terus mengalami peningkatan. Apabila dilihat secara keseluruhan, jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 mencapai 1.859 orang. Namun, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada, maka rasio tenaga medis sebesar 1 : 636,59. Rasio tersebut cukup besar dimana 1 orang tenaga kesehatan melayani rata-rata hingga 637 orang.

Page 79: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-39

2.7. KABUPATEN LAMPUNG UTARA

2.7.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Lampung Utara membentang pada posisi 104°30’ - 105°08’ BT dan 04°34’ - 05°06’ LS. Kabupaten lampung Utara memiliki luas wilayah 2.725,63 km² atau sekitar 7,70% dari total wilayah Propinsi Lampung (total wilayah Lampung sebesar 35.377 km2). Ibukota Kabupaten Lampung Utara berkedudukan di Kotabumi. Lampung Utara memiliki 23 kecamatan dengan 247 kelurahan/desa. Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan:

• Sebelah Utara : Kabupaten Way Kanan • Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Tengah • Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Tengah • Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Way Kanan.

Tabel II-44. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Utara Menurut Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas Area Persentase Desa/Kelurahan 1. Bukit Kemuning 11.498 4,22 8 2. Abung Tinggi 13.306 4,88 8 3. Tanjung Raja 33.170 12,17 19 4. Abung Barat 6.008 2,20 14 5. Abung Tengah 9.193 3,37 11 6. Abung Kunang 4.020 1,47 7 7. Abung Pekurun 18.347 6,73 9 8. Kotabumi 5.911 2,17 13 9. Kotabumi Utara 17.519 6,43 8 10. Kotabumi Selatan 10.422 3,82 14 11. Abung Selatan 14.136 5,19 16 12. Abung Semuli 9.688 3,55 7 13. Blambangan Pagar 19.139 7,02 7 14. Abung Timur 10.447 3,83 12 15. Abung Surakarta 11.051 4,05 9 16. Sungkai Selatan 8.965 3,29 11 17. Bunga Mayang 12.576 4,61 11 18. Muara Sungkai 11.869 4,35 11 19. Sungkai Barat 6.896 2,53 10 20. Sungkai Jaya 5.22 1,92 9 21. Sungkai Utara 12.759 4.68 15 22. Hulu Sungkai 9.263 3,40 10 23. Sungkai Tengah 11.16 4,09 8 Jumlah Total 272.563 100,00 247

Sumber : Kabupaten Lampung Utara dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Secara topografi, Kabupaten Lampung Utara dapat dibagi menjadi dua yaitu daerah topografi berbukit sampai bergunung dan daerah River Basin. Lereng-lereng yang curam

Page 80: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-40

atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450-1500 m dpl. Daerah ini meliputi bukit barisan yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan puncak-puncaknya antara lain Bukit Barisan dan Bukit Pesagi. Kondisi iklim di Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B yang dicirikan oleh adanya bulan basah selama 6 bulan pada rentang Desember- Juni dan dengan temperatur rata-rata 24-34oC. Sedangkan menurut R. Oldeman (1978) Kabupaten Lampung Utara digolongkan tipe B1 : bulan basah 7-9 bulan, bulan kering <2 bulan yang terdapat di sebagain Kecamatan Tanjung Raja, Bukit Kemuning dan daerah-daerah yang terdapat di bagian barat Lampung Utara yautu Kotabumi, Abung Barat, dan Sungkai Selatan.B2: bulan basah 5-6 bulan, bulan kering <2 bulan yang terdapat dibeberapa kecamatan yaitu: Sungkai Utara, Bukit Kemuning, Abung Timur dan Abung Selatan. Data curah hujan di Kabupaten Lampung Utara menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan pada tahun 2011 adalah 153,5 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maet, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Bulan Agustus. Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah tropis dengan suhu udara berkisar antara 21,4oC hingga 35,5oC.

c. Demografi

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara sebesar 590.620 jiwa. Dari total penduduk tersebut, 50,09% atau sebanyak 301.820 jiwa laki-laki. sedangkan selebihnya yaitu 49,9% atau sebanyak 288.800 jiwa perempuan. Dengan demikian rasio jenis kelamin penduduk Lampung Utara sebesar 104,51. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung Utara adalah sebesar 1,09%. Tingkat kepadatan penduduk di kabupaten tersebut adalah 216,69 jiwa/km2 dengan penyebaran yang tidak merata. Kecamatan Kotabumi Selatan merupakan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi, yaitu 621,01 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Abung Pekurun merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatana palung rendah, yang hanya mencapai 61,5 jiwa/km2. Tabel II-45. Jumlah Penduduk di Kabupaten Lampung Utara Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Bukit Kemuning 20.006 19.122 39.128 2. Abung Tinggi 8.342 7.858 16.200 3. Tanjung Raja 15.524 14.680 30.204 4. Abung Barat 9.583 9.193 18.776 5. Abung Tengah 8.020 7.586 15.606 6. Abung Kunang 4.757 4.690 9.447 7. Abung Pekurun 5.900 5.383 11.283 8. Kotabumi 26.572 25.854 52.426 9. Kotabumi Utara 15.609 14.857 30.466

10. Kotabumi Selatan 32.507 32.215 64.722 11. Abung Selatan 24.038 23.196 47.234 12. Abung Semuli 12.195 11.603 23.798 13. Blambangan Pagar 8.995 8.488 17.483 14. Abung Timur 17.471 16.636 34.107 15. Abung Surakarta 13.828 13.539 27.367

Page 81: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-41

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

16. Sungkai Selatan 10.936 10.458 21.394 17. Bunga Mayang 7.431 6.935 14.366 18. Muara Sungkai 16.726 15.612 32.338 19. Sungkai Barat 6.173 5.850 12.023 20. Sungkai Jaya 5.084 4.827 9.911 21. Sungkai Utara 16.917 15.848 32.765 22. Hulu Sungkai 7.061 6.844 13.905 23. Sungkai Tengah 8.145 7.526 15.671 Jumlah 301.820 288.800 590.620

Sumber : Kabupaten Lampung Utara dalam Angka 2012

2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kabupaten Lampung Utara memiliki memiliki potensi sumber air yang cukup untuk pertanian. Lampung Utara memiliki 15 sungai, tiga diantaranya merupakan sungai besar yaitu Way Rarem, Way Talang Mas, dan Way Malungun. Sebagian besar sungai-sungainya mengalir dari arah barat yang berbukit-bukit menuju ke arah timur yang landai, yang sangat potensial untuk pengembangan irigasi. Selain itu di Kabupaten Lampung Utara terdapat bendungan yang cukup besar yaitu bendungan Way Rarem, Bendungan Tirta Shinta dan Bendungan way Tebabeng. Irigasi teknis terdiri dari (125.715 m), sekunder (93.375 m) dan tersier (163.105 m) maupun irigasi non teknis (9.345 m).

Tabel II-46. Distribusi Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2009

Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase Sawah teririgasi 9.831 3,61 Sawah tadah hujan 2.193 0,80 Sawah lainnya 4.208 1,54 Pekarangan 33.525 12,30 Tegal/kebun 53.651 19,68 Ladang/huma 55.295 20,29 Hutan rakyat 7.145 2,62 Kolam, tambah dan rawa 1.933 0,71 Tanah tidak diusahakan 2.187 0,80 Hutan negara 24.450 8,97 Perkebunan dll 78.145 28,67 Jumlah 272.563 100,00

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lampung Utara, 2010 Luas area tanah kering dan penggunaanya di Kabupaten Lampung Utara 246.992 ha, terdiri dari lahan pekarangan 33.525 ha, tegal/kebun seluas 53.651 ha, ladang seluas 55.295 ha, hutan rakyat seluas 7.145 ha, kolam tambak dan rawa seluas 1.933 ha, tanah tidak diusahakan seluas 2.187 ha, hutan negara seluas 24.450 ha dan perkebunan seluas 78.145 ha. Komoditas unggulan subsektor pertanian antara lain padi, jagung, ubi kayu, serta palawija. Produksi padi sawah mengalami peningkatan dari 147.691 ton pada tahun 2010 menjadi

Page 82: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-42

148.528 ton pada tahun 2011 dengan produktivitas sebesar 5,15 ton/ha. Untuk tanaman buah-buahan produksi terbesar adalah pisang dengan luas panen mencapai 643.133 ha dan hasil produksi 99.154 ton. Untuk tanaman sayur-sayuran komoditi utama yang dihasilkan adalah cabe dengan produksi mencapai 5.607 ton.

b. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara (2011), struktur umur penduduk usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 381.367 jiwa (64,82%). Kondisi ini merupakan modal dasar untuk pengembangan dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan data sebaran penduduk Kabupaten Lampung Utara, tampak bahwa pencari kerja di dominasi oleh mereka yang hanya mampu mempunyai tingkat pendidikan setara lulusan SLTA. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan agroindustri hilir harus lebih menekankan penyediaan lapangan kerja untuk tingkat buruh pabrik atau padat karya. Tabel II-47. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011 Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah jiwa Persentase

0-4 32.340 30.830 63.170 0,11 05-10 34.754 33.393 68.147 0,12 10-14 38.438 36.748 75.186 0,13 15-19 34.259 32.583 66.842 0,11 20-24 25.544 27.601 53.145 0,09 25-29 24.638 26.415 51.053 0,09 30-34 21.889 22.549 44.438 0,08 35-39 20.949 21.269 42.218 0,07 40-44 18.320 16.097 34.417 0,06 45-49 13.708 11.806 25.514 0,04 50-54 10.409 9.176 19.585 0,03 55-59 7.577 6.370 13.947 0,02 60-64 7.004 6.091 13.095 0,02 65-69 4.128 3.530 7.658 0,01 70-74 3.520 2.796 6.316 0,01 75+ 2.639 2.198 4.837 0,01

Jumlah 300.116 289.452 589.568 1,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara, 2011 Berdasarkan data dari dinas sosial dan tenaga kerja Kabupaten Lampung Utara Jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 72 perusahaan, 35 perusahaan bergerak di sektor perdagangan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 867 orang dan 18 perusahaan industri dengan tenaga kerja sebanyak 1.584 orang. Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan pemda tercatat 10.304 orang. Sedangkan jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak 2.629 orang lulusan SLTA Sederajat, 129 orang lulusan Akademi/ Universitas.

2.7.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Mobilitas masyarakat di Kabupaten Lampung Utara ditunjang oleh sarana perhubungan darat. Total panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara 3.441,06 km meliputi ruas jalan negara sepanjang 73,35 km, jalan provinsi sepanjang 170,25 km, jalan kabupaten sepanjang 2.128,96 km dan jalan desa sepanjang 1.068,50 km. Dari total ruas jalan negara yang

Page 83: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-43

membentang di Lampung Utara hanya 13,63% yang berkondisi baik, 45,47% dalam kondisi rusak berat. Demikian pula jalan provinsi, 41,26% kondisinya rusak berat. Jalan kabupaten 37,96% kondisinya baik. Sarana transportasi dari dan menuju Kabupaten Lampung Utara serta daerah - daerah pinggiran cukup banyak tersedia seperti bus, oplet, mobil sewa maupun ojek untuk menunjang perjalanan masyarakat telah tersedia terminal induk regional yang cukup besar dan terletak di tepi lintas sumatera. Demikian pula di beberapa kecamatan telah tersedia pula angkutan pedesaan. Selain itu juga terdapat pula jalur kereta api bagi angkutan orang dan barang untuk jurusan Bandar Lampung.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Guna memenuhi kebutuhan akan air bersih dan sehat telah didirikan perusahaan air minum “Way Bumi “ pada tahun 1982 di Kabupaten Lampung Utara. Sampai dengan saat ini PDAM Way Bumi mampu menjangkau sambungan rumah sebanyak 4.382 di 7 (tujuh) kecamatan yang ada di Lampung utara. Dari jumlah tersebut baru 19% cakupan pelayanan yang dapat dirasakan masyarakat, air yang digunakan selama ini bersumber dari sungai, mata air dan air tanah dalam dengan sistem pengairan menggunakan perpompaan dan gravitasi. Melihat masih banyak tuntutan masyarakat saat ini yang memerlukan air sebagai kebutuhan utama maka diperlukan sistem pengelolaan yang secara finansial tidak hanya berpihak kepada pemerintah namum yang lebih penting dapat menguntungkan masyarakat dalam hal kebutuhan air bersih dan sehat. Untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan yang terus meningkat pada tahun 2011, Perusahaan Listrik Negara rata-rata perbulan mengembangkan listrik 20.138.795 Kwh dan menyalurkan sebesar 20.138.795 kWh. Rata-rata listrik terjual per bulan sekitar 14.401.594 kWh. Jumlah pelanggan PLN hingga Desember 2011 mencapai 110.031 pelanggan.

c. Prasarana Komunikasi

Prasarana komunikasi di Kabupaten Lampung Utara dilayani oleh kantor Pos Kota Bumi. Banyaknya jumlah surat pos yang masuk di kantor pos Kotabumi pada tahun 2011 sebanyak 78.611 buah terdiri dari pos kilat 73.931 buah dan terdaftar sebanyak 4.680 buah. Sementara untuk surat pos yang diterima sebanyak 137.764 buah, terdiri dari pos kilat 131.369 buah dan terdaftar 6.395 buah.

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Lampung Utara dapat dinilai cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan sekolah pada kabupaten tersebut. Pada tahun 2011 terdapat 411 SD negeri, dan 12 SD swasta. Pada tingkat SMP terdapat 61 SMP negeri dan 43 SMP swasta. Untuk tingkat SMU sederajat terdapat 24 SMU negeri dan 34 SMU swasta. Banyaknya murid SD mencapai 76.925 orang, SLTP 28.891 siswa dan SMU sederajat sebanyak 19.207 siswa. Apabila dilihat secara keseluruhan, rasio murid dan guru yang ada di kabupaten tersebut sebesar 12,37. Rasio tersebut dapat dinilai cukup baik, dimana 1 orang guru dapat mengajarkan 12 – 13 orang murid. Dengan perbandingan seperti tersebut, maka diharapkan kualitas pendidikan di kabupaten tersebut semakin baik.

Page 84: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-44

Tabel II-48. Jumlah sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Lampung Utara No. Tingkat Sekolah Sekolah Guru/Dosen Murid/Siswa 1. TK 192 * * 2. SD Sederajat 423 5.947 76.925 3. SMP Sederajat 104 2.539 28.891 4. SMU Sederajat 58 1.980 19.807 5. Perguruan Tinggi 5 148 5.711

Jumlah 782 10.614 131.334 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara 2011

e. Prasarana Kesehatan

Prasarana kesehatan di Kabupaten Lampung Utara dapat dikatakan telah merata, namun belum dapat mencukupi kebutuhan di kabupaten tersebut. Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Utara terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk kabupaten tersebut. Hingga tahun 2011, jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Lampung Utara sebanyak 105 puskesmas dengan tenaga kesehatan berjumlah 1.398 orang. Rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk adalah sebesar 422,47. Tabel II-49. Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara

Tahun Puskesmas

BP RB Poskesdes Jumlah Perawatan Non

Perawatan Pembantu

2011 5 21 79 38 10 147 300 2010 4 21 78 29 9 92 233

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara 2011

2.8. KABUPATEN WAY KANAN

2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Letak astronomis Kabupaten Way Kanan berada antara 104,17o - 105,04o Bujur Timur dan 4,12o - 4,58o Lintang Selatan. Kabupaten Way Kanan memiliki luas wilayah 3.921,63 km2 atau sebesar 11,11% dari luas Provinsi Lampung dengan Ibukota di Blambangan Umpu.

Secara administratif Kabupaten Way Kanan mempunyai batas-batas sebagai berikut: • Sebelah Utara : berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan • SebelahTimur : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara • Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang • Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

Tabel II-50. Luas Wilayah Kabupaten Way Kanan Menurut Kecamatan Tahun 2012 No Kecamatan Luas Persentase

1 Banjit 33.160 8,46 2 Baradatu 15.203 3,88 3 Gunung Labuhan 11.522 2,94 4 Kasui 15.020 3,83 5 Rebang Tangkas 20.718 5,28

Page 85: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-45

No Kecamatan Luas Persentase 6 Blambangan Umpu 53.306 13,59 7 Way Tuba 20.625 5,26 8 Negeri Agung 56.298 14,36 9 Bahuga 10.083 2,57

10 Buay Bahuga 8.192 2,09 11 Bumi Agung 18.925 4,83 12 Pakuan Ratu 58.034 14,8 13 Negara Batin 34.840 8,88 14 Negeri Besar 36.237 9,24

Sumber: Kabupaten Way Kanan dalam angka 2011

b. Topografi dan Iklim

Daerah Kabupaten Way Kanan memiliki topografi yang dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu berbukit hingga bergunung dan daerah river basin. Kabupaten Way Kanan sebelah barat memiliki daerah yang permukaannya merupakan lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450 - 1500 m dari permukaan laut. Daerah yang memiliki topografi tersebut meliputi Bukit Barisan yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan puncak Bukit Barisan dan Bukit Pesagi. Beberapa kabupaten yang memiliki topografi berbukit-bukit antara lain : Kabupaten Banjit, Kabupaten Kasui, dan Kabupaten Rebang Tangkas. Sebelah timur derah Kabupaten Way Kanan merupakan dataran yang merupakan bentangan sawah serta perkebunan dataran rendah. Daerah-daerah tersebut terdapat river basin sungai-sungai kecil. Pada daerah tersebut terdapat 5 aliran sungai besar, yaitu Sungai Way Kanan, Way Umpu, Way Besai, Way Giham, dan Way Tahmi. Kabupaten Way Kanan merupakan kabupaten dengan iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Temperatur rata-rata di wilayah kabupaten tersebut sekitar 26oC – 30oC, sedangkan curah hujan rata-rata yang terjadi antara 1.200 – 3.00 mm/tahun.

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2011 sebesar 410.532 jiwa yang tersebar dalam 14 Kecamatan. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun 2010-2011 sebesar 1,08%. Dengan luas wilayah daratan sekitar 3.921,63 km2, maka setiap km2 dihuni/ ditempati penduduk sebanyak 105 orang atau kepadatannya meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 104 orang/km2. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Way Kanan tahun 2011 tidak terlalu berbeda jauh dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 107,42 atau dapat diartikan bahwa diantara 100 penduduk wanita terdapat 107 hingga 108 penduduk laki-laki disekitarnya, atau jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 7,42% dibandingkan jumlah penduduk wanita.

2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Luas panen padi sawah di Kabupaten Way Kanan sebesar 29.248 ha dengan produksi 145.399 ton dan produktivitas 49,71 kw/ha sedangkan luasan panen padi ladang sebesar 8.258 ha dengan produksi 26.637 ton dan produktivitas 32,26 kw/ha. Tanaman pangan lain

Page 86: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-46

yang banyak dihasilkan di Kabupaten Way Kanan adalah tanaman jagung dengan luasan panen 15.051 ha dan produktivitas 52,09 kw/ha serta ubi kayu dengan luas panen 20.975 ha dan produktivitas 244,98 kw/ha. Tanaman lain yang dapat dikembangkan di kabupaten tersebut antara lain : kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan. Tabel II-51. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Way

Kanan

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Luas Daerah (Km2)

Kepadatan Penduduk per Km2

1. Banjit 42.729 331,60 129 2. Baradatu 38.167 152,03 251 3. Gunung Labuan 27.197 115,22 236 4. Kasui 30.097 150,27 200 5. Rebang Tangkas 19.933 207,18 96 6. Blambangan Umpu 55.291 532,99 104 7. Way Tuba 20.622 206,25 100 8. Negeri Agung 32.926 562,98 58 9. Bahuga 9.735 138,22 70 10. Buay Bahuga 19.214 102,035 188 11. Bumi Agung 24.711 131,745 188 12. Pakuan Ratu 37.593 580,34 65 13. Negara Batin 33.982 348,40 98 14. Negeri Besar 18.335 362,37 51

Way Kanan 410.532 3921,63 105 Sumber : Way Kanan dalam Angka 2011 Tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan adalah tanaman karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, lada, kakao, tebu dan cengkeh. Tanaman karet merupakan tanaman yang paling banyak dibudidayakan dengan luas tanaman 41.233 ha dan produksi 23.666 ton, serta tanaman kopi dengan luas tanam 26.126 ha dan produksi 10.722 ton. Kabupaten Way Kanan memiliki 22.289 ha hutan lindung dan 66.997 ha hutan produksi dengan jenis produk kayu bulat sebanyak 1.398.718 log pada tahun 2009. Potensi peternakan yang ada di Kabupaten Way Kanan antara lain sapi potong, kerbau, kambing, domba dan babi. Jumlah ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak kambing yaitu 49.823 ekor dan sapi potong sebanyak 27.362 ekor. Sedangkan untuk unggas, populasi terbanyak yang ada di Kabupaten Way Kanan adalah ayam kampung sebesar 1.737.318 ekor. Sektor perikanan di Kabupaten Way Kanan lebih banyak mengarah ke perikanan umum dengan total produksi 337 ton pada tahun 2010.

b. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk di Kabupaten Way Kanan diperkirakan sebanyak 410.532 jiwa dengan sex ratio 107,42. Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) di Kabupaten Way Kanan pada tahun 2010 sebanyak 283.455 jiwa dengan jumlah penduduk usia kerja laki-laki 147.439 jiwa dan perempuan sebanyak 136.016 jiwa. Angkatan kerja penduduk Way Kanan pada

Page 87: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-47

tahun 2010 sebanyak 208.657 jiwa dengan 200.384 jiwa bekerja dan 8.273 jiwa menganggur. Kabupaten memiliki potensi pengembangan sektor usaha industri. Setidaknya, pada tahun 2011 terdapat 5 sektor industri yang berkembang di Kabupaten Way Kanan, antara lain industri makanan minuman, industri pengolahan, industri kerajinan tangan, industri bahan bangunan, dan industri perbengkelan. Sektor usaha lain yang sangat potensial di Kabupaten Way Kanan adalah sektor perdagangan. Hingga tahun 2010 tercata 19 pedagang besar, 189 pedagang menengah dan 4.306 pedagang kecil.

2.8.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Kabupaten Way Kanan memiliki jalan dengan total panjang 1.903,13 km pada tahun 2011 yang terbagi menjadi jalan negara (81,9 km), jalan provinsi (364,47 km), dan jalan kabupaten 1.91 km). Panjang jalan tersebut dapat memungkinkan untuk terus bertambah. Dari tahun 2007 hingga 2010 terdapat penambahan panjang jalan sepanjang 91,7 km. Sedangkan jika dilihat dari jenis permukaan yang menutupi jalan kabupaten, persentase jalan yang telah diaspal tidak mengalami penambahan, melainkan jalan onderlaag yang bertambah, yaitu dari 670 km menjadi 705 km atau bertambah sekitar 5%. Bila ditinjau dari kondisi jalan kabupaten, 54% sudah berkondisi baik, sedangkan 8% kondisinya rusak berat. persentase jalan menurut kondisi jalan baik mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu persentase jalan baik sebesar 55%, sedangkan kondisi jalan rusak berat bertamabah dari 7% pada tahun 2010 menjadi 8%. Hal ini membuktikan bahwa perbaikan jalan masih kurang.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Penyediaan air bersih bagi masyarakat sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan penduduk. Jumlah pelanggan air di Kabupaten Way Kanan hingga di tahun 2010 sebanyak 1.478 pelanggan dengan jumlah air bersih yang disalurkan sebanyak 1.494.547.m3. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Way Kanan, jumlah produksi listrik yang dihasilkan pada tahun 2010 sebesar 37.748.831 kWh dan listrik yang terjual sebesar 30.407.793 kWh. Pelanggan listrik yang telah terdaftar pada tahun 2010 mencapai 26.075 pelanggan. Hingga tahun 2010, jumlah desa yang teraliri listrik sebanyak 110 desa (55%) sedangkan jumlah desa yang belum teraliri listrik sebanyak 100 desa (45%), dimana terdapat 2 kecamatan yang masih belum dapat teraliri listrik.

c. Prasarana Komunikasi

Prasarana komunikasi di Kabupaten Way Kanan secara umum telah menjangkau 11 kecamatan yang ada. Jaringan komunikasi yang dilakukan oleh PT Telkom pada tahun 2009 telah melayani 3 kecamatan dengan jumlah kapasitas 1.176 SST, sedangkan untuk layanan telepon seluler di Kabupaten Way Kanan, telah disediakan oleh 3 provider, yaitu PT Telkomsel, PT Indosat, dan PT Excelindo Pratama.

Page 88: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-48

d. Prasarana Pendidikan

Ketersediaan prasarana pendidikan dapat diukur dari jumlah ketersediaan sekolah dan guru yang ada di Kabupaten yang bersangkutan. Kabupaten Way Kanan memiliki 738 sekolah non formal dengan tenaga pengajar sebanyak 1.185 orang. Ketersediaan prasarana pendidikan di Kabupaten Way Kanan disajikan dalam Tabel II-52. Tabel II-52. Prasarana Pendidikan Kabupaten Way Kanan

No. Kecamatan SD SMP SMU

Sekolah Murid Sekolah Murid Sekolah Murid

1. Banjit 36 5.554 7 1.660 3 516 2. Baradatu 30 4.843 18 2.091 2 485 3. Gunung Labuan 24 3.584 4 1.045 2 536 4. Kasui 27 3.930 4 919 2 444 5. Rebang Tangkas 16 3.005 4 945 2 442 6. Blambangan Umpu 34 6.773 9 1.801 3 842 7. Way Tuba 14 2.728 7 930 2 439 8. Negeri Agung 25 4.646 7 1.780 3 582 9. Bahuga 9 1.214 2 315 - -

10. Buay Bahuga 17 2.012 2 889 2 699 11. Bumi Agung 19 2.901 5 919 2 323 12. Pakuan Ratu 27 4.767 11 1.289 3 586 13. Negara Batin 22 3.963 5 1.357 4 686 14. Negeri Besar 13 2.139 4 910 2 376 Way Kanan 13 52.059 80 16.850 32 6.956 Sumber : Way Kanan dalam Angka 2011

e. Prasarana Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kabupaten Way Kanan masih dapat dikatakan sedikit. Kabupaten Way Kanan memiliki 1 rumah sakit, 18 puskesmas, 414 posyandu dan 110 polindes. Tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Way Kanan sebanyak 34 orang dokter,174 perawat, 180 bidan, 25 farmasi, 14 ahli gizi dan 65 tenaga kesehatan masyarakat.

2.9. KABUPATEN TULANG BAWANG

2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Tulang Bawang termasuk ke dalam wilayah Provinsi Lampung. Sebelumnya, Kabupaten Tulang Bawang merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas wilayah 3.466,32 km2 yang terdiri dari 15 kecamatan, dimana kecamatan dengan wilayah terluas adalah kecamatan Dente Teladas dan kecamatan yang memiliki wilayah paling kecil adalah Kecamatan Merakasa Aji. Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas wilayah 7.770,84 km2 atau 22% dari luas keseluruhan Provinsi Lampung. Batas-batas Kabupaten Tulang Bawang adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Sebelah Timur : Laut Jawa

Page 89: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-49

Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Tengah Sebelah Barat : Kabupaten Way Kanan dan Lampung Utara

Kabupaten Tulang Bawang terletak pada jalur jalan nasional yaitu jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Kota Bandar Lampung dengan kota-kota utama di Pulau Sumatera. Jalan Nasional ini merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan Kabupaten Tulang Bawang dengan pusat-pusat ekonomi seperti Kota Bandar Lampung dan Kota Palembang. Tabel II-53. Luas Wilayah Kabupaten Tulang Bawang

Kecamatan Luas (km2) Persentase Banjar Agung 230,88 6,66 Banjar Margo 132,95 3,84 Gedung Aji 114,47 3,30 Penawar Aji 104,45 3,01 Meraksa Aji 94,71 2,73 Menggala 344,00 9,92 Penawar Tama 210,53 6,07 Rawajitu Selatan 123,94 3,58 Gedung Meneng 657,07 18,96 Rawajitu Timur 176,65 5,10 Rawa Pitu 169,18 4,88 Gedung Aji Baru 95,36 2,75 Dente Teladas 685,65 19,78 Banjar Baru 132,95 3,84 Menggala Timur 193,53 5,58 Jumlah 3.466,32 Sumber : Kabupaten Tulang Bawang dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Secara Topografi Kabupaten Tulang Bawang dibagi dalam 4 unit topografi: • Daerah dataran merupakan daerah terluas yang dimanfaatkan untuk pertanian dan

cadangan pengembangan transmigrasi. • Daerah Rawa, terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0-1 m yang

merupakan daerah rawa pasang surut yang pemanfaatannya untuk perawatan pasang surut.

• Daerah River Basin, terdapat 2 river basin yang utama yaitu River Basin Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya. Pada areal River Basin Tulang Bawang dengan anak-anak sungaimya membentuk pola aliran sungai ”dendritic” yang umumnya merupakan sungai-sungai di Lampung. Daerah ini memiliki luas 10.150 km2 dengan panjang 753 km yang digunakan untuk Pemgembangan tambak udang.

• Daerah Alluvial, meliputi pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir (down steem) dari sungai-sungai besar yaitu Tulang Bawang dan Mesuji, untuk pelabuhan.

Kabupaten Tulang Bawang memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata 28º C. suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut danjaraknya dari pantai. Pada Tahun 2011, suhu udara rata-rata siang hari berkisar antara 27,0oC sampai

Page 90: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-50

29,0oC. Sedangkan suhu udara pada malam berkisar antara 21,0oC sampai 23,7ºC. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 320 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm.

c. Demografi

Berdasarkan hasil estimasi penduduk 2011, penduduk Kabupaten Tulang Bawang mencapai 402.226 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 108,53. Dengan luas wilayah sebesar 346.632 hektar berarti kepadatan penduduknya mencapai 116 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang tampak masih timpang atau tidak merata antar wilayah. Kepadatan penduduk paling tinggi terjadi di Kecamatan Dente Teladas dan Banjar Baru, yaitu 449 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah terjadi pada Kecamatan Menggala dengan tingkat kepadatan 38 jiwa/km2. Tabel II-54. Jumlah Penduduk Kabupaten Tulang Bawang

Kecamatan Jumlah penduduk

Kepadatan penduduk

Sex ratio

Banjar Agung 35.732 155 105,72 Banjar Margo 37.012 278 109,66 Gedung Aji 13.162 115 107,83 Penawar Aji 12.087 116 108,83 Meraksa Aji 17.173 181 110,69 Menggala 13.061 38 109,18 Penawar Tama 41.554 197 103,03 Rawajitu Selatan 26.071 210 109,12 Gedung Meneng 31.099 47 109,10 Rawajitu Timur 37.429 212 118,86 Rawa Pitu 29.166 172 101,72 Gedung Aji Baru 16.067 168 117,62 Dente Teladas 20.956 449 111,74 Banjar Baru 59.706 449 106,51 Menggala Timur 11.951 62 106,51 Jumlah 402.226 116 108,53 Sumber : Kabupaten Tulang Bawang dalam Angka 2012

2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah agraris dimana mata pencaharian pokok penduduknya berada di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan daerah terluas merupakan daerah dataran yang cocok dimanfaatkan untuk pertanian. Kecamatan Rawajitu Selatan merupakan kecamatan potensial dalam produksi tanaman pangan, karena padi khususnya padi sawah sebagian besar dihasilkan di kecamatan ini. Sementara untuk komoditi jagung dan ubi kayu, sebagian besar dihasilkan di kecamatan Gedung Menteng dan Dente Teladas. Kecamatan Banjar Margo pada tahun 2011 merupakan kecamatan yang terbanyak produksinya dalam menghasilkan komoditi karet untuk tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang memiliki pertanian tanaman bahan makanan, tanaman obat dan hias, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Page 91: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-51

b. Sumber Daya Manusia

Masalah kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah yang perlu diperhatikan daalm proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi, tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam upaya pemerintah daerah mengurangi jumlah penduduk miskin. Dalam penyajian data ketenagakerjaan, BPS menggunakan batasan umur 15 tahun keatas dari semua penduduk dan dikenal dengan istilah penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2011 yang terdiri dari jumlah angkatan kerja 276.539 jiwa. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja (181.514 jiwa) dan pengangguran (9.853 jiwa). Penduduk Kabupatan Tulang Bawang sebagian besar bekerja di sektor pertanian (96.843 jiwa) dan sektor pedagangan (34.238 jiwa). Berdasarkan data tersebut, dapat diasumsikan ke dua sektor tersebut berpotensial untuk dikembangkan.

2.9.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peranan penting khususnya dalam transportasi darat. Sebagian besar jalan di Kabupaten Tulang Bawang sudah berupa jalan aspal, walaupun kondisinya beragam (baik, sedang, rusak, rusak berat). Secara statistik, dari panjang jalan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, 67,89% merupakan jalan aspal, 24,74% masih berupa jalan tanah, dan 7,37% adalah jalan kerikil. Atau dengan pembahasan jalan sederhana, baru 34,81% dari seluruh panjang yang ada dalam kondisi baik. Tabel II-55. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/ Permukaan Jalan di Kabupaten

Tulang Bawang Tahun 2011

Klasifikasi/Jenis Permukaan

Kondisi Jalan

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Tak Terinci Jumlah

1. Negara 60.26 - - - - 60.26 a. Aspal 60.26 - - - - 60.26 b. Kerikil - - - - - - c. Tanah - - - - - - d. Onderlaag - - - - - - e. Tak Terinci - - - - - -

2. Provinsi 68.85 13.24 8.83 23.25 - 114.16 a. Aspal 68.85 13.24 3.37 18.45 - 103.91 b. Tanah - - - - - - c. Onderlaag - - - - - - d. Tak Terinci - - - - - -

3. Kabupaten 126.42 240.45 175.12 17.64 - 559.63 a. Aspal 37.07 240.45 39.03 17.64 - 334.19 b. Kerikil 17.40 - 26.45 - - 43.85 c. Tanah 71.96 - 109.63 - - 181.59 d. Ondrelaag - - - - - - e. Tak Terinci - - - - - -

Jumlah 255.53 253.69 183.95 40.89 0.00 734.05 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Kabupaten Tulang Bawang 2012

Page 92: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-52

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Kebutuhan listrik di Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar disuplai oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Tulang Bawang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan maka daya tersambung, produksi listrik dan listrik yang terjual juga semakin meningkat. Pada tahun 2011 produksi listrik yang dibangkitkan 110.092.417 kWh dengan jumlah pelanggan 31.123. Untuk pemakaian sendiri sejumlah 72.117 kWh, sedangkan listrik yang dialirkan ke jaringan sebanyak 76.897.499 kWh, dengan jumlah gardu sebanyak 225.000 yang tersebar di setiap kecamatan.

c. Prasarana Komunikasi

Perkembangan arus komunikasi dan informasi antar wilayah di dalam suatu kabupaten merupakan hal sangat penting untuk menunjang seluruh aspek kehidupan masyarakat, yang meliputi aspek ekonomi, politik, keamanan, dan lainnya. Alternatif media komunikasi, dewasa ini, selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sekarang, orang-orang bisa memilih untuk menggunakan surat, telepon atau HP, faksimili, email, atau media komunikasi lainnya. Banyaknya pelanggan telepon di Kantor Cabang Menggala dan unit 2 pada tahun 2011 ini masing-masing sebanyak 192 dan 288 pelanggan, dengan kapasitas terpasang sebanyak 1.714.

d. Prasarana Pendidikan

Angka Melek Huruf (AMH) menyatakan persentase penduduk yang bisa membaca dan menulis, dikatakan “baik” pendidikan suatu daerah bila angka melek huruf bernilai >90. Untuk Tulang Bawang sendiri, pada tahun 2011 AMH mencapai 94,52%, naik dari angka tahun sebelumnya mencapai 93,8%. Rata-rata lama sekolah penduduk Tulang Bawang sebesar 7,1 tahun, artinya penduduk di Kabupaten Tulang Bawang baru bisa menikmati pendidikan rata-rata sampai kelas 7 atau 1 SLTP. Jika dibandingkan dengan angka tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2010 menunjukkan peningkatan. Untuk masing-masing kelompok umur sekolah menunjukkan tren naik. Sebanyak 97,85% penduduk sudah dapat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar, 85% untuk SLTP, dan 37,32% untuk SLTA. APS tertinggi ada pada usia sekolah SD, ini mengindikasikan juga bahwa sebagian besar pendidikan yang ditamatkan penduduk baru berada pada jenjang Sekolah Dasar. Tabel II-56. Jumlah Sekolah Guru danMurid diKabupaten Tulang Bawang

Jenjang Pendidikan Kepemilikan Sekolah Guru Murid

SD Negeri 176 4.682

44.362

Swasta 28 4.484

SMP Negeri 177 1.541

*

Swasta 28 1.016

SMU Negeri 10 258

2.395

Swasta 14 936

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang 2012

e. Prasarana Kesehatan

Pembangunan fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya program pembangunan pemerintah daerah. Pembangunan fasilitas kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang

Page 93: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-53

meningkat yaitu dengan adanya puskesmas dan posyandu yang tersebar di seluruh kecamatan mendukung bagi terciptanya kesehatan di masyarakat luas. Namun hal ini juga harus didukung dengan kesadaran masyarakat sendiri untuk selalu berpola hidup sehat. Tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang harus ada dalam pembangunan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2011, tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas 11 orang dokter spesialis, 47 orang dokter umum, 9 orang dokter gigi, 236 orang perawat dan 205 orang bidan. Tabel II-57. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang

Tahun 2011 Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Praktek Dokter Praktek Bidan Posyandu

Banjar Agung - 1 7 2 26 Banjar Margo - 1 - - 26 Banjar Baru - 1 - - 14 Gedung Aji - 1 1 - 8 Penawar Aji - 1 - - 16 Meraksa Aji - 1 - 5 8 Menggala 1 2 16 2 8 Penawar Tama - 1 1 7 14 Rawajitu Selatan - 1 1 2 12 Gedung Meneng - 1 1 3 20 Rawajitu Timur - 1 2 - 11 Rawa Pitu - 1 - - 13 Gedung Aji Baru - 1 1 - 15 Dente Teladas - 2 2 1 40 Menggala Timur - 1 - - 15 Jumlah 1 17 32 22 246 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang 2012

2.10. KABUPATEN PESAWARAN

2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara 1040-105014’ BT dan 507’-5048” LS. Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung, maka wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran mempunyai batas-batas sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten Lampung Tengah; Sebelah selatan : Kabupaten Tanggamus; Sebelah timur : Kabupaten Lampung Selatan, dan Kota Bandar Lampung Sebelah barat : Kabupaten Pringsewu.

Dengan posisi geografis yang demikian, maka Kabupaten Pesawaran merupakan daerah penyangga Ibukota Provinsi Lampung. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2 atau 117.377 ha dengan Kecamatan Padang Cermin sebagai kecamatan terluas, yaitu 31.763 ha. Kabupaten Pesawaran pada tahun 2008 terbagi dalam 7 kecamatan, 133 desa, dan 789 dusun/lingkungan.

Page 94: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-54

Tabel II-58. Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pesawaran tahun 2011

No. Kecamatan Nama Ibukota Luas (%) Jumlah

Desa /kelurahan 1. Padang Cermin Wates Way Ratai 314,63 26,81 22 2. Punduh Pidada Bawang 229,59 19,56 21 3. Kedondong Kedondong 130,71 11,41 21 4. Way Lima Batu Raja 99,83 8,51 16 5. Gedung Tataan Suka Raja 97,06 8,27 19 6. Negeri Katon Negeri Katon 152,69 13,01 19 7. Tegineneng Trimulyo 149,26 12,72 15

Jumlah 1.173,77 100 133 Sumber: Kabupaten Pesawaran dalam Angka 2012

b. Topografi dan Iklim

Kabupaten Pesawaran terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) pulau. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian. Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung, yang tertinggi adalah Gunung Pesawaran di Kecamatan Padang Cermin dengan ketinggian 1.604 m. Sungai terpanjang di Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang 54 km dan daerah aliran seluas 135,0 km2. Kabupaten Pesawaran merupakan daratan dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Di Gedung Tataan sebagai pusat kota, misalnya, mempunya tinggi 140,5 m dari permukaan laut. Secara umum kabupaten Pasawaran memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Propinsi Lampung pada umumnya, curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun. Arus angin di Kabupaten Pesawaran bertiup deri Samudra Indonesia dengan kecepatan rata-rata 70 km/hari atau 5,83 km/jam. Sedangkan temperatur udara berkisar antara 26°C sampai dengan 29°C dan suhu rata-ratanya adalah 28°C.

c. Demografi

Penduduk Kabupaten Pesawaran menurut hasil proyeksi pada tahun 2011 berjumlah 403.178 jiwa, terdiri dari 208.742 penduduk laki-laki dan 194.436 penduduk perempuan. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Padang Cermin sebanyak 89.761 jiwa (22,26%), Kecamatan Gedong Tataan sebanyak 86.991 jiwa (21,58%), Kecamatan Negeri Katon sebanyak 61.821 jiwa (15,33%), Kecamatan Kedondong sebanyak 58.325 jiwa (14,47%), Kecamatan Tegineneng sebanyak 50.293 jiwa (7,38%), dan Kecamatan Punduh Pidada sebanyak 26.225 jiwa (6,50%). Kepadatan penduduk Kabupaten Pesawaran adalah 343,49 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi terjadi pada Kecamatan Gedong Tatan, yaitu 896,26 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk paling rendah terjadi pada Kecamatan Punduk Pidada, sebesar 114,23 jiwa/km2. Sex ratio Pesawaran sebesar 107 yang artinya setiap 100 orang penduduk laki-laki terdapta 93 orang penduduk perempuan. Kecamatan dengan sex raito terbesar adalah Kecamatan Punduh Pidada sebesar 112, terkecil adalah Kecamatan Gedong Tataan sebesar 103.

Page 95: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-55

Tabel II-59.Jumlah Penduduk Kabupaten Pesawaran dirinci Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio tahun 2011

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

0 - 4 20.092 18.826 38.919 107 5 - 9 20.605 19.296 39.900 107

10 - 14 21.838 20.592 42.429 106 15 - 19 18.955 17.119 36.074 111 20 - 24 17.448 15.679 33.127 111 25 - 29 18.352 16.956 35.308 108 30 - 34 17.880 16.282 34.161 110 35 - 39 15.407 14.338 29.744 107 40 - 44 13.519 12.761 26.280 106 45 - 49 11.684 11.394 23.078 103 50 - 54 10.062 9.033 19.096 111 55 - 59 7.692 6.481 14.173 119 60 - 64 5.004 5.120 10.124 98

65+ 10.204 10.599 20.763 97 Jumlah 208.742 194.436 403.178 107

Sumber: Kabupaten Pesawaran dalam Angka 2012

2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Menurut data pertanian tahun 2011 besarnya luas panen dan produksi padi di Kabupaten Pesawaran tahun 2011 adalah 36.014 ha dan 185.416 ton. Sedangkan untuk tanaman pangan lainnya masing-masing yaitu jagung 11.518 ha dan 81.673 ton, kedelai 250 ha dan 270 ton, kacang tanah 313 ha dan 651 ton, kacang hijau 59 ha dan 42 ton, ubi kayu 3.670 ha dan 75.482 ton, ubi jalar 170 ha dan 1.509 ton. Berdasarkan data tahun 2011, penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran secara garis besar di bagi menjadi 2 bagian kawasan, yaitu kawasan budidaya dan kawasan non budidaya. Pertanian dalam arti luas sebagai sektor yang mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Pesawaran. Komoditas hortikultura terbesar pada komoditi sayuran adalah jahe yaitu 31.486 ton, dan luas panen terbanyak ada pada komoditi melinjo yaitu 57.350 ha. Sedangkan produktifitas terbesar ada pada komoditi sawi/petsai yaitu 921,95 kw/ha. Pada komoditi buah-buahan, produksi dan luas panen terbesar 374.812 ton dan 6.117.369 ha. Sedangkan untuk produksi dan luas areal tanaman perkebunan terbesar ada pada komoditi kakao yaitu 9.538 ton dan 15.062 ha.

b. Sumber Daya Manusia

Hasil Sakernas 2011 menunjukkan bahwa terdapat 68,32 % penduduk berumur 15 tahun ke atas yang termasuk dalam angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan yang mencari pekerjaan/ pengagguran. Banyaknya penduduk yang bekerja si Kabupaten Pesawaran sebanyak 185.113 orang, sedangkan yang mencari pekerjaan/ pengangguran sebanyak 8.155 orang. Pada tahun yang sama terdapat 201 pencari kerja yang terdaftar

Page 96: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-56

pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pesawaran (420 laki-laki, 381 perempuan). Terdapat 52,43% pencari kerja laki-laki yang tercatat pada Dinsosnakertrans. Bila dilihat menurut lapangan usaha, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak dipilih oleh penduduk Pesawaran dalam mencari nafkah. Terdapat 64,84% penduduk Pesawaran berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor ini. Sektor perdagangan dan sektor industri merupakan sektor terbesar kedua dan ketiga yang paling banyak dipilih oleh penduduk Pesawaran untuk bekerja. Masing-masing terdapat 13,11% dan 7,15% penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor ini.

2.10.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah membangun jalan sepanjang 579,86 km jalan kabupaten. Pada tahun 2011, 383,8 km jalan dalam kondisi baik, 145,7 km dalam kondisi rusak berat, sisanya 10,9 km dalam kondisi sedang dan 39,5 km dalam kondisi rusak. Dari total panjang jalan yang ada, 96,32% merupakan jalan bukan tanah, sementara sisanya 3,68% masih jalan tanah. Panjang jalan yang ada di Pesawaran salama periode 2009-2011 tidak mengalami perubahan. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Kabupaten Pesawaran disediakan terdapat 2 unit bus, 777 unit pick up dan 342 unit truk.

b. Prasarana Air Bersih dan Listrik

Pelanggan PDAM di Kabupaten Pesawaran selama periode 2009-2011 selalu mengalami peningkatan pada hampir semua jenis konsumen. Pada tahun 2010 terdapat 2.150 pelanggan PDAM, meningkat 0,61% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan dan banyaknya air minum yang disalurkan di Kabupaten Pesawaran tahun 2011 adalah 2.331 pelanggan dan 376.604 m3, meningkat kembali sebesar 8,42%. Pelangggan terbanyak adalah rumah tangga sebanyak 61,6%. Dari sejumlah rumah tangga yang mempunyai akses air minum bersih, hamper 8 %nya mengakses air minum kemasan, isi ulang dan ledeng. Banyaknya air minum yang disalurkan di Kabupaten Pesawaran selama periode 2009-2011 bervariasi pada hamper semua jenis konsumen, kecuali jenis konsumen non niaga. Air minum yang disalurkan ke konsumen non niaga selalu mengalami peningkatan pada periode ini. Pada tahun 2010, sebanyak 331.656 m3 air minum disalurkan ke konsumen non niaga. Volume air minum yang disalurkan ke konsumen non niaga meningkat sebesar 5,43% di tahun 2011 menjadi 23.416 m3. Tabel II-60. Jumlah Pelanggan PLN menurut Kantor Pelayanan di Kabupaten Pesawaran,

2009-2011 Kantor Pelayanan 2009 2010 2011

Hanura 3.120 3.632 4.071 Padang Cermin 7.578 10.275 12.178 Gedong Tataan - 10.788 12.887 Tegineneng 9.852 17.606 19.134 Pesawaran 20.550 42.301 48.270

Sumber: Kabupaten Pesawaran dalam angka 2012

Page 97: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-57

Banyaknya jumlah pelanggan listrik pada Perusahaan Listrik Negara pada tahun 2011 lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan terbanyak terdapat pada kantor pelayanan Pesawaran sebesar 48.270 pelanggan dibandingkan tahun 2010 sebanyak 42.301.

c. Prasarana Komunikasi

Prasarana Komunikasi di Kabupaten Pesawaran dilayani oleh 5 buah kantor pos yang ada di kabupaten tersebut, yaitu kantor pos Padang Cermin, Hanura, Kedondong, Tegineneng dan Gedong Tataan. Pada tahun 2011, terdapat 77.542 lembar surat yang dikirim dari kantor pos yang ada di kabupaten tersebut, sedangkan untuk pengiriman paket pos sebanyak 15.557 kg dan wesel sebanyak Rp 226.426.000.

d. Prasarana Pendidikan

Pada tahun 2011, penduduk Pesawaran bersekolah rata-rata selama 7,51 tahun, sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2010. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2009-2010 penduduk Pesawaran hanya menyelesaikan pendidikan sampai dengan kelas 1 SLTP. Secara umum, kemampuan baca tulis penduduk Pesawaran juga mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari persentase angka melek huruf yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 ada sebanyak 93,77% penduduk Pesawaran yang bisa membaca dan menulis. Jumlah ini meningkat menjadi 94,41% pada tahun 2010, dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 95,58%. Jumlah TK di Kabupaten Pesawaran tahun 2011 sebesar 59 sekolah dimana 6 sekolah negeri dan 53 sekolah swasta. Jumlah murid TK sebanyak 2.160 orang dengan jumlah guru sebanyak 256 orang. Sekolah Dasar (SD) sebesar 308 sekolah, terdiri dari 302 sekolah negeri dan 6 sekolah swasta, dengan jumlah murid SD sebanyak 48.841 orang dan jumlah guru sebanyak 3.710 orang. Jumlah SLTP sebanyak 60 sekolah dengan 36 sekolah negeri dan 24 sekolah swast, dengan jumlah murid 15.051 orang dan jumlah guru 1.237 orang. Jumlah SMU sebanyak 18 sekolah, terdiri dari 11 sekolah negeri dan 7 sekolah swasta, dengan jumlah murid 4.673 orang dan jumlah guru 427 orang. Sedangkan jumlah SMK sebanyak 8 sekolah, terdiri dari 1 sekolah negeri dan 7 sekolah swasta, dengan jumlah murid 2.028 orang dan jumlah guru 181 orang. Sementara banyaknya lembaga pendidikan islam di kabupaten Pesawaran pada tahun 2011 terinci menjadi 31 RA. 85 Ibtidaiyah, 46 Tsanawiyah, dan 13 Aliyah.

Tabel II-61. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkatan Per Kecamatan di

Kabupaten Pesawaran Tahun 2011

No Kecamatan Negeri Swasta

TK SD SLTP SLTA SMK TK SD SLTP SLTA SMK

1. Padang Cermin - 56 6 2 - 11 2 3 1 -

2. Punduh Pidada 1 20 6 2 1 4 1 1 2 1

3. Kedondong 1 46 6 1 - 2 1 1 - 3 4. Way Lima 1 36 3 1 - 4 - - - -

5. Gedung Tataan 2 63 3 1 - 13 1 8 1 2

6. Negeri Katon 4 46 6 2 - 8 - 4 - 1 7. Tegineneng - 35 4 2 - 11 1 7 2 1 Jumlah 6 302 36 11 1 53 6 24 7 8

Sumber: Kabupaten Pesawaran dalam Angka 2012

Page 98: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-58

e. Prasarana Kesehatan

Jumlah puskesmas induk 12 buah, dan puskesmas pembantu 36 buah dengan 31 dokter umum dan 9 dokter gigi. Pada tahun 2011 terdapat 8.251 bayi lahir, 67 diantaranya bayi lahir dengan berat badan rendah dan 8 dengan gizi buruk. Ketersediaan fasilitas juga didukung dengan keberadaan tenaga kesehatan yang ada, baik dari puskesmas maupun dari dinas kesehatan. Pada tahun 2011, terdapat 425 tenaga medis dari puskesmas. Sedangkan dari dinas kesehatan terdapat 30 tenaga medis dan 18 tenaga non medis. Tabel II-62. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2011

No Kecamatan Rumah Bersalin

Puskesmas induk

Puskesmas pembantu

Apotek Klinik Posyandu

1. Padang Cermin 1 3 5 - 3 77 2. Punduh Pidada - 1 4 - - 40 3. Kedondong - 1 7 - - 54 4. Way Lima - 1 4 - - 34 5. Gedung Tataan 1 2 6 4 7 93 6. Negeri Katon - 2 5 - 2 70 7. Tegineneng - 2 5 - - 54

Jumlah 2 12 36 4 12 422 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran 2011

2.11. KABUPATEN PRINGSEWU

2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Pringsewu terletak pada 104°48’ - 105°08’ BT dan 05°12’ - 05°33’ LS. Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah 625 km². Adapun batas wilayah kabupaten Pringsewu meliputi:

Sebelah utara : Kabupaten Lampung Tengah Sebelah selatan : Kabupaten Pesawaran Sebelah timur : Kabupaten Pesawaran Sebelah barat : Kabupaten Tanggamus.

Tabel II-63. Luas Wilayah Kabupaten Pringsewu No. Kecamatan Luas (Km2)

1. Pardasuka 94,64 2. Ambarawa 30,99 3. Pagelaran 172,75 4. Pringsewu 53,29 5. Gadingrejo 85,71 6. Sukoharjo 72,95 7. Banyumas 39,85 8. Adiwulih 74,82

Jumlah 625,00 Sumber : Kabupaten Pringsewu dalam Angka 2012

Page 99: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-59

Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan, yang tersebar di 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, Kecamatan Banyumas dan Pagelaran Utara. Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung.

b. Topografi

Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan areal datar (0-8%) yang tersebar di Kecamatan Pringsewu, Ambarawa, Gading Rejo dan Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%) memiliki sebaran luasan sekitar 19,09% yang dominan terdapat di Kecamatan Adiluwih. Sementara kelerengan yang terjal (>25%) memiliki sebaran luasan sekitar 21,49% terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu berada pada ketinggian 100–200 meter dpl, hal itu dapat dilihat dari porsi luasan yang merupakan luasan terbesar yaitu 40.555,25 Ha atau sebesar 64,88% dari total wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100–200 meter sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Pagelaran. Sedangkan kelas ketinggian lahan tertinggi > 400 meter dpl dengan porsi luasan terkecil atau sebesar 5,99% terdapat di Kecamatan Pardasuka dengan luasan sebesar 2.640,40 ha atau 27,86% dari total luas wilayahnya dan Kecamatan Pagelaran dengan luasan sebesar 1.106,72 ha atau 6,40% dari total luas wilayahnya. Kabupaten Pringsewu merupakan daerah tropis, dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 161,8 mm/bulan, dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1 hari/bulan. Rata-rata temperatur suhu berselang antara 22,90C – 32,40C. Selang rata-rata kelembaban relatifnya adalah antara 56,8% sampai dengan 93,1%. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Pringsewu adalah 1008,1 Nbs dan 936,2 Nbs. Dengan karakteristik iklim tersebut, wilayah ini berpotensial untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian.

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2007-2011) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu berjumlah 350.422 jiwa dan kemudian terus mengalami peningkatan hingga menjadi 369.336 jiwa pada tahun 2011 atau tumbuh sebesar 1,89%. Dengan luas wilayah sebesar 625 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sebesar 590.94 jiwa/km2, meningkat sebesar 5,33% dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka kepadatan penduduk di Kabupaten Pringsewu relatif cukup tinggi (peringkat ke-3 Provinsi Lampung), namun masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yang berada pada peringkat pertama dan Kota Metro pada peringkat kedua. Ditinjau dari masing-masing kecamatan, Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 53,29 km2 kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsewu hingga mencapai 1.415,07 jiwa/km2. Banyaknya penduduk Kabupaten Pringsewu terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 369.336 jiwa yang terdiri dari laki-laki 190.020 jiwa dan perempuan 179.313 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 591 jiwa per kilometer persegi. Secara rinci persebaran penduduk per Kecamatan adalah sebagai berikut:

Page 100: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-60

Tabel II-64. Jumlah penduduk di Kabupaten PrIngsewu Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Luas (Km2) Kepadatan (Jiwa/Km2)

1. Pardasuka 32.480 94,64 343,20 2. Ambarawa 32.633 30,99 1.053,02 3. Pagelaran 59.585 172,75 344,92 4. Pringsewu 76.908 53,29 1.443,20 5. Gadingrejo 700.60 85,71 817,41 6. Sukoharjo 45.181 72,95 619,34 7. Banyumas 19.202 39,85 481,86 8. Adiwulih 33.287 74,82 444,89

Jumlah 369.336 625,00 590,94 Sumber: Kabupaten Pringsewu dalam Angka 2012

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam Kabupaten Pringsewu sebagai produsen padi organik, dengan total luas areal 193 hadan total produksi 770 ton/tahun. Lahan yang tersedia untuk perluasan areal persawahan sebanyak 400 ha. Produksi kelapa sawit terdapat di Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Adiwulih. Selain itu Kabupaten Pringsewu berpotensi sebagai penghasil madu, dengan total produksi sebanyak 13.6 ton/tahun, royal jelly 9 kg/tahun dan bee pollen 4 ton/tahun berlokasi di Kecamatan Pardasuka. Potensi budidaya Ikan air tawar terdapat di Kec. Pagelaran dengan total produksi 10.554 ton/tahun, yaitu ikan mas, lele, nila dan gurame. Potensi bahan tambang alam yang ada di wilayah Kabupaten Pringsewu antara lain: mangan dan biorit 5.4 juta m³ di Kecamatan Gadingrejo, bentonit dengan deposit 6,2 juta m³ di Pekon Lugusari, 8.25 juta m³ di Pekon Lohjinawi, marmer 2.8 juta m³, silika 600.000 m³ dan andesit 5,25 juta m³ di Kecamatan Pagelaran. Kabupaten Pringsewu sangat berpotensi di bidang perdagangan dan bidang industri menengah maupun industri besar. Hal tersebut didukung oleh luas lahan yang ada dan keadaan stabilitas keamanan yang cukup kondusif serta dukungan dari sektor perbankan.

b. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 adalah sebesar 287.226. Dari jumlah penduduk usia kerja tersebut 172.545 orang merupakan penduduk dalam setatus angkatan kerja, sedangkan sisanya (114.681 orang) bukan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 51,77% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 48,23% berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk penduduk bukan angkatan kerja 49,04% berjenis kelamin laki-laki dan 50,96% berjenis kelamin perempuan. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 61,47%. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelaminnya TPAK penduduk Kabupaten Pringsewu untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 64,09% dan jenis kelamin perempuan sebesar 58,78%. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 8,33%. Hal itu dapat berarti bahwa sebanyak 8,33% dari penduduk angkatan kerja adalah pengangguran. Sedangkan jika ditinjau menurut jenis kelaminnya, sebesar 9,78% dari penduduk angkatan

Page 101: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-61

kerja berjenis kelamin laki-laki adalah pengangguran dan sebesar 6,71% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin perempuan adalah pengangguran. Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 adalah sebesar 14,72 juta rupiah, atau dapat dikatakan bahwa satu orang tenaga kerja dapat menciptakan nilai tambah rata-rata sebesar 14,72 juta rupiah pada setiap tahunnya.

2.11.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sepanjang 587,50 km. Berdasarkan statusnya, jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu yang termasuk dalam jaringan jalan negara sepanjang 27,90 km, jaringan jalan yang termasuk dalam jaringan jalan provinsi sepanjang 36,72 km dan jaringan jalan Kabupaten Pringsewu sepanjang 522,88 km. Ditinjau berdasarkan jenis permukaan maka jaringan jalan negara di Kabupaten Pringsewu 100% berpermukaan aspal, begitu juga hal nya dengan jaringan jalan provinsi yang juga 100% berjenis permukaan aspal. Sedangkan untuk jaringan jalan kabupaten hanya 62,53% yang berjenis permukaan aspal. Jika ditinjau dari kondisinya, jaringan jalan negara 100% masih dalam kondisi baik, sedangkan jaringan jalan provinsi hanya 6,53% berada dalam kondisi baik, sedangkan sisanya 13,40% dalam kondisi rusak dan 16,79% dalam kondisi rusak berat. Untuk jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Pringsewu, 20,45% dalam kondisi baik, 34,71% dalam kondisi sedang, 39,42% dalam kondisi rusak, dan hanya 5,41% yang berada dalam kondisi rusak berat.

b. Prasarana Air Minum

Prasarana air bersih di Kabupaten Pringsewu dilayani oleh PDAM Way Agung. PDAM Way Agung memiliki 4 buah cabang/unit yang tersebar di wilayah Kabupaten Pringsewu, yaitu cabang Sukoharjo, Pringsewu, Gading Rejo dan Banyumas. Namun, air yang disalurkan banyak yang melalui cabang Pringsewu. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Pringsewu yang di salurkan melalui PDAM Way Agung adalah sebanyak 63.204 pelanggan.

c. Prasarana Komunikasi

Perkembangan arus komunikasi dan informasi antar wilayah di dalam suatu kabupaten merupakan hal sangat penting untuk menunjang seluruh aspek kehidupan masyarakat, yang meliputi aspek ekonomi, politik, keamanan, dan lainnya. Alternatif media komunikasi, dewasa ini, selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sekarang, orang-orang bisa memilih untuk menggunakan surat, telepon atau HP, faksimili, email, atau media komunikasi lainnya. Banyaknya surat pos yang masuk dari kantor pos Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sebanyak 511.070 surat terdiri dari 21.318 pos biasa, 423.364 pos kilat, 66.094 pos kilat khusus, 125 tercatat, 30 terdaftar dan 319 surat pada kiriman luar negeri. Sementara untuk banyaknya surat pos yang keluar sebanyaknya 143.188 surat, terdiri dari 23.660 pos biasa, pos kilat sebanyak 49.243, kilat khusus sebanyak 69.848, tercatat sebanyak 96, terdaftar 36 dan kiriman luar negeri sebanyak 305 surat. Sementara untuk penggunaan telepon terdapat 2.989 pelanggan yang terdiri dari pelayanan Wire line dan speedy.

Page 102: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-62

d. Prasarana Pendidikan

Prasarana Pendidikan di Kabupaten Pringsewu cukup lengkap apabila dilihat dari jenjang pendidikan yang tersedia di Kabupaten tersebut. Secara keseluruhan, Kabupaten Pringsewu memiliki 267 SD, 57 SMP, 17 SMU, 16 SMK dan 7 Perguruan Tinggi Swasta seperti STIKES Muhammadiyah Pringsewu, Akademi Teknologi Pringsewu, STIE Muhammadiyah Pringsewu, STKIP Muhammadiyah Pringsewu, STIKES Aisyah Pringsewu, AKBID Alifa Pringsewu, dan STMIK Pringsewu. Dilihat dari tenaga pengajar atau guru yang ada di kabupaten tersebut, rasio murid dan guru adalah 15,27. Jumlah tersebut dapat dikatakan cukup, sehingga kualitas pendidikan di kabupaten tersebut dapat ditingkatkan. Tabel II-65. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Pringsewu

Jenjang Pendidikan Kepemilikan Sekolah Murid Guru SD Negeri 262 43.532 2.652 Swasta 5 2.031 85 SMP Negeri 25 13.096 913 Swasta 32 5.301 626 SMU Negeri 8 4.137 430 Swasta 9 2.718 226 SMK Negeri 2 1.266 54 Swasta 14 6.425 155 Sumber : Kabupaten Pringsewu dalam Angka 2012

e. Prasarana Kesehatan

Di bidang pelayanan kesehatan, di Kabupaten Pringsewu telah terdapat rumah sakit umum daerah pringsewu, rumah sakit swasta, puskesmas dan puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula balai pengobatan serta fasilitas kesehatan milik swasta lainnya.

2.12. KABUPATEN MESUJI

2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kabupaten Mesuji terletak diujung utara Provinsi Lampung dan pada jalur jalan nasional yaitu jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan kota-kota besar di Pulau Sumatera. Secara geografis kabupaten Mesuji terletak pada 5o-6o LS dan 106o

- 107o BT. Kabupaten Mesuji memiliki luas wilayah mencapai 2.184 km2, terdiri dari lahan basah, lahan kering dan pemukiman. Secara administratif Kabupaten Mesuji berbatasan dengan:

Sebelah utara : Kabupaten Ogan Komiring Ilir Provinsi Sumatera Selatan Sebelah selatan : Kabupaten Tulang Bawang Sebelah timur : Kabupaten Ogan Komiring Ilir Provinsi Sumatera Selatan Sebelah barat : Kabupaten Ogan Komiring Ilir Provinsi Sumatera Selatan

b. Topografi dan Iklim

Secara Topografi, wilayah Kabupaten Mesuji dapat dibagi dalam 4 unit topografi, sebagai berikut:

• Daerah dataran yang dimanfaatkan untuk perkebunan

Page 103: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-63

• Daerah rawa, terdapat disepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0-1 m yang merupakan daerah rawa yang dimanfaatkan untuk areal persawahan, meliputi Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan Rawajitu utara;

• Daerah river basin, terbatas dua river basin yang utama yaitu river basin Mesuji dan river basin sungai-sungai kecil lainnya. Pada areal river basin Mesuji dan anak sungai lainnya membentuk pola aliran sungai yang umumnya merupakan sungai- sungai kampung; dan

• Daerah aluvial meliputi pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir (down stem), dari sungai-sungai besar yaitu Sungai Mesuji dapat digunakan sebagai pelabuhan.

Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Mesuji, dibedakan menjadi 3 tipe wilayah yaitu:

• wilayah datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%; • wilayah agak landai dengan kemiringan lereng 3 – 8%; • wilayah landai dengan kemiringan lereng 8 – 15%;

Secara Keseluruhan wilayah Kabupaten Mesuji memiliki topografi yang bergelombang dengan ketinggian antara 25 meter hingga 1.000 meter dar permukaan laut. Secara topografi wilayah Kabupaten Mesuji terdiri atas lahan kering dan gambut (rawa), kepemilikian atas lahan itu terbagi atas lahan milik masyarakat dan lahan milik perusahaan. Dengan kondisi wilayah yang ada, Kabupaten Mesuji memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi pusat kawasan perkebunan dan perdagangan di Provinsi Lampung karena letaknya yang strategis sebagai pintu gerbang Lampung yang berbatasan langsung dengan 3 (tiga) kabupaten/kota. Wilayah Kabupaten Mesuji merupakan iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Musim kemarau di daerah ini terjadi pada bulan Juni sampai Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan Mei. Pada tahun 2008, suhu udara rata-rata berkisar antara 26,0 – 28,00C, sedangkan rata-rata curah hujan berkisar antara 175 mm.

c. Demografi

Selama tahun 2009-2011 terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 2,25% yaitu 185.261 jiwa pada tahun 2009 menjadi 189.442 jiwa pada tahun 2011. Seiring naiknya jumlah penduduk, kepadatan penduduk juga mengalami kenaikan, yaitu 85 jiwa/km2 pada tahun 2009 menjadi 87 jiwa/km2 pada tahun 2011. Tabel II-66. Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Mesuji No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

1. Way Serdang 41.372 143 2. Simpang Pematang 23.427 167 3. Panca Jaya 15.522 79 4. Tanjung Raya 34.318 144 5. Mesuji 20.253 74 6. Mesuji Timur 30.074 37 7. Rawajitu Utara 24.476 135

Jumlah 189.442 87 Sumber: Kabupaten Mesuji dalam Angka 2011 Berdasarkan komposisi penduduk, Kabupaten Mesuji didominasi oleh penduduk dengan kelompok umur produktif 15-44 tahun. Kemudian juga bila dilihat dari hal gender, jumlah

Page 104: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-64

penduduk laki-laki lebih banyak disbanding wanita. Dengan sex ratio 111, artinya dari 211 penduduk terdapat 111 penduduk laki-laki dan 100 wanita. Hal ini selayaknya bisa menjadi perhatian pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan maupun bidang lainnya demi upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat. Dari tujuh kecamatan, kecamatan Way Serdang memiliki jumlah penduduk terbanyak sebanyak 41.372 jiwa dan yang terkecil berada di Kecamatan Panca jaya sebanyak 15.522 jiwa. Namun daerah dengan kepadatan pendudk terbesar berada di Kecamatan Simpang Pematang, yaitu 167 jiwa/km2.

2.12.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Wilayah Kabupaten Mesuji merupakan daerah agraris dimana mata pencaharian pokok penduduknya berada di sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Hal ini dikarenakan daerah terluas merupakan daerah dataran yang cocok dimanfaatkan untuk pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Lahan kering yang ada saat ini sebagian besar sudah ditanami oleh masyarakat maupun perusahaan. Jenis tanaman yang ditanami adalah karet dan sawit, sedangkan sebagian kecil adalah tanaman palawija dan persawahan, namun masih ada lahan kering yang belum produktif karena tidak dimanfaatkan. Hasil pendataan dan identifikasi atas lahan kering tersebut baru 67% lahan yang produktif, sedangkan sisanya 33% masih belum dimanfaatkan. Lahan gambut atau rawa di kabupaten Mesuji terbentang seluas ± 98.000 hektar, lahan tersebut sangat cocok untuk perkebunan sawit dan palawija, namun pemanfaatannya baru 85%.

b. Sumber Daya Manusia

Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Data komposisi penduduk memperlihatkan bahwa 54,41% merupakan angkatan kerja. Sedangkan angka pengangguran untuk angkatan kerja mencapai 6,64%. Pada sisi lain, data Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) mencapai 45,59%, sehingga beban penduduk usia produktif Kabupaten Mesuji cukup banyak. Data yang diungkapkan mempunyai arti bahwa penciptaan lapangan kerja menjadi isu penting yang harus dengan segera diatasi.

2.12.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Pembangunan dan peningkatan fasilitas transportasi seperti jalan dan jembatan menjadi semakin penting karena berhubungan dengan kemudahan komunikasi dan mobilisasi antar daerah. Semakin baik kondisi jalan dan jembatan di suatu daerah baik kualitas maupun kuantitas, maka semakin lancar proses pendistribusian barang dan jasa antar wilayah. Sehingga akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan perekonomian. Mobilitas penduduk dan modal cenderung akan menjadi semakin tinggi dan nantinya akan lebih mudah menjangkau daerah-daerah sulit atau terisolir sehingga terbuka terhadap area lain. Luasan panjang jalan di kabupaten Mesuji pada tahun 2011 sudah berupa jalan aspal, walaupun kondisinya beragam (baik, sedang, rusak, rusak berat). Secara statistik, dari panjang jalan yang ada di Kab. Mesuji 46,7% merupakan jalan aspal, 46,2% jalan kerikil dan

Page 105: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-65

7,1% masih berupa jalan tanah. Atau dengan pembahasan sederhana, baru sekitar 22 % dari seluruh panjang jalan yang dalam kondisi baik, atau 63% yang dalam kondisi rusak parah. Panjang dan kondisi jalan di Kabupaten Mesuji ditunjukkan pada Tabel II-67.

Tabel II-67. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/Permukaan Jalan di Kabupaten

Mesuji Tahun 2011

Klasifikasi / Jenis Permukaan

Kondisi Jalan (Km)

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Tak Terinci

Jumlah Total

Negara a. Aspal - 41,07 - - - 41,07 b. Kerikil - - - - - 0,00 c. Tanah - - - - - 0,00 d. Onderlaag - - - - - 0,00 e. Tak Terinci - - - - - 0,00 Provinsi a. Aspal - - 7,60 - - 7,60 b. Kerikil - - 68,73 - - 68,73 c. Tanah - - - - - 0,00 d. Onderlaag - - - - - 0,00 e. Tak Terinci - - - - - 0,00 Kabupaten a. Aspal 112,16 - - - - 112,16 b. Kerikil - 124,48 - - - 124,48 c. Tanah - - 224,98 - - 224,98 d. Onderlaag - - - - - 0,00 e. Tak Terinci - - - - - 0,00 Jumlah 112,16 165,55 293,71 0,00 0,00 579,02

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mesuji 2007

b. Prasarana Komunikasi

Penduduk Mesuji sudah mulai menikmati kemajuan teknologi informasi. Dari hasil Susenas Juli 2011 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, sekitar 1,43% yang mengakses internet. Dan dari angka tersebut, 70% memilih handphone untuk mengakses internet. Sedangkan di bidang teknologi komunikasi, sekitar 60,25% penduduk Mesuji menguasai telepon seluler (handphone) dan dari jumlah tersebut, 18,12% memiliki lebih dari dua nomor HP.

c. Prasarana Pendidikan

Seiring pesatnya pembangunan di Kabupaten. Mesuji maka jenjang pendidikan pun semakin tingi. Dari indikator pendidikan yang ada pun semakin menunjukan perbaikan dari tahun ke tahun. Kemampuan baca tulis untuk tahun 2011 di Kabupaten Mesuji dinyatakan oleh angka melek huruf yaitu sebesar 93,30%. Dikatakan ”baik” pendidikan suatu daerah bilangan angka melek huruf bernilai > 90. Rata-rata lama sekolah penduduk Mesuji sebesar 6,37% per tahun, artinya penduduk di Kab. Mesuji baru bisa menikmati pendidikan rata-rata sampai kelas 6 SD. Jika dibandingkan dengan kab. Tulang Bawang sebagai kabupaten induknya, Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2011 Mesuji untuk kelompok umur sekolah SD dan SLTA lebih tinggi yaitu 98,34 (Tulang Bawang: 97,85) dan 42,15 (Tulang Bawang: 37,32), sedangkan untuk SLTP nilainya lebih rendah yaitu 77,15 (Tulang Bawang: 85). APS tertinggi ada pada usia sekolah SD, ini

Page 106: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-66

mengindikasikan juga bahwa sebagian besar pendidikan yang ditamatkan penduduk ada pada jenjang Sekolah Dasar.

d. Prasarana Kesehatan

Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan salah satu variabel yang dapat menunjukkan pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Mesuji. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Mesuji pada tahun 2011 dapat dikatakan relatif lengkap, hal tersebut didasarkan pada ketersediaan puskesmas di setiap kecamatan, meskipun di kabupaten tersebut tidak memiliki rumah sakit. Tabel II-68. Sarana Kesehatan di Kabupaten Mesuji Tahun 2011 No Kecamatan Puskesmas Praktek Dokter Praktek Bidan Posyandu 1. Way Serdang 2 4 25 25 2. Simpang Pematang 1 4 22 18 3. Panca Jaya 1 3 11 13 4. Tanjung Raya 1 2 19 26 5. Mesuji 1 2 14 20 6. Mesuji Timur 2 4 28 24 7. Rawajitu Utara 1 3 15 24 Jumlah 9 22 134 150 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji 2007

2.13 KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

2.13.1 Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis terletak antara 104o55′ – 105o10′ Bujur Timur dan 04o10′- 04o42′ Lintang Selatan dengan luas wilayah 1.201 km2. Batas-batas Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan serta Kabupaten Mesuji

Sebelah selatan : Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Utara Sebelah timur : Kabupaten Tulang Bawang Sebelah barat : Kabupaten Way Kanan

Tabel II-69. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kecamatan Luas Area (Km2) Persentase

Tulang Bawang Udik 237,35 20 Tumijajar 133,22 11 Tulang Bawang Tengah 274,93 23 Pagar Dewa 99,65 8 Lambu Kibang 109,82 9 Gunung Terang 141,91 12 Gunung Agung 127,64 11 Way Kenanga 76,48 6 Sumber : Tulang Bawang Barat dalam Angka 2012.

Page 107: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-67

Kabupaten Tulang Bawang Barat terdiri dari delapan kecamatan yang meliputi Gunung Agung, Gunung Terang, Lambu Kibang, Pagar Dewa, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik, Tumijajar dan Way Kenanga dan terdiri dari 77 kampung serta dua kelurahan.

b. Topografi dan Iklim

Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 39 Mdpl atau 16 – 20 meter diatas permukaan laut. Di bagian utara mengalir sungai besar yaitu Sungai Muara yang merupakan bagian hulu dari Way Mesuji. Secara morfologi, Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah dataran sampai dengan dataran bergelombang. Areal ini umumnya dimanfaatkan untuk areal pertanian, perkebunan dan pemukiman. Keadaan geologi penyusun batuan tersusun atas formasi muara enim yang terdiri dari perselingan batu lempung dan batu lanau tufaan dengan sisipan batu pasir tufaan dan batu lempung hitam. Selain itu terdapat pula formasi pasir kwarsa. Adapun jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah alluvial, regosol, pedzolik coklat, latosol dan pedzolik merah kuning. Secara umum, iklim di daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat relatif sama dengan iklim di Kabupaten lain di Provinsi Lampung dengan temperatur rata-rata 25oC – 31oC. Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki curah hujan yang cukup tinggi antara 57 – 299 mm/bulan dengan kelembaban rata-rata antara 85,2%.

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat menurut kecamatan tahun 2011 adalah berjumlah 253.429 orang dengan sex rasio 1,06. Kepadatan penduduk Kabupaten Tulang Bawang sebesar 211,10 jiwa/km2. Penduduk terbanyak terdapat pada di Kecamatan Tulang Bawang Tengah dengan jumlah penduduk 77.390 orang dengan kepadatan penduduk 281,49 orang per km2 dan yang terendah terdapat pada Kecamatan Pagar Dewa dengan jumlah penduduk 5.187 orang dengan kepadatan penduduk 52,05 orang per km2. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2010-2011 sebesar 1,09%. Tabel II-70. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk (per km2)

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk (per km2) 1. Tulang Bawang Udik 30.294 127,63 2. Tumijajar 40.987 307,67 3. Tulang Bawang Tengah 77.390 281,49 4. Pagar Dewa 5.187 52,05 5. Lambu Kibang 22.068 200,95 6. Gunung Terang 30.556 215,32 7. Gunung Agung 28.362 222,20 8. Way Kenanga 18.585 243,00 Jumlah 253.249 211,10

Sumber : Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam Angka 2012

2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dengan Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten ini baru diresmikan pada tahun 2008 oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto. Sebagai kabupaten baru, infrastruktur kabupaten ini

Page 108: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-68

masih terbatas. Penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat didominasi warga pendatang transmigran dari daerah Jawa, Sunda dan Bali. Mata pencarian utama penduduk adalah berkebun karet, sawit dan bertani. Kecamatan Tumijajar merupakan kecamatan potensial dalam produksi tanaman pangan khususnya padi sawah sebagian besar dihasilkan di kecamatan ini. Sementara untuk komoditi jagung dan ubi kayu, sebagian besar dihasilkan di Kecamatan Tumijajar dan Tulang Bawang Tengah.

b. Sumber Daya Manusia

Seperti halnya beberapa daerah di Provinsi Lampung, Kabupaten Tulang Bawang Barat banyak dihuni suku pendatang seperti Jawa dan Sunda yang mayoritas beragama Islam dan Suku Bali yang menganut agama Hindu. Namun suku mayoritas di Tulang Bawang Barat adalah suku Jawa sehingga bahasa Jawa sangat umum digunakan oleh penduduk sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Banyaknya industri pengolahan di Kabupaten Tulang Bawang Barat sangat mendukung bagi percepatan pembangunan daerah. Perusahaan industri di Kabupaten Tulang Bawang Barat membutuhkan banyak tenaga kerja yang terampil sehingga nantinya mampu mengurangi tingkat pengangguran. Persebaran tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin dan perusahaan penyedia kerjadi Kabupaten Tulang Bawang Barat disajikan pada Tabel II-71. Tabel II-71. Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Tulang

Bawang Barat

No. Sektor Jumlah Perusahaan

Buruh Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Pertanian - - - - 2. Pertambangan - - - - 3. Industri 10 2.409 287 2.696 4. Listrik/Gas/Air - - - - 5. Bangunan/Konstruksi - - - - 6. Perdagangan - - - - 7. Pengangkutan - - - - 8. Jasa - jasa - - - - 9. Lain - lain - - - -

Jumlah 10 2.409 287 2.696 Sumber : Kabupaten Tulang Bawang Barat Dalam Angka 2012

2.13.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan Data panjang jalan negara di Kabupaten Tulang Bawang Barat hingga akhir publikasi tidak tersedia, sementara jalan provinsi ada sepanjang 100,24 km dimana semuanya dalam kondisi rusak dengan rincian rusak 33,93 km dan rusak berat 66,31 km. Jalan Kabupaten ada sepanjang 532,16 km dengan rincian 403,68 km keadaan baik, 34,66 km rusak sedang, 58,89 km rusak, dan 34,93 km rusak berat. Kondisi jalan kabupaten yang telah beraspal sepanjang 254 km dalam keadaan baik sepanjang 173,20 km sisanya dalam keadaan rusak sedang hingga berat, sedangkan jalan onderlaag 119 km yang dalam keadaan baik 107,10 km sisanya dalam keadaan rusak

Page 109: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-69

sedang hingga berat, sementara jalan tanah 157 km dalam keadaan baik 128,37 km sisanya 28,63 km rusak sedang hingga berat.

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Pada tahun 2011 prasarana listrik yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang Barat meningkat dibandingkan tahun 2010. Jumlah produksi listrik yang dibangkitkan sebesar42.328.755 Kwh, untuk pemakaian sendiri sebesar 6.581 kWh dan yang dialirkan ke jaringan sebesar 36.377.913 kWh. Dengan jumlah pelanggan listrik terbanyak terdapat di Kecamatan Tulang Bawang Tengah yaitu 14.377 pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2011 sebanyak 332 pelanggan di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, di ikuti Kecamatan Tulang Bawang Udik sebanyak 182 pelanggan. Terdiri dari 5 unit usaha PDAM di Kecamatan Tulang Bawang Udik terdapat 1 unit, Kecamatan Tumijar 2 unit dan di Kecamatan Tulang Bawang Tengah 2 unit. c. Prasarana Komunikasi

Sarana komunikasi di Tulang Bawang Barat tahun 2011 tercatat 125 pelanggan telepon kabel, 14 warnet, 49 BTS dan 2 unit kantor Pos. dari 49 BTS yang ada di Tulang Bawang Barat terbanyak milik Telkomsel yakni 17 BTS, lalu diikuti Indosat 10 BTS, Xl 8 BTS, Ceria 2 BTS, Fren 2 BTS, Flexi 3 BTS dan Tree 7 BTS yang tersebar di 8 kecamatan dan hampir seluruh kampung terjangkau signal telepon seluler. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau konsumen sampai pada daerah yang terjauh. Pada tahun 2011, jumlah surat dalam negeri yang dikirim (kilat dan biasa) sebanyak 12.658 surat dan surat yang diterima sebanyak 14.266 surat serta kilat khusus yang dikirim sebanyak 5.238 surat dan yang diterima sebanyak 16.469 surat. Sedangkan jumlah surat luar negeri yang dikirim (kilat dan biasa) sebanyak 749 surat,yang diterima sebanyak 1.057 surat. Selain digunakan sebagai sarana komunikasi, masyarakat Kabupaten Tulang Bawang Barat juga memanfaatkan jasa Kantor Pos untuk mengirim wesel dan paket. Berdasarkan data dari Kantor Pos Daya Murni, pada tahun 2011 jumlah wesel yang dikirim sebanyak 13.243 buah dengan nilai sebesar Rp 29.005.432.948 dan wesel yang dibayar sebanyak 12.768 buah dengan nilai Rp 28.925.922.323. Sedangkan jumlah paket pos yang dikirim sebanyak 500 buah dan paket pos yang diterima sebanyak 269 buah.

d. Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat cukup lengkap. Hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Tulang Bawang Barat memiliki jumlah sekolah SD sebanyak 165 sekolah, terdiri dari 163 SD negeri dan 3 SD swasta dengan murid sebanyak 30.748, 30.101 di SD negeri dan 647 di SD swasta. Sekolah SMP sebanyak 53 sekolah, terdiri dari 29 SMP negeri dengan 8.946 siswa, dan 24 SMP swasta dengan 2.367 siswa. Sekolah SMA sebanyak 12 sekolah, terdiri dari 8 SMA negeri dengan 3.060 siswa dan 4 SMA swasta dengan 627 siswa.

Page 110: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-70

Tabel II-72. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Keterangan Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid

SD negeri 162 1.351 30.101 SD swasta 3 41 647 SMP negeri 29 285 8.946 SMP swasta 24 320 2.367 SMU negeri 8 285 3.060 SMU swasta 4 * 627

Sumber : Tulang Bawang Barat dalam Angka 2011 d. Prasarana Kesehatan

Salah satu peranan Pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas, baik dari segi finansial maupun dari segi lokasi. Pada tahun 2011, di Kabupaten Tulang Bawang Barat terdapat 9 puskesmas dan 197 posyandu. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat seluruhnya 180 orang dengan rincian 18 orang dokter umum, 5 orang dokter gigi, 144 perawat dan 166 bidan. Tabel II-73. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Tulang Bawang Barat No. Kecamatan Puskesmas Posyandu 1. Tulang Bawang Udik 1 32 2. Tumijajar 1 29 3. Tulang Bawang Tengah 2 49 4. Pagar Dewa 1 5 5. Lambu Kibang 1 28 6. Gunung Terang 1 19 7. Gunung Agung 1 19 8. Way Kenanga 1 16 9. Jumlah 9 197

Sumber : Tulang Bawang Barat dalam Angka 2012

2.14. KOTA BANDAR LAMPUNG

2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah Kota Bandar Lampung secara geografis terletak antara 5°20’ - 5°30’ Lintang Selatan dan 105°28’ - 105°37’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Sebelah selatan : Teluk Lampung Sebelah barat : Kabupaten Pesawaran Sebelah timur : Kabupaten Lampung Selatan

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan, dengan luas wilayah masing-masing kecamatan sebagai berikut:

Page 111: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-71

Tabel II-74. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung per Kecamatan

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Persentase 1. Teluk Betung Barat 20,99 10,64 2. Teluk Betung Selatan 10,07 5,11 3. Panjang 21,16 10,73 4. Tanjung Karang Timur 21,11 10,70 5. Teluk Betung Utara 10,38 5,26 6. Tanjung Karang Pusat 6,68 3,39 7. Tanjung Karang Barat 15,14 7,68 8. Kemiling 27,65 14,02 9. Kedaton 10,88 5,52

10. Rajabasa 13,02 6,60 11. Tanjung Senang 11,63 5,90 12. Sukarame 16,87 8,55 13. Sukabumi 11,64 5,90

Jumlah 197,22 100,00 Sumber: Kota Bandar Lampung dalam Angka Tahun 2011

b. Topografi dan Iklim

Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari :

• Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang Daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian utara

• Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh gunung Balau serta perbukitan Batu Serampok dibagian Timur Selatan.

• Daerah landai landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara, Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian Selatan.

Ditengah-tengah kota mengalir beberapa sungai seperti sungai Way Halim, Way Balau, Way Awi, Way Simpur diwilayah Tanjung Karang, dan Way Kuripan, Way Balau, Way Kupang, Way Garuntang, Way Kuwala mengalir di wilayah Teluk betung. Daerah hulu sungai berada dibagian barat, daerah hilir sungai berada di sebelah selatan yaitu di wilayah pantai. Luas wilayah yang memiliki topografi datar hingga landai meliputi 60% total wilayah, landai hingga miring meliputi 35% total wilayah dan sangat miring hingga curam meliputi 4% total wilayah. Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung merupakan perbukitan yang diantaranya bernama Gunung Kunyit, Gunung Kelutum, Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951) iklim Bandar Lampung tergolong tipe A, sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman (1978) tergolong Zone D3 yang berarti lembab sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257 – 2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar 60-85%, dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan arah dominan dari Barat (Nopember-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober). Parameter iklim yang sangat relevan untuk perencanaan wilayah perkotaan adalah curah hujan maksimum, karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan desain sistem

Page 112: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-72

drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun klimatologi Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara) dan Sukamaju Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum terjadi antara bulan Desember sampai dengan April dan dapat mencapai 185 mm/hari.

c. Demografi

Pada tahun 2011, penduduk Bandar Lampung berjumlah 891.374 jiwa dengan sex ratio 102, yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung adalah sebesar 4.471 jiwa.km2. Kepadatan penduduk paling besar terdapat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat yakni 10.953 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang paling kecil kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Kemiling yaitu 2.613 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung pada tahun 2010 -2011 adalah 1,09%. Tabel II-75. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung

No. Kecamatan Jumlah Sex Ratio Kepadatan Penduduk/Km2

1. Teluk Betung Barat 60.041 107 2.830 2. Teluk Betung Selatan 93.156 105 9.152 3. Panjang 64.194 105 3.001 4. Tanjung Karang Timur 90.295 101 4.231 5. Teluk Betung Utara 63.342 101 6.037 6. Tanjung Karang Pusat 73.169 99 10.836 7. Tanjung Karang Barat 64.439 103 4.211 8. Kemiling 72.248 100 2.585 9. Kedaton 89.273 101 8.117

10. Rajabasa 43.727 105 3.322 11. Tanjung Senang 41.672 101 3.545 12. Sukarame 71.530 101 4.194 13. Sukabumi 64.288 103 5.464

2011 891.374 102 4.471 Sumber: Kota Bandar Lampung dalam Angka Tahun 2011

2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan terdapat 716 ha tanah kering yang tidak diusahakan. Pada tahun 2010 terdapat beberapa tanaman pangan yang mengalami penurunan produksi, antara lain ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan kacang tanah. Sedangkan tanaman pangan lainnya mengalami kenaikan produksi yaitu padi sawah dan padi ladang. Tutupan lahan di Kota Bandar Lampung secara eksisting sampai saat ini secara garis besar terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kegiatan reklamasi pantai di Kota Bandar Lampung secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota Bandar Lampung, jika pada tahun 2003 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218 ha, maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar Lampung sudah berjumlah 19.722 ha. Secara

Page 113: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-73

umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah berjumlah 9920 ha atau sekitar 54,65% dari seluruh luas Kota Bandar Lampung, sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230,89 Ha atau sekitar 45,35%.

- Kawasan Lindung - Kawasan Resepan Air - Kawasan Sempadan Pantai - Kawasan Sempadan Sungai - Kawasan Sekitar Mata Air - Kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota - Kawasan Budidaya - Kawasan Perumahan - Kawasan Perdagangan dan Jasa - Kawasan Perkantoran - Kawasan Industri - Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) - Ruang terbuka Hijau Non Alami - Kawasan Peruntukan Lainnya

Komoditi unggulan Kota Bandar yaitu sektor perkebunan, pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah kakao, kopi, kelapa dan cengkeh. sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa jagung dan ubi kayu. Sub sektor jasa yaitu pariwisata.

b. Sumber Daya Manusia

Sebagian besar pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja merupakan lulusan SMU ke atas dan sebagian kecil lulusan SD dan SLTP seperti terlihat pada Tabel II-62 berikut. Sedangkan banyaknya tenaga kerja yang sudah terdaftar di beberapa perusahaan dapat dilihat pada Tabel II-76. Tabel II-76. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin yang Terdaftar

pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

Pendidikan Pencari Kerja

Laki-laki Perempuan Jumlah

Tidak Tamat SD - - - Tamat SD 16 3 19 Tamat SMP/sederajat 77 59 136 Tamat SLTA/sederajat 4.767 2.908 7.675 DI/DII/DIII 471 732 1.203 Sarjana S1 1.248 1.502 2.750 Sarjana S2 20 19 39 Jumlah 6.599 5.223 11.822 Sumber : Kota Bandar Lampung dalam Angka Tahun 2011

2.14.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Kota Bandar Lampung memiliki andil yang sangat vital dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya serta memiliki Pelabuhan Panjang untuk kegiatan ekspor impor dan Pelabuhan Srengsem yang

Page 114: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-74

melayani distribusi batubara dari Sumatera ke Jawa, sehingga secara langsung Kota Bandar Lampung berkontribusi dalam mendukung pergerakan ekonomi nasional. Secara umum berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum, panjang jalan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 tidak mengalami perubahan. Berikut disajikan informasi panjang jalan di Kota Bandar Lampung menurut jenis permukaan jalan dan menurut kondisi jalan, seperti disajikan dalam Tabel II-77. Tabel II-77. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2007 -2011 Jenis Permukaan 2007 2008 2009 2010 2011

Aspal 850.320 853.370 854.854 855.550 859.100 Kerikil 22.850 20.750 19.807 20.110 18.910 Tanah 27.150 26.200 25.659 24.660 22.310 Baik 395.980 400.642 404.243 404.750 406.250 Sedang 397.250 405.144 406.740 407.250 409.350 Rusak 37.820 40.510 41.414 43.110 45.095 Rusak Berat 24.360 29.009 25.200 26.100 25.457 Tidak Dirinci 44.910 27.015 22.723 19.110 14.168

Sumber: Kota Bandar Lampung dalam Angka 2012

b. Prasarana Air Minum dan Listrik

Prasarana Air Minum di Kota Bandar Lampung disediakan oleh PDAM Way Riau. Nilai air minum yang didistribusikan PDAM ‘Way Rilau’ mengalami peningkatan di tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pelanggan Perusahaan Air Bersih di Kota Bandar Lampung adalah 34.003 pelanggan (48,02%). Konsumen paling besar untuk air minum adalah konsumen rumah tangga. Kebutuhan listrik di Kota Bandar Lampung terus meningkat. Kebutuhan tersebut seiring dengan pertumbuhan industri rumah tangga, industri kecil, maupun industri besar dan sedang di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data dari PLN Kota Bandar Lampung produksi listrik yang terjual tahun 2011 adalah 713.518.098 kwh dengan nilai Rp 574.013.663.571. Tabel II-78. Jenis Konsumen PDAM ‘Way Rilau’ Kota Bandar Lampung Tahun 2011

Jenis Konsumen Air Terjual (m3) Nilai (Rp) Rumah tangga 6.028.742 22.905.800.750 Instansi Pemerintah dan TNI/Polri 206.539 896.197.550 Industri 16.012 97.519.400 Niaga 637.977 3.331.274.740 Sosial 348.750 930.724.840 Pelabuhan 32.476 649.520.000 Karyawan PDAM 56.805 2.607.150 Tangki dan lainnya 13.040 292.190.000 Jumlah 7.340.341 29.105.834.070 Sumber : Kota Bandar Lampung dalam Angka 2012

Page 115: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-75

c. Prasarana Komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Bandar Lampung, seperti kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara langsung. Pada tahun 2011, jumlah surat dalam negeri yang dikirim (kilat dan biasa) sebanyak 51.673 surat dan surat yang diterima sebanyak 200.679 surat serta kilat khusus yang dikirim sebanyak 414.025 surat dan yang diterima sebanyak 585.513 surat. Sedangkan jumlah surat luar negeri yang dikirim (kilat dan biasa) sebanyak 16.632 surat,yang diterima sebanyak 3.039 surat, serta surat terdaftar yang dikirim sebanyak 20.887 surat dan yang diterima sebanyak 4.788 surat. Layanan fasilitas teknologi telepon di Kota Bandar Lampung meliputi telepon umum koin sebanyak 178 buah, 93 wartel dan 35 buah warnet. Bandar Lampung juga memiliki fasilitas tower telekomunikasi sebanyak 54 yang tersebar disetiap kecamatan.

d. Prasarana Pendidikan

Berdasarkan data Dinas Pendidikan, jumlah murid SMP Negeri dan SMU negeri mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun jumlah murid SD Negeri di Bandar Lampung mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung berdasarkan data Dinas Pendidikan, terdapat 206 SD Negeri dan 44 SD Swasta di Bandar Lampung, untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama, terdapat 34 SMP Negeri dan 79 buah SMP Swasta. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah Umum, terdapat 17 SMU Negeri dan 37 buah SMU Swasta. Tabel II-79. Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar dan Guru Sekolah Dasar Negeri dan Swasta

Menurut Kecamatan di Kota Bandar Lampung

Tahun Negeri Swasta

Sekolah Ruang Kelas

Guru Sekolah Ruang Kelas

Guru

2011 206 1.529 2.637 44 326 898 2010 203 1.364 2.634 42 386 898 2009 201 1.381 3.728 44 386 898

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Angka 2012

e. Prasarana Kesehatan

Prasarana kesehatan merupakan salah satu prasarana yang harus dimiliki oleh suatu daerah. Prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung cukup lengkap dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Provinsi Lampung. Pada tahun 2011 terdapat beberapa sarana kesehatan, antara lain 15 buah rumah sakit, 28 puskesmas, 52 puskesmas pembantu, 20 rumah bersalin, dan 86 balai pengobatan yang tersebar di 13 kecamatan. Tabel II-80. Banyaknya Sarana Kesehatan menurut kecamatan di Kota Bandar Lampung 2011

No Kecamatan Rumah sakit

Puskesmas Puskesmas Pembantu

Rumah Bersalin

Balai Pengobatan

Posyandu

1. Teluk Betung Barat

- 2 6 1 2 47

2. Teluk Betung 1 2 3 2 8 78

Page 116: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-76

No Kecamatan Rumah sakit

Puskesmas Puskesmas Pembantu

Rumah Bersalin

Balai Pengobatan

Posyandu

Selatan 3. Panjang - 2 3 4 12 48 4. Tanjung

Karang Timur 1 3 3 2 9 68

5. Teluk Betung Utara

2 2 3 - 4 60

6. Tanjung Karang Pusat

5 3 2 1 14 57

7. Tanjung Karang Barat

- 3 4 3 4 44

8. Kemiling 1 3 9 1 4 45 9. Kedaton 1 2 3 1 11 54

10. Rajabasa 1 1 5 2 3 30 11. Tanjung

Senang - 1 5 2 5 24

12. Sukarame 2 3 4 1 4 45 13. Sukabumi 1 1 2 - 6 30 Jumlah 15 28 52 20 86 630 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam Angka 2012

2.15. KOTA METRO

2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak Geografi dan Luas Wilayah

Kota Metro secara geografis terletak pada 105o17’-105o19’ Bujur Timur dan 5o6’-5o8’ Lintang Selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung). Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara 30-60 m diatas permukaan air laut. Beriklim hujan humid tropis. Suhu udara berkisar antara 260-280C, kelembaban udara rata-rata 80-88% dan curah hujan per-tahun antara 2,264 mm - 2,868 mm. Bulan hujan berkisar antara September sampai Mei. Kota Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan jumlah penduduk 150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22 kelurahan dengan batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Lampung Timur. Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Timur. Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Timur Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Tengah.

Luas wilayah Kota Metro adalah 6,874 ha, dengan pembagian sebagai berikut:

Metro Barat: : 1,128 ha Metro Selatan : 1,433 ha Metro Timur : 1,178 ha Metro Pusat : 1,171 ha Metro Utara : 1,964 ha

Page 117: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-77

b. Topografi dan iklim

Topografi Kota Metro berupa daerah dataran aluvial. Ketinggian daerah ini berkisar antara 25 meter sampai 75 meter dari permukaan laut, dan dengan kemiringan 0 % sampai 3% atau dengan kemiringan wilayah <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit berlapis. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis QW. Pada umumnya klimatologi Kota Metro sama dengan klimatologi Propinsi Lampung, yaitu:

• Arus angin Kota Metro terletak di bawah garis khatulistiwa 5o Lintang Selatan, beriklim tropis-humid dengan angin laut yang bertiup dari Samudera Indonesia dengan arah angin setiap tahunnya, yaitu : - Pada bulan November - Maret, angin bertiup dari arah Barat ke Barat Laut. - Pada bulan Juli - Agustus, angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Kecepatan

angin rata-rata 5,83 km/jam. • Temperatur

Pada daerah dataran dengan ketinggian 30 – 60 m, temperatur udara rata-rata berkisar antara 26oC – 28oC. Temperatur maksimum yang sangat jarang terjadi dialami adalah 33oC dan temperatur minimum 22oC.

• Kelembaban Udara Rata-rata kelembaban udara sekitar 80% - 88% dan akan lebih tinggi pada tempat yang tinggi.

c. Demografi

Komposisi penduduk Kota Metro didominasi oleh penduduk muda/dewasa yang mencapai 68,56 %. Jumlah penduduk Kota Metro pada tahun 2008 mencapai 136.273 jiwa. Angka ini terus meningkat dan pada tahun 2011 diperkirakan naik menjadi 147.050 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1,09% selama periode 2010-2011. Kota Metro dengan luas wilayah sekitar 68.74 km2, setiap km2 didiami penduduk sebanyak 2.139 jiwa dan dengan rata-rata 4 jiwa per rumah tangga pada tahun 2011. Tabel II-81. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Metro

Tahun 2011 2010 2009

Jumlah Pria (jiwa) 84.608 73.027 68.778 Jumlah Wanita (jiwa) 81.844 72.444 67.495 Total (jiwa) 166.452 145.471 136.273 Pertumbuhan Penduduk (%) 1,09 1,30 1.3 Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) 2.139 2.116 1.982 Sex Ratio (L/P) 101,08 100,80 101,90 Jumlah Rumah tangga 37.508 36.157 34.833 Rata-rata ART (Jiwa/ruta) 3,92 4,02 3,91

% penduduk menurut kelompok umur 0-14 thn 26,91 - -

15-64 thn 68,56 - - >65 thn 4,53 - -

Sumber : Kota Metro dalam Angka Tahun 2011

Page 118: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-78

Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah perempuan tetapi perlu diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2010-2011. Hal ini dilihat dari sex ratio, pada tahun 2010-2011, untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.

2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber Daya Alam

Kota Metro direncanakan sebagai pusat pengadaan benih padi untuk wilayah Kota Metro dan sekitarnya. Sektor perternakan dan perikanan juga cukup berkembang, diantaranya ternak sapi, kambing, ayam buras, ras pedaging, ras petelur, dan itik, dan lainnya. Berbagai jenis ikan yang dikembangkan yaitu ikan lele, patin, gurame, ikan mas dan ikan nila. Satu hal yang cukup membanggakan, Kota Metro ditetapkan sebagai centra lele untuk wilayah Provinsi Lampung. Pola penggunaan lahan di kelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu lahan terbangun dan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari kawasan pemukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas perdagangan dan jasa, sedangkan lahan tidak terbangun terdiri dari persawahan, perladangan, dan penggunaan lainnya. Kawasan tidak terbangun didominasi oleh persawahan dengan sistem irigasi teknis seluas 2.968,15 hektar atau 43,38% dari luas wilayah, selebihnya adalah lahan kering pekarangan sebesar 1.198,68 hektar, tegalan 39,49 hektar dan sawah non irigasi sebesar 41,50 hektar. Sebagian warga Kota Metro masih menekuni sektor pertanian persawahan dengan lahan yang cukup luas sehingga sektor pertanian tetap mendapatkan perhatian utama.

b. Sumber Daya Manusia

Dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), hanya sekitar 66,30 % penduduk kota Metro masuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami kenaikan selama periode 2009-2011, yakni dari 58,41% pada tahun 2009 menjadi 66,30% pada tahun 2011. Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama pada tahun 2011, pilihan bekerja di sektor jasa-jasa masih mendominasi pasar kerja di Kota Metro dengan persentase sebesar 80,54%. Pekerja pada sektor pertanian hanya 11,98%, sementara pekerja di sektor manufaktur sebanyak 7,86%. Hal ini menunjukkan bahwa Metro sebagai kota kecil yang semakin berkembang. Tingkat pengangguran mengalami perubahan yang fluktuasi selama kurun waktu 2009-2011. Pada tahun 2009 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 11,10% dan pada tahun 2010 turun menjadi 7,09 % dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 13,84%. Sejalan dengan kenaikan tingkat pengangguran, maka tingkat kesempatan kerja penduduk Kota Metro juga semakin menurun yang hanya mencapai 86,16% pada tahun 2011. Sementara itu, jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkugan pemerintah Kota Metro terus mengalami peningkatan, yakni dari 4.789 orang pada tahun 2009 naik menjadi 5.044 orang pada tahun 2011. Berdasarkan komposisi pegawai menurut golongan, jumlah pegawai golongan III jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah pegawai pada golongan lainnya. Fenomena ini mungkin juga dijumpai di Kabupaten/Kota lain di Provinsi Lampung.

Page 119: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-79

2.15.3. Infrastruktur

a. Prasarana Jalan

Pemerintah Kota Metro telah membangun jalan sepanjang 586,79 km jalan kota atau sekitar 95% dari total panjang jalan di Kota Metro. Sementara panajng jalan tidak mengalami kenaikan yang berarti, yaitu dari 435,3 km pada tahun 2009 menjadi 614,43 km pada tahun 2011 atau bertambah sekitar 178,13 km. Pada tahun 2011, permukaan jalan yang sudah diaspal mencapai 593,4 km atau 96% dari total panjang jalan di Kota Metro. Dalam kurun waktu 2009-2011 permukaan jalan di Kota Metro yang sudah diaspal meningkat dari 348,98 km pada tahun 2009 menjadi 593,4 km pada tahun 2011 atau meningkat sepanjang 173,09 km. Transportasi di Kota Metro didukung dengan jaringan jalan yang baik, terminal dan sarana angkutan umum yang memadai. Untuk mendukung pelayanan angkutan penumpang dan barang, Kota Metro memiliki 2 buah terminal, yaitu terminal kota yang terletak di Metro Pusat dan terminal induk di Mulyojati, Metro Barat. Tabel II-82. Daftar Panjang Jalan Menurut Kendaraan dan Status Jalan di Kota Metro Tahun

2011 (Km) Status jalan

Keadaan 2009 2010 2011 I. Jenis Permukaan a. Diaspal 348,98 420,31 593,40 b. onderlagh 80,21 185,24 12,46 c. Tanah 6,11 8,88 8,57 Jumlah 435,30 614,43 614,43 II.Kondisi Jalan a. Baik 179,47 242,26 377,84 b. Sedang 204,71 351,96 209,08 c. Rusak 49,12 18,21 24,37 d. Rusak Berat 2,00 2,00 3,14 Jumlah 435,30 614,43 614,43 Sumber : Kota Metro dalam Angka 2012

b. Prasarana Air Minum dan Listrik Jumlah pelanggan listrik di Kota Metro mengalami kenaikan yaitu dari 32.695 pelanggan menjadi 40.275 pelanggan. Listrik yang dibeli dari pihak lain oleh PLN di Kota Metro selama kurun waktu 2010-2011 mengalami penurunan yaitu dari 143.754 ribu kWh menjadi 142.122 ribu kWh. Tetapi walaupun listrik yang dibeli dari pihak lain mengalami penurunan,jumlah listrik yang didistribusikan cenderung meningkat. Jumlah listrik yang didistribusikan pada tahun 2010 tercatat sebesar 124.925 ribu kWh. Angka inimeningkat menjadi 126.844 ribu kWh pada tahun 2011. Dilihat dari jumlah listrik yang didistribusikan, tampaknya jumlah listrik yang dibeli dari pihak lain setiap tahunnya masih mencukupi jika dibandingkan dengan yang didistribusikan. Untuk air bersih, jumlah pelanggan pada PDAM Kota Metro mengalami sedikit kenaikan, yakni dari 938 rumah tangga pada tahun 2009 menjadi 1.050 rumah tangga pada tahun 2011. Banyaknya air yang terjual pada tahun 2009 yaitu sebanyak 120.300 m3 menjadi

Page 120: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-80

139.401 m3 pada tahun 2011. Rumah tangga pelanggan PDAM hanya sekitar 2,8% dari jumlah rumah tangga yang ada di Kota Metro. Hal ini dikarenakan masyarakat masih mudah mendapatkan air bersih yang bersumber dari air tanah yang relatif masih bersih dan tidak tercemar serta murah untuk mendapatkannya.

c. Prasarana Komunikasi

Kota Metro memiliki sarana pelayanan pos, salah satunya yaitu kotak pos yang berjumlah 40 unit, bus surat sebanyak 6 unit, dan pos desa sebanyak 6 unit. Sementara Kantor Pos Pemeriksa dan Kantor Pos Cabang masing-masing sebanyak 1 unit. Pada tahun 2011 tercatat 80.975 surat dalam negeri yang terkirim dan yang diterima sebanyak 54.341 surat. Sementara surat luar negeri yang terkirim sebanyak 1.501 surat dan yang diterima sebanyak 4.573 surat. Sementara untuk penggunaan TELKOM pada tahun 2011 pelanggan tertinggi yaitu Kecamatan Metro Pusat dengan jumlah pelanggan 1.566 pelanggan, diikuti kecamatan Metro Timur sebanyak 1.433 pelanggan, sedangkan pelanggan yang paling kecil berada di Kecamatan Metro Selatan sebanyak 197 pelanggan.

d. Prasarana Pendidikan

Kota Metro memiliki fasilitas pendidikan yang memadai, berbagai prestasi dibidang pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, penduduknya yang ramah, serta harga-harga kebutuhan pokok relatif murah dan mudah diperoleh merupakan daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin menimba ilmu. Kawasan pendidikan Kota Metro berpusat di daerah kampus, serta tersebar di setiap penjuru wilayah. Saat ini terdapat 54 TK, 64 SD, 30 SMP, 23 SMA, 16 SMK dan Perguruan Tinggi. Jika ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan 25,38% penduduk Kota Metro berusia 10 tahun keatas tamat SMU atau sederajat. Kota Metro memiliki Gedung Perpustakaan yang cukup representatif, letaknya yang strategis memudahkan bagi pelajar dan masyarakat umum untuk datang dan membaca di perpustakaan ini. Masyarakat juga mengembangkan perpustakaan kelurahan yang dikenal dengan sebutan “Rumah Pintar” yang memudahkan warga menimba ilmu melalui berbagai buku-buku yang tersedia.

e. Prasarana Kesehatan

Kota Metro memiliki fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1 rumah sakit pemerintah, 2 rumah sakit swasta, 3 rumah sakit bersalin, puskesmas rawat inap, poliklinik, balai kesehatan, bahkan hampir di setiap kelurahan memiliki Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL). Fasilitas kesehatan tersebut juga didukung oleh tenaga kesehatan seperti dokter umum sebanyak 76 orang, dokter specialis sebanyak 43 orang dan dokter gigi sebanyak 17 orang. Dalam hal persalinan, sebanyak 71,8% kelahiran balita di Kota Metro ditolong oleh bidan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran penduduk akan pentingnya keselamatan ibu melahirkan dan bayinya sudah cukup tinggi. Dengan pelayanan kesehatan yang baik didukung kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, menjadikan derajat kesehatan masyarakat yang cukup-tinggi. Hal ini terbukti dengan keberhasilan Kota Metro meraih penghargaan sebagai Kota Sehat tahun 2006 dan 2007.

Page 121: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

II-81

Tabel II-83. Fasilitas Kesehatan di Kota Metro, 2011

Fasilitas Kesehatan Pemerintah TNI/POLRI Swasta Jumlah Rumah Sakit Umum 1 0 3 4 Rumah Sakit Jiwa 0 0 0 0 Rumah Sakit Bersalin 0 0 2 2 Rumah Sakit Khusus Lainnya 0 0 1 1 Puskesmas 11 0 0 11 Puskesmas lainnya 6 0 0 6 Puskesmas Keliling 11 0 0 11 Posyandu 154 0 0 154 Polindes 22 0 0 22 Rumah Bersalin 0 0 6 6 Balai Pengobatan/ Klinik 0 0 10 10 Apotik 0 0 26 26 Toko Obat 0 0 7 7 Pedagang Besar Farmasi 0 0 0 0 Gudang Farmasi 0 0 0 0 Industri Obat Tradisional 0 0 247 247 Industri Kecil Obat Tradisional 0 0 0 0 Praktek Dokter Bersama 0 0 3 3 Praktek Dokter Perorangan 60 0 0 60 Laboratorium Kesehatan 15 0 3 18 Optik 0 0 - - Jumlah 280 0 308 588 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Metro 2012

Page 122: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 123: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 124: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 125: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-1

BAB III KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH 3.1 PROVINSI LAMPUNG

3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Selama lima tahun terakhir, besaran PDRB adh berlaku di Provinsi Lampung terus meningkat lebih dari dua kali lipat dari nilai Rp 60.921,96 milyar di tahun 2007 menjadi Rp 128.408,89 milyar tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perekonomian Lampung secara umum terus mengalami perkembangan. Tentunya kenaikan ini berdampak pada naiknya perolehan rata-rata pendapatan per kapita penduduk Lampung. Perkembangan PDRB per kapita selama tahun 2007 – 2011 disajikan dalam Gambar III-I dan Gambar III-2.

Gambar. III-1. Distribusi PDRB adh Berlaku Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Lampung

Tahun 2007 Perkembangan PDRB per Kapita selama tahun 2007-2011 menunujukkan trend yang cenderung meningkat, baik pada harga berlaku maupun konstan. PDRB adh berlaku per kapita penduduk Lampung di tahun 2007 tercatat Rp 8.290.070; atau sekitar Rp 690.839 per bulan. Perolehannya dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Di tahun 2008 dan 2009 PDRB per kapita meningkat masing-masing menjadi Rp 9.911.948 (Rp 825.996; per bulan) dan Rp 11.816.312; (Rp 984.693 per bulan). Selanjutnya, tahun 2010 PDRB per kapita tercatat Rp 14.244.576 atau sekitar Rp 1.187.048 per bulan. Memasuki tahun 2011 PDRB per kapita Lampung meningkat menjadi Rp 16.695.979 atau Rp 1.391.332 setiap bulannya, sehingga dalam kurun waktu yang sama, peringkat nasional Lampung mengalami perbaikan sebanyak 4 peringkat seperti disajikan dalam Gambar III-3 dan III-4.

