BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1....

222
BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Transcript of BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1....

Page 1: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 2: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki

peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data

pendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia.

Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun

2010, jumlah UMKM tercatat 52,7 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua,

potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada

sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan

dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 99,4 juta

tenaga kerja atau 97% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi

UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56% dari total PDB.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank

Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi: (1) Pengaturan kepada

perbankan yang mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2)

Pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan (4)

Kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan lembaga Pemerintah maupun lembaga

lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah mendorong

pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan

penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank

Indonesia dalam kerangka bantuan teknis, sehingga diharapkan akan dapat

memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah

daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang berkepentingan

dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Untuk itu, Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline

Economic Survei (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang

investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu

daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah

ditujukan untuk memberikan informasi kepada stakeholders mengenai

komoditi/produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial yang menjadi unggulan daerah

untuk dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

2

Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa

kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi

ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro,

meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS tersebut selanjutnya akan

didesiminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)

yang dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id/sipuk.

Pada Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan

UMKM ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar

Skala Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi,

dan data primer responden UMKM pada suatu KPJU di suatu kecamatan, menjadi

penetapan KPJU unggulan daerah di Kabupaten/Kota dengan menggunakan

alat analisis Metode Borda, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Bayes.

Dengan demikian, nantinya tiap kabupaten/kota di suatu Provinsi diharapkan memiliki

KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk

dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan negara tetangga Thailand

melalui program One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan

Komoditi unggulan di suatu daerah (tambon) yang sukses dalam membantu

pengembangan UMKM. Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah Daerah dapat

memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan tertentu

di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat

kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi lokal.

Dalam upaya untuk memberikan data dan informasi mengenai komoditi unggulan

yang dapat dikembangkan di suatu daerah, data dan informasi yang diperoleh dari

hasil penelitian tersebut, dipandang perlu untuk diperbaharui. Pembaharuan data dan

informasi dimaksud dilakukan melalui Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan

UMKM, dengan memilih dan menetapkan KPJU unggulan daerah berdasarkan kriteria

tertentu serta menambahkan berbagai informasi pendukung. Upaya ini dalam rangka

memberikan informasi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi stakeholder

dalam pengembangan UMKM.

Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut

dan cocok untuk dikembangkan. Kriteria Unggulan dapat dilihat dari beberapa

perspektif sebagai berikut:

Page 4: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

3

1. Perspektif Product Life Cycle (PLC)

KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJU. Apakah KPJU

dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJU yang lain (meskipun

kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature), atau

saat ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase

growth). Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi

pengembangan. Contoh untuk hotel, apakah pemilihan KPJU Unggulan tersebut

tujuannya untuk business development (mengembangkan yang sudah ada/intensif)

atau memperbanyak usaha yang bergerak dalam KPJU tersebut (ekstensif).

2. Perspektif Tujuan

Dalam perspektif ini penentuan KPJU unggulan dengan mempertimbangkan tindak

lanjut, tujuan atau target yang ingin dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk

menanamkan uangnya di bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan

return yang cepat, atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun

berpotensi unggul di masa datang.

3. Perspektif Keberpihakan

Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, misalnya

keberpihakan pada pengusaha lokal.

4. Perspektif Skenario Kebijakan

Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (eksisting) KPJU

unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario

kebijakan pemerintah normatif. Contoh kasus: show room mobil bekas dengan

wacana adanya skenario kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia

kendaraan.

Dengan melihat perspektif di atas, diharapkan program akan menjadi lebih fokus.

Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi

melalui pengembangan KPJU unggulan di suatu kabupaten/kota dan provinsi sebagai

upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada

akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

4

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengenal dan memahami mengenai:

• Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian, dan

potensi sumberdaya.

• Profil UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk faktor pendorong dan

penghambat dalam pengembangan UMKM.

• Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah

(Daerah Tingkat I dan II) yang terkait dengan pengembangan UMKM.

• Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

2. Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas

untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Selatan, kabupaten/kota dan

kecamatan dalam rangka:

• Mendukung pembangunan ekonomi daerah;

• Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta

• Peningkatan daya saing produk.

3. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJU

unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misal mengenai bahan

baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan,

harga dan lokasi (kecamatan).

4. Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini belum

menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang

apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu.

5. Memberikan rekomendasi berupa:

• KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing kabupaten/

kota.

• Peranan Perbankan dalam pengembangan KPJU unggulan.

• Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), yang

dikaitkan pula dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dalam rangka

pengembangan KPJU unggulan UMKM.

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Penelitian terhadap KPJU Unggulan UMKM dilaksanakan untuk mengidentifikasi

dan menetapkan KPJU pada UMKM yang dikategorikan sebagai unggulan daerah

pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

5

2. Definisi UMKM adalah sebagaimana disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

• memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil usaha hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai

berikut:

• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

3. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan adalah KPJU lintas sektoral

yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap

tenaga kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya, serta mempunyai daya

saing tinggi.

4. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Potensial adalah KPJU lintas sektoral

yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota (setelah metode Bayes)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

6

namun dari hasil diskusi dan pendapat para pakar berpotensi untuk menjadi KPJU

unggulan dengan adanya perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJU ini potensial

untuk diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan memenuhi

kriteria jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap

perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku.

Dalam hal ini perlu dijelaskan kelemahan atau kriteria yang tidak dapat terpenuhi,

relatif terhadap KPJU unggulan di sektornya. Dengan demikian dapat

diformulasikan perlakuan tertentu atau kebijakan yang perlu diambil agar KPJU

potensial tersebut dapat berkembang menjadi KPJU unggulan.

5. KPJU yang dikaji adalah KPJU pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi

pertanian/tanaman pangan, pertanian/hortikultura, perkebunan, peternakan,

perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, perindustrian,

perdagangan, transportasi, pariwisata dan jasa-jasa sebagaimana kategori 12

sektor ekonomi BPS.

6. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :

• Profil daerah untuk Provinsi Kalimantan Selatan dan untuk masing-masing

kabupaten/kota, antara lain meliputi: struktur geografis, demografi, ekonomi,

potensi sumberdaya dan aspek lainnya yang terkait.

• Profil UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan dan di masing-masing

kabupaten/kota, termasuk potensi, peluang, faktor pendorong dan

penghambat dalam pengembangan UMKM.

• Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka pengembangan UMKM

dan KPJU unggulan

• Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya KPJU unggulan

UMKM di wilayah penelitian, antara lain berupa data kredit UMKM,

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan.

• Penetapan KPJU unggulan UMKM untuk masing-masing subsektor/sektor dan

atau lintas sektoral di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota

dan provinsi).

• Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan

KPJU di masing-masing kabupaten/kota.

• KPJU potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJU unggulan.

• Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/

Kota di Kalimantan Selatan) dalam pengembangan KPJU unggulan UMKM.

7. KPJU yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama KPJU akhir.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

7

D. METODE PENELITIAN

1. Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan diantaranya Tanah Laut (11 kecamatan), Tanah Bumbu (10 kecamatan),

Kota Baru (20 kecamatan), Banjar (17 kecamatan), Tapin (12 kecamatan), Hulu

Sungai Selatan (11 kecamatan), Hulu Sungai Tengah (11 kecamatan), Hulu Sungai

Utara (10 kecamatan), Balangan (8 kecamatan), Tabalong (12 kecamatan), Barito

Kuala (17 kecamatan), Kota Banjarmasin (5 kecamatan), Kota Banjarbaru (5

kecamatan).

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan informasi terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari

narasumber/responden.

Narasumber adalah responden pakar, yakni pihak yang dapat memberikan

informasi dan sekaligus mengambil keputusan/kebijakan karena pertimbangan

kedudukan/kewenangan yang dimilikinya, profesinya, pengetahuan dan

pengalamannya di tingkat kabupaten yang mewakili:

1. Badan Perencanaan Daerah

2. Bagian Administrasi dan Perekonomian

3. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

5. Dinas Perikanan dan Kelautan

6. Dinas Pertanian dan Perkebunan

7. Asosiasi usaha/Pelaku usaha

8. Perbankan (nasional, regional dan lokal)

9. Akademisi (tingkat regional Kalimantan Selatan)

Sedangkan narasumber di tingkat kecamatan adalah juga responden pakar

sebagaimana kriteria di atas yang mewakili:

1. Camat

2. Koordinator Statistik Kecamatan

3. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi PMD)

4. Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (Kasi PKM) atau

Representasi yang lain.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

8

b. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/

publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya

yang menunjang.

3. Tahapan Pengumpulan dan Analisis Data

a. Terdapat dua kelompok kriteria yang akan digunakan untuk

menyaring KPJU menjadi KPJU unggulan, yaitu:

(i) Kriteria di tingkat kecamatan, yakni jumlah unit/rumah tangga,

jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan

ketersediaan bahan baku.

(ii) Kriteria untuk AHP di tingkat kabupaten/kota, antara lain TK terdidik,

bahan baku, modal, sarana produksi/usaha, teknologi, sosial budaya,

manajemen usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan TK dan

sumbangan terhadap perekonomian. Kriteria untuk AHP di tingkat

kabupaten/kota ini merupakan referensi untuk melakukan seleksi KPJU

unggulan. Dengan demikian, kriteria dimungkinkan untuk disesuaikan

dengan kondisi perekonomian/kebijakan/prioritas pengembangan di

masing-masing wilayah penelitian.

b. Tahap Pembobotan

(i) Pada tingkat Provinsi : pembobotan tujuan, kriteria dan sektor/subsektor

Pada tahap ini dilakukan pembobotan terhadap tujuan serta kriteria untuk

AHP. Nilai pembobotan ini berlaku sama untuk semua Kecamatan dan

Kabupaten/Kota serta sektor/subsektor dalam suatu Provinsi.

(ii) Pada tingkat kabupaten/kota : pembobotan sektor/subsektor

Dilakukan pembobotan terhadap sektor/subsektor yang berlaku untuk

suatu kabupaten/kota. Nilai pembobotan ini digunakan pada saat

penghitungan dengan metode Bayes.

c. Tahap Penentuan KPJU di Kecamatan

Berdasarkan daftar KPJU seluruh Kecamatan pada suatu kabupaten/kota yang

diperoleh dari data sekunder atau narasumber, dilakukan pemilihan KPJU

kecamatan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

(i) Jumlah unit usaha/rumah tangga pada setiap kecamatan yang bersumber

dari data sekunder/statistik.

(ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/produk (persepsi

narasumber).

(iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan) dan atau

sarana usaha (persepsi narasumber).

(iv) Kontribusi KPJU terhadap perekonomian daerah (persepsi narasumber).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

9

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat

narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke Kecamatan

dengan narasumber di tingkat Kecamatan (disesuaikan dengan kondisi

kecamatan di masing-masing daerah). Narasumber yang dimaksud adalah

Camat, Koordinator Statistik Kecamatan, Kepala Seksi Pemberdayaan

Masyarakat (Kasi PMD), atau Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan

Masyarakat (Kasi PKM) atau representasi lainnya sesuai rekomendasi

pendelegasian kewenangan dari Camat.

d. Tahap Penentuan KPJU dengan Metode Borda di Tingkat

Kabupaten/Kota

Berdasarkan hasil pengolahan KPJU dari seluruh Kecamatan di suatu

Kabupaten/Kota dengan metode Bayes, dilakukan pemilihan KPJU

kabupaten/kota dengan metode Borda. Metode Borda adalah metode yang

dipakai untuk menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal

10 (sepuluh) KPJU untuk setiap sektor/subsektor ekonomi di tingkat

kabupaten/kota.

e. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Per Sektor/SubSektor dengan Metode

AHP di Tingkat Kabupaten/Kota

Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan untuk menetapkan

KPJU unggulan per sektor/subsektor pada tingkat kabupaten/kota.

Alternatif kriteria yang dapat dipergunakan untuk proses penetapan KPJU

unggulan kabupaten/kota adalah sebagaimana Tabel 1.1.

Analisis untuk penetapan KPJU unggulan dari hasil pemilihan KPJU di

Kabupaten/Kota, dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy

Process (Saaty, 2000). Analytic Hierrarchy Process (AHP) adalah sebuat alat

analisis yang didukung oleh pendekatan matematika sederhana dan dapat

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ‘decision making’ seperti

pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004).

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat

narasumber yang diperoleh melalui pengisian kuesioner AHP secara individual

dengan narasumber di tingkat kabupaten/kota, misal pejabat dinas/instansi,

asosiasi, Kadin, Bappeda, perbankan dan peneliti/dosen perguruan tinggi.

Pada penelitian ini, narasumber yang dimaksud adalah representasi dari Badan

Perencanaan Daerah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan

Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perbankan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

10

Tabel 1.1. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan

Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan 1 Tenaga Kerja Terampil

(skilled) Tingkat pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/sekolah keterampilan/pelatihan

2 Bahan Baku (manufacturing)

Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Perishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku

3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan

4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/kemudahan memperoleh Harga

5 Teknologi Kebutuhan teknologi Kemudahan (memperoleh teknologi)

6 Sosial Budaya (faktor endogen)

Ciri khas lokal Penerimaan masyarakat Turun temurun

7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk me-manage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran

Kemudahan mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan Tenaga Kerja Kemampuan menyerap Tenaga Kerja 11 Sumbangan terhadap

perekonomian wilayah Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karena keberadaan usaha ini (backward & forward linkages)

Berdasarkan analisis AHP ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap

sektor/subsektor ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

Melalui forum Focus Group Discussion (FGD) selanjutnya dengan peserta

responden AHP di atas yang ditambah dengan representasi instansi terkait,

asosiasi pengusaha dan akademisi, dimintakan pula pendapat dari para

narasumber mengenai alternatif kebijakan yang harus diambil dalam rangka

pengembangan usaha KPJU unggulan yang telah terindentifikasi.

f. Tahap Konfirmasi 5 (lima) KPJU Unggulan untuk Setiap

Sektor/Subsektor Ekonomi di tingkat Kabupaten/Kota

Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk setiap

sektor/subsektor yang telah diperoleh dengan menggunakan metode AHP, dan

konfirmasi rekomendasi kebijakan untuk KPJU unggulan. Tahap ini

dilaksanakan dalam forum FGD.

g. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Lintas Sektoral dengan Metode Bayes

di Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi

Berdasarkan hasil pemilihan KPJU per sektor/subsektor di tingkat kabupaten/

kota dan provinsi dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas

Page 12: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

11

sektoral dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan untuk

melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah

alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal (Marimin,

2004). Namun, terlebih dahulu terhadap alternatif KPJU per sektor/subsektor

dilakukan normalisasi. Berdasarkan perhitungan dengan metode normalisasi

ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU lintas sektoral di tingkat kabupaten/kota.

Gamber 1.1. Tahap Penentuan KPJU

Page 13: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

12

4. Prinsip Penilaian Kriteria dan Rekomendasi Kebijakan

a. Prinsip Penilaian Kriteria

Penilaian perbandingan antar KPJU untuk setiap kriteria didasarkan atas

kondisi saat ini dan prospeknya. Penilaian (scoring) setiap kriteria didasarkan

atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka memulai usaha baru atau

mengembangkan usaha pada KPJU.

b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah dalam Pengembangan

KPJU Unggulan UMKM

Setelah diperoleh KPJU unggulan daerah dan KPJU potensial yang diperoleh

dari hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan rekomendasi maupun

saran-saran serta solusi dalam upaya pengembangan KPJU yang terpilih

tersebut. Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah ini diharapkan

akan dapat dimanfaatkan oleh Pemda maupun menjadi referensi dalam

pembuatan kebijakan tindak lanjut dari Pemda. Dengan demikian fungsi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) sebagai advisor maupun penyedia

data dan informasi bagi Pemda dapat diimplementasikan dari hasil penelitian

ini.

5. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Kabupaten/Kota

FGD yang dilakukan dalam penelitian ini berupaya untuk mencapai tujuan sebagai

berikut:

a. Mengkonfirmasi hasil survei KPJU di tingkat kecamatan.

b. Memperoleh informasi secara lebih dalam tentang permasalahan dan potensi 5

prioritas KPJU lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.

c. Merumuskan rekomendasi dalam pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan

lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.

Peserta FGD ini berjumlah 9-12 orang, terdiri dari:

a. Pejabat dinas/instansi sektoral terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei

(maksimal 5 orang)

b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil

survei (maksimal 5 orang)

c. Perbankan (maksimal 2 orang)

d. Akademisi (1 orang)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

13

FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengantar FGD

1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Pengembangan

KPJU unggulan yang dilakukan Bank Indonesia.

2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU

unggulan.

3. Mensosialisasikan hasil survei di kabupaten bersangkutan berupa 5 prioritas

KPJU unggulan.

b. Substansi FGD

1. Menggali informasi lebih dalam mengenai keberadaan UMKM penghasil

KPJU tersebut dari perwakilan responden kecamatan dan instansi terkait.

Informasi yang digali terutama berkaitan dengan:

a. jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar,

b. multiplier effect (tumbuhnya usaha-usaha lain yang mendukung usaha

tersebut),

c. daya dukung wilayah sekitar dalam memasok bahan baku maupun

pemasaran,

d. kasus best practices UMKM penghasil komoditi tersebut yang

berkontribusi tinggi pada perekonomian daerah (pajak, devisa dan

menyerap pengangguran).

2. Menggali informasi mengenai faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

tantangan pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan UMKM menurut

perspektif instansi sektoral, perbankan dan UMKM. Melalui diskusi ini

diharapkan tergali informasi: (1) alternatif pasar baru; (2) alternatif pasokan

bahan baku; (3) alternatif pembiayaan baru (program bantuan dari

pemerintah, LSM, perbankan, dan lain-lain); (4) alternatif teknologi atau

metode baru; (5) kebijakan pemda terkait dengan KPJU tersebut. Masing-

masing peserta diminta untuk menuliskan idenya secara ringkas di

metaplan. Selanjutnya, peserta diminta menempelkannya pada matriks di

kertas plano sebagai berikut:

Page 15: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

14

Tabel 1.2. Matrik Informasi KPJU

Peluang Tantangan

Pasar -

-

-

-

Bahan baku/

sarana usaha

-

-

-

-

Teknologi/metode -

-

-

-

Pembiayaan -

-

-

-

3. Menggali informasi lebih dalam tentang potensi dan masalah yang

dihadapi UMKM dalam mengembangkan 5 prioritas KPJU dari pespektif

pelaku usaha UMKM dan Instansi terkait. Informasi yang digali meliputi

supply chain (rantai pasokan) mulai dari penyediaan bahan baku,

penyediaan sarana produksi, proses produksi, pemasaran, hingga

distribusinya. Dibahas untuk masing-masing KPJU, dimana letak titik

kekuatan dan titik kritisnya selama ini.

Peserta dari kalangan pelaku usaha atau asosiasi UMKM diminta untuk

melihat rantai pasokan di atas dan mengevaluasi KPJU memiliki kelemahan

dan kekuatan di titik yang mana. Peserta diminta menempelkan metaplan

warna merah pada titik yang dianggap kritis dan metaplan warna hijau

pada titik yang dianggap stabil dalam pengembangan masing-masing

KPJU.

4. Melakukan brainstorming ide dan informasi untuk mengatasi masalah

pada masing-masing KPJU. Peserta dari instansi sektoral terkait juga dapat

menyampaikan program-program yang sudah dijalankan untuk mengatasi

masalah tersebut. Peserta FGD diminta untuk menuliskan ide-idenya di

metaplan dan menempelkannya di kertas plano.

Bahan baku masuk

Penanganan Bahan baku

Proses produksi

Pemasaran Distribusi/delivery

Page 16: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

15

5. Mengelompokkan ide-ide yang sejenis dan mendiskusikannya, termasuk

dalam masalah keefektifan program dari instansi sektoral di tingkat

lapangan dalam mengatasi masalah tersebut.

6. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Provinsi

FGD ini bertujuan sebagai berikut:

a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting

dan data sekunder terkini.

b. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi terkait product life cycle

(PLC) dan kontribusi KPJU Unggulan tersebut terhadap tingkat inflasi.

c. Memberikan rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan

spesifikasi peserta sebagai responden pakar (kewenangan, profesi, keahlian

masing-masing).

Peserta FGD ini berjumlah 10-12 orang, terdiri dari:

a. Pejabat dinas/instansi sektoral tingkat Provinsi terkait dengan 10 prioritas KPJU

unggulan hasil survei.

b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 10 prioritas KPJU

unggulan hasil survei.

c. Perbankan.

d. Akademisi/Pengamat Ekonomi Pembangunan di wilayah.

FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengantar FGD

1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Dasar

Pengembangan KPJU Unggulan yang dilakukan Bank Indonesia bekerjasama

dengan SEM Institute.

2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU

unggulan.

3. Mensosialisasikan hasil survei di tingkat provinsi berupa 10 prioritas KPJU

unggulan lintas sektor.

b. Substansi FGD

1. Penjelasan dari Moderator.

Penjelasan bahwa 10 KPJU Unggulan ini dihasilkan dari KPJU-KPJU

Unggulan tingkat Kota/Kabupaten yang dipilih kembali sesuai dengan

metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor

masing-masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi

dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah

dikonfirmasi dengan seluruh stakeholders di tingkat Kota/Kabupaten

Page 17: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

16

tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan yg dihadapi dan kekuatan

dan kelemahan/titik kritisnya.

2. Agenda.

Karena KPJU Unggulan ini akan direkomendasikan untuk jangka waktu 5

tahun ke depan, maka FGD ini memiliki agenda :

a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi

eksisting dan data sekunder terkini. Sumber : Akademisi dan tambahan

pendalaman dari peserta lain.

b. Mendalami kondisi terkait product life cycle (PLC) dan kontribusinya

terhadap tingkat inflasi. Sumber : Akademisi dan tambahan pendalaman

dari peserta lain.

c. Pemberian rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan

spesifikasi kewenangan, profesi, keahlian masing-masing peserta selaku

responden pakar/ahli.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

17

BAB II PROFIL WILAYAH PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 19: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

19

BAB II PROFIL WILAYAH

A. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

1. Geografis Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di

sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan

Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah

selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan

Timur.

Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114 19" 33"

BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS. Daerah yang paling luas di

Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru dengan luas 9,422.73

km², kemudian Kabupaten Tanah Bumbu dengan luas 5,066.96 km² dan

Kabupaten Banjar dengan luas 4,672.68 km², sedangkan daerah yang paling

sempit adalah Kota Banjarmasin dengan luas 72.67 km².

Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau

Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km² atau 3.753.052 ha. Sampai

dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota

dan pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya

pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan

dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.

Luas wilayah Provinsi tersebut sudah termasuk wilayah laut Provinsi

dibandingkan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah masing-masing

Kabupaten Tanah Laut 9,94%; Tanah Bumbu 13,50%; Kotabaru 25,11%; Banjar

12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong 9,59%; Balangan 5,00%; Batola 6,33%;

Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin 0,19%.

Daerah aliran sungai yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan adalah:

Barito, Tabanio, Kintap, Satui, Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau Sebuku,

Cantung, Sampanahan, Manunggal dan Cengal. Memiliki catchment area

sebanyak 10 lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga Langsat, Mangkuang, Haruyan

Dayak, Intangan, Kahakan, Jaro, Batulicin dan Riam Kanan

(www.kalselprov.go.id).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

20

Tabel 2.1. Daftar Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Selatan

Kabupaten/Kota

Regency/City Luas/Area

(Km2) 1. Tanah Laut 3.631,35 2. Tanah Bumbu 5,066.96 3. Kota Baru 9,422.73 4. Banjar 4,672.68 5. Tapin 2,174.95 6. Hulu Sungai Selatan 1,804.94 7. Hulu Sungai Tengah 1,472.00 8. Hulu Sungai Utara 892.70 9. Balangan 3,599.95 10. Tabalong 1,878.30 11. Barito Kuala 2,376.22 12. Kota Banjarmasin 72.67 13. Kota Banjarbaru 367.12

Sumber : www.kalselprov.go.id

2. Keadaan Iklim Pada umumnya daerah Kalimantan Selatan terdiri dari dua musim, yaitu

musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya terjadi pada

bulan Oktober sampai Mei, pada waktu itu angin bertiup dari arah Timur Laut,

kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 8-14 knot dan rata-rata tiap

bulan antara 5-6 knot. Sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada bulan

Juni sampai Agustus dan di antara kedua musim tersebut terdapat musim

pancaroba.

Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi

rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.

Data temperatur udara yang dilaporkan Badan Meteorologi dan Geofisika

Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor, temperatur udara maksimun di daerah

Kalimantan Salatan berkisar antara 33,1°C - 35°C , temperatur udara minimun

berkisar antara 22,6°C - 23,8°C. Temperatur rata-rata berkisar antara 27,85°C

sampai 29,4°C.

Kelembaban udara maksimun di daerah ini berkisar antara 96%-98% dan

kelembaban minimun berkisar antara 35%-58%, sedangkan rata-ratanya tiap

bulan 60%-87%.

Penyinaran matahari di Kalimantan Selatan dengan intensitas tertinggi

pada bulan April yaitu 75% dan intensitas terendah terjadi pada bulan

Desember yaitu 33%, dengan rata-rata intensitas penyinaran 52,5%

(www.kalselprov.go.id).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

21

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,

geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Dari data terakhir yang

diperoleh, pada bulan September 2012 curah hujan di Kalimantan Selatan

adalah sebagai berikut : 33 % curah hujan kurang dari atau sama dengan 20

mm, 45 % curah hujan antara 21- 50 mm, 16 % curah hujan antara 51-100 mm,

5 % curah hujan antara 101-150 mm dan 1 % curah hujan antara 301-400 mm

(www.klimatologibanjarbaru.com).

3. Topografi Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar

43,05% wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah

0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:

• 0 - 2% : 1.615.630 ha (43,05%)

• 2 - 15% : 1.192.545 ha (31,87%)

• 15 - 40% : 713.682 ha (19,02%)

• 40% : 231.195 ha (6, 16%)

Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian yang

dibagi menjadi 6 kelas ketinggian yaitu kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100

meter, 100 - 500 meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter, menunjukkan

wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar (31,29%) berada pada kelas

ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut.

4. Lahan

Tanah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan

dengan rincian hutan lebat (780.319 ha), hutan belukar (377.774 ha), dan hutan

rawa (90.060 ha), hutan sejenis (352.840 ha), berupa semak/alang-alang

(870.314 Ha), berupa rumput (50.119 ha), dan lain lain (83.014 ha). Sedangkan

penggunaan untuk sawah seluas 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha,

perkampungan 57,903 ha dan untuk tegalan seluas 48.612 ha. Bentuk geologi

wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa aluvium muda dan formasi

berai (www.kalselprov.go.id).

5. Sumberdaya Alam

Potensi pertanian Kalimantan Selatan cukup melimpah. Produksi tanaman

pangan khusus padi mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada

tahun 2005 sebesar 1.598.835 ton GKG dengan produktivitas 34,79 ku/ha naik

pada tahun 2006 produksi naik menjadi 1.636.840 ton GKG dengan

produktivitas 35,38 ku/ha. Kemudian pada tahun 2007 naik lagi menjadi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

22

1.953.868 ton GKG dengan produktivitas 38,63 ku/ha serta pada tahun 2008

menjadi 1.954.283 ton dengan produktivitas 38,52 ku/ha. Selama kurun waktu

tersebut kenaikan produksi tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebanyak

317.028 ton atau 19,37%.

Pada tahun 2007, Departemen Pertanian mencetuskan Program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang langsung direspon oleh

Kalimantan Selatan dan dilaksanakan sesuai pedoman umum. Program ini juga

didukung pula dengan tersedianya anggaran APBD untuk program

pembangunan pertanian berkelanjutan di Kalimantan Selatan

(www.kalselprov.go.id).

Selain itu jenis tanaman lain yang diunggulkan di Kalimantan Selatan di

antaranya Rambutan Antalagi, durian, waluh Juai, pisang Kepok Manurun,

jeruk Siam Banjar, kueni Anjir Batola, duku Padang Batung, kencur Papan

Kentala, Ubi Negara, Langsat Tanjung, Talas Loksado, Kacang Tunggak Negara.

Areal efektif pertanaman perkebunan sampai dengan tahun 2007 baru

mencapai 510.352 ha atau 46,99% dari luas yang dicadangkan, dengan produksi

482.026,37 ton per tahun, sedang untuk potensi pengembangan perkebunan

575.771 ha (53,01%) (www.kalselprov.go.id).

Produk hasil komoditas perkebunan hampir seluruhnya masih dalam

bentuk produk primer, sehingga nilai tambah dari sektor perkebunan belum

didapat, nilai tambah bisa dicapai apabila dilaksanakan pengembangan industri

manufacturing setempat, yang sekaligus akan memperkuat keutuhan sistem

agribisnis komoditas perkebunan yang bersangkutan.

Tabel 2.2 Komoditas Perkebunan Kalimantan Selatan

NO KOMODITAS 2009 2010

(Ton) (Ton)

1 Karet 98.479 103.563

2 Kopi 1.445 1.209

3 Kelapa Sawit 424.309 434.134

4 Kakao 34 35

Sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id

Dalam subsektor peternakan, Kalimantan Selatan memiliki berbagai jenis

ternak yang diunggulkan, salah satunya adalah sapi potong. Usaha ternak sapi

potong berkembang di Kalimantan Selatan umumnya dilakukan secara individu

Page 23: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

23

atau berkelompok namun berada dalam satu kawasan dengan sistem

pemeliharaan secara intensif/semi intensif. Jumlah kepemilikan bervariasi

antara 2-10 ekor/peternak. Selain itu, usaha ternak kambing dan unggas juga

cukup berkembang. Usaha ternak kambing dilakukan secara individu atau

berkelompok dalam satu kawasan yang dipelihara secara intensif. Jenis ternak

kambing yang dipelihara adalah kambing Kacang dan PE dengan jumlah

pemilikan 5-15 ekor/peternak. Pengembangbiakannya sebagian besar dilakukan

secara kawin alam sedangkan kawin suntik telah dilakukan di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan, Tanah Laut dan Barito Kuala. Sedangkan untuk jenis unggas

yang diternakan diantaranya ayam Broiler, Itik Alabio dan ayam kampung.

Potensi perikanan dan kelautan Kalimantan Selatan terdiri dari perikanan

laut, perikanan air payau dan perikanan air tawar. Perikanan laut didasarkan

atas volume garis pantai dan panjang 1.330 km. Sedangkan luas potensi areal

air payau yang dapat dikembangkan sebesar 53.382 ha. Potensi perikanan air

tawar berdasarkan areal perairan umum yang luasnya 1.000.000 ha, yang

tersebar pada seluruh wilayah di Kalimantan Selatan (13 kabupaten/kota).

Berikut perkembangan produksi perikanan selama periode 2005-2009 terlihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Produksi Perikanan Tahun 2005 – 2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 %

Budidaya 17.263 15.014 22.569 24.610 31.482 -10,0

- Tambak 5.315 3.415 6.027 7.107 10.508 7,0

- Kolam 3.282 4.927 5.976 8.143 13.398 23,0

- Karamba 4.294 3.713 3.727 4.735 3.776 -4,0

- Sawah 116 113 265 263 3.776 12,0

- Jaringan Apung 211 423 505 596 657 18,0

- Net Tancap 4 4 5 5 5 -3,0

- Laut 4.041 2.420 6.064 3.761 2.848 -20,0

Sumber : http://www.kalselprov.go.id

Bahan galian di wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya, baik

itu bahan galian energi, bahan galian logam, bahan galian non logam maupun

bahan galian industri. Potensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Kalimantan

Selatan terdapat dalam dua cekungan yaitu Cekungan Barito dan Cekungan

Asam-asam. Pada Cekungan Barito mempunyai cadangan minyak sebesar

620,571 juta barrel (98,5 juta m3) dan yang dapat diproduksi sebesar 160 juta

Page 24: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

24

barrel (27 juta m3), sampai tahun 2009 produksi minyak telah mencapai 20,6

juta m3. Di lapangan Tanjung Raya terdapat sebanyak 231 sumur, yang

berproduksi 95 sumur, yang ditutup sementara 69 sumur yang ditutup

selamanya 28 sumur dan sumur injeksi 39 sumur.

Selain minyak dan gas bumi, batubara sebagai bahan energi banyak

terdapat di Kalimantan Selatan dengan kualitas umur Eosen (nilai kalori yang

terkandung didalamnya antara 4000 s/d 7100 Kal/gr). Potensi sumberdaya

secara keseluruhan 9.101.380.000 ton sedangkan cadangannya masih

1.804.145.000 ton.

Beberapa potensi pertambangan lainnya yakni emas (Kabupaten Kotabaru,

Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balangan), intan, nikel, besi,

chromit (cadangan 132.200 ton di Kabupaten Tanah Laut dan 10.000 ton di

Kabupaten Banjar), mangan, gambut, batu gamping, phospat, kaolin, pasir

kwarsa, batu gamping marmeran, batu gunung, pasir dan kerikil, bongkah

batu.

Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi

Kalimantan Selatan di triwulan III tahun 2012 mengalami pertumbuhan

sebesar 3,51 persen dibanding produksi industri triwulan II tahun 2012.

Pertumbuhan ini berada diatas rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya

tumbuh sebesar 2,06 persen. Kenaikan produksi tersebut disokong oleh

semuakelompok industri besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan

positif, masing-masing industri makanan yang mengalami kenaikan produksi

sebesar 3,81 persen, industry minuman yang mengalami kenaikan produksi

sebesar 0,16 persen, industri kayu, barang dari kayu/gabus (tdk termasuk

furniture) yang mengalami kenaikan produksi sebesar 0,59 persen, industri

bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mengalami kenaikan produksi

sebesar 0,01 persen dan industri karet, barang dari karet/plastic yang

mengalami kenaikan produksi sebesar 2,27 persen (kalsel.bps.go.id)

Perkembangan sektor perdagangan bila dilihat dari jumlah pemegang

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatif

sampai dengan Agustus tahun 2007 sebanyak 27.227 buah Pedagang Kecil (PK)

atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah tahun 2005, Pedagang Menengah

(PM) sebanyak 7.927 buah atau naik sebesar 9,54% dari 7.236 buah pada tahun

2006, kemudian Pedagang Besar juga mengalami pertambahan menjadi 1.950

buah atau naik sebesar 10,41% dari 1.766 buah pada tahun 2006. Bila dilihat

dari pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami

Page 25: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

25

kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.824 buah sedang bila dilihat dari

prosentasi pertambahan Pedagang Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling

banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan

jenis usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik

sebesar 11,07% dari 33.402 buah pada tahun 2006.

6. Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan

Industri pariwisata merupakan sektor yang memberi harapan besar bagi

pengembangan ekonomi di banyak negara sehingga sektor pariwisata

memegang peranan penting dalam produk domestik bruto (PDB). Selain itu,

sektor pariwisata juga dianggap memiliki efek ganda dan dapat menggerakkan

ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Meski potensi sangat besar, Kalimantan

Selatan masih belum optimal menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber

pendapatan yang dominan.

Kalimantan Selatan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari pantai,

hutan, pegunungan, sampai wisata religi dengan situs-situs sejarah yang bisa

dimanfaatkan sebagai tempat tujuan wisata yang menarik. Di samping itu,

dengan beragam budaya daerah, Kalimantan Selatan juga sangat potensial

dikembangkan sebagai tujuan wisata budaya, wisata religius, maupun wisata

kuliner.

Obyek dan daya tarik wisata di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan

potensi yang ada tercatat sebanyak 272 buah obyek wisata, namun yang sudah

dikenal dan banyak dikunjungi adalah:

• Kawasan wisata pasar terapung muara sungai barito Kota Banjarmasin.

• Kawasan wisata sungai Martapura meliputi Makam Raja Sultan Suriansyah,

Masjid Sultan Suriansyah, Sungai Kuin Kota Banjarmasin.

• Kawasan Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Martapura, Kabupaten Banjar

• Kawasan wisata Pendulangan Intan Cempaka dan Pasar Permata di

Martapura Kabupaten Banjar.

• Kawasan wisata Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

• Makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kabupaten Banjar dan makam

Datu Sanggul di Kabupaten Tapin sebagai obyek wisata religius.

• Kawasan wisata Kerbau Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dalam rangka kunjungan wisata, sasaran yang menjadi citra Provinsi

Kalimantan Selatan adalah Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Provinsi

Kalimantan Selatan yang memiliki fasilitas pendukung seperti: bandara,

Page 26: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

26

pelabuhan samudera, hotel berbintang, angkutan/transportasi bus pariwisata

dan lain-lain. Oleh karena itu kota Banjarmasin memegang posisi kunci dalam

mewakili citra Kalimantan Selatan atau sebagai daerah tujuan wisata

(www.kalselprov.go.id).

7. Sosial Budaya Provinsi Kalimantan Selatan

Suku bangsa di Kalimantan Selatan (dalam sensus belum disebutkan

beberapa suku kecil yang merupakan penduduk asli) terdiri dari berbagai suku

diantaranya suku Banjar, Jawa, Bugis, Madura, Bukit, Mandar, Bakumpai,

Sunda, Betawi, Minangkabau, Banten dan suku lainnya. Sebanyak 76,34%

berasal dari suku Banjar.

Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah bahasa daerah,

yakni bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala

dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus, dituturkan bahasa-

bahasa dari rumpun Dayak, seperti bahasa Dusun Deyah, bahasa Maanyan, dan

bahasa Bukit.

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Suku Banjar yang

mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan menganut Agama Islam,

demikian pula Suku Dayak Bakumpai di daerah aliran Sungai Barito. Suku

Bukit di kawasan Pegunungan Meratus umumnya masih mempertahankan

kepercayaan Kaharingan dan sebagian lainnya menganut Agama Kristen. Suku

Dayak Maanyan Warukin di Kabupaten Tabalong dan Samihim di Kabupaten

Kotabaru mayoritas beragama Kristen, sementara Suku Dayak

Dusun Balangan di Kecamatan Halong menganut agama Buddha

(id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan#Kependudukan).

8. Investasi

Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan daerah untuk

pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di Provinsi Kalimantan

Selatan, Pemerintah Provinsi berusaha terus menggali segala potensi dan

sumber-sumber pendapatan untuk terus dikembangkan. Pada tahun 2008,

sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 Jo. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Koridor UU Nomor 34 Tahun 2000 pengganti UU No. 18

Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, membuat berbagai langkah

antara lain dengan mengintensifkan pendapatan dan mengektensifikasikan

penerimaan daerah serta mengoptimalkan penggarapan sumber/potensi,

Page 27: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

27

peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur

serta peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan III-2012

tumbuh sebesar 4,91% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-

2012 yang berhasil mencapai 6,03% Dari sisi permintaan, melambatnya laju

pertumbuhan ekonomi banyak dipengaruhi oleh kontraksi yang dialami oleh

aktivitas ekspor, terutama untuk komoditas batubara akibat melemahnya

permintaan negara mitra dagang sebagai imbas dari krisis global yang belum

cenderung membaik. Meskipun demikian kinerja konsumsi masih cukup kuat,

terutama konsumsi pemerintah yang mengalami percepatan selama triwulan

laporan seiring meningkatnya aktivitas investasi daerah. Sementara

peningkatan konsumsi pemerintah yang dipengaruhi oleh realisasi proyek fisik

diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan akhir tahun

2012. Dari sisi penawaran atau sektoral, melambatnya laju pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sektor

dominan, terutama sektor pertambangan (bi.go.id)

9. Kebijakan Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan

a. Visi Pembangunan Kalimantan Selatan

“Terwujudnya Kalimantan Selatan yang Berkembang, Maju, Unggul,

Nyaman, Sejahtera dan Damai (Bermunajad) Tahun 2015”

b. Misi Pembangunan Kalimantan Selatan

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kalimantan Selatan Tahun

2011-2015 tersebut, maka misi pembangunan Kalimantan Selatan adalah

sebagai berikut:

(1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial dan budaya.

(2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang produktif dan

berdaya saing.

(3) Mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan dan

masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi

geografis.

(4) Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas

infrastruktur wilayah.

(5) Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang baik dan bersih.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

28

c. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kalimantan Selatan

Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, dalam setiap misi pembangunan

adalah sebagai berikut:

(1). Misi Pertama : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama,

sosial dan budaya, dilaksanakan melalui prioritas Membangun

Kehidupan Sosial dan Budaya.

Tujuan:

Mewujudkan Daerah yang memiliki kualitas kehidupan beragama,

sosial serta berbudaya yang berakar pada nilai-nilai luhur

Sasaran:

(a) Terwujudnya masyarakat yang agamis dan berakhlak mulia dan

memiliki toleransi antar umat beragama.

(b) Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat.

(c) Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan

sumberdaya daerah.

(2). Misi Kedua : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang

produktif dan berdaya saing, dilaksanakan melalui prioritas

Membangun Sumberdaya Manusia.

Tujuan:

(a) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang berpendidikan

berkualitas.

(b) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat yang sehat.

(c) Mewujudkan daerah yang memiliki masyarakat berkompetensi

kerja dan berdaya saing.

Sasaran:

(a) Terwujudnya pemerataan akses layanan pendidikan yang

berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan.

(b) Terwujudnya pencapaian indikator kesehatan yang mendukung

peningkatan pembangunan manusia, serta masyarakat sehat yang

mandiri dan berkeadilan.

(c) Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing.

(3). Misi ketiga : Mengembangkan daya saing ekonomi daerah

berbasis lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan

sumberdaya lokal dan posisi geografis, dilaksanakan melalui

prioritas Peningkatan Perekonomian dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

29

Tujuan:

(a) Mewujudkan daerah berdaya saing dengan basis perekonomian

masyarakat dan kelestarian lingkungan, memanfaatkan

sumberdaya lokal dan posisi geografis Kalimantan Selatan.

(b) Mewujudkan persiapan pengembangan daerah industri dan

perdagangan berbasis agroindustri.

Sasaran:

(a) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

(b) Terwujudnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan

kualitas lingkungan hidup.

(c) Meningkatnya sinergi dalam penyiapan pengembangan industri

dan perdagangan berbasis agroindustri.

(4). Misi Keempat : Meningkatkan ketersediaan kuantitas dan

kualitas serta aksesibilitas infrastruktur wilayah, dilaksanakan

melalui prioritas Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur.

Tujuan:

Mewujudkan ketersediaan infrastruktur daerah yang merata, dan

berkualitas, serta mampu mendukung pengembangan kegiatan

ekonomi, sosial dan budaya.

Sasaran:

(a) Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi serta

meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang,

barang dan jasa.

(b) Tersedianya infrastruktur sumberdaya air untuk mendukung upaya

konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian

daya rusak air.

(c) Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar

permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi.

(d) Meningkatnya infrastruktur publik dan aparatur.

(5). Misi kelima : Meningkatkan kinerja pemerintahan daerah yang

baik dan bersih, dilaksanakan melalui prioritas Melaksanakan

Pemerintahan yang baik.

Tujuan:

Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang bersih

dan bertanggungjawab, berjiwa melayani dan mengayomi

masyarakat.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

30

Sasaran:

(1) Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan

transparan.

(2) Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah

dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat.

B. TANAH LAUT

1. Geografis

Kabupaten Tanah Laut merupakan kabupaten yang terletak paling selatan

dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Pelaihari. Secara geografis,

Kabupaten Tanah Laut terletak di antara 114º 30' 22" - 115º 10' 30" BT dan 30º

30' 3" - 4º 10' 30" LS, dengan luas wilayah 3.631,35 Km² atau 9,71% dari total

luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, posisi Tanah Laut sangat strategis

karena berbatasan langsung dengan Banjarmasin (ibukota Provinsi) dan Laut

Jawa, serta memiliki pantai dan pelabuhan sebagai jalur distribusi barang dari

dan ke luar daerah.

Batas-batas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :

Utara : Kota Banjarbaru

Selatan : Laut Jawa

Timur : Kabupaten Tanah Bumbu

Barat : Laut Jawa

Keadaan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan bergunung-gunung,

dataran rendah, serta pantai dan rawa. Jenis tanahnya sangat beragam yaitu

latosol (29,17 %), podsolik (32,98 %), alluvial (32,26 %) dan organosol (5,59 %).

Dari segi pemanfaatannya, lahan tersebut terdiri dari pemukiman, persawahan,

tegalan, kebun campuran, perkebunan, alang-alang/semak dan hutan. Kondisi

infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Tanah Laut meliputi jalan kabupaten

(637,07 Km) , jalan provinsi (71,85 Km) dan jalan nasional (138 Km).

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk

Tanah Laut sementara adalah 296.282 orang, yang terdiri atas 152.426 laki-laki

dan 143.856 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa

penyebaran penduduk Tanah Laut masih bertumpu di Kecamatan Pelaihari

yakni sebesar 21,57 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bati-Bati sebesar

13,05 persen dan Kecamatan Kintap sebesar 12,88 persen, sedangkan

kecamatan-kecamatan lainnya di bawah 10 persen. Rata-rata tingkat kepadatan

penduduk Tanah Laut sebanyak 82 orang per kilo meter persegi.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

31

Suku asli di daerah ini adalah suku Banjar dan suku Dayak Bukit di desa

Bajuin. Adapun suku bangsa lainnya yang ada di kabupaten ini antara lain suku

Jawa, suku Madura, suku Bukit, suku Bakumpai, suku Mandar, suku Sunda dan

suku lainnya.

Tabel 2.4

Nama Wilayah Kecamatan di Tanah Laut

KECAMATAN LUAS (Km2)

JUMLAH Desa/Kelurahan

Panyipatan 336,00 10 Jorong 628,00 11

Batu Ampar 548,10 14 Kintap 537,00 14

Pelaihari 575,75 20 Takisung 343,00 12 Bati-Bati 234,75 14

Tambang Ulang 176,75 9 Kurau 268,00 11

Bumi Makmur 141,00 11 Bajuin 196,30 9

Jumlah 3.631,35 135 Sumber : www.tanahlautkab.go.id.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Dalam melaksanakan program pembangunan Kabupaten Tanah Laut

ditetapkan visi pembangunan daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2008 -

2013 yaitu "Tanah Laut Maju Berdasarkan Nilai - Nilai Agama".

b. Misi Pembangunan Daerah

Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan misi yang harus dilaksanakan

bersama, baik oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut maupun masyarakat

itu sendiri. Berdasarkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut

ditetapkan 7 (tujuh) misi sebagai berikut :

1. Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai agama.

