BAB I
FALSAFAH DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKATDASAR PEMIKIRAN Dan Metodelogi PengembanganDalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( …… the wrong use of people…….). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :
1. Menurut ” Bhattacarya “Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
2. Menurut ” T.R. Betten”.Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama.
3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera “Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat.Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya.
Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karenaitu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.
2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl : Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat, Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan.
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanTujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara :
1. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
2. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
3. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
4. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.
Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah :1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri.2. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja3. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip – prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut :1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat,3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya,
4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur penting sebagai berikut :1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan,2. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ),3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan,4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha Pengembangan Masyarakat, yaitu :1. Program IntegratifPengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral
2. Program AdaptifPengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program.
3. Program ProyekPengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.
Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang Pengembangan Masyarakat, maka “Charles Erasmus” merupakan orang yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan – kesempatan.Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu “Adult Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.
BAB IIPENGORGANISASIAN MASYARAKATPENGERTIAN
Menurut “Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong.
ASPEK – ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di dalamnya, yaitu :
1. PROSESa). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,
b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan,c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya,d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat,e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.
2. MASYARAKATMasyarakat biasanya diartikan sebagai :a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb.b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar,c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar,d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3. BERFUNGSINYA MASYARAKATUntuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut.
PERSYARATAN PETUGASUntuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker” atau sebagai “Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat,2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya,7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat,8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.
PENDEKATAN DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3. Process Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.
LANGKAH2 PENGORGANISASIAN MASYARAKATMenurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :1. Persiapan sosial :a). Pengenalan Masyarakatb). Pengenalan Masalahc). Penyadaran Masyarakat2. Pelaksanaan3. Evaluasi4. Perluasan
1. PERSIAPAN SOSIALTujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.a). Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b). Tahap Pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah :1). Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.2). Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut.3). Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat
4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.
c). Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi,3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :1). Lokakarya Mini Kesehatan,2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )3). Rembuk Desa
2. PELAKSANAANSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan masalah,3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat,4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.
3. EVALUASIPenilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
4. PERLUASANPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1). Perluasan KuantutatifYaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2). Perluasan KualitatifYaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
BAB IIIMOBILISASI, PARTISIPASI DAN KEDERISASIBATASAN MOBILISASI
Mobilisasi merupakan Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu usaha demi kepentingan bersama.Dalam masyarakat Jawa terkenal dengan istilah “Gugur Gunung” yang berarti bersama sama bergerak dalam menangani suatu proyek bersama untuk kepentingan semua orang.Untuk dapat bergerak, maka kelompok inti dengan atau tanpa extension worker harus mampu mempengaruhi orang – orang atau seluruh masyarakat agar merubah sikap dan membangkitkan keinginan mereka untuk ikut bergerak bersama.
MOBILISASI ORGANISASI MASYARAKAT
Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah – langkah sebagai berikut :1). Membuat daftar organisasi yang ada2). Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya3). Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program4). Membuat perkiraan kemungkinan hal – hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi5). Mengatur strategi agar organisasi – organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi – organisasi lain yang menentang.
PARTISIPASI & PERANAN ORGANISASI SETEMPAT
Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut.Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah :• Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.• Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.Hal ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
PENGERTIAN KADER DESAKader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma – norma baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi – segi positif yang ada pada norma – norma tradisional masyarakat mereka.
OPTIMALISASI POTENSI KADER DESABeberapa cara / langkah – langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain :
1). Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan2). Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,3). Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader desa.
KEUNTUNGAN KADER DESAKeuntungan yang diperoleh Masyarakat dengan adanya Kader adalah :1). Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan kepemimpinan baru dalam masyarakat,2). Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal,3). Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan secara aktif dalam menyusun tujuan – tujuan yang ingin dicapai.
Keuntungan yang diperoleh Lembaga yg. Mensponsori Program dengan adanya Kader adalah :1). Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya,2). Daya jangkau program menjadi lebih luas dg. Tambahan tenaga kader,3). Cara pelaksanaan kegiatan / program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. ( Krn. Kader berasal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat )
http://onnex-latief.blogspot.com/2009/11/pengembangan-pengorganisasian.html
eori pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber
yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara
gotong-royong.
Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta
berfungsinya masyarakat.
1. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang
dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari
oleh masyarakat.
2. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok besar
yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok
dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang
besar tadi.
3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan
mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat
rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta
melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut
Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya,
terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang
bersifat langsung mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan
masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal
tersebut di atas.
Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang
yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika
diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat.
Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk
menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta
mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.
Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :
Spesific content objective approach – Seseorang atau badan/lembaga yang telah
merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program
untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
General content objective approach – Tujuan pendekatan ini adalah untuk
mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah tertentu.
Proses objective approach – Penggunaannya agar timbul prakarsa dari
masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat
sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam
melakukan usaha mengatasi masalah.
Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam
beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross).
Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari
jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara
yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat
dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan
mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli
(expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang
dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :
1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan mengajaknya
untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan
masyarakat.
2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang
ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat
dimintakan bantuan.
3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan
teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti
dan diamalkan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan
masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.
5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.
6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang dapat
segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
secara menyeluruh.
7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.
Pengembangan masyarakat
Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu
lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara
keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan
ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya
mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah
selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.
Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat,
hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
2. Pertinggi mutu potensi yang ada
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-
program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya (Bhattacarya).
Unsur-unsur program pengembangan masyarakat
1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total
needs) dari masyarakat yang bersangkutan.
2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)
3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau
organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan
ataupun dana
4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan
masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk
membantu masyarakat.
Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis
program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :
1. Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas
teknis
2. Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah
satu kementrian.
3. Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan
program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan
Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai
berikut :
Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi
secara perorangan atau kelompok.
Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun
rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.
Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha
perbaikan tersebut.
Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan
kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat
1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri
2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja
3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MAYARAKAT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.
1.2 Rumusan masalah1) Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?2) Apa tujuan dari PPM?3) Apa fungsi dari PPM?4) Prinsip apa saja yang ada dalam PPM?5) Perspektif apa saja yang ada dalam PPM?6) Model apa saja yang ada dalam PPM?7) Bias apa saja yang ada dalam PPM?
1.3 Tujuan dan manfaat penulisanTujuan dan manfaat penulisan ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah metode-
metode pekerjaan sosial dan untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or community developmen t (COCD).
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan
antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)
Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.
Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut :a) Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari penentuan masalah
atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.Berbagai proses dapat ditemukan dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam kaitan ini proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agarb berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan masyarakat dalam menanggulangi masalah-masalahnya.
b) Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu: Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya: desa, kota, propinsi,
negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di daerah geografis yang sempit, tetapi juga dapat diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.
Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.
c) Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.
d) Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha untuk menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis masalah dan tujuan, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada tahap ini petugas profesional dapat memberikan sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan keinginan atau kebutuhan masyarakat.
e) Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), mencakup upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
f) Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.
g) Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:
Pada saat proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga masyarakat akan memulai memahami, menerima, dan saling bekerjasama.
Pada saat berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan masalah bersama, kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan dan konflik yang dihadapi masyarakat.
2.2 Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan MasyarakatTujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat
melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi social.
2.3 Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakata. Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan
melakukan tindakan yang sehatb. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk
memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhanc. Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-
lembagad. Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara
organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan sosial
e. Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan sosialf. Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan
sosial
2.4 Prinsip-prinsip dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a. Keseimbangan Mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di
masyarakatb. Individualisasi Masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnyac. Penerimaan Masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/programd. Partisipasi Semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam
kegiatan
2.5 Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial
yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan pendekatan radikal.Pendekatan profesional menunjukupaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial.Sementara berpijak pada teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka,serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.Sebagaimana diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which supports minority ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in service provision and power which lie behind severe deprivation”.Pendekatan profesional dapat diberi label sebagai yang bermatra tradisional, netral dan teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai pendekatan yanng bermatra transformasional.
Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan Perspektif Tujuan/asumsiProfesional (tradisional, netral, teknikal)
Perawatan masyarakat Pengorganisasian masyarakat Pembangunan masyarakat
Meningkatkan inisiatif dan kemandirian masyarakat
Memperbaiki pemberian pelayanan sosial dalam kerangka relasi sosial yang ada
Radikal (transformasional) Aksi masyarakat berdasarkan kelas
Aksi masyarakat berdasarkan jender
Meningkatkan kesadaran dan inisiatif masyarakat
Memberdayakan masyarakat guna mencari akar penyebab
Aksi masyarakat berdasarkan ras
ketertindasan dan diskriminasi
Mengembangkan strategi dan membangun kerjasama dalam melakukan perubahan sosial sebagai bagian dari upaya mengubah relasi sosial yang menindas, deskriminatif, dan eksporatif.
2.2 Model Pengorganisasian dan Pengembangan MasyarakatJack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches to
community intervention”, mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM:
1) Pengembangan masyarakat lokal (PML)2) Perencanaan sosial (PS)3) Aksi sosial (AS)
Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan secara kombinasi dan stimultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.
a. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
b. Model Perencanaan Sosial (PS)Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.
c. Model Aksi Sosial (AS)Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara langsung dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996) menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making).
2.3 Bias Pengorganisasian dan Pengembangan MasyarakatPelaksanaan PPM sebaiknya didasari oleh masalah dan kebutuhan sesuia dengan karakteristik geografis, idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya lokal serta pelibatan aktif masyarakat secara integral.Namun, dalam realitasnya PPM seringkali terjebak oleh bias, miskonsepsi, atau kesalahan pemikiran.PPM perlu menghindari bias ini.Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4) mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam pelaksanaan PPM, terutama dipedesaan: spatial bias, project bias, person bias, dry season bias,dan profesional bias.
a) Spatial BiasPPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi seperti di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat dengan kantor pemerintahan.
b) Project BiasKebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek sebelumnya, karena dipandang telah mampu dan berhasil menjalankan proyek.
c) Person BiasKelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan pengguna inovasi serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan ad
alah mereka yang kerap menerima program dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat kelas bawah yang kurang memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.
d) Dry Sesion BiasKesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya pada musim hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan terjadi pada musim sulit.
e) Profesional BiasBias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah, memiliki pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli, penguasa, dan pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali pembanguan.
f) Physical BiasUmumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui program atau proyek yang bersifat fisik, seperti pembangunan, gedung, jembatan, dll.
g) Financial BiasBesarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang sebagai bukti keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan proyek.
h) Indicator BiasBias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada program yang berorientasi sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung dan kuantitatif, serta banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi kedalammainstream proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Hurairah, Abu.2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora
Suharto, Edi.1996.Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.Makalah ini disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS Bandung,30 oktober 1996.
Definisi dan Pengertian Pengembangan Masyarakat
Secara umum pengembangan masyarakat (community development) adalah kegiatan
pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan
diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial,
ekonomi, dan kualaitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
kegiatan pembangunan sebelumnya.[1]
Selain itu, pengertian pengembangan masyarakat terdapat beberapa definisi
yang dikemukakan dalam sejumlah sumber antara lain:
1. Menurut Bhattacarya, Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu
manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu
berdiri sendiri.
2. Menurut Betten, Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan
rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat
untuk aktif bekerjasama.
3. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera, Pengembangan Masyarakat adalah usaha-
usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat
menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun
tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan
investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.[2]
4. Menurut Com.Dev. Handbook, Pengembangan Masyarakat adalah evolusi terencana
dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang ada dalam masyarakat. Dia
adalah sebuah proses dimana anggota masyarakat melakukan aksi bersama dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama.
Menurut Sudjana, Pengembangan Masyarakat mengandung arti sebagai upaya yang
terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna
meningkatkan kualitas hiduppenduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu
kesatuan wilayah.[3]Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dalam
suatu kesatuan wilayah ini mengandung makna bahwa pengembangan masyarakat
dilaksanakan dengan berwawasan lingkungan, sumberdaya manusia, sosial maupun
budaya, sehingga terwujudnya pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.