INDUSTRI PENGOLAHA

N,14%

JASA-JASA, 11%

KEUANGAN,REAL ESTAT &

JASA PERUSAHAAN

, 6%PENGANGKU

TAN & KOMUNIKASI,

8%

PERDAGANGAN,

HOTEL & RESTORAN, 1

4%

KONTRUKSI, 5%

LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH, 1%

PERTANIAN, PETERNAKAN

, KEHUTANAN

& PERIKANAN,

37%

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN,4%

Bab 3

Page 126: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-2

Gambar III-2. Distribusi PDRB adh Berlaku Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Lampung

Tahun 2011

Gambar III-3. Perbandingan PDRB Per Kapita Lampung, Sumatera dan Nasional Tahun 2007-

2011 (000 Rupiah)

Gambar III-4. PDRB Per Kapita menurut adh berlaku dan adh Konstan Tahun 2007-2011

INDUSTRI PENGOLAHA

N,16%

JASA-JASA, 9%

KEUANGAN, REAL ESTAT &

JASA PERUSAHAAN

, 6%PENGANGKU

TAN & KOMUNIKASI,

8%

PERDAGANGAN,

HOTEL & RESTORAN, 1

6%

KONTRUKSI, 3%

LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH, 1%

PERTANIAN,PETERNAKAN,KEHUTANAN

& PERIKANAN,

36%

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN,2%

02000000400000060000008000000

1000000012000000140000001600000018000000

2007 2008 2009 2010 2011

Rupi

ah

Tahun

PDRB Perkapita, 2007-2011

Berlaku

Konstan

Page 127: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-3

Pertumbuhan ekonomi Lampung yang digambarkan melalui perkembangan PDRB adh konstan 2000, dalam kurun waktu 2007-2011 menunujukkan pertumbuhan yang positif. Tahun 2008, dengan nilai PDRB sebesar Rp 34.443,15 milyar, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 5,35%, melambat bila dibandingkan tahun 2007 yang tumbuh sebesar 5,94%. Tahun 2009, laju pertumbuhan ekonomi tercatat 5,26%. Namun laju pertumbuhan tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 5,85% dan 6,39%. Struktur ekonomi dapat dilihat dalam konteks kewilayahan. Dalam hal ini pengamatan dilakukan terhadap kontribusi PDRB masing-masing kabupaten/kota terhadap pembentukan PDRB Lampung. Kontribusi terbesar disumbangkan oleh Kota Bandar Lampung (19,90%). Kabupaten Lampung Tengah menempati posisi kedua sebesar (17,26%), disusul kabupaten Lampung Timur (10,65%) ditempat ketiga dan Kabupaten Lampung Selatan yang menyumbang nilai tambah sebesar 10,04%. Sedangkan kontribusi terkecil disumbang Kota Metro sebesar 1,18%. Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Lampung diuraikan dalam Tabel III-1. Tabel III-1. Kontribusi PDRB Kabupaten/ Kota se-Provinsi Lampung Terhadap PDRB Tahun

2007- 2011 (%) Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011

Lampung Barat 3,24 3,09 3,10 2,92 3,02 Tanggamus 8,23 8,03 5,11 4,98 4,98 Lampung Selatan 10,92 10,32 10,85 10,56 10,04 Lampung Timur 12,31 11,19 10,91 10,88 10,65 Lampung Tengah 15,81 15,20 16,61 17,21 17,26 Lampung Utara 8,36 7,65 8,06 8,43 9,32 Way Kanan 3,32 3,00 3,09 3,10 3,09 Tulang Bawang 13,62 13,96 5,79 5,87 5,80 Pesawaran 4,76 4,59 5,02 5,31 5,39 Pringsewu 0,00 3,09 3,09 3,06 2,96 Tulang Bawang Barat 0 0 3,16 3,33 3,54 Mesuji 0 0 3,18 3,04 2,89 Bandar Lampung 18,10 18,68 20,79 20,10 19,90 Metro 1,32 1,21 1,25 1,21 1,18 Lampung 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Dalam kurun waktu 2007-2011 perekonomian Lampung digerakkan oleh tiga sektor ekonomi utama, yakni sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Jika dibandingkan, kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB tahun 2007 dan tahun 2011 tidak mengalami pergeseran yang signifikan. Sektor Pertanian tetap merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDRB (36,05%) dan berturut-turut diikuti oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel,dan Restoran dan Sektor Pengangkutan/ Komunikasi. Sebaliknya sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memberikan sumbangan terkecil (1%). Struktur ekonomi Provinsi Lampung menurut lapangan usaha diuraikan dalam Tabel III-2. Secara umum, perkembangan ekonomi Provinsi Lampung dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung meningkat. Setelah sempat mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun 2009 tercatat sebesar 5,26%. Krisis Global berdampak pula terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung. Kinerja ekonomi tahun 2010 kembali mengalami peningkatan yang lebih cepat dibanding periode sebelumnya, menjadi 5,85%. Selanjutnya, tahun 2011 perekonomian Provinsi Lampung tumbuh 6,39%. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi

Page 128: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-4

berturut-turut adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13,13%, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 9,86%, dan sektor Jasa 8,24%. Berikutnya sektor Bangunan dan Keuangan, serta sektor lainnya yang tumbuh kurang dari 6%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung menurut lapangan usaha pada periode 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel III-3. Tabel III-2. Struktur Ekonomi Provinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007- 2011

(%) Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 37,31 39,07 38,89 36,83 36,05 2. Pertambangan dan Penggalian 3,59 3,13 2,09 1,99 1,93 3. Industri Pengolahan 13,65 13,29 14,07 15,80 16,01 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,66 0,62 0,58 0,55 0,54 5. Bangunan 5,05 4,45 4,21 3,66 3,42 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,30 13,78 13,44 15,25 15,91 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,36 9,03 9,9 10,16 11,47 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,02 6,47 6,67 6,29 5,88 9. Jasa-Jasa 11,05 10,16 10,15 9,46 8,79

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Tabel III-3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 5,52 2,91 2,63 1,14 5,16 2. Pertambangan dan Penggalian -3,02 -1,48 -9,21 -3,41 -4,10 3. Industri Pengolahan 6,33 6,48 5,88 6,11 4,88 Sektor Tradable 5,30 3,53 2,90 2,17 5,06 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10,18 5,97 2,84 10,41 9,86 5. Bangunan 5,32 4,68 4,87 3,71 7,77 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,46 7,00 7,60 4,78 5,75 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,94 8,81 11,47 15,42 13,13 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15,06 13,85 12,91 26,18 7,49 9. Jasa-Jasa 4,60 5,40 5,59 5,59 8,24 Sektor Non Tradable 6,85 7,88 8,44 10,55 7,95

PDRB Dengan Migas 5,94 5,35 5,26 5,85 6,39 PDRB Tanpa Migas 6,14 5,42 5,52 5,99 6,40

Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Pertumbuhan Provinsi Lampung selama 5 tahun terakhir belum optimal, komposisinya masih ditopang sektor non-tradable. Pertumbuhan sektor non-tradable lebih tinggi dari sektor tradable. Pada tahun 2007 sektor non-tradable tumbuh sebesar 6,85%. Tahun 2007 tercatat sebesar 8,44 dan terus meningkat mencapai 10,55 tahun 2010. Namun angka ini menurun pada tahun 2011 tercatat 7,95%. Sebaliknya sektor tradable hanya tumbuh sebesar 5,37% tahun 2007. Angka ini tercatat sebesar 2,90% tahun 2009. Pertumbuhan sektor ini tahun 2011 cukup baik tercatat sebesar 5,06% (Gambar III-5).

Page 129: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-5

Gambar III-5. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2007-2011 (%)

Jika dihitung tanpa menyertakan sub sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2011 sebesar 6,40%. Peranan terbesar terutama bersumber dari pertumbuhan sektor pertanian yang menyumbang 1,99%, sektor Pengangkutan dan Komunikasi 0,96%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,92%, dan ditunjang sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,75%. Sementara sektor-sektor lain menyumbang pertumbuhan kurang dari 0,7%. Jika dihitung tanpa sub sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, pertumbuhan ekonomi di empat belas kabupaten/kota tidak mengalami perubahan, karena memang tidak mempunyai pertambangan migas. Satu-satunya kabupaten yang memiliki pertambangan migas adalah Kabupaten Lampung Timur yang tumbuh sebesar 6,55% tanpa migas, dan berada di urutan pertumbuhan tertinggi kedua di Provinsi Lampung. Sumbangan minyak dan gas bumi terhadap pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur relatif kecil sekitar 0,11% terhadap total pertumbuhan tahun 2011. Perekonomian Kabupaten Lampung Timur masih didominasi sektor pertanian (43,1%). Tanaman bahan makanan merupakan komoditi yang berkontribusi besar menyumbang angka pertumbuhan sektor ini. Tahun 2011 tercatat 6 wilayah kabupaten/kota yang tingkat pertumbuhannya hampir sama bahkan melebihi pertumbuhan Provinsi. Kabupaten Pringsewu tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,1%, disusul Kota Bandar Lampung di tempat kedua sebesar 6,53%. Kabupaten Pesawaran dan Tanggamus menempati peringkat ketiga dengan pertumbuhan sebesar 6,41%. Sebaliknya pertumbuhan terendah dialami Kabupaten Lampung Barat dengan laju 4,54%. Pertumbuhan ekonomi tanpa migas kabupaten/Kota Provinsi Lampung diuraikan dalam Tabel III-4. Dalam lima tahun terakhir Lampung turut memberikan kontribusi atas prestasi ekspor Indonesia tahun 2011 yang juga berhasil melipatgandakan nilai nominalnya hingga menembus 1.540,56 juta dolar AS tahun 2007 menajdi 3.265,83 juta dolar AS tahun 2011, bersama Belgia, Swiss, Rusia, AS dan Brasil. Ekspor tertinggi bersumber dari hasil industri pengolahan dan pertanian, masing-masing sebesar 1,9 milyar dollar AS (58,2%) dan 959,64 juta dolar AS (29,38%). Ekspor utama hasil industri pengolahan adalah minyak sawit sebesar 890,98 juta dollar AS (27,28% dari total ekspor), bahan kertas 198,45 juta dolar AS (6,08%), serta makanan olahan buah dan sayuran 174,71 juta dolar AS (5,66%). Sedangkan ekspor hasil pertanian terbesar adalah

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

Pend

apat

an P

er K

apita

Tahun

LAMPUNG

SUMATERA

INDONESIA

Page 130: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-6

kopi dan udang masing-masing sebesar 394,95 juta dolar AS (12,09%) dan 186,99 juta dolar AS (5,73%). Selain didominasi komoditas primer, tujuan ekspor Lampung masih terkonsentrasi pada sejumlah negara. Selama dua tahun terakhir, lebih dari separuh total ekspor hanya tertuju ke lima negara, yaitu India, AS, China, Italia dan Jepang. Pangsa pasar Lampung terhadap India, China dan Jepang tahun 2011 mencapai 1,085 milyar dolar AS (33,57%). Satu hal yang dikhawatirkan adalah krisis Eropa mulai menerjang India, China dan Jepang maka Lampung akan terkena dampaknya. Tabel III-4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung Tahun

2007-2011 (%) Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011

Lampung Barat 5,82 5,15 5,64 5,72 4,54 Tanggamus 7,72 8,96 -34,38 5,79 6,41 Lampung Selatan 6,48 5,09 5,28 5,71 6,03 Lampung Timur 6,18 5,92 6,29 6,36 6,55 Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75 Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23 Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49 Tulang Bawang 6,93 6,79 -51,13 6,19 5,50 Pesawaran 5,88 5,34 5,69 5,91 6,41 Pringsewu 0 0 5,80 6,95 7,10 Tulang Bawang Barat 0 0 0 5,89 6,36 Mesuji 0 0 0 5,92 6,13 Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40

Lampung 6,14 5,42 5,52 5,99 6,40 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Pertumbuhan ekonomi Lampung juga dapat diamati secara spasial menurut wilayah kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, seperti terlihat dari Tabel III-5. Tabel III-5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota se-Provinsi Lampung Tahun 2007-2011

(%) Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011

Lampung Barat 5,82 5,15 5,64 5,72 4,54 Tanggamus 7,72 8,96 -34,38 5,79 6,41 Lampung Selatan 6,48 5,09 5,28 5,71 6,03 Lampung Timur 4,46 5,21 4,38 5,06 6,08 Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75 Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23 Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49 Tulang Bawang 6,93 6,79 -51,13 6,19 5,50 Pesawaran 5,88 5,34 5,69 5,91 6,41 Pringsewu 0 0 5,80 6,95 7,10 Tulang Bawang Barat 0 0 0 5,89 6,36 Mesuji 0 0 0 5,92 6,13 Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40

Lampung 5,94 5,35 5,26 5,85 6,39 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

Page 131: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-7

3.1.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Sektor Pertanian Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan positif. Bahkan tahun 2011 sektor pertanian tumbuh dengan laju menguat dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 5,16%. Hal ini didukung kenaikan tingkat produksi di semua sub sektornya. Subsektor Peternakan dan hasilnya memiliki angka pertumbuhan tertinggi tercatat sebesar 14,98%, diikuti subsektor tanaman bahan makanan sebesar 6,30%. Sementara hasil Perikanan naik 2,25% dan subsektor tanaman perkebunan tercatat 0,64 %. Pertumbuhan produksi yang mengalami konstraksi yaitu subsektor kehutanan yaitu sebesar 0,38% (Tabel III-6) Tabel III-6. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian 5,52 2,91 2,63 1,14 5,16 a. Tanaman Bahan Makanan 4,36 3,15 0,19 2,08 6,30 b. Tanaman Perkebunan 3,84 8,11 5,88 -0,46 0,64 c. Peternakan dan Hasil-

hasilnya 1,11 1,75 9,29 1,69 14,98 d. Kehutanan 8,52 -4,78 -0,38 2,06 -0,38 e. Perikanan 14,49 -3,60 0,90 0,44 2,25

Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Tahun 2011, sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar (36,05%), meski sumbangannya menunjukkan penurunan. Kontribusi sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB lampung disajikan dalam Gambar III-6.

Gambar III-6. Kontribusi Sektor Penyumbang Terbesar Terhadap PDRB Lampung Tahun 2007-

2011(%)

Dominasi sektor pertanian terjadi hampir di seluruh wilayah kabupaten/kota kecuali di Kota Bandar Lampung dan Metro. Namun dari tahun ke tahun kontribusinya menurun sejalan dengan berkembangnya sektor lain. Kontribusi sektor ini terhitung menurun 0,32% tiap tahunnya. Rata-rata penurunan kontribusi sektor pertanian yang cukup berarti terjadi di Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Lampung Barat. Daerah Lain yang

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

34.74 33.86 33.6 32.12 32.03

13.65 13.29 14.07 15.8 16.01

14.3 13.78 13.44 15.25 15.91

37.31 39.07 38.89 36.83 36.05

Page 132: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-8

juga menurun persentasenya adalah Kota Metro, Kabupaten Pesawaran dan Kota Bandar Lampung. Sebaliknya di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur terdapat penambahan lebih dari 1% tiap tahunnya seperti disajikan dalam Tabel III-7. Tabel III-7. Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung Tahun 2007

2011(%)

Kabupaten/Kota Kontribusi per Tahun Rata-rata

per tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat 60,62 60,44 58,8 57,21 57,53 -0,77 Tanggamus 52,98 52,11 57,9 57,17 55,70 0,68 Lampung Selatan 44,79 46,99 47,9 46,29 45,43 0,16 Lampung Timur 38,01 39,41 43,9 43,05 43,10 1,27 Lampung Tengah 44,93 46,38 49,5 50,81 51,32 1,60 Lampung Utara 32,48 37,00 36,3 34,86 32,79 0,08 Way Kanan 52,69 52,20 52,9 55,23 56,52 0,96 Tulang Bawang 44,46 45,05 41,7 43,53 45,48 0,26 Pesawaran 50,57 50,55 50,0 49,95 49,70 -0,22 Pringsewu 0 40,25 37,3 37,34 35,60 -1,55 Tulang Bawang Barat 0 0 46,4 47,44 47,93 0,73 Mesuji 0 0 49,2 49,50 47,38 -0,95 Bandar Lampung 5,89 6,48 6,37 6,10 5,78 -0,03 Metro 12,38 11,90 11,1 10,95 10,82 -0,39

Lampung 37,31 39,07 38,8 36,83 36,05 -0,32 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

b. Sektor Industri Pengolahan Selama 2007-2011 sektor industri pengolahan cenderung mengalami kenaikan produksi, hanya saja di tahun 2011 pertumbuhannya relatif melambat dari tahun-tahun sebelumnya. Sektor ini biasanya tumbuh pada kisaran rata-rata 6%. Tahun 2011 produksi sektor industri pengolahan mengalami kenaikan sebesar 4,88%. Laju pertumbuhan ini terutama didukung oleh pertumbuhan di sub sektor barang lainnya sebesar 11,57%.

Tabel III-8. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Industri Pengolahan 6,33 6,48 5,88 6,11 4,88 a. Industri Migas 0 0 0 0 0 1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0 2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0 b. Industri Tanpa Migas 6,33 6,48 5,88 6,11 4,88 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5,30 10,43 5,92 6,51 4,77 2. Tekstil, Barang. Kulit dan Alas Kaki 24,65 7,77 7,29 3,54 5,40 3. Barang Kayu dan Hasil Lainnya -43,73 -38,53 -6,47 2,30 3,02 4. Kertas dan Barang Cetakan 2,57 86,68 0,66 -3,16 3,74 5. Pupuk, Kimia dan barang dari Karet 61,57 38,53 7,83 5,08 5,76 6. Semen dan Barang bukan Galian 17,08 -48,24 -6,87 4,01 5,45 7. Logam Dasar Besi dan Baja 40,40 -62,07 4,86 2,21 2,89 8. Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya 68,24 520,86 32,30 6,59 5,59 9. Barang Lainnya 61,19 -13,07 -0,81 11,25 11,57

Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

Page 133: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-9

Sektor Industri pengolahan tahun 2011 menempati posisi kedua. Sejak tahun 2007 nampak penguatan kontribusi 0,59% setiap tahunnya. Dilihat menurut kabupaten/kota, kontribusi sektor industri pengolahan di Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan yang terbesar (25,35%), diikuti Kabupaten Mesuji (23,72%), dan Kota Bandar Lampung (22,24%). Dilihat dari rata-rata perubahan per tahun selama lima tahun terakhir, sektor industri pengolahan di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Utara mengalami kenaikan kontribusi paling tinggi, masing-masing sebesar 1,20% dan 0,88% per tahun seperti diuraikan dalam Tabel III-9. Tabel III-9. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung

Tahun 2007-2011 (%)

Kabupaten/Kota Peranan Rata-rata

per tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat 2,59 3,03 3,16 3,04 2,85 0,07 Tanggamus 5,85 6,42 4,02 4,15 4,25 -0,39 Lampung Selatan 9,33 8,81 9,14 10,28 10,73 0,35 Lampung Timur 6,11 6,06 6,09 5,78 5,69 -0,10 Lampung Tengah 13,89 13,20 12,89 12,93 12,26 -0,41 Lampung Utara 12,85 12,10 12,60 14,10 16,36 0,88 Way Kanan 11,83 10,89 11,02 10,56 10,29 -0,38 Tulang Bawang 20,41 21,59 16,31 16,78 16,74 -0,92 Pesawaran 12,65 12,66 13,55 13,68 13,87 0,31 Pringsewu 0 10,20 10,37 9,99 9,77 -0,14 Tulang Bawang Barat 0 0 26,57 25,72 25,35 -0,61 Mesuji 0 0 24,52 23,48 23,72 -0,40 Bandar Lampung 17,44 19,73 22,48 22,45 22,24 1,20 Metro 3,60 3,46 3,23 2,99 2,83 -0,19

Lampung 13,65 13,29 14,07 15,80 16,01 0,59 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

c. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Selama periode 2007-2011 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran berflutuasi antara 4 sampai 7%. Tahun 2011 sektor ini tumbuh sebesar 5,75%, lebih tinggi dari tahun 2010 sebesar 4,78%. Peningkatan laju pertumbuhan tahun 2011 terjadi di semua sub sektor. Subsektor hotel memiliki angka pertumbuhan tertinggi tercatat sebesar 15,80%, diikuti subsektor restoran yang tumbuh sebesar 10,92%. Namun jika dilihat dari penyumbang utama sektor perdagangan, hotel dan restoran berturut-turut adalah subsektor perdagangan, restoran, diikuti kegiatan perhotelan, seperti disajikan dalam Tabel III-10. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai kontributor terbesar ketiga dan kontribusinya dalam lima tahun terakhir menguat 0,4%, juga mewarnai struktur ekonomi wilayah kabupaten/kota. Tahun 2011 kontribusi sektor ini berkisar antara 8 hingga 21%. Kabupaten/kota dengan kontribusi sektor ini 16% ke atas adalah Kabupaten Pringsewu, Lampung Timur, Tulang Bawang dan Pesawaran. Sedangkan Kabupaten Way Kanan merupakan wilayah dengan kontribusi di sektor perdagangan, hotel dan restoran terkecil (8,76%). Dalam kurun waktu 2007-2011, rata-rata kenaikan kontribusi per tahun tertinggi terjadi di Kabupaten Mesuji (0,07%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar di Kota Bandar Lampung (-0,91%), seperti terlihat pada Tabel III-11.

Page 134: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-10

Tabel III-10. Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,46 7,00 7,60 4,78 5,75 a. Perdagangan besar dan Eceran 4,26 7,50 7,03 4,32 5,19 b. Hotel -0,15 5,17 0,14 12,43 15,80 c. Restoran 6,97 1,71 14,56 9,24 10,92

Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Tabel III-11. Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten/Kota se-Provinsi

Lampung 2007-2011 (%)

Kabupaten/Kota PERANAN Rata-rata

per tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat 16,66 15,29 14,65 14,90 13,32 -0.83 Tanggamus 13,38 13,80 11,67 12,64 13,96 0,14 Lampung Selatan 10,80 10,51 10,27 10,94 10,77 -0,01 Lampung Timur 17,96 18,43 19,70 19,68 19,75 0,45 Lampung Tengah 13,20 12,77 11,96 11,90 12,08 -0,28 Lampung Utara 15,57 14,97 14,66 14,07 13,49 -0,52 Way Kanan 8,55 8,37 9,07 8,92 8,76 0,05 Tulang Bawang 17,35 16,81 16,80 16,92 17,05 -0,08 Pesawaran 14,15 14,26 14,90 15,99 16,40 0,56 Pringsewu 0 22,65 22,39 21,13 21,01 -0,55 Tulang Bawang Barat 0 0 14,92 15,38 15,63 0,36 Mesuji 0 0 14,55 14,93 15,96 0,70 Bandar Lampung 17,00 15,60 13,96 13,66 13,34 -0,91 Metro 15,26 14,04 13,57 13,55 13,32 -0,48

Lampung 14,30 13,78 13,44 15,25 15,91 0,40 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

d. Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Transportasi dan Komunikasi sejak tahun 2007 terus mengalami peningkatan dengan laju relatif tinggi di atas 7%, meskipun ditahun 2011 mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan sektor ini tahun 2011 sebesar 13,13%. Namun angka ini masih di atas pertumbuhan rata-rata yang mencapai 11,35%. Tabel III-12. Laju Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Komunikasi Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Transportasi dan Komunikasi 7,94 8,81 11,47 15,,42 13,13 a. Transportasi 4,11 6,20 8,34 14,46 10,77 1. Angkutan Rel -4,58 30,19 -5,53 15,81 7,79 2. Angkutan Jalan Raya 4,89 5,04 12,39 13,01 8,40 3. Angkutan Laut 3,69 -5,30 0 2,24 17,35 4. Angkutan Sungai dan Danau 5,83 16,65 21,06 22,38 7,74 5. Angkutan Udara 10,75 12,80 32,38 33,78 39,50 6. Jasa Penunjang Transportasi 2,73 4,65 -3,94 21,84 19,94

b. Komunikasi 22,47 17,24 20,62 17,93 19,13 Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011

Page 135: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-11

Kontributor pertumbuhan terbesar adalah dari subsektor transportasi yang menyumbang lebih dari separuh pertumbuhan sektor ini, dan terutama dari kegiatan angkutan jalan raya dan penunjang angkutan. Di subsektor ini peningkatan tertinggi terjadi pada angkutan udara sebesar 39,50% diikuti jasa penunjang angkutan 19,94% seperti diuraikan dalam Tabel III-12.

e. Sektor Jasa Pertumbuhan produksi di sektor jasa menunjukkan kecenderungan meningkat selama periode tahun 2007-2011 hingga mencapai 8,24% tahun 2011. Subsektor jasa swasta selama periode tersebut masih mengalami pertumbuhan sangat cepat karena Provinsi Lampung terus mengembangkan tempat rekreasi dan hiburan dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang memikat. Subsektor jasa tahun 2011 tumbuh mencapai 15,86%. Jasa Pemerintahan Umum tumbuh lebih cepat dalam kisaran 3-4% sejalan dengan peran pemerintah sebagai pelayan masyarakat dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,30% (Tabel III-13). Tabel III-13. Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Tahun 2007-2011 (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Jasa-Jasa 4,60 5,40 5,59 5,59 8,24 a. Pemerintahan Umum 3,03 4,48 2,98 2,09 5,30 1. Adm. Pemerintahan dan

Pertahanan 3,03 5,19 2,98 2,09 5,30 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 3,03 3,10 2,98 2,09 5,30

b. Swasta 10,31 8,53 14,10 15,91 15,86 1. Sosial Kemasyarakatan 9,40 11,69 20,28 21,35 23,72 2. Hiburan dan Rekreasi 11,35 17,43 4,46 19,41 25,99 3. Perorangan dan Rumah tangga 11,13 4,95 8,52 9,55 5,29

Sumber: Indikator Makro Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2011 Sub sektor pemerintahan umum dan jasa swasta memiliki porsi yang hampir sama dalam menyumbang laju pertumbuhan sektor-sektor jasa. Jasa pemerintahan umum terbesar disumbang oleh kegiatan admnistrasi pemerintahan, sementara jasa swasta terbesar pertumbuhannya bersumber dari kegiatan sosial kemasyarakatan

f. Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan dalam peningkatan perekonomian Provinsi Lampung. Keberhasilan upaya ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keamanan, sarana dan prasarana wisata, bahkan beberapa situasi global. Tahun 2011 wisatawan yang datang ke wilayah Lampung sebanyak 371.101 orang. Jumlah tersebut didasarkan atas banyaknya wisman maupun wisnus yang menginap di hotel-hotel yang berada di Lampung. Dari jumlah tersebut wisatawan yang menginap di hotel berbintang tercatat 83.023 orang atau 22,37%, sedangkan wisatawan yang menginap di hotel melati tercatat 288.078 orang atau 77,63% dari total wisatawan. Sejak tahun 2007 sampai dengan 2011, jumlah wisatawan ini berfluktuasi. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lampung dan menginap di hotel tahun 2007 tercatat 371.101 orang. Tahun 2008 dan 2009 kunjungan ini menurun masing-masing 366.180 orang (turun 1,33%) dan 342.285 orang (turun 6,53%) dari tahun sebelumnya. Tahun 2011 jumlah ini meningkat lagi menjadi 551.473 orang atau terjadi peningkatan sebesar 39,27% dibanding tahun sebelumnya.

Page 136: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-12

g. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor listrik, gas, dan air bersih mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 6,47%. Dengan demikian, sumbangan sektor listrik, gas, dan air bersih terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai 0,02%, dimana sub sektor listrik memberikan andil tertinggi dibandingkan sub sektor lainnya. Peningkatan output pada sub sektor listrik sejalan dengan data PLN Provinsi Lampung yang menunjukkan bahwa jumlah pelanggan PLN mengalami peningkatan sebesar 17,56% atau menjadi 3,67 juta pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan terbesar berasal dari wilayah Kota Metro, yaitu sebanyak 138.575 pelanggan. Sejalan dengan hal tersebut, volume penjualan listrik mengalami peningkatan sebesar 15,40 % menjadi 631 juta kWh dari sebelumnya 546,83 juta kWh. Seperti diketahui bahwa daya listrik untuk memenuhi kebutuhan Lampung pada beban puncak mencapai 320,8 Mw, dimana 200 Mw berasal dari interkoneksi Sumatera Selatan, sedangkan sisanya berasal dari PLTD, PLTA, dan PLTU yang ada di Provinsi Lampung ditambah PLTD sewa. Untuk tahun 2012 ini, energi listrik untuk Provinsi Lampung diperkirakan akan meningkat sejalan dengan rencana operasi PLTP Ulubelu.

3.1.3. Profil UMKM Salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan adalah melalui pemberdayaan UMKM yang telah terbukti memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam menghadapi krisis ekonomi yang lalu. Peran penting UMKM itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu jumlah unit usaha yang terbentuk, penyerapan tenaga kerja, perannya dalam peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan sumbangannya terhadap ekspor nasional. Berkaitan dengan pertumbuhan UMKM tersebut, perlu dilihat hubungan antara pertumbuhan UMKM dengan kemiskinan pada masyarakat, dan juga peran UKM dalam mengurangi kemiskinan sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi langkah-langkah kebijakan yang dapat ditempuh dalam pengembangan UMKM dalam rangka mengurangi kemiskinan di Provinsi Lampung. Selanjutnya, tantangan dalam pembangunan ekonomi guna penciptaan lapangan kerja adalah bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal, baik berupa potensi lahan maupun potensi produksi. Potensi lahan pada umumnya berupa lahan pertanian. Selain itu potensi produksi seperti tergambar pada struktur perekonomian dalam PDRB, menunjukkan bahwa pertanian merupakan pendukung utama perekonomian di Provinsi Lampung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum potensi lokal adalah bidang pertanian, sehingga perekonomian yang akan dibangun adalah ekonomi berbasis pertanian. Pembangunan ekonomi Provinsi Lampung diharapkan mampu melibatkan lebih banyak masyarakat, sehingga diperlukan model pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Model pendekatan yang mampu mengadopsi konsep ekonomi kerakyatan tersebut adalah konsep Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sementara itu, pengembangan UMKM adalah terkait dengan perbankan. Artinya, pada satu sisi dunia perbankan harus mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan UMKM, namun pada sisi lain harus terdapat jaminan kelangsungan dunia perbankan melalui penerapan aturan bakuperbankan. Pemerintah Provinsi Lampung melalui salah satu program Dinas Koperasi dan UMKM berusaha mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah masyarakat, sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kecil dan menengah melalui pemberian pembiayaan dana bergulir. Dengan program pemberian pembiayaan dana bergulir diharapkan dapat merangsang masyarakat untuk menumbuhkembangkan sektor industri mikro, kecil dan menengah, sehingga dapat menjadikan sektor industri sejajar dengan sektor pertanian dalam memberikan kontribusi peningkatan pertumbuhan

Page 137: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-13

perekonomian di Provinsi Lampung. Kontribusi BLUD KUMKM ke kas daerah yang berakumulasi secara berkelanjutan dapat digulirkan kembali kepada Koperasi dan UMKM. Dinas Koperasi dan UMKM turut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pengangguran dengan mendorong pertumbuhan sektor industri mikro, kecil dan menengah melalui program perkuatan permodalan UMKM dengan memberikan pembiayaan dana bergulir dengan berbagai sebaran jenis dan skala usaha UMKM. Data koperasi di Provinsi Lampung pada Desember 2012 sebanyak 2.569 koperasi, terdiri dari 1.894 unit yang masih aktif, 675 unit yang sudah tidak aktif, yang beranggotakan 703.070 orang. Menurut Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah kredit UMKM Provinsi Lampung pada Desember 2012 yaitu Rp 9.754.686, untuk mikro Rp 2.438.331, usaha kecil dan menengah masing-masing sebesar Rp 3.231.246 dan Rp 4.085.109. Faktor Penghambat Perkembangan UMKM Secara umum faktor penghambat perkembangan UMKM antara lain adalah rendahnya kemampuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi, organisasi, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dan manajemen usaha, rendahnya akses pasar dan aspek permodalan, serta pendampingan. Sementara faktor pendorong atau pendukung perkembangan UMKM antara lain adalah kebijakan pemerintah dalam mengembangkan UMKM, program perbankan dalam penyaluran kredit untuk UMKM, ketersediaan lahan dan kecocokan iklim serta bahan baku, promosi produk dan ketersediaan pasar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung didominasi oleh produk hasil pertanian dan perkebunan (agribisnis dan agroindustri). Dalam perkembangannya KPJu ini memiliki permasalahan yang berbeda, meskipun ada pula beberapa KPJu yang memiliki permasalahan yang sama. Produk hasil pertanian dan perkebunan (agribisnis dan agroindustri) merupakan KPJu yang memiliki risiko tinggi (high risk). Salah satunya disebabkan karena proses budidaya yang dilakukan sangat bergantung pada faktor kondisi alam dan pengangkutan sehingga pada beberapa produk menyebabkan stabilitas harga yang cenderung buruk (unstable). Selain itu usaha di bidang agribisnis membutuhkan permodalan yang tidak sedikit, sementara para pelakunya cenderung belum bisa mengakses permodalan yang tersedia, baik dari program pemerintah maupun perbankan (feasible, but not bankable), diantaranya kemampuan dalam menyiapkan proposal business plan dan ketiadaan agunan atau kolateral. Rantai tata niaga yang panjang dalam sistem perdagangan yang terjadi di lapangan, kurangnya informasi pasar, ditambah kurangnya permodalan yang dimiliki UMKM di bidang agribisnis tentunya membuka kesempatan bagi para pengusaha pesaing yang hanya memanfaatkan kesempatan ini. Salah satunya adalah sistem ijon atau tengkulak yang sampai saat ini masih banyak terjadi di kalangan UMKM agribisnis dan agroindustri. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas, beberapa program yang dapat dikembangkan antara lain:

1. Sistem Resi Gudang Yaitu sistem penyimpanan produk hasil pertanian di dalam gudang dengan bukti surat kepemilikan barang yang diterbitkan oleh Penglola Gudang atas persetujuan dari BAPPEBTI, KEMENDAG. Berdasarkan PERATURAN MENDAG No. 37/M-DAG/PER/11/2011 Tentang Barang Yang Dapat Disimpan di Gudang Dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang antara lain: Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Kakao, Lada, Karet, Rumput Laut, dan Rotan. Beberapa keuntungan dari sistem Resi Gudang adalah:

Page 138: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-14

• Komoditi disimpan di gudang yang telah memenuhi standar SNI 7331:2007 • Risiko kerusakan komoditi yang disimpan di gudang SRG akibat kebocoran

dan dimakan tikus menjadi tanggung jawab Pengelola Gudang • Risiko kebakaran dan kebanjiran sudah diasuransikan oleh Pengelola Gudang • Dilakukan pengujian standard sehingga mutu layak disimpan • Penyimpanan di gudang SRG dikenakan biaya karena resiko kerusakan

komoditi menjadi tanggung jawab Pengelola Gudang • Harga jual setelah penyimpanan mendapatkan harga yang optimal • Komoditi yang disimpan bisa diterbitkan sebagai bukti kepemilikan dalam

bentuk resi gudang • Resi gudang sebagai bukti kepemilikan dapat digunakan untuk memperoleh

pembiayaan dari bank Sistem ini sudah diterapkan di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Barat. Kedepan sistem ini dapat dikebangkan untuk diterapkan pada Kabupaten/Kota lainnya di Provisnis Lampung, khususnya yang memiliki KPJu bidang agribisnis.

2. Lembaga Penjamin Kredit Daerah Salah satu kelemahan UMKM dalam mengakses permodalan ke perbankan adalah kepemilikan agunan atau kolateral yang merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh pihak perbankan selain proposal business plan (rencana usaha). Berdasarkan statistik kredit perbankan menunjukkan bahwa pada Bulan September Tahun 2012, terdapat peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM (investasi dan modal kerja) sebesar 21,93% atau senilai Rp 2.134,19 milyar dibandingkan pada bulan yang sama Tahun 2011 sebesar 7,33% atau senilai Rp 664,69 milyar. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya perbankan yang menjadikan UMKM sebagai target potensial penyaluran kreditnya. Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) merupakan salah satu lembaga milik pemerintah daerah yang dapat menyalurkan kredit kepada UMKM dengan melibatkan perusahaan penjamin, sehingga UMKM yang tidak memiliki agunan dapat memperoleh kredit untuk modal pengembangan usaha. Pendirian LPKD Lampung tentunya dapat membantu untuk lebih mendorong intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM di wilayah Provinsi Lampung dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian. Eksistensi LPKD di Provinsi Lampung tidak hanya berpotensi membawa berkah bagi berkembangnya UMKM di Provinsi Lampung, namun juga dapat memberikan peluang bagi ekspansi sektor riil dan UMKM yang pada gilirannya dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam mengurangi angka kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja baru di Provinsi Lampung. Beberapa manfaat pendirian LPKD diantaranya adalah: Membuka peluang bagi UMKM untuk memperoleh kredit dari

perbankan/lembaga keuangan lainnya; Bila Usaha UMKM gagal, maka UMKM masih mempunyai banyak waktu

untuk menyelesaikan kewajibannya kepada bank karena LPKD terlebih dahulu membayarkan ganti rugi kepada bank (Bridgeing Fund). Namun kewajiban UMKM tetap harus melunasi kreditnya.

Bagi PEMDA tentunya adalah berkembangnya UMKM, potensi peningkatan pendapatan daerah; pertumbuhan perekonomian; serta optimalisasi pemanfaatan dana APBD

Bagi bank akan membantu penyaluran kredit; pengendalian resiko kredit serta pendapatan yang meningkat

Page 139: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-15

3. Sertifikasi Lahan Seperti dalam pembahasan sebelumnya bahwa Sektor pertanian merupakan unggulan Provinsi Lampung, sementara untuk melakukan ekspansi usaha membutuhkan penguatan modal. Namun pada kenyataannya masih terdapat UMKM di sektor pertanian yang menggunakan lahan pertanian yang belum berbadan Hukum yang sah sehingga tidak dapat dijadikan sebagai agunan. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk membantu sertifikasi lahan petani.

4. Pelatihan Teknis dan Manajerial Rendahnya SDM UMKM dalam bidang teknis dan manajerial merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan UMKM. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kegiatan pelatihan yang terintegrasi baik bersifat teori maupun praktek. Kegiatan pelatihan manajerial (managerial skill) meliputi aspek motivasi kewirausahaan, dan manajemen secara makro, sementara pelatihan teknis (technical skill) sesuai dengan bidang usaha masing-masing. Materi managerial skill dan technical skill dapat terdiri atas: 1) motivasi, 2) pengembangan jiwa kewirausahaan yang inovatif dan mandiri, 3)Teknologi produksi (budidaya) dan pengolahan, 4) manajemen pemasaran, 5) manajemen keuangan, dan 6) penyusunan business plan. Instruktur pelatihan adalah narasumber yang berpengalaman dalam bidangnya sesuai dengan kebutuhan pelatihan yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi usaha dan perbankan. Dalam pelaksanaan pelatihan, untuk memotivasi peserta akan diundang pula wirausaha yang telah sukses berwirausaha untuk memberikan pengalamannya dalam menjalankan usaha (success story) dan siap menjadi mitra usaha. Selain penyampaian teori, kegiatan praktek yang merupakan bagian dari mekanisme pelatihan juga dilakukan dalam rangka mengaplikasikan teori dan materi yang telah di peroleh.

5. Pendampingan / Inkubasi Kegiatan pelatihan dan praktek yang telah dilakukan tentunya harus dilanjutkan dengan pendampingan atau inkubasi. Pada umumnya materi yang telah didapat pada saat pelatihan akan mudah terlupakan setelah pelatihan selesai dilaksanakan dan UMKM kembali ke cara konvensional yang telah biasa dilakukan dalam kegiatan usaha sehari-hari. Tim pendamping dapat melibatkan akademisi, pemda, LSM, maupun Lembaga Inkubator Bisnis yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Lampung. Kegiatan pendampingan yang dilakukan antara lain meliputi:

• Konsultansi teknologi produksi, manajemen dan kewirausahaan • Pembukuan sederhana • Membantu penyusunan rencana dan pengembangan usaha • Mengadakan pameran dan temu usaha • Fasilitasi sumber pembiayaan • Promosi produk, dan pemasaran secara online melalui website

Untuk mendukung keberhasilan para UMKM, selain pemberian modal kerja dengan bunga rendah, dibutuhkan suatu program pendampingan yang terintegrasi sehingga dapat menghasilkan wirausaha sukses yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak.

3.1.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Pembangunan perekonomian daerah tidak dapat dilepaskan dari peran pemerintah, lembaga-lembaga sektor keuangan, dan pelaku usaha riil. Pemerintah berperan dalam penciptaan peraturan dan mengatur kebijakan yang dapat memberikan iklim kondusif bagi dunia usaha. Lembaga keuangan berperan dalam penyaluran kredit dan permodalan yang kompetitif sehingga mampu memperkuat permodalan usaha sektor riil, sedangkan pelaku

Page 140: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-16

usaha berperan dalam menggerakkan perekonomian yang dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Perbankan merupakan salah satu lembaga yang bergerak pada penyediaan jasa keuangan. Lembaga ini selain mengumpulkan dana dari masyarakat, juga menyalurkan kredit ke masyarakat, baik untuk kepentingan konsumtif maupun untuk kegiatan produktif, seperti pendanaan kegiatan usaha. Permasalahan umum yang dihadapi oleh pelaku usaha di tingkat UMKM adalah aspek permodalan, terutama untuk kepentingan pengembangan usaha. Dalam hal ini pihak perbankan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membantu pengembangan UMKM. Berdasarkan statistik kredit perbankan umum terhadap kredit UMKM sektoral menunjukkan nilai penyaluran kredit perbankan kepada UMKM mengalami peningkatan pada periode tahun 2010-2012. Pada tahun 2010, kredit terhadap UMKM yang disalurkan sebesar Rp 92.824,47 milyar. Pada tahun 2011 terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM menjadi Rp 99.778,91 milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 7%. Sedangkan pada tahun 2012, hingga periode Nopember 2012 diketahui penyaluran kredit perbankan umum kepada UMKM mencapai Rp 104.768,16 milyar yang berarti mengalami peningkatan sebesar 5% dari tahun sebelumnya. Tabel III-14. Kredit UMKM Sektoral Provinsi Lampung Periode 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 4.098,21 4.176,65 9.273,17 2 Perikanan 9.318,69 9.912,19 8.520,47 3 Pertambangan Dan Penggalian 155,22 310,25 389,23 4 Industri Pengolahan 5.084,82 5.227,85 6.056,86 5 Listrik, Gas Dan Air 66,60 114,24 175,90 6 Konstruksi 1.776,89 2.044,13 2.615,24 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 45.324,24 45.755,16 54.370,66 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan

Minum 1.130,81 1.870,15 1.486,32

9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 2.377,50 2.969,76 4.123,33 10 Perantara Keuangan 2.087,87 1.829,06 1.771,52 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa

Perusahaan 824,49 2.109,10 2.618,01

12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 20,58 12,41 8,98

13 Jasa Pendidikan 338,69 493,55 398,38 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 313,02 535,49 629,67 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan

Dan Perorangan Lainnya 4.885,49 6.939,67 6.655,88

16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 119,49 221,77 347,43 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra

Internasional Lainnya 0,33 18,48 96,82

18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 8.785,83 15.058,55 4.867,73 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 6.115,68 180,45 362,55

TOTAL 92.824,47 99.778,91 104.768,16 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Sementara penyaluran kredit periode tahun 2012 hingga Bulan Nopember untuk sektor pertanian di wilayah Provinsi Lampung berada pada peringkat kedua yang mencapai total Rp 9.273,17 milyar atau mencapai 8,85% dari total kredit UMKM yang disalurkan. Nilai ini meningkat dibandingkan kredit perbankan kepada UMKM di tahun 2011 yang sebesar Rp 4.176,65 milyar atau tahun 2010 sebesar Rp 4.098,21 milyar. Secara umum, kondisi ini

Page 141: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-17

masih memberi peluang untuk peningkatan pembiayaan di sektor pertanian mengingat sektor ini merupakan penyumbang tertinggi di dalam struktur perekonomian Provinsi Lampung yaitu sebesar 36% yang diikuti oleh sektor industri dan PHR. Bagi pihak perbankan, penyaluran kredit kepada sektor UMKM memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kredit korporasi yang selama ini telah dilakukan. keunggulan-keunggulan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kredit macet sektor UMKM lebih rendah bila dibandingkan kredit macet pada korporasi

b. Sifat kredit yang tersebar membantu perbankan dalam penyebaran resiko kredit c. Sektor UMKM secara relatif mampu bertahan dalam fluktuasi mata uang dan tidak

terlalu bergantung pada bahan bakuimpor Namun demikian masih terdapat beberapa kendala dalam penyebaran kredit pada sektor UMKM yang dapat dibedakan berdasarkan sisi UMKM maupun sisi perbankan. Dari sisi UMKM, kendala penyaluran kredit perbankan adalah sebagai berikut:

a. Tingginya tingkat suku kredit dari perbankan b. Prosedur pengajuan kredit yang dianggap sulit bagi UMKM c. Ketentuan jaminan yang dirasa memberatkan UMKM

Sedangkan dari sisi perbankan, kendala yang dihadapi dalam penyaluran kredit kepada sektor UMKM adalah:

a. Anggapan bahwa kredit kepada UMKM bersifat kompleks, beresiko tinggi, dan memberikan keuntungan yang kecil

b. Terbatasnya jaminan yang dimiliki UMKM c. Kesulitan perbankan dalam mencari UMKM yang potensial untuk dibiayai.

3.2. KABUPATEN LAMPUNG BARAT

3.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Kabupaten Lampung Barat berkembang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya nilai PDRB setiap tahunnya. Pada tahun 2011 nilai tambah dari aktivitas ekonomi yang ada di Kabupaten Lampung Barat mencapai 3,38 triliun, meningkat 1,5 triliun dari tahun sebelumnya. Tabel III-15. PDRB adhk, adhb, laju pertumbuhan Lampung Barat 2007 – 2011

Tahun PDRB adhk

(Juta Rupiah) PDRB adhb

(Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan

2007 1.285.365 1.886.393 5,82 2008 1.351.526 2.252.210 5,25 2009 1.427.754 2.548.162 5,64 2010 1.509.472 2.825.936 5,72 2011 1.578.013 3.380.541 4,54

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 Berdasarkan Tabel III-5, dapat ditunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kabupaten Lampung Barat sedikit melambat dari pencapaian sebelumnya yaitu 4,54% pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2010 laju pertumbuhannya mencapai 5,72%. Penurunan laju pertumbuhan tersebut salah satunya diakibatkan karena turunnya produksi kopi yang merupakan komoditas terbesar sektor perkebunan yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten lampung Barat. Apabila dibandingkan

Page 142: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-18

dengan nilai PDRB adhk tahun 2000 nilai tambah selama 11 tahun ini tumbuh sebesar 63% dari 0,97 triliun menjadi 1,58 triliun. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat selama tahun 2007-2011 mencapai 5,38% per tahun atau secara total pertumbuhan ekonomi Lampung Barat yang dapat dicapai selama lima tahun terakhir sebesar 26,87%.

Gambar III-7. Laju Pertumbuhan adhk dan adhb Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007-

2011 Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 terdapat pada sektor jasa-jasa yang mencapai pertumbuhan hingga 27,38%, disusul sektor angkutan dan komunikasi dengan laju pertumbuhan sebesar 15,41% dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,41%. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana sektor pertanian memiliki pertumbuhan tertinggi, namun di tahun 2011 sektor pertanian memiliki pertumbuhan terkecil yakni sebesar 1,21%.

Gambar III-8. Laju Pertumbuhan Sektoral adhk dan adhb Kabupaten Lampung Barat 2011

Walaupun sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang melambat, namun struktur ekonomi di Kabupaten Lampung Barat masih didominasi oleh sektor pertanian. Sektor ini selain sebagai penyedia pangan bagi masyarakat juga merupakan sektor yang paling banyak

21.5

19.39

13.1410.9

19.63

5.82 5.15 5.64 5.724.54

0

5

10

15

20

25

2007 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan Adhb

Pertumbuhan Adhk

5.51 4.03 3.986.7

3.666.96 8.21

5.46 5.041.21

12.41 10.4111.91

5.66.06

15.41

8.5

27.38

05

101520253035

Adhk

Page 143: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-19

menyerap tenaga kerja. Pada tabel III-16 menunjukkan peranan dari masing-masing sektor pada perekonomian di Kabupaten Lampung Barat dari tahun 2007 - 2011. Tabel III-16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Lampung Barat, Tahun

2007-2011 Sektor/Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 60,62 60,44 59,28 57,21 57,53 2 Pertambangan dan Penggalian 1,43 1,58 1,65 1,56 1,52 3 Industri Pengolahan 2,59 3,03 2,96 3,04 2,85 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,35 0,42 0,44 0,43 0,42 5 Bangunan 3,28 3,19 2,95 3,08 2,83 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,66 15,29 14,72 14,9 13,32 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,66 4,04 3,95 4,29 4,24 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,63 2,81 2,72 2,66 2,44 9 Jasa-Jasa 8,78 9,21 11,33 12,82 14,85

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor pertanian memberikan peranan yang besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Barat. Sektor pertanian memiliki peranan sebesar 57,53% atau sebesar 1.944.801.5 Juta Rupiah. Nilai ini meningkat 20,29% dari nilai PDRB di tahun 2010. Tumbuhnya sektor pertanian dipengaruhi oleh nilai harga, dimana pada tahun 2011 harga produk sektor pertanian cukup tinggi di beberapa komoditas. Sektor lain yang memberikan peranan yang cukup besar yaitu sektor jasa-jasa yang nilainya mencapai 14,85% atau mencapai 502.406,31 juta rupiah dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,32% atau nilainya sebesar 450.416,44 juta rupiah. Pada tabel III-16 juga menunjukkan terjadinya pergeseran aktivitas sektor, dimana sektor pertanian dan sektor perdagangan mengalami penurunan, sedangkan sebaliknya sektor jasa mengalami peningkatan. Hal ini salah satunya diakibatkan karena perkembangan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun yang semakin mendorong kebutuhan lahan tempat tinggal dan menuntut pertambahan berbagai sarana kehidupan.

Gambar III-9. Distribusi PDRB adhb Kabupaten Lampung Barat 2011

PDRB per kapita atas dasar harga konstan dan harga berlaku Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 7.980.769,-. Data PDRB perkapita sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 disajikan dalam Tabel III-17.

Pertanian 57.53%

Listrik, Gas & Air Bersih0.42%

Pengangkutan & Komunikasi

4.24%

Pertambangan1.52%

Bangunan 2.83%

Keuangan & Persewaan

2.44%Industri

Pengolahan2.85%

Perdagangan,Hotel & Restoran

13.32%

Jasa-Jasa14.85%

21.53%

Page 144: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-20

Tabel III-17. PDRB adhb, PDRB adhk, jumlah penduduk dan PDRB per kapita Kabupaten Lampung Barat

Jenis Data 2007 2008 2009 2010 2011

PDRR adhb 1.886.393 2.252.210 2.527.210 2.825.937 3.380.541 PDRR adhk 1.286.066 1.351.526 1.427.754 1.509.474 1.578.013 PDRB per kapita ADHB (Rp) 4.658.819 5.496.681 6.095.758 6.743.884 7.978.885

PDRB per kapita ADHK (Rp) 3.176.193 3.298.497 3.443.815 3.602.245 3.724.488

Penduduk 404.908 409.740 414.585 419.037 423.586 Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011

3.2.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB total di Kabupaten Lampung Barat, karenanya sektor pertanian perlu diselenggarakan, dikelola, dilindungi, dimanfaatkan secara terencana, terpadu profesional dan bertanggung jawab untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Sektor pertanian terdiri dari lima subsektor yaitu subsektor tanaman bahan makanan (tabama), subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan yang membentuk NTB sebesar 1,9 triliun rupiah. Subsektor perkebunan sendiri berhasil membentuk 77,5% terhadap nilai PDRB sektor pertanian 2011. Subsektor perkebunan merupakan penyumbang terbesar pada pembentukan aktifitas ekonomi 2011 pada sektor pertanian yaitu 40,82% atau 713.561,03 juta rupiah. Subsektor yang memberikan kontribusi terrendah adalah subsektor peternakan. Peranan masing-masing subsektor pertanian ditunjukkan pada Gambar III-10.

Gambar III-10. Presentase kontribusi subsektor pertanian terhadap pembentukan PDRB adhb

sektor pertanian, Kabupaten Lampung Barat Tahun 2011 Pertumbuhan sektor pertanian searah dengan laju pertumbuhan PDRB Lampung Barat, peranan sektor pertanian sangat mempengaruhi kehidupan perekonomian Kab. Lampung Barat secara keseluruhan.

Perkebunan 793,871.53

Peternakan70,802.00

Kehutanan188,122.00

Perikanan 178,445.00

Tabama713,561.03

Page 145: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-21

Gambar III-11. Perbandingan Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Lampung Barat

dengan Provinsi Lampung adhk 2007 – 2011

b. Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan memiliki kontribusi yang kecil dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku 2011 di Kabupaten Lampung Barat. NTB yang mampu disumbangkan sektor pertambangan hanya 1,52% dengan aktivitas ekonomi senilai 51.485,20 juta rupiah terhadap total NTB Kabupaten Lampung Barat. Sedangkan pembentukan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1,66% atau 23.231,2 juta rupiah. Walaupun kontribusi yang diberikan sektor pertambangan nilainya kecil namun terjadi peningkatan dari sisi pertumbuhan ekonominya. Penggalian pasir dan bahan baku material merupakan subsektor yang mengalami peningkatan.

Gambar III-12. PDRB Sektor Pertambangan Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 – 2011

5.885.09

5.64 5.72

4.54

5.945.35 5.26 5.85

6.39

0

2

4

6

8

10

12

14

2007 2008 2009 2010 2011

Provinsi

Kab. Lampung Barat

0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

2007 2008 2009 2010 2011

27,015.5435,544.19

41,710.82 44,034.4351,485.20

20,650.46 21,470.85 22,431.67 23,334.61 26,231.20

Berlaku Konstan

Page 146: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-22

Gambar III-13. Laju Pertumbuhan PDRB sektor pertambangan Lampung Barat 2007–2011

c. Sektor Indusri Pengolahan Sektor industri pengolahan di Kabupaten Lampung Barat hanya terdiri dari industri pengolahan non migas. Tahun 2011 peranan industri pengolahan menurun dari tahun sebelumnya yakni 3,04% menjadi 2,85%. Namun dari sisi pertumbuhan ekonomi, sektor pengolahan menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 10,41% dibandingkan tahun 2010 yang hanya mencapai 3,98%.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor Listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang memiliki peranan terkecil dari sembilan sektor pembentukan PDRB di Kabupaten Lampung Barat. Sektor ini memiliki kontribusi kurang 1%, tepatnya 0,42% atau sebesar 14.153 juta rupiah. Pada subsektor air bersih pertumbuhannya mencapai 7,93%. Subsektor listrik sebagai penyumbang terbesar pada sektor ini mampu tumbuh sebesar 12,23% dengan aktivitas ekonomi sebesar 13.468 juta rupiah.

e. Sektor Bangunan Sektor bangunan pada tahun 2011 memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan tahun lalu dengan laju pertumbuhan sebesar 5,60% mampu membentuk nilai tambah sebesar 95.640 juta rupiah atau 2,83% nilai PDRB lampung barat disumbangkan dari sektor bangunan.

8.44

31.57

17.35

5.57

16.92

7.87

3.974.47

4.03

12.41

0

5

10

15

20

25

30

35

2007 2008 2009 2010 2011

Adhb

Adhk

Page 147: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-23

Gambar III-14. PDRB adhb dan adhk sektor bangunan Kabupaten Lampung Barat

Tahun 2007-2011

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki peranan yang cukup besar bagi aktivitas perekonomian di Kabupaten Lampung Barat. Sektor ini merupakan sektor kedua terbesar setelah sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Barat. Peranan terbesar sektor ini terdapat pada subsektor perdagangan yaitu sebesar 95,59% atau sebesar 430,564 juta rupiah. Selanjutnya subsektor restoran hanya menyumbang 3,81% saja dan peran terendah berasal dari subsektor hotel yaitu 0,60%

Gambar III-15. Distribusi PDRB sektor perdagangan adhb Lampung Barat 2011

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Pada tahun 2011 sektor pengangkutan dan komunikasi menjadi penyumbang keempat terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Barat yakni sebesar 4,24% atau sebanyak 143.176 juta rupiah. Dalam tiga tahun terakhir sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan tercepat dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 15,41%. Pesatnya

0100002000030000400005000060000700008000090000

100000

2007 2008 2009 2010 2011Adhb 61798 71851 79540 87025 95640Adhk 53950 55113 59930 62122 65598

95%

1% 4%

Perdagangan Hotel Restoran

Page 148: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-24

kemajuan pertumbuhan sektor ini diakibatkan karena sektor ini merupakan kebutuhan pokok yang menunjang sektor lainnya.

Gambar III-16. PDRB adhb Sektor Angkutan dan Komunikasi Kabupaten Lampung Barat

h. Sektor Keuangan dan Jasa Perbankan Pada tahun 2011 nilai ekonomi dari sektor keuangan dan jasa perbankan mencapai Rp 82.427 juta, dengan laju pertumbuhan meningkat sebesar 8,5% dibandingkan tahun 2010 yang hanya mencapai 3,34%.

Gambar III-17. Distribusi PDRB adhb Sektor Keuangan Kabupaten Lampung Barat 2011

i. Sektor Jasa-Jasa Selama lima tahun terakhir peranan sektor jasa-jasa semakin meningkat disajikan dalam Gambar III-18. Bahkan pada tahun 2011 peranan sektor jasa-jasa menduduki posisi kedua terbesar dengan total nilai aktfitas ekonomi sebesar 502.106 juta rupiah atau menyumbang 14,85% terhadap pembentukan PDRB total Kabupaten Lampung Barat, dengan rincian 90,33% berasal dari subsektor pemerintahan umum dan 9,67% berasal dari subsektor jasa swasta (Gambar III-18). Pada tahun 2011, PDRB sektor jasa-jasa meningkat menjadi sebesar 27,38%.

2007 2008 2009 2010 2011

69,010

91,080107,236

121,373

143,176

Jasa Perusaha

an3.24%

Sewa Banguna

n,57.96%

Bank,36.38%

Lembaga Bukan Bank,2.42%

Page 149: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-25

Gambar III-18. Perkembangan PDRB Sektor Jasa-Jasa Lampung Barat

3.2.3. Profil UMKM Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) cukup berperan terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Lampung Barat. Pertumbuhan sektor usaha ini, baik yang berwujud usaha formal, dengan pola produksi yang bersifat padat karya membuat sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Perkembangan UMKM di Lampung Barat relatif rendah. Hal ini dapat diketahui dari PDRB Provinsi Lampung Barat yang tidak terlalu signifikan, meskipun sebenarnya perkembangan jumlah UMKM cukup tinggi. Secara umum, pengembangan UMKM di Provinsi Lampung Barat memiliki tiga kendala, yaitu kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan manajerial dan operasi teknologi, dan rendahnya kompetensi kewirausahaan para pelaku UMKM. Hal ini berimplikasi terhadap terbatasnya akses UMKM terhadap sumber daya produktif seperti lembaga keuangan.

Kabupaten Lampung Barat memiliki koperasi sebanyak 178 dengan jumlah anggota 37.978, sementara untuk industri kecil sebanyak 344 dengan jumlah tenaga kerja 1.361 orang. Untuk mengetahui jumlah industri kecil di Kabupaten Lampung Barat, dapat dilihat pada Tabel III-18

Lampung Barat tergolong daerah yang kaya terhadap potensi alam yang dapat dikembangkan untuk menjadi produk olahan, data menyebutkan terdapat lebih dari 300 pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang terus aktif memproduksi produk olahan berupa industri maknan, industri pengolahan tanah liat, industri dari semen/kapur, industri perabotan rumah tangga, industri sandang dan bahan pengolahan dari kulit dan industri pengolahan lainya.

Pemerintah melakukan pembinaan dengan memberikan bantuan berupa mesin produksi diantaranya mesin pengolahan kopi, mesin peralatan mebel, dan mesin pengolahan serabut kelapa. Bantuan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lampung Barat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).

Selain melaksanakan penguatan IKM, pemerintah setempat juga melaksanakan pengembangan IKM yang terfokus pada upaya merealisasi produk unggulan daerah berbasis kompetensi industri daerah dengan melaksanakan kegiatan investasi, salah satunya adalah

05000

100001500020000250003000035000400004500050000

2007 2008 2009 2010 2011

Adhb

Adhk

Page 150: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-26

industri kopi bubuk yang merupakan produk unggulan kabupaten Lampung Barat di subsektor perkebunan. Tabel III-18 .Jumlah Industri Kecil dan Tenaga Kerja Lampung Barat

Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja A. Industri Makanan

1. Kerupuk 16 96 2. Dodol 5 25 3. Tahu/ tempe 46 127 4. Roti 3 14 5. Gula Aren/ gula merah 7 20 6. Kopi bubuk 34 194 7. Emping/ melinjo 8 15 8. Gorengan 1 4 9. Keripik Singkong/ pisang 26 59 10. Klanting 2 4 11. Kue Kering 3 10 12. Cabe Giling 15 30 13. Peyek Kacang 2 9 14. Tape Singkong 7 35 15. Katering 10 50 16. Abon Ikan 2 5 17. Penggilingan padi/ kopi 37 182 18. Madu hitam 1 5 19. Kecap 11 31

B. Industri Pengolahan Tanah Liat, Industri dari semen/ kapur a. Bata 7 34

C. Industri Perabotan Perlengkapan Rumah Tangga 1. Mebel 30 150 2. Lemari, kusen, pintu, meja, dipan 19 49 3. Damar 13 37 4. Anyaman 9 37 5. Hasil Kayu olahan (sowmill) 7 37 6. Bakul, Tikar rotan 8 21

D. Industri Sandang dan Bahan dari Kulit: 1. Penjahit Tapis 5 25 2. Sulam Tapis 3 16 3. Tenun tapis 5 36

E. Industri Pengolahan Lainnya: 1. Nilam 1 2 2. Gelang dan kalung biofor 1 2

Jumlah 344 1.361 Sumber: Lampung Barat dalam Angka 2012

Lampung Barat sendiri tengah mengembangkan klaster industri pengolahan kopi yang bertempat di Kecamatan Waytenong, sebagai pusat pengolahan industri kopi bubuk terbesar di daerah tersebut. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di klaster industri pengolahan kopi itu diantaranya pemberian bantuan mesin peralatan pengolahan kopi serta penguatan modal kelembagaan. Produk pada pengembangan klaster kopi menghasilkan tiga jenis produk unggulan, yaitu produk kopi roaster, kopi bubuk, dan kopi instan

Page 151: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-27

Sementara beberapa jenis produk yang menjadi identitas Lampung Barat diantaranya dodol labu siam, keripik rambutan, kopi luwak, aneka keripik buah dan sayuran juga olahan makanan adat berupa kue tath dan sejenisnya.

Faktor Penghambat UMKM Perkembangan UMKM di Lampung Barat relatif rendah. Hal ini dapat diketahui dari PDRB Provinsi Lampung Barat yang tidak terlalu signifikan, meskipun sebenarnya perkembangan jumlah UMKM cukup tinggi. Secara umum, pengembangan UMKM di Provinsi Lampung Barat memiliki tiga kendala, yaitu (1) kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan manajerial dan operasi teknologi, dan (2) rendahnya kompetensi kewirausahaan para pelaku UMKM, sehingga hal ini berimplikasi terhadap (3) terbatasnya akses UMKM terhadap sumber daya produktif seperti lembaga keuangan. Tahun 2007, Pemkab Lampung Barat membangun Kawasan Usaha Agro IndustriTerpadu (KUAT) di Pekon (Desa) Marang Kecamatan Pesisir Selatan. KUAT di bangun untuk mengolah berbagai potensi di daerah pesisir Lampung Barat seperti kelapa, perikanan dan damar agar mempunyai nilai tambah. Dengan demikian akan menambah penghasilan masyarakat. Karena KUAT menjadikan masyarakat sebagai pemasok bahan baku utama. Pemerintah Daerah Lampung Barat membangun sebuah pasar tradisional yang berlokasi di Liwa pada tahun 2010 dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar yang bersumber dari Kementerian Koperasi dan UKM. Pasar tradisional Liwa merupakan salah satu dari 34 pasar tradisional yang dibangun oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Pembangunan pasar tradisional merupakan salah satu fasilitas dari pemerintah untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebelumnya para pedagang berjualan di pasar lama dan sebagian lagi berjualan di pinggir jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Sejak Januari 2011 para pedagang itu menempati pasar baru yang terdiri dari 40 kios dan 104 los serta menampung 700 pedagang. Sementara ini kios dan los digratiskan, para pedagang hanya dikenakan membayar uang retribusi sebesar Rp 5.000/hari. Dalam waktu dekat kios disewakan dengan biaya Rp 850.000/tahun dan los Rp 20.000/bulan.

3.2.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat dari perkembangan kredit perbankan yang diberikan kepada sektor UMKM. Data statistik perbankan terkait pemberian kredit kepada sektor UMKM di Kabupaten Lampung Barat baru tersedia pada Bulan Agustus 2012. Berdasarkan data yang tersedia, diketahui bahwa besaran kredit yang diberikan kepada sektor UMKM oleh perbankan umum mengalami peningkatan. Pada Bulan Agustus 2012, kredit yang diberikan mencapai Rp 64,29 milyar, dan pada Bulan Nopember 2012 meningkat menjadi Rp 68,73 milyar. Hal ini berarti dalam kurun waktu tiga bulan terjadi peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM sebesar 7% atau senilai Rp 4,45 milyar. Berdasarkan jumlah penyaluran kredit, kredit ke sektor UMKM di Kabupaten Lampung Barat dalam kurun waktu Bulan Agustus sampai dengan Nopember 2012 mencapai Rp. 262,54 milyar, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar 370,23 milyar. Penerima kredit perbankan di Kabupaten Lampung Barat didominasi oleh subsektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai pinjaman sebesar Rp 193,4 milyar, disusul subsektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp 59,71 milyar. Berdasarkan data tersebut, juga dapat diketahui bahwa pemberian kredit pada subsektor pertanian masih belum ada, meskipun subsektor pertanian merupakan penyumbang PDRB tertinggi kabupaten Lampung Barat. Hal ini juga dapat berarti bahwa masih terdapat potensi pengembangan kredit perbankan kepada subsektor pertanian.

Page 152: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-28

Perkembangan nilai kredit perbankan pada sektor UMKM di Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada Tabel III-19. Tabel III-19. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Barat Periode Agustus-Nopember

2012

No Subsektor

Tahun Agu ‘12

(Rp ‘milyar)

Sep ‘12 (Rp

‘milyar)

Okt ‘12 (Rp

‘milyar)

Nop ‘12 (Rp

‘milyar) 1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan - - - - 2 Perikanan - - - - 3 Pertambangan Dan Penggalian - 0,13 0,13 0,13 4 Industri Pengolahan - - - - 5 Listrik, Gas Dan Air - - - - 6 Konstruksi 0,20 0,18 0,18 0,19 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 4,38 61,36 61,79 65,87 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan

Makan Minum - - - - 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi - - - - 10 Perantara Keuangan - - - - 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa

Perusahaan 59,71 - - - 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

Dan Jaminan Sosial Wajib - - - - 13 Jasa Pendidikan - - - - 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - 0,11 0,11 0,11 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan Dan Perorangan Lainnya - - - - 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah

Tangga - - - - 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra

Internasional Lainnya - - - - 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya - 2,48 3,02 2,43 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha - - - -

TOTAL 64,29 64,28 65,24 68,73 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

3.3. KABUPATEN TANGGAMUS

3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 2.754.409 juta atau meningkat sebesar 13,78% dibanding tahun 2009 sebesar Rp 2.431.480 juta. Struktur perekonomian Kabupaten Tanggamus bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 57,99%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor kedua terbesar yang memberi kontribusi sebesar 12,83% terhadap total PDRB. Selanjutnya diikuti sektor jasa-jasa 12,14%, sektor konstruksi 4,68%, sektor industri pengolahan 4,21%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,92%, transportasi dan komunikasi 2,83%, dan sebagian kecil dari sektor lainnya. Laju perkembangan berbagai sektor usaha di luar migas. di Kabupaten Tanggamus dilihat berdasarkan perkembangan nilai PDRB-nya (berdasarkan harga konstan) mengalami pertumbuhan sebesar 5,01% dalam kurun waktu 2009-2010. Pada periode yang sama pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai 10,23%, diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 9,29%, sektor industri pengolahan 6,04%, sektor perdagangan, hotel

Page 153: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-29

dan restoran 5,71%, sektor listrik, gas dan air bersih 4,75%, sektor pertanian 4,55%, sektor jasa-jasa 3,92%, sektor pertambangan dan penggalian 3,67%, dan sektor konstruksi 3,02%. Tabel III-20. PDRB Kabupaten Tanggamus Menurut Sektor tahun 2008 – 2009

Sektor 2009

(Juta Rupiah) 2010

(Juta Rupiah) Pertumbuhan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1. Pertanian 2.431.480 1.366.180 2.754.409 1.428.332 13.28 4.55 2. Pertambangan

dan Penggalian 55.053 38.106 57.925 39.503 5.22 3.67

3. Industri Pengolahan 168.730 78.986 200.130 83.753 18.61 6.04

4. Listrik. Gas dan Air Bersih 8.494 2.830 9.331 2.965 9.85 4.75

5. Konstruksi 208.159 92.515 222.071 95.309 6.68 3.02 6. Perdagangan.

Hotel dan Restoran

489.498 329.057 609.269 347.841 24.47 5.71

7. Pengangkutan dan Komunikasi 115.471 58.336 134.263 64.304 16.27 10.23

8. Keuangan. Persewaan. dan Jasa. Perusahaan

165.856 96.917 186.098 105.921 12.21 9.29

9. Jasa-Jasa 531.846 155.491 576.518 161.594 8.40 3.92 PDRB TOTAL 4.174.587 2.218.418 4.750.015 2.329.522 13.78 5.01

Sumber: Tanggamus Dalam Angka Tahun 2011

3.3.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1. Subsektor Tanaman Pangan Menurut laporan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus produksi padi sawah pada tahun 2010 tercatat sebanyak 244.143 ton atau mengalami kenaikan dibandingkan produksi pada tahun 2009 yang berproduksi sebesar 205.614 ton. Kenaikan produksi padi sawah pada tahun 2010 diakibatkan karena adanya peningkatan luas panen yakni pada tahun 2009 sebesar 40.756 ha menjadi seluas 47.684 ha pada tahun 2010. Bila dilihat distribusi produksi padi sawah Kabupaten Tanggamus menurut kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Kota Agung Barat selama tahun 2010 menjadi kecamatan dengan produksi terbesar yakni sejumlah 26.579 ton, sedangkan kecamatan yang paling sedikit produksi padinya adalah Kecamatan limau yang tercatat sebesar 3.122 ton. Bila dilihat menurut komoditas. luas panen. dan produksi tanaman pangan tahun 2010 di Kabupaten Tanggamus yang terbesar adalah padi sawah dengan luas panen 47.684 ha dan produksi 244.143 ton atau mencapai 83,61% dari total produksi komoditas tanaman pangan. Selanjutnya jagung dengan luas panen 4.277 ha dengan produksi 21.822 ton, ubi kayu dengan jumlah produksi 15.258 ton, padi ladang dengan jumlah produksi 4.708 ton, ubi jalar dengan jumlah produksi 4.003 ton, kedelai dengan jumlah produksi 1.344 serta kacang tanah dan kacang hijau (produksi masing-masing 503 ton dan 224 ton). Tabel III-21. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Tanggamus Tahun

2010

Page 154: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-30

Jenis Tanaman Luas

Panen (ha)

Produksi (ton)

Rata-rata Produksi (ton/ha)

1. Padi Sawah 47.684 244.143 5,12 2. Padi Ladang 1.833 4.708 2,57 3. Jagung 4.277 21.822 5,10 4. Ubi Kayu 810 15.258 18,84 5. Ubi Jalar 416 4.003 9,62 6. Kedelai 1.182 1.344 1,14 7. Kacang Hijau 247 224 0,95 8. Kacang Tanah 380 503 1,32

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus 2010 Untuk produksi tanaman buah-buahan terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada cakupan luas panen, dari 15.491 ha pada tahun 2009 termasuk wilayah yang saat ini menjadi Kabupaten Pringsewu, menjadi 15.789 ha di tahun 2010 dimana Kabupaten Pringsewu sudah menjadi kabupaten otonomi baru. Hal ini juga memicu peningkatan produksinya. Jenis tanaman buah yang paling besar luas panennya adalah jenis tanaman pisang yang memiliki cakupan luas lahan mencapai 5.941 ha, namun jumlah produksi terbesar dari jenis tanaman buah ini adalah durian dengan jumlah produksi sebanyak 53.327 ton dan diikuti oleh jumlah produksi nangka dan pisang, masing-masing produksi sebesar 31.369 ton dan 18.137 ton. Selain tanaman padi, palawija, dan tanaman buah, Kabupaten Tanggamus juga memiliki potensi yang besar dari pertanian sayur-mayur. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten Tanggamus memiliki produksi sayur yang cukup besar. Produksi terbesar yang dihasilkan petani sayur di Kabupaten Tanggamus adalah sayur jenis kacang panjang dan cabai. Selain itu, hampir di semua jenis sayur produksi tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya Komoditas yang tercatat mengalami penurunan hanya untuk jenis tomat.

2. Subsektor Perkebunan Sampai dengan tahun 2010 perkebunan Kakao. Kelapa dan kopi masih mendominasi lahan perkebunan rakyat di Kabupaten Tanggamus. Dari ketiga jenis komoditas perkebunan ini hanya kakao yang mengalami peningkatan lahan yang ditanami. peningkatannya sekitar 5.400 ha. Tanaman Kakao merupakan jenis tanaman perkebunan yang utama bagi masyarakat Kabupaten Tanggamus. Ditunjukkan dengan luas tanamnya yang mencapai 16.337 ha. Luas lahan tanaman kakao terbesar di Kabupaten Tanggamus terletak di kecamatan Semaka dan Cukuh Balak. Dimana dari 2 kecamatan ini cakupan luas lahan mencapai 54,11% dari seluruh luas tanaman kakao di 20 kecamatan se-Kabupaten Tanggamus. Sedangkan luas lahan terkecil terletak di Kecamatan Gisting yang hanya mempunyai lahan tanaman kakao sebesar 28 ha saja atau hanya sekitar 1% dari total lahan untuk tanaman kakao di Kabupaten Tanggamus. Hal ini wajar karena Kecamatan Gisting ditetapkan sebagai sentra bagi tanaman sayuran dan ternak di Kabupaten Tanggamus.

3. Subsektor Peternakan Jenis usaha ternak di Kabupaten Tanggamus terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau). dan ternak kecil (kambing,domba) serta unggas (ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik). Populasi hewan ternak pada tahun 2010 mencapai 605.252 ekor.

Page 155: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-31

Tabel III-22. Populasi Ternak dan Produksi Daging di Kabupaten Tanggamus 2010

No Komoditi Populasi Produksi (kg)

Ternak Besar 1 Sapi 7.150 165.509 2 Kerbau 3.044 39.984

Ternak Kecil 1 Kambing 142.607 108.654 2 Domba 6.148 58

Ternak Unggas 1 Ayam Ras Petelur 16.000

646.082 2 Ayam Ras Pedaging 106.000 3 Ayam Buras 269.825 4 Bebek /Itik 54.478

TOTAL 605.252 960.287 Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tanggamus 2010 Sampai dengan tahun 2008, sentra ternak sapi dan kerbau untuk Kabupaten Tanggamus terletak di kecamatan Sukoharjo, Pagelaran, dan Adiluwih. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Pringsewu menjadi daerah otonomi baru, maka sentra ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Tanggamus pun bergeser ke Kecamatan Wonosobo dan Gisting. Dimana lebih dari 40 % hewan ternak di Kabupaten Tanggamus berasal dari dua kecamatan ini. Untuk jenis ternak unggas, ayam buras masih menjadi ternak unggulan di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tanggamus, terutama Kecamatan Gisting yang juga merupakan sentra bagi ayam petelur. Di Kecamatan Gisting terdapat 40.383 ekor ayam petelur dari total 46.033 ekor ayam petelur di Kabupaten Tanggamus. Produksi daging di tahun 2010 di Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. secara total daging ternak dan unggas sebesar 960.287 kg, meningkat dari 499.656 kg di tahun 2009.

4. Subsektor Perikanan Karena letak geografis Kabupaten Tanggamus yang memiliki luas lautan lebih besar daripada luas daratan menyebabkan sektor perikanan masih merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan tabel produksi perikanan, dapat dilihat bahwa produksi ikan laut di Kabupaten Tanggamus jauh lebih besar dari seluruh produksi ikan air tawar. Jika produksi ikan air tawar pada tahun 2010 hanya berkisar 3.016 ton, ikan air laut mencapai 94.182.901 ton. Produksi ikan air laut masih di dominasi oleh Kecamatan Kota Agung yang menyumbang sebesar 7.924,30 ton produksi ikan di seluruh Tanggamus atau sekitar 43% dari total produksi. Jumlah nelayan di Kecamatan Kota Agung yang mencapai 950 orang merupakan 24% dari total jumlah nelayan di Kabupaten Tanggamus yang sebanyak 3.951 orang. Hal ini wajar karena Kota Agung memiliki beberapa pelabuhan/dermaga kapal ikan yang cukup besar. Hal ini juga berdampak pada jumlah kapal ikan atau armada penangkapan ikan yang berada di Kecamatan Kota Agung lebih banyak daripada di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tanggamus.

Page 156: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-32

Tabel III-23. Produksi Perikanan Air Laut dan Air Tawar di Kabupaten Tanggamus 2010

No Kecamatan Produksi ikan Laut

(ton) Produksi Ikan Air

Tawar (ton) 2010 2010

1 Wonosobo 785,89 218,86 2 Semaka - 40,9 3 Bandar Negeri Semuong - 1,67 4 Kota Agung 7.924,30 59,1 5 Pematang Sawa 2.167,79 0,6 6 Kota Agung Barat - 85,46 7 Kota Agung Timur 709,42 94,28 8 Pulau Panggung 310,99 39,19 9 Ulu Belu - 10,5

10 Air Naningan - 15,78 11 Talang Padang - 168,44 12 Sumberejo - 53,16 13 Gisting - 109,67 14 Gunung Alip - 89,14 15 Pugung - 1.890,36 16 Bulok - 131,96 17 Cukuh Balak 94178524 0,3 18 Kelumbayan 2570,51 0,2 19 Limau 2.328,96 2,15 20 Kelumbayan Barat - 4,3

TOTAL 94.182.901 3016,02 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus 2011

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan galian dalam perekonomian Kabupaten Tanggamus secara umum paling banyak adalah usaha galian C dalam bentuk pasir kali dan batu. Komoditas ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan jalan, irigasi, bangunan dan perumahan penduduk serta pembangunan infrastruktur publik lainnya yang sedang berkembang. Sektor pertambangan dan penggalian hanya mampu memberi kontribusi sebesar 1,22% dalam pembentukan PDRB tahun 2010. Subsektor pertambangan dan galian ini dipercaya dapat terus berkembang seiring dengan semakin menggeliatnya pertumbuhan ekonomi dan banyaknya potensi tambang yang dapat dieksplorasi di daerah ini seperti: bijih besi, mangan, emas, galena, pasir besi, batu bara, zeolit, andesit, batu gamping, seng, bentonite, belerang, batu apung, pasir, granit, lempung dan silika.

c. Sektor Perindustrian Pengolahan

Sektor industri mencakup semua perusahaan/usaha melakukan kegiatan mengubah barang dasar menjadi barang jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri penunjang perakitan (assembling) dari bagian suatu industri. Dari data yang ada, diketahui bahwa dalam hal keadaan industri logam, mesin, kimia, dan aneka formal yang lain di Kabupaten Tanggamus nilai produksi mencapai Rp 22.523.343.000,00 pada tahun 2010. Dengan banyaknya usaha yang mencapai 2.949 buah jenis usaha mulai dari usaha furniture sampai dengan usaha photo copy. Jenis usaha terbanyak adalah jenis usaha produksi genteng. Sementara itu untuk industri hasil pertanian dan kehutanan masih

Page 157: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-33

di dominasi oleh jenis usaha produksi gula merah. anyaman bambu dan tempe. Dengan total nilai produksi setahun mencapai Rp 122.999.779.000,00.

d. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Selain sektor pertanian, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa adalah transportasi dan sarana pendukungnya. Sarana pendukung utama dalam transportai darat adalah panjang jalan beserta kualitasnya, serta juga jembatan yang menghubungkan antar daerah yang sebelumnya dibatasi oleh sungai. Semakin baik kondisi jalan yang ada, akan semakin baik perputaran roda perekonomian di daerah tersebut. Penjang jalan yang tersedia juga berpengaruh terhadap deareh-daerah yang selama ini masih terisolir. Adapun total panjang jalan yang ada di Kabupaten Tanggamus adalah 95,6 km untuk Jalan Nasional, 378,98 km untuk jalan Provinsi dan 889,11 km untuk panjang jalan Kabupaten. Sedangkan total kendaraan yang terdaftar secara resmi di Kabupaten Tanggamus mencapai 46.572 kendaraan, termasuk 45.728 kendaraan jenis roda dua. Meningkat dari tahun 2009 dimana total kendaraan mencapai 28.714 buah kendaraan.

e. Sektor jasa-jasa Sektor jasa memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus karena merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010. Jenis jasa yang perannya cukup dominan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanggamus adalah jasa pemerintahan umum. Kontribusi jasa ini terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus adalah Rp 576.518 juta. Sedangkan pada jasa yang diberikan oleh sektor swasta, jasa yang dominan adalah jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan.

3.3.3. Profil UMKM Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Tanggamus. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Dalam rangka mempertahankan keberadaannya dan meningkatkan pendapatan UMKM diperlukan adanya pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM. UMKM di Kabupaten Tanggamus masih didukung oleh banyaknya koperasi dan usah mikro lainnya. Koperasi sebagai salah satu unit usaha yang mampu menggerakkan perekonomian di Kabupaten Tanggamus. Jumlah koperasi pada tahun 2011 mencapai 258 dengan jumlah anggota mencapai 15.480 orang. Koperasi-koperasi tersebut tersebar di 20 kecamatan. Kecamatan Talang Padang merupakan kecamatan yang memiliki jumlah koperasi terbesar (30 koperasi), Gisting (24 koperasi) sedangkan di kecamatan Ulu Belu hanya terdapat 4 koperasi. Jenis koperasi terbesar adalah koperasi dengan jenis pertanian. Jika dilihat dari Tabel III-24 industri yang paling bayak berkembang di Kabupaten Tanggamus adalah industri pengolahan tanah liat, industri dari semen atau kapur dengan jumlah 1.966 unit usaha dengan nilai produkasi Rp 8.315.664.000, kemudian disusul oleh industri anyaman dan konveksi pakaian yang masing masing 283 dan 204 unit usaha, selengkapnya disajikan dalam Tabel III-24.

Page 158: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-34

Tabel III-24. Keadaan Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka Formal Menurut Jenis Usaha di KabupatenTanggamus Tahun 2010

No Jenis Industri Unit Tenaga Kerja Satuan

Kapasitas Produksi Per tahun

Investasi (000)

Nilai Produksi

(000) 1 Photo Copy 59 249 Rim

588.426

2 Minyak Asiri 31 143 Ton 604 134.250 13.012 3 Ubin Teraso 20 109 Bh 50.184.616 80.960 7.499.615 4 Kapur 20 100 Ton 17 201.060 166.664 5 Gerabah Keramik 74 196 Lusin 17 280.143 6 Bata Merah 70 350 Bh 4.200.000 11.657.500 189.000 7 Genteng 1.802 3.201 Bh 66.254.640 73.537 7.960.000 8 Cor Logam 6 20 Jasa 5.000 56.125 9 Mat Pertanian 20 25 Kodi 900 2.743 8.950 10 Pandai Besi 115 430 Bh 10.500 11 Perabot RT dari

Besi 20 95 Bh 26 42.593 11.032

12 Perabot RT dari Logam 7 37 Bh 22 31.520 287.920

13 Barang Logam/Bangunan

7 33 Unit 15 28.200 74.250

14 Reparasi Mesin Industri

2 23 Jasa 290 114.200 12.000

15 Service Mesin 9 55 Jasa

200.095 129.300 16 Karoseri Bak

Mobil 18 70 Bh 757 200.095 2.432.250

17 Bengkel Motor 24 46 Jasa 10.059.757 751.341 18 Tukang Mas 38 87 Bh 4 380.000 510.804 19 Konveksi 44 197 Stel 2.501.002 25.528.253 37.700 20 Pakaian Jadi 283 917 Pot 76 10.798.897 1.179.265 21 Tenun/ Sulam

Tapis 2 354 Stel 500 65.000 350.000

22 Tas Gantung 20 29 Bh 220 4.350 36.425 23 Sepatu 2 7 Pasang 600 10.000 18.000 24 Gitar 1 15 Bh 360 10.150

25 Anyaman Sabut

Kelapa 15 76 Ton 336 26.600 182.000

26 Anyaman Mendong

204 233 Lembar 5.440 700 188.000

27 Sapu Ijuk 30 91 Lembar 361.050 1.275 268.050 28 Garam

Beryodium 3 15 Ton 460 25.000 38.640

29 Paping Block 1 10 Bh 50.000 25 90.000 30 Furniture 2 12 stel 1.100 100.000 33.000

TOTAL 2.949 7.225 - 123.563.052 60.660.829 22.523.343 Sumber: Dinas Koperasi Dan UKM. Perindag Dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Tanggamus

2010 Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia di Kabupaten Tanggamus di harapkan upaya pengembangan dan perdagangan akan dapat diwujudkan. Potensi sumberdaya alam menyediakan bahan baku yang cukup memadai bagi penegembangan industri, sedangkan potensi SDM menyediakan tenaga kerja yang secara bertahap dapat ditingkatkan kualitasnya Dampak krisis ekonomi yang terjadi belakangan ternyata tidak begitu mengalami pengaruh yang berarti terhadap kalangan industri kecil, menengah dan koperasi. Jadi dapat

Page 159: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-35

disimpulkan sementara bahwa kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi mempunyai pondasi yang cukup kuat untuk bertahan dalam goncangan krisis ekonomi yang hebat. Dengan demikian kelompok usaha kecil menengah dan koperasi mempunyai prospek yang cukup menjanjikan dalam pengembangan industri dan perdagangan. Berikut adalah profil industri UMKM yang mempunyai prospek untuk di kembangkan yang ada di Kabupaten Tanggamus :

1. Industri Kripik Singkong Industri kripik singkong di Kabupaten Tanggamus berlokasi di Kecamatan Gisting, Kecamatan Talang Padang dan Kecamatan Panggung yang dikelola oleh kelompok wanita tani dan rata-rata menghasilkan produksi masing masing 5 kuintal per tahun.

2. Industri Kripik Mantang Industri ini berlokasi di Kecamatan Gisting, Kecamatan Sumberejo dan Kecamatan Pulau Panggung yang dikelola oleh kelompok Wanita Tani dan menghasilkan 5 Kuintal per tahun per kelompok.

3. Industri Kripik Emping Industri ini berlokasi di Kecamatan Sumberejo dan Kecamatan Talang Padang yang dikelola oleh kelompok Wanita Tani dengan produksi 5 Kuintal per tahun per kelompok.

4. Industri Kripik Bayam Industri ini berlokasi di Kecamatan Sumberejo yang dikelola oleh kelompok Wanita Tani dengan produksi 5 Kuintal per tahun per kelompok.

5. Industri Dodol Tape Singkong Industri ini berlokasi di Kecamatan Gisting yang dikelola oleh kelompok Wanita Tani dengan produksi 10 Kuintal per tahun per kelompok.

6. Industri Gula Merah industri ini berlokasi di Kecamatan Sumberejo yang dikelola 321 pelaku usaha dan mampu memproduksi 1.440 ton per tahun. Selain itu, di kecamatan Kota Agung barat dikelola 442 kelompok usaha dan memproduksi 1.731 ton per tahun.

7. Industri Kerajinan Tapis Kain tapis merupakan jenis kerajinan masyarakat lampung, kain ini merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat lampung yang dibuat dari benang katun dan benang emas. Industri kain tapis yang berada di kabupaten Tanggamus terpusat di Kecamatan Talang Padang yang memproduksi 2.411 lembar kain tapis per tahun dan dikelola oleh 53 kelompok (Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tanggamus 2012).

Faktor Penghambat UMKM Faktor penghambat terhadap pengembangan UMKM kabupaten Tanggamus memang tidak terlepas dari pemasalahan pada sumber daya manusia (SDM), manajemen usaha, dan teknologi, disamping memang akses pemodalan terutama untuk UMKM yang belum ’bankable’. Oleh karena itu dalam rangka mempertahankan keberadaannya dan meningkatkan pendapatan UMKM diperlukan adanya pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM.

3.3.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Tanggamus cukup signifikan. Pemberian kredit kepada pelaku usaha UMKM terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010 berdasarkan data statistik kredit perbankan. Pada tahun 2010, besarnya pinjaman perbankan kepada sektor UMKM di Kabupaten Tanggamus mencapai Rp 3.363,01 milyar. Angka ini mengalami peningkatan pada periode 2011 dengan nilai sebesar Rp 4.286

Page 160: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-36

milyar, dan meningkat lagi pada tahun 2012. Hingga Bulan Nopember 2012, besarnya pinjaman bank kepada UMKM telah mencapai Rp 4.488,13 milyar. Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja merupakan kredit perbankan yang paling besar penyalurannya. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 3.256,10 milyar, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 27,23 milyar dan kredit konsumsi mencapai 79,68 milyar. Jumlah kredit modal kerja meningkat pada tahun 2011 menjadi Rp 4.279,94 milyar. Penyaluran kredit investasi menurun menjadi sebesar Rp 6,06 milyar, tanpa adanya kredit konsumsi. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 4.473,57 milyar, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 14,57 milyar, tanpa adanya penyaluran kredit konsumsi. Tabel III-25. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tanggamus 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 282,68 225,94 412,48 2 Perikanan 14,47 16,03 22,35 3 Pertambangan Dan Penggalian 4,84 5,66 8,47 4 Industri Pengolahan 74,83 219,51 433,78 5 Listrik, Gas Dan Air - - - 6 Konstruksi 0,14 7,76 8,13 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 1.754,87 1.409,50 2.141,39 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 13,27 4,39 10,35 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 32,68 27,09 21,05 10 Perantara Keuangan - 6,70 5,61 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan - 16,16 164,04 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib - - - 13 Jasa Pendidikan 36,48 32,36 21,56 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 25,06 52,91 62,26 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya - 10,71 24,60 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - 0,01 11,61 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya - 1,72 6,70 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 1.044,02 2.249,54 1.133,76 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 79,68 - -

TOTAL 3.363,01 4.286,00 4.488,13 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Tanggamus adalah sebesar 74%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Kabupaten Tanggamus di dominasi oleh sektor UMKM, dengan penerima kredit terbesar adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya perbankan yang menjadikan UMKM sebagai target potensial penyaluran kreditnya, sehingga peranannya dirasa sangat besar dalam rangka membantu pertumbuhan dan perkembangan UMKM melalui bantuan permodalan usaha.

Page 161: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-37

3.4. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dalam empat tahun terakhir, struktur perekonomian di Kabupaten Lampung Selatan didominasi oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, transportasi dan komunikasi, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selama kurun waktu 2008-2011, lebih dari 45% struktur perekonomian Kabupaten Lampung Selatan berasal dari sumbangan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor transportasi dan komunikasi sebanyak 12%, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 10%. Tabel III-26. Peranan Sektor Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan, 2008-2011 (%)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 46.99 47.99 46.29 45.43

2 Penggalian 1.01 0.88 0.83 0.93 3 Industri Pengolahan Non Migas 8.81 9.14 10.28 10.73 4 Listrik dan Air Bersih 0.47 0.47 0.48 0.51 5 Konstruksi 6.07 5.89 6.17 6.49 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.51 10.27 10.94 10.77 7 Komunikasi dan Transportasi 12.13 12.68 12.38 13.01 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 5.02 4.68 4.31 4.08 9 Jasa-Jasa 9.00 8.01 8.32 8.04 100.00 100.00 100.00 99.99

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan Menurut Lapangan Usaha 2011 Menurut teori sektor ekonomi dapat diklasifikasikan ke dalam sektor primer (pertanian dan penggalian), sekunder (industri pengolahan) dan tersier (sektor-sektor lainnya). Apabila lapangan usaha diklasifikasikan menurut teori tersebut, maka selama tahun 2008-2011 perekonomian di Kab.Lampung Selatan didominasi oleh sektor primer dan tersier. Sampai tahun 2011 sektor primer masih mendominasi perekonomian di Kabupaten Lampung Selatan, seperti disajikan pada Tabel III-27. Tabel III-27. Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan 2008-2011 No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 1 Primer 45.93 47.99 48.84 47.12 2 Sekunder 9.33 8.81 9.14 10.28 3 Tersier 44.74 43.20 41.99 42.60 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011 Secara umum, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Selatan sampai dengan tahun 2011 masih dalam kondisi normal dimana seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif. Perekonomian Kabupaten Lampung Selatan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terus mengalami peningkatan, seperti disajikan dalam Gambar III- 19.

Page 162: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-38

Gambar III-19. Presentase Pertumbuhan Kabupaten Lampung Selatan

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PRDB) Kabupaten Lampung Selatan dalam empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2008 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai angka 8,46 juta rupiah dan pada tahun 2011 mencapai angka sebesar 12,20 juta rupiah, seperti disajikan dalam Gambar III-20.

Gambar III-20. PDRB per Kapita Kabupaten Lampung Selatan 2008-2011

3.4.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor andalan Kabupaten Lampung Selatan, karena sektor ini memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan Produk Domestic Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2011, sektor pertanian meningkat 0.21% dibandingkan tahun 2010.

8.469.88

11.1912.2

4.39 4.56 4.77 5

2008 2009 2010 2011

Berlaku Konstan

Page 163: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-39

Tabel III-28. Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap

Sektor (%)

a Tanaman bahan makanan 2.587.726 847.404 5,05 50,60 b Tanaman perkebunan 498.204 393.021 4,30 9,74 c Peternakan 685.386 414.334 1,62 13,40 d Kehutanan 13.431 4.510 2,22 0,26 e Perikanan 1.329.051 444.947 2,21 25,99 Pertanian 5.113.798 2.104.216 3,61 45,43

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011 Dari kelima subsektor dari sektor pertanian, subsektor tanaman bahan makanan (pangan) memiliki presentase dan laju pertumbuhan terbesar. Dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten lampung Selatan, Kecamatan Penengahan, Ketapang dan Palas merupakan tiga kecamatan yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap sektor tanaman pangan. Selain subsektor tanaman pangan, subsektor perikanan memiliki presentase yang cukup besar yaitu sebesar 25,99%.

b. Sektor Pertambangan PDRB adhb untuk sektor penggalian pada tahun 2011 menghasilkan nilai sebesar 104,948 milyar rupiah atau meningkat 23,27% bila dibandingkan dengan nilai tambah pada tahun 2010 yang sebesar 85,134 milyar. Peningkatan sektor penggalian di kabupaten lampung Selatan berasal dari produksi batu split yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tabel III-29.Jumlah Sektor Penggalian Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha

PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) Penggalian 104.948 54.182 5,62 0,93

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

c. Sektor Industri Pengolahan

Perkembangan industri pengolahan di lampung Selatan setiap tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyak jumlah industri berskala menengah - besar di kabupaten Lampung Selatan. Tabel III-30.Jumlah Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) Industri Pengolahan 1.207.500 423.402 10,36 9,18

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011 d. Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang peningkatan perekonomian makro. Sektor ini merupakan sektor yang sangat vital dan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan. Sejalan dengan peranannya yang sangat

Page 164: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-40

vital, perkembangan sektor listrik dan air bersih dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan yang positif. Tabel III-31. Jumlah Sektor Listrik dan Air Bersih Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) a. Listrik b. Air Bersih

54.629 2.442

19.170 1.338

12,65 13,13

95,72 4,28

Listrik dan Air Bersih 57.071 20.509 12,68 0,51 Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

e. Sektor Konstruksi

Peranan sektor konstrksi terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten lampung Selatan pada tahun 2011 sebesar 0,30%. Dengan nilai tambah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun 2011 mencapai 10,96%. Besarnya pertumbuhan sektor konstruksi sejalan dengan banyaknya pembangunan sarana dan prasarana di Kabupaten Lampung Selatan, seperti disajikan dalam Tabel III-32. Tabel III-32. Jumlah Sektor Konstruksi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap Sektor (%)

Konstruksi 730.144 227.808 10,96 6,49 Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan sebesar 0,72% terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Selatan. Subsektor perdagangan besar dan eceran memiliki nilai tambah terbesar dan peningkatan laju terbesar pada tahun 2011. Subsektor hotel memiliki presentase terkecil namun masih memiliki prospek yang positif untuk dikembangkan, seperti disajikan dalam Tabel III-33. Tabel III-33. Jumlah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb

(Juta Rp)

PDRB adhk

(Juta Rp)

Pertumbuhan

(%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) a. Perdagangan besar dan

eceran b. Hotel c. Restoran/rumah makan

1.137.659 6.332

68.551

508.149

4.792 39.483

6,38 5,01 4,73

93,82 0,52 5,65

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.212.542

552.424 6,25 10,77

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

g. Sektor Transportasi dan Komunikasi

Dengan semakin meningkatnya kemajuan suatu wilayah, maka arus transportasi dan komunikasi masyarakat akan semakin meningkat. Sektor transportasi dan komunikasi memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Lampung Selatan yaitu sebesar 13,01%. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan dari masing-masing subsektor adalah

Page 165: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-41

14,02 % untuk subsektor transportasi dan 5,55 % untuk subsektor komunikasi, seperti disajikan dalam Tabel III-34. Tabel III-34. Jumlah Sektor Transpotasi dan Komunikasi Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) a. Transportasi 1.334.533 495.961 14,02 91,12 b. Komunikasi 130.029 43.913 5,55 8,88

Perdagangan, Hotel dan Restoran

1.464.561 593.875 13,28 13,01

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

h. Sektor Keuangan dan Jasa Perbankan Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan pertumbuhan yang positif. PDRB adhb sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2011 mencapai 459,285 milyar rupiah dengan pertumbuhan sebesar 4,75%, seperti disajikan dalam Tabel III-35.

Tabel III-35. Jumlah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Kontribusi Terhadap

Sektor (%)

a Bank 2.587.726 847.404 5,05 50,60 b Lembaga keuangan bukan

Bank 498.204 393.021 4,30 9,74

c Sewa bangunan 685.386 414.334 1,62 13,40 d Jasa perusahaan 13.431 4.510 2,22 0,26 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

1.329.051 444.947 2,21 25,99

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

i. Sektor Jasa-Jasa Sektor jasa memberikan nilai tambah sebesar 905,489 milyar rupiah terhadap nilai tambah PDRB Kabupaten Lampung Selatan, dengan pertumbuhan sebesar 3,36 % seperti disajikan dalam Tabel III-36. Tabel III-36. Sektor Jasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

Lapangan Usaha PDRB adhb (Juta Rp)

PDRB adhk (Juta Rp)

Pertum-buhan

(%)

Kontribusi Terhadap Sektor

(%) a. Pemerintahan umum b. Swasta

726.934 178.555

326.699 85.796

2,46 6,92

80,28 19,72

Jasa-Jasa 905.489 412.494 3,63 8,04 Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Selatan menurut Lapangan Usaha 2011

Page 166: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-42

3.4.3. Profil UMKM Pengembangan sektor industri di Kabupaten Lampung Selatan tidak dapat dipisahkan dari pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang terdapat di wilayah ini. Perusahaan industri di Kabupaten Lampung Selatan dibedakan menjadi perusahaan industri besar – sedang dan industri kecil dan usaha rumah tangga, serta koperasi. Jumlah industri besar-sedang di Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 66 perusahaan dengan jumlah industri makanan sebanyak 27 perusahaan, kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan jumlah sebanyak 6 perusahaan. Paling sedikit adalah industri kertas dan barang dari kertas lalu industri produksi dari batubara dan pengilangan minyak bumi yaitu sebanyak satu perusahaan. Sementara jumlah perusahaan menurut sektor lapangan usaha sebanyak 482dengan jumlah tenaga kerja 28.535 orang. Untuk Industri Mikro dan Kecil terdiri dari 49 industri penggilingan padi, 103 industri tobong bata dan genteng, 79 industri pengolahan makanan tahu dan tempe, terdapat di Kecamatan Sidomulyo pada tahun 2010. Untuk koperasi di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 119 Koperasi, terdiri dari koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 9 unit, koperasi Industri kecil dan kerajinan rakyat sebanyak 3 koperasi, 73 unit koperasi simpan pinjam dan 34 unit koperasi lainnya. Pembangunan usaha mikro, kecil, dan menengah yang dilakukan diupayakan untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan mampu bersaing, peningkatan tujuan ekspor, serta menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor pembangunan lainnya. Faktor Penghambat UMKM Pembangunan UMKM kabupaten Lampung Selatan telah menjadi prioritas peningkatan perekonomian rakyat dengan membuat beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi faktor penghambat dan kendala UMKM. Beberapa kendala pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Selatan yang dilakukan perbaikan oleh pemerintah daerah antara lain sisi pasar dan pemasaran produk UMKM dan pengembangan teknologi dan peralatan UMKM untuk mendukung kualitas produk. Kebijakan untuk pengembangan sentra industri sebagai wahana perluasan UMKM dimaksudkan untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Kebijakan ini juga didukung dengan pengembangan jumlah pasar tradisional sebagai sarana perdagangan produk UMKM. Perluasan Jaringan dengan usaha swasta baik dalam ataupun luar negeri, dengan dukungan promosi yang kuat diharapkan dapat meningkatkan akses pasar untuk produk-produk UMKM kabupaten Lampung Selatan. Pembinaan dan bantuan peralatan terus diusahakan oleh pemerintah daerah, baik melalui anggaran daerah ataupun kerjasama dengan usaha besar (CSR) diharapkan dapat meminimalkan kendala teknis operasional UMKM dalam menghasilkan produk. Seperti juga yang dialami oleh UMKM kabupaten lainnya, askes pemodalan dan pendanaan dapat menjadi kendala dalam pengembangan UMKM Lampung Selatan. Kendala ini dapat diatasi dengan peranan perbankan yang lebih fleksibel dan kemampuan manajerial UMKM dan peningkatan kapabilitas ’bankable’ UMKM

3.4.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Selatan dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 518,22 milyar. Pada tahun 2010,

Page 167: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-43

jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM sebesar Rp 180,36 milyar. Jumlah ini meningkat dalam jumlah kecil di tahun 2011 menjadi Rp 180,97 milyar. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM menurun menjadi sebesar Rp 156,89 milyar. Penyaluran kredit UMKM sektoral di Kabupaten Lampung Selatan pada periode Januari 2010 – 2012 dapat dilihat pada tabel 37. Tabel III-37. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 0,36 0,87 2,08 2 Perikanan - 0,99 4,24 3 Pertambangan Dan Penggalian 0,01 - - 4 Industri Pengolahan 1,38 0,91 6,32 5 Listrik, Gas Dan Air 0,36 0,04 1,07 6 Konstruksi 6,21 6,00 9,34 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 124,83 160,41 111,01 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum - - 0,08 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi - - - 10 Perantara Keuangan - - 2,58 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 0,03 - 0,44 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib 0,09 0,45 - 13 Jasa Pendidikan 0,66 3,35 - 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - 0,23 - 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya 1,90 3,54 3,55 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - - 0,24 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya - - - 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 13,53 4,18 15,95 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 31,00 - -

TOTAL 180,36 180,97 156,89 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 143,39 milyar, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 5,97 milyar dan kredit konsumsi mencapai 31 milyar. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 172,4 milyar, sedangkan kredit investasi menurun menjadi sebesar Rp 8,57 milyar, tanpa adanya kredit konsumsi. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 141,41 milyar, dan penyaluran kredit investasi sebesar Rp 15,48 milyar, tanpa adanya penyaluran kredit konsumsi. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kabupaten Lampung Selatan dalam kurun waktu selama dua tahun (Januari 2010 sampai dengan November 2012) adalah sebesar 518,22 milyar, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar 3.986,63 milyar. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 13%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Kabupaten Lampung Selatan di dominasi oleh sektor Non-UMKM. Sementara penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran.

Page 168: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-44

3.5. KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

3.5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi daerah adalah dari tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan per kapita riil yang berlangsung terus-menerus yang bersumber dari dalam daerah. Untuk kepentingan analisis ekonomi, banyak pihak menggunakan pertumbuhan PDRB riil sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, sesungguhnya secara konseptual terdapat perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya indikator yang mampu menangkap semua kinerja pembangunan ekonomi, namun demikian indikator ini telah dapat memberikan gambaran yang sangat bermanfaat untuk melihat aktivitas perekonomian suatu daerah. Hal yang lebih penting dari pertumbuhan ekonomi adalah mengidentifikasi sumber pertumbuhan baik dalam sisi penawaran atau sektoral maupun sisi permintaan. Dari sisi penawaran pertumbuhan tercermin dari kenaikan PDRB sektoral, sedangkan dari sisi permintaan dapat diketahui dari pertumbuhan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah maupun dari selisih bersih ekspor terhadap impor. Bagi pemerintah daerah bahwa dengan mengetahui sumber pertumbuhan maka dapat diambil kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan atau memperlambat pertumbuhan sektor tertentu sesuai dengan target pembangunan ekonomi yang hendak dicapai. Pergerakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten lampung Timur selama 2007 - 2011 dapat dilihat pada Gambar III-21.

Gambar III-21.Pertumbuhan PDRB kabupaten lampung Timur tahun 2007 – 2011 (%)

Berdasarkan gambar diatas tampak bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur selama periode 2000-2010 mengalami fluktuasi yang cukup berarti, dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2007-2010 sebesar 5,75% dengan migas dan 5,25% tanpa migas. Tinggi rendahnya laju pertumbuhan tersebut lebih disebabkan adanya fluktuasi laju pertumbuhan beberapa sektor ekonomi, utamanya sektor pertanian yang merupakan sektor dominan di mana rata-rata sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur sebesar 43,10% dari total PDRB, sehingga dengan terjadinya penurunan pada sektor pertanian dari tahun ke tahun menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur.

4.465.21

6.25 6.3 6.556.18 5.92

4.385.06

6.08

2007 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan PDRB kabupaten lampung Timur Tahun 2007-2011

PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas

Page 169: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-45

Tabel III-38. Kontribusi PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Lampung Timur berdasarkan harga konstan selama tahun 2007-2011 (%) Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 38,77 39.41 43,99 43,05 43,10 2. Pertambangan dan Penggalian 20,73 18,77 11,55 12.67 13,19 3. Industri Pengolahan 6,03 6,06 6,09 5,78 5,69 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,23 0,21 0,20 0,18 0,19 5. Bangunan 3,81 3,46 3,28 2,88 2,84 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,74 18,34 19,70 19,68 19,75 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,13 3,45 3,89 4,11 4,00 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,77 3,98 4,32 4,39 4,07 9. Jasa-Jasa 5,78 6,23 6,97 7,26 7,17

PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 80,17 82,14 89,38 88,23 87,68

Sumber : PDRB Lampung Timur Tahun 2011 Dari Tabel III-38 di atas, sumbangan terbesar selain sektor pertanian yakni pada sektor perdagangan dan restoran menyumbang 19,75% terhadap pembentukan PDRB. Sektor listrik,gas dan air bersih merupakan sektor yang paling kecil sumbangnanya terhadap PDRB yaitu 0,19%) Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :

• Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan • Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang

setengah jadi dan barang jadi. • Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas

pasar produk/jasa yang dihasilkannya • Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor-

sektor unggulan • Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan

jasa serta mendukung proses produksi. • Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-

menerus • Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah • Terbukanya perdagangan luar daerah melalui ekspor-impor antar wilayah. Struktur

perekonomian adalah besar share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun harga konstan.

3.5.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB kabupaten Lampung Timur pada periode 2007-2011. Di tahun 2011 sektor ini menyokong 43,10% dari total PDRB atas dasar harga berlaku kabupaten ini. Sektor ini juga merupakan sektor penyokong terbesar terhadap pertumbuhan PDRB Lampung Timur.

Page 170: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-46

Tabel III-39. Pertumbuhan Sektor Pertanian kabupaten lampung Timur tahun 2007-2011 LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011

PERTANIAN 4,94 5,87 6,56 6,24 6,44 Tanaman Bahan Makanan 4,68 7,52 8,60 8,00 8,50 Tanaman Perkebunan 3,38 2,61 2,73 2,47 2,00 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,11 1,75 1,90 1,50 1,04 Kehutanan 4,45 8,19 8,21 8,00 7,98 Perikanan 9,21 5,74 5,84 6,00 5,80

Sumber : PDRB lampung Timur 2011

1. Subsektor Tanaman Pangan Produksi padi di Kabupaten Lampung Timur terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun walaupun kenaikannnya tidak cukup signifikan. Tahun 2011 produksi padi mencapai 460.358 ton naik sekitar 2,38% dibandingkan tahun 2010. Kenaikan ini patut disyukuri karena luas lahan untuk pertanian semakin berkurang seiring dengan bertambahnya penduduk, kenaikan produksi padi juga tidak terlepas dari adanya pengairan yang telah dikelola oleh Kabupaten Lampung Timur, sehingga dalam satu tahun petani dapat menanam padi hingga dua kali atau lebih. Jenis pengairan yang di miliki Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 adalah pengairan teknis, pengairan setengah teknis, pengairan sederhana PU, pengairan non PU, tadah hujan, pasang surut, lebak folder dan lainnya. Frekuensi penanaman padi yang terbanyak yang menggunakan pengairan teknis yaitu mencapai luas lahan 11.298 ha dan untuk penanaman dua kali atau lebih juga lebih banyak yang menggunakan pengairan teknis yaitu mencapai 17.802 ha, dengan jumlah total 29.110 ha. Tabel III-40. Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Jenis Pengairan Dan Frekuensi Penanaman

Padi Dalam Setahun Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2008 – 2011

No Jenis Pengairan

Frekuensi Penanaman Padi Setahun Sementara

tidak Diusahaka

Jumlah Satu Kali Dua Kali atau

Lebih 1 Pengairan Teknis 11.298 17.802 10 29.110

2 Pengairan Setengah Teknis

167 1.449 0 1.616

3 Pengairan Sederhana PU

367 2.025 58 2.450

4 Pengairan Non PU

165 1.471 0 1.636

5 Tadah Hujan 6.731 7.867 130 14.728 6 Pasang Surut 0 0 0 0

7 Lebak, Folder dan Lainnya 1.921 7.543 953 10.417

2011 20.649 38.157 1.151 59.957

2010 18.792 38.725 2.188 59.705

2009 19.983 32.965 779 58.967

2008 19.715 31.180 972 58.321 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur 2011

Produksi tanaman palawija tahun 2011mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 untuk komoditi kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ketela rambat. Sedangkan untuk komoditi jagung dan kacang hijau mengalami penurunan. Luas panen padi (sawah + ladang) masih

Page 171: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-47

yang terbesar yaitu mencapai mencapai 90.252 ha, selanjutnya komoditas jagung, dan ubi kayu yang masing-masing mencapai 90.202 ha dan 54.073 ha. Dengan produksi terbanyak yaitu ubi kayu yang mencapai 1.360.303 ton, selanjutnya komoditas padi (sawah + ladang) dan jagung yang masing-masing besaran produksi mencapai 460.358 ton dan 442.579 ton. sehingga di Kabupaten Lampung Timur pada saat ini komoditas ubi kayu masih menjadi komoditas unggulan yang perlu di kembangkan. Luas panen padi dan paliwija di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 apabila dilihat dari periode panen (subround) maka luas panen padi (sawah dan ladang) masih terbesar yaitu mencapai 90.202 ha, yang terbagi kedalam tiga periode, dengan besarnya masing-masing periode yaitu periode Januari – April sebesar 43.061 ha, periode Mei – Agustus mencapai 33.648 Ha dan periode September – Desember mencapai 13.543 ha, dan total tingkat produktivitas tertinggi yaitu komoditas ubi kayu sebesar 251,57 kuintal dengan produktivitas tertinggi pada periode Mei – Agustus mencapai 254,79 kuintal, dan total produksi tertinggi mencapai 1.360.303 pada komoditas ubi kayu dan periode tertinggi terjadi pada September-Desember yang mencapai 494.734 ton, disajikan dalam Tabel III-41. Tabel III-41. Luas Panen Dan Produksi Padi - Palawija Di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2011 No Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produktivitas (kw) Produksi (Ton) 1 Padi Sawah 84.591 52.52 444.236 2 Padi Ladang 5.661 29.69 16.807 3 Padi (Sawah + Ladang) 90.252 51.01 460.358 4 Jagung 90.202 49.07 442.579 5 Kedelai 1.133 11.84 1.341 6 Kacang Tanah 923 12.45 1.149 7 Ubi Kayu 54.073 251.57 1.360.303 8 Ketela Rambat 430 99.82 4.292 9 Kacang Hijau 377 8.76 330

Sumber : Lampung Timur dalam Angka 2011

2. Subsektor Sayur-sayuran Selain dari komoditas tanaman pangan di atas, komoditi sayuran merupakan komoditi yang ditanam oleh rumah tangga petani di Kabupaten Lampung Timur. Jenis tanaman kacang panjang, cabe, semangka, terung, ketimun dan bayam masih masih menjadi unggukan karena selain memiliki luas panen yang besar juga tingkat produksi yang tinggi dengan masing-masing luas panen dan jumlah produksi pada tahun 2011 yaitu mencapai 707 ha dan 21.044 ton; 650 ha dan 31.030 ton; 523 ha dan 90.456 ton; 426 ha dan 34.030 ton; 285 ha dan 15.476 ton; 204 ha dan 5.393 ton, dengan tingkat produktivitas tertinggi yaitu jenis tanaman yang mencapai 172.96 kuintal.