2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan

pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

3. Penguatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor pertanian,

peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan, kehutanan, industri,

perdagangan, koperasi dan UKM serta pariwisata.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

32

4. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan Tanah Laut sebagai

daerah tujuan investasi baik PMDN maupun PMA.

5. Pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan wisata.

6. Peningkatan kualitas mental aparatur pemerintah, profesionalisme dan

pengembangan kepemimpinan yang baik.

7. Peningkatan penyelamatan dan menjamin kelestarian lingkungan.

Melalui misi tersebut tentunya akan dicapai beberapa tujuan, diantaranya

mampu meningkatkan perekonomian wilayah dengan cepat, stabil serta

rasional. Pemberdayaan ekonomi rakyat secara terpadu, efisien dan lintas

sektoral, meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, sehingga memiliki

kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan baik dalam proses

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan maupun sebagai

pengguna dan pemelihara hasil-hasil pembagunan.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Tabel 2.5.

PDRB Tanah Laut (Harga Konstant)

Sektor Tahun 2009 2005

Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 662.317.350 31,08 540.729.418 33,11 Pertambangan 177.986.323 8,35 80.520.687 4,93 Industri Pengolahan

422.696.523 19,83 309.610.214 18,96

Listrik Dan Air Bersih

3.299.565 0,15 2.924.995 0,18

Bangunan 46.367.557 2,18 36.426.140 2,23 Perdagangan, Hotel, Restoran

535.190.565 25,11 425.378.728 26,05

Angkutan/Komunikasi

39.484.754 1,85 33.423.418 2,05

Bank/Keu/Perum 73.290.184 3,44 56.367.067 3,45 Jasa 170.699.305 8,01 147.709.566 9,04

Total 2.131.332.126 100 1.633.090.233 100 Laju

Pertumbuhan - -

Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Tanah Laut yang terbesar adalah

pada sektor pertanian, menyusul selanjutnya sekor Perdagangan, Hotel,

Restoran.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

33

b. Pertanian Tanaman Pangan

Pembangunan infrastruktur pertanian menjadi prioritas utama

Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Infrastruktur pertanian yang dibangun

pada tahun 2010 di antaranya pembangunan jalan usaha tani (JUT) yang

tersebar di beberapa kecamatan sepanjang 19.079 meter, pembangunan

jalan produksi pangan sepanjang 3.672 meter, dan jalan produksi

perkebunan 5.310 meter. Pembangunan dan rehab tabat/pintu air 21 unit,

rehab/pemeliharaan jaringan irigasi sepanjang 13 km, fasilitas sarana

produksi dan permodalan serta fasilitas alat pengolahan hasil pertanian

antara lain pembangunan lantai jemur, pembangunan penggilingan padi

dan pembangunan gudang penyimpanan beras, serta pengadaan peralatan

power tresher.

Pada tahun 2009 luas tanam padi di Kabupaten Tanah Laut seluas

42.505 ha dengan produksi sebesar 159.035 ton. Sedangkan pada tahun

2010 (sampai dengan bulan September 2010) luas tanam sebesar 45.982 ha

dengan produksi sebesar 141.659 ton.

Untuk komoditas jagung, luas tanam tahun 2009 sebesar 15.405 ha

dengan produksi sebanyak 84.017 ton. Sampai dengan bulan September

tahun 2010 luas tanam jagung telah mencapai 14.660 ha dengan produksi

sebesar 75.705 ton. Dilihat dari keragaan produksi cenderung stabil dan

diharapkan pada akhir tahun terjadi kenaikan luas tanam maupun

produksinya sehingga dapat diprediksi bahwa produksi jagung tahun 2010

akan menuju target 100.000 ton.

Komoditas ubi kayu memiliki luas tanam pada tahun 2009 sebesar

3.600 ha dengan produksi sebanyak 54.442 ton, sedangkan pada tahun

2010 hingga bulan September telah mencapai 3.052 ha dan produksi

26.185 ton. Untuk komoditi ubi kayu optimis akan ada kenaikan luas areal

secara signifikan karena adanya industri tepung tapioka PT. Citra Borneo

Sukses Agro (CBSA) yang siap menampung komoditi ubi kayu hasil produksi

masyarakat Tanah Laut. Selain jagung, komoditas yang dikembangkan

terdiri dari padi sawah, padi ladang, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,

kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran dan buah-buahan

(www.tanahlautkab.go.id).

c. Perkebunan

Pembangunan perkebunan tahun 2010 mengalami perkembangan

pesat. Dua komoditas utama yakni kelapa sawit dan karet mengalami

Page 34: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

34

perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun 2009 tanaman kelapa

sawit mencapai luas 80.084 ha dan produksi 71.148 ton. Sedangkan

pencapaian luas tanam hingga september 2010 sebesar 91.023 ha dengan

produksi sebanyak 45.205 ton, sehingga dalam kurun waktu satu tahun ini

ada kenaikan luas tanam sebesar 10.939 ha. Dalam rangka percepatan

pertumbuhan sektor perkebunan ini maka revitalisasi perkebunan dengan

membangun kemitraan antara masyarakat dengan perkebunan besar

swasta terus dilakukan. Demikian juga terus dikembangkan pola-pola

inovasi berbasis potensi daerah seperti pola integrasi ternak-kebun yang

telah dilakukan pada beberapa kelompok tani yang ada di Tanah Laut.

Sementara komoditas tanaman karet pada tahun 2009 memiliki luas

tanam yang mencapai 15.374 ha dengan produksi 11.626 ton. Pada tahun

2010 terjadi kenaikan luas tanam menjadi 18.126 ha dan produksi hingga

September 2010 sebesar 9.656 ton. Peningkatan luas tanam karet tersebut

terjadi karena meningkatnya animo masyarakat yang begitu tinggi seiring

dengan terbukanya peluang pasar domestik maupun internasional yang

sangat profitable, berdirinya pabrik sarung tangan di desa Sungai Pinang

kecamatan Tambang Ulang perupakan magnet yang luar biasa dalam

menarik animo masyarakat untuk mengembangkan budidaya karet

tersebut.

Selain komoditas kelapa sawit dan karet sebenarnya masih ada

komoditas lain yang cukup prospektif untuk dikembangkan masyarakat

yakni tanaman nilam. Komoditas ini cukup prospektif untuk dikembangkan

dalam agribisnis perkebunan mengingat harga pasar minyak atsiri dari

tanaman nilam ini relatif bagus yakni sekitar Rp 500.000,00/liter. Hal ini

akibat banyak tumbuh industri-industri yang memanfaatkan bahan baku

dari minyak nilam tersebut. Namun karena komoditi ini termasuk baru dan

petani masih dalam tahap proses belajar untuk mengusahakan komoditas

ini sehingga masih diperlukan kajian dan pengembangan lebih lanjut.

Persoalan sumberdaya manusia, teknologi budidaya maupun teknologi

tepat guna, akses pasar, permodalan, jaringan usaha merupakan persoalan

yang harus diatasi terlebih dahulu, sehingga komoditas ini dapat menjadi

salah satu usaha masyarakat tani yang menguntungkan.

Komoditas paling potensial untuk dikembangkan di Tanah Laut adalah

kelapa sawit dan karet. Peluang investasi perkebunan kelapa sawit

didukung oleh ketersediaan lahan yang tersebar di Kecamatan Pelaihari,

Tambang Ulang, Jorong, Kintap dan Batu Ampar.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

35

d. Peternakan

Kabupaten Tanah Laut sejak sekian lama sudah dikenal sebagai daerah

penghasil ternak sapi di Kalimantan Selatan, hampir 40% kebutuhan

daging di Kalimantan Selatan disuplai dari Tanah Laut. Hampir setiap

minggu tidak kurang 250 ekor sapi keluar dari tanah laut menuju keluar

daerah dalam provinsi Kalimantan Selatan, bahkan ke Kalimantan Tengah.

Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa budidaya ternak mampu

menjadi sektor unggulan, karena memiliki keunggulan komparatif dan

sekaligus keunggulan kompetitif yang senantiasa ditingkatkan. Artinya

agribisnis sektor peternakan menjanjikan keuntungan yang cukup

memadai.

Oleh karena itu pemerintah daerah berusaha terus mendorong

pertumbuhan populasi ternak di Kabupaten Tanah Laut, baik melalui

pengadaan ternak baru, pengadaan ternak bibit unggul, inseminasi dan

sebagainya. Untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agribisnis

ternak maka pemerintah daerah juga mengambil kebijakan yang bersifat

suportif seperti pengembangan hijauan makanan ternak, pelayanan

kesehatan hewan, pengembangan ternak unggul, pencegahan dan

pemberantasan penyakit dan lain lain. Berbagai kebijakan tersebut

ternyata cukup efektif sehingga populasi ternak sapi terus meningkat.

Tahun 2009 populasi ternak terjadi peningkatan sebanyak 80.533 ekor,

jika dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 79.191 ekor. Untuk tahun

2010, diperkirakan jumlah populasinya melebihi 80 ribu lebih. Selain ternak

sapi, di Kabupaten Tanah Laut juga berkembang pesat usaha peternakan

ayam, baik ayam buras, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Tahun

2009 populasi ayam pedaging 9.603.331 ekor, ayam ras petelur 2.513.900

ekor, ayam buras 920.235 ekor, rata rata meningkat jika dibanding tahun

2008. Sedangkan untuk tahun 2010 diprediksi populasi ayam pedaging

meningkat 61% dan untuk ayam ras petelur meningkat 10%

(www.tanahlautkab.go.id).

Dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif usaha di bidang

peternakan terus didorong menjadi usaha agribisnis menuju era industri,

dengan harapan daerah Tanah Laut tidak lagi mengirim sapi hidup keluar

daerah tetapi sudah dalam bentuk daging segar beserta hasil olahan

lainnya. Untuk itulah upaya modernisasi sarana rumah potong hewan

(RPH) terus dilakukan.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

36

e. Kelautan dan Perikanan

Sektor produksi lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangun

ketahanan pangan dan gizi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat

adalah sektor kelautan dan perikanan. Potensi pantai sepanjang 200 km

membentang di sebelah barat dan selatan Kabupaten Tanah Laut, dengan

sumberdaya ikan yang melimpah merupakan anugerah bagi masyarakat

Tanah Laut.

Dalam rangka memanfaatkan potensi sektor kelautan dan perikanan

tersebut pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya diantaranya

modernisasi alat tangkap, bantuan kapal, peningkatan akses permodalan

melalui koperasi Swamitra Mina dimana tahun 2009 lalu tidak kurang

sudah dikucurkan kredit nelayan sebesar 2 (dua) milyar rupiah lebih,

peningkatan SDM nelayan dan lain lain.

Upaya-upaya tersebut telah berdampak pada tingkat produktivitas

nelayan, dimana pada tahun 2009 tersebut produksi ikan tangkapan

perikanan laut mencapai 24.562 ton, sedangkan tahun 2010 hingga bulan

September telah mencapai 19.655 ton. Untuk ikan perairan umum pada

tahun 2009 sebanyak 1.662 ton, dan hingga September 2010 sebanyak

1.211 ton. Untuk produksi ikan budidaya pada tahun 2009 sebanyak 708

ton dan tahun 2009 sampai September 2010 telah mencapai 788 ton.

Semakin membaiknya hasil tangkapan nelayan, khususnya perairan umum

maupun budi daya tentunya (http://www.tanahlautkab.go.id).

Saat ini telah terdapat 5 (lima) perusahaan yang bergerak di bidang

kelautan dan perikanan, yaitu PT. Suri Tani Pemuka, PT. Isotop Bangun

Sejahtera, PT. Ocean Gemindo, PT. Borneo Surya Abadi dan PT. Karimatan

Timur.

f. Pertambangan

Wilayah Kabupaten Tanah Laut menyimpan berbagai jenis bahan

tambang baik golongan A, B dan C. Beberapa jenis bahan galian strategis

dan vital yang memiliki deposit cukup tinggi adalah batubara, biji besi,

emas, platina dan mangan.

Sedangkan bahan galian golongan C terdiri dari pasir kwarsa, batu

gamping, lempung, marmer, granit, oker, andesit, periodotit, basalt, dan

diorit. Saat ini terdapat 6 (enam) perusahaan yang sedang melakukan

penyelidikan umum, 27 perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi,

Page 37: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

37

dan 9 (sembilan) perusahaan yang melakukan kegiatan eksploitasi,

pengangkutan dan penjualan.

Tabel 2.6 Bahan Galian Strategis Kabupaten Tanah Laut

Bahan Galian Strategis dan Vital 1 Batubara Tersebar di areal 314,4 juta m² 2 Biji Besi 3,59 3 Emas Tersebar cukup banyak di areal lebih dari 100 Ha 4 Platina Tersebar tidak merata dengan cadangan cukup banyak 5 Mangan Cukup banyak

Sumber : www.tanahlautkab.go.id.

C. TANAH BUMBU

1. Geografis

Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara: 2o52’ – 3o47’

Lintang Selatan dan 115o15’ – 116o04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu

adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya

berbatasan dengan :

• Kabupaten Kotabaru di sebelah utara dan timur.

• Laut Jawa di sebelah selatan.

• Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut di sebelah barat.

Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 Kecamatan yaitu

Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang

Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan

yang terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan

2005 lalu.

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2

(506.696 ha) atau 13,50% dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan.

Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76%

dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji

memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18% dari

wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut dari kecamatan terluas

setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang

Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

38

Jumlah penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2010 mencapai

267.913 jiwa. Jumlah penduduk meningkat pada tahun 2011 menjadi 277.833

jiwa dengan pria sebanyak 144.787 jiwa dan wanita 133.046 jiwa. Kepadatan

penduduk pada tahun 2009 sebesar 46 jima/km2 dan pada tahun 2010 sebesar

53 jiwa/km2.

Kondisi infrastrukur Kabupaten Tanah Bumbu masih terus berkembang.

Setelah berhasil merintis pembangunan infrastruktur jalan poros pedesaan,

pada awal 2012 infrastruktur mulai ditekanan untuk pasar dan perbaikan jalan-

jalan lingkungan. Menginjak 2013 konsen pemerintah dalam membangun

sarana infrastruktur berfokus pada sarana pertanian. Pembangunan sarana

irigasi juga mulai dikembangkan agar proses bercocok tanaman petani tidak

ada hambatan akibat minimnya ketersediaan air.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah “Terwujudnya

Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Pusat Pelabuhan, Perdagangan dan

Pariwisata Terdepan di Kalimantan Berbasis Ekonomi Kerakyatan Menuju

Tanah Bumbu yang Maju, Unggul, Mandiri, Sejahtera, Aman, Religius dan

Berakhlak Mulia Serta Berintelektual Tinggi”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2015 adalah :

• Menyelenggarakan penataan ruang wilayah yang mendorong

pembangunan berkelanjutan dengan peningkatan ketersediaan

infrastruktur yang berkualitas.

• Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan

melalui peningkatan jaringan jasa distribusi lokal, regional dan nasional.

• Mengembangkan wisata unggulan yang selaras dengan pembangunan

kehidupan beragama, sosial dan budaya.

• Pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam

yang berkelanjutan.

• Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

dengan peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan yang

terjangkau.

• Menyelenggarakan tata kelola birokrasi yang baik dan bersih.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

39

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi

Sektor yang menyumbang PDRB terbesar pada tahun 2007 dan 2008 adalah

sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan yang paling sedikit

sumbangannya adalah listrik, gas dan air bersih.

Tabel 2.7

PDRB per Sektor Kabupaten Tanah Bumbu

Lapangan usaha 2007 2008

(%) (%)

1. Pertanian 15,59 15,21

2. Pertambangan & penggalian 42,00 42,07

3. Industri pengolahan 8,15 7,68

4. Listrik, gas & air bersih 0,28 0,26

5. Bangunan 5,69 5,76

6. Perdag., hotel & restoran 9,83 9,50

7. Pengangkutan & komunikasi 13,65 13,75

8. Keu. Persewaan, & jasa perusahaan 1,56 1,75

9. Jasa-jasa 3,26 4,02

PDRB total 100 100

Sumber : tanahbumbukab.bps.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang bercorak agraris.

Karakteristik ini setidaknya dapat terlihat dari besarnya penggunaan lahan

pertanian yang mencapai lebih dari 30%. Bahkan lebih dari 50% penduduk

Tanah Bumbu menggantungkan penghasilannya di sektor tersebut.

Kondisi pertanian Kabupaten Tanah Bumbu secara umum tidak jauh

bebeda dengan karakter pertanian di kabupaten di sekitarnya. Padi,

sebagai komoditas utama penyangga ketahanan pangan daerah Tanah

Bumbu, produksinya pada tahun 2010 meningkat sebesar 14,7 persen

dibanding tahun sebelumnya, atau mencapai produksi sebesar 91,1 ribu

ton pada tahun 2010, setelah pada tahun sebelumnya sempat menurun,

atau hanya mencapai 80 ribu ton. Dari sisi pangsa produksi padi di tingkat

nasional, diketahui bahwa produksi padi Tanah Bumbu baru mampu

menyumbang 0,14 persen produksi padi nasional pada tahun 2009.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

40

Pertumbuhan produksi padi Tanah Bumbu pada tahun 2010 didorong

oleh pertambahan luas panen yang cukup signifikan (bertambah sekitar

30,5 persen dari luas panen sebelumnya). Jika berkaca pada tingkat

konsumsi penduduk sebesar 136,9 kg/per kapita per tahun, maka dengan

produksi padi tahun 2010, Tanah Bumbu masih bisa mencapai surplus beras

sekitar 22,5 ribu ton lebih. Namun demikian, yang perlu digaris bawahi

oleh pemerintah daerah adalah, pada tahun 2010 terjadi penurunan

tingkat produktivitas padi sebesar 12,1 persen. Dalam rangka menjaga

kinerja sektor pertanian, upaya mendorong peningkatan produktivitas

perlu terus dilakukan. Diantaranya adalah perbaikan/penyediaan sarana

irigasi, penyediaan pupuk, penggunaan teknologi serta tidak kalah

pentingnya adalah pemilihan varietas-varietas unggul. Beberapa varietas

padi yang disinyalir berproduktivitas tinggi ke rendah yang ditanam petani

Tanah Bumbu berturut-turut adalah jenis Siam Mutiara; Inpari Empat;

Kristal; Bayar Pahit; Ciherang. Produksi padi Tanah Bumbu masih ditopang

oleh komoditas padi sawah, yang mampu menyumbang 85,67 persen

produksi padi Tanah Bumbu yang dihasilkan dari 17,8 ribu ha.

(tanahbumbukab.bps.go.id).

c. Perkebunan

Komoditas kelapa memenuhi kriteria sebagai produk unggulan,

terutama karena diperkirakan mampu menampung tenaga kerja dalam

jumlah besar yaitu 9.776 orang, dengan volume produksi 7.480 ton senilai

Rp 1.735.000.000,00. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal,

pemasaran kelapa telah menjangkau wilayah Kalimantan Selatan dan

sekitarnya, sementara bibit yang digunakan berasal dari daerah lokal

dengan jumlah ketersediaan cukup.

Tingkat pertumbuhan produksi kelapa diperkirakan rata-rata

mencapai 9% per tahun. Komoditas kelapa memiliki kemanfaatan yang

amat tinggi sehingga memiliki keterkaitan hulu hilir yang tinggi pula.

Pemanfaatannya antara lain dipergunakan untuk membuat kopra sebagai

bahan minyak goreng serta bumbu masak.

Dari sisi luas lahan dan produksi, komoditas karet masih jauh di

bawah sawit. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki peranan sekitar 7 persen.

Secara nasional, peranan/pangsa produksi karet Tanah Bumbu sebesar 0,34

persen. Produksi karet alam Tanah Bumbu masih disokong sebagian besar

oleh perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar Negara (PTPN). Total

Page 41: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

41

produksi selama tahun 2007 adalah 10.434.18 ton karet mentah.

Kecamatan yang sangat potensial adalah Kecamatan Kusan Hulu, Sungai

Loban dan Satui (www.tanahbumbukab.go.id).

d. Peternakan

Jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Tanah Bumbu adalah

ternak sapi. Jumlah populasi sebesar 30.485 ekor sapi. Lebih dari separuh

populasi sapi di Kalimantan Selatan berada di kabupaten Tanah Bubu dan

Tanah Laut. Sedangkan jenis unggas terbesarnya berupa ternak ayam

buras, ayam ras dan itik. Kecamatan Sungai Loban merupakan daerah

potensial untuk kegiatan peternakan, dimana populasi sapi dan ayam

buras terbesar berada di daerah tersebut.

e. Perikanan

Peluang pengembangan investasi di sektor kelautan dan perikanan di

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki prospek yang sangat cerah, hal ini

dikarenakan secara alami Kabupaten Tanah Bumbu memiliki wilayah pesisir

dan laut yang cukup luas. Beberapa peluang pengembangan investasi yang

layak dikembangkan antara lain usaha budidaya udang windu, budidaya

rumput laut, budidaya ikan kerapu, industri pembekuan ikan dan cold

storage, industri terasi udang, industri pengolahan ikan asin, dan industri

konstruksi kapal penangkap ikan.

Tabel 2.8

Produksi Perikanan Menurut Perairan Setiap Kecamatan

Kecamatan Perairan

Laut Perairan Umum

Budidaya Jumlah (ton) Tambak Kolam Keramba

Kusan Hilir 8.467.35 133.32 34.63 78.15 14.90 8.728.34 Sungai Loban 8.116.55 16.67 125.05 16.89 - 8.275.16

Satui 7.944.08 - 477.40 39.01 - 8.460.49 Kusan Hulu - 99.98 - 22.15 4.42 126.55

Batulicin 1.635.64 - 85.83 10.30 - 1.731.77 Simpang Empat 9.440.57 - 18.83 76.80 51.50 9.587.20 Karang Bintang - 40.00 - 13.35 14.08 67.43

Mantewe - 26.66 - 7.50 - 34.16 Kuranji - 16.67 - 1.20 - 17.87

Angsana 1.891.45 - 1.83 52.55 - 1.945.83 Total 37.495.64 333.30 743.05 317.90 84.90 38.974.79

Sumber : www.tanahbumbukab.go.id

Page 42: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

42

f. Pertambangan

Secara umum, terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sektor

pertambangan yang mencapai 7,28 persen. Hal ini tidak lepas dari

dukungan peningkatan produksi komoditas pertambangan (batubara dan

bijih besi). Produksi pertambangan Tanah Bumbu tahun 2010 masih

didominasi oleh komoditas batubara. Dari sudut pandang spasial, daerah

penghasil batubara terbesar di Kalimantan Selatan adalah Tanah Bumbu.

Tingginya revenue yang diterima perusahaan batubara tahun 2010

disinyalir juga semakin meningkat, apalagi didukung oleh kebijakan

penurunan kewajiban membayar royalty dari 13,5 persen pada tahun

sebelumnya, menjadi 9,5 persen mulai awal 2010. Peranan sektor

pertambangan terhadap penciptaan nilai tambah daerah Tanah Bumbu

paling besar dibandingkan dengan peranan sektor lainnya. Pertumbuhan

sebesar satu persen di sektor pertambangan, akan mampu menyumbang

sekitar 0,44 persen pertumbuhan ekonomi total Tanah Bumbu. Besarnya

peranan sektor pertambangan tanah bumbu tersebut turut membentuk

dinamika perekonomian daerah. Hal ini dapat dilihat dari kinerja

perekonomian daerah (pertumbuhan ekonomi) yang menunjukkan trend

searah dengan sektor tersebut (tanahbumbukab.bps.go.id).

Tabel 2.9

Produksi Batubara Perusahaan Pemegang Izin KP Menurut Kecamatan Lokasi Penambangan Tahun 2007

No Lokasi Penambangan

Jumlah Perusahaan

Kisaran Kalori

Jumlah Produksi (MT)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kusan Hilir Sungai Loban Satui Angsana Kusan Hulu Kuranji Batulicin Simpang Empat Karang Bintang Mantewe

- 1 22 4 1 - -

11 2 5

- 5.200-5.500 5.000-6.300 5.200-5.500

6.400 - -

4.600-6.875 6.000-6.338 5.932-6.61

- 27.903.219

2.572.262.874 236.070.658 239.357.558

- -

3.088.484.413 317.292.919 791.346.902

Total 46 4.600-6.875 7.272.718.543

Sumber : http://www.tanahbumbukab.go.id

g. Kehutanan

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang

memiliki potensi sumberdaya hutan yang cukup besar. Besarnya potensi

Page 43: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

43

sumberdaya hutan yang tercermin dari luas kawasan hutannya

menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor andalan yang sangat

strategis dalam mendukung pembangunan otonomi daerah di Kabupaten

Tanah Bumbu. Subsektor kehutanan juga merupakan subsektor yang turut

memberikan andil terhadap produksi sektor pertanian di Kabupaten Tanah

Bumbu pada tahun 2007. Produksi kayu Akasia dari hutan tanaman

industri sebesar 42.037.55 m3.

h. Perindustrian

Di antara usaha kecil dan menengah yang berkembang saat ini di

Kabupaten Tanah Bumbu, industri kain tenun Pagatan mempunyai

karakteristik yang sangat khusus dan merupakan ciri khas Kabupaten

Tanah Bumbu yang bertahan secara konsisten. Permintaan terhadap

produk tenun dapat dikategorikan ke dalam dua jenis produk, yaitu

produk tenun yang akan digunakan sebagai bahan baku usaha konveksi

dan tenun yang siap pakai berupa selendang, sarung dan lain-lain. Saat ini

potensi pasar untuk tenun Pagatan sangat menjanjikan terutama untuk

memenuhi permintaan baik permintaan yang datang dari pasar lokal

maupun permintaan yang datang dari pasar luar negeri.

Menurut data dari dinas Perindakop, UKM dan PM, pada tahun 2006

terdapat 139 industri yang menggerakkan perekonomian Tanah Bumbu.

Dengan komposisi industri sedang 8 buah, industri kecil 118 buah dan

industri rumah tangga (home industry) sebanyak 13 buah

(www.tanahbumbukab.go.id).

Secara agregat, sektor industri Tanah Bumbu masih didominasi industri

kecil dan rumah tangga. Secara umum, industri kecil yang cukup dominan

di Tanah Bumbu adalah industri kayu dan barang dari rotan serta industri

tekstil, pakaian dan kulit. Kontribusi pemerintah daerah diwujudkan

melalui pembangunan iklim usaha yang pro UKM/UMKM dan menjamin

kemudahan akses kredit.

i. Pariwisata

Peluang pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu

masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah satu

unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata

dengan beberapa obyek berupa wisata bahari (terumbu karang), wisata

alam, wisata panorama, dan wisata budaya. Peluang investasi di sektor

Page 44: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

44

pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur di area wisata

pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi.

Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas

akomodasi seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko

cinderamata.

D. KOTABARU

1. Geografis

Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan

Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kotabaru. Kabupaten ini

merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu.

Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14" lintang selatan

dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" bujur timur. Letak Kotabaru di

sebelah timur laut Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu:

• Utara : Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur

• Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa

• Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar dan

Tanah Laut

• Timur : Selat Makassar

Kabupaten Kotabaru memiliki luas wilayah sebesar 9.422,46 km2 (lebih dari

25% Kalimantan Selatan) dan terdiri dari 2 (dua) pulau besar dan 109 kecil

serta panjang pantai 825 km dengan jumlah penduduk sebanyak 296.987

(tahun 2011) jiwa dengan 18 etnis (www.bappeda-kotabaru). Berdasarkan

data Sensus Penduduk BPS 2010, jumlah penduduknya sebesar 290.651 jiwa

dengan jumlah penduduk pria sebesar 151.964 jiwa dan wanita 138.687 jiwa.

Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 90 pulau kecil, 31 diantaranya belum

bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan

Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki

23 pulau kecil dan lain-lain. Nama-nama kecamatan sesuai dengan daftar dan

nomor peta adalah sebagai berikut: Pamukan Selatan, Pamukan Utara,

Pamukan Barat, Sungai Durian, Kelumpang Barat, Sampanahan, Kelumpang

Utara, Kelumpang Tengah, Kelumpang Hulu, Hampang, Kelumpang Selatan,

Kelumpang Hilir, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Timur,

Pulau Sebuku, Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Kepulauan,

dan Pulau Sembilan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

45

Pembangunan infrastruktur Kota Baru memerlukan komitmen bersama

antara legislatif dan eksekutif serta semua stackholder. Hal ini dapat dilihat

dari menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian

akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan berlebih dan

perkembangan permukiman. Data menunjukkan bahwa jalan dengan kondisi

baik sepanjang 247,475 Km, Jalan kondisi Sedang sepanjang 235,33 Km, Jalan

kondisi Rusak sepanjang 74,650 Km, dan Jalan kondisi Rusak Berat sepanjang

548,735 Km. Selain kondisi jalan Kabupaten yang mengalami penurunan

kualitas kondisi jalan desa juga akan menjadi perhatian.

Kondisi bangunan jembatan dari data inventarisasi jembatan tahun 2010

sebanyak 229 buah dengan total panjang 2.393,10 m’ konstruksi kayu sebesar

41,10% atau 102 buah dengan total panjang 1.031,90 m, konstruksi beton/box

39,00% % atau 127 buah dengan total panjang 978,20 m, konstruksi girder

0,56% atau 1 buah dengan total panjang 14 m dan konstruksi rangka 19,34%

atau 9 buah dengan total panjang 485 m yang semuanya tersebar di 12

Kecamatan (www.pu-kotabaru.info).

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan Kabupaten Kotabaru 2011 – 2015 adalah

“Terwujudnya masyarakat Kotabaru yang madani, yaitu masyarakat yang

mandiri penuh kreativitas, sejahtera, tertib, aman dan damai.”

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan Kabupaten Kotabaru 2011 – 2015 adalah :

(1) Menata pemerintahan dan profesionalisme dalam sistem pelayanan

publik guna efektivitas kerja pemerintah.

(2) Mendorong iklim demokrasi yang berwawasan dan integritas

kebangsaan dalam lingkup iklim reformasi pembangunan dan

globalisasi.

(3) Memberdayakan setiap potensi dan peluang yang ada baik fisik maupun

non fisik untuk kesejahteraan rakyat.

(4) Memfasilitasi setiap masyarakat dan tuntutan perubahan dalam

pembangunan dengan memperhatikan skala prioritas.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

46

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Perekonomian Kabupaten Kotabaru jika dilihat dari besaran nilai

PDRB, masih tetap memiliki potensi ekonomi yang relatif besar jika

dibandingkan dengan Kabupaten lain di Kalimantan Selatan. PDRB

Kabupaten Kotabaru masih menempati urutan kedua terbesar setelah Kota

Banjarmasin dengan menyumbang 17,75 persen terhadap total PDRB

Propinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2011 sektor pertanian

menyumbang sebesar 32,81 persen, pertambangan dan penggalian

menyumbang 24,13 persen, perdagangan, hotel dan restoran 17,32 persen,

dan sektor pengangkutan dan komunikasi 7,46 persen (beritadaerah.com).

b. Pertanian Tanaman Pangan

Pemasaran komoditas pertanian selama ini pada umumnya

mempunyai mata rantai yang panjang, mulai dari petani produsen,

pedagang pengumpul, pedagang besar hingga ke konsumen dan

mengakibatkan kecilnya keuntungan bagi petani produsen. Di sisi lain

konsumen membayar lebih mahal dari harga selayaknya sehingga biaya

pemasaran ke konsumen jadi tinggi. Dilatarbelakangi permasalahan

tersebut Badan Agribisnis Deptan melakukan kajian untuk mencari model

solutif dalam meminimalisasi kelemahan dari sistem agribisnis tersebut.

Model itu saat ini telah dibakukan dengan nama Sub Terminal Agribisnis

(STA) yang didefinisikan sebagai sebuah infrastruktur pemasaran untuk

transaksi jual beli hasil pertanian yang diharapkan berfungsi untuk

pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai dengan permintaan pasar.

Kabupaten Kotabaru dengan bentang alam yang bervariasi dari mulai

pegunungan dataran rendah dan pantai sehingga memiliki potensi

agribisnis yang sangat besar. Sektor ini menjadi penyumbang terbesar

PDRB yaitu sebesar 3,99% pada tahun 2008. Memperhatikan kondisi dan

latar belakang tersebut, Pemerintah Kabupaten Kotabaru merencanakan

membangun STA guna memfasilitasi pemasaran dan peningkatan mutu

komoditas petani, dan difokuskan di wilayah perbatasan dengan Provinsi

Kalimantan Timur dengan harapan agar masyarakat di wilayah ini tidak

membelanjakan uangnya untuk produk pertanian di luar kabupaten

Kotabaru. Ada tiga rencana lokasi untuk pendirian STA ini yaitu Desa

Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, Desa Buluh Kuning di Kecamatan

Sungai Durian dan di Kecamatan Pamukan Barat. Diharapkan STA yang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

47

akan dibangun dan strategi dari model yang dikembangkan benar-benar

dapat memenuhi tujuan STA serta mengkoordinasikan pelaku agribisnis

dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi

(http://www.bappeda-kotabaru.info).

c. Perkebunan

Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kotabaru, mulai mengubah

areal persawahan yang biasa ditanami padi menjadi lahan perkebunan

untuk ditanami kelapa sawit, karena sulitnya memperoleh lahan

pegunungan. Salah satu Koperasi Unit Desa di Kabupaten Kotabaru yaitu

KUD Mandiri Desa Telagasari dalam programnya membuka perkebunan

plasma kelapa sawit seluas 7500 – 8000 ha.

d. Peternakan

Kegiatan pembangunan peternakan merupakan salah satu kegiatan

pembangunan pertanian secara nasional yang dilaksanakan melalui dua

program, yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan

Pengembangan Agribisnis, sedangkan dalam pembangunan daerah

peternakan merupakan bagian strategis pembangunan dalam percepatan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dimana secara nasional

pertumbuhan ekonomi ditetapkan 6,5% per tahun dan percepatan

pembangunan infrastruktur (disnakktbsaijaan.wordpress.com).

e. Perikanan

Potensi komoditas sektor perikanan dan kelautan yang terdapat di

Kabupaten Kotabaru cukup besar dilihat dari penyebarannya yang luas

meliputi perairan laut, perairan tawar dan budidaya yang tersebar hampir

di seluruh wilayah kecamatan. Pengelolaan terhadap usaha perikanan dan

kelautan yang berorientasi pada agribisnis akan semakin memacu

pengembangan usaha perikanan yang sekaligus menciptakan lapangan

pekerjaan yang berprospek cerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan PAD.

Salah satu yang perlu dikembangkan adalah di Kecamatan Pulau Laut

Barat. Beberapa prioritas pengembangan usaha budidaya ikan di wilayah

kecamatan Pulau Laut Barat (www.bappeda-kotabaru.info):

• Budidaya Tambak (desa Sebanti dan Teluk Tamiang).

Page 48: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

48

• Budidaya Keramba Tancap (desa Lontar Utara, Lontar Selatan, Tepian

Balai dan Teluk Tamiang).

• Budidaya Jaring Apung dan Rumput Laut (Desa Teluk Tamiang).

f. Pariwisata

Dikenalnya Kalimantan Selatan sebagai kota seribu sungai tampaknya

telah melekat bagi banyak wisatawan yang berkunjung. Istilah pasar

terapung (floating market) dan rumah lanting (floating living)

mengukuhkan daerah orang Banjar ini pada julukan tersebut. Salah satu

daerah di Kalimantan Selatan yang dapat dikembangkan adalah wilayah

bagian tenggara, dimana pada daerah tersebut terdapat pulau-pulau kecil

yang termasuk dalam kawasan pesisir tenggara administratif Kabupaten

Kotabaru. Beberapa pulau yang termasuk wilayah Pulau Laut Barat ini

terdapat aset wisata yang berpotensi. Pesona terumbu karang (coral reef)

yang begitu eksotis, pasir putih, perkebunan kelapa yang memberikan

kesan khas pantai, adat budaya masyarakat yang masih tradisional.

E. BANJAR

1. Geografis

Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan

Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten

Banjar terletak antara Lintang Selatan : 20049'55" - 30043'38" dan Bujur

Timur : 1140030'20" - 1150035'37". Dengan batas-batas daerah :

• Sebelah Utara : Kabupaten Tapin

• Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru

• Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru

• Sebelah Barat : Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin

Wilayah Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah sebesar 4.668,50 km2

yang secara administratif dibagi menjadi 19 kecamatan yang selanjutnya

dibagi dalam 290 kelurahan/desa, dengan jumlah penduduk 498.085 jiwa.

Kabupaten Banjar dipilih sebagai kawasan minapolitan karena kawasan

ini memiliki akses entry-point dari semua penjuru, berdekatan langsung

dengan pelabuhan udara dan laut, serta berdekatan dengan jalur Trans

Kalimantan. Kabupaten Banjar terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu: Aluh

Aluh, Aranio, Astambul, Beruntung Baru, Gambut, Karang Intan, Kertak

Hanyar, Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman,

Page 49: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

49

Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur, Simpang Empat, Sungai Pinang,

Sungai Tabuk, Telaga Bauntung, Tatah Makmur.

Kabupaten ini berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa (Sensus Penduduk

Indonesia 2010). Jumlah penduduk meningkat menjadi 521.663 pada tahun

2011 dengan jumlah pria 267.270 jiwa dan wanita 354.393 jiwa. Suku asli

kabupaten ini adalah suku Banjar. Beberapa suku lainnya adalah Suku Bugis,

Suku Madura, Suku Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda.

Pembangunan infrastruktur di kabupaten Banjar lebuh diarahkan untuk

pembangunan di pedesaan yaitu sebesar 70 persen. Salah satunya, pengadaan

program desa binaan. Program desa binaan yang dilaksanakan ini

dimaksudkan untuk peningkatan kompetisi dan motivasi desa dalam

memberdayakan berbagai sektor kehidupan masyarakat desa, melalui

kegiatan ini pula pemerintah daerah berakselerasi untuk percepatan

pembangunan meliputi dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi, kamtibmas,

kelembagaan masyarakat, administrasi pemerintahan desa serta

pemberdayaan kaum wanita, tentunya semua ini harus dikerjakan secara

bersama-sama.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah “Terwujudnya

Kabupaten Banjar yang Sejahtera, Mandiri dan Islami.”

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan Kabupaten Banjar 2011 – 2015 adalah :

(1). Memantapkan suasana kehidupan masyarakat yang madani

(2). Memantapkan kualitas SDM yang berakhlak mulia

(3). Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan dan mendorong

iklim investasi

(4). Meningkatkan kualitas SDA yang berkelanjutan

(5). Memantapkan penyelanggaraan kepemerintahan yang baik dan

pelayanan prima.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

50

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi

Sektor yang menyumbang PDRB paling besar adalah sektor pertanian

baik pada tahun 2010 maupun 2011. Sektor selanjutnya kedua terbesar

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel. 2.10

PDRB Kabupaten Banjar

Sektor Tahun 2011 2010

Rupiah (Juta)

% Rupiah (Juta)

%

Pertanian 920.146 26,07 883.330 26,36 Pertambangan 577.291 16,36 565.773 16,89 Industri Pengolahan 245.633 6,96 228.530 6,82 Listrik Dan Air Bersih 22.793 0,65 21.355 0,64 Bangunan 224.989 6,38 209.551 6,25 Perdagangan, Hotel, Restoran

827.578 23,45 779.238 23,26

Angkutan/Komunikasi 192.391 5,45 179.129 5,35 Bank/Keu/Perum 155.824 4,42 147.143 4,39 Jasa 362.574 10,27 336.382 10,04

Total 3.529.217 100 3.350.430 100 Laju Pertumbuhan 5 5

Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Untuk subsektor tanaman pangan, produksi padi sawah di Kabupaten

Banjar meningkat pada tahun 2010 yaitu sebesar 213 ton dimana pada

tahun 2009 yaitu sebesar 195 ton.

Tabel 2.11 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Sawah 2008 - 2010

S SSumSumber : banjarkab.bps.go.id

Untuk buah-buahan, produksi yang terbesar pada tahun 2010 adalah jeruk

keprok/siam yaitu sebesar 165.875 ton. Kemudian kedua terbesar adalah

komoditas pisang rumpun dengan produksi sebesar 53.767 ton. Komoditas

Uraian Tahun

2008 2009 2010 Luas Panen (ha) 62.169 59.910 58.857

Produktivitas (kw/ha)

35,14 32,71 36,34

Produksi (ton) 219.678 195.986 213.886

Page 51: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

51

buah-buahan lainnya yang cukup berkembang adalah duku, durian serta

rambutan (banjarkab.bps.go.id).

c. Perkebunan

Pada sektor perkebunan, komoditas karet yang paling dominan

dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Banjar. Jumlah tanaman karet

pada tahun 2010 sebanyak 11.739.000 dengan produksi sebesar 128.246

kwintal. Beberapa komoditas lain yang juga cukup banyak ditanam ialah

kopi, purun serta lada.

Tabel 2.12 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Produksi

Menurut Jenis Tanaman, 2010 Jenis Tanaman Jumlah Jumlah

Tanaman Berproduksi

Produksi (Kwintal) Tanaman

Seluruhnya Karet Rakyat 11.739.000 7.662.000 128.246,71 Kopi 1.275.200 974.400 5.242 Kelapa Dalam 387.750 297.250 23.113,75 Cengkeh 24.600 13.200 193 Lada 775.000 505.000 1.265,20 Kemiri 21.490 11.060 2.120,39 Aren 30.996 17.835 3.510,40 Kapok 1.900 1.600 26 Sagu/Rumbia 169.002 53.259 13.560,80 Jambu Mete 9.984 6.864 252 Kelapa Sawit 110.080 9.600 1.880,07 Kenanga 108.750 96.050 82 Pinang 102.500 27.500 190 Kayu Manis 9.200 5.600 210 Purun 825.000 - - Nilam 275.000 80.000 26 Jumlah 15 627 250 9 724 645 182 712,15

Sumber : http://banjarkab.bps.go.id

d. Peternakan

Sektor peternakan di kabupaten Banjar lebih diunggulkan dari jenis

unggas yaitu ayam ras, ayam buras dan itik. Jumlah ternak ayam ras

pedaging pada tahun 2010 sebanyak 12.053.164 dan jumlah ayam buras

sebanyak 1.493.583. Jumlah ternak paling dominan terdapat di Kecamatan

Martapura. (banjarkab.bps.go.id)

e. Perikanan

Pengembangan minapolitan di Kalimantan Selatan dilakukan di

Kabupaten Banjar yang memiliki potensi dengan 3 sungai utama yaitu

Page 52: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

52

Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiri. Luas

areal budidaya yang dapat dimanfaatkan di Sungai Martapura sekitar

427.133 ha, di Sungai Riam Kanan seluas 161.132 ha, dan di Sungai

Riam Kiri luas seluas 191.132 ha. Produksi perikanan Kabupaten Banjar

tahun 2009 mencapai 32.973,04 ton senilai Rp 400 M, yang berasal dari

perikanan tangkap 19.597,50 ton dan perikanan budidaya 13.385,54 ton.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, total produksi perikanan

Kabupaten Banjar meningkat 7,78% dalam volume dan 9,78% dalam

nilai. Dimana produksi penangkapan mengalami kenaikan 8,3% dalam

volume dan 15,7% dalam nilai sedangkan perikanan budidaya

meningkat 7,03% dalam volume dan 3,2% dalam nilai.

Perikanan kolam bagi Kabupaten Banjar menjadi primadona

masyarakat di beberapa kecamatan. Hal ini ditandai dengan proporsi

produksi ikan budidaya Kabupaten Banjar yang didominasi oleh

budidaya kolam mencapai lebih dari 67% disusul dengan budidaya

jaring apung sekitar 24% dan sisanya budidaya karamba dan tambak.

Budidaya patin dan nila biasanya dilakukan pada budidaya kolam

(www.wpi.kkp.go.id).

f. Pertambangan

Komoditas pertambangan yang unggul di Kabupaten Banjar ialah

batubara. Terdapat 22 perusahaan batubara yang beroperasi di wilayah

Banjar.

g. Kehutanan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar 2010

menunjukkan bahwa hasil hutan yang paling besar jumlah produksinya

ialah Venner sebesar 90.139.385 meter kubik.

h. Perindustrian

Jumlah industri di Kabupaten Banjar terbilang cukup banyak. Industri

yang paling mendominasi adalah industri makanan dan minuman yaitu

berjumlah 2.037. Total industri skala rumah tangga merupakan yang

tertinggi daripada industri besar dan menengah. Jumlah industri skala

rumah tangga pada tahun 2010 berjumlah 6.056. Sedangkan industri

besar hanya berjumlah 17 dan industri sedang sebanyak 31 buah

(banjarkab.bps.go.id).

Page 53: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

53

i. Pariwisata

Objek wisata yang dapat dikunjungi di kabupaten ini cukup beragam.

Terdapat wisata alam diantaranya Tahura Sultan Adam, Waduk Riam

Kanan, Pulau Pinus. Selain itu juga ada wisata budaya Pasar Terapung Lok

Baintan dan agrowisata Bincau.

F. TAPIN

1. Geografis

Kabupaten Tapin merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi

Kalimantan Selatan. Kabupaten Tapin memiliki wilayah seluas 2.700,82 km2,

yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 12 kecamatan dan 75

desa.