Jadi, pengembangan masyarakat merupakan sebuah proses peningkatan kualitas hidup melalui individu, keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan kekuasaan diri dalam pengembangan potensi dan skil, wawasan dan sumber daya yang ada untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan mengenai kesejahteraan mereka sendiri.
Gbr: eriorizqi.blogspot.com
[1] Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development,cet. Ke II (Jakarta: CSD, 2008), hal. 33.
[2]Anninymous,:http://vivaldivena.wordpress.com/2008/08/21/pengembangan-pengorganisasian-masyarakat/, 18 Agustus 2011.
[3] Abu Suhu, dkk., Islam Dakwah dan Kesejahteraan Sosial, (Fakultas Dakwah UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta: 2005), hal. 27.enurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama [2]. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama [3]. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih[4]. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. [5]. Sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindaksecara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Burkydan Perry, 1998).
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong.Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya masyarakat.
1. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang
dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari
oleh masyarakat.
2. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok
besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu
kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam
kelompok yang besar tadi.
3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan
mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat rencana
kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta melakukan
usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebutPerencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua
fungsi, yaitu untuk menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :
Spesific content objective approach – Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
General content objective approach – Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah tertentu.
Proses objective approach – Penggunaannya agar timbul prakarsa dari masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam melakukan usaha mengatasi masalah.
Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :
1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan
mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas
dan masyarakat.
2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam
yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat
dimintakan bantuan.
3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan
teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti dan
diamalkan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan
masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.
5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.
6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang
dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara menyeluruh.
7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.
Pengembangan masyarakat Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan2. Pertinggi mutu potensi yang ada3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanPengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya (Bhattacarya).Unsur-unsur program pengembangan masyarakat
1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh
(total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.
2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)
3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau
organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan
ataupun dana
4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan
masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk
membantu masyarakat.Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :
1. Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-
dinas teknis
2. Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada
salah satu kementrian.
3. Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu
dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutanPenjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai berikut :
Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok. Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.
Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
BAB IFALSAFAH DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKATDASAR PEMIKIRAN Dan Metodelogi PengembanganDalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( …… the wrong use of people…….). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :1. Menurut ” Bhattacarya “Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya
terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.2. Menurut ” T.R. Betten”.Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama.3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera “Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat.Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya.Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut :1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karenaitu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl : Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat, Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan.4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanTujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara :1. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah
kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.2. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.3. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.4. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah :1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri.2. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja3. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip – prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut :1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat,3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya,4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur penting sebagai berikut :1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan,2. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ),3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan,4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha Pengembangan Masyarakat, yaitu :1. Program IntegratifPengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral2. Program AdaptifPengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program.3. Program ProyekPengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang Pengembangan Masyarakat, maka “Charles Erasmus” merupakan orang yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan – kesempatan.
Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu “Adult Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.BAB IIPENGORGANISASIAN MASYARAKATPENGERTIANMenurut “Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong.ASPEK – ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di dalamnya, yaitu :
1. PROSESa). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan,c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya,d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat,e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.2. MASYARAKATMasyarakat biasanya diartikan sebagai :a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb.b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar,c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar,d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.3. BERFUNGSINYA MASYARAKATUntuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut.
PERSYARATAN PETUGASUntuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker” atau sebagai “Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat,2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya,7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat,8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.PENDEKATAN DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :1. Spesific Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.2. General Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.3. Process Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.LANGKAH2 PENGORGANISASIAN MASYARAKATMenurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :1. Persiapan sosial : a). Pengenalan Masyarakat b). Pengenalan Masalah c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan3. Evaluasi4. Perluasan1. PERSIAPAN SOSIALTujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.a). Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.b). Tahap Pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah :1). Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.2). Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut.3). Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.c). Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi,3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :1). Lokakarya Mini Kesehatan,2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )3). Rembuk Desa
2. PELAKSANAANSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan masalah,3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat,4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.3. EVALUASIPenilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.4. PERLUASANPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1). Perluasan KuantutatifYaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.2). Perluasan KualitatifYaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani
KONSEP UMUM PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT (COMMUNITY ORGANIZING)
sesungguhnya adalah sebuah pemikiran dan pola kerja yang telah ada dan
berlangsung sejak berabad-abad yang lampau, yaitu serangkaian upaya membangun
masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik,lebih sejahtera dan adil
dari sebelumnya dengan mengacu pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya.
sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja paling tidak sudah dikenal
pada masa kehidupan Lao Tse didataran cina,pada abad 7 sebelum Masehi.