Tabel III-42. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran dan Buah-buahan Semusim di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 No Jenis Tanaman Luas Panen Hasil Per Ha Produksi 1 Bawang Merah 3,00 37.67 113,00 2 Bawang Putih 0,00 0.00 0,00 3 Bawang Daun 18,00 25.00 450,00 4 Kentang 0,00 0.00 0,00 5 Kubis 0,00 0.00 0,00 6 Petsai/Sawi 122,00 36.07 4.400,00 7 Wortel 0,00 0.00 0,00

Page 172: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-48

No Jenis Tanaman Luas Panen Hasil Per Ha Produksi 8 Kacang Merah 0,00 0.00 0,00 9 Kacang Panjang 707,00 29.77 21.044,00 10 Cabe 650,00 48.04 31.223,00 11 Tomat 201,00 17.71 3.559,00 12 Terung 426,00 79.88 34.030,00 13 Buncis 107,00 80.57 8.621,00 14 Ketimun 285,00 54.30 15.476,00 15 Labu Siam 4,00 14.00 42,00 16 Kangkung 185,00 49.46 9.151,00 17 Bayam 204,00 26.44 5.393,00 18 Semangka 523,00 172.96 90.456,00 19 Melon 8,00 64.38 515,00 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

3. Subsektor Buah-Buahan Tanaman buah-buahan yang masih menjadi unggulan di Kabupaten Lampung Timur adalah pisang, papaya, nangka, salak, dan rambutan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah tanaman yang ditanam oleh petani atau rumah tangga di Lampung Timur. Tanaman buah-buahan yang paling banyak di tanaman oleh petani pada tahun 2011 yaitu pisang sebanyak 2.652.242 pohon dan menghasilkan produksi 2.361.347 kuintal. Tanaman lain yang banyak di tanam oleh petani yaitu pepaya sebanyak 345.708 pohon dan menghasilkan produksi sebesar 762.621 kuintal , selanjutnya tanaman nangka, salak, dan rambutan dengan jumlah masing-masing tanaman 184.994 pohon, 132.708 pohon dan 119.105 pohon dengan hasil produksi masing-masing mencapai 128.282 ton, 65.854 ton dan 219.441 ton. Tabel III-43. Banyaknya Pohon dan Produksi Buah-Buahan dan Sayur Sayuran Tahunan di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011

No Jenis Tanaman Jumlah Pohon Hasil Per Pohon

(kuintal) Produksi (kuintal)

1 Alvokat 14.843 1,07 15.929 2 Mangga 29.626 0,79 23.261 3 Rambutan 119.105 1,84 219.441 4 Duku (Langsat) 10.234 0,98 10.045 5 Durian 90.010 0,91 82.126 6 Jeruk Siam 73.340 0,49 35.989 7 Jambu Biji 27.909 0,73 20.402 8 Jambu Air 31.575 0,99 31.107 9 Sawo 87.157 0,80 70.158

10 Pepaya 345.439 2,21 762.621 11 Pisang 2.652.242 0,89 2.361.347 12 Nenas 36.305 0,44 15.926 13 Salak 132.708 0,50 65.854 14 Nangka 184.944 0,69 128.282 15 Belimbing 8.817 0,98 8.597 16 Sukun 18.823 1,76 33.081 17 Petai 27.075 1,08 29.230 18 Melinjo 25.298 0,76 19.330

Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Page 173: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-49

Semakin meningkatnya hasil produksi pertanian terutama untuk tanaman palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan tidak terlepas dari peran serta pemerintah, petugas PPL dan para petani. Pada tahun 2010 jumlah PPL di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 204 orang yang tersebar di seluruh kecamatan di Lampung Timur, dengan jumlah terbanyak terdapat di kecamatan Batanghari dan Sekampung dengan jumlah PPL masing-masing kecamatan sebanyak 14 orang. Kelompok tani yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur terbagai dalam beberapa kelas yaitu pemula, lanjut, madya, dan utama. Di mana jumlah kelompok tani pemula sebesar 3.981 orang dan kelompok tani kelas lanjut sebesar 998 orang dengan total kelompok tani di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 124.522 orang pada tahun 2010.

4. Subsektor Perkebunan Produksi komoditas perkebunan terbesar di Kabupaten Lampung Timur adalah kelapa yang mencapai 19.616,38 ton. Selain itu kakao merupakan komoditas andalan di Kabupaten Lampung Timur, hal ini diperkuat dengan besarnya produksi kakao. Produksi kakao tahun 2011 mencapai 9.144,39 ton, di mana Kecamatan Sekampung Udik merupakan penghasil kakao terbesar yaitu sekitar 19.63% dari total produksi kakao di Kabupaten Lampung Timur. Tabel III-44. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2011 No Jenis Tanaman T B M T M TR/TT Jumlah (ton) Produksi (ton) 1 Aren 6 42 8 55 15 2 Cabe Jamu 83 246 44 366 266 3 Cengkeh 4 34 16 54 7 4 Kakao 3.770 9.826 602 14.197 9.144 5 Kayu Manis 0 7 4 11 1 6 Kapuk 40 163 51 254 47 7 Karet 5.646 873 0 6.519 875 8 Kelapa Dalam 1.614 16.329 1.336 19.280 19.616 9 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 10 Kelapa Sawit 2.014 2.193 17 4.224 5.751 11 Kopi Robusta 34 715 159 907 383 12 Lada 546 3.998 1.334 5.878 2.291 13 Pinang 57 77 3 137 39 14 Vanilli 3 11 8 21 4 15 Jahe 0 0 0 0 0 16 Kencur 0 0 0 0 0 17 Kunyit 0 0 0 0 0 18 Lengkuas 0 0 0 0 0 19 Tembakau 4 163 1 168 276 20 Temulawak 0 0 0 0 0 21 Wijen 0 0 0 0 0 22 Pala 337 1 7 345 1 23 Tangkil 0 0 0 0 0 24 Jarak Pagar 57 107 47 210 36

Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Page 174: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-50

5. Subsektor Kehutanan Sumber daya hutan merupakan sumber daya strategis yang mempunyai manfaat nyata bagi kehidupan, baik sebagai manfaat ekonomi, sosial maupun pengangkutan. Keragaman manfaat hutan yang tinggi, dalam pemanfaatan dan pengelolaannya haruslah dilaksanakan secara bijaksana. Pemanfaatan sumber daya harus selalu mempertimbangkan manfaat ekonomi, sosial dan pengangkutan yang seimbang, dinamis dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan diluar sektor kehutanan baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Hutan dapat diusahakan sebagai sumber ekonomi dan pendapatan apabila dikelola secara lestari dengan tetap menjaga plasma nutfah yang ada di dalamnya. Untuk itu pembangunan kehutanan yang berkelanjutan dan berkeadilan dapat tercapai apabila ada perubahan paradigma. Paradigma baru pembangunan kehutanan adalah pergeseran orientasi dari pengelolaan hutan menjadi pengelolaan sumber daya (resources-based management), pengelolaan yang sentralistik serta pengelolaan sumber daya yang lebih berkualitas. Kabupaten Lampung Timur memiliki lima kawasan hutan, terbagi dalam dua kelompok kawasan hutan lindung, satu kawasan hutan suaka margasatwa dan dua hutan produksi, dengan luas total untuk kawasan hutan lindung mencapai 23.780,86 ha, kawasan hutan suaka margasatwa 125.621,30 ha, hutan produksi 13.175 ha yaitu Gunung Balak dengan nomor register 38 , Way Kambas dengan nomor register 9, Muara Sekampung dengan nomor register , Way Kibang dengan nomor register 37 dan Gedung Wani dengan nomor register 40. Dengan luas masing –masing 22.292,50 ha, 125.621,30 ha, 1.488,36 ha, 6.538 ha dan 6.637 ha, di mana keseluruhannya tidak ada penambahan luas sejak tahun 2008.

6. Subsektor Peternakan Hasil peternakan di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabel III-45. Tahun 2011 populasi ternak (sapi, kambing, domba, babi) mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010. Untuk jenis ternak sapi dan kambing, masih menjadi unggulan di Kabupaten Lampung Timur dengan total masing-masing populasi mencapai 152.710 ekor dan 127.989 ekor. Kecamatan Jabung tercatat memiliki populasi ternak sapi banyak dengan jumlah ternak mencapai 21.600 ekor dan untuk jenis ternak kambing tertinggi pada Kecamatan Batanghari Nuban sebesar 12.799 ekor. Tabel III-45. Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak Tahun 2008 – 2011

(Ekor) No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda 1 Metro Kibang 4.707 50 6.106 567 0 0 2 Batanghari 7.109 1.316 3.757 2.023 0 0 3 Sekampung 12.499 479 7.397 945 0 0 4 Marga Tiga 5.484 158 9.394 189 0 0 5 Sekampung

5.185 34 6.341 718 1.237 0

6 Jabung 21.600 85 6.458 1.021 2.828 0 7 Waway Karya 2.667 210 5.049 378 601 0 8 Pasirsakti 6.111 15 3.170 681 689 0 9 Marga

3.602 0 2.818 340 0 0

10 Labuhan

2.854 1.475 1.761 775 0 0 11 Gunung

892 86 1.644 378 0 0

12 Melinting 2.603 0 1.879 340 0 0 13 Mataram Baru 1.138 0 2.936 189 477 0

Page 175: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-51

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda 14 Bandar

862 1 1.761 945 0 0

15 Way Jepara 4.999 396 3.523 435 1.679 0 16 Braja Selebah 5.556 958 1.879 851 796 0 17 Labuhanratu 5.504 62 8.454 189 636 0 18 Sukadana 7.855 227 9.394 284 1.768 0 19 Bumi Agung 1.893 10 6.810 321 0 0 20 Batanghari

7.804 131 12.799 737 672 0

21 Pekalongan 9.283 55 8.337 6.087 530 0 22 Raman Utara 17.527 31 5.519 397 6.841 0 23 Purbolinggo 7.803 308 6.106 851 0 0 24 Way Bungur 7.173 406 4.697 1.078 177 0 2011 152.710 6.493 127.989 20.719 18.931 0

2010 95.814 6.546 117.421 19.003 17.678 2

2009 80.806 6.078 107.725 17.344 16.506 3

2008 75.171 5.608 97.999 15.686 15.355 3 Sumber : Lampung Timur dalam Angka 2011

Untuk ternak unggas di Kabupaten Lampung Timur jenis unggas yang menjadi unggulan yaitu ayam ras pedaging ,ayam buras dan ayan ras petelur dengan total populasi masing-masing mencapai 2.034.585 ekor, 1.671.569 ekor dan 1.007.144 ekor, yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan yang memiliki jumlah populasi terbesar untuk jenis unggas ayam ras pedaging yaitu kecamatan pekalongan, sedangkan jenis unggas ayam buras dan ayam ras petelur masing-masing pada Kecamatan Sekampung dan Pekalongan. Tabel III-46. Populasi Unggas Menurut Kecamatan Dan Jenis Unggas Tahun 2008 – 2011

(Ekor)

No Kecamatan Ayam Buras

Ayam Ras Pedaging

Ayam Ras Petelur Itik Mentok

1 Metro Kibang 47.759 127.365 141.750 2.075 107 2 Batanghari 159.197 97.230 3.885 1.196 68 3 Sekampung 222.876 37.170 19.635 3.172 118 4 Marga Tiga 39.799 138.075 2.730 3.280 217

5 Sekampung Udik

101.886 198.030 21.840 4.886 187

6 Jabung 49.351 0 525 4.219 100 7 Waway Karya 74.823 75.285 0 1.628 149 8 Pasir sakti 36.616 5.250 0 2.591 103

9 Marga Sekampung 47.759 53.865 0 2.591 92

10 Labuhan Maringgai 22.287 69.405 1.575 1.655 97

11 Gunung Pelindung 25.472 21.525 0 748 97

12 Melinting 58.903 0 0 324 193 13 Mataram Baru 65.271 6.195 1.890 5.303 87

14 Bandar Sribhawono 39.799 6.300 0 992 259

15 Way Jepara 98.702 21.525 7.245 6.659 142 16 Braja Selebah 62.087 16.275 1.260 1.097 121

Page 176: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-52

No Kecamatan Ayam Buras

Ayam Ras Pedaging

Ayam Ras Petelur

Itik Mentok

17 Labuhanratu 92.334 49.665 4.725 3.283 161 18 Sukadana 27.064 96.390 27.510 2.343 175 19 Bumi Agung 14.327 17.325 893 2.919 141

20 Batanghari Nuban

31.839 80.640 13.755 2.794 155

21 Pekalongan 191.037 439.005 420.735 3.281 120 22 Raman Utara 55.719 68.670 8.904 1.712 174 23 Purbolinggo 58.903 205.800 317.734 1.050 525 24 Way Bungur 47.759 203.595 10.553 1.650 114 2011 1.671.569 2.034.585 1.007.144 61.448 3.702

2010 2.451.115 1.937.700 963.816 59.058 3.541

2009 2.356.842 513.266 143.139 56.086 2.296

2008 2.262.575 625.701 141.877 53.055 1.327 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Jumlah ternak yang dipotong di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 secara keseluruhan mengalami peningkatan secara signifikan. Untuk jenis unggas hanya ayam buras yang mengalami penurunan sebesar minus 50.07 dan mentok sebesar minus 10,40. Peternak rumah tangga di Kabupaten Lampung timur pada tahun 2011 secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun 2010. Peningkatan terbesar yakni pada jenis unggas ayam ras pedaging yaitu sebesar 5,30%, sedangkan untuk peternak rumah tangga jenis ternak yaitu ternak babi dengan peningkatan sebesar 3,62% dari tahun 2010. Pada Tabel perkembangan produksi daging pada tahun 2011 di Kabupaten Lampung Timur mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. kenaikan ini diikuti juga pada produksi telur. Pada jenis komoditi daging, kenaikan tertinggi pada produksi daging sapi sebesar 801,55%, sedangkan untuk komoditi telur kenaikan pada produksi ayam ras petelur sebesar 283 ton pada tahun 2011.

7. Subsektor Perikanan Sektor perikanan di Kabupaten Lampung Timur tidak terlepas dari banyaknya rumah tangga perikanan. Pada tahun 2011 kenaikan tertinggi rumah tangga perikanan untuk jenis penangkapan pada perairan rawa yaitu sebesar 33,33%, dan untuk jenis budidaya jumlah rumah tangga perikanan yaitu budidaya laut (kerang hijau) sebesar 159,51%. Untuk produksi perikanan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2010-2011 jenis penangkapan yang mengalami peningkatan terbesar yaitu penangkapan perairan sungai sebesar 19,75 % atau 977,21 ton dan peningkatan produksi perikanan yang di budidaya oleh rumah tangga yaitu perikanan mina padi sebesar 36,36% pada tahun 2011. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel III-47.

Page 177: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-53

Tabel III-47. Produksi, Nilai Produksi dan Banyaknya Rumah tangga Perikanan di KabupatenLampung Timur, 2008 – 2011

Uraian Produksi Perikanan

(Kg)

Nilai Produksi Perikanan (Rp ‘juta)

Rumah Tangga Perikanan (Unit)

2010 2011 2010 2011 2010 2011 A. Penangkapan

1. Laut 38.495,20 37.520,70 365,09 449,74 2.164,00 2.168,00 2. Perairan

Umum

- Sungai 816,01 977,21 7,15 6,92 601,00 609,00 - Rawa 269,23 84,92 2,38 1,05 300,00 400,00 -

Waduk/Cekdam 276,38 102,31 2,51 0,95 250,00 250,00

B. Budidaya 1. Tambak 5.336,14 6.186,66 112,39 187,21 3.498,00 3.147,00 2. Kolam 5.621,52 6.382,09 67,41 85,67 2.481,00 2.556,00 3. Minapadi 9,35 12,75 132,11 319,99 157,00 167,00 4. Keramba

Jaring Apung

45,76 49,44 736,94 761,50 105,00 115,00

5. Keramba Bambu 42,91 48,12 545,96 711,66 148,00 148,00

6. Laut (Kerang Hijau) 6.386,23 8.535,25 15,97 1,96 163,00 423,00

Jumlah 57.298,73 59.899,45 574,18 735,30 9.867,00 9.983,00 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

b. Sektor Pertambangan dan Energi

Sektor pertambangan dan penggalian dalam perhitungan PDRB kabupaten Lampung Timur terdiri dari subsektor pertambangan minyak bumi dan subsektor penggalian. Pada tahun 2011 sektor pertambanhan tumbuh sebesar 1,57%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tumbuh negarif sebesar 5,51%. Meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ini lebih disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan minyak bumi. Peningkatan permintaan akan minyak bumi ini mendorong produksi pertambangan minyak bumi Lampung Timur. Tabel III-48. Data Potensi Bahan Tambang Di Kabupaten Lampung Timur 2011

No Jenis Bahan Galian Lokasi Kecamatan Cadangan (M3)

1. Pasir Kuarsa Labuhan Maringgai 33.124.500 Pasir Sakti 22.950.000

2. Basalt Sukadana 18.222.442 Mataram Baru 769.500 Way Jepara 9.522.563

3. Pasir Bangunan Jabung 1.215.000 Purbolinggo 230.850

4. Lempung Raman Utara 1.547.910 Way Jepara 510.179

Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Page 178: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-54

Kontribusi pertambangan dan pengagalian cukup tinggi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Timur di tahun 2011, yakni sebesar 13,19%. Subsektor Pertambangan minyak bumi merupakan subsektor penyokong terbesar bagi PDRB sektor ini. Potensi pertambangan di Kabupaten Lampung Timur tersebar di beberapa wilayah kecamatan disajikan dalam Tabel III- 48. Potensi ini merupakan kekayaan yang harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar disuplay oleh PT. PLN (Persero) ranting Metro dan ranting Bandar Sribhawono. Pada tahun 2011 energi listrik yang di salurkan tertinggi oleh sub ranting Kecamatan Punggung Raharjo sebesar 71.148.439 kWh dan yang terjual hanya 61.117.547 kWh sedangkan sisanya (susut distribusi) sebesar 10.030.892 kWh. Sehingga total energi yang di salurkan pada sub ranting Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 sebesar 211.367.965 atau menurun sebesar minus 2,70% dari tahun 2010 sedangkan energy yang terjual sebesar 183.333.690 kWh atau menurun sebesar minus 1,48% dari tahun2010. Untuk informasi lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel III-49. Tabel III-49. Energi Listrik PLN Menurut Sub Ranting Di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2009–2011 No Subranting

Energi Listrik Disalurkan (kwh)

Energi Listrik Terjual (kwh)

Susut Distribusi (kwh)

1 Batang Hari 10.262.105 8.467.495 1.794.610 2 Sekampung 28.097.506 28.039.178 58.329 3 Pugung Raharjo 71.148.439 61.117.547 10.030.892 4 Jabung 10.553.590 8.713.880 1.839.710 5 Sribhawono 54.657.283 45.929.566 8.727.717 6 Way Jepara 36.649.042 31.066.024 5.583.018 2011 211.367.965 183.333.690 28.034.276

2010 217.235.331 186.094.115 31.141.216 2009 44.516.806 29.305.912 5.224.017 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Penggunaan daya listrik yang tersambung dari subranting Sribawono di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011, dapat dilihat dari banyaknya jumlah pelanggan yang tersambung aliran listrik dan besaran daya yang terpakai. Jumlah pelanggan listrik tertinggi yang dialiri dari subranting Bandar Sribawono sebesar 32.106 pelanggan dengan penggunaan daya yang tersambung mencapai 7.278.976 kWh. Secara keseluruhan desa yang telah dialiri listrik sebanyak 128 desa dengan total penggunaan daya sebesar 80.301.615 kWh dan jumlah pelanggan sebanyak 128.174 pelanggan.

c. Sektor Perindustrian Pembangunan sektor Industri merupakan upaya meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja dan memperoleh kesempatan kerja, menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan berdaya saing tinggi sehingga dapat bersaing dengan produk dari luar negeri, dapat meningkatkan ekspor guna menunjang pembangunan daerah dan sektor pembangunan lain serta mampu mengembangkan teknologi. Dilihat dari potensi yang ada, industri dibagi ke dalam empat kelompok yaitu :

• Industri Logam, Mesin, Kimia dan aneka • Industri Hasil Pertanian dan Perikanan, Industri Hasil Hutan dan Perkebunan • Industri Kerajinan

Page 179: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-55

Berdasarkan Pendataan IBS Tahun 2011, perusahaan industry besar/sedang di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 28 perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan tersebut sebanyak 3.212 orang dengan klasifikasi yang paling banyak menyerap pekerja adalah perusahaan tepung tapioka sebanyak 1.702 orang (52,98 %), kemudian perusahaan bahan bakubumbu masak sebanyak 242 orang (13,20 %), dan perusahaan air mineral sebanyak 361 orang (11, 24%). Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Lampung Timur, jumlah usaha industri dan nilai investasi tahun 2011 mengalami peningkatan terhadap tahun 2010. Begitu pula terhadap nilai produksinya. Jumlah unit usaha meningkat sebanyak 8.32%, nilai investasi mengalami peningkatan sebanyak 15.59% dan nilai produksi mengalami peningkatan sebanyak 2.66% terhadap tahun sebelumnya. Tabel III-50. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya Di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2008-2011

No Jenis Industri Unit

Usaha Tenaga

Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi

1 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)

4.409 13.993 49.351.165.000 868.287.563.000

2 Industri Logam, Mesin dan Elektronika (ILME)

83 314 3.822.210.000 9.491.725.000

3 Industri Kimia dan Aneka (IKA) 1.364 7.985 88.731.505.000 1.396.794.811.000

2011 5.856 22.292 141.904.880.000 2.274.574.099.000

2010 5.406 31.889 122.758.306.000 2.215.659.132.000

2009 5.070 17.484 118.977.778.000 2.199.949.158.000

2008 4.934 16.929 117.268.060.000 2.116.082.300.000 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Berdasarkan Pendataan IBS Tahun 2011, perusahaan industry besar/sedang di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 28 perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan tersebut sebanyak 3.212 orang dengan klasifikasi yang paling banyak menyerap pekerja adalah perusahaan tepung tapioka sebanyak 1.702 orang (52,98%). Kemudian perusahaan bahan bakubumbu masak sebanyak 242 orang (13,20 %), dan perusahaan air mineral sebanyak 361 orang (11,24%). Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Lampung Timur, jumlah usaha industri dan nilai investasi tahun 2011 mengalami peningkatan terhadap tahun 2010. Begitu pula terhadap Nilai Produksinya. Jumlah unit usaha meningkat sebanyak 8.32%, nilai investasi mengalami peningkatan sebanyak 15.59% dan nilai produksi mengalami peningkatan sebanyak 2.66% terhadap tahun sebelumnya. Tabel III-51. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya Di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2008-2011 No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi

1

Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)

4.409 13.993 49.351.165.000 868.287.563.000

2

Industri Logam, Mesin dan Elektronika (ILME)

83 314 3.822.210.000 9.491.725.000

3 Industri Kimia dan Aneka (IKA) 1.364 7.985 88.731.505.000 1.396.794.811.000

Page 180: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-56

No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi 2011 5.856 22.292 141.904.880.000 2.274.574.099.000

2010 5.406 31.889 122.758.306.000 2.215.659.132.000

2009 5.070 17.484 118.977.778.000 2.199.949.158.000

2008 4.934 16.929 117.268.060.000 2.116.082.300.000 Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

Untuk melihat banyaknya usaha industri yang tersebar di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabe lIII-52. Tabel III-52. Jumlah Usaha Industri Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2008-2011

No Kecamatan/ Tahun Jumlah

Nilai Investasi Unit Usaha Tenaga Kerja

1 Metro Kibang 197 672 5.563.000 2 Batang Hari 247 928 5.632.000 3 Sekampung 402 1.289 7.447.250 4 Marga Tiga 449 913 6.375.500 5 Sekampung Udik 282 1.761 11.656.050 6 Jabung 304 860 4.692.590 7 Pasir Sakti 104 317 3.528.000 8 Waway Karya 84 363 3.885.000 9 Marga Sekampung 194 594 3.551.530

10 Labuhan Maringgai 306 959 6.487.270 11 Mataram Baru 313 783 4.453.000 12 Bandar Sribhawono 179 425 4.741.850 13 Melinting 153 386 3.967.000 14 Gunung Pelindung 103 377 3.735.000 15 Way Jepara 455 1.478 7.799.000 16 Braja Selebah 326 1.514 3.934.000 17 Labuhan Ratu 161 910 5.752.410 18 Sukadana 168 793 7.956.000 19 Bumi Agung 97 308 3.564.000 20 Batanghari Nuban 272 1.550 7.796.000 21 Pekalongan 367 2.272 8.495.600 22 Raman Utara 294 1.014 6.456.000 23 Purbolinggo 320 1.341 6.590.580 24 Way Bungur 79 485 7.846.250

2011 5.856 22.292 141.904.880

2010 5.406 19.434 122.758.306

2009 5.070 17.484 118.977.778

2008 4.934 16.929 117.268.060 Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2011

Page 181: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-57

d. Sektor Perdagangan

Terdapat delapan Unit Pasar Daerah dan tiga puluh satu Unit Pasar Desa/Tradisional yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur. Dalam menjalankan struktur untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas-tugasnya di daerah daerah, Dinas Pasar, Pertamanan dan Kebersihan Kabupaten Lampung Timur dibantu oleh delapan orang Kepala Unit Pengelola Pasar Daerah yang mengepalai delapan unit Pasar Daerah, yaitu Pasar Daerah Sukadana, Pasar Daerah Sekampung, Pasar Daerah Purbolinggo, Pasar Daerah Labuhan Ratu, Pasar Daerah Raman Utara, Pasar Daerah Labuhan Maringgai, Pasar Daerah Way Jepara, dan Pasar Daerah Pekalongan. Pasar Desa yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur tidak semua memiliki bangunan ruko, bangunan ruko hanya dijumpai di Pasar desa Srigading, Sri Menanti, Semarang Aru, Muara Gading Mas, Melaris, dan Sidorejo. Kategori bangunan pada Pasar Desa dibedakan menjadi bangunan ruko, toko, kios, los, hamparan dan kaki lima dengan jumlah masing-masing 190 unit; 678 unit; 1026 unit; 1015 unit; 539 unit; dan 492 unit, seprti disajikan dalam Tabel III-53 Tabel III-53. Daftar Nama Pasar Desa Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011

Nama Pasar Desa Jumlah Bangunan

Ruko Toko Kios Los Hamparan Kaki Lima Pugung Raharjo 0 16 289 159 30 0 Sidorejo 15 50 135 22 100 50 Karang Anom 0 17 3 105 0 0 Mengandung Sari 0 70 0 50 0 15 Raman Aji 0 6 44 35 0 15 Margo Toto/Wonosari 0 0 12 30 0 25 Melaris 24 15 41 81 25 0 Sambi Karto 0 0 0 0 0 0 Taman Cari 0 36 42 36 5 60 Taman Negeri 0 59 25 0 10 5 Labuhan Ratu/Rintisan TKI 0 116 0 0 0 0 Jambat Batu 0 75 89 0 0 48 Nabang Baru 0 11 32 0 0 20 Lehan Gunung Terang 0 0 12 8 6 0 Muara Gading Mas 63 0 0 0 24 7 Semarang Aru/Rejomulyo 31 61 43 95 15 10 Karya Makmur 0 0 0 0 0 0 Pelindung Jaya 0 0 0 0 0 0 Braja Harjo Sari 0 0 0 0 0 0 Teluk Dalem 0 0 0 0 0 0 Sri Menanti 20 39 66 124 143 150 Sadar Sriwijaya 0 0 46 32 0 2 Sri Gading 37 31 42 72 73 45 Balai Kencono 0 0 35 48 0 0 Bumi Harjo 0 50 0 0 80 0 Banar Joyo 0 24 60 100 20 10 Tugu Rejo/Donomulyo 0 2 10 18 8 30 Abu Rejo 0 0 0 0 0 0

Jumlah 190 678 1.026 1.015 539 492 Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2011

Page 182: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-58

Kondisi sarana perdagangan sudah cukup baik, pada tahun 2010 terdapat 105 unit ruko, 341 unit toko 599 kios, 483 los, 1.209 los tenda dan 89 hamparan yang masih beroprasi ( Tabel III-56). Disamping itu mulai bermunculan fasilitas perdagangan yang dibangun masyarakat baik di desa maupun di ibukota kecamatan.

e. Sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran Usaha dibidang perhotelan di Kabupaten Lampung Timur tahun 2011 perlu mendapatkan perhatian khusus, karna sampai dengan saat ini untuk hotel hanya terdapat di Kecamatan way Jepara, Mataram Baru, Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu, Labuhan Maringgai, Pasir Sakti dan Sekampung Udik yang jumlahnya hanya mencapai 9 hotel, dengan total jumlah kamar mencapai 121 kamar dan 181 tempat tidur. Pengembangan dibidang perhotelan tentunya bergantung pada sektor lain. Pengembangan pada sektor pariwisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan jumlah penginapan yang ada. Objek wisata yang dikelola Kabupaten Lampung Timur sebanyak 10 objek, dengan kategori 3 wisata budaya, 1 wisata bahari, 2 wisata alam, 4 wisata tirta, dan 1 wisata agro. Untuk informasi lengkap dapat dilihat pada Tabel III-54. Tabel III-54. Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 No Nama Obyek Wisata Kategori Lokasi 1 Taman Purbakala Pugung Raharjo Wisata Budaya Kec. Sekampung Udik 2 Pantai Gading Mas Wisata Bahari Kec. Labuhan Maringgai 3 Pesanggrahan Way Curup Wisata Alam dan Tirta Kec. Mataram Baru 4 Desa Tradisional Wana Wisata Budaya Kec. Melinting 5 Taman Nasional Way Kambas Wisata Alam Kec. Labuhan Ratu 6 Danau Beringin Indah Wisata Tirta Kec. Sukadana 7 Museum Budaya Wisata Budaya Kec. Sukadana 8 DAM Negara Batin Wisata Tirta Kec. Sukadana 9 Balai Benih Induk Agrowisata Wisata Agro Kec. Pekalongan 10 DAM Swadaya Wisata Tirta Kec. Pekalongan Sumber : Lampung Timur dalam angka 2011

f. Sektor Transportasi dan Komunikasi

Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2007 hingga 2011 cenderung mengalami peningkatan. Di tahun 2007 sektor ini tumbuh 13,53% dan di tahun 2008 pertumbuhanya turun menjadi 9,15%. Penurunan pertumbuhan sektor ini juga terjadi di tahun 2009, pada masa tersebut sektor pengangkutan dan komunikasi hanya tumbuh sebesar 8,46%. Pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan komunikasi mulai mengalami peningkatan, di tahun tersebut sektor ini tumbuh sebesar 10,01%. Pada 2011 pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi ini tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten. Sektor ini memberikan pertumbuhan sebesar 0,21% pada pertumbuhan ekonomi kabupaten.

3.5.3. Profil UMKM Upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah dengan membangun kekuatan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang berdaya ekomoninya diharapkan dalam segala segi kehidupan lain akan berdaya pula. Masyarakat Kabupaten Lampung Timur yang sebagian besar berada

Page 183: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-59

di pedesaan dengan menggantungkan hidup dari pertanian perlu mendapat perhatian lebih untuk memberdayakannya. Oleh kerena itu, strategi untuk menjalankan misi pembangun ekonomi kerakyatan adalah peningkatan pertumbukan dan pengambangan UMKM berbasis pedesaan dan ketahanan pangan. Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Timur. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Potensi UMKM yang terdapat pada kabupaten Lampung Timur terdapat 3.358 usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 12.330 orang. UMKM Lampung Timur memiliki nilai investasi sebesar Rp 44.570.500.000 dengan nilai produksi Rp 450.927.470.000 Jumlah industri pada tahun 2005 mencapai 4.111 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja 12.265 orang nilai investasi Rp 105.762 (dalam juta rupiah) serta nilai produksi Rp 1.592.352 (dalam juta rupiah). Pada tahun 2010 angka tersebut meningkat menjadi 5.406 unit usaha dengan rincian industri hasil pertanian dan kehutanan (IHPK) dengan jumlah 4.067 unit, industri logam, mesin dan elektronika (ILME) dengan jumlah 83 unit, dan industri kimia dan aneka dengan jumlah 1.256 unit. Jumlah total tenaga kerja pada tahun 2010 adalah 312.889 orang, nilai investasi Rp 122.758,316 (dalam Juta rupiah) serta nilai produksi Rp 2.215.659,13 (dalam juta rupiah). Pada tahun 2010 perkembangan industri di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabel III-55. Tabel III-55. Perkembangan industri di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2010

Jenis Industri Unit Usaha (unit)

Tenaga Kerja

(orang)

Nilai Investasi (Rp

000)

Nilai Produksi (Rp 000)

Industri hasil Pertanian dan kehutanan (IHPK) 4.067 12.185 43.213.480 845.864.317 Industri Logam, Mesin dan Elektronika (ILME) 83 270 1.556.828 7.503.340 Industri Kiamia dan Aneka (IKA) 1.256 19.434 77.987.998 1.362.291.475

Tahun 2010 5.406 31.889 122.758.306 2.215.689.132 2009 5.070 17.484 118.977.778 2.199.949.158 2008 4.934 16.929 117.268.060 2.116.082.300 2007 4.249 14.102 110.549.050 1.684.734.388 2006 4.126 12.405 109.801.250 1.681.106.040

Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2011 Tabel III-56. Pasar yang dikelola oleh kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Lampung Timur

No Nama Pasar Fasilitas

Ruko Toko Kios Los Tenda Lapak 1 Sukadana 48 26 67 35 48 30 2 Rajabasa Lama 15 63 24 163 130 3 Way Jepara 17 138 123 225 700 110 4 Labuhan Maringgai 17 21 32 19 5 Sekampung 40 100 80 67 78 210 6 Pekalongan 16 103 16 80 195 7 Raman Utara 13 22 15 35 109 8 Purbolinggo 16 80 69 105 108

Jumlah 105 341 559 483 1209 911 Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2011

Page 184: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-60

Industri yang berkembang di lampung timur sebagian besar industri yang bergerak pada hasil pertanian dan kehutanan mencapai 75,23%, Sesuai dengan potensi yang dimiliki serta arahan pada RTRW kabupaten maka industri yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lampung Timur adalah agroindustri. Faktor Penghambat UMKM Pembangunan UMKM Lampung Timur sangat didukung oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berkenaan dengan peluang investasi untuk pembukaan usaha yang ada di Lampung Timur. Kebijakan ini didorong dengan potensi yang ada seperti sarana jalan, air, irigasi yang ada. Sedangkan kendala dan hambatan pembangunan UMKM Lampung Timur tidak jauh berbeda dari kabupaten lainnya pada Provinsi Lampung, seperti masih lemahnya kualitas SDM, kemampuan manajerial, permodalan, pemasaran hasil komoditi hingga terbatasnya sarana dan prasarana. Dalam rangka mempertahankan keberadaannya dan meningkatkan pendapatan UMKM diperlukan adanya pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM. Guna mengoptimalkan pertumbuhan UMKM diperlukan dukungan dari birokrasi terkait dengan pembinaan dan pengembangan hingga kemudahan perizinan dan tak kalah pentingnya dari sektor perbankan, terkait masih rendahnya UMKM yang menerima kucuran dana dari perbankan, yang menjadi penyebabnya antara lain manajemen pelaku usaha UMKM yang masih sangat tradisonal, persyaratan pengajuan fasilitas kredit oleh pihak perbankan tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha UMKM, disamping kurangnya pengetahuan pelaku usaha UMKM perihal teknis pengajuan fasilitas kredit ke perbankan

3.5.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Timur dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, diketahui bahwa pada tahun 2011, tercatat telah disalurkan pinjaman sebesar Rp 960,853 juta. Tabel III-57. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2012

No Subsektor Tahun

2011 (Rp ‘juta)

2012 (Rp ‘juta)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 92,270 1.019,509 2 Pertambangan dan Penggalian 2,474 16,522 3 Industri Pengolahan 42,198 307,250 4 Listrik, Gas dan Air 0 2,809 5 Konstruksi 4,342 34,762 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 493,140 3.730,024 7 Pengangkutan dan Komunikasi 11,498 96,199 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 7,341 66,464 9 Jasa-jasa 307,591 1.058,805 10 Tidak teridentikasi 0 0

TOTAL 960,853 6.332,344 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah

Data ini bisa saja lebih kecil dari data besaran pinjaman yang telah disalurkan sebenarnya. Hal ini disebabkan, pendataan yang didapatkan pada Kabupaten Lampung Timur baru

Page 185: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-61

dilakukan pada Nopember 2011. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, diketahui telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 6.332,34 juta.

3.6. KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

3.6.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi daerah adalah dari tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan per kapita riil yang berlangsung terus-menerus yang bersumber dari dalam daerah. Untuk kepentingan analisis ekonomi, banyak pihak menggunakan pertumbuhan PDRB riil sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, sesungguhnya secara konseptual terdapat perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya indikator yang mampu menangkap semua kinerja pembangunan ekonomi, namun demikian indikator ini telah dapat memberikan gambaran yang sangat bermanfaat untuk melihat aktivitas perekonomian suatu daerah. Hal yang lebih penting dari pertumbuhan ekonomi adalah mengidentifikasi sumber pertumbuhan baik dalam sisi penawaran atau sektoral maupun sisi permintaan. Dari sisi penawaran pertumbuhan tercermin dari kenaikan PDRB sektoral, sedangkan dari sisi permintaan dapat diketahui dari pertumbuhan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah maupun dari selisih bersih ekspor terhadap impor. Bagi pemerintah daerah bahwa dengan mengetahui sumber pertumbuhan maka dapat diambil kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan atau memperlambat pertumbuhan sektor tertentu sesuai dengan target pembangunan ekonomi yang hendak dicapai. Tingkat pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2007-2011 dengan menggunakan data PDRB dengan harga konstan tahun 2011 sebagai berikut :

Tabel III-58. Pertumbuhan ekonomi Per sektor di kabupaten lampung Tengah Tahun 2007

2011 Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 4,48 4,78 5,10 4,72 4,24 2. Pertambangan dan Penggalian 2,56 1,58 0,20 5,18 8,46 3. Industri Pengolahan 6,74 5,34 5,86 4,80 4,70 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 15,92 2,82 0,41 2,48 11,94 5. Bangunan 6,60 4,47 5,02 4,85 7,21 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,40 7,16 7,21 6,92 6,80 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,85 8,01 17,56 19,32 15,39 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

16,15 13,59 12,09 13,98 11,96

9. Jasa-Jasa 4,92 5,03 2,71 3,1 4,18, PDRB 5,82 6,20 5,94 5,88 5,75

Sumber : PDRB Lampung Tengah tahun 2011

Dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB maka dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian lampung Tengah masih berpola tradisional, dimana sektor pertanian yang merupakan sektor primer masih berperan besar sedangkan sektor sekunder dan tersier seperti industri dan jasa masih mempunyai kontribusi yang relatif kecil.

Page 186: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-62

Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2010 adalah sekitar 50,81%, dan pada tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan menjadi 51,32%. Dominasi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Lampung Tengah ini di perkirakan masih akan terus berlanjut sampai beberapa tahun mandatang, mengingat mata pencaharian sebagian besar penduduk lampung tengah masih bertumpu pada sektor pertanian. Kontribusi kedua setelah sektor pertanian adalah sektor Industri pengolahan yaitu 12,93% pada tahun 2010, lalu meningkat menjadi 12,26% pada tahun 2011. Sedangkan kontribusi ketiga terbesar adalah sektor perdagangan, Hotel dan restooran yaitu 11.93% pada tahun 2010 kemudian mengalami kenaikan menjadi 12,08% pada tahun 20211 Sektor yang kontribusinya paling kecil yaitu sektor Listrik dan air serta sektor pertambangan dan penggalian yang masing-masing sekitar 0,61% dan 2,07% pada tahun 2010 menjadi 0,64% dan 2,04% pada tahun 2011 Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :

• Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan • Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang

setengah jadi dan barang jadi. • Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas

pasar produk/jasa yang dihasilkannya • Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor-

sektor unggulan • Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan

jasa serta mendukung proses produksi. • Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-

menerus • Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah • Terbukanya perdagangan luar daerah melalui ekspor-impor antar wilayah.

Tabel III-59. Pertumbuhan ekonomi Per sektor di kabupaten lampung Tengah Tahun 2007

2011 Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 44,93 46,38 49,50 50,81 51,32 2. Pertambangan dan Penggalian 2,66 2,48 2,23 2,07 2,04

Sektor Primer 47,59 48,86 51,73 52,88 53,36 3. Industri Pengolahan 13,89 13,20 12,89 12,93 12,26 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,86 0,79 0,66 0,61 0,64 5. Bangunan 5,76 5,08 4,56 4,08 4,10

Sektor Sekunder 20,51 19,07 18,11 17,62 17,00 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,20 12,77 11,96 11,90 12,08 7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,30 4,47 4,87 5,23 5,80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

4,20 4,19 4,18 4,48 4,61

9. Jasa-Jasa 10,21 10,63 9,15 7,88 7,15 Sektor tersier 31,91 32,06 30,16 29,50 29,64

PDRB 5,82 6,20 5,94 5,88 5,75 Sumber : PDRB Lampung Tengah tahun 2011 Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Biasanya terdapat hubungan antara

Page 187: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-63

lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB. Dengan menggunakan PDRB ADHK telah terjadi perubahan struktural dari sektor primer ke sektor tersier selama kurun waktu tersebut, terlihat dari rata-rata total pertumbuhan share sebesar 1,18 % pada sektor tersier dan minus 0,60% pada sektor primer dan minus 0,10% pada sektor sekunder. Namun gambaran data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Lampung Tengah lebih condong melakukan pengalihan usaha atau lapangan pekerjaan dari pertanian atau industri ke sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dari semakin menurunnya share untuk sektor primer seperti. Data di atas memperlihatkan semakin meningkatnya share dari sektor tersier terutama peningkatannya di tahun 2010 sebesar 2,55% sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1,89%, terutama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan telekomunikasi serta jasa. Sedangkan untuk sektor-sektor sekunder masih di dominasi oleh industri pengolahan dan konstruksi. Peningkatan kontribusi sektor tersier dan sekunder memang disumbang secara bersama oleh sektor primer. Perubahan struktur ekonomi suatu daerah biasanya terjadi secara perlahan, terkecuali terjadi suatu kejadian ekonomi yang luar biasa, seperti mendorong atau mematikan suatu sektor secara besar-besaran. Hingga tahun 2010, perubahan struktur ekonomi Kabupaten Lampung Tengah yang terjadi kurang berarti (insignificant). Pergeseran yang terjadi belum bisa merubah komposisi sektor-sektor dominan seperti sektor pertanian, sektor industri pengelolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Perubahan struktur ekonomi suatu daerah biasanya terjadi secara perlahan, terkecuali terjadi suatu kejadian ekonomi yang luar biasa, seperti mendorong atau mematikan suatu sektor secara besar-besaran.

3.6.2. Kondisi Produksi

a. Sektor pertanian Lampung Tengah merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Lampung. Total Produksi padi Kabupaten Lampung Tengah menyumbang seperlima total produksi padi Lampung. Di tahun 2011, produksi padi Lampung Tengah mencapai 700,94 ribu ton atau mengalami lonjakan sekitar 12,37% dibandingkan dengan tahun 2010. Selain lumbung padi, Lampung Tengah juga merupakan salah satu sentra produksi jagung setelah Lampung Selatan. Meskipun produksi jagung tahun 2011 mengalami penurunan sekitar 7,55%, kontribusi produksi jagung Lampung Tengah masih mencapai 26,19%. Bahkan produksi jagung Lampung Tengah ditambah dengan produksi jagung Lampung Selatan dan Lampung Timur maka total produksi jagung ketiga kabupaten tersebut mencapai 80%total produksi jagung Lampung. Komoditas unggulan lainnya yang menjadi ikon Lampung Tengah adalah ubi kayu. Tahun 2010 produksi ubi kayu mengalami kenaikan dari 2,97 juta ton naik menjadi 3,29 juta ton. Akan tetapi di tahun 2011 terjadi penurunan produksi ubi kayu sekitar 3,17% sehingga menjadi 3,18 juta ton. Meskipun produksi ini menyuplai sepertiga dari total produksi ubi kayu Lampung. Komoditas tanaman pangan lainnyayang di hasilkan dari Lampung Tengah juga memiliki arti strategis bagi produksi tanaman pangan di Lampung. Di tahun 2011, sumbangan produksi kedelai kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar berkisar antara 18 hingga 24%.

Page 188: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-64

Untuk subsektor sayur-sayuran, tercatat jenis komoditas sayur-sayuran yang sudah ditanam di Kabupaten Lampung Tengah hingga 2011 adalah petsai, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, tomat/ramai, terung, ketimun, kangkung, bayam, kacang merah, jamur buncis, labu siam, semangka. Pada tahun 2011, jumlah produksi tertinggi yaitu komoditas semangka, kacang panjang, terung, kangkung dan ketimun dengan jumlah produksi masing-masing komoditas adalah 131.646 kw, 29.717 kw, 28.789 kw, 28.031 kw dan 24.616 kw. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel III-60. Tabel III-60. Luas Panen, Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lampung Tengah,

2009-2011 Uraian 2009 2010 2011

Padi LP (ha) 126.465 127.020 140.004 Produksi (Ton) 608.294 623.779 700.943 Jagung LP (ha) 105.078 104.246 95.975 Produksi (Ton) 516.183 514.994 476.112 Kedelai LP (ha) 2.329 1.285 1.997 Produksi (Ton) 2.897 1.557 2.397 Kacang Tanah LP (ha) 2.372 2.382 1.872 Produksi (Ton) 3.086 3.001 2.379 Kacang Hijau LP (ha) 1.112 982 770 Produksi (ha) 993 880 688 Ubi Kayu LP (ha) 115.343 113.477 129.094 Produksi (Ton) 2.793.383 3.287.511 3.183.153 Ubi Jalar LP (ha) 887 996 1.132 Produksi (Ton) 8.871 9.851 11.224

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Tabel III-61. Statistik Tanaman Pangan Sayuran dan buah semusim 2011

No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi Panen (kw)

1 Petsai 264 7.581 2 Kacang Panjang 1.785 29.717 3 Cabe Besar 1.678 16.364 4 Cabe Rawit 546 3.204 5 Tomat/Rampai 694 10.500 6 Terung 1.793 28.789 7 Ketimun 1.052 24.616 8 Kangkung 1.236 28.031 9 Bayam 989 22.967 10 Kacang Merah 2 - 11 Jamur 170 414 12 Buncis 124 1.892

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Page 189: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-65

Untuk sub sektor tanaman biofarmaka (tanaman obat-obatan) di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011, produksi panen tertinggi yaitu tanaman kunyit, jahe, kencur, laos dan mengkudu. Produksi panen dari kelima komoditas tersebut masing-masing mencapai 159.835 kg, 132.917 kg, 150.984 kg, 110.938 kg, dan 105.821 kg. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel III-62. Tabel III-62. Statistik Tanaman Biofarmaka Kabupaten Lampung Tengah, 2011

No Jenis Tanaman Luas Panen (m2) Produksi Panen (kg)

1 Dlingo 696 3.199 2 Jahe 180.072 150.984 3 Kapulogo 385 5.488 4 Keji Beling 1.244 9.992 5 Kencur 1.917.109 132.917 6 Kunyit 99.575 159.835 7 Laos 167.359 105.821 8 Lempuyang 14.304 7.430 9 Lidah Buaya 5.151 6.006 10 Mahkota Dewa 4.612 5.702 11 Mengkudu 15.684 110.938 12 Sambiloto 1.079 586 13 Temu Ireng 18.880 17.716 14 Temu Lawak 16.439 17.037 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Untuk sub sektor buah-buahan, tercatat jenis komoditas buah-buahan yang sudah ditanaman di Kabupaten Lampung Tengah hingga tahun 2011 adalah nenas, pisang, jengkol, sawo, nangka/cempedak, alpukat, rambutan, petai merupakan komoditas utama buah-buahan dari Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlah produksi tahun 2011 masing-masing adalah 855.934 kw, 106.592 kw, 50.681 kw, 49.048 kw, 48.243 kw, 32.073 kw, 21.686 kw, dan 21.595 kw. Informasi lebih lengkap dapt dilihat dalam Tabel III-63. Tabel III-63. Statistik Tanaman Buah-buahan Kabupaten Lampung Tengah, 2011

No Buah-buahan Produksi (kw)

1 Alpukat 32.073 2 Blimbing 2.364 3 Duku/Langsat 331 4 Durian 9.574 5 Jambu Air 6.389 6 Jambu Biji 2.487 7 Jengkol 50.681 8 Jeruk Besar 102 9 Jeruk Siam 3.457 10 Mangga 12.184 11 Manggis 6.919 12 Markisa 97 13 Melinjo 10.826

Page 190: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-66

No Buah-buahan Produksi (kw)

14 Nangka/Cempedak 48.243 15 Nenas 855.934 16 Pepaya 13.506 17 Petai 21.595 18 Pisang 106.592 19 Rambutan 21.686 20 Salak 7.711 21 Sawo 49.048 22 Sirsak 3.033 23 Sukun 4.695 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Subsektor Perkebunan rakyat Kabupaten Lampung Tengah 2011 tercatat beberapa jenis komoditas yang menghasilkan jumlah produksi yang tinggi adalah Kelapa sawit, Tebu, Kelapa Dalam, kakao, karet dan kopi dengan jumlah produksi masing-masing yaitu 46.281 ton, 22.533 ton, 9.580 ton, 3.348 ton, dan 2.201 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat Tabel III-64. Tabel III-64. Luas Area dan Produksi Perkebunan Rakyat Kabupaten Lampung Tengah 2011

No Komoditas Luas Areal (ha) Produksi (ton) Rata-rata Produksi (kg/ha)

1 Kopi 1.604 884 610 2 Kapok 418 48 198 3 Jambu Mete 50 10 213 4 Aren 46 122 2.820 5 Cabe Jawa 47 10 91 6 Cengkeh 10 2 200 7 Kelapa Dalam 10.229 9.580 1.038 8 Kakao 4.360 3.348 12.196 9 Lada 597 357 12.196 10 Karet 7.474 2.201 6.943 11 Kelapa Sawit 18.293 46.281 16.142 12 Nilam 37 4 38 13 Tembakau 180 252 383 14 Tebu 3.572 22.533 1.582 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Subsektor Peternakan Subsektor Peternakan di Kabupaten Lampung Tengah, terdiri dari Ternak besar dan kecil (sapi, kerbau, kambing, domba dan babi) dan unggas (ayam ras, ras pedaging, ras petelur dan itik). Populasi ternak besar dan kecil di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 yang terbesar masih di dominasi oleh ternak sapi dengan jumlah populasi mencapai 202.231 ekor, diikuti oleh ternak kambing dengan jumlah populasi 131.552 ekor.

Page 191: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-67

Untuk jenis unggas populasi terbesar masih di dominasi oleh ayam ras pedaging, ayam buras, ayam ras petelur dengan masing-masing besaran mencapai 1.008.168 ekor, 762.861 ekor, 405.788 eko. Untuk jumlah ternak besar dan kecil yang paling banyak di potong yaitu kambing, sapi, babi dan domba dengan besarannya masing-masing mencapai 23.474 ekor, 20.050 ekor, 2.921 ekor dan domba 1.527 ekor. Untuk jenis ternak unggas jumlah ternak yang dipotong pada tahun 2011 masih didominasi oleh ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik dengan besaran ternak yang di potong masing-masing mencapai 1.716.441 ekor, 771.272 ekor, 221.040 ekor dan 11.089 ekor. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam Tabel III-65. Tabel III-65. Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Lampung Tengah No Ternak Populasi Ternak yang di potong Ternak besar dan kecil 1 Sapi 202.231 20.050 2 Kerbau 7.323 484 3 Kambing 131.552 23.474 4 Domba 8.921 1.527 5 babi 13.651 2.921 Unggas 1 Ayam Buras 762.861 1.716.441 2 Ras Pedaging 1.008.168 771.272 3 Ras Petelur 405.788 221.040 4 Itik 65.229 11.089

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Populasi ternak dan unggas untuk rumah tangga peternak jenis ternak besar dan kecil masih di dominasi oleh sapi, kambing, bab, domba dan kerbau dengan masing-masing besaran populasi yaitu 74.981 ekor, 41.697 ekor, 4.265 ekor, 3.512 ekor dan 2.972 ekor. Sedangkan jenis unggas masih di dominasi oleh ternak ayam buras, ayam ras pedaging, itik dan ayam ras petelur. Tabel III-66. Populasi Ternak dan unggas rumah tangga Peternak No Ternak Populasi

Ternak Besar dan kecil 1 Sapi 74.981 2 Kerbau 2.972 3 Kambing 41.697 4 Domba 3.512 5 Babi 4.265

Unggas 1 Ayam Buras 90.049 2 Ras Pedaging 17.888 3 Ras Petelur 8.368 4 Itik 9.276

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Page 192: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-68

Subsektor perikanan Sub sektor perikanan di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011, tercatat jenis usaha perikanan yang sudah dikembangkan adalah perikanan laut, sungai, rawa, chekdam, tambak, kolam, dan mina padi. Perikanan kolam, perikanan laut dan perikanan sungai tahun 2011 masih menjadi komoditas utama dari Kabupaten Lampung Utara, dengan jumlah produksi tahun 2011 masing-masing adalah 51.250 ton, 3.358 ton dan 2.815,84 ton. Untuk produksi perikanan kolam Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Sendang Agung, dan Kecamatan Kota Gajah dan Kecamatan Bandar Surabaya, menjadi penghasil ikan kolam yang tertinggi, dengan hasil produksi masing-masing mencapai 7.505 ton, 7.465 ton, 4.261 ton dan 4.296 ton. Sedangkan untuk perikanan laut hasil produksi terbesar dihasilkan oleh Kecamatan Bandar Surabaya sebesar 3.358 ton. Kecamatan yang memiliki penghasilan untuk sub sektor perikanan tertinggi dimiliki oleh Kecamatan Bandar Surabaya dengan hasil produksi perikanan mencapai 8.265,36 ton. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam Tabel III-67. Tabel III-67. Produksi Ikan menurut Kecamatan dan Asal Ikan di Kabupaten Lampung Tengah

(ton), 2011

No Keca-matan

Asal Ikan

Laut Sungai Rawa Chekd

am Tambak Kolam Mina Padi Jumlah

1 Padang Ratu

- - - - - 1.705,00 0,90 1.705,90

2 Selagai Lingga - 173,11 - - - 1.165,00 1,56 1.339,67

3 Pubian - 231,60 - - - 1.636,00 3,28 1.870,88

4 Anak Tuha - 114,70 - - - 1.131,00 0,49 1.246,19

5 Anak Ratu Aji - 565,81 - - - 1.199,00 0,74 1.765,55

6 Kalirejo - 259,82 - - - 7.505,00 5,57 7.770,39

7 Sendang Agung

- 145,04 - - - 7.465,00 9,25 7.619,29

8 Bangun Rejo - - - - - 1.865,00 3,68 1.868,68

9 Gunung Sugih - - 9,95 - - 616,00 0,57 626,52

10 Bakri - - - - - 393,00 1,39 394,39

11 Bumi Ratu Nuban - - 7,51 - - 768,00 0,66 776,17

12 Trimurjo - 84,02 - - - 1.140,00 13,35 1.237,37

13 Punggur - - - 7,10 - 2.938,00 14,74 2.959,84

14 Kota Gajah - 8,48 - - - 4.296,00 9,83 4.314,31

15 Seputih Raman - 7,51 - - - 4.119,00 2,70 4.129,21

16 Terbangi Besar

- 44,87 16,15 - - 633,00 2,29 696,31

17 Seputih Agung - 13,05 10,28 - - 599,00 1,80 624,13

18 Way Pengu-buan

- 8,97 11,26 - - 470,00 0,57 490,80

19 Terusan Nunyai

- 4,89 11,91 - - 502,00 0,41 519,21

Page 193: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-69

No Keca-matan

Asal Ikan

Laut Sungai Rawa Chekd

am Tambak Kolam Mina Padi Jumlah

20 Seputih Mataram

- 5,71 13,62 - - 544,00 0,41 563,74

21 Bandar Mataram

- 111,35 13,95 - - 503,00 0,57 628,87

22 Seputih Banyak - 325,82 - - - 1.081,00 0,66 1.407,48

23 Way Seputih

- - 14,44 - - 1.041,00 0,25 1.055,69

24 Rumbia - 117,14 14,68 16,56 - 398,00 0,41 546,79

25 Bumi Nabung - 48,13 17,78 17,05 - 370,00 0,25 453,21

26 Putra Rumbia - 105,64 13,54 - - 431,00 0,25 550,43

27 Seputih Surabaya

- 95,44 27,33 20,72 - 2.476,00 6,63 2.626,12

28 Bandar Surabaya 3.358,00 344,74 14,44 15,17 254,90 4.261,00 17,11 8.265,36

Lampung Tengah 3.358,00 2.815,84 196,84 76,60 254,90

51.250,00 100,32 58.052,50

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Produksi dan nilai sub sektor perikanan di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011, tanpa perikanan kolam maka perikanan laut masih menjadi unggulan dengan tingkat produksi mencapai 2.956 ton dan nilai 105.677.660 juta rupiah. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam Tabel III-68. Tabel III-68. Produksi dan Nilai ikan menurut asal ikan di Kabupaten Lampung Tengah, 2011

No Asal Ikan Produksi (ton) Nilai (000 rp)

1 Laut 2.956 105.677.660 2 Sungai 455 5.896.070 3 Rawa 500 6.393.296 4 checkdam 37 543.620 5 Mina Padi 100 845.050 6 Tambak 125 1.561.250

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Produksi bahan galian C yang dimiliki Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010-2011 yaitu Felspar, Andesit, Pasir, Biji Besi dan Silika. Produksi terbesar untuk tahun 2010 di Kabupaten Lampung Tengah tahun berupa pasir di mana produksinya mencapai 100.000 m3, tetapi pada tahun 2011 tidak ada produksi untuk penggalian pasir. Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 terbesar berupa biji besi di mana tingkat produksi sebesar 74.500 m3 dengan nilai 14.714 juta rupiah. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan, Energi dan Pengangkutan Hidup Kabupaten Lampung Tengah.

Page 194: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-70

Tabel III-69. Banyaknya Produksi dan Nilai Hasil Tambang/Galian menurut jenisnya di KabupatenLampung Tengah, 2010-2011

No Jenis 2010 2011

Produksi (m3) Nilai (Juta Rp) Produksi (m3) Nilai (Juta Rp) 1 Felspar 16.320 - 11.460 167 2 Andesit 17.940 - 11.900 238 3 Pasir 100.000 - - - 4 Biji Besi 12.000 - 74.500 14.714 5 Silika 500 - 2.033 51 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

c. Sektor Industri

Sektor Industri di Kabupaten Lampung Tengah penyumbang PDRB terbesar ke-2 setelah sektor pertanian, dengan rata-rata kontribusi dari sektor industri tersebut sebesar 14,96%. Hal ini menjadikan sektor industri sebagai sektor yang perlu dikembangkan. Sektor industri di bagi 2 kelompok sub sektor secara PDRB yakni : industri migas dan industri non migas. Kabupaten Lampung Tengah tidak memiliki sumber daya minyak dan gas sehingga untuk kelompok industri migas tidak ada kontribusi terhadap PDRB. Pada kelompok industri non migas, penyumbang terbesar PDRB kabupaten Lampung Tengah yakni pada sub sektor makanan, minuman dan tembakau dengan rata-rata kontribusi selama tahun 2000-2010 sebesar 76,03%, dimana sub sektor ini masih mendominasi dalam kontribusi untuk sektor industri non migas, sedangkan rata-rata terendah kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Tengah yaitu pada sub sektor alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 0,04%. Sektor Industri Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011, nilai investasi, nilai produksi dan jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan besaran pertumbuhan masing-masing mencapai 402,96%, 1.342,39%, dan 22,87%, tetapi adanya penurunan jumlah unit usaha yakni sebesar minus 31,98%. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat investasi dan produktivitas industri kecil semakin baik, meskipun berkurangnya jumlah unit usaha industri kecil yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, untuk informasi lengkap dapat dilihat pada Tabel III-70. Tabel III-70. Keadaan industri kecil, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi di

Kabupaten Lampung Tengah, 2011

Tahun Jumlah

Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Investasi (Milyar

rp)

Nilai Produksi (Milyar

rp)

Pertumbuhan (%) Jumlah

Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Investasi

Nilai Produksi

2006 4.250,00 32.221,00 504,89 323,43 8,17 4,17 1,78 -38,67 2007 4.744,00 33.897,00 521,21 373,10 11,62 5,20 3,23 15,36 2008 5.043,00 34.794,00 525,68 419,65 6,30 265,00 0,86 12,48 2009 5.342,00 35.234,00 527,38 438,79 5,93 1,26 0,32 4,56 2010 5.107,00 35.089,00 529,53 426,33 -4,40 -0,41 0,41 -2,84 2011 3.474,00 43.113,00 2.663,34 6.149,34 -31,98 22,87 402,96 1.342,39 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Page 195: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-71

d. Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan penyumbang ketiga terbesar pada PDRB Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan lapangan usaha dengan rata-rata kontribusi pada periode tahun 2000-2010 sebesar 14,00%. Hal ini menggambarkan sektor ini merupakan sektor alternatif yang masih perlu dikembangkan karena masih begitu kecilnya kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah. Laju pertumbuhan untuk sektor perdagangan, perhotelan dan restoran setiap tahunnya mengalami kenaikan walaupun kenaikkannya tidak begitu besar. Sektor perdagangan di Kabupaten Lampung masih menjadi sektor alterlanif yang perlu dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari klasifikasi perusahaan perdagangan yang tersebar di Kabupaten Lampung Tengah, di mana klasifikasi perusahaan untuk perdagangan pada tahun 2011 tertinggi dengan jumlah perusahaan mencapai 9.421 unit usaha atau meningkat sebesar 13,90% selama 2010-2011, dengan total perusahaan pada tahun 2011 mencapai 10.846 unit usaha. Informasi lengkap dapat dilihat pada Tabel III-71. Tabel III-71. Banyaknya Perusahaan Perdagangan Menurut Badan Hukum di Kabupaten

Lampung Tengah, 2008-2011 No Klasifikasi 2008 2009 2010 2011 1 Perseroan Terbatas 158 190 211 281 2 Korperasi 300 317 333 368 3 Commanditare Vennootschop 590 652 666 775 4 Firma - - - - 5 Perdagangan 6.452 7.931 8.271 9.421 6 Badan Usaha Lainnya - - 1 Jumlah 7.500 9.090 9.481 10.846

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Jika dilihat dari Jumlah SIUP yang diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lampung Utara terjadi kenaikan yaitu pada tahun 2010 berjumlah 10.049 dan meningkat sebesar 10.511 pada tahun 2011 atau sebesar 4,60 %, dengan jumlah pedagang yang terbesar pada tahun 2011 untuk kasifikasi pedagang kecil sebesar 10.171 unit usaha.

Tabel III-72. Perkembangan pedagang berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten Lampung Tengah

No Klasifikasi 2008 2009 2010 2011 1 Pedagang Kecil 8.521 8.984 9.736 10.171 2 Pedagang Menengah 213 220 228 250 3 Pedagang Besar 80 81 85 90 Jumlah 8.814 9.285 10.049 10.511 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

e. Sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran Usaha dibidang perhotelan di Kabupaten Lampung Tengah perlu mendapat perhatian khusus, karena sampai tahun 2011 hotel hanya terdapat di Kecamatan Gunung Sugih dan Kecamatan Terbanggi Besar, dengan jumlah hotel hanya 10 hotel dengan jumlah kamar 175 kamar dan 182 tempat tidur. Kecamatan Terbanggi Besar memiliki jumlah hotel yang terbanyak dengan jumlah hotel 8 hotel, 148 kamar dan 155 tempat tidur, sedangkan Kecamatan Gunung Sugih memiliki 2 buah hotel, 27 kamar dan 27 tempat tidur, seperti disajikan dalam Tabel III-73.

Page 196: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-72

Tabel III-73. Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Menurut Kecamatan di Kabupaten

Lampung Tengah, 2011 No Kecamatan Hotel Kamar Tempat Tidur 1 Padang Ratu - - - 2 Selagai Lingga - - - 3 Pubian - - - 4 Anak Tuha - - - 5 Anak Ratu Aji - - - 6 Kalirejo - - - 7 Sendang Agung - - - 8 Bangun Rejo - - - 9 Gunung Sugih 2 27 27 10 Bakri - - - 11 Bumi Ratu Nuban - - - 12 Trimurjo - - - 13 Punggur - - - 14 Kota Gajah - - - 15 Seputih Raman - - - 16 Terbangi Besar 8 148 155 17 Seputih Agung - - - 18 Way Pengubuan - - - 19 Terusan Nunyai - - - 20 Seputih Mataram - - - 21 Bandar Mataram - - - 22 Seputih Banyak - - - 23 Way Seputih - - - 24 Rumbia - - - 25 Bumi Nabung - - - 26 Putra Rumbia - - - 27 Seputih Surabaya - - - 28 Bandar Surabaya - - - Lampung Tengah 10 175 182 Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Pengembangan di bidang perhotelan tentunya bergantung pada sektor lain. Pengembangan pada sektor pariwisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan jumlah penginapan yang ada. Objek wisata yang telah dikelola oleh Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011, yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya, objek wisata religi dan objek agro. Di mana wisata alam memiliki jumlah yang tebanyak yang dimiliki oleh Kabupaten Lampung Tengah yaitu mencapai 5 buat objek wisata. Selain objek wisata jumlah hotel melati yang dimiliki oleh yaitu sebanyak 10 hotel dengan jumlah kamar hotel mencapai 79 buah kamar. Kabupaten Lampung Tengah memiliki rumah makan dan tempat hiburan umum yang telah di kelola sebagai salah satu upaya untuk peningkatan perekonomian di kabupaten Lampung Tengah yaitu 213 rumah makan dan 9 hiburan umum, seperti disajikan dalam Tabel III-74.

Page 197: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-73

Tabel III-74. Data Usaha Pariwisata yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, 2011

No Pariwisata Lampung Tengah Jumlah

1

Objek Wisata Objek Wisata Alam 5 Objek Wisata Budaya 3 Objek Wisata Religi 3 Objek Wisata Agro 2

2 Hotel Melati Jumlah Hotel 10 Kamar Hotel 79

3 Rumah Makan Jumlah Rumah Makan 213

4 Hiburan Umum Kolam Renang 3 Rumah Bilyard 6

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

f. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Panjang jalan di Lampung Tengah mencapai 3.582 km yang terdiri dari 175 km jalan nasional, 365 km jalan provinsi dan 3.042 km jalan kabupaten. Dari total panjang jalan yang dikelola oleh kabupaten tersebut, sekitar 27,7% yang sudah di aspal penetrasi/hotmix. Sedangkan sisanya masih berupa onderlaag dan jalan tanah. Tabel III-75. Statistik Transportasi Kabupaten Lampung Tengah, 2009-2011

Uraian 2009 2010 2011 Jalan Nasional 175 175 175 Jalan Provinsi 365 365 365 Jalan Kabupaten 3042 3042 3042

Sumber: Lampung Tengah Dalam Angka 2012 Tabel III-76. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kabupaten Lampung

Tengah (km), 2011 No Jenis Permukaan Baik Sedang Rusak Jumlah 1 Aspal/Hotmix/Asphalt 176,35 26,55 16,78 219,68 2 Aspal/ 212,89 146,56 499,54 858,99 3 Onderlaag 346,39 476,28 834,87 1.657,54 4 Tanah 73,20 34,23 198,35 305,78 Jumlah 808,83 683,62 1.549,54 3.041,99

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Ditinjau dari jumlah kendaraan yang diuji terlihat bahwa terjadi kenaikan jumlah mobil mikrolet dan oplet yang diuji yakni sebanyak 8 unit. Sedangkan jumlah mobil bus yang di uji tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 127 unit. Kenaikan yang paling tinggi di alami oleh mobil truk dan pickup sekitar 22,95%, yakni dari 9.093 unit naik menjadi 11.180 unit.

Page 198: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-74

Di sektor komunikasi memperlihatkan adanya kenaikan akses masyarakat terhadap perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK), terutama handphone. Di tahun 2011, persentase penggunakan handphone mengalami kenaikan dari 72,07% naik menjadi 82,86%. Naiknya pengguna handphone ini disebabkan semakin terjangkaunya harga handphone dan pulsa perdana serta meluasnya jangkauan sinyal dari operator seluler. Sementara itu, pengguna komputer mengalami kenaikan dari 4,3% naik menjadi 8,16%.

3.6.3. Profil UMKM Potensi Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Pertumbuhan usaha kecil formal di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 mengalami penurunan sebesar minus 31,98%, atau 5.507 buah pada tahun 2010 dan 3.474 buah pada tahun 2011, sedangkan penyerapan tenaga kerja untuk industri kecil formal di Kabupaten Lampung Tengah mengalami kenaikan dari 35.089 orang pada tahun 2010 menjadi 43.113 atau meningkat sebesar 22,87% pada tahun 2011. Dengan adanya penambahan input tenaga kerja maka memacu peningkatan output produksi sebesar 1.342,39% di tahun 2011 atau sebesar 6.149,34 milyar,disajikan dalam Tabel III-77. Tabel III-77. Keadaan industri kecil, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi di

Kabupaten Lampung Tengah, 2011

Tahun Jumlah

Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Investasi (Milyar

rp)

Nilai Produksi (Milyar

rp)

Pertumbuhan Jumlah

Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Invest

asi

Nilai Produksi

2006 4.250,00 32.221,00 504,89 323,43 8,17 4,17 1,78 -38,67 2007 4.744,00 33.897,00 521,21 373,10 11,62 5,20 3,23 15,36 2008 5.043,00 34.794,00 525,68 419,65 6,30 265,00 0,86 12,48 2009 5.342,00 35.234,00 527,38 438,79 5,93 1,26 0,32 4,56 2010 5.107,00 35.089,00 529,53 426,33 -4,40 -0,41 0,41 -2,84 2011 3.474,00 43.113,00 2.663,34 6.149,34 -31,98 22,87 402,96 1.342,39

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011

Dilihat dari banyak industri di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011 total industri untuk jenis usaha kecil dan menengah untuk unit usaha hasil pertanian dan kehutanan (IHPK) mencapai 4.633 unit, sedangkan Jenis Usaha Industri Logam, Mesin, Elektonika, Kimia dan Aneka (ILMEKA) mencapai 11 unit usaha. Penambahan jumlah industri bersekala kecil dan menengah di Kabupaten Lampung Tengah mengalami penambahan dari tahun 2010 – 2011 sebanyak 25 usaha IHPK dan 5 usaha ILMEKA. Dari sisi tenaga kerja, penambahan jumlah industri ini menyebabkan naikknya jumlah tenaga kerja di kedua jenis industri tersebut. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di IHPK bersekala kecil dan menegah bertambah sebanyak 322 orang. Sedangkan kenaikan kenaikan tenaga kerja di ILMEKA bersekala kecil menegah hanya sebanyak 17 orang. Di tinjau dari nilai investasi terlihat bahwa IHPK 4 kali nilai investasi nilai ILMEKA. Di tahun 2011, nilai investasi IHPK telah mencapai 432,75 milyar rupiah, sedangkan nilai investasi ILMEKA hanya 97,33 milyar rupiah. Selama 3 tahun terakhir, persentase kenaikan investasi IHPK lebih tinggi dibandingkan dengan nilai investasi ILMEKA. Bila dibandingkan dengan tahun 2008, nilai investasi IHPK

Page 199: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-75

tahun 2011 mengalami kenaikan sekitar 0,59%. Semetara nilai investasi ILMEKA hanya meningkat sebesar 0,16%, yakni dari 97,17 milyar rupiah naik menjadi 97,33 milyar rupiah. Tabel III-78. Banyaknya Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Industri kecil dan menengah di

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2009-2011 No Uraian 2009 2010 2011

Unit Usaha I. IHPK Kecil dan Menengah 4.608 4.614 4.633 II. ILMEKA Kecil dan Menengah 649 651 654 Tenaga Kerja I. IHPK Kecil dan Menengah 20.009 20.267 20.331 II. ILMEKA Kecil dan Menengah 3.384 3.391 3.401

Sumber : Lampung Tengah dalam angka 2011 Peran serta perbankan dalam penyaluran dana sebagai investasi bagi UMKM di Kabupaten Lampung Tengah mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir, meskipun sempat menurun di tahun 2010, namun penyaluran kredit mikro, mikro kecil dan menengah (MKM) pada tahun 2011 kembali meningkat hingga 36,2 triliun rupiah. Hal ini tentu saja ikut mendorong bergeraknya roda perekonomian di Kabupaten Lampung Tengah. Tabel III-79. Perkembangan koperasi di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2009 – 2010

No Uraian Satuan Tahun

Persen 2010 2011

1 Koperasi Unit 532 551 4,00 2 Anggota Orang 84.027 86.298 3,00 3 Karyawan Orang 854 860 1,00 4 Manajer Orang 79 81 2,53 5 Modal sendiri RP (000) 77.550.250 110.887.401 43,00 6 Modal luar RP (000) 186.850.652 282.268.996 51,07 7 Volume usaha RP (000) 206.755.850 209.601.984 1,38 8 SHU RP (000) 26.750.850 56.413.833 110,89

Sumber Dinas Koperasi dan UKM Lampung Tengah 2011 Dari tabel perkembangan koperasi di kabupaten lampung Tengah dapat dilihat bahwa Kinerja pembangunan sektor koperasi pada umumnya telah menunjukan pertumbuhan yang positif. Jumlah badan hukum koperasi sampai tahun 2010 mencapai 532 unit terdapat kenaikan 7 koperasi dari jumlah 515 unit pada tahun 2009 atau 3%. Keanggotaan koperasi pada tahun 2010 sebesar 84.027 orang, terdapat kenaikan 168 orang dari jumlah anggota 83.859 pada tahun 2009 atau 0,10%. Jumlah karyawan pada tahun 2010 sebanyak 854 orang terdapat kenaikan 78 orang dari tahun 776 orang pada tahun 2009 atau 10%. Jumlah koperasi aktif 254 unit atau 47,7% dari jumlah koperasi keseluruhan yaitu 532 unit, sementara jumlah koperasi tidak aktif mencapai 51,1%. Dengan demikian jumlah koperasi aktif lebih kecil dibandingkan dengan jumlah koperasi tidak aktif.

Page 200: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-76

Faktor Penghambat UMKM Faktor dukungan dari birokrasi (pemerintah daerah) terkait dengan penyelesaian kendala yang dihadapi oleh UMKM Lampung Tengah seperti pembinaan dan pengembangan hingga kemudahan perizinan dan tak kalah pentingnya dari sektor perbankan, yang menjadi penyebabnya antara lain manajemen pelaku usaha UMKM yang masih sangat tradisional, persyaratan pengajuan fasilitas kredit oleh pihak perbankan dan akses pemodalan lainnya tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha UMKM, disamping itu kurangnya pengetahuan pelaku usaha UMKM perihal teknis pengajuan fasilitas kredit ke perbankan. Kendala lainnya yang sering dihadapi oleh UMKM adalah manajemen, pasar dan aplikasi teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM. Untuk itu perlu dipetakan permasalahan yang dihadapi UMKM diantaranya kualitas SDM, kemampuan manajerial, permodalan, pemasaran hasil komoditi hingga terbatasnya sarana dan prasarana. Beberapa alternatif kebijakan seperti peluang promosi, rehabilitasi dan perluasan akses pasar serta pembinaan SDM UMKM dapat dijadikan dasar untuk mengurangi efek negatif dari faktor penghambat pengembangan UMKM Lampung Tengah

3.6.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Tengah antara lain dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 838,43 milyar. Penyaluran kredit UMKM sektoral di Kabupaten Lampung Tengah pada periode Januari 2010 – 2012 dapat dilihat pada tabel 80. Tabel III-80. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 45,12 31,65 68,35 2 Perikanan 1,32 2,79 1,59 3 Pertambangan Dan Penggalian - - - 4 Industri Pengolahan 12,06 26,02 13,69 5 Listrik, Gas Dan Air 0,13 0,03 - 6 Konstruksi 1,70 6,19 10,36 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 36,10 41,38 150,35 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 5,38 6,55 4,51 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 1,26 0,82 0,97 10 Perantara Keuangan - - - 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan - 76,66 83,14 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib - - - 13 Jasa Pendidikan 1,07 7,21 4,02 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 4,88 11,24 8,98 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya 6,18 14,45 10,18 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 3,27 3,48 1,48 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya 0,18 0,06 - 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 57,77 - - 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 11,62 32,06 32,21

TOTAL 188,04 260,58 389,81 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Page 201: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-77

Pada tahun 2010, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM diketahui sebesar Rp 188,04 milyar. Jumlah ini meningkat dalam di tahun 2011 menjadi Rp 260,58 milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 38,57%. Adapun pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 389,81milyar, atau meningkat 49,59% dari penyaluran kredit di tahun 2011. Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 131,31 milyar, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 45,11 milyar dan kredit konsumsi mencapai 11,62 milyar. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 133,89 milyar, peningkatan penyaluran kredit juga terdapat pada kredit investasi yang menjadi sebesar Rp 102,65 milyar, dan kredit konsumsi sebesar 32,06 milyar. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 283,54 milyar, kredit investasi sebesar Rp 74,07 milyar, dan kredit konsumsi sebesar Rp 32,21 milyar. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kabupaten Lampung Tengah dalam kurun waktu Januari 2010 sampai dengan November 2012 adalah sebesar Rp 838,43 milyar, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar Rp 14.880,94 milyar. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 5,63%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Kabupaten Lampung Tengah masih didominasi oleh sektor Non-UMKM. Sementara penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran.

3.7. KABUPATEN LAMPUNG UTARA

3.7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat percepatan perekonomian suatu daerah, karena PDRB adalah produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu wilayah dengan dukungan faktor- faktor produksi dalam wilayah tersebut. Indikator ini belum dapat menggambarkan tingkat kemakmuran secara spesifik karena besaran PDRB per kapita tidak menggambarkan distribusi pendapatan sehingga tidak siketahui apakah pertumbuhan ekonomi yang ada bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat atau hanya pada strata tertentu saja. Pada tahun 2010 PDRB Lampung Utara atas dasar harga berlaku nilainya adalah Rp 8.150.694,- dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 28,14% menjadi Rp 10.44.595,-. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000, pada tahun 2010 nilai PDRB Lampung Utara adalah sebesar Rp 3.368.213,-. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,23% sehingga nilai PDRB tahun 2011 atas dasar harga konstan menjadi Rp3.577.988,-. Berdasarkan Gambar III-22 dapat dikatakan bahwa perekonomian di Lampung Utara mengalami peningkatan, berdasarkan adanya kenaikan produksi dan harga dari setiap produksi. Pada tahun 2011 hampir semua sektor yang mendukung perekonomian Lampung Utara mengalami kenaikan. Apabila dilihat dari perkembangan PDRB Lampung Utara atas dasar harga berlaku tahun 2011 meningkat menjadi 28,14%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 23,23 %. Keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan volume produksi dan kenaikan harga yang cenderung meningkat.

Page 202: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-78

Keterangan: Sektor: 1. Pertanian 6. Perdagangan, hotel dan restoran 2. Pertambangan 7. Transportasi dan komunikasi 3. Industri pengolahan 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4. Listrik, gas dan air bersih 9. Jasa-Jasa 5. Konstruksi

Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara meningkat menjadi 6,23% lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,45%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mengalami peningkatan sebesar 4,92% menjadi 11,66%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan yaitu sektor Jasa dan sektor industri pengolahan.

Gambar III-22. Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Utara Tahun 2009-2011

Gambar III-23. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Utara pada Masing-Masing

Sektor.

Dilihat dari stuktur ekonomi di Kabupaten Lampung Utara tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, namun tedapat peningkatan di beberapa sektor. Hingga tahun 2011 distribusi PDRB Kabupaten lampung Utara masih didominasi sektor Pertanian, Peternakan dan Kehutanan.

Berlaku

Konstan0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20092010

2011

2009 2010 2011

Berlaku 3,194,205 3,368,213 3,577,988

Konstan 6,614,418 8,150,693 10,444,595

Page 203: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-79

Gambar III-24. Distribusi PDRB Lampung Utara Menurut Sektor Tahun 2011

Untuk dapat melihat tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten lampung Utara dapat menggunakan PDRB per kapita. Akan tetapi PDRB per kapita tidak menggambarkan penyebaran pendapatan di masyarakat. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 meningkat sebesar 27,72% dibandingkan pada tahun 2010 yang mencapai Rp13.853.855,- menjadi Rp 17.684.121,-. Nilai PDRB per kapita berdasarkan harga konstan PDRB Lampung Utara pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan dari Rp, 5.725.001,- pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 6.058.020,- pada tahun 2011 seperti disajikan dalam Tabel III-81. Hal ini menunjukan bahwa secara umum telah terjadi peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat namun sayangnya hal ini tidak menjamin bahwa peningkatan pendapatan perkapita tersebut dapat dirasakan seluruh penduduk di Kabupaten Lampung Utara secara merata.

Tabel III-81. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Lampung Utara

Uraian 2009 2010 2011 Konstan 5.435.346 5.725.001 6.058.020 Berlaku 14.292.587 13.853.855 17.684.121

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

3.7.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pada tahun 2011, sektor pertanian di Kabupaten Lampung Utara mengalami penurunan sebesar 0,3% dari tahun 2010 sektor pertanian yang mencapai 4,59% menjadi 4,29% pada tahun 2011. Perubahan ini terjadi karena beberapa sektor mengalami penurunan pertumbuhan. Tabel III-82. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Tahun2010 – 2011 Sub Sektor 2010 2011

Tanaman Bahan Makanan 5,39 5,00 Perkebunan 4,55 4,35 Peternakan 2,21 1,95 Kehutanan 2,35 2,02 Perikanan 2,22 1,95

Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

Bangunan2.17%

Listrik dan Air bersih0.46%

Industri Pengolahan

16%

Penggalian 1%

Pertanian,Peternakan,Kehutanan &

Perikanan32.79%

Jasa-Jasa 12.05%

Keuangan,Persewaan & Jasa

Perusahaan 9.42%

Angkutan & Komunikasi

12.21%

Perdagangan,Hotel & Restoran

13.49%

Page 204: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-80

Penurunan subsektor tanaman bahan makanan (tabama) di Kabupaten Lampung Timur salah satunya dipengaruhi oleh faktor musim, karena tidak semua wilayah menggunakan sistem irigasi teknis. Subsektor lain yang juga mengalami penurunan yaitu subsektor perkebunan dan kehutanan. Dilihat dari perkembangan PDRB secara keseluruhan maka setiap tahunnya sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi terbesar setiap tahunnya. Tabel III-83. Perkembangan Peran Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

terhadap PDRB Tahun 2010 – 2011 Sub Sektor 2010 2011

Tanaman Bahan Makanan 15,4 15,04 Perkebunan 13,09 11,88 Peternakan 3,23 2,83 Kehutanan 1,31 1,27 Perikanan 1,82 1,75

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

b. Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2011 mengalami penurunan pertumbuhan bila dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 5,21% menjadi 3,22%. Subsektor Penggalian di Kabupaten Lampung Utara hanya didominasi penggalian batu, dan penggalian rakyat terutama pasir dan tanah liat sebagai bahan bakuindustri genteng dan batu bata.

c. Sektor Pengolahan Sektor industri Pengolahan di kabupaten lampung Utara mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Pada tahun 2010, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 5,25% dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 7,92 %. Subsektor yang mengalami pertumbuhan terbesar yaitu subsektor industri pengolahan makanan dan minuman. Secara umum peranan sektor industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar 16,36%. Tabel III-84. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2010-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011 Tabel III-85. Perkembangan Peran Industri Pengolahan terhadap PDRB Tahun 2010-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

Sub Sektor 2010 2011 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 5,21 8,12 Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 9,21 10,16 Industri Kertas dan Barang Cetakan 3,82 3,20 Industri Semen dan Barang dari Logam Lainnya 4,42 7,45 Industri Barang Lainnya 5,40 5,42

Sub Sektor 2010 2011 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 12,67 14,77 Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 0,41 0,49 Industri Kertas dan Barang Cetakan 0,47 0,55 Industri Semen dan Barang dari Logam Lainnya 0,50 0,52 Industri Barang Lainnya 0,04 0,05

Page 205: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-81

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Tahun 2011 sektor listrik, gas dan air bersih mengalami pertumbuhan sebesar 7,92%, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 5,15%. Sektor listrik mengalami pertumbuhan sebesar 8,12% pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan penambahan jumlah pelanggan dan produksi listrik pada tahun 2011. Sedangkan pada subsektor Air Bersih mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 0,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan sebesar 3,01%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan produksi air secara keseluruhan di PDAM Kabupaten Lampung Utara. Peranan sektor listrik, gas dan air bersih dalam pembentukan PDRB Lampung Utara pada tahun 2011 sebesar 0,46%, tidak jauh berbeda pada keadaan pada tahun 2010 sebesar 0,50%.

e. Konstruksi

Sektor konstruksi mengalami penurunan pertumbuhan dari 7,12% pada tahun 2010 menjadi 5,22% pada tahun 2011. Peranan sektor konstruksi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Utara juga mengalami penurunan. Pada tahun 2010 kontribusi sektor konstruksi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten sebesar 2,52% dan menjadi 2,17% pada tahun 2011.

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pada tahun 2011 sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 5,13%. Pada subsektor perdagangan besar dan eceran mengalami pertumbuhan sebesar 5,20%, untuk subsektor hotel mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 1,96%, hal ini diakibatkan karena adanya penurunan tingkat hunian kamar/losmen yang beroperasi di Lampung Utara sehingga nilai tambah bruto yang dihasilkan subsektor hotel tidak terlalu meningkat. Tabel III-86. Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2010-2011

Sub Sektor 2010 2011 Perdagangan Besar dan Eceran 5,62 5,20 Hotel 7,72 1,96 Restoran 5,64 4,32

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Utara sebesar 13,49%. subsektor perdagangan besar dan eceran masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 12,65%.

Tabel III-87. Perkembangan Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sub Sektor 2010 2011 Perdagangan Besar dan Eceran 13,21 12,65 Hotel 0,01 0,01 Restoran 0,95 0,84

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan yang cukup pesat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan komunikasi

Page 206: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-82

mengalami pertumbuhan sebesar 7,54% dan meningkat menjadi 11,66% pada tahun 2011. Sub sektor pengangkutan mengalami pertumbuhan sebesar 8,76%. sub sektor angkutan rel juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 2,21% pada tahun 2010 menjadi 8,06% pada tahun 2011. Sementara pada subsektor komunikasi mengalami peningkatan sebesar 22,19% pada tahun 2011. Peranan sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap pembentukan PDRB Lampung Utara mengalami peningkatan pada tahun 2011 yakni dari 11,29% pada tahun 2010 menjadi 12,21%.

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada tahun 2011, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 6,59% meningkat menjadi 6,65%. Subsektor perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 7,20%. Keadaan ekonomi yang mulai membaik merupakan salah satu penyebab terjadinya peningkatan di subsektor ini. Subsektor sewa bangunan pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,20%, sedangkan subsektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 8,20%. Kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terhadap PDRB Lampung utara mengalami sedikit peningkatan dari 8,65% di tahun 2010 menjadi 9,42% di tahun 2011.

i. Jasa-Jasa

Sektor Jasa-jasa pada tahun 2011 mengalami peningkatan pertumbuhan dimana pada tahun 2010 sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan sebesar 5,72% menjadi 9,88 %. Peningkatan pertumbuhan terjadi di semua subsektor jasa-jasa. Pertumbuhan subsektor jasa pemerintahan umum pada tahun 2011 meningkat menjadi 10,20% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,21%. Subsektor jasa swasta juga mengalami peningkatan dari 7,53% menjadi 8,77% pada tahun 2011, seperti disajikan dalam Tabel III-88.

Tabel III-88. Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Tahun 2010 – 2011

Sub Sektor 2010 2011 Pemerintahan Umum 5,21 10,20 Swasta 7,53 8,77

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011 Peranan sektor jasa-jasa dalam pembentukan PDRB Lampung Utara pada tahun 2011 sebesar 12,05 %. Peranan subsektor jasa pemerintahan umum sebesar 9,88 % dan pada subsektor jasa swasta sebesar 2,17 %, seperti disajikan dalam Tabel III-89. Tabel III-89. Peranan Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Lampung Utara Tahun 2010-2011

Sub Sektor 2010 2011 Pemerintahan Umum 10,54 9,88 Swasta 2,15 2,17

Sumber: PDRB Kabupaten Lampung Utara 2011

3.7.3. Profil UMKM Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Utara, hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi

Page 207: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-83

kerakyatan. Dalam rangka mempertahankan keberadaannya dan meningkatkan pendapatan UMKM diperlukan adanya pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM. Untuk itu perlu dipetakan permasalahan yang dihadapi UMKM diantaranya masih lemahnya kualitas SDM, kemampuan manajerial, permodalan, pemasaran hasil komoditi hingga terbatasnya sarana dan prasarana. Guna mengoptimalkan pertumbuhan UMKM diperlukan dukungan dari birokrasi terkait dengan pembinaan dan pengembangan hingga kemudahan perizinan dan tak kalah pentingnya dari sektor perbankan, terkait masih rendahnya UMKM yang menerima kucuran dana dari perbankan, yang menjadi penyebabnya antara lain manajemen pelaku usaha UMKM yang masih sangat tradisonal, persyaratan pengajuan fasilitas kredit oleh pihak perbankan tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha UMKM, disamping kurangnya pengetahuan pelaku usaha UMKM perihal teknis pengajuan fasilitas kredit ke perbankan. Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan, jumlah unit usaha di Kabupaten Lampung Utara sebanyak 2.000 unit usaha yang menyerap 7.251 tenaga kerja. Nilai investasi sebesar Rp 42.332.250.000; dan nilai produksi sebesar Rp 65.601.396,. dari 2.000 unit usaha yang ada 1.482 tergolong dalam industri kimia, agro dan hasil hutan, sisanya sebanyak 518 unit usaha tergolong dalam industri logam, mesin dan aneka. Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Lampung Utara, berdasarkan data jumlah koperasi se-Lampura 312 unit. Dari jumlah itu, 135 koperasi tidak aktif, 42 koperasi kurang aktif dan 177 unit dinilai masih aktif karena ada laporan RAT secara rutin. Pada tahun 2012 berdasarkan data yang ada sekitar 48% koperasi di Lampung Utara mati suri. Hal ini dinilai karena selama dua tahun berturut-turut atau lebih, tidak ada laporan koperasi tersebut melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dengan meningkatnya kegiatan perekonomian, maka penerbitan baru maupun perpanjangan izin usaha perdagangan maupun tanda daftar gudang dan tanda daftar perusahaan oleh kantor penanaman modal dan perizinan Kabupaten Lampung Utara mengalami peningkatan di tahun 2011. Pada tahun 2010 penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebanyak 553 dan 2011 menjadi 761. Untuk Penerbitan Tanda Daftar Gudang (TDG) sebanyak 70 dan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 517 serta pembaruan TDP sebanyak 286. Faktor Penghambat UMKM Terdapat dua hal utama yang menjadi kendala pembangunan UMKM Lampung Utara yaitu aspek pemodalan dan aspek pasar. UMKM seringkali tidak mengetahui akses pemodalan yang telah disediakan oleh pihak perbankan yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Utara. Selain informasi akses pemodalan, kendala persyaratan untuk mencapai fasilitas pemodalan tersebut juga menjadi hambatan bagi UMKM untuk bisa mendapat pemodalan baik dari perbankan ataupun lembaga keuangan lainnya. Pembinaan SDM dalam UMKM oleh Pemerintah Daerah dan juga pihak perbankan diarahkan untuk bisa menjadikan kemampuan bankable UMKM semakin baik. Pembukaan akses pasar dengan memberikan sarana pemasaran dan promosi menjadi hal yang harus dilakukan oleh para Pembina UMKM kabupaten Lampung Utara untuk dapat meningkatan kinerja dan pendapatan UMKM. Aspek ini juga akan mendorong UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dengan peningkatan manajemen usaha dan perbaikan teknologi yang selama ini sering menjadi kelemahan UMKM Lampung Utara. Berdasarkan hasil kajian PEL tahun 2009 identifikasi UMKM agro yang berpotensi untuk dikembangkan Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut:

Page 208: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-84

1. Kerupuk Singkong Unit usaha pengolahan kerupuk singkong merupakan unit usaha yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Lampung Utara. Unit usaha pengolahan kerupuk singkong tersebar dibeberapa kecamatan yaitu Sungkai Selatan, Tanjung Raja, Kotabumi, Sungkai Utara, Sungkai Barat, dan Muara Sungkai. Ketersediaan bahan bakuyang cukup melimpah menjadi salah satu faktor pendorong usaha pengolahan kerupuk singkong mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ketahun. Ketersediaan bahan bakuyang cukup berlimpah serta berasal dari daerah sekitar menjadikan usaha pengolahan kerupuk singkong dapat berproduksi secara kontinyu. Usaha pengolahan kerupuk singkong merupakan usaha yang padat karya. Dalam satu unit usaha pengolahan biasanya terdapat tenaga kerja baik tenaga kerja dalam keluarga maupun luar keluarga hingga 3-4 orang dengan kapasitas produksi 26-30 ton/tahun singkong basah.

2 Keripik singkong (Abung Semuli). Unit usaha ini sebetulnya merupakan unit usaha kelompok. Namun, saat ini kegiatan kelompok kurang berkembang, tetapi kegiatan ini secara kontinu tetap berjalan. Hal ini disebabkan kelompok telah memiliki pangsa pasar yang jelas dan bahan bakusingkong sangat berlimpah. Saat ini produksi mencapai 1.500 bungkus per minggu, dan sebetulnya masih belum dapat memenuhi pesanan seluruhnya. Sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan, terutama bila ada bantuan teknologi dan kelembagaan. Produk ini telah memiliki ijin Depkes dan nama dagang. Namun, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana.

3 Gula Aren (Bukit Kemuning). Gula aren merupakan produk yang menjadi criri khas Bukit Kemuning. Walaupun belum terbentuk kelompok tertentu yang memproduksi gula aren, namun, di wilayah tersebut merupakan sentra pembuatan gula aren karena banyak industri rumah tangga yang meproduksinya. Bahan baku tersedia sangat melimpah dan produk ini sudah sangat terkenal di pasaran, dan produksinya belum dapat memenuhi permintaan pasar, karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Secara analisis usaha, keuntungannya sangat rendah bila kita memperhitungkan semua faktor produksi, hal ini disebabkan karena masyarakat tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja dan bahan baku. Maka apabila, ada penambahan teknologi dan kelembagaan yang dapat meningkatkan nilai jual (teknik pengemasan, nama dagang, ijin depkes) usaha ini cukup berpotensi.

4 Gula merah (sungkai Tengah) Unit usaha ini juga bukan usaha kelompok. Namun, di daerah tersebut telah menjadi sentra penghasil gula merah karena terdapat cukup banyak usaha rumah tangga yang memproduksi gula merah. Bahan baku berlimpah, begitu juga dengan tenaga kerja. Peningkatan teknologi dalam pencetakan, dan pengemasan akan sangat membantu meningkatkan nilai jual produk ini.

5 Sangkar Burung (Blambangan Pagar). Kegiatan ini menggunakan cukup banyak tenaga kerja. Memiliki potensi untuk dikembangkan karena produksinya kontinu dan pemasarannya sudah cukup luas. Namun, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana sehingga produknya pun masih sederhana dan belum memiliki nilai estetika yang tinggi

3.7.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lampung Tengah antara lain dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 26,39 triliun. Jumlah penyaluran kredit UMKM ini merupakan jumlah terbesar kedua setelah penyaluran kredit UMKM di Bandar Lampung. Pada tahun 2010, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM diketahui sebesar Rp 9,082 triliun. Jumlah ini meningkat dalam di tahun 2011 menjadi Rp

Page 209: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-85

9,396 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 3,46%. Adapun pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM mengalami penurunan menjadi Rp 7,912 triliun, atau menurun 15,79% dari penyaluran kredit di tahun 2011. Penyaluran kredit UMKM sektoral di Kabupaten Lampung Tengah pada periode Januari 2010 – 2012 lebih jelas dapat dilihat pada tabel III-90. Tabel III-90. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 708,40 680,28 1.782,48 2 Perikanan 3,68 7,17 31,81 3 Pertambangan Dan Penggalian 1,19 0,40 35,86 4 Industri Pengolahan 37,36 33,16 117,35 5 Listrik, Gas Dan Air 0,93 0,01 11,78 6 Konstruksi 12,93 17,13 62,23 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 5.944,57 4.854,07 5.319,94 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 25,51 26,10 41,56 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 37,29 14,50 31,44 10 Perantara Keuangan 0,41 0,42 32,97 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 18,58 30,69 39,37 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib 9,19 9,05 7,29 13 Jasa Pendidikan 65,57 119,27 2,99 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 4,26 3,65 23,29 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya 7,21 11,06 37,24 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 1,86 0,30 1,18 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya 0,10 5,23 44,56 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 1.587,73 3.584,00 289,40 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 615,32 - -

TOTAL 9.082,08 9.396,48 7.912,74 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 8,186 triliun, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 281,14 milyar dan kredit konsumsi mencapai 615,32 milyar. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 9,396 triliun, peningkatan penyaluran kredit juga terdapat pada kredit investasi yang menjadi Rp 311,41 milyar, tanpa adanya kredit konsumsi. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 7,913 triliun dan kredit investasi sebesar Rp 576,14 milyar. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kabupaten Lampung Utara dalam kurun waktu Januari 2010 sampai dengan November 2012 adalah sebesar Rp 26,39 triliun, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar Rp 54,881 triliun. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 48,09%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit bagi UMKM di Kabupaten Lampung Utara relatif berimbang dengan pemberian kredit untuk non UMKM. Selain itu, penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM masih tetap berada pada UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran.

Page 210: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-86

3.8. KABUPATEN WAY KANAN

3.8.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kondisi perekonomian di Kabupaten Way Kanan di tahun 2011 menunjukkan pertumbuhan perekonomian yang cukup baik. Potensi ekonomi yang dimiliki dan telah diusahakan di Kabupaten Way Kanan adalah tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan serta peternakan. Ketiga sumber daya alam tersebut telah memberikan sumbangan perekonomian yang cukup besar di Kabupaten Way Kanan. Nilai PDRB Kabupaten Way Kanan atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu dari 3,00 triliun rupiah di tahun 2010 meningkat menjadi 3,46 triliun rupiah. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai 1,48 triliun rupiah. Selama sebelas tahun sejak tahun 2000 hingga tahun 2011, PDRB Kabupaten Way Kanan mengalami kenaikan sebanyak 2,55 triliun rupiah atas dasar harga berlaku atau meningkat 3,80 kali dari tahun 2000, sementara itu apabila dilihat berdasarkan harga konstan, selama periode tersebut maka PDRB di Kabupaten Waykanan telah mengalami kenaikan sebanyak 1,63 kali lipat. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai tambah sektor pertanian,sektor industri dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Way Kanan. Pada tahun 2011, PDRB adhb dari sektor pertanian sebesar 1.956,14 milyar rupiah, diikuti sektor jasa sebesar 357,48 milyar dan sektor industri pengolahan sebesar 365,15 milyar rupiah. Pada penghitungan PDRB atas dasar harga konstan, sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 859,17 milyar rupiah, sektor jasa-jasa sebesar 127,04 milyar dan sektor industri pengolahan sebesar 190,83 milyar rupiah seperti disajikan dalam Tabel III-91. Tabel III-91 PDRB menurut Lapangan Usaha ADHB dan ADHK 2000 Kabupaten Way Kanan Tahun 2010 - 2011 (dalam Jutaan Rupiah) Tabel III-91. PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHB dan ADHK Kabupaten Way Kanan Tahun

2010 - 2011 (dalam Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

2010 2011 2010 2011 1 Pertanian 1.657.100,95 1.956.136,49 829.157,28 859.175,10 2 Pertambangan

danPenggalian 65.484,66 70.853,87 30.365.94 332.024,48

3 Industri pengolahan 316.886,07 356.152,95 176.390,13 190.833,03 4 Listrik, gas dan air 3.288,95 3.599,03 1.822,16 1.908,38 5 Konstruksi 95.684,31 107.723,46 65.426,13 69.639,81 6 Perdagangan, hotel dan

restoran 267.781,51 303.174,24 95.730,67 102.931,62

7 Pengangkutan dan komunikasi

136.386,90 165.283,36 51.042,66 59.259,53

8 Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan

11126.036,38 140.762,24 40.571,44 44.196,68

9 Jasa-jasa 331.813,62 357.437,99 119.069,45 127.041,96 Jumlah 3.000.463,37 3.461.123,70 1.409.575,87 1.487.010,59

Sumber: PDRB Kabupaten Way Kanan 2011 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Way Kanan selama sebelas tahun terakhir mengalami pergerakan yang fluktuatif dengan tingkat kecenderungan yang positif. Pertumbuhan

Page 211: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-87

tertinggi terjadi pada tahun 2007, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada awal tahun terbentuknya kabupaten Way Kanan Selama tahun 2006 - 2011 perkembangan nilai PDRB per kapita Kabupaten Way kanan memperlihatkan perkembangan yang terus meningkat. Pada tahun 2006 nilai PDRB perkapita Kabupaten Way Kanan tercatat sebesar 4,27 juta rupiah, pada tahun 2011 nilainya meningkat hampir dua kali lipat menjadi 8,43 juta rupiah. Akan tetapi kenaikan tersebut bukanlah kenaikan yang riil, namun lebih disebabkan karena kenaikan tingkat harga barang dan jasa atau inflasi. Kenyataan tersebut tercermin dari nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2006 sebesar Rp 3.000.000,- dan pada tahun 2011 nilainya menjadi Rp 3.620.000,- atau hanya naik Rp 620.000,- selama 6 tahun terakhir.

Gambar III-25. PDRB perkapita ADHB dan AHK Kabupaten Way Kanan Tahun 2006-2011

Tabel III-92. Struktur Ekonomi Kabupaten Way kanan Atas Dasar Harga Berlaku

Lapangan Usaha Tahun

2007 2008 2009 2010* 2011** 1. Pertanian 52,69 52,20 52,90 55,23 56,52 2. Pertambangan dan Penggalian 2,50 2,56 2,38 2,18 2,05

Sektor Primer 55,19 54,76 55,28 57,41 58,57 1. Industri Pengolahan 11,83 10,89 11,02 10,56 10,29 2. Listrik, Gas dan Air 0,12 0,13 0,12 0,11 0,10 3. Konstruksi 3,90 3,76 3,46 3,19 3,11

Sektor Sekunder 15,85 14,78 14,60 13,86 13,50 1. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,55 8,37 9,07 8,92 8,76 2. Pengangkutan dan Komunikasi 4,57 4,49 4,46 4,55 4,77 3. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 4,01 4,63 4,43 4,20 4,07 4. Jasa-Jasa 11,48 12,98 12,14 11,06 10,33

Sektor Tersier 28,96 30,47 30,10 28,73 27,93 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: PDRB Kabupaten Way Kanan 2011 Struktur perekonomian di Kabupaten Way Kanan sejak tahun 2000 -2011 relatif tidak banyak mengalami perubahan, masih didominasi oleh sektor primer. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor tersebut dalam pembentukan PDRB Kabupaten Way Kanan. Lebih dari 50 % pembentukan PDRB Kabupaten Way Kanan berasal

3.03 3.12 3.22 3.34 3.47 3.624.27 4.95 5.536.32

7.398.43

0

2

4

6

8

10

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Adhk Adhb

Page 212: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-88

dari sektor primer (sektor pertanian dan sektor pertambangan), disusul sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, air dan gas dan sektor konstruksi), dan sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa). Pada tahun 2011 sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Way Kanan, disusul oleh Sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan.

Gambar III-26. Struktur Ekonomi Kabupaten Way Kanan Tahun 2011

3.8.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Laju pertumbuhan sektor pertanian cenderung stabil sejak tahun 2008 hingga tahun 2011. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,37% dan meningkat menjadi 3,62% pada tahun 2011. Pertumbuhan tersebut disebabkan karena terjadinya peningkatan pada subsektor tanaman bahan makanan dan perkebunan.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan pada tahun 2011, dimana pada tahun 2010 sektor pertambangan dan penggalian mengalami laju pertumbuhan sebesar 5,21% menjadi 5,46%.

c. Industri Industri Pengolahan Pada tahun 2011, sektor industri pengolahan mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 8,49%. Sektor industri pengolahan di Kabupaten Way Kanan adalah sektor industri non migas. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan sedikit melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 8,72%.

d. Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor listrik, gas dan air bersih mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,67% dan meningkat menjadi 4,73% pada tahun 2011. Selama tahun 2011 konsumsi listrik dan air bersih, baik oleh rumah tangga, instansi pemerintahan maupun industri mengalami peningkatan. Besaran konsumsi listrrik dan air bersih cenderung mengalami peningkatan

Pertanian 53%

Industri Pengolahan

10%

Konstruksi3%

Pengangkutan & Komunikasi

5%

Jasa-Jasa 10%

Pertambangan & Penggalian

2%

Listrik, Gas & Air Bersih

5%

Perdagangan,Hotel & Restoran

8%

Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan

4%

Page 213: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-89

setiap tahunnya, sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Way Kanan.

Secara umum, kondisi kelistrikan di Kabupaten Way Kanan juga mengalami perbaikan, sudah jarang terjadinya pemadaman listrik di Kabupaten Way Kanan, serta penambahan pemasangan listrik yang terus bertambah di beberapa desa di Way Kanan. Ketersediaan air bersih juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 pertumbuhan penyediaan air bersih meningkat menjadi 3,35% dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 0,74%.

e. Konstruksi Selama tahun 2011 sektor bangunan mengalami peningkatan sebesar 6,44%. Pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh semakin banyaknya proyek yang dilakukan pemerintah selama tahun 2011, baik berupa pendirian bangunan, maupun pembangunan sarana dan prasarana umum seperti jalan dan jembatan.

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran Pada tahun 2011 sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu tumbuh sebesar 7,52%. laju pertumbuhan sektor ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,93%, hal ini terjadi karena adanya peningkatan pada semua subsektor baik subsektor perdagangan besar dan eceran, subsektor hotel dan subsektor restoran

g. Pengangkutan dan Komunikasi

Subsektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebesar 16%. Hal ini berkaitan erat dengan tingginya produksi dari sektor pertanian, sehingga yang tentunya membutuhkan pengangangkutan, sehingga secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan pengangkutan dan transportasi. Pertumbuhan subsektor angkutan jalan raya pada tahun 2011 hampir mencapai 20%.

h. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 8,94% di tahun 2011. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 8,41%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh berdirinya Bank swasta baru pada tahun 2011.

i. Jasa-Jasa Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa pada tahun 2011 adalah sebesar 6,70%. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor pemerintahan umum yang mencapai 6,77% dan sub sektor swasta sebesar 6,34%. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan pada subsektor pemerintahan umum, khususnya administrasi pemerintahan dan pertahanan.

3.8.3. Profil UMKM Sasaran ekonomi makro pada tahun 2013 adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan di kabupaten way kanan. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabilitas ekonomi yang terjaga, di harapkan angka pengangguran terbuka dan

Page 214: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-90

jumlah penduduk miskin akan menurun. Hal ini didorong dengan kondisi makro ekonomi yang cenderung membaik dari tahun ke tahun. Dalam demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dalam wadah yang memiliki pimpinan dan anggota atas asas kekeluargaan bertujuan menyejahterakan anggotanya. Selanjutnya jajaran koperasi dan pecinta koperasi harus tetap bertekad untuk meningkatkan peran dan kontribusi terhadap perekonomian daerah, yaitu dengan lebih bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas koperasi agar menjadi Badan Usaha yang tangguh, kuat dan profesional di berbagai sektor, sehingga mampu memenuhi kepentingan ekonomi anggota dan masyarakat pengangkutannya. Sejalan dengan hal tersebut, pada era globalisasi ini Kabupaten Way Kanan membuka peluang seluas-luasnya terhadap dunia usaha (investor) yang akan menanamkan modal baik domestik maupun asing asalkan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada sebanyak 3.897 usaha mikro kecil dan menengah pada tahun 2011. Kabupaten Way Kanan juga memiliki potensi industri kecil menengah (IKM), diantaranya IKM Kerajinan Tangan seperti Sulam Usus, Kain Tapis, Batu Mulia, dan Kerajinan Anyaman. IKM Pengolahan Hasil Pertanian, Hutan dan Perkebunan yang menghasilkan Kopi Bubuk, industri Meubel Kayu, Ukiran Kayu dan Gula Merah. Sedangkan IKM Makanan dan Minuman hasilnya adalah Keripik, Opak Singkong, Dodol Labu Jawa, Tahu dan Tempe serta IKM-IKM yang bergerak pada bidang Bahan Bangunan dan Pengolahan Logam. Untuk industri mebel dan ukiran kayu, dijelaskan, merupakan salah satu usaha yang paling banyak diusahakan masyarakat Waykanan. Ini karena mudahnya untuk mendapatkan bahan baku. Usaha itu, menurutnya, kini sudah tersebar pada 14 kecamatan di Way kanan. Untuk mengetahui banyaknya unit usaha di Kabupaten Way Kanan, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III-93. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Perusahaan Industri di

Kabupaten Way Kanan 2011

Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

A. Industri Makanan dan Minuman Keripik Singkong 146 348 15,125 Keripik Pisang 157 376 17,300 Emping 9 28 760 Opak Singkong 176 328 37,016 Kerupuk Singkong 116 321 59,908 Kerupuk Sagu 52 129 14,032 Susu Kedelai 3 7 436 Dodol 19 82 788 Tahu 150 411 74,728 Tempe 87 264 12,791 B. Industri Pengolahan Kopi Bubuk 181 314 30,042 Gula Aren 160 311 11,775 Gula Kelapa 73 192 21,722 Mebelair 317 691 52,111 Mebel Kusen 519 110 9,727 Ukiran Kayu 36 81 305

Page 215: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-91

Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

Panglong Kayu 61 212 610 Heller Kopi 347 703 617,488 Heller Padi 489 1093 2,681,755 Pembuatan Arang 3 7 300 C. Industri Kerajinan Tangan Sulam Usus 22 55 245 Sulam Tapis 11 33 38 Anyaman tikar 45 108 1,033 Anyaman Bambu 234 407 12,653 Anyaman Rotan 34 72 850 Anyaman Lidi 14 33 1,075 Batu mulia 7 10 1,660 Ukiran Ban Bekas 1 2 50 D. Industri Bahan Bangunan Bata 332 963 5,268,174 Genteng 108 329 897,060 Batako/ Paving Blok 75 226 476,614 E. Industri Perbengkelan Perbengkelan Otomatis 283 556 6,333 Perbengkelan Teralis 56 121 1,380

Sumber: Way Kanan dalam angka 2011 Faktor penghambat UMKM Pembangunan UMKM Kabupaten Way Kanan terkendala oleh beberapa faktor yang menjadi hambatan yaitu aspek pasar, aspek sarana dan prasarana, dan aspek pemodalan. Aspek pasar yang menjadi kendala memerlukan dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten Way Kanan untuk menyediakan sarana pemasaran dan promosi produk UMKM, terutama produk khas daerah dengan memanfaatkan keunggulan posisi kabupaten ini yang berada pada jalur lintas sumatera. Pengembangan aspek pasar juga dapat dilakukan dengan menyiapkan sentra industri kecil, penguatan kualitas produk dan pembenahan manajemen teknologi industri. Pembangunan sarana dan prasarana jalan sampai ke kota kecamatan akan dapat menunjang pengembangan UMKM Way Kanan, yang saat ini masih terkendala akses jalan tersebut. Sedangkan pada pemodalan, UMKM memerlukan pembinaan dan penguatan di bidang akses informasi, pemenuhan persayaratan bankable, serta penguatan jaringan kerjasama dengan usaha yang lebih besar

3.8.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Way Kanan dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah disalurkan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, diketahui bahwa pada tahun 2011, tercatat telah disalurkan pinjaman sebesar Rp 178,386 milyar. Data ini bisa saja lebih kecil dari data besaran pinjaman yang telah disalurkan sebenarnya. Hal ini disebabkan, pendataan yang didapatkan pada Kabupaten Way Kanan

Page 216: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-92

baru dilakukan pada Nopember 2011. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, diketahui telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 2,017 triliun. . Tabel III-94. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Way Kanan Tahun 2011-2012

No Subsektor Tahun

2011 (Rp ‘juta)

2012 (Rp ‘juta)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 68.018 836.692 2 Pertambangan dan Penggalian - 4.109 3 Industri Pengolahan 1.134 20.365 4 Listrik, Gas dan Air - 100 5 Konstruksi 1.339 27.488 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 99.847 1.007.409 7 Pengangkutan dan Komunikasi 899 12.414 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1.643 49.998 9 Jasa-jasa 5.507 58.910 10 Tidak teridentikasi - 0

TOTAL 178.386 2.017.485 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah

Meskipun keberadaan data besaran penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Way Kanan baru bisa didapatkan pada Bulan November 2011, namun berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peran signifikan perbankan dalam membantu UMKM di Kabupaten Way Kanan, khususnya dalam aspek permodalan UMKM. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan jumlah kredit secara signifikan pada tahun 2012. Sedikitnya nilai penyaluran kredit pada tahun 2011 disebabkan kurangnya data yang tersedia sehingga baru dapat dicatat per November 2011. Namun bila dilihat dari peningkatan penyaluran kredit di tahun 2012 secara signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa perbankan telah memberikan kontribusi permodalan yang cukup baik. Peningkatan peran perbankan kepada sektor UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM, khususnya di Kabupaten Way Kanan.