Tabel 2.13. Nama Kecamatan Kabupaten Tapin

No Kecamatan Desa Luas (km2) 1 Binuang 8 218,10 2 Hatungun 8 123,98 3 Tapin Selatan 10 213,00 4 Salam Babaris 6 153,00 5 Tapin Tengah 17 342,20 6 Bungur 12 148,96 7 Piani 8 131,24 8 Lokpaikat 9 117,98 9 Tapin Utara 16 71,49 10 Bakarangan 12 122,54 11 Candi Laras Selatan 12 327,85 12 Candi Laras Utara 13 730,48 Jumlah 131 2.700,82

Sumber : tapinkab.bps.go.id

Secara topografis, sebagian besar (67,34%) wilayah Kabupaten Tapin

berada pada ketinggian 0-7 meter dpal, sangat sedikit (1,21%) yang berada

pada ketinggian lebih dari 500 meter dpal, yakni di kawasan hulu sungai Tapin

dalam wilayah Kecamatan Piani. Sebagian besar wilayah ini (83,55%) berada

pada kelerengan 0-8% (kelas lereng datar), 5,14% lereng landai, 6,84% agak

curam, dan 4,48% tergolong curam sampai sangat curam. Dari wilayah Timur

(Kecamatan Piani) melewati kota Rantau (ibukota Kabupaten Tapin) sampai ke

wilayah Barat (Kecamatan Candi Laras Utara) mengalir sungai Tapin sebagai

sungai utama di Kabupaten Tapin.

Jumlah penduduk Kabupaten Tapin pada tahun 2009 adalah 167.796 jiwa

dengan kepadatan penduduk sebesar 71 jiwa/km2. Pada tahun 2011 jumlah

Page 54: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

54

penduduk meningkat menjadi 170.468 dengan jumlah pria sebanyak 85.920

jiwa dan wanita sebanyak 84.548 jiwa.

Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam menyokong

kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan mobilitas penduduk

dan barang. Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07

km. Ada sepanjang 42,49 km dibawah wewenang negara dan 63,62 km di

bawah wewenang provinsi. Pada tahun ini, proporsi panjang jalan yang

permukaannya diaspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya

12,59% masih berupa tanah (tapinkab.bps.go.id)

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan Kabupaten Tapin 2008-2013 adalah ”Terwujudnya

Masyarakat Kabupaten Tapin yang Religius dan Sejahtera”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk

pencapaian visi tersebut. Misi Pemerintah Kabupaten Tapin 5 tahun

kedepan 2008-2013 adalah :

• Mengembangkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertakwa

serta berilmu pengetahuan.

• Menumbuhkan ekonomi dan meratakan pendapatan.

• Memelihara dan melestarikan lingkungan, bertujuan mengatur

penggunaan ruang sesuai peruntukannya.

• Mengembangkan sosial dan budaya.

• Mengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Sektor pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang PDRB

Kabupaten Tapin baik pada tahun 2009 maupun tahun 2010 dengan

presentase berturut-turut sebesar 40,76% dan 41,32%.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

55

Tabel 2.14 PDRB Kabupaten Tapin (Harga Konstan)

Sektor Tahun

2010 2009 Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) %

Pertanian 415.221.823 41,32 388.086.860 40,76 Pertambangan 200.856.640 19,99 191.059.222 20,07 Industri Pengolahan 51.317.251 5,11 46.611.362 4,90 Listrik Dan Air Bersih 3.902.310 0,39 3.724.060 0,39 Bangunan 48.516.803 4,83 44.558.110 4,68 Perdagangan, Hotel, Restoran

90.213.305 8,98 84.788.999 8,91

Angkutan/Komunikasi 19.512.752 1,94 18.281.936 1,92 Bank/Keu/Perum 38.688.513 3,85 36.679.281 3,85 Jasa 136.714.769 13,60 138.236.006 14,52

Total 1.004.944.166 100 952.025.836 100 Laju Pertumbuhan - -

Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Data BPS Kabupaten Tapin 2010 menunjukkan pertanian tanaman

pangan dari jenis sayuran yang paling tinggi produksinya ialah terong yaitu

sebesar 297 ton. Kemudian menyusul cabai, kacang panjang dan tomat.

Tabel 2.15

Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Tapin 2010

Jenis Tanaman Produksi (Ton)

Kacang Panjang 431 Cabai/Lombok 461

Tomat 297 Terong 465 Labu -

Ketimun 277 Sumber : tapinkab.bps.go.id

Dari jenis buah-buahan, produksi terbesarnya adalah jeruk siam

dengan total produksi sebesar 67.025 kuintal.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

56

Tabel 2.16

Produksi Buah-buahan Kabupaten Tapin 2010

Jenis Buah-buahan

Luas Panen (Pohon)

Produksi (Kuintal)

1. Mangga 2.482 1.116 2. Rambutan 7.583 1.953 3. Duku/Langsat 1.821 585 4. Jeruk Siam

140.490 67.025 5. Jeruk Keprok 6. Jeruk Besar 75 28 7. Durian 2.435 809 8. Jambu Biji 2.334 460 9. Jambu Air 436 126 10. Sawo 690 220 11. Pepaya 2.717 627 12. Pisang 350.375 49.201 13. Nenas 8.867 339 14. Salak 769 55 15. Nangka/Cempedak 4.450 1.063 Jumlah 525.524 123.607

Sumber : tapinkab.bps.go.id

c. Perkebunan

Pada tahun 2010, data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Tapin menunjukkan bahwa produksi terbesar perkebunan

adalah tanaman karet yaitu sebesar 92.539.342 kg. Sedangkan produksi

terkecil perkebunan adalah aren, hanya 6.760 kg (tapinkab.bps.go.id).

d. Peternakan

Jumlah ternak besar tercatat pada tahun 2009 ada 15.671 ekor,

dengan rincian 15.567 ekor sapi, 68 ekor kuda dan 36 ekor kerbau.

Sedangkan ternak kecil yang tercatat adalah kambing dengan jumlah 3.783

ekor (tapinkab.bps.go.id).

e. Perikanan

Total produksi perikanan sebesar 388.500 ton dan nilai produksinya

sebesar Rp 5.050.500.000,00. Total produksi yang berasal dari perikanan

rawa sebesar 2.294,1 ton dan dari perairan sungai sebesar 1.529,4 ton

(tapinkab.bps.go.id).

Page 57: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

57

f. Pertambangan

Komoditas dari sektor pertambangan yang terbilang besar

produksinya pada tahun 2010 adalah batubara dan tanah laterit. Jumlah

produksi batubara pada tahun 2010 mencapai 9.983.501 ton. Jumlah

tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 2.17 Produksi Komoditas Tambang Kabupaten Tapin 2010

Jenis Tambang

Produksi 2009 2010

1. Batubara 6.775.678,08 ton 9.983.501 ton 2. Kaolin 0 m3 0 m3 3. Tanah Urug 42.130,15 m3 5.643,882 m3 4. Tanah Laterit 77.366,95 m3 102.089,469 m3 5. Pasir Bangunan 14.967,64 m3 16.011,357 m3 6. Pasir Urug 4.222,17 m3 38.879,147 m3 7. Sirtu 31.058,91 m3 22.243,664 m3 8. Batu Kerikil 4.596,16 m3 49.716,229 m3 9. Batu Gunung/kali 141.817,82 m3 91.283,934 m3 10. Batu pecah (split) 16.493,53 m3 26.703,263 m3

Sumber : tapinkab.bps.go.id

g. Transportasi

Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam

mendukung kegiatan perekonomian, khususnya untuk transportasi dan

mobilitas penduduk dan barang.

Panjang jalan di Kabupaten Tapin tahun 2010 mencapai 505,07 km.

Ada sepanjang 42,49 km di bawah wewenang negara dan 63,62 km di

bawah wewenang provinsi. Proporsi panjang jalan yang permukaannya di

aspal sebesar 69,29%, kerikil 13,16%, cor 4,95% dan sisanya 12,59% masih

berupa tanah.

G. HULU SUNGAI SELATAN

1. Geografis

Kabupaten Hulu Sungai Selatan dialiri oleh Sungai Amandit bermuara

ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana

prasarana perhubungan dalam kabupaten dan antar kabupaten lainnya.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Page 58: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

58

• Utara : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai

Utara

• Selatan : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar

• Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin

• Timur : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru

Luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yaitu seluas 169.621

ha. Luas lahan wilayah terdiri dari lahan hutan, persawahan, lahan kering serta

lahan lainnya. Luas lahan hutan terdiri dari Hutan Lindung (23.919,52 ha),

Hutan Suaka Alam dan Wisata (23.919,52 ha), Hutan Produksi Tetap (18.724,45

ha), Hutan Produksi Terbatas (0 ha), Hutan yang Dapat Dikonversi (240,43 ha),

Hutan Produksi (12.461,12 ha) dan Hutan Cagar Alam (240,43 ha). Sedangkan

untuk lahan persawahan terdiri atas Sawah Irigasi (14.508 ha), Sawah Tadah

Hujan/Non Irigasi (13.249 ha) dan Sawah Lainnya (37.323 ha).

Jumlah Kecamatan di Kabupaten HSS adalah 11 kecamatan dengan 4

(empat) kelurahan dan 144 Desa. Ke-11 kecamatan tersebut adalah sebagai

berikut : Daha Utara, Daha Barat, Daha Selatan, Kalumpang, Simpur,

Kandangan, Angkinang, Telaga Langsat, Sungai Raya, Padang Batung,

Loksado.

Penduduk kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari suku suku Banjar

yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di

kecamatan Loksado. Suku bangsa lainnya adalah Suku Jawa, Suku Bugis, Suku

Madura, Suku Dayak Bukit, Suku Mandar, Suku Bakumpai, Suku Sunda dan

lain-lain. Jumlah penduduk kabupaten Hulu Sungi Selatan pada tahun 2009

adalah sebesar 209.669 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116

jiwa/km2. Pada tahun 2010 jumlah penduduk meningkat menjadi 212.485 jiwa

dengan kepadatan penduduk 118 jiwa/km2.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Agropolitan dan Religius

(Pembangunan Pertanian Berbasis Agroindustri dan Keagamaan).

b. Misi Pembangunan Daerah

Memantapkan Gerbang Perkotaan Banua Lima Plus Center Menuju

Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri, Unggul dan Religius.

Agenda Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan :

Page 59: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

59

• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri

• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Unggul

• Mewujudkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Religius

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan

merupakan yang terbesar yaitu sebesar 32,25% pada tahun 2009.

Persentasenya menurun dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2007

persentase sektor pertanian sebesar 40,89 %.

Tabel. 2.18. PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Harga Konstan)

Sektor Tahun

2009 2007 Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) %

Pertanian 417.683.300 32,25 388.931 40,89 Pertambangan 36.314.736 2,80 11.868 1,25 Industri Pengolahan

68.879.770 5,32 65.897 6,93

Listrik Dan Air Bersih

3.407.526 0,26 3.101 0,33

Bangunan 46.260.153 3,57 42.844 4,50 Perdagangan, Hotel, Restoran

201.195.589 15,53 183.498 19,29

Angkutan/Komunikasi

100.373.364 7,75 47.955 5,04

Bank/Keu/Perum 82.601.497 6,38 33.611 3,53 Jasa 338.494.384 26,13 173.571 18,25

Total 1.295.210.319 100 951.277 100 Laju

Pertumbuhan - -

Sumber: regionalinvestment.bkpm.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Subsistem hortikultura di Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup

berkembang dengan pesat dimana pada musim kemarau kawasan rawa

telah menjadi emas hijau dengan menghasilkan sayur mayur seperti tomat,

lombok, semangka, kacang tanah, kedelai dan lain sebagainya. Sedangkan

pada musim hujan di kawasan Telaga Langsat, Padang Batung, Sungai

Raya, Kandangan dan Angkinang juga merupakan pemasok utama produk

hortikultura, sehingga sepanjang tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

hortikultura produktivitasnya akan selalu terjaga.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

60

c. Perkebunan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan salah satu penghasil kelapa dalam

terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan tanaman warisan

yang unggul sejak ratusan tahun yang lalu. Tanaman kelapa mempunyai

produk turunan yang sangat banyak seperti nata de coco, kecap, minyak

goreng, VCO (virgin coconut oil) dan pembuatan meubelair serta souvenir,

sedangkan produk ikutan seperti kopra, kopyor, serat, tepung sabut, arang

batok, cuka arang (vinegar). Permasalahan utama kurang berkembangnya

agribisnis kelapa dalam ini di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikarenakan

produk yang dijual petani sebagian besar masih berupa kelapa segar

butiran, sehingga nilai ekonomisnya tidak begitu besar.

Paradigma produksi karet rakyat di Indonesia dan di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan khususnya saat ini kualitasnya sangat jauh dari yang

diharapkan. Mengingat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah eksis lebih

dari 8.000 ha perkebunan karet rakyat dan terus dikembangkan sampai

dengan tahun 2015 menjadi 14.000 ha dengan tingkat produksi saat ini

telah mencapai 6.000 ton perbulan, maka dibutuhkan industri perkaretan

untuk meningkatkan nilai tambahnya.

d. Peternakan

Berdasarkan hasil kajian lapangan diperoleh beberapa faktor

pendukung dan fasilitasi dasar pengembangan ternakpolitan sapi di Unit

Kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya dan sekitarnya, yakni :

• Peningkatan kualitas genetika sapi dari sapi Bali menuju sapi Limousin,

Brahman, Simental dan sejenisnya.

• Pengembangan Unit Inseminasi Buatan dengan induk yang berkualitas.

• Perluasan spektrum penyebaran sapi unggul di masyarakat.

• Pengembangan pengolahan pakan.

• Perdagangan dan industri pengolahan daging.

• Aplikasi pengembangan biogas.

Selain ternak sapi, ternak unggas juga dikembangkan di Kabupaten

HSS. Dibentuk suatu sistem yang terpadu mulai dari penyediaan telur induk

dan konsumsi daging sampai dengan industrinya, yang dikenal sebagai Itik

Paharangan yang telah dikukuhkan sebagai ternak itik di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan (www.hulusungaiselatankab.go.id).

Page 61: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

61

e. Perikanan

Mengingat lebih dari 50% wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan

merupakan rawa/lahan bawah yang terdiri dari sungai dan rawa monoton

yang berinteraksi dengan kabupaten tetangga, sehingga Kawasan

Agropolitan Pusat Ekonomi Sungai yang berpusat di Daha yang didominasi

oleh rawa monoton merupakan potensi yang sangat besar untuk

mengembangkan minapolitan. Pengembangan minapolitan di kawasan

Pusat Ekonomi Sungai atau Kawasan Daha saat ini masih mengandalkan

minapolitan yang mengandalkan sumberdaya alam secara subsistem tanpa

ada upaya budidaya. Pengembangan minapolitan di kawasan ini pada

umumnya tanpa adanya inovasi. Oleh karena itu konsep Agropolitan

digunakan di dalam pengembangan Minapolitan adalah pengembangan

budidaya ikan lokal dengan basis teknologi, pengembangan yang bersifat

ramah lingkungan.

Pembagian kawasan budidaya ikan baik terhadap ikan lokal yang

telah dapat didomestikasikan maupun ikan – ikan eksotis dari luar seperti

nila, mas dan patin atau yang lainnya haruslah dapat dikelola sedemikian

rupa sehingga tidak mengancam keanekaragaman hayati reservaat yang

sudah ada. Oleh karena itu titik berat pengembangan minapolitan di

kawasan ini lebih mengarah terhadap keterpaduan usaha dan peningkatan

nilai tambah produk. Upaya tersebut misalnya pengembangan reservaat,

peningkatan usaha budidaya pengolahan dan pemasaran produk baik ikan

segar maupun industri olahan perikanan lainnya, seperti abon, presto, ikan

kaleng dan industri turunannya, seperti minyak ikan, kalsium ikan dan

sejenisnya.

f. Pariwisata

Sektor pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup potensial

untuk dikembangkan. Beberapa tempat wisata alam di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan yaitu Kawasan Air Terjun Haratai , Air Terjun Kilat Api serta

Air Panas Tanuhi.

H. HULU SUNGAI TENGAH

1. Geografis

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dengan luas wilayah 1.770 km2,

merupakan kabupaten terkecil ketiga dari 13 kabupaten/kota dalam wilayah

Page 62: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

62

Provinsi Kalimantan Selatan. Letak geografisnya berada pada 2º27' – 2º46'

Lintang Selatan dan 115º5' – 115º31' Bujur Timur. Secara administratif,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki batas wilayah di sebelah utara :

Kabupaten Balangan, sebelah timur : Kabupaten Kotabaru, sebelah selatan :

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan di sebelah barat : Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

Secara topografi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 3 (tiga) yakni :

kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Semuanya

berada pada ketinggian antara terendah 9,53 m di Kecamatan Labuan Amas

Utara, 25 m di Kecamatan Barabai, 330 m di Kecamatan Batang Alai Timur dan

tertinggi berada di Gunung Halau-Halau/Gunung Besar Pegunungan Meratus

1.894 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan tanah bervariasi antara 0 -

40%. Jenis tanah terdiri dari podsolik merah kuning, orgonosol gley humus,

litosol dan latosol. Jumlah curah hujan tahunan rata-rata 179 ml dengan

jumlah hari hujan 85 hari/tahun dan intensitas suhu antara 21,19ºC sampai

dengan 32,93º C.

Jumlah penduduk di Hulu Sungai Tengah pada tahun 2010 adalah

sebanyak 243.460 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 244.889

dengan jumlah pria 122.213 jiwa dan wanita 122.676 jiwa. Suku asli daerah ini

adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit

yang bermukim di kecamatan Batu Benawa. Suku bangsa lainnya adalah suku

Jawa, suku Bugis, suku Madura, suku Buket, suku Mandar, suku Bakumpai, suku

Sunda dan suku lainnya.

Tabel 2.19 Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurut Kecamatan

Tahun 2011

No Kecamatan Luas (km) % 1. Haruyan 101,36 5,7 2. Batu Benawa 54,52 3,09 3. Hantakan 208,49 11,77 4. Batang Alai Selatan 76,06 4,29 5. Batang Alai Timur 778,74 43,97 6. Barabai 40,74 2,3 7. Labuan Amas Selatan 97,80 5,5 8. Labuan Amas Utara 170,30 9,6 9. Pandawan 116,39 6,57

10. Batang Alai Utara 65,36 3,69 11. Limpasu 61,04 3,45

jumlah 1.770,80 100 Sumber : www.hulusungaitengahkab.go.id

Page 63: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

63

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada RPJM Daerah

Kabupaten Hulu SungaiTengah Tahun 2011 -2015 merupakan tahapan

kedua dari pelaksanaan RPJP Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 2005 – 2025. Visi Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2011-2015

adalah “Menuju Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang semakin Sejahtera,

Mandiri, Unggul dan Istiqamah”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Berdasarkan visi tersebut diatas maka dapat tersusun misi pembangunan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2011-2015 sebagai berikut :

• Meningkatkan Kualitas SDM yang Berakhlak Mulia, Kreatif, Inovatif,

Terampil dan Menguasai IPTEK.

• Menumbuhkan dan Mengembangkan Ekonomi yang Mandiri dan

Berdaya Saing.

• Pemanfaatan dan Distribusi SDA dengan Menjaga, Memelihara dan

Melestarikan Lingkungan.

• Mengembangkan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya Bermartabat.

• Penyelenggaraan Otonomi Luas dan Menerapkan Prinsip Tata Kelola

Kepemerintahan yang Baik.

• Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur yang Merata.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Kalimantan Selatan hingga saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian.

sektor pertanian mampu menyumbang 38,80 persen dari Produk Dimestik

Bruto (PDRB) Hulu Sungai Tengah.

Secara makro PDRB Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan

berdasarkan PDRB-ADHB pada 2010 yang mecapai Rp2,14 triliun, di mana

naik dari 2009 sebesar Rp228 miliar atau sekitar 10,65 persen. Sektor

lapangan usaha jasa-jasa menyumbang 22,70 persen, perdagangan, rumah

makan, dan jasa akomodasi sebesar 14,14 persen (beritadaerah.com).

Page 64: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

64

b. Pertanian Tanaman Pangan

Terdapat 8 (delapan) komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi

ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan

kacang hijau. Hampir seluruh komoditas tersebut produktivitasnya hanya

berkisar antara 1,34 – 44,27 kw/ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang

produktivitasnya sebesar 130,56 kw/ha dan 90,88 kw/ha. Pertanian padi di

Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim

penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas

seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga

menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari

tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai keluar

Provinsi yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sistem

pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi

modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya.

Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang

memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri

dari berbagai jenis terdapat 151 buah. Industri tersebut masih

membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan

sampai ke luar Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan

hasil-hasil pertanian, pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah

membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu

mengairi sawah seluas 6.223 ha (id.wikipedia.org).

c. Perkebunan

Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha.

Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu

sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan

penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet

jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi rata-

rata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang

berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di

Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang

dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19

komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak

Page 65: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

65

adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha).

Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga

(125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha) (id.wikipedia.org).

d. Peternakan

Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau

(2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di

Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak

kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai

Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor

yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi

(1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai

(4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.

e. Perikanan

Perikanan sebagaimana dilaporkan dalam Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Dalam Angka (2008) mencakup 7 (tujuh) komoditas perikanan

tangkap yang berasal dari perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat

siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas

perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241

ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak

namun harga di tingkat produsennya sangat murah yaitu Rp 5.000,00.

Komoditas perikanan yang tingkat produksi tidak terlalu banyak namun

harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus dengan harga

Rp 20.000,00/kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya

perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin

(62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton).

f. Pertambangan

Bagian Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai

Tengah pada tahun 2008 telah mencatat produksi 5 komoditas

pertambangan dan penggalian yaitu batu kali, batu gunung dan batu

pecah (32.438,78 m3), sirtu (26.398,01 m3), kerikil (62.406,69 m3), tanah

(19.613,45 m3), dan marmer (949,03 m3). Walaupun marmer memiliki nilai

produksi terendah namun harga produksinya jauh lebih tinggi

dibandingkan yang lain yaitu senilai Rp 80.000,00/m3.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

66

g. Perindustrian

Pada tahun 2008 di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 1.401

unit usaha industri dengan tenaga kerja sebanyak 3.949 orang. Kegiatan

industri tersebut menghasilkan produksi senilai 131.659 juta rupiah yang

berasal dari investasi senilai 25.575 juta rupiah. Pada tahun ini pula telah

diterbitkan sebanyak 1.431 SIUP oleh Dinas Perindagkop Kabupaten Hulu

Sungai Tengah.

h. Perdagangan

Berdasarkan catatan Sub Dolog Wilayah I Barabai tahun 2008 terdapat

sebanyak 108.000 ton beras ex move pengadaan dan 3.694.506 ton beras

move in regional ex DN dengan total 3.802.506 ton beras. Pada tahun

tersebut terdapat penyaluran beras sebanyak 1.606.163 ton. Dinas

Peridagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencatat realisasi ekspor non

migas (karet sir) Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 21.231,28 ton

senilai 369.277,31 juta rupiah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah memilki 24 hari pasar. Pasar-pasar tersebut tidak

dilakasanakan setiap hari namun hanya pada hari-hari tertentu saja. Hari

pasar terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang

Alai Utara yaitu sebanyak 4 hari pasar.

i. Pariwisata

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat tiga tempat rekreasi

yaitu Log Laga Ria, Batu Benawa Pagat dan Banyu Panas Hantakan dengan

jumlah pengunjung masing-masing pada tahun 2008 sebanyak 9.880 orang,

27.295 orang dan 10.184 orang.

j. Transportasi

Kondisi jalan di seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

pada tahun 2008 sebesar 51,19% dalam kondisi baik; 18,34% dalam kondisi

rusak dan sisanya dalam kondisi sedang. Menurut jenis permukaan jalan,

sebesar 72,84% berupa aspal; 7,66% berupa kerikil, 12,22% berupa tanah

dan 7,28% sisanya tidak dirinci. Menurut kelas jalan, sebesar 72,84% kelas

IIIB, 7,66% kelas IIIC dan 19,50% sisanya tidak dirinci. Menurut Satuan

Lantas Polres Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 tercatat sebanyak 358

mobil penumpang, 291 mobil beban dan 6.797 sepeda motor. Pada

tahun 2008 kendaraan angkutan pedesaan yang memiliki izin trayek ada

Page 67: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

67

sebanyak 125 buah (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_

Sungai_Tengah).

I. HULU SUNGAI UTARA

1. Geografis

Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai secara geografis

terletak pada koordinat 2°1’37” - 2°35’58” lintang selatan dan 144°50’58” -

115°50’24” bujur timur. Luas wilayahnya 892,7 km2 atau hanya sekitar 2,38%

dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini

memiliki wilayah administrasi 219 desa/kelurahan.

Adapun Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki batas-batas administrasi

sebagai berikut :

• sebelah utara : Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur Provinsi

Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan;

• sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah dan

Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan;

• sebelah selatan : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin dan Hulu

Sungai Tengah;

• sebelah timur : Kabupaten Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2009

sebanyak 218.109 jiwa dengan kepadatan penduduk 244 jiwa/km2. Pada tahun

2011 jumlah penduduk menurun menjadi 211.699 dengan jumlah pria 103.498

jiwa dan wanita 108.201 jiwa.

Sebelum 25 Februari 2003, Hulu Sungai Utara merupakan pusat

pertumbuhan Banua Lima (terdiri atas Kabupaten Tabalong, Tapin, Hulu Sungai

Tengah, Utara dan Selatan) dan masih terbagi dalam dua wilayah topografi:

dataran rendah dan dataran tinggi. Dengan diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan

Kabupaten Balangan, maka wilayah dataran tinggi yang sebelumnya menjadi

bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara berubah statusnya menjadi wilayah

Kabupaten Balangan. Kenyataan ini sedikit banyak berpengaruh pada fungsi

dan peranan yang dipegang oleh Kabupaten Hulu Sungai Utara terhadap kota-

kota dan kabupaten yang ada di sekitarnya. Kabupaten Hulu Sungai Utara

memiliki 10 kecamatan, yaitu: Danau Panggang (224,49 km2), Babirik (77,44

km2), Sungai Pandan (45,00 km2), Amuntai Selatan (183,16 km2), Amuntai

Page 68: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

68

Tengah (56,99 km2), Banjang (41,10 km2), Amuntai Utara ( 45,00 km2), Haur

Gading (34,15 km2), Sungai Tabukan (29,24 km2), Paminggir (156,13 km2).

Dari total luas wilayah yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebagian

besar terdiri atas dataran rendah yang digenangi oleh lahan rawa, baik yang

tergenang secara monoton maupun yang tergenang secara periodik. Sekitar

89% adalah merupakan lahan rawa dan sebagian besar belum termanfaatkan

secara optimal (hulusungaiutarakab.go.id).

2. Kebijakan Pembangunan

Isu strategis pembangunan di Hulu Sungai Utara saat ini terkait masalah

kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pertanian, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), pendapatan per kapita, pendidikan, kasus kematian ibu dan

bayi, gizi buruk, perbaikan infrastruktur jalan, sarana dan prasarana

pemerintahan desa serta pengelolaan keuangan daerah.

Kepala Daerah diharapkan dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan

pembangunan terhadap hasil perencanaan yang sudah disusun. Berbagai isu

strategis yang ingin dibenahi, masih tingginya angka kemiskinan di Hulu Sungai

Utara yakni 7,76% yang ditargetkan bisa turun sebesar 1,5% pada tahun 2013.

Langkah yang diambil bupati adalah dengan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi berkualitas berbasis potensi lokal yang mampu mendorong

ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Juga meningkatkan peran

industri kecil dan menengah, peran kelembagaan dan permodalan disamping

mendorong peningkatan investasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Sementara bidang pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten

Hulu Sungai Utara berencana akan menambah panjang jalan kabupaten dari

334 km menjadi 344 km dan meningkatkan proporsi panjang jaringan jalan

dalam kondisi baik dari 114 km menjadi 206 km disamping penambahan sarana

jembatan sebanyak 6 unit di tahun 2013 (http://hulusungaiutarakab.go.id/).

a. Visi Pembangunan Daerah

Dengan memperhatikan kondisi dan potensi sumberdaya serta orientasi

pembangunan daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara di masa depan, maka

visi Kabupaten Hulu Sungai Utara 2007 – 2012 adalah “Terwujudnya rawa

makmur menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri bernuansa Islami”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang diemban seluruh

lapisan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah :

Page 69: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

69

• Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance).

• Menggali dan mengembangkan nilai-nilai religius Islam dan kultur

budaya daerah sebagai dasar kehidupan kemasyarakatan dan menajemen

pemerintahan.

• Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing di era globalisasi dengan

meningkatkan mutu pendidikan.

• Mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan menuju Hulu Sungai

Utara sehat 2010.

• Membangun infrastruktur daerah yang terintegrasi dengan sektor

pendidikan.

• Mendorong ekonomi kerakyatan berdasarkan kearifan budaya lokal.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai

Utara menduduki peringkat pertama dengan persentase 34,99% baik pada

tahun 2008 maupun tahun 2009. Kedua terbesar adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran.

Tabel 2.20.

PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara ( Harga Konstan)

Sektor Tahun 2009 2008

Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 291.105.400 34,99 257.189.204 33,45 Pertambangan 160.147 0,02 155.102 0,02 Industri Pengolahan 82.348.719 9,90 80.055.090 10,41 Listrik Dan Air Bersih 4.408.328 0,53 4.175.393 0,54 Bangunan 52.430.414 6,30 48.081.208 6,25 Perdagangan, Hotel, Restoran

160.385.861 19,28 151.288.577 19,68

Angkutan/Komunikasi 57.266.586 6,88 55.202.391 7,18 Bank/Keu/Perum 34.029.255 4,09 31.733.174 4,13 Jasa 149.834.393 18,01 140.994.963 18,34

Total 831.969.103 100 768.875.102 100 Laju Pertumbuhan - -

Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional serta Program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) diperlukan dukungan dan kerja

keras pemerintah dan masyarakat, khususnya petani. Pencanangan gerakan

Page 70: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

70

pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian yang dipusatkan di

Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi komitmen

bersama semua pihak untuk mengawal keberhasilan produksi beras di

Kalimantan Selatan. Produksi beras pada 2011 meningkat 10% dari tahun

sebelumnya padahal saat itu cuaca ekstrem tengah melanda Kalimantan

Selatan serta mengakibatkan kegagalan tanam di sejumlah areal pertanian.

Untuk itu dialokasikan kegiatan pemberdayaan petani melalui metode

demfarm dengan pola sekolah lapang agribisnis. Khusus untuk Kabupaten

Hulu Sungai Utara dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Amuntai Utara di

Desa Sei Turak, Padang Luar dan Muara Baruh masing-masing di areal 25 ha,

sedang di Amuntai Selatan yakni di Desa Harusan, Padang Tanggul dan

Cangkring juga masing-masing seluas 25 ha. Metode Demfram merupakan

metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan secara nyata tata

cara atau hasil penerapan teknologi pertanian yang terbukti

menguntungkan. Berbagai keluhan disampaikan petani di Kabupaten Hulu

Sungai Utara seperti masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian,

Keterlambatan bantuan langsung benih unggul (BLBU) hingga permohonan

bantuan alat transportasi air karena wilayah Hulu Sungai Utara yang

dominan rawa (humas-pemkabHulu Sungai Utara.com).

c. Perkebunan

Di sektor perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Utara sejauh ini terdapat

pemberian bantuan bibit kelapa sawit dan bibit karet kepada petani

swadaya masing masing seluas 25 ha. Selain itu juga mengadakan kemitraan

usaha perkebunan antara Koperasi Wahyu Ilahi dengan PT Persada Dinamika

Lestari (PDL) pembangunan kebun plasma seluas 460 ha di Wilayah

Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga April 2012. PT PDL sudah membangun

seluas 445 ha kebun plasma dari plan plasma seluas 800 ha.

Dari segi produksi, komoditas perkebunan yang cukup menonjol di

kabupaten HULU SUNGAI UTARA pada tahun 2008 adalah purun dan sagu

dengan produksi rata-rata per ha lebih dari 500 kg/ha.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

71

Tabel 2.21. Luas Tanaman Perkebunan Rakyat, Produksi, dan Rata-rata Produksi

Menurut Jenisnya Tahun 2008

Jenis Tanaman

Luas Tanaman (Ha) Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi Per Ha

(Kg/Ha)

Muda

Tanaman Mengha-

silkan

Tanaman rusak

1. Karet 250,00 282,00 355,50 122,36 434,00 2. Kelapa 244,00 844,00 143,00 279,25 331,00 3. Sagu 153,00 237,20 4,30 140,10 590,00 4. Purun 133,00 364,00 8,30 319,90 604,00 5. Kelapa Sawit 6,00 - - - - 6. Nilam - - - - - Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id

d. Peternakan

Jumlah ternak sapi di kabupaten Hulu Sungai Utara meningkat pada

tahun 2009 yaitu berjumlah 1447. Ternak yang paling dominan di setiap

kecamatan adalah ternak ayam Broiler dengan total sebanyak 723.100

ekor.

Tabel 2.22 Banyaknya Ternak yang Masuk Menurut Jenisnya (Ekor)

Tahun 2009 Kecamatan

Sapi

Kerbau

Kambing

Domba

DOC

Pedaging 1. Danau Panggang - - - - 35 734 2. Paminggir - - - - - 3. Babirik 26 - 21 - 7 715 4. Sungai Pandan 24 - - - 7 817 5. Sungai Tabukan 419 - 38 - 96 948 6. Amuntai Selatan 223 - 17 - 13 603 7. Amuntai Tengah 34 - - - 143 544 8. Banjang 510 - 46 - 195 216 9. Amuntai Utara 211 - - - 145 676 10. Haur Gading - - - - 76 848

Jumlah 2009 1 447 - 121 - 723 100 Jumlah 2008 1 123 21 29 11 712 300

Sumber : hulusungaiutarakab.bps.go.id

e. Perikanan

Kabupaten Hulu Sungai Utara yang geografisnya didominasi 80 %

wilayah rawa (perairan) memiliki potensi besar dalam bidang perikanan.

Pasalnya masih ada beberapa wilayah rawa yang belum dioptimalisasi

menjadi rawa perikanan produktif. Memanfaatkan potensi rawa menjadi

lahan perikanan produksi, akan bermuara pada peningkatan

perekonomian dan kesejahteraan warga.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

72

Segala ikan jenis air tawar dapat dikembangkan di Hulu Sungai Utara.

Namun trend di masyarakat, menjadikan Patin, Bawal dan Nila menjadi

bahan konsumsi dominan masyarakat. Prospek bisnis ikan air tawar di Hulu

Sungai Utara cukup menggembirakan dan harganya pun stabil

(http://www.radarbanjarmasin.co.id).

f. Perindustrian

Hulu Sungai Utara dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan home

industry. Kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri kerajinan ini

tumbuh dan berkembang dan turut memacu pertumbuhan industri dan

perdagangan.

J. BALANGAN

1. Geografis

Kabupaten Balangan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan

Selatan, Indonesia yang ibukotanya adalah Paringin. Luas wilayah Kabupaten

Balangan adalah 1.878,3 km2. Letak geografis pada koordinat 020001’37”

sampai dengan 020035’58” lintang selatan dan 1140050’24” sampai dengan

1150050’24” bujur timur. Wilayahnya terdiri dari 179.269 ha dataran/

pegunungan. Luas areal perairan terdiri dari rawa 3.026 ha dan sungai 5.537

ha. Temperatur udara di daerah ini rata-rata 26 °C. Kabupaten Balangan

memiliki batas wilayah sebagai berikut:

• sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten

Pasir Provinsi Kalimantan Timur.

• sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pasir Provinsi kalimantan

Timur dan Kabupaten Kotabaru.

• sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

• sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Wilayah ini terdiri atas beberapa kecamatan, yaitu: Lampihong, Paringin,

Juai, Halong, Batumandi, Awayan, Paringin Selatan, Tebing Tinggi.

Jumlah penduduk kabupaten Balangan pada tahun 2010 sebanyak 112.395

jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 114.009 jiwa dengan pria sebanyak

57.290 jiwa dan wanita 56.719 jiwa.

Kondisi infrastruktur kabupaten Balangan masih terus dikembangkan.

Perbaikan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan di wilayah pedesaan

akan terus mendapat prioritas dan perhatian khusus karena hal tersebut akan

Page 73: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

73

membawa dampak yang positif untuk menunjang perkembangan ekonomi di

wilayah Kabupaten Balangan namun dilakukan secara bertahap mengingat

terbatasnya anggaran yang tersedia.

Sejumlah pembangunan infrastruktur yang telah, sedang dan akan

dilaksanakan merupakan bagian dari pengembangan wilayah sebagai

peningkatan sarana dan prasarana untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

dan kemajuan daerah. Khusus untuk jembatan yang ada di desa Murung

Jambu kedepannya akan berfungsi sebagai salah satu jalur alternatif jika di

jalan utama suatu saat nanti telah terjadi kepadatan kendaraan karena jalan

yang melewati desa Murung Jambu tersebut terhubung dengan jalur lingkar

yang menuju ke arah desa Lingsir dan keluar di perempatan Islamic Center

Balangan (www.balangankab.go.id).

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan

Sejahtera”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Visi tersebut dilengkapi dengan uraian Misi, yang merupakan rangkaian

langkah upaya untuk mewujudkan Visi. Misi tersebut ada lima langkah,

yakni:

• Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan

dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi

pemanfaatan sumberdaya alam yang didasari prinsip pembangunan

yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

• Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara

bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung

pengembangan wilayah.

• Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius,

berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan IPTEK dan IMTAQ

dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.

• Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.

• Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi

terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

74

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Pertumbuhan ekonomi Balangan dari tahun ke tahun selalu

mengalami peningkatan. Pada 2008, pertumbuhan ekonomi Balangan

sebesar 5,07%, naik pada 2009 menjadi 5,08% dan kembali naik pada 2010

menjadi 6,5%. Peningkatan pertumbuhan perekonomian di Balangan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemajuan ilmu dan teknologi

yang mendorong terjadinya perbaikan dan perubahan. Selain itu, berbagai

potensi pengembangan perekonomian juga di miliki Balangan, seperti

sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan serta bahan gaiian.

Semuanyamemiliki kontribusi terhadap PDRB dan pertumbuhan sektor

ekonomi. Misalnya sektor pertanian dan perkebunan yang memiliki

kontribusi sebesar 21,17 persen terhadap PDRB Balangan. Dari semua

sektor ekonomi yang ada di Balangan, pertambangan memiliki kontribusi

terbesar untuk PDRB, yaitu sekitar 64,30% bagi pertumbuhan ekonomi

daerah.

b. Pertanian Tanaman Pangan

Potensi areal tanaman pangan hortikultura di Kabupaten Balangan

adalah padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi

jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang serta talas. Produksi

tanaman pangan terbesar setelah padi adalah ubi kayu.

Tabel 2.23.

Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Balangan 2010

S

u

m

b

e

r

:

h

t

Sumber : balangankab.bps.go.id

Page 75: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

75

Tabel 2.24 Produksi Sayur Mayur Kabupaten Balangan 2010

S

u

m

b

e

r

:

Sumber : balangankab.bps.go.id

Tabel 2.25

Produksi Buah-buahan Kabupaten Balangan 2010 Produksi

S

S

u

m

b

e

r

:

S

u

Sumber : http://balangankab.bps.go.id

c. Perkebunan

Jenis komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain:

Karet dengan luas areal tanam 30.591 ha dengan hasil produksi 24.342,31

ton/ tahun. Kelapa sawit dengan luas areal tanam 2.280 ha dengan hasil

produksi 14.898 ton/tahun (id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_ Balangan).

Page 76: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

76

d. Peternakan

Peternakan yang ada di daerah ini adalah sapi, kambing, domba, ayam

ras/pedaging, ayam buras dan itik. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Balangan menunjukan bahwa jenis ternak yang paling

banyak diusahakan oleh masyarakat Balangan adalah jenis ternak ayam

buras. Pada tahun 2009 populasi ayam buras mencapai 407.168 ekor.

Namun menurun dratis pada tahun 2010 menjadi 276.594 ekor. Setelah

ayam buras, jenis ternak kedua terbesar adalah sapi potong kemudian

ternak kambing.

e. Perikanan

Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten Balangan di

sepanjang aliran sungai Balangan adalah cekdam, baruh (rawa) serta kolam

tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan antara lain ikan patin, mas

dan nila. Budidaya perikanan yang akan dikembangkan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan betutu

yang terdapat di kecamatan Paringin (http://id.wikipedia.org/wiki/

Kabupaten_Balangan).

f. Pertambangan

Potensi pertambangan yang tersedia di Kabupaten Balangan adalah

marmer, phospat, kaolin, gambut, lempung, emas, batu gamping dan

batubara. Pertambangan yang tersedia untuk dikembangkan adalah bijih

besi.

g. Pariwisata

Berbagai tempat wisata yang layak untuk dikunjungi adalah

(id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Balangan) :

• Obyek wisata alam: Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung di

kecamatan Awayan.

• Obyek wisata alam/air: Baruh Bahinu Dalam di kecamatan Paringin.

• Obyek wisata religius: Makam Datuk Kandang Haji di desa Teluk Bayur,

kecamatan Juai.

• Obyek wisata sejarah: Benteng Tundakan di kecamatan Awayan, yakni

tempat perjuangan Temenggung Jalil yang bergelar Adipati Anom

Dinding Raja Temenggung Macan Negara.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

77

• Obyek wisata alam: Air Terjun Manyandar, Goa Berangin Gunung

Belawan di kecamatan Halong, goa dengan terowongan unik yang

menghubungkan ke dasar gunung dengan udara yang sejuk.

• Obyek wisata budaya dan upacara adat: Atraksi pesona budaya Pesta

Panen Raya, Aruh Adat Baharin, Tarian Gintor dan Balian yang terdapat

di kecamatan Halong.

K. TABALONG

1. Geografis

Kabupaten Tabalong dengan Ibukotanya Tanjung yang terletak paling

utara di Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai luas wilayah 3.946 km atau

sebesar 10,61% dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Pada wilayah utara dan

timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah

selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan – Provinsi Kalimantan Tengah.

Letak Kabupaten Tabalong sangat strategis, berada pada jalur ‘segitiga emas’,

atau segitiga pertumbuhan di antara lintas Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur dan Kalimantan Selatan. Posisinya memberikan letak yang menjanjikan

sebagai muara mengalirnya pengembangan aspek ekonomi dan sosial budaya

ketiga provinsi tersebut.

Secara umum Kabupaten Tabalong terletak di antara 1,18o– 2,25o Lintang

Selatan, dan 115,9° 115,47° Bujur Timu. Wilayah administrasi kabupaten

Tabalong terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah

pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan

Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi

kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian selatan meliputi

kecamatan Banua Lawas Pugaan, Kelua dan Muara Harus. Kecamatan yang

terluas adalah kecamatan Muara Uya dengan 924,16 km2, kemudian

kecamatan Jaro dengan 819,00 km2. Sedangkan daerah terkecil adalah

kecamatan Muara Harus dengan 62,90 km2.

Banyaknya desa/kelurahan di kabupaten Tabalong ini adalah sebanyak

122 desa dan 9 kelurahan, dimana kecamatan Tanjung dan Banua Lawas

mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit adalah

kecamatan Upau dengan 6 desa. Seluruh desa/kelurahan ini sudah sampai pada

tingkat swasembada. Jumlah penduduk kabupaten Tabalong pada tahun 2010

sebanyak 218.954 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 sebanyak 224.386

Page 78: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

78

dengan junlah pria 114.320 jiwa dan wanita 110.066 jiwa. Suku bangsa yang

ada kabupaten Tabalong diantaranya suku Banjar, suku Jawa, suku Bugis, suku

Madura, suku Bukit, suku Mandar, suku Bakumpai, suku Sunda dan suku

lainnya.

Perkembangan infrastruktur Kabupaten Tabalong semakin meningkat.

Untuk mengaktifkan kegiatan perekonomian masyarakat pedesaan,

pemerintah kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan melakukan pembuatan

jalan di kawasan strategis kabupaten masing-masing kecamatan Jaro, Muara

Uya dan Haruai. Melalui program nasional pemberdayaan masyarakat

pengembangan infrastruktur, sosial, ekonomi dan wilayah (PNPM PISEW),

pembangunan kawasan strategis kabupaten (KSK) diharapkan bisa

mengurangi angka kemiskinan, pengangguran dan mengembangkan

wilayahnya. Kawasan strategis kabupaten tentunya memiliki potensi dan

prospek untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal karena itu

pembangunannya diprioritaskan untuk peningkatan infrastruktur desa

(www.antaranews.com).

Tabel 2.26 Kecamatan di Kabupaten Tabalong

No

Kecamatan

Nama Ibukota

Banyaknya

Desa/Kelurahan Desa Kelurahan

1 Banua Lawas Banua Lawas 15 - 2 Pugaan Halangan 7 - 3 Kelua Pulau 11 1 4 Muara Harus Tantaringin 7 - 5 Tanta Tanta 14 - 6 Tanjung Jangkung 11 4 7 Murung Pudak Belimbing Raya 6 4 8 Haruai Halong 13 - 9 Bintang Ara Usih 9 - 10 Upau Pangelak 6 - 11 Muara Uya Muara Uya 14 - 12 Jaro Jaro 9 - Kabupaten Tabalong Tanjung 122 9

Sumber : tabalongkab.go.id

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Tabalong adalah “Terwujudnya Masyarakat Tabalong Yang

Sehat, Cerdas dan Sejahtera Berbasis Agamis”.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

79

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi Kabupaten Tabalong adalah :

• Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

• Menciptakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

• Mengembangkan budi pekerti dan kualitas beragama

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tabalong

adalah sektor pertambangan dengan persentase 70,42% (2009). Sektor

pertanian menyumbang sebesar 12,84 % (2009). Kontirbusi pertanian

menurun sekitar 1% dibanding tahun sebelumnya.

