BAB I

44
BAB I FALSAFAH DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT DASAR PEMIKIRAN Dan Metodelogi Pengembangan Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung. Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh. Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( …… the wrong use of people…….). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain : 1. Menurut Bhattacarya Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

FALSAFAH DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKATDASAR PEMIKIRAN Dan Metodelogi PengembanganDalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.

Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( …… the wrong use of people…….). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :

1. Menurut ” Bhattacarya “Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.

2. Menurut ” T.R. Betten”.Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama.

3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera “Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat.Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya.

Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut :

Page 2: BAB I

1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karenaitu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.

2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.

3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl : Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat, Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan.

4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanTujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara :

1. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

2. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.

3. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

4. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah :1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri.2. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja3. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip – prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut :1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat,3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya,

Page 3: BAB I

4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur penting sebagai berikut :1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan,2. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ),3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan,4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha Pengembangan Masyarakat, yaitu :1. Program IntegratifPengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral

2. Program AdaptifPengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program.

3. Program ProyekPengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.

Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang Pengembangan Masyarakat, maka “Charles Erasmus” merupakan orang yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan – kesempatan.Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu “Adult Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.

BAB IIPENGORGANISASIAN MASYARAKATPENGERTIAN

Menurut “Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong.

ASPEK – ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di dalamnya, yaitu :

1. PROSESa). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,

Page 4: BAB I

b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan,c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya,d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat,e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.

2. MASYARAKATMasyarakat biasanya diartikan sebagai :a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb.b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar,c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar,d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.

3. BERFUNGSINYA MASYARAKATUntuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut.

PERSYARATAN PETUGASUntuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker” atau sebagai “Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat,2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya,7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat,8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

PENDEKATAN DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :

1. Spesific Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.

Page 5: BAB I

2. General Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.

3. Process Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

LANGKAH2 PENGORGANISASIAN MASYARAKATMenurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :1. Persiapan sosial :a). Pengenalan Masyarakatb). Pengenalan Masalahc). Penyadaran Masyarakat2. Pelaksanaan3. Evaluasi4. Perluasan

1. PERSIAPAN SOSIALTujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.a). Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.

b). Tahap Pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah :1). Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.2). Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut.3). Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat

Page 6: BAB I

4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.

c). Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi,3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.

Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :1). Lokakarya Mini Kesehatan,2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )3). Rembuk Desa

2. PELAKSANAANSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,

2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan masalah,3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat,4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

3. EVALUASIPenilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.

4. PERLUASANPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1). Perluasan KuantutatifYaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2). Perluasan KualitatifYaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

Page 7: BAB I

BAB IIIMOBILISASI, PARTISIPASI DAN KEDERISASIBATASAN MOBILISASI

Mobilisasi merupakan Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu usaha demi kepentingan bersama.Dalam masyarakat Jawa terkenal dengan istilah “Gugur Gunung” yang berarti bersama sama bergerak dalam menangani suatu proyek bersama untuk kepentingan semua orang.Untuk dapat bergerak, maka kelompok inti dengan atau tanpa extension worker harus mampu mempengaruhi orang – orang atau seluruh masyarakat agar merubah sikap dan membangkitkan keinginan mereka untuk ikut bergerak bersama.

MOBILISASI ORGANISASI MASYARAKAT

Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah – langkah sebagai berikut :1). Membuat daftar organisasi yang ada2). Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya3). Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program4). Membuat perkiraan kemungkinan hal – hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi5). Mengatur strategi agar organisasi – organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi – organisasi lain yang menentang.

PARTISIPASI & PERANAN ORGANISASI SETEMPAT

Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut.Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah :• Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.• Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan pikiran dll.

Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.Hal ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.

PENGERTIAN KADER DESAKader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma – norma baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi – segi positif yang ada pada norma – norma tradisional masyarakat mereka.

OPTIMALISASI POTENSI KADER DESABeberapa cara / langkah – langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain :

Page 8: BAB I

1). Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan2). Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,3). Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader desa.

KEUNTUNGAN KADER DESAKeuntungan yang diperoleh Masyarakat dengan adanya Kader adalah :1). Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan kepemimpinan baru dalam masyarakat,2). Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal,3). Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan secara aktif dalam menyusun tujuan – tujuan yang ingin dicapai.