3.9. KABUPATEN TULANG BAWANG

3.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nilai PDRB Kabupaten Tulang Bawang atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 14,5% atau sebesar 823.562,53 juta rupiah, dimana pada tahun 2010 nilai PDRB adhb Kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp 5.677.662 juta rupiah meningkat menjadi Rp 6.501.224,53 juta rupiah. Nilai PDRB atas dasar harga konstan juga mengalami kenaikan sebesar 5,49% atau sebesar 124.343,32 juta rupiah yaitu dari Rp 2.261.335,43 juta pada tahun 2010 menjadi 2.385.678,75 juta rupiah di tahun 2011. Peranan sektor primer dalam struktur ekonomi Tulang Bawang sepanjang tahun 2007-2011 selalu menempati urutan pertama. Kontribusi sektor primer (Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dan penggalian) berkisar antara 42-48%. Peranan sektor tersier sebesar 33-36% dan sektor sekunder sebesar 16-25%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 5,5%. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan propinsi lampung yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,39%, dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,48% seperti disajikan dalam Gambar III-27. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulang Bawang menandakan adanya perbaikan kondisi perekonomian sebagai akibat dari pembangunan di berbagai sektor.

Page 217: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-93

Tabel III-95. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Tulang Bawang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor tahun 2009 - 2011 (%).

Lapangan Usaha Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian 44,72 47,70 42,20 43,97 45,53 Pertambangan dan Penggalian 44,46 47,13 41,78 43,53 45,48

Sektor Sekunder 22,61 18,00 19,04 19,20 18,87 Industri Pengolahan 20,41 16,50 16,31 16,78 16,74 Listrik, Gas dan Air 0,10 0,13 0,16 0,18 0,15 Konstruksi 2,10 1,36 2,57 2,25 1,98

Sektor Tersier 32,67 34,31 38,76 36,83 35,59 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,35 15,70 16,80 16,92 17,05 Pengangkutan dan Komunikasi 7,18 7,23 9,93 8,72 8,70 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,83 5,05 3,63 3,37 2,83 Jasa-Jasa 4,31 6,33 8,40 7,81 7,01

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang 2007-2011

Gambar III-27. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang dan Propinsi

Lampung Tahun 2009-2011 (dinyatakan dalam %)

Pertumbuhan ekonomi postif Kabupaten Tulang bawang terjadi di hampir semua sektor. Sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup dominan adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 31,42% dan sektor jasa sebesar 13,47% Namun karena peranan kedua sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB relatif kecil maka kedua sektor tersebut belum mampu mempengaruhi peningkatan pertumbuhan PDRB secara signifikan

Sepanjang tahun 2000-2011 PDRB per kapita maupun pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2011, PDRB per kapita Kabupaten Tulang Bawang mencapai 16,16 juta rupiah. Angka ini meningkat 16% dibandingkan tahun lalu yang mencapi 14,27 juta rupiah seperti disajikan dalam Tabel III-98.

6.92 6.79

-51.13

6.19 5.5

5.94 5.35 5.26 5.85 6.39

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

1 2 3 4 5Laju Pertumbuhan Ekonomi Tulang Bawang

Laju Pertumbuhan Ekonomi Lampung

Page 218: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-94

Tabel III-96. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Tulang Bawang Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor tahun 2007 - 2011 (%).

Lapangan Usaha Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian 7.94 8.99 -47.37 7.81 3.21 Pertambangan dan Penggalian 77.61 63.35 -60.25 25.64 -88.62 Industri Pengolahan 8.53 7.33 -68.69 7.99 3.79 Listrik, Gas dan Air 20.53 21.18 -24.32 19.32 -2.85 Konstruksi 3.43 4.11 -44.44 2.13 3.66 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.59 3.11 -51.86 3.84 3.9 Pengangkutan dan Komunikasi 4.37 2.99 -22.65 -0.48 31.42 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.51 -2.02 -53.37 3.52 2.59 Jasa-Jasa 2.67 2.95 -26.93 3.66 13.47

PDRB 6.92 6.79 -51.13 6.19 5.5 Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang 2007-2011 Tabel III-97. PDRB Kabupaten Tulang bawang Menurut Lapangan Usaha 2010-2011(jutan

rupiah)

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku Harga Konstan

2010 2011 2010 2011 Pertanian 2,471,312 2,956,688 1,194,698.25 1,233,065.36 Pertambangan dan Penggalian 25,123.55 3,371.36 8,956.80 1,018.86 Industri Pengolahan 952,873.08 1,088,382.51 317,782.18 329,827.72 Listrik, Gas dan Air 9,964.54 10,071.96 2,483.46 2,412.68 Konstruksi 127,475.84 128,621.36 40,453.38 41,933.61 Perdagangan, Hotel dan Restoran 960,600.10 1,108,665.67 366,137.33 380,417.20 Pengangkutan dan Komunikasi 495,150.89 565,561.24 164,485.91 216,170.91 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 191,474.17 183,818.40 72,775.92 74,663.10 Jasa-Jasa 443,687.57 456,043.89 93,562.18 106,169.32

PDRB 5,677,662.00 6,501,224.53 2,261,335.43 2,385,678.75 Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang 2007-2011 Tabel III-98. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tulang Bawang Tahun

2009-2011

TAHUN PDRB Per Kapita (Juta Rupiah)

Pertumbuhan (%)

2007 10,230,912.83 2008 8,501,279.64 -16.91 2009 12,294,731 44.62 2010 14,268,852.44 16.06 2011 16,163,113.60 13.28

Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang 2007-2011

Pendapatan perkapita atas dasar harga kontan pada tahun 2011 mencapai 5,93 juta rupiah. Angka ini meningkat 4,36% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5,68 juta rupiah. Dengan demikian dapat dikatakan, secara umum bahwa pendapatan perkapita

Page 219: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-95

Kabupaten Tulang Bawang telah meningkat dan diharapkan dengan peningkatan ini tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang ikut meningkat.

3.9.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Tulang Bawang dengan kontribusi sebesar 45,53% pada tahun 2011. Bahkan secara sektoral sruktur perekonomian di kabupaten Tulang Bawang selama periode tahun 2000-2011 didominasi oleh sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan dan perikanan, walaupun dalam beberapa tahun terakhir sumbangan subsektor tanaman pangan cenderung menurun. Tingginya kontribusi sektor pertanian dibandingkan sektor lain menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi leading sector bagi perekonomian di Kabupaten Tulang Bawang. Subsektor pertanian yang menyumbangkan presentase terbesar adalah subsektor perikanan dan tanaman bahan makanan. Komoditi unggulan dari tanaman bahan makanan yaitu padi dan jagung, sedangkan komoditi unggulan dari subsektor perkebunan adalah karet, kelapa sawit, ubi kayu dan ubi jalar.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Tulang Bawang selalu menunjukkan kontribusi yang terendah dalam distribusi PDRB di Kabupaten Tulang Bawang. Hal ini diakibatkan karena berkurangnya beberapa usaha dari subsektor penggalian.

c. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 16-21% selama periode tahun 2000-2011. Perkembangan sektor industri pengolahan menunjukkan pola yang berfluktuasi setiap tahunnya dan diprediksi akan terus mengalami kenaikan secara konstan untuk tahun kedepannya.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan kontribusi yang cukup kecil terhadap PDRB Kabupaten Tulang Bawang. Sektor ini hanya berperan 0,15%. Pada tahun 2011 sektor ini mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan.

e. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran cenderung mengalami kenaikan selama 5 (lima) tahun terakhir. Sektor ini memberikan peranan sebesar 16-18%. Kenaikan pertumbuhan sektor ini disebabkan karena banyaknya bermunculan usaha perdagangan, hotel maupun restoran baik yang berskala besar maupun skala kecil

f. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami sedikit peningkatan. Pada tahun 2000 peranan sektor ini hanya sebesar 4,4%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sehingga

Page 220: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-96

mendekati angka 9%, sehingga menjadikan sektor ini sebagai posisi keempat dalam peranannnya sebagai kontributor PDRB Kabupaten Tulang Bawang.

g. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan berada di peringkat ke- 6 dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Tulang Bawang dengan nilai kontribusi sebesar 2,8%.

h. Sektor Jasa-Jasa Pada tahun 2011 sektor jasa-jasa mampu menyumbangkan 7% dari nilai PDRB di Kabupaten Tulang Bawang.

3.9.3. Profil UMKM Berkembangnya industri mikro kecil di Kabupaten tulang Bawang merupakan salah satu indikator bagi peningkatan perekonomian di Kabupaten Tulang Bawang. Industri kecil hasil pertanian dan perkebunan lebih mendominasi yaitu ada sebesar 57,68% dari seluruh unit usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Selain industri dan perusahaan, koperasi dan usaha-usaha ekonomi lainnya turut mendukung dinamisnya perekonomian Kabupaten Tulang Bawang. Tahun 2007 tercatat ada 220 unit koperasi, industri menengah/besar lebih kurang 270 unit dan industri kecil pada aneka industri sekitar 555 unit usaha. Dari berbagai aneka industri kecil yang disebutkan, tercatat untuk tahun 2011 ada sebanyak 10.725 unit usaha yang mempekerjakan 234 orang karyawan. Jumlah ini cukup besar mengingat kebutuhan akan nilai produksi yang selalu bertambah setiap tahunnya. Sedangkan untuk industri kecil hasil pertanian dan kehutanan yang memiliki kumlah unit usaha cukup banyak sekitar 9.072, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 181 orang. Saat ini di Kabupaten Tulang Bawang terdapat lebih kurang 36 perusahaan besar, ribuan perusahaan kecil dan koperasi. Antar perusahaan yang ada diharapkan akan terbentuk suatu bussines network, yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis, yaitu antara perusahaan besar, dan kecil, yang saling menguntungkan, sehingga terjadi keharmonisan antar perusahaan yang ada. Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang sendiri, juga telah membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu PT. Tulang Bawang Jaya, yang diharapkan akan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat maupun bagi pembangunan daerah, melalui bidang usaha yang digelutinya seperti Pabrik Air Minum Dalam Kemasan Way Ram, SPBU dan lain-lain. Pesatnya perkembangan industri yang ada, akan digiring untuk mengarahkan karyawan industri berbelanja ke pusat-pusat perdagangan yang ada. Dengan demikian terbuka peluang usaha retail untuk berkembang yang selanjutnya dapat meningkatkan perputaran uang dan roda perekonomian di daerah ini Pengembangan sektor industri, diantaranya juga diarahkan pada pembinaan industri kecil dengan cara :

1. Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan SDM Pengrajin 2. Peningkatan Mutu dan Disain Produk

Page 221: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-97

3. Pengenalan Teknologi tepat guna melalui bantuan Stimulan 4. Promosi dan Pameran Usaha Industri secara tetap dan berkala Gambaran Industri

Kecil Kabupaten Tulang Bawang. Tabel III-99. Banyaknya Unit Usaha, Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi di Kabupaten

Tulang Bawang menurut Kelompok Industri tahun 2011

Kelompok Industri Unit Usaha

Investasi (Juta

Rupiah)

Tenaga Kerja

Nilai Produksi (Ribuan Rupiah)

A. Industri Menengah/ Besar Industri Logam, Mesin dan Kimia 0 0 0 0 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan 67 3.004.014,97 250 1.516.305,48 Aneka Industri 105 6.808.049,67 400 343.642,66 B. Industri Kecil Industri Logam, Mesin dan Kimia 1.6 2.016,00 25 1.107,60 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan 9.072 4.536,00 181 1.127,95 Aneka Industri 53 1.312,50 28 4.969,39 Jumlah 10.897 9.819.929,14 884 1.867.153,08

Sumber : Tulang Bawang dalam angka 2011 Keberadaan industri di Tulang Bawang diantaranya:

1. Industri Kerajinan Lokasi: Kecamatan Menggala. Banjar Agung. 2. Industri Gula, Lokasi: Kecamatan Gedung Meneng 3. Industri CPO, Lokasi: Kecamatan Taniung Raya, Penawartama. 4. Industri Topioka, Lokasi : Kecamatan Banjar Agung.

Untuk perdagangan dan investasi, pembangunan sektor ini diarahkan kepada: 1. Peningkatan pengembangan komoditas non migas. 2. Peningkatan pembinaan terhadap para pedagang golongan ekonomi lemah. 3. Pengembangan kerjasama yang sesuai antara golongan usaha besar, menengah

dan kecil. 4. Pemantapan peran kadinda terhadap golongan ekonomi lemah. 5. Peningkatan promosi eksport.

Kemajuan di sektor perdagangan ditandai dengan meningkatnya jumlah permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan meningkatnya kesadaran pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) juga dengan dibangunnya pusat-pusat komersial lainnya. Sedangkan upaya promosi atau pemasaran hasil-hasil produksi dari usaha-usaha ekonomi tersebut, dilakukan diantaranya dengan berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan pameran, baik lokal maupun nasional, seperti Pameran Inacraf di Jakarta, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Lampung Ekspo dan Batam Ekspo, serta pameran pembangunan Tingkat Propinsi Lampung yang diikuti secara kontinu setiap tahun. Sementara itu, melihat besarnya potensi yang dimiliki, maka guna meningkatkan pendapatan daerah, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pun senantiasa membuka peluang yang luas bagi para investor baik lokal, dalam negeri maupun luar negeri, untuk menanamkan investasinya di berbagai sektor yang ada, sehingga hal ini diharapkan dapat makin mengoptimalkan pembangunan dan kemajuan daerah, serta kesejahteraan masyarakat

Page 222: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-98

Faktor Penghambat UMKM Pemerintah daerah kabupaten Tulang Bawang menyadari bahwa pengembangan UMKM terkendala beberapa aspek, yang utama adalah aspek teknologi dan aspek pemodalan. Kualitas produk dan pengelolaan usaha menjadi perhatian utama dalam penanganan kendala pengembangan UMKM Tulang Bawang. Program bimbingan teknis, baik yang dilakukan oleh dinas terkait dan kerjasama dengan stakeholder lainnya adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja UMKM yang akhirnya dapat berorientasi pada aspek pemasaran produk-produk UMKM. Peningkatan dan perluasan UMKM tidak terlepas dari akses modal yang berasal dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Kemampuan untuk mendapatkan akses modal ini memerlukan bimbingan dan fasilitasi pelatihan tertentu sehingga UMKM bisa bankable. Kemampuan ini harus juga diimbangi dengan akses informasi terhadap sumber-sumber pendanaan yang ada di wialyah Kabupaten Tulang Bawang.

3.9.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Tulang Bawang antara lain dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar 2.664,89 milyar. Tabel III-100. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tulang Bawang 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 23,20 - 522,60 2 Perikanan - 97,15 0,11 3 Pertambangan Dan Penggalian 0,49 - 1,38 4 Industri Pengolahan 2,74 1,45 9,56 5 Listrik, Gas Dan Air - 11,64 - 6 Konstruksi 3,37 - 7,42 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 155,10 9,19 889,77 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan

Minum 0,47 535,05 1,38 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 9,03 1,40 45,17 10 Perantara Keuangan - 29,70 7,26 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan - - - 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib - - - 13 Jasa Pendidikan - - - 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - - 4,23 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya - 1,01 38,79 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - 45,03 - 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya - - - 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 22,28 - 130,54 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha - 58,43 -

TOTAL 216,66 790,04 1.658,19 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Page 223: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-99

Pada tahun 2010, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM diketahui sebesar Rp 216,66 milyar. Jumlah ini meningkat dalam di tahun 2011 menjadi Rp 790,04 milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 264,64%. Adapun pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 1.658,19 milyar, atau meningkat 109,89% dari penyaluran kredit di tahun 2011. Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 216,66 milyar, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 9,71 milyar tanpa kredit konsumsi. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 735,93 milyar. Peningkatan penyaluran kredit juga terdapat pada kredit investasi yang menjadi sebesar Rp 54,11 milyar. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 1.567,19 milyar, kredit investasi sebesar Rp 91,01 milyar, dan tanpa adanya penyaluran kredit konsumsi bagi UMKM. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kabupaten Tulang Bawang dalam kurun waktu Januari 2010 sampai dengan November 2012 adalah sebesar Rp 2.664,89 milyar, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar Rp 3.734,54 triliun. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebesar 71,36%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Tulang Bawang mendominasi penyaluran kredit perbankan umum. Tingginya rasio perbandingan kredit UMKM terhadap jumlah kredit perbankan secara total ini juga dapat menunjukkan tingginya aktivitas UMKM, terlebih bila melakukan pembandingan peningkatan kredit UMKM yang telah disalurkan. Peningkatan aktivitas UMKM ini diharapkan dapat mendorong peningkatan Sementara penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran.

3.10. KABUPATEN PESAWARAN

3.10.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Setelah lima tahun terpisah dari Kabupaten Lampung Selatan yang merupakan kabupaten induknya, perekonomian Kabupaten Pesawaran menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari besarnya kenaikan PDRB baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan selama periode 2007-2011. PDRB per kapita Kabupaten Pesawaran selama periode tersebut juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 nilai nominal PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Pesawaran adalah sebesar 2,7 trilyun rupiah meningkat menjadi 6,04 trilyun rupiah di tahun 2011. Hal ini berarti selama periode tahun 2007-2011 terjadi peningkatan rata-rata sebesar 820 milyar rupiah per tahun. Peningkatan juga tejadi pada nilai nominal PDRB atas dasar harga konstan. Tahun 2007 PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Pesawaran adalah sebesar 1,4 trilyun rupiah, kemudian meningkat menjadi 1,8 trilyun rupiah di tahun 2011. Dengan kata lain, terjadi peningkatan nilai PDRB atas dasar harga konstan rata-rata sebesar 90 milyar rupiah per tahun selama periode tahun 2007-2011. Perkembangan nilai PDRB ini dari tahun ke tahun disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan, dan perubahan dalam tingkat harganya. Dengan melihat distribusi nilai PDRB atas dasar harga berlaku masing-masing sektor terhadap nilai total PDRB pada tahun yang bersangkutan, akan nampak struktur perekonomian suatu daerah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi akan terlihat melalui perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun. Perkembangan nilai PDRB ini disebabkan oleh

Page 224: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-100

adanya perubahan dalam volume produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata. Perubahan harga telah dihilangkan dalam perhitungan PDRB atas dasar harga konstan.

Gambar III-28. PDRB Kabupaten Pesawaran Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

(2000=100) Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah) Selama periode 2007-2011, sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten Pesawaran. Apabila dibandingkan dengan nilai PDRB adhb sektor pertanian, terlihat bahwa selama periode ini nilai PDRB adhb sektor pertanian mengalami peningkatan, akan tetapi sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Pesawaran selalu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya sektor-sektor selain sektor pertanian yang mengakibatkan semakin berkurangya lahan pertanian. Tabel III-101. Sumbangan Setiap Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Kabupaten

Pesawaran 2007-2011 (%) Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010* 2011**

Pertanian 50,57 50,56 50,09 49,95 49,70 Pertambangan dan Penggalian 0,28 0,27 0,24 0,22 0,21 Industri Pengolahan 12,65 12,66 13,55 13,68 13,87 Listrik dan Air Bersih 0,18 0,18 0,16 0,16 0,15 Bangunan 9,13 8,56 8,03 7,36 6,98 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,15 14,26 14,90 15,99 16,40 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,83 0,88 0,92 0,97 1,05 Jasa- jasa 10,45 10,82 10,20 9,64 9,54

* Angka diperbaiki ** Angka Sementara Sumber: PDRB Kabupaten Pesawaran menurut Lapangan Usaha 2011 Pada tahun 2007 nilai PDRB sektor pertanian adalah sebesar 1,4 trilyun rupiah atau 50,57% diciptakan dari sektor ini. Nilai PDRB sektor pertanian pada tahun 2011 meningkat menjadi 3,0 trilyun rupiah, namun sumbangan yang diberikan oleh sektor pertanian mengalami penurunan menjadi sebesar 49,70%. Sektor dengan sumbangan terbesar kedua sektor pertanian adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Berbeda dengan sektor pertanian, selama periode 2007-2011 sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Kabupaten Pesawaran selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 sumbangan sebesar 14,15%

2007 2008 2009 2010* 2011**

2,766,7243,344,700

4,119,613

5,131,591

6,047,546

1,415,474 1,491,043 1,575,815 1,668,928 1,775,910

Berlaku Konstan

Page 225: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-101

diberikan oleh sektor ini dan terus mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar 16,40% di tahun 2011. Nilai PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi sebesar 992 milyar rupiah. Sektor industri pengolahan adalah sektor dengan sumbangan terbesar ketiga. Selama periode 2007-2011 sumbangan sektor industri pengolahan selalu mengalami peningkatan. Nilai PDRB sebesar 350 milyar rupiah diciptakan dari sektor ini pada tahun 2007 dan memberikan sumbangan sebesar 12,65% terhadap perekonomian Kabupaten Pesawaran. Pada tahun 2011 sumbangan sebesar 13,87% diciptakan dari sektor ini dengan nilai PDRB sebesar 839 milyar rupiah.

Gambar III-29. Struktur Ekonomi Kabupaten Pesawaran Tahun 2011

Perekonomian Kabupaten Pesawaran tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 5,34%. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran meningkat menjadi 6,41%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yakni sebesar 16,45%. Subsektor persewaan dengan pertumbuhan sebesar 18,61% merupakan subsektor dengan pertumbuhan tertinggi di sektor ini. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor angkutan umum dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,99%. Sedangkan sektor dengan pertumbuhan tertinggi ketiga adalah sektor jasa-jasa dengan nilai pertumbuhan sebesar 7,89%. Pertumbuhan yang terjadi pada setiap sektor ekonomi di Kabupaten Pesawaran dapat di lihat pada Tabel III-102. Dari Tabel III-103 nampak bahwa pada tahun 2011 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki peranan sebesar 0,21%, padahal sektor ini merupakan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kabupaten Pesawaran. Di tahun yang sama, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga hanya memberikan sumbangan terhadap perekonomian Kabupaten Pesawaran sebesar 1,05%. Hal ini berarti bahwa walaupun terjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, bukan berarti sektor ini yang menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran. Sektor pertanian dengan peranan sebesar 2,56% merupakan sektor yang menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran pada tahun 2011. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97% dan sumbangan sektor pertanian sebesar 49,70%, sektor ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran pada tahun 2011 menjadi sebesar 6,41%. Subsektor tanaman bahan makanan

Bangunan 6.98%

Listrik dan Air Bersih0.15%

Industri Pengolahan

13.87%

Pertambangan &

Penggalian 0.21%

Pertanian 49.70%

Jasa-Jasa

9.54%

Keuangan,Persewaan &

Js. Perusahaan

1.05%

Pengangkutan & Komunikasi

2.10%

Perdagangan,Hotel &

Restoran 16.40%

Page 226: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-102

dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,12% merupakan sub sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada sektor pertanian. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi padi di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2011.

*Angka diperbaiki **Angka Sementara

Gambar III-30. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pesawaran Tahun 2008-2011 Tabel III-102. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor di Kabupaten Pesawaran tahun 2008-

2011 (%) Lapangan Usaha 2008 2009 2010* 2011**

Pertanian 3,74 4,56 4,18 4,97 Pertambangan dan Penggalian 3,60 2,36 2,18 2,33 Industri Pengolahan 9,09 7,61 8,29 7,56 Listrik dan Air Bersih 4,72 2,26 4,11 3,27 Bangunan 4,52 2,48 3,13 3,99 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,41 7,19 8,39 8,47 Pengangkutan dan Komunikasi 9,58 10,17 10,58 9,99 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9,22 12,63 15,78 16,45 Jasa- jasa 5,77 7,68 7,89 8,73 Pesawaran 5,34 5,69 5,91 6,41

* Angka diperbaiki **Angka Sementara Angka Sumber: PDRB Kabupaten Pesawaran menurut Lapangan Usaha 2011 Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat Kabupaten Pesawaran pada tahun 2007-2011 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, nilai PDRB perkapita adalah sebesar 7,24 juta rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,64 juta rupaih pada tahun 2008. Dengan kata lain terjadi peningkatan nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 19,33%. Tahun 2009 nilai PDRB per kapita meningkat sebesar 21,58% menjadi 10,50 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menjadi 12,87 juta rupiah atau meningkat sebesar 22,48% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 PDRB per kapita Kabupaten Pesawaran kembali mengalami peningkatan sebesar 16,58% menjadi 14,99 juta rupiah. Selama periode 2007-2011 nilai PDRB per kapita adhb Kabupaten Pesawaran rata-rata mengalami peningkatan sebesar 26,79% atau sebesar 1,94 juta rupiah per tahun.

Page 227: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-103

Tabel III-103. Peran Sektor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pesawaran Tahun 2011(%)

Lapangan Usaha 2011** Pertanian 2,56 Pertambangan dan Penggalian 0,01 Industri Pengolahan 0,96 Listrik dan Air Bersih 0,00 Bangunan 0,25 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,46 Pengangkutan dan Komunikasi 0,24 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,21 Jasa- jasa 0,73

Sumber: PDRB Kabupaten Pesawaran menurut Lapangan Usaha 2011

Gambar III-31. PDRB Per Kapita Kabupaten Pesawaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas

Dasar Harga Konstan (2000=100) Tahun 2007-2011 (Rupiah) Untuk mengetahui PDRB per kapita secara riil adalah dengan menghilangkan pengaruh kenaikan harga atau disebut dengan PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan masyarakat Kabaputen Pesawaran pada tahun 2007 adalah sebesar 3,70 juta rupiah. Pada tahun 2008 nilai ini mengalami peningkatan sebesar 3,98% atau menjadi sebesar 3,85 juta rupiah. Pada tahun 2009 nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 4,01 juta rupiah atau meningkat sebesar 4,32%. Kemudian pada tahun 2010 menjadi 4,18 juta rupiah atau meningkat sebesar 4,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 PDRB per kapita adhk Kabupaten Pesawaran kembali meningkat sebesar 5,27% menjadi 4,40 juta rupiah.

3.10.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1. Subsektor Tanaman Pangan Komoditas pertanian merupakan bagian penting dalam peran serta peningkatan ekonomi Kabupaten Pesawaran, dengan luas daerah kabupaten sebesar 117.377 ha, dari luas keseluruhan Kabupaten Pesawaran tersebut, 14.350 ha digunakan sebagai lahan sawah,

Adhb0

5,000,00010,000,00015,000,000

2007 2008 2009 2010* 2011**

Adhb 3,704,30 3,851,72 4,018,20 4,184,37 4,404,77

Adhk 7,240,53 8,640,18 10,504,6 12,866,0 14,999,6

Page 228: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-104

sedangkan sisanya yaitu 103.027 ha merupakan lahan bukan sawah dan lahan bukan pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah tadah hujan dengan satu kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah tegal/kebun. Detail produksi tanaman pangan dapat dicermati hingga ke unit komoditi. Diketahui bahwa total produksi tanaman pangan pada tahun 2010 mencapai 312.329 ton dari total luas areal panen 51.107 hektar. Produksi tanaman pangan didominasi oleh komoditi padi sawah sebesar 28.674 ton, Produksi padi sawah tersebut diperoleh dari lahan panen seluas 28.674 ha, sehingga rata-rata produksi padi sawah yaitu 50,68 kuintal per hektar. Produksi komoditi tanaman kedua terbesar yaitu jagung dengan produksi 81.673 ton dari 16.291 hektar luas lahan panen. Selengkapnya pada setiap komoditi tersaji pada Tabel III-104. Tabel III-104. Statistik Tanaman Pangan, 2010

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kuintal/Ha) Padi Sawah 28.674 145.332 50,68 Padi Ladang 1.606 5.413 33,70 Jagung 16.291 81.673 50,13 Ubi kayu 3.353 77.185 230,20 Ubi Jalar 142 1.409 99,23 Kacang Tanah 827 1.092 13,20 Kacang kedelai 78 91 11,67 Kacang Hijau 136 134 9,85

Total 51.107 312.329 498,66 Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Tabel III-105. Statistik Tanaman Sayur-sayuran, 2010

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kuintal/Ha)

Bawang Merah 9 18 20 Bawang Putih 3 6 20 Bawang Daun 0 0 0 Bayam 95 128,5 48,67 Buncis 74 66,2 34,12 Kangkung 102 351,53 202,03 Cabe Besar 1.831 278,65 1,52 Cabe Rawit 206 52,59 2,55 Kacang Panjang 129 127,4 98,76 Ketimun 70 137,9 19,7 Sawi 62 574 92,58 Terung 209 261,69 12,52 Tomat 114 98,8 8,67 Melinjo 96,6 8.621,70 0,89 Petai 39.202 4.665,10 1,19

Total 42202.6 15364.06 523.2 Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Pada kelompok tanaman sayur-sayuran, jumlah produksinya sepanjang tahun 2010 tercatat 15.364,06 ton dari luas panen 42.202,6 ha. Produksi komoditi sayuran tertinggi yaitu melinjo dengan 8.621,7 ton. Diikuti oleh petai sebanyak 4.665,1 ton,dan kangkung sebanyak 351,53 ton. Sedangkan komoditi dengan produktivitas lahan tertinggi yaitu kacang panjang

Page 229: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-105

dengan nilai mencapai 98,76 kuintal per hektar. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel III-105. Kabupaten Pesawaran termasuk penghasil tanaman obat karena kondisi dan iklim yang mendukung, Pada kelompok tanaman obat-obatan, jumlah produksinya sepanjang tahun 2010 tercatat 10.639,27 ton dari luas panen 50.189,9 ha dan produktivitas sebesar 24 kuintal/ha. Produksi komoditi sayuran tertinggi yaitu kunyit dengan 3.260 ton. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel III-106. Pada kelompok tanaman Buah-buahan, jumlah produksinya sepanjang tahun 2010 tercatat 6,157,539.81 ton dari luas panen 27,203,138.69 ha. Produksi komoditi Buah-buahan tertinggi yaitu pisang dengan 5.948.616,40 ton. Diikuti oleh Rambutan sebanyak 88.845,40 ton. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel III-107. Tabel III-106. Statistik Tanaman Obat-obatan, 2010

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kuintal/Ha) Jahe 39.929 3.984,70 1 Kencur 4.301 1.572,87 3,66 Kunyit 3.051 3.260 10,69 Lengkuas 1,9 1.309,60 6,89 Temulawak 2,907 512,1 1,76

Total 50.189,90 10.639,27 24 Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Tabel III-107. Statistik Tanaman Buah-buahan, 2010

Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kuintal/Ha) Alpokat 289,491 2.568,90 0,09 Mangga 42,99 20.284,80 4,72 Rambutan 604,067 88.845,40 1,47 Duku 3,138 220,9 0,7 Jeruk 2,056 158,3 0,77 Durian 89,012 9. 480,40 1,07 Jambu Biji 12,17 2.024,70 1,66 Jambu Air 9,5 974,7 1,03 Sawo 18,04 23.020 12,76 Pepaya 2.344.490 10.581,61 0,05 Pisang 23.733.045 5.948.616,40 2,51 Nenas 13,062 2.602,10 1,99 Salak 73.787 12.073,40 1,64 Belimbing 4,54 1.331,70 2,93 Nangka 30.559 8.787 2,88 Sukun 16.932 24.149 14,26 Manggis 115 91.5 7,96 Sirsak 3.302 1.729 5,24

Total 27,203,138.69 6,157,539.81 63,73 Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012

2. Sub sektor Perkebunan Produksi tanaman perkebunan rakyat terbesar terdapat pada komoditi kelapa dalam yaitu 8.814 ton, dan luas areal terbanyak ada pada komoditi kakao yaitu 15.147 ha. Sedangkan

Page 230: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-106

produktivitas terbesar terdapat pada komoditi kelapa sawit, yaitu 4.416 kg/ha. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel III-108. Tabel III-108. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Komoditi

di Kabupaten Pesawaran, 2010 Komoditi Luas Areal (Ha) Produk

si (Ton) Produktivitas

(Kg/Ha) Immature Mature Damaged Total Kopi Robusta 339,0 2.676,8 959,8 3.975,5 1.443,9 539,4 Kopi Arabika 0,0 108,0 17,5 125,5 52,5 486,1 Cengkeh 194,5 243,8 149,8 588,0 68,7 281,9 Lada 162,3 358,3 167,0 687,5 87,2 243,5 Kelapa Dalam 943,0 11.127,5 1.712,3 13.782,8 8.814,4 792,1 Kelapa Hybrida 0,0 869,5 71,5 941,0 708,8 815,2 Kelapa Sawit/ 73,0 438,5 ‐ 511,5 1.936,3 4.415,7 Karet 1.994,8 3.065,0 11,8 5.071,5 4.810,3 778,0 Kakao 5.952,5 7.274,3 1.920,0 15.146,8 8.517,8 1.171,0 Vanili 14,0 74,0 95,0 183,0 29,8 402,0 Aren 24,5 1.319,3 41,8 1.385,5 6,7 5,1 Kayu Manis 22,0 31,0 34,0 87,0 10,1 325,5 Kapuk Randu 4,0 9,0 4,5 17,5 2,6 288,9 Kemiri 36,3 78,5 23,5 138,3 31,7 403,6 Kenanga ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Nilam ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ P a l a 25,0 21,5 0,0 46,5 17,4 809,3 Pinang 24,5 35,3 31,5 91,3 7,7 217,6 Kapulaga ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ CabeJamu 43,8 123,5 53,3 217,5 25,4 205,5 Kumis Kucing ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Jambu Mete ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Sereh Wangi ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Jarak Pagar 143,8 121,3 0,0 265,0 0,1 0,7 Kelapa Benih ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Tembakau 6,0 ‐ ‐ 6,0 ‐ ‐

Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Produksi tanaman perkebunan Negara hanya mempunyai tiga komoditi dan yang terbesar ada pada komoditi karet yaitu 4.545 ton, dengan luas areal sebesar 4.504 ha. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel III-109. Tabel III-109. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Negara Menurut Jenis Komoditi

di Kabupaten Pesawaran, 2010

KOMODITI Luas Areal (Ha) Produksi

(Ton) Produktivitas

(Kg/Ha) Immature Mature Damaged Total K a r e t 1.780,0 2.724,0 0,0 4.504,0 4.545,0 1.668,5 Kelapa Sawit 69,0 700,0 0,0 769,0 0,0 0,0 Kakao 0,0 20,0 0,0 20,0 25,0 1.250,0

Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012

Page 231: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-107

3. Subsektor Peternakan Subsektor peternakan tergolong sebagai sektor basis dan prospektif, meskipun masih mencatat kontribusi yang rendah. Pada ternak besar, populasi sapi potong jauh lebih banyak daripada kerbau, masing-masing 13.041 ekor dan 3.369 ekor. Pada ternak kecil, populasi kambing mencapai 28.221 ekor, jauh melebihi populasi domba maupun babi. Populasi setiap ternak dan produksi daging disajikan pada Tabel III-110. Tabel III-110. Jumlah Populasi Ternak dan Produksi Dagingnya di Kabupaten Pesawaran,

2010 Populasi Ternak Populasi Ternak Ternak yang Dipotong Produksi Daging

Sapi Perah 0 0 0 Sapi Potong 13.041 378 192,3 Kerbau 3.369 123 107,9 Kuda 0 0 0 Kambing 28.221 124 21,3 Domba 6.433 72 132,8 Babi 424 62 24,5

Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Pada ternak unggas, populasi terbanyak dimiliki oleh Ayam Buras dengan populasi 141.228 ekor dan ayam ras pedaging 131.145 ekor. Pada Produksi telur ayam ras petelur menghasilkan telur paling banyak dengan jumlah produksi telur 132,8 ton, Populasi setiap ternak unggas dan produksi daging serta telurnya disajikan pada Tabel III-111. Tabel III-111. Jumlah Populasi Ternak Unggas dan Produksi Daging, Telurnya di Kabupaten

Pesawaran, 2010 Populasi Unggas Populasi Ternak Produksi Daging (Ton) Produksi Telur (Ton) Ayam Buras 141.228

132,8 36,5

Ayam Ras Petelur 17.248 132,8 Ayam Ras Pedaging 131.145 0 Itik 21.858 0 0

Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012

4. Subsektor Kehutanan

Bentuk-bentuk hasil hutan yang dihasilkan Kabupaten Pesawaran adalah dalam bentuk kayu bulat, dan kayu gergaji yang dapat dilihat pada Tabel III-112. Tabel III-112. Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Produksi Kayu di Kabupaten Pesawaran,

2010 Bulan Kayu Bulat (m3) Kayu Gergajian (m3) Kayu Lapis (m3) Januari 25.891 20.545 0 Februari 20.462 17.004 0 Maret 13.489 10.763 0 April 471 240 0 Mei 17.101 10.324 0 Juni 17.791 11.124 0

Page 232: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-108

Bulan Kayu Bulat (m3) Kayu Gergajian (m3) Kayu Lapis (m3) Juli 15.3 11.926 0 Agustus 11.06 7.58 0 September 9.368 7.878 0 Oktober 12.541 5.782 0 Nopember 12.8 9.763 0 Desember 15.311 8.98 0 Jumlah 171.585 121.909 0

Sumber : Kabupaten Pesawaran Dalam Angka,2012 Pada Komoditas Kayu Bulat Menurut Jenisnya kayu kelas tiga tanaman karet menyumbang produksi yang paling besar yaitu sebesar 16.586,1 m3 dari total produksi seluruh kayu sebesar 19.803,7 m3 hasil produksi kayu Kabupaten Pesawaran menurut jenisnya dapat dilihat pada Table III-113. Tabel III-113. Produksi Kayu Bulat Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran, 2010

Jenis Kayu Produksi M3 Kayu Kelas I Kayu Jati 1.194,6 Kayu Mahoni/Lainnya 0 Kayu Kelas II Kayu Kelas III 18.609,1 Campuran 1.607,1 Sengon 415,9 Akasia 0 Karet 16.586,1

Total 19.803,7 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran,2012

5. Subsektor Perikanan Produksi penangkapan ikan laut pada Kabupaten Pesawaran hanya terdapat di dua kecamatan saja dari tujuh kecamatan yang ada yaitu kecamatan Punduh Pidada dan Kecamatan Padang Cermin. Total produksi untuk perikanan laut di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2010 mencapai 9.312,10 ton hasil tersebut turun 5,88% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi perikanan tangkap menurut kecamatan dan subsektor di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel III-114. Tabel III-114. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor diKabupaten

Pesawaran,2010 (dalam Ton)

Kecamatan Perikanan Laut

Perkembangan % 2009 2010

Padang Cermin 5.001,27 4.725,90 -5.83 Punduh Pidada 4.858,43 4.586,20 -5.94 Total 9.859,70 9.312,10 -5.88

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesawaran,2012

Kabupaten Pesawaran mempunyai luas perairan umum (sungai, danau/waduk/bendungan, rawa), dengan potensi lestari yang terkandung di dalamnya sebesar 200 ton/th. Pada tahun 2009 telah dapat dimanfaatkan sebesar 14,00 ton, berarti tingkat pemanfaatannya baru mencapai 5,25%, dengan demikian peluang pemanfaatannya masih dapat dikembangkan sebesar 93,00%. Pada tahun 2010 ternyata pemanfaatan budidaya perikanan turun menjadi 19,5 ton.

Page 233: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-109

Tabel III-115. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor di Kabupaten Pesawaran, 2010 (dalam Ton) Komoditi Pemanfaatan (Ha) Produksi (Ton)

Budidaya Tambak 395,13 16.209,53 Budidaya Laut (Mutiara) 1.190,70 0,3 Budidaya Laut (KJA) Kerapu 98,03 614,00 Budidaya Laut (Rumput Laut) 77,00 986,09 Budidaya Mina Padi 16,91 13,78 Budidaya Kolam 196,85 1.694,70

Total 1.974,62 19.518,41 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesawaran,2012

b. Sektor Perindustrian Sektor perindustrian pada Kabupaten Pesawaran termasuk cukup kecil menyerap tenaga kerja. Dari 398.848 jiwa yang tercatat hanya 220 orang yang dapat diserap oleh sektor industri, dan sebagian besar bekerja pada industri makanan sebesar 160 orang dengan nilai investasi sebesar 220.448 milyar rupiah. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan banyaknya perusahaan, tenaga kerja, investasi dan nilai produksi menurut kode industri di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2010: Tabel III-116. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Menurut

Kode IndustriKabupaten Pesawaran, 2010

Kode Industri Jumlah

Perusahaan

Tenaga Kerja

(Orang)

Investasi (Milyar Rupiah)

Nilai Produksi (Milyar Rupiah)

Industri Makanan 186 160 228.408 ‐ Industri Minuman 3 40 23.4 286 Industri Pengolahan Tembakau ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Tekstil ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Pakaian Jadi ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki

1 5 40 425

Industri Kayu, Barang dari Kayu ‐ ‐ ‐ ‐ Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya

Industri Kertas dan Barang dari Kertas

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik

‐ ‐ ‐ ‐

Barang Galian Bukan Logam ‐ ‐ ‐ ‐ Logam Dasar ‐ ‐ ‐ ‐

Page 234: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-110

Kode Industri Jumlah Perusahaan

Tenaga Kerja

(Orang)

Investasi (Milyar Rupiah)

Nilai Produksi (Milyar Rupiah)

Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Peralatan Listrik ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer

‐ ‐ ‐ ‐

Industri Alat Angkutan Lainnya ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Furnitur 3 15 100 79.335 Industri Pengolahan Lainnya ‐ ‐ ‐ ‐ Industri Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan

‐ ‐ ‐ ‐

J u m l a h 193 220 391.808 790.335 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten

Pesawaran, 2012 Kabupaten Pesawaran adalah kabupaten baru yang masih berkembang sehingga industri kecil informal adalah kelompok industri yang paling banyak jumlahnya dengan 115 buah perusahaan disusul oleh kelompok industri kecil formal dengan jumlah perusahaan sebanyak 46 perusahaan dan menyerap jumlah tenaga kerja paling banyak sebesar 230 orang, berikut adalah tabel yang menunjukan banyaknya perusahaan, tenaga kerja, investasi dan nilai produksi menurut kelompok industri di Kabupaten Pesawaran, pada tahun 2010. Tabel III-117. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Menurut

Kelompok Industri Kabupaten Pesawaran, 2010

Kelompok Industri Jumlah

Perusahaan

Tenaga Kerja

(Orang)

Investasi (Milyar Rupiah)

Nilai Produksi (Milyar Rupiah)

Industri Kecil Formal 46 230 0,230 0,023

Industri Kecil Informal 115 210 0,210 0,012

Industri Menengah/Sedang 25 150 3,100 1,700 Industri Besar ‐ ‐ ‐ ‐ J u m l a h / T o t a l 186 590 3,540 1,735

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Pesawaran, 2012

c. Sektor Transportasi, Komunikasi dan Pariwisata Transportasi di Kabupaten Pesawaran masih sangat minim. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Kabupaten Pesawaran hanya terdapat dua unit bus, 566 unit pick up dan 275 unit truk. Kondisi jalan yang semakin membaik dari tahun ke tahun diharapkan akan meningkatkan jumlah sarana transportasi untuk masyarakat Kabupaten Pesawaran. Berikut adalah tabel yang menunjukan perkembangan panjang jalan menurut kondisi jalan Kabupaten Pesawaran.

Page 235: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-111

Tabel III-118. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Pesawaran (Km), 2008‐2010

Kondisi Jalan 2008 2009 2010 Baik 253,04 266,19 337,56 Sedang 39,22 39,22 22,74 Rusak 14,09 14,09 21,26 Rusak Berat 273,47 260,33 198,26 Total 579,82 579,82 579,82

Sumber: Dinas PU Kabupaten Pesawaran,2012 Pada tahun 2010, terdapat 21.588 lembar surat yang dikirim dari kantor pos yang ada di Kabupaten Pesawaran (ke dalam negeri sebanyak 20.141 lembar dan ke luar negeri sebanyak 1.447 lembar). Pengiriman paket pos sebanyak 5.757 kg dan wesel pos sebanyak 27.320 juta rupiah, berikut ini adalah produksi pos menurut jenisnya di Kabupaten Pesawaran. Tabel III-119. Produksi Pos Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran pada Tahun 2010

Jenis Pos Satuan PT. Pos PT. Pos PT. Pos PT. Pos PT. Pos

Pesawaran Padang Cermin

Hanura Kedondong Gedong Tataan

Tegineneng

1. Surat Pos lbr 2.61 10.176 2.945 3.435 2.422 21.588 a. Dalam

Negeri lbr 2.58 9.074 2.793 3.3 2.394 20.141

- Biasa lbr 900 2.593 1.811 2.412 1.48 9.196 - Tercatat lbr ‐ 484 ‐ ‐ ‐ 484 - Kilat Biasa lbr 720 1.485 ‐ 516 ‐ 2.721 - Kilat

Khusus lbr 960 3.837 982 372 914 7.065

- Kilat Tercatat

lbr ‐ 675 ‐ ‐ ‐ 675

- Faksimili lbr ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ b. Luar

Negeri lbr 30 1.102 152 135 28 1.447

- Biasa lbr 30 745 152 135 28 1.09 - Tercatat lbr ‐ 357 ‐ ‐ ‐ 357

2. Paket Pos Kg 3.16 1.304 463 595 235 5.757 a. Dalam

Negeri Kg 3.16 947 463 595 235 5.4

b. Luar Negeri

Kg ‐ 357 ‐ ‐ ‐ 357

3. Wesel Pos Rp Juta 14.842 3.3 2.642 4.371 2.165 27.32 a.Dikirim Rp Juta 3.684,00 1.800,00 500,23 1.420,50 487,39 7.892 b.Dibayar Rp Juta 11.158,45 1.500,00 2.142,00 2.950,00 1.677,57 19.428

Sumber: : PT. Pos Indonesia,2012 Jenis kendaraan wajib uji pada Kabupaten Pesawaran masih didominasi oleh mobil barang yaitu pick up tak umum dengan jumlah kendaraan 565, disusul dengan truk tak umum, untuk mobil penumpang hanya berjumlah 11 unit kendaraan, yaitu bus umum dengan jumlah dua unit, mikrolet tiga unit, dan mobil penumpang oplet berjumlah enam unit. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan jumlah kendaraan wajib uji menurut jenis kendaraan di kabupaten pesawaran pada tahun 2010.

Page 236: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-112

Tabel III-120. Jumlah Kendaraan Wajib Uji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Pesawaran pada Tahun 2010

Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Mobil Barang Truk Umum 118 Mobil Barang Pick Up Umum 1 Mobil Barang Truk Tak Umum 157 Mobil Barang Pick Up Tak Umum 565 Mobil Bus Umum 2 Mobil Mikrolet 3 Mobil Bus Tak Umum ‐ Kereta Tempelan

Mobil Penumpang /Oplet 6 Mobil Tangki

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Pesawaran,2012 Potensi pariwisata di Kabupaten Pesawaran cukup besar, objek wisata yang terdapat di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel III-121. Tabel III-121. Nama Objek Wisata serta perkembangan jumlah pengunjung di Kabupaten

PesawaranTahun 2008-2010

No Nama Objek Wisata Lokasi Jumlah Pengunjung

2008 2009 2010 1 Pantai Mutun Town Beach Pantai Mutun

4.012 4.507 5.532 2 Pantai Mutun Haruna Jaya Pantai Mutun 3 Pantai Sekar Wana Pantai Sekar Warna 4.520 5.512 6.007 4 Pantai Quin Arta Pantai Quin Arta 3.562 5.103 5.416 5 Pantai Ringgung Haruna Pantai Sidodadi 1.807 2.111 2.528 6 Pantai Tangkil Pantai Tangkil 2.054 3.009 3.531 Jumlah 15.955 20.242 23.014

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pesawaran,2012

d. Sektor Jasa dan Konstruksi Perkembangan pembangunan sektor jasa kontruksi yang dilaksanakan di Kabupaten Pesawaran selama periode 2007 sampai 2011 yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap sektor jasa dan konstruksi adalah pembangunan infrastruktur jalan, serta bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor jasa kontruksi memberikan kontribusi terhadap perekonomian dan pembentukan PDRB Kabupaten Pesawaran.

3.10.3. Profil UMKM Potensi Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Pesawaran. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Dalam rangka mempertahankan keberadaannya dan meningkatkan pendapatan UMKM, diperlukan adanya pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM. Untuk itu perlu dipetakan permasalahan yang dihadapi UMKM diantaranya kualitas SDM, kemampuan manajerial, permodalan, pemasaran hasil komoditi hingga terbatasnya sarana dan prasarana. Guna mengoptimalkan pertumbuhan UMKM diperlukan dukungan dari birokrasi terkait dengan pembinaan dan pengembangan hingga kemudahan perizinan

Page 237: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-113

yang berujung kepada penerbitan tanda daftar perusahaan pada Kabupaten Pesawaran. Pada tahun 2010 untuk penerbitan tanda perusahaan terbesar adalah PO atau perusahaan perorangan sebesar 183 tanda daftar perusahaan disusul oleh CV dengan 40 tanda daftar perusahaan. Berikut adalah tabel yang menunjukan jumlah penerbitan tanda daftar perusahaan berdasarkan jenis perusahaan pada kabupaten pesawaran. Tabel III-122. Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Kabupaten Pesawaran, 2010

Jenis Perusahaan

Perseroan Terbatas (PT) Koperasi

Persekutuan Komanditer

(CV)

Persekutuan Firma (Fa)

Perusahaan Perorangan

(PO) Jumlah

Jumlah 25 3 40 4 183 255 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten

Pesawaran, 2012 Jumlah koperasi di Kabupaten Pesawaran dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, jumlah koperasi di Kabupaten Pesawaran mencapai 151 koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 69.610 anggota dan volume usaha mencapai 33.549 juta. Koperasi yang perkembangannya paling cepat adalah koperasi pertanian. Pada tahun 2008, kopertani hanya berjumlah 6 unit dan meningkat menjadi 47 unit pada tahun 2009. Berikut adalah tabel yang menunjukan Perkembangan Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran 2008‐2010 : Tabel III-123. Perkembangan Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Pesawaran 2008‐2010

No Jenis Koperasi 2008 2009 2010 1 Koperasi Unit Desa 11 12 12 2 Koperasi Pertanian (Kopertan) 46 47 49 3 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 2 2 2 4 Koperasi Perkebunan 3 3 3 5 Koperasi Peternakan ‐ ‐ ‐ 6 Koperasi Perikanan 8 8 8 7 Koperasi Perkreditan 1 1 2 8 Koperasi Serba Usaha 1 11 7 9 Koperasi Pondok Pesantren 7 7 9 10 Koperasi Pedagang Pasar 8 8 6 11 Primkopti 1 1 1 12 Koperasi Pegawai RI 5 5 10 13 Koperasi TNI/Polri ‐ 1 ‐ 14 Koperasi Pepabri ‐ ‐ ‐ 15 Koperasi Industri/Kerajinan 4 4 5 16 Koperasi Wanita 1 2 4 17 Koperasi Angkatan Laut 2 2 1 18 Koperasi Buruh/Karyawan 1 ‐ 1 19 Koperasi Veteran ‐ ‐ ‐ 20 Koperasi Mahasiswa ‐ ‐ ‐ 21 Koperasi Pedagang Kaki Lima ‐ ‐ ‐ 22 Koperasi Jamu ‐ ‐ ‐ 23 Koperasi Lainnya / Jasa 4 6 26 24 Koperasi Baitul Malwa Tamwil 4 5 5 Jumlah / Total 119 125 151

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Pesawaran, 2012

Page 238: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-114

Kabupaten Pesawaran adalah kabupaten yang masih mengandalkan sektor pertanian dan sebagian besar masyarakatnya pun mata pencahariannya adalah bertani. Tidak dipungkiri adanya koperasi unit desa untuk membantu masyarakat Pesawaran terlihat dari banyaknya anggota KUD Kabupaten Pesawaran sebesar 2.660 anggota dengan volume usaha dari berbagai sektor pertanian sebesar 6.850 juta. Berikut adalah perkembangan Koperasi Unit Desa dan Non Koperasi Unit Desa (Non KUD) di Kabupaten Pesawaran, 2010. Tabel III-124. Perkembangan Koperasi Unit Desa dan Non Koperasi Unit Desa (Non KUD) di

Kabupaten Pesawaran, 2012

Koperasi Jumlah Koperasi

Jumlah Anggota

Asset (Juta)

Volume Usaha (Juta)

SHU (Juta)

Koperasi Unit Desa (KUD) 12 2.66 3.94 6.85 452 Non Koperasi Unit Desa (Non KUD) 139 66.95 20.65 33.549 1.735

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Pesawaran, 2012

Faktor penghambat UMKM Pembangunan UMKM pada Kabupaten Pesawaran akan memberikan manfaat terhadap terbukanya lapangan kerja, dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan akan membuka akses ke sumber modal. Teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing di bidang perekonomian. Namun dalam perkembangan pembangunan ekonomi, berbagai masalah masih dihadapi oleh kebanyakan UMKM, seperti halnya, kurangnya akses pasar, permodalan, jaringan usaha dan sebagainya. Hal itu pun akan berpengaruh pada rendahnya produktivitas dan daya saing UMKM. Hambatan yang berat dalam perekonomian tersebut dapat diminimalkan salah satunya dengan dukungan pemasaran melalui pameran dan kegiatan promosi lainnya, yang akan memberikan motivasi yang cukup besar dalam menumbuhkan dan mengembangkan usahanya menjadi lebih baik. Selain itu peningkatkan kualitas SDM, informasi, akses pasar, peran pelaku usaha dalam membantu pemasaran produk usaha kecil, dapat memenuhi persaing dengan para pelaku usaha lainnya dan secara bertahap akan dapat membangun pencitraan terhadap produknya. Pembentukkan iklim usaha yang kondusif harus mendapat perhatian yang serius, terutama berkenaan dengan kebijakan-kebijakan mengenai UMKM. Hal ini perlu diperhatikan karena permodalan, produksi, pemasaran dan jiwa kewirausahaan para pelaku usaha, sampai kini masih merupakan permasalahan UMKM Kabupaten Pesawaran yang cukup mendasar.

3.10.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Pesawaran dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, diketahui bahwa pada tahun 2011, tercatat telah disalurkan pinjaman sebesar Rp 53,573 milyar. Data ini bisa saja lebih kecil dari data besaran pinjaman yang telah disalurkan sebenarnya. Hal ini disebabkan, pendataan yang didapatkan pada Kabupaten Pesawaran baru dilakukan pada Bulan Nopember 2011. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, diketahui telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 835,747 milyar.

Page 239: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-115

Tabel III-125. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Pesawaran Tahun 2010-2012

No Subsektor Tahun

2011 (Rp ‘juta)

2012 (Rp ‘juta)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1.226 27.992 2 Pertambangan dan Penggalian 46 1.324 3 Industri Pengolahan 2.022 34.476 4 Listrik, Gas dan Air 22 116 5 Konstruksi - 2.916 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 47.240 727.255 7 Pengangkutan dan Komunikasi 287 4.648 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1.229 14.201 9 Jasa-jasa 1.501 22.820 10 Tidak teridentikasi - 0

TOTAL 53.573 835.747 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah

Berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peran signifikan perbankan dalam membantu UMKM di Kabupaten Pesawaran, khususnya dalam aspek permodalan UMKM. Peningkatan jumlah kredit yang diberikan menunjukkan adanya peningkatan peran perbankan dalam membantu pembiayaan UMKM. Meskipun tidak terdapat data yang menunjukkan penyaluran kredit perbankan berdasarkan jenisnya, namun pada umumnya alokasi kredit kepada UMKM digunakan untuk modal kerja.

3.11. KABUPATEN PRINGSEWU

3.11.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB atas harga berlaku Kabupaten Pringsewu selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 perkembangan perekonomian Kabupaten Pringsewu terus meningkat. Nilai PDRB tahun 2011 mencapai 3.313.305 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB tahun 2010 yang nilainya sebesar 2.963.315 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 11,81%. Hal ini terjadi karena persentase kenaikan produksi dan perubahan harga komoditi pada tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2010. Tabel III-126. Perkembangan PDRB tahun 2009-2010

Tahun Harga Konstan Harga Berlaku 2009 1.262.945 2.536.309 2010 1.350.744 2.963.315 2011 1.446.602 3.313.305

Sumber: PDRB Kabupaten Pringsewu menurut Lapangan Usaha 2011 Sedangkan tingkat perkembangan pertumbuhan suatu perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari PDRB harga konstan. PDRB Kabupaten Pringsewu atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2011 PDRB harga konstan Kabupaten Pringsewu sebesar 1.446.602 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010 nilai PDRB harga konstannya mencapai 1.350.744 juta rupiah, atau PDRB Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 7,10%. Dengan menggunakan PDRB harga konstan kita dapat mengetahui laju pertumbuhan suatu daerah, karena PDRB berdasarkan harga konstan nilainya tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa menjadi kurang berarti bagi

Page 240: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-116

masyarakat jika tidak disertai dengan pemerataan pendapatan. Harga tahun dasar yang digunakan untuk perhitungan saat ini adalah harga tahun 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sedikit meningkat dari pada pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 7,10%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 6,95%. Walaupun pertumbuhan tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan tetapi masih terdapat sektor yang mengalami perlambatan yaitu sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2010. Sedangkan 7 sektor lainnya yaitu peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun 2010. Tabel III-127. Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2011

No Sektor Pertumbuhan

2010 2011 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan -1,82 -1,21 2 Pertambangan dan Penggalian 1,45 15,38 3 Industri Pengolahan 7,22 4,89 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,15 -1,10 5 Konstruksi 10,24 12,08 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,14 6,36 7 Transportasi dan Komunikasi 13,34 15,75 8 Keuangan, Pesawaran dan Jasa Perusahaan 11,86 4,99 9 Jasa-jasa 24,71 24,48

Sumber: PDRB Kabupaten Pringsewu menurut Lapangan Usaha 2011 Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa yaitu sebesar 24,48%, kemudian di peringkat kedua pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,75%. Sedangkan tingkat pertumbuhan terkecil terjadi pada sektor pertanian yang mengalami penurunan sebesar 1,21% di bandingkan dengan tahun 2010. Perekonomian Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor, yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu masih berpola tradisional di mana masih didominasi oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Pada tahun 2011 kontribusinya sebesar 35,60%, dan pada tahun 2010 kontribusinya mencapai 37,34%. Pergeseran kenaikan dan penurunan kontribusi tidak terlalu besar, sehingga secara umum struktur perekonoian Kabupaten Pringsewu tidak mengalami pergeseran jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelum.

3.11.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1. Sub Sektor Tanaman Pangan Produktivitas tanaman padi selalu meningkat setiap tahun, akan tetapi produksi kadang mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya konversi lahan. Sektor pertanian khususnya tanaman pangan merupakan penunjang perekonomian terbesar penduduk Kabupaten Pringsewu. Oleh karena itu, produktivitas tanaman pangan khususnya padi perlu terus ditingkatkan. Apabila dilihat dari produksi dan luas panen telah terjadi penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Hal ini karena banyaknya lahan sawah yang telah menjadi bangunan, terutama sejak pringsewu menjadi kabupaten sendiri. Luas panen dan produksi padi sawah di Kabupaten Pringsewu tahun 2010, terlihat pada tabel III-128. Pada data tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Gadingrejo memiliki luas panen yang terbesar

Page 241: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-117

hingga mencapai 5.795 ha, diikuti Kecamatan Padarsuka yang mencapai luas panen 4.420 ha dan Kecamatan Ambarawa sebesar 3.583 ha, Kecamatan Pagelaran 3.177 ha dan Kecamatan Sukoharjo 2.006 ha. Produksi padi sawah tertinggi terdapat pada Kecamatan Gadingrejo hingga mencapai 30.134 ton, diikuti Kecamatan Padarsuka 22.984 ton, Kecamatan Ambarawa 18.632 ton, Kecamatan Pagelaran 16.520 ton, Kecamatan Sukoharjo 10.431 ton dan Kecamatan Pringsewu 10.249 ton. Selain padi, jagung merupakan komoditi terbesar kedua di Kabupaten Pringsewu. Pada tahun 2011, produksi jagung mengalami banyak penurunan dari 49.239 ton tahun 2010 menjadi 27.132 ton pada tahun 2011.Komoditi ubi kayu merupakan komoditi tanaman pangan terbesar ketiga di Kabupaten Pringsewu. Namun perkembangan komoditi ini di tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, produksi ubi kayu di Kabupaten Pringsewu mencapai 27.668 ton, sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi 19.125 ton. Penurunan produksi terjadi pada hampir seluruh komoditi tanaman pangan kecuali kedelai. Penurunan produksi ini terjadi akibat menurunnya luasan panen komoditi yang dibudidayakan, sedangkan pada komoditi kedelai mengalami peningkatan luasan panen sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan produksi kacang kedelai di Kabupaten Pringsewu. Tabel III-128. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Pringsewu Tahun 2010

No Kecamatan Luas Panen Produksi 1 Padarsuka 4.420 22.984 2 Ambarawa 3.583 18.632 3 Pagelaran 3.177 16.520 4 Pringsewu 1.971 10.249 5 Gadingrejo 5.795 30.134 6 Sukoharjo 2.006 10.431 7 Banyumas 1.182 6.146 8 Adiluwih 841 4.373 Jumlah 22.975 119.469

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pringsewu. Tabel III-129. Statistik Luas Panen dan Produksi Padi dan Tanaman pangan Kabupaten

Pringsewu, 2010-2011

Komoditi 2010 2011

Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Padi 22.975 119.469 21.819 114.273 Jagung 10.702 49.230 5.596 27.132 Ubi Kayu 1.403 27.668 954 19.125 Ubi Jalar 41 391 0 0 Kedelai 82 98 172 202 Kacang Hijau 60 55 60 55 Kacang Tanah 590 651 259 289

Sumber: Pringsewu Dalam Angka 2012 Selama tahun 2011 luas areal panen tanaman sayuran di Kabupaten Pringsewu seluas 10.233 ha, dengan produksi sebanyak 22.016 ton. Produksi tanaman sayur-sayuran yang tertinggi produksinya adalah cabe sebanyak 16.263 ton dengan luas panen 668 ha, bawang daun dengan produksi mencapai 1.415 dan luas panen 47 ha, ketimun tomat dengan produksi 888 ton dengan luas panen 98 ha, dan kacang panjang dengan produksi mencapai 698 ton dengan luas panen 125 ha. Sedangkan produksi sayuran yang terendah terdapat pada labu siam sebesar 7 ton dengan luas panen 4 ha. Rekapitulasi luas areal dan produksi tanaman sayur-sayuran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III-130.

Page 242: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-118

Tabel III-130. Luas panen dan Produksi tanaman Sayuran di Kabupaten Pringsewu tahun 2011

No Jenis Sayuran Luas Panen Produksi 1 Bawang Merah - - 2 Bawang Putih - - 3 Bawang Daun 47 1.415 4 Kentang - - 5 Kol - - 6 Wortel - - 7 Lobak - - 8 Petsai/Sawi 35 501 9 Kacang merah 2 - 10 Cabe 668 16.263 11 Terong 99 538 12 Tomat 98 888 13 Mentimun 58 531 14 Kacang panjang 125 698 15 Buncis 59 377 16 Kangkung 33 284 17 Bayam 35 469 18 Labu Siam 4 7 Jumlah 10.233 22.016

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pringsewu. 2011 Tanaman buah-buahan juga masih menjadi unggulan di Kabupaten Pringsewu. Hal ini terlihat dari besarnya luas panen dan hasil produksi yang dihasilkan. Luas panen dan produksi tanaman buah-buahan pada tahun 2011 seluas 429.376 ha dengan produksi mencapai 10.149 kw. Produksi buah-buahan tertinggi dihasilkan dari tanaman pisang sebanyak 6.532 kw dengan luas panen 327.108 ha. Komoditas tanaman pisang masih menjadi unggulan di Kabupaten Pringsewu. Selanjutnya produksi buah-buahan yang masih menjadi unggulan di Kabupaten Pringsewu yaitu sawo dengan produksi sebesar 714 kw dan luas panen sebesar 2.338 ha. Sedangkan tanaman durian memiliki luas panen yang cukup besar hingga mencapai 23.960 ha sedangkan produksinya hanya 303 kw, hasil produksi ini masih di bawah tanaman nangka, jambu biji, alpocado, papaya, dan mangga walaupun luas panen jauh lebih kecil dari tanaman durian. Produksi terendah terdapat [ada tanaman nanas dengan produksi 10 kw dan luas panen 400 ha. Jumlah luas panen dan produksi tanaman buah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III-131. Tabel III-131. Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kab. Pringsewu tahun 2011

No Buah - Buahan Luas Panen (ha) Produksi (Kuintal) 1 Alpokado 3.040 389 2 Mangga 7.170 355 3 Rambutan 8.535 61 4 Duku 522 - 5 Jeruk Siam 8.600 30 6 Jeruk Besar - - 7 Jeruk Valensia - - 8 Durian 23.960 303 9 Jambu Biji 1.318 405 10 Jambu Bol - -

Page 243: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-119

No Buah - Buahan Luas Panen (ha) Produksi (Kuintal) 11 Sawo 2.338 714 12 Pepaya 4.920 358 13 Pisang 327.108 6.532 14 Nenas 400 10 15 Salak 8.025 40 16 Belimbing 1.527 44 17 Manggis 300 23 18 Nangka 26.514 501 19 Sirsak 860 119 20 Sukun 4.239 265 Jumlah 429.376 10.149

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pringsewu.2011

2. Sub Sektor Perkebunan Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan sedikit menunjang perekonomian sebagian penduduk Pringsewu. Untuk tanaman perkebunan, kelapa sawit merupakan komoditi terbesar yang menghasilkan jumlah produksi mencapai 14.362 ton. Kopi merupakan komoditi terbesar kedua, di mana pada tahun 2011 produksinya mencapai 4.507 ton. Komoditi terbesar selanjutnya adalah kakao dengan besaran produksi mencapai 4.096 ton. Tabel III-132. Luas Areal dan Produksi Tanaman di Kabupaten Pringsewu tahun 2011

No Kecamatan Luas Areal (Ha)

Produksi Produktifitas TBM TM TT/TR Jumlah

1 Kopi 38 5.769 440 6.246 4.507 690 2 Cengkeh - 3 19 22 0 16 3 Lada 52 703 102 856 426 709 4 Kelapa - - - - - - 5 Kelapa Hibrida - 5 - 5 - 1.600 6 Karet 241 74 - 315 185 2.497 7 Kakao 904 5.178 861 6.942 4.096 703 8 Vanili - - - - - - 9 Aren 8 20 1 28 468 240 10 Kayu Manis 3 6 - 9 125 200 11 Kapuk - - - - - - 12 Kemiri - - - - - - 13 Nilam - 1 - 1 0 75 14 Kelapa Sawit 246 759 - 1.004 14.362 18.934 15 Pala - - - - - - 16 Pinang 2 21 - 23 5 227 17 Cabe Jawa - - - - - - 18 Jarak Pagar - - - - - - 19 Tembakau - 188 - 188 387 1.963

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pringsewu.2011

Page 244: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-120

Tabel III-133. Produksi Komoditas Perkebunan, 2010-2011

Komoditas Produksi (Kg) Pertumbuhan

2010-2011 (%) 2010 2011 Karet 54.165 184.753 241,09 Kelapa Dalam 5.472.557,13 7.656.680 39,91 Kelapa Hibrida 5.400 8.000 48,15 Kelapa Sawit 1.555.218,69 14.361.629 823,45 Aren 25.740 4.680 -81,81 Pinang 11.056,25 4.654 57,91 Tembakau 100.600 387.250 284,940 Nilam 2.000 75 -96,25 Kopi Robusta 3.352.157,45 4.507.325 34,46 Kakao 3.202.906,25 4.096.015 27,88 Vanili 0 0 0 Cengkeh 0 313 313 Kayu Manis 12.500 12.500 0 Lada 563.250 425.810 -24,40

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pringsewu 2011

3. Sub sektor Kehutanan Luas hutan lindung di Kabupaten Pringsewu adalah 7.557,24 ha yang terdiri dari Register 21 dan Register 22 dan hutan rakyat yang belum memilili data statistik. Seperti dikutip dari data statistik Kementerian Kehutanan, sampai dengan tahun 2004, lahan kritis di Indonesia tercatat seluas 30,19 juta ha, meliputi kategori lahan kritis seluas 23,31 juta ha dan sangat kritis seluas 6,89 juta ha. Berkaitan dengan hal tersebut maka kegiatan-kegiatan pusat di kementerian kehutanan difokuskan pada kegiatan konservasi sumberdaya hutan. Dinas Perkebunan, Kehutanan, TPH Kabupaten Pringsewu mempunyai tugas mensukseskan kegiatan tersebut. Pada tahun 2010 Dinas Perkebunan, Kehutanan, TPH Kabupaten Pringsewu menerima bantuan bibit berupa kegiatan OMOT (One Man One Tree) sebanyak 40.000 batang dan pada tahun 2011 menerima bantuan bibit kehutanan berupa kegiatan OBIT (One Billion Indonesian Trees) sebanyak 20.000 batang tahun 2010 dan 35.000 batang pada tahun 2011.

b. Sektor Pertambangan Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Pringsewu mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup besar apabila kita bandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. pada tahun 2010 pertumbuhan sebesar 1,45% dan pada tahun 2011 pertumbuhannya menjadi 15,38%. Hal ini memperlihatkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian masih perlu dikembangkan sehingga pada tahun-tahun yang akan datang sumbangan dari sektor ini bisa meningkatkan PDRB Kabupaten Pringsewu.

c. Sektor Perindustrian Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2011 mengalami sedikit pelambatan apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, pertumbuhan dari sektor ini sebesar 7,22% dan pada tahun 2011 pertumbuhannya sama sebesar 7,22%. Kelompok industri yang mempunyai peran terbesar adalah kelompok industri makanan, minuman dan tembakau dan kelompok industri semen dan bahan galian bukan logam. Di mana kebanyakan industri yang ada di Kabupaten Pringsewu rata-rata bergerak di kedua kelompok ini, mulai dari industri kecil dan kerajinan rumah tangga, lalu industri sedang

Page 245: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-121

sampai dengan beberapa industri besar yang ada di kabupaten Pringsewu bergerak di kedua kelompok ini, seperti disajikan dalam Tabel III-134. Tabel III-134. Keadaan Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka Formal (ILMEKA) Menurut

Jenis Usaha di Kabupaten Pringsewu Tahun 2011

No Jenis Industri Banyak-nya Unit Usaha

Tenaga Kerja

(orang) Satuan

Kapasitas Produksi Pertahun

Investasi (Rp 000)

Nilai Produksi (Rp000)

1 Photo Copy - - - - - -

2 Minyak Asiri - - - - - -

3 Ubin Teraso - - - - - -

4 Kapur - - - - - -

5 Gerabah Keramik - - - - - -

6 Bata Merah 314 15.570 buah 196.250.000 1.570.000 9.812.500

7 Genteng 229 1.145 buah 94.462.500 11.450.000 70.846.875

8 Cor Logam - - - - - -

9 Alat Pertanian - - - - - -

10 Pandai Besi - - - - - -

11 Perabot RT dari Besi - - - - - -

12 Perabot RT dari Logam - - - - - -

13 Barang Logam/Bangunan

- - - - - -

14 Reparasi Mesin Industri - - - - - -

15 Service Mesin - - - - - -

16 Karoseri Bak Mobil - - - - - -

17 Bengkel Motor - - - - - -

18 Tukang Mas - - - - - -

19 Konveksi - - - - - -

20 Pakaian Jadi - - - - - -

21 Tenun/Sulam Tapis 2 55 Lembar 660 330.000 1.089.000

22 Tas Gantung - - - - - -

23 Sepatu - - - - - -

24 Gitar - - - - - -

25 Anyaman Sabut Kelapa - - - - - -

26 Anyaman Mendong

- - - - - -

27 Sapu Ijuk - - - - - -

28 Garam Beryodium - - - - - -

29 Paping block - - - - - -

30 Furniture - - - - - -

Jumlah 545 2.770 13.350.000 81.748.375 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Pringsewu 2011 Tabel tersebut memperlihatkan keadaan industri logam mesin kimia dan aneka formal di Kabupaten Pringsewu tahun 2011. Industri yang paling banyak terdapat di Kabupaten

Page 246: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-122

Pringsewu yaitu industri bata merah dan genteng yang juga masih menjadi ungulan dengan jumlah masing-masing mencapai 314 dan 229 unit usaha. Kedua jenis industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 15.570 dan 1.145 orang dengan produksi per tahun mencapai 196.250.000 dan 94.462.600, sedangkan nilai produksi kedua jenis industri tersebut mencapai Rp 9.812.500 ribu dan Rp 70.846.875 ribu. Untuk jenis industri hasil pertanian kehutanan (IHKP) di Kabupaten Prinsewu pada tahun 2011, industri yang menjadi unggulan yaitu usaha penggilingan padi dengan banyaknya unit usaha mencapai 158 buah dan penyerapan tenaga kerja sebesar 790 orang. Jenis usaha ini memiliki nilai produksi sebesar Rp 118.500.000 ribu, seperti disajikan dalam Tabel III-135. Tabel III-135. Keadaan Industri Hasil Pertanian Kehutanan (IHKP) Dirinci Menurut Jenis Usaha

di Kabupaten Pringsewu Tahun 2011

No Jenis Industri

Banyak-nya Unit

Usaha

Tenaga Kerja Satuan

Kapasitas Produksi Pertahun

Investasi Nilai

Produksi (Rp 000)

1 Sambel Cabe Giling - - - - - -

2 Pengolahan Ikan - - - - - -

3 Minya Kelapa - - - - - -

4 Pengupasan Kopi - - - - - -

5 Pengolahan Kopra - - - - - -

6 Roti - - - - - - 7 Gula Merah - - - - - - 8 Gula Semut - - - - - - 9 Sagu Aren - - - - - -

10 Pati Palma - - - - - - 11 Kopi Bubuk - - - - - - 12 Es Balok - - - - - - 13 Kecap - - - - - - 14 Tempe - - - - - - 15 Tahu - - - - - - 16 Kelanting - - - - - - 17 Kerupuk - - - - - - 18 Kerupuk Ulir - - - - - - 19 Dodol - - - - - -

20 Penggergajian Kayu - - - - - -

21 Pengolahan Kayu - - - - - -

22 Anyaman Bambu - - - - - -

23 Ukiran - - - - - - 24 Rotan - - - - - - 25 Mebel Kayu - - - - - -

26 Perabotan RT dari Kayu - - - - - -

Page 247: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-123

No Jenis Industri

Banyak-nya Unit

Usaha

Tenaga Kerja Satuan

Kapasitas Produksi Pertahun

Investasi Nilai

Produksi (Rp 000)

27 Mebel Rotan - - - - - -

28 Tempurung Kelapa - - - - - -

29 Arang Kayu - - - - - -

30 Penggilingan Padi 158 790 - 59.520.000 66.175.000 118.500.000

31 Air Minum Kemasan - - - - - -

Jumlah 158 790 - 59.520.000 66.175.000 118.500.000 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pringsewu 2011

d. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pada tahun 2011 sektor perdagangan mengalami perlambatan pertumbuhan yang sangat baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu 4,14% pada tahun 2010 menjadi 6,34% pada tahun 2011. Peningkatan pertumbuhan terjadi pada semua subsektor, dimana subsektor perdagangan besar dan eceran dari 3,96% di tahun 2010 menjadi 6,00% di tahun 2011, sub sektor hotel dari 11,05% pada tahun 2010 menjadi 12,56% pada tahun 2011. Sedangkan subsektor restoran mengalami peningkatan pertumbuhan dari 7,10% di tahun 2010 menjadi 11,71% di tahun 2011.

e. Transportasi dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan pertumbuhan dari 13,34% pada tahun 2010 menjadi 15,71 pada tahun 2011. Peningkatan pertumbuhan sektor ini didukung oleh pertumbuhan kedua sub sektor. Subsektor komunikasi mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,87% di tahun 2010 menjadi 13,07% di tahun 2011. Subsektor pengangkutan mengalami pertumbuhan dari 53,00% di tahun 2010 menjadi 17,00% di tahun 2011. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2010 sebesar 6,00% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 6,65%. Kontribusi subsektor pengangkutan mengalami peningkatan kontribusi dari 3,82% ditahun 2010 menjadi 4,15% ditahun 2011. Hal yang sama terjadi pada sub sektor komunikasi yang mengalami sedikit peningkatan kontribusi dari 2,18% di tahun 2010 menjadi 2,50% di tahun 2011. Jalan sebagai sarana penunjang sektor transportasi memiliki peran penting khususnya untuk transportasi darat. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah membangun jalan sepanjang 27,90 km jalan nasional; 36,72 km jalan provinsi; dan 522,88 km jalan kabupaten. Jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan yang sudah di aspal sebanyak 327 atau sebesar 62,53% dari total keseluruhan jalan kabupaten. Selain itu untuk jenis permukaan yang belum diperbaiki dengan kata lain masih berupa tanah sebanyak 34,15% atau sebesar 179 km. Sedangkan berdasarkan kondisi jalan kabupaten yang termasuk kategori baik sepanjang 107 km atau sekitar 20,45% dari total keseluruhan. Kondisi jalan dengan keadaan rusak masih yang terbanyak dengan panjang mencapai 206 atau sekitar 39,42% dari total keseluruhan jalan kabupaten, seperti disajikan dalam Tabel III-136.

Page 248: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-124

Tabel III-136. Panjang Jalan di Kabupaten Pringsewu Dirinci Menurut Kondisi dan Kelas Tahun 2011

No Keadaan Status Jalan

Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten I. Jenis Permukaan 1 Diaspal 28 37 327 2 Kerikil - - 6 3 Tanah - - 11 4 Batu - - 179 II. Kondisi Jalan 1 Baik 28 7 107 2 Sedang - - 182 3 Rusak - 13 206 4 Rusak Berat - 17 28

III. Kelas Jalan 1 Kelas I - - - 2 Kelas II - - - 3 Kelas III - - - 4 Kelas III A - - - 5 Kelas III B - - - 6 Kelas III C - - - 7 Kelas tidak Terkunci 28 37 523

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pringsewu 2011 Pada tahun 2011 di Kabupaten Pringsewu terdapat 505 buah angkutan penumpang, 1040 angkutan barang, 51 armada bis dan kendaraan motor sebanyak 63,298 buah dengan total keseluruhan mencapai 64.894 unit. Jumlah terbanyak adalah jenis kendaraan roda dua yang mencapai 63.298 unit. Selanjutnya pickup dan mini bus dengan masing-masing mencapai 580 dan 420 kendaraan, seperti disajikan dalam Tabel III-137. Tabel III-137. Banyaknya Kendaraan yang Terdaftar di Kabupaten Pringsewu tahun 2011

No. Jenis Kendaraan Jumlah 1 Bus 51 2 Mini Bus 420 3 Pick Up 580 4 Truck 460 5 Sedan 85 6 Jeep - 7 Ambulance - 8 Tangki - 9 Kendaraan Roda 2 63.298 Jumlah 64.894

Sumber : Kantor SAMSAT Kabupaten Pringsewu 2011 Sub-sektor komunikasi meliputi pos dan telekomunikasi. Kantor pos yang terdapat di Kabupaten Pringsewu yakni kantor pos Sukoharjo, Pagelaran, Pringsewu, Gading Rejo, dan Ambarawa. Pengiriman terbanyak pada kantor pos Pringsewu dengan pos biasa sebesar 19.725 pengiriman, pos kilat 420.711 kiriman dan Kilat khusus sebanyak 61.428 kiriman, seperti disajikan pada Tabel III-138. Sedangkan untuk pengiriman keluar kabupaten kantor pos Pringsewu juga masih mendominasi dalam pelayanan pengiriman paket dengan layanan pos biasa sebanyak 21.613 kiriman dan layanan pos kilat sebanyak 47.159 kiriman, sedangkan layanan kilat khusus sebanyak 64.376 kiriman.

Page 249: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-125

Tabel III-138. Banyaknya Surat Pos/Paket yang Masuk dari Kantor Pos Kabupaten Pringsewu

Tahun 2010 No Kantor Pos Pos Biasa Pos Kilat Kilat Khusus Tercatat Terdaftar Luar Negeri 1 Sukoharjo 625 341 1.809 100 30 192 2 Pagelaran 498 1.369 1.370 25 - 35 3 Pringsewu 19.725 420.711 61.428 - - - 4 Gading Rejo 470 943 1.487 - - 92 5 Ambarawa - - - - - -

Jumlah 21.318 423.364 66.094 125 30 319 Sumber: PT. Pos Indonesia 2010 Banyaknya pelanggan komunikasi di Kabupaten Pringsewu diambil dari dara pelanggan dan SST Kabupaten Tanggamus menurut data Kayantel pada tahun 2011 untuk jenis layanan Pringsewu Wire Line sebanyak 2.404 pelanggan dan speedy sebanyak 585 pelanggan. Sedangkan layanan hostpsot di Kabupaten Pringsewu yang di sediakan sebanyak 2 unit. (Tabel III-139). Tabel III-139. Banyaknya Pelanggan dan SST Kabupaten Tanggamus Menurut Kayantel Tahun

2011 No Jenis Layanan jumlah 1 Pringsewu Wire Line 2.404 2 Speedy 585 Jumlah 2.989

Sumber : P.T ( Persero ) Telkom Indonesia 2010 Tabel III-140. Banyaknya Sarana Komunikasi Untuk Umum di Kabupaten Pringsewu Menurut

Kayantel Tahun 2010 No. Jenis Sarana Jumlah 1 Pringsewu hot spot 2 Jumlah 2

Sumber : P.T ( Persero ) Telkom Indonesia 2010

3.11.3. Profil UMKM Pengembangan pusat perdagangan tidak terlepas dari pengembangan potensi ekonomi lokal. Untuk menunjang terwujudnya Kabupaten Pringsewu sebagai pusat transaksi dan distribusi, maka salah satu faktor penting adalah bagaimana mengembangkan potensi lokal untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi, yang diharapkan menjadi ikon Kabupaten Pringsewu. Beberapa potensi dasar yang dimiliki dan layak dikembangkan sebagai daya tarik Kabupaten Pringsewu adalah pada aspek agribisnis dan aspek industri, dalam konteks ini adalah industri kecil dan menengah yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan seperti industri genteng, batu bata, tahu, tempe dan gilingan padi. Kabupaten Pringsewu memiliki kelompok industri yang mempunyai peran terbesar pada sektor industri adalah kelompok industri makanan, minuman dan tembakau dan kelompok industri semen dan bahan galian bukan logam. Kebanyakan industri yang ada di Kabupaten Pringsewu rata-rata bergerak di kedua kelompok ini, mulai dari industri kecil dan kerajinan

Page 250: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-126

rumah tangga, lalu industri sedang sampai dengan beberapa industri besar yang ada di Kabupaten Pringsewu bergerak di kedua kelompok ini. Industri yang paling banyak terdapat di Kabupaten Pringsewu yaitu industri bata merah dan genteng yang masih menjadi ungulan dengan jumlah masing-masing mencapai 314 dan 229 unit usaha. Penyerapan tenaga kerja di kedua jenis industri ini sebesar 15.570 dan 1.145 orang dengan produksi pertahun mencapai 196.250.000 dan 94.462.600. Nilai produksi masing-masing industri mencapai Rp 9.812.500 ribu dan Rp 70.846.875 ribu. Tabel III-141. Produk Industri Kecil Dan Menengah Kabupaten Pringsewu No Jenis Produk Jumlah

1 Anyaman bambu Kursi 54 2 Batu bata 980 3 Genteng 493 4 Kain perca 101 5 Klanting 56 6 Keripik Pisang 22 7 Keripik Singkong 11 8 Konveksi 19 9 Kopra 41

10 Jopi bubuk 11 11 Kerupuk 26 12 Kue/roti 26 13 Kue jipang 29 14 Kusen 27 15 Meubel 100 16 Lampu mancung 40 17 Penggilingan padi 106 18 Tahu 62 19 Tape ketan 18 20 Tempe 116 21 Teralis 24 22 Tungku tanah Liat 12

Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa. Selain itu, industri kerajinan yang berbahan bakudari batu sui seki merupakan kerajinan yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan industri rumah tangga. Untuk jenis industri hasil pertanian kehutanan (IHKP) di Kabupaten Prinsewu pada tahun 2011 yang menjadi unggulan yaitu usaha penggilingan padi dengan banyaknya unit usaha mencapai 158 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 790 orang. Jenis usaha ini memiliki nilai produksi pada tahun 2011 sebesar Rp 118.500.000 ribu. Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak 137 unit, dengan kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15 milyar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian besar masih beskala usaha kecil dan menengah. Faktor Penghambat UMKM

Page 251: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-127

Kabupaten Pringsewu mempunyai anggapan bahwa UMKM sebagai satu tonggak ekonomi kerakyatan menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Pembangunan UMKM di Kabupaten Pringsewu memiliki kendala terhadap aspek pemodalan, sarana, dan produksi (teknologi). Informasi akses pendanaan dan pembiayaan UMKM harus dibuka seluas-luasnya agar UMKM dapat mempunyai kesempatan untuk memperoleh tambahan modal tersebut. Hal ini tentunya diimbangi dengan penguatan manajerial UMKM dalam pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan, disamping adanya fleksibilitas lembaga keuangan dalam melihat potensi dan peluang usaha UMKM yang akan meminta akses modal tersebut. Aspek sarana dalam kegiatan proses UMKM menjadi perhatian yang cukup besar terutama untuk usaha-usaha yang memang merupakan usaha khas dari Kabupaten Pringsewu. Perbaikan kualitas dan kuantitas air tawar sangat dibutuhkan untuk membangun usaha perikanan darat yang memang memiliki potensi dan peluang pasar yang tinggi. Terbukanya sarana pemasaran untuk produk-produk khas daerah dan dengan dukungan promosi yang tinggi akan meningkatkan penjualan dan pendapatan pengrajin kain khas Kabupaten Pringsewu. Sedangkan bimbingan teknis dan manajerial produksi merupakan syarat penting untuk peningkatan kualitas produk dan peningkatan jumlah produk UMKM yang secara langsung akan memperbaiki perekonomian rakyat Kabupaten Pringsewu.

3.11.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Pringsewu dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, pendataan besaran kredit yang telah disalurkan di Kabupaten Pringsewu baru terdata pada Bulan Juni 2012. Hal ini menyebabkan evaluasi terhadap perkembangan kredit pada tahun-tahun sebelumnya sulit dilakukan. Data penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Pringsewu pada periode Juni-Nopember 2012 dapat dilihat pada Tabel III- 142. Tabel III-142. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Pringsewu Periode Juni – Nopember 2012

No Subsektor Periode (Rp ‘juta) Total

Juni Juli Agust Sep Okt Nov 1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan & Perikanan 52 62 129 296 435 660 1.633 2 Pertambangan dan

Penggalian - - - - - - 0 3 Industri Pengolahan 49 75 414 1.135 1.972 2.917 6.561 4 Listrik, Gas dan Air - - - - - - 0 5 Konstruksi 272 542 1.571 6.297 4.776 5.856 19.314 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 200 1.016 2.377 4.182 7.582 11.893 27.250 7 Pengangkutan dan

Komunikasi - - - 30 190 310 530 8 Keuangan, Real Estate

dan Jasa Perusahaan - 8 - - - 114 122 9 Jasa-jasa 212 226 855 884 1.011 1.152 4.340 10 Tidak teridentikasi - - - - - - 0

TOTAL 785 1.929 5.345 12.823 15.966 22.901 59.750 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah Berdasarkan data yang didapat, penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Pringsewu sejak Juni hingga November 2012 mencapai Rp 59,75 milyar. Subsektor Perdagangan, hotel, dan restoran merupakan subsektor penerima kredit UMKM terbesar, mencapai Rp 27,25 milyar

Page 252: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-128

atau mencapai 45,61% dari penyaluran kredit yang telah dilakukan. Subsektor penerima kredit UMKM terbesar selanjutnya adalah konstruksi dengan nilai Rp 19,314 milyar, dan subsektor industri pengolahan sebesar Rp 6,561 milyar. Meskipun keberadaan data besaran penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Pringsewu baru bisa didapatkan pada Bulan Juni 2012, namun berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peran signifikan perbankan dalam membantu UMKM di Kabupaten Pringsewu, khususnya dalam aspek permodalan UMKM. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan jumlah kredit sejak Bulan Juni 2012. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan peran perbankan dalam membantu pembiayaan UMKM. Peningkatan peran perbankan kepada sektor UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM, khususnya di Kabupaten Pringsewu.

3.12. KABUPATEN MESUJI

3.12.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Kabupaten Mesuji atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp 294.080,98 juta atau naik 9,9% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini sebesar 2.943.052,32 rupiah menjadi 3.237.133,36 juta rupiah. PDRB Kabupaten Mesuji berdasarkan harga konstan, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 76.622,65 juta rupiah atau naik sebesar 6,12% dari tahun 2010 yang mencapai 1.250.762,07 juta rupiah menjadi 1.327.384,72 juta rupiah, seperti disajikan pada Tabel III-143. Tabel III-143. PDRB Kabupaten Mesuji Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2011 (dalam

jutaan rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

2010 2011 2010 2011 Pertanian 1,456,825.49 1,533,770.36 680,489.88 718,874.09 Pertambangan dan Penggalian 6,555.60 6,686.71 2,438.75 2,565.57 Industri Pengolahan 691,108.69 767,898.54 269,778.47 282,893.85 Listrik, Gas dan Air Bersih 350.68 455.59 111.89 137.63 Bangunan 47,243.70 67,794.72 20,354.83 21,291.16 Perdagangan, Hotel dan Restoran 439,362.73 516,559.33 173,464.33 185,936.30 Pengangkutan dan Komunikasi 90,832.91 104,353.68 32,346.45 35,953.43 Keuangan, Persewaan dan Js Prsh 85,951.12 92,240.33 41,304.07 45,265.63 Jasa-Jasa 124,822.06 147,374.10 30,473.39 34,467.07

PDRB 2,943,052.37 3,237,133.36 1,250,762.07 1,327,384.72 Sumber : PDRB Kabupaten Mesuji 2011 Peranan sektor primer memberikan kontribusi terbesar terhadap total penerimaan PDRB di Kabupaten Mesuji. Sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, dan sektor pertambangan dan penggalian laju pertumbuhannya pada tahun 2007 hingga tahun 2011 relatif stabil dan selalu berada pada kisaran 43%. Disusul oleh sektor tersier yang mencapai kisaran 24-26%. Sektor sekunder yang terdiri dari sektor Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan memiliki kontribusi terkecil terhadap total PDRB Kabupaten Mesuji.

Page 253: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-129

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mesuji pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,1%. Namun bila dibandingkan dengan dengan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Lampung angka tersebut masih lebih rendah. Pertumbuhan ekonomi di Propinsi Lampung pada tahun 2011 mencapai 6,39%. Tabel III-144. Peranan sektor ekonomi dalam PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor

pada tahun 2009-2011 (dinyatakan dalam persentase) Lapangan Usaha 2009 2010 2011

Primer 49,44 49,72 47,59 a. Pertanian 49,24 49,50 47,38 b. Pertambangan dan

Penggalian 0,20 0,22 0,21 Sekunder 25,95 25,10 25,83

a. Industri Pengolahan 24,50 23,48 23,72 b. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,02 0,01 0,01 c. Bangunan 1,43 1,61 2,09

Tersier 24,61 25,18 26,58 a. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 14,63 14,93 15,96 b. Pengangkutan dan

Komunikasi 2,87 3,09 3,22 c. Keuangan, Persewaan dan Js

Prsh 3,04 2,92 2,85 d. Jasa-Jasa 4,07 4,24 4,55

PDRB 100,00 100,00 100,00 Sumber : PDRB Kabupaten Mesuji 2011 Pertumbuhan ekonomi positif di Kabupaten Mesuji terjadi di semua sektor. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup dominan adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 23% serta sektor jasa yang meningkat sebanayak 13%, namun karena peranan kedua sektor tersebut kecil, maka bila dibandingkan dengan pendapatan PDRB Kabupaten Mesuji, kedua sektor tersebut tidak memberikan peningkatan pertumbuhan PDRB secara signifikan. Secara sektoral, struktur perekonomian di Kabupaten Mesuji selama periode tahun 2009-2011 didominasi oleh sektor industri pertanian, walaupun dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Tingginya kontribusi sektor pertanian menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi Leading Sector bagi perekonomian Mesuji.

Selama sepuluh tahun terakhir, PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi. Pada tahun 2011, PDRB per kapita nominal Mesuji mencapai 17,08 juta rupiah. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 15,7 juta rupiah Pendapatan perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 meningkat 4,98% dari tahun 2010 yang mencapai Rp 6.674.041,- menjadi Rp7.006.813,- dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pendapatan perkapita masyarakat Mesuji telah meningkat. Dengan peningkatan ini diharapkan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat.

Page 254: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-130

Gambar III-32. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mesuji dan Propinsi Lampung tahun

2009-2011 (dalam %)

Tabel III-145. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Mesuji 2009 – 2011

Tahun PDRB Per Kapita (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) 2009 14,067,155.49 0 2010 15,704,068.54 11.64 2011 17,087,727.95 8.81

Sumber : PDRB Kabupaten Mesuji 2011

3.12.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan yang merupakan sektor andalan di Kabupaten Mesuji dan memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten sebesar 47,38%. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 5,64%. Nilai pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan produksi di semua sektor.

Gambar III-33. Presentase Kontribusi Subsektor Pertanian terhadap Pembentukan PDRB adhb

Sektor Pertanian Kabupaten Mesuji 2011.

Perikanan 14%

Perkebunan

28%

Tanaman Bahan

Makanan 48%

Kehutanan

0%

Peternakan & Hasil-hasilnya

10%

Page 255: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-131

Tabel III-146. Statistik Komoditi Unggulan Subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Perkebunan di Kabupaten Mesuji 2010-2011

Statistik Komoditi Unggulan Mesuji Uraian 2010 2011

Padi Luas Panen (000 ha) 26,075 24,116 Produksi (000 ton) 123,889 114,727 Jagung Luas Panen (000 ha) 1,296 1,419 Produksi (000 ton) 4,949 5,414 Karet Luas Panen (000 ha) 12,872 0 Produksi (000 ton) 20,110 4,695 Kelapa Sawit Luas Panen (000 ha) 10,378.25 4,938 Produksi (000 ton) 81,800 25,420 Ubi Kayu Luas Panen (000 ha) 11,416 13,172 Produksi (000 ton) 270,902 322,629 Ubi Jalar Luas Panen (000 ha) 56 52 Produksi (000 ton) 840 809

Sumber : PDRB Kabupaten Mesuji 2011

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pada tahun 2011 pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertambangan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 0,22%. Pada tahun 2011 kontribusi sektor pertambangan sebesar 0,21%.

c. Sektor Perindustrian Pengolahan

Peranan sektor industri pengolahan terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Mesuji pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2010 peranan sektor industri pengolahan sebesar 23,48% dan menjadi 23,72 % pada tahun 2011.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor listrik, gas dan air bersih setiap tahunnya mengalami pertumbuhan terendah dalam distribusi PDRB Kabupaten Mesuji. Hal ini disebabkan karena di Kabupaten Mesuji hanya mendapatkan pasokan listrik saja, sementara untuk penyediaan air bersih jumlahnya menurun diakibatkan karena tutupnya beberapa usaha subsektor air minum.

e. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebanyak 14-15% selama periode tahun 2009-2011 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,19%.

Page 256: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-132

f. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Pada tahun 2009 peranan sektor pengangkutan dalam pendapatan PDRB Kabupaten Mesuji hanya sebesar 2%. Pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 3%. Sektor pengangkutan dan komunikasi diprediksi akan mengalami peningkatan seiring dengan pembangunan dan kemajuan yang dilakukan pemerintah maupun swasta.

g. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berada pada posisi ke enam dilihat dari peranannya dalam pembentukan PDRB. Sektor ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2010 peranan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 2,92% dan pada tahun 2011 menjadi 2,85%.

h. Sektor Jasa-jasa Peranan sektor jasa-jasa pada tahun 2009 hanya sebesar 4,07%, sektor ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2011 sektor jasa-jasa menempati posisi ke empat terbesar dalam peranannya terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Mesuji.

3.12.3. Profil UMKM Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) cukup berperan terhadap perekonomian masyarakat di Kabupaten Mesuji. Pertumbuhan sektor usaha ini, baik yang berwujud usaha formal, dengan pola produksi yang bersifat padat karya membuat sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Tabel III-147. Banyaknya Unit Usaha, Invesatasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi di

Kabupaten Mesuji menurut Kelompok Industri tahun 2011

Kelompok Industri Unit Usaha

Investasi (Juta Rupiah)

Tenaga Kerja

Nilai Produksi (Ribuan Rupiah)

A. Industri Menengah/ Besar Industri Logam, Mesin dan Kimia 0 0 0 0 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan 4 0 734 100 ton/jam Aneka Industri 0 0 0 0 B. Industri Kecil Industri Logam, Mesin dan Kimia 37 0 0 0 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan 211 0 422 4 ton/bulan Aneka Industri 501 0 1.034 0 Jumlah 753 0 2.190 104

Sumber: Dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil menengah 2011 Iklim usaha di Mesuji mulai diramaikan dengan berbagai industri skala kecil. Menjamurnya industri mikro kecil di Kabupaten Mesuji ikut mendukung perekonomian daerah, sekaligus sebagai alternatif sektor penyerap tenaga kerja. Kabupaten Mesuji sebagai Kabupaten yang masih relatif baru (dibentuk akhir tahun 2008) yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Dalam hal perindustrian masih dalam tahap pengembangan. Industri yang telah ada diantaranya : industri kulit, industri kayu, industri logam/logam mulia,

Page 257: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-133

industri anyaman, industri gerabah, dan industri makanan/minuman. Dari berbagai aneka industri kecil yang disebutkan, tercatat untuk tahun 2011 ada sebanyak 501 unit usaha dapat mempekerjakan 1.034 orang karyawan. Sedangkan untuk industri kecil hasil pertanian dan kehutanan, tercatat terdapat 211 unit usaha dengan 422 orang karyawan. Faktor penghambat UMKM Akses untuk mendapatkan pemodalan ataupun pembiayaan UMKM di Kabupaten Mesuji merupakan kendala yang banyak ditemui ketika pembangunan UMKM tersebut akan ditingkatkan. Kurangnya informasi terhadap sumber pendanaan, serta kemampuan UMKM dalam memenuhi syarat pihak pemberi modal menjadi hal yang harus diutamakan untuk penyelesaiaan kendala pembangunan UMKM. Kendala lainnya yang timbul pada pembangunan UMKM di Kabupaten Mesuji adalah aspek teknologi produksi dan sarana dan prasarana. Penguatan kualitas produk tidak akan terlepas dari peningkatan teknik dan manajerial pengelola UMKM, sehingga dapat memberikan daya saing yang cukup kuat. Perbaikan prasarana produksi seperti jalan ke pusat-pusat (sentra) industry kecil akan lebih memudahkan penjualan produk UMKM, dan akan lebih baik lagi ditunjang dengan sarana promosi dan pasar untuk produk tersebut. Sarana bahan baku yang unggul, terutama untuk UMKM bidang pertanian, perikanan dan peternakan akan menjadi penunjang yang baik untuk memperoleh hasil yang tinggi baik kualitas ataupun kuantitas.

3.12.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Mesuji dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, pendataan besaran kredit yang telah disalurkan di Kabupaten Mesuji baru terdata pada Bulan Juli 2012. Hal ini menyebabkan evaluasi terhadap perkembangan kredit pada tahun-tahun sebelumnya sulit dilakukan. Berdasarkan data yang didapat, penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Mesuji sejak Juni hingga November 2012 mencapai Rp 17,643 triliun. Subsektor Perdagangan, hotel, dan restoran merupakan subsektor penerima kredit UMKM terbesar, mencapai Rp 10,335 triliun atau mencapai 58,58% dari penyaluran kredit yang telah dilakukan. Subsektor penerima kredit UMKM terbesar selanjutnya adalah pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan nilai kredit sebesar Rp 5,228 triliun. Tabel III-148. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Mesuji Periode Juli – Nopember 2012

No Subsektor Periode (Rp ‘juta) Total

Juli Agust Sep Okt Nov 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan

& Perikanan 465 554 677 1.586 1.946 5.228 2 Pertambangan dan Penggalian - - - - - 0 3 Industri Pengolahan - - 49 - - 49 4 Listrik, Gas dan Air - - - - - 0 5 Konstruksi 300 324 328 688 392 2.031 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 799 1.678 1.872 2.348 3.638 10.335 7 Pengangkutan dan Komunikasi - - - - - 0 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan - - - - - 0 9 Jasa-jasa - - - - - 0 10 Tidak teridentikasi - - - - - 0

TOTAL 1.564 2.555 2.927 4.622 5.975 17.643 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah

Page 258: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-134

Meskipun keberadaan data besaran penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Mesuji baru bisa didapatkan pada Bulan Juli 2012, namun berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan besaran kredit perbankan dalam membantu UMKM di Kabupaten Mesuji. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan peran perbankan dalam membantu pembiayaan UMKM. Peningkatan peran perbankan kepada sektor UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM, khususnya di Kabupaten Mesuji.

3.13. KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

3.13.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Struktur perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2010, kontribusi sektor pertanian masih tetap merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai tambah perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Barat, dimana sektor ini menyumbang sebesar 47,44% dari total PDRB, angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 46,47%. Besarnya kontribusi sektor pertanian ini disebabkan karena meningkatnya peranan subsektor tanaman bahan makanan dalam pembentukan nilai tambah pada sektor pertanian. Selanjutnya penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah sektor industri pengolahan, dimana sektor ini memberikan kontribusi sebesar 25,72% pada tahun 2010. Angka ini sedikit lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2009 sektor ini menyumbang sebesar 26,57%. Kemudian sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masih tetap sebagai penyumbang terbesar ketiga dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat. Peranan masing-masing sektor perekonomian pada pembentukan PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III-149. Struktur Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2010

No Lapangan Usaha Kontribusi (%)

2009 2010 1 Pertanian 46,47 47,44 2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,20 3 Industri Pengolahan 26,57 25,72 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,13 0,13 5 Konstruksi 1,45 1,52 6 Perdagangan, Hotel danRestoran 14,92 15,38 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,90 1,92 8 Keuangan, Real Estate, dan Jasa

Perusahaan 4,04 3,63

9 Jasa-Jasa 4,32 4,05 Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat 2011 Pertumbuhan ekonomi secara rill tercermin melalui laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto adh konstan 2000, Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Sehingga indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang, Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, dan sebaliknya pertumbuhan yang negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulang Bawang Barat selama periode 2009-2010 dapat dilihat dari laju perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adh konstan 2000 sebagaimana terlihat pada Tabel III-151.

Page 259: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-135

Tabel III-150. Distribusi Kelompok Sektoral Tahun 2009-2010

Kelompok Sektoral Distribusi Sektoral (%)

2009 2010 Primer 46,67 47,64 Sekunder 28,15 27,38 Tersier 25,18 24,98

PDRB 100,00 100,00 Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat 2011 Tabel III-151. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-

2010 Tahun PDRB (juta rupiah) Laju Perkembangan (%) 2009 1.064.633,11 - 2010 1.127.310,40 5,89

Sumber : PDRB Kabupaten Tulang Bawang Barat 2011

3.13.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian Luas panen dan produksi subsektor tanaman pangan pada tahun 2010 di Kabupaten Tulang Bawang Barat didominasi oleh komoditas ubi kayu dengan luas panen 30.362 ha dan produksi sebesar 741.480 ton. Selanjutnya terbesar kedua adalah komoditas padi sawah dengan luas panen 14.189 ha dan produksi sebesar 90.000,83 ton. Komoditas jagung merupakan komoditas terbesar ketiga dengan luas panen 3.624 ha dan produksi sebesar 24.632,21 ton. Tetapi apabila kita perbandingkan produktivitasnya maka komoditas ubi jalar merupakan komoditas yang mempunyai nilai produktivitas tertinggi seperti yang diperlihatkan Tabel III-152. Tabel III-152. Luas Panen dan Produksi Komoditi Tanaman Pangan Di Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2010

No Jenis Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktifitas

(ton/ha) 1 Padi Sawah 14.189 90.000,83 6,34 2 Padi Ladang 1.481 4.675,52 3,16 3 Jagung 3.624 24.632,21 6,80 4 Ubi Jalar 118 5.900,00 50,00 5 Ubi Kayu 30.362 741.480,04 24,42 6 Kacang Tanah 447 772,42 1,73 7 Kacang Kedelai 57 62,13 1,09 8 Kacang Hijau 85 89,08 1,05

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat 2010

b. Subsektor Perkebunan Subsektor perkebunan di Kabupaten Tulang Bawang Barat diharapkan mampu untuk mendukung perkembangan ekonomi dimana jenis komoditi perkebunan yang ada antara lain : kelapa sawit, karet, kopi, lada, cengkeh, kelapa dalam, dan kelapa hibrida. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam Tabel III-153.

Page 260: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-136

Tabel III-153. Jenis Komoditi Perkebunan, Luas Tanam dan Produksi No Jenis Komoditi Luas Tanam (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas (Kg/Ha) 1 Kelapa Sawit 4.260,80 9.490,20 2.386,92 2 Karet 32.925,20 22.037,90 669,32 3 Kopi 170,00 56,70 363,23 4 Lada 0,00 0,00 0,00 5 Cengkeh 0,00 0,00 0,00 6 Kelapa Dalam 720,50 525,10 381,82 7 Kelapa Hybrida 156,00 33,25 691,84

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat 2010

c. Subsektor Peternakan Subsektor peternakan diharapkan menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Terdapat delapan jenis komoditas yang termasuk dalam kelompok komoditi ternak. Komoditas ayam bukan ras dan ayam ras mempunyai jumlah populasi terbanyak dibandingkan komoditas peternakan lainnya. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel III-154. Populasi Ternak di Kabupaten Tulang Bawang Barat

No Komoditi Populasi 1 Sapi 33.021 2 Kerbau 710 3 Kambing 52.545 4 Domba 955 5 Babi 2.248 6 Ayam Ras 486.674 7 Ayam Buras 489.245

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat 2010

d. Sektor Perindustrian

Tabel III-155. Banyaknya Unit Usaha .Investasi. Tenaga Kerja. dan Nilai Produksi di Kabupaten Tulang Bawang Barat Menurut Kelompok Industri Tahun 2010

Kelompok Industri Unit Usaha

Investasi (Juta Rupiah) Tenaga Kerja

A. INDUSTRI MENENGAH/BESAR 1. Industri Logam. Mesin. dan Kimia - - 2. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan

7 87.148.077 653

3. Aneka Industri 1 25.000.000 35 B. INDUSTRI KECIL 1. Industri Logam. Mesin. dan Kimia - - - 2. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan

- - -

3. Aneka Industri 9 83.500.000 49 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pemerintah Desa Kabupaten Tahun 2010 Investasi di sektor perindustrian di Kabupaten Tulang Bawang Barat didominasi oleh industri menengah atau besar. Jumlah iIndustri hasil pertanian dan kehutanan di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebanyak 7 unit dengan nilai investasi sebesar Rp 87.148.077.000 dan tenaga kerja 653 orang. Sedangkan aneka industri sebanyak 1 unit dengan nilai investasi sebesar Rp

Page 261: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-137

25.000.000.000 dan tenaga kerja sebanyak 35 orang. Untuk industri kecil terdapat sebanyak sembilan unit dengan nilai investasi Rp 83.500.000.000 dengan menggunakan tenaga kerja sebanyak 49 orang. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam Tabel III-155.

e. Sektor Transportasi

Sektor transportasi berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan pengangkutan orang dan barang. Produktivitas sektor ini sangat tergantung pada infrastruktur jalan, pelabuhan, dan kapasitas bandara.

Panjang jalan propinsi di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2010 adalah 100,24 km, dan jalan kabupaten 532,12 km. Kondisi jalan di Kabupaten Tulang Bawang Barat masih sangat memprihatinkan. Hanya 49,07% yang berkondisi baik dan sedang, sedangkan sisanya 50,93% rusak dan rusak berat. Berdasarkan jenis permukaan 205,5 km jalan beraspal, sedangkan sisanya 259,39 km jalan tanah dan onderlaag. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam Tabel III-156. Tabel III-156. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Klasifikasi/Permukaan Jalan di

KabupatenTulang Bawang Barat Tahun 2010 Klasifikasi / Jenis Permukaan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Tak Terinci 1. Negara

a. Aspal - - - - - b. Kerikil - - - - - c. Tanah - - - - - d. Onderlaag - - - - - e. Tak Terinci - - - - -

2. Provinsi a. Aspal - - 33,93 66,31 - b. Kerikil - - - - - c. Tanah - - - - - d. Onderlaag - - - - - e. Tak Terinci - - - - -

3. Kabupaten a. Aspal 171,77 15,79 3,96 13,98 - b. Kerikil - - - - - c. Tanah - - 11,40 174,33 - d. Onderlaag 65,68 2,17 5,81 - - e. Tak Terinci - - - - -

Jumlah / Total 237,45 17,96 55,10 254,62 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Tulang Bawang

Barat 2010

f. Sektor Hotel dan Restoran Sektor hotel belum mampu mendorong perekonomian pada Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hal ini dapat terlihat dari kecilnya sumbangan yang diberikan sektor ini dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulang Bawang Barat. Tercatat pada tahun 2010 sektor ini hanya mampu menyumbang sebesar Rp 62,30 juta. Sedangkan Sektor restoran hanya tersebar dibeberapa Kecamatan Tulang Bawang Barat, yakni Kecamatan Tumijar, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kecamatan Pagar Dewa,

Page 262: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-138

Kecamatan Lambu Kibang, dan Kecamatan Kenanga. Tercatat sektor ini mampu menyumbang dalam pembentukan PDRB harga berlaku sebesar Rp 17.885,79 juta pada tahun 2010. Tabel III-157. Banyaknya Hotel dan Rumah Makan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2010 Kecamatan Hotel Melati Rumah Makan Tenaga Kerja

1. Tulang Bawang Udik - - 2. Tumijajar - 12 34 3. Tulang Bawang Tengah - 13 29 4. Pagar Dewa - 3 47 5. Lambu Kibang - 4 6 6. Gunung Terang - - - 7. Gunung Agung - - - 8. Way Kenanga - 10 - Jumlah/ Total - 42 160

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulang Bawang dan Badan Penanaman Modal Kebudayaan dan Pariwisata 2010

g. Sektor Jasa-Jasa Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp 130.469,11 juta atau 4,05% meningkat sebesar Rp 18.235,41 juta dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 112.233,69 juta dari total PDRB tahun 2010. Laju pertumbuhannya dalam periode 2009-2010 berdasarkan adh konstan tahun 2000 sebesar 3.81%.