Padaabad kedua puluh konsep dari pemikiran dan pola kerja Pengorganisasian
Masyarakat tersebut menjadi populer kembali, sebagai reaksi terhadap gagasan dan
praktek-praktek pembangunan atau"modernisasi"yang ternyata berujung pada
tertekan harkat kemanusiaan dan pengurasan secara dasyat berbagai
sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi ini.
SaulAlinsky dan Paulo Freire adalah sebagian dari tokoh-tokoh yang mengangkat
kembali, dan mempraktekkan pemikiran dan pola kerja pengorganisasian masyarakat
seiring dengan konsep yang telah dirumuskan oleh Lao Tse, walaupun terjadi
perubahan-perubahan (tepatnya : penyesuaian) di tingkat teknik karena latar belakang
dan kondisi masyarakat maupun jaman yang berbeda.
sampai sekarang yang telah dikenal oleh para aktivis Ornop mengenai intisari
pemikiran dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah, bahwa :
1. Masyarakat memiliki daya dan upaya untuk membangun kehidupannya sendiri.
2. Masyarakat memiliki pengetahuan dan kearifan tersendiri dalam menjalani
kehidupannya secara alami.
3. Upaya pembangunan masyarakat akan efektif apabila melibatkan secara aktif
seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku sekaligus penikmat pembangunan, serta
4. Masyarakat memiliki kemampuan membagi diri sedemikian rupa dalam peran-peran
pembangunan mereka.
Semangat yang mendasari pilihan atas paradigma Lao-Tse tersebut pada dasarnya
adalah mengembalikan harkat dan martabat manusia seutuhnya dalam berbagai
gagasan dan proses pembangunan .
untuk itu strategi dasarnya adalah dengan jalan :
1. Menempatkan masyarakat sebagai SUBYEK utama pembangunan, baik dalam
proses maupun pencapaian hasil pembangunan.
2. Gagasan suatu pembangunan masyarakat harus mengacu pada kepentingan dan
kebutuhan mayarakat itu sendiri; serta
3. Pembangunan harus bertumpu pada potensi dan kemampuan masyarakat
Pengorganisasian Masyarakat, yang banyak terfokus pada lingkungan masyarakat
marjinal, bekerja dengan mengajarkan komunitas atau masyrakat untuk membongkar
bungkus alienasi (keterasingan) dan marjinalisasi (penyisihan) dengan jalan
pembodohan da pemiskinan yang sudah terjadi secara yang sudah terjadi secara
sistematis dan terstruktur.
Jadi, sebuah proses Pengorganisasian Masyarakat yang benar harus mampu
memberiakan pencerahan dan penyadaran kepada komunitas bahwa kehidupan adalah
milik bersama. Pengorganisasian Masyarakat juga harus dapat mengingatkan orang
terhadap kecenderungan konsumtif, selalu mencari kemudahan dan pragmatis.
Sehingga tidak lagi memiliki daya kreasi dan kemandirian dalam menjalani dan
mensikapi kehidupan ini.
Pengorganisasian Masyarakat juga harus dapat mengingatkan orang terhadap
kecenderungan konsumtif, selalu mencari kemudahan dan pragmatis.
Sehingga tidak lagi memiliki daya kreasi dan kemandirian dalam menjalani dan
mensikapi kehidupan ini.