Keuntungan yang diperoleh Lembaga yg. Mensponsori Program dengan adanya Kader adalah :1). Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya,2). Daya jangkau program menjadi lebih luas dg. Tambahan tenaga kader,3). Cara pelaksanaan kegiatan / program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. ( Krn. Kader berasal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat )

http://onnex-latief.blogspot.com/2009/11/pengembangan-pengorganisasian.html

eori pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat

mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-

kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi

kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber

yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara

gotong-royong.

Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta

berfungsinya masyarakat.

1. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang

dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari

oleh masyarakat.

2. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok besar

yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok

dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang

besar tadi.

3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan

mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat

rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta

melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut

Page 9: BAB I

Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya,

terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang

bersifat langsung mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan

masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal

tersebut di atas.

Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang

yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika

diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat.

Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk

menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta

mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :

Spesific content objective approach – Seseorang atau badan/lembaga yang telah

merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program

untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.

General content objective approach – Tujuan pendekatan ini adalah untuk

mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah tertentu.

Proses objective approach – Penggunaannya agar timbul prakarsa dari

masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat

sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam

melakukan usaha mengatasi masalah.

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam

beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross).

Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari

jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara

yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat

dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan

mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli

(expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang

dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :

1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan mengajaknya

untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan

masyarakat.

Page 10: BAB I

2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang

ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat

dimintakan bantuan.

3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan

teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti

dan diamalkan oleh masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan

masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang dapat

segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

secara menyeluruh.

7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

Pengembangan masyarakat

Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu

lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara

keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan

ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya

mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah

selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.

Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat,

hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan

2. Pertinggi mutu potensi yang ada

3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,

membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai

lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-

program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya (Bhattacarya).

Page 11: BAB I

Unsur-unsur program pengembangan masyarakat

1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total

needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau

organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan

ataupun dana

4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan

masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk

membantu masyarakat.

Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis

program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :

1. Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas

teknis

2. Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah

satu kementrian.

3. Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan

program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai

berikut :

Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi

secara perorangan atau kelompok.

Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun

rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha

perbaikan tersebut.

Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan

kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat

1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja

Page 12: BAB I

3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MAYARAKAT

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.

PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.

1.2  Rumusan masalah1)      Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?2)      Apa tujuan dari PPM?3)      Apa fungsi dari PPM?4)      Prinsip apa saja yang ada dalam PPM?5)      Perspektif apa saja yang ada dalam PPM?6)      Model apa saja yang ada dalam PPM?7)      Bias apa saja yang ada dalam PPM?

Page 13: BAB I

1.3    Tujuan dan manfaat penulisanTujuan dan manfaat penulisan ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah metode-

metode pekerjaan sosial dan untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan  pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or community developmen t (COCD).

BAB IIPEMBAHASAN

 2.1  Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan

antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)

            Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)

            Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.          

            Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.

Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut :a)      Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari penentuan masalah

atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.Berbagai proses dapat ditemukan dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam kaitan ini proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agarb berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan masyarakat dalam menanggulangi masalah-masalahnya.

b)      Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu:         Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya: desa, kota, propinsi,

negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di daerah geografis yang sempit, tetapi juga dapat diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.

         Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.

Page 14: BAB I

c)      Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.

d)     Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha untuk menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis masalah dan tujuan, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada tahap ini petugas profesional dapat memberikan sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan keinginan atau kebutuhan masyarakat.

e)      Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), mencakup upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.

f)       Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.

g)      Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:

         Pada saat proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga masyarakat akan memulai memahami, menerima, dan saling bekerjasama.

         Pada saat berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan masalah bersama, kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan dan konflik yang dihadapi masyarakat.

2.2  Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan MasyarakatTujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat

melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi social.

2.3   Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakata.       Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan

melakukan tindakan yang sehatb.      Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk

memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhanc.       Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-

lembagad.      Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara

organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha kesejahteraan sosial

e.       Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan sosialf.       Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan

sosial 

2.4   Prinsip-prinsip dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Page 15: BAB I

a.     Keseimbangan           Mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber yang ada di

masyarakatb.    Individualisasi           Masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnyac.     Penerimaan           Masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana adanya, yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai kegiatan/programd.    Partisipasi           Semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan aktif di dalam

kegiatan

 2.5   Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial

yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan pendekatan radikal.Pendekatan profesional menunjukupaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial.Sementara berpijak pada teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka,serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.Sebagaimana diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which supports minority ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in service provision and power which lie behind severe deprivation”.Pendekatan profesional dapat diberi label sebagai yang bermatra tradisional, netral dan teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai pendekatan yanng bermatra transformasional.

Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Pendekatan Perspektif Tujuan/asumsiProfesional (tradisional, netral, teknikal)

       Perawatan masyarakat       Pengorganisasian masyarakat       Pembangunan masyarakat

       Meningkatkan inisiatif dan kemandirian masyarakat

       Memperbaiki pemberian pelayanan sosial dalam kerangka relasi sosial yang ada

Radikal (transformasional)        Aksi masyarakat berdasarkan kelas

       Aksi masyarakat berdasarkan jender

       Meningkatkan kesadaran dan inisiatif masyarakat

       Memberdayakan masyarakat guna mencari akar penyebab

Page 16: BAB I

       Aksi masyarakat berdasarkan ras

ketertindasan dan diskriminasi

       Mengembangkan strategi dan membangun  kerjasama dalam melakukan perubahan sosial sebagai bagian dari upaya mengubah relasi sosial yang menindas, deskriminatif, dan eksporatif.

2.2   Model Pengorganisasian dan Pengembangan MasyarakatJack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches to

community intervention”, mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM:

1)      Pengembangan masyarakat lokal (PML)2)      Perencanaan sosial (PS)3)      Aksi sosial (AS)

Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan secara kombinasi dan stimultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

a.       Model  Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

b.      Model Perencanaan Sosial (PS)Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Page 17: BAB I

Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

c.       Model Aksi Sosial (AS)Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara langsung dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996) menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making). 

2.3    Bias Pengorganisasian dan Pengembangan  MasyarakatPelaksanaan PPM sebaiknya didasari oleh masalah dan kebutuhan sesuia dengan karakteristik geografis, idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya lokal serta pelibatan aktif masyarakat secara integral.Namun, dalam realitasnya PPM seringkali terjebak oleh bias, miskonsepsi, atau kesalahan pemikiran.PPM perlu menghindari bias ini.Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4) mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam pelaksanaan PPM, terutama dipedesaan: spatial bias, project bias, person bias, dry season bias,dan profesional bias.

a)      Spatial BiasPPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi seperti di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat dengan kantor pemerintahan.

b)      Project BiasKebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek sebelumnya, karena dipandang telah mampu dan berhasil menjalankan proyek.

c)      Person BiasKelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan pengguna inovasi serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan ad

alah mereka yang kerap menerima program dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat kelas bawah yang kurang memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.

d)     Dry Sesion BiasKesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya pada musim hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan terjadi pada musim sulit.

Page 18: BAB I

e)      Profesional BiasBias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah, memiliki pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli, penguasa, dan pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali pembanguan.

f)       Physical BiasUmumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui program atau proyek yang bersifat fisik, seperti pembangunan, gedung, jembatan, dll.

g)      Financial BiasBesarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang sebagai bukti keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan proyek.

h)      Indicator BiasBias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada program yang berorientasi sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung dan kuantitatif, serta banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi kedalammainstream proyek. 

DAFTAR PUSTAKA

Hurairah, Abu.2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora

Suharto, Edi.1996.Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.Makalah ini disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS Bandung,30 oktober 1996.

Definisi dan Pengertian Pengembangan Masyarakat

Page 19: BAB I

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) adalah kegiatan

pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan

diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial,

ekonomi, dan kualaitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan

kegiatan pembangunan sebelumnya.[1]

Selain itu, pengertian pengembangan masyarakat terdapat beberapa definisi

yang dikemukakan dalam sejumlah sumber antara lain:

1.        Menurut Bhattacarya, Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk

mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu

manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan

kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.

Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu

berdiri sendiri.

2.        Menurut Betten, Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan

rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat

untuk aktif bekerjasama.

3.        Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera, Pengembangan Masyarakat adalah usaha-

usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat

menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun

Page 20: BAB I

tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan

investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.[2]

4.        Menurut Com.Dev. Handbook, Pengembangan Masyarakat adalah evolusi terencana

dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang ada dalam masyarakat. Dia

adalah sebuah proses dimana anggota masyarakat melakukan aksi bersama dan

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama.