3.13.3. Profil UMKM Kabupaten Tulang Bawang Barat tak hanya memiliki potensi alam seperti perikanan, perkebunan, dan pertanian. Namun juga memiliki potensi kerajinan yang beragam seperti kain tapis atau anyaman dari tikar yang banyak diminati karena kerapian dan keragamannya motifnya. Selain itu masyarakat Tulang Bawang Barat juga ahli dalam membuat makanan-makanan khas daerah setempat. Di antaranya keripik talas, singkong, pisang, dan kerupuk dengan rasa yang tidak kalah dengan makanan dari daerah lain. Sebagai suatu wilayah yang memiliki beberapa komoditi pertanian yang cukup unggul tentunya perlu dikembangkan berbagai langkah yang dapat mendorong peningkatan perekonomian wilayah antara lain dengan mendorong tumbuhnya industri pengolahan seperti industri pengolahan karet, sawit, singkong/tapioka, dan tanaman kayu. Untuk industri pengolahan tersebar di Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Tulang Bawang Tengah, sedangkan sawit di Kecamatan Pagar Dewa. Industri yang paling banyak di Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah pengolahan singkong/tapioka terdapat di Kecamatan Gunung Agung, Lambu Kibang dan Gunung Terang. Banyaknya industri singkong/tapioka di kabupaten ini didukung oleh besarnya jumlah produksi singkong/ubi kayu di kabupaten ini dan merupakan komodi unggulan. Potensi ini dapat terus dikembangkan menjadi skala yang lebih besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat, mengingat tingginya jumlah usia produkstif yang ada di kabupaten ini.

Page 263: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-139

Banyaknya jumlah industri yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki beberapa permasalahan, diantaranya yaitu :

1. Industri pengolahan singkong/tapioka yang memiliki permasalahan terhadap pencemaran air limbah

2. Industri karet dan tapioka menimbulkan bau yang dapat mengganggu pengangkutan permukiman

3. Rusaknya ekosistem karena penebangan liar oleh masyarakat/warga hal ini terjadi pada industri tanaman kayu

4. Sengketa tanah terkait pengembangan industri tanaman kayu antar masyarakat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut yang diperlukan adalah pengawasan dan pengaturan terhadap pengembangan seluruh industri yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dengan adanya main rule yang jelas, maka pengembangan industri tidak terhambat dan dapat menjadi sektor ekonomi yang potensial bagi pengembangan kabupaten.

Untuk pengembangansektor industri diKabupaten Tulang Bawang Barat, perlu dilakukan pembukaan akses transportasi dari sentra-sentra industri ke akses regional terutama untuk pengembangan ekspor seperti akses menuju Provinsi Sumatera Selatan dan akses menuju pelabuhan Bakauheni di Lampung. Sedapat mungkin jaringan jalan yang akan dikembangkan dari sentra industri ke akses jalan regional, tentunya harus mempertimbangkan daya angkut dari kendaraan yang akan membawa hasil industri secara lebih optimal. Hal ini telah didukung oleh kebijakan-kebijakan nasional dan regional yang mendukung untuk pengembangan transportasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan wilayah sekitar. Strategi untuk menjalankan misi pembangun ekonomi kerakyatan adalah peningkatan pertumbuhan dan pengembangan UMKM berbasis pedesaan dan ketahanan pangan. Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Kabupaten Tulang Bawang Barat, memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian regional. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Untuk sektor industri tercatat terdapat sembilan UMKM yang mengusahakan berbagai produk UMKM. Nilai investasi UMKM ini sebesar Rp 83.500.000 dengan jumlah tenaga kerja 49 orang. Pembangunan UMKM untuk kabupaten Tulang Bawang Barat harus diarahkan kepada peningkatan jumlah UMKM termasuk mendorong usaha-usaha di bidang pertanian untuk meningkatkan kapasitas sehingga dapat dikategorikan sebgai sebuah usaha. Faktor Penghambat UMKM Optimasi pertumbuhan UMKM Kabupaten Tulang Bawang Barat memerlukan dukungan dari birokrasi terkait dengan pembinaan dan pengembangan hingga kemudahan perizinan dan tak kalah pentingnya dari sektor perbankan, terkait masih rendahnya UMKM yang menerima kucuran dana dari perbankan, yang menjadi penyebabnya antara lain manajemen pelaku usaha UMKM yang baik, serta persyaratan pengajuan fasilitas kredit oleh pihak perbankan tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha UMKM, disamping kurangnya pengetahuan pelaku usaha UMKM perihal teknis pengajuan fasilitas kredit ke perbankan, dan juga informasi untuk akses sumber pemodalan yang ada. Permasalahan yang dihadapi UMKM diantaranya masih lemahnya kualitas SDM, kemampuan manjerial, permodalan, pemasaran hasil komoditi hingga terbatasnya sarana dan prasarana. Pembinaan SDM yang berkesinambungan, peningkatan pengetahuan tentang manajemen, serta pasar dan melaksanakan teknologi tepat guna tidak kalah pentingnya bagi UMKM.

Page 264: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-140

Aspek pasar dengan menambah outlet untuk produk UMKM Tulang Bawang Barat secara langsung akan memberikan motivasi yang kuat untuk pengembangan UMKM dan keinginan untuk menghasilkan inovasi produk yang berkualitas.

3.13.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Tabel III-158. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tulang Bawang Barat Periode Mei –

Nopember 2012

No Subsektor Periode (Rp ‘juta) Total

Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov 1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan & Perikanan - - 361 421 630 766 1.215 3.395 2 Pertambangan dan

Penggalian - - - - - - - 0 3 Industri Pengolahan - - - - - - 59 59 4 Listrik, Gas dan Air - - - - 59 - - 59 5 Konstruksi - - - 178 149 149 260 736 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 230 283 496 924 1.673 2.830 3.926 10.361 7 Pengangkutan dan

Komunikasi - - - - - - - 0 8 Keuangan, Real Estate

dan Jasa Perusahaan - - - - - - 347 347 9 Jasa-jasa - 47 90 115 112 134 130 628 10 Tidak teridentikasi - - - - - - - 0

TOTAL 230 330 947 1.639 2.623 3.879 5.937 15.585 Sumber: Posisi kredit UMKM Provinsi Lampung, diolah Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat diketahui antara lain berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan data kredit UMKM yang diberikan melalui bank umum dan BPR per Dati II menurut sektor ekonomi di Provinsi Lampung, pendataan besaran kredit yang telah disalurkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat baru terdata pada Bulan Mei 2012. Berdasarkan data yang didapat, penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Tulang Bawang Barat sejak Mei hingga November 2012 mencapai Rp 15,585 triliun. Subsektor Perdagangan, hotel, dan restoran merupakan subsektor penerima kredit UMKM terbesar, yang mencapai Rp 10,361 triliun atau mencapai 66,48% dari penyaluran kredit yang telah dilakukan. Subsektor penerima kredit UMKM terbesar selanjutnya adalah pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan nilai kredit sebesar Rp 3,395 triliun, dan subsektor konstruksi dengan nilai Rp 736 juta. Data penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada periode Juni-Nopember 2012 dapat dilihat pada Tabel III- 158. Meskipun keberadaan data besaran penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Tulang Bawang Barat baru bisa didapatkan pada Bulan Mei 2012, namun berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan penyaluran kredit perbankan dalam membantu UMKM di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan peran perbankan dalam membantu pembiayaan UMKM. Peningkatan peran perbankan kepada sektor UMKM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM, khususnya di Kabupaten Bawang Barat.

Page 265: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-141

3.14. KOTA BANDAR LAMPUNG

3.14.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perekonomian Kota Bandar Lampung masih bertumpu pada sektor sekunder dan tersier, yang merupakan ciri dari wilayah perkotaan. Sektor Industri pengolahan masih menjadi leading sector perekonomian Kota Bandar Lampung di tahun 2011 dengan kontribusi sebesar 22,24%, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Adapun kontribusi masing-masing sektor tersebut adalah 20,70%; 17,22%; dan 13,34%. Kota Bandar Lampung merupakan kota terbesar di Provinsi Lampung. Perekonomiannya yang maju dan berkembang pesat, disumbangkan oleh peranan signifikan sektor industri pengolahan. Secara kuantitas, jumlah industri di Bandar Lampung sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari industri makanan, barang-barang plastik, pengepakan, olahan kayu, hingga industri alat-alat/mesin, baik industri kecil dan rumah tangga hingga industri bersekala besar. Nilai tambah yang dihasilkan sektor ini sangat besar sehingga kontribusinya terhadap nilai PDRB cukup tinggi. Selain sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi beberapa tahun terakhir juga menunjukkan perkembangan yang sangat berarti dilihat dari nilai tambah yang cenderung meningkat dihasilkan oleh sektor ini terhadap nilai PDRB. Untuk melihat peran sektor ekonomi dalam PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel III-159. Selama lima tahun terakhir ini, kontribusi yang diberikan sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor listrik, gas dan air bersih cenderung sangat kecil atau di bawah 5%. Sementara itu, sektor-sektor yang memberikan kontribusi di atas 5% tetapi kurang dari 10% adalah sektor pertanian sebesar 5,78% dan sektor bangunan sebesar 5,32% pada tahun 2011. Tabel III-159. Peran Sektor Ekonomi dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011 No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 5,89 6,48 6,37 6,10 5,78 2 Pertambangan dan Penggalian 0,90 0,95 0,87 0,85 0,82 3 Industri Pengolahan 17,44 19,73 22,48 22,45 22,24 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,58 1,40 1,28 1,30 1,30 5 Bangunan 6,64 5,50 5,29 5,23 5,32 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,00 15,60 13,96 13,66 13,34 7 Pengangkutan dan Komunikasi 19,82 20,20 20,53 20,60 20,70 8 Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 14,19 14,00 14,80 15,92 17,22 9 Jasa-jasa 16,53 16,14 14,42 13,88 13,28

Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Selama kurun waktu 2007-2011, peranan sektoral terhadap nilai PDRB menunjukkan pergeseran. Sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan pergesaran ke arah presentase lebih besar. Demikan pula dengan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang menunjukkan peningkatan kontribusi terhadap perekonomian Kota Bandar Lampung yang mencapai 17,22%. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air bersih, serta sektor bangunan stabil kecil dengan kisaran nilai 5 % ke bawah. Sementara itu, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa memiliki kecenderungan semakin berkuurang kedepannya.

Page 266: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-142

Selama lima tahun terakhir ini, penanaman investasi di Kota Bandar Lampung memperlihatkan perkembangan. Bila sebelumnya sektor jasa-jasa serta sektor perdagangan, hotel dan restoran lebih dulu berkembang di Kota Bandar Lampung, maka seiring dengan berjalannya waktu, maka dominasi sektor-sektor tersebut relatif berkurang, namun sektor lainnya mengalami perkembangan. Akibatnya terjadi pergeseran struktur ekonomi pada tahun 2009. Namun demikian, sektor jasa-jasa serta sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap perekonomian Kota Bandar Lampung di tahun tersebut, yaitu masing-masing sebesar 14,42% dan 13,96%. Kondisi ini terus bertahan hingga tahun 2011, di mana sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan, dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih merupakan tiga sektor penyumbang kontribusi tertinggi Kota Bandar Lampung, masing-masing sebesar 22.24%; 20,70% dan 17,22%. Pertumbuhan eknomi secara rill tercermin melalui laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang dapat menggambarkan tingkat petumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai beberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Sehingga indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, dan sebaliknya pertumbuhan yang negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian. Secara sektoral, seluruh sektor ekonomi di Kota Bandar Lampung hingga tahun 2011 masih dalam kondisi normal dan mengalami pertumbuhan positif. Tahun 2011, perekonomian Kota Bandar Lampung tumbuh cukup tinggi hingga mencapai 6,53%. Pada tahun 2011 ini, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kota Bandar Lampung, yaitu sebesar 12,93%. Sementara sektor ekonomi lainnya tumbuh di bawah 10%. Tabel III-160. Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011 (%)

No Tahun Laju Pertumbuhan (%) 1 2007 6,83 2 2008 6,93 3 2009 6,01 4 2010 6,33 5 2011 6,53

Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Pertumbuhan ekonomi sektoral Kota Bandar Lampung selama kurun waktu 2007-2011 cenderung mengalami peningkatan. Hampir seluruh sektor mengalami peningkatan pertumbuhan di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010, namun di saat yang sama ada beberapa sektor ekonomi yang melambat pertumbuhannya. Adapun sektor-sektor yang mengalami peningkatan cukup tinggi, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, masing-masing sebesar 4,06%; 6,89% dan 12,93%. Sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2011 ini memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB secara total. Sedangkan sektor bangunan laju pertumbuhan ekonominya melambat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sekitar 3,46%.

Page 267: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-143

Tabel III-161. Pertumbuhan Rill Sektor Ekonomi Tahun 2007-2011 No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 2,95 3,95 2,06 1,92 1,96 2 Pertambangan dan Penggalian -1,57 5,58 1,50 3,19 3,23 3 Industri Pengolahan 10,47 4,91 7,54 5,22 5,44 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7,36 2,98 1,46 2,57 2,72 5 Bangunan 5,69 6,21 1,37 4,63 3,46 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,85 3,75 1,78 3,95 4,06 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,40 4,82 6,99 6,67 6,89 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 18,34 16,23 11,99 12,64 12,93 9 Jasa-jasa 1,27 5,70 4,27 3,54 3,62

Produk Domistik Regional Bruti 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) perkapita diperoleh melalui hasil bagi antara PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita merupakan indikator ekonomi penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan ekonomi daerah tersebut. Tabel III-162. PDRB Perkapita Kota Bandar Lampung (Rupiah) Tahun 2007-2011

Tahun Berlaku Konstan 2007 12.487.493,32 6.437.518,36 2008 15.921.484,27 6.777,399,06 2009 19.630.346,93 7.074.503,53

2010*) 22.042.575,69 7.417,230.01 2011**) 25.030.926,97 7.816.977,72

Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Dalam periode lima tahun terakhir ini, PDRB perkapita Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2007 PDRB perkapita Kota Bandar Lampung atas dasar harga berlaku adalah seniliai 12,49 juta rupiah yang kemudian pada tahun 2011 menjadi 25,03 juta rupiah, atau naik dua kali lipat dibandingkan tahun 2007. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dipengaruhi oleh faktor produksi serta harga barang dan jasa, sehingga gambaran tersebut tidak dapat secara langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan kinerja ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan, baik dalam pembentukan PDRB maupun PDRB perkapita. Indikator ekonomi yang telah menghilangkan pengaruh inflasi adalah PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB perkapita Kota Bandar Lampung tahun 2007 adalah sebesar 6,44 juta rupiah. Lalu pada tahun 2011 meningkat menjadi 7,82 juta rupiah atau naik sebesar 21,43%. Perlu diketahui bahwa PDRB kapita tidak sepenuhnya dapat menggambarkan peningkatan pendapatan per orang penduduk setempat namun indikator ekonomi ini antara lain dapat digunakan untuk menilai apakah upaya pembangunan ekonomi di suatu wilayah mampu meningkatkan capaian nilai tambah berdasarkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia di suatu wilayah. Pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan berdampak pada meningkatkanya pendapatan perkapita penduduk, apabila disertai dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.

Page 268: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-144

3.14.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1. Subsektor Tanaman Pangan Sektor pertanian di daerah perkotaan kurang berperan terhadap perekonomian Kota Bandar Lampung. Hanya sekitar 2,44% dari penduduk yang berumur 15 tahun ke atas di daerah ini, bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Ditunjang dengan luas lahan pertanian sawah yang hanya sebesar 16,52% saja, menyebabkan pertanian tanaman pangan kurang berproduksi maksimal. Dari 8,739 ton produksi padi di Kota Bandar Lampung tahun 2011, sebanyak 6,297 ton atau sebesar 72% dihasilkan oleh kecamatan Rajabasa. Kecamatan lainnya yang masih berdekatan dengan Rajabasa juga merupakan kecamatan potensial produksi padii, yaitu Kecamatan Tanjung Seneng dan Kecamatan Sukarame. Tabel III-163. Statistik Tanaman Pangan, 2009-2011

No Tanaman Pangan Uraian 2009 2010 2011

1 Padi Luas Panen (ha) 1.859 1.907 1.711 Produksi (ton) 9.310 10.481 8.739

2 Jagung Luas Panen (ha) 147 114 59 Produksi (ton) 739 619 305

3 Kacang tanah Luas Panen (ha) 41 31 22 Produksi (ton) 51 38 28

4 Ubi Kayu Luas Panen (ha) 226 181 176 Produksi (ton) 4.932 4.347 3.876

5 Ubi Jalar Luas Panen (ha) 50 44 41 Produksi (ton) 490 438 398

Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012 Produksi tanaman holtikultura masih didominasi oleh kecamatan-kecamatan yang mempunyai topografi wilayah perbukitan, yaitu Kecamatan Teluk Betung Utara, Panjang, Kemiling dan Tanjung Karang Timur. Produksi tanaman buah-buahan seperti nangka, sawo, pisang paling banyak dihasilkan oleh kecamatan kemiling, masing-masing sebanyak 18,26 ton, 84,50 ton, 305,99 ton. Sedangkan untuk tanaman sayuran Kecamatan Tanjung Karang Timur adalah kecamatan yang memiliki produksi tertinggi di Kota Bandar Lampung. Tanaman buncis, kacang panjang, kangkung, dan bayam masing-masing berproduksi sebesar 38,13 ton, 456,8 ton, dan 774 ton.

2. Sub sektor Perkebunan Luas areal untuk tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2011 Kota Bandar Lampung masih didominasi oleh tanaman kakao, kelapa dalam dan kopi yaitu sebesar 536 ha, 412 ha dan 228 ha. Tanaman kakao dan kopi terluas terdapat pada Kecamatan Kemiling yaitu 356 ha dan 156 ha, sedangkan tanaman kelapa dalam terluas terdapat pada Kecamatan Rajabasa yaitu 90 ha, Produksi untuk tanaman perkebunan rakyat tahun 2011 Kota Bandar Lampung tertinggi dihasilkan oleh komoditas kelapa dalam, yaitu sebesar 292 ton. Tanaman kakao masih memiliki tingkat produksi tertinggi yaitu 120 ton yang terdapat di Kecamatan Kemiling, selanjutnya tanaman perkebunan kelapa dalam dengan hasil produksi sebesar 85 ton pada Kecamatan Teluk Betung Utara dan Sukarame, dan terbesar ketiga yaitu tanaman perkebunan kopi sebesar 55 ton terdapat pada Kecamatan Teluk Betung Utara.

Page 269: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-145

3. Subsektor Peternakan Jenis usaha ternak di Kota Bandar Lampung terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau dan kuda), ternak kecil (kambing, domba dan babi) serta unggas (ayam buras, itik, ayam ras pedaging dan ayam ras petelur). Populasi hewan ternak pada tahun 2011 mencapai 457.306 ekor. Jumlah populasi tertinggi ternak besar sebanyak 1.765 ekor yaitu ternak sapi, populasi terbesar untuk ternak kecil sebanyak 4.834 ekor yaitu ternak kambing, sedangkan untuk ternak unggas masih mendominasi subsektor peternakan di Kota Bandar Lampung, di mana jumlah populasinya sebesar 382.149 ekor atau 83,57% dari total populasi ternak untuk jenis ternak ayam ras pedaging, seperti disajikan dalam Tabel III-164. Produksi dan konsumsi daging dan telur di Kota Bandar Lampung mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan tingginya inflasi dan keterbatasan lahan peternakan. Produksi daging pada tahun 2011 sebesar 3.425,83 ton atau turun 0,11% dari tahun 2010 yaitu sebesar 3.429,71 ton. Sedangkan produksi telur yang diperoleh dari petenak unggas mengalami kenaikan di tahun 2011 sebesar 2.977,52 ton dari tahun 2010 sebesar 2.706,84 ton atau naik sebesar 10%. Tingkat fluktuasi produksi daging dan telur tidak mempengaruhi tingkat konsumsi/kapita/tahun masyarakat. Konsumsi untuk daging pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 2,05% dari tahun 2010 atau sebesar 6,98 kg di tahun 2011 dan 6,84 kg pada 2010, sedangkan untuk konsumsi telur juga mengalami kenaikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,79% atau sebesar 5,2 kg pada tahun 2011 dan 5,01 kg pada tahun 2010. Tabel III-164. Populasi Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Unggas di Kota Bandar Lampung

Tahun 2011

Jenis Ternak Populasi (ekor)

Lokal Ekspor Impor 1. Ternak Besar

a. Sapi 1.765 - - b. Kerbau 402 - - c. Kuda 10 - -

2. Ternak Kecil a. Kambing 4.834 - - b. Domba 507 - - c. Babi - - -

3. Unggas a. Ayam Buras 51.068 - - b. Itik 5.625 - - c. Ayam Ras Pedaging 382.149 - - d. Ayam Ras Petelur 10.946 - -

Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012

4. Subsektor Perikanan Kota Bandar Lampung kaya akan sumber daya alam terutama sektor perikanan. Produksi ikan basah segar selama tiga tahun cukup meningkat dengan rata-rata peningkatan per tahun mencapai 3,4%. Usaha perikanan di Kota Bandar Lampung terdiri dari usaha perikanan darat dan usaha perikanan laut. Total produksi untuk perikanan laut di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 mencapai 14.214,15 kg. Bila dilihat dari produksinya usaha perikanan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 masih didominasi oleh jenis ikan pari mencapai 1.993,18 kg, ikan kurisi mencapai 1.557 kg, ikan kakap mencapai 1.351,90 kg, ikan kembung mencapai 1.255,05 kg dan ikan tongkol mencapai 1.218,49 kg (Tabel III-165). Hasil produksi ikan laut dari Bandar Lampung tahun 2011 hanya 17% dari produksi

Page 270: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-146

Provinsi Lampung. Dengan membangun infrastruktur dan prasarana yang baik, Kota Bandar Lampung masih bisa meningkatkan produksi ikan laut. Selain menghasilkan ikan laut, Kota Bandar Lampung juga menghasilkan ikan darat. Namun produksi ikan darat sangat fluktuatif. Produksi ikan darat di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 mengalami penuruan sebesar 12,94% dari tahun 2010 atau mencapai 740,92 ton pada tahun 2011 dan 851 ton pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan menurunnya jumlah produksi ikan lele pada tahun 2011 sebesar 61,08%, walaupun untuk beberapa jenis ikan jumlah produksinya meningkat di tahun 2011 seperti disajikan padaTabel III-165. Tabel III-165. Produksi Ikan Laut menurut Jenisnya di Kota Bandar Lampung Tahun 2011

Jenis Ikan Produksi (kg) Jenis Ikan Produksi (kg) 1. Simba 432,22 22. Remang - 2. Bentong 37,46 23. Manyung - 3. Kembung 1.255,05 24. Layur 626,12 4. Ekor Kuning - 25. Kiter - 5. Selar 731,82 26. Talang 3 6. Cucut 638,60 27. Bakre - 7. Tongkol 1.218,49 28. Pisang-pisang - 8. Pari 1.993,18 29. Kurisi 1.557 9. Kakap 1.351,90 30. Taji-taji - 10. Kuniran 184,16 31. Jolot - 11. Sebelah 85,26 32. Teri 246,64 12. Kacangan - 33. Petek 561,12 13. Tenggiri - 34. Belebaran - 14. Wailul - 35. Tanjan - 15. Semadar - 36. Lemuru 649,21 16. Lemadang 854,64 37. Bawal 210,7 17. Bandeng - 38. Layang 225,88 18. Waliran - 39. Cumi-cumi - 19. Salem - 40. Kampakan - 20. Layaran - 41. Raja Ganteng - 21. Belida - 42. Kerapu 1.352 Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012

Tabel III-166. Produksi Ikan Darat menurut Jenisnya di Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2011

Jenis Ikan Produksi (ton)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 1.Ikan Mas 18,6 19 27,7 110,8 19 121,71

2.Tawes 1,5 4,5 - - - -

3.Nila 9,5 10 11,7 99,3 90 136,93

4.Nilem - - - - - -

5.Gurame 4 5 7,8 25,4 19 31,4 6.Tambakan 2 5 0 - - - 7.L e l e 22,4 20 85,7 586,2 662 257,62

8.Patin 14,5 14 16,8 15,8 61 184,86

9.Lainnya - 6,5 7,4 7,9 - 8,4

Jumlah 72,5 84 157,1 845,4 851 740,92

Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012

Page 271: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-147

Produksi ikan laut basah dan ikan darat basah di Kota Bandar Lampung tahun 2011 dengan total produksi mencapai 28.406 ton dan 701 ton. Di mana produksi tertinggi untuk ikan laut basah dicapai pada bulan September dengan produksi mencapai 2.957 ton dan terendah pada bulan November mencapai 1.593 ton, sedangkan untuk produksi ikan darat basah tertinggi pada bulan Maret mencapai 274 ton dan produksi terendah pada bulan Agustus mencapai 103 ton.

b. Sektor Pertambangan dan Energi Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terhadap PDRB yaitu sebesar 0,82% dari total PDRB Kota Bandar Lampung pada tahun 2011. Sektor penggalian Kota Bandar Lampung menghasilkan batu belah, undering dan tanah urug. Meskipun peranan sektor ini terhadap perekonomian Bandar Lampung sangat kecil, hanya 0,82 %, akan tetapi cukup mempengaruhi perkembangan sektor bangunan. Jumlah penggunaan listrik PLN (pelanggan) tahun 2011 mencapai 214 ribu pelanggan, di mana 47% merupakan pelanggan dengan daya terpasang sebesar 900 watt, yang merupakan pelanggan paling banyak di Kota Bandar Lampung. Sebagai sumber penerangan dan energi di sektor rumah tangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat penting. Wilayah Kota Bandar Lampung termasuk memiliki potensi industri besar dan sedang. Produksi listrik di wilayah ini tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dari 1.057 juta kWh di tahun 2010 menurun menjadi 713 juta kWh di tahun 2011. Tabel III-167. Pemakaian Listrik Kota Bandar Lampung menurut Kelompok Pelanggan, 2011

Kelompok Jumlah Pemakai Rumah Tangga 391.373 Bisnis/Toko 176.997 Industri 75.272 Perkantoran 41.138 Sosial 28.738 Jumlah 713.518

Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012.

c. Sektor Perindustrian Output yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini tampak dari peningkatan PDRB-nya. Sebagai leading sektor, industri pengolahan tumbuh cukup meyakinkan pada tahun 2011, yaitu sebesar 5,44%. Bila melihat perkembangan sektor industri pengolahan lima tahun terakhir, terlihat bahwa angka pertumbuhannya cukup fluktuatif. Pada tahun 2007 laju pertumbuhan sektor industri pengolahan cukup tinggi, yaitu 10,47% dibandingkan tahun sebelumnya. Keadaan ini terjadi akibat imbas krisis BBM di tahun 2005, di mana kenaikan BBM cukup signifikan menyebabkan perubahan laju produksi di sektor ini. Selama lima tahun terakhir semakin terlihat pergeseran struktur perekonomian, meskipun perlahan namun pasti perubahan akan terjadi. Pada tahun 2007 peranan industri pengolahan sebesar 17,44%, terus meningkat hingga tahun 2011 menjadi 22,24%. Peningkatan industri pengolahan pada tahun 2009-2011 dikarenakan banyaknya pihak swasta membuka usaha baru di Kota Bandar Lampung. Hal ini terlihat dari peningkatan industri baru tahun 2011 yang meningkat sebesar 18,73%. Peningkatan ini secara tidak

Page 272: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-148

langsung juga diikuti oleh peningkatan nilai investasi yang masuk di Kota Bandar Lampung sebesar 43,14%. Tabel III-168. Realisasi Pertumbuhan Industri Kecil Kota Bandar Lampung, 2010-2011

Uraian Satuan Jumlah

Persentase 2010 2011

Unit Usaha Buah 1.714 2.035 18,73 Tenaga Kerja Orang 11.660 13.116 12,49

Investasi Milyar Rp 80,77 115,615 43.14 Nilai Produksi Milyar Rp 670,177 742,795 10,84

Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012 Industri kecil dibedakan menjadi golongan IKAH (Industri kimia, agro dan hasil hutan) dan golongan ILMEA (Industri logam, mesin, elektro, dan aneka barang). Golongan ILMEA cenderung industri yang padat karya. Dengan nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan golongan IKAH, akan tetapi nilai produksinya mencapai dua kali lipat lebih banyak, yaitu sebesar 429,77 millyar rupiah pada tahun 2011. Secara kuantitas jumlah industri rumah tangga di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 cukup banyak, mencapai 6.827 usaha dengan IKAH mencapai 3.768 usaha dan ILMEA mencapai 3.059 usaha, akan tetapi rata-rata pertumbuhannya selama tiga tahun ini paling kecil dibandingkan dengan industri besar dan sedang. Rata-rata pertumbuhan industri selama tiga tahun terakhir, yaitu industri besar-sedang 3,9%, industri kecil 19% dan industri rumah tangga 2,3%. Tabel III-169. Banyaknya Usaha Industri di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 Industri Besar Sedang 110 109 113 114 122

IKAH 95 94 97 97 104 ILMEA 15 15 16 17 18

Industri Kecil 1.285 1.334 1.437 1.714 2.035 IKAH 787 819 859 1.003 1.156 ILMEA 498 515 578 711 879

Industri Rumah Tangga 6.333 6.459 6.557 6.628 6.827

IKAH 3.490 3.560 3.592 3.658 3.768 ILMEA 2.843 2.899 2.965 2.970 3.059

Jumlah 7.728 7.902 8.107 8.456 8.984 Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012

d. Sektor Perdagangan Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 adalah sebesar 13,34%. Didukung oleh kontribusi perdagangan besar dan eceran dalam sektor sebesar 71,51%, hotel sebesar 2,05% dan restoran sebesar 26,44%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu menciptakan nilai tambah sebesar 2,98 trilyiun rupiah pada tahun 2011. Dari nilai tersebut, porsi subsektor perdagangan besar dan eceran adalah yang tertinggi, yaitu sebesar 2,13 trilyiun rupiah.

Page 273: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-149

Tabel III-170. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PDRB Kota Bandar Lampung Tahun 2011

Uraian PDRB Berlaku (Juta Rp)

PDRB Konstan (Juta Rp) Pertumbuhan

Kontribusi dalam Sektor

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.128.058,86 878.256,22 3,50 71,51

b. Hotel 61.092,34 23.692,84 3,42 2,05 c. Restoran 786.879,49 240.053,86 6,25 26,44 Perdagangan, hotel dan Restoran 2.976.030,68 1.142.002,92 4,06 13.34

Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Sama halnya dengan subsektor hotel dan restoran, dua sektor ini pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 3,42% dan 6,25%. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir ini, di Kota Bandar Lampung muncul beberapa hotel baru yang memperbanyak direktori hotel yang telah ada. Kondisi ini secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan produksi, sehingga mempengaruhi sektor ini. Demikian pula dengan subsektor restoran, usaha catering mulai menjamur, usaha beberapa warung makan berubah menjadi besar dan memperluas cabangnya di beberapa tempat, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi restoran.

e. Sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran Sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera, Provinsi Lampung, memegang peranan strategis arus lalu lintas barang maupun penumpang, sehingga penyediaan sarana dan prasarana khususnya kegiatan pariwisata maupun aktivitas penunjang kepariwisataannya makin marak. Dari sisi kuantitas dalam arti banyaknya penyediaan akomodasi terlihat mengalami peningkatan jumlah meskipun pada tahun 2011 terdapat hotel melati yang tutup (Hotel Kemala). Tabel III-171. Jumlah Penyedia Jasa Akomodasi Kota Bandar Lampung, 2009-2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Hotel Berbintang 6 9 9 9 10 Hotel Non Bintang 39 45 37 52 51 Pondok Wisata 4 4 4 4 7 Restoran 5 5 5 4 5 Rumah Makan 198 116 110 127 127

Sumber : Kota Bandar Lampung dalam angka 2011 Tabel III-172. Banyaknya Biro Perjalanan di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011

Tahun Biro Perjalanan Wisata 2007 18 2008 18 2009 11 2010 49 2011 49

Sumber : Kota Bandar Lampung dalam angka 2011 Tingkat penghunian kamar hotel (TPKH) adalah keterbandingan jumlah tamu menginap terhadap ketersediaan sarana (hotel). TPKH Kota Bandar Lampung, untuk hotel bintang, survey dilaksanakan terhadap seluruh hotel bintang, mengalami peningkatan dari 2007-

Page 274: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-150

2011. Sedangkan TPHK hotel non bintang mengalami fluktuasi, di mana sasaran survei hanya dilaksanakan di 15 hotel non bintang. Jenis kamar yang tersedia di semua hotel/jasa akomodasi lainnya adalah 94,87% kamar non suite (deluxe, superior, dan standard) dan hanya 5,13% kamar suite (junior suite, suite, dan presidential suite). Tabel III-173. Jumlah Hotel/Jasa Akomodasi lainnya di Kota Bandar Lampung, Menurut

Kecamatan dan Klasifikasi Hotel/Jasa Akomodasi lainnya, 2012

No Kecamatan Bintang

Melati Pondok Wisata

Jasa Akomodasi

Lainnya Jumlah

1 3 4 5

1 Tanjung Karang Pusat 1 1 0 0 15 4 0 21

2 Panjang 0 0 0 0 5 3 0 8 3 Rajabasa 0 0 0 0 2 4 0 6

4 Teluk Betung Selatan

0 1 1 0 4 1 0 7

5 Kemiling 0 0 0 0 1 0 0 1 6 Sukabumi 0 0 0 0 3 1 0 4

7 Tanjung Karang timur 0 0 1 0 2 0 0 3

8 Teluk Betung Utara 1 1 0 1 5 1 1 10

9 Tanjung Karang Barat 0 0 0 0 2 1 0 3

10 Sukarame 0 0 0 0 3 0 0 3 11 Kedaton 0 0 0 0 1 0 0 1 12 Teluk Betung Barat 0 0 0 0 1 0 0 1

Sumber : Kota Bandar Lampung dalam angka 2011 Potensi pariwisata di Kota Bandar Lampung cukup besar, objek wisata yang terdapat di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel III-174. Tabel III-174. Nama Objek Wisata di Kota Bandar Lampung Tahun 2011

No Nama Objek Wisata Lokasi 1 Taman Bumi Kedatun Batu Putu TBU 2 Taman Air Terjun Batu Putu TBU 3 Pantai Puri Gading Telukbetung Selatan 4 Pantai Duta Wisata Jl. RA.Martadinata TBB 5 Pantai Tirtayasa Jl. RA. Martadinata TBB 6 Taman Hutan Kota Perum. Way Halim 7 Rumah Adat N.O.G. Jl. Basuki Rahmad TBB 8 Bukit Randu Jl. Hayam Wuruk 9 Museum Lampung Jl. Z. A. Pagar Alam 10 Pasar Seni Jl. Sri Wijaya 11 Taman Dipangga Jl. W. R. Supratman 12 Pusat Manisan Jl. Ikan Kakap 13 Taman Lesehan Jl. Kartini 14 Taman Santap Malam Jl. Hasannuddin TBS 15 Taman Sumur Putri Kel. Sumur Putri 16 Taman Budaya Jl. Cut Nyak Din 17 Lapangan Golf Jl. Letkol H. Endro Suratmin

Page 275: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-151

No Nama Objek Wisata Lokasi 18 Kolam renang Jl. Kompleks UNILA 19 Kompleks Pasar Tradisional, BK Jl. Imam Bonjol 20 Taman Lembah Hijau Kelurahan Sukadanaham 21 Bukit Mas Jl. R. Imba Kusuma Ratu No. 2a 22 Wira Garden Jl. Inpres Batu Putuk 23 Wisata Alam Batu Putuk Jl. WAN. Abdurrahman 24 Taman Hutan Kera Tirtosari Jl. Kesehatan / JI.HOS. Cokroaminoto 25 Taman Kupu-kupu Jl. WAN. Abdurrahman 26 Pemandian Cibia - Sumber : Kota Bandar Lampung dalam angka 2011

f. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki kontribusi yang menggembirakan terhadap perekonomian Kota Bandar Lampung. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kota Bandar Lampung yang cukup besar yakni 20,70% pada tahun 2011. Semakin majunya kehidupan masyarakat Kota Bandar Lampung menimbulkan arus pengangkutan meningkat. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena mobilitas masyarakat harus ditopang oleh ketersediaan sarana penunjangnya. Bergesernya pola kehidupan dari agraris menuju industrialis, menimbulkan dampak positif terhadap sektor pengangkutan. Demikian pula dengan komunikasi, masyarakat Kota Bandar Lampung dewasa ini menuntut layanan yang prima dalam hal komunikasi. Semua operator seluler berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaiknya bagi para pelanggan. Beberapa operator seluler baru memperluas wilayahnya sampai di wilayah Lampung. Menambah persaingan di dunia komunikasi. Terlihat laju pertumbuhan subsektor komunikasi pada tahun terakhir sebesar 13,58%. Adapun nilai PDRB yang dihasilkan subsektor komunikasi mencapai 1,03 trilyiun rupiah. Tabel III-175. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2011

Uraian PDRB Berlaku

(Juta Rp) PDRB Konstan

(Juta Rp) Pertumbuhan

(%) Kontribusi

(%) a. Pengangkutan 3.585.077.58 792.190,66 4,61 77,64 b. Komunikasi 1.032.684,16 293.716,53 13,58 22,36 Pengangkutan dan Komunikasi 4.617.761,75 1.085.907,18 6,89 20,70

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung 2011 Nilai PDRB yang dihasilkan oleh subsektor pengangkutan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 adalah sebesar 3,59 trilyiun rupiah. Angka ini cukup besar, karena sekitar 16,07% dari nilai PDRB Kota Bandar Lampung merupakan sumbangan dari subsektor pengangkutan. Laju pertumbuhan subsektor pengangkutan meningkat bila dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2011 pengangkutan tumbuh sebesar 4,61%. Perbaikan kondisi jalan yang rusak di Kota Bandar Lampung, diperkirakan telah meningkatkan pertumbuhan subsektor pengangkutan, khususnya angkutan jalan raya. Angkutan barang dan penumpang yang paling banyak tercatat di Dinas Perhubungan adalah truk sebanyak 71,07%. Kemudian angkutan mikrolet yang terdiri dari minibus, mobil penumpang dan mobil taxi sebanyak 17,77%, serta bus sebanyak 11,15%. Diantara tiga

Page 276: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-152

angkutan mikrolet tersebut yang paling sedikit jumlahnya adalah mobil taxi, yaitu sebesar 59 unit. Selama dua tahun terakhir ini, perkembangan angkutan taxi di Kota Bandar Lampung melemah. Pada tahun 2010 jumlah armada taxi sebanyak 103 unit, berkurang menjadi 59 unit di tahun 2011. Tabel III-176. Banyaknya Mobil Angkutan Barang dan Penumpang Yang Tercatat di Dinas

Perhubungan Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2011

Bulan Jenis Kendaraan

Truk Bus OpIet Januari 2.575 133 217 Pebruari 2.291 139 186 Maret 2.591 100 199 April 2.639 116 205 M e i 2.582 118 235 Juni 2.380 151 160 J u l i 2.513 123 197 Agustus 2.219 175 154 September 2.487 78 194 Oktober 2.784 83 194 Nopember 2.570 107 187 Desember 2.437 170 143

2011 30.068 1493 2271 2010 27.398 1.507 2.834 2009 23.665 1.387 3.182 2008 29.817 1.454 3.903 2007 26.244 1.395 4.097 2006 23.602 1.462 4.316

Sumber : Kota Bandar Lampung dalam angka 2011

Jalan merupakan salah satu infrastruktur penunjang transportasi yang memiliki peran sangat penting khususnya transportasi darat, pemerintah Kota Bandar Lampung telah membangun jalan sepanjang 900.320 km, dari total jalan tersebut sepanjang 859.100 km jalan di tahun 2011 sudah diaspal, sedangkan sisanya masih permukaan kerikil dan tanah. Jika dilihat dari kondisi jalan, 45% atau sepanjang 406.250 km jalan sudah termasuk kategori kualitas baik. Sedangkan sisanya sepanjang 494.070 km mengalami rusak berat maupun ringan. Tabel III-177. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Jalan di Kota Bandar Lampung Tahun

2006-2011(Km)

Tahun Jenis Permukaan Jalan (km)

Jumlah Aspal Kerikil Tanah

2007 850.320 22.850 27.150 900.320 2008 853.370 20.750 26.200 900.320 2009 854.854 19.807 25.659 900.320 2010 855.550 20.110 24.660 900.320 2011 859.100 18.910 22.310 900.320

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung 2011

Page 277: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-153

Tabel III-178. Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan di Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2010 (Km)

Tahun Kondisi

Jumlah Baik Sedang Rusak Rusak Berat Tidak Dirinci

2007 395.980 397.250 37.820 24.360 44.910 900.320 2008 400.642 405.144 40.510 29.009 27.015 900.320 2009 404.243 406.740 41.414 25.200 22.723 900.320 2010 404.750 407.250 43.110 26.100 19.110 900.320 2011 406.250 409.350 45.095 25.457 14.168 900.320

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung 2011

g. Sektor Jasa dan Konstruksi Perkembangan pembangunan sektor jasa kontruksi yang dilaksanakan di Kota Bandar Lampung selama periode 2007 sampai 2011 yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap sektor jasa dan konstruksi adalah pembangunan infrastruktur jalan, serta bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor jasa kontruksi memberikan kontribusi terhadap perekonomian dan pembentukan PDRB Kota Bandar Lampung.

3.14.3. Profil UMKM

Peran serta perbankan dalam penyaluran dana sebagai investasi bagi UMKM di Kota Bandar Lampung mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir, meskipun sempat menurun di tahun 2010, namun penyaluran kredit mikro, mikro kecil dan menengah (MKM) pada tahun 2011 kembali meningkat hingga 36,2 triliun rupiah. Hal ini tentu saja ikut mendorong bergeraknya roda perekonomian di Kota Bandar Lampung. Tabel III-179. Realisasi Pertumbuhan Industri Kecil Formal di Kota Bandar Lampung Tahun

2009-2011 Uraian

Satuan

Jumlah

Pertumbuhan 2010 2011

Unit Usaha Buah 1.714 2.035 18,73 IKAH Buah 1.003 1.169 16,55 ILMEA Buah 711 866 21,80

Tenaga Kerja Orang 11.660 13.116 12,49 IKAH Orang 6.761 7.513 11,12 ILMEA Orang 4.899 5.603 14,37

Investasi Milyar Rp 80.766 115.615 43,15 IKAH Milyar Rp 41.770 59.217 41,77 ILMEA Milyar Rp 38.996 56.398 44,63

Nilai Produksi Milyar Rp 670.177 742.795 10,84 IKAH Milyar Rp 262.671 313.022 19,17 ILMEA Milyar Rp 407.506 429.773 5,46

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung 2011

Page 278: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-154

Pertumbuhan usaha kecil formal di Kota Bandar Lampung tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 18,73%, atau 1.714 buah pada tahun 2010 dan 2.035 buah pada tahun 2011, dan penyerapan tenaga kerja untuk industri kecil formal di Kota Bandar Lampung juga mengalami kenaikan dari 11.660 orang pada tahun 2010 menjadi 13.116 atau meningkat sebesar 12,49%. Dengan adanya penambahan input tenaga kerja maka memacu peningkatan output produksi sebesar 10,84% di tahun 2011 atau sebesar 742.795 milyar, seperti disajikan pada Tabel III-179. Dilihat dari banyak industri di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 total industri untuk jenis usaha besar sedang, kecil dan rumah tangga mencapai 8.984 unit, di mana industri rumah tangga masih mendominasi yaitu mencapai 6.827 atau 75,99% dari total industri. Pembangunan sektor industri di Kota Bandar Lampung ditujukan untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Pertumbuhan industri di Kota Bandar Lampung menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Sektor Industri dan Perdagangan erat sekali kaitannya dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat. Pada Sektor industri di Kota Bandar Lampung sangat tergantung dengan adanya indutri kecil yang produktif, oleh karena itu pemerintah banyak memberikan perhatian agar usaha-usaha atau industri seperti kerajinan khas Lampung tetap bertahan dan aktif berproduksi. Tabel III-180. Banyaknya Usaha Industri di Kota Bandar Lampung tahun 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 Industri Besar Sedang 110 109 113 114 122

IKAH 95 94 97 97 104 ILMEA 15 15 16 17 18 Industri Kecil 1.285 1.334 1.437 1.714 2.035 IKAH 787 819 859 1.003 1.156 ILMEA 498 515 578 711 879 Industri Rumah Tangga 6.333 6.459 6.557 6.628 6.827

IKAH 3.490 3.560 3.592 3.658 3.768 ILMEA 2.843 2.899 2.965 2.970 3.059 Jumlah 7.728 7.902 8.107 8.456 8.984

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung 2011

Jenis Industri di Kota Badar Lampung dapat dikategorikan atas 2 (dua) yaitu : 1. Industri Pengolahan. 2. Industri Kerajinan.

1) Industri Pengolahan

Secara makro, perekonomian suatu daerah menurut lapangan usaha terdiri dari 3 (tiga) sektor utama, adapun Industri Pengolahan termasuk dalam sektor sekunder yang meliputi Industri non migas dan Industri Migas. Sektor industri pengolahan ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik ataupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin, atau proses kimiawi. Pembuatan dapat diproses melalui mesin/pabrik maupun oleh rumah tangga. Dalam perhitungan pendapatan regional Kota Bandar Lampung sektor ini hanya mencakup kegiatan Industri Non Migas

Page 279: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-155

a) Kopi Kopi merupakan komoditas utama ekspor lampung, yang dipasarkan dalam bentuk kopi biji / kopi beras dan kopi bubuk. Dilatar belakangi keinginaan semua pihak agar kopi indonesia dapat diterima pada pasar dunia, khusunya kopi Lampung maka Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan melakukan pembinaan bagi Industri ini.

b) Keripik Pisang Keripik pisang merupakan oleh-oleh yang cukup terkenal dari kota Bandar Lampung. Terdapat beberapa merk keripik pisang yang meramaikan pasar oleh-oleh khas Lampung. Keunikan dari makanan ringan khas Lampung ini adalah terdapat beraneka ragam rasa keripik pisang antara lain : asin, jagung, keju, dan coklat.

2) Industri Kerajinan Ada beberapa Industri Kerajinan di Kota Bandar Lmapung ini, yaitu meliputi : a. Kain Tapis

Kain tapis merupakan kerajinan tradisional Lampung yang telah dibuat secara turun menurun, kain tapis ini adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung yang terbuat dari tenun benag kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung Cucuk). Tapis Lampung termasuk kerajinan tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengrajin. Beberapa jenis Tapis menurut asalnya : • Tapis Pesisir. • Tapis Pubian Tulu Suku. • Tapis Tulang Bawang Mego Pak. • Tapis Sungkai Way Kanan. • Tapis Abung Siwo Mego.

Selain digunakan sebagai kain sarung, Tapis juga bisa digunakan cinderamata dan hiasan dinding.

Koperasi merupakan salah satu pilar perekonomian nasional yang sesuai dengan asas dan falsafah bangsa dalam membentuk perekonomian yang berkeadilan. Jumlah koperasi di Kota Bandar Lampung pada tahun 2010 sebanyak 679 unit dimana 477 unit merupakan koperasi yang aktif. Berdasarkan penilaian terhadap koperasi yang berprestasi, pada tahun 2009 terdapat 3 unit koperasi yang berprestasi ditingkat provinsi, 2 unit koperasi berprestasi tingkat nasional. Pada tahun 2010 terdapat sebanyak 15 koperasi yang berprestasi ditingkat Kota Bandar Lampung, 4 Koperasi mendapat prestasi tingkat provinsi dan 2 koperasi berprestasi tingkat nasional. Perkembangan jumlah koperasi dapat terlihat pada Tabel III-181.

Tabel III-181. Data Koperasi Kota Bandar Lampung Tahun 2008 s/d 2010

No Uraian T a h u n (Unit)

2008 2009 2010 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Jumlah Koperasi Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif Koperasi Wajib RAT Koperasi RAT Koperasi Baru Koperasi Berprestasi Tk.Nasional Koperasi Berprestasi Tk. Propinsi Koperasi Berprestasi Tk. Kota B.L

612 405 207 335 99 34 0 6 12

658 456 202 375 88 47 2 3 12

679 477 202 409 102 21

2 4 15

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung 2011

Page 280: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-156

Tabel III-182. Perkembangan Koperasi di Bandar Lampung

No U r a i a n Satuan T a h u n

2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Jumlah Koperasi : Unit 518 556 590 614 658 679 - Aktif Unit 299 336 371 406 456 477 - Tidak Aktif Unit 219 220 219 208 202 202 2 Anggota Orang 91,041 95,082 102,272 102.216 94.503 100.472 3 Permodalan :

- Modal Sendiri RpMilyar 59.11 78.15 93.90 113.695 127.345 136.566

- Modal Luar RpMilyar 85.58 114.20 155.01 110.709 139.539 213.195 4 Volume Usaha RpMilyar 183.90 214.78 240.47 268.909 265.919 321.201 5 Sisa Hasil Usaha RpMilyar 12.49 14.13 16.78 19.328 17.928 21.366

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung 2011

Selama kurun waktu 2005-2009 secara berurutan jumlah koperasi yang tidak aktif yaitu sebanyak 219 unit pada tahun 2005, 220 koperasi pada tahun 2006, tahun 2007 sebanyak 219 unit, 208 unit pada tahun 2008, 202 unit pada tahun 2009, dan 202 unit pada tahun 2010. Koperasi tidak aktif adalah koperasi yang selama dua tahun berturut-turut tidak mempunyai kegiatan usaha. Koperasi yang tidak aktif tersebut memiliki beberapa alternatif yaitu pembinaan dan pembenahan, kembali merger dan/atau membubarkan diri/dibubarkan. Koperasi berdasarkan jenis kegiatan usaha yang ada di Kota Bandar Lampung dapat dilihat tabel III-183. Tabel III-183. Perkembangan Koperasi Menurut Jenis Usaha Di Kota Bandar Lampung

Tahun 2005 - 2009

Tahun Jenis Usaha

Simpan Pinjam Kerajinan Distribusi J a s a Unit Nilai

(Milyar) Unit Nilai

(Milyar) Unit Nilai

(Milyar) Unit Nilai

(Milyar) 2005 240 176,245 10 2,115 85 55,721 10 4,125 2006 240 176,245 10 2,115 85 55,721 10 4,125 2007 261 189,127 10 2,175 86 57,322 10 4,231 2008 266 192,506 10 3,975 115 68,210 10 3,732 2009 260 377,575 8 1,227 116 180,370 14 4,604

2010 495 286,319 8 1,227 130 275.413 22 5,999 Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung 2011 Pembangunan koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang telah dilaksanakan selama ini merupakan bagian pembangunan ekonomi daerah yang ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan dunia usaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk membangun Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung dengan baik, diperlukan perencanaan dan pandangan jauh ke depan untuk menghadapi tantangan sekaligus peluang dan harapan yang diinginkan pada masa mendatang dengan memperhatikan potensi dan sumber daya yang ada. 1. Secara umum potensi yang ada baik lembaga, kewenangan, sumber daya manusia dan

ketersediaan dana merupakan peluang bagi pengembangan Koperasi, UKM, Perindustrian dan perdagangan Kota Bandar Lampung. Selain potensi yang merupakan peluang yang diinginkan juga merupakan kondisi dan harapan dalam pengembangan Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dimasa mendatang.

Page 281: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-157

2. Peluang pelaksanaan bidang pembangunan pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung sepenuhnya bergantung pada persetujuan dan ketersediaan dana pembangunan Pemerintah Kota Bandar Lampung dimana usulan program dan Kegiatan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung setiap tahun disampaikan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).

3. Peluang investasi dan komoditas unggulan di sektor Indusri dan Perdagangan adalah sebagai berikut: 1) Peluang Investasi :

- Industri Pengelolaan Kopi (menjadi Kopi bubuk/Instant coffe). - Industri Pengelolaan Hasil Perikanan (pembekuan, pengasinan dan ikan kaleng). - Industri Makanan (keripik pisang, tahu/tempe, roti kering, kue basah dan kerupuk). - Industri Pakan Ternak (pemanfaatan ubi kayu, dedak, tepung ikan dan sebagainya). - Industri Pengelolaan Kayu/Rotan (menjadi bahan bangunan, perabotan dan

perlengkapan rumah tangga, kerajinan ukiran dan anyaman). - Industri kerajinan tradisional (pembuatan tapis, sulaman dan kerajinan perak). - Pembangunan perumahan pengerajin industri kecil. - Pembangunan barak/tempat usaha industri kecil. - Pembangunan kawasan industri kecil terpadu - Pembangunan pusat informasi perdagangan (Bandar Lampung Trade Information

Centre) 2) Komoditas Unggulan Kota Bandar Lampung :

- Kopi Bubuk - Keripik Pisang - Pengelolaan Ikan - Kerajinan Tapis - Kerajinan Sulaman/Bordir - Kerajinan Kerang - Emping Melinjo Dengan terealisasinya peluang investasi dan komoditas unggulan tersebut, maka diharapkan gerak dunia ekonomi masyarakat Kota Bandar Lampung menjadi dinamis sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan meningkat.

3) Bidang Kemasyaratan Perubahan ketentuan dan peraturan pelaksanaan dibidang industri dan perdagangan membuka peluang untuk melakukan pendataan ulang terhadap dunia usaha kecil, menengah dan besar, sehingga dapat menghasilkan database industri dan perdagangan. Dengan terdatanya kegiatan tersebut maka diharapkan pengambil kebijaksanaan akan tepat dan terarah sehingga dapat menunjang laju pertumbuhan di bidang industri dan perdagangan.

4) Banyaknya asosiasi pengusaha termasuk asosiasi para eksportir memberikan peluang terhadap perdagangan luar negeri untuk dapat membina pelaku ekspor di Bandar Lampung. Begitupun dengan para impotir yang telah memiliki Angka Pengenal Importir (API). Dengan membaiknya keadaan maka diharapkan kegiatan ekspor dan impor atau perdagangan luar negeri dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan kontribusi pendapatan devisa yang meningkat dari tahun ke tahunnya.

Faktor Penghambat UMKM Kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa dan perdagangan, sehingga pembangunan UMKM di kota tersebut sebagian besar berada pada sektor jasa dan perdagangan. Kendala utama pengembangan UMKM yang ada di Bandar Lampung adalah aspek pemodalan dan manajemen usaha yang didalamnya termasuk pelayanan dan mutu produk. Pengembangan UMKM mutlak memerlukan dukungan pemodalan, sehingga pengetahuan terhadap sumber

Page 282: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-158

pemodalan dan tata cara pengajuan modal kepada perbankan dan lembaga keuangan lainnya menjadi penting untuk diketahui oleh pengelola UMKM. Kendala pemodalan ini banyak disebabkan oleh persyaratan pengajuan fasilitas kredit oleh pihak perbankan tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha UMKM, disamping itu kurangnya pengetahuan pelaku usaha UMKM perihal teknis pengajuan fasilitas kredit ke perbankan. Aspek Pengelolaan usaha yang selama ini belum maksimal dijalankan oleh UMKM dapat diatasi dengan memperbanyak pelatihan-pelatihan terutama terhadap SDM, dan bimbingan teknis produksi sehingga mutu produk akan lebih baik. Sebagai UMKM yang banyak di sektor jasa, fungsi pelayanan terhadap konsumen juga harus ditingkatkan, agar jasa UMKM dapat diterima dengan lebih baik.

3.14.4. Peran Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung antara lain dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 231,655 triliun. Penyaluran kredit UMKM sektoral di Kota Bandar Lampung pada periode Januari 2010 – 2012 dapat dilihat pada tabel 184. Tabel III-184. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 2.422,04 2.966,48 5.403,81 2 Perikanan 7.303,49 7.803,06 6.486,02 3 Pertambangan Dan Penggalian 148,70 304,01 339,73 4 Industri Pengolahan 4.701,44 4.514,63 4.802,07 5 Listrik, Gas Dan Air 65,16 102,53 162,96 6 Konstruksi 1.745,83 2.003,15 2.493,63 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 35.100,57 37.542,07 42.676,41 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan

Minum 1.084,68 1.295,18 1.421,44 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 2.297,01 2.925,91 4.021,34 10 Perantara Keuangan 2.087,46 1.791,67 1.706,71 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 805,89 1.983,75 2.264,70 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib 11,30 2,91 1,69 13 Jasa Pendidikan 214,73 330,89 365,97 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 271,00 461,30 524,64 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya 4.857,74 6.865,01 6.506,02 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 114,36 172,96 332,65 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya 0,05 11,47 44,13 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 4.240,43 5.959,21 1.978,90 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 5.219,35 85,05 310,12

TOTAL 72.691,23 77.121,23 81.842,95 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Pada tahun 2010, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM diketahui sebesar Rp 72,691 triliun. Jumlah ini meningkat pada tahun 2011 menjadi Rp 77,121 triliun, atau mengalami

Page 283: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-159

peningkatan sebesar 6,09%. Adapun pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 81,843 triliun, atau meningkat 6,12% dari penyaluran kredit di tahun 2011. Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 51,436 triliun, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 16,036 triliun dan kredit konsumsi mencapai Rp 5,219 triliun. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 56,328 triliun, peningkatan penyaluran kredit juga terdapat pada kredit investasi yang menjadi sebesar Rp 20,708 triliun, sedangkan nilai kredit konsumsi bagi UMKM pada tahun 2011 mengalami hingga Bulan Nopember mengalami penurunan menjadi Rp 85,05 milyar. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 57,179 triliun, kredit investasi sebesar Rp 22,354 triliun, dan kredit konsumsi sebesar Rp 310,12 milyar. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu Januari 2010 sampai dengan November 2012 adalah sebesar Rp 231,655 triliun, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar Rp 639,860 triliun. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 36,20%. Penyaluran kredit ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit di Kota Bandar lampung masih didominasi oleh sektor Non-UMKM. Sementara penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran.

3.15. KOTA METRO

3.15.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin dari total produksi barang dan jasa yang dihasilkan para pelaku ekonomi yang terdapat di daerah tersebut. Dalam hal ini, PDRB seringkali dijadikan acuan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Metro atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp 1.319.875 juta. Tabel III-185. PDRB Kota Metro Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010

dan 2011

No Sektor 2010 (Juta) 2011 (Juta) Pertumbuhan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian 127.949 72.958 142.872 76013 11,66 4,19

2 Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 0

3 Industri Pengolahan 34.935 27.260 37.338 28.540 6,88 4,70

4 Listrik, Gas dan air bersih 17.532 4.757 19.619 5.080 11,90 6,79

5 Bangunan 42.767 22.961 46.700 23.571 9,20 2,66

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 158.274 100.867 175.828 106.386 11,09 5,47

7 Pengangkutan dan komunikasi 155.559 64.601 173.798 68.241 11,72 5,63

8 Keuangan, Persewaan dan Js. Perh. 278.737 133.524 336.278 148.029 20,64 10,86

9 Jasa-jasa 348.635 135.582 387.442 142.658 11,13 5,22 PDRB 1.164.388 562.510 1.319.875 598.518 13,35 6,40

Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012

Page 284: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-160

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB Kota Metro tahun 2011 atas dasar harga berlaku tersebut meningkat sebesar 13,35% atau sebesar Rp 155.487 juta, ini karena pada tahun 2010 nilai PDRB kota metro atas dasar yang sama adalah Rp 1.164.388 juta. Apabila menggunakan harga konstan (tahun 2000) sebagai dasar, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Metro tahun 2011 adalah Rp 598.518 juta. Nilai PDRB tahun 2011 atas dasar harga konstan ini meningkat 6,40% dari tahun sebelumnya (2010) yang nilainya adalah Rp 562.510 juta. Perekonomian Kota Metro untuk tahun 2011 masih didominasi empat sektor utama sebagai penghasil nilai tambah terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sektor jasa-jasa, (2) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (3) sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta (4) sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 29,94% dari total PDRB Kota Metro tahun 2009, dilanjutkan dengan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 23,94%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 13,59% serta sektor pengangkutan dan komunikasi 13,36%. Sedangkan kontribusi dari lima sektor lainnya (pertanian, pertambangan, bangunan, industri pengolahan serta listrik, gas dan air bersih) terhadap PDRB Kota Metro tahun 2011 hanya sebesar 19,17%. Tabel III-186. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Metro 2007 -2011

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 1,78 3,32 2,32 2,77 4,19 2. Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Industri Pengolahan 6,19 4,93 4,04 4,93 4,70 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3,14 1,39 4,23 5,45 6,79 5. Bangunan 1,05 1,20 2,27 5,20 2,66 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,68 2,74 3,25 4,49 5,47 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,62 9,61 8,12 7,27 5,64 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13,80 8,62 9,69 8,26 10,86 9. Jasa-Jasa 4,43 4,23 4,13 6,09 4,74

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: PDRB Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha 2011 Dalam kurun waktu 2007-2011 kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Metro berfluktuasi pada kisaran 5,21 sampai 6,24%, sedangkan yang terendah terjadi di tahun 2008 sebesar 5,21%. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, laju pertumbuhan ekonomi Kota Metro tahun 2011 sebesar 6,40%, naik dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi didukung oleh pertumbuhan yang positif di semua sektor. Laju pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa yang mencapai 10,86%. Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada lapangan usaha transportasi dan komunikasi yang mencapai 5,64% dan pertumbuhan tertinggi ketiga terjadi pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 5,47%. Pertumbuhan yang terendah terjadi pada lapangan usaha bangunan yaitu 2,66% Pada tahun 2011, kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Metro adalah lapangan usaha jasa-jasa sebesar 29,35%, diikuti oleh lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 25,48% dan kontribusi terbesar ketiga disumbang oleh lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 13,32%. Sedangkan kontribusi terkecil adalah lapangan usaha listrik, gas dan air besih yang hanya memberikan kontribusi sebesar 1,49%.

Page 285: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-161

Gambar III-34. Distribusi Persentase PDRB Kota Metro Menurut Lapangan Usaha 2011

3.15.2. Kondisi Produksi

a. Sektor Pertanian

1. Subsektor Tanaman Pangan Tidak seperti kebanyakan kabupaten lainnya di Lampung, sub sektor tanaman pangan bukan merupakan penggerak utama perekonomian di Kota Metro. Sub sektor ini hanya menyumbang 5,99% terhadap pembentukan total PDRB Kota Metro pada tahun 2011. Luas panen dan produksi subsektor tanaman pangan pada tahun 2011 Kota Metro didominasi oleh komoditas padi dengan luas panen 4.734 ha dengan produksi sebesar 26.506 ton, Selanjutnya terbesar kedua adalah komoditas jagung dengan luas panen 960 ha dengan produksi sebesar 4.214,26 ton, Kemudian komoditas ubi jalar yang terbesar ketiga dengan luas panen 26 ha dengan produksi sebesar 3.338,6 ton, Tetapi apabila kita perbandingkan produktivitasnya maka komoditas ubi jalar merupakan komoditas yang mempunyai nilai produktivitas tertinggi seperti yang diperlihatkan tabel berikut,

Tabel III-187. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kota Metro Tahun 2011

Jenis tanaman Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktifitas (ton/ha) 1. Padi 4.734 26.506 56

2. Jagung 960 4.214,26 4,44

3. Kedelai 28 35,6 1,32

4. Kacang tanah 38 58,4 1,54

5. Kacang Hijau 22 18,8 0,85

6. Ubi Kayu 114 229,49 2,01

7. Ubi Jalar 26 3.338,6 823,8 Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012 Komoditi lain yang sudah diusahakan masyarakat adalah dari jenis sayur-sayuran seperti: kacang panjang, ketimun, kangkung, bayam, terung, sawi, tomat, bawang merah, cabai dan buncis. Selain itu dari jenis komoditi buah-buahan seperti: pisang, alpukat, salak, nangka, nanas, rambutan, dll. Pada tahun 2011 tercatat komoditi dari jenis sayur-sayuran mampu memproduksi sebanyak 2.042,3 ton dengan penggunaan luas tanam 347 ha. Sedangkan

Pertanian11%

Industri Pengolahan

3% Listrik, Gas & AIR

2%Bangunan4%

Perdagangan,Hotel & restoran

13%

Pengangkutan &

Komunikasi13%

Keuangan, Persewaan

& JS Perusahaan

25%

Jasa-jasa29%

Page 286: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-162

dari jenis komoditi buah-buahan pada tahun yang sama dapat memproduksi sebanyak 47.060 ton.

2. Subsektor Peternakan Jenis usaha ternak di Kota Metro terdiri dari ternak besar (sapi potong, sapi perah, kerbau), dan ternak kecil (kambing, domba, babi) serta unggas (ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, itik dan burung puyuh). Populasi hewan ternak pada tahun 2011 mencapai 1.356.147 ekor. Ternak unggas berpeluang besar untuk dikembangkan karena serapan pasar yang baik terutama untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur di Kota Metro sendiri. Jumlah ayam buras tercatat sebesar 113.922 ekor, ayam ras pedaging sebanyak 1.098.800 ekor dan ayam petelur 27.250 ekor. Total produksi unggas pada tahun 2011 tercatat sebesar 575.093 kg dengan jumlah populasi 1.334.233 ekor. Secara umum program pengembangan usaha peternakan di Kota Metro bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewani, meningkatkan mutu generik, populasi dan produksi daging ternak sehingga mampu menyediakan protein hewani asal ternak. Khusus untuk usaha peternakan sapi, dalam peningkatan populasi secara umum dapat dilakukan melalui bioteknologi reproduksi kawin suntik/inseminasi buatan (IB). Hal ini merupakan upaya penerapan teknologi tepat guna yang dalam peningkatan mutu genetik dan jumlah ternak serta pembentukkan bibit ternak yang berkualitas. Tabel III-188. Populasi Ternak dan Produksi Daging di Kota Metro Tahun 2011 No Komoditi Populasi Produksi (kg) Ternak Besar 1 Sapi potong 5.789

440.274 2 Sapi perah 71 3 Kerbau 555 18.896

Ternak Kecil 1 Kambing 9.542 99.950 2 Domba 5.422 13.759 3 Babi 535 74.025

Ternak Unggas 1 Ayam Ras Petelur 27.250

575.093 2 Ayam Ras Pedaging 1.098.800 3 Ayam Buras 113.922 4 Bebek /Itik 36.811 5 Burung puyuh 57.450

TOTAL 1.356.147 1.221.997 Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012

3. Subsektor Perikanan Kota Metro di sub bidang perikanan mempunyai potensi sumber air yang memadai untuk dikembangkan terutama perikanan kolam. Pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.708,92 Ton/tahun untuk produksi perikanan kolam darat dan 21.223.000 ekor produksi perikanan budidaya (benih ikan) kolam.

Page 287: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-163

Adapun Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Perikanan telah dicapai beberapa hasil yang diantaranya dengan di bangunnya Balai Benih Ikan (BBI) akan tersedianya benih ikan yang berkualitas di Kota Metro dan akan meningkatnya jumlah pembudidaya ikan dan produksi ikan dalam kota. Tabel III-189. Produksi ikan Kolam Menurut Kecamatan Di Kota Metro Tahun 2011

Kecamatan Jenis Ikan

Jumlah Lele Patin Gurame Nila Lainnya

1. Metro Selatan 266 159 41 29 0,5 495,5 2. Metro Barat 155 89,5 18 10,4 0,5 273,4 3. Metro Timur 226 15 10,4 0,85 0,2 252,45 4. Metro Pusat 289,65 77,57 23,2 9,05 0,5 399,97 5. Metro Utara 131 40,5 109,4 5,7 1 287,6 Jumlah 1067,65 381,57 202 55 2,7 1708,92

Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012 Pada tahun 2011 tercatat jumlah produksi ikan kolam terbesar di Kota Metro adalah jenis ikan lele dengan jumlah produksi sebesar 1.067,65 ton diikuti ikan patin 381,57 ton dan ikan gurame 202 ton. Produksi ikan kolam terbesar menurut kecamatan berada pada Kecamatan Metro Selatan yakni sebesar 495,5 ton, diikuti Metro Pusat 399,97 ton, Metro Utara sebanyak 287,6 ton dan Metro Barat serta Metro Timur yaitu masing-masing sebesar 273,4 ton dan 252,45 ton.

b. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor listrik, gas dan air bersih di Kota Metro memiliki peran yang sangat kecil bagi pembentukan PDRB Kota Metro. Meskipun relatif kecil terdapat dua sub sektor yang memberikan sumbangan dalam pembentukan PDRB Kota Metro yakni sub sektor listrik dan sub sektor air bersih. Berdasarkan data PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 terjadi penurunan kontribusi pada sektor ini yakni, 1,51% pada tahun 2010 menjadi 1,49% pada tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat peningkatan permintaan dan produksi pada kedua sektor ini. Perlu adanya suatu kebijakan yang komprehensif dalam meningkatkan peran kedua sub sektor ini. Mengingat kedua sub sektor ini merupakan salah satu sektor penting dalam memperlancar aktivitas perekonomian suatu daerah.

c. Sektor Konstruksi Struktur perekonomian Kota Metro tahun 2011, kontribusi sektor bangunan dalam pembentukan PDRB menempati urutan kedua terkecil setelah sektor listrik, gas dan air bersih. Tercatat pada tahun 2011 kontribusi yang disumbangkan oleh sektor ini menurut PDRB harga berlaku hanya sebesar Rp 46.700 juta dari total PDRB Kota Metro. Angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 42.767 juta. Namun, bila dibandingkan dari persentase distribusi yang disumbangkan dari total PDRB, sektor ini mengalami penurunan kontribusi yakni sebesar 3,67% pada tahun 2010 menjadi 3,54% pada tahu 2011. Hal ini menunjukkan bahwa peranan pertumbuhan pada sektor ini lebih lambat dibandingkan sektor-sektor lain dalam pembentukan PDRB total pada tahun 2011.

d. Sektor Perindustrian Data industri bersumber dari data yang dikumpulkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Metro. Pada tahun 2011 tercatat nilai total investasi adalah sebesar Rp

Page 288: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-164

41.606.650.000 dari kelompok industri yang ada di Kota Metro. Kecamatan yang nilai investasinya terbesar adalah Kecamatan Metro Utara yaitu sebesar Rp 36.566.016.000, sedangkan Kecamatan Metro Timur paling kecil nilai investasinya dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yakni sebesar Rp 770.285.000. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III-190. Nilai Investasi Menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Di Kota Metro tahun

2011 (dalam 000 rupiah)

Kecamatan

Kelompok Industri

Jumlah Industri Pangan

Industri Kimia

dan Bahan Bangunan

Industri Logam

dan Jasa

Industri Sandang dan Kulit

Industri Kerajina

ndan Umum

1. Metro Selatan 577.750 105.117 38.430 4.000 224.266 949.563 2. Metro Barat 566.583 98.868 153.720 145.000 122.328 1.086.499 3. Metro Timur 354.250 300.843 38.420 36.000 40.772 770.285 4. Metro Pusat 322.000 337.812 1.300.646 19.000 254.829 2.234.287 5. Metro Utara 36.248.387 115.360 126.784 50.000 25.485 36.566.016 Metro 38.068.970 958.000 1.658.000 254.000 667.680 41.606.650

Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012 Tercatat pada tahun 2011 kelompok industri yang memiliki investasi terbesar di Kota Metro adalah industri pangan dengan nilai investasi sebesar Rp 38.068.970.000. Industri ini berada pada Kecamatan Metro Utara dengan nilai investasi sebesar Rp 36.248.387.000. Kelompok industri logam dan jasa menempati posisi kedua dengan nilai investasi sebesar Rp 1.658.000.000. Industri ini berada pada Kecamatan Metro Pusat dengan nilai investasi sebesar Rp 1.300.646.000. Sedangkan untuk kelompok industri yang nilai investasinya paling kecil adalah industri sandang dan kulit dengan nilai investasi sebesar Rp 254.000.000.

e. Sektor Hotel dan Restoran

Usaha di bidang perhotelan pada tahun 2011 turut memberikan sumbangan terhadap PDRB Kota Metro. Tercatat hingga tahun 2011 jumlah hotel yang terdapat di Kota Metro sebanyak sembilan unit yang terdiri dari 159 kamar dan 318 tempat tidur. Kesembilan hotel ini berada pada Kecamatan Metro Barat, Metro Timur dan Kecamatan Metro Pusat.

Tabel III-191. Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Di Kota Metro 2011 Kecamatan Hotel Kamar Tempat Tidur

1. Metro Selatan 0 0 0 2. Metro Barat 1 26 52 3. Metro Timur 4 75 150 4. Metro Pusat 4 58 116 5. Metro Utara 0 0 0 Metro 9 159 318

Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012

f. Sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana di sektor perhubungan terus dilakukan oleh Pemerintah, baik pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pembangunan sarana umum di Kota Metro sudah tergolong baik, salah satunya dapat dilihat

Page 289: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-165

dari pembangunan jalan baik jalan negara, provinsi dan kabupaten/kota. Sekitar 98,18% jalanan di Kota Metro sudah diaspal dan sekitar 58,70% dari total panjang jalan berkualitas baik. Total panjang jalan di Kota Metro sampai akhir tahun 2011 berjumlah 393,05 km, dengan rinci menurut status jalan, jalan negara 5,74 km, jalan propinsi 21,90 km dan jalan kabupaten/kota 365,41 km (Kota Metro dalam Angka, 2011). Tabel III-192. Banyaknya Kendaraan Bermotor Di Kota Metro 2011

Jenis Umum Tidak umum Jumlah Sedan 0 2885 2885 Suburband 0 0 0 Otolet 0 0 0 Mikrolet 286 0 286 Micro Bus 26 0 26 Bus 64 0 64 Mobil Barang 194 0 194 Motor 0 1472 1472 Jumlah 570 4357 4927

Sumber: Kota Metro Dalam Angka 2012 Sektor angkutan yang berperan penting dalam menyokong kegiatan ekonomi maupun sosial di Kota Metro adalah angkutan penumpang dan angkutan barang. Jumlah kendaraan untuk penumpang hingga tahun 2011 adalah 376 unit, dimana kendaraan mikrolet menempati peringkat pertama dengan jumlah kendaraan 286 unit. Sedangkan jumlah kendaraan untuk barang hingga tahun 2011 berjumlah 194 unit. Keberadaan fasilitas pos dan telekomunikasi serta informatika sangatlah penting sebagai media informasi. Sampai akhir tahun 2011 tersedia 54 sarana layanan pos dan 6.524 pelanggan Telkom di Kota Metro (Kota Metro dalam Angka, 2011).

g. Sektor Jasa-Jasa Sektor jasa merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kota Metro. Pada tahun 2011 sektor ini mampu menyumbang sebesar Rp 387.422 juta atau sekitar 29,35% dari total PDRB atas dasar harga berlaku. Besarnya kontribusi sektor jasa ini disebabkan karena meningkatnya peranan subsektor pemerintahan umum dan swasta dalam pembentukan nilai tambah pada sektor jasa.

3.15.3. Profil UMKM Upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah dengan membangun kekuatan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang berdaya ekomoninya diharapkan dalam segala segi kehidupan lain akan berdaya pula. Masyarakat Kota Metro yang bebagian besar menggantungkan hidup dari pertanian perlu mendapat perhatian lebih untuk memberdayakannya. Oleh kerena itu, strategi untuk menjalankan misi pembangun ekonomi kerakyatan adalah peningkatan pertumbuhan dan pengembangan UMKM berbasis pedesaan dan ketahanan pangan. Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Kota Metro. Hal ini terkait perannya dalam mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengangkat potensi ekonomi kerakyatan. Namun demikian jumlah koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kota Metro, provinsi Lampung, tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009.Berdasarkan data dari Dinas

Page 290: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-166

Koperasi dan UKM kota Metro, Minggu (21/2), pada tahun 2009 jumlah koperasi sebanyak 162 unit usaha, sementara jumlah UKM mencapai 724 unit usaha. Sedangkan pada tahun 2010, untuk koperasi menjadi 158 unit, sedang UKM turun menjadi 685 unit. Oleh karena itu pengembangan koperasi dan UMKM ini terus menerus dikembangkan oleh Pemerintah Daerah kota Metro, karena memang peranannya terhadap perekonomian rakyat cukup signifikan Tabel III-193. keragaan Koperasi Kota Metro Tahun 2006-2010

No Uraian Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Koperasi 151 157 160 160 168 2 Koperasi Aktif 133 139 142 99 112 3 Koperasi Tidak Aktif 18 18 18 61 62 4 Jumlah Anggota 18.968 20.394 20.462 20.462 22.459 5 Tenaga Kerja 325 373 330 373 373 6 Jumlah Modal (Rp 000) 11.941.578 13.792.152 13.732.492 13.732.492 23.405.883

7 Jumlah Volume Usaha (Rp000) 48.004.071 63.284.966 63.284.616 63.284.916 76.634.109

8 Jumlah Aset (Rp000) 39.940.892 45.950.652 46.097.115 46.097.115 66.481.386 Sumber : Dinas Koperindagkop dan UMKM tahun 2010 Pengembangan ekonomi kerakyatan dilakukan dengan melibatkan seluas-luasnya peran serta masyarakat serta di semua bidang usaha. Lembaga ekonomi yang sesuai dan dapat mewadahi pelaku usaha tersebut adalah koperasi yang dikelola secara profesional, demokratis, otonom, partisipatif dan berkeadilan sesuai dengan prinsip koperasi. Dalam kurun waktu lima tahun (2006-2010) perkembangan koperasi menunjukan peningkatan yang cukup mengembirakan, baik dilihat dari jumlah pertumbuhan koperasi baru, anggota, permodalan dan volume usaha serta sisa hasil usaha. Sejalan dengan Visi dan Misi Kota Metro dan dalam era perdagangan bebas serta dalam rangka memantau pertumbuhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah maka disajikan data mengenai perkembangan dunia usaha dalam rangka mewujudkan pengusaha yang tangguh dan professional. Berkaitan dengan hal tersebut bersama ini disajikan data pelaku usaha perdagangan dan pelayanan perizinan terpadu Bidang UMKM di kota metro dapat dilihat pada tabel III-194. Industri kimia dan agro di kota Metro diharapkan mampu memberikan kontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Metro, berdasarkan potensi yang dimiliki kota Metro ada beberapa komoditas dan produk industri kimia agro yang dapat dikembangkan pada masa mendatang dengan demikian industri kimia agro merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk industri melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri kimia dan agro merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan di kota Metro disamping industri untuk pengolahan bahan bakumenjadi bahan jadi sebagai produk unggulan Kota Metro. Pembinaan dan pengembangan kegiatan bidang industri kimia agro dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang ahli dan berkompeten dalam bidang tersebut sehingga mampu meningkatkan kualitas dan produktifitas sehingga berdaya saing di pasaran.

Page 291: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-167

Tabel III-194. Jumlah Pelaku Usaha yang menempati Pusat-Pusat perdagangan di Kota Metro No Nama Pasar Jumlah Pelaku Usaha

1 Shoping center 641 2 Kopiondo 413 3 cendrawasih 567 4 Bioskop Nuban 21 5 Komplek terminal 40 6 Sumur bandung 66 7 tejo Agung 150 8 margorejo 60 9 Sumbersari 109 10 Ganjar Agung 30

Sumber : Dinas Koperindagkop dan UMKM tahun 2010 Saat ini masih dirasakan banyaknya kendala-kendala yang dihadapi dalam permbinaan industri kimia agro. Untuk mencapai percepatan sarana pembangunan sektor tersebut, maka disamping adanya program kegiatan yang tertuang dalam kegiatan pemerintah sangat penting diharapkan pula adanya partisipasi dari dunia usaha lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan industri kimia dan agro Kota Metro dapat dilihat pada Tabel III-195 berikut. Tabel III-195. Jumlah pertumbuhan Industri Kimia dan Agro di Kota Metro tahun 2006-2010

No

kelompok Usaha

Tahun 2007 2008 2009 2010

Unit Usaha

Tenaga kerja

Unit Usaha

Tenaga kerja

Unit Usaha

Tenaga kerja

Unit Usaha

Tenaga kerja

1 Industri Pangan 387 843 397 887 392 1162 394 1170

2

Industri sandang dan Kulit 29 61 36 68 92 204 92 204

3

Industri Kimia dan bahan bangunan 97 280 117 288 121 364 124 375

Jumlah 513 1184 550 1243 605 1730 600 1149 Sumber : Dinas Koperindagkop dan UMKM tahun 2010 Tabel III-196. Presentasi Perkembangan Industri Di Kota Metro Tahun 2005 -2009

No

Tahun

Usaha Industri Peningkaten Pertumbuhan

Unit Usaha Tenaga kerja Unit Usaha (%)

Tenaga kerja (%)

1 2005 556 1526 2 2006 627 1700 12,8 11,4 3 2007 724 1712 15,4 0,7 4 2008 765 1781 5,7 4 5 2009 2132 2132 0,8 19,7

Sumber : Dinas Koperindagkop dan UMKM tahun 2010 Dalam rangka pembinaan dan pengambangan perekonomian maka pengembangan pembangunan bidang industri logam, elektronik dan Aneka harus diarahkan untuk meninmgkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatan perekonomian dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Page 292: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-168

Tabel III-197. Jumlah Pertumbuhan Industri logam, Elektronik dan Aneka Di Kota Metro

No

Kelompok Usaha

Tahun 2007

2008

2009

2010

Unit Usaha

Tenaga kerja

Unit Usaha

Tenaga

kerja

Unit Usaha

Tenaga kerja

Unit Usaha

Tenaga kerja

1 Industri

logam dan jasa

127 334 127 334 129 334 133 340

2 Industri

kerajinan Umum

84 194 88 204 68 37 42 78

Sumber : Dinas Koperindagkop dan UMKM tahun 2010 Mengingat pentingnya peran Industri Logam, elektronik dan aneka, Pemerintah Kota Metro senantiasa melakukan pembinaan pengembangan dan pemberian bantuan penguatan modal usaha bagi pelaku usaha di bidang industri logam, elektronik dan aneka melalui program pemberdayaan masyarakat (PPM) bidang ekonomi serta melalui kebijakan pembangunan yang ditujukan untuk meingkatkan struktur ekonomi yang lebih kokoh, meingkatkan nilai tambah produksi industri serta meningkatkan kesempatan usaha. Faktor Penghambat UMKM Kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku Usaha Mikro dan Kecil adalah munculnya berbagai permasalahan seperti kesulitan dalam mengakses pasar, rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, masalah permodalan, kemitraan dan kemampuan produksi, serta manajemen usaha. Dari berbagai permasalahan tersebut, yang paling menonjol adalah masalah permodalan. Oleh karena itu pemerintah Kota Metro selalu berupaya untuk memberikan dukungan bantuan permodalan kepada para pelaku usaha di Kota Metro. Rendahnya kualitas produk, serta kelemahan dalam produksi dan manajemen UMKM yang berada di kota Metro ditanggulangi dengan pemberian pelatihan yang intensif tidak hanya yang berasal dari dinas terkait, tetapi juga dari kerjasama antar instansi dan swasta.

3.15.4. Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UMKM Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM di Kota Metro antara lain dapat diketahui berdasarkan besaran kredit UMKM yang telah diberikan. Berdasarkan statistik perbankan Provinsi Lampung, diketahui pada periode Januari 2010 hingga Nopember 2012 telah dilakukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 22,904 triliun. Pada tahun 2010, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM diketahui sebesar Rp 7,104 triliun. Jumlah ini meningkat pada tahun 2011 menjadi Rp 7,744 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 9,02%. Adapun pada tahun 2012, hingga bulan Nopember, jumlah penyaluran pinjaman kepada UMKM kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 8,057 triliun, atau meningkat 4,05% dari penyaluran kredit di tahun 2011. Penyaluran kredit UMKM sektoral di Kota Metro pada periode Januari 2010 – 2012 dapat dilihat pada tabel III-198. Berdasarkan jenis kredit yang diberikan kepada UMKM, kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit bagi UMKM. Pada tahun 2010, penyaluran kredit modal kerja mencapai jumlah Rp 6,927 triliun, sedangkan kredit investasi sebesar Rp 17,44 milyar dan kredit konsumsi mencapai 158,71 milyar. Jumlah penyaluran kredit modal kerja pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 7,711 triliun, peningkatan penyaluran kredit juga terdapat pada kredit investasi yang menjadi sebesar Rp 27,34 milyar, sedangkan kredit

Page 293: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

III-169

konsumsi mengalami penurunan menjadi sebesar 4,91 milyar. Pada tahun 2012, hingga bulan Nopember telah dilakukan penyaluran kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp 7.981 triliun, kredit investasi sebesar Rp 55,02 milyar, dan kredit konsumsi sebesar Rp 20,23 milyar. Jumlah penyaluran kredit sektor UMKM di Kota Metro dalam kurun waktu Januari 2010 sampai dengan November 2012 adalah sebesar Rp 22,904 triliun, sementara jumlah penyaluran kredit secara keseluruhan dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar Rp 37,985 triliun. Perbandingan antara penyaluran kredit sektor UMKM dengan total kredit secara keseluruhan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 60,30%. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit UMKM di Kota Metro mendominasi penyaluran kredit oleh perbankan umum. Sementara penerima kredit terbesar dalam sektor UMKM adalah UMKM yang bergerak dalam bidang perdagangan besar dan eceran. Tabel III-198. Kredit UMKM Sektoral Kabupaten Tengah 2010-2012

No Subsektor Tahun

2010 (Rp ‘milyar)

2011 (Rp ‘milyar)

2012 (Rp ‘milyar)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 616,41 271,43 1.081,37 2 Perikanan 1.995,74 1.985,01 1.974,36 3 Pertambangan Dan Penggalian - 0,19 3,39 4 Industri Pengolahan 255,02 432,18 674,09 5 Listrik, Gas Dan Air 0,03 - 0,10 6 Konstruksi 6,71 3,89 23,38 7 Perdagangan Besar Dan Eceran 2.208,19 1.738,53 2.888,40 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan

Minum 1,51 2,89 7,00 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 0,23 0,05 3,37 10 Perantara Keuangan - 0,58 16,39 11 Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan - 1,84 6,61 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan

Sosial Wajib - - - 13 Jasa Pendidikan 20,19 0,47 3,84 14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 7,82 6,16 5,93 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan

Perorangan Lainnya 12,46 33,88 35,51 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - - 0,27 17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional

Lainnya - - 1,44 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 1.820,08 3.261,61 1.311,25 19 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 158,71 4,91 20,23

TOTAL 7.103,08 7.743,61 8.056,91 Sumber: Statistik Kredit Perbankan Provinsi Lampung, diolah

Page 294: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 295: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 296: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 297: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-1

BAB IV KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM 4.1. KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT Berbagai kebijakan pemerintah pusat telah diambil oleh Lembaga Pemerintah Departemen dan Non Departemen sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang antara lain mengatasi masalah dan meminimalisir kendala yang dihadapi oleh UMKM, baik dari segi permodalan dan pembiayaan usaha, kelembagaan, teknik dan teknologi produksi, manajemen usaha, dan pemasaran. Masalah dan kendala yang dihadapi oleh UMKM pada dasarnya bersumber dari sumberdaya manusia dan kondisi dan iklim usaha yang dalam beberapa hal tidak menguntungkan dan kondusif bagi pengembangan UMKM. Berbagai kebijakan dan program yang telah diambil oleh berbagai Departemen dan Non-Departemen dalam operasionalisasinya dihadapkan kepada masalah koordinasi dan pengendalian. Dalam rangka mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan melalui INPRES No. 6 tahun 2007. Seperti tertuang pada Inpres No. 6 tahun 2007, pemberdayaan UMKM secara garis besar meliputi: (1) peningkatan akses permodalan bagi UMKM, (2) pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia, (3) peningkatan peluang pasar produk UMKM, dan (4) reformasi regulasi. Peningkatan akses permodalan bagi IMKM meliputi kebijakan untuk: (1) meningkatkan kapasitas kelembagaan dan akses UMKM pada sumber pembiayaan yang meliputi program pengembangan skema kredit investasi bagi UMKM, meningkatkan efektivitas fungsi dan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), (2) memperkuat sistem penjaminan kredit bagi UMKM yang meliputi program peningkatan sertifikasi tanah untuk memperkuat penjaminan kredit UMKM, peningkatan peran Lembaga Penjaminan Kredit bagi UMKM, dan program pengembangan sistem resi gudang sebagai instrumen pembiayaan bagi UMKM, (3) mengoptimalkan pemanfaatan dana non perbankan untuk pemberdayaan UMKM yang meliputi program untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan dana bergulir APBN untuk pemberdayaan UMKM serta restrukturisasi pengeloaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN. Pengembangan kewirausahaan dan sumberdaya manusia meliputi kebijakan untuk: (1) meningkatkan mobilitas dan kualitas SDM melalui program peningkatan askes UMKM pada mobilitas dan kualitas SDM, peningkatan peran Perguruan Tinggi dalam pengembangan Bussines Development Services Provider (BDS-P) dan pemberdayaan UMKM, pengembangan Koperasi Sivitas Akademika, dan peningkatan program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri (Prospek Mandiri), (2) mendorong tumbuhnya kewirausahaan yang berbasis teknologi dengan melaksanakan program pembentukan Pusat Inovasi UMKM untuk pengembangan kewirausahaan dengan mengoptimalkan peran lembaga yang sudah ada. Peningkatan peluang pasar bagi produk UMKM terdiri dari kebijakan untuk: (1) mendorong dan berkembangnya kreasi produk UMKM melalui program pengembangan institusi promosi produk UMKM, peningkatan efektivitas pengembangan klaster sentra IKM melalui pendekatan One Village One Product, dan program pengembangan akses pasar produk

Bab 4

Page 298: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-2

UMKM melalui hotel, (2) mendorong berkembangnya pasar tradisional dan tata hubungan dagang antar pelaku pasar yang berbasis kemitraan melalui program pemberdayaan pasar tradisional dan peningkatan peran peritel modern dalam membuka akses pasar bagi produk UMKM, (3) mengembangkan sistem informasi angkutan kapal untuk UMKM dengan program fasilitasi informasi tentang angkutan kapal untuk UMKM, dan (4) mengembangkan sinergitas pasar dengan program pengembangan pasar yang terintegrasi antara pasar penunjang, pasar induk dan pasar tradisional. Pada kelompok reformasi regulasi meliputi kebijakan untuk menyediakan insentif perpajakan untuk UMKM serta menata kembali kebijakan di bidang UMKM termasuk meredefinisi usaha mikro, kecil dan menengah. Prinsip dan tujuan, kriteria usaha, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, kemitraan, serta koordinasi dan pengendalian pemberdayaan usaha mkro, kecil dan menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Terkait dengan sektor perbankan, aspek pendanaan UMKM diarahkan dengan usaha :

(1) memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank

(2) memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh usaha mikro, kecil dan menengah

(3) memberikan lemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(4) membantu para pelaku usaha mikro dan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan system konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 09/M/2005 tanggal 31 Januari 2005 bahwa kedudukan Kementerian Koperasi dan UKM adalah unsur pelaksana pemerintah dengan tugas membantu Presiden untuk mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Indonesia. Tugas Kementerian Koperasi dan UKM adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, yaitu: menjadi lembaga Pemerintah yang kredibel dan efektif untuk mendinamisasi pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian. Dalam menjalankankan tugasnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, mengeluarkan beberapa peraturan yaitu : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 23/PER/M.KUKM/XI/2005 Tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 32/Kep/M.KUKM/IV/2003 Tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: /Per/M.KUKM/VIII/2006 Tentang Pedoman Teknis Bantuan untuk Teknologi Tepat Guna Kepada Usaha Kecil dan Menengah di Sentra, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 19/Per/M.KUKM/VIII/2006 Tentang Pedoman Teknis Perkuatan Permodalan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di Kawasan Industri, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor: 02/Per/M.KUKM/I/2008 Tentang Pedoman Pemberdayaan Business Development Services-Provider (BDS-P) untuk Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia.

Page 299: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-3

Dalam pengembangan UMKM tentunya tidak terlepas dari faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor utama pendorong dan peluang bagi pengembangan UMKM adalah adanya berbagai kebijakan yang telah diambil serta program yang dilaksanakan oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah serta Perbankan, mengingat penting dan strategisnya UMKM sebagai pelaku ekonomi dalam hal kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan penumbuhan ekonomi rakyat di kabupaten/kota Provinsi Lampung. Walaupun demikian dalam implementasinya berbagai kebijakan dan program tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan berbagai penyebab antara lain hambatan birokrasi, koordinasi dan anggaran. Manfaat dari berbagai kebijakan dan program tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh pelaku usaha UMKM. Selain itu, oleh karena faktor sebaran geografis lokasi usaha UMKM, distribusi dan akses informasi yang terbatas, serta kemampuan individu pelaku usaha UMKM yang beragam menyebabkan terbatasnya jumlah dan jangkauan UMKM yang memperoleh manfaat dari kebijakan dan program yang telah dilaksanakan. UMKM juga terhambat oleh karena kualitas produk (terutama kemasan) yang tidak memenuhi tuntutan dan kebutuhan pasar. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya kemampuan untuk menerapkan teknologi produksi yang dapat meningkatkan mutu dan kapasitas serta rendahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi teknologi produksi. Faktor penghambat yang lain adalah kurangnya kemampuan dan aksesibilitas pelaku usaha UMKM terhadap fasilitas kredit perbankan untuk pembiayaan dan pengembangan usaha. Pada umumnya UMKM terutama usaha mikro dan kecil tidak mampu memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan perbankan, khususnya dari syarat jaminan/agunan. Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota telah cukup banyak menggalakkan pemanfaatan dana perbankan melalui berbagai kebijakan, antara lain melalui skim KUR dan KUM. Dari sisi faktor eksternal UMKM, saat ini yang menjadi salah satu alasan utama hambatan pengembangan UMKM adalah membanjirnya produk/komoditas impor sebagai dampak terhadap tidak adanya kebijakan perlindungan terhadap produk produksi dalam negeri, menyebabkan semakin tertekannya produk UMKM di pasar domestik/lokal. Tidak adanya atau belum adanya kebijakan yang mengatur perlindungan usaha bagi UMKM yang efektif terhadap Usaha Besar menyebabkan tertekannya pengembangan UMKM, seperti masalah keberadaan dan lokasi pasar modern. Faktor penghambat yang lain adalah kendala SDM, birokrasi dan anggaran yang menyebabkan belum maksimalnya kinerja SKPD di tingkat kabupaten/kota dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program dari pemerintah pusat dan daerah kabupaten/kota untuk mengatasi masalah dan mengurangi kendala serta mendorong pengembangan UMKM. Faktor penghambat yang lain adalah permasalahan yang terkait dengan iklim usaha antara lain (a) besarnya biaya transaksi, karena panjangnya proses perizinan, akibatnya timbul berbagai pungutan, (b) praktik usaha yang tidak sehat, dan (c) kondisi infrastruktur. Faktor penghambat dalam pengembangan UMKM secara garis besar menyangkut faktor internal dan faktor eksternal UMKM. Dari segi internal, khususnya usaha mikro dan kecil (UMK) adalah rendahnya kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia, yang menyangkut penguasaan teknologi, organisasi dan manajemen usaha serta kemampuan akses pasar dan akses terhadap informasi pasar. Termasuk dalam hubungan dengan SDM ini adalah masih lemahnya sikap kewirausahaan. Dalam perekonomian Indonesia usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok.

Page 300: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-4

Kriteria usaha yang termasuk dalam usaha mikro kecil dan menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah : 1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2. Usaha Kecil Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

3. Usaha Menengah Kriteria usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Misi Kementerian Koperasi dan UKM Rumusan misi Kementerian Koperasi dan UKM adalah: memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional melalui perumusan kebijakan nasional; pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM; serta peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM secara sistimatis, berkelanjutan dan terintegrasi secara nasional. Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM secara umum adalah menjadikan KUMKM sebagai pelaku ekonomi utama dalam perekonomian nasional yang berdaya saing. Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 - 2009 dapat dirumuskan sebagai berikut:

- Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya 70.000 (tujuh puluh ribu) unit koperasi yang berkualitas usahanya dan 6.000.000 (enam juta) unit usaha UMKM baru;

- Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan;

- Meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM di pasar dalam dan luar negeri;

- Mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM;

- Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

Page 301: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-5

4.2. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI Pembangunan di Provinsi Lampung pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2005-2025 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Lampung yang strategis di jalur lintas transportasi Sumatera dan Jawa, mendorong Lampung berperan sebagai agent of development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional. Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Lampung antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis. Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan kemandirian masyarakat Lampung. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Lampung serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Lampung tahun 2005–2025 adalah:

"Lampung yang Maju dan Sejahtera 2025" Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup nasional, regional, maupun global. Penjabaran makna dari Visi Lampung tersebut adalah sebagai berikut : Maju mempunyai konotasi modern atau industrialized. Kemajuan mencakup domain perekonomian, sains dan teknologi, pendidikan, dan civilization (politik dan hukum) perekonomian yang maju umumnya berbasis industri, perdagangan, dan jasa, didukung oleh infrastruktur yang memadai. Proses produksi didukung oleh penerapan sains dan teknologi yang kental. Tingkat pendapatan masyarakat tinggi dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Tingkat pendidikan rata-rata tinggi dan merata, yang tercermin dari tingkat pendidikan terendah, tingkat partisipasi pendidikan, dan jumlah tenaga ahli atau profesional yang dihasilkan. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang civilized, yang memiliki sistem dan kelembagaan politik, dan hukum yang mantap, serta berkehidupan demokratis, tidak diskriminatif dalam bentuk apapun, bebas berpendapat, menggunakan hak politik, kesamaan didepan hukum, menjunjung tinggi HAM, beretika, disiplin, tertib, serta menghargai profesi. Menjadi wilayah maju mempunyai pengertian Provinsi Lampung menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi. Mengingat pada tahun 2005 pendapatan per kapita penduduk Lampung menduduki urutan terendah diantara semua provinsi yang ada di Sumatera. Desa tertinggal yang ada di Lampung masih besar mencapai porsi seperempat dari jumLah penduduk yang ada. Pengangguran yang tinggi mencapai tiga persen dari jumlah penduduk. Kondisi ini paradok dengan potensi atau kekayaan wilayah yang dimiliki oleh Provinsi Lampung dan kedekatan dengan pusat ekonomi nasional DKI Jakarta yang dapat ditempuh dalam waktu 25 menit melalui pesawat udara dan enam jam dengan modal transportasi darat dan Laut. Kondisi ini

Page 302: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-6

menjadi motivasi untuk mencapai visi menjadi provinsi maju dengan merancang strategi pembangunan yang memungkinkan untuk terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi yang konsisten dan persisten. Masyarakat Lampung akan memanfatkan secara optimal segala bentuk peluang dan kesempatah pada wilayah lain di Indonesia bahkan di luar negeri untuk kemajuan demi terwujudnya masyakarat yang makmur. Pada era globalisasi sekarang masyarakat Lampung akan meningkatkan kemampuan dari yang sudah ada dalam mekanisme perdagangan bebas. Sebagai bangsa pejuang, semua elemen pemangku kepentingan akan berjuang secara proaktif untuk keluar dari keterpurukan sehingga menjadi sejajar dengan masyarakat yang lebih maju dalam Provinsi diluar Lampung dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan seperti yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Untuk menjadi maju syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi, peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan yang mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government), pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal, ketersediaan infrastruktur fisik serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan akan berimplikasi pada kemakmuran. Kemakmuran hanya dicapai oleh manusia berkualitas, oleh karena itu menciptakan manusia yang berkualitas adalah tujuan pokok. Sentral dari pembangunan adalah manusia, oleh karena itu kehandalan strategi peningkatan sumber daya manusia akan menjamin terwujudnya penduduk yang berkuaLitas. Sumber daya manusia berkualitas memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Dengan tingginya kualitas sumber daya manusia akan terjadi proses perberdayaan ekonomi rakyat secara alamiah dalam masyarakat pada gilirannya akan mendorong kemajuan berbagai sektor pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam semua sektor pembangunan dan elemen pemangku kepentingan akan menjadi penentu terwujudnya daya saing daerah. Daya saing ditentukan juga oleh ketersediaan infrastruktur dan sarana pendukung dengan kualitas tinggi, pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi. Birokrasi pemerintahan visioner juga akan menjadi faktor pendukung manakala dapat mendorong dengan kebijakan, menfasilitasi dan melindungi proses peningkatan kemakmuran yang berbasis pada prinsip kewirausahaan. Kualitas birokrasi demikian akan berindikasi pada kemampuan manajemen pemerintahan dengan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dari segi perekonomian, birokrasi pemerintahan daerah yang baik akan mampu menyediakan pembiayaan pembangunan dari hasil pengembangan ekonomi daerah, implikasinya pemerintah harus mendorong PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) setinggi-tingginya untuk menciptakan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Kemakmuran akan terjadi ketika keswasembadaan atau kemandirian dalam berbagai kebutuhan kehidupan dan pembangunan tercapai. Swasembada pangan, pertanian non pangan, energi, dan produk teknologi mengurangi ketergantungan sumber dari luar negeri. Hasil produksi dari berbagai sektor perekonomian menonjol secara kualitas dan produktifitas. Swasembada harus menjadi fokus perhatian untuk mengurangi ketergantungan dan kerawanan serta menciptakan daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia. Keswasembadaan dapat dicapai sejatinya adalah memanfaatkan keunggulan secara maksimal. Selain swasembada, kemakmuran akan terwujud ditentukan oleh kepastian hukum, etika politik luhur yang menjunjung tinggi budaya demokrasi, ketentraman dan ketertiban, budaya kerja keras masyarakat. Dalam proses pembangunan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Lampung harus dapat memastikan keterlibatan penuh dari masyarakat dalam peningkatan perekonomian.

Page 303: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-7

Sejahtera mempunyai konotasi whealthy atau prosperous. Masyarakat yang sejahtera berarti secara ekonomi makmur, dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Jumlah penduduk terkendali (laju pertumbuhan lebih rendah), derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, dan kualitas pelayanan sosial lebih baik. Masyarakat sejahtera terjamin hak-haknya dan berkesempatan sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan pelayanan sosial, serta kebutuhan dasar yang layak. Masyarakat memperoleh perlindungan keamanan, ketentraman, dan ketertiban. Masyarakat sejahtera umumnya berkehidupan religius dan bermoral tinggi, rukun, harmonis, berbudaya, berkesenian, dan berolahraga. Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan maka harus dilakukan organisasi secara terencana dalam rangka mewujudkan Visi. Dalam organisasi pemerintah daerah, misi menjadi direction untuk tugas-tugas yang harus diemban oleh satuan kerja. Dalam upaya mewujudkan Visi Provinsi Lampung 2005-2025, dapat dilaksanakan melalui Misi berikut :

1. Menumbuhkembangkan dan memeratakan ekonomi daerah yang berorientasi nasional dan global.

2. Membangun sarana dan prasarana wilayah untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial.

3. Membangun pendidikan, penguasaan IPTEKS, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. 4. Membangun masyarakat religius, berbudi luhur, dan berbudaya, serta melestarikan dan

mengembangkan budaya daerah. 5. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari. 6. Menegakkan supremasi hukum untuk menciptakan keamanan, ketentraman dan

ketertiban, serta mewujudkan masyarakat yang demokratis. 7. Mewujudkan pemerintah yang bersih, berorientasi kewirausahaan, dan bertatakelola

yang baik. Misi-1: Menumbuhkembangkan dan Memeratakan Ekonomi Daerah yang Berorientasi Nasional dan Global. Misi ini adalah upaya memperkuat ekonomi Lampung dengan mengembangkan potensi dan keunggulan yang dimiliki dengan orientasi ekonomi nasional dan global. Ekonomi berbasis agro terus dimantapkan dan diperkuat, kemudian ditransformasikan ke ekonomi berbasis industri, perdagangan, dan jasa berbasis teknologi. Investasi baru di sektor riil (dalam bentuk PMA dan PMDN) harus dipacu untuk memperluas kesempatan kerja. Kebijakan pemerataan ekonomi harus tercermin pada proporsi aset produktif seperti tanah oleh UKM. Pembangunan ekonomi dan pemerataannya harus diorientasikan untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menurunkan jumlah penduduk miskin. Pembangunan ekonomi tidak mengeksploitisasi sumber daya alam dan tidak merusak lingkungan. Misi-2 : Membangun Sarana dan Prasarana Wilayah untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Sosial. Misi ini adalah upaya menambah dan meningkatkan kualitas dan cakupan infrastruktur (transportasi, darat, air, sungai, dan udara, energi dan telematika) yang berorientasi pada pengembangan ekonomi regional dalam bingkai pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pelayanan sosial, terutama kebutuhan dasar masyarakat juga diorientasikan untuk menarik investasi.

Page 304: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-8

Misi-3 : Membangun Pendidikan, penguasaan IPTEKS, Kesehatan, dan Kesejahteraan Sosial. Misi ini adalah upaya memperkuat daya saing sumber daya manusia (SDM) dengan melaksanakan pendidikan berkualitas di semua jalur, jenis, dan jenjang. Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan IPTEKS diprioritaskan pada semua sektor pembangunan. Pengembangan SDM berkualitas harus didukung oleh peningkatan pelayanan kesehatan dan keolahragaan. Bagi golongan masyarakat kurang mampu peningkatan kualitas SDM harus didukung oleh pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai. Misi-4 : Membangun Masyarakat Religtus, Berbudt Luhur, dan Berbudaya, Serta Melestartkan dan Mengembangkan Budaya Daerah. Misi ini adalah upaya memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME melalui pendidikan agama yang berkualitas di dalam dan di luar sekolah. Peningkatan pelayanan keagamaan secara luas untuk meningkatkan kualitas pribadi dari masyarakat dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama perlu diperkuat karakter atau jati diri masyarakat yang mengaktualisasikan budi pekerti luhur dan nilai-nilai luhur budaya daerah serta mampu berinteraksi antar budaya. Misi-5 : Mewujudkan Daerah yang Asri dan Lestari Misi ini merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara keberadaan dan pemanfaatan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan kehidupan pada masa kini dan masa depan. Meningkatkan pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi. Meningkatkan pemanfaatan nilai ekonomis sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkugan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan dengan meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan pada semua fasilitas umum, sosial dan wilayah pemukiman. Misi-6 : Menegakkan Supremasi Hukum untuk Menciptakan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban, serta Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis. Misi ini adalah upaya untuk mendukung pemantapan kemampuan dan peningkatan profesionalisme aparat keamanan dalam melindungi dan mengayomi masyarakat. Juga dimaksudkan untuk memantapkan kelembagaan demokrasi yang kokoh, memperkuat peran masyarakat sipil, menjamin pengembangan dan kebebasan pers, melakukan pembenahan struktur hukum, meningkatkan kesadaran hukum, dan menegakkan hukum serta memberantas praktik-praktik birokrasi yang sarat KKN. Misi-7: Mewujudkan Pemerintah yang bertatakelola baik dan Berorientasi Kewirausahaan. Misi ini adalah upaya mewujudkan pemerintahan daerah bertata kelola baik, sehingga terwujud pemerintah yang bersih (bebas KKN), berwibawa, bertanggung jawab, dan profesional. Dalam kaitan ini perlu diperkuat desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah serta keserasian dan keterpaduan pembagian tugas pelayanan antar Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Mewujudkan pemerintahan daerah yang berorientasi pada kewirausahaan (entrepreneurial government) yang mendorong inovasi dalam manajemen pemerintahan untuk pelayanan lebih baik kepada masyarakat dan dunia usaha. Sasaran pokok pembangunan jangka panjang Provinsi Lampung 20 tahun ke depan untuk mewujudkan masyarakat Provinsi Lampung yang maju dan sejahtera adalah sebagai berikut:

Page 305: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-9

I. Terwujudnya ekonomi daerah yang kuat yang berorientasi nasional dan global 1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tinggi secara berkelanjutan, yang mencapai

7,5% pertahun pada tahun 2025. 2. Pendapatan rata-rata penduduk Provinsi Lampung meningkat secara

berkesinambungan hingga mencapai sekitar US$ 6.000 pertahun pada tahun 2025. 3. Tingkat pengangguran penduduk rendah dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari

5.%. 4. Iklim investasi semakin baik dengan diindikasikan oleh realisasi investasi dalam negeri

dan luar negeri semakin tinggi. 5. Struktur perekonomian daerah Lampung kokoh dan tangguh, mula-mula berbasis

pertanian dalam arti luas, termasuk agro industri, kemudian ditransformasikan ke basis industri (pengolahan dan manufaktur), perdagangan, dan jasa.

6. Penguasaan aset produktif tanah oleh masyarakat Lampung dengan orientasi pemanfaatan yang tinggi.

7. Ketahanan pangan daerah Lampung kuat dan mantap. 8. Jumlah desa yang tergolong miskin sedikit. 9. Sistem industrial berdaya saing tinggi, Komoditas atau produk unggulan Lampung

kompetitif, baik di pasar domestik maupun global. 10. Nilai ekspor komoditas unggulan Provinsi Lampung tinggi dan berkontribusi signifikan

dalam PDRB Lampung. 11. Pariwisata berkembang pesat dan berperan signifikan dalam perekonomian Provinsi

Lampung. 12. Pertambangan dan energi berkembang dan berperan penting dalam perekonomian

Provinsi Lampung. 13. Bioenergi, khususnya BBN (bahan baku nabati), menjadi andalan ekonomi Provinsi

Lampung. 14. Koperasi dan UKM tumbuh dan berkembang dengan produktifitas tinggi dan jaringan

pemasaran yang kuat sehingga menjadi pilar utama kelembagaan ekonomi Provinsi Lampung.

15. Kesempatan kerja meningkat, baik di perkotaan maupun di perdesaan. 16. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat secara signifikan dan berkontribusi penting

dalam keuangan daerah. 17. Keuangan daerah terjaga dan terkelola dengan baik, transparan, akuntabel, dan

efektif yang didukung oleh sistem informasi manajemen keuangan daerah berbasis Teknologi I nformasi.

18. Kesenjangan pembangunan antar Kabupaten/Kota kecil. II. Terwujudnya Sarana dan Prasarana Wilayah yang Maju dan Handal untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Sosial

1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang komprehensiftersusun dengan baik dan dipatuhi secara konsekuen.

2. Jaringan infrastruktur transportasi (darat, udara, air dan sungai) yang handal dan terintegrasi dalam sistem jaringan inter dan antar-modal.

3. Prasarana dasar permukiman dan wilayah perkotaan tersedia memadai. 4. Kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi

seluruh masyarakat terpenuhi, yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang.

5. Pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan (rumah tangga, pemerintahan, fasilitas umum, fasilitas sosial dan industri).

6. Elektrifikasi pedesaan di seluruh Provinsi Lampung. 7. Pelayanan pas yang efisien yang menjangkau seluruh pelasak Provinsi Lampung. 8. Pelayahan telematika (ICT) yang handa.l danefisien sehingga terwujud masyarakat

infarmasi di seluruh pelasok Pravinsi Lampung.

Page 306: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-10

III. Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berdaya Saing Tinggi, Menguasai IPTEKS,Sehat, dan Sejahtera.

1. Kualitas SDM masyarakat Pravinsi Lampung meningkat, ditandai oleh IPM dan IPG yang tinggi. Tingkat pendidikan penduduk rata-rata tinggi dan merata.

2. Penguasaan dan penciptaan IPTEKS semakin tinggi untuk kesejahteraan masyarakat. 3. Derajat kesehatan masyarakat rata-rata. tinggi, ditandai oleh angka harapan hidup

yang tinggi. 4. Instrumen jaminan kesehatan untuk keluarga miskin tersedia memadai. 5. Instrumen jaminan pangan untuk tiap rumah tangga yang aman dan kualitas gizi yang

memadai. 6. Laju pertumbuhan penduduk menurun menuju keseimbangan, ditandai aleh NRR- 1

atau TFR - 2,1. 7. Kualitas tenaga kerja kompetitif dalam persaingan nasiohal dan global, serta hak

memperoleh perlindungan dan tingkat kesejahteraan tinggi. 8. Peran serta dan pengurus utamaan gender dalam pembangunan meningkat,baik

kuantitas maupun kualitas. 9. Kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang (ekonomi, sosial, politik, budaya)

semakin tinggi. 10. Budaya dan prestasi olahraga masyarakat Lampung meningkat. 11. Kualitas pelayanan kesejahteraan sosial meningkat.

IV. Terwujudnya Masyarakat yang Religius, Berbudi Luhur, dan Berbudaya, serta Mampu Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Daerah

1. Masyarakat bermoral tinggi, yang dicirikan oleh watak dan perilaku masyarakat yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, dan berorientasi pada kemajuan IPTEKS.

2. Budaya daerah yang mantap, tercermin dari meningkatnya harkat dan martabat, peradaban, dan jati diri, serta kepribadian masyarakat.

3. Karakter masyarakat Lampung yang tangguh dan kompetitif, yang mampu berpikir positif dan kondusif terhadap perubahan dan modernisasi.