Tabel. 2.27

PDRB Kabupaten Tabalong (Harga Konstan)

Sektor Tahun 2009 2008

Rupiah (Juta) % Rupiah (Juta) % Pertanian 367.010.111 12,84 365.179.344 13,82 Pertambangan 2.012.972.524 70,42 1.820.491.383 68,91 Industri Pengolahan 23.866.843 0,83 22.657.605 0,86 Listrik Dan Air Bersih 2.317.229 0,08 2.504.490 0,09 Bangunan 49.261.928 1,72 46.038.183 1,74 Perdagangan, Hotel, Restoran

151.624.874 5,30 134.637.716 5,10

Angkutan/Komunikasi 39.413.898 1,38 34.734.709 1,31 Bank/Keu/Perum 60.310.956 2,11 57.478.841 2,18 Jasa 151.710.732 5,31 157.948.011 5,98

Total 2.858.489.095 100 2.641.670.282 100 Laju Pertumbuhan - -

Sumber : regionalinvestment.bkpm.go.id

b. Pertanian Tanaman Pangan

Produksi padi sawah dan ladang tahun 2009 mengalami kenaikan

dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 128.979 ton menjadi 153.903 ton.

Kenaikan ini terjadi antara lain karena adanya penambahan luas tanam.

Tanaman padi sawah mengalami kerusakan seluas 14 ha, kerusakan ini

disebabkan oleh berbagai macam jenis serangan seperti tikus, bercak coklat

daun, penggerek batang dan hama lainnya. Sedangkan untuk padi ladang

pada tahun 2009 tidak mengalami kerusakan.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

80

Pada tahun 2009 produksi buah-buahan kembali meningkat

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menghasilkan 15.373

ton buah-buahan. Produksi terbanyak adalah buah rambutan sebanyak

3.780 ton, diikuti durian 2.374 ton dan pisang 2.027 ton. Produksi sayur-

sayuran mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, dari 4.090 ton

pada tahun 2008 menjadi 5.127 ton pada 2009, dengan produksi terbesar

adalah kacang panjang sebanyak 1.463 ton (http://tabalongkab.go.id).

Tabel 2.28 Luas Tanam, Rusak, Panen dan Produksi Padi Sawah dan

Padi Ladang 2009

No. Kecamatan Tanam (ha)

Rusak (ha)

Panen (ha)

Produksi (ton)

Rata-rata Produksi (ton/ha)

1 Banua Lawas 5.121 3 5.118 24.311 4,75 2 Pugaan 2.114 2 2.112 9.546 4,52 3 Kelua 3.768 2 3.766 17.549 4,66 4 Muara Harus 2.018 - 2.018 8.888 4,40 5 Tanta 3.169 1 3.168 12.993 4,10 6 Tanjung 3.209 1 3.208 13.455 4,19 7 Murung Pudak 1.196 - 1.196 4.548 3,80 8 Haruai 2.788 2 2.786 10.369 3,72 9 Bintang Ara 1.531 1.531 5.004 3,27 10 Upau 1.946 - 1.946 7.639 3,93 11 Muara Uya 2.861 2 2.859 10.750 3,76 12 Jaro 3.525 1 3.524 14.931 4,24

Jumlah 33.246 14 33.232 139.983 4,21 Sumber : tabalongkab.go.id

c. Perkebunan

Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam

pengembangan pertanian. Komoditi yang dikembangkan di Kabupaten

Tabalong ini adalah kelapa, kelapa hibrida, karet, pinang, rumbia, enau,

kemiri, jambu mete, kapuk, kopi, cengkeh, lada dan kakao.

Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet

dengan luas arealnya mencapai 53.850 ha dan kelapa 2.785 ha. Sedangkan

produksi perkebunan terbesar tetap komoditi karet dengan 34.427 ton

kemudian kelapa 8.053 ton.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

81

Tabel 2.29 Produksi Perkebunan Rakyat menurut Jenis Tanaman 2009

Jenis Tanaman Produksi

(ton) Rata-rata Produksi

(ton/ha) 1 Kelapa 8.053 3,488 2 Kelapa Hybrida 52 1,735 3 Karet 34.427 0,995 4 Pinang 30 0,288 5 Rumbia 1.114 4,254 6 Vanili - - 7 Enau / Aren 328 1,774 8 Kemiri 1.019 0,769 9 Jambu Mete 5 0,238 10 Kapuk 12 0,197 11 Kopi 245 0,153 12 Cengkeh 1 0,040 13 Lada 39 0,221 14 Kakao 2 0,100 15 Kelapa Sawit - - Jumlah 45.328

Sumber : tabalongkab.go.id

d. Peternakan

Pembangunan sektor peternakan adalah untuk meningkatkan

populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat

dan meningkatkan pendapatan peternak.

Secara umum populasi ternak besar dan kecil mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya. Populasi sapi naik dari 11.391 ekor tahun 2008

menjadi 12.101 ekor pada tahun 2009, sedangkan kambing mengalami

kenaikan dari 4.538 pada tahun sebelumnya menjadi 4.550 ekor.

Populasi ayam kampung naik dari 719.205 ekor menjadi 730.463 ekor

dan populasi ternak itik mengalami peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya yaitu sebanyak 63.606 ekor.

e. Perikanan

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tabalong memiliki prospek

yang cukup baik. Hal ini ditunjang oleh luas wilayah yang bisa

dimanfaatkan sebagai areal perikanan darat. Di samping itu sektor

perikanan merupakan salah satu sektor yang relatif mudah dimasuki oleh

masyarakat dalam upaya menambah pendapatan rumah tangga.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

82

Perkembangan produksi perikanan di Tabalong selama kurun waktu

2008-2009 cenderung meningkat. Tahun 2008, total produksi perikanan

Tabalong mencapai 2.056,8 ton dengan nilai produksi sebesar 34,27 milyar

rupiah. Pada Tahun 2009, total produksi meningkat menjadi 2.258,8 ton

dengan nilai produksi 42,89 milyar rupiah.

Pada tahun 2008 wilayah tengah mendominasi produksi perikanan di

Kabupaten Tabalong. Pada Tahun 2009 wilayah tengah kembali

mendominasi produksi perikanan. Hal ini disebabkan menurunnya produksi

perikanan di Kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua dan Muara Harus

serta meningkatnya produksi perikanan di Kecamatan Tanjung. Wilayah

tengah memiliki produksi perikanan sebesar 850,1 ton atau sekitar 37,64%

dari total produksi perikanan di Kabupaten Tabalong.

Kecamatan Tanjung dan Banua Lawas merupakan wilayah yang paling

banyak memberikan kontribusi terhadap produksi perikanan Kabupaten

Tabalong. Produksi perikanan di Kecamatan Tanjung Tahun 2009 sebesar

597,9 ton atau 26,47% dari total produksi perikanan Tabalong dengan nilai

produksi perikanan mencapai angka 9,62 milyar rupiah.

Tahun 2009, produksi perikanan di wilayah selatan mencapai 719 ton

atau sebesar 31,83% dari total produksi Tabalong. Sedangkan produksi

perikanan di wilayah utara hanya 689,6 ton atau sekitar 30,53% dari total

produksi perikanan Tabalong.

Produksi perikanan Kabupaten Tabalong bersumber dari dua kegiatan

yaitu penangkapan ikan dan budidaya perikanan air tawar. Penangkapan

ikan selama Tahun 2009 mencapai 1.436,8 ton dengan nilai produksi

sebesar 13,06 milyar rupiah. Jenis ikan yang paling banyak ditangkap

adalah Gabus, Papuyu, Sepat Rawa dan Sepat Siam.

Produksi perikanan yang berasal dari budidaya perikanan air tawar

Tahun 2009 tercatat sebesar 2.258,9 ton dengan nilai produksi mencapai

42,89 milyar rupiah. Budidaya perikanan yang dikembangkan adalah

budidaya kolam yang menghasilkan 1.220,9 ton, budidaya ikan di

sawah/mina padi sebesar 63,8 ton dan budidaya di karamba yang

produksinya mencapai 974,2 ton.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

83

Tabel 2.30 Penangkapan Ikan menurut Jenis Ikan Tahun 2009

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi ( ooo Rp)

2008 2009 2008 2009 1. Gabus 278,3 284,1 3.340.800 3.708.400 2. Lais 14,0 39,4 140.000 393.900 3. Toman 35,3 35,9 375.400 295.400 4. Sepat Siam 209,9 203,2 1.371.000 1.314.850 5. Tambakan 97 103,2 947.800 1.009.700 6. Udang Tawar - - - - 7. Baung/ Jambal 33 23,1 460.400 310.800 8. Puyau/Nilam 166,6 174 1.189.100 881.950 9. Manangin Sungai 0,62 - 3.000 - 10. Patin - - - - 11. Sanggiringan 38,1 31 228.600 205.200 12. Riu/Tawes 6,5 2,3 42.250 15.600 13. Seluang 16,4 9,9 147.900 81.800 14. Papuyu 216,9 213,3 2.897.500 3.121.000 15. Sepat Rawa 215,3 213,7 965.500 1.203.100 16. Lampam - - - - 17. Ikan Lainnya 101,3 104 496.000 518.500 Jumlah 1.429,22 1.436,8 12.605.250 13.060.200

Sumber : tabalongkab.go.id

Tabel 2.31 Produksi Budidaya Ikan Air Tawar menurut Jenis Perairan

Tahun 2009 Jenis Perairan Produksi (Ton) Nilai Produksi ( ooo Rp)

2008 2009 2008 2009 1. Kolam - Ikan Mas 210,1 34,8 4.200.018 696.641,7 - Tawes - - - - - Nila 543,2 1.186,1 10.321.540 22.577.157,1 - Patin 55,8 - 613.638 - - Lele - - - - 2. Sawah/Mina Padi - Ikan Mas 10,5 - 211.598 - - Papuyu - - - - - Nila 55,5 63,8 1.054.324 1.212.994,2 - Gabus - - - - - Mujair - - - - 3. Karamba - Ikan Mas 12,0 42 198.383,5 837.934 - Nila 674,3 921 11.938.358,5 17.456.210,2 - Patin 206,7 - 2.472.828,2 - - Bawal 289,0 11,2 3.267.904,2 117.165,2 Jumlah 2.057,1 2.258,9 34.278.592,4 42.898.075,4

Sumber : tabalongkab.go.id

Page 84: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

84

f. Pertambangan

Subsektor pertambangan yang utama di Kabupaten Tabalong adalah

batubara dan minyak bumi. Batubara dikelola oleh PT. Adaro di dua

wilayah yaitu kabupaten Balangan dan Tabalong. Total produksi batubara

selama tahun 2009 adalah sebanyak 40.590.189 ton atau meningkat dari

tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 produksinya sebanyak

38.482.462 ton.

Produksi batubara pada tahun 2009 tersebut terbagi masing-masing

49,97% untuk kabupaten Balangan dan 50,03% untuk Tabalong. Jumlah

kontraktor dan subkontraktor pada tahun 2009 sebanyak 137 perusahaan

dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.110 orang.

Sedangkan untuk minyak bumi dikelola oleh PT Pertamina.

Pengembangan biogas di Tabalong sudah mencakup enam kecamatan,

antara lain Kecamatan Murung Pudak (CSR Pertamina), Tanjung, Jaro,

Haruai dan Bintang Ara dengan jumlah delapan unit biodigester (instalasi

pengolahan).

g. Kehutanan

Luas areal kehutanan di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2009

mencapai 241.210,0 ha, yang terdiri dari 14.848,1 ha adalah kawasan hutan

yang bisa dikonversi, 116.467,0 ha kawasan hutan produksi tetap, seluas

44.462,5 ha adalah hutan produksi terbatas dan sisanya merupakan

kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya.

Struktur luas kawasan hutan yang dibagi menurut fungsinya selama

tahun 2000-2002 tidak mengalami banyak perubahan. Tetapi sejak tahun

2003 terjadi pergeseran struktur yang cukup besar, khususnya untuk

kawasan hutan yang bisa dikonversi dan kawasan hutan lindung. Hingga

tahun 2009 kawasan hutan yang bisa dikonversi adalah sebesar 6,16% dan

kawasan hutan lindung, suaka alam dan cagar budaya sebesar 27,13% dari

seluruh kawasan hutan Kabupaten Tabalong.

Produksi subsektor kehutanan dibagi menjadi dua kategori yaitu

produksi kayu dan non kayu. Dibanding tahun 2008, pada Tahun 2009

produksi kayu di Tabalong mengalami penurunan menjadi 49.747,22 m3,

dimana terjadi penurunan produksi Karet dari 14.382,10 m3 menjadi

hanya 7.100,61 m3.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

85

Tabel 2.32 Produksi Hasil Hutan Tahun 2009

Jenis Kayu Produksi (m3) 2007 2008 2009

1. Karet 22.906,28 14.382,10 7.100,61 2. Meranti 17.364,61 16.082,97 17.945,61 3. Keruing 3.408,88 3.942,48 5.074,97 4. Kapur 516,83 151,73 1.058,85 5. Nyatoh 497,00 248,60 720,11 6. Balau 802,41 1.158,75 1.007,68 7. Bengkirai 213,35 247,47 702,17 8. Mersawa 2,09 - - 9. Jelutung - - - 10. Sungkai 993,50 1.360,10 - 11. Ramin - - - 12. Anglai 167,80 50,11 174,83 13. Merijang 378,62 159,79 269,78 14. Sarangan Batu - - - 15. Durian 655,74 871,41 - 16. Pulai - - - 17. Campuran 12.939,07 13.738,69 15.692,61 Jumlah 60.346,18 52.394,20 49.747,22

Sumber : tabalongkab.go.id

Produksi non kayu di Kabupaten Tabalong yang sangat potensial

untuk dikembangkan adalah madu. Madu Tabalong sangat terkenal di

Kalimantan Selatan, namun sayang hingga saat ini penanganannya masih

secara tradisional. Kalau lebah madu diternakkan secara intensif akan

memudahkan petani dalam mengelola ternaknya. Jadi madu yang

dihasilkan tidak lagi tergantung dari musim bunga di hutan. Akibatnya

total produksi setiap tahunnya tidak dapat diprediksi. Padahal daerah

dengan tanah subur dan berbagai macam sari buah yang menjadi bahan

penghasil madu maka peternakan madu sangat potensial untuk

dikembangkan secara lebih modern.

h. Pariwisata

Pembangunan pariwisata di kabupaten Tabalong diarahkan untuk

dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Keberhasilan dalam

bidang kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan

dari tahun ke tahun. Sayangnya data mengenai jumlah wisatawan di

kabupaten Tabalong ini masih belum terorganisasi dengan baik.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

86

Potensi pariwisata yang ada cukup banyak dan tersebar hampir di

seluruh kecamatan, seperti danau Undan di Banua Lawas, upacara adat dan

budaya Warukin di Tanta, Tanjung Puri Indah di Murung Pudak dan objek

wisata air terjun serta gua di beberapa kecamatan lainnya harus lebih

dikembangkan seoptimal mungkin.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung semakin meningkat dari tahun

ke tahun baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pada tahun

2009 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang datang

berkunjung ke Tabalong sebanyak 93.107 orang.

Fasilitas akomodasi dan penginapan di kabupaten Tabalong ada 18

buah yang terdapat pada kecamatan Kelua 1 buah, kecamatan Tanjung 10

buah, dan kecamatan Murung Pudak 7 buah. Jumlah kamar yang tersedia

adalah 369 kamar yang dapat menampung 584 tempat tidur.

Selain itu, di kabupaten Tabalong juga terdapat beberapa rumah

makan/restoran yang cukup berkembang diantaranya Rumah Makan

Pondok Asian Bakar , Restoran Presto Solo , Rumah Makan Padang Bundo ,

Rumah Makan Padang Sederhana, Pusat Jajanan Barunak, Pondok Asian

Ikan Bakar dan lain-lain.

L. BARITO KUALA

1. Geografis

Kabupaten Barito Kuala yang beribukota Marabahan terletak paling

barat dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas: sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin,

sebelah selatan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, sedangkan sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan letak

astronomis berada pada 2°29’50” - 3°30’18” Lintang Selatan dan 114°20’50” -

114°50’18” Bujur Timur.

Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah yang datar

dengan kelerengan 0% - 2%, dengan ketinggian elevasi berkisar antara 1-3

meter di atas permukaan laut (http://baritokualakab.go.id/v5/)

Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kabupaten Barito Kuala diapit

oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal ini

sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini. Disamping

itu terdapat pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai

Page 87: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

87

Barito dan Sungai Kapuas yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban.

Keadaan hidrologi ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan present land

use, baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Terdapat 17 Kecamatan di

Kabupaten Barito Kuala, yaitu Kecamatan Alalak, Anjir Muara, Anjir Pasar,

Bakumpai, Barambai, Belawang, Cerbon, Jejangkit, Kuripan, Mandastana,

Marabahan, Mekarsari, Rantau Badauh, Tabukan, Tabunganen, Tamban, dan

Kecamatan Wanaraya (http://baritokualakab.go.id/v5/).

Penduduk terutama terdiri dari suku Jawa, Banjar, Bakumpai, Bali, dan

Madura. Agama sebagian besar warga Islam 90%, Kristen 3%, Hindu dan

Budha 2%. Suku Jawa yang ada di Kecamatan Barambai berasal dari warga

transmigrasi yang datang tahun 1969. Kecamatan ini menjadi salah satu daerah

penempatan transmigrasi di Kalimantan Selatan. Pekerjaan penduduk

kecamatan Barambai mayoritas sebagai petani (80%) dan sisanya sebagai

pedagang dan pegawai.

Perkembangan panjang jalan sampai dengan tahun 2010, untuk jalan

negara panjang 62,00 km type permukaan seluruhnya aspal dengan kondisi

baik sepanjang 23,78 km, sedang sepanjang 25,92 km dan rusak sepanjang

12,30 km. Untuk jalan provinsi panjang 68,94 km type permukaan aspal

sepanjang 36,00 km dan kerikil sepanjang 32,94 km Untuk jalan kabupaten

panjang 628,13 km type permukaan aspal sepanjang 315,16 km, kerikil

sepanjang 181,67 km dan tanah sepanjang 131,3 km.

Jumlah jembatan yang ada sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak

1.021 buah dengan rincian untuk type kayu sebanyak 990 buah, beton

sebanyak 16 buah, baja sebanyak 6 buah dan komposit sebanyak 9 buah.

Untuk air bersih hanya ada 8 (delapan) kecamatan yang memiliki sarana

tersebut yakni Kecamatan Anjir Pasar, Alalak, Rantau Badauh, Cerbon,

Bakumpai Marabahan, Tamban dan Tabunganen. Kecamatan Marabahan

memiliki produksi dan distribusi paling besar dengan perincian produksi

sebesar 1.267.680 m3 dan terdistribusi sebesar 1.081.327 m3.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Barito Kuala dirumuskan dan ditetapkan sebagai

berikut : "Terwujudnya Kabupaten Barito Kuala Sebagai Sentra Produksi

Pertanian yang Maju dan Berdaya Saing Tinggi Menuju Terciptanya

Kemandirian Daerah ".

Page 88: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

88

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya dalam rangka

mewujudkan keadaan yang diinginkan sebagaimana diamanatkan “ Visi ”

dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2012 adalah :

• Percepatan Pembangunan Infrastruktru Perdesaan yang Komprehensif

dan Terpadu.

• Reformasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

(Good Governance).

• Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dari berbagai Sektor dan

Layanan.

• Melaksanakan Pembangunan Daerah yang Responsif terhadap Aspirasi

Masyarakat melalui Adaptasi Partisipasi Berbagai Pihak.

• Membangun Akses dan Jaringan Kerja Sama di berbagai Sektor

Pembangunan.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Kontribusi sektor terbesar yang mempengaruhi perekonomian

Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2009 adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran sebesar 23,95% , diikuti sektor jasa, kemudian sektor

bangunan. Pada sektor pertanian hanya sebesar 5,23%

(regionalinvestment.bkpm.go.id).

b. Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian merupakan sektor potensial di Kabupaten Barito Kuala,

dengan luas sawah pasang surut mencapai 101.424 ha. Dari luas sawah

tersebut, memberikan hasil 317.605 ton gabah kering giling di tahun 2009.

Hal ini menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai penghasil beras

terbesar di Kalimantan Selatan yang mampu menyumbang 16,23% dari

total produksi Kalimantan Selatan. Usaha peningkatan peran sektor

pertanian terus menerus dilaksanakan dengan berbagai program, seperti :

Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Agribisnis dan

Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian dan Agropolitan.

Luas lahan pertanian menurut penggunaannya pada tahun 2009

mengalami peningkatan 5,15% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari

220.946 ha menjadi 232.335 ha. Sedangkan untuk lahan sawah mengalami

Page 89: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

89

penurunan 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 140.702 ha

menjadi 120.643 ha. Produksi padi tahun 2009 adalah 317.605 ton dengan

rata-rata produksi 34,83 kw/ha.

Hampir semua kecamatan di Kabupaten Barito Kuala merupakan

sentra produksi padi sawah. Produksi tanaman bahan makanan lainnya

pada tahun 2009 yaitu jagung sebanyak 89 ton, kacang tanah 38 ton dan

ubi kayu 4.555 ton. Selain tanaman di atas Barito Kuala juga berpotensi

memproduksi tanaman buah-buahan, seperti: jeruk, mangga, nenas, dan

rambutan. Produksi jeruk untuk tahun 2008 sebesar 74.051,48 ton, nenas

3.014,5 ton, rambutan 3.152 ton dan mangga 769,5 ton

(baritokualakab.go.id).

c. Perkebunan

Potensi bidang perkebunan adalah kelapa sawit yang meliputi potensi

alam spesifik yaitu lahan rawa gambut yang dimanfaatkan sebagai usaha

perkebunan potensial seluas 112.000 Ha, dan lahan produktif di beberapa

lokasi penempatan transmigrasi. Kegiatan pengembangan kelapa sawit ini,

diyakini akan mampu mendukung penyediaan lapangan kerja dan

pemanfaatan lahan tidur serta lebih meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat.

d. Peternakan

Populasi ternak di daerah ini menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan baik ternak besar, ternak kecil maupun unggas.

Disamping itu pula dengan ditunjang dengan adanya bantuan pemerintah

berupa pendanaan dan juga diikuti dengan penyuluhan.

Pemasokan bibit, penyediaan bibit rumput, pengawasan dan

mengikutkan partisipasi masyarakat. Meski secara keseluruhan populasi

ternak (besar, kecil dan unggas) mengalami penurunan sebesar 13,26%,

namun populasi ternak besar mengalami peningkatan 29,13% dimana

untuk sapi meningkat 31,86% di tahun 2008 sebanyak 8.245 ekor menjadi

10.872 ekor sedangkan untuk kerbau meningkat 6,53% di tahun 2008

sebanyak 995 ekor menjadi 1.060 ekor.

Untuk produksi telur mengalami penurunan 23,08%, dimana untuk

ayam buras menurun 32,67% di tahun 2008 sebanyak 1.445.095 butir

menjadi 973.966 butir, untuk itik meningkat 21,70% di tahun 2008

sebanyak 309.428 butir menjadi 376.581 butir. Pengembangan ternak besar

Page 90: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

90

dilakukan dengan cara penggemukan dan pembibitan. Komoditas ternak

andalan yang sedang dikembangkan adalah ternak sapi Bali dan kambing,

dengan sentra pengembangan di Kecamatan Wanaraya dan Kecamatan

Barambai. Kabupaten Barito Kuala memiliki sumberdaya peternakan yang

cukup siqnifikan dan menjanjikan menjadi potensi unggulan daerah

(baritokualakab.go.id).

e. Perikanan

Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu kabupaten dengan potensi

sumberdaya alam yang mendukung pengembangan usaha sektor

Perikanan dan Kelautan. Kegiatan perikanan yang berkembang mulai dari

arah utara yaitu kecamatan Kuripan berupa penangkapan di sungai,

pembesaran ikan Toman, Betutu, Patin dan Nila dalam karamba sampai ke

arah selatan yang berbatasan dengan laut Jawa dengan usaha perikanan

tangkap di lautan dan daratan, pembesaran ikan Bandeng dan Udang di

tambak sekitar 3.500 ha serta ikan Betok, Nila dan Patin di kolam, juga

pengolahan hasil perikanan seperti ebi, terasi dan ikan kering.

Secara umum, kegiatan pemanfaatan sungai Barito yang telah

dilaksanakan oleh masyarakat terletak di Kecamatan Kuripan (karamba),

Kecamatan Marabahan (karamba dan karamaba jaring apung), Kecamatan

Cerbon (karamba jaring apung) dan Kecamatan Tabukan (karamba).

Program pengambangan budidaya di dalam karamba telah

dikembangkan sejak dengan sumber dana APBD dan APBN melalui

penguatan modal dan pinjaman karamba jaring apung bagi pembudidaya.

Melalui program pengembangan perikanan budidaya melalui kegiatan

revitalisasi perikanan di kawasan budidaya air tawar tahun 2006 mulai

dirintis pengembangan budidaya ikan di dalam karamba jaring apung di

kecamatan Marabahan dan Cerbon. Fasiltas penunjang telah dibangun di

dua kecamatan ini yaitu tiang pancang dan rumah jaga walaupun jumlah

tiang pancang masih minim dan perlu tambahan kembali. Pada tahun 2008

dibangun kembali sebanyak 40 unit karamba jaring apung yang disebar di

dua kecamatan ini.

Sentral pengembangan air payau dengan komoditas utama ikan

bandeng berada di Kecamatan Tabunganen. Hasil produksi Bandeng yang

berlimpah telah diarahkan untuk pengolahan bandeng asap. Pelatihan pun

telah diberikan, namun tahap permodalan masih belum bisa dilaksanakan.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

91

Pengembangan budidaya ikan kolam pada akhir 2010 dilakukan

dengan total daerah budidaya sekitar 3,5 ha dengan jumlah kolam

mencapai 250 buah dan dengan ikan yang diusahakan adalah Patin, Nila,

Gurame, Lele dan yang terbaru ikan Papuyu.

f. Pertambangan

Jenis tambang yang ada di daerah ini adalah jenis bahan galian C yaitu

pasir dan tanah liat. Pasir terdapat di Kecamatan Alalak, Anjir Muara,

Tamban dan Tabunganen sedangkan tanah liat hampir terdapat di semua

Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Barito Kuala, dimana pada masa

sekarang ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menambah

pendapatan daerah.

Untuk pertambangan di Kecamatan Barambai Desa Kolam Kanan

terdapat lumpur panas yang menurut penelitian dari Departemen

Perambangan dan Energi telah positif mengandung gas metan, sudah ada

investor untuk menanamkan investasi namun belum sampai pada tahap

eksploitasi.

g. Kehutanan dan Perkebunan

Wilayah hutan di kabupaten ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan,

diantaranya ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu seperti : galam, terantang,

jingah, halaban, bungur dan lain-lainnya. Sebagian hutan ini merupakan

kawasan lindung dengan fungsi khusus yaitu sebagai cagar alam, hutan

wisata, hutan pantai berbakau dan hutan sempadan sungai.

Kebijakan pemerintah diarahkan untuk melestarikan sumberdaya alam

dan konservasi lingkungan hidup melalui program : konservasi Sumberdaya

Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup, Perlindungan Kawasan Lindung dan

Sumberdaya Hutan, Rehabilitasi lahan dan hutan. Dalam usaha

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Daerah

melaksanakan pembangunan Hutan Rakyat.

Data potensi hutan di Kabupaten Barito Kuala menunjukkan bahwa

potensi terbesar ada pada hutan galam dimana sebagian besar dari hutan

yang ada merupakan hutan galam seluas 16.013,97 m3. Data potensi

perkebunan di kabupaten ini juga menunjukkan bahwa potensi terbesar

ada pada kelapa dalam seluas 14.249 ha, disusul karet seluas 1.679 ha,

disusul purun seluas 1.152 ha, disusul kelapa sawit seluas 368 ha dimana

Page 92: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

92

terjadi peningkatan yang signifikan dengan tahun – tahun sebelumnya,

yakni tahun 2006 seluas 63,73 ha tahun 2007 seluas 167,85 ha sedangkan

tahun 2008 meningkat tajam menjadi seluas 10.775,85 ha. Ini terjadi

karena pembukaan lahan besar-besaran untuk komoditi kelapa sawit ini,

dan sagu seluas 159 ha serta kopi seluas 16 ha (baritokualakab. go.id).

h. Perdagangan dan Perindustrian

Jumlah perusahaan Industri Besar, Sedang Kecil dan Rumah Tangga

mengalami penurunan 29,61% dari 233 buah menjadi 166 buah. Sebagian

besar industri kecil dan rumah tangga yang ada meliputi jenis makanan,

minuman dan pengolahan kayu dimana jumlah yang terbesar berada di

Kecamatan Alalak dan Marabahan.

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sangat menyadari bahwa untuk

memacu percepatan program pembangunan yang dicanangkan diperlukan

kehadiran dan peran serta para investor. Dilihat dari letak geografis

Kabupaten Barito Kuala secara keseluruhan, memberikan beberapa

keunggulan komparatif yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan

potensi dan peluang investasi yang sangat prospektif meliputi agribisnis,

ekonomi dan perdagangan serta pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala terus berupaya menarik minat

investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Barito Kuala.

Masuknya investor ke Kabupaten Barito Kuala tidak hanya akan mampu

menggerakan dan meningkatkan perekonomian di berbagai sektor tetapi

juga akan membuka peluang kerja bagi masyarakat serta peningkatan

PAD.

i. Pariwisata

Kawasan obyek wisata nasional Jembatan Barito dan pusat

pengembangan program agropolitan Barito Kuala cukup prospektif untuk

dikembangkan bagi investasi sarana pariwisata terutama wisata rakyat. Hal

ini juga ditunjang dengan pembinaan dan pelaksanaan event-event

perlombaan olahraga dayung serta sudah tersedia lahan sirkuit untuk olah

raga otomotif.

j. Transprotasi

Transportasi di Kabupaten Barito Kuala terdiri dari angkutan darat dan

angkutan sungai. Untuk angkutan darat memiliki 3 terminal tipe C yaitu

Page 93: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

93

terminal Handil Bakti, terminal Marabahan dan terminal Tabukan.

Prasarana angkutan sungai dilayani oleh dermaga-dermaga dengan kondisi

bangunan berupa konstruksi kayu ulin yang berjumlah 23 buah, berada di

kecamatan-kecamatan di sepanjang sungai Barito, dan sungai lainnya,

sebagian dermaga juga berfungsi sebagai penyeberangan (ferry) antar

kecamatan.

M. KOTA BANJARMASIN

1. Geografis

Kota Banjarmasin terletak pada 3°15I sampai 3°22I Lintang Selatan dan

114°32I Bujur Timur dengan ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah

permukaan laut yang membuat hampir seluruh wilayah digenangi air pada

saat pasang. Kota ini berlokasi di sisi timur sungai Barito.

Letak Kota Banjarmasin nyaris berada di tengah-tengah Indonesia.

Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang

surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan

memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama

pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata,

perikanan dan perdagangan.

Kota Banjarmasin yang letaknya strategis yaitu di sekitar muara Sungai

Barito, menyebabkan kampung kecil (Kampung Banjar) menjadi gerbang bagi

kapal-kapal yang hendak berlayar ke daerah pedalaman di Kalimantan Selatan

dan Kalimantan tengah. Cikal bakal Kota Banjarmasin ini berkembang menjadi

bandar perdagangan dan ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari pelbagai

negeri.

Menurut data statistik 2001, luas wilayah Kota Banjarmasin dapat dibagi

dalam lima area, yakni Banjarmasin Selatan dengan luas 20,18 km2;

Banjarmasin Timur dengan luas 11,54 km2; Banjarmasin Barat dengan luas

13,37 km2; Banjarmasin Tengah dengan luas 11,66 km2; serta Banjarmasin

Utara 15,25 km2. Dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin (72 km2)

peruntukan lahan yang digunakan saat ini adalah lahan tanah pertanian

seluas 3.111,9 ha; perindustrian 278,6 ha; jasa 443,4 ha; pemukiman seluas

3.029,3 ha; dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan

perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan

penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu

pengetahuan teknologi (banjarmasinkota.go.id).

Page 94: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

94

Jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2010 adalah sebesar

625.395 jiwa. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 634.990 jiwa dengan jumlah

pria 317.449 jiwa dan wanita 317.541 jiwa. Suku asli di kota ini adalah suku

Banjar dan orang Berangas.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan Kota Banjarmasin adalah “Terwujudnya Kota

Banjarmasin yang maju dan mandiri sebagai pusat pelayanan dan

pertumbuhan bagi perkembangan regional Kalimantan dengan didukung

oleh sumberdaya manusia yang berkualitas dengan dijiwai semangat

Kayuh Baimbai”.

b. Misi Pembangunan Daerah

• Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai wujud

peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi dengan

bertumpu pada mekanisme pasar.

• Pemanfaatan dan penggalian sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia dengan peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

• Peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mengangkat

kualitas kehidupan terutama masyarakat Prasejahtera dan Keluarga

Sejahtera I.

• Perwujudan kemandirian masyarakat berperilaku sehat.

• Pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk meningkatkan

harkat, martabat, dan memperkuat jati diri serta kepribadian bangsa.

• Penegakan dan penghormatan terhadap supremasi hukum serta hak

asasi manusia.

• Penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan sistem informasi dan

komunikasi yang sehat.

• Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good

govermance).

• Penciptaan sistem keamanan dan keterlibatan yang mantap dan

terkendali serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

95

• Peningkatan kemajuan dan kemandirian melalui penyelenggaraan

otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dengan

mewujudkan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang adil.

• Terciptanya pembangunan kota Banjarmasin sesuai dengan fungsinya

yang berpedoman pada Rencana Tata Ruang Kota sehingga terwujud

Banjarmasin BUNGAS (Bersih, Unggul, Nyaman, Gagah, Aman dan

Serasi).

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Investasi

Kontribusi PDRB selama 2008 terbanyak disumbangkan oleh sektor

perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 23,24%. Sektor

pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi kedua terbesar

yaitu 21,33%. Sektor pertanian adalah sektor terkecil dalam pembentukan

PDRB Kota Banjarmasin. Pada Tahun 2008 sektor pertanian memberikan

andil sebesar 0,83%. Selama tahun 2008 Kota Banjarmasin mengalami

pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada

sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 15,81% dan sektor

bangunan sebesar 10,75% (banjarmasinkota.bps.go.id).

b. Pertanian Tanaman Pangan

Pembangunan ekonomi sektor pertanian adalah untuk meningkatkan

produksi pertanian dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

petani. Data statistik pertanian dibagi dalam beberapa subsektor, yaitu:

tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, perikanan dan

peternakan. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan produksi padi sawah

sebesar 7,25% dari 5.257 ton pada tahun 2007 menjadi 5.638 ton

(http://banjarmasinkota.bps.go.id).

c. Perkebunan

Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam

pengembangan pertanian. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan

adalah kelapa dengan luas areal mencapai 284 ha. Menurut wilayah

administratif di Kota Banjarmasin maka Banjarmasin Selatan adalah

kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi sebesar 438,55 kuintal.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

96

d. Peternakan

Populasi ternak besar terkonsentrasi di Banjarmasin Selatan yaitu

sekitar 81,11% dari seluruh jumlah sapi potong di Kota Banjarmasin.

Ternak unggas tersebar relatif merata di seluruh kecamatan, khususnya

ayam buras. Selama tahun 2008 terjadi penurunan produksi telur itik, dan

peningkatan produksi daging, termasuk daging ayam.

e. Perikanan

Produksi Perikanan di Kota Banjarmasin sebagian besar berasal dari

perikanan laut pada tahun 2008 produksi ikan laut sebesar 836,3 ton

mengalami peningkatan sebesar 18,1 ton. Produksi ikan darat mengalami

penurunan dari 1.287,9 ton pada tahun 2007 menjadi 1.120,2 ton tahun

2008 (banjarmasinkota.bps.go.id).

f. Pariwisata

Budaya berbasis sungai terus berkembang, memberikan corak budaya

tersendiri dan menarik. Salah satu kegiatan wisata paling menarik di kota

Banjarmasin adalah berjalan-jalan menyusuri sungai dan kanal. Daerah

pinggiran kota pemandangan alam sungainya masih asli dan wisatawan

dapat menyusuri sepanjang sungai Martapura dan sungai Barito dengan

menggunakan perahu Klotok dan Speedboat. Pusat Kota Banjarmasin

terletak di sepanjang jalan Pasar Baru, sementara kawasan perkantoran

khususnya bank terdapat di jalan Lambung Mangkurat. Sungai Barito

berada di sebelah Baratnya dari pusat kota. Pasar Terapung adalah pasar

tradisional yang sudah ada sejak dulu dan merupakan refleksi budaya

sungai orang Banjar. Pasar yang khas lagi unik ini menjadi tempat

melakukan transaksi di atas air dengan menggunakan perahu besar

maupun kecil yang berdatangan dari berbagai pelosok.

N. KOTA BANJARBARU

1. Geografis

Dalam kontelasi hubungan antar wilayah, posisi geografis Kota Banjarbaru

sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang tiga liang anggang yang

menghubungkan Banjarmasin-Kotabaru dan Banjarmasin-Hulu Sungai hingga

ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses pelabuhan

laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan

Page 97: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

97

liang anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur

transportasi udara di Kalimantan Selatan.

Secara administratif, Kota Banjarbaru mencakup 5 kecamatan, yaitu

Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru

Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka.

Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah

seluas 371,38 Ha yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan

lindung adalah 20,81% dan luasan kawasan budidaya 79,19% dari luas wilayah

Kota Banjarbaru.

Dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan,

Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin,

yakni hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar

wilayah Kota Banjarbaru mempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari

permukaan laut (dpl). Daerah dengan ketinggian 0-7 m (33,49 %), 7-25 m (48

%), 25-100 m (15,15 %), 100-250 m (2,55 %) dan 250-500 m (0,35 %).

Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4

C dan minimun 20,2 C, kelembaban udara rata - rata antara 49,0 – 99,3 %, rata-

rata curah hujan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan

rata-rata tekanan udara berkisar antara 1.005,30 mb sampai dengan 1.018,80

mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots.

Jumlah penduduk Kota Banjarbaru hingga tahun 2011 sebanyak 209.547

dengan jumlah pria 107.353. jiwa dan wanita 102.194 jiwa. Terjadi peningkatan

dibandingkan tahun 2010 sebanyak 9.920 jiwa.

Perkembangan wilayah Kota Banjarbaru pada lima tahun berjalan

menunjukkan percepatan pembangunan yang lebih besar dibandingkan

dengan wilayah lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu faktor

pemicu dan pemacunya adalah komitmen Kepala Daerah dan Pemerintah

daerah agar Kota Banjarbaru menjadi kota yang mandiri dan terdepan sesuai

dengan visi kota menjadikan Kota Banjarbaru menjadi Kota Pendidikan,

Industri, Jasa dan Perdagangan, Pemerintahan dan Permukiman. Hal ini juga

didukung oleh pemindahan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan ke

Kota Banjarbaru.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kota Banjarbaru 2011-2015 adalah Terwujudnya Banjarbaru Sebagai

Kota Empat Dimensi Yang Mandiri dan Terdepan”

Page 98: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

98

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi Kota Banjarbaru 2011 - 2015 adalah:

• Peningkatan kemampuan pemerintah Kota Banjarbaru sebagai daerah

otonom,

• Peningkatan kualitas pendidikan pada semua tingkatan,

• Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, refresentatif dan

berwawasan lingkungan,

• Peningkatan kemampuan ekonomi melalui jasa, perdagangan dan

industri.

3. Potensi Daerah

a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Investasi

Perekonomian Kota Banjarbaru dapat dilihat dari besaran nilai PDRB,

dimana selama tahun 2010 Kota Banjarbaru telah mampu menghasilkan

nilai tambah bruto sebesar 1.887.724.660 milyar rupiah lebih, yang jika

dilihat dengan harga konstan sekitar 954.251.514 milyar rupiah. Dengan

demikian pertumbuhan Kota Banjarbaru mencapai 5,85 persen. Tiga besar

sektor pendukung perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor Jasa

sebesar 22,05 persen, sektor Bangunan dengan sumbangan sebesar 19,08

persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,52 persen.

PDRB perkapita Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku selama

tahun 2010 sebesar 9.456.259 rupiah dan PDRB perkapita Kota Banjarbaru

atas dasar harga konstan hanya 4.780.173 rupiah perkapita

(banjarbarukota.bps.go.id)

b. Pertanian Tanaman Pangan

Perkembangan pembangunan tanaman pangan memberikan

kontribusi paling besar terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru,

terutama untuk pertanian padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Page 99: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

99

Tabel 2.33 Produksi Tanaman Pangan Kota Banjarbaru

Tanaman Tahun (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008

Padi Sawah 8.506,4 12.266,0 12.575,5 12.610,0 14.099,8

Jagung 85,0 141,3 963,5 660,1 1.345,8

Kacang Tanah 67,0 66,0 27,5 61,2 11,8

Ubi Kayu 2.425,0 50,5 2.114,7 2.504,0 624,0

Ubi Jalar - - 88,6 218,5 10,5

Sayuran 10.554,0 1.414,5 1.615,9 3.060,4 6.354,2

Buah-buahan 5.955,0 6.322,0 5.284,2 6.711,5 15,6 Sumber : www.banjarbarukota.go.id

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dalam periode tahun 2004-

2008 secara keseluruhan luas taman padi sawah di Kota Banjarbaru

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, demikian pula dengan

produksinya. Untuk tanaman jagung, kacang tanah dan ubi jalar luas

tanam berfluktuasi dari tahun ke tahun, kecuali untuk tanaman sayuran,

luas tanam dan produksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

cukup signifikan.

c. Perkebunan

Perkebunan di Kota Banjarbaru masih belum dilakukan oleh

perusahaan swasta akan tetapi dilakukan oleh masyarakat sendiri.

Kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya

merupakan kebun campuran, namun memiliki dominasi komoditi tertentu,

Luas lahan perkebunan di Kota Banjarbaru pada tahun 2008 mencapai

987,25 ha untuk berbagai jenis komoditi.

Dari tabel di bawah dapat diketahui bahwa secara umum terjadi

peningkatan luas tanam perkebunan rakyat pada periode tahun 2004 -

2008 sebesar 248 ha atau 33%, akan tetapi peningkatan tersebut lebih

cenderung pada penambahan jenis komoditi. Peningkatan luas tanam yang

terlihat jelas adalah komoditi karet.

Luas tanam komoditi karet tahun 2004 sebanyak 477 ha menjadi 577

ha pada tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebanyak 100 ha atau 20%.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

100

Tabel 2.34 Produksi Perkebunan Kota Banjarbaru

KOMODITI TAHUN (Ha)

2004 2005 2006 2007 2008 Karet 477 477 464 577 577 Kelapa Dalam 208 208 208 208 208 Kelapa Hibrida 38 38 38 38 38 Kelapa Sawit - - - - - Kopi 16 16 16 16 16 Melinjo - - - - 29 Kencur - - - - 7 Cengkeh - 7 7 7 7 Lada - - 7 - -

Jumlah 739 746 753 864 987 Sumber : www.banjarbarukota.go.id

d. Peternakan

Perkembangan pembangunan peternakan di Kota Banjarbaru terdiri

dari ternak besar yaitu kerbau dan sapi, serta ternak kecil yaitu kambing

dan babi. Selain itu juga terdapat ternak unggas yang terdiri dari ayam

buras, ayam potong, ayam petelur, burung puyuh, angsa dan itik.

Komoditi peternakan dari sektor ternak unggas memberikan kontribusi

produksi yang cukup tinggi.

Produksi peternakan di Kota Banjarbaru tahun 2008 menghasilkan

3.103.131 ekor ternak. Kontribusi paling tinggi berasal dari ternak unggas

ayam potong sejumlah 1.996.970 ekor dan kontribusi paling rendah dari

ternak besar kerbau sejumlah 47 ekor. Perkembangan populasi peternakan

di Kota Banjarbaru periode tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.35 Jumlah Ternak Kota Banjarbaru

KOMODITI TAHUN (Ekor)

2004 2005 2006 2007 2008 Kerbau - 35 3 43 47 Sapi 1.782 4.419 4.728 7.757 7.801 Kambing 1.027 2.967 5.175 8.003 8.599 Babi 304 282 4.392 3.975 7.535 Ayam Buras

109.035 416.394 421.435 604.739 569.678

Ayam Potong

2.334.437 2.963.840 3.398.890 2.212.070 1.996.970

Ayam Petelur

59.546 143.603 60.440 242.320 355.540

Puyuh 105.225 146.800 107.200 143.800 143.800 Angsa 142 665 934 1.478 1.478 Itik 4.967 9.146 14.792 18.883 18.883

Sumber : http://www.banjarbarukota.go.id

Page 101: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

101

Tabel di atas memberikan informasi kepada kita bahwa

perkembangan populasi ternak besar dan kecil di Kota Banjarbaru secara

umum mengalami peningkatan pada periode tahun 2004-2008. Populasi

terendah dalam kurun waktu tahun 2004-2008 terjadi pada tahun 2006

yaitu pada ternak kerbau namun pada tahun berikutnya terjadi

peningkatan kembali. Populasi unggas terbesar di Kota Banjarbaru adalah

ayam potong walaupun perkembangan pada periode tahun 2004-2008

terjadi penurunan populasi.

e. Perikanan

Produksi perikanan di Kota Banjarbaru berasal dari 3 jenis kegiatan

yaitu penangkapan perairan umum, budidaya dan pembenihan.