Menurut Sudjana, Pengembangan Masyarakat mengandung arti sebagai upaya yang

terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna

meningkatkan kualitas hiduppenduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu

kesatuan wilayah.[3]Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dalam

suatu kesatuan wilayah ini mengandung makna bahwa pengembangan masyarakat

dilaksanakan dengan berwawasan lingkungan, sumberdaya manusia, sosial maupun

budaya, sehingga terwujudnya pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

Jadi, pengembangan masyarakat merupakan sebuah proses peningkatan kualitas hidup melalui individu, keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan kekuasaan diri dalam pengembangan potensi dan skil, wawasan dan sumber  daya yang ada untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan mengenai kesejahteraan mereka sendiri.

Gbr: eriorizqi.blogspot.com

[1] Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development,cet. Ke II (Jakarta: CSD, 2008), hal. 33.

[2]Anninymous,:http://vivaldivena.wordpress.com/2008/08/21/pengembangan-pengorganisasian-masyarakat/, 18 Agustus 2011.

[3] Abu Suhu, dkk., Islam Dakwah dan Kesejahteraan Sosial, (Fakultas Dakwah UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta: 2005), hal. 27.enurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

Page 21: BAB I

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama [2]. James D. Mooney  mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama [3]. Chester I. Bernard  berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih[4]. Stephen P. Robbins  menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. [5]. Sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindaksecara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Burkydan Perry, 1998).

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong.Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya masyarakat. 

1. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang

dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari

oleh masyarakat.

2. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok

besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu

kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam

kelompok yang besar tadi.

3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan

mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat rencana

kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta melakukan

usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebutPerencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaa yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua

Page 22: BAB I

fungsi, yaitu untuk menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :

Spesific content objective approach – Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.

General content objective approach – Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah tertentu.

Proses objective approach – Penggunaannya agar timbul prakarsa dari masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam melakukan usaha mengatasi masalah.

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :

1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan

mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas

dan masyarakat.

2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam

yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat

dimintakan bantuan.

3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan

teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti dan

diamalkan oleh masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan

masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang

dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat secara menyeluruh.

7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

Page 23: BAB I

Pengembangan masyarakat Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan2. Pertinggi mutu potensi yang ada3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanPengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya (Bhattacarya).Unsur-unsur program pengembangan masyarakat

1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh

(total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau

organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan

ataupun dana

4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan

masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk

membantu masyarakat.Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :

1. Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-

dinas teknis

2. Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada

salah satu kementrian.

3. Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu

dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutanPenjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai berikut : 

Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok. Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

Page 24: BAB I

Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB IFALSAFAH DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKATDASAR PEMIKIRAN  Dan Metodelogi PengembanganDalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( …… the wrong use of people…….). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain :1. Menurut ” Bhattacarya “Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya

Page 25: BAB I

terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.2. Menurut ” T.R. Betten”.Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama.3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera “Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat.Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya.Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut :1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karenaitu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl : Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat, Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan.4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhanTujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara :1. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah

Page 26: BAB I

kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.2. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.3. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.4. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah :1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri.2. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja3. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip – prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut :1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat,3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya,4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur penting sebagai berikut :1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan,2. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ),3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan,4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha Pengembangan Masyarakat, yaitu :1. Program IntegratifPengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral2. Program AdaptifPengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program.3. Program ProyekPengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang Pengembangan Masyarakat, maka “Charles Erasmus” merupakan orang yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan – kesempatan.

Page 27: BAB I

Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu “Adult Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.BAB IIPENGORGANISASIAN MASYARAKATPENGERTIANMenurut “Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong.ASPEK – ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di dalamnya, yaitu :

1. PROSESa). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari,b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan,c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya,d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat,e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.2. MASYARAKATMasyarakat biasanya diartikan sebagai :a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb.b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar,c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar,d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.3. BERFUNGSINYA MASYARAKATUntuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat,c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut.