4. Aspek-aspek positif dari nilai-nilai luhur dan budaya daerah teraktualisasi dalam karakter masyarakat Lampung.

5. Tradisi, tata nilai, dan seni daerah terinventarisasi dan dilestarikan sebagai cagar budaya daerah.

V. Terwujudnya Daerah yang Asri dan Lestari 1. Konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air berupa sarana dan

prasarana pengairan, terutama irigasi terjaga dengan baik sehingga mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air (air bersih dan air irigasi)

2. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarianfungsi lingkungan hidup baik

3. Kekayaan jenis dan sumber daya alam terpelihara 4. Kesadaran sikap mental dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup tinggi 5. Fungsi dan daya dukung SDA dan lingkungan hidup tinggi serta kekayaan

keanekaragaman jenis dan kekhasan SDA provinsi Lampung terpelihara VI. Terwujudnya Penegakkan Supremasi Hukum dan Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban, serta Terwujudnya Masyarakat yang Demokratis

1. Yurisdiksi wilayah laut dan Wilayah udara terlindungi dengan baik. 2. POLRI yang profesional dalam melaksanakan tugas sehingga masyarakat terlindungi

dan terayomi. 3. Peran serta masyarakat dalam mendukung terwujudnya ketentraman dan ketertiban

menguat.

Page 307: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-11

4. Tindak kriminal penyalahgunaan NAPZA, perdagangan anak dan rendah. 5. Lembaga demokrasi dan masyarakat politik mantap kuat, dan mandiri. 6. Peran masyarakat sipil (civil society) kuat dan mandiri. 7. Pemerintahan berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional dan netral, menegakkan

hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif. 8. Penyalahgunaan wewenang dan praktek birokrasi yang sarat KKN rendah.

VII. Terwujudnya Pemerintah Daerah yang Bertatakelola dan Berorientasi Kewirausahaan Meningkatnya pemahaman aparatur tentang tata kelola pemerintahan yang baik dengan ditandai oleh :

1. Meningkatnya profesionalisme aparatur tinggi untuk mewujudkan pemerintah yang bersih (bebas KKN), berwibawa, bertanggung jawab, dan profesional.

2. Desentralisasi dan otonomi daerah semakin kuat. 3. Meningkatnya sinergitas, keterpaduan, dan keserasian pembagian tugas dan

pelayanan pemerintahan antar pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota baik.

4. Terwujudnya Pemerintahan yang berorientasi kewirausahaan (probisnis) yang mendorong inovasi manajemen pemerintahan.

Pengembangan UMKM Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Provinsi Lampung dikoordinasikan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang memiliki visi ”Terwujudnya Lampung sebagai Daerah Industri dan perdagangan yang Berdaya Saing didukung oleh Koperasi dan UMKM yang Tangguh tahun 2014”. Berkenaan dengan visi tersebut, Dinas ini mempunyai misi:

(1) Meningkatkan peran UMKM sebagai pelaku ekonomi yang produktif dan berdaya saing (2) Mendorong iklim usaha yang kondusif, menumbuh kembangkan wirausaha baru dan

meningkatkan kemitraan dengan usaha besar (3) Meningkatkan kualitas SDM aparatur dan pengelola UMKM, pelayanan dan fasilitasi

akses pemodalan UMKM (4) Mengembangkan industri yang menyerap banyak tenaga kerja (5) Meningkatkan akses dan perluasan pasar ekspor komoditi daerah (6) Meningkatkan efisiensi efektivitas sistem distribusi, tertib niaga, dan kepastian berusaha (7) Mneingkatkan peran kelembagaan industri dan perdagangan seperti kemetrologian,

pengujian dan sertifikasi mutu barang dan perlindungan konsumen (8) Mneingkatkan keterpaduan, koordinasi dan sinergisitas antar kementrian Koperasi dan

UKM, perindustrian dan perdagangan provinsi dan Kabupaten/Kota Selain Pembinaan, Pengawasan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, Salah satu fungsi dari dinas ini terkait dengan sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah fungsi Fasilitasi akses penjaminan dalam penyediaan modal/dana bagi UKM pada tingkat propvinsi.

4.3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

4.3.1. Kabupaten Lampung Barat Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang integral, dalam arti ikut menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Pada hakekatnya, tugas pokok pemerintah dapat diringkas menjadi empat fungsi penting yaitu pelayanan (services), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development) serta fungsi pembina jaringan bisnis (business networking). Pelayanan akan menumbuhkan keadilan dalam masyarakat, pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat, serta jaringan bisnis dimaksudkan untuk mendorong pengembangan dunia usaha.

Page 308: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-12

Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menjadi hasrat untuk diwujudkan. Hal ini tentu dengan mempertimbangkan berbagai masalah antara lain; Potensi daya dukung sumberdaya yang dimiliki (sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan dan sumberdaya manajemen), kondisi yang dihadapi, hambatan dan kendala yang menjadi titik lemah pembangunan, serta tantangan dan peluang pembangunan yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut sehingga Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat disusun, yang akan dijabarkan lebih lanjut di dalam Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat. Adapun Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat adalah:

Terwujudnya Masyarakat Lampung Barat Yang “CEKATAN” (Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan)

Untuk memahami Visi Pembangunan tersebut di atas maka dapat, dijabarkan sebagai berikut: “Cekatan” : Dalam pengertian harfiahnya adalah lekas bekerja, mengerti, cepat dan mahir

dalam melakukan sesuatu. “Cekatan” : Dalam visi tersebut di atas merupakan akronim (singkatan) dari Cerdas, Kreatif,

Aman, Taqwa dan Andalan, yang mempunyai makna: 1. Cerdas : Sempurna perkembangan akal budinya (pandai, tajam pikiran,

sehat pertumbuhan tubuhnya, dan kuat) 2. Kreatif : Memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta 3. Aman : Tidak merasa takut (gelisah, khawatir, dan sebagainya), tenteram,

sentosa, lepas dari bahaya 4. Taqwa : Kesalehan hidup (takut kepada Tuhan dan menjauhi larangan-

Nya) 5. Andalan : Mengandalkan, menaruh kepercayaan (mempercayai seseorang)

karena mempunyai keunggulan, nilai lebih.

Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat Dalam mencapai kondisi yang diharapkan sesuai dengan visi untuk mewujudkan Masyarakat Lampung Barat yang “Cekatan” (Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan), maka diperlukan penegasan terhadap upaya-upaya umum yang akan dilaksanakan, yang akan mendasari gerak langkah Pemerintah Kabupaten Lampung Barat selama kurun waktu tahun 2007 – 2012. Untuk itu ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama, serta mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

2. Mengentaskan kemiskinan berbasiskan kegiatan ekonomi kerakyatan serta pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kesinambungan.

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas dan terjangkau. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi. 5. Meningkatkan kesadaran politik, hukum, dan demokratisasi guna menciptakan

pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kenyamanan

Pengembangan UMKM Dinas Koperasi, UKM dan Industri Kabupaten Lampung Barat merencanakan pengembangan UMKM secara terintegrasi dengan dinas lainnya melalui strategi Pembangunan Masyarakat yang maju dan berdaya saing melalui peningkatan ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (sustainable development). Beberapa kegiatan yang mendukung strategi tersebut adalah:

(1) Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM dan Koperasi di perdesaan (2) Peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi

Page 309: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-13

(3) Bantuan modal bagi UKM dan koperasi (4) Peningkatan ekonomi keluarga

4.3.2. Kabupaten Tanggamus RPJP Kabupaten Tanggamus memuat Visi untuk periode 2005-2025 adalah “Masyarakat yang Sejahtera dan Tanggamus Sai Tanggom”. Visi ini merupakan cita-cita sekaligus komitmen daerah, yang terdiri dari dua kata kunci, yaitu masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang menjalankan agamanya secara taat dalam suasana budaya yang kreatif dan didukung manusia yang berkualitas. Sedangkan daerah sai tanggom adalah daerah yang maju, indah, dan berwibawa. Berdasarkan visi tersebut dan tahapan pencapaiannya maka pada periode 2008-2013, dirumuskan visi jangka menengah Kabupaten Tanggamus adalah “Terwujudnya Masyarakat yang Tangguh, Sejahtera dan Agamis dalam Suasana dan Tatanan Daerah yang Aman, Tertib, Lestari dan Mandiri”. Visi ini memuat dua kata kunci yaitu masyarakat yang tangguh, sejahtera, dan agamis serta daerah yang aman, tertib, lestari, dan mandiri. Visi ini merupakan cita-cita dan komitmen kepemimpinan Bupati Tanggamus periode 2008-2013. Masyarakat yang tangguh adalah masyarakat yang memiliki kualitas yang baik yaitu memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang baik. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang tingkat kehidupannnya semakin meningkat. Masyarakat yang agamis adalah masyarakat yang taat menjalankan agamanya. Sedangkan daerah yang aman adalah kondisi daerah yang tingkat kriminalitasnya rendah. Daerah yang tertib adalah kondisi masyarakatnya taat hukum dan berinteraksi dengan baik. Daerah yang lestari adalah kondisi lingkungan yang terjaga keseimbangan ekologinya. Daerah yang mandiri adalah kondisi keuangan daerah yang makin kuat dalam menopang pembangunan. Misi Untuk mencapai visi jangka panjang, RPJPD memuat misi Kabupaten Tanggamus 2005-2025 yaitu :

1. Membangun Manusia yang Berkualitas dan Agamis Misi ini merupakan usaha untuk membangun manusia berkualitas dan agamis sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Kualitas manusia tercermin pada tingkat pendidikan yang tinggi dan kesehatan yang baik. Manusia yang agamis adalah manusia yang disiplin, berakhlak, dan memiliki etos kerja tinggi.

2. Menata Kehidupan Sosial yang Demokratis dan Harmonis. Misi ini merupakan usaha untuk menata kehidupan sosial yang demoktratis dan harmonis sehingga tercipta suasana kehidupan yang damai, nyaman, dan dinamis. Kehidupan sosial yang demokratis tercermin pada masyarakatnya berpartisipasi dalam kehidupan politik dan mentaati hukum, lembaga-lembaga politik berjalan baik, dan berfungsinya forum-forum publik. Kehidupan sosial yang harmonis tercermin pada masyarakatnya yang memiliki kepedulian sosial, saling menghargai, dan suka bekerjasama, lembaga sosial berjalan baik.

3. Menata Pemerintahan yang Bersih dan Baik Misi ini merupakan usaha untuk menata pemerintahan yang bersih dan baik sehingga berkinerja baik dan dipercaya masyarakat. Pemerintahan yang bersih tercermin pada tidak adanya penyimpangan baik dari aspek keuangan dan kewenangan maupun administrasi serta aparaturnya disiplin. Pemerintahan yang baik

Page 310: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-14

tercermin pada manajemen pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan partisipatif, sumberdaya aparatur yang berkualitas, dan sarana prasarana yang memadai.

4. Mengembangkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing dan Berkeadilan Misi ini merupakan upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkeadilan sehingga masyarakatnya dapat hidup layak dan manusiawi serta terjaganya kelestarian sumberdaya untuk generasi yang akan datang. Perekonomian yang berdaya saing tercermin pada produktivitas yang tinggi, daya dukung sumberdaya dan infrastruktur memadai, dan iklim usaha yang kondusif. Perekonomian yang berkeadilan tercermin pada adanya aksesibilitas modal, teknologi, pasar, dan manajemen usaha bagi usaha mikro dan kecil, berimbangnya perkembangan desa-kota, kemitraan usaha antara pelaku besar dan kecil.

Sesuai dengan komitmen Bupati Tanggamus periode 2008-2013 dan tahapan RPJMD maka dirumuskan misi Kabupaten Tanggamus periode 2008-2013 yaitu :

1. Meningkatkan Kegiatan dan Pendidikan Keagamaan Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran beragama sehingga tingkat kepatuhan pada ajaran agama makin baik.

2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan sehingga memiliki daya saing yang tinggi.

3. Mengembangkan Perekonomian Rakyat dan Pertanian Misi ini merupakan upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah terutama ekonomi rakyat dan sektor pertanian sehingga kesejahteraan masyarakat makin baik.

4. Meningkatkan Kapasitas Pemerintah dan Mendorong Partisipasi Masyarakat Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan mendorong partisipasi masyarakat sehingga tercapai pelayanan prima dan keterlibatan masyarakat yang luas.

5. Mengembangkan Kehidupan Sosial yang Demokratis dan Tertib Misi ini merupakan upaya untuk mengembangkan kehidupan sosial yang demokratis dan tertib sehingga suasa kehidupan sosial harmonis dan demokratis.

6. Mengelola Tata Ruang dan Melestarikan Lingkungan Misi ini merupakan upaya mengelola tata ruang Kabupaten Tanggamus sebagai bentuk pemetaan wilayah dan untuk melestarikan lingkungan sehingga terwujud kondisi daerah yang kondusif bagi perkembangan ekonomi dan terjaga daya dukung lingkungan terhadap pembangunan.

Tujuan 1. Meningkatkan manajemen dan koordinasi antar Dinas/Badan/Kantor daerah terkait

guna menghasilkan kebijakan, program serta kegiatan terpadu dan integral yang mendukung perwujudan sektor ekonomi produktif dan penciptaan lapangan kerja serta peningkatan kualitas hidup petani

2. Meningkatkan kualitas jenjang kelembagaan dan organisasi pemerintahan 3. Meningkatkan kualitas sistem pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan 4. Meningkatkan kualitas dan sinergis pelestarian hutan serta sistem pengawasan hutan

yang baik 5. Meningkatkan akuntabilitas publik pemerintahan dan peningkatan peran serta

masyarakat dalam pembangunan 6. Meningkatkan kualitas hidup tenaga pendidik keagamaan, pendidik sekolah umum

negeri dan swasta serta pendidikan daerah terpencil 7. Meningkatkan kualitas dan kuatitas sarana ibadah yang lebih memadai.

Page 311: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-15

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM di Kabupaten Tanggamus diindikasikan untuk pembinaan UMKM dan pelaku usaha ekonomi kerakyatan dengan mengembangkan model-model pembinaan UMKM dan Lembaga ekonomi kerakyatan, dan juga penguatan terhadap ekonomi produktif dan kelembagaan. Program-program pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah Kabupaten Tanggamus adalah:

(1) Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, termasuk dalam pembinaan mutu produk dan disain, serta pelathan manajemen dan kewirausahaan

(2) Peningkatan dan pengembangan ekspor, dengan melakukan temu usaha dengan pengusaha besar/menengah dan juga melakukan promosi dan peluang investasi

(3) Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan (4) Pembinaan pedagang kecil dan menengah (5) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM (6) Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM (7) Pembinaan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi UMKM dan Koperasi (8) Promosi produk UMKM dan Koperasi (9) Penyusuanan data industri dan perdagangan, termasuk UMKM (10) Penyediaan modal kerja UMKM (11) Pengembangan pasar yang representatif (12) Terwujudnya pembinaan usaha ekonomi desa, dengan melibatkan kerjasama

dengan pihak perbankan (BRI dan bank lainnya)

4.3.3. Kabupaten Lampung Selatan

Dalam perencanaan pembangunan daerah, formulasi visi sangat penting sebagai pedoman implementasi dalam pembangunan. Visi yang baik (vision of success) dapat didefinisikan sebagai deskripsi tentang apa yang akan dicapai setelah organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya. Pada umumnya visi dibangun untuk mendorong semangat seluruh stakeholders agar dapat berperan serta aktif dalam pembangunan dan sekaligus sebagai inspirasi untuk menggerakkan seluruh kemampuan stakeholders untuk secara bersama dan sinergis membangun daerah. Masyarakat Lampung selatan berkehendak untuk menjadikan visi pembangunan sebagai aspirasi, peta jalan atau langkah strategik, energi masyarakat untuk pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak ke arah yang lebih maju, baik secara komparatif ataupun secara kompetitif. Visi pembangunan Kabupaten Lampung selatan ini merupakan kondisi akhir daerah dan wilayah Lampung selatan yang dikehendaki oleh seluruh komponen pemangku kepentingan (stakeholders) di Kabupaten Lampung selatan dalam periode 2011-2015. Salah satu hal penting adalah bahwa Kabupaten Lampung selatan pada tahun 2011-2015 memasuki tahapan II dari RPJPD Kabupaten Lampung selatan. Tahapan II meliputi proses mengembangkan kemajuan daerah dan meningkatkan kesejahteraan. Hal ini berarti bahwa tahap II merupakan kelanjutan dari RPJPD Tahap I dan merupakan jembatan bagi pelaksanaan Tahap III, dan pada akhirnya akan mengarah kepada pencapaian visi RPJP 2005-2025.Oleh karenanya penting sekali menjadikan visi pembangunan Kabupaten Lampung selatan menjadi visi bersama (shared vision). Dengan mendasarkan kepada: modal dasar Kabupaten Lampung selatan, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan, dan mengacu pada Visi Nasional Tahun 2005-2025 dan Visi Kabupaten Lampung selatan 2005-2025, maka visi dalam RPJM 2011-2015 adalah :

“Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang Maju dan Sejahtera Berbasis

Ekonomi Kerakyatan ”

Page 312: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-16

Lampung Selatan yang MAJU dimaksudkan bahwa, tingkat kemajuan suatu masyarakat dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu masyarakat diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu masyarakat dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduk ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya pertisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta professional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Kemajuan suatu masyarakat juga diukur berdasarkan indikator kependudukan, ada kaitan erat antara kemajuan suatu masyarakat dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kesehatan. Masyarakat yang sudah maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang seimbang dengan jumlah penduduk, angka harapan hidup yang lebih tinggi, dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi. Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu masyarakat diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya. Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi suatu penduduk menjadikan penduduk tersebut lebih makmur dan lebih maju. Masyarakat yang maju pada umumnya adalah masyarakat yang sektor industri dan sektor jasanya telah berkembang. Peran sektor industri manufaktur sebagai panggerak utama laju pertumbuhan makin meningkat, baik dalam segi penghasilan, sumbangan dalam penciptaan pendapatan daerah maupun dalam penciptaan tenaga kerja. Selain itu, dalam proses produksi berkembang keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor-sektor jasa, serta pemanfaatan sumber daya alam yang bukan hanya ada pada pemanfaatan ruang daratan, tetapi juga ditransformasikan kepada pemanfaatan ruang kelautan secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan, mengingat Kabupaten Lampung Selatan mempunyai pantai dan pesisir yang cukup luas. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, dan berfungsi dengan baik, sehingga mendukung perekonomian yang efisien dengan produktivitas yang tinggi. Daerah yang maju pada umumnya adalah daerah yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang berasal dari dalam maupun luar daerah dapat diredam oleh ketahanan ekonominya. Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik, daerah yang maju juga telah memiliki sistem dan kelembagaan politik, termasuk pelaksanaan hokum yang mantap. Daerah yang maju juga ditandai oleh adanya peran serta masyarakat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan keamanan. Dalam aspek politik, sejarah menunjukkan adanya keterkaitan erat antara kemajuan suatu daerah dan sistem politik yang berlaku. Daerah yang maju pada umumnya menganut sistem demokrasi yang sesuai dengan budaya dan latar belakang sejarahnya. Daerah yang maju adalah daerah yang hak-hak masyarakatnya, keamanannya, dan ketentramannya terjamin dalam kehidupannya. Selain unsur-unsur tersebut, daerah yang maju juga harus didukung dengan infrastruktur yang maju. SEJAHTERA yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat, kemampuan pendayagunaan segenap sumber daya alam, ketersediaan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang dikelola secara bijaksana Lampung Selatan yang sejahtera ditandai dengan terpenuhinya seluruh kebutuhan dasar masyarakat baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan. Hal tersebut ditunjukan dengan meningkatnya daya beli, menurunnya tingkat kemiskinan, meningkatnya penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatnya akses yang lebih merata terhadap sumberdaya ekonomi bagi

Page 313: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-17

seluruh masyarakat, dan terjaminnya ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat Lampung Selatan dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Menjadi daerah yang maju dan sejahtera BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN mempunyai pengertian bahwa Kabupaten Lampung Selatan menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi dengan melibatkan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah pengembangan ekonomi yang didasarkan pada pengembangan semua sumber daya dan potensi lokal, serta mampu mengoptimalkan semua keunggulan wilayah yang dimiliki. Untuk menjaga keberlangsungan dan kesinambungan pertumbuhan dan perkembangan wilayah, maka diperlukan ketersediaan infrastruktur fisik serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; pengaturan pemanfatan sumber daya alam secara berkelanjutan; penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi; peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan untuk mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government); pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal; serta kondisi masyarakat yang percaya diri dan bersifat positif. Semua pertumbuhan dan perkembangan akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi kerakyatan yang tumbuh dan berkembang umumnya berbasis pertanian, namun kemudian bergerak mengarah ke industri, perdagangan, dan jasa, didukung oleh infrastruktur masa depan yang memadai. Proses produksi mulai didukung dengan penerapan sains dan teknologi. Tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan mulai meningkat dengan sebaran lebih merata. Sistem dan kelembagaan politik, dan hukum mulai mantap, serta berkehidupan demokratis, tidak diskriminatif dalam bentuk apapun, menjunjung tinggi HAM, beretika, disiplin, tertib, serta menghargai profesi. Keunggulan dan daya saing wilayah terlihat pada pelayanan pendidikan dan kesehatan yang mengarah ke peningkatan kualitas, sehingga dihasilkan manusia terdidik, terlatih, dan sehat. Laju pertumbuhan penduduk lebih kecil; dengan angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi. Menjadi wilayah unggul dan berdaya saing berbasis ekonomi kerakyatan mempunyai pengertian bahwa Kabupaten Lampung selatan menjadi daerah dengan kinerja ekonomi tinggi dengan melibatkan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah pengembangan ekonomi yang didasarkan pada pengembangan semua sumber daya dan potensi lokal, serta mampu mengoptimalkan semua keunggulan wilayah yang dimiliki. Untuk menjaga keberlangsungan dan kesinambungan pertumbuhan dan perkembangan wilayah, maka diperlukan ketersediaan infrastruktur fisik serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; pengaturan pemanfatan sumber daya alam secara berkelanjutan; penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi; peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan untuk mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government); pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal; serta kondisi masyarakat yang percaya diri dan bersifat positif. Semua pertumbuhan dan perkembangan akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misi adalah upaya yang harus dilakukan oleh organisasi secara terencana dalam rangka mewujudkan Visi. Dalam organisasi pemerintah daerah, misi menjadi direction untuk tugas-tugas yang harus diemban oleh satuan kerja.

Page 314: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-18

Dalam upaya mewujudkan Visi Kabupaten Lampung selatan 2011-2015, dapat dilaksanakan melalui Misi berikut :

1. Mengembangkan infrastruktur wilayah untuk mendukung pengembangan infrastruktur skala tinggi, ekonomi, dan pelayanan sosial.

2. Meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan. 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. 4. Mengembangkan masyarakat berbudaya dan berakhlak mulia. 5. Meningkatkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

berkelanjutan. 6. Menegakkan supremasi hukum untuk menciptakan masyarakat yang demokratis. 7. Mewujudkan pemerintah yang bersih, berorientasi kemitraan, dan bertatakelola yang

baik. Misi-1: Mengembangkan infrastruktur wilayah untuk mendukung pengembangan

infrastruktur skala tinggi, ekonomi, dan pelayanan sosial. Misi ini adalah upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur guna pengembangan ekonomi daerah dan pelayanan sosial. Melalui misi ini mulai diletakkan dasar pembangunan infrastruktur skala tinggi yang bersifat visioner, fungsional, sekaligus monumental. Pembangunan infrastruktur yang dimaksud juga meliputi pengembangan cakupan infrastruktur (transportasi, darat, air, sungai, dan udara, energi, dan telematika) yang berorientasi pada pengembangan ekonomi lokal dalam bingkai pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan infrastruktur ini diorientasikan untuk menarik investasi lebih lanjut dalam rangka pengembangan daerah secara keseluruhan. Misi-2: Meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mengembangkan potensi dan keunggulan yang dimiliki Kabupaten Lampung Selatan guna memperkuat ekonomi yang telah berkembang di masyarakat. Ekonomi kerakyatan ini terus dikembangkan, dimantapkan, dan diperkuat melalui proses Revitalisasi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan dan untuk selanjutnya kemudian ditransformasikan ke ekonomi berbasis industri, sehingga membentuk ekonomi agro industri. Sementara itu, perdagangan dan jasa dikembangkan berbasis teknologi. Investasi baru di sektor riil terus dipacu untuk memperluas kesempatan kerja.

Pemerataan ekonomi tercermin pada distribusi aset produktif seperti tanah dan pengembangan UKM yang menyerap banyak tenaga kerja. Pembangunan ekonomi diarahkanuntuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, menurunkan jumlah penduduk miskin, dan meredam efek dan dampak krisis global. Pembangunan ekonomi selaras dengan pelestarian sumber daya alam dan tidak merusak lingkungan. Misi-3: Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial Misi ini adalah upaya mengembangkan dan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang. Pengembangan SDM berkualitas didukung dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan keolahragaan. Bagi golongan masyarakat kurang mampu peningkatan kualitas SDM akan didukung dengan pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai. Misi-4: Mengembangkan masyarakat berbudaya dan berakhlak mulia Misi ini adalah merupakan upaya memperkuat jati diri dan karakter masyarakat melalui pendidikan yang membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa,

Page 315: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-19

dan memiliki kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. Misi-5: Meningkatkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

berkelanjutan Misi ini merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara keberadaan dan pemanfaatan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Keseimbangan ini diupayakan dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan kehidupan pada masa kini dan masa depan, serta mengantisipasi perubahan iklim global. Pemanfaatan ruang diupayakan serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, serta upaya konservasi dan pemanfaatan nilai ekonomis sumber daya alam yang berkelanjutan.Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan diperbaiki dengan meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Selain itu juga diupayakan memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan pada semua fasilitas umum, sosial dan wilayah pemukiman. Misi-6 : Meningkatkan supremasi hukum untuk menciptakan masyarakat yang demokratis Misi ini adalah upaya untuk mendukung pemantapan kemampuan dan peningkatan professionalisme aparat keamanan dalam melindungi dan mengayomi masyarakat. Juga dimaksudkan untuk memantapkan kelembagaan demokrasi yang kokoh, memperkuat peran masyarakat sipil, menjamin pengembangan dan kebebasan pers, melakukan pembenahan struktur hukum, meningkatkan kesadaran hukum, dan menegakkan hukum serta memberantas KKN. Misi-7: Mewujudkan pemerintah yang bersih, berorientasi kemitraan, dan bertatakelola

yang baik Misi ini adalah upaya mewujudkan pemerintahan daerah bertatakelola baik, sehingga terwujud pemerintah yang bersih, berwibawa, bertanggung jawab, dan professional. Dalam kaitan ini perlu diperkuat desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah serta keserasian dan keterpaduan pembagian tugas pelayanan antar Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Mewujudkan pemerintahan daerah yang berorientasi pada kewirausahaan (entrepreneurial government) yang mendorong inovasi dalam manajemen pemerintahan untuk pelayanan lebih baik kepada masyarakat dan dunia usaha. Pengembangan UMKM Visi dan misi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah merupakan penjabaran Visi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2015, adapun Visi Kabupaten Lampung Selatan tersebut adalah : ”Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang maju dan sejahtera berbasis ekonomi kerakyatan” Dengan memperhatikan Visi tersebut diatas maka tersusunlah Visi dan Misi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2015 sebagai berikut :

“Terwujudnya Peranan Koperasi Sebagai Badan Usaha, Industri, Perdagangan dan UKM Yang Berdaya Saing Dalam Mendukung Perekonomian Daerah Berbasis

Ekonomi Kerakyatan” M i s i.

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur. 2. Meningkatkan kualitas layanan dalam bidang koperasi, industri, perdagangan dan

Usaha Kecil Menengah. 3. Mengembangkan daya saing produk bidang koperasi, industri, perdagangan dan

Usaha Kecil Menengah. 4. Meningkatkan tertib administrasi koperasi sebagai badan usaha, industri,

perdagangan dan Usaha Kecil Menengah.

Page 316: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-20

5. Meningkatkan pembinaan koperasi, industri, perdagangan dan Usaha Kecil Menengah

Untuk menunjang visi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Lampung Selatan 2011-2015 telah ditegaskan tujuan pembangunan dengan sasaran sebagai berikut :

1) Meningkatnya pelayanan publik. 2) Berfungsinya pusat promosi dan informasi bisnis. 3) Meningkatnya jumlah koperasi dan koperasi yang aktif. 4) Meningkatnya jumlah UMKM dan LKM. 5) Meningkatnya jumlah unit usaha IKM yang produktif. 6) Meningkatnya jenis industri. 7) Meningktanya inovasi produk IKM. 8) Meningkatnya kemampuan pelaku usaha dalam rangka pengembangakesempatan

kerja guna terciptanya lapangan pekerjaan. 9) Terciptanya tertib hukum,niaga, ukur bagi konsumen dan pelaku usaha. 10) Tertatanya kawasan perdagangan dan industri. 11) Meningkatnya nilai exspor. 12) Tersedianya unit pelaksana teknis produksi. 13) Terwujudnya sentra-sentra industri potensial.

4.3.4. Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005-2025, Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Timur 2005-2025 adalah:

“Lampung Timur Sejahtera, Berdaya Saing, Relegius, Dan Berkelanjutan” Penjabarannya sebagai berikut: 1. Sejahtera

Masyarakat sejahtera adalah masyarakat yang makmur dilihat dari perekonomian, sains dan teknologi, pendidikan, kesehatan dan civilization (politik dan hukum) yang maju, adil dan merata. Masyarakat sejahtera ditandai : jumlah penduduk terkendali, derajat kesehatan dan angka harapan hidup tinggi, serta memiliki kualitas pelayanan sosial yang baik.

2. Berdaya Saing Daya saing artinya “kemampuan, dan atau kekuatan”, adalah satu kemampuan berdasarkan potensi yang ada untuk bersaing, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Oleh karena itu daya saing sangat ditentukan oleh ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung berkualitas tinggi, pemanfaatan teknologi, informasi, komunikasi, kualitas SDM, serta jajaran birokrasi yang visioner.

3. Relegius Relegius menggambarkan hubungan erat dan mendalam antara manusia dan Tuhan dalam segala kiprah dan karyanya dalam kehidupan. Jadi seyogyanya masyarakat Lampung Timur selalu mengkaitkan segala perbuatan, kiprah, karya dan hasil baktinya dalam konteks hubungan khalik dan makhluk dengan iklas, tulus dan syukur.

4. Berkelanjutan Berkelanjutan dengan prinsip “pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengorban- kan pemenuhan kebutuhan generasi pada masa depan”.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005-2025, Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Timur 2005-2025 sebagai berikut:

Page 317: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-21

1) Mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lampung Timur Dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan social antar masyarakat yang diarahkan pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan distribusi pendapatan yang merata serta kesempatan kerja sehingga mengurangi penduduk miskin. Caranya dengan memberikan akses yang adil kepada masyarakat terhadap berbagao pelayanan social sarana dan prasarana, tanpa diskriminasi. Sasaran pembangunan :

a. Pengembangan Wilayah berdasarkan Perda Tata Ruang b. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan kesehatan c. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan pendidikan d. Pengembangan UMKM e. Inventarisasi dan penggalian sumber PAD non konvensional f. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan pariwisata g. Jaminan sosial kemiskinan h. Perlindungan wanita dan anak i. Pemuda dan olahraga j. Kualitas dana kuantitas pemukiman k. Akselerasi program revitalisasi pertanian l. Kuantitas program pendanaan agribisnis m. Infrastruktur pertanian n. Pengembangan terminal agribisnis. o. Sentra perdagangan dan jasa baru p. Kuantitas perkreditan rakyat q. Akselerasi pengembangan industri hasil pertanian.

2) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) secara mantap dan harmonis berlandaskan tata peraturan pemerintahan yang berlaku. Pelaksanaan pembangunan dilandasi transparansi pemerintahan yang didukung oleh akuntabiitas dan profesionalisme personil serta efisiensi dan efektivitas kelembagaan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Lampung Timur secara otonom. Sasaran pembangunan :

a. Menjaga partisipasi politik masyarakat b. Meningkatkan kualitas pilkada melalui teknologi informasi c. Mendorong pertumbuhan LSM Mandiri d. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah e. Mengembangkan mekanisme pengawasan dan renumerasi yang terukur dan

terbuka. f. Meningkatkan kualitas good and clean government, serta fit and proper test

sebagai proses penentapan dan pengangkatan jabatan publik. g. Meningkatkan kualitas administrasi pemerintahan.

3) Mewujudkan kualitas infrastruktur wilayah yang mendukung pembangunan daerah dan nasional. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sarana dan sarana seperti transportasi, pengairan, energy listrik, dan telekomunikasi. Sasaran pembangunan :

a. Peningkatan kualitas sarana dan inftastruktur perhubungan darat, sungai, dan laut.

b. Peningkatan kuantitas saran dan infrastruktur social kemasyarakatan c. Perencanaan dan pengembangan perumahan rakyat yang terjangkau. d. Pengembangan sarana pelabuhan sungai dan laut e. Kuantitas fasilitas komunikasi. f. Kelistrikan untuk rumah tangga dan industry. g. Perluasan layanan sarana air bersih

Page 318: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-22

4) Membangun pendidikan, penguasaan IPTEKS, dan kesehatan. Misi ini adalah upaya memperkuat daya saing SDM dengan melaksanakan pendidikan berkualitas disemua jalur, jenis dan jenjang. Ini harus didukung oleh peningkatan layanan kesehatan dan keolahragaan Sasaran pembangunan :

a. Penentuan kawasan pembangunan sarana pendidikan b. Peningkatan kuantitas sarana pendidikan : rehabilitasi dan direkontruksi. c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar dengan pelatihan dan studi banding. d. Peningkatan kualitas KB,kesehatan reproduksi dan derajat kesehatan

masyarakat. 5) Mewujudkan ketentraman dan Ketertiban Masyarakat serta mendukung penegakan

supremasi hukum. Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui penegakan hukum yang adil, bersih dan berwibawa. Sasaran pembangunan :

a. Pengembangan perda bidang pertanahan yang adil dan kepastian hukum. b. Mencegah dan penangkalan penyebaran narkotika c. Masyarakat yang taat hukum d. Melaksanakan regulasi untuk bidang investasi.

6) Membangun masyarakat relegius, berbudi luhur, dan berbudaya, serta melestarikan dan mengembangkan budaya daerah. Misi ini dimaksudkan memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME melalui pendidikan disemua lapisan masyarakat, dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Sasaran pembangunan :

a. Peningkatan kuantitas sarana peribadatan b. Pembinaan kehidupan keagamaan. c. Pembinaan karakter dan jati diri masyarakat. d. Pelestarian dan eksplorasi ragam budaya dan seni daerah berbagai etnis e. Pembinaan kehidupan social budaya masyarakat yang multi etnis.

7) Mengoptimalkan sumberdaya alam daerah berbasiskan pada keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Misi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengelolaan SDA (lahan, air, hutan dan mineral) secara kelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup Keberhasilan ini akan sangat bergantung dari komitmen politik yang dituangkan dalam bentuk peraturan yang mengikat dengan mengikut sertakan peran masyarakat. Sasaran pembangunan :

a. Pengelolaan dan penggunaan lahan yang sesuai peruntukan dan rencana tata ruang

b. Perlindungan dan pelestarian berbagai kawasan hutan lindung dan cagar budaya.

c. Mempertahankan luas lahan dan optimalisasi produksi hutan hasil non kayu. d. Perlindungan dan pelestarian sumber air dan sungai. e. Optimalisasi pengelolaan dan pengembangan perekonomian kawasan pesisir. f. Optimalisasi informasi endapan geologi.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-isu strategis adalah telaahan terhadap Visi, Misi dan Program kepala Daerah terpilih. Hal tersebut bertujuan agar rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat trhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, maka beberapa yang menjadi isu strategis pembangunan 5 tahun kedepan adalah: 1. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia

- Rata-rata lama sekolah baru mencapai 6,98 taun (Propinsi Lampung 7.94 tahun)

Page 319: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-23

- Angka melek huruf baru 93,2% jika dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya di provinsi lampung jauh tertinggal dengan menempati posisi kesepuluh

- Angka harapan hidup penduduk kabupaten lampung timur adalah 70,22 Tahun, - Masih rendahnya paritas daya beli masyarakat yaitu Rp.610.000,33 dibandingkan

dengan rata-rata provinsi Lampung mencapi Rp.617.000,42 - Belum berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung

Timur - Masih terbatasnya lapangan kerja bagi masyarkat

2. Rendahnya Investasi masyarakat dalam pembangunan - Belum kondusif iklim investasi di Kabupaten Lampung timur - Masih kurang optimalnya fungsi media promosi dalam promosi Investasi - Masih belum komunikatif dan up to date nya data potensi real investasi di kabupaten

Lampung Timur - Belum tersedianya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur - Masih terbatasnya lapangan kerja bagi masyarakat - Sulit aksebilitas UMKM pada lembaga perbankan maupun lembaga keuangan

lainnya. 3. Kurang Optimalnya Pengembangan UMKM sampai dengan Tahun 2011 disebabkan

oleh : - UMKM Belum Memanfaatkan Pola CSR / PKBL Secara Optimum. - Belum berkembangya produk-produk UKM yang menampilkan kearifan lokal dan

menjadi identitas daerah. - Manajemen koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya belum dilakukan

pengelolaan secara professional - Kelompok usaha ekonomi produktif pada tingkat desa belum secara optimal

memanfaatkan koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya. - Koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya masih memiliki ketergantungan yang

tinggi kepada pemerintah dalam memperkuat struktur permodalaanya.

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM kabupaten Lampung TImur diarahkan untuk memaksimalkan pengembangan UMKM dengan melakukan strategi pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan koperasi dan UMKM, disamping pengembangan kualitas lembaga dan SDM koperasi. Strategi ini memiliki arah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Lampung Timur, yaitu:

1. Fasilitasi permodalan koperasi dan UMKM 2. Fasilitasi akses permodalan masyarakat miskin 3. Penerapan manajemen modern pada koperasi 4. Pengembangan SDM Kader dan pengurus koperasi

Adapun program yang dilakukan Pemerintah daerah Lampung Timur berkenaan dengan pengembangan UMKM dan kopeasi adalah:

a) Peningkatan kualitas kelembagaan kopeasi b) Penciptaan iklim usaha kecil menegah yang kondusif c) Pengembangan system kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM d) Pengembangan system pendukung usaha bagi UKM

4.3.5. Kabupaten Lampung Tengah Masyarakat Lampung Tengah berkehendak untuk menjadikan visi pembangunan sebagai aspirasi, peta jalan atau langkah strategik, energi masyarakat untuk pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak ke arah yang lebih maju, baik secara komparatif ataupun secara kompetitif. Visi pembangunan Kabupaten Lampung selatan ini merupakan

Page 320: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-24

kondisi akhir daerah dan wilayah Lampung Tengah yang dikehendaki oleh seluruh komponen pemangku kepentingan (stakeholders) Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menjadi hasrat untuk diwujudkan. Hal ini tentu dengan mempertimbangkan berbagai masalah antara lain; Potensi daya dukung sumberdaya yang dimiliki (Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Sumberdaya Buatan dan Sumberdaya Manajemen), kondisi yang dihadapi, hambatan dan kendala yang menjadi titik lemah pembangunan, serta tantangan dan peluang pembangunan yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut sehingga Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Tengah disusun, yang akan dijabarkan lebih lanjut di dalam Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Tengah Adapun Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Tengah adalah:

~Terwujudnya Lampung Tengah sebagai “Bumi Agribisnis” yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Berwawasan Lingkungan dengan Pelayanan Publik yang Berkualitas

PRIMA”~ Misi 1. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan serta Keamanan Masyarakat melalui Pendekatan

Keagamaan, Budaya, Politik, Hukum secara Demokratis dan Berkeadilan. 2. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Wilayah yang Berkualitas pada Wilayah-

Wilayah Perkampungan, Sentra-Sentra Produksi, dan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru secara Seimbang, Selaras dan Serasi.

3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berdaya Saing 4. Meningkatkan Aktivitas Perekonomian berbasis Agribisnis yang Berorientasi Ekonomi

Kerakyatan yang didukung oleh Dunia Usaha 5. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Baik dan Bertanggung Jawab serta Mampu

Memberikan Pelayanan Prima kepada Masyarakat 6. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan secara

berkelanjutan

MisI I: “Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan serta Keamanan Masyarakat melalui Pendekatan Keagamaan, Budaya, Politik, Hukum secara Demokratis dan Berkeadilan”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pemahaman Nilai-nilai Keagamaan dan Budaya. 2. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Demokrasi dan Kesadaran Hukum secara Berkeadilan. Misi II : ”Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Wilayah yang Berkualitas pada Wilayah-Wilayah Perkampungan, Sentra-Sentra Produksi, dan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru secara Seimbang, Selaras dan Serasi”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Pengembangan Infrastruktur Wilayah Perkampungan, Sentra Produksi, dan Pusat

Pertumbuhan Baru. 2. Peningkatan dan Pengembangan Infrastruktur Transportasi, Telekomunikasi dan Energi. Misi III: “Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berdaya Saing”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan 2. Meningkatkan Kualitas Ketenaga Kerjaan serta Kesejahteraan Sosial. 3. Meningkatkan Peranan Perempuan dan Pemuda, serta Pembinaan Keolahragaan.

Page 321: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-25

Misi IV: ”Meningkatkan Aktivitas Perekonomian Berbasis Agribisnis yang Berorientasi Ekonomi Kerakyatan yang didukung oleh Dunia Usaha”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan Mengembangkan Agribisnis yang Berdaya Saing 2. Meningkatkan aktivitas usaha ekonomi produktif yang dilakukan masyarakat maupun

dunia usaha. 3. Meningkatkan penataan struktur industri, sistem perdagangan, kepariwisataan, dan jasa. Misi V: ”Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Baik dan Bertanggung Jawab serta Mampu Memberikan Pelayanan Prima kepada Masyarakat”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Peningkatan Penerimaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah. 2. Pembinaan dan Pengembangan Kualitas Aparatur 3. Peningkatan Kualitas Perencanaan, Pengawasan, dan Pengendalian 4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat dan Penyelenggaraan Pemerintahan. 5. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kampung/ Kelurahan. Misi VI : "Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan secara Berkelanjutan”. Akan diwujudkan melalui strategi pokok sebagai berikut: 1. Peningkatan pelestarian dan pengendalian lingkungan hidup. 2. Peningkatan Kualitas Sistem Pengelolaan Sumber Daya Alam Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM Lampung Tengah dilakukan secara terkoordinasi oleh Dinas terkait. Kerjasama juga dilakukan dengan pihak-pihak lainnya seprti PT. Pemodalan Nasional Madani yang memberikan bibit dan pupuk melalui skim kredit dengan syarat lunak. Pengembangan SDM bidang keuangan dan pemodalan, dilakukan dengan meningkatkan manajemen koperasi yang terkait dengan kemampuan bankable koperasi dan UMKM. Berkenaan dengan pengembangan UMKM ini, pemerintah daerah Lampung Tengah memiliki program yang tertuang dalam RPJMD adalah sebagai berikut:

1. Fasilitasi kepada industri kecil dan menengah dalam pemnafaatan sumberdaya 2. Pembinaan industri kecil menengah 3. Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil menengah 4. Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil, dan menengah dengan swasta 5. Pembinaan IKM dalam memperkuat klaster industri 6. Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan

menengah 7. Pemberian fasilitasi kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan menengah 8. Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil, dan menengah dengan swasta

dengan “one stop shopping” 9. Peningkatan promosi produk IKM 10. Peningkatan kemampuan teknologi industri 11. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri melalui klinik packing and labeling

dan bantuan peralatan 12. Perluasan penerapan produk industri manufaktur

Page 322: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-26

4.3.6. Kabupaten Lampung Utara Visi Lampung Utara dirumuskan untuk mendorong semangat seluruh pemangku kepentingan agar berperan serta aktif dalam pembangunan dan sekaligus sebagai inspirasi untuk menggerakkan seluruh kemampuan pemangku kepentingan dengan bersama-sama dan sinergis membangun daerah. Masyarakat Lampung Utara berkehendak untuk menjadikan visi pembangunan sebagai aspirasi, peta jalan atau langkah strategik, serta akan menjadi motivasi dan energi masyarakat untuk pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak kerah yang lebih maju dengan komparatif ataupun kompetitif. Menjadikan visi pembangunan Lampung Utara menjadi visi bersama (shared vision) adalah satu keniscayaan sebagai modal untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Dengan mendasarkan kepada kondisi Lampung Utara, tantangan yang dihadapi 5 (lima) tahun ke depan, dan mengacu pada Visi Nasional, RPJPD Provinsi, RPJM Nasional dan Provinsi serta RPJPD Lampung Utara Tahun 2005-2025; maka Visi Kabupaten Lampung Utara 2010 - 2014 adalah :

“Lampung Utara Yang Tumbuh Dan Berkembang Menuju Daya Saing 2014”

a. Tumbuh Tumbuh memiliki makna proses dan kondisi. Sebagai suatu proses, tumbuh adalah inisiasi atau dimulainya upaya untuk menata kondisi Lampung Utara menjadi lebih baik. Berbagai upaya peningkatan dilakukan baik dari segi kapasitas. Upaya penumbuhan berbagai kemampuan internal organisasi pemerintahan termasuk sumberdaya manusia aparatur adalah langkah peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Karena agar terjadinya pertumbuhan, syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan ditekankan pada pemanfaatan SDA dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi, peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan yang mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government), pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan optimal, ketersediaan infrastruktur fisik serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Dari perspektif atau sudut pandang masyarakat, masyarakat yang tumbuh berarti meretasnya berbagai kemampuan anggota masyarakat dalam membangun diri sendiri, keluarga, dan komunitas atau masyarakat. Dalam kaidah psikologi, tumbuh berarti munculnya motivasi dan semangat baru untuk membangun. Motivasi dan semangat baru ini muncul karena cara pandang (mind set) yang berubah menjadi lebih baik, lebih optimis dan lebih kreatif. Dari sudut pandang politik, tumbuh berarti semangkin baiknya kontrol masyarakat pada pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan, yang disertai oleh partisipasi masyarakat dalam pembangunan menjadi semakin besar. Secara ekonomikal, tumbuh bermakna dimulainya berbagai investasi baru baik oleh pelaku ekonomi lama dan maupun pelaku ekonomi baru. Kekuatan ekonomi baru ditumbuhkan oleh koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan besar. Keterkaitan usaha juga harus ditumbuhkan agar tercipta sinergitas sebagai upaya penciptaan nilai tambah dengan optimal. Menurut ilmu biologi, tumbuh berarti individu/organisma yang semakin membesar. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar PDRB Kabupaten Lampung Utara; meningkatnya IPM; adanya ekspansi ekonomi dalam pelaku yang sama, digambarkan oleh meningkatnya economic of scale dan adanya intensifikasi dimasing-masing bidang usaha. Oleh karena itu, program pembangunan diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan

Page 323: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-27

b. Berkembang Kabupaten Lampung Utara yang berkembang, bermakna meningkatnya kapasitas untuk bersaing. Pemerintah sebagai fasilitator pembangunan harus memastikan semua elemen pemangku kepentingan bergerak simultan menuju kemajuan dan peningkatan kemaslahatan atau kesejahteraan bersama. Kemajuan mencakup domain perekonomian, sains dan teknologi, pendidikan, dan civilization (politik dan hukum) perekonomian yang maju umumnya berbasis industri, perdagangan, dan jasa, didukung oleh infrastruktur yang memadai. Kabupaten Lampung Utara sebagai kabupaten maju dengan dukungan laju pertumbuhan ekonomi tinggi, struktur ekonomi kuat, dan iklim bisnis yang kondusif. Sedangkan kemaslahatan atau kesejahteraan diindikasikan oleh meningkatnya peringkat atau indeks pembangunan manusia (IPM) di Lampung Utara. Kabupaten Lampung Utara akan berkembang dengan dukungan sumber-sumber pembiayaan daerah dalam kerangka peningkatan kemandirian kabupaten. Oleh karenanya upaya inovasi atau pencarian terobosan dalam berbagai bidang pembangunan harus diupayakan. Pengelolaan pemerintahan dengan karakter “berjalan seperti apa adanya” harus digantikan dengan karakter perubahan. Semua jajaran kepemimpinan di Lampung Utara mesti berkarakter pemimpin perubahan. Pembangunan yang terkendala oleh keterbatasan dana pembangunan harus dicarikan jalan keluar dengan membangun hubungan atau aliansi dan kolaborasi dengan pemerintah pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota lain, dan berbagai pihak non pemerintah (swasta dan lembaga swadaya) baik dalam maupun luar negeri. Dengan demikian semua kepemimpinan harus fokus pada kemajuan pembangunan. Kemajuan akan berimplikasi pada kemakmuran. Kemakmuran hanya dicapai oleh manusia berkualitas, oleh karena itu menciptakan manusia yang berkualitas adalah tujuan pokok. Sentral dari pembangunan adalah manusia, oleh karena itu kehandalan strategi peningkatan sumber daya manusia akan menjamin terwujudnya penduduk yang berkualitas. Sumber daya manusia berkualitas memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Dengan tingginya kualitas sumber daya manusia akan terjadi proses perberdayaan ekonomi rakyat secara alamiah dalam masyarakat pada gilirannya akan mendorong kemajuan berbagai sektor pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam semua sektor pembangunan dan elemen pemangku kepentingan akan menjadi penentu terwujudnya daya saing daerah. Daya saing ditentukan juga oleh ketersediaan infrastruktur dan sarana pendukung dengan kualitas tinggi, pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi. Birokrasi pemerintahan visioner juga akan menjadi faktor pendukung manakala dapat mendorong dengan kebijakan, menfasilitasi dan melindungi proses peningkatan kemakmuran yang berbasis pada prinsip kewirausahaan. Kualitas birokrasi demikian akan berindikasi pada kemampuan manajemen pemerintahan dengan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dari segi perekonomian, birokrasi pemerintahan daerah yang baik akan mampu menyediakan pembiayaan pembangunan dari hasil pengembangan ekonomi daerah, implikasinya pemerintah harus mendorong PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) setinggi-tingginya untuk menciptakan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Page 324: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-28

Kemakmuran akan terjadi ketika keswasembadaan atau kemandirian dalam berbagai kebutuhan kehidupan dan pembangunan tercapai. Swasembada pangan, pertanian non pangan, energi, dan produk teknologi mengurangi ketergantungan sumber dari luar negeri. Hasil produksi dari berbagai sektor perekonomian menonjol baik kualitas maupun produktifitas. Swasembada harus menjadi fokus perhatian untuk mengurangi ketergantungan dan kerawanan serta menciptakan daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia. Keswasembadaan dapat dicapai sejatinya adalah memanfaatkan keunggulan dengan maksimal. Selain swasembada, kemakmuran akan terwujud ditentukan oleh kepastian hukum, etika politik luhur yang menjunjung tinggi budaya demokrasi, ketentraman dan ketertiban, budaya kerja keras masyarakat. Dalam proses pembangunan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara harus dapat memastikan keterlibatan penuh dari masyarakat dalam peningkatan perekonomian. Dari sudut pandang biologi, berkembang dapat diartikan organisma yang semakin banyak jumlahnya. Dengan kata lain, tumbuh merupakan semakin banyaknya pelaku ekonomi/investasi (ekspansi ekonomi dengan pelaku berbeda). Hal ini dapat dilihat dari adanya suatu integrasi vertikal ekonomis, diversifikasi, ekstensifikasi, meningkatnya kesempatan kerja, pengembangan wilayah, penduduk yang semakin beragam dengan kualitas semakin baik.

c. Berdaya Saing

“Menuju Berdaya Saing” dimaksudkan sebagai persiapan untuk memasuki Pembangunan Tahap 5 (Lima) Tahun Ketiga dalam RPJPD Lampung Utara 2005-2025. Daya saing merupakan kemampuan daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan regional, nasional maupun internasional. Daya saing perekonomian meningkat melalui :

1. Penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian serta sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu;

2. Meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 3. Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama

antara pemerintah dan dunia usaha; 4. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; 5. Penataan kelembagaan ekonomi yang mendorong prakarsa masyarakat; 6. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika; 7. Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan; 8. Pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan

permukiman.

Daya saing perekonomian juga ditentukan oleh kapasitas pelayanan publik seperti kemudahan perijinan, stabilitas keamanan, tingkat korupsi, independensi peradilan, perlindungan hukum yang jelas terhadap kepemilikan aset atau kekayaan, keadilan dalam pelaksanaan tender oleh pemerintah, ada atau tidaknya kejahatan terorganisasi yang mengganggu bisnis. Daya saing diarahkan juga pada kesiapan daerah dalam memanajemen sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi, selain itu energi sangat berpengaruh besar terhadap upaya menuju daya saing. Regulasi ditingkat daerah yang pro kepada masyarakat sangat dituntut dalam memberi rambu - rambu yang jelas dalam penerapan daya saing yang bermartabat.

Page 325: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-29

Tema Pembangunan Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 10 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2005-2025, untuk RPJMD 2010-2014, tema pembangunan adalah:

“Peningkatan Kapasitas Dan Modernisasi”

Tema pembangunan ini diarahkan dalam rangka mewujudkan Visi 2010-2014. Agar terjadi pertumbuhan Kabupaten Lampung Utara harus mencanangkan peningkatan kapasitas organisasional dan kapasitas SDM aparatur. Peningkatan kapasitas akan tercermin adanya standar pelayanan prima pemerintahan untuk semua masyarakat. Pelayanan prima ditandai adanya standar pelayanan minimal, terutama untuk sektor kesehatan, pendidikan, sosial (seperti kependudukan), sarana dan prasarana (infrastruktur). Kemudian upaya modernisasi memiliki konotasi pembaharuan dari segi cara berfikir, struktur organisasi, sistem kerja, orang, perangkat lunak dan perangkat keras. Modernisasi ini disasarkan agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintah berjalan dengan efektif dan efisien, sehingga meningkatkan produktifitas aparat dan memberikan kepuasan atas pelayanan pemerintahan pada sisi masyarakat Lampung Utara. Peningkatan modernisasi pemerintahan hanya dapat berjalan jika pemahaman akan pentingnya perubahan ada pada semua aparat pemerintahan. Komitmen untuk membuat teorbosan langkah modernisasi tercermin pada anggaran belanja modal atau investasi yang memadai pada sarana pemerintahan, terutama pada aspek pelayanan yang menyentuh langsung ke masyarakat. Misi Kabupaten Lampung Utara 2010 - 2014

1. Membangun SDM yang Berdaya Saing,Bertaqwa, dan Berbudaya 2. Membangun Perekonomian Daerah Yang Adil dan Berkelanjutan 3. Meningkatkan Daya Dukung Sarana dan Inf rastruktur Wilayah 4. Meningkatkan Kapasitas Aparatur dan tatakelola Pemerintahan 5. Mewujudkan Masyarakat Demokratis dan Taat Hukum

Misi I : Membangun SDM yang Berdaya Saing, Bertaqwa, dan Berbudaya Misi ini bertujuan untuk:

1. Meningkatnya pelayanan dan kualitas kesehatan masyarakat 2. Meningkatnya pelayanan dan kualitas pendidikan masyarakat 3. Meningkatnya kemampuan daya beli mayarakat, Mengurangi kesenjangan sosial,

Menanggulangi kemiskinan dan pengangguran 4. Bertambah kuatnya jati diri dan karakter masyarakat Lampung Utara dan

mewujudkan tata nilai dalam masyarakat yang luhur. Sasaran dari pelaksanaan misi ini adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan sarana dasar kesehatan, terwujudnya Angka Harapan Hidup yang memadai dan menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk

2. Terpenuhinya kebutuhan sarana dasar kesehatan, terwujudnya Indeks Pengetahuan, Angka Melek Huruf dan Angka Partisipasi Sekolah yang memadai.

3. Terwujudnya Indeks Daya Beli yang memadai. Menurunnya Angka Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka serta meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

4. Terwujudnya tata nilai (kapital sosial dan universal) dalam masyarakat yang luhur dengan ditandai etos kerja yang tinggi, sikap mental yang matang, dan integritas penduduk yang tinggi

Misi II : Membangun Perekonomian Daerah Yang Adil dan Berkelanjutan Misi ini bertujuan untuk:

1. Terbangunnya pembangunan ekonomi dengan basis agrobisnis

Page 326: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-30

2. Semakin baiknya pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang berkelanjutan;

3. Semakin kuatnya perekonomian daerah Kabupaten Lampung Utara 4. Terbangunnya keberpihakan kepada masyarakat dengan pemberdayaan ekonomi

kerakyatan 5. Tersedianya akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai akses sumber

penghidupan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat

Sasaran dari dari misi ini adalah: 1. Berkembangnya agropolitan dan agrowisata yang berbasis pada potensi wilayah 2. Terjaganya kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam (SDA); 3. Meningkatnya produktifitas dan efesiensi perekonomian serta meningkatnya

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (sektor riil yang berkembang dan maju). 4. Berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing dan berorientasi kewirausahaan. 5. Terciptanya Iklim Usaha yang sehat dan kondusif dan berkembangnya kelembagaan

keuangan yang handal. Misi III : Meningkatkan Daya Dukung Sarana dan Infrastruktur Wilayah Misi ini bertujuan untuk :

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian 2. Meningkatnya aksesbilitas dan pergerakan orang, barang dan jasa 3. Berkembangnya energi terbarukan 4. Meningkatnya pelaksanaan dan pengawasan peraturan tata ruang 5. Meningkatnya pelayanan dan penyediaan utilitas pemukiman yang layak, sehat, dan

berwawasan lingkungan Sasaran dari dari misi ini adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur pertanian 2. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur transportasi dan meningkatnya mutu

pelayanan jasa transportasi 3. Terpenuhinya kebutuhan energi akan energi terbarukan. 4. Terlaksananya peraturan tata ruang yang efektif 5. Meningkatnya kawasan permukiman yang layak, sehat dan berwawasan lingkungan

Misi IV : Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan Yang Baik. Misi ini bertujuan untuk :

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur Sistem Informasi dan Komunikasi 2. Meningkatnya kinerja pemerintahan 3. Meningkatnya kemandirian keuangan daerah

Sasaran dari dari misi ini adalah: 1. Berkembangnya sistem informasi dan komunikasi. 2. Terwujudnya manajemen pemerintahan berbasis kinerja, transparansi, dan

akuntabilitas 3. Terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat 4. Terciptanya good corporate governance 5. Meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD)

Misi V : Mewujudkan Masyarakat Demokratis dan Taat Hukum Misi ini bertujuan untuk:

1. Meningkatnya kualitas pembangunan daerah melalui pelibatan dan partisipasi publik dalam setiap tahapan pembangunan

2. Terjaminnya pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat

Page 327: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-31

Sasaran dari misi ini adalah: 1. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan 2. Meningkatnya peran media dalam pembangunan

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM Lampung utara dikoordinasikan oleh Dinas Koperasi, UKM, dan Indag Kabupaten Lampung Utara dengan beberapa strategi yang dituangkan pada RPJMD kabupaten yaitu :

(1) Pembangunan agroindustri dan manufaktur oleh pelaku koperasi dan UMKM (2) Pembangunan perdagangan dan jasa oleh pelaku koperasi dan UMKM (3) Mendorong Perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi sebagai upaya

dukungan permodalan bagi UMKM. Pembangunan agroindustri dan manufaktur oleh UMKM diarahkan pada penciptaan lingkungan usaha yang sehat dan dapat merangsang tumbuhnya rumpun industri yang kuat dilakukan dengan 3 (tiga) prinsip dasar, yaitu: Pengembangan rantai pertambahan nilai, Penguatan hubungan antar industri yang terkait secara horizontal maupun vertikal, Penyediaan berbagai infrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif.

4.3.7. Kabupaten Way Kanan

Way Kanan Bumi Petani adalah suatu komitmen terucap dan tertulis yeng memberi motivasi. Mengandung pengertian sebagai komitmen bersama Way Kanan satu paradigma dalam arah pembangunan 2011-2015. Way Kanan Sebagai daerah yang berbasis pertanian maka peluang agraris dan agropolitan menjadi pilihan. Arah ini sesuai dengan karakter, budaya, potensi internal, eksternal, dan sumberdaya yang tersedia serta sinergi dengan kebijakan daerah maupun nasional. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Lampung serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Way Kanan tahun 2011–2015 adalah " Terwujudnya Masyarakat Way Kanan yang Sejahtera, Demokratis, Berbudaya dan Religius"

Misi

1. Mewujudkan Pengentasan Kemiskinan dan Kesejahteraan Masyarakat dengan Prioritas Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Peningkatan Kesejahteraan dan Infrastruktur Daerah Guna Mendukung Secara Optimal Pembangunan Daerah.

2. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bertanggung Jawab bagi Percepatan Pembangunan Daerah.

3. Mewujudkan Demokrasi dalam segala Aspek Kehidupan, Menghormati HAM dan Menjamin Tegaknya Supremasi Hukum.

4. Pemanfaatan Potensi Daerah dan Lingkungan Hidup Secara Bijaksana guna Menuju Pemberdayaan Masyarakat.

5. Membentuk Moralitas, SDM dan Sumber Daya Pembangunan yang Profesional, Unggul dan Berdaya Saing Melalui Penguasaan Teknologi dan Kewirausahaan.

6. Meningkatnya Budaya daerah dan Masyarakat yang Berkarakter Positif dan Religius

Tujuan dan Sasaran Dalam upaya peningkatan visi dan misi, maka disusun tujuan dan sasaran pembangunan yang ditempuh melalui 8(delapan) agenda pokok pembangunan, yaitu:

Page 328: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-32

Agenda I: Percepatan Penanggulan Kemiskinan. Tujuan Percepatan Penanggulan Kemiskinan di Kabupeten Way Kanan adalah:

1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin di Kabupaten Way Kanan 2. Meningkatnya kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin 3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten

Way Kanan 4. Terwujudnya sinegritas kebijakan dan program penanggulan kemiskinan

Sasaran Percepatan Penanggulan Kemiskinan di Kabupaten Way Kanan adalah: 1. Meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat 2. Meningkatnya akses pemasaran dan permodalan bagi KUKM 3. Terwujudnya pengembangan dan pembinaan sentra industri kecil/ rumah tangga 4. Terwujudnya pengembangan dan pembinaan usaha ekonomi produktif 5. Tersedianya bantuan modal dan pembinaan bagi kelompok usaha bersama 6. Tersedianya pemberian modal dan peralatan kepada pengrajin/ industri rumah

tangga 7. Terwujudnya implementasi dan pemasyarakatan teknologi tepat guna dalam

kegiatan ekonomi masyarakat dengan didasarkan pada pemberdayaan dan pendayagunaan potensi sumber daya lokal (sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya kelembagaan dan sumber daya fisik).

8. Terciptanya peningkatan kesempatan kerja dan promosi investasi 9. Terwujudnya pengurangan pengangguran dan ketimpangan wilayah 10. Terwujudnya peningkatan kualitas angkatan kerja 11. Terciptanya peningkatan perilakuhidup bersih dan lingkungan sehat, serta

pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial 12. Terwujudnya optimalisasi pelaksanaan sistem perlindungan sosial

Agenda II: Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesetaraan Gender. Tujuan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesetaraan Gender di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dan pendidikan yang bermutu serta merata di Kabupaten Way Kanan

2. Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam peningkatan ekonomi keluarga

3. Meningkatnya ketahanan keluarga, kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial sesuai harkat dan martabat kemanusiaan,dan peran pemuda di Kabupaten Way Kanan

4. Meningkatkan angka Indeks Pembangunan manusia (IPM) kabupaten Way Kanan 5. Terwujudnya proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari seluruh

kebijakan, program dan proyeksi di seluruh sektor pembangunan telah memperhitungkan dimensi/ aspek gender yaitu melihat laki-laki dan perempuan sebagai pelaku (subyek dan obyek) yang setara dalam akses, partisipasi dan control atas pembangunan serta dalam memanfaatkan hasil pembangunan

Sasaran Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesetaraan Gender di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Peningkatan sarana dn prasaran pendidikan dan kesehatan 2. Percepatan dan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar dua belas

tahun 3. Peningkatan ketersediaan dan kualitas guru dan tenaga kesehatan 4. Peningkatan angka melek huruf 5. Peningkatan pemerataan kualitas pelayanan dan promosi kesehatan 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 7. Penanganan gizi kurang dan gizi buruk 8. Peningkatan cakupan sarana dan prasarana dasar pendidikan dan kesehatan

Page 329: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-33

9. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran remaja dan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi

10. Memperoleh akses yang sama antara laki-laki dan perempuan kepada sumberdaya pembangunan

11. Berpartisipasi yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembangunan, termasuk proses pengambilan keputusan

12. Memiliki kontrol yang sama antara laki-laki dan perempuan atas sumberdaya pembangunan

13. Memperoleh manfaat yang sama antara laki-laki dan perempuan dari hasil pembangunan

Agenda III: Penguatan Perekonomian Daerah dan Pemantapan Ketahanan Pangan. Tujuan Penguatan Perekonomian Daerah dan Pemantapan Ketahanan Pangan di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat 2. Berkurangnya ketimpangan pendapatan 3. Terwujudnya ketahanan pangan

Sasaran Penguatan Perekonomian Daerah dan Pemantapan Ketahanan Pangan di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Peningkatan produksi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan industri

2. Peningkatan harga jual produk pertanian tanaman pangan, holtikultura 3. Mempermudah penyediaan sarana produksi pertanian dan industri 4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di sektor pertanian pangan, holtikultura,

perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan industri melalui peningkatan peran dan fungsi penyuluh

5. Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna 6. Meningkatnya upaya pengendalian hama penyakit terpadu 7. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ekonomi 8. Terjaminnya distribusi serta diversifikasi pangan 9. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana prasarana agribisnis 10. Meningkatnya upaya pengelolaan perkebunan dan kehutanan 11. Terwujudnya penyederhanaan prosedur perizinan investasi 12. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi daerah

Agenda IV: Pengembangan Wilayah, Infrastruktur dan Energi. Tujuan Pengembangan Wilayah, Infrastrukturdan Energi di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh bagian wilayah kabupaten

2. Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energy yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik, hingga dapat memenuhi 75% kebutuhan listrik

3. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, olahraga, pemerintahan dsb)

4. Membuka aksebilitas ke daerah terisolir di pedesaan terutama pedesaan yang memiliki potensi unggulan kabupaten

5. Memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis Sasaran Pengembangan Wilayah, Infrastuktur dan Energi di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Terwujudnya jalan yang nyaman dilalui sehingga lancar arus barang dan jasa antar wilayah

2. Meningkatnya wilayah-wilayah yang teraliri listrik dengan potensi sumber daya alam setempat

3. Terbukanya daerah-daerah pedesaan yang terisolir sehingga terciptanya pertumbuhan ekonomi

Page 330: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-34

4. Meningkatnya wilayah pertanian dengan pembangunan wilayah pertanian yang berkelanjutan

Agenda V: Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan. Tujuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, korupsi dan nepotisme 2. Meningkatnya kualitas pelayanan public kepada masyarakat 3. Meningkatnya kapasitas dan akunbilitas kinerja birokrasi

Sasaran Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Revitalisasi kelembagaan 2. Peningkatan kualitas pelayanan public 3. Peningkatan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/ program pada setiap

instansi 4. Menjadikan birokrasi di Kabupaten Way Kanan secara antisipatif, proaktif dan efektif 5. Peningkatan kerjasama antar daerah 6. Peningkatan kompetensi bagi aparatur pelayanan dan penegak hokum melalui

peningkatan kualitas dan kuantitas berbagai penyelenggaraan diklat dan pembenahan manajemen kepegawaian

7. Terwujudnya pelaksanaan kebijakan pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat, meningkatnya akses partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak serta dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pemantapan ketentraman dan ketertiban masyarakat

Agenda IV: Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Penanggulan Bencana. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Penanggulan Bencana adalah:

1. Mengatur kebijakan-kebijakan aspek pengusaan, penggunaan dan pemanfaatan SDA sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat merasakannya secara adil.

2. Melindungi ekploitasi SDA yang berlebihan dengan membatasi kegiatan pertambangan sebagai upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup

3. Mencegah kerusakan daerah aliran sungai dan mengembalikan fungsi serapan didaerah sempadan sungai, sempadan dam, sempadan mata air

4. Memetakan kawasan rawan bencana sehingga penanggulangannya dapat segera diatasi

Sasaran Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi lingkungan Hidup dan penanggulan Bencana adalah:

1. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antar manusia dan lingkungan hidup

2. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup 3. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana 4. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan 5. Terhindarnya bencana alam yang berdampak besar terhadap kerusakan lingkungan

hidup

Agenda VII: Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Tujuan percepatan pembangunan daerah tertinggal di kabupaten Way Kanan adalah:

1. Meningkatnya kemandirian masyarakat kabupaten Way Kanan 2. Optimalnya pemanfaatan potensi daerah 3. Terciptanya integrasi ekonomi entar wilayah tertinggal dan maju 4. Meningkatnya penanganan daerah khusus dan penanggulangan bencana

Page 331: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-35

Sasaran percepatan pembangunan daerah tertinggal di Kabupaten Way Kanan adalah: 1. Pengembangan perekonomian masyarakat kabupaten Way Kanan 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Penyediaan sarana/prasarana perkampungan 4. Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat 5. Penyediaan informasi potensi daerah 6. Pemanfaatan teknologi tepat guna 7. Peningkatan investasi dan kegiatan produksi 8. Pemberdayaan dunia usaha dan UMKM 9. Pembangunan kawasan produksi 10. Pengembangan jaringan ekonomi antar kecamatan 11. Pengembangan jaringan antar kecamatan 12. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi 13. Pembangunan aksesbilitas pada wilayah terpencil 14. Terciptanya penanganan karakteristik daerah dan penanggulan bencana

Agenda VIII: Pembangunan Kehidupan Agama, Sosial, Politik, Hukum dan Budaya secara Demokratis.Tujuan pembangunan kehidupan agama, sosial, politik, hukum dan budaya secara demokratis di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Meningkatnya prasarana dan sarana aktifitas keagamaan 2. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga keagamaan dalam mewujudkan

masyarakat yang lebih agamis, beriman dan bertakwa 3. Meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap pendidikan agama 4. Meningkatkan pengembangan dan revitalisasi adat budaya Kabupaten Way Kanan 5. Meningkatkan pengembangan tradisi-tradisi daerah yang bernilai positif bagi

pembangunan 6. Meningkatkan keterlibatan tokoh adat, tokoh masyarakat dan institusi budaya lokal

dalam pengembangan budaya daerah Sasaran pembangunan kehidupan agama, sosial, politik, hukum, dan budaya secara demokratis di Kabupaten Way Kanan adalah:

1. Tersedianya prasarana dan sarana aktifitas keagamaan 2. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga keagamaan dalam mewujudkan

masyarakat yang lebih agamis,beriman dan bertaqwa 3. Meningkatnya aksesbilitas masyarakat terhadap pendidikan keagamaan 4. Pengembangan dan revitalisasi alat budaya Kabupaten Way Kanan 5. Pengembangan tradisi-tradisi daerah yang bernilai positif bagi pembangunan 6. Meningkatnya keterlibatan tokoh adat, tokoh masyarakat dan institusi budaya lokal

dalam pengembangan budaya daerah Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM Kabupaten Way Kanan dilakukan dengan melakukan kebijakan program yang tertuang dalam RPJMD:

1. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif, program ini dilaksanakan dengan melakukan promosi, perluasan jaringan usaha, penguatan koperasi, revitalisasi KUD/KOPTAN, dan terwujudnya izin usaha

2. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM, program ini dilakukan dengan peningkatan produktivitas melalui pemanfaatan teknologi dan peralatan, bimbingan teknis, workshop dan pemenuhan sarana dan prasarana

3. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, dengan fasilitasi akses pemodalan bagi koperasi dan UKM

4. Penguatan kapasitas kelembagaan koperasi

Page 332: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-36

4.3.8. Kabupaten Tulang Bawang

Visi Untuk mewujudkan pembangunan dan kemajuan yang merata di seluruh wilayah, Pemerintah kabupaten Tulang Bawang pun telah merumuskan visi Kabupaten Tulang Bawang yaitu, "Terwujudnya Masyarakat Tulang Bawang Yang Beriman, Bertaqwa, Aman, Sejahtera, Mandiri, Berketahanan melalui Pembangunan yang Bertumpu Pada Potensi Agribisnis". Misi

1. Meningkatkan perekonomian melalui konsentrasi pada pertanian dalam arti luas dengan upaya pemulihan stabilitas ekonomi, titik berat pada pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis.

2. Meningkatkan kualitas SDM yang beriman, bertakwa dan mengusai ilmu pengatahuan dan tekhnologi.

3. Membuka peluang dan kesempatan investasi yang bersifat ramah lingkungan. 4. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara

proporsional. 5. Melaksanankan otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab melalui

peningkatan kemandirian daerah. 6. Melestarikan dan menggali potensi budaya daerah. 7. Menegakkan supremasi hukum dan mewujudkan pemerintahan yang bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Sementara untuk menggerakkan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik, saat ini Perangkat Daerah Kabupaten Tulang Bawang, yang telah dibentuk berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007, dan Perda Kabupaten Tulang Bawang Nomor 17 s.d 21 tahun 2008, adalah terdiri dari 16 Dinas Daerah, 13 Lembaga Teknis Daerah, dan 6 Lembaga Lainnya. Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM Kabupaten Tulang Bawang dilaksanakan secara otonomi dengan koordinasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas ini mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang koperasi UKM, perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas Dinas koperasi UKM, perindustrian dan perdagangan Kabupaten Tulang Bawang mempunyai fungsi :

1. Perumus kebijakan di bidang koperasi UKM, perindustrian dan perdagangan 2. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya 3. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesusai dengan lingkup

tugasnya 4. Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas 5. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Koperasi dan usaha-usaha ekonomi lainnya turut mendukung dinamisnya perekonomian Kabupaten Tulang Bawang. Tahun 2007 tercatat ada 220 unit koperasi, industri menengah/besar lebih kurang 270 unit dan industri kecil pada aneka industri sekitar 555 unit usaha. Sedangkan upaya promosi atau pemasaran hasil-hasil produksi dari usaha-usaha ekonomi tersebut, dilakukan diantaranya dengan berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan

Page 333: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-37

pameran, baik lokal maupun nasional, seperti Pameran Inacraf di Jakarta, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Lampung Ekspo dan Batam Ekspo, serta pameran pembangunan Tingkat Propinsi Lampung yang diikuti secara kontinu setiap tahun. Sementara itu, melihat besarnya potensi yang dimiliki, maka guna meningkatkan pendapatan daerah, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pun senantiasa membuka peluang yang luas bagi para investor baik lokal, dalam negeri maupun luar negeri, untuk menanamkan investasinya di berbagai sektor yang ada, sehingga hal ini diharapkan dapat makin mengoptimalkan pembangunan dan kemajuan daerah, serta kesejahteraan masyarakat. Pengembangan sektor industri, diantaranya juga diarahkan pada pembinaan industri kecil dengan cara :

1. Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan SDM Pengrajin 2. Peningkatan Mutu dan Disain Produk 3. Pengenalan Teknologi tepat guna melalui bantuan Stimulan 4. Promosi dan Pameran Usaha Industri secara tetap dan berkala

4.3.9. Kabupaten Pesawaran Keberadaan administratif Kabupaten Pesawaran ini dikukuhkan berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 33 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di Propinsi Lampung tanggal 10 Agustus 2007. Secara administratif, Kabupaten Pesawaran pada tahun 2007 terbagi dalam tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan baru hasil pemekaran tahun 2007 adalah Kecamatan Padang Cermin, Punduh Pidada, Kedondong, Way Lima, Gedongtataan, Negeri Katon, Tegineneng. Tujuh kecamatan ini sebelum terjadi pemekaran, termasuk kedalam kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten Pesawaran terdiri atas beberapa pulau dengan jumlah luasan keseluruhan pulau 3.721 Ha. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian. Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung, yang tertinggi adalah Gunung Pesawaran dan Gunung Ratai di Kecamatan Padang Cermin, dengan ketinggian 1.681 m. Masyarakat Kabupaten Pesawaran berkehendak untuk menjadikan visi pembangunan sebagai aspirasi, peta jalan atau langkah strategik, energi masyarakat untuk pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak ke arah yang lebih maju, baik secara komparatif ataupun secara kompetitif. Visi pembangunan Kabupaten Pesawaran ini merupakan kondisi akhir daerah dan wilayah Kabupaten Pesawaran yang dikehendaki oleh seluruh komponen pemangku kepentingan (stakeholders) di Kabupaten Pesawaran dalam periode 2010-2015. Berdasarkan potensi Kabupaten Pesawaran, isu-isu strategis yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan, dan mengacu pada Visi Nasional Tahun 2005-2025 dan Visi Provinsi Lampung 2005-2025, maka visi RPJM Kabupaten Pesawaran 2011-2015 dirumuskan :

” Terwujudnya Pesawaran yang Maju, Berbudaya, Berdaya Saing dan Sejahtera” Visi tersebut mengandung 4 (empat) unsur utama dalam pembangunan Kabupaten Pesawaran yaitu: 1) Maju

Adalah kondisi masyarakat yang mampu dan cepat dapat menangkap dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik di tataran lokal, nasional dan internasional. Hal ini ditandai dengan adanya kesiapan aparatur pemerintah kota dan

Page 334: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-38

masyarakat dalam merespon tuntutan dan perkembangan perubahan lingkungan internal maupun eksternal. Untuk mencapai kabupaten yang maju, Pesawaran perlu meningkatkan diri untuk menciptakan kinerja pelayanan berkualitas internasional. Perkembangan dunia telah menumbuhkan kriteria-kriteria baru dalam tingkat kemudahan bertransaksi, berkomunikasi dan penyelenggaraan transformasi usaha maupun aktifitas domestik. Kinerja pelayanan yang berkualitas dan kompetitif ditujukan untuk mendukung sektor-sektor yang akan bersaing dalam perekonomian dunia dan regional, serta berfungsi sebagai basis perkembangan Kabupaten Pesawaran. Disamping itu, kinerja pelayanan internasional ini juga ditujukan untuk mendukung kualitas kehidupan warga Kabupaten Pesawaran.

2) Berbudaya Adalah kondisi dimana masyarakat Kabupaten Pesawaran memiliki nilai-nilai budaya yang baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan sosial. Pengembangan budaya tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.

3) Berdaya Saing Kondisi dimana masyarakat Kabupaten Pesawaran berpendidikan, memiliki pengetahuan, keterampilan, tanggap dan mampu memanfaatkan potensi dirinya serta memiliki kemampuan untuk bersaing dengan baik dalam lingkup regional maupun nasional. Kemampuan yang dimaksud menyangkut berbagai aspek yaitu: aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan Pesawaran.

4) Sejahtera Suatu kondisi masyarakat yang lebih baik dan terus menerus diukur dari beberapa aspek yaitu meningkatnya taraf hidup masyarakat seimbang dengan pertumbuhan perekonomian wilayah. Hal ini ditandai dengan peningkatan usia harapan hidup, meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, meningkatnya kesempatan berusaha, berkurangnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka partisipasi kasar dan murni di bidang pendidikan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Misi Untuk mencapai visi tersebut, disusun misi yang di dalamnya memuat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Misi merupakan tahapan rencana pembangunan daerah Kabupaten Pesawaran yang berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di Kabupaten Pesawaran dalam segala bidang, guna menyiapkan masyarakat yang maju, berbudaya, berdaya saing dan sejahtera. Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki, untuk mencapai masyarakat Kabupaten Pesawaran yang maju, berbudaya, berdaya saing dan sejahtera, maka dirumuskan dalam lima misi sebagai berikut: Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Sumber daya manusia yang berkualitas, sehat dan sejahtera merupakan salah satu tolok ukur menuju keberhasilan pembangunan Kabupaten Pesawaran yang Maju, Berbudaya, Berdaya saing dan Sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan usaha yang terus menerus dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, baik dari aspek pendidikan maupun aspek kesehatan yang berlandaskan iman dan takwa serta harus mampu melestarikan budaya. Budaya merupakan salah satu sumber nilai yang menunjukkan jati diri, identitas dan kepribadian suatu masyarakat. Hal ini merupakan benteng pertahanan yang sangat efektif untuk menghadapi dampak negative derasnya arus perubahan. Pada sisi lain budaya ini juga

Page 335: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-39

merupakan modal utama pembangunan untuk mewujudkan keserasian dan keselarasan hidup manusia. MIsi 2 : Mengoptimalkan potensi perekonomian daerah dan sumberdaya lokal serta pemberdayaan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian daerah adalah peningkatan kemampuan kelembagaan UMKM, peningkatan kemampuan pengelolaan dan permodalan bagi koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan keterampilan kewirausahaan, penciptaan iklim investasi yang mendukung pengembangan potensi local, kemudahan aksesibilitas pemasaran produk-produk unggulan daerah, peningkatan posisi tawar dan daya saing produk unggulan daerah, pengembangan potensi agribisnis, memudahkan aksesibilitas pemasaran produk-produk pertanian dan perikanan, mempermudah akses permodalan, pengembangan kawasan pertanian dan perikanan penerapan konsep ekonomi perdesaan melalui one village one product (OVOP), pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan, pembangunan dan pengembangan kawasan terpadu serta pembangunan dan pengembangan kawasan wisata. MIsi 3 : Memelihara dan Meningkatkan infrastruktur dan pembangunan perdesaan. Ketersediaan infrastruktur merupakan unsur penunjang utama dalam mendukung terciptanya pembangunan di Kabupaten Pesawaran. Ketersediaan infrastruktur akan mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat, selain itu ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator pencapaian pembangunan pada bidang lainnya. Misi 4 : Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan memerlukan perubahan pola fikir dan bertidak dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan, yaitu dengan mengacu pada pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan idak hanya dilakukan pada mekanisme kinerja pemerintahan, tetapi harus dilaksanakan oleh segenap lapisan masyarakat melalui penegakan hukum. Misi 5 : Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab. Peningkatan profesionalisme birokrasi adalah salah satu upaya dalam mewujudkan Kabupaten Pesawaran yang maju, berbudaya, berdaa saing dan mandiri. Hal ini memerlukan proses dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Penyelenggaraan pemerintah merupakan sinergi antara pemerintah, sector swasta dan masyarakat secara proporsional dan bertanggung jawab. Proporsional dalam hal ini mengandung pengertian bahwa setiap domain pemerintahan melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bertanggung jawab mengandung pengertian bahwa pelaksanaan peran dan fungsi setiap domain pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan secara objektif berdasarkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik. Strategi pembangunan diarahkan pada pembangunan perekonomian daerah secara komprehensif dengan bertumpu dan mengandalkan sektor pertanian, kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak sektor-sektor lainnya. Strategi Pembangunan Daerah :

1. Meningkatkan pengembangan dan pendapatan pertanian berbasis agribisnis. Potensi sumberdaya alam pertanian Pesawaran akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat jika pola pertanian dan sistem pertanian yang dikembangkan tidak lagi bertumpu kepada ekstensifikasi lahan pertanian melainkan kepada peningkatan daya saing produk pertanian dan pemasarannya melalui konsep agribisnis dan agroindustri.

Page 336: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-40

2. Meningkatkan pengembangan dan pendapatan perikanan tangkap dan budidaya berbasis agribisnis. Potensi sumberdaya alam laut, pesisir pantai dan perairan darat yang dimiliki oleh Pesawaran akan dapat memberikan sumbangan yang terbaik dalam perekonomian daerah seiring dengan semakin besarnya tekanan penduduk terhadap lahan daratan potensial dan produktif.

3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Hutan sebagai sumberdaya alam yang memiliki berbagai fungsi dalam mendukung kehidupan manusia, oleh karena itu perlu dikelola dengan lebih bijaksana agar masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan hutan dapat memperoleh manfaat hutan secara langsung namun fungsi hutan dapat tetap terjaga kelestariannya.

4. Meningkatkan PAD dan PDRB sektor pertambangan dan penggalian. Sumberdaya bahan tambang dan galian yang tersebar di seluruh wilayah Pesawaran merupakan potensi perekonomian daerah yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat jika dikelola dengan cara yang berkelanjutan dan beerwawasan lingkungan.

5. Meningkatkan kualitas dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya alam dan ruang. Potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada dasarnya ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan seluruh rakyat Pesawaran. Oleh karena itu, dalam pengelolaanya harus dilakukan dengan cara yang bijaksana mempertimbangkan tiga aspek, yaitu aspek kelestarian produksi, kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan, serta keseimbangan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

6. Meningkatkan pembangunan industri yang ramah lingkungan. Kegiatan industri sebagai suatu proses merubah bentuk suatu produk sumberdaya alam menjadi produk lain yang bernilai ekonomis lebih baik diyakini akan dapat meningkatkan nilai jual produk atau jasa yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun dilain pihak, proses produksi barang dan jasa tersebut akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan jika tidak dilakukan dengan cara yang berwawasan lingkungan (ramah lingkungan). Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan pada semua sektor pembangunan termasuk kegiatan industri yang semakin berkembang di Pesawaran saat ini perlu semakin mendapat perhatian pemerintah daerah beserta masyarakatnya.

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM kabupaten Pesawaran didasarkan pada pembanguan ekonomi kerakyatan yang secara terintegrasi dengan sector lainnya. Program yang dilakukan untun pembangunan ekonomi kerakyatan kabupaten Pesawaran: 1. Penguatan lembaga koperasi usaha kecil menengah 2. Penguatan SDM koperasi UKM dan partisipasi masyarakat 3. Penguatan permodalan usaha koperasi UKM 4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan pulau kecil 5. Pengembangan kelembagaan kelautan dan perikanan 6. Peningkatan uapaya penumbuhan kewirausahaan pemuda 7. Meningkatkan peran dewan ketahanan pangan 8. Peningkatan SDM/pengembangan teknologi/kelembagaan usaha kalautan dan perikanan 9. Peningkatan pengetahuan akan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi kesehatan dan

kecerdasan 10. Peningkatan pengetahuan dan sikap positif terhadap konsumsi pangan dan gizi

seimbang 11. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang

beragam, bergizi dan seimbang. 12. Peningkatan peran gender dalam pembangunan pertanian

Page 337: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-41

4.3.10. Kabupaten Pringsewu Pembangunan Kabupaten Pringsewu pada tahap pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2011-2016 menuntut perhatian yang serius, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan ketika Kabupaten Pringsewu masih menjadi bagian dari wilayah administratif Kabupaten Tanggamus sebagai kabupaten induknya, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Kabupaten Pringsewu yang strategis berada pada tengah-tengah jalur koridor barat Provinsi Lampung, mendorong Pringsewu berperan sebagai daerah muka bagi wilayah hinterland nya. Berbagai isu nasional dan global seperti penanggulangan kemiskinan (Poverty Reduction), peningkatan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat, serta penjaminan kelestarian lingkungan hidup perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada masalah kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pringsewu. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Pringsewu antara lain mencakup; kepadatan penduduk, PDRB Perkapita yang rendah, keterbatasan kesempatan kerja, penataan ruang dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar yang berwawasan tata ruang, struktur perekonomian yang kokoh, peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih “Good Governance and Clean Goverment”, serta kondusifitas lingkungan wilayah dalam bingkai agama dan budaya melalui optimalisasi pemanfaatan segenap potensi sumber daya yang dimiliki dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Pringsewu. Dengan mempertimbangkan bebagai kondisi, permasalahan, potensi, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Pringsewu serta selaras dengan moto pemerintah Kabupaten Pringsewu periode 2011-2016 “Bersenyum Manis” yang merupakan kependekan kata dari bersih, sehat, ekonomi, nyaman, unggul, mandiri, dan agamis, maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011–2016 adalah:

”Pringsewu Unggul, Dinamis Dan Agamis”

Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Pringsewu 2011-2016 tersebut adalah sebagai berikut 1. Ungul Unggul mempunyai konotasi melebihi yang lain (lebih baik, lebih tinggi, lebih cepat, lebih pandai, lebih cakap, lebih kuat, lebih tangguh, lebih ulet, dll) baik dalam skala kawasan lokal maupun regional. Keunggulan mencakup domain perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan civilization (politik dan hukum). Kabupaten Pringsewu memiliki keunggulan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, kawasan agribisnis, dan industri pengolahan. a. Pusat Perdagangan dan Jasa

Pusat perdagangan, mengandung arti bahwa Kabupaten Pringsewu mendasarkan bentuk aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi ekonomi lokal lainnya. Pengembangan pusat perdagangan Kabupaten Pringsewu didukung oleh:

• Sesuai dengan letak geografisnya, Kabupaten Pringsewu merupakan jalur distribusi barang dan jasa untuk koridor barat Provinsi Lampung. Hal itu telah menjadikan aktivitas perdagangan dan jasa di Kabupaten Pringsewu lebih cepat berkembang secara natural jika dibandingkan dengan daerah kabupaten sekitarnya.

Page 338: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-42

• Nilai tambah output (PDRB) sektor perdagangan dan jasa Kabupaten Pringsewu cenderung mengalami percepatan pertumbuhan dari tahun ke tahun, begitu juga dengan kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Pringsewu yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

• Pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan produktifitas dan daya saing (comparative and competitive advantege), sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu secara keseluruhan.

Dari pemahaman tersebut, karakteristik Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan mengandung beberapa aspek penting, diantaranya :

b. Pusat kegiatan (Center Point) distribusi dan transaksi barang dan jasa Sesuai dengan letak geografisnya, Kabupaten Pringsewu merupakan jalur distribusi barang dan jasa untuk wilayah barat Pulau Sumatera. Oleh karena itu pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan mengedepankan konsep pembangunan yang mengarah pada terwujudnya Kabupaten Pringsewu sebagai pusat transaksi dan distribusi barang dan jasa. Sebagai salah satu konsekuensi yang harus diemban adalah pelayanan yang memadai kepada seluruh pemangku kepentingan yang menopang pengembangan Kabupaten Pringsewu.

c. Pengembangan jejaring (networking) dan kerjasama perdagangan Pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan juga bermakna bahwa pembangunan perekonomian daerah harus didasarkan pada terbangunnya jejaring dengan daerah-daerah lain, sehingga dapat memacu perkembangan wilayah ini menjadi orientasi pelayanan bagi wilayah sekitarnya terutama daerah penyangga (hinterland). Dengan demikian Kabupaten Pringsewu akan dapat menjadi sentra aktivitas distribusi perdagangan barang dan jasa dalam skala regional.

d. Pusat jasa Sebutan sebagai pusat jasa sebenarnya tidak lepas dari status pusat perdagangan, karena perdagangan akan selalu terkait dengan persoalan perniagaan atau proses transaksi dan distribusi barang dan jasa. Pusat jasa lebih menekankan pada fungsi wilayah dalam pelayanan publik diberbagai bidang. Sebagai pusat jasa dengan demikian mencakup kesiapan wilayah dalam melaksanakan berbagai fungsi, diantaranya :

• Penyediaan jasa layanan publik secara memadai, baik mencakup standar pelayanan sesuai kualitas yang diharapkan masyarakat, pengaturan/regulasi yang dapat memberikan jaminan mutu pelayanan, maupun kualitas sumber daya manusia dalam pelayanan.

• Penyediaan fasilitas penunjang guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti hotel, perbankan, transportasi, kesehatan (Rumah Sakit), pendidikan, telekomunikasi, ruang pamer/ruang pertemuan, dan lain sebagainya.

• Berorientasi dan mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai pelanggan, dalam arti menempatkan masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya (Customer engagement)

• Pola berpikir (Mindset) dan perilaku melayani bagi masyarakat yang dapat mendorong terciptanya budaya pelayanan.

Dengan kemampuan Kabupaten Pringsewu memberikan pelayanan kepada daerah kabupaten lain di sekitarnya, maka dapat dipastikan bahwa perkembangan perekonomian yang terjadi pada daerah kabupaten lain di sekitarnya tersebut akan memberikan efek sinergetik bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu.

e. Kawasan Agribisnis dan Industri Pengelohanan Pada sektor pertanian (secara umum; pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan) Kabupaten Pringsewu memiliki keunggulan di bidang pertanian tanaman bahan makanan, pertanian, walaupun jika ditinjau dari laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Pringsewu dari tahun ke tahun berada pada urutan tertinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya akan tetapi secara parsial

Page 339: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-43

laju pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Pringsewu dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Membangun pusat perdagangan tidak bisa lepas dari pengembangan potensi ekonomi lokal. Untuk menunjang terwujudnya Kabupaten Pringsewu sebagai pusat transaksi dan distribusi, maka salah satu faktor penting adalah bagaimana mengembangkan potensi lokal agar memiliki nilai tambah ekonomi, yang diharapkan menjadi ikon Kabupaten Pringsewu. Beberapa potensi dasar yang dimiliki dan layak dikembangkan sebagai daya tarik Kabupaten Pringsewu adalah pada aspek agribisnis dan aspek industri, dalam konteks ini adalah industri kecil dan menengah yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan seperti industri genteng, bata merah, tahu tempe, dan gilingan padi. Pengembangan agribisnis di Kabupaten Pringsewu lebih diarahkan pada upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian (competitive advantege), mengingat Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Lampung yang keberadaanya perlu mendapat perhatian akibat adanya perubahan tata guna lahan, khususnya lahan pertanian menjadi lahan terbangun secara sporadis, seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian wilayah. Pengembangan industri kecil dan menengah diarahkan pada industri pengolahan produk hasil pertanian dan kerajinan. Hal itu untuk mendukung keberlanjutan aktivitas agribisnis dan pengembangan perdagangan dan jasa.

f. Pusat Pendidikan Pringsewu sebagai daerah otonomi baru telah memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi, baik bersifat umum maupun kejuruan. Jumlah perguruan tinggi yang relatif banyak, hal ini juga buktikan oleh indeks pembangunan manusia (IPM) untuk pendidikan urutan ke tiga setelah Bandar Lampung dan Metro. Dalam menopang fungsi Pringsewu sebagai puat perdagangan dan jasa, kawasan agribisnis dan industri pengolahan serta pusat pendidikan perlu pembangunan sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Disamping sarana prasarana fisik seperti jalan, jembatan, stasiun kereta api, terminal, hotel, perbankan, dan juga sarana penunjang yang sifatnya non fisik, seperti sumber daya manusia (SDM) dan regulasi/kebijakan. Pengembangan SDM secara memadai sangat diperlukan, penataan SDM birokrasi dalam peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kualitas SDM dalam meningkatkan daya dukung pengembangan Kabupaten Pringsewu, termasuk dalamnya penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

2. Dinamis Dinamis adalah sikap dan kondisi masyarakat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman, mudah menyesuaikan diri dengan keadaan, serta berkontribusi dalam proses pembangunan. Dinamis juga diartikan kondisi masyarakat yang jauh dari konflik dengan beragam variannya, seperti konflik sosial, agama, kelompok, kepentingan tertentu dan juga konflik antar masyarakat itu sendiri. Dinamis meminjam istilah politik adalah kondisi masyarakat yang selalu mengedepankan konsensus, kerjasama dan juga bersikap kooperatif dalam menyelesaikan beragam masalah yang timbul didalam masyarakat. 3. Agamis Agamis mengandung makna bahwa segala bentuk aktivitas dan kebijakan pembangunan di Kabupaten Pringsewu dalam rangka menciptakan dinamisasi dan keunggulan Kabupaten Pringsewu harus menginternalisasikan prinsip dan nilai-nilai Ketuhanan YME yang juga merupakan pengamalan sila pertama Pancasila sebagai bingkai dan landasan utamanya dengan tidak melupakan nilai-nilai luhur Pancasila yang lainnya. Pengamalan nilai Ketuhanan YME ditandai oleh:

1. Terwujudnya kerukunan antar dan intern umat beragama, mencerminkan adanya keinginan untuk senantiasa menjaga agar tercipta kerukunan sesama antar pemeluk

Page 340: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-44

agama yang sama dan sesama antar pemeluk agama yang berbeda, sehingga hubungan harmonis semua masyarakat dapat terwujud.

2. Terpenuhinya hak-hak dasar dalam menjalankan ajaran agama, merupakan keinginan agar masyarakat saling menghormati umat pemeluk agama berbeda dalam mengamalkan jaran agama, sehingga tidak ada konflik antar/inter agama mengenai pendirian rumah ibadah, perayaan hari besar agama maupun aktivitas rutin agama lainnya.

3. Terwujudnya kehidupan beragama yang mampu menjadi katalisator pembangunan. Hal ini merupakan cita-cita untuk meningkatkan kepedulian sosial dalam masyarakat sehingga mau bergotong-royong memerangi kemiskinan, pengangguran serta berperanserta dalam pembangunan fasilitas umum.

Misi

1. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai dengan tata ruang wilayah

2. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing 4. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah

”Good Governance and Clean Government” 5. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis

Tujuan

1. Mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar secara optimal, proposional, dan terintegrasi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan berlandaskan pada struktur perekonomian yang kokoh.

3. Meningkatkan IPM, IPG, dan Keseimbangan Pertumbuhan Penduduk. 4. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah berlandaskan prinsip “Good dan Clean

Governance”. 5. Menjadikan Agama sebagai sumber nilai spiritual, moral dan etik bagi kehidupan

bermasyarakat. 6. Mewujudkan Kabupaten Pringsewu yang nyaman, beradab dan bermartabat dalam

bingkai agama dan budaya.

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM di kabupaten Pringsewu dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Indag Kabupaten Pringsewu dengan mengemban visi “Terwujudnya masyarakat Pringsewu makmur dan sejahtera. Pembangunan sector Industri, perdagangan koperasi dan UMKM yang tangguh serta mandiri dengan bertumpu pada kesejahteraan, keadilan demokrasi dengan dukungan seluruh komponen masyrakarat Pringsewu”. Untuk mendukung hal tersebut Kabupaten Pringsewu mengeluarkan Program Peningkatan kapasitas dan kualitas Koperasi dan UMKM dengan sasaran kegiatan :

1) Persentase peningkatan produktivitas KUMKM 2) Persentase peningkatan nilai investasi KUMKM 3) Persentase KUMKM yang sudah memanfaatkan pembiayaan yang disediakan melalui

dukungan program Pemda, BUMN (PKBL), CSR, dan lembaga swadaya masyarkat 4) Persentase koperasi yang dapat mengakses kredit pembiayaan bank melalui linkage 5) Persentase koperasi aktif 6) Persentase KUMKM yang mendapat fasilitasi pengembangan atau perluasan pasar

melalui pameran 7) Penyediaan fasilitas sarana prasarana pemasaran produk KUMKM 8) Persentase KUMKM yang mendapat fasilitasi peningkatan daya saing dan inovasi

pemasaran produk

Page 341: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-45

9) Persentase usaha skala mikro dan kecil yang mendapat fasilitas bantuan usaha, pengenalan teknologi tepat guna, dan replikasi model teknologi tepat guna

10) Persentase KUMKM yang mendapat fasilitasi Kemitraan dengan BUMN dan swasta 11) Persentase pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi

yang mengikuti diklat keterampilan teknis dan manajerial 12) Persentase koperasi yang menerapkan prinsip akuntabilitas dan pengendalian

koperasi 13) Jumlah tempat pendidikan keterampilan usaha (TPKU) yang dibangun 14) Jumlah calon wirausaha baru

4.3.11. Kabupaten Mesuji

Visi “Terwujudnya harapan masyarakat mesuji yang aman, adil, dan sejahtera tahun

2017” Harapan Harapan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki makna keinginan supaya menjadi kenyataan, tumbuh dan berkembang dalam diri sendiri (inner will). Kaitan dengan visi, karena merupakan inner will, berarti bermakna juga keikutsertaan (participation) untuk mewujudkan keinginannya, yaitu “Mesuji yang Aman, Adil, dan Sejahtera” Aman Keadaan yang menggambarkan perwujudan memiliki perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju; serta memilliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya, yang dilandasi supremasi hukum dan Hak Azazi Manusia yang tinggi. Adil Adil pada umumnya adalah keadaan atau situasi keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat. Mewujudkan masyarakat yang adil berarti menciptakan suatu kondisi di mana entitas dan kualitas kehidupan di berbagai bidang (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum) ditempatkan secara proporsional dalam ukuran yang pas dan seimbang, tidak melampaui batas. Dalam kaitannya dengan pembangunan yang adil, adalah merata, tanpa diskriminasi, baik antar individu maupun antar wilayah, sehingga hasil dari pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sejahtera Sejahtera mempunyai konotasi whealthy atau prosperous. Masyarakat yang sejahtera berarti secara ekonomi makmur, dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Jumlah penduduk terkendali (laju pertumbuhan lebih rendah), derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, dan kualitas pelayanan sosial lebih baik. Masyarakat sejahtera terjamin hak-haknya dan berkesempatan sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan pelayanan sosial, serta kebutuhan dasar yang layak. Masyarakat memperoleh perlindungan keamanan, ketentraman, dan ketertiban. Masyarakat sejahtera umumnya berkehidupan religius dan bermoral tinggi, rukun, harmonis dan berbudaya. Secara umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dari kacamata kebijakan sosial, kesejahteraan menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi

Page 342: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-46

kebutuhan masyarakat. Masyarakat yang sejahtera berarti secara ekonomi makmur, dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Jumlah penduduk terkendali (laju pertumbuhan lebih rendah), derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, dan kualitas pelayanan sosial lebih baik. Misi 1. Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dan Utilitas Masyarakat Berbasis Keswadayaan

Misi ini dilakukan dengan upaya mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang komprehensif, menginisiasi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), membangun jaringan infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi, menyediakan prasarana dasar permukiman dan wilayah kota dan kecamatan secara memadai, menyediakan energi listrik dan air bersih, membangun jaringan infrastruktur irigasi sawah, rawa dan kolam ikan air tawar serta membangun infrastruktur pemerintahan yang representatif guna memberikan pelayanan publik yang baik. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi diprioritaskan pada pembangunan Jalan Produksi dan Jalan Usaha Tani. Jalan Produksi dimaksudkan untuk mempermudah akses ke kawasan perkebunan. Sedangkan Jalan Usaha Tani dimaksudkan untuk mempermudahkan akses ke kawasan pertanian. Sedangkan pengembangan Tata Ruang dilakukan secara komprehensif, seimbang dan terinci (detail) melalui pemantapan sistem pusat-pusat permukiman, pengembangan pusat pertumbuhan, pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah (PKW) dan pusat kegiatan lokal (PKL), pengembangan kawasan-kawasan produktif, pemantapan kawasan konservasi dan meningkatkan keterkaitan Kabupaten Mesuji dengan kabupaten/provinsi lain.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas sumberdaya manusia mencakup dimensi yang luas yaitu pendidikan, kesehatan, budaya, keagamaan dan hukum. Pembangunan di bidang pendidikan yang diarahkan pada peningkatan kualitas anak didik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, serta penyediaan kurikulum yang mampu menjawab kebutuhan pasar. Selain itu perlu dilakukan peningkatan keunggulan kompetitif dalam penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdaya saing tinggi, menciptakan keseimbangan antara kecerdasan inteligensi, emosional, dan spiritual. Misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga dilakukan dengan peningkatan pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan perlu diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, Pemerintah Daerah juga perlu mengupayakan kesehatan berkualitas dengan biaya terjangkau, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan, obat-obatan dan sarana dan prasarana kesehatan. Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dilakukan dengan meningkatkan pembangunan bidang keagamaan serta peningkatan etos kerja dan budi pekerti yang baik melalui pengembangan nilai-nilai budaya. Pelaksanaan misi ini diarahkan untuk mencapai masyarakat Mesuji yang bermoral tinggi, selalu berfikir positif, tangguh dan kompetitif. Dalam upaya mencapai hal tersebut, masyarakat Mesuji harus terbuka terhadap perubahan dan kemajuan zaman tapi tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan budaya daerah yang merupakan karakter masyarakat Mesuji.

Page 343: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-47

Peningkatan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan Mesuji harus dilakukan. Peran tokoh keagamaan diperlukan untuk membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkan untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama. Selain itu, pemerintah harus mendorong masyarakat untuk memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Masyarakat harus memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dengan baik. Pembangunan di bidang hukum diarahkan pada peningkatan wawasan masyarakat terhadap hak dan kewajiban, membina lingkungan agar tercipta rasa aman, tentramadan tertib dalam kehidupan bermasyarakat melalui pendekatan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan. Misi ini juga diarahkan pada peningkatan pemahaman mengenai pola dan bentuk pembangunan partisipatif kepada masyarakat bagaimana mereka dapat berperan aktif dalam proses dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah.

3. Peningkatan Perekonomian Daerah dan Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Upaya upaya yang dilakukan untuk peningkatan ekonomi daerah adalah pertama, meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji secara berkelanjutan, rata-rata mencapai 7,5 % pertahun sampai dengan tahun 2025. Berdasarkan proyeksi PDRB Kabupaten Mesuji, kondisi perekonomian pada tahun 2025 akan mencapai PDRB per kapita sebesar US$ 27,000. Kedua, menciptakan struktur perekonomian Kabupaten Mesuji yang kokoh dan tangguh, melakukan transformasi dari basis pertanian ke basis industri (pengolahan dan manufaktur), perdagangan, dan jasa. Produk-produk pertanian dan sumber daya alam lainnya harus diolah lebih lanjut sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi bagi daerah. Ketiga, menciptakan sistem industrial berdaya saing tinggi. Perkembangan industri di Mesuji harus didorong untuk menciptakan produk-produk unggulan yang memiliki kekhasan dan berkualitas tinggi. Industri ini juga harus didukung oleh sumber permodalan yang memadai. Komoditas atau produk unggulan yang dihasilkan Mesuji harus kompetitif baik di pasar domestik maupun global. Keempat, Iklim investasi semakin baik dengan diindikasikan oleh realisasi investasi dalam negeri dan luar negeri semakin tinggi. Nilai ekspor komoditas unggulan Kabupaten Mesuji tinggi dan berkontribusi signifikan terhadap PDRB Lampung. Kelima, peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan perluasan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai tambah produksi ekonomi masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat adalah dengan pertama, peningkatan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Mesuji secara berkesinambungan hingga mencapai lebih US$6,000 (target Provinsi Lampung) pada tahun 2025. Kedua, tingkat pengangguran rendah dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 %. Ketiga, meningkatkan kesempatan kerja. Keempat, ketahanan pangan daerah Mesuji kuat dan mantap, bahkan diupayakan Mesuji menjadi lumbung pangan daerah Lampung. Kelima, desiminasi penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi ekonomi masyarakat.

4. Mewujudkan Tata Kelola dan Aparatur Pemerintah yang Baik (good governance)

Page 344: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-48

Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam melaksanakan misi ini adalah melakukan reformasi birokrasi, meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah, kualitas manajemen keuangan daerah, kualitas pelayanan umum berbasis teknologi informasi dan komunikasi, akses dan penyebaran informasi potensi dan pembangunan daerah, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dalam upaya merealisasikan reformasi birokrasi dilakukan dengan meningkatkan kinerja aparatur berdasarkan kompetensi pegawai. Peningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas individu aparatur, kelembagaan pemerintah daerah, dan peningkatan kapasitas sistem (kebijakan dan legislasi) pemerintah daerah. Peningkatan kualitas manajemen keuangan daerah dapat dilakukan melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara berkelanjutan dan pengelolaan keuangan daerah secara transparan, akuntabel, dan efektif yang didukung oleh sistem informasi manajemen keuangan daerah berbasis Teknologi Informasi. Peningkatan kualitas penyebaran informasi potensi dan pembangunan daerah serta pelayanan umum yang berkaitan dengan pembuatan dokumen kependudukan dilakukan dengan pembangunan jaringan internet (Website atau GIS), dan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Pemeritan juga melakukan pembinaan hukum terhadap masyarakat agar meningkat wawasannya tentang hak dan kewajiban, mekanisme peranserta dalam pembangunan, politik dan demokrasi sehingga tercipta kehidupan hukum, sosial dan politik yang sehat dan dinamis.

5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Mineral Secara Berkelanjutan Misi ini dilakukan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam dan mineral secara optimal dan terjaminnya kelestarian alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Mesuji. Pemanfaatan sumber daya alam dan mineral dilakukan sebesar-besarnya oleh masyarakat Mesuji dan untuk kemakmuran daerah dan masyarakat Mesuji. Upaya peningkatan kapasitas dan infrastruktur pengangkutan diperlukan untuk menaikkan produksi. Upaya diversifikasi pada tahapan komersial dan optimalisasi nilai tambah sumber daya alam dan mineral juga perlu dilakukan agar keuntungan dan manfaat yang diperoleh daerah lebih tinggi. Mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam dan mineral harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak merusak kelestarian alam. Cara yang harus ditempuh adalah dengan menerapkan teknologi eksplorasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu perlu penegakan hukum secara tegas bagi para pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan, perusakan hutan, pertambangan tanpa ijin/liar dan pembuangan limbah industri berbahaya.

Pengembangan UMKM Koordinasi pengembangan UMKM kabupaten Mesuji dilakukan oleh Dinas Koperasi, UKM dan Indag diarahkan pada kebijakan peningkatan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah. Ada dua kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebijakan tersebut dengan melakukan:

a) Inventarisasi jumlah koperasi dan UMKM b) Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh koperasi/UMKM dalam melaksanakan

usaha Beberapa program yang dilakukan untuk menguatkan koperasi dan UMKM ini adalah: 1. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha

Mikro, kecil dan Menengah

Page 345: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-49

2. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

4.3.12. Kabupaten Tulang Bawang Barat Visi

“Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang Barat Yang Tumbuh dan Berkembang Menuju Masyarakat Yang Sejahtera dan Berdaya Saing”

Misi

1. Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik 2. Meningkatkan pembangunan perkonomian dan kesejahteraan 3. Meningkatkan iklim investasi dan iklim berusaha 4. Meningkatkan daya dukung sarana dan infrastruktur wilayah 5. Mewujudkan masyarakat demokratis dan taat hukum

MisI I: Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan Yang Baik

1. Program perbaikan tatakelola pemerintahan yang baik dalam konteks lokal dan nasional

2. Program penurunan tingkat korupsi 3. Program perbaikan pelayanan publik 4. Program pengurangan ekonomi biaya tinggi

Misi II: Meningkatkan Pembangunan Perkonomian Dan Kesejahteraan

1. Program percepatan pembangunan ekonomi 2. Program penurunan tingkat pengangguran 3. Program penurunan tingkat kemiskinan 4. Program penurunan jumlah penduduk buta huruf 5. Program peningkatan jumlah tenaga terampil 6. Program peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan 7. Program peningkatan angka harapan hidup 8. Program penurunan tingkat kematian bayi dan kematian ibu melahirkan 9. Program penciptaan kemandirian dalam bidang pangan ditandai dengan

meningkatnya ketahanan pangan rakyat 10. Program peningkatan swasembada beras dan komoditas pangan lainnya 11. Program perbaikan status gizi ibu dan anak 12. Program perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam 13. Program penahanan laju kerusakan lingkungan

Misi III: Meningkatkan Iklim Investasi Dan Iklim Berusaha

1. Program perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur dan perbaikan system informasi

2. Program peningkatan system pelayanan informasi dan perizinan 3. Program sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka

memperluas penciptaan lapangan kerja Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM kabupaten Tulang Bawang Barat dikoordinasikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Page 346: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-50

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Kebijakan pemerintan daerah Tulang Bawang Barat dalam penguatan UMKM dan koperasi tidak terlaepas dari permasalahan yang terdapat pada UMKM, sehingga dalam arah kebijakannya tetap dilakukan dalam kerangka penguatan UMKM, baik dari sisi teknologi, manajerial, ataupun penguatan sarana pendukung UMKM, seperti pemodalan/pendanaan dan sarana promosi dan pemasaran

4.3.13. Kota Bandar Lampung Pembangunan kota Bandar Lampung merupakan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu masa depan yang lebih baik. Dalam rangka menetapkan tujuan pembangunan kota Bandar Lampung, diperlukan visi yang mengarahkan pandangan ke depan mengenai cita-cita kota yang disepakati bersama. Visi pembangunan kota Bandar Lampung akan memedomani seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan kota, baik pemerintah kota, swasta, dan masyarakat dalam memantapkan peran masing-masing dalam membangun Bandar Lampung. Melalui visi pembangunan yang menjangkau perspektif waktu jauh ke depan, Pemerintah Kota Bandar Lampung menyiapkan strategi pelaksanaan pembangunan yang merupakan penjabaran visi, misi, dan tujuan pembangunan kota. Strategi pelaksanaan pembangunan kota Bandar Lampung yang disepakati berperan sebagai pranata untuk penetapan program maupun kegiatan pembangunan, sekaligus mengindikasikan pihak-pihak yang perlu terlibat di dalamnya. Perumusan visi kota Bandar Lampung tahun 2005-2015 dilandasi oleh pertimbangan sebagai berikut :

• Kebijaksanaan pembangunan sektoral yang mendorong perkembangan Kota Bandar Lampung, baik yang ditetapkan di tingkat pusat maupun regional.

• Kerjasama ekonomi regional di lingkup ASEAN, yang telah disepakati melalui IMS-GT serta proses globalisasi yang menuntut peningkatan daya saing, terutama yang langsung terkait dengan Indonesia melalui kesepakatan APEC dan AFTA.