Perkembangan produksi perikanan di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.36. Perikanan Kota Banjarbaru

KOMODITI TAHUN (ton)

2004 2005 2006 2007 2008 Perairan Umum 50 50 50 50 40,47 Budidaya 171 186 185 185 289,595 Pembenihan 13 13 13 13 13

Sumber : www.banjarbarukota.go.id

Dari tabel di atas diketahui bahwa produksi perikanan yang dihasilkan

pada periode tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru tidak begitu mengalami

peningkatan yang berarti. Peningkatan terjadi pada tahun 2008 pada jenis

budidaya yang mampu meningkat hingga 69% dari tahun 2004.

f. Kehutanan

Hutan mempunyai peranan yang penting bagi stabilitas keadaan

susunan tanah dan isinya untuk itu pembangunan kehutanan dilaksanakan

dalam rangka kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan.

Perkembangan pembangunan kehutanan memberikan kontribusi

paling kecil terhadap sektor pertanian di Kota Banjarbaru. Potensi hutan

rakyat di Kota Banjarbaru terdiri dari Akasia, Galam, Jati, Sengon, Mahoni

dan lainnya. Data potensi kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 102: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

102

Tabel 2.37. Hasil Hutan Kota Banjarbaru

KOMODITI TAHUN (Pohon)

2003 2004 2005 2006 2007 Akasia 1.600 19.182 19.182 19.182 19.182 Galam 100.000 10.842 10.842 10.842 2.502 Jati 6.089 7.770 7.770 7.770 13.320 Sengon 45.700 62.550 62.550 62.550 75.060 Mahoni 23.300 39.198 39.198 39.198 47.538 Jenis Lain 500 125.100 125.100 125.100 125.100

Sumber : www.banjarbarukota.go.id

g. Industri dan Perdagangan

Jumlah unit usaha Industri di Kota Banjarbaru pada tahun 2008

sebanyak 857 buah. Sementara itu jumlah sarana perdagangan sebanyak

636 perusahaan. Pusat perbelanjaan modern terus tumbuh berkembang di

Kota Banjarbaru. Selain itu, pasar tradisional sebagai salah satu pusat

kegiatan ekonomi yang penting bagi masyarakat juga tetap

dipertahankan. dan dikembangkan.

Gambar. 2.1 . Persentase Jumlah Perusahaan Industri

Menurut Jenisnya di Kota Banjarbaru Tahun 2008

Perkembangan perusahaan perdagangan di Kota Banjarbaru dalam

kurun waktu tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 103: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

103

Tabel 2.38

Jumlah Industri Kota Banjarbaru

Kelompok Pedagang

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008

Besar 53 29 39 98 109 Menengah 67 95 88 137 149 Kecil 157 200 207 359 378 Jumlah 277 324 334 594 636

Sumber : www.banjarbarukota.go.id

Dari tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

perusahaan selama kurun waktu tahun 2004-2008 di Kota Banjarbaru.

Kecenderungan ini terjadi dari tahun ke tahun kecuali untuk kelompok

Pedagang Besar pada tahun 2005 terjadi penurunan namun pada tahun-

tahun berikutnya terjadi peningkatan yang positif kembali.

Perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru didominasi oleh perusahaan

pada sektor perdagangan, hotel dan rumah makan (56%), kemudian pada

sektor jasa-Jasa (13%) dan sisanya pada sektor lainnya sebesar 31%.

h. Transportasi

Sistem Angkutan Umum Kota Banjarbaru sampai tahun 2018,

direncanakan akan dilayani oleh 3 ( tiga ) terminal, sebagai berikut:

• Terminal Regional Liang Anggang, yang merupakan terminal baru

dengan tipe A.

• Terminal eksisting Pasar Ulin Raya, yang merupakan terminal tipe C.

• Terminal eksisting Simpang Empat Banjarbaru, merupakan terminal tipe

C.

Khusus Terminal eksisting Pasar Bauntung Banjarbaru, diusulkan untuk

dihapus, karena lokasinya di pusat kota sehingga dikhawatirkan

menimbulkan kemacetan dan merusak estetika keindahan area pusat kota

Banjarbaru.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

104

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG UMKM PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 105: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

105

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH

TENTANG UMKM

A. KERANGKA KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG UMKM

Secara nasional, terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan secara

langsung dengan upaya pengembangan UMKM. Beberapa kebijakan tersebut

diantaranya dituangkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Instruksi Presiden, maupun Keputusan Presiden sebagai berikut.

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Percepatan Pengembangan Riil dan UMKM.

2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan

Usaha Menengah.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang

Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/

Jenis Usaha yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang

Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang

Kemitraan.

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang KUKM.

9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

B. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2010-2014

Kebijakan nasional terkait dengan UMKM tidak lepas dari posisi Kementerian

Koperasi dan UKM yang menurut UU merupakan kementerian yang secara khusus

mendapatkan amanah dalam melakukan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Oleh

karena itu peran dan posisinya dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, tidak saja

Page 106: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

106

penting tetapi juga strategis, khususnya dalam rangka mempercepat kesejahteraan

rakyat yakni mengurangi kemiskinan dan menekan pengangguran.

Berkaitan dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun Rencana

Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik

Indonesia Tahun 2010 – 2014, dimana dalam Renstra ini tertuang beberapa hal

diantaranya:

1. Visi Kementerian Koperasi dan UMKM

Terkait dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UMKM memiliki visi:

“Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UMKM

yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional”

Visi ini muncul dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara, bahwa Kementerian Koperasi dan UKM menangani

Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi

Program Pemerintah bidang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

2. Misi Kementerian Koperasi dan UMKM

Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi Kementerian Koperasi dan

UKM:

a. Mengimplementasikan good governance (tata kelola pemerintahan yang

baik).

b. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi dan UMKM.

c. Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM.

d. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM..

e. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran berkoperasi.

3. Sasaran Strategis Kementerian Koperasi Dan UKM

a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian

Nasional dengan:

(1) Meningkatkan koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah

koperasi aktif secara Nasional.

(2) Meningkatnya jumlah koperasi aktif (55%) yang melaksanakan RAT.

(3) Meningkatnya produktivitas UMKM (5%) per tahun.

(4) Meningkatnya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB (6%) per

tahun.

(5) Meningkatnya rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan

UMKM sebesar (5%) per tahun.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

107

(6) Meningkatnya rata-rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10%

per tahun.

(7) Meningkatnya nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun.

b. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat.

(2) Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon

wirausaha.

(3) Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada

lembaga pendidikan pedesaan.

(4) Tumbuh dan berkembangnya Lembaga diklat bagi Koperasi dan UMKM.

(5) Tersedianya model-model praktek terbaik (best practices) internasional

bagi pemberdayaan Koperasi.

(6) Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan Informasi

Teknologi dan teknologi tepat guna.

(7) Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha

melalui Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan usaha.

c. Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri.

(2) Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail.

(3) Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap

ekspor non migas nasional minimal sebesar 20% per tahun.

d. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Tumbuh dan berkembangnya trading house di seluruh Provinsi.

(2) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran.

(3) Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM.

(4) Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi

dan UMKM.

(5) Memperkuat pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra-sentra

termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

(6) Mewujudkan Smesco UKM menjadi Ikon Industri Kreatif dan

pemberdayaan Koperasi dan UMKM Nasional.

e. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM

dengan:

(1) Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan

penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.

(2) Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan Lembaga pembiayaan

lainnya.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

108

(3) Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan

KSP/USP.

(4) Memperkuat permodalan bagi produk Koperasi dan UMKM di sentra-

sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

f. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM

dengan:

(1) Terselenggaranya penataan birokrasi dan tata ketota pemerintahan

yang efektif, efisien dan bertanggung jawab.

(2) Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang-undangan dan

kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

(3) Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan

Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat,

provinsi, kabupaten dan kota.

(4) Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam

pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

g. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru dengan:

(1) Terciptanya 5.000 wirausaha baru dari kalangan sarjana.

(2) Tersedianya modul-modul untuk meningkatkan kesadaran

berwirausaha.

4. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional

Dalam periode Lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode

2010-2014, dalam rangka meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar dan

kualitas kebijakan penanggulangan kemiskinan (affirmative policy) untuk

masyarakat miskin secara nasional arah kebijakan di bidang pemberdayaan

Koperasi dan UKM ditujukan pada peningkatan akses pembiayaan bagi

Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Selain itu dilaksanakan revitalisasi sistem pendidikan pelatihan dan penyuluhan

perkoperasian bagi anggota dan pengelola Koperasi serta calon anggota dan

kader Koperasi.

Hal ini ditujukan pada peningkatan usaha masyarakat yang dapat

menurunkan tingkat kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat

miskin. Strategi pemberdayaan Koperasi dan UMKM diarahkan kepada

pembangunan kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih

berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta

dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha secara lebih terstruktur

dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki lingkungan

Page 109: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

109

usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM.

Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha Koperasi dan

UMKM kepada sumberdaya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas,

kompetensi, dan produktivitas usaha.

Sejalan dengan strategi tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi

internal maupun eksternal ke depan, maka arah kebijakan prioritas bidang

pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima

tahun mendatang melalui 5 (lima) fokus prioritas, meliputi:

a. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM.

b. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif.

c. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM.

d. Peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM.

e. Penguatan kelembagaan Koperasi.

C. PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI

Menurut Suarja AR (2007), proses pemberdayaan Koperasi dan UMKM

dilakukan melalui : a) revitalisasi Peran Koperasi dan Perkuatan posisi UMKM

dalam Sistem perkonomian nasional dan; b) revitalisasi koperasi dan perkuatan

UMKM dilakukan dengan Memperbaiki akses KUMKM terhadap permodalan,

tekologi, informasi dan pasar serta Memperbaiki iklim usaha; c) Mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya pembangunan dan; d) Mengembangkan potensi

sumberdaya lokal.

Untuk tujuan tersebut di atas, Kementerian Negara Koperasi dan UKM

bekerjasama dengan instasi terkait dan Pemerintah Daerah Provinsi serta

Pemda Kabupaten/Kota, telah melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM

dan koperasi yang difokuskan pada :

1. Pemberdayaan Institusional UMKM dalam bentuk program:

a. Penyederhanaan perizinan dan pengembangan sistem perizinan satu pintu,

serta bagi usaha mikro perizinan cukup dalam bentuk registrasi usaha;

b. Penataan Peraturan Daerah (Perda) untuk mendukung pemberdayaan

KUMKM;

c. Penataan dan penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan yang

berkaitan dengan pengembangan KUMKM;

d. Pengembangan koperasi berkualitas;

e. Revitalisasi koperasi.

Page 110: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

110

2. Peningkatan Akses UMKM terhadap Sumber-Sumber Pendanaan :

a. Pengembangan berbagai Skim Perkreditan untuk UMKM;

(1) Program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro;

(2) Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan

perempuan, keluarga sehat dan sejahtera;

(3) Program skim pendanaan komoditas KUMKM melalui Resi Gudang;

(4) Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang

Pemerintah Nomor 005 (SUP-005).

b. Pengembangan Lembaga Kredit Mikro (LKM) baik bank maupun non bank;

c. Pemberdayaan mikro dan usaha kecil melalui program Sertifikasi Tanah;

d. Bantuan perkuatan secara selektif pada sektor usaha tertentu sebagai

stimulan.

3. Pemberdayaan di bidang produksi melalui bantuan sektor usaha selektif sebagai

stimulan :

a. Program pengembangan pengadaan pangan koperasi dengan sistem

bank padi;

b. Program pengembangan usaha KUMKM melalui pengadaan bibit Kakao,

Jambu Mente dan Jarak;

c. Program pengembangan usaha penangkapan ikan;

d. Program pengembangan usaha sarana penunjang perikanan;

e. Program pengembangan usaha budidaya ternak;

f. Program bantuan perkuatan alat pemecah batu;

g. Program bantuan perkuatan pengolahan eceng gondok dan alat tenun

bukan mesin;

h. Program pengembangan penggunaan LPG dan bioenergi untuk mendukung

kegiatan produksi UMKM;

i. Program pemberdayaan UMKM melalui pengembangan Pembangkit

Listrik Tenaga Matahari (PLTMH);

j. Pemberdayaan KUMKM melalui usaha pengolahan dan budidaya Rumput Laut.

4. Pengembangan Jaringan Pemasaran

a. Promosi proyek UMKM;

b. Modernisasi usaha ritel koperasi;

c. Pengembangan sarana pemasaran UMKM;

d. Pengembangan Trading Board dan Data Center;

e. Pameran di dalam dan di luar negeri.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

111

5. Pemberdayaan Sumberdaya UMKM

a. Penumbuhan wirausaha baru;

b. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial Koperasi dan UMKM;

c. Pengembangan kualitas layanan Koperasi;

d. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi kelompok usaha produktif;

e. Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan dan pelatihan;

6. Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya UMKM dan Koperasi:

a. Pengkajian, penelitian dan pengembangan potensi kendala dan

Permasalahan Koperasi dan UKM;

b. Diskusi permasalahan dan isu-isu strategis dalam proses pemberdayaan

UMKM;

c. Sosialisasi hasil-hasil kajian, penelitian, pengembangan dan diskusi

pemberdayaan Koperasi dan UKM, melalui penerbitan buku, jurnal dan majalah

ilmiah;

d. Pengkaderan dan pengawasan kinerja aparat dan sumberdaya KUMKM.

D. PEMBIAYAAN UMKM

Saat ini banyak keluhan bahwa dukungan perbankan terhadap UMKM belum

seperti yang diharapkan. Kurangnya dukungan tersebut dianggap sebagai bentuk

ketidakberpihakan perbankan terhadap UMKM. Bahkan, belakangan ini, wacana

dimaksud disandingkan dengan fenomena nasional dimana pemerintah daerah

cenderung ’memarkirkan’ dana APBD mereka ke Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Kondisi ini memerlukan klarifikasi melalui pemahaman mengenai permasalahan

apa yang tengah terjadi pada UMKM. Permasalahan yang tengah dihadapi saat ini

oleh UMKM salah satunya sulitnya akses dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari

perbankan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sangat terkait dengan profil dari

debitur-debitur UMKM yang kebanyakan kurang atau bahkan tidak bankable (tidak

memenuhi persyaratan persyaratan teknis perbankan). Tidak bankable-nya debitur

UMKM menjadikan aspek kelayakan (feasibility) debitur UMKM terabaikan. Hanya

karena tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan teknis perbankan, calon

debitur UMKM kehilangan kesempatan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari

perbankan.

Untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Upaya untuk menjadi debitur UMKM menjadi bankable telah dilakukan Bank

Indonesia melalui program Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Program KKMB

berintikan pada kegiatan pendampingan konsultan terhadap debitur UMKM dalam

berhubungan dengan bank. Bentuk pendampingan tersebut adalah pemberian

Page 112: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

112

ketrampilan dan pengetahuan, misalnya, dalam menyusun studi kelayakan usaha dan

pembukuan dan manajemen usaha (akuntansi dasar dan penentuan harga pokok

penjualan).

Banyaknya permasalahan terkait kredit UMKM membutuhkan solusi yang tepat

serta dukungan dari pihak terkait untuk membuat UMKM menjadi usaha yang

prospektif sehingga membuat bank tertarik untuk membiayai. ’Intervensi’ atau

dukungan pemerintah pusat, daerah, Bank Indonesia, perbankan, departemen atau

dinas teknis, dan institusi terkait lainnya juga sangat diperlukan.

E. KEBIJAKAN UMKM DAN KOPERASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor: 016 tahun 2001

tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi PKM Provinsi Kalimantan

Selatan dan Dekonsentrasi di Bidang Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta

Tugas Pembantuan yang Diberikan oleh Pemerintah, Dinas Koperasi dan PKM Provinsi

Kalimantan Selatan mempunyai fungsi:

• Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Pengembangan dan pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).

• Urusan ketatausahaan.

• Pembinaan dan koordinasi usaha pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (KUKM).

• Pembinaan dan koordinasi pembiayaan dan pengembangan SDM KUKM.

• Pengelolaan unit teknis daerah.

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan dalam beberapa tahun

terakhir mampu menciptakan UKM yang bankable. Dari 390 ribu lebih UKM yang

terdata, bar 50% yang telah memperoleh layanan perbankan, karena telah memenuhi

persyaratan dari lembaga keuangan.

Penyaluran pembiayaan pada UMKM di Kalsel kini terus mencatatkan

pertumbuhan positif hingga triwulan III-2012. Selama triwulan III-2012, penyaluran

kredit pada UMKM mencatat pertumbuhan sebesar 15,71 persen dari tahun ke tahun.

Hal ini mengindikasikan peranan perbankan terhadap UMKM, khususnya dari sisi

pembiayaan, telah berjalan dengan cukup baik. Tumbuhnya realisasi pembiayaan

perbankan tersebut salah satunya adalah berkat dorongan Bank Indonesia dalam

memfasilitasi UMKM melalui beberapa program kerja seperti memberikan bantuan

teknis berupa pelatihan UMKM, mendorong legalisasi UMKM bersama BPN dan

Page 113: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

113

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melatih Konsultan Keuangan Mitra Bank

(KKMB), maupun membentuk Lembaga Pendamping Pengembangan UMKM

(LP2UMKM

Namun masih terdapat UKM yang belum memperoleh layanan perbankan,

karena banyak UKM yang masih belum melengkapi administrasi yang diminta, pada

saat mengajukan pinjaman permodalan.

Sesuai rencana, pemerintah juga akan membentuk Perusahaan Penjamin Kredit

Daerah, di tahun 2013 mendatang, yang tentunya akan memberi peluang lebih besar

bagi UKM untuk mendapatkan kredit. Selain itu Pemerintah Kabupaten dan Kota

diharapkan memberikan sharing permodalan, terhadap perusahaan pinjaman kredit

daerah.

Page 114: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

114

BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 115: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

115

BAB IV PENETAPAN KOMODITI/PRODUK/ JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN

A. DEFINISI OPERASIONAL KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN

Mendefinisikan KPJU unggulan secara operasional untuk UMKM bukanlah hal

yang mudah. Hal ini disebabkan bukan hanya mengingat batasan UMKM yang relatif

masih diperdebatkan oleh banyak pihak, namun juga terminologi unggulan yang

mengundang multitafsir dari banyak stakeholder dan kepentingan. Dalam

mengantisipasi persoalan yang pertama, peneliti secara konsisten berpegang pada

definisi dan batasan UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Sedangkan upaya mendefinisikan KPJU unggulan dilakukan secara kolaboratif

dengan melibatkan berbagai stakeholder yang terdiri dari akademisi, instansi

pemerintah, sektor swasta, pelaku usaha dan perbankan. KPJU unggulan dalam

penelitian ini dirumuskan untuk memotret posisi KPJU saat ini (eksisting) yang

memenuhi kriteria tertentu dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan

lapangan kerja, dan peningkatan daya saing di masa yang akan datang. Persoalan tidak

berhenti sampai di sini karena terdapat perbedaan pendapat di antara berbagai

stakeholder tentang prioritas dan proporsi bobot kepentingan tujuan di antara

pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing.

Dalam upaya mengelaborasi berbagai pendapat dari perspektif yang kaya tersebut

penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) yang secara

lebih rinci telah dijelaskan dalam sub bab Metode Peneltian.

Melalui analisis perbandingan berpasangan atas pendapat responden ahli di

tingkat Provinsi yang telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya, diperoleh

prioritas tujuan perumusan KPJU unggulan sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Bobot Kepentingan Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

No Tujuan KPJU Unggulan Bobot

1 Pertumbuhan Ekonomi 0,437 2 Peningkatan Daya Saing Produk 0,308 3 Penciptaan Lapangan Kerja 0,255

Page 116: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

116

KPJU unggulan dirumuskan dengan tujuan utama sebagai instrumen pertumbuhan

ekonomi dengan bobot yang paling dominan, berikutnya baru menyusul peningkatan

daya saing dan penciptaan lapangan kerja. Perumusan KPJU ini bertujuan untuk

mengembangkan sektor UMKM yang mengakar di masyarakat.

Selain merumuskan bobot kepentingan dalam tujuan penetapan KPJU unggulan,

pada penelitian sebelumnya juga dilakukan penilaian terkait dengan proporsi/bobot

kepentingan di dalam kriteria penetapan KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota

dan di tingkat kecamatan. Nilai bobot kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.2.

Prioritas dan Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan

No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kab/Kota Bobot

1 Ketersediaan Bahan Baku 0,122 2 Tenaga Kerja Terampil 0,108 3 Penyerapan Tenaga Kerja 0,104 4 Sumbangan terhadap Perekonomian 0,104 5 Modal 0,099 6 Ketersediaan Pasar 0,098 7 Manajemen Usaha 0,094 8 Sarana Produksi/Usaha 0,086 9 Teknologi 0,081 10 Sosial Budaya 0,055 11 Harga 0,050

Kriteria ketersediaan bahan baku memiliki bobot kepentingan tertinggi (0,122)

dibandingkan kriteria lainnya. Hal ini berarti aspek ketersediaan bahan baku

memainkan peranan paling penting dalam menyeleksi KPJU unggulan. Kriteria

prioritas berikutnya adalah tenaga kerja terampil. Aspek ketiga tertinggi adalah

sumbangan terhadap perekonomian wilayah, yang dari sini bisa dilihat harapan dari

stakeholder untuk memilih produk unggulan yang memang mampu memberikan

sumbangan terhadap perkembangan wilayah.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab Metode Penelitian, penyeleksian KPJU

unggulan dilakukan secara bertingkat dari kecamatan, kabupaten/kota, hingga

provinsi. Kriteria-kriteria dalam pembahasan di atas secara seragam digunakan untuk

menyeleksi KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Namun demikian,

kriteria-kriteria tersebut terlalu kompleks dan tidak praktis bila digunakan untuk

menyaring KPJU di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, disusun sejumlah kriteria yang

lebih sederhana untuk mendapatkan longlist KPJU di kecamatan. Kriteria tersebut juga

diberi bobot kepentingan oleh responden ahli dari berbagai stakeholder. Hasilnya

adalah sebagaimana tersaji dalam tabel berikut.

Page 117: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

117

Tabel 4.3. Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan di Tingkat Kecamatan

No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan

Kecamatan Bobot

1 Jumlah unit usaha/rumah tangga 2,540 2 Ketersediaan bahan baku 2,540 3 Kontribusi terhadap perekonomian lokal 2,540 4 Jangkauan pemasaran 2,381

Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU Unggulan Kecamatan,

diketahui bahwa kriteria jumlah unit usaha/rumah tangga, kontribusi terhadap

perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku memiliki bobot yang sama yaitu

2,540. Sedangkan jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah (2,381).

B. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH LAUT

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Tanah Laut sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.4. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Laut

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung Pakan Ternak 1 Batubara 2 Padi Unggul IR 42 2 Batu Gunung 3 Padi Sibuyung 3 Biji Besi 4 Padi Siam Unus 4 Emas 5 Jagung Tongkol 2 5 Galian Tanah Latrit 6 Padi Varietas Pontianak 6 Tanah Urug (Sirtu) 7 Ubi Kayu 7 Pasir 8 Jagung Manis 8 - 9 Kacang Tanah 9 - 10 Kacang Hijau 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Semangka 1 Industri Kerupuk 2 Cabai Rawit 2 Industri Tahu 3 Pisang Manurun 3 Pembuatan Arang Kayu 4 Seledri 4 Pembuatan Bata Merah 5 Jeruk Manis 5 Pembuatan Kripik Singkong 6 Bayam 6 Pembuatan Kue 7 Durian Lokal Siwaluh 7 Industri Tempe 8 Pisang Mas 8 Industri Ikan Asin Talang 9 Wortel 9 Pembuatan Bakso 10 Kencur 10 Penggilingan Padi

Page 118: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

118

Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa Sawit 1 Perdagangan Kelapa Sawit 2 Karet PB 260 2 Toko Sembako 3 Karet Jenis IR 3 Perdagangan Karet 4 Kelapa 4 Kios Rokok 5 - 5 Toko Klontong 6 - 6 Jual Beli Ikan Segar 7 - 7 Toko Pakaian Jadi 8 - 8 Souvenir Khas Pantai 9 - 9 Jual Beli Ikan Kering 10 - 10 Kuliner Jagung Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Sapi Bali 1 Rumah Makan Banjar 2 Ayam Ras (pedaging) 2 Warung Banjar 3 Kerbau 3 Wisma 4

Sapi Putih (Ongole) 4 Wisata Alam Pantai (Takisung,

Batulima,Swarangan, Muara Asem2) 5 Itik Alabio Petelur 5 Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan 6 Kambing 6 Rumah Makan Ikan 7 Sapi Limosin 7 Cottage 8 Ayam Buras petelur 8 Warung Angkringan 9 Ayam Buras (pedaging) 9 Warung Kopi 10 Kambing Kacang 10 Wisata Alam Air Terjun Perikanan Transportasi 1 Ikan nila (tambak/kolam) 1 Truk Angkutan Barang (Ts 120) 2 Ikan patin (tambak/kolam) 2 Angkutan Desa L300 3 Ikan nila (keramba). 3 Angkutan Desa Pick Up 4 Ikan Mas (keramba) 4 Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi 5 Ikan patin (keramba) 5 Gerobak Pasar 6 Ikan Nila (tangkapan sawah) 6 Ojek Motor 7 Ikan Otek (tangkapan) 7 Mini Bus 8 Ikan peda (tangkapan) 8 - 9 Ikan Gabus (tangkapan) 9 - 10 Ikan tongkol (tangkapan) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Galam 1 Jasa Angkutan Sawit 2 Kayu Ulin 2 Jasa Angkutan Karet 3 3 Jasa Angkutan Hasil Laut 4 - 4 Bidan 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Tukang Bangunan 7 - 7 Rental Mobil 8 - 8 Salon Kecantikan 9 - 9 Bengkel Mobil 10 - 10 Tukang Kayu

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Laut untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

Page 119: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

119

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.5.

Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Laut

No KPJU Skor Terbobot

No KPJU Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan

1 Jagung Pakan Ternak 0,174 1 Batubara 0,281 2 Padi Unggul IR 42 0,172 2 Batu Gunung 0,180 3 Padi Sibuyung 0,164 3 Biji Besi 0,166 4 Padi Siam Unus 0,151 4 Emas 0,126 5 Jagung Tongkol 2 0,098 5 Galian Tanah Latrit 0,094

Pertanian/ Hortikultura Perindustrian

1 Semangka 0,235 1 Industri Kerupuk 0,178 2 Cabai Rawit 0,130 2 Industri Tahu 0,143 3 Pisang Manurun 0,130 3 Pembuatan Arang Kayu 0,109 4 Seledri 0,095 4 Pembuatan Bata Merah 0,105

5 Jeruk Manis 0,086 5 Pembuatan Kripik Singkong

0,092

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa Sawit 0,387 1 Perdagangan Kelapa Sawit 0,155

2 Karet PB 260 0,291 2 Toko Sembako 0,150 3 Karet Jenis IR 0,263 3 Perdagangan Karet 0,138 4 Kelapa 0,059 4 Kios Rokok 0,109 5 - 5 Toko Klontong 0,091

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Bali 0,225 1 Rumah Makan Banjar 0,184 2 Ayam Ras (pedaging) 0,162 2 Warung Banjar 0,165 3 Kerbau 0,106 3 Wisma 0,106

4 Sapi Putih (Ongole) 0,092 4

Wisata Alam Pantai (Takisung, Batulima, Swarangan, Muara Asem2)

0,100

5 Itik Alabio Petelur 0,088 5 Rumah Makan Lauk Pauk Rumahan

0,094

Perikanan Transportasi

1 Ikan nila (tambak/kolam)

0,225 1 Truk Angkutan Barang (Ts 120)

0,196

2 Ikan patin (tambak/kolam)

0,207 2 Angkutan Desa L300 0,155

3 Ikan nila (keramba). 0,201 3 Angkutan Desa Pick Up 0,152

4 Ikan Mas (keramba) 0,173 4 Taksi Antar Daerah Dalam Provinsi 0,141

5 Ikan patin (keramba) 0,089 5 Gerobak Pasar 0,122

Page 120: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

120

Kehutanan Jasa 1 Kayu Galam 0,500 1 Jasa Angkutan Sawit 0,178 2 Kayu Ulin 0,500 2 Jasa Angkutan Karet 0,129 3 - - 3 Jasa Angkutan Hasil Laut 0,116 4 - - 4 Bidan 0,110 5 - - 5 Bengkel Motor 0,097

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Laut

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Laut,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antar sektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.6. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Laut

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,149

2 Pertambangan/Penggalian 0,138

3 Pertanian/Tan. Pangan 0,137

4 Perdagangan 0,102

5 Perindustrian 0,086

6 Pertanian/Hortikultura 0,076

7 Pertanian/Perikanan 0,076

8 Pertanian/Peternakan 0,070

9 Transportasi 0,051

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,042

11 Jasa 0,041

12 Kehutanan (non kayu) 0,033

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 121: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

121

Tabel 4.7. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Tanah Laut

No KPJU Skor terbobot

KPJU Unggulan 1 Kelapa Sawit 0,051 2 Batubara 0,045 3 Karet PB 260 0,038 4 Sapi Bali 0,038 5 Karet Jenis IR 0,035 KPJU Potensial 1 Industri Kerupuk 0,031 2 Batu Gunung 0,029 3 Ayam Ras (pedaging) 0,027 4 Biji Besi 0,027 5 Industri Tahu 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tanah

Laut pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.15 WITA . FGD ini bertujuan

untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan

peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan

lintas sektor tersebut.

1. Kelapa Sawit

Tabel 4.8. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut

Peluang Tantangan

- Banyak investor. - Banyak kelompok tani. - Banyak menyerap tenaga kerja. - Kebutuhan pasar tinggi. - Mudah dipelihara. - Investasi jangka panjang. - Aman dari penjarahan. - Mampu membuka industri hilir

dengan jenis lebih banyak. - Produk palm oil merupakan

kebutuhan pokok sehingga

- Pasar tidak bebas (harga industri). - Pasar terbatas. - Adanya persaingan.

Page 122: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

122

berkesinambungan usaha dapat dipertahankan.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan tersedia. - Relatif aman dari gangguan hama

dan penyakit. - SDM tersedia banyak dan terampil. - Tersedianya alat tradisonal. - Tersedianya pasar. - Lebih mudah dalam

pemeliharaannya. - Ada bibit unggul.

- Bibit sawit asli dan palsu tidak bisa dikenali saat pembibitan.

- Bahan baku membutuhkan modal besar. - Ketergantungan pada perusahaan

(pembeli TBS).

2. Batubara

Tabel 4.9. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Batubara di Kabupaten Tanah Laut

Peluang Tantangan

- Banyak investor. - Pasar luas.

- Perijinan. - Reklamasi.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Modal tersedia. - Lahan tersedia cukup luas. - SDM memadai. - Alat berat tersedia. - Adanya pelabuhan khusus.

- Modal besar. - Bahan baku tidak dapat diperbaharui. - Kadar kalori rendah. - Perlu alat yang canggih dan SDM yang

handal.

3. Karet PB 260

Tabel 4.10.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Laut

Peluang Tantangan

- Investasi menjanjikan. - Bisa diusahakan oleh petani secara

mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah.

- Banyak kelompok tani. - Kebutuhan pasar.

- Investasi cukup besar - Harga jual fluktuatif dan masa panen

tergantung cuaca.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

123

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Modal tersedia. - Ada bibit unggul. - Bibit mudah diperoleh. - Pemasaran bebas dengan harga

relatif baik. - Bibit asli benih unggul lebih mudah

dikenali. - Dapat tumbuh di dataran renda atau

dataran tinggi.

- Resiko pemeliharaan tinggi. - Musim panen tergantung cuaca

(bila musim hujan menjadi susah panen). - Bibit masih didatangkan dari luar. - Proses produksi masih tradisonal. - Tenaga kerja harus banyak. - Mudah terbakar.

4. Sapi Bali

Tabel 4.11. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Sapi Bali di Kabupaten Tanah Laut

Peluang Tantangan - Usaha budidaya dapat dijadikan

sebagai usaha agribisnis. - Pemeliharaan mudah. - Pasar terbuka. - Geografi Tala sangat mendukung. - Banyak kelompok tani, kebutuhan

pasar, modal.

- Apabila musim kemarau, pakan rumput hijau sulit diperoleh.

- Belum ada produk olahan bentuk mentah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Pasar bibit sapi tersedia. - Pemeliharaan cukup mudah dan

pasar terbuka. - Ada bibit unggul. - Sumber pakan cukup tersedia.

- Bibit sapi cukup sulit di musim-musim tertentu.

- Mudah terserang penyakit. - Masalah permodalan.

5. Karet Jenis IR

Tabel 4.12.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Jenis IR di Kabupaten Tanah Laut

Peluang Tantangan

- Harga jual fluktuatif. - Investasi menjanjikan. - Bisa diusahakan oleh petani secara

mandiri dan pengelolaan usaha tani lebih mudah.

- Banyak kelompok tani. - kebutuhan pasar.

- Investasi cukup besar. - Masa panen tergantung cuaca.

Page 124: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

124

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Modal tersedia. - Ada bibit unggul. - Bibit mudah diperoleh. - Pemasaran bebas dengan harga relatif

baik. - Bibit asli benih unggul lebih mudah

dikenali. - Dapat tumbuh di dataran rendah atau

dataran tinggi.

- Resiko pemeliharaan tinggi. - Musim panen tergantung cuaca (bila

musim hujan menjadi susah panen). - Bibit masih didatangkan dari luar. - Proses produksi masih tradisonal. - Tenaga kerja harus banyak. - Mudah terbakar.

C. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TANAH BUMBU

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Tanah Bumbu sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.13.

Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tanah Bumbu

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Inpari 13 1 Pasir 2 Padi Inpari 5 2 Batu Kerikil 3 Jagung Manis 3 Tanah Liat/Urug 4 Padi Sawah Margasari 4 Batu Kapur 5 Kedelai 5 Batu Kali 6 Padi Gogo 6 - 7 Kacang Tanah 7 - 8 Jagung Sukmaraga 8 - 9 Ubi Kayu 9 - 10 Ubi Jalar 10 - Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Durian Lokal 1 Kerupuk 2 Pisang Kepok 2 Penggilingan Padi 3 Rambutan Garuda 3 Tahu 4 Kacang Panjang 4 Tempe 5 Cabai Merah Keriting 5 Pengolahan Ikan Kering 6 Cabai Rawit 6 Meubel 7 Kangkung 7 Batako 8 Terong 8 Air Minum Kemasan 9 Sawi 9 Pembuatan Kempuk 10 Tomat 10 Penggilingan Jagung

Page 125: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

125

Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul (Misal: PB 260) 1 Dealer Alat Berat 2 Aren/Enau/Nira 2 Dealer Mobil 3 Karet Prim 712 3 Dealer Sepeda Motor 4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 4 Toko Bahan Bangunan 5 Kelapa Dalam 5 Toko Sembako 6 Tebu 6 Usaha Jual Pulsa 7 Lada Putih 7 Kedai 8 Lada. 8 Warung Kelontong 9 Kopi Arabika 9 Penjualan Pakaian 10 Kakao 10 Pedagang Keliling Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Sapi Bali 1 Hotel 2 Ayam Ras Petelur 2 Rumah Makan 3 Kambing Kacang/Lokal 3 Penginapan (Losmen) 4

Ayam Ras (Pedaging) 4 Wisata Air Alam (Pegunungan, Air

Terjun) 5 Itik Petelur 5 Wisata Pantai 6 Kambing Ettawa 6 Homestay 7 Sapi Donggala 7 Wisata Budaya 8 Ayam Buras/Kampung (Pedaging) 8 Wisata Tambang 9 Kerbau 9 - 10 Kambing Nubian 10 - Perikanan Transportasi 1 Budidaya Udang air payau 1 Angkutan Antar Kota (L300) 2

Budidaya Nila 2 Angkutan Dalam Kota (Mikrolet,

L300) 3 Ikan Kakap (Tangkap) 3 Truk Sawit 4 Budidaya Ikan Mas 4 Truk Batubara 5 Tongkol (Tangkap) 5 Angkutan Pedesaan (Pick Up) 6 Pedak (Tangkap) 6 Ojek 7 Lajang (Tangkap) 7 - 8 Gabus (Tangkap) 8 - 9 Ikan Papuyu (Tangkap) 9 - 10 Teri (Tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel Mobil 2 - 2 Bengkel Motor 3 - 3 Tukang Kayu 4 - 4 Pemborong 5 - 5 Tukang Batu 6 - 6 Salon 7 - 7 Travel Laut (Speedboat/kelotok) 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Kamar Kost 10 - 10 Pembantu Rumah Tangga

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tanah Bumbu untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

Page 126: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

126

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.14.

Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tanah Bumbu

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan

1 Padi Inpari 13 0,220 1 Pasir 0,240 2 Padi Inpari 5 0,211 2 Batu Kerikil 0,234 3 Jagung Manis 0,116 3 Tanah Liat/Urug 0,197 4 Padi Sawah Margasari 0,097 4 Batu Kapur 0,167 5 Kedelai 0,080 5 Batu Kali 0,162 Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Durian Lokal 0,131 1 Kerupuk 0,153 2 Pisang Kepok 0,127 2 Penggilingan Padi 0,152 3 Rambutan Garuda 0,113 3 Tahu 0,121 4 Kacang Panjang 0,099 4 Tempe 0,113 5 Cabai Merah Keriting 0,096 5 Pengolahan Ikan Kering 0,107 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul (Misal:PB 260) 0,174 1 Dealer Alat Berat 0,150 2 Aren/Enau/Nira 0,174 2 Dealer Mobil 0,146 3 Karet Prim 712 0,166 3 Dealer Sepeda Motor 0,129

4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 0,126 4 Toko Bahan Bangunan 0,109

5 Kelapa Dalam 0,096 5 Toko Sembako 0,082

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Bali 0,175 1 Hotel 0,199 2 Ayam Ras Petelur 0,119 2 Rumah Makan 0,132 3 Kambing Kacang/Lokal 0,114 3 Penginapan (Losmen) 0,131

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,113 4 Wisata Air Alam (Pegunungan, Air Terjun)

0,123

5 Itik Petelur 0,101 5 Wisata Pantai 0,111 Perikanan Transportasi

1 Budidaya Udang air payau 0,164 1 Angkutan Antar Kota (L300)

0,198

2 Budidaya Nila 0,140 2 Angkutan Dalam Kota (Mikrolet, L300) 0,189

3 Ikan Kakap (Tangkap) 0,129 3 Truk Sawit 0,180 4 Budidaya Ikan Mas 0,120 4 Truk Batubara 0,180

5 Tongkol (Tangkap) 0,115 5 Angk.an Pedesaan (Pick Up) 0,171

Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 Bengkel Mobil 0,196 2 - - 2 Bengkel Motor 0,178 3 - - 3 Tukang Kayu 0,112 4 - - 4 Pemborong 0,095 5 - - 5 Tukang Batu 0,088

Page 127: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

127

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tanah Bumbu

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tanah Bumbu,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.15. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tanah Bumbu

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,149

2 Pertambangan/penggalian 0,138

3 Pertanian/Tan. Pangan 0,137

4 Perdagangan 0,102

5 Perindustrian 0,086

6 Pertanian/Hortikultura 0,076

7 Pertanian/Perikanan 0,076

8 Pertanian/Peternakan 0,070

9 Transportasi 0,051

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,042

11 Jasa 0,041

12 Kehutanan (non kayu) 0,033

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.16. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Tanah Bumbu

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Padi Inpari 13 0,042 2 Padi Inpari 5 0,040 3 Karet Unggul (Misal: PB 260) 0,035 4 Aren/Enau/Nira 0,035 5 Karet Prim 712 0,034

Page 128: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

128

KPJU Potensial 1 Pasir 0,033 2 Batu Kerikil 0,032 3 Tanah Liat/Urug 0,027 4 Kelapa Sawit (AA-DP Topa 21) 0,026 5 Dealer Alat Berat 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Bappeda Kabupaten Tanah

Bumbu pada hari Kamis18 Oktober Pukul 14.30 – 17.00 WIB. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Padi Inpari 13

Tabel 4.17. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Inpari 13 di Kabupaten Tanah Bumbu

Peluang Tantangan

- Luas lahan masih tersedia. - Merupakan kebutuhan rumah tangga

sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.

- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.

- Dalam hal pemasaran banyak petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia dan mudah di

dapat. - Lahan tersedia. - Pengumpul cukup banyak masuk ke

daerah pedesaan.

- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.

- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.

- Pupuk terlambat dating. - Benih kurang mencukupi. - Kendala irigasi yang bergantung pada

iklim . - Adanya perbedaan pelayanan dengan

pelangsir dalam mendapatkan BBM. - Permasalahan modal.

Page 129: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

129

2. Padi Inpari 5

Tabel 4.18. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Inpari 5 di Kabupaten Tanah Bumbu

Peluang Tantangan

- Luas lahan masih tersedia. - Merupakan kebutuhan rumah tangga

sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.

- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.

- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia dan mudah di

dapat. - Lahan tersedia. - Pengumpul cukup banyak masuk ke

daerah pedesaan.

- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.

- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.

- Pupuk terlambat datang. - Benih kurang mencukupi. - Kendala irigasi yang bergantung pada

iklim. - Adanya perbedaan pelayanan dengan

pelangsir dalam mendapatkan BBM. - Permasalahan modal.

3. Karet Unggul PB 260

Tabel 4.19. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Tanah Bumbu

Peluang Tantangan

- Luas lahan masih tersedia. - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan.

- Harga fluktuatif.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lebih cepat panen ( PB 260). - Masalah pendanaan pada pembukaan

dan penanaman lahan. - Pengetahuan petani tentang perawatan

karet kurang. - Tenaga penyuluh kurang. - Hama babi.

Page 130: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

130

4. Aren/Enau/Nira

Tabel 4.20. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Aren/Enau/Nira di Kabupaten Tanah Bumbu

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga. - Untuk Aren budi daya susah, sekarang lebih beralih ke kelapa dalam dan nipah.

- Tidak ada yang mengembangkan secara massal.

- Tidak ada lembaga atau perusahaan yang memfasilitasi.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan tersedia - Tanamannya tumbuh cukup banyak - Pemasarannya mudah

- Budidaya sulit.

5. Karet Prim 712

Tabel 4.21. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet Prim 712 di Kabupaten Tanah Bumbu

Peluang Tantangan - Luas lahan masih tersedia. - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan.

- Harga fluktuatif.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan tersedia - Masalah pendanaan pada pembukaan

dan penanaman lahan. - Pengetahuan petani tentang perawatan

karet kurang. - Tenaga penyuluh kurang. - Hama babi.

D. KPJU UNGGULAN KABUPATEN KOTA BARU

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Kota Baru sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Page 131: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

131

Tabel 4.22. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Kota Baru

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus 1 Pasir 2 Padi RI 42 2 Batu gunung 3 Padi RI 64 3 Batubara (tradisional) 4 Padi gogo 4 Batu split 5 Kedelai 5 Batu sungai 6 Jagung 6 - 7 Kacang tanah 7 - 8 Kacang Hijau 8 - 9 Ubi kayu 9 - 10 Ubi jalar 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai rawit 1 Industri minyak kelapa 2 Tomat 2 Tahu/tempe 3 Cabai merah keriting 3 Aneka kue 4 Bayam 4 Industri pengolahan kayu 5 Kacang panjang 5 Kerupuk/amplang 6 Sawi 6 Pengolaha kelapa sawit mentah 7 Kangkung 7 Gula aren/enau 8 Terong 8 Anyaman pandan 9 Buncis 9 Meubel kayu 10 Labu/waluh 10 Pembuat terasi Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB260 1 Toko Bahan Makanan 2 Karet Unggul (IR) 2 Toko Obat 3 Kelapa sawit 3 Toko Sembako 4 Kopi robusta 4 Kelontongan 5 Aren/enau 5 Toko Bahan Pakaian 6 Kakao 6 Toko Ponsel 7 Kelapa dalam 7 Toko Bahan Bangunan 8 Karet alam/lokal 8 Depo Air Minum 9 Lada 9 Toko Ikan Hasil Laut 10 Kemiri 10 - Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Sapi brahma 1 Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam

Raja) 2 Sapi bali 2 Wisata Pantai 3 Kambing donggala 3 Wisata Alam (Air Terjun,Goa) 4 Kambing lokal (kacang) 4 Wisata Bahari 5 Kerbau kandang 5 Hotel (Melati) 6 Ayam buras (pedaging) 6 Losmen 7 Kerbau rawa 7 Warung Makan 8 Ayam ras (pedaging) 8 - 9 Itik alabio 9 - 10 Babi 10 -

Page 132: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

132

Perikanan Transportasi 1 Ikan Tongkol (tangkap) 1 Jukung/ Perahu Kecil 2 Ikan Bawal (tangkap) 2 Kapal Motor Kecil 3 Ikan Bandeng (tambak/kolam) 3 Speed Boat 4

Ikan Peda (tangkap) 4 Angkutan Desa (Mikrolet/Pick

Up/L300) 5 Udang airl laut (tangkap) 5 Truck Angkutan Barang 6 Udang tiger (tambak/kolam) 6 Angkutan Antar Kota (Mini Bus) 7 Ikan Kakap 7 Sampan Kayuh (Kapal Taksi) 8 Ikan Nila (tambak/kolam) 8 Kelotok 9 Ikan Patin (kolam/tambak) 9 - 10 Ikan Kerapu (tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Rotan 1 Tukang Instalasi Listrik 2 Gaharu 2 Rias Pengantin 3 Madu 3 Salon Kecantikan 4 - 4 Penolong Kelahiran/Dukun Kampung 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Sewa Sound System 7 - 7 Sewa Pick Up 8 - 8 Tukan Bangunan Dan Kayu 9 - 9 Pertukangan 10 - 10 Pangkas Rambut

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Kota Baru untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.23.

Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Kota Baru

No KPJU Skor Terbobot No KPJU Skor

Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan

1 Padi Siam Unus 0,191 1 Pasir 0,200 2 Padi RI 42 0,172 2 Batu gunung 0,200 3 Padi RI 64 0,172 3 Batubara (tradisional) 0,200 4 Padi gogo 0,144 4 Batu split 0,200 5 Kedelai 0,093 5 Batu sungai 0,200

Pertanian/ Hortikultura Perindustrian

1 Cabai rawit 0,152 1 Industri minyak kelapa 0,164 2 Tomat 0,149 2 Tahu/tempe 0,163 3 Cabai merah keriting 0,130 3 Aneka kue 0,144 4 Bayam 0,105 4 Industri pengolahan kayu 0,136 5 Kacang panjang 0,103 5 Kerupuk/amplang 0,132

Page 133: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

133

Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB260 0,203 1 Toko Bahan Makanan 0,148 2 Karet Unggul (IR) 0,184 2 Toko Obat 0,140 3 Kelapa sawit 0,167 3 Toko Sembako 0,137 4 Kopi robusta 0,084 4 Kelontongan 0,126 5 Aren/enau 0,068 5 Toko Bahan Pakaian 0,101

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi brahma 0,179 1 Wisata Budaya (Pesta Adat, Makam Raja)

0,194

2 Sapi bali 0,162 2 Wisata Pantai 0,176

3 Kambing donggala 0,120 3 Wisata Alam (Air Terjun,Goa)

0,152

4 Kambing lokal (kacang) 0,114 4 Wisata Bahari 0,152 5 Kerbau kandang 0,094 5 Hotel (Melati) 0,120 Perikanan Transportasi 1 Ikan Tongkol (tangkap) 0,166 1 Jukung/ Perahu Kecil 0,138 2 Ikan Bawal (tangkap) 0,151 2 Kapal Motor Kecil 0,126

3 Ikan Bandeng (tambak/kolam)

0,149 3 Speed Boat 0,125

4 Ikan Peda (tangkap) 0,139 4 Angkutan Desa (Mikrolet/Pick Up/L300)

0,124

5 Udang airl laut (tangkap)

0,092 5 Truck Angkutan Barang 0,124

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 Rotan 0,500 1 Tukang Instalasi Listrik 0,159 2 Gaharu 0,287 2 Rias Pengantin 0,138 3 Madu 0,214 3 Salon Kecantikan 0,119

4 - - 4 Penolong Kelahiran/Dukun Kampung

0,111

5 - - 5 Bengkel Motor 0,108

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Kota Baru

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Kota Baru,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Page 134: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

134

Tabel 4.24. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Kota Baru

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,136

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,111

3 Pertanian/Perikanan 0,111

4 Perdagangan 0,100

5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,095

6 Kehutanan (Non Kayu) 0,082

7 Perindustrian 0,078

8 Pertambangan/Penggalian 0,068

9 Transportasi 0,063

10 Pertanian/Peternakan 0,060

11 Pariwisata 0,055

12 Jasa 0,041

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.25. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Kota Baru

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Karet PB260 0,039 2 Karet Unggul (IR) 0,035 3 Kelapa sawit 0,032 4 Padi Siam Unus 0,027 5 Ikan Tongkol (tangkap) 0,026 KPJU Potensial

1 Padi RI 42 0,025 2 Padi RI 64 0,025 3 Ikan Bawal (tangkap) 0,024 4 Ikan Bandeng (tambak/kolam) 0,024 5 Toko Bahan Makanan 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

Page 135: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

135

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Kotabaru

pada hari Jumat, 19 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Karet PB 260

Tabel 4.26. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet PB 260 di Kabupaten Kota Baru

Peluang Tantangan - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan. - Teknologi masih sederhana, kurang

meningkatkan nilai jual. - Memiliki saingan.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.

-

2. Karet Unggul (IR)

Tabel 4.27. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul (IR) di Kabupaten Kota Baru

Peluang Tantangan

- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan.

- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.

- Memiliki saingan. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.

3. Kelapa Sawit

Tabel 4.28. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit

di Kabupaten Kota Baru

Peluang Tantangan - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan. - Teknologi masih sederhana, kurang

meningkatkan nilai jual. - Memiliki saingan.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Lahan cukup luas.

Page 136: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

136

4. Padi Siam Unus

Tabel 4.29. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Kota Baru

Peluang Tantangan

- Luas wilayah yang ada masih berpotensi untuk pengembangan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan yang tersedia cukup luas. - Harganya tinggi.

5. Ikan Tongkol (Tangkap)

Tabel 4.30. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Tongkol

(Tangkap) di Kabupaten Kota Baru

Peluang Tantangan

- Sektor perikanan Kotabaru unggul. - Sebagai bahan baku industri.

-

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Jumlahnya cukup banyak. -

E. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BANJAR

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Banjar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan

long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil

10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi

short list.

Tabel 4.31.

Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Banjar

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus 1 Batubara (Manual) 2 Padi Ir64 2 Intan/Permata (Tradisional) 3 Padi Ciherang 3 Emas (Tradisional) 4 Padi Ir36 4 Emas Tradisional 5 Padi Gogo 5 Batu Gunung 6 Jagung Pipilan 6 Galian C 7 Padi Gunung Varietas Duyung 7 Pasir Koral 8 Kacang Tanah 8 - 9 Ubi Kayu 9 - 10 Ubi Jalar 10 -

Page 137: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

137

Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon,

Talas) 1 Industri Tas Dari Manik-Manik

2 Jeruk (Siam, Keprok) 2 Anyaman Bambu 3 Durian 3 Pabrik Penggilingan Padi 4 Terong 4 Pembuatan Batu Bata 5 Tomat 5 Sulam 6 Cabai Rawit 6 Penggilingan Padi. 7 Kacang Panjang 7 Pembuatan Gula Aren 8 Jahe 8 Pembuatan Klotok 9 Cempedak 9 Sasirangan 10 Kunyit 10 Pembuatan Manik-Manik Perkebunan Perdagangan 1 Karet Pb 1 Batu Mulia 2 Sawit 2 Telur Itik 3 Kelapa Dalam 3 Karet 4 Kopi 4 Warung Makan Minum 5 Lada 5 Warung Kelontongan 6 Kenanga 6 Pedagang Kopi The 7 Kemiri 7 Kios Pupuk 8 Cengkih 8 Beras 9 Petai 9 Pakaian 10 - 10 Warung Sembako Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam Ras (Petelur) 1 Water Boom 2 Sapi Limosin 2 Rumah Makan 3 Sarang Burung Walet 3 Hotel 4 Ayam Buras (Pedaging) 4 Wisata Pasar Terapung 5 Sapi Bali 5 Pariwisata Belanja 6 Ayam Ras (Pedaging) 6 Wisata Sejarah (Lobang Putaran) 7 Itik Alabio 7 Pariwisata Religi 8 Kambing Kacang 8 Makam Keramat 9 Entok 9 Sungai Kembang 10 Kerbau 10 Wisata Alam (Air Terjun, Rangkat) Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Tambak) 1 Taksi/Pick Up 2 Ikan Nila (Tambak/Keramba) 2 Taksi Perkotaan 3 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) 3 Ojek 4 Ikan Betok (Papuyu) 4 Klotok / Perahu Motor Kecil 5 Lele Dumbo (Tambak) 5 Taksi Kelotok 6 Ikan Sepat Siam (Tangkap) 6 Becak 7 Ikan Sepat Biasa (Tangkap) 7 - 8 Belut (Tangkap/Tambak) 8 - 9 Ikan Mas (Tambak/Keramba) 9 - 10 Ikan Bandeng (Tambak) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Manis 1 Rental Komputer 2 Rotan 2 Rias Pengantin/Salon 3 - 3 Tukang Jahit 4 - 4 Jasa Panen Padi 5 - 5 Rental Internet 6 - 6 Rental Mobil

Page 138: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

138

7 - 7 Bengkel Motor 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Tukang Maluk (Pecangkul Kebun) 10 - 10 Kuli

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Banjar untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut

adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji

di tabel berikut.

Tabel 4.32. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Banjar

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi Siam Unus 0,158 1 Batubara (Manual) 0,189 2 Padi Ir64 0,155 2 Intan/Permata

(Tradisional) 0,189

3 Padi Ciherang 0,147 3 Emas (Tradisional) 0,148 4 Padi Ir36 0,134 4 Emas Tradisional 0,144 5 Padi Gogo 0,130 5 Batu Gunung 0,135 Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Pisang (Kepok, Mahuli, Ambon, Talas)

0,175 1 Industri Tas Dari Manik-Manik

0,176

2 Jeruk (Siam, Keprok) 0,126 2 Anyaman Bambu 0,151 3 Durian 0,104 3 Pabrik Penggilingan Padi 0,135 4 Terong 0,096 4 Pembuatan Batu Bata 0,107 5 Tomat 0,093 5 Sulam 0,105 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Pb 0,265 1 Batu Mulia 0,146 2 Sawit 0,173 2 Telur Itik 0,127 3 Kelapa Dalam 0,111 3 Karet 0,112 4 Kopi 0,101 4 Warung Makan Minum 0,108 5 Lada 0,090 5 Warung Kelontongan 0,102 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 0,117 1 Water Boom 0,168 2 Sapi Limosin 0,117 2 Rumah Makan 0,150 3 Sarang Burung Walet 0,116 3 Hotel 0,114 4 Ayam Buras (Pedaging) 0,113 4 Wisata Pasar Terapung 0,108

5 Sapi Bali 0,104 5 Pariwisata Belanja

0,097

Page 139: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

139

Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Tambak) 0,263 1 Taksi/Pick Up 0,298 2 Ikan Nila

(Tambak/Keramba) 0,163 2 Taksi Perkotaan 0,225

3 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap)

0,128 3 Ojek 0,141

4 Ikan Betok (Papuyu) 0,118 4 Klotok / Perahu Motor Kecil

0,132

5 Lele Dumbo (Tambak) 0,094 5 Taksi Kelotok 0,111

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 Kayu Manis 0,500 1 Rental Komputer 0,145 2 Rotan 0,500 2 Rias Pengantin/Salon 0,135 3 - - 3 Tukang Jahit 0,121 4 - - 4 Jasa Panen Padi 0,117 5 - - 5 Rental Internet 0,100

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Banjar

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Banjar, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.33. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Banjar

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,138

2 Perdagangan 0,124

3 Jasa 0,103

4 Pertanian/Perikanan 0,096

5 Perindustrian 0,088

6 Pariwisata 0,080

7 Pertambangan/Penggalian 0,076

8 Transportasi 0,075

9 Pertanian/Peternakan 0,072

10 Pertanian/Perkebunan 0,058

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,056

12 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,033

Page 140: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

140

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.34. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Banjar

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Ikan Patin (Tambak) 0,033 2 Batu Mulia 0,030 3 Padi Siam Unus 0,030 4 Padi Ir64 0,030 5 Padi Ciherang 0,028 KPJU Potensial

1 Telur Itik 0,026 2 Padi Ir36 0,026 3 Padi Gogo 0,025 4 Taksi/Pick Up 0,025 5 Rental Komputer 0,024

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kab Banjar pada hari

Selasa 23 Oktober 2012, Pukul 10.00 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Ikan Patin (Tambak)

Tabel 4.35. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Ikan Patin (Tambak) di Kabupaten Banjar

Peluang Tantangan

- Bentuk persatuan petani budidaya ikan (bargaining harga).

- Produksi masih bisa ditingkatkan. - Ada pabrik es dan pengepakan selain

Kalbar. - Ada forum ikan aspirasi dan inovasi. - Adanya minapolitan program

- Belum bisa menembus pasar. - Adanya pesaing dari patin. - Kredit susah. - Adanya kredit yang menyimpang. - Harga pakan naik terus. - Pengaruh iklim (banjir menghancurkan

tambak).

Page 141: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

141

peningkatan produksi ikan. - Ada PT besar yang membantu

pembukaan pasar.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Adanya bantuan alat excavator untuk

kolam. - Produksi besar. - Bahan baku mudah didapat. - Pakannya bagus dan tersedia.

- Penyakit banyak tidak tertangani terutama bibit yang sulit ditangani.

- Penganganan bibit sulit - Ikan berpenyakit. - Tidak ada produk unggul. - Bibit ikan luar sulit penyesuaian. - Bibit dari luar (Bogor, Sukabumi). - Merek belum ada.

2. Batu Mulia

Tabel 4.36. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Batu Mulia di Kabupaten Banjar

Peluang Tantangan

- Adanya Pusat perbatuan dunia untuk pemeriksaan mutu permata.

- Volatilitas harga batu dunia. - Sulit menentukan harga pasti.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Adanya sertifikasi yang diakui dunia. - Bahan baku cukup tersedia.

- Kurangnya SDM muda.

3. Padi Siam Unus

Tabel 4.37. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Banjar

Peluang Tantangan

- Sudah memiliki merk (untuk beras siam).

- Harga dan bentuk siam unus baik. - Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam

penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas. - Pasar sampai Kalsel dan Kalteng untuk

jenis siam.

- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir

mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah

sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-

lain). - Siam sulit diproses karena hanya antar

masyarakat. - Kekurangan SDM muda.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

142

4. Padi IR 64

Tabel 4.38. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi IR 64 di Kabupaten Banjar

Peluang Tantangan

- Sudah memiliki merk (untuk beras siam).

- Harga dan bentuk siam unus baik. - Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam

penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.

- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir

mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah

sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-

lain). - Kekurangan SDM muda.

5. Padi Ciherang

Tabel 4.39. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Banjar

Peluang Tantangan

- Beras merk masuk ritel besar. - Belum swasembada. - Tersedia pakar teknologi dalam

penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.

- Alih fungsi lahan ke perumahan. - Iklim yang berubah terutama banjir

mengakibatkan gagal panen. - Adanya tengkulak pada pertanian. - Koordinasi antar lembaga lemah

sehingga SK Bupati tidak sesuai dengan antar bidang terkait.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Produksinya mudah. - Serangan hama (wereng, tikus dan lain-

lain). - Kekurangan SDM muda.

F. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TAPIN

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Tapin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan

long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil

10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi

short list.

Page 143: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

143

Tabel 4.40. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tapin

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang. 1 Tanah merah 2 Padi Siam Unus 2 Batu gunung 3 Padi Siam Kupang 3 Pasir sungai 4 Padi IR 48 4 Batu kapur 5 Padi Siam 11 5 - 6 Padi gogo 6 - 7 Padi Siam Raden Rata 7 - 8 Kacang tanah 8 - 9 Jagung manis 9 - 10 Jagung (biasa) 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Jeruk lokal 1 Ayaman Purun 2 Pisang Menurun 2 Atap Rumbia 3 Rambutan (antalagi, si batuk, dan

garuda) 3

Bata Merah 4 Terong Ungu 4 Penggilingan padi 5 Tomat 5 Tempe 6 Kacang Panjang 6 Pengolahan Ikan 7 Durian 7 Kue bawang 8 Semangka lokal 8 Las Tralis 9 Timun Lokal 9 Mebel 10 Jengkol 10 Tahu Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul/hibrida (PB, IR) 1 Showroom motor 2 Sawit 2 Showroom Mobil 3 Kelapa dalam 3 Toko bangunan 4 Aren/enau 4 Sembako 5 Rumbia 5 Bensin (eceran) 6 Kelapa gading 6 Kelontong 7 - 7 Bibit Karet Unggul 8 - 8 Toko Bumbu 9 - 9 Kayu Bakar 10 - 10 Kayu Bakar Galam Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Hotel 2 Ayam buras (pedaging) 2 Wisata Religi 3 Sapi putih 3 Rumah Makan 4 Sapi Jawa 4 Wisata Alam (air terjun, goa) 5 Itik Alabio 5 - 6 Sapi Bali 6 - 7 Kambing ettawa 7 - 8 Kerbau biasa (kandang) 8 - 9 Kambing Kacang 9 - 10 - 10 -

Page 144: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

144

Perikanan Transportasi 1 Ikan Mas 1 Truk Batubara 2 Ikan Nila 2 Angkutan antar kota 3 Ikan Patin 3 Truk Material 4 Ikan Gabus 4 Ojek 5 Ikan Papuyu 5 Taksi 6 Lele dumbo 6 Angkutan Pedesaan 7 Lele lokal 7 Becak 8 Ikan Sepat 8 Klotok 9 - 9 - 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Warnet 2 - 2 Cuci Mobil 3 - 3 Salon 4 - 4 Cuci sepeda Motor 5 - 5 Bengkel Motor 6 - 6 Kost/kontrakan 7 - 7 Bengkel Las 8 - 8 Tukang Cukur 9 - 9 Tukang kayu 10 - 10 Bengkel Tongkat Galam

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tapin untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut

adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji

di tabel berikut.

Tabel 4.41. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Tapin

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi Ciherang. 0,243 1 Tanah merah 0,284 2 Padi Siam Unus 0,151 2 Batu gunung 0,273 3 Padi Siam Kupang 0,140 3 Pasir sungai 0,261 4 Padi IR 48 0,132 4 Batu kapur 0,181 5 Padi Siam 11 0,084 5 Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Jeruk lokal 0,182 1 Ayaman Purun 0,188 2 Pisang Menurun 0,166 2 Atap Rumbia 0,180 3 Rambutan (antalagi, si

batuk, dan garuda) 0,117 3 Bata Merah 0,158

4 Terong Ungu 0,091 4 Penggilingan padi 0,129 5 Tomat 0,087 5 Tempe 0,061

Page 145: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

145

Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul/hibrida

(PB, IR) 0,453 1 Showroom motor 0,139

2 Sawit 0,274 2 Showroom Mobil 0,138 3 Kelapa dalam 0,090 3 Toko bangunan 0,133 4 Aren/enau 0,068 4 Sembako 0,118 5 Rumbia 0,065 5 Bensin (eceran) 0,111 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Ayam Ras (pedaging) 0,183 1 Hotel 0,323 2 Ayam buras (pedaging) 0,144 2 Wisata Religi 0,269 3 Sapi putih 0,127 3 Rumah Makan 0,249 4 Sapi Jawa 0,123 4 Wisata Alam (air terjun,

goa) 0,159

5 Itik Alabio 0,122 5 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Mas 0,168 1 Truk Batubara 0,257 2 Ikan Nila 0,166 2 Angkutan antar kota 0,152 3 Ikan Patin 0,161 3 Truk Material 0,146 4 Ikan Gabus 0,159 4 Ojek 0,111 5 Ikan Papuyu 0,130 5 Taksi 0,098

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Warnet 0,142 2 - - 2 Cuci Mobil 0,123 3 - - 3 Salon 0,118 4 - - 4 Cuci sepeda Motor 0,118 5 - - 5 Bengkel Motor 0,104

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tapin

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tapin, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/

subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-

masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari

analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Page 146: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

146

Tabel 4.42. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tapin

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,199

2 Perdagangan 0,143

3 Pertambangan/Penggalian 0,134

4 Pertanian/Perkebunan 0,116

5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,080

6 Jasa 0,061

7 Kehutanan (Non Kayu) 0,058

8 Transportasi 0,054

9 Pertanian/Peternakan 0,049

10 Pertanian/Perikanan 0,045

11 Perindustrian 0,041

12 Pariwisata 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.43.

Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Tapin

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Padi Ciherang. 0,064 2 Karet unggul/hibrida (PB, IR) 0,055 3 Padi Siam Unus 0,040 4 Tanah merah 0,038 5 Padi Siam Kupang 0,037 KPJU Potensial

1 Batu gunung 0,037 2 Padi IR 48 0,035 3 Pasir sungai 0,035 4 Sawit 0,033 5 Showroom motor 0,031

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Tapin pada hari

Page 147: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

147

Kamis, 18 Oktober 2012, Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Padi Ciherang

Tabel 4.44. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Tapin

Peluang Tantangan - Merupakan produk unggulan. - Merupakan kebutuhan pokok

masyarakat. - Permintaan tinggi.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Sudah menjadi komoditi unggulan. - Titik penanaman lebih sedikit dari pada

jenis varietas lainnya. - Ketergantungan pada alam. - Produksinya tidak terlalu banyak. - Sulit mendapatkan bibit.

2. Karet Unggul/hibrida (PB/IR)

Tabel 4.45. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet Unggul/hibrida (PB/IR) di Kabupaten Tapin

Peluang Tantangan

- Bahan expor. - Produk internasional. - Tidak ada substitusi. - Rendemen tinggi.

- Alih fungsi menjadi usaha pertambangan batu bara.

- Harga fluktuatif. - Petani belum punya akses internasional. - Kebutuhan sehari-hari vs harga pasar. - Posisi tawar rendah. - Pola konsumtif, cenderung mudah

menjual lahan. - Karet sementara harganya anjlok.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bibit unggul tersedia. - Transportasi lancar. - Berapapun produknya laku dijual.

- Penyakit jamur. - Lahan minim.

Page 148: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

148

3. Padi Siam Unus

Tabel 4.46. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Tapin

Peluang Tantangan

- Mudah dicari dan mudah beradaptasi. - Harga jual menguntungkan.

- Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar.

- Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul.

- Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha.

- Peluang pasar secara nasional tidak ada. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku mudah dicari. - Pemasaran tidak bemasalah. - Lokal dan regional. - Titik penanaman lebih banyak

daripada jenis varietas lainnya.

- Ketergantungan pada alam. - Belum ada kawasan standar nasional

untuk daerah Tapin. - Waktu tanam sampai panen lama

dibandingkan varietas unggul. - Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. - Lembaga pemasaran belum ada.

4. Tanah Merah

Tabel 4.47. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Tanah Merah di Kabupaten Tapin

Peluang Tantangan

- - Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia. -

5. Padi Siam Kupang

Tabel 4.48. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Kupang di Kabupaten Tapin

Peluang Tantangan

- Mudah dicari dan mudah beradaptasi. - Harga jual menguntungkan.

- Belum adanya pengemasan yang baik seperti yang diminta pasar.

- Untuk rendemen beras lebih tinggi dibandingkan varietas unggul.

- Lahan masyarakat banyak yang pindah usaha.

- Peluang pasar secara nasional tidak ada.

Page 149: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

149

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku mudah dicari. - Pemasaran tidak bemasalah. - Lokal dan regional. - Titik penanaman lebih banyak

daripada jenis varietas lainnya.

- Ketergantungan pada alam. - Belum ada kawasan standar nasional

untuk daerah Tapin. - Waktu tanam sampai panen lama

dibandingkan varietas unggul. - Pemasaran terbatas hanya wilayah Kalsel. - Lembaga pemasaran belum ada.

G. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.49. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Selatan

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung manis kuning 1 Bijih besi 2 Padi situ bagendit 2 Emas 3 Padi Sawah (Ciherang) 3 Batubara 4 Kacang nagara 4 Sirtu 5 Padi siam kupang 5 Pasir 6 Ubi nagara (Ubi Jalar) 6 Batu gunung 7 Padi siam rukut 7 Batu kapur 8 Padi siam unus 8 Galian C (umum) 9 Padi siam carnik 9 - 10 Ubi kayu 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai merah 1 Pembuatan kue kering 2 Cabai rawit 2 Industri Kerupuk (aneka kerupuk) 3 Pisang Manurun 3 Pembuatan dodol 4 Tomat 4 Cor logam 5 Semangka 5 Pandai besi 6 Terong ungu 6 Pengolahan karet 7 Kacang panjang 7 Pembuatan gerabah 8 Pisang Talas 8 Penggilingan Padi 9 Labu Sayur 9 Pembuatan mesin perontok Padi 10 Durian lokal 10 Molding Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1 Showrom/dealer 2 sawit 2 Kios makanan ringan 3 Kopi arabika 3 Meubel 4 Kakao 4 Batu alam

Page 150: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

150

5 Kelapa dalam (lokal) 5 Kayu 6 Aren 6 Minimarket 7 Kemiri 7 Kios kerupuk 8 - 8 Pencarikinan (kelontongan) 9 - 9 Toko sembako 10 - 10 Kios rokok (pinggir jalan) Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam ras (pedaging) 1 Wisata religi (makam ulama) 2 Ayam buras (pedaging) 2 Hotel melati 3

Itik Albio (petelur) 3 Wisata budaya (pesta panen, aruh

ganal) 4 Kambing 4 Rumah Makan Banjar 5 Burung puyuh 5 Wisata alam 6 Sapi Bali (pedaging) 6 Rumah makan Sungai pinang 7 Kerbau rawa 7 Restoran masakan padang 8 - 8 Warung sederhana 9 - 9 Warung the 10 - 10 Warung rakyat Perikanan Transportasi 1 Ikan Papuyu 1 Bus antar kota 2 Ikan Haruan/Gabus 2 CIS (Angkutan sungai) 3 Sepat siam 3 Angkutan Kota ( Mobil Colt) 4 Ikan Toman 4 Mikrolet 5 Budidaya Ikan nila 5 Taksi umum 6 Budidaya ikan patin 6 Becak motor 7 Budidaya ikan mas 7 Angkutan pedesaan (pick up) 8 Ikan Saluang 8 Ojek motor 9 Ikan Jelawat 9 Kapal Kelotok 10 Budidaya udang 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Manis 1 Jasa simpan pinjam (BPR) 2 Bambu 2 Penyewaan alat outbond 3 Sengon 3 Bengkel motor 4 Kayu Galam 4 Bidan desa 5 Rotan 5 Rental mobil 6 - 6 Tukang kayu 7 - 7 Tukang cukur 8 - 8 LPHK 9 - 9 Buruh Tani 10 - 10 Salon kecantikan

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Page 151: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

151

Tabel 4.50. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

No KPJU Skor Terbobot

No KPJU Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Jagung manis kuning 0,121 1 Bijih besi 0,173 2 Padi situ bagendit 0,113 2 Emas 0,168 3 Padi Sawah (Ciherang) 0,110 3 Batubara 0,124 4 Kacang nagara 0,103 4 Sirtu 0,121 5 Padi siam kupang 0,099 5 Pasir 0,119 Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Cabai merah 0,178 1 Pembuatan kue kering 0,132 2 Cabai rawit 0,144 2 Industri Kerupuk (aneka

kerupuk) 0,125

3 Pisang Manurun 0,133 3 Pembuatan dodol 0,125 4 Tomat 0,125 4 Cor logam 0,123 5 Semangka 0,105 5 Pandai besi 0,117 Perkebunan Perdagangan 1 Karet 0,267 1 Showrom/dealer 0,127 2 sawit 0,202 2 Kios makanan ringan 0,126 3 Kopi arabika 0,164 3 Meubel 0,107 4 Kakao 0,117 4 Batu alam 0,107 5 Kelapa dalam (lokal) 0,096 5 Kayu 0,105 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Ayam ras (pedaging) 0,289 1 Wisata religi (makam ulama)

0,207

2 Ayam buras (pedaging) 0,215 2 Hotel melati 0,120 3 Itik Albio (petelur) 0,158 3 Wisata budaya (pesta

panen, aruh ganal) 0,110

4 Kambing 0,123 4 Rumah Makan Banjar 0,097

5 Burung puyuh 0,080 5 Wisata alam 0,088 Perikanan Transportasi 1 Ikan Papuyu 0,234 1 Bus antar kota 0,200 2 Ikan Haruan/Gabus 0,198 2 CIS (Angkutan sungai) 0,153 3 Sepat siam 0,105 3 Angkutan Kota ( Mobil

Colt) 0,131

4 Ikan Toman 0,089 4 Mikrolet 0,122 5 Budidaya Ikan nila 0,085 5 Taksi umum 0,121 Kehutanan (non

kayu) Jasa

1 Kayu Manis 0,326 1 Jasa simpan pinjam (BPR) 0,126

2 Bambu 0,263 2 Penyewaan alat outbond 0,112 3 Sengon 0,201 3 Bengkel motor 0,111 4 Kayu Galam 0,144 4 Bidan desa 0,108 5 Rotan 0,066 5 Rental mobil 0,107

Page 152: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

152

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.51. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,156

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,103

3 Perdagangan 0,103

4 Pertanian/Perkebunan 0,095

5 Pertanian/Peternakan 0,093

6 Pertanian/Perikanan 0,082

7 Pariwisata 0,077

8 Perindustrian 0,065

9 Kehutanan (Non Kayu) 0,063

10 Transportasi 0,062

11 Jasa 0,062

12 Pertambangan/Penggalian 0,039

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.52. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Cabai merah 0,051 2 Cabai rawit 0,041 3 Pisang Manurun 0,038 4 Tomat 0,036 5 Ayam ras (pedaging) 0,031

Page 153: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

153

KPJU Potensial 1 Semangka 0,030 2 Karet 0,030 3 Ikan Papuyu 0,027 4 Wisata religi (makam ulama) 0,026 5 Ayam buras (pedaging) 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Sekda Kab. Hulu Sungai

Selatan pada hari Selasa 9 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan

untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan

peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan

lintas sektor tersebut.

1. Cabai Merah

Tabel 4.53.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Merah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Peluang Tantangan

- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.

- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).

- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.

- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.

- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.

- Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.

- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.

- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).

- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu

- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.

- Komoditas cabai cepat rusak. - Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa

mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.

- Modal petani terbatas sehingga

Page 154: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

154

- Hasil panen pendek putaran modal cepat.

- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan.

diperlukan penambahan modal tanpa agunan.

- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku Cabai tersedia, varitas

Cabai HSS. - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin

namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi

dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan

distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke

daerah pedesaan.

- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan

lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum

terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan

pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.

- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.

- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.

- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu

penanganan yang cepat dan tepat waktu. - Sulitnya proses permodalan pertanian

terutama dari perbankan - Packing belum berjalan karena hasil

panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.

2. Cabai Rawit

Tabel 4.54.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Cabai Rawit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Peluang Tantangan

- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.

- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).

- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.

- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.

- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.

- Terdapatnya rencana pemda untuk

- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.

- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tengkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.

- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).

- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu

- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.

- Komoditas cabai cepat rusak.

Page 155: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

155

memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Hasil panen pendek putaran modal cepat.

- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan.

- Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa

mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.

- Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan.

- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku Cabai tersedia, varitas

Cabai HSS. - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin

namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi

dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan

distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke

daerah pedesaan.

- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan

lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum

terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan

pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.

- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.

- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.

- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu

penanganan yang cepat dan tepat waktu. - Sulitnya proses permodalan pertanian

terutama dari perbankan - Packing belum berjalan karena hasil

panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.

3. Pisang Manurun

Tabel 4.55. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Pisang Manurun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Peluang Tantangan

- Adanya industri berbahan baku pisang

- Kualitas cukup baik - Jenis pisang lain juga banyak diproduksi -

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Adanya sarana transportasi dan distribusi

- Lahan tersedia.

- Manajemen usaha masih lemah

Page 156: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

156

4. Tomat

Tabel 4.56. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Tomat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Peluang Tantangan

- Berkembangnya usaha dan industri rumah tangga berbasis 3 KPJU ini.

- Luas lahan masih tersedia (pegunungan, dataran dan rawa).

- Tersedianya tenaga/petani budidaya yang muda dan ahli.

- Terdapatnya rencana pemda (dinas terkait) untuk meningkatkan kelembagaan kelompok tani menjadi koperasi tani.

- Adanya sarana dan alat transportasi ke daerah pemasaran dengan truk box sehingga hasil panen masih terjaga kesegarannya.

- Terdapatnya rencana pemda untuk memfasilitasi kemitraan petani dengan dengan badan usaha lain (rencana kerja sama dengan Indofood).

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Hasil panen pendek putaran modal cepat.

- Teknologi produksi relatif sederhana. - Luas wilayah yang ada masih

berpotensi untuk pengembangan.

- Adanya panen raya yang mengakibatkan harga pasar turun.

- Dalam hal pemasaran banyaknya petani yang terjebak pada permainan tegkulak sehingga harga konsumen tetap tinggi namun petani tidak untung karena sudah dibeli di awal dengan harga rendah.

- Pengembangan lahan KPJU tomat dan cabai dalam jangka panjang dapat mengancam lahan kelapa dalam (kelapa).

- Untuk pengembangan perlunya produksi secara kontinyu

- Teknologi masih sederhana, kurang meningkatkan nilai jual.

- Permodalan terbatas pada UMKM. - Tidak semua kecamatan bisa

mengembangkan 3 KPJU ini, karena sudah ada kebijakan klusterisasi agropolitan.

- Modal petani terbatas sehingga diperlukan penambahan modal tanpa agunan.

- Masuknya komoditas yang sama dari Jawa Timur dan Sulsel menyebabkan harga pasar HSS rusak.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan Tersedia. - Bahan baku mudah didapat. - Pengadaan bahan baku terjamin

namun harga fluktuatif. - Biaya perolehan murah. - Dalam hal pemasaran adanya koperasi

dan dunia usaha. - Daerah pemasaran masih luas. - Adanya sarana transportasi dan

distribusi. - Pengumpul cukup banyak masuk ke

daerah pedesaan.

- Modal petani masih kurang. - Kesinambungan masa tanam pada lahan

lebak (rawa) terbatas. - Processing hasil produksi masih belum

terstandarisasi. - Penggunaan pupuk organik mahal dan

pupuk non organik relatif terjangkau namun hasilnya tidak maksimal.

- Keterbatasan peralatan dan mesin pertanian.

- Kualitas dan keterampilan petani masih kurang.

- Pola greeding belum berjalan. - Komoditi yang cepat rusak sehingga perlu

penanganan yang cepat dan tepat waktu.

Page 157: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

157

- Sulitnya proses permodalan pertanian terutama dari perbankan

- Packing belum berjalan karena hasil panen langsung diserahkan ke pedagang pengumpul.

5. Ayam Ras Pedaging

Tabel 4.57. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Peluang Tantangan - Adanya program budidaya ayam ras

dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga

- Penyakit ternak kini kian menyebar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya sarana transportasi dan

distribusi - Modal terbatas - Rentan terhadap penyakit

H. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.58. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang 1 Pasir 2 Padi tahunan 2 Batu Pasir 3 Jagung manis (hibrida) 3 Kerikil 4 Kacang tanah 4 Tanah Urug 5 Kacang hijau 5 Batu gunung 6 Ubi kayu 6 Galian batu putih 7 Ubi jalar 7 Tanah Merah 8 Kedelai 8 Tanah liat 9 Singkong lokal 9 - 10 - 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai Merah besar 1 Anyaman Purun 2 Jeruk mahang (lokal) 2 Industri Meubel 3 Terong ungu 3 Batu bata

Page 158: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

158

4 Cabai Rawit 4 Tahu 5 Kacang panjang 5 Pakasam (masakan khas Banjar) 6 Pisang talas 6 Pembuatan Perabot Kayu 7 Sawi 7 Kolang-kaling 8 Labu 8 Batako 9 Daun Seledri 9 Telur asin 10 Bayam 10 Kerajinan Ukir Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 1 Toko bangunan 2 Karet lokal 2 Warung kelontong 3 Kelapa lokal 3 Kios sembako 4 Sagu 4 Kios pulsa 5 Aren 5 Warung makanan kecil 6 Kopi robusta 6 Bibit Karet 7 Kayu Manis 7 Bensin eceran 8 - 8 Toko kayu 9 - 9 Mainan anak-anak 10 - 10 Kayu bakar Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam ras (pedaging) 1 Restoran 2 Itik alabio 2 Hotel (melati) 3 Sapi jawa 3 Wisata Alam 4 Ayam buras (pedaging) 4 Wisata Budaya (masjid tua) 5 Ayam ras (petelur) 5 - 6 Sapi bali 6 - 7 Kambing etawa 7 - 8 Kerbau rawa 8 - 9 Kerbau biasa (kandang) 9 - 10 Kambing kacangan 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan nila (tambak/kolam) 1 Angkutan Umum Pedesaan 2

Ikan mas (tambak/kolam) 2 Angkutan Umum (mikrolet dan pick

up) 3 Ikan gabus (tangkap) 3 Angkutan barang (Truk) 4 Ikan papuyu (tambak/kolam) 4 Ojek 5 Ikan patin (tambak/kolam) 5 Omprengan (taxi tak terorganisir) 6 Ikan sepat (tambak/kolam) 6 Gerobak sapi 7 Ikan Lele (tambak/kolam) 7 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel mobil. 2 - 2 Bengkel motor 3 - 3 Bengkel las 4 - 4 Rias pengantin 5 - 5 Salon kecantikan 6 - 6 Penggilingan padi 7 - 7 Penyewaan Tenda pengantin 8 - 8 Tukang cukur 9 - 9 Cuci mobil 10 - 10 Cuci motor

Page 159: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

159

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.59. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No KPJU Skor Terbobot

No KPJU Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciherang 0,221 1 Pasir 0,164 2 Padi tahunan 0,168 2 Batu Pasir 0,146 3 Jagung manis (hibrida) 0,133 3 Kerikil 0,142 4 Kacang tanah 0,121 4 Tanah Urug 0,119 5 Kacang hijau 0,095 5 Batu gunung 0,118 Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Cabai Merah besar 0,163 1 Anyaman Purun 0,129 2 Jeruk mahang (lokal) 0,133 2 Industri Meubel 0,115 3 Terong ungu 0,109 3 Batu bata 0,109 4 Cabai Rawit 0,094 4 Tahu 0,107 5 Kacang panjang 0,087 5 Pakasam (masakan khas

Banjar) 0,100

Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 0,323 1 Toko bangunan 0,161 2 Karet lokal 0,197 2 Warung kelontong 0,134 3 Kelapa lokal 0,161 3 Kios sembako 0,133 4 Sagu 0,099 4 Kios pulsa 0,104 5 Aren 0,095 5 Warung makanan kecil 0,092 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Ayam ras (pedaging) 0,289 1 Restoran 0,302 2 Ayam buras (pedaging) 0,215 2 Hotel (melati) 0,273 3 Itik Albio (petelur) 0,158 3 Wisata Alam 0,225 4 Kambing 0,123 4 - -

5 Burung puyuh 0,080 5 - - Perikanan Transportasi 1 Ikan nila

(tambak/kolam) 0,210 1 Angkutan Umum Pedesaan 0,209

2 Ikan mas (tambak/kolam)

0,182 2 Angkutan Umum (mikrolet dan pick up)

0,204

3 Ikan gabus (tangkap) 0,166 3 Angkutan barang (Truk) 0,187 4 Ikan papuyu

(tambak/kolam) 0,130 4 Ojek 0,160

Page 160: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

160

5 Ikan patin (tambak/kolam)

0,124 5 Omprengan (taxi tak terorganisir)

0,133

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel mobil. 0,144

2 - - 2 Bengkel motor 0,140 3 - - 3 Bengkel las 0,130 4 - - 4 Rias pengantin 0,109 5 - - 5 Salon kecantikan 0,105

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.60. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya

Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,217

2 Perdagangan 0,132

3 Pertanian/Perkebunan 0,127

4 Jasa 0,093

5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,084

6 Pertanian/Peternakan 0,070

7 Pertanian/Perikanan 0,062

8 Kehutanan (Non Kayu) 0,056

9 Pariwisata 0,053

10 Perindustrian 0,049

11 Transportasi 0,036

12 Pertambangan/Penggalian 0,022

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 161: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

161

Tabel 4.61.

Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Padi Ciherang 0,065 2 Padi tahunan 0,049 3 Karet PB (unggul) 0,047 4 Jagung manis (hibrida) 0,039 5 Kacang tanah 0,036 KPJU Potensial

1 Toko bangunan 0,034 2 Karet lokal 0,029 3 Warung kelontong 0,028 4 Kios sembako 0,028 5 Kacang hijau 0,028

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupaten Hulu

Sungai Tengah pada hari Rabu 17 Oktober 2012, Pukul 09.00 – 11.00 WITA. FGD ini

bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam

permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5

KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Ciherang

Tabel 4.62. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Peluang Tantangan

- Penyerapan tenaga kerja. - Menumbuhkan peluang usaha lain. - Pemasaran bisa keluar daerah

terutama Jawa karena suka dengan jenis pulen.

- Terciptanya UMKM baru. - Pengadaan pupuk dan pemberantasan

hama menanfaatkan koperasi-koperasi yang sudah ada.

- Meningkatkan pendapatan daerah. - Keahlian cara tanam lebih berpeluang.

- Selera orang masih belum suka (pulen). - Kepemilikan asset. - Pembiayaan pembangunan. - Belum ada produk usaha koperasi. - Belum serius mengeluti. - Pelaku utama masih rendah. - Penganganan dalam segi kemitraan

(masih sendiri-sendiri). - Apabila kelebihan produksi harga

menjadi rendah. - Bergantung musim.

Page 162: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

162

- Menghasilkan unit usaha baru misal bidang perbenihan.

- Pemasaran hasil produksi melalui koperasi.

- Harga bergantung tengkulak. - Lembaga koperasi tani tidak beroperasi.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Distribusi mudah. - Tersedia bibit unggul. - Tersedianya lahan. - SDM terampil. - Tersedianya pupuk dan semprotan di

pasar. - Banyaknya tengkulak yang datang ke

lokasi. - Distribusi dapat dilakukan tengkulak

pembeli. - Transportasi cukup memadai. - Hasil bagus. - Tersedianya bibit unggul.

- Bahan baku terbatas. - Proses produksi terkendala serangan

hama dan penyakit yang belum intensif. - Pemasaran khusus padi ciherang belum

ada. - Panen serampak menyebabkan harga

gabah turun. - Keterbatasan modal. - Proses produksi perlu perlakuan khusus

(irigasi dan lainnya). - Pupuk tidak sesuai rekomendasi. - Bibit tidak berlabel. - Harga pupuk dan obat mahal karena

masih ada jalan yang belum memadai - Terlalu banyak memakai obat hama. - Produktivitas masih rendah. - Rentan serangan hama. - Lahan terbatas. - Pengelolaan tradisional. - Banyak lahan tidur (masalah irigasi

fasilitas sarana dan prasarana belum memadai)

2. Padi Tahunan

Tabel 4.63. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Tahunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Peluang Tantangan

- Adanya dukungan dari perbankan dan pemda.

- Pengembangan padi gogo (tunggal rasa enak).

-

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya SDM dan lahan. - Penanaman hanya di dataran tinggi.

Page 163: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

163

3. Karet PB (Unggul)

Tabel 4.64. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet PB Unggul di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Peluang Tantangan

- Adanya rumah asap karet. - Adanya industri ban. - Peluangnya sangat baik dan membantu

masyarakat. - Kawasan lokasi. - Dapat dikembangkan (bahan olahan). - Harga produk tinggi. - Tersedia pakar teknologi dalam

penanggulangan hama dan penyakit. - Pasar ekspor yang cukup luas.

- Pemasaran selalu dikuasai calo.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan luas.

- Mahalnya bahan baku bibit. - Sulitnya mencari bibit yang baik. - Belum tersedia benih unggul di pasaran. - Bahan olah karet belum maksimal. - Penanganan pasca panen kurang baik.

4. Jagung Manis Hibrida

Tabel 4.65. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Jagung Manis Hibrida di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Peluang Tantangan

- Makanan sampingan (subtitusi). - Adanya dukungan untuk

pengembangan jagung dari Dinas Pertanian.

- Peluang pasar masih minim.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - SDM tersedia. -

5. Kacang Tanah

Tabel 4.66. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Kacang Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Peluang Tantangan

- Sebagai bahan baku industri kacang jeruk.

- Kacang tanah varietas baru (gundul), permintaannya meningkat.

- Sumber yang semakin banyak.

- Bergantung musim.

Page 164: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

164

- Pengembangan usaha produksi yang agak mudah dan waktu yang singkat dengan mengunakan varietas gundul.

- Hasil produksi lebih besar dibandingkan kacang tanah biasa.

- Menimbulkan unit usaha baru bidang produksi (kacang jeruk).

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - - Rentan hama.

- Lahan terbatas. - Sarana peralatan produksi terbatas. - Perlu modal dan teknik budidaya.