Page 28: BAB I

PERSYARATAN PETUGASUntuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker” atau sebagai “Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat,2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan  dilaksanakan oleh masyarakat,5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya,7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat,8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.PENDEKATAN DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKATPada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :1. Spesific Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.2. General Content Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.3. Process Objective ApproachAdalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.LANGKAH2 PENGORGANISASIAN MASYARAKATMenurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :1. Persiapan sosial :    a). Pengenalan Masyarakat    b). Pengenalan Masalah    c). Penyadaran Masyarakat

Page 29: BAB I

2. Pelaksanaan3. Evaluasi4. Perluasan1. PERSIAPAN SOSIALTujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.a). Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.b). Tahap Pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah :1). Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.2). Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut.3). Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.c). Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi,3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :1). Lokakarya Mini Kesehatan,2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )3). Rembuk Desa

Page 30: BAB I

2. PELAKSANAANSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan masalah,3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat,4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.3. EVALUASIPenilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.4. PERLUASANPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1). Perluasan KuantutatifYaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.2). Perluasan KualitatifYaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani

KONSEP UMUM PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT (COMMUNITY ORGANIZING)

sesungguhnya adalah sebuah pemikiran dan pola kerja yang telah ada dan

berlangsung sejak berabad-abad yang lampau, yaitu serangkaian upaya membangun

masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik,lebih sejahtera dan adil

dari sebelumnya dengan mengacu pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya.

sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja paling tidak sudah dikenal

pada masa kehidupan Lao Tse didataran cina,pada abad 7 sebelum Masehi.

Padaabad kedua puluh konsep dari pemikiran dan pola kerja Pengorganisasian

Masyarakat tersebut menjadi populer kembali, sebagai reaksi terhadap gagasan dan

praktek-praktek pembangunan atau"modernisasi"yang ternyata berujung pada

tertekan harkat kemanusiaan dan pengurasan secara dasyat berbagai

Page 31: BAB I

sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil manusia di bumi ini.

SaulAlinsky dan Paulo Freire adalah sebagian dari tokoh-tokoh yang mengangkat

kembali, dan mempraktekkan pemikiran dan pola kerja pengorganisasian masyarakat

seiring dengan konsep yang telah dirumuskan oleh Lao Tse, walaupun terjadi

perubahan-perubahan (tepatnya : penyesuaian) di tingkat teknik karena latar belakang

dan kondisi masyarakat maupun jaman yang berbeda.

sampai sekarang yang telah dikenal oleh para aktivis Ornop mengenai intisari

pemikiran dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah, bahwa :

1. Masyarakat memiliki daya dan upaya untuk membangun kehidupannya sendiri.

2. Masyarakat memiliki pengetahuan dan kearifan tersendiri dalam menjalani

kehidupannya secara alami.

3. Upaya pembangunan masyarakat akan efektif apabila melibatkan secara aktif

seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku sekaligus penikmat pembangunan, serta

4. Masyarakat memiliki kemampuan membagi diri sedemikian rupa dalam peran-peran

pembangunan mereka.

Semangat yang mendasari pilihan atas paradigma Lao-Tse tersebut pada dasarnya

adalah mengembalikan harkat dan martabat manusia seutuhnya dalam berbagai

gagasan dan proses pembangunan .

untuk itu strategi dasarnya adalah dengan jalan :

1. Menempatkan masyarakat sebagai SUBYEK utama pembangunan, baik dalam

proses maupun pencapaian hasil pembangunan.

2. Gagasan suatu pembangunan masyarakat harus mengacu pada kepentingan dan

kebutuhan mayarakat itu sendiri; serta

3. Pembangunan harus bertumpu pada potensi dan kemampuan masyarakat

Pengorganisasian Masyarakat, yang banyak terfokus pada lingkungan masyarakat

marjinal, bekerja dengan mengajarkan komunitas atau masyrakat untuk membongkar

bungkus alienasi (keterasingan) dan marjinalisasi (penyisihan) dengan jalan

pembodohan da pemiskinan yang sudah terjadi secara yang sudah terjadi secara

sistematis dan terstruktur.

Jadi, sebuah proses Pengorganisasian Masyarakat yang benar harus mampu

memberiakan pencerahan dan penyadaran kepada komunitas bahwa kehidupan adalah

milik bersama. Pengorganisasian Masyarakat juga harus dapat mengingatkan orang

terhadap kecenderungan konsumtif, selalu mencari kemudahan dan pragmatis.

Sehingga tidak lagi memiliki daya kreasi dan kemandirian dalam menjalani dan

mensikapi kehidupan ini.

Pengorganisasian Masyarakat juga harus dapat mengingatkan orang terhadap

kecenderungan konsumtif, selalu mencari kemudahan dan pragmatis.

Sehingga tidak lagi memiliki daya kreasi dan kemandirian dalam menjalani dan

mensikapi kehidupan ini.

