DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ATAS“ISPA”
OLEH
KELOMPOK IX:
WD.ST.HARNIATI
NUR IKRA
INTAN SYAHIFA
HASRAT
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.
Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini
membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN ISPA. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan
askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun
dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar belakang.......................................................................... B. Tujuan Penulisan....................................................................... C. Metode Penulisan...................................................................... D. Ruang Lingkup..........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................
A.KONSEP PENYAKIT
1 Pengertian................................................................................2 Klasifikasi…………………………………………………….....3 Etiologi....................................................................................4 Patofisiologi dan penyimpangan KDM...........
…………………………………………………..5 Manifestasi Klinis......................................................................6 Komplikasi………………….....................................................7 Prosedur Diagnostik.............................................................8 Manajemen Medik..............................................................
B.KONSEP ASKEP1. Pengkajian.................................................................................. 2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 3. Rencana Keperawatan............................................................... 4. Implementasi Kepwrawatan.......................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari dan mulai diperkenalkan pada tahun
1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan
padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory Infections (ARI).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya
berlangsung selama 14 hari. Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas
adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga
sinusitis.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini
mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Infeksi
Saluran Napas Atas”.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Konsep peyakit ISPA !
2. Jelaskan Konsep asuhan keperawatan penyakit ISPA !
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP PENYAKITA. DEFENISI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan
penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau
berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas
secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya
adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan
Faringotosilitis) dan rhinitis.
Penyebaran infeksi (bila terjadi) tergantung pada pertahanan tubuh dan infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca.
B. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca.
Factor Pencetus ISPA,antara lain:
1. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena
penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua
karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik
dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3. Lingkungan
\Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar
dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.
C. PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman,
haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang
menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki
manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal
pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan
tidak terdapatnya suara pernafasan.
D. DAMPAK Terhadap Berbagai Sistem Tubuh
1. Sistem Pencernaan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan.
2. Sistem Perkemihan
Adanya peningkatan frekuensi urin dan peningkatan masukan cairan.
3. Sistem Persyarafan
Adanya penurunan fungsi sensorik dan nyeri dada.
4. Sistem Integument
Muka menjadi memerah ketika batuk.
E. KLASIFIKASI
Dalam penentuan klasifikasi, penyakit dibedakan atas dua kelompok, yakni
kelompok untuk umur 2 bulan hingga kurang dari 5 tahun dan kelompok umur kurang
dari dua bulan.
a. Untuk kelompok umur 2 bulan - <5 tahun klasifikasi dibagi atas :
1) Pneumonia berat
2) Pneumonia
3) Bukan Pneumonia.
b. Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas:
1) Pneumonia berat
2) Bukan Pneumonia
F. MANIFESTASI KLINIS
1) Non pneumonia
Ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.
2) Pneumonia
Batuk, pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat.
a) pneumonia tidak berat
Tanda dan gejala antara lain :
Batuk, pilek dan nafas cepat
2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt
1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt
b) Pneumonia berat
Tanda dan gejala antara lain :
Batuk, pilek, sakit bagian tenggorokan dengan nafas cepat atau sesak
nafas
Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan,
bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum.
G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta
irama dari pernafasan.
Pola, cepat (tachynea) atau normal.
Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati
melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen
Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.
Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.
Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis,
nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum.
H. MANAJEMEN MEDIK
Pencegahan : pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup,
dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan
lebih mudah keluar.Terapi akut di lakukan dengan :
Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka
digunakan ampisilin 4 x 0.25-0.56/hari atau eritromisin 4x0.56/hari
Augmentin (amoksilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman
penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Cacarhalis yang
memproduksi B. Terapi oksigen diberikan jika terdapata kegagalan
pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2.
II. KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Identitas Klien
Nama : Nn.Z
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Muna/Indonesia
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Desa Watoputih
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Muna/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Desa watoputih
Hub. dengan Klien : Ayah klien
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Batuk
Riwayat Keluhan Utama : Berdasarakan anamnese dengan klien(PQRST)
P :Keluarga klien mengatakan klien batuk berdahak yang sebabkan karena
adanya obstruksi pada hidung dengan sekret yang menyumbat saluran napas
Q :Secara berulang-ulang
R : Sifat keluhan menetap pada daerah tenggorokan dan dada
S :2 (0-5).