I. KPJU UNGGULAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.67. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Hulu Sungai Utara

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Varietas Ciherang 1 Pasir 2 Padi IR66 2 - 3 Padi Sawah Varietas Lokal 3 - 4 Jagung Manis 4 - 5 Kacang Tanah 5 - 6 Kedelai 6 - 7 Ubi Jalar 7 - 8 Ubi Kayu 8 - 9 - 9 - 10 - 10 - Pertanian/ Hortikultura Perindustrian 1 Pisang Manurun 1 Meubel Kayu 2 Cabai Merah 2 Meubel Aluminium 3 Terong Ungu 3 Anyaman Purun 4 Waluh/Labu 4 Pengolahan Ikan Kering 5

Jeruk Manis 5 Industri Anyaman (Lampi, Rembia,

Plastik) 6 Rambutan Antalagi 6 Kerupuk (Ikan/Gandum) 7 Mangga Gedong 7 Kerajinan Eceng Gondok/Ilung 8 Mangga Hampalan 8 Anyaman Bambu 9 Durian Lokal 9 Sulam Bordir 10 Kangkung 10 Dendeng Itik

Page 165: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

165

Perkebunan Perdagangan 1 Karet (Lokal, Para) 1 Pedagang Makanan 2 Purun 2 Kios /Toko Sembako/Kelontongan 3

Kelapa Sawit (Unggul). 3 Toko Kayu/Papan Dan Pagar

(Wantilan) 4 Kelapa (Lokal Dan Hijau) 4 Toko Bangunan /Material 5 Sagu (Lokal) 5 Toko Atk Dan Buku 6 Pantung 6 Penjualan Sayur 7 - 7 Perdagangan Ikan Kering 8 - 8 Pakaian (Konveksi) 9 - 9 Kios Bensin 10 - 10 Kios Pulsa Dan Hp Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Itik Alabio 1 Perhotelan 2 Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) 2 Wisata Kerbau Rawa 3 Sapi Bali 3 Wisata Budaya (Candi) 4 Kerbau Rawa 4 Rumah Makan Itik Banjar 5 Sapi Lokal (Kuning) 5 Seafood Lamongan 6 Ayam Buras (Pedaging) 6 Warung Sate 7 Ayam Ras (Petelur) 7 Kios Bakso Dan Mie Ayam 8 Ayam Buras (Petelur) 8 Warung Makan Dan Minum 9 Sarang Burung Walet 9 Warung Minuman 10 Kambing (Lokal) 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin (Keramba/Tambak) 1 Mobil Angkut Barang 2 Ikan Emas (Keramba) 2 Taksi Penumpang (L300) 3 Ikan Nila (Tambak) 3 Mikrolet Penumpang 4 Ikan Bawal (Keramba) 4 Kelotok Penumpang 5 Lele Dumbo (Tambak/Keramba) 5 Kapal Angkut Barang 6 Ikan Betok/Papuyu (Tangkap) 6 Ojek 7 Ikan Baung (Tangkap) 7 Gerobak Motor 8 Ikan Gabus/Haruan (Tangkap) 8 Becak Kayuh 9 Ikan Sepat Siam (Tangkap) 9 - 10 Ikan Sepat Biasa (Tangkap) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Buah Kasturi 1 Bengkel Motor 2 - 2 Penggilingan Padi 3 - 3 Servis Alat Elektronik 4 - 4 Tk Dan Paud 5 - 5 Salon / Rias Pengantin 6 - 6 Stempel Dan Spanduk 7 - 7 Tukang Jahit 8 - 8 Cuci Sepeda Motor 9 - 9 Sopir 10 - 10 Tukang Ojek

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

Page 166: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

166

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.68. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Hulu Sungai Utara

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi Varietas Ciherang 0,273 1 Pasir 1,000 2 Padi IR66 0,184 2 - 3 Padi Sawah Varietas

Lokal 0,144 3 -

4 Jagung Manis 0,134 4 - 5 Kacang Tanah 0,083 5 - Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Pisang Manurun 0,171 1 Meubel Kayu 0,161 2 Cabai Merah 0,140 2 Meubel Aluminium 0,145 3 Terong Ungu 0,103 3 Anyaman Purun 0,118 4 Waluh/Labu 0,101 4 Pengolahan Ikan Kering 0,115 5 Jeruk Manis 0,101 5 Industri Anyaman (Lampi,

Rembia, Plastik) 0,113

Perkebunan Perdagangan 1 Karet PB (unggul) 0,323 1 Pedagang Makanan 0,122 2 Karet local 0,197 2 Kios /Toko Sembako/

Kelontongan 0,117

3 Kelapa local 0,161 3 Toko Kayu/Papan Dan Pagar (Wantilan)

0,113

4 Sagu 0,099 4 Toko Bangunan/Material 0,111 5 Aren 0,095 5 Toko Atk Dan Buku 0,108 Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Itik Alabio 0,176 1 Perhotelan 0,174 2 Ayam Ras/Broiler

(Pedaging ) 0,157 2 Wisata Kerbau Rawa 0,165

3 Sapi Bali 0,112 3 Wisata Budaya (Candi) 0,162 4 Kerbau Rawa 0,108 4 Rumah Makan Itik Banjar 0,124

5 Sapi Lokal (Kuning) 0,104 5 Seafood Lamongan 0,082 Perikanan Transportasi 1 Ikan Patin

(Keramba/Tambak) 0,159 1 Mobil Angkut Barang 0,177

2 Ikan Emas (Keramba) 0,137 2 Taksi Penumpang (L300) 0,171 3 Ikan Nila (Tambak) 0,131 3 Mikrolet Penumpang 0,147 4 Ikan Bawal (Keramba) 0,125 4 Kelotok Penumpang 0,130 5 Lele Dumbo

(Tambak/Keramba) 0,116 5 Kapal Angkut Barang 0,122

Page 167: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

167

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 Buah Kasturi 1,000 1 Bengkel Motor 0,138

2 - - 2 Penggilingan Padi 0,124 3 - - 3 Servis Alat Elektronik 0,117 4 - - 4 Tk Dan Paud 0,117 5 - - 5 Salon/Rias Pengantin 0,113

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Hulu Sungai Utara

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Hulu Sungai Utara,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.69. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perdagangan 0,166

2 Perindustrian 0,144

3 Pertanian/Peternakan 0,116

4 Pertanian/Perikanan 0,115

5 Pertanian/Tan. Pangan 0,108

6 Pertanian/Holtikultura 0,083

7 Jasa 0,068

8 Transportasi 0,062

9 Pariwisata 0,043

10 Pertanian/Perkebunan 0,038

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,036

12 Pertambangan/Penggalian 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 168: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

168

Tabel 4.70. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Padi Varietas Ciherang 0,036 2 Meubel Kayu 0,036 3 Pedagang Makanan 0,035 4 Kios/Toko Sembako/Kelontongan 0,034 5 Toko Kayu/Papan Dan Pagar

(Wantilan) 0,033 KPJU Potensial

1 Toko Bangunan/Material 0,032 2 Meubel Aluminium 0,032 3 Toko ATK dan Buku 0,031 4 Itik Alabio 0,031 5 Ayam Ras/Broiler (Pedaging ) 0,028

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kabupatan Hulu

Sungai Utara pada hari Rabu 17 Oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini

bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam

permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5

KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Ciherang

Tabel 4.71. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Ciherang di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Peluang Tantangan

- Pasar keluar daerah : Penjualan sampai Kalsel-Kalteng.

- Penyerapan tenaga kerja. - Menumbuhakan peluang usaha. - Penduduk bertambah permintaan

naik. - Padi ciherang lebih baik dibanding

inpari. - Permintaan pasar tinggi.

- Harga jual rendah menjadikan produk tidak disukai di HSU.

- Iklim (banjir dan kering). - Modal. - Nilai lahan yang tidak wajar

dibandingkan dengan hasil. - Belum terdapatnya ketentuan peraturan

dengan pola tanaman semakin bedanya luas lahan yang ditanam untuk karet.

- Stabilitas harganya yang tidak kondusif.

Page 169: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

169

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bibit mudah didapat. - Penanganan tidak sulit. - Distribusi lancar. - Bibit dan pupuk tersedia. - Bibit unggul tersedia. - SDM terampil. - Produksi tinggi. - Mudah ditanam. - Tahan terhadap penyakit. - Rasa cukup enak.

- Peningkatan kualitas benih. - Bibit unggul berlabel lambat datang dan

musiman. - Luas lahan semakin kecil karena lahan

yang selama ini ada digunakan oleh petani menjadi tanaman sawit.

2. Meubel Kayu

Tabel 4.72. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Meubel Kayu di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Peluang Tantangan

- Pemasaran luas hingga ke Sulawesi. - Menyerap tenaga kerja. - Pasar dari lokal sampai daerah. - Modal dibantu bank. - Dapat dijual keluar daerah dengan

harga lumayan.

- Meubel aluminium kini banyak diminati. - Bahan luar negeri masuk Indonesia.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Penanganan bahan baku cukup

sederhana. - Proses produksi tenaga kerja terampil

dan jenis barang banyak. - Tenaga kerja terampil.

- Bahan baku sulit diperoleh dan terbatas.

3. Pedagang Makanan

Tabel 4.73. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Pedagang Makanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Peluang Tantangan

- Penyerapan tenaga kerja. - Kebutuhan pokok masyarakat. - Mempunyai makanan khas. - Pasar baik.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia.

Page 170: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

170

4. Kios/Toko Sembako/Kelontongan

Tabel 4.74. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Kios/Toko Sembako/Kelontongan Di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Peluang Tantangan

- Cukup banyak pembeli baik dari luar daerah.

- Pasar baik.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia.

5. Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan)

Tabel 4.75. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Toko Kayu/papan dan Pagar ( Wantilan)

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Peluang Tantangan

- Pasar baik. - HSU daerah rawa jadi pembuatan

papan untuk rumah panggung tinggi. - Sangat diperlukan untuk bahan

bangunan. - Permintaan masyarakat cukup besar.

- Adanya ilegal logging.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan Baku Sulit didapat.

J. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BALANGAN

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Balangan sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Page 171: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

171

Tabel 4.76. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Balangan

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Jagung 1 Batubara 2 Padi Sawah ciherang 2 Galian C 3 Padi R42 3 Batu Gunung 4 Kacang Kedelai 4 Pasir 5 Padi Siam Banjar 5 Batu Sungai 6 Ubi Kayu 6 Batu Kerikil 7 Padi Gogo 7 Sirtu 8 Padi Siam Unus 8 - 9 Ubi Jalar 9 - 10 Padi R66 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 semangka merah 1 Industri Sirup 2 Terong ungu 2 Pembuatan Gula Merah 3 Kacang panjang 3 Pembuatan Kue Kering 4 Pisang manurun (kepok) 4 Pembuatan Kue Pengantin 5 Rambutan antalagi 5 Pembuatan Kerupuk Ikan 6 Cempedak 6 Pembuatan rempeyek 7 Labu Kuning 7 Pembuatan Teralis 8 Durian local 8 Industri Jamu Gendong 9 Labu Sayur 9 Pembuatan Kusen 10 Duku 10 Kerajinan Tas Bambu Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul (PB 260) 1 Perdagangan Karet 2 Karet Unggul IR 2 Toko/warung kelontong/sembako

(pencarakinan) 3 Kelapa Sawit 3 Kios/warung Hp dan Pulsa 4 Karet local 4 Toko pakaian jadi 5 Aren/Enau (Arenga pinnata, suku

Arecaceae) 5 Toko Barang Pertanian

6 Kelapa dalam 6 Toko Sparepart/onderdil motor dan mobil

7 Kopi Arabika 7 Toko Bahan Bangunan 8 - 8 Toko Obat Kesehatan 9 - 9 Minimarket 10 - 10 Jual beli Ponsel Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Rumah makan banjar 2 Itik Alabio 2 Warung makan tradisional 3 Ayam Buras (pedaging) 3 Wisata Alam 4 Kambing kacang 4 Wisata Religi (makam Datuk, makam

pahlawan) 5 Sapi Bali 5 Hotel melati 6 Kerbau biasa (kandang) 6 Warung Makan (lauk pauk rumahan) 7 Babi 7 Rumah Makan (lauk pauk rumahan) 8 - 8 Rumah makan padang 9 - 9 Warung seafood 10 - 10 Warung teh

Page 172: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

172

Perikanan Transportasi 1 Budidaya ikan Nila

(tambak/kolam/keramba) 1 Sepeda (mengangkut karet)

2 Budidaya ikan Mas (keramba) 2 Pick Up (Angkutan barang dan orang)

3 Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam)

3 Angkutan Desa (mikrolet)

4 Budidaya ikan Lele dumbo (tambak)

4 Truk (angkutan barang)

5 Budidaya ikan Bawal 5 Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt) 6 Penangkapan Ikan Baung 6 Gerobak (ditarik orang) 7 - 7 Ojek 8 - 8 Gerobak Motor 9 - 9 Becak kayuh 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Lurus 1 Tukang Kayu 2 - 2 Penggilingan padi 3 - 3 Bengkel motor 4 - 4 Tukang bangunan 5 - 5 Penjahit 6 - 6 Rumah Sewa (kost) 7 - 7 Rias Pengantin 8 - 8 Bengkel Mobil 9 - 9 Salon kecantikan 10 - 10 Tukang Pijit

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Balangan untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.77. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Balangan

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Jagung 0,134 1 Batubara 0,479 2 Padi Sawah ciherang 0,134 2 Galian C 0,150 3 Padi R42 0,123 3 Batu Gunung 0,134 4 Kacang Kedelai 0,114 4 Pasir 0,073 5 Padi Siam Banjar 0,096 5 Batu Sungai 0,065

Page 173: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

173

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Semangka merah 0,166 1 Industri Sirup 0,208 2 Terong ungu 0,141 2 Pembuatan Gula Merah 0,165 3 Kacang panjang 0,128 3 Pembuatan Kue Kering 0,104 4 Pisang manurun (kepok) 0,105 4 Pembuatan Kue

Pengantin 0,089

5 Rambutan antalagi 0,095 5 Pembuatan Kerupuk Ikan

0,086

Perkebunan Perdagangan 1 Karet unggul (PB 260) 0,300 1 Perdagangan Karet 0,195 2 Karet Unggul IR 0,296 2 Toko/warung

kelontong/sembako (pencarakinan)

0,120

3 Kelapa Sawit 0,130 3 Kios/warung Hp dan Pulsa

0,110

4 Karet local 0,097 4 Toko pakaian jadi 0,105 5 Aren/Enau (Arenga

pinnata, suku Arecaceae) 0,069 5 Toko Barang Pertanian 0,095

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (pedaging) 0,271 1 Rumah makan banjar 0,208 2 Itik Alabio 0,221 2 Warung makan

tradisional 0,165

3 Ayam Buras (pedaging) 0,210 3 Wisata Alam 0,137 4 Kambing kacang 0,109 4 Wisata Religi (makam

Datuk, makam pahlawan)

0,104

5 Sapi Bali 0,082 5 Hotel melati 0,089 Perikanan Transportasi 1 Budidaya ikan Nila

(tambak/kolam/keramba) 0,228 1 Sepeda (mengangkut

karet) 0,234

2 Budidaya ikan Mas (keramba)

0,213 2 Pick Up (Angkutan barang dan orang)

0,209

3 Budidaya Ikan Patin (keramba/tambak/kolam)

0,191 3 Angkutan Desa (mikrolet)

0,122

4 Budidaya ikan Lele dumbo (tambak)

0,173 4 Truk (angkutan barang) 0,115

5 Budidaya ikan Bawal 0,128 5 Angkutan kota (taxi/carry/L300/colt)

0,101

Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Lurus 1,000 1 Tukang Kayu 0,176

2 - - 2 Penggilingan padi 0,160 3 - - 3 Bengkel motor 0,127 4 - - 4 Tukang bangunan 0,126 5 - - 5 Penjahit 0,115

Page 174: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

174

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Balangan

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Balangan,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.78. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Balangan

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,265

2 Perdagangan 0,127

3 Pertanian/Tan. Pangan 0,122

4 Pertanian/Perikanan 0,082

5 Pertanian/Peternakan 0,071

6 Perindustrian 0,071

7 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,070

8 Transportasi 0,057

9 Pariwisata 0,046

10 Jasa 0,043

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,027

12 Pertambangan/Penggalian 0,019

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.79. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Balangan

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Karet unggul (PB 260) 0,089 2 Karet Unggul IR 0,088 3 Perdagangan Karet 0,040 4 Kelapa Sawit 0,039 5 Karet local 0,029

Page 175: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

175

KPJU Potensial 1 Jagung 0,027 2 Padi Sawah ciherang 0,027 3 Padi R42 0,025 4 Toko/warung kelontong/sembako

(pencarakinan) 0,024

5 Kacang Kedelai 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Pemda Kabupatan Balangan

pada hari Senin 22 oktober 2012 Pukul 14.00 – 16.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Karet Unggul PB 260

Tabel 4.80. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Balangan

Peluang Tantangan

- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat masyarakat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industry, potensi

untung besar.

- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan

pengolahan lanjutan. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil, September Oktober

turun.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta

prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.

- Mental dan manajeman usaha lemah. - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas, rendah nilai tambah.

Page 176: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

176

2. Karet Unggul IR

Tabel 4.81.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Karet Unggul IR di Kabupaten Balangan

Peluang Tantangan

- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industri potensi

untung besar.

- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan

pengolahan lanjutan. - Padi tergerus karet. - Kredit tidak memihak pertanian. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil September Oktober

turun. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.

- Mental dan manajeman usaha lemah - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas rendah nilai tambah.

3. Perdagangan Karet

Tabel 4.82. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Perdagangan Karet di Kabupaten Balangan

Peluang Tantangan

- Permintaan karet tinggi. - Pasarnya luas.

- Harga tidak stabil.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia. - Perkebunan karet cukup luas.

4. Kelapa Sawit

Tabel 4.83. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Balangan Peluang Tantangan

- Adanya minat masyarakat

- Tidak ada pabrik di Balangan.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan tersedia - Sarana dan prasarana masih minim

Page 177: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

177

5. Karet Lokal

Tabel 4.84. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet Lokal di Kabupaten Balangan

Peluang Tantangan

- Pasar masih luas. - Tradisi dan menjadi minat. - Ekspor bibit karet. - Dukungan swasta dan perbankan. - Adanya kelompok penampung harga. - Koperasi ada yang mengayomi. - Pasar langsung ke industri potensi

untung besar.

- Peremajaan lahan. - Pesaing karet sintesis. - Harga tidak sebanding dengan

pengolahan lanjutan. - Tengkulak menekan harga. - Harga tidak stabil September Oktober

turun.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan karet luas. - Modal sulit suku bunga agunan serta

prosedur sehingga lebih banyak ke rentenir.

- Mental dan manajeman usaha lemah. - Minim alat produk olahan. - Olahan terbatas rendah nilai tambah.

K. KPJU UNGGULAN KABUPATEN TABALONG

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Tabalong sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.85. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Tabalong

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Ciherang 1 Pasir Sungai Golongan C 2 Padi Anpari 2 Pasir Batu 3 Padi IR42 3 Batu Gunung 4 Padi lokal unus 4 Emas 5 Kedelai 5 - 6 Jagung Kuning 6 - 7 Jagung Putih 7 - 8 Kacang Tanah 8 - 9 Kacang Hijau 9 - 10 Ubi Kayu 10 -

Page 178: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

178

Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Duku (Langsat) Tanjung 1 Pabrik Karet Mentah 2 Durian Lokal 2 Molding 3 Cempedak 3 Industri Meubel 4 Buah Pampakin 4 Pembuatan Batako 5 Rambutan Antalagi 5 Pabrik Tahu-Tempe 6 Rambutan Batuk 6 Pembuatan Makanan Ringan 7 Jeruk manis lokal 7 Kerajinan Haruai (Pisau Sadap) 8 Bayam 8 Kerajinan Anyaman Bambu 9 Kacang Panjang 9 Pembuatan Keripik Singkong 10 Terung 10 Kerupuk Ubi Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul PB 260 1 Toko Alat Bangunan 2 Kelapa Sawit Dura 2 Warung Makan 3 Aren/Enau 3 Toko Elektronik 4 Karet Non Unggul (Tanaman

Lokal/Lama) 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar

(Spbu) 5 Rumbia 5 Pedagang Kaki Lima 6 Kelapa Pokan Tinggi (lokal) 6 Warung Klontongan 7 - 7 Toko Alat Tulis 8 - 8 Kedai Minuman 9 - 9 Warung Tenda 10 - 10 Dagang Sayuran Keliling Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1

Ayam Ras (pedaging) 1 Wisata Religi (Contoh: Makam

Ulama) 2 Ayam buras (padaging) 2 Rumah Makan/Restoran 3 Ayam Ras (petelur) 3 Hotel Melati 4 Sapi Lokal (pedaging) 4 Taman Kota 5 Sapi Bali (Pedaging) 5 Penginapan (Losmen) 6 Itik Alabio 6 Wisata Alam 7 Kambing Lokal 7 Wisata Pasar Tungging 8 Babi 8 Rumah Makan Lamongan 9 - 9 - 10 - 10 - Perikanan Transportasi 1 Ikan Nila (keramba/tambak) 1 Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) 2 Ikan Patin (keramba/tambak) 2 Ojek 3 Ikan Papuyu (tambak) 3 Angkutan Pedesaan (Pick Up) 4 Ikan Mas (keramba/tambak) 4 Angkutan Kota (Mikrolet) 5 Ikan Mas (kolam) 5 Angkutan Sungai (Perahu Motor) 6 Ikan Bawal (keramba/tambak) 6 - 7 Ikan Lele (tambak) 7 - 8 Ikan Gabus (tambak) 8 - 9 Ikan Gabus (tangkap) 9 - 10 Ikan papuyu (tangkapan) 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Ulin 1 Bengkel Mobil 2 Rotan 2 Bengkel Motor 3 - 3 Warnet 4 - 4 Tukang Bangunan 5 - 5 Service Elektonik 6 - 6 Cuci Mobil

Page 179: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

179

7 - 7 Cuci Motor 8 - 8 Salon Kecantikan 9 - 9 Tukang Cukur 10 - 10 Tukang Urut

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tabalong untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.86. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor Di Kabupaten Tabalong

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi Ciherang 0,200 1 Pasir Sungai Golongan C

0,354

2 Padi Anpari 0,157 2 Pasir Batu 0,230 3 Padi IR42 0,147 3 Batu Gunung 0,221 4 Padi lokal unus 0,099 4 Emas 0,195 5 Kedelai 0,096 5 Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Duku (Langsat) Tanjung 0,160 1 Pabrik Karet Mentah 0,210 2 Durian Lokal 0,122 2 Molding 0,159 3 Cempedak 0,110 3 Industri Meubel 0,154 4 Buah Pampakin 0,109 4 Pembuatan Batako 0,100 5 Rambutan Antalagi 0,104 5 Pabrik Tahu-Tempe 0,082 Perkebunan Perdagangan 1 Karet Unggul PB 260 0,402 1 Toko Alat Bangunan 0,169 2 Kelapa Sawit Dura 0,231 2 Warung Makan 0,132 3 Aren/Enau 0,116 3 Toko Elektronik 0,124 4 Karet Non Unggul

(Tanaman Lokal/Lama) 0,110 4 Stasiun Pengisian

Bahan Bakar (Spbu) 0,109

5 Rumbia 0,071 5 Pedagang Kaki Lima 0,104 Peternakan Pariwisata, Hotel

Dan Restoran

1 Ayam Ras (pedaging) 0,211 1 Wisata Religi (Contoh: Makam Ulama)

0,192

2 Ayam buras (padaging) 0,200 2 Rumah Makan/Restoran 0,151 3 Ayam Ras (petelur) 0,170 3 Hotel Melati 0,139 4 Sapi Lokal (pedaging) 0,112 4 Taman Kota 0,125

5 Sapi Bali (Pedaging) 0,110 5 Penginapan (Losmen) 0,118

Page 180: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

180

Perikanan Transportasi 1 Ikan Nila

(keramba/tambak) 0,128 1 Angkutan Antar Kota

(L300,Kijang) 0,295

2 Ikan Patin (keramba/tambak)

0,121 2 Ojek 0,279

3 Ikan Papuyu (tambak) 0,118 3 Angkutan Pedesaan (Pick Up)

0,183

4 Ikan Mas (keramba/tambak)

0,112 4 Angkutan Kota (Mikrolet)

0,179

5 Ikan Mas (kolam) 0,105 5 Angkutan Sungai (Perahu Motor)

0,064

Kehutanan (non kayu) Jasa 1 Kayu Ulin 0,691 1 Bengkel Mobil 0,143

2 Rotan 0,309 2 Bengkel Motor 0,138 3 - - 3 Warnet 0,138 4 - - 4 Tukang Bangunan 0,123 5 - - 5 Service Elektonik 0,108

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Tabalong

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tabalong,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.87. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Tabalong

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pariwisata 0,121

2 Perdagangan 0,104

3 Pertanian/Perkebunan 0,101

4 Pertambangan/Penggalian 0,098

5 Perindustrian 0,093

6 Transportasi 0,079

7 Jasa 0,079

8 Pertanian/Tan. Pangan 0,076

9 Pertanian/Peternakan 0,075

10 Pertanian/Perikanan 0,068

11 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,061

12 Kehutanan (Non Kayu) 0,044

Page 181: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

181

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.88. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Tabalong

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Karet Unggul PB 260 0,044 2 Pasir Sungai Golongan C 0,035 3 Wisata Religi (Contoh: Makam

Ulama) 0,032 4 Pabrik Karet Mentah 0,028 5 Toko Alat Bangunan 0,028 KPJU Potensial

1 Rumah Makan/Restoran 0,025 2 Kelapa Sawit Dura 0,025 3 Angkutan Antar Kota (L300,Kijang) 0,023 4 Hotel Melati 0,023 5 Pasir Batu 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Tabalong

pada hari Senin, 22 Oktober 2012 Pukul 09.0 – 12.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Karet Unggul PB 260

Tabel 4.89. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Karet Unggul PB 260 di Kabupaten Tabalong

Peluang Tantangan

- Peluang pasar karet yang cenderung meningkat di dalam negeri.

- Menyerap tenaga kerja. - Peningkatan pendapatan. - Industri produk lainnya dari bahan

- Fluktuasi harga yang cukup tinggi. - Tumbuhnya negara-negara baru yang

memproduksi karet. - Harga fluktuasi dipengaruhi

perekonomian dunia.

Page 182: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

182

baku karet. - Pasar karet sangat terbuka. - Adanya peluang produk olahan lump

latek kompon. - Banyak investor yang ingin mendirikan

pabrik olahan. - Belum adanya teknologi yang dapat

mengantikan karet alam. - Merupakan daerah sentra pembibitan

yang dapat memasarkan luas keluar Tabalong.

- Perlu pabrik skala mini untuk petani crumb rubber.

- Persepsi yang cukup familiar di mata masyarakat terhadap sistem tata niaga karet dibanding komoditas lain.

- Luas lahan Tabalong terluas dibanding daerah lain.

- Prospektif. - Minat petani banyak.

- Pemeliharaan pemupukan karet. - Harga tak sesuai harapan. - Ancaman pertambangan. - Booming produk daerah lain. - Pengetahuan petani karet belum merata,

mengenai penyadapanm dan pembibitan. - Pabrik tidak berpihak kelompok tani. - Perlu penanaman tumpang sari. - Perlu resi gudang. - Pabrik tidak berpihak pada kelompok

tani.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya berlimpah. - Peluang pasar prospektif. - Perlu stok banyak. - Varietas asli Tabalong. - Perlu penerapan SNI pada semua

pabrikan dan semua daerah. - Unit pengolahan karet di setiap sentra

kebun-kebun karet.

- Kurang diperhaikan standarisasi. - Masih produksi industry hulu. - Pabrikan tidak memihak petani. - Kualitas bibit di bawah standar. - Dikuasai tengkulak. - Banyaknya pengumpul yang

menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

- Pabrik masih menerima bokor yang tidak memenuhi SNI.

- Kualitas bokor tidak standar. - Produktivitas masih rendah. - Kualitas masih belum memenuhi SNI. - SDM Penyadap kurang terampil. - Keterbatasan lahan.

2. Pasir Sungai Golongan C

Tabel 4.90. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Pasir Sungai Golongan C di Kabupaten Tabalong

Peluang Tantangan

- Aktivitas pembangunan fisik tinggi. - Menyerap tenaga kerja. - Mengurangi bencana banjir. - Pasar cukup baik ditandai banyaknya

bangunan yang dikerjakan.

- Harga tergantung musim. - Suplai tergantung musim, musim hujan

pertambangan bisa terhenti karena banjir, sungai airnya dalam.

Page 183: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

183

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Bahan baku tersedia banyak.

- Menyebabkan abrasi tepian sungai.

3. Wisata Religi ( Makam Ulama)

Tabel 4.91. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Wisata Religi Makam Ulama di Kabupaten Tabalong

Peluang Tantangan

- Terciptanya usaha sampingan. - Meningkatnya kreativitas pembuatan

cenderamata. - Pertumbuhan ekonomi wilayah. - Adanya biro perjalanan. - Banyaknya kios souvenir. - Warung minum/makan tersedia.

- Penyediaan jasa sarana dan prasarana jalan.

- Promosi kurang terekspos. - Tidak siapnya masyarakat menerima

pengunjung. - Degradasi tradisi.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Sistem promosi belum terintegrasi secara

baik terhadap pelaku penyedia jasa pendukung.

- SDM Pariwisata minim.

4. Pabrik Karet Mentah

Tabel 4.92. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Pabrik Karet Mentah di Kabupaten Tabalong

Peluang Tantangan

- Pabrikan tidak memberikan harga yang standar pada petani pemasok.

- Persaingan harga dengan produk yang sama.

- Bahan baku yang sangat terbatas. - Pabrik olahan yang semakin langka. - Untuk usaha pengolahan minyak curah

perlu di perhatikan mutu/kualitasnya. - Pemasaran. - Modal Besar. - Dampak lingkugan – pencemaran sungai

dan udara

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Nilai jual tinggi.

- Memerlukan modal cukup besar.

Page 184: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

184

5. Toko Alat Bangunan

Tabel 4.93. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Toko Alat Bangunan di Kabupaten Tabalong

Peluang Tantangan

- Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang membaik sehingga menimbulkan efek pembuatan rumah baru.

- Kelancaran distribusi persediaan yang tergantung kiriman di Banjarmasin.

- Harga tinggi bahan bangunan, ketika stok terbatas kebutuhan meningkat.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Jumlah cukup besar.

- Bahan dipasok dari Banjarmasin. - Harga bahan bangunan yang masih tinggi

karena tergantung dari luar.

L. KPJU UNGGULAN KABUPATEN BARITO KUALA

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kabupaten Barito Kuala sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan

dengan mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing

sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 4.94. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Barito Kuala

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi siam mutiara 1 Pasir 2 Padi siam unus 2 - 3 Padi siam Lemo 3 - 4 Padi siam mayang 4 - 5 Padi pandak 5 - 6 Padi IR 64 6 - 7 Padi Ciherang 7 - 8 Jagung manis (hibrida) 8 - 9 Ubi kayu 9 - 10 Kacang tanah 10 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1

Jeruk (keprok, siam) 1 Anyaman purun (Tikar, topi tani,

tikar) 2 Tomat 2 Pembuatan perahu/kelotok 3 Cabai rawit 3 Pabrik penggilingan padi 4 Rambutan antalagi 4 Tonkang dari besi 5 Terong ungu 5 Pembuatan kue

Page 185: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

185

6 Mangga 6 Kue kering 7 Mentimun 7 Keripik singkong 8 Buncis 8 Industri kayu 9 Kacang panjang 9 Pandai besi 10 Terong hijau 10 Batu bata Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa dalam 1 Toko/warung kelontong 2 Kelapa sawit 2 Toko bahan bangunan 3 Karet 3 Sembako 4 Purun 4 Toko pakaian 5 Sagu 5 Sapi 6 Rumbia 6 Jual beli padi 7 Kopi arabika 7 Beras 8 - 8 Jual beli sayur mayur 9 - 9 Jual Beli Jeruk 10 - 10 Jual beli kayu galam Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Kelapa dalam 1 Wisata religi 2 Kelapa sawit 2 Mess pemda 3 Karet 3 Hotel (melati) 4 Purun 4 Wisata pulau (kembang) 5 Sagu 5 Restoran 6 Rumbia 6 Warung makan 7 Kopi arabika 7 Wisata Jembatan (Barito, Rumpiang) 8 - 8 Wisata Agro (sungai kambat) Perikanan Transportasi 1 Sapi lokal 1 Kelotok 2 Kambing kacang 2 Ojek 3 Ayam buras (pedaging) 3 Taxi takboat (motor air) 4 Ayam buras (petelur) 4 Kapal motor 5 Itik alabio 5 Taxi mobil (kijang, minicolt, pick up) 6 Burung puyuh 6 angkutan antar kota (L300) 7 Ayam ras (pedaging) 7 Ferry kendaraan roda 2 8 Itik serati 8 Angkutan antar kota (bus) 9 Kerbau rawa 9 - 10 Sapi lokal 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 bengkel motor 2 - 2 Rental mobil 3 - 3 Tukang kayu 4 - 4 Fotocopy 5 - 5 Salon kecantikan 6 - 6 Buruh tani 7 - 7 Tukang jahit 8 - 8 Rias pengantin 9 - 9 Cuci motor 10 - 10 Pangkas rambut

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Barito Kuala untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

Page 186: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

186

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh

responden ahli tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU

unggulan dengan pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing

sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 4.95. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kabupaten Barito Kuala

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi siam mutiara 0,198 1 Pasir 1,000 2 Padi siam unus 0,178 2 - - 3 Padi siam Lemo 0,175 3 - - 4 Padi siam mayang 0,115 4 - - 5 Padi pandak 0,087 5 - - Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Jeruk (keprok, siam) 0,255 1 Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar)

0,212

2 Tomat 0,161 2 Pembuatan perahu/kelotok

0,187

3 Cabai rawit 0,160 3 Pabrik penggilingan padi

0,159

4 Rambutan antalagi 0,123 4 Tonkang dari besi 0,088 5 Terong ungu 0,076 5 Pembuatan kue 0,086 Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa dalam 0,143 1 Toko/warung

kelontong 0,191

2 Kelapa sawit 0,143 2 Toko bahan bangunan 0,175 3 Karet 0,143 3 Sembako 0,134 4 Purun 0,143 4 Toko pakaian 0,093 5 Sagu 0,143 5 Sapi 0,078 Peternakan Pariwisata, Hotel

Dan Restoran

1 Sapi lokal 0,380 1 Wisata religi 0,151 2 Kambing kacang 0,149 2 Mess pemda 0,147 3 Ayam buras (pedaging) 0,127 3 Hotel (melati) 0,142 4 Ayam buras (petelur) 0,127 4 Wisata pulau

(kembang) 0,137

5 Itik alabio 0,054 5 Restoran 0,130 Perikanan Transportasi 1 Ikan gabus/haruan

(tangkap) 0,229 1 Kelotok 0,125

2 Ikan papuyu (tangkap) 0,206 2 Ojek 0,125 3 Ikan betok (tangkap) 0,136 3 Taxi takboat (motor air) 0,125 4 Ikan patin (tambak) 0,128 4 Kapal motor 0,125 5 Ikan nila (tambak) 0,121 5 Taxi mobil (kijang,

minicolt, pick up)

0,125

Page 187: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

187

Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 bengkel motor 0,162

2 - - 2 Rental mobil 0,144 3 - - 3 Tukang kayu 0,133 4 - - 4 Fotocopy 0,126 5 - - 5 Salon kecantikan 0,104

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Barito Kuala

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Barito Kuala,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode

AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja,

peningkatan daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan

dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder.

Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.96. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kabupaten Barito Kuala

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,217

2 Pertanian/Perkebunan 0,123

3 Perindustrian 0,113

4 Pertanian/Peternakan 0,109

5 Pertanian/Perikanan 0,107

6 Perdagangan 0,103

7 Transportasi 0,053

8 Kehutanan (Non Kayu) 0,051

9 Jasa 0,042

10 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,034

11 Pariwisata 0,028

12 Pertambangan/Penggalian 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 188: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

188

Tabel 4.97. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Barito Kuala

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Padi siam mutiara 0,057 2 Padi siam unus 0,051 3 Padi siam Lemo 0,050 4 Sapi lokal 0,049 5 Padi siam mayang 0,033 KPJU Potensial

1 Anyaman purun (Tikar, topi tani , tikar) 0,033

2 Ikan gabus/haruan (tangkap) 0,030 3 Toko/warung kelontong 0,029 4 Pembuatan perahu/kelotok 0,029 5 Ikan papuyu (tangkap) 0,027

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Rumah Sakit Abdul Aziz

Marabahan pada hari Senin, 22 Oktober 2012, Pukul 09.50 – 12.00 WITA. FGD ini

bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam

permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5

KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Siam Mutiara

Tabel 4.98. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Siam Mutiara di Kabupaten Barito Kuala

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.

- Sangat diminati petani.

- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai.

- Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai

kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan

harga sehingga merugikan para petani.

Page 189: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

189

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.

- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.

- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.

- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,

penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.

2. Padi Siam Unus

Tabel 4.99. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Unus di Kabupaten Barito Kuala

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.

- Sangat diminati petani.

- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik maasih belum memadai

- Lahan rawa dengan keasaman tinggi - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai

kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan

harga sehingga merugikan para petani.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.

- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.

- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.

- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,

penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.

3. Padi Siam Lemo

Tabel 4.100. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Padi Siam Lemo di Kabupaten Barito Kuala

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi

- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum

Page 190: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

190

pasar tetap dan harian). - Harganya relatif cukup tinggi

terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.

- Sangat diminati petani.

memadai. - Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai

kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan

harga sehingga merugikan para petani Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.

- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.

- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.

- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,

penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi

4. Sapi Lokal

Tabel 4.101. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Sapi Lokal di Kabupaten Barito Kuala

Peluang Tantangan

- Kebutuhan akan daging sapi di Kalimantan Selatan masih sangat kurang.

- Adanya pasokan sapi dari Pulau Jawa sangat mempengaruhi budidaya Sapi yang ada di Kab Batola.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Lahan untuk budidaya sapi cukup

tersedia. - Keterbatasan modal.

5. Padi Siam Mayang

Tabel 4.102.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Padi Siam Mayang di Kabupaten Barito Kuala

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan rumah tangga sehingga diperlukan tiap hari (potensi pasar tetap dan harian).

- Harganya relatif cukup tinggi terutama siam unus/mutiara jika dibandingkan dengan beras mutiara unggul nasional.

- Sangat diminati petani.

- Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pupuk organik masih belum memadai.

- Lahan rawa dengan keasaman tinggi. - Penyuluhan yang dilakukan masih dinilai

kurang. - Pedagang/tengkulak sering memainkan

harga sehingga merugikan para petani.

Page 191: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

191

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Luas lahan masih tersedia. - Sumber air sangat memadai. - Pemeliharaannya yang mudah.

- Petani masih sangat mengandalkan pupuk anorganik.

- Penerapan teknologi pertanian belum maksimal.

- Keterbatasan modal. - Ketersediaan kapur penetralisir asam,

penanganan hama pertanian, penggunaan alat produksi masih belum terampil dan kurangnya modal/ongkos produksi.

M. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARMASIN

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kota Banjarmasin sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan

long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil

10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi

short list.

Tabel 4.103. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarmasin

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi Siam Unus (Varietas lokal) 1 - 2 Padi Siam Unus (Varietas padi

unggul IPB 2 Batola) 2

- Hortikultura Perindustrian 1 Jamur tiram 1 Pembuatan Kain Sasirangan (kain

khas Banjarmasin) 2 Jeruk Manis/Limau 2 Industri Mebel/Furniture Kayu 3 Bunga Anggrek 3 Pembuatan Kue kering 4

Wortel 4 Industri Perabot Rumah Dari Stainless

(rak piring, lemari dapur) 5 Kubis/Kol 5 Pembuatan Kapal (besi, kayu) 6 Rambutan Antalagi 6 Industri Kerupuk Tepung 7 Pisang Manurun 7 Pembuatan Paku dan Dandangan 8 Kangkung 8 Pembuatan Kue basah 9 Bayam 9 Pembuatan Ketupat dan Bungkos 10 Mangga Golek 10 Pembuatan Keripik singkong Perkebunan Perdagangan 1 Kelapa Dalam (lokal) 1 Gas LPG (pangkalan, pengecer) 2 Kenanga 2 Minimarket 3 Rumbia/Sagu 3 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil 4

- 4 Penjualan Furniture (termasuk meja

kursi kayu)

Page 192: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

192

5 - 5 Perdagangan Aneka Kerajinan 6 - 6 Pedagang Kaki Lima 7 - 7 Penjual Pentol (bakso) 8 - 8 Toko/Warung Kelontong 9 - 9 Sate Keliling 10 - 10 Kios Kecil (rokok) Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam Ras (pedaging) 1 Wisata Pembuatan kapal 2 Itik Alabio 2 Restoran 3 Itik Aluh- aluh (lokal) 3 Rumah Makan Banjar 4 Ayam Kampung/Buras (pedaging) 4 Hotel (melati) 5 Kambing lokal (biasa) 5 Rumah makan Padang 6 Ayam Arab (petelur) 6 Rumah Makan (Umum) 7 Itik serati 7 Wisata Pasar terapung 8 Burung puyuh 8 Warung Teh 9 Penangkaran Jangkrik 9 - 10 - 10 - Perikanan Transportasi 1 Budidaya Ikan Patin 1 Bus Antar Kota 2 Budidaya Ikan Nila 2 Taxi lapangan (Taxi) 3 Budidaya Ikan bawal air tawar 3 Taxi/Angkutan Kota 4 Budidaya Ikan lele dumbo 4 Ojek 5 Budidaya Ikan Kaloi/Gurami 5 Bajaj 6 Penangkapan ikan sungai (gabus,

arwana, dan lain-lain) 6

Klotok (perahu mesin) 7 Budidaya Ikan Kelatau/Cupang 7 Becak 8 Budidaya Ikan mas 8 - 9 - 9 - 10 - 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Perbaikan Kapal. 2 - 2 Bengkel Mobil 3 - 3 Servis Motor 4 - 4 Penjahit Pakaian 5 - 5 Salon Kecantikan 6

- 6 Jasa Pengiriman Dokumen (TIKI, JNE

dan lain-lain) 7 - 7 Pelayan Toko 8 - 8 Warnet dan Game Online 9 - 9 Buruh Pasar 10 - 10 Tukang Sol Keliling

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarmasin untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut

adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji

di tabel berikut.

Page 193: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

193

Tabel 4.104. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarmasin

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan Pertambangan

1 Padi Siam Unus (Varietas lokal)

0,546 1 - -

2 Padi Siam Unus (Varietas padi unggul IPB 2 Batola)

0,454 2 - -

3 - - 3 - - 4 - - 4 - - 5 - - 5 - - Hortikultura Perindustrian

1 Jamur tiram 0,153 1 Pembuatan Kain Sasirangan (kain khas Banjarmasin)

0,159

2 Jeruk Manis/Limau 0,110 2 Industri Mebel/Furniture Kayu

0,157

3 Bunga Anggrek 0,105 3 Pembuatan Kue kering 0,125

4 Wortel 0,104 4 Industri Perabot Rumah Dari Stainless (rak piring, lemari dapur)

0,125

5 Kubis/Kol 0,101 5 Pembuatan Kapal (besi, kayu)

0,120

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa Dalam (lokal) 0,552 1 Gas LPG (pangkalan, pengecer)

0,163

2 Kenanga 0,302 2 Minimarket 0,161

3 Rumbia/Sagu 0,146 3 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil

0,151

4 4 Penjualan Furniture (termasuk meja kursi kayu)

0,127

5 5 Perdagangan Aneka Kerajinan 0,111

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (pedaging) 0,220 1 Wisata Kapal (Wisata Sungai) 0,166

2 Itik Alabio 0,180 2 Restoran 0,155 3 Itik Aluh- aluh (lokal) 0,129 3 Rumah Makan Banjar 0,154

4 Ayam Kampung/Buras (pedaging) 0,117 4 Hotel (melati) 0,129

5 Kambing lokal (biasa) 0,098 5 Rumah makan Padang 0,125 Perikanan Transportasi 1 Budidaya Ikan Patin 0,297 1 Bus Antar Kota 0,394 2 Budidaya Ikan Nila 0,204 2 Taxi lapangan (Taxi) 0,221

3 Budidaya Ikan bawal air tawar

0,128 3 Taxi/Angkutan Kota 0,133

4 Budidaya Ikan lele dumbo

0,124 4 Ojek 0,085

Page 194: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

194

5 Budidaya Ikan Kaloi/ Gurami 0,110 5 Bajaj 0,061

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - - 1 Perbaikan Kapal. 0,242 2 - - 2 Bengkel Mobil 0,175 3 - - 3 Servis Motor 0,142 4 - - 4 Penjahit Pakaian 0,109 5 - - 5 Salon Kecantikan 0,067

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarmasin

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarmasin, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/

subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-

masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari

analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.105. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarmasin

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pariwisata 0,184

2 Perdagangan 0,148

3 Perindustrian 0,115

4 Jasa 0,115

5 Transportasi 0,099

6 Pertanian/Tan. Pangan 0,065

7 Pertanian/Perikanan 0,057

8 Pertambangan/Penggalian 0,051

9 Pertanian/Perkebunan 0,049

10 Pertanian/Peternakan 0,045

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,038

12 Pertanian/Tan. Hortikultra 0,034

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 195: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

195

Tabel 4.106. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kota Banjarmasin

No KPJU Skor terbobot

KPJU Unggulan 1 Bus Antar Kota 0,044 2 Wisata Kapal (Wisata Sungai) 0,042 3 Restoran 0,039 4 Rumah Makan Banjar 0,039 5 Perbaikan Kapal. 0,038 KPJU Potensial 1 Padi Siam Unus (Varietas lokal) 0,035 2 Gas LPG (pangkalan, pengecer) 0,034 3 Minimarket 0,033 4 Hotel (melati) 0,033 5 Perdagangan Onderdil Motor/Mobil 0,031

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Aula Hotel Batung Batulis

Banjarmasin pada hari Kamis 06 September 2012, Pukul 09.30 – 12.15 WITA. FGD ini

bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam

permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5

KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Bus Antar Kota Tabel 4.107.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Bus Antar Kota di Kota Banjarmasin

Peluang Tantangan

- Daerah urban. - Daerah lalu lintas perdagangan. - Pusat hubungan antar daerah.

- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.

- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.

- Jalan yang sempit. - Moda transportasi lain sebagai alternatif

moda transportasi cukup banyak. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Ketersediaan penumpang yang memadai mengingat mobilitas orang dan perdagangan yang tinggi.

- Suku cadang yang tidak selalu tersedia di kota Banjarmasin.

Page 196: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

196

2. Wisata Kapal (Wisata Sungai)

Tabel 4.108.

Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Wisata Kapal (Wisata Sungai) di Kota Banjarmasin

Peluang Tantangan

- Meningkatnya turis lokal maupun mancanegara ke Banjarmasin.

- Keberadaan sungai kota yang menjadikan Banjarmasin sebagai kota wisata sungai bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

- Terdapatnya beragam objek wisata di sekitar sungai, seperti pasar terapung, wisata kuliner.

- Adanya dukungan pemerintah dan pelaku usaha.

- Terbentuknya koperasi di tempat wisata kapal.

- Tumbuhnya usaha kecil di kampung wisata kapal.

- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.

- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal

- Sungai yang kotor. - Guide profesional yang kurang. - Kerjasama dan kesadaran masyarakat

yang masih rendah untuk turut serta menjaga kebersihan sungai.

- Pembangunan Siring sebagai dermaga persinggahan di beberapa lokasi.

- Masih ada sebagian masyarakat setempat yang kurang mendukung wisata kapal.

- Terbatasnya dana pengembangan wisata.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Pemasaran wisata kapal yang cukup

signifikan. - Alat onderdil kapal yang cukup

tersedia. - Citra wisata kapal yang sudah dikenal. - Banyaknya alternatif kapal yang bisa

digunakan bagi wisata kapal : Kapal, klotok dan jukung (sampan ).

