Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

30
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes TUGAS : KMB II ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ATAS“ISPA” OLEH KELOMPOK IX: WD.ST.HARNIATI NUR IKRA INTAN SYAHIFA HASRAT AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

Transcript of Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes

TUGAS : KMB II

ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ATAS“ISPA”

OLEH

KELOMPOK IX:

WD.ST.HARNIATI

NUR IKRA

INTAN SYAHIFA

HASRAT

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2012/2013

Page 2: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.

Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini

membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN ISPA. Penyusun mengucapkan terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan

askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun

dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan askep ini.

Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi

mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten

Muna.

Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima

kasih.

Raha, Februari 2013

Penyusun

Page 3: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar belakang.......................................................................... B. Tujuan Penulisan....................................................................... C. Metode Penulisan...................................................................... D. Ruang Lingkup..........................................................................

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................

A.KONSEP PENYAKIT

1 Pengertian................................................................................2 Klasifikasi…………………………………………………….....3 Etiologi....................................................................................4 Patofisiologi dan penyimpangan KDM...........

…………………………………………………..5 Manifestasi Klinis......................................................................6 Komplikasi………………….....................................................7 Prosedur Diagnostik.............................................................8 Manajemen Medik..............................................................

B.KONSEP ASKEP1. Pengkajian.................................................................................. 2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 3. Rencana Keperawatan............................................................... 4. Implementasi Kepwrawatan.......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi

saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi

saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari dan mulai diperkenalkan pada tahun

1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan

padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory Infections (ARI).

ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari

saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk

jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya

berlangsung selama 14 hari. Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas

adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga

sinusitis.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini

mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Infeksi

Saluran Napas Atas”.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Konsep peyakit ISPA !

2. Jelaskan Konsep asuhan keperawatan penyakit ISPA !

Page 5: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

I. KONSEP PENYAKITA. DEFENISI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang

terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan

penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau

berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas

secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya

adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan

Faringotosilitis) dan rhinitis.

Penyebaran infeksi (bila terjadi) tergantung pada pertahanan tubuh dan infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca.

B. ETIOLOGI

Beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca.

Factor Pencetus ISPA,antara lain:

1. Usia

Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena

penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua

karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.

2. Status Imunisasi

Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik

dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.

3. Lingkungan

\Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar

dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.

Page 6: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

C. PATOFISIOLOGI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman,

haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang

menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki

manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal

pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan

tidak terdapatnya suara pernafasan.

D. DAMPAK Terhadap Berbagai Sistem Tubuh

1. Sistem Pencernaan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan.

2. Sistem Perkemihan

Adanya peningkatan frekuensi urin dan peningkatan masukan cairan.

3. Sistem Persyarafan

Adanya penurunan fungsi sensorik dan nyeri dada.

4. Sistem Integument

Muka menjadi memerah ketika batuk.

E. KLASIFIKASI

Dalam penentuan klasifikasi, penyakit dibedakan atas dua kelompok, yakni

kelompok untuk umur 2 bulan hingga kurang dari 5 tahun dan kelompok umur kurang

dari dua bulan.

a. Untuk kelompok umur 2 bulan - <5 tahun klasifikasi dibagi atas :

1) Pneumonia berat

2) Pneumonia

3) Bukan Pneumonia.

b. Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas:

1) Pneumonia berat

2) Bukan Pneumonia

Page 7: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

F. MANIFESTASI KLINIS

1) Non pneumonia

Ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.

2) Pneumonia

Batuk, pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat.

a) pneumonia tidak berat

Tanda dan gejala antara lain :

Batuk, pilek dan nafas cepat

2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt

1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt

b) Pneumonia berat

Tanda dan gejala antara lain :

Batuk, pilek, sakit bagian tenggorokan dengan nafas cepat atau sesak

nafas

Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt

Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya

obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan,

bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum.

G. PROSEDUR DIAGNOSTIK

Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta

irama dari pernafasan.

Pola, cepat (tachynea) atau normal.

Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati

melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen

Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.

Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.

Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan

suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis,

nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum.