1. Definisi Pengorganisasikan Masyarakat
Secara Umum Pengorganisasian Masyarakat didefinisikan sebagai :
"Proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin
melalui proses menemukenali ancaman yang ada secara bersama-sama, menemukenali
penyelesaian-penyelesaian yang diinginkan terhadap ancaman-ancaman yang ada;
menemu-kenali orang dan struktur, birokrasi, perangkat yang ada agar proses
penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin dilakukan, menyusun sasaran yang harus
dicapai; dan membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh
konstituen yang ada" (Dave Beckwith & Cristina Lopez, 1997).
Jadi pengorganisasian masyarakat bukan sekedar memobilisasi massa untuk suatu
kepentingan, tetapi suatu proses pergaulan/pertemanan/persahabatan dengan suatu
komunitas atau masyarakat yang lebih menitik-beratkan pada inisiatif masa kritis
untuk mengambil tindakan-tindakan secara sadar dalam mencapai perubahan yang
lebih baik.
2. Prinsip-prinsip Pengorganisir Masyarakat
Dalam menjalankan aktivitas pengorganisasian, prinsip yang harus dipegang dan
dijadikan pedoman dalam berpikir dan berbuat bagi seorang pengorganisasi
masyarakat adalah :
* Membangun pertemanan/persahabatan dengan komunitas atau masyarakat.
* Bersedia belajar dari kehidupan komunitas bersangkutan
* Membangun komunitas atau masyarakat dengan berangkat dari apa yang ada atau
dimiliki oleh komunitas tersebut.
* Tidak berpretensi untuk menjadi pemimpin dan "tetua" dari komunitas tersebut.
* Mempercayai bahwa komunitas memiliki potensi dan kemampuan untuk membangun
dirinya sendiri hingga tuntas.
Prinsip tersebut dirumuskan dari satu cuplikan ajaran Lao Tse (700 sm) yang lebih
kurang berbunyi sebagai berikut :
"Datanglah kepada rakyat, hiduplah bersama mereka, belajarlah dari mereka, cintailah
mereka,mulailah dari apa yang mereka tahu; bangunlah dari apa yang mereka punya;
tetapi pedamping yang baik adalah, ketika pekerjaan selesai dan tugas selesai, rakyat
berkata, "kami sendiri yang kerja".
KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Konsep:
Sistem sosial/masyarakat Partisipasi masyarakat Perubahan sosial/masyarakat
Sistem sosial:
Komunitas sebagai sistem:
Menyeluruh Batas Organisasi Terbuka Feedback
Partisipasi masyarakat:
Ada 2 pendekatan:
Pendekatan Partisipasi: Komunitas dilibatkan dalam perencanaan, penyelesaian masalah Proses berubah lambat Kelompok/masyarakat merasa memiliki komitmen u/ berubah dalam jangka panjang Pendekatan langsung: Proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar Proses berubah berjalan lebih cepat Masyarakat merasa tidak memiliki peran dalam perubahan dalam jangka pendek.
Perubahan sosial:
Teori berubah Kurt Lewin (1990), ada 3 tahap perubahan sosial:
1. Unfreezing
Perubahan nilai dan tradisi
2. Changing
Identifikasi → mengenal nilai baru dalam masyarakat dan tradisi
3. Refreezing
Integrasi nilai baru dalam masyarakat dan tradisi
Dalam komunitas, ada 2 kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan:
1. faktor pendorong
2. faktor penghambat
Pengertian Pengorganisasian Masyarakat:
Proses memberi dukungan terus-menerus dalam hal:
mendidik untuk tahu dan sadar secara kritis → situasi yang ada
bekerja sama mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah
menggerakkan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Partnership (Kemitraan)
Peran serta/keterlibatan masyarakat → sangat penting untuk mengembangkan
tanggung jawab masyarakat terhadap kesehatan sendiri.
↓
PHC, Self reliance
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. informed : tahu persepsi, hak dan tanggungjawabnya dengan anggota lain
2. fleksibel : mengakui keunikan dan kesamaan dari peserta
3. negociated : kontribusi bervariasi dari peserta dan situsi → perlu negosiasi → kekuatan
dari semua peserta.
Model Pengorganisasian Masyarakat
Social Planning
Keputusan komunitas didasarkan pada:
o Fakta/data yang dikumpulkan
o Keputusan secara rasional.