T :Keluhan dirasakan pada saat klien beristirahat
Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti
yang dialaminya sekarang
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang pernah
mengalami sakit seperti penyakit klien
Riwayat sosial : lingkungan tempat tinggal klien bersih
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan
a. Inspeksi
- Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
- Tonsil tampak kemerahan dan edema
- Tampak batuk tidak produktif
- Tidak ada jaringan parut pada leher
- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung.
b. Palpasi
- Adanya demam
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
padanodus limfe servikalis
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi
Suara paru normal (resonance)
d. Auskultasi
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
d. Klasifikasi Data
Data Subyektif :
Keluarga Klien mengatakan sesak napas
Keluarga klien mengatakan sering batuk
Keluaraga klien mengatakan berat badannya menurun
Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Obyektif :
Frekuensi napas cepat
Klien nampak batuk
Porsi makan tidak dihabiskan
Berat badan menurun
c. Analisa Data
No Symptom Etiology Problem
1 DS :
Klien mengatakan
sesak napas
Klien mengataka
sering batuk
DO :
Batuknya
berdahak
Frekwensi napas
cepat
Terpapar polusi udara yang
terus menerus
Hypertrofi dan hyperplasia
kelenjar mucus serta
metaplasisel goblek
Sekret terakumilasi pada
jalan napas
Penurunan kemampuan
untuk mengeluarkan secret
Bersihan jalan naps tidak
efektif
Bersihan jalan
naps tidak efektif
2 DS :
Klien mengatakan
kurang nafsu
makan
Klien mengatakan
berat badannya
menurun
DO :
Porsi makan tidak
dihabiskan
Infasi mikroorganisme
dalam tubuh
Meningkatkan aktivitas
seluler
Gangguan kebutuhan
pemenuhan nutrisi
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekresi pada jalan
napas ditandai dengan :
DS :
Keluarga klien mengatakan sesak napas
Keluarga klien mengatakan sering batuk
DO :
Nampak sesak napas
b. Gangguan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan ditandai
dengan;
DS :
Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan
Keluarga klien mengatakan berat badannya menurun
DO :
BB menurun
Porsi makan tidak dihabiskan
c. Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan
kurang informasi.
C. RENCANA KEPERAWATAN
N
O
DIAGNOSE
KEPERAWATANNOC NIC
1 Bersihan jalan nafas
napas tidak efektif
b/d penurunan
ekspansi paru.
NOC : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway
patency Vital sign Status
Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang
Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada
jika perlu Keluarkan sekret dengan
paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila
perlu Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Terapi oksigen Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea Pertahankan jalan nafas yang
paten Atur peralatan oksigenasi Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi pasien Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Hipertermi b/d invasi
mikroorganisme
NOC : ThermoregulationKriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Fever treatment Monitor suhu sesering
mungkin Monitor IWL Monitor warna dan suhu
kulit Monitor tekanan darah, nadi
dan RR Monitor penurunan tingkat
kesadaran Monitor WBC, Hb, dan Hct Monitor intake dan output Berikan anti piretik Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam Selimuti pasien Lakukan tapid sponge Kolaborasipemberian cairan
intravena Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation Monitor suhu minimal tiap 2
jam Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR Catat adanya fluktuasi
tekanan darah Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama
pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan
abnormal Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
3 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d
ketidak mampuan
dalam memasukan
dan mencerna
makanan
NOC : Nutritional Status : food and
Fluid Intake Nutritional Status : nutrient
Intake Weight control
Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda tanda
malnutrisi Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas
normal Monitor adanya penurunan
berat badan Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan
perkembangan Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
4 Kurang pengetahuan
tentang
penatalaksanaan
ISPA b/d kurang
informasi.
NOC : Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
Teaching : disease Process Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Hindari jaminan yang kosong Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
D. IMPLEMENTASI
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien
yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien
kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi
hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum
yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan
penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau
berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas
secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya
adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan
Faringotosilitis) dan rhinitis.
B. SARAN
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya
dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://berita19.wordpress.com/2013/02/13/infeksi-pada-saluran napas-atas/)
http://ligiamartakasra.wordpress.com/2013/02/11/askep-ISPA/
Price,Sylvia.Edisi 6.Patofisiologi Konsep klinis proses penyakit.Kedokteran.EGC :Jakarta
Tambayong, Jan.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan.Kedokteran.EGC :Jakarata.