• Rencana pembangunan sektor dan tata ruang pada skala regional Sumatera bagian Selatan, Provinsi Lampung, dan Kota Bandar Lampung.

• Potensi dan kendala fisik, ekonomi, dan sosial-budaya yang dimiliki oleh Kota Bandar Lampung dan hinterland-nya.

• Tawaran strategis dari kepala daerah terpilih, aspirasi masyarakat, serta masukan pihak swasta dan para akademisi terutama dalam upaya menciptakan kota Bandar Lampung yang nyaman, aman, tertib, sejahtera, maju, dan modern.

Pada umumnya visi dibangun untuk mendorong semangat seluruh stakeholders agar dapat berperan serta aktif dalam pembangunan dan sekaligus sebagai inspirasi untuk menggerakkan seluruh kemampuan stakeholders untuk secara bersama dan sinergis membangun daerah.

Page 347: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-51

Salah satu hal penting adalah bahwa Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2015 memasuki tahapan II dari RPJPD Kota Bandar Lampung 2005-2025. Tahapan II meliputi proses memantapkan penataan kembali daerah Kota Bandar Lampung di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekoniman. Hal ini berarti bahwa tahap II merupakan kelanjutan dari RPJPD Tahap I dan merupakan jembatan bagi pelaksanaan Tahap III, dan pada akhirnya akan mengarah kepada pencapaian visi RPJP 2005-2025 yakni menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera Bagian Selatan pada Tahun 2025. Adapun Misi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam upaya mewujudkan visi 2010-2015 tersebut adalah sebagai berikut;

1) Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan.

Pelaksanaan misi ini didasarkan oleh posisi strategis Kota Bandar Lampung sebagai ibukota provinsi, sekaligus sebagai jalur perlintasan dan pusat jasa, industri, dan perdagangan. Misi ini ditujukan untuk membangun dan mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi daerah dalam rangka memberikan peluang seluas–luasnya bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Melalui misi ini akan disinergikan semua potensi dari semua pelaku ekonomi, dunia usaha, lembaga keuangan dan kelembagaan lainnya dalam rangka membangun ekonomi kota yang berdaya saing. Potensi industri, perdagangan dan jasa akan menjadi prioritas dengan didukung oleh sub sektor turunan ketiga sektor tersebut. Kebijakan ekonomi dengan pendekatan kemitraan yang sinerjik dan saling menguntungkan antara usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan usaha besar akan dikembangkan untuk membangun perekonomian yang tangguh dan berdaya saing baik perekonomian kota secara umum maupun ekonomi kerakyatan secara khusus. Misi ini antara lain diselenggarakan melalui penetapan prioritas sektor-sektor andalan yang perlu didorong menuju pasar internasional dengan memberikan peran yang utama bagi kota Bandar Lampung menjadi pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa; menyiapkan dan menyediakan perangkat administratif-birokrasi yang bersifat insentif bagi sektor-sektor andalan dan seluruh sektor pendukungnya; serta menyiapkan institusi dan aparat yang mampu menyelenggarakan aktifitas pembangunan dan pengendalian perkembangan kota Bandar Lampung. Secara fisik, misi ini akan didukung dengan penyiapan lokasi dan lahan yang memadai bagi fungsi-fungsi bisnis dan residensial, sesuai dengan kebutuhan aksesibilitas, komunikasi, maupun rekreasi dari masing-masing fungsi. Kualitas pelayanan kota juga perlu menjamin tingkat kenyamanan dan keamanan warga maupun pendatang yang terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas pembangunan kota, baik aktifitas bisnis maupun domestik. Dalam kualitas pelayanan yang nyaman dan aman tercakup kondisi penyediaan fasilitas umum dan lingkungan, utilitas, ruang terbuka hijau, iklim mikro, prasarana dan sarana transportasi sarana keamanan dan keselamatan, tingkat keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia yang terlibat dalam pelayanan publik. Tujuan yang ingin dicapai dari misi ini adalah:

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi; 2. Meningkatnya perkembangan ekonomi kerakyatan; 3. Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, perbankan dan lembaga lainnya

untuk mendukung ekonomi kerakyatan; 4. Menguatnya struktur ekonomi kota dalam sektor jasa, perdagangan dan industri; 5. Meningkatnya pendapatan asli daerah

Page 348: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-52

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai sebagai alat ukur tercapainya tujuan dari misi 1 (pertama) tersebut adalah :

1. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 - 7% per tahun. 2. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam

pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing. 3. Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Kota sebesar 50-51% 4. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota sebesar 15-16% 5. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota sebesar 20-23% 6. Menurunnya angka kemiskinan menjadi 20%. 7. Peningkatan PAD rata-rata 20% per tahun. 8. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65%. 9. Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL).

2) Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai Ketaqwaan,

Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga.

Pelaksanaan misi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan orientasi pembangunan dengan paradigma pembangunan kualitas manusia yang sehat, sejahtera serta berkarakter dengan dilandasi oleh nilai ketakwaan. Misi ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan pendidikan serta pengembangan pendidikan dan latihan yang berorientasi kepada kualitas untuk menjawab tantangan global, serta pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Melalui misi ini akan disinergikan semua potensi yang dimiliki oleh pemerintah Kota Bandar Lampung dan masyarakat melalui keterpaduan kebijakan, pendekatan program kerja, dan alokasi anggaran berimbang. Pengembangan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau juga tetap dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk memberikan bekal kemampuan iptek dan imtaq bagi peserta didik. Yang tidak kalah pentingnya dalam misi ini adalah bahwa peningkatan kualitas pendidikan, kreatifitas dan lainnya juga harus diimbangi dengan prestasi baik prestasi pendidikan maupun prestasi keolahragaan pemuda. Dalam menjalankan misi yang diemban, berb agai prasyarat diperlukan agar kota Bandar Lampung mencapai visi sebagai kota budaya. Prasyarat tersebut mencakup prasarana dan fasilitas untuk mewadahi aktifitas kebudayaan dan kesenian, penyiapan sarana penunjang kebudayaan dan kesenian, memperluas dan membina kegiatan budaya dan seni yang akan dipromosikan pada dunia internasional, serta memperluas jaringan informasi kebudayaan dan kesenian. Dalam perannya sebagai pusat Sumatera bagian Selatan dan Lampung, kota Bandar Lampung menjadi wahana pertukaran informasi. Kebudayaan dan kesenian Lampung, yang secara terus menerus perlu digali dan dibina pada seluruh komunitas di wilayah Lampung. Pelestarian kebudayaan dan kesenian Lampung antara lain ingin dicapai melalui bentuk apresiasi seni dan budaya, yang diinformasikan secara tertulis, verbal maupun bentuk nyata kepada masyarakat yang lebih luas, termasuk masyarakat internasional. Di sini kota Bandar Lampung akan berperan sebagai wahana penyampaian informasi, baik melalui pagelaran seni dan budaya, penerbitan informasi tertulis mengenai seni dan budaya, penerbitan informasi tertulis mengenai seni dan budaya, dan museum atau bangunan bersejarah (artifak) yang menyimpan benda dan informasi mengenai seni dan budaya Lampung. 3) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Sesuai dengan konvensi internasional hak-hak sosial, ekonomi dan budaya 1966 dan berbagai amanat internasional, kesehatan pada dasarnya merupakan hak asasi manusia.

Page 349: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-53

Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu. Kewajiban negara adalah untuk memenuhi hak tersebut kepada seluruh warga yang berada di wilayah administratifnya. Dalam era otonomi daerah saat ini, tanggung jawab terbesar dalam menjamin terpenuhinya hak kesehatan masyarakat, berada di pundak pemerintah kabupaten/kota. Misi ini merupakan landasan bagi pembangunan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat (terutama penyandang masalah kesejahteraan sosial) di Kota Bandar Lampung. Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang–undang No 23/1992 tentang Kesehatan. Misi ini memandang bahwa pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat merupakan suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang. 4) Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional

Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik.

Misi ini dimaksudkan untuk mencapai kondisi tata kepemerintahan yang baik, yaitu tata pemerintahan yang dilaksanakan secara transparan dengan dukungan aparatur yang akuntabel, profesional, efesien dan efektif serta berkeadilan. Misi ini juga bertujuan unbtuk mewujudkan pemerintahan daerah yang berorientasi pada kewirausahaan (entrepreneurial government) yang mendorong inovasi dalam manajemen pemerintahan untuk pelayanan lebih baik kepada masyarakat dan dunia usaha. Pada akhirnya, misi ini akan bermuara pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja dan pelayanan dalam berbagai aspek pembangunan. Misi ini muncul menanggapi perkembangan dunia yang semakin pesat dan bersifat global. Era globalisasi dicirikan oleh keterbukaan dan persaingan dalam memanfaatkan peluang hubungan antar-negara. Untuk mencapai kota berkelas dunia, Bandar Lampung perlu meningkatkan diri untuk menciptakan kinerja pelayanan berkualitas internasional (modern). Perkembangan dunia telah menumbuhkan kriteria-kriteria baru dalam tingkat kemudahan bertransaksi, berkomunikasi dan penyelenggaraan transformasi usaha maupun aktifitas domestik. Kinerja pelayanan yang berkualitas dan kompetitif ditujukan untuk mendukung sektor-sektor yang akan bersaing dalam perekonomian dunia dan regional, serta berfungsi sebagai basis perkembangan kota Bandar Lampung juga ditujukan untuk mendukung kualitas kehidupan warga kota Bandar Lampung. 5) Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

Misi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bijaksana sehingga semua aktivitas pembangunan tidak merusak lingkungan yang dapat berakibat menurunkan daya dukung lingkungan yang dapat menopang hidup seluruh warga kota dalam jangka panjang. Keberhasilan misi ini sangat tergantung dari komitmen politik pemerintah kota dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan untuk membangun kesadaran publik, komitmen, kebijakan dan perencanaan tata ruang serta keterpaduan program pelestarian lingkungan hidup sangat secara berkelanjutan penting untuk dilakukan. Misi ini juga bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat guna mendukung tumbuh kembang anak/remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat, dan meningkatkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang

Page 350: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-54

berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara optimal. Misi yang diemban kota Bandar Lampung dalam misi ini adalah menjamin ketersediaan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan hidup generasi yang akan datang serta menjamin tingkat kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi kini dan yang akan datang. Dalam penyelenggaraan pembangunan yang menjadikan kota Bandar Lampung sebagai kota perdagangan dan jasa, pariwisata, pusat transportasi, permukiman, pendidikan dan kebudayaa; berbagai perubahan lingkungan akan timbul proses transformasi lahan; penambahan unsur-unsur baru ke dalam lingkungan oleh limbah kegiatan; penggunaan dan pengambilan sumberdaya alam sebagai bahan baku maupun penunjang; serta proses dinamika populasi kependudukan, flora dan fauna. Misi pembangunan yang berkelanjutan menjadi bagian terpadu dari seluruh aktifitas pembangunan yang dilangsungkan, sehingga proses dan hasil pembangunan tersebut tetap dapat dilangsungkan dan dinikmati oleh generasi mendatang. 6) Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah,

Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern.

Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan prasarana dan sarana dasar perkotaan yang terdiri dari sarana dan prasarana perumahan permukiman, transportasi, pengairan, energi listrik dan telekomunikasi serta membangun infrastruktur lainnya, bekerjasama dengan dunia usaha dan atau BUMN untuk menghadapi era globalisasi serta membangun daya saing keunggulan dan potensi daerah dan pencerminan budaya daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas daerah dan kualitas kehidupan masyarakat kota. Keseluruhan pengembangan sarana dan prasarana perkotaan tersebut diarahkan untuk mendukung pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai kota wisata yang maju dan modern. Isu Strategis Bidang Ekonomi Diantara isu bidang ekonomi yang menonjol dalam kaitan dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi diantaranya adalah tentang Membangun Iklim Usaha dan Investasi, Pengembangan Modal Usaha Mikro dan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dalam konteks peningkatan perekonomian daerah, Penciptaan Lapangan Kerja, Penataan Pasar Tradisional, serta Pengembangan Sentra Perdagangan. Capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6,2% selama periode 2005-2010 di Kota Bandar Lampung belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat yang sejahtera. Masih banyak masyarakat Bandar Lampung yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari pertumbuhan ekonomi jika laju pertumbuhan hanya mencapai 6,2% per tahun tersebut. Selain Teknologi yang makin maju telah mengurangi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan produksi. Untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, pembangunan memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi menuju di atas 6 hingga 7 persen dalam lima tahun mendatang. Selain itu, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive growth). Hal ini untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan serta memperkuat kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi berbagai goncangan. Pengurangan kemiskinan tidak sepenuhnya dapat mengandalkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memerlukan berbagai intervensi yang efektif. Pola pertumbuhan yang inklusif memerlukan intervensi pemerintah yang tepat memihak (afirmatif) kepada kelompok yang

Page 351: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-55

terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung merupakan pusat ekonomi, pemerintahan dll. Sebagai pusat ekonomi, ekonomi Bandarlampung relatif lebih maju an berkembang dibndingkan dengan Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung. Sesuai dengan karakteristiknya sebagai perkotaan maka basis ekonomi kota bandarlampung adalah sektor jasa dan industri. Saat ini Bandar Lampung didominasi oleh sektor jasa. Berdasarkan karakteristik tersebut, isu ekonomi Kota Bandar Lampung sangat kompleks. Isu-isu tersebut akan disajikan sebagai berikut : 1. Pengembangan Iklim Usaha dan Investasi yang Kondusif Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung merupakan pusat perekonomian daerah. Karena itu, perekonomian Kota Bandar Lampung relatif lebih maju dibandingkan dengan daerah lainnya di Lampung. Di samping itu, perekonomiannya yang ada juga bercorak perkotaan, yang berbasis pada sektor jasa dan industri. Itulah sebabnya minat investasi sangat tinggi di Bandar Lampung. Hanya saja, pesatnya perekembangan ekonomi seringkali tidak diimbangi dengan pengaturan dan penegakan tata ruang sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antarwilayah serta kemacetan. Rencana umum penanaman modal sudah dibuat hanya saja belum berlaku secara efektif, karena baru dibuat dan tersosialisasi dengan luas. Disamping itu, tata ruang daerah sedang dalam proses revisi. Diharapkan dengan adanya renana umum penanaman modal dan pemberlakuan perizinan sati pintu akan menciptakan iklim investasi yang kondusif. 2. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Sebagai ekonomi dengan corak perkotaan maka basisnya adalah jasa dan industri. Disisi lain, sebagai pusat perekonomian menjadikan Bandarlampung tumpaun untu mencari pekerjaan. Implikasinya banyak tumbuh usaha kecil dan mikro baik sisektor jasa dan industri yang tumbuh. Tentu saja dengan karakteristiknya yang modalnya kecil dan tidak didukung keahlian yang memadai. Bahkan banyak sekali tumbuh usaha di sektor informal. Hal ini menimbulkan banyak masalah karena menggangu ketertiban dan keindahan kota, disamping menyebabkan banyaknya keluarga miskin. Karena itu dibutuhkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis ekonomi skala mikro dan kecil serta sektor informal. Selama ini sudah ada kegiatan baik dari pemerintah pusat dan propinsi serta dari pemerintah kota untuk membina dan memberdayakan ekonomi rakyat. Hanya saja masalah ekonomi kerakyatan cukup rumit dan kompleks sehingga masih terus membutuhkan penanganan secara terpadu dan kontinyu. 3. Penciptaan Lapangan Kerja Penduduk kota Bandar Lampung berkembang pesat dan memiliki kepadatan yang tinggi. Konsekwensinya angkatan kerja banyak dan bertambah besar dengan daya tarik kota sehingga banyak migrasi pencari kerja. Hampir umum terjadi diperkotaan termasuk di Banarlampung tingkat pengangguran cukup besar. Itulah sebabnya isu dibidang ketenagakerjaan adalah pengangguran yang besar terutama pengangguran terdidik. Bagi yang sudah bekerja pun tidak lepas dari masalah. Ada masalah upah, yang sampai saat ini upah minimum kota (UMK) belum sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL). Hubungan industrial masih harus ditingkatkan agar terjalin komunikasi yang baik antara karyawan dengn pengusaha. 4. Penataan Pasar Tradisional dan Sentra Perdagangan Saat ini pasar terpusat di Tanjungkarang bahkan Telukbetung cenderung kehilangan peran. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan perkembangan kota bahkan ikut menimbulkan titik

Page 352: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-56

kemacetan. Disamping itu, masih cukup banyak pasar tradisional yang tersebar dan diikuti dengan perkembangan mini market yang pesat. Dan yang juga penting adalah banyaknya PKL dan perkembangan sektor informal. Berdasarkan kondisi yang ada maka isu terkait dengan pasar meliputi distribusi sentra perdagangan terutama pasar skala local, menyeimbangkan perkembangan mini market dengan pengembangan pasar tradisional, menata dan membina PKL dan sektor infrmal. Mengingat posisi Lampung yang strategis terutama untuk skala provinsi maupun kawasan sumatera bagian selatan maka pengembangan sentra perdagangan skala besar (grosir) perlu disiapkan. Hal ini akan sangat menunjang upaya menjadikan Bandarlampung sebagai pusat perdagangan dan jasa. Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM Kota Bandar Lampung dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Koperasi UKM dan Indag kota Bandar Lampung dengan program dan kegiatan (1) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, dengan kegiatan:

- Koordinasi pelaksanaaan Kebijakan dan Program Pembangunan Koperasi - Sosialisasi prinsip-prinsip perkoperasian - Pembinaan , pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi - Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi - Penilaian terhadap Kelembagaan Koperasi dan PKM, Pendataan Keragaan Koperasi

dan Rasionalisasi Kelembagaan Koperasi (2) Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

- Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah - Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah

(3) Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha bagi UMKM: - Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. - Sosialisasi dan fasilitasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil Menengah - Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi - Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan - Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi / KUD - Sosialisasi dan Pelatihan Pola pengelolaan Limbah Industri dalam menjaga kelestarian

kawasan usaha Mikro Kecil dan Menengah (4) Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

- Bantuan Pinjaman Modal Bergulir bagi Koperasi - Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Permodalan - Pemantauan pengelolaan Penggunaan Dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil dan - Menengah - Pengembangan Sarana Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil Menengah - Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri

menengah - Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah - Pengendalian Kredit Ekonomi Kerakyatan

(5) Pengembangan Industri Kecil dan Menengah: - Pembinaan dan Pelatihan Industri Kecil dan Menengah dalam memperkuat jaringan - klaster industri. - Fasilitasi kerjasama Kemitraan Industri Mikro Kecil dan menengah dengan swasta

4.3.14. Kota Metro Kota Metro memiliki prospek perdagangan yang cukup baik dan kondisi keamanan yang sangat kondusif. Letaknya yang cukup strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah,

Page 353: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-57

sehingga tidak saja melayani kebutuhan warga Metro tetapi juga warga Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, serta daerah lainnya. Sebagian warga Kota Metro masih menekuni sektor pertanian persawahan dengan lahan yang cukup luas sehingga sektor pertanian tetap mendapatkan perhatian utama .Kota Metro direncanakan sebagai pusat pengadaan benih padi untuk wilayah Kota Metro dan sekitarnya. Sektor perternakan dan perikanan juga cukup berkembang, diantaranya ternak sapi, kambing, ayam buras, ras pedaging, ras petelur, dan itik, dan lainnta. Berbagai jenis ikan yang dikembangkan yaitu ikan lele, patin, gurame, ikan mas dan ikan nila. Satu hal yang cukup membanggakan, Kota Metro ditetapkan sebagai centra lele untuk wilayah Provinsi Lampung. Perdagangan di Kota Metro berpusat di dua pasar utama yaitu Shoping Centre, dan Pasar Cendrawasih. Selain itu terdapat beberapa pasar yang tersebar di berbagai wilayah Kota Metro dan mempunyai prospek yang cukup menjanjikan, yaitu Pasar Kopindo, Pasar 16 C, Pasar Sumbersari Bantul, Pasar Ganjar Agung , Pasar Pagi Purwosari, Pasar Ayam Hadi Mulyo, Pasar Tejo Agung, dan pasar swalayan yang terletak di beberapa tempat. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan Kota Metro. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional maupun daerah termasuk di Kota Metro. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi; penyerap tenaga kerja; sumber pendapatan; serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Berbagai peran strategis pertanian dimaksud sejalan dengan tujuan pembangunan perekonomian nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Visi

”Mewujudkan Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan yang unggul dan masyarakatnya yang sejahtera

Misi

1. Membangun sumber daya manusia yang bertaqwa, berkualitas, profesional, unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia melalui sistem pendidikan yang terarah dan komperhensif.

2. Menciptakan keseimbangan pembangunan kota dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan.

3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berbasis perdagangan dan agroindustri, memperbaiki iklim usaha , menarik investasi dan penyediaan lapangan kerja.

4. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab. 5. Mewujudkan kehidupan demokrasi dalam segala aspek kehidupan, menjujung tinggi

dan menghormati hak azasi manusia, menjunjung tinggi hukum dan menjamin tegaknya supremasi hukum.

6. Membangun serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur guna mendukung pembangunan daerah.

7. Mewujudkan kemandirian rakyat melalui prinsip-prinsip otonomi.

Page 354: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-58

1. Kebijakan Umum Bidang Pendidikan a. Terwujudnya kualitas SDM di masyarakat melalui jenjang pendidikan formal dan non

formal b. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan

2. Kebijakan Umum Bidang Keagamaan Meningkatnya kerukunan antar umat beragama dan lembaga agama

3. Kebijakan Umu Bidang Kesehatan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pelayanan dan penyuluhan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas

4. Kebijakan Umum Bidang Kependudukan a. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberikan bantuan penyematan dan

pemberdayaan terhadap penyandang masalah sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

b. Meningkatkan kualitas SDM pencari kerja guna mempersiapkan tenaga kerja yang profesional, handal dan siap kerja

5. Kebijakan Umum Bidang Lingkungan Hidup Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan yang diimbangi dengan pengembangan sistem dan mekanisme pengelolaan SDA

6. Kebijakan Umum Bidang Perkotaan a. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik guna

mendorong pemerataan pembangunan, percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, serta penanganan dampak bencana alam

b. Mengoptimalkan pemanfaatan dan penataan ruang kota c. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan pendataan guna menunjang perencanaan

dan pengembangan pembangunan daerah. 7.Kebijakan Umum Bidang Perekonomian Daerah

a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakytan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang didukung oleh pembangunan industri, peningkatan pemanfaatan dan penguasaan teknologi.

b. Meningkatkan kemampuan dan produktifitas usaha melalui optimalisasi sumberdaya pertanian, peternakan,perikanan dan lain-lain.

c. Mengembangkan pertanian dengan wawasan bisnis, menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembagunan pertanian.

d. Peningakatan dan pengembangan lembaga keuangan dan perkoperasian. e. Pengembangan iklim investasi pembukaan penanaman modal dan pengembangan

perusahaan daerah.

8. Kebijakan Umu Bidang Kualitas Aparatur Meningkatkan kualitas penyelenggaran administrasi negara melalui penataan kelembagaan, manajemen publik dan peningkatan kapasitas SDM aparatur.

9. Kebijakan Umum Bidang Otonomi Daerah Mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam kehidupn masyarakat

10.Kebijakan Umum Bidang Partisipasi Masyarakat a. Meningkatkat partisipasi dan pemberdayaan masyararakat dalam penyelenggaraan

pembangunan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik. b. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan perlindungan terhadap

perempuan dan anak c. Pengembangan kreatifitas kepemudaan dan olahraga

Isu-isu strategis Kota Metro merupakan subtansi pokok permasalahan yang akan diangkat dan dijadikan isu sentral permasalahan perkotan yang terjadi di Kota Metro. Kota Metro memiliki 10 (sepuluh) isu strategis dan masing-masing isu terdapat fokus kajian berdasarkan permasalahan yang diangkat.

Page 355: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-59

1. Pendidikan, yang menjadi fokus kajian adalah a. Mutu Pendidikan, b. Manajemen Pendidikan, c. Sarana Prasarana Pendidikan, d. Tenaga Kependidikan dan e. Anggaran Pendidikan

2. Keagamaan, yang menjadi fokus kajian adalah a. Peran Lembaga Keagamaan, b. Sarana Prasarana Peribadatan, dan c. Kerukunan Hidup Umat Beragama

3. Kesehatan, yang menjadi fokus kajian adalah a. Derajat Kesehatan dan Gizi, Pelayanan Kesehatan, b. Sarana dan Prsarana Kesehatan, dan c. Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan

4. Kependudukan, yang menjadi fokus kajian adalah a. Kesejahteraan Penduduk, b. Angka Kemiskinan, c. Tingkat Pengangguran, d. Ketersediaan Lapangan Kerja, dan e. Perlindungan Anak

5. Lingkungan Hidup yang menjadi focus kajian adalah a. Pelestarian SDA dan LH, dan b. Kualitas Lingkungan Hidup,

6. Perkotaan, yang menjadi fokus kajian adalah a. Penatan Fisik Kota, Sarana dan Prasarana Perkotaan, b. Penataan Lingkungan Pemukiman, dan c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang

7. Perekonomian Daerah yang menjadi fokus kajian adalah a. Penguatan ekonomi lokal, Pendapatan daerah, b. Pengembangan pertanian dan komoditas unggulan, c. Pola kemitraan, d. Penguatan lembaga keuangan dan koperasi, dan e. Iklim investasi dan perluasan pasar

8. Otonomi Daerah yang menjadi fokus kajian adalah a. Pemantapan otonomi daerah, dan b. Kondisi keamanan dan ketertiban

9. Kualitas Aparatur yang menjadi fokus kajian adalah a. Kualitas kinerja aparatur, b. Kesejahteraan aparatur, dan c. Manajemen kelembagaan dan kebijakan publik

10. Partisipasi Masyarakat yang menjadi fokus kajian adalah, a. Partisipasi masyarakat dalam pembagunan, b. Pemberdayaan perempuan dan c. Kreatifitas pemuda dan olahraga

Pengembangan UMKM Pengembangan UMKM kota Metro dikoordinasikan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian;

Page 356: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-60

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Industri Kimia dan Agro, Industri Logam, Elektronik dan Aneka;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Industri Kimia dan Agro, Industri Logam, Elektronik dan Aneka;

4. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas; 5. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

dinas; 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunnyai tugas, melaksanakan perumusan program kerja untuk pembinaan dan pengembangan UMKM. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang UMKM menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan teknis Bidang UMKM; 2. Pelaksanaan penyusunan program, pengelolaan data dan informasi di bidang UMKM; 3. Penyuisunan perumusan pelaksanaan teknis serta bimbingan di bidang UMKM; 4. Pemberian pendidikan dan pelatihan, konsultasi serta penyuluhan kepada UMKM; 5. Pemberian pembinaan dan pengembangan serta promosi produk UMKM; 6. Pelaksanaan fasilitasi pembiayaan untuk perkuatan modal UMKM; 7. Penilaian dan pengawasan penyelenggaraan usaha mikro kecil dan menengah

/kelayakan usaha; 8. Pelaksanaan fasiltasi kemitraan, promosi, sarana dan prasarana UMKM; 9. Pengendalian, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan UMKM; 10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bina Usaha UMKM Bina Usaha UMKM mempunyai tugas, melakukan pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis pembinaan UMKM; 2. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data, dan informasi di bidang usaha mikro,

kecil dan menengah dalam rangka penyusunan program; 3. Memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana usaha mikro kecil menengah; 4. Melakukan fasilitasi kemitraan dan promosi usaha mikro, kecil dan menengah; 5. Melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia bagi pelaku usaha

mikro kecil dan menegah; 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

Penilaian dan Pengawasan UMKM Seksi penilaian dan pengawasan UMKM mempunyai tugas, melakukan pengumpulan, pengolahan, dan menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang penilaian dan pengawasan serta melaksanakan kegiatan penilaian UMKM dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan UMKM, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang penilaian dan pengawasan UMKM; 2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis penilaian dan pengawasan

penyelenggaraan bagi UMKM; 3. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penilaian dan kelayakan usaha; 4. Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengawasan terhadap UMKM penerima dana

bergulir atau fasilitas pembiayaan baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat;

5. Melaksanakan dan menyiapkan bahan evaluasi dan laporan hasil penilaian dan pengawasan UMKM;

6. Melaksanakan dan menyiapkan bahan bahan laporan kegiatan seksi penilaian dan pengawasan UMKM;

Page 357: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

IV-61

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas

Fasilitasi dan Pembiayaan UMKM Seksi fasilitasi dan pembiayaan UMKM mempunyai tugas, melakukan pengumpulan, pengolahan dan menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembiayaan UMKM, penyampaikan informasi peluang permodalan dan dan fasilitasi akses pembiayaan bagi UMKM, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang fasilitasi dan pembiayaan UMKM; 2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana teknis bimbingan dan

penyuluhan bidang pembiayaan UMKM; 3. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyebaran informasi tentang peluang

permodalan bagi UMKM; 4. Melaksanakan dan menyiapkan bahan fasilitasi akses pembiayaan/permodalan bagi

UMKM; 5. Melaksanakan dan menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi penyaluran dana

bergulir bagi UMKM; 6. Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan dinas/instansi

BUMN/BUMD/BUMS tentang pembiayaan bagi UMKM; 7. Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan seksi pembiayaan dan

UMKM; 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

Page 358: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 359: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 360: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 361: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-1

BAB V PENETAPAN KOMODITI/ PRODUK/ JENIS USAHA (KPJu) UNGGULAN UMKM

5.1. PENETAPAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA Hasil penetapan KPJu unggulan diuraikan untuk setiap kabupaten/kota dan pada tingkat provinsi, serta kebijakan pengembangan KPJu unggulan. Penetapan KPJu unggulan dilakukan secara bertingkat yang diawali dengan penetapan KPJu unggulan pada tingkat kecamatan, kemudian tingkat kabupaten/kota dan terakhir pada tingkat provinsi. Hasil penetapan KPJu unggulan pada tingkat kecamatan merupakan kandidat KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota yang proses penetapannya dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Penetapan KPJu unggulan pada tingkat provinsi menggunakan hasil proses agregasi KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota. Hasil KPJu unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh Tujuan dari penetapan KPJu unggulan UMKM, yaitu : (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan ekonomi daerah, dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh keseragaman dan konsistensi dalam proses penetapan KPJu unggulan, maka bobot setiap tujuan dan bobot setiap kriteria yang digunakan pada semua kabupaten/kota adalah sama. Sehubungan dengan itu maka proses penentuan bobot kepentingan tujuan dan kriteria tersebut dilakukan pada tingkat provinsi. Dalam hubungan ini maka pada tanggal 6 September 2012 telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang diikuti pejabat dari dinas/Instansi tingkat provinsi dan perbankan di Provinsi Lampung. Dalam pelaksanaan FGD tersebut, selain dilakukan penjelasan oleh Tim Peneliti tentang maksud dan tujuan kegiatan serta metodologi, maka salah satu tahapan pokok dalam penelitian ini adalah memperoleh penilaian dari peserta berupa skor kepentingan setiap Tujuan, serta skor tingkat kepentingan suatu kriteria satu dibandingkan dengan kriteria lain untuk tujuan yang sama dengan menggunakan metode pairwise comparison. Hasil penilaian oleh narasumber tersebut, dijadikan input analisis dengan menggunakan AHP untuk memperoleh nilai skor terbobot setiap tujuan dan setiap kriteria KPJu unggulan. Hasil analisis dengan menggunakan metode AHP berdasarkan masukan pendapat dari pejabat dinas/instansi yang terkait dan berkepentingan terhadap KPJu unggulan UMKM disajikan pada Tabel V-1. Berdasarkan metodologi yang telah dikemukakan untuk menetapkan KPJu unggulan lintas sektor diperlukan informasi seberapa besar bobot kepentingan suatu sektor ekonomi untuk mencapai tujuan dari penetapan KPJu unggulan UMKM. Mengingat setiap kabupaten/kota mempunyai karakteristik wilayah dan potensi ekonomi yang berbeda, maka penetapan bobot kepentingan sektor/subsektor ekonomi tersebut dilakukan di tingkat kabupaten/kota dengan narasumber pejabat dinas/instansi yang berkepentingan serta perbankan dalam pengembangan UMKM di tingkat kabupaten/kota.

Bab 5

Page 362: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-2

Tabel V-1. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan KPJu Unggulan di Provinsi Lampung Tahun 2012

No. Aspek Bobot 1 Tujuan Penetapan KPJu Unggulan 1.1. Pertumbuhan Ekonomi 0,3359 1.2. Peningkatan Daya Saing Produk/Daerah 0,3347 1.3. Penciptaan Lapangan Kerja 0,3294 2. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan 2.1. Pasar/pemasaran produk 0,3545 2.2. Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha 0,2573 2.3. Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan 0,2090 2.4. Jumlah unit usaha, rumah tangga usaha, produksi, luas areal atau

populasi KPJu yang ada 0,1792

3. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota 3.1 Ketersediaan pasar 0,1633 3.2. Tenaga kerja trampil 0,1067 3.3. Penyerapan tenaga kerja 0,1063 3.4. Harga / nilai tambah 0,1044 3.5. Manajemen usaha 0,0907 3.6 Teknologi 0,0906 3.7. Sarana produksi / usaha 0,0829 3.8. Bahan Baku 0,0776 3.9 Modal 0,0637 3.10. Sumbangan terhadap perekonomian 0,0626 3.11 Sosial Budaya 0,0511

Beradasarkan Tabel V-1 terlihat bahwa pengambil kebijakan di tingkat provinsi menetapkan tujuan utama dalam mencari KPJu unggulan daerah pertama adalah pertumbuhan ekonomi (0,3359), peningkatan daya saing produk/daerah (0,3347), dan penciptaan lapangan kerja (0,3294). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tahun 2007 dimana penetapan tujuan utama dalam mencari KPJU unggulan daerah, pertama adalah penciptaan lapangan kerja (0,453) dengan pertimbangan untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin meningkat. Kedua adalah peningkatan daya saing produk (0,323) dengan pertimbangan dapat meningkatkan daya jual produk agar menjadi lebih kompetitif, dan ketiga adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi (0,224) dengan pertimbangan meningkatnya penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara regional dan nasional. Sementara hasil penelitian KPJu tahun 2012 mempertimbangkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing produk/daerah akan berdampak pada peningkatan lapangan pekerjaan.

5.2. PENETAPAN ALTERNATIF KPJU TINGKAT KABUPATEN/KOTA Penelitian Pengembangan Komoditi Unggulan UMKM di Provinsi Lampung pada tahun 2012 dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten/kota atau sebanyak 14 kabupaten/kota yang mencakup 214 kecamatan. Pada tahap awal, dilakukan identifikasi KPJu per sektor untuk

Page 363: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-3

semua kecamatan contoh berdasarkan data sekunder/data statistik daerah. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut yang berupa long list KPJu, dilakukan konfirmasi kepada pejabat/ pemangku kepentingan tingkat kecamatan (camat/pejabat kantor kecamatan, PPL dan KSK) dan atau tokoh masyarakat serta penilaian keunggulan masing-masing KPJu di masing-masing kecamatan. Pada tahapan ini setiap pejabat dan atau tokoh masyarakat diminta tanggapan dan penilaiannya terhadap KPJu yang ada di kecamatan tersebut dengan melakukan pengisian Matrik Identifikasi Alternatif KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan berdasarkan empat kriteria, yaitu:

1) Jumlah unit usaha, rumah tangga, produksi, luas areal atau populasi KPJu yang ada; 2) Jangkauan pasar; 3) Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha; dan 4) Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan.

Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) dihasilkan masing-masing 5 (lima) alternatif KPJu unggulan setiap sektor usaha pada setiap tingkat kecamatan. Secara lengkap hasil identifikasi alternatif KPJu unggulan tingkat kecamatan di 14 kabupaten/kota sebagai daerah penelitian di Provinsi Lampung ditampilkan pada Lampiran 1 sampai dengan 14. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor ekonomi di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor ekonomi untuk tingkat kabupaten/kota. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan kabupaten/kota yang mempunyai nilai skor tertinggi. Secara lebih lengkap, kandidat KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota dapat dilihat pada Lampiran 16 sampai dengan 29.

5.3. PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA Proses penetapan KPJu unggulan tingkat kabupaten/kota dilakukan melalui suatu tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui FGD dan pengisian kuesioner kepada pejabat pemerintah daerah (Sekda dan Bappeda), dinas/instansi terkait dan perbankan pada setiap kabupaten/kota. Pada tahap ini setiap narasumber dari pejabat pemerintah daerah dan dinas/instansi terkait memberikan penilaian terhadap :

1) Tingkat kepentingan antar sektor secara umum, dan 2) Untuk memperoleh penilaian dari narasumber tentang keunggulan suatu KPJu

terhadap KPJu yang lain berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (11 kriteria). Penilaian (scoring) terhadap setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka menjalankan usaha, membuka usaha baru atau mengembangkan usaha, serta sejauh mana dukungan wilayah pada setiap unsur penilaian. Analisis dengan metode AHP menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat KPJu unggulan untuk setiap kabupaten/kota per sektor ekonomi. KPJu unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5 (lima) KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi. Berdasarkan hasil identifikasi KPJu unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor masing-masing KPJu unggulan dan tingkat kepentingan sektor/subsektor ekonomi untuk KPJu yang bersangkutan ditetapkan KPJu unggulan lintas sektor tingkat kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah metode Bayes. Proses penentuan KPJu tingkat kabupaten/kota dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan nara sumber pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan. Tahap ini dimaksudkan sebagai tahapan konfirmasi kepada pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan terhadap hasil KPJu unggulan per sektor/subsektor dan

Page 364: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-4

lintas sektor yang telah diperoleh pada tahap pertama, serta hasil pelaksanaan penelitian tingkat kecamatan dan kabupaten/kota, dengan menggunakan metode AHP untuk 11 kriteria, yaitu :

1) Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan (Skilled); 2) Bahan baku; 3) Modal; 4) Sarana produksi/usaha; 5) Teknologi; 6) Sosial budaya; 7) Manajemen usaha; 8) Ketersediaan pasar; 9) Harga; 10) Penyerapan tenaga kerja; dan 11) Sumbangan terhadap perekonomian.

Penentuan bobot kriteria untuk penyaringan KPJu unggulan kabupaten/kota untuk masing-masing sektor/subsektor dan lintas sektor dilaksanakan melalui Foscus Group Discussion. Dalam tahapan tersebut juga didiskusikan permasalahan pengembangan UMKM serta kebijakan dan program untuk pengembangan UMKM terutama KPJu unggulan. KPJu unggulan Lintas Sektor yang telah diidentifikasi dipetakan menurut Aspek Prospek dan Aspek Potensi KPJu unggulan saat ini, sehingga dapat diketahui kedudukan KPJu unggulan Lintas Sektor berdasarkan Prospek dan Potensi saat ini. Prospek dinilai berdasarkan faktor:

1) Kesesuaian dengan Kebijakan Pemda 2) Prospek pasar 3) Minat Investor 4) Dukungan dan Program Pembangunan Infra Strukutur Usaha 5) Resiko terhadap lingkungan 6) Tingkat persaingan

Potensi saat ini dinilai berdasarkan faktor:

1) Jumlah unit usaha/ pengusaha saat ini. 2) Kesesuaian dengan budaya/ keterampilan masyarakat. 3) Penguasaan masayarakat terhadap teknologi dan pengelolaan usaha. 4) Ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan). 5) Insentif harga jual komoditas/produk. 6) Daya serap pasar domestik.

Berdasarkan jumlah skor pada aspek Prospek dan Potensi saat ini, KPJu unggulan lintas sektor dikelompokkan dalam 5 katagori untuk masing-masing aspek, yaitu :

1) Prospek, katagori (cukup, baik, sangat baik) 2) Potensi, katagori potensi (sedang, tinggi, sangat tinggi).

5.3.1. Kabupaten Lampung Barat Hasil analisis dengan menggunakan Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Barat yang disajikan pada Lampiran 1 Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lampung Barat. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan

Page 365: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-5

maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lampung Barat yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 16. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan pada tanggal 14 November 2012 di kantor Bappeda, maka analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-2. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, tujuan penciptaan lapangan kerja dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lampung Barat adalah sektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perkebunan merupakan prioritas pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, perdagangan, transportasi, perikanan, perindustrian, pariwisata, kehutanan, penggalian, dan jasa. Tabel V-2. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Barat

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot)

Skor Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningka-tan Daya

Saing Produk (0,3347)

Perkebunan 0,1474 0,1438 0,1850 0,1588 1 Tanaman Pangan 0,1233 0,1197 0,1121 0,1184 2 Perdagangan 0,1428 0,1111 0,0854 0,1131 3 Transportasi 0,1019 0,0911 0,0527 0,0819 4 Perikanan 0,0928 0,0916 0,0607 0,0817 5 Perindustrian 0,0679 0,0932 0,0762 0,0790 6 Pariwisata 0,0671 0,0681 0,1013 0,0788 7 Kehutanan 0,0647 0,0644 0,0921 0,0738 8 Penggalian 0,0642 0,0602 0,0907 0,0718 9 Jasa 0,0673 0,0803 0,0676 0,0716 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-3), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-3. Tabel V-3. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Lampung Barat

No. Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor Subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija

Sayuran

1 Padi Sawah 0,1710 1 Cabe 0,2156 2 Kedelai 0,1513 2 Kangkung 0,1193 3 Jagung 0,1175 3 Buncis 0,1162 4 Kacang Hijau 0,1110 4 Tomat 0,1076 5 Kacang Tanah 0,1100 5 Labu Siam 0,0960

Page 366: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-6

No. Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor Subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Buah

Perkebunan

1 Durian 0,2317 1 Kopi Robusta 0,2536 2 Pisang 0,2161 2 Kopi Arabika 0,1738 3 Jambu Biji 0,1024 3 Karet 0,1037 4 Rambuan 0,0846 4 Cengkeh 0,0941 5 Sawo 0,0718 5 Lada 0,0848

Peternakan

Perikanan

1 Ayam Ras 0,2809 1 Penangkapan Ikan di Laut 0,2131 2 Sapi 0,2414 2 Budidaya Rumput Laut 0,1765 3 Itik 0,1376 3 Budidaya Ikan di Tambak 0,1646 4 Ayam Buras 0,1335 4 Budidaya Ikan di Air Payau 0,1591 5 Kambing 0,1319 5 Budidaya Ikan di Kolam 0,0999

Kehutanan

Penggalian

1 Damar 0,2519 1 Pasir 0,3061 2 Rotan 0,2262 2 Pasir Besi 0,2748 3 Hutan Rakyat 0,1992 3 Emas 0,1903 4 Madu 0,1703 4 Gamping 0,0627 5 Gaharu 0,1000 5 Tanah Liat 0,0584

Perindustrian

Perdagangan

1 Kopi Bubuk 0,1858 1 Hasil Pertanian 0,2008 2 Gula Merah 0,1524 2 Hasil Perkebunan 0,1953

3 Pengolahan dan Pengawetan Ikan

0,1262 3 Hasil Kehutanan 0,1414

4 Kerajinan dan Ukiran Kayu 0,1169 4 Toko Pertanian 0,0990

5 Industri Pengolahan Tanah Liat, Industri Dari Semen/Kapur

0,1020 5 Perikanan 0,0804

Pariwisata

Transportasi

1 Wisata Alam 0,2812 1 Angkutan Pedesaan 0,3043 2 Wisata Pantai 0,1924 2 Truk Barang 0,2294 3 Wisata Budaya 0,1261 3 Pick Up Barang 0,1603

4 Wisata Minat Khusus (selam, selancar)

0,0980 4 Angkutan Kota 0,0872

5 Sanggar Seni 0,0793 5 Ojeg 0,0827

Jasa

1 Jasa Kesehatan 0,1471

2 Jasa Pendidikan 0,1299

3 Bengkel Motor 0,1138

4 Reparasi Elektronik 0,1090

5 Rental Mesin/Alat Pertanian 0,1074

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

Page 367: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-7

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-2) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-3). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-4. Pada Tabel V-4. dapat dilihat bahwa dari 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah sektor perkebunan budidaya kopi robusta dan kopi arabika, budidaya cabe, durian dan pisang pada subsektor tanaman pangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-4. Tabel V-4. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Barat

No Sektor/SubSektor

Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Perkebunan Kopi Robusta 0,0567 2 Sayuran Cabe 0,0390 3 Perkebunan Kopi Arabika 0,0389 4 Buah-Buahan Durian 0,0388 5 Buah-Buahan Pisang 0,0362 6 Perdagangan Hasil Pertanian 0,0317 7 Perdagangan Hasil Perkebunan 0,0308 8 Pariwisata Wisata Alam 0,0296 9 Padi Palawija Padi Sawah 0,0276

10 Perindustrian Kopi Bubuk 0,0260

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 4 KPJu berada pada subsektor tanaman pangan yaitu budidaya cabe, durian, pisang dan budidaya padi sawah, 2 KPJu merupakan hasil perkebunan yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Pada sektor perdagangan sebanyak 2 KPJu dan 1 KPJu masing-masing menyebar relatif merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat masih berbasis pada subsektor perkebunan, subsektor tanaman pangan dan sektor perdagangan. Subsektor perkebunan khususnya kopi robusta merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek tenaga kerja yang terampil dan stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan teknis budidaya kopi robusta dan pendampingan yang terintegrasi dan berkelanjutan, pengembangan program resi gudang, serta pelaksanaan program temu bisnis dan promosi produk baik skala regional, nasional maupun internasional. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-5. Ditinjau dari aspek prospek, maka perkebunan kopi robusta, arabika dan budidaya pisang merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya padi sawah, durian, industri

Page 368: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-8

kopi bubuk, usaha perdagangan hasil pertanian dan perkebunan, KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah budidaya cabe dan wisata alam. Berdasarkan Lampung Barat dalam angka (2011) areal tanaman kopi yang seluas 60.399,55 ha dan memiliki produksi 60.447 ton/tahun menjadikan usaha budidaya kopi memiliki potensi yang dikategorikan sangat tinggi begitu juga budidaya pisang memiliki potensi yang sangat tinggi dan ke tujuh KPJu unggulan lintas sektoral yang lain mempunyai potensi yang tinggi saat ini. Tabel V-5. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Barat

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Perkebunan Kopi Robusta 4,50 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi Sayuran Cabe 2,67 3,50 Cukup Tinggi Perkebunan Kopi Arabika 4,50 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi Buah-Buahan Durian 3,50 3,17 Baik Tinggi Buah-Buahan Pisang 4,33 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Perdagangan Hasil Pertanian 3,50 3,33 Baik Tinggi Perdagangan Hasil Perkebunan 3,67 3,33 Baik Tinggi Pariwisata Wisata Alam 3,00 3,33 Cukup Tinggi Palawija Padi Sawah 3,67 3,67 Baik Tinggi Perindustrian Kopi Bubuk 3,50 4,00 Baik Tinggi

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2007 dimana kopi robusta merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Lampung Barat yang harus dikembangkan. Dalam penelitian tahun 2012 urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor adalah kopi robusta, diikuti cabe, durian dan pisang. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya sebanyak 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi kopi, sayuran, dan padi sawah seperti terlihat dalam Lampiran 30. Komoditi kopi robusta memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi untuk dikembangkan, sementara komoditi lainnya yang memiliki prospek dan potensi yang sama dengan kopi robusta adalah kopi arabika dan pisang, sehingga kedua komoditi ini perlu mendapatkan dukungan yang penuh untuk dikembangkan, baik dari pemerintah daerah, maupun stakeholder lainnya. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah meningkatkan akses permodalan untuk petani kopi dan industri olahan kopi sehingga dapat memiliki daya saing yang tinggi baik nasional, regional maupun internasional. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut: 1. Kopi robusta : tenaga kerja terampil dan harga 2. Cabe : manajemen usaha dan harga 3. Kopi arabika : ketersediaan bahan baku dan ketersediaan pasar 4. Durian : harga dan sosial budaya 5. Pisang : harga dan sosial budaya 6. Perdagangan hasil pertanian : tenaga kerja terampil dan sosial budaya 7. Perdagangan hasil perkebunan : modal dan manajemen usaha 8. Wisata alam : sarana produksi usaha dan teknologi 9. Padi sawah : manajemen usaha dan modal 10. Kopi bubuk : tenaga kerja terampil dan teknologi.

Dukungan perbankan terhadap KPJu Unggulan yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat untuk bantuan kredit UMKM dalam rentang waktu Agustus-November 2012 tercatat memang banyak ditujukan pada sektor perdagangan besar dan eceran (sekitar 95%). Data

Page 369: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-9

indikator Perbankan yang dikeluarkan oleh Kantor BI Lampung ternyata tidak mencatat adanya bantuan kredit Bank Umum untuk UMKM KPJu unggulan yang berada pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan, industri pengolahan, dan pariwisata. Hal ini merupakan tantangan perbankan, terutama untuk Bank Umum untuk lebih berperan aktif dalam penyertaan dan pemberian bantuan kredit pada ketiga sektor tersebut untuk lebih mendukung pengembangan KPJu unggulan yang ada. Peranan dan dukungan perbankan pada pengembangan KPJu Unggulan Kabupaten Lampung Barat juga dapat dilakukan dengan bersama-sama stake holder lainnya untuk melakukan pelatihan sumberdaya manusia, teknologi produksi dan pembinaan pengelolaan usaha UMKM

5.3.2. Kabupaten Tanggamus Hasil analisis dengan menggunakan Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Tanggamus yang disajikan pada Lampiran 2. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Tanggamus. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Tanggamus yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 17. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan di Kantor Bappeda maka analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-6. Di dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor perikanan, tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sektor perkebunan, dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Tanggamus adalah subsektor Perikanan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perikanan merupakan prioritas pertama. Sektor/sub sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perdagangan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan, pariwisata, perindustrian, jasa, penggalian dan transportasi. Tabel V-6. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan

dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tanggamus

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perikanan 0,1180 0,0922 0,1120 0,1075 1 Perdagangan 0,0992 0,0894 0,1016 0,0968 2 Perkebunan 0,0832 0,1189 0,0856 0,0958 3 Tanaman Pangan 0,0895 0,0981 0,0986 0,0954 4 Peternakan 0,0838 0,1166 0,0807 0,0936 5 Pariwisata 0,0954 0,0958 0,0890 0,0934 6 Perindustrian 0,0889 0,0988 0,0893 0,0923 7 Jasa 0,0936 0,0819 0,0863 0,0873 8 Penggalian 0,0829 0,0685 0,0914 0,0810 9 Transportasi 0,0806 0,0698 0,0871 0,0792 10

Page 370: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-7. Tabel V-7. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Tanggamus

No. Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,2461 1 Cabe 0,2016 2 Jagung 0,2035 2 Terong 0,1826 3 Padi Ladang 0,1258 3 Buncis 0,1231 4 Ubi Jalar 0,1122 4 Tomat 0,0969 5 Kacang Kedelai 0,1034 5 Kol 0,0915

Buah-Buahan Perkebunan 1 Alpukat 0,2070 1 Kopi Robusta 0,3497 2 Manggis 0,1441 2 Kakao 0,2149 3 Durian 0,1149 3 Pala 0,1030 4 Pisang 0,1145 4 Kelapa Dalam 0,0766 5 Jeruk Besar 0,1024 5 Kayu Manis 0,0627

Peternakan

Perikanan

1 Sapi 0,2493 1 Penangkapan Ikan di Laut 0,3383

2 Kambing 0,2008 2 Budidaya Rumput Laut 0,2834

3 Ayam Ras/Pedaging 0,1093 3 Budidaya Tambak (udang, Ikan) 0,2120

4 Ayam Ras Petelur 0,0896 4 Budidaya Ikan di Kolam 0,1663 5 Itik 0,0860

Perindustrian Perdagangan

1 Kopi Bubuk 0,3062

1 Pedagang Hasil Perikanan 0,1681

2 Pengolahan dan Pengawetan Ikan 0,1240

2 Hasil Perkebunan 0,1456

3 Gula Merah 0,1069 3 Toko Kelontong 0,1356 4 Pengolahan Kopra 0,1024 4 Toko Pertanian 0,1189

5 Penggergajian Kayu

0,0665 5

Pedagang Hasil Pertanian 0,1115

Pariwisata Transportasi

1 Wisata Pantai 0,3179 1 AKDP 0,2798 2 Wisata Alam 0,2758 2 Angkutan Pedesaan 0,2255 3 Wisata Budaya 0,2347 3 Angkutan Kota 0,1879 4 Wisata Alam Buatan 0,1716 4 Angkutan Barang 0,1320

5 AKAP 0,1255

Jasa

Page 371: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-11

No. Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor Subsektor Usaha Skor-

Terbobot KPJu KPJu

1 Bengkel Motor 0,1330 2 Koperasi Simpan Pinjam 0,1230 3 Koperasi Perikanan 0,1186 4 Jasa Kesehatan 0,1091 5 Jasa Pendidikan 0,1062

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-8. Pada Tabel V-8. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor perkebunan kopi robusta, industri pengolahan kopi pada sektor perindustrian, budidaya buah alpukat, dan cabe pada subsektor tanaman pangan, dan ternak sapi pada subsektor peternakan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-8. Tabel V-8. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanggamus No Sektor/SubSektor Usaha KPJu Skor Terbobot 1 Perkebunan Kopi Robusta 0,0415 2 Perindustrian Kopi Bubuk 0,0400 3 Buah-Buahan Alpukat 0,0289 4 Peternakan Sapi 0,0286 5 Sayuran Cabe 0,0276 6 Perkebunan Kakao 0,0255 7 Sayuran Terong 0,0250 8 Perdagangan Pedagang Hasil Perikanan 0,0239 9 Padi Palawija Padi Sawah 0,0237 10 Peternakan Kambing 0,0230

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 4 KPJu berada pada subsektor tanaman pangan yaitu budidaya alpukat, cabe, terong dan padi sawah. Pada subsektor perkebunan dan peternakan sebanyak 2 KPJu. Masing-masing 1 KPJu pada sektor perindustrian dan perdagangan. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Tanggamus masih berbasis pada subsektor perkebunan dan tanaman pangan/sayuran. Subsektor perkebunan khususnya kopi robusta merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek manajemen usaha dan ketersediaan pasar. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan manajerial budidaya kopi robusta, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan, serta

Page 372: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-12

pelaksanaan program temu bisnis dan promosi/pameran produk yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, baik dalam skala regional maupun nasional dengan mengundang para pengusaha pengusaha calon buyer. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanggamus berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada tabel V-9. Tabel V-9. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tanggamus

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Perkebunan Kopi Robusta 5,00 4,33 Sangat

Baik Sangat Tinggi

Perindustrian Kopi Bubuk 5,00 4,33 Sangat

Baik Sangat Tinggi

Buah-Buahan Alpukat 3,00 3,00 Cukup Sedang Peternakan Sapi 3,00 3,33 Cukup Tinggi Sayuran Cabe 3,00 3,33 Cukup Tinggi Perkebunan Kakao 3,00 3,33 Cukup Tinggi Sayuran Terong 3,00 3,33 Cukup Tinggi

Perdagangan Pedagang Hasil Perikanan

3,00 3,00 Cukup Sedang

Padi Palawija Padi Sawah 4,00 4,67 Baik Sangat Tinggi

Peternakan Kambing 4,00 3,33 Baik Tinggi

Berdasarkan aspek prospek yang disajikan dalam Tabel V-8, maka KPJu unggulan lintas sektoral mempunyai prospek cukup, baik dan sangat baik. Kopi robusta dan industri kopi bubuk keduanya memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi. Sebanyak 40% produksi kopi di Provinsi Lampung berasal dari Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan Tanggamus dalam angka (2011) areal tanaman kopi seluas 40.946 ha dan memiliki produksi 25.507,76 ton/tahun menjadikan budidaya kopi memiliki potensi yang sangat baik. Kunjungan dari beberapa Negara seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand ke Kabupaten Tanggamus adalah untuk melihat dan belajar budidaya kopi yang kemudian dikembangkan di negaranya masing-masing. Berdasarkan informasi yang didapat dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus, diketahui bahwa komoditi Kopi Luwak dengan teknologi yang sudah baik juga terdapat di Kecamatan Semada, Pulau Panggang, Kabupaten Tanggamus. Ternak sapi memiliki prospek cukup dan potensi tinggi. Produk sapi terbaik dari Kabupaten Tanggamus telah diburu dan dikembangkan di Malaysia untuk konsumen Timur Tengah. Namun setelah pemekaran Kabupaten Pringsewu, jumlah populasi sapi di Kabupaten Tanggamus menurun secara drastis, karena konsentrasi ternak sapi sebagian besar adalah pada wilayah pemekaran yang baru yaitu Kabupaten Pringsewu. Saat ini ternak kambing Saburai sedang menjadi trend di Kabupaten Tanggamus dan mulai dikembangkan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian KPJu yang dilakukan pada tahun 2007, dimana komoditi lintas sektor yang diunggulkan adalah Kambing Burawa, sementara kopi robusta masuk ke dalam urutan kedua. Hal ini disebabkan antara lain karena adanya pemekaran Kabupaten Pringsewu sehingga populasi ternak di Kabupaten Tanggamus menurun secara drastis, termasuk Kambing Burawa yang merupakan komoditas unggulan lintas sektor dalam tahun 2007. Berdasarkan peninjauan terhadap aspek prospek dan potensi, kopi robusta

Page 373: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-13

menempati urutan pertama dengan prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi sehingga layak untuk dikembangkan di Kabupaten Tanggamus. Sama halnya dengan perkebunan kopi robusta, industri kopi bubuk yang merupakan industri hilir dari perkebunan kopi robusta juga memiliki prospek dan potensi yang sama sehingga layak untuk dikembangkan dan mendapatkan dukungan dari para stakeholder. Berdasarkan hasil penelitian tahu 2007, hanya 40% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi “kopi, kambing, kakao, sapi seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut: 1. Kopi robusta : manajemen usaha dan ketersediaan pasar 2. Kopi bubuk : modal dan sarana produksi usaha 3. Alpukat : tenaga kerja terampil dan modal 4. Sapi : manajemen usaha dan ketersediaan pasar 5. Cabe : sarana produksi usaha dan modal 6. Kakao : sarana produksi usaha dan modal 7. Terong : teknologi dan sarana produksi usaha 8. Perdagangan hasil perikanan : modal dan manajemen usaha 9. Padi sawah : tenaga kerja terampil dan modal 10. Kambing: tenaga kerja terampil dan ketersediaan pasar. Data indikator Perbankan yang dihimpun oleh Kantor BI Lampung menunjukkan sekitar 80% bantuan kredit UMKM Kabupaten Tanggamus terdapat pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan; sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, yang merupakan sektor KPJu unggulan. Peningkatan bantuan kredit untuk ketiga sektor ini diharapkan dapat lebih meningkat seiring dengan kebutuhan beberapa KPJu unggulan yang masih memerlukan sarana produksi usaha sebagai modal investasi usaha tersebut. Peran aktif pihak perbankan diharapkan juga dalam pembinaan Sumber Daya Manusia, Teknologi dan manajemen usaha UMKM, yang dilakukan bersama-sama stake holder lainnya.

5.3.3. Kabupaten Lampung Selatan Hasil analisis dengan menggunakan metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang disajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lampung Selatan. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lampung Selatan yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 18. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-10. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dan tujuan penciptaan lapangan kerja dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lampung Selatan adalah subsektor tanaman pangan, dan untuk tujuan peningkatan daya saing daerah adalah subsektor usaha perikanan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Tanaman Pangan menduduki rangking pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, perikanan, perdagangan, perindustrian, penggalian, jasa, pariwisata, peternakan dan transportasi.

Page 374: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-14

Tabel V-10. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Selatan

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Tanaman Pangan 0,0974 0,1309 0,0983 0,1087 1 Perkebunan 0,1171 0,0954 0,1088 0,1071 2 Perikanan 0,1006 0,0845 0,1232 0,1029 3 Perdagangan 0,0840 0,0961 0,1106 0,0969 4 Perindustrian 0,0906 0,0956 0,0967 0,0943 5 Penggalian 0,0903 0,0857 0,0871 0,0877 6 Jasa 0,0877 0,0913 0,0840 0,0876 7 Pariwisata 0,0802 0,0804 0,0930 0,0846 8 Peternakan 0,0904 0,0846 0,0684 0,0812 9 Transportasi 0,0826 0,0854 0,0693 0,0791 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-11. Tabel V-11. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Lampung Selatan

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Ubi Kayu 0,2265 1 Cabe 0,2845 2 Padi Sawah 0,1755 2 Kacang Merah 0,1581 3 Padi Sawah dan Ladang 0,1135 3 Kacang Panjang 0,1450 4 Kacang Hijau 0,1092 4 Petai 0,1364 5 Kacang Kedelai 0,0966 5 Tomat 0,0672

Buah Perkebunan 1 Pisang 0,2112 1 Kelapa Dalam 0,1436 2 Nenas 0,2085 2 Kelapa Sawit 0,1401 3 Pepaya 0,1455 3 Karet 0,1173 4 Manggis 0,1027 4 Kakao 0,1086 5 Mangga 0,0743 5 Cengkeh 0,1040

Peternakan

Perikanan

1 Sapi 0,2424 1 Budidaya Payau Udang 0,2187 2 Ayam Buras 0,1383 2 Budidaya Tambak 0,1926 3 Babi 0,1217 3 Budidaya Kolam 0,1491 4 Kerbau 0,1055 4 Budidaya Rumput Laut 0,1203 5 Ayam Ras Petelur 0,0929 5 Pembenihan Ikan 0,1127

Perindustrian Perdagangan 1 Pengolahan dan 0,1519 1 Pedagang Kaki Lima 0,1693

Page 375: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-15

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Pengawetan Ikan 2 Furnitur dari Kayu 0,1391 2 Warung Makan 0,1311 3 Penggilingan Padi 0,1300 3 Pedagang Hasil Perikanan 0,1292

4 Makanan Khas daerah ( Dodol Pisang) 0,1112

4 Toko Kelontong 0,1159

5 Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,1063

5 Rumah Makan 0,1036

Jasa Transportasi 1 Jasa Pendidikan 0,1458 1 Ojeg 0,2179 2 Jasa Kesehatan 0,1308 2 Mobil Mikrolet 0,2068

3 Jasa Perbankan 0,1110

3 Angkutan Sungai dan Danau 0,1589

4 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 0,1066

4 Mobil Barang Pick Up 0,1195

5 Koperasi Unit Desa (KUD) 0,1064 5 Mobil Penumpang Oplet 0,1044 Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-10) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-11). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-12. Pada Tabel V-12. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor tanaman pangan budidaya cabe, pisang, ubi kayu dan nanas. Pedagang kaki lima pada sektor perdagangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-12.

Tabel V-12. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Selatan

No Sektor/Sub-Sektor

Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Sayuran Cabe 0,0391 2 Buah-Buahan Pisang 0,0309 3 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0307 4 Buah-Buahan Nenas 0,0305 5 Perdagangan Pedagang Kaki Lima 0,0253 6 Peternakan Sapi 0,0253 7 Perkebunan Kelapa Dalam/Coconut 0,0251 8 Perkebunan Kelapa Sawit/Oil-palm 0,0245 9 Padi Palawija Padi Sawah 0,0238

10 Perikanan Budidaya Payau Udang 0,0227

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektor/subsektornya, 5 KPJu berada pada subsektor tanaman pangan yaitu budidaya cabe,

Page 376: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-16

pisang, ubikayu, nanas, dan padi sawah. Dua KPJu merupakan subsektor perkebunan yaitu budidaya kelapa dan kelapa sawit. Pada subsektor peternakan dan perkebunan masing-masing menyebar relatif merata pada sebagian sektor/sub sektor ekonomi. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Lampung Selatan masih berbasiskan subsektor tanaman pangan dengan beberapa komoditas unggulan pada budidaya ubi kayu dan pisang. Sektor pertanian sayuran khususnya cabe merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek ketersediaan bahan baku dan sosial budaya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pengembangan program penyediaan benih cabe unggul oleh pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, dan sosialisasi budidaya tanaman cabe di kalangan masyarakat petani. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada tabel V-13. Tabel V-13. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Selatan

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Sayuran Cabe 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Buah-Buahan Pisang 4,67 5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Ubi Kayu 3,50 3,83 Baik Tinggi Buah-Buahan Nenas 3,50 3,83 Baik Tinggi

Perdagangan Pedagang Kaki Lima 4,33 4,67

Sangat Baik Sangat Tinggi

Peternakan Sapi 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Perkebunan Kelapa Dalam 4,67 4,67 Sangat Baik Sangat Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Padi Sawah 4,00 4,33 Baik Sangat Tinggi

Perikanan Budidaya Payau Udang

4,33 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi

Seperti dapat dilihat pada Tabel V-13 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka budidaya cabe, pisang, pedagang kaki lima, ternak sapi, perkebunan kelapa sawit, kelapa dalam, dan perikanan budidaya payau udang KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya ubi kayu, nanas dan padi sawah, akan tetapi ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang tinggi dan sangat tinggi. Hasil ini berbeda dengan penelitian KPJu pada tahun 2007 dimana komoditi unggulan lintas sektor berturut-turut adalah padi, pariwisata, pisang, kelapa dalam, dan perikanan laut. Dalam penelitian tahun 2012 urutan komoditi unggulan lintas sektor adalah cabe, pisang, ubi kayu, nenas dan pedagang kaki lima. Berdasarkan hasil penelitian tahu 2007, hanya 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi Kpju unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi padi sawah, kelapa dalam dan pisang seperti disajikan dalam Lampiran 30. Peninjauan yang dilakukan dari aspek prospek dan potensi menghasilkan komoditi cabe sebagi komoditi unggulan karena memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi.

Page 377: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-17

Cabe merupakan komoditas yang harganya sangat fluktuatif dan sangat tergantung dari pasar, sehingga diperlukan pendampingan yang efektif dan terintegrasi pada petani pembudidaya dalam hal teknis budidaya, pascapanen, pemasaran maupun akses permodalan sehingga stabilitas harga dari komoditi cabe dapat ditingkatkan di waktu yang akan datang. Selain cabe, komoditi lainnya yang memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi sehingga layak untuk dikembangkan adalah pisang, pedagang kaki lima, sapi, kelapa dalam, kelapa sawit dan budidaya udang. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena perubahan arah perkenomian masyarakat dari rural menjadi masrakat urban, sehingga sektor ekonomi mengalami perubahan arah dari pertanian tanaman pangan ke pertanian hortikultura dan perdagangan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut: 1. Cabe :bahan baku, sosial budaya, dan teknologi 2. Pisang : bahan baku dan sarana produksi usaha 3. Ubi kayu : harga dan manajemen usaha 4. Nenas : harga, sosial budaya, dan teknologi 5. Pedagang kakilima : manajemen usaha dan sosial budaya 6. Sapi : manajemen usaha dan ketersediaan pasar 7. Kelapa dalam : sosial budaya dan manajemen usaha 8. Kelapa swait : manajemen usaha dan modal 9. Padi sawah : bahan baku dan ketersediaan pasar 10. Budidaya payau udang : manajemen usaha dan harga.

Peranan perbankan pada kabupaten Lampung Selatan, terutama untuk bank umum masih dirasakan kurang ditinjau dari bantuan kredit UMKM yang diberikan pada sektor-sektor yang terdapat KPJu unggulan. Kantor BI Lampung mencatat pada bulan November 2012, hanya 1% bantuan kredit UMKM yang di salurkan untuk sektor Pertanian, perburuan, dan kehutanan; kemudian sekitar 2% untuk sektor perikanan; 3% untuk sektor industri pengolahan. Hanya sektor perdagangan yang menempati bagian cukup besar sekitar 67% dari bantuan kredit UMKM. Gambaran ini memberikan tantangan terhadap bank umum yang ada di kabupaten Lampung Selatan untuk memberikan peran aktif dalam penyertaan bantuan kredit untuk KPJu unggulan yang terdapat pada sektor-sektor tersebut tidak hanya dalam bentuk bantuan modal kerja, akan tetapi bantuan kredit untuk pengadaan bahan baku dan juga untuk perluasan kegiatan KPJu unggulan (kredit investasi). Peran ini harus juga diiringi dengan adanya pembinaan pengelolaan usaha, teknologi produksi, pembinaan pasar yang dilakukan secara bersama-sama dengan instansi yang lain.

5.3.4. Kabupaten Lampung Timur Hasil analisis dengan menggunakan Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Timur yang disajikan pada Lampiran 4. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lampung Timur. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lampung Timur yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 19. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-14. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan, tujuan penciptaan lapangan kerja adalah subsektor tanaman pangan dan

Page 378: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-18

tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lampung Timur adalah subsektor tanaman pangan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Tanaman Pangan merupakan prioritas pertama. Sektor/sub sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perdagangan, perkebunan, perindustrian, peternakan, perikanan, penggalian, jasa, dan transportasi. Tabel V-14. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Timur

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Tanaman Pangan 0,1369 0,1318 0,1319 0,1335 1 Perdagangan 0,1458 0,1055 0,1189 0,1235 2 Perkebunan 0,1084 0,1055 0,1278 0,1139 3 Perindustrian 0,0688 0,1133 0,1097 0,0972 4 Peternakan 0,0755 0,0967 0,0835 0,0851 5 Pariwisata 0,0693 0,0968 0,0816 0,0825 6 Perikanan 0,0842 0,0702 0,0881 0,0809 7 Penggalian 0,0988 0,0660 0,0611 0,0754 8 Jasa 0,0604 0,0962 0,0688 0,0750 9 Transportasi 0,0914 0,0608 0,0656 0,0727 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-15.

Tabel V-15. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Lampung Timur

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Ubi Kayu 0,2082 1 Cabe 0,1746 2 Padi Ladang 0,2021 2 Tomat 0,1320 3 Jagung 0,1292 3 Buncis 0,1143 4 Padi Sawah 0,1077 4 Bawang Daun 0,1126 5 Kedelai 0,1013 5 Sawi 0,0898

Buah Perkebunan 1 Pisang 0,2139 1 Lada 0,2158 2 Mangga 0,1682 2 Kelapa Sawit 0,1922 3 Semangka 0,1583 3 Kakao 0,1292 4 Durian 0,0975 4 Tembakau 0,1225 5 Nenas 0,0843 5 Kelapa Dalam 0,0935

Peternakan

Perikanan

Page 379: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-19

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

1 Ayam Ras Pedaging 0,1724 1 Budidaya Ikan di Kolam 0,2258 2 Ayam Ras Petelur 0,1698 2 Penangkapan Ikan di Laut 0,1366

3 Sapi 0,1643 3 Budidaya Ikan di Air Payau

0,1196

4 Ayam Buras 0,1512 4 Penangkapan bukan Ikan di Laut

0,1105

5 Kambing 0,0904 5 Budidaya Ikan di Tambak 0,1065 Perindustrian Perdagangan 1 Industri Tepung dan Pati 0,1556 1 Hasil Pertanian 0,1249 2 Penggilingan Padi 0,1493 2 Hasil Perikanan 0,1217 3 Tahu dan Tempe 0,1270 3 Hasil Peternakan 0,1176 4 Pengolahan The dan Kopi 0,1257 4 Warung Makan 0,1017 5 Furnitur dari Kayu 0,1169 5 Toko Kelontong 0,1008

Pariwisata Transportasi

1 Wisata Alam 0,4069 1 Transportasi Pedesaan 0,1833 2 Agro-Wisata 0,1548 2 AKDP 0,1526 3 Wisata Tirta (Danau) 0,1484 3 Ojeg 0,1269 4 Wisata Pantai 0,1030 4 Transportasi Barang 0,1173 5 Bumi Perkemahan 0,0952 5 Travel 0,1157

Jasa 1 Jasa Kesehatan 0,1889 2 Jasa Pendidikan 0,1848 3 Koperasi Simpan Pinjam 0,1292 4 Koperasi Pertanian 0,0941 5 Koperasi Pasar 0,0873

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-14) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-15). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-16. Pada Tabel V-16 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor perkebunan budidaya lada dan budidaya kelapa sawit, subsektor tanaman pangan budidaya ubi kayu, pedagang hasil pertanian dan perikanan pada sektor perdagangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-16. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada sektor perdagangan yaitu pedagang hasil pertanian, hasil perikanan dan toko kelontong. Pada subsektor perkebunan sebanyak 2 KPJu dan 1 KPJu masing-masing menyebar relative merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi

Page 380: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-20

kegiatan ekonomi di Kabupaten lampung Timur masih didominasi sektor perdagangan, subsektor perkebunan dan subsektor tanaman pangan. Tabel V-16. KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu

Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Timur

No Sektor/Sub-

Sektor Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0328 2 Perkebunan Lada 0,0327 3 Perkebunan Kelapa Sawit 0,0291 4 Perdagangan Hasil Pertanian 0,0274 5 Perdagangan Hasil Perikanan 0,0267 6 Perikanan Budidaya Ikan di Kolam 0,0235 7 Pariwisata Wisata Alam 0,0228 8 Padi Palawija Padi Sawah 0,0227 9 Perindustrian Industri Tepung dan Pati 0,0224

10 Perdagangan Toko Kelontong 0,0221

Sektor pertanian khususnya ubi kayu merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek ketersediaan pasar dan stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan program temu bisnis dan promosi/pameran produk yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, baik dalam skala regional maupun nasional dengan mengundang para pengusaha pengusaha calon buyer. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Timur berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-17. Tabel V-17. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Timur

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Padi Palawija Ubi Kayu 3,83 3,83 Baik Tinggi Perkebunan Lada 3,83 3,83 Baik Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit 3,33 3,00 Baik Sedang Perdagangan Hasil Pertanian 3,83 3,83 Baik Tinggi Perdagangan Hasil Perikanan 3,83 3,67 Baik Tinggi Perikanan Budidaya Ikan di Kolam 3,00 3,33 Cukup Tinggi Pariwisata Wisata Alam 2,83 3,00 Cukup Sedang Padi Palawija Padi Sawah 3,17 3,50 Baik Tinggi Perindustrian Industri Tepung dan Pati 3,83 3,67 Baik Tinggi Perdagangan Toko Kelontong 3,83 3,83 Baik Tinggi

Seperti dapat dilihat pada tabel V-17 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka budidaya perikanan kolam dan wisata alam merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek cukup baik, sedangkan ke delapan KPJu yang lain memiliki prospek baik. Berdasarkan Lampung Timur dalam angka (2011) luas areal tanaman budidaya ubi kayu 42.861 ha dengan hasil per ha 10,58 ton/ha menjadikan usaha budidaya ubi kayu memiliki

Page 381: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-21

potensi yang dikatagorikan Tinggi, sedangkan KPJu wisata alam dan kelapa sawit saat ini potensinya Sedang dan ke delapan KPJu unggulan lintas sektoral yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi. Berdasarkan penelitian KPJu pada tahun 2007 hasilnya sangat jauh berbeda, dimana komoditi unggulan lintas sektor berturut-turut adalah jagung, ketela pohon, kelapa dalam, sapi dan kakao. Sementara dalam penelitian tahun 2012, urutan komoditi unggulan lintas sektor adalah ubi kayu, lada, kelapa sawit, perdagangan hasil pertanian, dan perdagangan hasil perikanan. Berdasarkan hasil penelitian tahu 2007, hanya 20% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi ubi kayu dan padi sawah seperti disajikan dalam Lampiran 30. Berdasarkan peninjauan yang dilakukan dari aspek prospek dan potensi kelima komoditi tersebut memiliki prospek baik dan potensi tinggi, kecuali komoditi kelapa sawit yang memiliki prospek baik dan potensi sedang. Bergesernya komoditi unggulan lintas sektor dari Jagung ke perdagangan hasil perikanan ini mungkin disebabkan karena berkurangnya ketersediaan lahan untuk budidaya, kebijakan pemerintah yang kurang mendukung pertanian jagung, harga yang kurang stabil. Sementara usaha perdagangan hasil perikanan memiliki resiko yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan budidaya jagung. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut: 1. Ubi kayu : ketersediaan pasar dan harga 2. Lada : tenaga kerja terampil dan sosial budaya 3. Sawit : tenaga kerja terampil dan ketersediaan pasar 4. Perdagangan hasil pertanian :sosial budaya, harga dan manajemen usaha 5. Perdagangan hasil perikanan : sosial budaya, harga dan manajemen usaha 6. Budidaya ikan di kolam : harga dan manajemen usaha 7. Wisata alam : tenaga kerja terampil dan sarana produksi usaha 8. Padi sawah : tenaga kerja terampil dan bahan baku 9. Industri tepung dan pati :manajemen usaha, teknologi dan sosial budaya 10. Perdagangan toko kelontong : teknologi dan tenaga kerja terampil.

Hambatan modal masih merupakan kendala yang cukup banyak ditemui dalam pengembangan KPJu unggulan yang terdapat pada Kabupaten Lampung Timur. Peran perbankan menjadi satu solusi untuk hal tersebut dengan cara memberikan informasi yang lebih terbuka terhadap alternative bantuan kredit UMKM untuk KPJu unggulan kabupaten Lampung Timur. Disamping pembinaan KPJu yang ditujukan untuk lebih memiliki kemampuan manajemen usaha yang lebih baik, perbankan juga harus dapat memberikan dorongan pembinaan KPJu unggulan terhadap pemenuhan persyaratan Bank (Bankable) dalam pengajuan bantuan kredit. Bantuan modal untuk bahan baku dan perluasan pasar dapat menjadi satu alternatif yang menarik untuk bisa dikembangkan oleh pihak perbankan. Peran aktif perbankan bersama dengan pihak lainnya sangat diperlukan oleh KPJu Unggulan terutama dalam pembinaan teknologi proses dan manajemen usaha di kabupaten Lampung Timur.

5.3.5. Kabupaten Lampung Tengah Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah yang disajikan pada Lampiran 5. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lampung Tengah. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda,

Page 382: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-22

ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lampung Tengah yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 20. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-18. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor tanaman pangan, tujuan penciptaan lapangan kerja dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lampung Tengah adalah subsektor perkebunan, dan untuk tujuan peningkatan daya saing daerah adalah subsektor usaha perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perkebunan menduduki rangking pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perindustrian, perdagangan, perikanan, jasa, kehutanan, transportasi, dan penggalian. Tabel V-18. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Tengah

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perkebunan 0,1176 0,1469 0,1308 0,1317 1 Tanaman Pangan 0,1417 0,1258 0,1226 0,1301 2 Peternakan 0,1038 0,1039 0,1273 0,1117 3 Perindustrian 0,1003 0,1093 0,1201 0,1099 4 Perdagangan 0,1222 0,0791 0,0813 0,0943 5 Perikanan 0,0891 0,1250 0,0647 0,0927 6 Jasa 0,0909 0,0596 0,1033 0,0847 7 Kehutanan 0,0615 0,0759 0,0964 0,0779 8 Transportasi 0,0771 0,0721 0,0696 0,0729 9 Penggalian 0,0441 0,0620 0,0449 0,0503 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-19. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-18) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-19). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-20. Pada Tabel V-20. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor tanaman pangan budidaya padi sawah, nanas, cabe, pisang, subsektor perkebunan budidaya lada. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-20.

Page 383: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-23

Tabel V-19. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Lampung Tengah

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,3546 1 Cabai 0,1662 2 Jagung 0,2075 2 Tomat 0,1178

3 Padi Ladang dan Padi Sawah

0,1292 3 Petsai 0,1157

4 Ubi Kayu 0,1160 4 Kangkung 0,1043 5 Padi Ladang 0,1005 5 Kacang Panjang 0,0991

Buah Perkebunan 1 Nenas 0,2006 1 Karet 0,1347 2 Pisang 0,1688 2 Lada 0,1289 3 Mangga 0,1137 3 Tebu 0,1183 4 Pepaya 0,1133 4 Jahe 0,1162 5 Sawo 0,1063 5 Kopi 0,0968

Peternakan

Perikanan

1 Ayam Buras 0,1419 1 Budidaya Ikan Kolam 0,4374 2 Sapi 0,1372 2 Budidaya Mina Padi 0,2799

3 Ayam Ras Pedaging 0,1139 3 Penangkapan Ikan di Perairan Umum

0,1780

4 Kerbau 0,1081 4 Pembenihan Ikan 0,1046 5 Kambing 0,0995

Perindustrian Perdagangan

1 Anyaman Rotan dan Bambu

0,1766 1 Pedagang Hasil Peternakan

0,1370

2 Penggilingan Padi 0,1516 2 Hasil Perkebunan 0,1350

3 Kerupuk, Keripik dan Peyek

0,1506 3 Pedagang Hasil Pertanian

0,1273

4 Kerajinan dan Ukiran Kayu

0,1438 4 Warung Makan 0,1242

5 Pengolahan Kopi 0,1179 5 Pedagang Hasil Perikanan

0,1233

Jasa Transportasi

1 Rental Mesin/Alat Pertanian 0,1346

1 Ojek 0,1748

2 Koperasi Pertanian 0,1317 2 AKDP 0,1542 3 Koperasi BMT 0,1305 3 Transportasi Barang 0,1443 4 Jasa Pendidikan 0,1130 4 Transportasi Kota 0,1402 5 Jasa Kesehatan 0,1063 5 Transportasi Pedesaan 0,1374

Page 384: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-24

Tabel V-20. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Tengah

No Sektor/Sub-

Sektor Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Padi Palawija Padi Sawah 0,0427 2 Buah-Buahan Nenas 0,0371 3 Sayuran Cabai 0,0358 4 Perkebunan Lada 0,0344 5 Buah-Buahan Pisang 0,0312 6 Perkebunan Karet 0,0280 7 Perindustrian Anyaman Rotan dan Bambu 0,0262 8 Perkebunan Kelapa Dalam 0,0261 9 Perkebunan Kopi 0,0257

10 Sayuran Tomat 0,0254

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah kebun karet kelapa dan kopi pada subsektor perkebunan, anyaman rotan dan bambu pada sektor perindustrian, budidaya tomat pada subsektor tanaman pangan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 5 KPJu merupakan subsektor tanaman pangan 4 KPJu merupakan subsektor tanaman pangan. Apabila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Lampung Tengah relatif menyebar dengan kegiatan utama pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sector tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Lampung Tengah masih didominasi subsektor perkebunan dan subsektor tanaman pangan. Sektor pertanian palawija khususnya padi sawah merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek manajemen usaha dan stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan baik teknis dan manajerial, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi, serta pelaksanaan program temu bisnis dan promosi produk yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan baik skala regional maupun nasional. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-21. Seperti dapat dilihat pada tabel V-21, ditinjau dari aspek prospek, maka budidaya padi sawah dan nanas merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya lada, kopi dan tomat. Sedangkan KPJu unggulan yang memiliki prospek cukup baik adalah budidaya cabai, pisang, karet, kelapa dan industri anyaman rotan dan bambu , akan tetapi KPJu kelapa dalam memiliki potensi saat ini yang tinggi. Areal tanaman padi sawah yang seluas 124.386 ha atau 24% suplay padi di Provinsi lampung berasal dari Lampung Tengah luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah menjadikan usaha budidaya padi sawah memiliki potensi yang dikatagorikan sangat tinggi, sedangkan KPJu lada, karet, pisang dan kelapa dalam saat ini potensinya tinggi dan ke empat KPJu unggulan lintas sektoral yang lain saat ini mempunyai potensi sedang.

Page 385: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-25

Tabel V-21. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Tengah Sektor/

Subsektor KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Padi Palawija Padi Sawah 5,00 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Buah-Buahan Nenas 5,00 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Sayuran Cabai 3,00 3,00 Cukup Sedang Perkebunan Lada 4,00 3,33 Baik Tinggi Buah-Buahan Pisang 3,00 3,33 Cukup Tinggi Perkebunan Karet 3,00 3,33 Cukup Tinggi

Perindustrian Anyaman Rotan dan Bambu 3,00 3,00 Cukup Sedang

Perkebunan Kelapa Dalam 3,00 4,00 Cukup Tinggi Perkebunan Kopi 4,00 3,00 Baik Sedang Sayuran Tomat 3,33 3,00 Baik Sedang

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2007 dimana padi sawah merupakan komoditi unggulan lintas sektor yang menduduki urutan pertama di Kabupaten Lampung Tengah yang harus dikembangkan. Dalam tahun 2012 urutan komoditi unggulan lintas sektor setelah padi adalah nanas, cabe, lada dan pisang. Berdasarkan hasil penelitian tahu 2007, hanya 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi padi sawah, pisang dan nanas seperti disajikan dalam Lampiran 30. Prospek yang sangat baik dengan potensi yang sangat tinggi memerlukan dukungan penuh baik dari pemerintah daerah, pengusaha, maupun lembaga permodalan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing komoditi padi sawah. Selain padi sawah, komoditi nenas juga memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi sehingga layak untuk dikembangkan dan pelaku usaha mendapatkan dukungan penuh dari para stakeholder dalam hal teknis budidaya, manajerial, pemasaran maupun aksesibilitas sumber permodalan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut: 1. Padi sawah : harga dan manajemen usaha 2. Nanas : modal dan bahan baku 3. Cabe : bahan baku, modal, sosial budaya 4. Lada : bahan baku, modal, sosial budaya 5. Pisang :tenaga kerja terampil dan ketersediaan pasar 6. Karet : modal dan bahan baku 7. Anyaman Rotan dan Bambu : harga dan ketersediaan pasar 8. Kelapa Dalam : tenaga kerja terampil dan manajemen usaha 9. Kopi : tenaga kerja terampil, modal dan sarana produksi usaha 10. Tomat : bahan baku dan sosial budaya.

Selama semester terakhir tahun 2012, bantuan kredit UMKM terhadap sektor ekonomi KPJu unggulan kabupaten Lampung Tengah menempati bagian yang cukup besar yaitu sekitar 50% untuk sektor pertanian, perburuan dan kehutanan. Tanaman pangan padi sawah merupakan komoditas unggulan utama Kabupaten Lampung Tengah, karena merupakan sentra produksi dengan meyumbang 21,89% dari produksi beras lampung. Tingginya kredit perbankan ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan membuktikan bahwa sektor yang berkembang dan perlu mendapatkan perhatian adalah sektor pertanian. Hal ini bisa dilihat dari profil wilayah Lampung Tengah yang memiliki potensi yang sangat tinggi di sektor

Page 386: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-26

pertanian. untuk sektor industri pengolahan hanya 3% dari total bantuan kredit UMKM. Hal ini merupakan tantangan bagi perbankan, stakeholder dan pelaku UMKM dalam menumbuh kembahkan sektor industri yang ada di kabupaten Lampung Tengah

5.3.6. Kabupaten Lampung Utara Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Utara yang disajikan pada Lampiran 6. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lampung Utara. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lampung Utara yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 21. Berdasarkan hasil FGD tanggal 6 Desember 2012 di Aula Bappeda kabupaten Lampung Utara, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-22. Pada tabel dapat dilihat bahwa dalam rangka tujuan penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut: bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor tanaman pangan, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja dan untuk tujuan peningkatan daya saing daerah adalah subsektor Perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perkebunan menduduki rangking pertama. Sektor/sub sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, perdagangan, peternakan, perikanan, transportasi, kehutanan, perindustrian jasa dan penggalian. Tabel V-22. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lampung Utara

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perkebunan 0,1390 0,1445 0,1517 0,1451 1 Tanaman Pangan 0,1629 0,1385 0,1283 0,1433 2 Perdagangan 0,1155 0,1385 0,1218 0,1252 3 Peternakan 0,0969 0,0939 0,0973 0,0960 4 Perikanan 0,0851 0,0681 0,0904 0,0813 5 Transportasi 0,0805 0,0853 0,0764 0,0807 6 Kehutanan 0,0809 0,0793 0,0773 0,0792 7 Perindustrian 0,0653 0,0735 0,0731 0,0706 8 Jasa 0,0628 0,0755 0,0726 0,0703 9 Penggalian 0,0553 0,0599 0,0573 0,0575 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-23.

Page 387: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-27

Tabel V-23. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lampung Utara

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot KPJu KPJu Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,2346 1 Kacang Panjang 0,2866 2 Ubi Kayu 0,2266 2 Cabe 0,1497 3 Padi Ladang 0,1312 3 Terong 0,1341 4 Jagung 0,1067 4 Tomat 0,1272 5 Ubi Jalar 0,1029 5 Bayam 0,1082

Buah Perkebunan 1 Pisang 0,1884 1 Lada 0,1282 2 Mangga 0,1411 2 Karet 0,1253 3 Nanas 0,1340 3 Kelapa Dalam 0,1169 4 Pepaya 0,1067 4 Kopi 0,1152 5 Jeruk 0,0968 5 Tebu 0,1039

Peternakan

Perikanan

1 Sapi 0,3321 1 Budidaya Ikan di Kolam 0,4025

2 Kambing 0,1488 2 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 0,2825

3 Itik 0,1204 3 Budidaya Ikan di Sawah 0,1356 4 Ayam Ras 0,1090 4 Pembenihan Ikan Hias 0,0912 5 Babi 0,1073 5 Pembenihan Ikan 0,0883

Perindustrian Perdagangan

1 Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,1734 1 Hasil Perkebunan 0,1536

2 Furnitur dari Kayu 0,1439 2 Hasil Pertanian 0,1367 3 Tahu dan Tempe 0,1060 3 Toko Pertanian 0,1300 4 Industri Tepung dan Pati 0,1012 4 Toko Kelontong 0,1111

5 Bahan Bangunan dari Tanah Liat 0,0937 5 Toko Barang Elektonik 0,1082

Pariwisata Transportasi

1 Wisata Alam 0,3792 1 Ojek 0,1748 2 Wisata Budaya 0,2281 2 AKDP 0,1542 3 Wisata Alam Buatan 0,2198 3 Angkutan Barang 0,1443 4 Bumi Perkemahan 0,1729 4 Angkutan Kota 0,1402

5 Angkutan Pedesaan 0,1374

Jasa 1 Jasa Kesehatan 0,3062

2 Jasa Tarub 0,1847 3 Jasa Pendidikan 0,1795 4 Rental Mobil 0,1179 5 Katering 0,1176

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan

Page 388: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-28

menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-22) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-23). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-24. Pada Tabel V-24 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor peternakan yaitu ternak sapi, subsektor perkebunan yaitu budidaya lada, subsektor tanaman pangan yaitu budidaya pisang, kacang panjang dan padi sawah. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-24. Tabel V-24. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lampung Utara

No Sektor/Sub-

Sektor Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Peternakan Sapi 0,0471 2 Perkebunan Lada 0,0458 3 Buah-Buahan Pisang 0,0405 4 Sayuran Kacang Panjang 0,0357 5 Padi Palawija Padi Sawah 0,0335 6 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0324 7 Perkebunan Karet 0,0315 8 Buah-Buahan Mangga 0,0303 9 Perdagangan Hasil Perkebunan 0,0301

10 Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,0297 Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah subsektor tanaman pangan budidaya ubi kayu, kebun karet pada subsektor perkebunan, subsektor tanaman pangan budidaya mangga, Pedagang hasil perkebunan pada sektor perdagangan dan industri krupuk, kripik dan peyek pada sektor perindustrian. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 4 KPJu merupakan subsektor tanaman pangan 2 KPJu merupakan subsektor perkebunan. Apabila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara relatif menyebar dengan kegiatan utama pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan. Subsektor peternakan khususnya ternak sapi merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek tenaga kerja yang terampil dan teknologi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis dan manajerial mengenai budidaya sapi, yang dilanjutkan dengan program pendampingan /inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-25.

Page 389: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-29

Tabel V-25. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lampung Utara

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Peternakan Sapi 4,17 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Perkebunan Lada 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Buah-Buahan Pisang 4,50 4,67 Sangat Baik Sangat Tinggi Sayuran Kacang Panjang 4,33 4,67 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Padi sawah 4,83 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Ubi kayu 4,50 4,67 Sangat Baik Sangat Tinggi Perkebunan Karet 4,67 4,67 Sangat Baik Sangat Tinggi Buah-buahan Mangga 4,00 3,83 Baik Tinggi Perdagangan Hasil Perkebunan 4,00 3,67 Baik Tinggi

Perindustrian Kerupuk, kripik dan Peyek 4,50 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi

Seperti dapat dilihat pada tabel V-25 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka peternakan sapi, budidaya lada, pisang, kacang panjang, padisawah, ubikayu, karet dan industri kerupuk, kripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek Sangat Baik dan potensi yang sangat tinggi. KPJu unggulan yang mempunyai prospek Baik adalah usaha budidaya mangga dan perdagangan hasil perkebunan, akan tetapi ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang Tinggi. Hasil penelitian KPJu yang dilakukan pada tahun 2007 menempatkan kelapa sawit dalam urutan pertama sebagai komoditi unggulan lintas sektor, diikuti komoditi ikan nila, ketela pohon, padi dan karet. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor di Kabupaten Lampung Utara adalah Sapi, diikuti komoditi lada, pisang, kacang panjang dan padi sawah. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 40% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi karet, ubi kayu,pisang dan padi sawah seperti disajikan dalam Lampiran 30.

Ditinjau dari aspek prospek dan potensinya, kelima komoditi tersebut serta komoditi ubi kayu, karet dan industri kerupuk/keripik memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi. Delapan komoditi yang memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi adalah sapi, lada, pisang, kacang panjang, padi sawah, ubi kayu, perkebunan karet dan industri kerupuk dan atau keripik. Bergesernya urutan komoditi unggulan lintas sektor ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan orientasi masyarakat dan permintaan pasar KPJu di Kabupaten Lampung Utara Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut: 1. Sapi : tenaga kerja terampil, modal dan teknologi 2. Lada : teknologi, manajemen usaha dan tenaga kerja terampil 3. Pisang : tenaga kerja terampil dan haban baku 4. Kacang panjang : modal dan ketersediaan pasar 5. Padi sawah : sosial budaya dan harga 6. Ubi kayu : tenaga kerja terampil dan bahan baku 7. Karet : tenaga kerja terampil dan manajemen usaha 8. Mangga : bahan baku dan teknologi 9. Perdagangan hasil perkebunan : sosial budaya dan manajemen usaha 10. Industri kerupuk, keripik dan peyek : sarana produksi usaha dan manajemen usaha.

Page 390: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-30

Selama semester terakhir tahun 2012, bantuan kredit UMKM terhadap sektor ekonomi KPJu unggulan kabupaten Lampung Utara menempati bagian yang cukup besar yaitu sekitar 65% untuk sektor perdagangan dan 25% untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan hanya 1% dari total bantuan kredit UMKM. Masih rendahnya bantuan kredit untuk KPJu Industri kerupuk, keripik, dan peyek ini memerlukan peranan dan dukungan yang besar bank umum dan lembaga keuangan lainnya untuk memberikan bantuan berupa kredit investasi untuk pengembangan KPJu tersebut. Pola-pola pemberikan kredit investasi untuk UMKM harus lebih memiliki fleksibilitas yang tinggi agar dapat dipenuhi oleh KPJu. Bantuan modal penguatan KPJu dapat dijadikan dukungan aktif perbankan agar KPJu dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik. Bersama-sama dengan instansi terkait yang ada di Kabupaten Lampung Utara. Perbankan dapat melakukan peran lebih aktif dan peningkatan sumber daya manusia, pengelolaan usaha dan perluasan pasar untuk KPJu unggulan.

5.3.7. Kabupaten Way Kanan Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Way Kanan yang disajikan pada Lampiran 7. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Way Kanan. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Way Kanan yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 22. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan Pemerintah Way Kanan maka analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-26. Tabel V-26. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Way Kanan

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Tanaman Pangan 0,1206 0,1597 0,1361 0,1387 1 Perkebunan 0,0866 0,1484 0,1608 0,1318 2 Perindustrian 0,1564 0,1169 0,1046 0,1260 3 Peternakan 0,0969 0,0862 0,0952 0,0928 4 Perdagangan 0,0807 0,1075 0,0863 0,0914 5 Perikanan 0,0804 0,0846 0,0998 0,0883 6 Transportasi 0,0694 0,0650 0,0961 0,0769 7 Pariwisata 0,0823 0,0817 0,0621 0,0754 8 Jasa 0,1123 0,0360 0,0513 0,0668 9 Kehutanan 0,0690 0,0476 0,0547 0,0572 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya, analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-27.

Page 391: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-31

Tabel V-27. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Way Kanan

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,1768 1 Timun 0,2189 2 Jagung 0,1434 2 Kangkung 0,1725 3 Ubi Kayu 0,1267 3 Tomat 0,1505 4 Kacang Hijau 0,1206 4 Terung 0,1316 5 Kacang Tanah 0,1152 5 Kacang Panjang 0,1300

Buah-Buahan Perkebunan 1 Nanas 0,2602 1 Lada 0,1632 2 Durian 0,1851 2 Kopi 0,1556 3 Mangga 0,1178 3 Tebu 0,1399 4 Pisang 0,1147 4 Cengkeh 0,1271 5 Rambutan 0,1093 5 Karet 0,1197

Peternakan

Perikanan

1 Ayam Pedaging 0,2129 1 Budidaya Ikan di Kolam 0,5816

2 Sapi Potong 0,1294

2 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 0,3090

3 Itik 0,1211 3 Budidaya Ikan di Tambak 0,1095 4 Kambing 0,1081

5 Ayam Kampung 0,1046

Perdagangan Perindustrian 1 Toko Kelontong 0,2748 1 Keripik Pisang 0,1530 2 Pedagang Hasil Peternakan 0,2638 2 Bata 0,1294 3 Toko Pertanian 0,1537 3 Heller Kopi 0,1195 4 Pedagang Hasil Pertanian 0,0787 4 Tahu dan Tempe 0,1109 5 Hasil Perkebunan 0,0728 5 Keripik Singkong 0,1034

Pariwisata Transportasi 1 Wisata Alam 0,4486 1 Angkutan Barang 0,2957 2 Wisata Budaya 0,2178 2 Angkutan Pedesaan 0,2337 3 Pondok Wisata 0,1961 3 AKDP 0,2262 4 Bumi Perkemahan 0,1374 4 AKAP 0,1709

5 Wisata Alam 0,4486 5 Angkutan Sungai dan Danau

0,0735

Jasa 1 Koperasi Perkebunan 0,1790 2 RentalMesin/Alat Pertanian 0,1387 3 Bengkel Motor 0,1034 4 Koperasi Unit Desa 0,1022 5 Koperasi Pertanian 0,0958

Page 392: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-32

Pada kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, adalah sektor perindustrian tujuan penciptaan lapangan kerja adalah subsektor tanaman pangan dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Way Kanan adalah subsektor Perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha tanaman pangan merupakan prioritas pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, perindustrian, peternakan, perdagangan, perikanan, transportasi, pariwisata dan jasa. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-26) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-27).

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-28. Pada Tabel V-28 dapat dilihat bahwa dari 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha subsektor tanama pangan budidaya nanas, padi sawah, industri kripik pisang pada sektor industri toko kelontong dan pedagang hasil peternakan pada sektor perdagangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-28. Tabel V-28. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Way Kanan

No Sektor/SubSektor

Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Buah-Buahan Nanas 0,0321 2 Perindustrian Keripik Pisang 0,0313 3 Perdagangan Toko Kelontong 0,0298 4 Padi Palawija Padi Sawah 0,0287 5 Perdagangan Pedagang Hasil Peternakan 0,0286 6 Perkebunan Lada 0,0275 7 Perindustrian Bata 0,0265 8 Sayuran Timun 0,0264 9 Peternakan Ayam Pedaging 0,0263

10 Perkebunan Kopi 0,0262

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada sub sektor tanaman pangan, 2 KPJu berada pada sektor perdagangan dan perindustrian. Pada subsektor peternakan sebanyak 1 KPJu yaitu peternakan. Bila dilihat dari komposisi KPJu Unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di kabupaten way kanan masih berbasis pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan. Subsektor tanaman pangan khususnya nanas merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek ketersediaan pasar dan stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan program temu bisnis dan promosi/pameran

Page 393: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-33

produk yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, baik dalam skala regional maupun nasional dengan mengundang para pengusaha pengusaha calon buyer. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Way Kanan berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-29. Tabel V-29. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Way Kanan

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Buah-Buahan Nanas 3,17 3,50 Baik Tinggi Perindustrian Keripik Pisang 4,00 4,33 Baik Sangat Tinggi Perdagangan Toko Kelontong 3,50 3,50 Baik Tinggi Padi Palawija Padi Sawah 4,17 4,17 Sangat Baik Sangat Tinggi

Perdagangan Pedagang Hasil Peternakan

3,00 3,50 Cukup Tinggi

Perkebunan Lada 3,17 3,17 Baik Tinggi Perindustrian Bata 3,00 3,33 Cukup Tinggi Sayuran Timun 3,17 3,33 Baik Tinggi Peternakan Ayam Pedaging 3,00 3,33 Cukup Tinggi Perkebunan Kopi 3,17 3,67 Baik Tinggi

Seperti dapat dilihat pada tabel V-29 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka padi sawah merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya nanas, ketimun, perkebunan lada dan kopi, usaha perdagangan toko kelontong dan industri kripik pisang, KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah industri bata, pedagang hasil peternakan dan ayam pedaging, akan tetapi ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang Tinggi. Hasil penelitian KPJu yang dilakukan pada tahun 2007 menempatkan karet dalam urutan pertama sebagai komoditi unggulan lintas sektor, diikuti komoditi kelapa sawit, kakao, kopi dan padi. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor di Kabupaten Way Kanan adalah nanas, diikuti dengan industri keripik pisang, toko kelontong, padi sawah dan perdagangan hasil peternakan. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 20% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi Kopi dan padi sawah seperti disajikan dalam Lampiran 30. Hasil peninjauan berdasarkan aspek prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi adalah komoditi padi sawah sehingga layak untuk dikembangkan. Bergesernya urutan komoditi unggulan lintas sektor ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan orientasi usaha masyarakat dari komoditi tanaman tahunan kepada komoditi cash crop yang diharapkan dapat dinikmati hasilnya lebih cepat dengan praktek pertanian intensif pada tanaman semusim seperti nenas dan sayuran lainnya. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Way Kanan adalah sebagai berikut: 1. Nanas : ketersediaan pasar dan harga 2. Keripik Pisang : harga, ketersediaan tenaga terampil dan bahan baku 3. Toko Kelontong : bahan baku, modal, harga

Page 394: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-34

4. Padi Sawah : bahan baku dan teknologi 5. Pedagang Hasil Peternakan : manajemen usaha dan tenaga kerja terampil 6. Lada : teknologi dan harga 7. Industry bata : teknologi dan ketersediaan pasar 8. Ketimun :sosial budaya dan ketersediaan pasar 9. Ayam pedaging : bahan baku dan sosial buadaya 10. Kopi : bahan baku dan modal

Kredit Investasi sangat dibutuhkan untuk KPJu unggulan kabupaten Way Kanan dalam perluasan dan pengadaan bahan baku terutama untuk sektor pertanian dan perkebunan, sehingga peran dan dukungan perbankan akan sangat nyata untuk peningkatan KPJu pada sektor tersebut. Kebutuhan akan pasar dan perluasan pasar KPJu unggulan membutuhkan bantuan modal dari pihak perbankan untuk penciptaan pasar yang lebih baik. Dengan kerjasama paha pihak, peran dan dukungan perbankan di kabupaten Way Kanan akan lebih besar dengan pembinaan teknologi, manajemen, dan juga mutu produk KPJu unggulan, disamping memang pembinaan kemampuan KPJu untuk dapat memenuhi persayaratan bank

5.3.8. Kabupaten Tulang Bawang Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang yang disajikan pada Lampiran 8. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Tulang Bawang. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Tulang Bawang yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 23. Tabel V-30. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perkebunan 0,1032 0,1678 0,1802 0,1503 1 Tanaman Pangan 0,1579 0,1016 0,0965 0,1188 2 Transportasi 0,1356 0,1162 0,0785 0,1101 3 Perikanan 0,1136 0,0804 0,0999 0,0981 4 Perdagangan 0,1283 0,0858 0,0707 0,0950 5 Peternakan 0,0619 0,0914 0,0909 0,0813 6 Perindustrian 0,0494 0,0896 0,0882 0,0756 7 Kehutanan 0,0603 0,0838 0,0708 0,0716 8 Penggalian 0,0757 0,0644 0,0744 0,0716 9 Jasa 0,0581 0,0661 0,0736 0,0659 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-31.

Page 395: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-35

Tabel V-31. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Tulang Bawang

No. Sektor subsektor Usaha

KPJu Skor-

Terbobot No. Sektor subsektor Usaha

KPJu Skor-

Terbobot Padi dan Palawija Sayuran

1 Ubi Kayu 0,1977 1 Ketimun 0,1667 2 Padi Sawah 0,1770 2 Terong 0,1220 3 Jagung 0,1457 3 Kangkung 0,1106 4 Padi Ladang 0,1145 4 Bawang Daun 0,1022 5 Palawija 0,0885 5 Kubis 0,0970

Buah-Buahan Peternakan 1 Pisang 0,2424 1 Sapi 0,2007 2 Rambutan 0,1383 2 Kambing 0,1930 3 Duku 0,1217 3 Itik 0,1309 4 Sawo 0,1055 4 Domba 0,1210 5 Nanas 0,0929 5 Ayam Buras 0,1197

Perkebunan Perikanan

1 Kelapa Sawit 0,4734 1 Penangkapan Ikan di Perairan Umum

0,2144

2 Kelapa 0,3517 2 Budidaya Ikan di Sawah 0,1835

3 Karet 0,1059 3 Penangkapan bukan Ikan di Laut 0,1801

4 Kelapa Hybrida 0,0690 4 Budidaya Ikan di Kolam 0,1787 5 Kelapa Sawit 0,4734 5 Penangkapan Ikan di Laut 0,1564

Perindustrian Perdagangan 1 Tahu dan Tempe 0,2564 1 Toko Kelontong 0,1302 2 Peralatan Pertanian 0,2019 2 Pedagang Baju 0,1142 3 Furnitur dari Kayu 0,1111 3 Pedagang Sepatu / Sandal 0,1084

4 Pengolahan dan Pengawetan Ikan 0,0869 4 Rumah Makan 0,1001

5 Gula Merah 0,0807 5 Hewan Ternak 0,0978 Jasa Transportasi

1 Jasa Kesehatan 0,3675 1 Transportasi Barang 0,2607

2 Bengkel Motor 0,2125 2 Transportasi Sungai dan Danau 0,1644

3 Jasa Pendidikan 0,1501 3 AKDP 0,1490 4 Jasa Rekreasi 0,1288 4 Transportasi Penumpang 0,0988 5 Koperasi Primer 0,0705 5 Transportasi Pedesaan 0,0920

Pariwisata 1 Wisata Pantai 0,3288 1 2 Wisata Sejarah 0,2201 2 3 Agrowisata 0,1610 3 4 Taman Rekreasi 0,1265 4 5 Wisata Tirta 0,1236 5

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-30. Pada tabel dapat dilihat bahwa dalam rangka tujuan penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut: bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor tanaman pangan, tujuan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing daerah adalah subsektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari

Page 396: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-36

masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perkebunan menduduki rangking pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, transportasi, perikanan, perdagangan, peternakan, perindustrian, kehutanan, penggalian dan jasa. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-30) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-31).

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-32. Pada Tabel V-32. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor tanaman pangan budidaya pisang, ketimun, ubi kayu dan padi sawah, sektor transportasi berupa transportasi barang, budidaya kelapa sawit pada subsektor perkebunan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-32. Tabel V-32. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tulang Bawang

No Sektor/Subsektor

Usaha KPJu

Skor Terbobot

1 Buah-Buahan Pisang 0,0370 2 Sayuran Ketimun 0,0331 3 Transportasi Transportasi Barang 0,0300 4 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0292 5 Perkebunan Kelapa Sawit 0,0285 6 Padi Palawija Padi Sawah 0,0262 7 Sayuran Terong 0,0242 8 Perindustrian Tahu dan Tempe 0,0237 9 Perikanan Budidaya di Tambak (udang) 0,0225

10 Perdagangan Toko Kelontong 0,0225 Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 5 KPJu berada pada sektor tanaman pangan yaitu budidaya pisang, ketimun, ubi kayu, padi sawah dan terong. 1 KPJu masing-masing menyebar relatif merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Maka terpilihnya KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Tulang Bawang berbasis pada subsektor tanaman pangan. Sektor pertanian khususnya buah pisang merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek manajemen usaha dan ketersediaan pasar. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan manajerial dan pendampingan yang terintegrasi, dan pelaksanaan program temu bisnis dan promosi produk baik skala regional maupun nasional dalam rangka pengembangan network pemasaran. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tulang bawang berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek

Page 397: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-37

cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-33. Tabel V-33. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tulang Bawang

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Buah-Buahan Pisang 4,50 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi

Sayuran Ketimun 3,50 3,67 Baik Tinggi

Transportasi Transportasi Barang

3,67 3,67 Baik Tinggi

Padi Palawija Ubi Kayu 4,00 4,50 Baik Sangat Tinggi

Perkebunan Kelapa Sawit 3,50 4,50 Baik Sangat Tinggi

Padi Palawija Padi Sawah 4,33 3,67 Sangat Baik Tinggi Sayuran Terong 3,33 3,67 Baik Tinggi Perindustrian Tahu dan Tempe 3,33 3,50 Baik Tinggi

Perikanan Budidaya di Tambak (udang)

3,83 4,00 Baik Tinggi

Perdagangan Toko Kelontong 4,00 3,83 Baik Tinggi

Seperti dapat dilihat pada tabel V-33 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka budidaya pisang dan padi sawah merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek Sangat Baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya ketimun, ubi kayu, terong, transportasi barang, perkebunan kelapa sawit, industri tahu tempe, budidaya tambak udang dan perdagangan toko kelontong. Di tinjau dari aspek potensi KPJu budi daya pisang, ubi kayu dan perkebunan kelapa sawit memiliki potensi yang sangat baik, sedang dan ke tujuh KPJu unggulan lintas sektoral yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi. Prospek dan potensi yang sangat tinggi di Kabupaten Tulang Bawang adalah usaha budidaya pisang. Hal ini disebabkan ketersediaan lahan yang luas dan permintaan buah pisang yang tinggi. di masa yang akan datang perlu dilakukan pembinaan oleh dinas terkait untuk agroindustri buah pisang menjadi produk olahan sehingga pisang akan menjadi icon Kabupaten Tulang Bawang. Hasil penelitian KPJu yang dilakukan pada tahun 2007 menempatkan karet dalam urutan pertama sebagai komoditi unggulan lintas sektor, diikuti komoditi kelapa sawit, ketela pohon, sapi dan padi. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor di Kabupaten Tulang Bawang adalah pisang, diikuti ketimun, transportasi barang, ubi kayu dan kelapa sawit. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi padi sawah, ubi kayu, dan pisang disajikan dalam Lampiran 30. Hasil peninjauan berdasarkan aspek prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi adalah komoditi pisang sehingga layak untuk dikembangkan. Bergesernya urutan komoditi unggulan lintas sektor ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan orientasi usaha masyarakat dari komoditi tanaman tahunan kepada komoditi cash crop yang diharapkan dapat dinikmati hasilnya lebih cepat dengan praktek pertanian intensif.

Page 398: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-38

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : 1. Pisang : ketersediaan pasar dan modal 2. Ketimun : tenaga kerja terampil dan harga 3. Transportasi barang : teknologi, modal dan ketersediaan pasar 4. Ubi kayu : bahan baku dan harga 5. Sawit : teknologi 6. Padi sawah : sosial buadaya dan teknologi 7. Terong : tenaga kerja terampil dan harga 8. Industri tahu dan tempe : harga dan modal 9. Budidaya udang di tambak : modal dan sosial budaya 10. Toko kelontong : modal, teknologi dan harga. Peranan perbankan pada KPJu unggulan kabupaten Tulang Bawang masih dalam penyediaan modal, baik yang berkenaan dengan modal kerja ataupun modal investasi. Selama beberapa bulan terakhir, bantuan kredit UMKM memang sudah banyak disalurkan untuk sektor-sektor KPJu unggulan seperti sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sekitar 33%, dan sektor perdagangan sekitar 47%. Sedangkan sektor perikanan, industri pengolahan dan angkutan tercatat masih belum mencapai 1,5% dari bantuan kredit UMKM. Oleh karena itu untuk lebih mempercepat pengembangan KPJu unggulan ini, peran perbankan terhadap sektor yang masih rendah harus lebih ditingkatkan, misalnya dengan memberikan bantuan kredit yang lebih menarik kepada KPJu tersebut atau pola pembiayaan yang khusus untuk sektor-sektor tersebut. Peran bantuan modal investasi ataupun bantuan kredit UMKM kepada KPJu unggulan harus juga diiringi dengan pembinaan manajemen usaha, produksi, dan membantu penciptaan pasar yang lebih luas; dengan berkerjasama dengan para pihak lainnya.

5.3.9. Kabupaten Pesawaran Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Pesawaran yang disajikan pada Lampiran 9. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Pesawaran. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Pesawaran mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 24. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pesawaran, maka analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-34. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, adalah subsektor tanaman pangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah subsektor tanaman pangan dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Pesawaran adalah subsektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha tanaman pangan merupakan prioritas pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perkebunan, perdagangan, perikanan, perindustrian, peternakan, kehutanan dan Penggalian.