- Keberadaan dermaga kapal/klotok.

- Tarif kapal yang mahal.

3. Restoran

Tabel 4.109. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Restoran di Kota Banjarmasin

Peluang Tantangan

- Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah.

- Daerah transit industri pertambangan.

- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.

- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Tersedianya bahan baku. - Tersedianya tenaga kerja. - Tersedia tempat yang representatif

- Kebersihan dan kenyamanan rumah makan yang belum optimal.

- Pelayanan terhadap konsumen belum

Page 197: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

197

bagi usaha restoran. maksimal. - Kebisingan musik (live music). - Konsistensi kualitas yang belum terjaga

optimal.

4. Rumah Makan Banjar

Tabel 4.110. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Rumah Makan

Banjar di Kota Banjarmasin

Peluang Tantangan

- Budaya masyarakat yang senang makan di luar rumah.

- Daerah transit industri pertambangan. - Citarasa khas Banjar yang dicari oleh

wisatawan.

- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.

- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.

- Citra kebersihannya dan keramahan pelayannya yang masih belum optimal.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Cita rasa yang khas dan enak. - Tempat yang strategis. - Harganya terjangkau.

- Sotonya tidak tahan lama. - Menunya tidak banyak yang disuguhkan. - Kebersihan dan kenyamanan rumah

makan kurang optimal. - Pelayanan terhadap konsumen belum

maksimal. - Kebisingan musik (live music). - Konsitensi kualitas belum terjaga optimal. - Modal usaha dan tempat usaha yang

terbatas. - Promosi yang kurang.

5. Perbaikan kapal

Tabel 4.111. Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis Komoditi Perbaikan Kapal

di Kota Banjarmasin

Peluang Tantangan

- Kapal/kelotok untuk wisata kapal belum semuanya didesain dengan ciri khas kota Banjarmasin, maka ini dapat menjadi peluang bagi usaha perbaikan kapal/kelotok.

- Pengembangan wisata kapal sangat memerlukan jasa ini.

- Kebijakan tata ruang kota yang belum optimal.

- Pola kemitraan UMKM yang belum optimal.

- Permesinan/peralatan yang masih belum cukup memadai untuk membuat desain yang diinginkan.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan) - Alat onderdil cukup tersedia. - Permesinan yang kurang memadai dalam

pemenuhan permintaan pasar.

Page 198: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

198

N. KPJU UNGGULAN KOTA BANJARBARU

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-

masing sektor di Kota Banjarbaru sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan

long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil

10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi

short list.

Tabel 4.112. Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Banjarbaru

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan 1 Padi siam (lokal) 1 Pendulangan Intan 2 Jagung manis 2 - 3 Kacang tanah 3 - 4 Ubi kayu (singkong) 4 - 5 Ubi jalar 5 - 6 Talas 6 - Pertanian/Hortikultura Perindustrian 1 Cabai merah 1 Kerajinan Kain (Air Guci) 2 Jeruk siam 2 Industri Air minum dalam kemasan 3 Pepaya bangkok 3 Furniture alumunium 4 Semangka tanpa biji 4 Industri Roti 5 Tomat 5 Furniture kayu 6 Terong 6 Pembuatan Batako 7 Kacang panjang 7 Pembuatan Tempe 8 Ketimum 8 Keripik singkong 9 Sawi 9 Pembuatan Bata merah 10 Bayam 10 Industri Jamu Gendong Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1 Toko Sembako 2 - 2 Toko kelontong 3 - 3 Jual beli mobil 4 - 4 Jual beli Ponsel 5 - 5 Penjualan Pakaian 6 - 6 Toko baju 7 - 7 Depo Air minum isi ulang 8 - 8 Penjualan Accessories HP 9 - 9 Pengecer gas 10 - 10 Penjual minyak tanah Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel,

Restoran 1 Ayam buras (pedaging) 1 Restoran 2

Ayam Ras (pedaging) 2 Rumah Makan Tambak ( Ditempat

tambak ikan) 3 Sapi Bali 3 Restoran parahyangan 4 Kambing lokal 4 Rumah makan umum 5 Itik Alabio (pedaging) 5 Hotel melati 6 Burung puyuh 6 Restoran Banjar 7 Angsa 7 Warung padang

Page 199: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

199

8 - 8 Penginapan/Losmen 9 - 9 Warung bakso 10 - 10 Arena Bilyar Perikanan Transportasi 1 Pembenihan ikan nila 1 Angkutan Kota (mobil) 2 Budidaya Ikan lele dumbo 2 Ojek 3 Pembenihan ikan mas 3 Angkutan pedesaan Pick Up 4 Pembenihan ikan patin 4 Becak 5 Budidaya Ikan mas 5 - 6 Budidaya Ikan patin 6 - 7 Budidaya Lele sangkuriang 7 - 8 Budidaya Belut 8 - 9 Penangkapan Ikan gabus 9 - 10 Pengangkapan Ikan sepat 10 - Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - 1 Bengkel Mobil 2 - 2 Bengkel las 3 - 3 Bengkel motor 4 - 4 Rental mobil 5 - 5 Balai latihan kerja (BLK) 6 - 6 Percetakan 7 - 7 Salon Kecantikan 8 - 8 Kontrakan rumah 9 - 9 Fotocopy 10 - 10 Penjahit

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli

pada sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Banjarbaru untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut

adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji

di tabel berikut.

Tabel 4.113. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di Kota Banjarbaru

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU Skor

Terbobot Pertanian/Tananam

Pangan Pertambangan

1 Padi siam (lokal) 0,310 1 Pendulangan intan 1,000 2 Jagung manis 0,295 2 - - 3 Kacang tanah 0,121 3 - - 4 Ubi kayu (singkong) 0,111 4 - - 5 Ubi jalar 0,089 5 - - Pertanian/

Hortikultura Perindustrian

1 Cabai merah 0,178 1 Kerajinan Kain (Air Guci)

0,146

2 Jeruk siam 0,142 2 Industri Air minum 0,137

Page 200: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

200

dalam kemasan 3 Pepaya bangkok 0,135 3 Furniture alumunium 0,117 4 Semangka tanpa biji 0,112 4 Industri Roti 0,111 5 Tomat 0,088 5 Furniture kayu 0,099 Perkebunan Perdagangan 1 Karet 1,000 1 Toko Sembako 0,150 2 - - 2 Toko kelontong 0,124 3 - - 3 Jual beli mobil 0,113 4 - - 4 Jual beli Ponsel 0,111 5 - - 5 Penjualan Pakaian 0,111 Peternakan Pariwisata, Hotel

Dan Restoran

1 Ayam buras (pedaging) 0,236 1 Restoran 0,146 2 Ayam Ras (pedaging) 0,230 2 Rumah Makan Tambak

( Ditempat tambak ikan)

0,122

3 Sapi Bali 0,149 3 Restoran parahyangan 0,121 4 Kambing lokal 0,130 4 Rumah makan umum 0,114

5 Itik Alabio (pedaging) 0,102 5 Hotel melati 0,105 Perikanan Transportasi 1 Pembenihan ikan nila 0,120 1 Angkutan Kota (mobil) 0,467 2 Budidaya Ikan lele dumbo 0,120 2 Ojek 0,234 3 Pembenihan ikan mas 0,114 3 Angkutan pedesaan

Pick Up 0,215

4 Pembenihan ikan patin 0,112 4 Becak 0,084 5 Budidaya Ikan mas 0,109 5

Kehutanan (non kayu) Jasa 1 - - 1 Bengkel Mobil 0,176

2 - - 2 Bengkel las 0,171 3 - - 3 Bengkel motor 0,157 4 - - 4 Rental mobil 0,095 5 - - 5 Balai latihan kerja (BLK) 0,093

KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Banjarbaru

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Banjarbaru, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/

subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-

masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari

analisis data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Page 201: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

201

Tabel 4.114. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Kota Banjarbaru

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perdagangan 0,186

2 Jasa 0,139

3 Perindustrian 0,115

4 Pariwisata 0,098

5 Transportasi 0,094

6 Pertanian/Tan. Pangan 0,067

7 Pertanian/Peternakan 0,062

8 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,058

9 Pertanian/Perikanan 0,057

10 Pertanian/Perkebunan 0,051

11 Pertambangan/Penggalian 0,049

12 Kehutanan (Non Kayu) 0,027

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis

KPJU unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang

menghasilkan 5 KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.115. Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kota Banjarbaru

No KPJU Skor terbobot KPJU Unggulan

1 Toko Sembako 0,046 2 Angkutan Kota (mobil) 0,044 3 Toko kelontong 0,038 4 Bengkel Mobil 0,035 5 Jual beli mobil 0,035 KPJU Potensial

1 Bengkel las 0,034 2 Jual beli Ponsel 0,034 3 Penjualan Pakaian 0,034 4 Rental mobil 0,032 5 Kerajinan Kain (Air Guci) 0,028

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di

awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian

tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

Page 202: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

202

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Banjarbaru pada hari

Selasa 16 Oktober 2012 Pukul 10.00 – 12.00 WIB. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang

serta memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor

tersebut.

1. Toko Sembako

Tabel 4.116. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Toko Sembako di Kota Banjarbaru

Peluang Tantangan

- Kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.

- Menjamurnya toko modern.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

2. Angkutan Kota (Mobil)

Tabel 4.117. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis Komoditi Angkutan kota

Mobil di Kota Banjarbaru

Peluang Tantangan

- Penumpang banyak. - Kredit motor murah sehingga beralih

menggunakan motor.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- -

3. Toko Kelontong

Tabel 4.118. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Toko Kelontong di Kota Banjarbaru

Peluang Tantangan

- Kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.

- Menjamurnya toko modern.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

Page 203: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

203

4. Bengkel Mobil

Tabel 4.119. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Bengkel Mobil di Kota Banjarbaru

Peluang Tantangan

- Semakin banyak yang memiliki mobil. Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

-

5. Jual Beli Mobil

Tabel 4.120. Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis

Komoditi Jual Beli Mobil di Kota Banjarbaru

Peluang Tantangan

- Semakin banyak yang memiliki mobil. - Daya beli masyarakat sekitar rendah - Kepemilikan mobil masih minim - Prasarana jalan masih belum bagus

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sparepart mobil banyak dijual. - Promosinya kurang - Mobil yang dijual tidak variatif

dan tidak banyak pilihan

O. KPJU UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Sesuai dengan roadmap penelitian, setelah didapatkan KPJU Unggulan di setiap

Kota/Kabupaten semua KPJU ini dinilai kembali untuk mencari 10 KPJU Unggulan di

Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Penilaian kembali ini dilakukan sesuai dengan

metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor masing-

masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi dikalikan dengan

bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah dikonfirmasi dengan seluruh

stakeholder di tingkat Kota/Kabupaten tentang kondisi riilnya, peluang dan tantangan

yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan/titik kritisnya.

Page 204: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

204

Tabel 4.121. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 4.122. Short List 10 KPJU Unggulan Lintas Sektoral Di Provinsi Kalimantan Selatan

No KPJU Skor Terbobot Posisi KPJU di Kabupaten/Kota

1 Padi Ciherang (Pertanian/Tan. Pangan)

0,045 Balangan (1), Banjar (3), HSS (3), HST (1), HSU (1), Tabalong (1), Tapin (1)

2 Karet Pb (Unggul) (Perkebunan)

0,045 Balangan (1), Banjar (1), HST (1), Kotabaru (1), Tabalong (1), Tanah Bumbu (1), Tanah Laut (2)

3 Kios/Toko Sembako (Perdagangan)

0,041 Banjar Baru (1), Barito Kuala (3), HST (3), HSU (2), Kotabaru (3), Tanah Bumbu (5), Tanah Laut (2), Tapin (4)

4 Toko/Warung Kelontong (Perdagangan)

0,033 Balangan (2), Banjar (5), Banjar Baru (2), Barito Kuala (1), HST (2). Kotabaru (4), Tanah Laut (5),

5 Padi Siam Unus (Pertanian/Tan. Pangan)

0,032 Banjar (1), Banjarmasin (1), Barito Kuala (2), Kotabaru (1), Tanah Laut (4), Tapin (2)

6 Kelapa Sawit (Perkebunan) 0,029

Balangan (3), Banjar (2), Barito Kuala (3), HST (2), HSU (3), Kotabaru (3), Tabalong (2), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (1), Tapin (2)

7 Ayam Ras/Broiler (Pedaging) (Peternakan)

0,029 Balangan (1), Banjar Baru (2), Banjarmasin (1), HSS (1), HST (1), HSU (2), Tabalong (1), Tanah Bumbu (4), Tanah Laut (2), Tapin (1)

8 Toko Bahan Bangunan/Material (Perdagangan)

0,027 Barito Kuala (2), HST (1), HSU (4), Tanah Bumbu (4), Tapin (3)

9 Ikan Nila (Budidaya) (Perikanan)

0,024 Balangan (1), Banjar (2), Banjarmasin (2), (Barito Kuala (4), HSS (5), HST (1), HSU (3), Tabalong (1), Tanah Bumbu (2), Tanah Laut (1), Tapin (2)

10 Industri Meubel/ Furniture Kayu (Perindustrian)

0,023 Banjar Baru (5), Banjarmasin (2), HST (2), HSU (1), Tabalong (3),

No Sektor Skor

Bobot 1 Pertanian/Tan. Pangan 0,131 2 Perdagangan 0,131 3 Pertanian/Perkebunan 0,110 4 Perindustrian 0,089 5 Pertanian/Perikanan 0,082 6 Pertanian/Peternakan 0,080 7 Jasa 0,073 8 Pertanian/Hortikultura 0,070 9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,064

10 Transportasi 0,064 11 Pertambangan/penggalian 0,056 12 Kehutanan (non kayu) 0,050

Page 205: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

205

Laju inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2012 menunjukkan penurunan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan tercatat 5,14% (yoy)

atau lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012 yang tercatat 5,51% (yoy). Angka

tersebut berada di bawah angka inflasi rata-rata di Pulau Kalimantan yang tercatat

sebesar 5,29% (yoy) namun berada di atas inflasi nasional yang tercatat hanya sebesar

4,31% (yoy). Semakin terkendalinya laju inflasi ini terutama berkat membaiknya

pasokan bahan pangan strategis ke wilayah Kalimantan Selatan. Kelompok yang

mengalami penurunan inflasi tahunan terutama dipengaruhi makanan jadi, kelompok

sandang, dan kelompok transportasi.

Turunnya inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan ketiga tahun 2012 salah

satunya dipengaruhi oleh realisasi panen padi pada hingga akhir triwulan laporan

yang meningkat karena meningkatnya panen padi lokal di beberapa Kabupaten.

Grafik 4.1. Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan dan Nasional

Untuk bulan November 2012 Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar

0,91 persen. Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang

ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,81 persen;

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen;

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,11 persen;

kelompok sandang sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; dan

kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.

Page 206: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

206

Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh

kebijakan pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi

sebesar 0,42 persen, harga yang bergejolak (volatile goods inflation) inflasi sebesar 2,46

persen dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,35 persen.

Tabel 4.123. Inflasi Bulanan Kota Banjarmasin Per Komoditi Tahun 2012

Kelompok Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov

Bahan Makanan 6.19 -1.67 0.05 -0.01 -1.74 0.72 2.10 -0.27 -1.08 -0.62 2.81

Makanan Jadi, Rokok, dan Tembakau

0.22 0.32 0.75 0.12 0.86 1.33 1.05 1.40 0.24 0.14 0.34

Perumahan 5.34 0.03 -1.02 0.07 0.10 0.11 0.69 0.19 0.01 0.01 0.11

Sandang 0.46 1.37 -0.42 -0.98 -0.56 0.07 -0.72 1.79 2.17 0.69 0.11

Kesehatan 0.13 0.36 1.06 0.12 0.00 0.08 0.80 0.87 0.19 0.14 0.02

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

0.00 0.01 -0.08 0.13 -0.08 0.00 0.04 0.00 2.86 0.00 0.00

Transportasi dan Komunikasi

0.65 -0.30 -0.82 0.06 0.15 0.39 -0.40 1.79 -1.92 0.31 0.41

Umum 2.92 -0.31 -0.14 -0.01 -0.29 0.59 0.87 0.70 -0.20 -0.03 0.91

Indonesia 0.76 0.05 0.07 0.21 0.07 0.62 0.70 0.95 0.01 0.16 0.07

(1). Padi Ciherang

Komoditi padi di Kalimantan Selatan sangat berkembang. Produksi padi di

Kalimantan Selatan pada tahun 2009 adalah sebesar 1.823.652 ton. Pada tahun

2010 sedikit menurun menjadi 1.683.163 ton dengan areal panen seluas 417.944

ha. Pada tahun 2011 produksi meningkat kembali mencapai 1.823.652 ton

dengan areal panen yang semakin luas juga menjadi 444.391 ha. Dalam hal

harga, untuk komoditas beras mengalami deflasi sebesar -1,67% (yoy) (pada

triwulan III-2012). Beras yang biasanya menjadi langganan pendorong inflasi

justru sepanjang tahun 2012 terus menjadi komoditas penahan inflasi seiring

dengan berhasilnya panen padi di Kalimantan Selatan.

Salah satu jenis padi yang dikembangan di Kalimantan Selatan adalah Padi

Ciherang, Hal ini disebabkan hasil produksinya tidak hanya diserap di dalam saja

namun juga di luar wilayah Kalimantan Selatan. Namun terdapat kendala yang

dihadapi petani, yaitu adanya ketergantungan bantuan pemerintah daerah

dalam pengadaan bibit padi Ciherang. Selain itu harga beras cenderung

mengalami penurunan terutama ketika musim panen tiba. Turunnya harga ini

Page 207: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

207

tentunya sangat berperngaruh terhadp pendapatan petani. Berdasarkan data

yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa komoditi padi berada

pada tahap kematangan (maturity).

(2). Karet Pb (Unggul)

Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat.

Komoditi karet telah menjadi unggulan di Kalimantan Selatan., pada akhir tahun

2009 telah mencapai areal tanam seluas 166.069 Ha dari perkebunan rakyat saja.

Sementara produksi rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton.

Produksi karet di tahun 2011 sebesar 135.951 ton. Harga komoditas karet

berfluktuatif namun secara umum sedang mengalami penurunan tetapi masih

dalam kisaran harga ekonomis. Prospek permintaan produksi barang jadi karet

terus meningkat, sementara pengelolaan dari barang setengah jadi ke barang

jadi di Kalimantan Selatan belum berkembang. Komoditi karet berada pada

tahap kematangan (maturity). Hal tersebut ditunjukan dari tingginya produksi

dan telah dikenalnya karet sebagai komoditi unggulan.

Untuk harga karet, pertengahan 2012 pernah mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Anjloknya harga karet kemungkinan karena terjadinya krisis global di

Eropa, sehingga pasar karet dunia terganggu. Penurunan harga karet ini, tentu

berpengaruh terhadap harga karet di tingkat petani. Namun kondisi sekarang

harga karet sudah mulai membaik.

Grafik 4.2. Perkembangan Harga Internasional Komoditas Karet

Page 208: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

208

(3). Kios/Toko Sembako

Toko sembako tidak jauh berbeda dengan toko kelontong. Namun toko sembako

lebih banyak menjual barang-barang yang termasuk dalam sembilan bahan

pokok. Umumnya toko sembako merupakan usaha rumahan yang lokasinya

biasanya menempel dengan rumah dan menjadikan halaman depan sebagai

tempat usaha. Harga bahan baku untuk toko sembako secara umum cenderung

stabil. Pada bulan November lalu, beberapa jenis bahan baku toko sembako

mengalami kenaikan harga. Berdasarkan data yang diperoleh, tercatat bahwa

indeks pada kelompok bahan makanan meningkat sebesar 2,81 persen. Selain itu

indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga meningkat

sebesar 0,34 persen.

Untuk permasaran toko sembako masih sangat terbatas hanya untuk wilayah

lokal saja. Pemasaran yang masih terbatas menunjukan toko sembako berada

pada posisi pertumbuhan (growth).

(4). Toko/Warung Kelontong

Toko kelontong merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari

sabun, makanan kemasan, minuman kemasan, popok, rokok, hingga obat-

obatan. Pada dasarnya toko kelontong memiliki beberapa kelas, ada yang

kelasnya menengah dengan omset puluhan juta, dan juga kecil seperti warung

dengan omset ratusan ribu hingga beberapa juta sebulan. Daerah pemasaran

toko kelontong masih dikatakan terbatas, hanya untuk tetangga dekat atau

apabila sudah banyak dikenal maka cakupan pasarnya sedikit meluas namun

tetap dalam satu wilayah. Namun kehadiran minimarket yang semakin menjamur

menjadi tantangan besar bagi toko kelontong. Kini cukup banyak konsumen

yang beralih ke minimarket. Dilihat dari pekembangan usaha kelontong, dapat

dikatakan toko kelontong berada pada tahap pertumbuhan (growth).

(5). Padi Siam Unus

Varietas siam unus merupakan satu dari beragam jenis padi yang dikembangkan

petani di Kalimantan Selatan. Selain rasanya yang gurih dan manis, nilai jualnya

juga tinggi, Varietas siam unus memiliki prospek yang baik untuk peningkatan

produktivitas padi lokal di Kalimantan Selatan. Padi siam unus yang direncanakan

akan menggunakan benih jenis unggul yang mampu meningkatkan produksi

perhektarnya. Dari segi pemasaran, beras padi siam unus sudah dijual dalam

bentuk kemasan dengan label beras siam unus dan sudah masuk di beberapa

Page 209: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

209

supermarket. Dari informasi yang dipaparkan sebelumnya, padi siam unus berada

pada tahap pertumbuhan (growth).

(6). Kelapa Sawit

Salah satu komoditi unggulan Kalimantan Selatan adalah kelapa sawit. Produksi

kelapa sawit pada tahun 2011 (dari perkebunan rakyat) adalah sebesar 127.017

ton. Sedangkan untuk nilai ekspor kelapa sawit pada tahun 2011 adalah

875.466.140 USD. Produk dari kelapa sawit juga telah diekspor ke mancanegara

diantaranya Malaysia, Pakistan, Cina, Korea Selatan dan India. Untuk produk dari

kelapa sawit yang diekspor berupa/dalam bentuk minyak kelapa sawit, RBD Palm

Olien dan Crude Palm Kernel Oil. Dari segi harga, petani sangat tergantung dari

pegijon atau tengkulak. Penurunan harga disebabkan oleh mutu sawit. Untuk itu

perlu adanya peningkatan mutu. Penurunan juga bisa disebabkan banyaknya

sawit dari Kalimantan Timur sehingga menekan harga sawit Kalimantan Selatan.

Dalam beberapa bulan terakhir harga sawit di Kalimantan Selatan terus turun

dari sebelumnya 130 USD/ton menjadi hanya 100 USD/ton sehingga membuat

nilai ekspor juga turun 4,18 persen.Sementara di tingkat petani, harga Tandan

Buah Segar (TBS) juga terus merosot dari sekitar Rp1.100/kg menjadi Rp 700/kg.

Turunnya harga ini disebabkan hasil panen yang melimpah.

Komoditi kelapa sawit berada pada tahap kematangan (maturity). Hal tersebut

ditunjukan dengan produksi kelapa sawit yang tinggi. Selain itu pemasaran

kelapa sawit juga sudah sangat luas hingga keluar negeri.

(7). Ayam Ras/Broiler (Pedaging)

Ternak ayam broiler merupakan jenis ternak andalan Kalimantan Selatan.

Adanya dukungan program budidaya ayam ras dari Dinas Peternakan Kalimantan

Selatan, menjadikan komoditi ini semakin banyak digeluti masyarakat.

Peternakan broiler melakukan kemitraan dengan beberapa pihak karena harga

sangat fluktuatif sehingga peternakan broiler dikuasai oleh plasma inti. Terdapat

sekitar 29 inti di Kalimantan Selatan dengan produksi rata 20.000 ton/tahun. Di

tahun 2011, populasi ayam broiler mencapai 43.667.767 ekor. Budidaya ayam

broiler masuk dalam tahap kematangan (maturity). Hal ini dapat ditunjukan dari

populasinya tinggi dan telah menjadi andalan Kalimantan Selatan.

Untuk harga ayam pedaging cenderung fluktuatif. Pada bulan Oktober 2012,

harga daging ayam ras seharga Rp. 23.000/kg. Pada bulan selanjutnya meningkat

mencapai Rp.25.333/kg. Kemudian pada pertengahan bulan Desember 2012,

Page 210: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

210

harga daging ayam ras menurun menjadi Rp. 24.444/kg

(http://disperindag.Kalimantan Selatanprov.go.id).

(8). Toko Bahan Bangunan/Material

Pertumbuhan sektor properti di Kalimantan Selatan meningkat tajam dalam

beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup

tinggi. Pesatnya perkembangan sektor properti di Kalimantan Selatan juga dapat

dilihat dari tingginya pertumbuhan kredit perbankan yaiitu sebesar 44,4%.

Pertumbuhan tersebut memberikan dampak prositif terhadap usaha toko bahan

bangunan. Perkembangan toko bahan bangunan di wilayah Kalimantan Selatan

berberapa bulan terakhir cukup meningkat. Namun pada pertengahan tahun

2012, harga bahan bangunan di Kalimantan Selatan cenderung mengalami

kenaikan. Sebagai contoh dari jenis semen. Semen Gresik dari sebelumnya Rp.

67.000/zak (isi 50 Kg) menjadi Rp. 70.000, Tiga Roda semula Rp. 63.000/zak (isi 50

Kg) kini menjadi Rp. 66.000/zak. Bahan bangunan lain yang mengalami kenaikan,

antara lain kramik warna putih, ukuran 30 cm x 30 cm semula Rp.

45.000/meterpersegi/kotak dan jenis kramik lainnya naik rata-rata sekitar lima

persen. Kenaikan harga bahan bangunan tersebut terkait dengan masalah biaya

angkut dan biaya produksi. Namun sejauh ini ketersediaan bahan bangunan

masih tetap terjaga. Komoditi bahan bangunan berada pada tahap pertumbuhan

(growth)

(9). Ikan Nila (Budidaya)

Budidaya ikan air tawar banyak diminati masyarakat Kalimantan Selatan.

Keuntungan usaha budidaya ikan air tawar memang cukup menjanjikan. Salah

satu ikan yang menjadi primadona dibudidayakan adalah ikan nila. Produksi ikan

nila pada tahun 2010 mencapai 15.755 ton (budidaya kolam). Pada tahun

tersebut, produksi ikan nila yang terbesar dibandingkan produksi jenis ikan air

tawar lainya. Begitu juga pada budidaya jaring apung, produksi ikan nila di

tahun 2010 sebesar 2.929 ton. Dilihat dari produksinya yang sangat tinggi, maka

dapat diketahui bahwa ikan nila berada pada tahap kematangan (maturity).

Pada bulan Oktober 2012, ikan nila menjadi salah satu komoditas utama yang

memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi. Pada bulan Oktober, ikan

nila memang mengalami penurunan harga di Kalimantan Selatan. Kini pada

bulan Desember 2012, berdasarkan data dari Disperindag Provinsi Kalimantan

Selatan, harga ikan nila mencapai Rp. 30.667/kg. Harga tersebut meningkat

dibanding bulan November dengan harga Rp. 27.889/kg.

Page 211: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

211

(10). Industri Meubel/ Furniture Kayu

Industri meubel di Kelimantan Selatan lebih terkonsentrasi di daerah Amuntai

dan Hulu Sungai Utara. Untuk industri meubel masalah utama yang dihadapi

oleh UKM adalah bahan baku agak sulit didapat karena adanya regulasi illegal

loging yang membutuhkan dokumen lengkap. Langkah pembinaan meubel

adalah dengan teknik kombinasi dengan campuran aluminium. Sudah ada UPT

kayu dan logam di Amuntai yang tiap tahun membina industri meubel kayu.

Untuk penerapan pengembangan industri meubel perlu didukung oleh

pemerintah kabupaten daerah masing masing. Untuk komoditi industri meubel

berada pada tahap pertumbuhan (growth).

Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group

Discussion antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait,

pelaku/asosiasi usaha, perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Bank Indonesia Lt 3

pada hari Rabu 31 Oktober 2012 Pukul 09.15 – 11.50 WIB.

TANGGAPAN UMUM PESERTA FGD

Secara umum hasil penelitian KPJU unggulan ini memiliki kesesuaian dengan data

sekunder. Sektor pertanian padi misalnya, terus mengalami peningkatan produksi.

Bahkan Gubernur Kalimantan Selatan menerima penghargaan dari pemerintah

nasional di bidang pertanian atas komitmen dalam pengembangan penyuluhan

pertanian. Terdapat perubahan pola produksi saat terjadi perubahan musim. Jika

musim air dalam, produksi padi cenderung turun dan petani beralih pada budidaya itik.

Analisis PLC secara umum menunjukkan bahwa KPJU unggulan terpilih berada

pada posisi pertumbuhan. Kecuali industri meubel kayu yang mengalami permasalahan

bahan baku sehingga dialihkan pada bahan baku alumunium. KPJU unggulan terpilih

di provinsi Kalimantan Selatan juga umumnya sedang mengalami penurunan harga

khususnya pada kondisi saat ini kecuali ayam ras/broiler.

Dari segi dukungan perbankan, masih ditemui kendala kredit perbankan berbasis

program pasca 1998. Terdapat kredit kredit ketahanan pangan untuk membiayai

produksi padi, jagung, peternakan sapi, itik dan sebagainya, namun belum optimal.

Peserta memandang penelitian ini hendaknya ada tindak lanjutnya sehingga tidak

berhenti sebatas hasil penelitian. Bagi pemerintah daerah, diusulkan ditetapkan dalam

sebagai SK Bupati atau Gubernur. Bagi perbankan, penelitian diharapkan dapat

membantu dalam menetapkan portofolio kredit bank.

Bappeda secara khusus mendukung penelitian ini dan siap memberikan data

informasi terkait program dan anggaran untuk pengembangan KPJU di Kalimantan

Page 212: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

212

Selatan. Diharapkan penelitian ini ditindaklanjuti hingga ada outcome bagi

masyarakat. Perlu ditindaklanjuti oleh SKPD dan ada pihak yang melakukan

pengawasan, tindak lanjut serta evaluasi terhadap implementasi penelitian ini.

Page 213: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

213

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 214: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

213

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki sumberdaya ekonomi yang cukup melimpah.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan menunjukkan angka yang positif

dikarenakan adanya pertumbuhan positif pada hampir semua sektor terutama dari

sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan pada sektor primer

(pertanian dan pertambangan) masih merupakan sektor yang paling besar

sumbangannya pada perekomonian Kalimantan Selatan dengan trend yang stabil

pada kisaran 43-44%.

2. KPJU unggulan UMKM di Provinsi Kalimantan Selatan dalam penelitian ini

didefinisikan secara operasional oleh multistakeholder sebagai KPJU UMKM yang

secara eksisting (saat ini) telah unggul dalam sejumlah kriteria tertentu dalam

mencapai tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing,

pertumbuhan ekonomi di masa datang. Tujuan penetapan KPJU unggulan yang

paling dominan adalah penciptaan lapangan kerja, kemudian selanjutnya

berturut-turut adalah peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.

3. Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU unggulan tingkat

Kecamatan, diketahui bahwa jangkauan pemasaran mendapatkan bobot terendah

(2,381) sementara ketiga kriteria lainnya mendapat nilai bobot sama, yakni jumlah

unit usaha/rumah tangga (2,540), kontribusi terhadap perekonomian lokal (2,540)

dan ketersediaan bahan baku (2,540).

4. Kriteria seleksi yang digunakan dalam penentuan KPJU unggulan lintas sektor (di

tingkat Provinsi) dari yang paling penting berturut-turut adalah Ketersediaan

Bahan Baku (0,122), Tenaga Kerja Terampil (0,108), Penyerapan Tenaga Kerja

(0,104), Sumbangan terhadap Perekonomian (0,104) , Modal (0,099), Ketersediaan

Pasar (0,098), Manajemen Usaha (0,094), Sarana Produksi/Usaha (0,086), Teknologi

(0,081), Sosial Budaya (0,055) , Harga ( 0,050)

5. Di setiap kabupaten/kota yang diteliti, melalui konfirmasi dan analisis lanjutan

dengan pendekatan metode Bayes, AHP dan Borda diperoleh 5 KPJU unggulan

lintas sektoral (dan 5 KPJU Potensial lintas sektoral). Lima KPJU Unggulan lintas

sektoral tersebut adalah :

Page 215: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

214

a. Kabupaten Tanah Laut : Kelapa Sawit (skor terbobot 0,051), Batu Bara (0,045),

Karet PB 260 (0,038), Sapi Bali (0,038), dan Karet IR (0,035).

b. Kabupaten Tanah Bumbu : Padi Inpari 13 (skor terbobot 0,042), Padi Inpari 5

(0,040), Karet Unggul (0,035), Aren/Enau/Nira (0,035) dan Karet Prim 712 (0,034).

c. Kabupaten Kotabaru : Karet PB 260 (0,039), Karet Unggul (IR) (0,035), Kelapa

Sawit (0,032), Padi Siam Unus (0,027), Ikan Tongkol Tangkap (0,026).

d. Kabupaten Banjar: Ikan Patin Tambak (0,033), Batu Mulia (0,030), Padi Siam

Unus (0,030), Padi IR 64 (0,030), Padi Ciherang (0,028).

e. Kabupaten Tapin : Padi Ciherang (0,64), Karet Unggul/hibrida (PB/IR) (0,055),

Padi Siam Unus (0,040), Tanah Merah (0,038), dan Padi Siam Kupang (0,037).

f. Kabupaten Hulu Sungai Selatan : Cabai Merah (0,051), Cabai Rawit (0,041),

Pisang Manurun (0,038), Tomat (0,036), dan Ayam Ras Pedaging (0,031).

g. Kabupaten Hulu Sungai Tengah: Padi Ciherang (0,065), Padi Tahunan (0,049),

Karet Unggul PB (0,047), Jagung Manis (Hibrida) (0,039), dan Kacang Tanah

(0,036).

h. Kabupaten Hulu Sungai Utara: Padi Ciherang (0,036), Meubel Kayu (0,036),

Pedagang Makanan (0,035), Kios/Toko Sembako/Kelontongan (0,034), dan Toko

Kayu/Papan dan Pagar (0,033).

i. Kabupaten Balangan : Karet Unggul PB (0,089), Karet Unggul IR (0,088),

Perdagangan Karet (0,040), Kelapa Sawit (0,039), dan Karet Lokal (0,029).

j. Kabupaten Tabalong : Karet Unggul PB 260 (0,044), Pasir Sungai Golongan C

(0,035), Wisata Religi (Makam Ulama) (0,032), Pabrik Karet Mentah (0,028), dan

Toko Alat Bangunan (0,028).

k. Kabupaten Barito Kuala: Padi Siam Mutiara (0,057), Padi Siam Unus (0,051), Padi

Siam Lemo (0,050), Sapi Lokal (0,049), dan Padi Siam Mayang (0,033).

l. Kota Banjarmasin : Bus Antar Kota (0,044), Wisata Kapal (Wisata Sungai) (0,042),

Restoran (0,039), Rumah Makan Banjar (0,039), dan Perbaikan Kapal (0,038).

m. Kota Banjarbaru : Toko Sembako (0,046), Angkutan Kota (Mobil) (0,044), Toko

Kelontong (0,038), Bengkel Mobil (0,035), dan Jual Beli Mobil (0,035) .

6. Sepuluh KPJU Unggulan di Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dihasilkan

dari penilaian kembali terhadap KPJU Unggulan di tingkat Kota/Kabupaten

dengan metode Borda dan metode Bayes adalah Padi Ciherang (0,045), Karet Pb

(Unggul) (0,045), Kios/Toko Sembako (0,041), Toko/Warung Kelontong (0,033), Padi

Siam Unus (0,032), Kelapa Sawit (0,029), Ayam Ras/Broiler (0,029), Toko Bahan

Bangunan/Material (0,027), Ikan Nila (Budidaya) (0,024), dan Industri

Meubel/Furniture Kayu (0,023).

Page 216: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

215

7. Penanganan dan pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi

Kalimantan Selatan, khususnya di 13 Kabupaten/Kota dan di tingkat Provinsi yang

diteliti perlu menggunakan titik kekuatan (yang selanjutnya dikembangkan

menjadi competitive advantages dan nilai jual) dan mengeliminasi titik kritisnya

(kelemahan), serta memanfaatkan peluang yang tersedia.

a. Peluang yang dimaksud secara umum adalah positioning eksisting Provinsi

Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka

perekonomian nasional, yakni sebagai daerah yang potensial dalam sektor

pertanian dan perkebunan. Ini terjadi karena potensi sumberdaya alam dan

karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan

ekonomi daerah dan nasional. Pada beberapa daerah, peluang tersebut

diwujudkan dalam visi/misi dan kebijakan daerah.

b. Titik kekuatan yang dimaksud secara umum adalah KPJU yang terpilih

umumnya memang KPJU yang sudah unggul di sektornya, baik dalam aspek

kapasitas produksinya, luas lahan, serapan tenaga kerja dan kontribusinya

bagi perekonomian daerah.

c. Titik kritis yang dimaksud secara umum adalah lebih kepada persoalan biaya

produksi/proses yang masih tinggi, tingkat produktivitas yang belum optimal,

teknologi pengembangan yang belum ada/minim, teknologi pasca panen

untuk peningkatan nilai tambah, dan perluasan akses pasar.

B. REKOMENDASI

1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial

a. Direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang diteliti untuk

menetapkan 5 KPJU Unggulan dan Potensial hasil penelitian ini (sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan dan Potensial daerah.

b. Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk

menetapkan 10 KPJU Unggulan hasil penelitian ini (sebagaimana telah

disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan Provinsi.

2. Rekomendasi Peran Strategis

Direkomendasikan pembagian peran strategis yang dapat dilakukan antara

pemerintah, pelaku/asosiasi pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholder lain

dalam pengembangan UMKM dan KPJU unggulannya sebagai berikut.

Page 217: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

216

a. Pemerintah.

Peran pemerintah kini dan masa mendatang dalam pembangunan UMKM

adalah sebagai regulator, fasilitator, dan stimulator, yang menekankan upaya

kemandirian dalam pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan UMKM

basis KPJU Unggulan.

b. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM.

(1) Identifikasi akar masalah atas berbagai kendala dan hambatan yang

dihadapi di dalam pengembangan usaha mereka, serta

mengkomunikasikan hal tersebut kepada pihak-pihak yang dinilai dapat

membantu, seperti: penyedia BDS (Business Development Service), asosiasi

UKM, instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak strategis lain.

(2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui upaya pengembangan

jiwa kewirausahaan, pengembangan etos kerja, dan disiplin kerja serta

peningkatan komitmen moral yang tinggi.

(3) Melaksanakan secara seksama, konsisten dan berkesinambungan program

pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga lainnya

untuk pengembangan usahanya.

(4) Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing produk barang dan

jasa yang dihasilkan.

(5) Aktif dalam berbagai forum pengembangan usaha sebagai wahana untuk

pengembangan penyampaian aspirasi dan kebutuhannya untuk

pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha.

(6) Mengaktifkan Kadin sebagai forum strategis bagi penyaluran aspirasi,

fasilitasi, forum informasi dan komunikasi dan sinergisitas antar UMKM dan

dengan organisasi bisnis lainnya di dalam dan luar negeri dalam

pengembangan usahanya.

c. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan LSM

(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan UMKM

dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan menyampaikan

program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga lain yang

relevan.

(2) Mengembangkan teknologi tepat guna dan paket teknologi dalam rangka

peningkatan efisiensi, produktivitas, serta daya saing UMKM.

(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi,

pemanfaatan teknologi, informasi serta pelatihan kepada UMKM untuk

mengembangkan kompetensi SDM UMKM, sehingga dapat

mengembangkan usahanya secara berkesinambungan.

Page 218: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

217

(4) Mengembangkan penelitian dan pengkajian yang berkaitan dengan

pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, pengembangan

teknologi, pengembangan SDM UMKM, serta model-model

pengembangan alternatif untuk UMKM.

(5) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi pemberdayaan UMKM dengan Kementerian Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya,

Dekopinda, Asosiasi UKM/KADIN.

(6) Melaksanakan advokasi kebijakan pemerintah dalam rangka

menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif, dan pemberian dukungan

perkuatan bagi UMKM.

d. Perbankan

(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan

pembiayaan UMKM dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan

dan menyampaikan program pemberdayaannya kepada pemerintah dan

lembaga lain yang relevan.

(2) Mengembangkan paket pembiayaan dan permodalan untuk

mengembangkan usaha UMKM, termasuk pengembangan pola dan model

pembiayaan alternatif berbasis syariah. Pembiayaan basis syariah sangat

relevan dengan visi dan misi pembangunan di banyak kabupaten/kota

tersebut.

(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi dan

pelatihan pemanfaatan pembiayaan dan permodalan untuk

pengembangan usahanya secara berkesinambungan

(4) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi perkembangan pembiayaan UMKM dengan pihak Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi

pemerintah lainnya, asosiasi Pengusaha UMKM dan lembaga swadaya

masyarakat.

3. Rekomendasi Khusus Pengembangan KPJU Unggulan

Dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik

kritis setiap KPJU unggulan, telah direkomendasikan dalam FGD dan Indepth

Interview sejumlah rencana aksi, baik strategis (jangka panjang dan menengah)

maupun taktis (jangka pendek), kepada pelaku UMKM, Instansi Pemerintah

Terkait, dan Perbankan (terlampir).

Page 219: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

218

DAFTAR PUSTAKA PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Page 220: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

219

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Raihanah (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research

Methodology Course di APIUM Malaysia, 26 Juli 2008).

Anderson, James E. (2000), Public Policy Making. London : ELBS & MacDonald & Evans.

Awang, Idris (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research Methodology Course di APIUM Malaysia, 12 Juli 2008), h.3.

Bank Indonesia (2007), Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta: Bank Indonesia.

Dwidjowijoto, Rian Nugroho (2006), Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pearce, Jhon A. dan Richard B. Robinson Jr. (1996), Strategic Management (terj.) Maulana, Agus (1997) Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Binarupa Aksara.

Peniwati, Kirti (2008), “The Analytic Hierarchy Process vs The Analytic Network Process” (Kertas kerja Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008), h.1-2

Saaty, Thomas L. (1980), The Analytic Hierarchy Process. Pennsylvania : University of Pennsylvania.

_________________ (1986), Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World (terj.) L. Setiono dan K. Peniwati (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Widjajakusuma, Muhammad Karebet (2000), “Analitycal Hierarchy Process Bagi Pengambilan Keputusan, Aplikasinya Sebagai Metode Analisis dalam Baseline Economic Survey” (Kertas kerja Pada Pelatihan Pemberdayaan Sektor Riil/UMKM untuk Kantor Bank Indonesia seluruh Indonesia, Jakarta, 14 Juni 2008).

________________ (2008), “Perumusan Isu-isu Strategis dan Strategi Advokasi Polisi Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam 2008-2012” (Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008).

Wheelen, T.L. dan J.D. Hunger (2000), Strategic Management and Business Policy: Entering 21st Century. New Jersey: Prentice Hall-Upper Saddle River.

Wright, Peter, Mark J. Kroll, dan Jhon A. Parnell (1996), Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hall International.

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma (2003), Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan.

Pustaka Berbasis Web

balangankab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Balangan (diakses tanggal 22 September 2012)

banjarkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012)

Page 221: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

220

hulusungaiutarakab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012)

id2.banjarkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Banjar. (diakses tanggal 22 September 2012)

id.wikipedia.org. (diakses tanggal 22 September 2012)

tanahbumbukab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Bumbu. (diakses tanggal 22 September 2012)

tapinkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin. (diakses tanggal 22 September 2012)

wpi.kkp.go.id. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.antaranews.com. Kabupaten Tabalong Bangun Jalan Di Kecamatan Strategis. (diakses tanggal 26 November 2012)

www.-banjarbarukota.-go.-id. Pemerintah Kota Banjar Baru. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.balangankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Balangan. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.banjarmasinkota.go.id. Pemerintah Kota Banjarmasin. (diakses tanggal 22 September 2012)

www. beritadaerah.com. Kredit UMKM Di Kalsel Tumbuh 15, 71 Persen. ( diakses tanggal 26 November 2012)

www.bappeda-kotabaru.info. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (diakses tanggal 22 September 2012)

www. baritokualakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.bi.go.id ( diakses tanggal 26 November 2012)

www.bluestallion.co.za/expertchoice.htm. Expert Choice V11.5. Expert Choice Inc. USA

www. beritadaerah.com ( diakses tanggal 26 November 2012)

www.disnakktbsaijaan.wordpress.com. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.esp2indonesia.org. Spatial Planning in Kota Banjarbaru (South Kalimantan). (diakses tanggal 26 November 2012)

www.expertchoice.com. Expert Choice 2000. Expert Choice Inc. USA

www.hulusungaitengahkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.hulusungaiselatankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (diakses tanggal 22 September 2012)

www. hulusungaiutarakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.humas-pemkabHulu Sungai Utara.com. (diakses tanggal 22 September 2012)

www. kalsel.antaranews.com. Mandiri Buka Plasma 7500 8000 ha. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.kalsel.antaranews.com. Sawah Jadi Perkebunan Sawit. (diakses tanggal 22 September 2012)

Page 222: BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012 3 1. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan

PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UNGGULAN UMKM

DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - TAHUN 2012

221

www.kalselprov.go.id. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.palangpost.com. Desa Terpencil Terima PLTS. ( diakses tanggal 26 November 2012)

www.pu-kotabaru.info. Berjuang Membenahi Infrastruktur Di Kotabaru. ( diakses tanggal 26 November 2012)

www.radarbanjarmasin.co.id. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.tabalongkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tabalong. (diakses tanggal 22 September 2012)

www.tanahlautkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. (diakses tanggal 22 September 2012)