Penekanan → penyelesaian masalah → bukan proses
↓
harus cepat
↓
tujuan/hasil
Pendekatan langsung → perintah → untuk mengubah masyarakat dengan penekanan
pada perencanaan.
Peran :
o Fasilitator
o Pengumpul data/fakta
o Analisa
o Program implementation → mengimplementasikan program dari pemerintah.
Contoh: JPS, KB, Imunisasi, Bidan Desa.
Note: Program dari pusat, penyelesaian masalah sebagai fokus (bukan proses) tanpa
melibatkan masyarakat secara langsung.
Social Action:
Merubah komunitas:
o Polarisasi/pemusatan
o Issue yang ada dikomunikasikan dengan konflik/konfrontasi antara penduduk dan
pengambil keputusan/kebijakan
Fokus: transfer kekuatan pada tingkat kelompok
Social action
o Revolusioner
o Evolusioner
Peran :
o Aktivis
o Penggerak
o Negosiator
Contoh:
Waduk Kedung Ombo → konflik tidak terselesikan karena masyarakat tidak tahu
fungsi/manfaat, kepentingannya terganggu/dirugikan dsb.
TPA Sampah Keputih → konflik kebijakan dalam masyarakat.
Locality Development:
Prinsip: keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri → penyelesaian masalah
secara swadaya.
Prinsip praktek yang baik → pada masyarakat rendah → negara berkembang (tidak pada
negara maju, masyarakatnya lebih menyukai hal-hal yang sifatnya praktis)
Peran :
o Pendukung
o Fasilitator
o Pendidik
Keuntungan:
o Biaya murah
o Masyarakat lebih dapat diajak menyelesaikan masalah → melayani diri sendiri.
Jadi 3 model tersebut pada prinsipnya sebagai berikut:
1. Locality development → peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri
2. Social planning → rencana para ahli dalam sistem birokrasi
3. Social action → fokus pada korban.
Tahap-tahap Pengorganisasian Masyarakat:
(Fleksibel, Kreatif dan Inovatif)
Fase persiapan
Fase pengorganisasian
Fase edukasi dan latihan
Fase formasi kepemimpinan
Fase koordinasi lintas sektoral
Fase akhir
(1) Fase persiapan
→ membina rasa percaya
Memilih area
Memilih cara kontrak
Mempelajari masyarakat
Integrasi dengan masyarakat:
o Kunjungan
o Partisipasi dalam kegiatan sosial
o Sesuai dengan gaya hidup masyarakat
o Tinggal di masyarakat
(2) Fase pengorganisasian
Sosialisasi tercapai → saling percaya
Pembentukan pokja kes
o Rapat/musyawarah desa (RT/RW, Lurah, aparat ormas, tokoh masy, kader, Puskesmas)
o Pemilihan kelompok inti (partisipatif, pengendalian oleh masyarakat, struktur
sederhana)
Pengakuan/pengesahan kelompok kerja kesehatan oleh Lurah (Penguasa Wilayah) →
penting untuk legalitas
(3) Fase edukasi dan latihan
Pertemuan teratur
Definisi masalah
Kajian dan analisa
Menetapkan tujuan
Rencana tindakan dan pengkajian sumber pendukung
Edukasi dan latihan → pelayanan
Marketing (pemasaran)
Evaluasi
(4) Fase formasi kepemimpinan
Kembangkan kemampuan:
Kepemimpinan
Pengorganisasian masyarakat
Pendanaan masyarakat
(5) Fase koordinasi lintas sektoral
Kerjasam lintas sektor-lintas program
Menetapkan jalur kerjasama
(6) Fase akhir
Rencana perubahan bertahap
o Aksi massal (gebrakan)
o Pembinaan → membina sehingga mendapat bekal u/ melanjutkan program setelah
ditinggalkan
o Pengembangan → mengembangkan kemampuan individu dan keluarga
Pengendalian dan pengontrolan → perlu dibentuk Badan Konsultasi Keperawatan
Komunitas.
http://idhe-blok.blogspot.com/2011/10/tugas-pengembangan-dan-pengorganisasian.html