H. MANAJEMEN MEDIK

Page 8: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

Pencegahan : pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup,

dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan

lebih mudah keluar.Terapi akut di lakukan dengan :

Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi

Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka

digunakan ampisilin 4 x 0.25-0.56/hari atau eritromisin 4x0.56/hari

Augmentin (amoksilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman

penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Cacarhalis yang

memproduksi B. Terapi oksigen diberikan jika terdapata kegagalan

pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2.

II. KONSEP ASKEP

Page 9: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

A. PENGKAJIAN

a. Biodata

Identitas Klien

Nama : Nn.Z

Umur : 4 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Suku/bangsa : Muna/Indonesia

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Alamat : Desa Watoputih

Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.N

Umur : 36 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku/bangsa : Muna/ Indonesia

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Desa watoputih

Hub. dengan Klien : Ayah klien

b. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama : Batuk

Riwayat Keluhan Utama : Berdasarakan anamnese dengan klien(PQRST)

P :Keluarga klien mengatakan klien batuk berdahak yang sebabkan karena

adanya obstruksi pada hidung dengan sekret yang menyumbat saluran napas

Q :Secara berulang-ulang

R : Sifat keluhan menetap pada daerah tenggorokan dan dada

S :2 (0-5).

T :Keluhan dirasakan pada saat klien beristirahat

Page 10: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti

yang dialaminya sekarang

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang pernah

mengalami sakit seperti penyakit klien

Riwayat sosial : lingkungan tempat tinggal klien bersih

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan

a. Inspeksi

- Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan

- Tonsil tampak kemerahan dan edema

- Tampak batuk tidak produktif

- Tidak ada jaringan parut pada leher

- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan

cuping hidung.

b. Palpasi

- Adanya demam

- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan

padanodus limfe servikalis

- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

c. Perkusi

Suara paru normal (resonance)

d. Auskultasi

- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

d. Klasifikasi Data

Data Subyektif :

Keluarga Klien mengatakan sesak napas

Keluarga klien mengatakan sering batuk

Keluaraga klien mengatakan berat badannya menurun

Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan

Data Obyektif :

Frekuensi napas cepat

Page 11: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

Klien nampak batuk

Porsi makan tidak dihabiskan

Berat badan menurun

c. Analisa Data

No Symptom Etiology Problem

1 DS :

Klien mengatakan

sesak napas

Klien mengataka

sering batuk

DO :

Batuknya

berdahak

Frekwensi napas

cepat

Terpapar polusi udara yang

terus menerus

Hypertrofi dan hyperplasia

kelenjar mucus serta

metaplasisel goblek

Sekret terakumilasi pada

jalan napas

Penurunan kemampuan

untuk mengeluarkan secret

Bersihan jalan naps tidak

efektif

Bersihan jalan

naps tidak efektif

2 DS :

Klien mengatakan

kurang nafsu

makan

Klien mengatakan

berat badannya

menurun

DO :

Porsi makan tidak

dihabiskan

Infasi mikroorganisme

dalam tubuh

Meningkatkan aktivitas

seluler

Gangguan kebutuhan

pemenuhan nutrisi

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 12: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekresi pada jalan

napas ditandai dengan :

DS :

Keluarga klien mengatakan sesak napas

Keluarga klien mengatakan sering batuk

DO :

Nampak sesak napas

b. Gangguan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan  ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan ditandai

dengan;

DS :

Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan

Keluarga klien mengatakan berat badannya menurun

DO :

BB menurun

Porsi makan tidak dihabiskan

c. Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme.

d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan

kurang informasi.

C. RENCANA KEPERAWATAN

N

O

DIAGNOSE

KEPERAWATANNOC NIC

1 Bersihan jalan nafas

napas tidak efektif 

b/d penurunan

ekspansi paru.

NOC :   Respiratory status : Ventilation  Respiratory status : Airway

patency  Vital sign Status

Kriteria Hasil :  Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

  Menunjukkan jalan nafas yang

Airway Management

      Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

      Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

      Pasang mayo bila perlu      Lakukan fisioterapi dada

jika perlu      Keluarkan sekret dengan

Page 13: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

batuk atau suction      Auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan      Lakukan suction pada mayo      Berikan bronkodilator bila

perlu      Berikan pelembab udara

Kassa basah NaCl Lembab      Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan.