1. Definisi Pengorganisasikan Masyarakat

Secara Umum Pengorganisasian Masyarakat didefinisikan sebagai :

Page 32: BAB I

"Proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin

melalui proses menemukenali ancaman yang ada secara bersama-sama, menemukenali

penyelesaian-penyelesaian yang diinginkan terhadap ancaman-ancaman yang ada;

menemu-kenali orang dan struktur, birokrasi, perangkat yang ada agar proses

penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin dilakukan, menyusun sasaran yang harus

dicapai; dan membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh

konstituen yang ada" (Dave Beckwith & Cristina Lopez, 1997).

Jadi pengorganisasian masyarakat bukan sekedar memobilisasi massa untuk suatu

kepentingan, tetapi suatu proses pergaulan/pertemanan/persahabatan dengan suatu

komunitas atau masyarakat yang lebih menitik-beratkan pada inisiatif masa kritis

untuk mengambil tindakan-tindakan secara sadar dalam mencapai perubahan yang

lebih baik.

2. Prinsip-prinsip Pengorganisir Masyarakat

Dalam menjalankan aktivitas pengorganisasian, prinsip yang harus dipegang dan

dijadikan pedoman dalam berpikir dan berbuat bagi seorang pengorganisasi

masyarakat adalah :

* Membangun pertemanan/persahabatan dengan komunitas atau masyarakat.

* Bersedia belajar dari kehidupan komunitas bersangkutan

* Membangun komunitas atau masyarakat dengan berangkat dari apa yang ada atau

dimiliki oleh komunitas tersebut.

* Tidak berpretensi untuk menjadi pemimpin dan "tetua" dari komunitas tersebut.

* Mempercayai bahwa komunitas memiliki potensi dan kemampuan untuk membangun

dirinya sendiri hingga tuntas.

Prinsip tersebut dirumuskan dari satu cuplikan ajaran Lao Tse (700 sm) yang lebih

kurang berbunyi sebagai berikut :

"Datanglah kepada rakyat, hiduplah bersama mereka, belajarlah dari mereka, cintailah

mereka,mulailah dari apa yang mereka tahu; bangunlah dari apa yang mereka punya;

tetapi pedamping yang baik adalah, ketika pekerjaan selesai dan tugas selesai, rakyat

berkata, "kami sendiri yang kerja".

KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Konsep:

Sistem sosial/masyarakat Partisipasi masyarakat Perubahan sosial/masyarakat

Page 33: BAB I

Sistem sosial:

Komunitas sebagai sistem:

Menyeluruh Batas Organisasi Terbuka Feedback

Partisipasi masyarakat:

Ada 2 pendekatan:

Pendekatan Partisipasi: Komunitas dilibatkan dalam perencanaan, penyelesaian masalah Proses berubah lambat Kelompok/masyarakat merasa memiliki komitmen u/ berubah dalam jangka panjang Pendekatan langsung: Proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar Proses berubah berjalan lebih cepat Masyarakat merasa tidak memiliki peran dalam perubahan dalam jangka pendek.

Perubahan sosial:

Teori berubah Kurt Lewin (1990), ada 3 tahap perubahan sosial:

1. Unfreezing

 Perubahan nilai dan tradisi

2. Changing

 Identifikasi → mengenal nilai baru dalam masyarakat dan tradisi

3. Refreezing

 Integrasi nilai baru dalam masyarakat dan tradisi

Dalam komunitas, ada 2 kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan:

1. faktor pendorong

2. faktor penghambat

Pengertian Pengorganisasian Masyarakat:

Proses memberi dukungan terus-menerus dalam hal:

 mendidik untuk tahu dan sadar secara kritis → situasi yang ada

 bekerja sama mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah

 menggerakkan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.

Page 34: BAB I

Partnership (Kemitraan)

Peran serta/keterlibatan masyarakat → sangat penting untuk mengembangkan

tanggung jawab masyarakat terhadap kesehatan sendiri.

PHC, Self reliance

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

1. informed : tahu persepsi, hak dan tanggungjawabnya dengan anggota lain

2. fleksibel : mengakui keunikan dan kesamaan dari peserta

3. negociated : kontribusi bervariasi dari peserta dan situsi → perlu negosiasi → kekuatan

dari semua peserta.

Model Pengorganisasian Masyarakat

Social Planning

 Keputusan komunitas didasarkan pada:

o Fakta/data yang dikumpulkan

o Keputusan secara rasional.