Page 399: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-39

Tabel V-34. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pesawaran

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Tanaman Pangan 0,1432 0,1281 0,1347 0,1354 1 Perkebunan 0,1244 0,1298 0,1383 0,1308 2 Perdagangan 0,1340 0,1097 0,1146 0,1195 3 Perikanan 0,0797 0,0832 0,1040 0,0890 4 Perindustrian 0,0797 0,0990 0,0782 0,0855 5 Peternakan 0,0928 0,0790 0,0724 0,0814 6 Kehutanan 0,0852 0,0788 0,0636 0,0759 7 Penggalian 0,0600 0,0842 0,0809 0,0750 8 Transportasi 0,0843 0,0628 0,0751 0,0741 9 Jasa 0,0632 0,0749 0,0738 0,0706 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya, analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-35. Tabel V-35. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Pesawaran

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Ubi Kayu 0,3142 1 Melinjo 0,2523 2 Padi Sawah 0,1711 2 Cabe Besar 0,1489 3 Kacang Hijau 0,1165 3 Ketimun 0,1115 4 Jagung 0,1038 4 Terung 0,1107 5 Kacang Tanah 0,1003 5 Tomat 0,0955

Buah-Buahan Perkebunan 1 Pisang 0,2670 1 Kakao 0,1783 2 Durian 0,1417 2 Kopi Robusta 0,1443 3 Rambutan 0,1140 3 Karet 0,1290 4 Pepaya 0,1021 4 Kelapa Sawit 0,1263 5 Mangga 0,0920 5 Kelapa Dalam 0,1163

Peternakan

Perikanan

1 Ayam Ras Pedaging 0,1741 1 Budidaya Rumput Laut 0,2294 2 Sapi Potong 0,1399 2 Penangkapan Ikan di Laut 0,2274 3 Kambing 0,1333 3 Budidaya Mutiara 0,1963 4 Ayam Buras 0,1312 4 Budidaya Ikan di Tambak 0,1876 5 Itik 0,0932 5 Budidaya Ikan di Kolam 0,0835

Perindustrian Perdagangan 1 Pengolahan Marmer 0,1415 1 Pedagang Hasil Pertanian 0,1450

2 Kripik Singkong 0,1201 2

Pedagang Hasil Peternakan

0,1243

3 Kue Basah 0,1181 3 Toko Kelontong 0,1200 4 Tahu dan Tempe 0,1113 4 Hasil Perkebunan 0,1127

Page 400: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-40

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot KPJu KPJu 5 Furnitur dari Kayu 0,1016 5 Warung Makan 0,1037

Jasa Transportasi 1 Jasa Pendidikan 0,1906 1 Angkutan Barang 0,1596 2 Jasa Kesehatan 0,1762 2 Ojeg 0,1563 3 Koperasi Pedagang Pasar 0,1669 3 Angkutan Kota 0,1560 4 Koperasi Perikanan 0,1074 4 Angkutan Pedesaan 0,1551 5 Koperasi Unit Desa 0,0892 5 AKDP 0,1509

Pariwisata Penggalian 1 Wisata Pantai 0,4116 1 Pasir 0,2761 2 Kolam Pemancingan 0,2347 2 Emas 0,2698 3 Pondok Wisata 0,1447 3 Marmer 0,2537

4 Wisata Tirta (Air Terjun, danau,kolam renang dll)

0,1356 4 Kapur 0,2004

5 Bumi Perkemahan 0,0733

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-34) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-35). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-36. Pada Tabel V-36. dapat dilihat bahwa dari 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha budidaya pisang, melinjo, ubi kayu, ternak ayam pedaging pada sektor peternakan, dan perkebunan kakao. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-36.

Tabel V-36. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pesawaran

No Sektor/SubSektor Usaha

KPJu Skor Terbobot

1 Buah-Buahan Pisang 0,0504 2 Sayuran Melinjo 0,0475 3 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0422 4 Peternakan Ayam Ras/Pedaging 0,0339 5 Perkebunan Kakao 0,0336 6 Perdagangan Pedagang Hasil Pertanian 0,0286 7 Sayuran Cabe Besar 0,0280 8 Peternakan Sapi Potong 0,0272 9 Perkebunan Kopi Robusta 0,0272

10 Buah-Buahan Durian 0,0268

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya adalah 2 komoditi pada subsektor, perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan 1 komoditi masing-masing pada pada subsektor tanaman pangan dan sektor perdagangan. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Pesawaran masih berbasis pada subsektor perkebunan dan subsektor tanaman pangan.

Page 401: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-41

Sektor pertanian khususnya pisang merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek teknologi dan stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan teknis budidaya pisang, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan, serta pelaksanaan program temu bisnis dan promosi produk yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan baik skala regional maupun nasional. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Pesawaran berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-37. Tabel V-37. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pesawaran

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Buah-Buahan Pisang 4,00 4,00 Baik Tinggi Sayuran Melinjo 3,33 3,67 Baik Tinggi Padi Palawija Ubi Kayu 3,83 3,67 Baik Tinggi Peternakan Ayam Ras/Pedaging 3,20 3,50 Baik Tinggi Perkebunan Kakao 3,83 4,00 Baik Tinggi

Perdagangan Pedagang Hasil Pertanian

3,67 3,83 Baik Tinggi

Sayuran Cabe Besar 4,00 4,00 Baik Tinggi Peternakan Sapi Potong 3,00 3,17 Cukup Tinggi Perkebunan Kopi Robusta 3,83 3,83 Baik Tinggi Buah-Buahan Durian 3,50 3,50 Baik Tinggi

Berdasarkan aspek prospek yang disajikan dalam Tabel V-37 maka KPJu Unggulan lintas sektoral mempunyai prospek cukup dan baik, dan potensi tinggi. Seluruh komoditi KPJu lintas sektor antara lain pisang, melinjo, ubi kayu, ayam ras/pedaging, kakao perdagangan hasil pertanian, cabe besar, kpi robusta dan durian memilik prospek baik dan potensi tinggi. Sementara hanya ternak sapi potong yang memiliki prospek cukup dan potensi tinggi. Kabupaten Pesawaran merupakan pemekaran dan Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 10% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi pisang disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Pesawaran adalah sebagai berikut: 1. Pisang : teknologi dan harga 2. Melinjo : tenaga kerja terampil, teknologi 3. Ubi kayu : teknologi dan harga 4. Ayam pedaging :teknologi dan tenaga kerja terampil 5. Kakao : teknologi, manajemen usaha, harga 6. Perdagangan hasil pertanian : harga dan manajemen usaha 7. Cabe besar : ketersediaan pasar dan harga 8. Sapi potong : sarana produksi usaha dan bahan baku 9. Kopi robusta : modal dan sarana produksi usaha 10. Durian : tenaga kerja terampil,sarana produksi usaha, sosial budaya. Perbankan yang berada di Kabupaten Pesawaran dapat memberikan peran dan dukungannya terhadap peningkatan dan pembinaan teknologi produksi dan SDM (tenaga

Page 402: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-42

kerja) KPJu unggulan, melalui kerjasama dengan instansi yang terkait baik dengan dinas ataupun badan penelitian dan perguruan tinggi. Pembinaan peningkatan teknologi dan SDM ini akan mendorong KPJu untuk memperluas usahanya yang akan lebih mendorong peran perbankan dalam pembiayaan ataupun penyertaan modal usaha. Beberapa KPJu unggulan yang terdapat di kabupaten Pesawaran masih memerlukan peran aktif perbankan dalam bantuan modal investasi untuk sarana produksi dan bahan baku ataupun modal kerja untuk produksi.

5.3.10. Kabupaten Pringsewu Hasil analisis dengan menggunakan Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Pringsewu yang disajikan pada Lampiran 10. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kota Metro. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Pringsewu yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 25. Tabel V-38. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Pringsewu

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Peternakan 0,1242 0,1197 0,1122 0,1187 1 Jasa 0,1614 0,1012 0,0914 0,1181 2 Perikanan 0,1098 0,0747 0,1250 0,1033 3 Perindustrian 0,0929 0,1250 0,0890 0,1021 4 Pariwisata 0,0923 0,1139 0,0812 0,0957 5 Perdagangan 0,0821 0,0925 0,0924 0,0890 6 Perkebunan 0,0702 0,0876 0,0846 0,0807 7 Transportasi 0,0932 0,0603 0,0867 0,0802 8 Tanaman Pangan 0,0797 0,0596 0,0954 0,0783 9 Kehutanan 0,0559 0,0858 0,0717 0,0710 10

Berdasarkan hasil FGD tanggal 24 Oktober 2012, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-38. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah sektor Jasa, tujuan penciptaan lapangan kerja adalah subsektor peternakan dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Pringsewu adalah subsektor perikanan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sub sektor usaha Peternakan merupakan prioritas pertama. Sektor/sub sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut peternakan, jasa, perikanan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, perkebunan, transportasi, tanaman pangan, dan kehutanan. Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1),

Page 403: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-43

analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-39. Tabel V-39. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Pringsewu

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No.

Sektor subsektor Usaha Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuram 1 Padi Sawah 0,3961 1 Kacang Panjang 0,1927 2 Kacang Hijau 0,1295 2 Tomat 0,1429 3 Jagung 0,1263 3 Cabe 0,1412 4 Ubi Kayu 0,1033 4 Kangkung 0,1237 5 Kacang Kedelai 0,0926 5 Bayam 0,1015

Buah-Buahan Perkebunan 1 Durian 0,2103 1 Kelapa 0,2161 2 Jambu Biji 0,1624 2 Karet 0,1640 3 Alpukat 0,1353 3 Kakao 0,1337 4 Jeruk Siam 0,1128 4 Tembakau 0,1074 5 Pisang 0,0987 5 Kelapa Sawit 0,0893

Peternakan Perikanan 1 Sapi 0,4164 1 Ikan Gurame 0,3495 2 Ternak Kalkun 0,2461 2 Ikan Lele 0,2990 3 Itik 0,2004 3 Ikan Mas 0,2811 4 Domba 0,0435 4 Nila 0,0704 5 Ayam Potong 0,0399 Perdagangan

Perindustrian

1 Toko Kelontong 0,1549 1 Furniture 0,1745 2 Pedagang Barang Kerajinan 0,1368 2 Tenun / Sulam Tapis 0,1107 3 Pedagang Hasil Pertanian 0,1279 3 Pengolahan Kopra 0,1049

4 Toko Pecah Belah / Alat Dapur 0,1176 4 Penggilingan Padi 0,1047

5 Toko Bangunan 0,1086 5 Bata Merah 0,0896

Jasa Transportasi 1 Jasa Kesehatan 0,1774 1 Angkutan Barang 0,1838 2 Cuci Motor dan Mobil 0,1367 2 AKAP 0,1798 3 Salon 0,1333 3 AKDP 0,1672 4 Jasa Pendidikan 0,1234 4 Angkutan Pedesaan 0,1656 5 Agen Perjalanan Wisata 0,1060 5 Angkutan Kota 0,1582

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-38) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-39). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-40 Pada Tabel V-40 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor peternakan budidaya sapi, subsektor perikanan berupa budidaya ikan kolam gurame, sektor jasa pendidikan dan jasa kesehatan, toko kelontong pada sektor perdagangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-40.

Page 404: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-44

Tabel V-40. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Pringsewu

No Sektor/Sub-Sektor Usaha

KPJu Skor Terbobot

1 Peternakan Sapi 0,0366 2 Perikanan Ikan Gurame 0,0289 3 Jasa Jasa Pendidikan 0,0262 4 Jasa Jasa Kesehatan 0,0258 5 Perdagangan Toko Kelontong 0,0256 6 Padi Palawija Padi Sawah 0,0256 7 Perkebunan Kelapa 0,0246 8 Jasa Salon 0,0237 9 Buah-Buahan Durian 0,0229

10 Perindustrian Furniture 0,0223

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah padi sawah pada subsektor padi palawija, budidaya kelapa pada subsektor perkebunan, salon pada sektor jasa, durian pada subsektor tanaman pangan dan furniture pada sektor perindustrian. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada sektor jasa dan 1 KPJu masing-masing menyebar relative merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kabupaten Pringsewu berbasis pada subsektor tanaman pangan dan jasa. Subsektor peternakan khususnya ternak sapi merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Pringsewu. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek tenaga kerja yang terampil dan manajemen usaha. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan teknis dan manajerial mengenai budidaya sapi yang dilanjutkan dengan program pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Pringsewu berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-41. Seperti dapat dilihat pada tabel V-41 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka peternakan sapi, budidaya ikan kolam gurame, jasa pendidikan, jasa kesehatan, toko kelontong, perkebunan kelapa dan durian merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah budidaya padi sawah, salon dan industri furniture. Enam KPJu lintas sektoral memiliki potensi yang sangat baik dan ke delapan yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi. Sementara dalam penelitian tahun 2007 urutan KPJu lintas sector di Kabupaten Tanggamus adalah kambing, kopi, kakao, ikan air tawar dan sawit. Kabupaten Pringsewu merupakan pemekaran dan Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 20% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi sapi, dan ikan air tawar seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Pringsewu adalah sebagai berikut: 1. Sapi :tenaga kerja terampil, dan manajemen usaha

Page 405: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-45

2. Ikan gurame : tenaga kerja terampil, dan bahan baku 3. Jasa pendidikan : modal dan teknologi 4. Jasa kesehatan : tenaga kerja terampil dan teknologi 5. Toko kelontong : bahan baku dan teknologi 6. Padi sawah : modal dan teknologi 7. Kelapa : modal, bahan baku,sarana produksi usaha 8. Salon : bahan baku, modal, sarana produksi usaha, sosial budaya 9. Durian : ketersediaan pasar dan tenaga kerja terampil 10. Furniture : bahan baku dan manajemen usaha. Tabel V-41. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Pringsewu

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Peternakan Sapi 4,67 4,00 Sangat Baik Tinggi Perikanan Ikan Gurame 4,67 4,00 Sangat Baik Tinggi Jasa Jasa Pendidikan 4,33 4,00 Sangat Baik Tinggi Jasa Jasa Kesehatan 4,83 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi Perdagangan Toko Kelontong 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Padi Sawah 3,67 4,17 Baik Sangat Tinggi Perkebunan Kelapa 4,17 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi Jasa Salon 3,67 4,00 Baik Tinggi Buah-Buahan Durian 4,33 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi Perindustrian Furniture 4,00 4,67 Baik Sangat Tinggi

Peran dan dukungan perbankan di kabupaten Pringsewu terhadap KPJu unggulan dapat dilakukan dengan menerapkan pola-pola pembiayaan dan peyertaan modal yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan manajemen KPJu. Pembinaan secara intensif pengelolaan usaha KPJu yang untuk lebih bankable akan memudahkan pihak perbankan dalam penerapan pola (skim) bantuan kredit untuk KPJu unggulan. Bersama-sama dengan dinas ataupun instansi terkait di Kabupaten Pringsewu, perbankan dapat memberikan dukungan terhadap pembinaan teknologi produksi, SDM dan juga pengelolaan usaha agar kemampuan KPJu akan meningkat yang akan memperluas usahanya serta memiliki daya saing yang tinggi

5.3.11. Kabupaten Mesuji Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Mesuji yang disajikan pada Lampiran 11. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Mesuji. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Mesuji yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 26. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-42. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi,rangka tujuan penciptaan lapangan kerja dan untuk tujuan peningkatan daya saing produk adalah subsektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM

Page 406: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-46

maka sektor usaha Perkebunan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut tanaman pangan, peternakan, perindustrian, perdagangan, kehutanan, transportasi, penggalian, perikanan dan jasa. Tabel V-42. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Mesuji

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perkebunan 0,2263 0,2556 0,2205 0,2340 1 Tanaman Pangan 0,1175 0,1258 0,1085 0,1172 2 Peternakan 0,1046 0,1071 0,1028 0,1048 3 Perindustrian 0,0689 0,0816 0,0777 0,0760 4 Perdagangan 0,0818 0,0642 0,0744 0,0735 5 Kehutanan 0,0709 0,0693 0,0727 0,0710 6 Transportasi 0,0748 0,0583 0,0680 0,0671 7 Penggalian 0,0667 0,0626 0,0705 0,0666 8 Perikanan 0,0653 0,0630 0,0691 0,0658 9 Jasa 0,0626 0,0564 0,0687 0,0626 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-43. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-42) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-43).

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-44. Pada Tabel V-44. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah subsektor perkebunan karet dan kelapa sawit, subsektor tanaman pangan budidaya padi palawija, sayuran dan buah-buahan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-44. Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas subsektor berturut-turut adalah budidaya pisang, pepaya, sektor peternakan budidaya ternak sapi dan subsektor sayuran dengan jenis komoditi bayam. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada subsektor tanaman pangan yaitu padi palawija budidaya padi sawah dan ubi kayu, kelompok sayuran yaitu budidaya ketimun, bayam dan kelompok buah-buahan yaitu budidaya sawo, pisang dan pepaya. 1 KPJu masing-masing menyebar relative merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat bahwa hampir seluruh kegiatan usaha lintas sektor ini bergerak pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan, maka orientasi kegiatan perekonomian di kabupaten Mesuji memiliki basis pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan.

Page 407: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-47

Tabel V-43. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Mesuji

No. Sektor Subsektor Usaha/ Skor-

Terbobot No.

Sektor Subsektor Usaha/ Skor-Terbobot KPJu KPJu

Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,3017 1 Ketimun 0,2630 2 Ubi Kayu 0,1641 2 Bayam 0,1882 3 Jagung 0,1373 3 Kacang Panjang 0,1390 4 Kacang Tanah 0,0958 4 Cabe 0,1368 5 Padi Ladang 0,0830 5 Kangkung 0,0857

Buah-Buahan Peternakan 1 Sawo 0,1791 1 Sapi 0,2166 2 Pisang 0,1776 2 Kambing 0,1465 3 Pepaya 0,1695 3 Ayam Buras 0,1361 4 Jeruk 0,1150 4 Kerbau 0,1339 5 Rambutan 0,1048 5 Itik 0,1115

Perindustrian Perdagangan 1 Sawo 0,1791 1 Counter HP 0,1601 2 Pisang 0,1776 2 Pedagang Baju 0,1332 3 Pepaya 0,1695 3 Pedagang Hasil Pertanian 0,1317 4 Jeruk 0,1150 4 Hasil Perkebunan 0,1236 5 Rambutan 0,1048 5 Perikanan 0,1147

Perkebunan Perikanan 1 Karet 0,3702 1 Budidaya Ikan di Kolam 0,4352 2 Kelapa Sawit 0,3134 2 Penangkapan Ikan di Laut 0,3079 3 Kakao 0,0677 3 Budidaya Ikan di Tambak 0,1780

4 Kelapa Dalam 0,0565 4 Penangkapan Ikan di Perairan Umum

0,0790

5 Kapuk 0,0532

Jasa Transportasi

1 Koperasi Simpan Pinjam 0,1754 1 AKDP 0,2841 2 Koperasi Pertanian 0,1496 2 Angkutan Barang 0,2453 3 Jasa Pendidikan 0,1315 3 Angkutan Pedesaan 0,1400

4 Katering 0,1139 4 Angkutan Sungai dan Danau

0,1279

5 Bengkel Motor 0,1132 5 Ojeg 0,1092

Pariwisata

1 Kolam Pemancingan 0,4459 2 Wisata Budaya 0,3725 3 Wisata Alam 0,1210 4 Wisata Pantai 0,0606

Page 408: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-48

Tabel V-44. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Mesuji

No Sektor/Subsektor Usaha KPJu Skor

Terbobot 1 Perkebunan Karet 0,0805 2 Perkebunan Kelapa Sawit 0,0681 3 Padi Palawija Padi Sawah 0,0362 4 Sayuran Ketimun 0,0303 5 Buah-Buahan Sawo 0,0281 6 Buah-Buahan Pisang 0,0279 7 Buah-Buahan Pepaya 0,0266 8 Peternakan Sapi 0,0244 9 Sayuran Bayam 0,0217

10 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0197

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Mesuji berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-45. Tabel V-45. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Mesuji

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Perkebunan Karet 4,17 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Padi Sawah 3,00 3,00 Cukup Sedang Sayuran Ketimun 3,00 3,00 Cukup Sedang Buah-Buahan Sawo 3,00 3,00 Cukup Sedang Buah-Buahan Pisang 4,50 3,00 Sangat Baik Sedang Buah-Buahan Pepaya 3,00 3,00 Cukup Sedang Peternakan Sapi 4,00 3,83 Baik Tinggi Sayuran Bayam 3,00 3,00 Cukup Sedang Padi Palawija Ubi Kayu 4,00 4,33 Baik Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel V-45, ditinjau dari aspek prospek, maka perkebunan karet, kelapa sawit dan pisang merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek Sangat Baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha ternak sapi dan budidaya ubi kayu. KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah budidaya padi sawah, ketimun, sawo, pepaya dan bayam, akan tetapi ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang sedang. Berdasarkan mesuji dalam angka (2011) areal perkebunan karet rakyat yang seluas 18.172 ha dengan produksi 27.071,75 ton menjadikan perkebunan karet memiliki potensi yang dikatagorikan sangat Tinggi. Perkebunan kelapa sawit dan budidaya ubi kayu memiliki potensi yang sangat baik dan ke enam KPJu unggulan lintas sektoral yang lain saat ini mempunyai potensi sedang. Sektor perkebunan khususnya karet merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Mesuji. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek stabilitas harga. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan program temu bisnis dan promosi/pameran produk yang dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, baik dalam skala regional, nasional maupun internasional dengan mengundang para pengusaha pengusaha calon buyer.

Page 409: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-49

Kabupaten Mesuji merupakan pemekaran dan Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, terdapat 50% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi karet, kelapa sawit, padi sawah, pisang, dan ubi kayu seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Mesuji adalah sebagai berikut: 1. Karet : harga 2. Kelapa sawit : harga dan teknologi 3. Padi sawah : harga, bahan baku dan manajemen usaha 4. Ketimun : tenaga kerja terampil dan modal 5. Sawo : modal dan manajemen usaha 6. Pisang : teknologi dan manajemen usaha 7. Papaya : modal dan tenaga kerja terampil 8. Sapi : harga dan modal 9. Bayam : harga dan bahan baku 10. Ubi kayu : ketersediaan pasar dan teknologi. Selain sebagai sumber pembiayaan dan pendanaan untuk KPJu unggulan kabupaten Mesuji yang banyak didominasi sektor pertanian, perburuan dan kehutanan, perbankan dapat mengambil peran aktif sebagai fasilitator pembinaan manajemen usaha, SDM dan produksi bersama-sama dengan stake holder lainnya. Pengembangan skim pembiayaan perkebunan rakyat akan menjadi salah satu dukungan perbankan kabupaten Mesuji untuk KPJu unggulan. Pola pembiayaan untuk KPJu buah-buahan yang memang memiliki karakteristik berbeda dengan sektor pertanian lainnya menuntut pengembangan skim bantuan kredit yang berbeda, sehingga penggunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan KPJu tersebut.

5.3.12. Kabupaten Tulang Bawang Barat Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang disajikan pada Lampiran 12. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 27. Berdasarkan hasil FGD tanggal 16 Oktober 2012 di Aula Pemda Kabupaten Tulang Bawang Barat, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-46. Pada tabel dapat dilihat bahwa dalam rangka tujuan penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah sebagai berikut: bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah sektor Perdagangan, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja dan untuk tujuan peningkatan daya saing daerah adalah subsektor perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka subsektor usaha Perkebunan menduduki rangking pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah tanaman pangan, peternakan, perdagangan, perikanan, transportasi, perindustrian, kehutanan, jasa dan pariwisata.

Page 410: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-50

Tabel V-46. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perkebunan 0,1186 0,1595 0,1525 0,1434 1 Tanaman Pangan 0,1290 0,1084 0,1271 0,1216 2 Peternakan 0,0910 0,1252 0,0960 0,1039 3 Perdagangan 0,1317 0,0745 0,0813 0,0960 4 Perikanan 0,1125 0,0781 0,0852 0,0920 5 Transportasi 0,1087 0,0747 0,0848 0,0895 6 Perindustrian 0,0870 0,0882 0,0822 0,0858 7 Kehutanan 0,0612 0,0778 0,0751 0,0713 8 Jasa 0,0511 0,0748 0,0735 0,0664 9 Pariwisata 0,0538 0,0726 0,0709 0,0657 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-47. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-46) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-47). Tabel V-47. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten

Tulang Bawang Barat

No. Sektor subsektor Usaha KPJu

Skor-Terbobot

No. Sektor subsektor Usaha KPJu

Skor-Terbobot

Padi dan Palawija Perdagangan 1 Jagung 0,1563 1 Hasil Perkebunan 0,2456 2 Ubi Kayu 0,1446 2 Pedagang Kaki Lima 0,1587 3 Padi Sawah 0,1398 3 Toko Manisan 0,1263 4 Kacang Tanah 0,1262 4 Pedagang Hasil Perikanan 0,1008 5 Padi Tanah Hujan 0,1240 5 Pedagang Baju 0,0767

Perindustrian Perkebunan

1 Konveksi dan Perlengkapannya 0,1586 1 Karet 0,2637

2 Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,1361 2 Kelapa 0,2498

3 Penggilingan Padi 0,1307 3 Kelapa Sawit 0,2195 4 Tahu dan Tempe 0,1094 4 Kopi 0,1753 5 Bordir / Sulaman 0,1043 5 Tebu 0,0917

Peternakan Jasa 1 Kambing 0,2881 1 Jasa Kesehatan 0,1189 2 Sapi 0,2419 2 Jasa Pendidikan 0,1136 3 Ayam Ras/Pedaging 0,1073 3 Rental Mesin/Alat Pertanian 0,1133

Page 411: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-51

No. Sektor subsektor Usaha KPJu

Skor-Terbobot

No. Sektor subsektor Usaha KPJu

Skor-Terbobot

4 Ayam Buras 0,0907 4 Katering 0,1078 5 Itik 0,0902 5 Rental Mobil 0,0994

Transportasi 1 Transportasi Barang 0,2590 2 AKAP 0,2086 3 AKDP 0,1826 4 Ojeg 0,1756 5 Travel 0,1164

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-47. Pada Tabel V-48. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah sektor perdagangan berupa pedagang hasil perkebunan dan pedagang kaki lima, ternak kambing dan sapi pada sektor peternakan, budidaya jagung pada subsektor tanaman pangan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-48.

Tabel V-48. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tulang Bawang Barat

No Sektor/Subsektor Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Perdagangan Hasil Perkebunan 0,0333 2 Peternakan Kambing 0,0293 3 Peternakan Sapi 0,0246 4 Tanaman Pangan Jagung 0,0220 5 Perdagangan Pedagang Kaki Lima 0,0215 6 Perindustrian Konveksi dan Perlengkapannya 0,0213 7 Tanaman Pangan Ubi Kayu 0,0204 8 Tanaman Pangan Padi Sawah 0,0197 9 Perkebunan Karet 0,0189

10 Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,0183

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada subsektor tanaman pangan, 2 KPJu berada pada subsektor peternakan, 2 KPJu berada pada sektor perdagangan dan 2 KPJu berada pada sektor perindustrian. Pada subsektor perkebunan sebanyak 1 KPJu yaitu perkebunan karet. Bila dilihat bahwa perdagangan dan peternakan menempati urutan 5 besar KPJu lintas sektoral. Maka menunjukan bahwa unggulan lintas sektor orientasi kegiatan ekonomi di kabupaten Tulang Bawang Barat berbasis pada sektor pedagangan dan subsektor peternakan. Sektor perdagangan khususnya perdagangan hasil perkebunan merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek teknologi dan manajemen usaha. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan baik teknis dan manajerial, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-49

Page 412: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-52

Tabel V-49. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Perdagangan Hasil Perkebunan 4,17 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Peternakan Kambing 3,00 3,17 Cukup Tinggi Peternakan Sapi 4,00 4,00 Baik Tinggi Tanaman Pangan

Jagung 3,00 3,00 Cukup Sedang

Perdagangan Pedagang Kaki Lima

3,00 3,00 Cukup Sedang

Perindustrian Konveksi dan Perlengkapannya

4,50 3,00 Sangat Baik Sedang

Tanaman Pangan

Ubi Kayu 3,67 4,00 Baik Tinggi

Tanaman Pangan

Padi Sawah 3,00 3,00 Cukup Sedang

Perkebunan Karet 5,00 5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi

Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 4,00 4,33 Baik Sangat Tinggi

Seperti dapat dilihat pada tabel V- 49 di atas, ditinjau dari aspek prospek, maka pedagang hasil perkebunan merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah usaha budidaya ternak sapi, ubi kayu dan industri krupuk,kripik dan peyek. KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah budidaya ternak kambing, budidaya jagung, pedagang kaki lima dan budi daya padi sawah, akan tetapi ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang sedang. Berdasarkan Tulang Bawang Barat dalam angka (2011) luas areal tanaman padi sawah 14.189 ha dengan produksi 90.000,83 ton/ha luas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat menjadikan usaha budidaya padi sawah memiliki potensi yang dikatagorikan sedang, sedangkan KPJu ubi kayu luas areal 30.362 ha dengan produksi 741.480 ton/ha potensinya tinggi dan karet dengan produksi 7.749.43 ton/ha dengan potensi sangat tinggi. Industri krupuk kripik dan peyek memiliki potensi yang tinggi karena ketersediaan bahan baku yang sangat tinggi di kabupaten Tulang Bawang Barat terutama kripik singkong. Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan pemekaran dan Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 40% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi sapi, jagung, ubi kayu dan karet seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah sebagai berikut: 1. Perdagangan hasil perkebunan : teknologi dan manajemen usaha 2. Kambing : bahan baku dan teknologi 3. Sapi : tenaga kerja terampil dan sarana produksi usaha 4. Jagung : tenaga kerja terampil dan sarana produksi usaha 5. Pedagang kaki lima : sarana produksi usaha dan harga 6. Konveksi dan perlengkapannya : sarana produksi usaha dan ketersediaan pasar 7. Ubi kayu : tenaga kerja terampil dan sosial budaya 8. Padi sawah : tenaga kerja terampil dan bahan baku 9. Karet : sertifikasi lahan 10. Kerupuk, keripik dan peyek : modal dan sarana produksi usaha.

Page 413: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-53

Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai kabupaten baru banyak memerlukan pernanan para pihak, salah satunya adalah perbankan sebagai sumber pembiayaan KPJu unggulan. Pembinaan KPJu mengenai pengelolaan usaha, produksi dan SDM dapat dilakukan oleh pihak perbankan yang dibantu oleh para pihak lainnya agar KPJu memiliki kemampuan manajemen usaha yang lebih baik. Beberapa KPJu unggulan kabupaten Tulang Bawang Barat pada sektor industri pengolahan membutuhkan kredit investasi yang digunakan untuk pengadaan bahan baku dan juga sarana proses produksi lainnya. Kebutuhan ini membutuhkan peran besar perbankan untuk dapat mendukungnya dengan mengembangkan pola pembiayaan yang cukup menarik untuk pengembangan KPJu unggulan di sektor tersebut.

5.3.13. Kota Bandar Lampung Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung yang disajikan pada Lampiran13. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kota Bandar Lampung. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kota Bandar Lampung yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 28. Berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bandar Lampung, maka analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-50. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, adalah sektor perdagangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sektor jasa dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kota Bandar Lampung adalah subsektor perikanan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha perdagangan merupakan prioritas pertama. Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perdagangan, jasa, tanaman pangan, perindustrian, perikanan, pariwisata, transportasi, perkebunan, peternakan, penggalian. Tabel V-50. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kota Bandar Lampung

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perdagangan 0,1552 0,0908 0,0946 0,1137 1 Jasa 0,0935 0,1364 0,1074 0,1123 2 Tanaman Pangan 0,1218 0,0950 0,1000 0,1057 3 Perindustrian 0,1045 0,1070 0,1025 0,1047 4 Perikanan 0,0826 0,0883 0,1141 0,0950 5 Pariwisata 0,0869 0,1095 0,0814 0,0925 6 Transportasi 0,1060 0,0791 0,0866 0,0906 7 Perkebunan 0,0721 0,0898 0,0953 0,0857 8 Peternakan 0,0723 0,0931 0,0762 0,0804 9 Penggalian 0,0626 0,0584 0,0732 0,0648 10

Page 414: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-54

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-51. Tabel V-51. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota Bandar

Lampung

No. Sektor Subsektor Usaha/ Skor-

Terbobot No. Sektor Subsektor Usaha/ Skor-

Terbobot KPJu KPJu Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,3470 1 Cabai 0,1760 2 Jagung 0,1874 2 Jamur 0,1442 3 Padi Ladang 0,1120 3 Kacang Panjang 0,1409 4 Kacang Kedelai 0,1100 4 Tomat 0,1034 5 Ubi Kayu 0,0994 5 Sawi 0,0958

Buah Perkebunan 1 Nenas 0,1601 1 Kopi 0,2308 2 Jeruk 0,1332 2 Aren 0,1709 3 Salak 0,1317 3 Jahe 0,1700 4 Durian 0,1236 4 Kakao 0,1250 5 Sawo 0,1147 5 Kelapa Dalam 0,1168

Peternakan

Perikanan

1 Ayam Ras 0,2809 1 Perikanan Laut (Budidaya) 0,3372 2 Sapi 0,2414 2 Perikanan Sungai 0,3073 3 Itik 0,1376 3 Budidaya Ikan Kolam 0,1900 4 Ayam Buras 0,1335 4 Penagkapan Ikan di Laut 0,1655 5 Kambing 0,1319

Perindustrian Perdagangan 1 Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,1672 1 Toko Barang Elektonik 0,1457 2 Kain Tenun Ikat 0,1384 2 Toko Kelontong 0,1383 3 Furnitur dari Kayu 0,1163 3 Pedagang Hasil Pertanian 0,1174 4 Produk Ikan dan Olahanya 0,1100 4 Rumah makan 0,1157

5 Konveksi dan Perlengkapannya 0,0996 5 Pedagang Barang Kerajinan 0,0921

Jasa Transportasi 1 Jasa Pendidikan 0,1736 1 Angkutan Barang 0,2075 2 Jasa Kesehatan 0,1729 2 Travel 0,1711 3 Koperasi Pasar 0,0975 3 AKAP 0,1634 4 Koperasi Simpan Pinjam 0,0974 4 Angkutan Pedesaan 0,1432 5 Bengkel Motor 0,0919 5 AKDP 0,1325

Pariwisata 1 Hotel Berbintang 0,3053 2 Agen Perjalanan Wisata 0,1626 3 Wisata Pantai 0,1324 4 Wisata Tirta (kolam renang) 0,1233 5 Wisata Budaya 0,1079

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-50) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-51).

Page 415: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-55

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-52. Pada Tabel V-52. dapat dilihat bahwa dari 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha industri krupuk kripik dan peyek, padi sawah, sayuran cabai, jasa pendidikan dan kesehatan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-52. Tabel V-52. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Bandar Lampung

No Sektor/SubSektor Usaha KPJu Skor Terbobot

1 Jasa Jasa Pendidikan 0,0308 2 Jasa Jasa Kesehatan 0,0307 3 Padi Palawija Padi Sawah 0,0300 4 Sayuran Cabai 0,0282 5 Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,0277 6 Perindustrian Kain Tenun Ikat 0,0275 7 Perdagangan Toko Barang Elektonik 0,0272 8 Perdagangan Toko Kelontong 0,0258 9 Buah-Buahan Nenas 0,0255

10 Pariwisata Hotel Berbintang 0,0233

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya adalah 2 komoditi pada subsektor perdagangan, perindustrian dan jasa dan 1 komoditi masing-masing pada kelompok sayuran, buah dan sektor pariwisata. Bila dilihat dari komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Bandar Lampung masih berbasis pada sektor perdagangan, jasa dan perindustrian.

Sektor jasa khususnya jasa pendidikan merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah bahan baku dan modal. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan program penyaluran kredit bunga rendah untuk UMKM bidang jasa pendidikan dan dan diiringi dengan bantuan pengembangan sarana prasarana tempat kursus. Selain itu program PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan) dari pihak BUMN juga disarankan untuk diakses dlam rangka mendukung UMKM bidang jasa pendidikan. Program Kemitraan diperuntukkan untuk kredit bunga rendah dan bergulir, sementara program Bina Lingkungan dapat berupa pembangunan sarana parasaran pendidikan yang dapat dilakukan secara hibah tergantung kebijakan ataupun peratutan dari BUMN yang terlibat.

Kedudukan kpju unggulan lintas sektor di kota bandar lampung berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-53. Seperti dapat dilihat pada tabel V-53 di bawah, ditinjau dari aspek prospek, maka sektor jasa yaitu jasa pendidikan dan kesehatan serta industri kerupuk keripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah industri kain tenun ikat, toko barang elektronik, toko kelontong dan hotel berbintang, KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah budidaya padi sawah, cabai dan nanas ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang sedang. KPJu jasa kesehatan, pendidikan dan industri krupuk, kripik dan peyek saat

Page 416: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-56

ini potensinya sangat baik dan ke lima KPJu unggulan lintas sektoral yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi, sedangkan tiga KPJu lainya memiliki portensi yang sedang. Tabel V-53. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Bandar Lampung

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Jasa Jasa Pendidikan 4,17 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi Jasa Jasa Kesehatan 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi Padi Palawija Padi Sawah 3,00 3,00 Cukup Sedang Sayuran Cabai 3,00 3,00 Cukup Sedang

Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 5,00 5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi

Perindustrian Kain Tenun Ikat 3,83 3,83 Baik Tinggi

Perdagangan Toko Barang Elektonik

4,00 4,00 Baik Tinggi

Perdagangan Toko Kelontong 4,00 3,83 Baik Tinggi Buah-Buahan Nenas 3,00 3,00 Cukup Sedang Pariwisata Hotel Berbintang 4,00 4,00 Baik Tinggi

Berdasarkan penelitian yang KPJu yang dilakukan pada tahun 2007 menempatkan pariwisata dalam urutan pertama sebagai komoditi unggulan lintas sektor, diikuti komoditi industri makanan olahan, kerajinan tenun, AKAP dan pedagang kecil. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor di Kota Bandar Lampung adalah jasa pendidikan, diikuti dengan jasa kesehatan, padi sawah, cabai dan industri kerupuk/keripik. Namun berdasarkan peninjauan terhadap aspek prospek dan potensi, tiga komoditas yang memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi adalah jasa pendidikan, jasa kesehatan dan industry kerupuk/keripik sehingga layak untuk dikembangkan. Sementara komoditi padi sawah dan cabai memiliki prospek cukup dan potensi sedang. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi makanan olahan, kerajinan tenun, dan pariwisata (hotel berbintang) seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 1. Jasa pendidikan : bahan baku dan modal 2. Jasa kesehatan :tenaga kerja terampil dan bahan baku 3. Padi sawah : teknologi dan manajemen usaha 4. Cabe : sosial budaya dan modal 5. Kerupuk, keripik dan peyek : manajemen usaha dan bahan baku 6. Kain Tenun Ikat : sarana produksi usaha, sosisal budaya, tenaga kerja terampil 7. Toko Barang Elektonik : teknologi dan sosial budaya 8. Took kelontong : tenaga kerja terampil, sosisl budaya dan harga 9. Nenas : bahan baku dan ketersediaan pasar 10. Hotel berbintang : manajemen hotel dan teknologi.

Peranan perbankan di Kota Bandar Lampung melaui pemberian bantuan kredit UMKM termasuk yang terbesar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Propinsi Lampung. Sektor perdagangan menempati sekitar 50% penyaluran bantuan kredit UMKM, disusul oleh sektor indistri pengolahan sebesar 8,7%, sektor jasa 7,4%, dan sektor pertanian, perburuan, dan kehutaan dan sektor perikanan sekitar 6-6.5%. Peran ini sangat besar terhadap KPJu unggulan, dimana sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang memiliki KPJu yang

Page 417: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-57

diunggulkan untuk Kota Bandar Lampung. Dukungan perbankan diharapkan kepada pembinaan manajemen usaha, sumberdaya Manusia, dan produksi agar KPJu unggulan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta jangkauan pasar, yang akhirya dapat meningkatkan skala produksi yang lebih tinggi. Peningkatan skala usaha ini akan berkontribusi positif terhadap peranan nyata perbankan terhadap pembiayaan dan pendanaannya. Dukungan bantuan modal untuk investasi dari pihak perbankan akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan KPJu bidang industri pengolahan dan jasa dalam mendapatkan sarana produksi dan bahan baku yang dibutuhkan

5.3.14. Kota Metro Hasil analisis dengan menggunakan Metode Bayes dan berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya (Tabel V-1) menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kota Metro yang disajikan pada Lampiran 14. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kota Metro. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kota Metro yang mempunyai nilai skor tertinggi, seperti disajikan pada Lampiran 29.

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel V-54. Pada tabel dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi adalah subsektor tanaman pangan, untuk tujuan penciptaan lapangan kerja dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kota Metro adalah sektor jasa, dan untuk tujuan peningkatan daya saing produk adalah sektor perindustrian. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha Perdagangan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah jasa, perindustrian, tanaman pangan, peternakan, perikanan, transportasi pariwisata, penggalian dan kehutanan. Tabel V-54. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek

Tujuan dan Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kota Metro

Sektor/Subsektor Usaha

Tujuan (Skor Terbobot) Skor

Terbobot Gabungan

Rangking Pertumbuhan Ekonomi (0,3359)

Penciptaan Lapangan

Kerja (0,3294)

Peningkatan Daya Saing

Produk (0,3347)

Perdagangan 0,1412 0,1722 0,1355 0,1495 1 Jasa 0,1418 0,1817 0,0989 0,1406 2 Perindustrian 0,0817 0,1631 0,1470 0,1304 3 Tanaman Pangan 0,1516 0,0898 0,1380 0,1267 4 Peternakan 0,0958 0,0902 0,1028 0,0963 5 Perikanan 0,0838 0,0685 0,1115 0,0880 6 Transportasi 0,0795 0,0901 0,0940 0,0878 7 Pariwisata 0,0555 0,0583 0,0583 0,0574 8 Penggalian 0,0585 0,0339 0,0464 0,0463 9 Kehutanan 0,0682 0,0206 0,0284 0,0392 10

Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya (Tabel V-1),

Page 418: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-58

analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel V-55. Tabel V-55. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kota Metro

No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot No. Sektor subsektor Usaha Skor-

Terbobot KPJu KPJu Padi dan Palawija Sayuran 1 Padi Sawah 0,2551 1 Cabai 0,1452 2 Kacang Kedelai 0,2365 2 Kangkung 0,1428 3 Kacang Hijau 0,2187 3 Bawang Daun 0,1346 4 Jagung 0,1047 4 Sawi 0,1274 5 Kacang Tanah 0,0639 5 Tomat 0,1244

Buah-Buahan Peternakan 1 Pisang 0,2044 1 Sapi 0,3218 2 Duku 0,1123 2 Kambing 0,1566 3 Rambutan 0,1043 3 Kerbau 0,1242 4 Mangga 0,0989 4 Domba 0,1099 5 Nangka 0,0967 5 Burung Puyuh 0,1085

Perindustrian Perikanan

1 Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,2273 1

Budidaya Ikan di Kolam : Lele 0,3847

2 Abon Lele 0,1395 2 Budidaya Ikan di Kolam : Patin 0,3162

3 Tahu dan Tempe 0,1143 3 Budidaya Ikan di Kolam : Mas 0,1829

4 Bordir / Sulaman 0,1016 4 Budidaya Ikan di Kolam : Mujaer 0,1163

5 Kerajinan dan Ukiran Kayu 0,0911 Perdagangan Jasa

1 Pedagang Barang Kerajinan 0,1196 1 Rumah Kosan 0,1372

2 Perikanan 0,1180 2 Jasa Pendidikan 0,1203 3 Toko Barang Elektonik 0,1114 3 Koperasi Simpan Pinjam 0,1146 4 Hotel Melati 0,1092 4 Bengkel Motor 0,1041 5 Toko Kelontong 0,0986 5 Warnet 0,0997

Transportasi 1 Angkutan Kota 0,2589 2 Angkutan Pedesaan 0,2222 3 Angkutan Barang 0,1603 4 AKDP 0,1528 5 Travel 0,1064

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel V-54) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel V-55). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel V-56. Pada Tabel V-56. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah sektor perindustrian berupa industri kripik, krupuk dan peyek, subsektor buah-buahan budidaya

Page 419: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-59

pisang, counter HP pada sektor perdagangan, rumah kost-kosan pada sektor jasa, ternak sapi pada subsektor peternakan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel V-56. Tabel V-56. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor Kota Metro

No Sektor/Subsektor

Usaha KPJu Skor

Terbobot 1 Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 4,50 2 Buah-Buahan Pisang 4,67 3 Perdagangan Counter HP 4,17 4 Jasa Rumah Kosan 3,83 5 Peternakan Sapi 4,00 6 Padi Palawija Padi Sawah 4,50 7 Jasa Jasa Pendidikan 4,00 8 Perdagangan Pedagang Barang Kerajinan 4,33 9 Perdagangan Perikanan 4,17

10 Jasa Koperasi Simpan Pinjam 4,50

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah budidaya padi sawah pada subsektor tanaman pangan, jasa pendidikan dan koperasi simpan pinjam pasa sektor jasa, pedagang barang elektronik, pedagang barang kerajinan dan pedagang hasil perikanan pada sektor perdagangan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada sektor perdagangan dan 1 KPJu masing-masing menyebar relatif merata pada sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat bahwa 3 KPJu merupakan bagian usaha dari sektor perdagangan, maka terpilihnya KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Metro berbasis pada sektor perdagangan. Sektor perindustrian khususnya industri kerupuk, keripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Metro. Berdasarkan hasil survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek teknologi dan manajemen usaha. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan teknis dan manajerial tentang teknologi proses pengolahan penganan aneka kerupuk beserta turunannya dan manajemen usaha, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Metro berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel V-57. Seperti dapat dilihat pada Tabel V-57, ditinjau dari aspek prospek, maka KPJu unggulan lintas sektoral mempunyai prospek baik dan sangat baik, prospek yang sangat baik dan potensi yang sangat tinggi di Kota Metro adalah industri olahan pangan seperti kerupuk, keripik dan peyek; agribisnis pisang; penyewaan rumah kost dan peternakan sapi. Hal ini disebabkan Metro adalah kota yang berkembang dan didukung oleh ketersediaan areal dan masyarakat pertanian. Kota membutuhkan bahan baku untuk kebutuhan masyarakatnya. Bahan baku disediakan oleh masyarakat di pedesaan. Hubungan sinergis mutualistik antara kota dan desa seprti ini sangat baik karena saling memberikan keuntungan. Di masa yang akan datang bisa bekembang jenis-jenis usaha lain sesuai dengan perkembangan Kota Metro. Pemerintah dan instransi terkait perlu terus mendorong agar terus tumbuh kota Metro menjadi kota yang

Page 420: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-60

maju dengan mengarahkan pembangunan menjadi daerah industri dan wisata berbasis pertanian. Tabel V-57. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro

Sektor/ Subsektor

KPJu Unggulan Lintas Sektor

Rata-rata Skor Katagori Prospek Potensi Prospek Potensi

Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek

4,50 4,50 Sangat Baik Sangat Tinggi

Buah-Buahan Pisang 4,67 4,83 Sangat Baik Sangat Tinggi

Perdagangan Counter HP 4,17 4,17 Sangat Baik Sangat Tinggi

Jasa Rumah Kosan 3,83 4,17 Baik Sangat Tinggi

Peternakan Sapi 4,00 4,33 Baik Sangat Tinggi

Padi Palawija Padi Sawah 4,50 4,33 Sangat Baik Sangat Tinggi

Jasa Jasa Pendidikan 4,00 3,67 Baik Tinggi

Perdagangan Pedagang Barang Kerajinan 4,33 3,50 Sangat Baik Tinggi

Perdagangan Perikanan 4,17 3,50 Sangat Baik Tinggi

Jasa Koperasi Simpan Pinjam 4,50 4,00 Sangat Baik Tinggi

Berdasarkan penelitian yang KPJu yang dilakukan pada tahun 2007 menempatkan padi dalam urutan pertama sebagai komoditi unggulan lintas sektor, diikuti komoditi sapi, industri makanan olahan, ikan lele dan peg sarana pertanian. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, dimana urutan pertama komoditi unggulan lintas sektor di Kota Metro adalah industri kerupuk/keripik, diikuti dengan pisang, perdagangan HP, rumah kosan dan sapi. Namun berdasarkan peninjauan terhadap aspek prospek dan potensi, tiga komoditas yang memiliki prospek sangat baik dan potensi sangat tinggi adalah industri kerupuk/keripik, pisang dan padi sawah sehingga layak untuk dikembangkan. Bergesernya urutan komoditi unggulan lintas sektor ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan arah perkenomian masyarakat dari rural menjadi masrakat urban, sehingga sektor ekonomi mengalami perubahan arah dari pertanian industri dan perdagangan. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007, hanya 30% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu komoditi api, padi sawah, dan perikanan kolam seperti disajikan dalam Lampiran 30. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan KPJu di Kota Metro adalah sebagai berikut: 1. Kerupuk, keripik dan peyek : teknologi dan manajemen usaha 2. Pisang : modal dan harga 3. Counter HP : teknologi dan manajemen usaha 4. Rumah kost-an : harga dan tenaga kerja terampil 5. Sapi : harga dan manajemen usaha 6. Padi sawah : tenaga kerja terampil dan teknologi 7. Jasa pendidikan : sarana produksi usaha dan harga 8. Pedagang barang kerajinan : modal dan harga 9. Perdagangan perikanan : bahan baku, modal dan sosial budaya 10. Koperasi simpan pinjam : harga, bahan baku dan tenaga kerja terampil.

Page 421: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

V-61

Peranan perbankan kota Metro terhadap KPJu unggulan diharapkan dapat memberikan pembinaan pengelolaan usaha, peningkatan SDM dan perbaikan teknologi produksi, yang berkerjasama dengan instansi terkait. Kantor BI Lampung pada bulan November 2012 mencatat bantuan kredit UMKM yang disalurkan pada kota Metro banyak diperuntukkan sektor Perdagangan sebesar 50%. Pada sektor ini ada 2 KPJu yang diunggulkan, sehingga peyaluran ini telah memberikan sumbangan positif untuk peningkatan KPJu unggulan. Sedangkan untuk sektor lainnya sekitar 17% untuk sektor pertanian, perburuan dan kehutanan, 8% untuk sektor industri pengolahan dan hanya sekitar 0,6% untuk sektor jasa. Dukungan perbankan sebagai sumber pembiayaan untuk modal investasi sangat dibutuhkan untuk beberapa KPJu yang bergerak dibidang industri ataupun jasa. Adanya pola (skim) yang sesuai dengan karakteistik KPJu unggulan akan memudahkan peningkatan penyerapan modal perbankan untuk KPJu, sehingga pengembangan KPJu unggulan Kota Metro dapat diwujudkan.

Page 422: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 423: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 424: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 425: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-1

BAB VI ANALISIS KPJu UNGGULAN UMKM 6.1. PENETAPAN KPJU UNGGULAN TINGKAT PROVINSI KPJu unggulan tingkat provinsi terdiri dari KPJu unggulan per sektor ekonomi dan KPJu unggulan lintas sektor. Penetapan KPJu unggulan tersebut, sesuai dengan metode penelitian yang telah dikemukakan merupakan agregasi dari KPJu unggulan per sektor dan lintas sektor tingkat kabupaten/kota tersebut yang ditetapkan dengan menggunakan metode Borda. Tabel VI-1. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan

KPJu Unggulan di Provinsi Lampung No. Aspek Bobot 1 Tujuan Penetapan KPJu Unggulan 1.1. Pertumbuhan ekonomi 0,3359 1.2. Peningkatan daya saing produk/daerah 0,3347 1.3. Penciptaan lapangan kerja 0,3294 2. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kecamatan 2.1. Pasar/pemasaran produk 0,3545 2.2. Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha 0,2573 2.3. Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan 0,2090 2.4. Jumlah unit usaha, rumah tangga usaha, produksi, luas areal atau

populasi KPJu yang ada 0,1792

3. Kriteria Penetapan KPJu Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota 3.1 Ketersediaan pasar 0,1633 3.2. Tenaga kerja trampil 0,1067 3.3. Penyerapan tenaga kerja 0,1063 3.4. Harga / nilai tambah 0,1044 3.5. Manajemen usaha 0,0907 3.6 Teknologi 0,0906 3.7. Sarana produksi / usaha 0,0829 3.8. Bahan baku 0,0776 3.9 Modal 0,0637 3.10. Sumbangan terhadap perekonomian 0,0626 3.11 Sosial budaya 0,0511 Hasil KPJu unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh tujuan dari penetapan KPJu unggulan UMKM, yaitu : (a) penciptaan lapangan kerja, (b) pertumbuhan ekonomi daerah, dan (c) peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh keseragaman dan konsistensi dalam proses penetapan KPJu unggulan, maka bobot setiap tujuan dan bobot setiap kriteria yang digunakan pada semua kabupaten/kota adalah sama. Adapun bobot 3 (tiga) pada sektor ekonomi pada tingkat provinsi berdasarkan tujuan dan bobot 11 (sebelas) kriteria yang

Bab 6

Page 426: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-2

digunakan secara berurutan berdasarkan nilai skor-terbobot pada setiap aspek ekonomi disajikan pada Tabel VI-1. Berdasarkan hasil KPJu unggulan per sektor di setiap kabupaten/kota, rangking pertama KPJu unggulan per sektor/subsektor pada tingkat provinsi adalah sebagai berikut : usaha budidaya padi sawah (padi dan palawija), usaha budidaya cabe (sayuran), usaha budidaya pisang (buah-buahan), usaha budidaya karet (perkebunan), usaha budidaya sapi (peternakan), usaha budidaya ikan kolam (perikanan), usaha budidaya damar (kehutanan), penggalian pasir (penggalian), industri kripik, kerupuk dan peyek (perindustrian), usaha toko kelontong (perdagangan), wisata alam (pariwisata), jasa koperasi kesehatan (jasa) dan jasa truk angkutan (transportasi). Adapun 5 (lima) KPJu unggulan secara berurutan berdasarkan nilai skor-terbobot pada setiap sektor/subsektor ekonomi disajikan pada Tabel VI-2. Tabel VI-2. KPJu Unggulan per Sektor Tingkat Provinsi Lampung

Rank Sektor-Subsektor Usaha / KPJu

Skor Terbobot

Rank Sektor-Subsektor

Usaha/ KPJu Skor

Terbobot Padi dan Palawija Sayuran

1 Padi Sawah 16,1817 1 Cabe 8,7103 2 Ubi Kayu 7,9412 2 Kacang Panjang 3,8999 3 Jagung 6,4434 3 Ketimun 3,5773 4 Kacang Hijau 2,2051 4 Tomat 3,1800 5 Padi Ladang 1,7263 5 Kangkung 2,6117

Buah-Buahan Perkebunan 1 Pisang 9,4436 1 Karet 6,5154 2 Nanas 4,5173 2 Kopi Robusta 6,0651 3 Durian 2,7214 3 Kelapa Sawit 4,9184 4 Mangga 2,2955 4 Kelapa 4,7077 5 Pepaya 1,5894 5 Kakao 2,8334 Peternakan Perikanan 1 Sapi 9,6827 1

Budidaya Ikan di Kolam 7,6243

2 Kambing 5,8781 2 Budidaya Udang 3,2930

3 Ayam Ras Pedaging 4,3868 3 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 3,2730

4 Ayam Buras 2,6464 4 Penangkapan Ikan di Laut 3,2277

5 Itik 2,5121 5 Budidaya Rumput Laut 3,2200

Kehutanan Penggalian 1 Damar 1,2595 1 Pasir 1,3806 2 Rotan 0,9049 2 Pasir Besi 1,0473 3 Hutan Rakyat (Sengon) 0,5975 3 Marmer 0,7610 4 Madu 0,3406 4 Kapur 0,4604 5 Gaharu 0,1000 5 Tanah liat 0,1861

Perindustrian Perdagangan

1 Kerupuk, Keripik dan Peyek 4,8102 1 Toko Kelontong 4,7753

2 Tahu dan Tempe 3,5734 2 Hasil Perkebunan 4,4445

3 Penggilingan Padi 2,2043 3 Pedagang Hasil Pertanian 4,0575

4 Furnitur dari Kayu 2,0325

4 Pedagang Hasil Peternakan

2,5913

Page 427: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-3

Rank Sektor-Subsektor Usaha / KPJu

Skor Terbobot

Rank Sektor-Subsektor

Usaha/ KPJu Skor

Terbobot

5 Pengolahan Kopi 1,9001

5 Pedagang Hasil Perikanan

2,3949

Pariwisata

Jasa 1 Wisata Alam 9,0457 1 Jasa Kesehatan 8,4210 2 Wisata Pantai 5,4384 2 Jasa Pendidikan 7,1380 3 Wisata Budaya 3,4436 3 Bengkel Motor 2,5801

4 Kolam Pemancingan 3,1683

4 Rental Mesin/Alat Pertanian

1,6748

5 Hotel Berbintang 1,8454 5 Koperasi Simpan Pinjam 1,6352

Transportasi 1 Truk Barang 11,2552

2 AKDP 7,2910 3 Angkutan Pedesaan 6,5825 4 Angkutan Kota 3,6292 5 Ojeg 3,0096

KPJu Unggulan lintas sektor di tingkat provinsi merupakan hasil agregasi KPJu lintas sektor pada setiap kabupaten/kota, yang mencakup 131 KPJu 13 sektor/subsektor. Dengan metoda Borda, maka hasil nilai skor-terbobot dan urutan 10 (sepuluh) KPJu dengan skor terbobot tertinggi sebagai KPJu unggulan lintas sektor di tingkat Provinsi Lampung adalah : usaha budidaya padi sawah, usaha budidaya pisang, usaha budidaya karet, usaha budidaya kopi robusta, usaha budidaya ubi kayu, usaha budidaya ternak sapi, usaha budidaya ikan di kolam, usaha budidaya kelapa sawit, usaha perdagangan toko kelontong dan usaha industri krupuk, kripik dan peyek. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan 10 KPJu lintas sektor berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel VI-3. Berdasarkan urutan ke 10 KPJu lintas sektor seperti tertuang pada Tabel VI-3 maka 30% dari total KPJu didominasi masing-masing oleh sektor perkebunan (karet, kopi, dan kelapa) dan tanaman pangan 30% sektor perdagangan, peternakan, perikanan dan industri masing masing 10%. Urutan 10 KPJu lintas sektor Provinsi Lampung tahun 2012 adalah padi sawah, pisang, karet, kopi robusta, ubi kayu, ternak sapi, budidaya kolam air tawar, kelapa sawit, toko kelontong, serta kerupuk, keripik dan peyek. Penelitian KPJu tahun 2007 KPJu unggulan lintas sektor di Provinsi Lampung berturut-turut adalah karet, sawit, padi, ketela pohon, jagung, kopi, sapi, kakao, kelapa dalam dan kawasan pariwisata. Berdasarkan penelitian tersebut, maka terdapat sebanyak 60% KPJu di tahun 2007 yang masih menjadi KPJu unggulan di tahun 2012 yaitu padi sawah, karet, kopi, ubi kayu, sapi dan kelapa sawit. Apabila dilihat dari seluruh jenis KPJu lintas sektor setiap kabupaten/kota se-Provinsi Lampung (131 KPJu) didominasi 4 sektor utama, dimana 53 KPJu atau 40,46% dari total KPJu lintas sektor merupakan kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan (padi palawija 16,03%, sayuran 10,69%, buah-buahan 13,74%), kemudian subsektor perkebunan sebanyak 21 KPJu (16,03%) dan sektor perdagangan sebanyak 18 KPJu (13,74%). Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel VI-4.

Page 428: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-4

Tabel VI-3. KPJu Unggulan Lintas Sektor Tingkat Provinsi, Menurut Urutan Nilai Skor Terbobot atau Urutan Unggulan Provinsi Lampung

Rangking Sektor/Subsektor KPJU Bobot

1 Padi Palawija Padi Sawah 0,0680 2 Buah-Buahan Pisang 0,0396 3 Perkebunan Karet 0,0378 4 Perkebunan Kopi Robusta 0,0370 5 Padi Palawija Ubi Kayu 0,0332 6 Peternakan Sapi 0,0315 7 Perikanan Budidaya Ikan di Kolam 0,0303 8 Perkebunan Kelapa Sawit 0,0302 9 Perdagangan Toko Kelontong 0,0300 10 Perindustrian Kerupuk, Keripik dan Peyek 0,0295 11 Perkebunan Kelapa 0,0293 12 Perdagangan Hasil Perkebunan 0,0279 13 Sayuran Cabe 0,0256 14 Padi Palawija Jagung 0,0256 15 Perdagangan Pedagang Hasil Pertanian 0,0255 16 Jasa Jasa Kesehatan 0,0220 17 Perindustrian Tahu dan Tempe 0,0208 18 Peternakan Kambing 0,0191 19 Buah-Buahan Nanas 0,0189 20 Jasa Jasa Pendidikan 0,0187

Tabel VI-4. Rekapitulasi Kontribusi Sektor/Subsektor Usaha Dalam Pembentukan KPJu

Unggulan UMKM di Provinsi Lampung No Sektor/Subsektor Usaha Jumlah KPJu Persen (%)

1 Padi Palawija 21 16,03 2 Sayuran 14 10,69 3 Buah-Buahan 18 13,74 4 Perkebunan 21 16,03 5 Peternakan 11 8,40 6 Perikanan 4 3,05 7 Kehutanan 0 0,00 8 Penggalian 0 0,00 9 Industri 12 9,16

10 Perdagangan 18 13,74 11 Pariwisata 3 2,29 12 Jasa-Jasa 8 6,11 13 Transportasi 1 0,76

Jumlah 131 100,00 Apabila dikelompokkan menurut tiga sektor, yaitu sektor pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, dan hutan, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan hotel dan restoran, maka dari 103 KPJu lintas sektor 67,94% merupakan sektor pertanian, 9,16% merupakan sektor industri pengolahan, dan 2,14% merupakan sektor perdagangan, jasa dan pariwisata.

Page 429: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-5

Hal ini berkesesuaian dengan kontribusi ke tiga sektor utama tersebut dalam pembentukan PDRB Provinsi Lampung. Dalam kurun waktu 2007-2011 perekonomian Lampung digerakkan oleh tiga sektor ekonomi utama, yakni sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Jika dibandingkan, kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB tahun 2007 dan tahun 2011 tidak mengalami pergeseran yang signifikan. Sektor pertanian tetap merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDRB (36,05%) dan berturut-turut diikuti oleh sektor industri pengolahan (16,01%), perdagangan, hotel dan restoran (15,91%) dan sektor pengangkutan/komunikasi (11,47%). sebaliknya sektor listrik, gas dan air bersih memberikan sumbangan terkecil (1%). Apabila dilihat dari seluruh jenis KPJu lintas sektor tingkat provinsi adalah bagian usaha dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perindustrian, perikanan dan peternakan maka terpilihnya KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung berbasis pada subsektor perkebunan, subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan, sektor perindustrian dan sektor perikanan. Peranan perbankan terhadap KPJu lintas sektor Provinsi Lampung terlihat dari bantuan kredit UMKM yang mencapai sekitar 50% untuk sektor perdagangan, 9% dan 7% untuk sektor pertanian dan sektor perikanan. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan sekitar 8% bantuan kredit UMKM Provinsi Lampung disalurkan untuk KPJu sektor ini (Kantor BI Lampung). Masih rendahnya penyerapan bantuan kredit UMKM untuk KPJu unggulan Provinsi Lampung menuntut peran aktif perbankan untuk memberikan alternatif pola pembiayaan dan pendanaan yang disesuaikan dengan karakteristik KPJu unggulan masing-masing sektor. Kerjasama perbankan dengan stakeholder lainnya untuk pembinaan pengelolaan usaha, teknologi produksi, dan sumber daya manusia akan meningkatkan peran dan dukungan perbankan secara nyata dalam pengembangan KPJu unggulan. Sejalan dengan peningkatan kemampuan KPJu unggulan, maka peran perbankan dapat lebih besar lagi sebagai sumber pemodalan untuk investasi KPJu, baik untuk perluasan usaha, pengadaan bahan baku ataupun pengadaan peralatan. KPJu Non Unggulan Potensial KPJu potensial terdiri atas dua kelompok yaitu 1) komoditi/produk/jenis usaha yang saat ini menempati ranking 11 sampai dengan 20 hasil analisis KPJu, dan 2) komoditi/produk/jenis usaha yang saat ini menjadi unggulan di suatu lokasi desa atau kecamatan tetapi belum masuk ke dalam ranking KPJu kabupaten yang merupakan komoditi khas seperti kain tapis khas Lampung. Kelompok pertama, mengapa belum menjadi KPJu Provinsi Lampung disebabkan komoditi-komoditi tersebut ditinjau dari kriteria penilaian (11 kriteria) menduduki posisi di bawah. Di masa yang akan datang komoditi tersebut bisa berubah posisinya apabila kondisi komoditi pada kriteria yang dijadikan penilaian baik sebagian maupun keseluruhan mengalami perubahan. Perubahan tersebut juga bisa dilakukan melalui rekayasa kebijakan dan program pemerintah seperti program one village one product (OVOP) atau kerjasama kemitraan dengan perusahaan untuk memenuhi bahan baku industri dan ekspor. Komoditi, produk dan jenis usaha di Provinsi Lampung yang menempati posisi ranking 11 sampai dengan 20 hasil analisis KPJu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelapa 2. Perdagangan hasil perkebunan 3. Cabe 4. Jagung 5. Perdagangan hasil pertanian 6. Jasa kesehatan

Page 430: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-6

7. Tahu dan tempe 8. Kambing 9. Nenas 10. Jasa pendidikan

Kelompok kedua adalah komoditi/produk/jenis usaha yang saat ini belum masuk ke dalam kelompok ranking 10 besar maupun urutan 11 sampai 20 diantaranya adalah kain tapis khas Lampung, usaha budidaya tebu dan manggis. Komoditi tersebut tidak masuk ke dalam KPJu unggulan disebabkan produksinya masih belum cukup besar/luas dan hanya ada di satu atau dua lokasi saja. Sehingga saat dianalisis komoditi tersebut tidak masuk ke dalam KPJu unggulan. Selain itu komoditi tersebut masih terbatas baik jumlah omset maupun jangkauan pasarnya. Di masa yang akan datang komoditi tersebut bisa menjadi komoditi unggulan dengan meningkatkan produksi dan sebaran areal/lokasi usaha serta jangkauan pasarnya. Untuk komoditi khas seperti kain tapis peningkatan omset bisa dilakukan melalui promosi di berbagai media dan pemasaran melalui daerah wisata yang ada di Provinsi Lampung. Oleh karena itu pengembangan pariwisata akan berdampak positif terhadap pengembangan produk khas seperti kain tapis tersebut. Sedangkan untuk komoditi tebu, yang saat ini Lampung berkonstribusi sekitar 40% dari seluruh tebu yang ada di Indonesia, upaya yang dapat dilakukan supaya komoditi tersebut menjadi KPJu unggulan Provinsi Lampung adalah perlunya melibatkan masyarakat dalam usaha budidaya tebu seperti yang dilakukan di Jawa yaitu TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi), karena suatu komoditi akan masuk sebagai KPJu unggulan apabila komoditi tersebut menjadi usaha masyarakat sebagai UMKM, disamping tentu saja komoditi tersebut memiliki keunggulan dari kriteria penilaian. Masalah yang pada budidaya tebu adalah keterbatasan jumlah dan mutu bahan tanam, rendemen tebu menjadi gula yang rendah, teknologi budidaya sistem keprasan tidak sesuai dengan rekomendasi dan keterlambatan pengolahan di pabrik. Hal tersebut teknologinya sudah ada di berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi, sehingga tidak akan menjadi masalah untuk pengembangan tebu di Provinsi Lampung.

6.2. ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE Siklus hidup produk atau Product Life Cycle adalah suatu konsep yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus hidup produk bisa digambarkan sebagai suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar, yang memperlihatkan konsep pemasaran dengan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :

1) Tahap Perkenalan (Introduction) a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)

Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.

b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy) Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.

Page 431: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-7

c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy) Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.

d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy) Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.

2) Tahap Pertumbuhan (Growth)

Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara: a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru

dan gaya yang lebih baik. b. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk- produk penyerta

(yaitu produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)

c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru. d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi

yang baru. e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product

awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising).

f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.

3) Tahap Kedewasaan/Matang(Maturity) a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih

berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.

b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.

c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya. d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu

bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.

e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.

f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.

g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain-lain.

h. Menggunakan take-off strategy yang mana merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

4) Tahap Penurunan (Decline)

a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.

b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk. c. Mencari pasar baru. d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam

industri dapat diatasi.

Page 432: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-8

e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.

f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat. g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Dalam rangka penetapan KPJu unggulan lintas sektoral di tingkat provinsi, maka dilakukan pendalaman terhadap KPJu unggulan yang sudah teridentifikasi berdasarkan perspektif Product Life Cycle (PLC), apakah KPJu unggulan tersebut masih berada pada posisi tahap introduksi, tahap pertumbuhan (growth), tahap matang (mature), atau sudah mencapai tahap kejenuhan dan cenderung menurun (decline). Penetapan KPJu Life cycle ini berdasarkan pada aspek teknik yaitu dengan melihat analisis prospek dan potensi masing KPJu. KPJu dinilai berada dalam tahap introduksi (pengenalan) jika memiliki potensi sedang dan prospek kurang. KPJu yang berada pada tahap pertumbuhan (growth) memiliki potensi sedang, namun memiliki prospek yang cukup atau baik. KPJu yang berada dalam tahap matang (mature) memiliki potensi tinggi dan prospek yang cukup atau baik, sedangkan KPJu yang memiliki potensi tinggi serta prospek yang kurang berada dalam tahap menurun (decline). Pada analisis ini dimungkinkan memposisikan KPJu unggulan pada posisi tahapan daur hidup tertentu (pengembangan klasifikasi tahap daur hidup KPJu). KPJu dengan potensi tinggi dan prospek cukup, maka KPJu tersebut berada pada tahap matang cenderung turun. KPJu dengan potensi sedang dan prospek baik berada dalam posisi pertumbuhan cenderung matang. Keberadaan KPJu unggulan pada tahap daur hidup yang berbeda-beda memerlukan strategi yang berbeda dalam pembinaannya sehingga KPJu tersebut dapat meningkatkan kinerjanya. Analisis PLC dilakukan terhadap 10 KPJu lintas sektor yang telah diperoleh dan telah disepakati oleh pemangku kepentingan di tingkat provinsi. Penetapan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan pejabat SKPD tingkat Provinsi Lampung dan lembaga perbankan. Tahap daur hidup masing-masing KPJu Unggulan yang didasarkan pada pendapat peserta FGD diperlihatkan pada Tabel VI-5. Tabel VI-5. Tahap Daur Hidup KPJu Unggulan Lintas Sektor Provinsi Lampung

No KPJu Unggulan Prospek Potensi Tahap Daur Hidup Produk

1 Padi Sawah Baik Tinggi Matang 2 Pisang Cukup Tinggi Matang cenderung turun 3 Karet Baik Tinggi Matang 4 Kopi robusta Baik Tinggi Matang 5 Ubi Kayu Baik Tinggi Matang 6 Sapi Baik Tinggi Matang 7 Budidaya ikan di Kolam Cukup Tinggi Matang cenderung turun 8 Kelapa Sawit Baik Tinggi Matang 9 Toko Kelontong Baik Tinggi Matang

10 Krupuk, Kripik, dan peyek Cukup Tinggi Matang cenderung turun Tabel VI-5 menunjukkan bahwa 10 KPJu unggulan yang berada pada Provinsi Lampung hampir semua memiliki daur hidup pada tahap matang (mature) kecuali komoditi pisang, budidaya ikan di kolam, dan produk krupuk, kripik dan peyek, yang terindikasi memiliki daur hidup pada tahap matang cenderung turun. Adanya tahap daur hidup yang berbeda pada 10 KPJu unggulan pada Provinsi Lampung, yaitu tahap matang dan matang cenderung turun menunjukkan pada saat ini kondisi KPJu unggulan masih memilki potensi yang tinggi pada sisi produksi dan permintaan terhadap

Page 433: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-9

KPJu tersebut. Dari sisi prospek, KPJu yang berada pada tahap matang terindikasi masih memiliki prospek baik pada sisi kebijakan, persaingan, resiko lingkungan dan pemasaran terhadap KPJu tersebut. Sedangkan KPJu unggulan yang berada pada tahap matang cenderung turun, saat ini prospek dapat terindikasikan dalam beberapa hal yaitu dukungan dan infrastruktur usaha dan resiko terhadap lingkungan. Pisang dan industri krupuk, kripik dan peyek memiliki prospek yang cukup sebagai akibat dari kemungkinan risiko terhadap lingkungan yang masih belum baik, sedangkan budidaya ikan di kolam menunjukkan infrastruktur yang memang belum baik, seperti adanya kuantitas dan kualitas air yang masih belum baik. Sebagai salah satu lumbung padi nasional, pengembangan usaha padi sawah merupakan kebijakan yang tidak hanya dilakukan pada tingkat provinsi, tetapi juga merupakan kebijakan pada tingkat nasional. Adanya kebijakan swasembada beras yang diiringi dengan peningkatan luas areal tanam mengindikasikan KPJu ini merupakan jenis usaha yang memiliki kekuatan pada sisi persaingan dan juga penjualannya. Dengan potensi yang tinggi di Provinsi Lampung, maka dapat dikelompokkan komoditi tersebut memiliki daur hidup yang matang (mature). Komoditi subsektor palawija lainnya yang unggul adalah ubi kayu yang merupakan salah satu ciri khas Provinsi Lampung. Tingkat persaingan komoditi ini sangat tinggi mengingat produk olahan dari komoditi ubi kayu cukup luas, seperti sebagai bahan baku tapioka dan juga bioetanol (bahan bakar). Komoditi ini banyak diusahakan oleh masyarakat, baik yang bersifat plasma ataupun untuk keperluan sendiri. Dengan permintaan yang sangat besar, ubi kayu merupakan komoditi yang memang dibutuhkan terutama untuk diolah menjadi produk lainnya. Strategi pembinaan untuk kedua KPJu unggulan dari sektor padi palawija ini dapat dilakukan dengan memperluas areal tanam dan dengan meningkatkan produktivitas, terutama untuk ubi kayu. Kebijakan eksternal lainnya seperti kebijakan pembatasan impor kedua komoditi, dan perbaikan harga bahan baku, secara tidak langsung akan lebih mendorong kedua komoditi tersebut untuk tetap memiliki potensi yang tinggi dan prospek yang baik. Ketiga KPJu unggulan dari subsektor perkebunan yaitu karet, kopi, dan kelapa sawit memang memiliki areal tanam yang cukup luas di Provinsi Lampung. Hingga saat ini prospek pasar untuk karet masih dikatakan baik dikaitkan dengan pasar karet dunia. Dengan didukung oleh infrastruktur dan kebijakan pemerintah, KPJu karet memiliki kemampuan untuk bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain kinerja dan produktivitas perkebunan karet yang harus di tingkatkan, kemampuan menghasilkan produk olahan karet juga harus diperluas dan ditingkatkan untuk mengatasi kejenuhan dan persaingan pasar karet dunia, sehingga komoditi ini tetap menjadi komoditi yang dibutuhkan oleh pasar. KPJu kopi adalah salah satu yang menjadi ciri khas Lampung dan sudah diusahakan sejak lama. Aroma yang khas menjadikan kopi Lampung memiliki tingkat persaingan tersendiri diantara komoditi sejenis pada daerah lain. Kebijakan pemerintah daerah dan provinsi yang menjadikan kopi sebagai komoditi unggulan daerah juga mendorong pengembangan kuantitas dan kualitas kopi. Strategi yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi pemasaran kopi dalam daur hidup produknya adalah dengan melakukan pengembangan produk olahan, disamping kinerja produksi perkebunan yang harus ditingkatkan, terutama sekali pada perbaikan pasca panennya. Strategi lainnya adalah dengan melakukan promosi terhadap keunggulan kopi Lampung sehingga dapat meningkatkan dan memperluas pengguna atau konsumen. Sebagai salah satu primadona sektor perkebunan, KPJu kelapa sawit yang terdapat di Provinsi Lampung didukung oleh kebijakan infrastruktur yang baik sehingga memiliki tingkat persaingan dan pasar yang baik. Harga yang cukup tinggi memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor untuk bisa menanam modalnya pada perkebunan kelapa sawit. Strategi yang dibutuhkan untuk mendukung pemasaran kelapa sawit adalah dengan memperbaiki kinerja

Page 434: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-10

produksi di perkebunan dengan menerapkan penggunaan bibit yang telah teruji, pemeliharaan yang tepat serta penanganan panen yang tepat. Strategi lainnya adalah dengan memperbaiki sisi lingkungan yang kuat untuk mengimbangi respon negatif perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan. Prospek KPJu sapi pada Provinsi Lampung dinilai baik terutama dinilai dari kebutuhkan terhadap sapi potong dirasakan kurang, tidak hanya untuk daerah Lampung namun juga secara nasional. Kebutuhan yang besar ini akan meningkatkan minat investor terhadap peternakan sapi di Lampung. Karakteristik sapi Lampung yang cukup khas merupakan unsur positif terhadap persaingan terhadap komoditi sejenis dari daerah lain. Pengembangan KPJu ini akan mendorong industri lainnya seperti pakan ternak dan olahan lainnya seperti pengrajin kulit, sehingga memilki prospek baik. Beberapa strategi yang harus dilakukan untuk menumbuhkan pemasaran usaha ini adalah dengan melakukan perbaikan dan perbanyakan bibit dan perluasan areal peternakan, sehingga permintaan terhadap komoditi ini dapat terpenuhi dengan baik. Persaingan usaha perdagangan toko kelontong di Provinsi Lampung masih cukup besar karena masyarakat masih membutuhkan peralatan rumah tangga pada tingkat eceran yang terdapat di pasar tradisional. Kebijakan terhadap pembatasan keberadaan pedagang besar (hypermart atau supermarket besar) yang hanya berada di kota besar, memperkuat peluang usaha toko kelontong ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap peralatan rumah tangga. Strategi perbaikan kualitas produk, perluasan pasar dan juga bauran pemasaran serta variasi produk yang ditawarkan akan menjadikan usaha toko kelontong di Provinsi Lampung masih dapat berkembang dengan baik. KPJu unggulan provinsi Lampung yang dianggap telah memasuki masa masa matang cenderung turun yaitu pisang, industri krupuk, kripik dan peyek, dan budidaya ikan kolam memiliki sedikit kekurangan terhadap tingkat persaingan usaha. Dalam upaya untuk tetap pada posisi yang matang dan menghindarkan dari kecenderungan penurunan maka alternatif yang dapat dilakukan adalah (a) menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik, (b) mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk, dan (c) mencari pasar baru (Kotler, 1997). Dukungan infrastruktur dan ketertarikan investor sangat dibutuhkan untuk KPJu pisang dapat berkembang dengan baik. Tindakan lainnya adalah memilih beberapa jenis pisang yang unggul yang didukung oleh bibit dan budidaya tanaman pisang yang unggul. Perbaikan-perbaikan ini akan menumbuhkan potensi dan juga prospek KPJu pisang yang lebih baik. Tingkat persaingan industri krupuk, kripik dan peyek Provinsi Lampung masih dianggap belum dikatakan unggul terhadap industri sejenis yang ada di daerah lain. Perbaikan pengelolaan dan pengolahan industri ini harus dilakukan dengan lebih baik agar kualitas dan variasi produk dapat berkembang lagi. Secara nyata pengembangan industri ini sudah banyak ditunjang oleh kebijakan pemerintah setempat sebagai penciri khas produksi Lampung, namun memang belum mampu menarik minat investor. Strategi pemasaran yang tepat akan menjadi titik utama dalam pengembangan KPJu ini, disamping pengembangan terhadap variasi produk dan perbaikan kinerja produksi dan produk krupuk, kripik, dan peyek. Dukungan infrastruktur dan minat investor merupakan titik lemah pengembangan KPJu budidaya ikan di kolam pada Provinsi Lampung. Strategi untuk KPJu budidaya ikan di kolam terutama dilakukan perbaikan terhadap sumber-sumber air sehingga dapat memungkinkan perluasan dari kegiatan usaha KPJu tersebut. Disamping itu juga harus dilakukan pemilihan jenis ikan yang dianggap punya potensi tinggi dan khas untuk Provinsi Lampung, sehingga

Page 435: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-11

pengadaan benih yang baik akan lebih tepat. Strategi pemasaran juga harus dilakukan yang diiringi dengan kebijakan-kebijakan seperti strategi ‘Gemar Makan Ikan’.

6.3. ANALISIS PEMBENTUKAN INFLASI Suatu komoditi/produk/jenis usaha dapat memiliki andil besar terhadap sumbangan pembentukan inflasi di masing-masing wilayah. Apabila KPJu tersebut bukan merupakan penyumbang inflasi secara langsung, maka analisis dilakukan terhadap komoditi-komoditi pembentuknya. Analisis pembentukkan inflasi KPJu unggulan yang berada di wilayah Lampung dilakukan dengan pendekatan data sekunder yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung dan diolah oleh BI Lampung (KERT,2012) terhadap kota Bandar Lampung sebagai representatif Provinsi Lampung. Secara umum inflasi yang terjadi pada Provinsi Lampung pada tahun 2012 (sampai November 2012) adalah 3,62%. Angka inflasi ini lebih kecil dibandingkan dengan angka inflasi yang terjadi pada tahun 2011 dan 2010 yang masing-masing sebesar 4,24% dan 9,95%. Perkembangan inflasi yang dicatat oleh kantor BI Lampung juga mengindikasikan penurunan angka inflasi dari 4,24% pada triwulan IV-2011 menjadi 3,42% pada triwulan I-2012, dengan penyumbang inflasi tahunan terbesar adalah kelompok inflasi inti (1,96%), kelompok administered price (1,01%) dan kelompok volatile foods (0,45%). Berdasarkan penetapan terhadap KPJu unggulan yang terdapat pada Provinsi Lampung tercatat bahwa sebgian besar KPJu termasuk pada kelompok volatile food yang memang sangat tergantung pada jumlah dan juga harga pasar saat itu. KPJu unggulan yang termasuk volatile foods adalah beras (padi sawah), pisang, kopi bubuk (KPJu Kopi), daging sapi, Ikan kolam dan minyak goreng (KPJu kelapa sawit). Sedangkan KPJu unggulan lainnya yaitu ban (KPJu karet), ubi kayu, krupuk dan toko kelontong merupakan produk yang termasuk pada inflasi inti. Tabel VI-6. Sumbangan Inflasi KPJu Unggulan Lintas Sektor Provinsi Lampung

No KPJu Unggulan Komoditi diamati Kelompok Inflasi 1 Padi sawah Beras Volatile Foods 2 Pisang Pisang Volatile Foods 3 Karet Ban Inti 4 Kopi robusta Kopi bubuk Volatile foods 5 Ubi kayu Ubi kayu inti 6 Sapi Daging sapi Volatile Foods 7 Budidaya ikan di kolam Patin, mas, lele, gurame Volatile Foods 8 Kelapa sawit Minyak goreng Volatile Foods 9 Toko kelontong Panci, piring Inti 10 Krupuk, Kripik, dan peyek Krupuk ikan dan udang Inti

Berdasarkan pencatatan inflasi yang dilakukan oleh Kantor BPS dan diolah oleh BI Lampung (KERT,2012), sumbangan inflasi komoditi ataupun produk KPJu unggulan tidak memberikan angka yang signifikan (rata-rata dibawah 0,1%). Hal ini menunjukkan bahwa KPJu UMKM tidak memberikan gejolak inflasi yang nyata terhadap perekonomian Provinsi Lampung. Kondisi ini menggambarkan bahwa UMKM di Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat tinggi dalam menopang perekonomian, sehingga pengembangan KPJu unggulan tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Indikasi inflasi pada KPJu padi sawah didekatkan dengan konsumsi beras yang dilakukan pada wilayah Provinsi Lampung menunjukkan sumbangan inflasi sebesar 0,08% pada triwulan I-2012. Sumbangan inflasi ini hampir sama dengan KPJu sapi yang diindikasikan

Page 436: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-12

dengan sumbangan inflasi daging sapi sebesar 0,08% pada waktu yang sama. Pada dua triwulan selanjutnya (April-Agustus 2012), sumbangan inflasi beras cenderung menunjukkan peningkatan sampai mencapai 0,1% seiring dengan peningkatan harga beras. Sedangkan untuk daging sapi, sumbangan inflasi menunjukkan kecenderungan menurun sampai 0,01% pada bulan Juni 2012 dan kembali meningkat pada bulan Juli-Agustus yang mencapai sekiar 0,06%. Fluktuasi pada daging sapi ini sangat bergantung pada permintaan yang terjadi pada saat itu. Pada akhir tahun 2012 dengan adanya gejolak harga daging sapi pada 3 bulan terakhir, diperkirakan sumbangan inflasi KPJu tersebut akan bergerak naik. KPJu pisang terindikasi terdapat peningkatan sumbangan inflasi yang tercatat pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2010. Kantor BPS Lampung mencatat bahwa pada tahun 2012, pisang memiliki sumbangan inflasi 0,0705% setelah pada tahun 2010 tercatat 0,0191% dan tahun 2011 sebesar 0,0568%. Kecenderungan peningkatan sumbangan inflasi ini disebabkan karena jumlah pisang yang semakin berkurang sehingga harga komoditi tersebut menjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kantor BPS Lampung menunjukkan bahwa KPJu budidaya ikan di kolam yang diwakilkan oleh komoditi ikan patin dan ikan mas memiliki kecenderungan peningkatan inflasi pada rentang waktu 2010 sampai 2012. Inflasi terjadi pada ikan patin menunjukkan kenaikan, dimana pada tahun 2010 memiliki sumbangan inflasi sebesar 0,0053% menurun pada tahun 2011 sebesar 0,0024% dan kembali meningkat sampai mencapai angka inflasi 0,0176% pada tahun 2012. Sedangkan untuk ikan mas, kenaikkan pada tahun 2012 mencapai 0,0695% setelah pada tahun 2010 dan 2011 tercatat pencapaian angka inflasi sebesar 0,0031% dan 0,0053%. Kantor BI Lampung mencatat sumbangan inflasi untuk ikan gurame meningkat pada bulan Juni dan Juli 2012 sebesar 0,001-0,004%, walaupun pada akhir Agustus 2012 tidak memberikan sumbangan inflasi. Sumbangan inflasi terbesar untuk KPJu ikan kolam ini adalah komoditi ikan lele yang tercatat mencapai 0,026-0,03% pada Juli dan Agustus, setelah pada bulan Juni 2012 hanya memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,002%. Kenaikkan yang cukup tinggi untuk KPJu budidaya ikan di kolam tersebut menunjukkan kebutuhan terhadap komoditi tersebut sangat tinggi sehingga perbaikan infrastruktur harus dilakukan supaya penguatan usaha ini akan semakin baik dan jumlah komoditi akan semakin bertambah. Pergerakkan harga kopi gilingan tercatat meningkat pada periode 2010 (Rp 2000) sampai pertengahan tahun 2011 (Rp 2600), namun menurun sampai akhir tahun 2012 (Rp 2000). Kantor BI Lampung mencatat bobot inflasi untuk produk kopi bubuk pada triwulan kedua dan ketiga tahun 2012 mencapai 0,5%, namun demikian sumbangan inflasi produk tersebut baru terlihat pada Juli 2012 yang mencapai 0,006% dan meningkat pada bulan Agustus 2012 sebesar 0,01%. Pergerakan sumbangan inflasi untuk komoditi minyak goreng sebagai produk turunan KPJu kelapa sawit menunjukkan angka yang positif sebesar 0,013% dan 0,01% pada bulan April dan Mei 2012. Pada bulan Juni dan Juli sumbangan minyak goreng ini memberikan angka yang negatif (-0,004% dan -0,014%) dan kembali meningkat pada bulan Agustus 2012 sebesar 0% atau tidak memberikan sumbangan inflasi. Krupuk ikan dan krupuk udang yang tercatat untuk pendekatan KPJu unggulan industri krupuk, kripik, dan peyek menunjukkan akan inflasi sebesar 0,0012% dan 0,0025% pada tahun 2012 (BPS Lampung). Inflasi krupuk ikan menunjukkan penurunan tahun sebelumnya (2011) yang mencapai angka inflasi 0,0028%, setelah tahun 2010 mengalami deflasi sebesar 0,0005%. Sedangkan untuk krupuk udang tahun 2010 mencapai 0,0213% dan mengalami penurunan pada tahun 2011 sampai mencapai 0,0008%. Perbaikan produksi dan variasi

Page 437: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VI-13

produk industri tersebut perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan posisi produksi terhadap konsumen. KPJu ubi kayu merupakan komoditi yang banyak ditemui pada wilayah Provinsi Lampung, baik yang ditanam oleh para petani dan plasma ataupun oleh perkebunan besar. Kantor BI Lampung mencatat angka bobot inflasi bulanan yang terjadi untuk komoditi ini sepanjang tahun 2011 sampai tahun 2012 mendekati angka 0,02-0,03%, dengan sumbangan inflasi mendekati 0,006%, bahkan bulan Juni sampai Agustus 2012 tidak memberikan sumbangan inflasi (0%). Bobot dan sumbangan inflasi ini cenderung tetap karena kebutuhan ubi kayu memang cukup tinggi baik yang digunakan sebagai bahan baku tapioka ataupun untuk produksi etanol. Kondisi ini menunjukkan KPJu tersebut cukup stabil dalam perkembangannya. Angka inflasi produk ban sebagai turunan dari KPJu karet selama tahun 2011-2012 ternyata juga menunjukkan bobot inflasi bulanan yang tetap sebesar 0,03% dan 0,07%, dan tidak memberikan sumbangan inflasi yang nyata sampai dengan bulan Agustus 2012. Sedangkan untuk KPJu toko kelontong, pada tahun 2012 Kantor BI Lampung mencatat untuk produk panci dan piring memiliki bobot inflasi sebesar 0,06% dan tidak memberikan sumbangan inflasi terhadap perekonomian pada Provinsi Lampung. Hal ini menunjukkan produk toko kelontong memiliki sisi permintaan dan harga yang cukup stabil sepanjang tahun tersebut. Tabel VI-7. Sumbangan Inflasi Beberapa Komoditi di Provinsi Lampung

No Komoditi Sumbangan Inflasi

2010 2011 2012 *) Inf = 9.95 Inf = 4.24 Inf = 3.62

1 Pisang 0.0191 0.0568 0.0705 2 Kelapa 0.1005 0.0734 -0.0286 3 Patin 0.0053 0.0024 0.0176 4 Cumi-cumi 0.0150 -0.0396 0.0433 5 G a b u s 0.0058 -0.0028 0.0026 6 Kembung -0.1322 0.1760 0.0129 7 M a s 0.0031 0.0053 0.0695 8 S e l a r -0.0074 0.0035 0.0283 9 T e r i -0.0055 0.0112 -0.0096 10 Tongkol 0.1444 0.1806 0.0839 11 Udang Basah 0.0120 0.0087 0.0302 12 Kerupuk Ikan -0.0005 0.0027 0.0012 13 Kerupuk Udang 0.0213 0.0008 0.0025 14 Emping Mentah -0.0064 0.0032 -0.0007 15 Cabe Merah 0.2005 -0.2012 -0.1531 16 Cabe Hijau 0.0437 -0.0302 -0.0176 *)sampai November 2012

Sumber : Kantor BPS Lampung (2012), diolah

Page 438: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 439: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 440: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 441: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VII-1

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan

Penetapan KPJu unggulan kabupaten/kota di Propinsi Lampung dilandasi tujuan untuk : (i) peningkatan pertumbuhan ekonomi, (ii) peningkatan daya saing produk, dan (iii) penciptaan lapangan kerja, masing-masing dengan tingkat kepentingan 0,3359; 0,3347 dan 0,3294. Berdasarkan tujuan tersebut ditetapkan 11 kriteria yang digunakan untuk menetapkan KPJu unggulan yang masing-masing dengan tingkat bobot kepentingan yang berbeda, dengan urutan : ketersediaan pasar (0,1633), tenaga kerja terampil (0,1067), penyerapan tenaga kerja (0,1063), harga/nilai tambah (0,1044), manajemen usaha (0,0907), teknologi (0,0906), sarana produksi usaha (0,829), bahan baku (0,0776), modal (0,0637), sumbangan terhadap perekonomian (0,0626), sosial budaya (0,0511). Kriteria-kriteria tersebut digunakan untuk menyaring KPJu tingkat Kecamatan yang akan menjadi kandidat KPJu pada tingkat Kabupaten. Kriteria yang digunakan untuk menyaring KPJu tingkat kecamatan terdiri atas 4 kriteria yaitu: (i) ketersedian pasar/sarana produksi (0,3545), (ii) ketersediaan input sarana produksi atau usaha (0,2573), (iii) Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan (0,2090), dan (iv) jumlah unit usaha, rumah tangga usaha, produksi, luas areal (0,1792). Berdasarkan kriteria dan tingkat kepentingannya, terpilih KPJu unggulan kabupaten/kota yang mempunyai skor terbobot tertinggi yaitu: 1. Kabupaten Lampung Barat : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe

pada kelompok sayur-sayuran, durian pada kelompok buah-buahan, kopi robusta pada sektor perkebunan, ayam ras pada sektor peternakan, penangkapan ikan di laut pada sektor perikanan, damar pada sektor kehutanan, pasir pada sektor Penggalian, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan hasil pertanian pada sektor perdagangan, wisata alam pada sektor pariwisata, jasa kesehatan pada sektor jasa, dan angkutan pedesaan pada sektor transportasi.

2. Kabupaten Tanggamus : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe pada kelompok sayur-sayuran, alpukat pada kelompok buah-buahan, kopi rakyat pada sektor perkebunan, sapi pada sektor peternakan, penangkapan ikan di laut pada sektor perikanan, kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan hasil perikanan sektor perdagangan, wisata alam pantai pada sektor pariwisata, bengkel motor pada sektor jasa, dan jasa angkutan AKDP pada sektor transportasi.

3. Kabupaten Lampung Selatan : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe rawit pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, kelapa sawit pada sektor perkebunan, sapi pada sektor peternakan, budidaya udang payau pada sektor perikanan, industri pengolahan dan pengawetan ikan pada sektor industri, pedagang kaki lima pada sektor perdagangan, jasa pendidikan pada sektor jasa, dan ojeg pada sektor transportasi.

4. Kabupaten Lampung Timur : ubi kayu pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, lada pada sektor perkebunan, ayam ras pedaging pada sektor peternakan, budidaya ikan di kolam pada sektor perikanan, industri tepung dan pati pada sektor industri, perdagangan hasil pertanian pada sektor perdagangan, wisata alam pada sektor pariwisata, jasa kesehatan pada sektor jasa, dan jasa angkutan pedesaan pada sektor transportasi.

Bab 7

Page 442: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VII-2

5. Kabupaten Lampung Tengah : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe rawit pada kelompok sayur-sayuran, nanas pada kelompok buah-buahan, karet pada sektor perkebunan, ayam buras pada sektor peternakan, budidaya ikan di kolam pada sektor perikanan, industri anyaman rotan dan bambu pada sektor industri, perdagangan hasil peternakan pada sektor perdagangan, rental mobil pada sektor jasa, dan ojek pada sektor trasnportasi.

6. Kabupaten Lampung Utara : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, kacang panjang pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, lada pada sektor perkebunan, ternak sapi pada sektor peternakan, budidaya ikan di kolam pada sektor perikanan, industri kripik pisang pada sektor industri, perdagangan hasil perkebunan pada sektor perdagangan, wisata alam pada sektor pariwisata, jasa kesehatan pada sektor jasa, dan jasa angkutan barang pada sektor trasnportasi.

7. Kabupaten Way Kanan : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, ketimun pada kelompok sayur-sayuran, nanas pada kelompok buah-buahan, lada pada sektor perkebunan, ayam pedaging pada sektor peternakan, budidaya ikan di kolam pada sektor perikanan, industri kripik pisang pada sektor industri, toko kelontong pada sektor perdagangan, wisata alam pada sektor pariwisata, koperasi perkebunan pada sektor jasa, dan jasa angkutan barang pada sektor trasnportasi.

8. Kabupaten Tulang Bawang : ubi kayu pada subsektor tanaman padi/palawija, ketimun pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, kelapa sawit pada sektor perkebunan, sapi pada sektor peternakan, penangkapan ikan di perairan umum pada sektor perikanan, industri tahu/tempe pada sektor industri, toko kelontong pada sektor perdagangan, wisata pantai pada sektor pariwisata, jasa kesehatan pada sektor jasa, dan angkutan barang pada sektor transportasi.

9. Kabupaten Pesawaran : ubi kayu pada subsektor tanaman padi/palawija, melinjo pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, kakao pada sektor perkebunan, ayam ras pedaging pada sektor peternakan, budidaya rumput laut pada sektor perikanan, industri pengolahan marmer pada sektor industri, perdagangan hasil pertanian pada sektor perdagangan, wisata pantai pada sektor pariwisata, jasa pendidikan pada sektor jasa, dan angkutan barang pada sektor transportasi.

10. Kabupaten Pringsewu : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, kacang panjang pada kelompok sayur-sayuran, durian pada kelompok buah-buahan, kelapa pada sektor perkebunan, sapi pada sektor peternakan, budidaya ikan gurame pada sektor perikanan, industri furnitur pada sektor industri, toko kelontong pada sektor perdagangan, jasa pendidikan pada sektor jasa, dan angkutan barang pada sektor transportasi.

11. Kabupaten Mesuji : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, ketimun pada kelompok sayur-sayuran, sawo pada kelompok buah-buahan, karet pada sektor perkebunan, sapi pada sektor peternakan, budidaya ikan di kolam pada sektor perikanan, industri peralatan pertanian pada sektor industri, toko bangunan pada sektor perdagangan, kolam pemancingan pada sektor pariwisata, jasa koperasi simpan pinjam pada sektor jasa, dan jasa angkutan bus pada sektor transportasi.

12. Kabupaten Tulang Bawang Barat : jagung pada subsektor tanaman padi/palawija, kambing pada sektor peternakan, konveksi dan perlengkapanya pada sektor industri, perdagangan hasil perkebunan pada sektor perdagangan, jasa kesehatan pada sektor jasa, angkutan barang pada sektor transportasi.

13. Kota Bandar Lampung : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe pada kelompok sayur-sayuran, nanas pada kelompok buah-buahan, kopi pada sektor perkebunan, ayam petelur pada sektor peternakan, perikanan laut pada sektor perikanan, industri kripik pisang pada sektor industri, toko elektronik pada sektor perdagangan, hotel berbintang pada sektor pariwisata, jasa pendidikan pada sektor jasa, dan jasa angkutan barang pada sektor transportasi.

14. Kota Metro : padi sawah pada subsektor tanaman padi/palawija, cabe pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, sapi pada sektor peternakan,

Page 443: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VII-3

budidaya ikan kolam lele pada sektor perikanan, industri krupuk, kripik dan peyek pada sektor industri, perdagangan barang kerajinan pada sektor perdagangan, jasa kost-an pada sektor jasa, dan angkutan kota pada sektor transportasi.

Agregasi dan pengolahan lebih lanjut terhadap KPJu tingkat kabupaten/kota dapat disimpulkan pada tingkat Provinsi Lampung diperoleh 10 KPJu unggulan : usaha budidaya padi sawah, usaha budidaya pisang, usaha budidaya karet, usaha budidaya kopi robusta, usaha budidaya ubi kayu, usaha budidaya ternak sapi, usaha budidaya ikan di kolam, usaha budidaya kelapa sawit, usaha perdagangan toko kelontong, dan usaha industri krupuk, kripik dan peyek. Dibandingkan dengan KPJu unggulan hasil penelitian tahun 2007, terdapat 60% yang sama yaitu : budidaya karet, sawit, padi, ubi kayu, kopi robusta dan peternakan sapi. KPJu baru adalah budidaya ikan di kolam, budidaya pisang, toko kelontong dan industri krupuk, kripik dan peyek. KPJu tahun 2007 yang tidak lagi menjadi KPJu hasil penelitian ini adalah budidaya jagung, kakao, kelapa dalam dan kawasan pariwista. Terdapat 3 (tiga) KPJu yang saat ini maupun sebelumnya belum menjadi KPJu unggulan namun demikian diperkirakan pada masa yang akan datang menjadi KPJu unggulan, yaitu : budidaya tebu rakyat dan manggis serta industri kecil tapis (kain tapis). Permasalahan utama dalam pengembangan KPJu unggulan di Provinsi Lampung yang sebagian besar masuk pada kelompok budidaya pertanian dan agribisnis adalah risiko budidaya yang tinggi akibat faktor alam yang kadang tidak menentu dan kurangnya kemampuan teknis dan manajemen serta akses terhadap permodalan. Peran perbankan saat ini dilihat dari porsi penyaluran kredit kepada UKM sudah relatif besar namun demikian di masa yang akan datang peran perbakan perlu ada penguatan baik dalam hal peningkatan baik dalam hal jumlah dan fasilitasi perbankan untuk penguatan kemampuan teknis dan manajemen pengembangan KPJu unggulan melalui program pelatihan dan pendampingan. Analisis 10 besar KPJu di tingkat Provinsi Lampung berdasar posisi Product Life Cycle (PLC) dengan memperhatikan pertimbangan global dengan penekanan pada aspek teknis, yaitu dengan mempertimbangkan prospek dan potensi KPJu tersebut. Analisis menunjukkan terdapat 70% KPJu pada posisi matang, dimana KPJu tersebut memiliki prospek dan potensi yang baik, dan 30% KPJu pada posisi matang cenderung turun, yang menunjukkan masih memiliki potensi baik namun prospek yang cukup. Dikaitkan dengan sumbangan inflasi sampai tahun 2012, KPJu unggulan di provinsi Lampung, 60% termasuk pada volotile foods dan 40% termasuk pada inti (core). Sumbangan inflasi KPJu unggulan sangat rendah sehingga pengembangan KPJu unggulan diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak inflasi sebaliknya dapat memperkuat perekonomian di Propinsi Lampung

Page 444: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VII-4

7.2. Rekomendasi Rekomendasi kebijakan untuk pengembangan KPJu unggulan di Propinsi Lampung adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan dan program yang bersifat lintas sektor di tingkat propinsi dan kabupaten/kota, seyogyanya lebih diintensifkan, dengan dukungan alokasi dana yang lebih proporsional sesuai dengan nilai skor-terbobot KPJu yang bersangkutan.

2. KPJu unggulan seyogyanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan hukum (Surat Keputusan Kepala Daerah, atau dituangkan dalam dokumen RPJM), sehingga bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua instansi dan pemangku kepentingan lain dalam pengembangan UMKM pada bisnis KPJu Unggulan yang telah diidentifikasi.

3. Pendekatan klaster yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke hilir perlu dikembangkan untuk pengembangan KPJu unggulan. Selain itu perlu lebih diintensifkan dan dikembangkan, intensifikasi promosi KPJu unggulan serta pengembangan sistem informasi peluang investasi dan informasi pasar KPJu unggulan.

4. Pada wilayah sentra produksi KPJu unggulan memerlukan perbaikan dan peningkatan infrastruktur dan sarana transportasi. Selain itu perlu diintensifkan pengembangan atau revitalisasi kelembagaan pelaku usaha (kelompok usaha, gabungan kelompok usaha, koperasi atau asosiasi) untuk meningkatkan efisiensi biaya transaksi usaha dan pemasaran bersama.

5. Studi baru atau peremajaan tentang kelayakan usaha serta Penyusunan Lending Model untuk setiap KPJu unggulan perlu dilakukan, sehingga lebih meningkatkan minat calon investor/ pelaku usaha untuk mengembangkan usaha KPJu unggulan serta mendukung pihak perbankan dalam meningkatkan pembiayaan pada UMKM yang bergerak pada usaha KPJu unggulan.

6. Instansi terkait bekerja sama dengan Perguruan Tinggi dan LSM di daerah perlu lebih meningkatkan program/kegiatan untuk menumbuh-kembangkan kelompok wirausaha baru untuk usaha KPJu unggulan, dengan sasaran pelaku usaha adalah sarjana yang baru lulus dari Perguruan Tinggi Daerah melalui tahapan rekruitmen/seleksi, pendidikan/pelatihan tambahan (pada aspek wirausaha dan keterampilan teknis serta manajemen usaha), serta penyediaan fasilitas kredit permodalan/pembiayaan dengan skim dana bergulir.

7. Pengembangan dan rancang bangun model implementasi pengembangan usaha kpju unggulan pada setiap wilayah kabupaten/kota.

8. UMKM pada bisnis KPJu unggulan memerlukan peningkatan akses kepada sumber pembiayaan, dan untuk itu diperlukan program dan upaya antara lain:

a. Penguatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Lembaga Pembiayaan Alternatif (LPA), khususnya dari aspek kelembagaan dan permodalan.

b. Penyertaan Pemerintah Daerah yang lebih intensif dalam bentuk penyertaan dana jaminan pembiayaan UMKM pada Bank Pembangunan Daerah.

c. Pembentukan lembaga penjamin kredit UMKM utamanya pada KPJu unggulan dari sektor dan subsertor pertanian yang mempunyai kendala tingginya risiko gagal panen akibat faktor alam dan perubahan iklim yang sulit diprediksi.

d. Revitalisasi peran dan peningkatan jumlah Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

e. Pengembangan Business Development Service (BDS) – Provider melalui peningkatan kerjasama dengan swasta dan Perguruan Tinggi.

f. Peningkatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN dan BUM-Daerah.

g. Fasilitasi pemerintah daerah untuk sertifikasi tanah bagi pelaku usaha dan PIRT bagi produk UMKM.

Page 445: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung

VII-5

9. Program pelatihan disertai pendampingan pelaku usaha UMKM perlu lebih ditingkatkan dalam rangka meningkatkan keterampilan teknologi/teknik produksi, manajemen dan pemasaran serta akses pembiayaan. Kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka mengintegrasikan program PKL (Praktek Kerja Lapang), KKN (Kuliah Kerja Nyata), KKP (Kuliah Kerja Profesi) atau kegiatan kurikulum/ko-kurikuler lain dan Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi dalam rangka kegiatan pendampingan bagi UMKM secara lebih terprogram dan berkesinambungan perlu dikembangkan.

10. Diperlukan strategi pemasaran baru, misalnya, peningkatan pangsa pasar dan produksi bagi pengembangan KPJu pada posisi matang. Dilain pihak diperlukan usaha-usaha untuk mengembangan produk turunan dari KPJu unggulan dan terobosan dari aspek teknis budidaya dan produksinya.

11. Secara spesifik lembaga Perbankan perlu lebih intensif untuk meningkatkan akses pembiayaan untuk KPJu unggulan bagi UMKM melalui :

a. Sosialisasi yang lebih intensif tentang skim pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM.

b. Peningkatan dan perluasan jaringan pelayanan disertai peningkatan kemampuan SDM dalam hal memahami karakter UMKM khususnya pada bisnis KPJu Unggulan. Perbankan perlu lebih memperluas dan meningkatkan perannya dengan lebih berperan serta dalam hal peningkatan kualitas SDM/ pelaku usaha UMKM.

c. Peningkatan kerjasama dengan lembaga perguruan tinggi, BDS, Inkubator Bisnis dan KKMB untuk pembinaan UMKM khususnya dalam hal peningkatan kemampuan UMKM untuk memenuhi prosedur dan persyaratan kredit.

d. Pengembangan inovasi dan skim pembiayaan/penyaluran kredit yang berbeda untuk masing-masing usaha mikro, kecil dan menengah terutama bagi KPJu unggulan. Hal ini didasarkan atas perbedaan karakteristik usaha antar KPJu unggulan dan antara skala mikro, kecil dan menengah. Seyogyanya dipertimbangkan untuk memberikan fleksibilitas jangka waktu pengembalian pinjaman yang disesuaikan dengan karakteristik usaha KPJu unggulan khususnya pada KPJu sektor pertanian, karena adanya perbedaan waktu siklus produksi.

Page 446: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 447: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...
Page 448: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2012. Workshop Nasional Pendirian Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD)

Lampung. Bandar Lampung. Bank Indonesia. 2012. Rakor Penyusunan Program Kerja Tim Revitalisasi Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (RPPK) Prov. Lampung. Bandar Lampung. Bank Indonesia. 2012. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung. Bandar Lampung. Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Lampung. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kota Bandar Lampung. 2011. Kota Bandar Lampung Dalam

Angka. BPS Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung. [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka. BPS Provinsi

Lampung. Bandar Lampung. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Barat. 2011. Lampung Barat Dalam

Angka. BPS Kabupaten Lampung Barat. Kabupaten Lampung Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten LampungTimur. 2011. Lampung Timur Dalam

Angka. BPS Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Tengah. 2011. Lampung Tengah Dalam

Angka. BPS Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Utara. 2011. Lampung Utara Dalam

Angka. BPS Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten Lampung Utara. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Mesuji. 2011. Mesuji Dalam Angka. BPS

Kabupaten Mesuji. Kabupaten Mesuji. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kota Metro. 2011. Metro Dalam Angka. BPS Kota Metro.

Kota Metro. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Kabupaten Pesawaran. 2011. Pesawaran Dalam

Angka. BPS Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran. BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Pringsewu. 2011. Pringsewu Dalam Angka. BPS

Kabupaten Pringsewu. Kabupaten Pringsewu. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tanggamus. 2011. Tanggamus Dalam Angka.

Kabupaten Tanggamus. BPS Kabupaten Tanggamus. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tulang Bawang. 2011. Tulang Bawang Dalam

Angka. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2011. Tulang Bawang

Barat Dalam Angka. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Way Kanan. 2011. Way Kanan Dalam Angka.

BPS Kabupaten Way Kanan. Kabupaten Way Kanan.

Page 449: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2011. Indikator Makro Ekonomi Regional. BPS

Perovinsi Lampung. Kota Bandar Lampung. BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Tengah. 2011. Produk Domestik

Regional Bruto Kabupaten Lampung Tengah 2005 - 2011. BPS Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah.

BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kota Metro. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2011. BPS Kota Metro. Kota Metro. [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Pesawaran. 2011. Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten Pesawaran Menurut Lapangan Usaha 2011. BPS Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kota Bandar Lampung. 2011. Produk Domestik Regional

Bruto Kota Bandar Lampung 2007–2011. BPS Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2011. Produk Domestik

Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha 2011. BPS Kabupaten Lampung Barat. Kabupaten Lampung Barat.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Lampung Selatan. 2011. Produk

Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha 2011. BPS Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten Lampung Selatan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2011. Produk Domestik

Regional Bruto Kabupaten Tulang Bawang Barat 2011. BPS Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Mesuji. 2011. Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Menurut Lapangan Usaha Mesuji 2011. BPS Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Mesuji.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Tulang Bawang. 2011. Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten tulang Bawang 2011. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang.

[BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Lampung Utara. 2011. Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten Lampung Utara 2011. BPS Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten Lampung Utara.

IncuBie IPB. 2012. Pedoman Teknis Program Pengembangan Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi.

Bogor. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo.

Jakarta. Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. 2011. Efektifitas Kepemimpinan Dalam Mewujudkan

Visi “Lampung Utara yang Tumbuh dan Berkembang Menuju Daya Saing 2014. Kota Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Bumi.

Page 450: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. 2007. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007-2012. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Kota Liwa.

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Lampung SelatanTahun 2011-2015. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Kota Kalianda.

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010-2015. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur.

Pemerintah Kabupaten Mesuji. 2012. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Mesuji Tahun 2012- 2017. Pemerintah Kabupaten Mesuji. Mesuji. Pemerintah Provinsi Lampung. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Lampung

Tahun 2005-2025. Pemerintah Provinsi Lampung. Bandar Lampung. Pemerintah Kabupaten Pringsewu. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Pringsewu Tahun 2011-2016. Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Pringsewu. Pemerintah Kabupaten Pesawaran. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Pesawaran Tahun 2010-2015. Pemerintah Kabupaten Pesawaran. Pesawaran.

Pemerintah Kota Bandar Lampung. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2015. Pemerintah Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Pemerintah Kabupaten Tanggamus. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Tanggamus Tahun 2005-2025. Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Kota Agung. Saaty, T.L.dan Vargas, L.G. 2000. Models, Methods, Concepts and Aplications of The Analityc

Hierarchy Process. Kluer Academic Publiser. Boston.

Page 451: Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Lampung · kerja dan peningkatan daya saing daerah, ... Umum, Pariwisata, ... 2.10. KABUPATEN PESAWARAN ...