      Monitor respirasi dan status O2

Terapi oksigen  Bersihkan mulut, hidung dan

secret trakea  Pertahankan jalan nafas yang

paten  Atur peralatan oksigenasi  Monitor aliran oksigen  Pertahankan posisi pasien  Onservasi adanya tanda tanda

hipoventilasi  Monitor adanya kecemasan

pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasan

Page 14: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

Monitor suara paru Monitor pola

pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Hipertermi b/d invasi

mikroorganisme

NOC : ThermoregulationKriteria Hasil :

Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan RR dalam rentang normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Fever treatment  Monitor suhu sesering

mungkin  Monitor IWL  Monitor warna dan suhu

kulit  Monitor tekanan darah, nadi

dan RR  Monitor penurunan tingkat

kesadaran  Monitor WBC, Hb, dan Hct  Monitor intake dan output  Berikan anti piretik  Berikan pengobatan untuk

mengatasi penyebab demam  Selimuti pasien  Lakukan tapid sponge  Kolaborasipemberian cairan

intravena  Kompres pasien pada lipat

paha dan aksila  Tingkatkan sirkulasi udara  Berikan pengobatan untuk

mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation  Monitor suhu minimal tiap 2

jam  Rencanakan monitoring suhu

secara kontinyu  Monitor TD, nadi, dan RR

Page 15: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

  Monitor warna dan suhu kulit

  Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

  Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

  Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan

  Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan

  Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

  Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring  Monitor TD, nadi, suhu, dan

RR  Catat adanya fluktuasi

tekanan darah  Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau berdiri

  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

  Monitor kualitas dari nadi  Monitor frekuensi dan irama

pernapasan  Monitor suara paru  Monitor pola pernapasan

abnormal  Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit  Monitor sianosis perifer  Monitor adanya cushing triad

(tekanan nadi yang melebar,

Page 16: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

bradikardi, peningkatan sistolik)

  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan b/d

ketidak mampuan

dalam memasukan

dan mencerna

makanan

NOC :  Nutritional Status : food and

Fluid Intake  Nutritional Status : nutrient

Intake  Weight control

Kriteria Hasil :  Adanya peningkatan berat

badan sesuai dengan tujuan  Berat badan ideal sesuai dengan

tinggi badan  Mampumengidentifikasi

kebutuhan nutrisi  Tidak ada tanda tanda

malnutrisi  Menunjukkan peningkatan

fungsi pengecapan dari menelan

  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Nutrition Management  Kaji adanya alergi makanan  Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

  Berikan substansi gula  Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring  BB pasien dalam batas

normal  Monitor adanya penurunan

berat badan  Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

  Monitor lingkungan selama makan

  Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan

  Monitor kulit kering dan

Page 17: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

perubahan pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah  Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht  Monitor makanan kesukaan  Monitor pertumbuhan dan

perkembangan  Monitor pucat, kemerahan,

dan kekeringan jaringan konjungtiva

  Monitor kalori dan intake nuntrisi

  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.

  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4 Kurang pengetahuan

tentang

penatalaksanaan

ISPA b/d kurang

informasi.

NOC :  Kowlwdge : disease process  Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :  Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

Teaching : disease Process  Berikan penilaian tentang

tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

  Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

  Hindari jaminan yang kosong   Sediakan bagi keluarga atau

SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

  Diskusikan perubahan gaya

Page 18: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

  Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

  Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

  Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

  Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

  Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

D. IMPLEMENTASI

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.

Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien

dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien

yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien

kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.

E. EVALUASI

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien terhadap

tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi

hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum

yang telah ditentukan.

Page 19: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang

terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan

penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau

berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas

secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya

adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan

Faringotosilitis) dan rhinitis.

B. SARAN

Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya

referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya

dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk

kesempurnaan askep ini kedepannya.

Page 20: Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

http://berita19.wordpress.com/2013/02/13/infeksi-pada-saluran napas-atas/)

http://ligiamartakasra.wordpress.com/2013/02/11/askep-ISPA/

Price,Sylvia.Edisi 6.Patofisiologi Konsep klinis proses penyakit.Kedokteran.EGC :Jakarta

Tambayong, Jan.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan.Kedokteran.EGC :Jakarata.