 Penekanan → penyelesaian masalah → bukan proses

harus cepat

tujuan/hasil

 Pendekatan langsung → perintah → untuk mengubah masyarakat dengan penekanan

pada perencanaan.

 Peran :

o Fasilitator

o Pengumpul data/fakta

o Analisa

Page 35: BAB I

o Program implementation → mengimplementasikan program dari pemerintah.

Contoh: JPS, KB, Imunisasi, Bidan Desa.

Note: Program dari pusat, penyelesaian masalah sebagai fokus (bukan proses) tanpa

melibatkan masyarakat secara langsung.

Social Action:

 Merubah komunitas:

o Polarisasi/pemusatan

o Issue yang ada dikomunikasikan dengan konflik/konfrontasi antara penduduk dan

pengambil keputusan/kebijakan

 Fokus: transfer kekuatan pada tingkat kelompok

 Social action

o Revolusioner

o Evolusioner

 Peran :

o Aktivis

o Penggerak

o Negosiator

Contoh:

 Waduk Kedung Ombo → konflik tidak terselesikan karena masyarakat tidak tahu

fungsi/manfaat, kepentingannya terganggu/dirugikan dsb.

 TPA Sampah Keputih → konflik kebijakan dalam masyarakat.

Locality Development:

 Prinsip: keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri → penyelesaian masalah

secara swadaya.

 Prinsip praktek yang baik → pada masyarakat rendah → negara berkembang (tidak pada

negara maju, masyarakatnya lebih menyukai hal-hal yang sifatnya praktis)

 Peran :

Page 36: BAB I

o Pendukung

o Fasilitator

o Pendidik

 Keuntungan:

o Biaya murah

o Masyarakat lebih dapat diajak menyelesaikan masalah → melayani diri sendiri.

Jadi 3 model tersebut pada prinsipnya sebagai berikut:

1. Locality development → peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri

2. Social planning → rencana para ahli dalam sistem birokrasi

3. Social action → fokus pada korban.

Tahap-tahap Pengorganisasian Masyarakat:

(Fleksibel, Kreatif dan Inovatif)

 Fase persiapan

 Fase pengorganisasian

 Fase edukasi dan latihan

 Fase formasi kepemimpinan

 Fase koordinasi lintas sektoral

 Fase akhir

(1) Fase persiapan

→ membina rasa percaya

 Memilih area

 Memilih cara kontrak

 Mempelajari masyarakat

 Integrasi dengan masyarakat:

o Kunjungan

Page 37: BAB I

o Partisipasi dalam kegiatan sosial

o Sesuai dengan gaya hidup masyarakat

o Tinggal di masyarakat

(2) Fase pengorganisasian

 Sosialisasi tercapai → saling percaya

 Pembentukan pokja kes

o Rapat/musyawarah desa (RT/RW, Lurah, aparat ormas, tokoh masy, kader, Puskesmas)

o Pemilihan kelompok inti (partisipatif, pengendalian oleh masyarakat, struktur

sederhana)

 Pengakuan/pengesahan kelompok kerja kesehatan oleh Lurah (Penguasa Wilayah) →

penting untuk legalitas

(3) Fase edukasi dan latihan

 Pertemuan teratur

 Definisi masalah

 Kajian dan analisa

 Menetapkan tujuan

 Rencana tindakan dan pengkajian sumber pendukung

 Edukasi dan latihan → pelayanan

 Marketing (pemasaran)

 Evaluasi

(4) Fase formasi kepemimpinan

Kembangkan kemampuan:

 Kepemimpinan

 Pengorganisasian masyarakat

 Pendanaan masyarakat

(5) Fase koordinasi lintas sektoral

 Kerjasam lintas sektor-lintas program

 Menetapkan jalur kerjasama

Page 38: BAB I

(6) Fase akhir

 Rencana perubahan bertahap

o Aksi massal (gebrakan)

o Pembinaan → membina sehingga mendapat bekal u/ melanjutkan program setelah

ditinggalkan

o Pengembangan → mengembangkan kemampuan individu dan keluarga

 Pengendalian dan pengontrolan → perlu dibentuk Badan Konsultasi Keperawatan

Komunitas.

http://idhe-blok.blogspot.com/2011/10/tugas-pengembangan-dan-pengorganisasian.html